• Tidak ada hasil yang ditemukan

Alkisah sebuah cerita mengenai seorang jenderal wanita yang bernama jenderal Shameela.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Alkisah sebuah cerita mengenai seorang jenderal wanita yang bernama jenderal Shameela."

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

ADIL DAN PENUH KASIH

Alkisah sebuah cerita mengenai seorang jenderal wanita yang bernama jenderal Shameela.

suatu ketika saat ia memimpin sepasukan untuk berperang di perbatasan, komandannya melaporkan bahwa bahan makanan mereka telah dicuri. setelah berpikir cukup lama sang jenderal akhirnya mengambil keputusan kalo pencurinya harus dicari dan dihukum cambuk !

ternyata selidik punya selidik pencurinya adalah ibu sang jenderal.

jenderal Shameela dengan berat tetap memutuskan bahwa hukuman besok akan tetap dilaksanakan. anak buahnya bertambah segan padanya karena jenderal tersebut terkenal dengan keadilannya. besoknya saat upacara hukuman akan dimulai, ia mendekati para algojo dan memberitahu mereka untuk menghukum sesuai dengan peraturan.

saat cambuk itu dilayangkan, sang jenderal memeluk mamanya sehingga jenderal Shameela yang terkena cambukannya itu.

begitulah kasih Kristus buat kita. selain adil, ia juga penuh kasih. apabila manusia tahu berbuat yang terbaik untuk orang yang disayangi apalagi Tuhan kita Yesus Kristus.

saat aku kehilangan pegangan dan kehilangan cinta, cerita ini kembali menguatkan aku !

semoga dengan demikian, para saudara-saudariku dalam Kristus semoga cerita ini dapat menguatkanmu !

(2)

Betapa ...

Betapa besarnya nilai uang kertas senilai Rp.100.000,-waduh, apabila dibawa ke gereja untuk disumbangkan; tetapi betapa kecilnya kalau dibawa ke Mall untuk dibelanjakan!

Betapa lamanya melayani Allah selama satu jam; namun betapa singkatnya kalau kita melihat film.

Betapa sulitnya untuk mencari kata-kata ketika berdoa (spontan); namun betapa mudahnya kalau mengobrol atau bergosip dengan teman tanpa harus berpikir panjang-panjang.

Betapa asyiknya apabila pertandingan basketball diperpanjang waktunya ekstra; namun kita mengeluh ketika khotbah di gereja lebih lama sedikit dari pada biasa.

Betapa sulitnya untuk membaca satu perikop dari Kitab Suci; namun betapa mudahnya membaca 100 halaman dari novel yang laris.

Betapa getolnya orang untuk duduk di depan dalam pertandingan atau konser; namun lebih senang duduk di bangku paling belakang di gereja.

Betapa sulitnya untuk menyesuaikan jadwal waktu kita, 2 atau 3 minggu sebelumnya untuk suatu acara gerejani; namun betapa mudahnya menyesuaikan waktu dalam sekejap pada saat terakhir untuk event yang menyenangkan.

Betapa sulitnya untuk mempelajari suatu bab sederhana dari Injil untuk di sharingkan dengan orang lain;namun betapa mudahnya untuk mengulang-ulangi gosip yang sama kepada orang lain itu.

(3)

Betapa mudahnya kita mempercayai apa yang dikatakan oleh koran; namun betapa kita meragukan apa yang dikatakan oleh Kitab Suci.

Betapa setiap orang ingin masuk sorga seandainya tidak perlu untuk percaya, atau berpikir,atau mengatakan apa-apa, atau berbuat apa-apa.

Betapa kita dapat menyebarkan seribu lelucon melalui e-mail, dan menyebarluaskannya dengan FORWARD seperti api; namun kalau ada mail yang isinya tentang Kerajaan Allah; betapa seringnya kita ragu-ragu, enggan membukanya dan membacanya, serta langsung klik pada icon DELETE.

Lucu bukan ?

PELAYAN YANG MEMIMPIN ATAU

PEMIMPIN YANG MELAYANI?

True greatness, true leadership, is

achieved not by reducing men to one’s

service but in giving oneself in selfless

service to them.(Oswald Sanders)

Banyak orang menganggap dirinya sebagai seorang pemimpin Kristen, baik di kantor, organisasi, kampus, rumah, atau gereja, meskipun konsep dan aksi kepemimpinan mereka sangat berbeda dengan konsep dan aksi kepemimpinan yang pernah diajarkan dan didemonstrasikan oleh Yesus Kristus. Aneh memang, tapi nyata.

(4)

Konsep kepemimpinan umum biasanya dikaitkan dengan konsep kuasa (power). Karena pemimpin diidentikkan dengan kuasa, muncul opini umum yang mengatakan bahwa seorang pemimpin adalah seorang yang memiliki kuasa. Kuasa itu sendiri sering kali didefinisikan sebagai kapasitas untuk mempengaruhi orang lain. Beberapa sumber kuasa yang populer termasuk posisi, uang, fisik, senjata, kepakaran, dan informasi.

Konsep Yesus tentang kuasa jelas berbeda. Namun yang penting diingat terlebih dulu adalah bahwa Yesus tidak meniadakan kuasa. Ia sendiri mengatakan bahwa Ia memiliki kuasa. Yang Yesus lakukan adalah membongkar dan memperbaiki pengertian kuasa dan aplikasinya oleh pemimpin. Ajaran Yesus sama sekali tidak berfokus pada kuasa seorang pemimpin, namun kerendahan hati seorang pelayan. Kristus memandang kerajaan-Nya sebagai suatu komunitas individu yang melayani satu sama lain (Galatia 5:13).

Pemimpin adalah Hamba

Dalam Alkitab versi King James, kata “pemimpin” muncul hanya enam kali, yaitu tiga kali dalam bentuk tunggal dan tiga kali dalam bentuk plural. Namun tidak berarti konsep kepemimpinan atau figur pemimpin tidak penting dalam Alkitab. Yang sangat menarik, konsep pemimpin dalam Alkitab muncul dengan terminologi yang berbeda-beda. Yang paling sering dipakai adalah “pelayan” atau “hamba”. Allah tidak menyebut, “Musa, pemimpin-Ku” tetapi “Musa, hamba-Ku”.

Alkitab memakai kata Yunani ‘doulos’ dan ‘diakonos’ yang diterjemahkan sebagai hamba. Meskipun kedua kata tersebut sulit dibedakan dalam penggunaannya, David Bennett dalam bukunya “Leadership Images from the New Testament” menulis bahwa ‘doulos’ mengacu kepada seseorang yang berada di bawah otoritas orang lain, sedangkan ‘diakonos’ lebih menekankan kerendahan hati untuk melayani orang lain.

Kata Yunani ketiga yang sering dipakai Alkitab untuk hamba adalah ‘huperetes’, yang menunjuk secara literal kepada orang-orang yang mendayung di level bagian bawah dari kapal perang Yunani kuno yang memiliki tiga tingkat. Thayer’s Hebrew Dictionary mengartikannya sebagai ‘bawahan’ (underlings, sub-ordinate).

(5)

dapat ditarik adalah bahwa konsep pemimpin di dalam Alkitab adalah hamba. Lebih konkret lagi, hamba yang dengan rela hati mengambil tempat yang terendah, dan bertahan dalam berbagai kesulitan dan penderitaan karena pelayanannya terhadap orang lain.

Betapa kontras dengan konsep kepemimpinan sekuler! Mencermati Pemimpin-Pelayan

Jadi pemimpin Kristen adalah seorang pemimpin-pelayan. Namun pemimpin-pelayan sering kali dianggap sebagai sebuah kontradiksi dalam terminologi (oxymoron). Bagaimana mungkin kita dapat menjadi pemimpin dan pelayan pada saat bersamaan? Untuk mengerti kedalaman dan menghargai keindahan konsep pemimpin- pelayan, kita perlu melihat minimal dua acuan firman Tuhan berikut ini.

Pertama, “Jika seseorang ingin menjadi yang terdahulu, hendaklah ia menjadi yang terakhir dari semuanya dan pelayan dari semuanya” (Markus 9:30-37).

Dalam konteks Markus 9 di atas, murid-murid Yesus meributkan tentang siapa yang terhebat di antara mereka. Dan mereka meributkan itu persis setelah Yesus memberitahukan untuk kedua kalinya bahwa Ia hendak menuju ke jalan salib. Sungguh ironis! Namun betapa persis! Persis menggambarkan kita manusia yang berambisi terhadap kuasa, dan berani menyebut diri pemimpin Kristen. Ketika Yesus mengkonfrontasi mereka, saya bayangkan betapa malu mereka.

Yesus lalu mengajarkan kepemimpinan yang sejati. Bagi yang ingin di depan haruslah menjadi yang paling belakang. Yang ingin menjadi pemimpin, harus menjadi hamba. Untuk menjelaskan ini, Ia lalu merangkul seorang anak kecil sebagai model. Seorang anak kecil tidak memiliki pengaruh sama sekali, tidak memiliki kuasa. Namun Yesus berkata, siapa yang menyambut sesamanya yang tidak berarti, ia menyambut Tuhan.

Kebesaran seorang pemimpin Kristen tidak terletak pada berapa orang yang menjadi pengikutnya, tetapi berapa banyak orang yang dilayaninya. Kebesaran seorang pemimpin Kristen terletak justru pada komitmennya kepada mereka yang tersisih, kecil, marjinal, dan sering terlupakan.

Yesus membalikkan seratus delapan puluh derajat konsep kepemimpinan yang dimiliki kebanyakan orang, termasuk para murid-Nya. Alkitab menulis bahwa tak seorang pun yang kuasanya

(6)

melebihi Dia (Yohanes 13:3). Keempat Injil mencatat segala perbuatan ajaib yang pernah dilakukan-Nya. Namun Yesus tidak pernah sekalipun menggunakan kuasa- Nya untuk kepentingan pribadi. Ia menganggap kuasa-Nya sebagai sesuatu yang dipakai untuk melayani orang lain.

Kedua, “Barang siapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, dan barang siapa ingin menjadi yang terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hamba untuk semuanya” (Markus 10:43,44).

Belum lama kejadian di Markus pasal 9 berlalu, murid-murid Yesus kembali menanyakan kemungkinan mereka memperoleh posisi saat suksesi kepemimpinan terjadi. Dan ini terjadi setelah Yesus memberitahukan tentang penderitaan jalan salib yang akan Ia lalui untuk ketiga kalinya! Tragis bukan?

Kita pasti pernah mendengar kutipan terkenal dari Lord Acton yang berkata bahwa “Power tends to corrupt and absolute power corrupts absolutely.” Yang mungkin jarang kita dengar adalah kebalikan dari kutipan di atas. Powerlessness juga punya tendensi untuk korup, sebagaimana pernyataan Edgar Friedenberg: “All weakness tends to corrupt and impotence corrupts absolutely.”

Niccolo Machiavelli dalam karyanya yang terkenal “The Prince”, menulis bahwa manusia senantiasa memiliki ambisi terhadap kuasa, dan setelah memiliki kuasa cenderung menyalahgunakan kuasa tersebut. Keinginan tersebut mengkorupsi diri manusia. Untuk kesekian kalinya, Yesus menjelaskan bahwa kepemimpinan adalah pelayanan. Kata “ingin” dan “hendaklah” dalam ayat 43 dan 44 di atas berasal dari kata “want” dan “must” dalam bahasa Inggris. Jadi yang lebih tepat adalah “ingin” dan “harus”. Yesus mengajukan syarat yang konkret. Ingin menjadi besar, harus menjadi pelayan. Ingin menjadi terkemuka, harus menjadi hamba.

Kita cenderung berat sebelah, condong kepada sisi “ingin” dan melupakan sisi “harus”. Kita cenderung ingin jadi besar namun tidak mau menjadi pelayan bagi sesama. Kita memilih untuk menjadi yang terkemuka, namun tidak pernah rela menjadi hamba bagi orang lain.

Yesus lalu berkata tentang diri-Nya: “Karena Anak Manusia juga datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang” (10:45). Inilah yang disebut Oswald Sanders sebagai “The

(7)

Master’s Master Principle”. Prinsip ini tidak dimengerti oleh Yohanes dan Yakobus yang menginginkan mahkota namun menghindari salib, yang mengejar kemuliaan tapi menjauhkan penderitaan, yang berambisi menjadi tuan dan menolak disebut hamba.

Seorang dosen seminari teologi pernah mengingatkan saya bahwa Yesus tidak mengajarkan konsep pemimpin-pelayan. Terminologi tersebut tidak pernah muncul di Alkitab. Yang ia ajarkan adalah konsep pelayan, dan setiap orang Kristen seharusnya menjadi pelayan. Namun tidak semua orang dipanggil menjadi pemimpin.

Ini masukan yang sangat berharga dan saya setuju dengan sepenuh hati. Tetapi kepadanya saya mengungkapkan bahwa memang benar tidak semua orang dipanggil menjadi pemimpin, namun mereka yang terpanggil menjadi pemimpin haruslah menjadi pemimpin-pelayan. Dosen ini mengangguk setuju.

Namun yang penting untuk digarisbawahi adalah bahwa dalam konsep pemimpin-pelayan, yang menjadi tekanan bukanlah aspek “pemimpin”, namun aspek “pelayan”. Pemimpin-pelayan bukan pemimpin yang melayani, namun pelayan yang memimpin. Ia bukan seorang pemimpin yang lalu merelakan diri untuk melayani orang lain. Namun ia pertama-tama adalah seorang pelayan, seorang hamba Allah yang lalu terpanggil untuk memimpin.

Setelah cukup lama merenungkan ajaran Yesus di atas, ada beberapa kristalisasi pemikiran yang mengemuka:

• Memimpin adalah melayani, namun melayani belum tentu memimpin.

• Yang tidak mau melayani, tidak boleh dan tidak berhak memimpin.

• Pemimpin adalah pelayan, namun pelayan belum tentu pemimpin. • Yang tidak rela menjadi pelayan, tidak layak menjadi pemimpin.

Kepemimpinan ala Yesus Kristus sangat sulit dan sangat tidak natural. Namun konsep tersebut senantiasa menantang saya yang terus- menerus diserbu oleh dahsyatnya godaan kuasa. Entah bagaimana dengan Anda, namun saya melihat diri saya persis seperti Yohanes dan Yakobus serta para murid lainnya yang selalu ingin menjadi yang terutama, yang terkemuka, yang terdepan, yang terhebat, dan berbagai predikat superlatif

(8)

lainnya.

Kiranya Allah menolong Anda dan saya untuk melepaskan diri dari jerat kuasa, dan dalam anugerah-Nya dimampukan untuk menjadi pemimpin sejati dengan melayani sesama.

Mengalah Untuk Menang

Bersabar dalam menghadapi Persoalan

Konon di Tiongkok pernah hidup seorang hakim Yang sangat dihormati Karena tegas dan jujur.

Suatu hari, Dua orang menghadap sang hakim. Mereka bertengkar hebat dan nyaris beradu fisik. Keduanya berdebat tentang

hitungan 3 x 7. Yang satu mengatakan Hasilnya 21, Yang lain bersikukuh mengatakan hasilnya 27. Ternyata sang hakim memvonis

Cambuk 10 kali Bagi orang yg menjawab 21.

Spontan si terhukum memprotes. Sang hakim menjawab, Hukuman ini Bukan untuk hasil hitungan mu Tetapi untuk Kebodohan mu Yang mau-maunya berdebat Dengan orang bodoh Yang tidak tahu kalau 3 x 7 adalah 21 !

Tentu saja itu hanya cerita rekaan Tetapi ada Hikmah dari cerita ini adalah Bahwa jika kita sibuk memperdebatkan

Sesuatu yang tidak berguna, berarti kita juga sama salahnya Atau bahkan lebih salah Dari pada orang yang memulai perdebatan.

Sebab dengan sadar kita membuang waktu dan energi Utk hal yang tidak perlu. Bukankah kita sering mengalaminya? Bisa terjadi dengan pasangan hidup, tetangga, atau kolega.

Berdebat atau bertengkar Untuk hal-hal yang tidak ada gunanya, Hanya akan menguras energi percuma.

Ada saatnya kita mengalah Untuk menghindari perdebatan Atau pertengkaran yang sia-sia. Mengalah bukan berarti kalah, bukan?

Untuk itu kita perlu mempertimbangkannya dengan bijaksana.

Janganlah pertimbangan dan kebijaksanaan itu menjauh dari mata kita. Memang merupakan suatu hal yang tidak mudah. Oleh karena

(9)

itu Janganlah sekali-kali berdebat dengan orang bodoh Yang Tidak menguasai permasalahan.

Janganlah berdebat dengan seseorang Manakala kita tahu bahwa Sudut pandang nya bertolak belakang dengan kita.

Amsal 25:28 mengatakan MERUPAKAN SUATU KEBODOHAN BG ORANG YANG TIDAK BISA MENAHAN AMARAH, TETAPI MERUPAKAN SUATU KEARIFAN BAGI ORANG YG DAPAT MENGUASAI DIRI DAN MENGHINDARI KEMARAHAN ATAS SUATU KEBODOHAN.

Pencuri Sukacita

Filipi 4:4

Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan: Bersukacitalah!

Pencuri datang di saat orang tidur lelap. Pencuri melakukan perbuatannya di kala orang lengah. Tidak diketahui kapan dan bagaimana dia beroperasi. Ada pencuri biasa, ada pencuri luar biasa, yang mampu mencuri perasaan hati yaitu sukacita. Paling tidak, ada empat pencuri sukacita:

Situasi buruk.Kita lebih merasa bahagia kalau segala sesuatu berjalan baik sesuai kehendak kita. Kalau semua berjalan lancar, maka akan terasa lebih mudah menjalankan kehidupan. Tapi, kalau keadaan berubah menjadi buruk, sukacitapun lenyap!

Orang lain.

Tidak ada manusi yang sempurna. Tetapi karena tidak sempurna maka manusia bisa saling mengecewakan, saling merugikan, saling menyakiti, dan seterusnya. Amat sering orang merasa hilang sukacita karena dikecewakan, dirugikan dan disakiti.

Harta benda.

Yesus berkata, “…walaupun seorang berlimpah-limpah

(10)

kekayaannya itu.” (Lukas 12:15). Ia memberi peringatan

tentang menyimpan harta di dunia, yaitu: tidak aman, tidak tahan lama, dan tidak memuaskan. Harta berkurang, sukacita kurang. Harta lenyap, sukacita menguap!

Kekuatiran.

Kekuatiran adalah pencuri yang paling jahat. Banyak orang telah dirampas damai sejahtera dan ketenangan hatinya oleh kekuatiran. Kuatir datang, terhapuslah sukacita.

Waspadalah pada keempat hal ini!

Pastikan sukacita tetap tinggal dalam hati anda,

karena iblis selalu memiliki taktik untuk

mencurinya.

Pohon Apel dan Anak Lelaki

Suatu ketika, hiduplah sebatang pohon

apel besar dan anak lelaki yang senang

bermain-main di bawah pohon apel itu

setiap hari.

Ia senang memanjatnya hingga ke pucuk pohon, memakan buahnya,tidur-tiduran di keteduhan rindang daun-daunnya. Anak lelaki itu sangat mencintai pohon apel itu. Demikian pula pohon apel sangat mencintai anak kecil itu. Waktu terus berlalu. Anak lelaki itu kini telah tumbuh besar dan tidak lagi bermain-main dengan pohon apel itu setiap harinya.

(11)

“Ayo kesini bermain-main lagi denganku,” pinta pohon apel itu. “Aku bukan anak kecil yang bermain-main dengan pohon lagi,” jawab anak lelaki itu.

“Aku ingin sekali memiliki mainan, tapi aku tak punya uang untuk membelinya.”

Pohon apel itu menyahut, “Duh, maaf aku pun tak punya uang…, tetapi kau boleh mengambil semua buah apelku dan menjualnya. Kau bisa mendapatkan uang untuk membeli mainan kegemaranmu.” Anak lelaki itu sangat senang. Ia lalu memetik semua buah apel yang ada di pohon dan pergi dengan penuh suka cita. Namun, setelah itu anak lelaki tak pernah datang lagi. Pohon apel itu kembali sedih.

Suatu hari anak lelaki itu datang lagi. Pohon apel sangat senang melihatnya datang.

“Ayo bermain-main denganku lagi,” kata pohon apel.

“Aku tak punya waktu,” jawab anak lelaki itu. “Aku harusbekerja untuk keluargaku. Kami membutuhkan rumah untuk tempat tinggal. Maukah kau menolongku?”

“Duh, maaf aku pun tak memiliki rumah. Tapi kau boleh menebang semua dahan rantingku untuk membangun rumahmu,” kata pohon apel.

Kemudian anak lelaki itu menebang semua dahan dan ranting pohon apel itu dan pergi dengan gembira. Pohon apel itu juga merasa bahagia melihat anak lelaki itu senang, tapi anak lelaki itu tak pernah kembali lagi. Pohon apel itu merasa kesepian dan sedih.

Pada suatu musim panas, anak lelaki itu datang lagi. Pohon apel merasa sangat bersuka cita menyambutnya.

(12)

“Aku sedih,” kata anak lelaki itu.”Aku sudah tua dan ingin hidup tenang. Aku ingin pergi berlibur dan berlayar. Maukah kau memberi aku sebuah kapal untuk pesiar?”

“Duh, maaf aku tak punya kapal, tapi kau boleh memotong batang tubuh ku danmenggunakannya untuk membuat kapal yang kau mau. Pergilah berlayar dan bersenang-senanglah.”

Kemudian, anak lelaki itu memotong batang pohon apel itu dan membuat kapal yang diidamkannya. Ia lalu pergi berlayar dan tak pernah lagi datang menemui pohon apel itu.

Akhirnya, anak lelaki itu datang lagi setelah bertahun-tahun kemudian. “Maaf anakku,” kata pohon apel itu. “Aku sudah tak memiliki buah apel lagi untukmu.”

“Tak apa. Aku pun sudah tak memiliki gigi untuk mengigit buah apelmu,” jawab anak lelaki itu.

“Aku juga tak memiliki batang dan dahan yang bisa kau panjat,” kata pohon apel.

“Sekarang, aku sudah terlalu tua untuk itu,” jawab anak lelaki itu.

“Aku benar-benar tak memiliki apa-apa lagi yang bisa aku berikan padamu. Yang tersisa hanyalah akar-akarku yang sudah tua dan sekarat ini,” kata pohon apel itu sambil menitikkan air mata.

“Aku tak memerlukan apa-apa lagi sekarang,” kata anak lelaki. “Aku hanya membutuhkan tempat untuk beristirahat. Aku sangat lelah setelah sekian lama meninggalkanmu.”

“Oooh, bagus sekali. Tahukah kau, akar-akar pohon tua adalah tempat terbaik untuk berbaring dan beristirahat. Mari, marilah berbaring di pelukan akar-akarku dan beristirahatlah dengan tenang.”

(13)

Anak lelaki itu berbaring dipelukan akar-akar pohon. Pohon apel itu sangat gembira dan tersenyum sambil meneteskan airmatanya.

Pohon apel itu adalah orang tua kita.

Ketika kita muda, kita senang bermain-main dengan ayah dan ibu kita.

Ketika kita tumbuh besar, kita meninggalkan mereka, dan hanya datang ketika kita memerlukan sesuatu atau dalam kesulitan. Tak peduli apa pun, orang tua kita akan selalu ada di sana untuk memberikan apa yang bisa mereka berikan untuk membuat kita bahagia. Anda mungkin berpikir bahwa anak lelaki itu telah bertindak sangat kasar pada pohon itu, tetapi begitulah cara kita memperlakukanorang tua kita.

Dan,yang terpenting:

cintailah orang tua kita.

Sampaikan pada orang tua kita sekarang, betapa

kita mencintainya; dan berterima kasih atas

seluruh hidup yang telah dan akan diberikannya

pada kita.

Harta Dalam Bejana Tanah Liat

Tetapi harta ini kami punyai dalam bejana tanah liat, supaya nyata,

bahwa kekuatan yang melimpah-limpah itu berasal dari Allah, bukan dari diri kami.

(2 Korintus 4:7)

William adalah seorang penasehat kerajaan yang sangat disegani karena kebijaksanaannya. Raja pun sangat memperhatikan perkataan dan nasehatnya. Akan tetapi, hal itu rupanya membuat putri raja merasa iri, apalagi William memiliki wajah yang jelek dengan tubuh yang bongkok.

Putri raja pun bertanya kepadanya sambil mengejek: “Jika engkau bijaksana, beritahu aku mengapa Tuhan menyimpan kebijaksanaan-Nya dalam diri orang yang buruk rupa dan

(14)

bongkok?”

William balik bertanya: “Apakah ayahmu mempunyai anggur?”

“Semua orang tahu bahwa ayahku mempunyai anggur terbaik. Pertanyaan bodoh macam apa itu?” sahut putri raja sinis.

“Di mana ia meletakkannya?” William bertanya lagi.

“Yang pasti di dalam bejana tanah liat.” Jawab putri raja.

William pun tertawa dan berkata: “Seorang raja yang kaya akan emas dan perak seperti ayahmu menggunakan bejana tanah liat untuk menyimpan anggur terbaik?”

Mendengar perkataan William tersebut putri raja pun merasa malu dan berlalu meninggalkannya. Kemudian ia segera memerintahkan agar para pelayan memindahkan semua anggur yang ada di istana dari dalam bejana tanah liat ke dalam bejana dari emas dan perak.

Suatu hari sang raja mengadakan jamuan bagi para tamu kerajaan. Alangkah terkejutnya ia karena anggur yang diminumnya sangat asam rasanya. Dengan geram ia memanggil semua pelayan istana dan menanyakan masalah ini kepada mereka. Para pelayan itupun menceritakan bahwa semua anggur itu telah disimpan dalam bejana emas dan perak atas instruksi putri raja sendiri. Maka sang raja menegur perilaku putrinya itu dengan keras.

Kemudian putri raja berkata kepada William: “Mengapa engkau menipu aku? Aku telah memindahkan semua anggur ke bejana emas dan hasilnya semua anggur itu jadi asam rasanya.”

Dengan ringan William menjawab: “Sekarang engkau tahu mengapa Tuhan lebih suka menempatkan kebijaksanaan dalam wadah yang sederhana. Kebijaksanaan itu sama seperti anggur, ia hanya cocok disimpan dalam bejana tanah liat.”

Allah seringkali mempercayakan tugas pelayanan yang besar pada orang-orang biasa yang lemah dan sederhana. Tujuan-Nya jelas, agar semua orang mengetahui bahwa segala kemampuan dan kehebatan itu berasal dari Allah, bukan dari diri si pelayan. Dengan demikian segala kemuliaan hanya diberikan kepada Allah saja.

Jadi,

Bila saat ini anda merasa lemah dan tak berdaya, jangan kuatir, Allah dapat memakai anda menjadi alat yang luar biasa di tangan-Nya. Karena itu, senantiasa lakukan yang terbaik bagi-Nya.

(15)

Bila saat ini anda telah dipakai menjadi alat Tuhan yang luar biasa, jangan lupa, hanya karena anugerah Allah sajalah anda dapat melakukan semua itu. Karena itu, senantiasa rendahkan diri anda di hadapan Allah dan kembalikan segala kemuliaan kepada-Nya.

source: http://hartarohani.com/harta-dalam-bejana-tanah-liat

Kesempurnaan

Seorang lelaki yg sangat tampan dan sempurna merasa bahwa Tuhan pasti menciptakan seorang perempuan yg sangat cantik dan sempurna pula untuk jodohnya. Karena itu ia pergi berkeliling untuk mencari jodohnya. Kemudian sampailah ia di sebuah desa. Ia bertemu dengan seorang petani yg memiliki 3 anak perempuan dan semuanya sangat cantik. Lelaki tersebut menemui bapak petani dan mengatakan bahwa ia ingin mengawini salah satu anaknya tapi bingung; mana yang paling sempurna.Sang Petani menganjurkan untuk mengencani mereka satu persatu dan si Lelaki setuju. Hari pertama ia pergi berduaan dengan anak pertama. Ketika pulang, ia berkata kepada bapak Petani, “Anak pertama bapak memiliki satu cacat kecil, yaitu jempol kaki kirinya lebih kecil dari jempol kanan.”

Hari berikutnya ia pergi dengan anak yang kedua dan ketika pulang dia berkata, “Anak kedua bapak juga punya cacat yang sebenarnya sangat kecil yaitu agak juling.”

Akhirnya pergilah ia dengan anak yang ketiga. Begitu pulang ia dengan gembira mendatangi Petani dan berkata, “Inilah yang saya cari-cari. Ia benar-benar sempurna.”

Lalu menikahlah si Lelaki dengan anak ketiga Petani tersebut. Sembilan bulan kemudian si Istri melahirkan. dengan penuh kebahagian, si Lelaki menyaksikan kelahiran anak pertamanya. Ketika si anak lahir, Ia begitu kaget dan kecewa karena

(16)

anaknya sangatlah jelek. Ia menemui bapak Petani dan bertanya, “Kenapa bisa terjadi seperti ini Pak. Anak bapak cantik dan saya Tampaan, kenapa anak saya bisa sejelek itu…?”

Petani menjawab, “Ia mempunyai satu cacat kecil yang tidak kelihatan . Waktu itu Ia sudah hamil duluan…..”

Kadangkala saat kita mencari kesempurnaan, yang kita dapat kemudian kekecewaan. Tetapi kala kita siap dengan kekurangan, maka segala sesuatunya akan terasa istimewa.

Rahasia dibalik Lima gadis

bijaksana dan lima gadis

bodoh

Matius 25:1-4 “Pada waktu itu hal Kerajaan Sorga seumpama sepuluh gadis, yang mengambil pelitanya dan pergi menyongsong mempelai laki-laki. Lima di antaranya bodoh dan lima bijaksana. Gadis-gadis yang bodoh itu membawa pelitanya, tetapi tidak membawa minyak, sedangkan gadis-gadis yang bijaksana itu membawa pelitanya dan juga minyak dalam buli-buli mereka.”

Matius 25:9-11 Tetapi jawab gadis-gadis yang bijaksana itu: Tidak, nanti tidak cukup untuk kami dan untuk kamu. Lebih baik kamu pergi kepada penjual minyak dan beli di situ. Akan tetapi, waktu mereka sedang pergi untuk membelinya, datanglah mempelai itu dan mereka yang telah siap sedia masuk bersama-sama dengan dia ke ruang perjamuan kawin, lalu pintu ditutup. Kemudian datang juga gadis-gadis yang lain itu dan berkata: Tuan, tuan, bukakanlah kami pintu! Kisah tentang lima gadis bijaksana dan lima gadis bodoh adalah sebuah gambaran apa

(17)

yang akan terjadi di kemudian hari bahkan sampai hari kedatangan-Nya yang kedua kali melalui sebuah perumpamaan. Dalam beberapa perumpamaan lain, kita menemukan bahwa Tuhan Yesus menceritakan makna dari perumpamaan yang di ceritakannya kepada murid-murid-Nya, namun untuk kisah ini dan perumpamaan tentang akhir zaman lainnya, Tuhan Yesus tidak menceritakan maknanya, mengapa? Itu karena perumpamaan ini menceritakan sebuah rahasia yang belum terjadi pada saat itu namun pasti akan terjadi kelak.

Saudaraku, entah mengapa beberapa minggu ini saya sangat tertarik dengan perumpamaan ini dan berusaha menyelidiki dan merenungkannya dan saya menemukan bahwa inti dari kisah ini adalah Tuhan sedang menceritakan tentang keadaan umat/gereja Tuhan pada saat ini dan masa yang akan datang.

Perumpamaan ini menceritakan bahwa suatu saat umat Tuhan terbagi atas dua kelompok yaitu kelompo gadis yang bodoh dan kelompok gadis yang bijaksana. Maaf, saya tidak sedang berusaha memilah-milah mana gereja yang seperti gadis bijaksana dan mana yang seperti gadis bodoh, tetapi biarlah kita mengoreksi diri sendiri kita termasuk kelompok yang mana. Saudaraku, kalau kita perhatikan sebenarnya kisah ini menceritakan tentang apa yang akan terjadi pada gereja Tuhan sejak gereja mula-mula sampai pada kedatangan Yesus pada kali yang kedua. Namun sebelum kita melangkah lebih jauh kita mesti mengerti dahulu sebagai berikut:

– Gadis adalah gambaran dari gereja Tuhan. – Pelita adalah gambaran dari firman Tuhan. – Minyak adalah gambaran dari urapan Roh Kudus.

Sebenarnya, sejak berdirinya gereja-mula-mula seluruh jemaat Tuhan dipenuhi oleh Roh Kudus. Kita perhatikan ayat dibawah: Kisah Para Rasul 2:1-4 Ketika tiba hari Pentakosta, semua orang percaya berkumpul di satu tempat. Tiba-tiba turunlah dari langit suatu bunyi seperti tiupan angin keras yang memenuhi seluruh rumah, di mana mereka duduk; dan tampaklah kepada mereka lidah-lidah seperti nyala api yang bertebaran dan hinggap pada mereka masing-masing. Maka penuhlah mereka dengan Roh Kudus, lalu mereka mulai berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain, seperti yang diberikan oleh Roh itu kepada mereka untuk mengatakannya.

Peristiwa ini menceritakan tentang gereja mula-mula yang di penuhi oleh Roh Kudus. Ini sama dengan kesepuluh gadis yang

(18)

pada mulanya di perlengkapi dengan lampu dan minyaknya. Memang pada Matius 25: 3 dinyatakan bahwa gadis-gadis bodoh tidak membawa minyak. Hal ini bukan berarti pelita mereka tidak memiliki minyak, mereka dikatakan gadis bodoh karena mereka tidak membawa/menyediakan buli-buli yang berisi minyak. Pelita mereka juga memiliki minyak dibuktikan pada ayat dibawah:

Matius 25:8 Gadis-gadis yang bodoh berkata kepada gadis-gadis yang bijaksana: Berikanlah kami sedikit dari minyakmu itu, sebab pelita kami hampir padam.

Pelita hampir padam membuktikan bahwa sebelumnya pelita mereka memiliki minyak namun hampir padam karena minyaknya hampir habis.

Kembali ke topik, ketika Roh Kudus dicurahkan pertama sekali, seluruh umat Tuhan dipenuhi oleh Roh Kudus. Itu ibarat pelita kesepuluh gadis yang mula-mula menyala karena ada minyak di dalamnya. Betapa dahsyatnya kala itu karena pelita itu benar-benar bercahaya yang artinya firman Tuhan itu benar-benar-benar-benar dahsyat dan berkuasa. Firman itu bukan hanya menjadi rhema tetapi juga mengerjakan pekerjaan-pekerjaan besar. Mujizat terjadi dengan heran, hamba-hamba Tuhan seperti Petrus, Yakobus Yohanes dan yang lainnya dipakai Tuhan secara luar biasa. Itulah kalau pelita itu bercahaya, akan memberi pengaruh dan menerangi bagi orang disekitarnya.

Namun pada perkembangan selanjutnya ada sekelompok umat Tuhan yang tidak mempertahankan dan menyediakan hatinya untuk senantiasa dipenuhi oleh Roh Kudus. Ini adalah gambaran dari lima gadis yang tidak menyediakan dan membawa buli-buli persediaan minyak. Mereka menganggap sepele sehingga tidak perlu persediaan minyak. Kelompok ini adalah orang-orang yang tidak menyadari betapa pentingnya Roh Kudus, bahkan mereka memandang sepele karunia-karunia Roh Kudus. Bagi mereka yang terutama adalah firman Tuhan, itulah pelita, sementara karunia-karunia Roh Kudus tidak perlu. Bahkan beberapa diantara mereka mengolok-olok kelompok yang mengandalkan karunia-karunia Roh Kudus. Yang anehnya mereka percaya kalau Roh Kudus ada, namun mereka menolak hasil karya-Nya.

Sementara itu lima gadis bijaksana adalah kelompok umat Tuhan yang senantiasa menjaga dan mempertahankan urapan Roh Kudus dan karunia-karunia-Nya. Mereka bergaul erat dan bersekutu intim dengan Roh Kudus dan hidup mengandalkan karunia-karunia Roh Kudus. Maaf, sekali lagi saya tidak berusaha menghakimi

(19)

siapapun, sekali lagi saya katakan biarlah kita mengoreksi diri sendiri berada pada kelompok yang mana. Itulah sebabnya pada kelompok ini mujizat terjadi secara luar biasa dan heran karena pelitanya tetap menyala dan tidak padam. Firman dan Roh Kudus adalah ibarat sepasang sayap yang membawa umat Tuhan terbang tinggi terpisah dari dunia ini. Firman tanpa Roh Kudus ibarat sayap tunggal yang tidak akan bisa membawa umat Tuhan terbang tinggi menjauhi pengaruh-pengaruh dunia ini.

Namun pada tahapan selanjutnya kesepuluh gadis ini tertidur. Itu dapat kita lihat pada ayat dibawah:

Matius 25:5 Tetapi karena mempelai itu lama tidak datang-datang juga, mengantuklah mereka semua lalu tertidur.

Saudaraku, sebelum Tuhan Yesus terangkat ke surga murid-murid-Nya bertanya “Tuhan, maukah Engkau pada masa ini memulihkan kerajaan bagi Israel?” ini dapat kita temukan pada Kisah para rasul 1:6. Hal itu menunjukkan bahwa fokus utama gereja mula-mula adalah menantikan kedatangan Yesus sebagai Raja. Ini adalah gambaran dari kesepuluh gadis yang menantikan mempelai Pria.

Namun karena lama mempelai itu tidak datang akhirnya mereka tertidur. Tertidur menunjukkan bahwa mereka telah kehilangan fokus mereka. Fokus semula adalah menantikan kedatangan Tuhan berganti ke hal lain. Bahkan kerohanian pernah benar-benar tertidur pulas, gereja benar-benar tertidur karena fokusnya bukan lagi menantikan kedatangan Tuhan. Mereka sudah masuk kedalam ranah politik dan kekuasaan. Itu terjadi selama ratusan tahun yang lebih di kenal dengan masa zaman kegelapan, pelita benar-benar hampir padam karena kehabisan minyak. Hanya sangat sedikit orang yang masih murni dan berjuang didalam jalan Tuhan.

Dan hal itu terjadi sampai saat ini, gereja masih tertidur dari fokus utama. Memang kita telah lepas dari zaman kegelapan dan masuk ke zaman baru yaitu zaman modernisasi. Namun perubahan itu tidak membuat gereja Tuhan kembali ke fokus mula-mula. Saat ini gereja Tuhan sibuk dengan urusan kepentingan pribadi. Modernisasi membuat manusia masuk kepada hidup yang mementingkan diri sendiri dan hal itu telah memasuki gereja Tuhan. Masing-masing gereja sibuk menganggap dirinyalah yang paling benar. Gereja tidak bersatu, mereka sibuk dengan urusan sendiri bahkan banyak kita temukan antara gereja yang satu dengan gereja yang lain ribut karena

(20)

berebutan lahan dan berebutan jemaat. Mereka menganggap jemaat adalah milik mereka, bukan milik Tuhan Yesus sehingga merasa sangat tersinggung dan marah kalau jemaatnya di rebut oleh orang lain. Bahkan fokus pemberitaan injil mulai berubah, dahulu injil diberitakan untuk menjala jiwa-jiwa yang belum mengenal dan menerima Yesus, sekarang yang di jala bukan orang yang belum mengenal Yesus melainkan domba dari gereja lain. Gerejapun sudah mulai hitung-hitungan untung dan rugi. Kalau untung di pertahankan, kalau rugi ditutup dan pindah ke lokasi lain dan membujuk jemaat gereja lain untuk masuk ke gerejanya dengan berbagai fasilitas menarik.

Kalau kita bandingkan dengan gereja mula-mula yang pada saat itu keadaannya masing “bangun”, keadaannya sungguh berbeda. Mereka tidak menganggap bahwa jemaat adalah milik mereka. Mereka menganggap bahwa semuanya adalah milik Tuhan Yesus. Tugas mereka hanyalah menjaga dan merawat. Jadi tidak satupun diantara mereka yang berselisih. Hal itu dapat kita lihat pada ayat dibawah.

I Korintus 3:3-7 Karena kamu masih manusia duniawi. Sebab, jika di antara kamu ada iri hati dan perselisihan bukankah hal itu menunjukkan, bahwa kamu manusia duniawi dan bahwa kamu hidup secara manusiawi? Karena jika yang seorang berkata: “Aku dari golongan Paulus,” dan yang lain berkata: “Aku dari golongan Apolos,” bukankah hal itu menunjukkan, bahwa kamu manusia duniawi yang bukan rohani? Jadi, apakah Apolos? Apakah Paulus? Pelayan-pelayan Tuhan yang olehnya kamu menjadi percaya, masing-masing menurut jalan yang diberikan Tuhan kepadanya. Aku menanam, Apolos menyiram, tetapi Allah yang memberi pertumbuhan. Karena itu yang penting bukanlah yang menanam atau yang menyiram, melainkan Allah yang memberi pertumbuhan.

Itulah kondisi tertidur yang terjadi pada saat ini karena gereja sibuk dengan diri sendiri. Namun ditengah-tengah ketertiduran gereja ada sekelompok jemaat yang berjaga-jaga dengan minyaknya dan ada sekelompok yang tidak berjaga-jaga dengan minyak. Hal ini terjadi sampai hari kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kalinya. Namun pada saat sangka-kala kedatangan Tuhan berbunyi, kelompok yang tidak menyediakan bahkan tidak memperdulikan minyak ini menyadari bahwa mereka telah berbuat kesalahan dan bahwa ternyata mereka memerlukan minyak yaitu urapan Roh Kudus.

(21)

Yang menjadi pertanyaan, kenapa minyak (urapan Roh Kudus) benar-benar di butuhkan? Jawabannya ada pada ayat dibawah: Yohanes 4:23-24 Tetapi saatnya akan datang dan sudah tiba sekarang, bahwa penyembah-penyembah benar akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran; sebab Bapa menghendaki penyembah-penyembah demikian. Allah itu Roh dan barangsiapa menyembah Dia, harus menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran.”

Tanpa urapan Roh Kudus kita tidak bisa menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran. Roh Kuduslah yang membuat kita mampu melakukannya. Kita tidak cukup menyembah dengan akal budi, kita juga harus menyembah dalam roh. Itu dapat kita lihat pada ayat dibawah:

I Korintus 14:15 Jadi, apakah yang harus kubuat? Aku akan berdoa dengan rohku, tetapi aku akan berdoa juga dengan akal budiku; aku akan menyanyi dan memuji dengan rohku, tetapi aku akan menyanyi dan memuji juga dengan akal budiku.

Menyadari kesalahannya, kelompok ini akan berusaha mencari minyak namun tidak mendapatkannya.

Pada ayat diatas tidak di jelaskan kalau mereka memperoleh minyak. Asumsi saya adalah mereka memang tidak menemukan penjual minyak sebab hari sudah larut malam. Demikian juga halnya pada hari kedatangan Tuhan, Roh Kudus tidak akan ada lagi didunia ini. Roh Kudus akan ditarik bersamaan dengan pengangkatan orang-orang kudus-Nya.

Oleh sebab itu sebelum terlambat, mari kita koreksi diri kita. Pada kelompok manakah kita? Apakah kita kelompok gadis bodoh atau gadis bijaksana? Selagi masih ada waktu mari kita koreksi diri kita dan jadilah seperti gadis-gadis bijaksana sebab kedatangan Tuhan sudah sangat singkat. Sekali lagi saya katakan, kedatangan Tuhan Yesus sudah-sudah sangat dekat.

s o u r c e :

http://artikelkristen.com/rahasia-dibalik-lima-gadis-bijaksana -dan-lima-gadis-bodoh.html

(22)

Kehadiran Allah Selalu Nampak

Di Sekitar Kita

Seorang Manusia berbisik, “Tuhan, bicaralah padaku.”

Dan burung kutilang pun bernyanyi.

Tapi, manusia itu tidak mendengarkannya.

Maka, Manusia itu berteriak, “Tuhan, bicaralah padaku !”

Dan guntur dan petir pun mengguruh.

Tapi, Manusia itu tidak mendengarkannya.

Manusia itu melihat sekelilingnya dan berkata, “Tuhan, biarkan aku melihat Engkau.”

Dan bintang pun bersinar terang. Tapi, Manusia itu tidak melihatnya.

Dan, Manusia berteriak lagi, “Tuhan, tunjukkan aku keajaiban-Mu !”

Dan seorang bayi pun lahirlah.

Tapi, manusia itu tidak menyadarinya.

Maka, ia berseru lagi dalam keputus-asaannya, “Jamahlah aku, Tuhan!”

Dan segera, Tuhan pun turun dan menjamahnya.

Tapi, manusia itu malah mengusir kupu-kupu tersebut dan terus berjalan.

Betapa hal ini semua sebenarnya mengingatkan pada kita bahwa Tuhan selalu hadir di sekitar kita dalam bentuk sederhana dan kecil yang sering kita anggap lalu, bahkan dalam era elektronik ini …karenanya saya ingin menambahkan satu lagi:

Manusia itu berseru, “Tuhan, aku membutuhkan pertolonganmu!” Dan datanglah pesan dengan berita-berita baik dan menguatkan. Namun, ia justru menghapusnya dan terus berkeluh-kesah….

Berita baik itu adalah bahwa Anda masih dicintai orang lain ! Janganlah kita mencampakkan suatu anugerah, hanya karena anugerah itu tidak dikemas dalam bentuk yang diinginkan dan dimengerti oleh kita. Jadilah peka dengan kehadiran Tuhan di sekitar kita.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil pembahasan dapat ditarik kesimpulan bahwa pelaksanaan alih fungsi tanah pertanian (hak milik) ke non pertanian untuk rumah tinggal di kota Pematangsiantar

2) Bangunan Rumah yang berada diatas tanah Kas desa sewaktu-waktu tanah tersebut dibutuhkan oleh pemerintah Desa, maka yang menempati berkewajiban menyerahkan atau

Saat ini belum banyak penelitian dilakukan di Provinsi Jawa Tengah terkait dengan pengaruh desentralisasi fiskal terhadap angka melek huruf perempuan dan angka

menceritakan kekaguman sahabat dalam proses penciptaan manusia. Saat surat al-mu’minu>n ayat 12-14 dibacakan Rasulullah sampai pada ayat tsumma ansya’na>hu khalqan

Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kepada Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah kepada

Sebab Allah di dalam Yesus Kristus telah datang ke dunia untuk menyelamatkan kita dari dosa, memilih kita menjadi umat tebusan-Nya, dan memberi kita kehidupan

Meneladani Tuhan Yesus, kita sekarang juga dipanggil untuk menjadi pelayan dan menjadi teladan bagi jemaat yang lain dan dunia di sekitar kita.. Kita tidak layak mengeluh

Melayani adalah tentang orang lain, bahkan Tuhan Yesus sendiri-pun tidak pernah melakukan mujizat untuk diri-Nya sendiri.. Tuhan Yesus adalah manusia untuk orang lain (He is the man