• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERATURAN DAERAH KABUPATEN WAY KANAN NOMOR 21 TAHUN 2002 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI WAY KANAN,

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERATURAN DAERAH KABUPATEN WAY KANAN NOMOR 21 TAHUN 2002 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI WAY KANAN,"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PERATURAN DAERAH KABUPATEN WAY KANAN NOMOR 21 TAHUN 2002

TENTANG

RETRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI WAY KANAN,

Menimbang : a. bahwa dengan diberlakukannya Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, Peraturan Daerah yang mengatur pajak daerah dan retribusi daerah perlu disesuaikan dengan undang-undang tersebut;

b. bahwa pengaturan mengenai retribusi daerah telah diatur juga dengan dikeluarkannya Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2001 tentang Retribusi Daerah, karena itu dipandang perlu untuk mengatur kembali Peraturan Daerah Kabupaten Way Kanan Nomor 31 Tahun 2000 tentang Retribusi Pelayanan Kesehatan pada Puskesmas Rawat Inap, Puskesmas dan Puskesmas Pembantu dengan Peraturan Daerah;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara RI Tahun 1981 Nomor 76 Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 3209);

2. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997, sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara RI Tahun 2000 Nomor 246); 3. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1999 tentang Pembentukan

Kabupaten Dati II Way Kanan, Kabupaten Dati II Lampung Timur, dan Kotamadya Dati II Metro (Lembaran Negara RI Tahun 1999 Nomor 46, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 3825);

4. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara RI Tahun 1999 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara RI 3839);

5. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah ( Lembaran Negara RI Tahun 1999 Nomor 72, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 3848); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan

Pemerintah dan Kewenangan Propinsi Sebagai Daerah Otonomi (Lembaran Negara RI Tahun 2000 Nomor)

7. Peraturan Pemerintah Nomor 105 Tahun 2000 tentang Pertanggung-jawaban Keuangan Daerah (Lembaran Negara RI Tahun 2000 Nomor 202, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4022);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pembinaan dan Pengawasan atas Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara RI Tahun 2001 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4138);

(2)

9. Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2001 tentang Pelaporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara RI Tahun 2001 Nomor 100, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4124);

10. Keputusan Presiden Nomor 230 Tahun 1968 tentang Pemeliharaan Kesehatan Pegawai Negeri Sipil, Penerima Pensiun serta Anggota Keluarganya;

11. Keputusan Presiden Nomor 44 Tahun 1999 tentang Teknik Penyusunan Peraturan Perundang-undangan, Rancangan Peraturan Pemerintah dan Rancangan Keputusan Presiden;

12. Keputusan Presiden Nomor 74 Tahun 2001 tentang Tata Cara Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah;

13. Perda Kabupaten Way Kanan Nomor 24 Tahun 2000 tentang Kewenangan Kabupaten (Lembaran Daerah Kabupaten Way Kanan Tahun 2000 Nomor Tambahan Lembaran Daerah Nomor);

14. Perda Kabupaten Way Kanan Nomor 4 Tahun 2001 tentang Rencana Stratejik (Renstra) Kabupaten Way Kanan (Lembaran Daerah Kabupten Way Kanan Tahun 2001 Nomor 4 Seri D);

Dengan Persetujuan

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH (DPRD) KABUPATEN WAY KANAN

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN WAY KANAN TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN.

BAB I

KETENTUAN UMUM Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan: a. Daerah adalah Daerah Kabupaten Way Kanan; b. Kepala Daerah adalah Bupati Way Kanan;

c. Pemerintah Daerah adalah Kepala Daerah beserta Perangkat Daerah Otonom yang lain sebagai Lembaga Eksekutif Daerah;

d. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) adalah DPRD Kabupaten Way Kanan; e. Dinas Kesehatan adalah Dinas atau Perangkat Daerah yang melaksanakan kewenangan

daerah di bidang kesehatan;

f. Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten Way Kanan yang merupakan tempat pelayanan kesehatan dasar yang ditangani oleh perawat, bidan serta tenaga medik lainnya;

g. Puskesmas Pembantu adalah Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten Way Kanan yang merupakan tempat pelayanan kesehatan dasar yang ditangani oleh perawat, bidan serta tenaga medik lainnya;

h. Pelayanan Kesehatan adalah rangkaian kegiatan yang mencakup upaya-upaya peningkatan derajat kesehatan, pencegahan penyakit, penyembuhan/ pengobatan

(3)

penyakit dan pemulihan kesehatan akibat penyakit perorangan, dan kelompok atau masyarakat;

i. Rawat Jalan adalah pelayanan kesehatan terhadap penderita secara berkala;

j. Rawat Kunjungan adalah pelayanan kesehatan dengan mengunjungi atau mendatangi tempat tinggal penderita;

k. Tindakan Medik adalah pelayanan kesehatan terhadap penderita dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu sesuai dengan jenis penyakit yang diderita seseorang;

l. Pemeriksaan Kesehatan adalah pemeriksaan terhadap seseorang yang meliputi tinggi badan, berat badan, tekanan darah, urine atau seluruh kondisi kesehatan tubuh seseorang di mana pada akhirnya dinyatakan dengan Surat Keterangan Sehat oleh dokter Puskesmas;

m. Pemeriksaan Penunjang Diagnosis (Laboratorium) adalah suatu upaya pemeriksaan yang dilakukan terhadap seseorang guna menunjang diagnosis;

n. Rujukan adalah pelimpahan tanggung jawab secara timbal balik atas suatu kasus/masalah kesehatan kepada yang berwenang dan mampu secara berjenjang; o. Retribusi adalah pungutan oleh Pemerintah Daerah sebagai pembayaran atas

jasa/pelayanan atau izin tertentu yang khusus disediakan dan/atau diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan;

p. Wajib Retribusi adalah orang pribadi atau badan yang menurut Perundang-undangan retribusi diwajibkan untuk melakukan pembayaran retribusi, termasuk pungutan atau potongan retribusi tertentu;

q. Masa Retribusi adalah suatu jangka waktu tertentu yang merupakan batas waktu bagi wajib retribusi untuk memanfaatkan jasa dari Pemerintah Daerah yang bersangkutan; r. Surat Setoran Retribusi Daerah (SSRD) adalah surat yang digunakan oleh wajib

retribusi untuk melakukan pembayaran atau penyetoran retribusi yang terhutang ke kas Daerah atau ke tempat lain yang ditentukan oleh Kepala Daerah;

s. Surat Ketetapan Retribusi Daerah (SKRD) adalah surat keputusan yang menentukan besarnya jumlah retribusi yang terhutang;

t. Surat Ketetapan Retribusi Daerah Lebih Bayar (SKRDLB) adalah surat keputusan yang menentukan jumlah kelebihan pembayaran retribusi karena jumlah kredit retribusi lebih besar dari pada retribusi atau tidak seharusnya terhutang;

u. Surat Tagihan Retribusi Daerah (STRD) adalah surat untuk melakukan tagihan retribusi dan atau sanksi administrasi berupa bunga atau denda;

v. Kas Daerah adalah kas daerah Kabupaten Way Kanan.

BAB II

NAMA, OBJEK DAN SUBJEK RETRIBUSI Pasal 2

Dengan Nama Retribusi Pelayanan Kesehatan dipungut retribusi yang merupakan pembayaran atas jasa atau pemberian fasilitas Pelayanan Kesehatan.

Pasal 3

Objek Retribusi adalah setiap tempat pelayanan kesehatan milik pemerintah yang disediakan oleh Pemerintah Daerah untuk kepentingan umum, antara lain Rumah Sakit, Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Klinik dan tempat pelayanan kesehatan lainnya.

(4)

Pasal 4

(1) Subjek Retribusi dalam Peraturan Daerah ini adalah setiap orang pengguna jasa pelayanan kesehatan

(2) Objek Retribusi sebagaimana dimaksud ayat (1) pasal ini diwajibkan membayar retribusi dan berhak mendapatkan pelayanan sebaik-baiknya dalam arti teknis maupun psikologis. BAB III GOLONGAN RETRIBUSI Pasal 5

Retribusi Pelayanan kesehatan digolongkan sebagai Retribusi Jasa Umum atas pelayanan yang disediakan Pemerintah Daerah kepada orang pribadi atau badan.

BAB IV

CARA MENGUKUR TINGKAT PENGGUNAAN JASA Pasal 6

Penggunaan Jasa Retribusi diukur berdasarkan frekuensi pemanfaatan jasa pelayanan kesehatan oleh masyarakat pada satuan waktu tertentu.

BAB V

JENIS PELAYANAN KESEHATAN Pasal 7

Jenis-jenis pelayanan kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas dan Puskesmas Perawatan dan atau tempat Pelayanan Kesehatan lainnya adalah sebagai berikut:

a. Rawat Jalan; b. Rawat Inap; c. Rawat Kunjungan; d. Tindakan Medik;

e. Pemeriksaan Penunjang Diagnostik; f. Pemeriksaan Kesehatan Umum (keur)/Kir; g. Pelayanan Ambulance.

BAB VI

KELAS PERAWATAN Pasal 8

(1) Kelas Perawatan pada Puskesmas perawatan ditetapkan sebagai kelas umum;

(2) Jumlah kamar pada Puskesmas perawatan ada tiga ruangan dengan isi masing-masing 5 (lima) tempat tidur.

(5)

BAB VII JENIS PERAWATAN

Pasal 9

(1) Setiap pelayanan rawat jalan dengan atau tanpa rujukan dikenakan retribusi dalam bentuk karcis harian loket sebagai mana tercantum pada Lampiran I yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini;

(2) Karcis harian loket merupakan tanda bukti pembayaran jasa medik dan jasa Puskesmas termasuk obat-obatan yang secara terbatas dapat disediakan oleh Puskesmas.

Pasal 10

(1) Setiap pemberian pelayanan rawat inap dikenakan retribusi berupa biaya akomodasi dan jasa konsultan medik yang dibayar oleh penderita dan dihitung setiap satu hari rawat inap;

(2) Penderita yang masuk Puskesmas perawatan selama kurang dari 24 jam dikenakan retribusi rawat inap satu hari.

Pasal 11

Setiap orang yang mendapatkan pelayanan kesehatan melalui rawat kunjungan dikenakan retribusi rawat jalan dan biaya transportasi.

BAB VIII

TINDAKAN MEDIK, PEMERIKSAAN PENUNJANG DIAGNOSIS DAN PEMERIKSAAN KESEHATAN

Bagian Pertama Tindakan Medik

Pasal 12

(1) Jenis tindakan medik meliputi tindakan terencana maupun tidak terencana dengan klasifikasi sebagai berikut :

a. Tindakan medik ringan meliputi : - Jahit luka;

- Inisiasi abses; - Sirkumsisi;

- Tindik daun telinga;

- Pemasangan dan pencabutan IUD; - Pemasangan dan pencabutan Implant; - Insisi hordeolum;

- Vasektomi.

b. Tindakan medik sedang meliputi : - Operasi katarak; - Pengangkatan Pterigium; - Kuratase; - Vacuum extracy; - Mini Laporotomi; www.djpp.depkumham.go.id

(6)

- Lain-lain.

c. Tindakan medik gigi meliputi : - Pembersihan karang gigi; - Pencabutan gigi,

- Insisi abses; - Tumpatan gigi; - Pencabutan Gigi Susu.

(2) Komponen biaya tindakan medik meliputi bahan, alat dan jasa Puskesmas dan jasa medik.

Bagian Kedua

Pemeriksaan Penunjang Diagnosis Pasal 13

(1) Pemeriksaan penunjang diagnostikn (laboratorium) meliputi: a. Pemeriksaan Rutin;

b. Pemeriksaan Tinja; c. Pemeriksaan Malaria; d. Pemeriksaan Gonorhoe; e. Pemeriksaan Mycobacterium; f. Pemeriksaan Gula Darah; g. Pemeriksaan Papsmear; h. Pemeriksaan Urine Rutin; i. Pemeriksaan Dahak; j. Pemeriksaan Filaria; k. Pemeriksaan Jamur;

l. Pemeriksaan Golongan Darah; m. Pemeriksaan Tes Kehamilan; n. Pemeriksaan lain-lain.

(2) Komponen biaya pemeriksaan dan penunjang diagnostik meliputi: a. Bahan dan alat habis pakai;

b. Jasa medik.

(3) Retribusi penunjang didasarkan pada pola perhitungan bahan dan alat yang digunakan sebagai dasar penetapan komponen jasa Puskesmas dan jasa medik.

Bagian Ketiga Pemeriksaan Kesehatan

Pasal 14

Pemeriksaan kesehatan meliputi Pemeriksaan Kesehatan Umum (Keur).

(7)

Bagian Keempat

Penggunaan Kendaraan Ambulance dan Mobil Jenazah Pasal 15

(1) Setiap penderita yang menggunakan kendaraan ambulace atau mobil jenazah dikenakan retribusi;

(2) Jasa medik, bahan bakar, uang harian pengemudi dan pembantunya dibebankan kepada pemakai sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

(3) Pengaturan lebih lanjut mengenai besarnya retribusi dan biaya sebagaimana dimaksud ayat (1) dan ayat (2) pasal ini ditetapkan dengan Keputusan Bupati.

BAB IX

PRINSIP YANG DIANUT DALAM PENETAPAN STRUKTUR DAN BESARNYA TARIF RETRIBUSI

Bagian Pertama Penetapan Struktur

Pasal 16

(1) Prinsip dalam penetapan struktur didasarkan untuk menutupi sebagian atau keseluruhan biaya yang dikeluarkan dengan tetap mempertimbangkan kemampuan masyarakat dan aspek keadilan;

(2) Biaya pengadaan jasa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini meliputi biaya penyelenggaraan yang dilakukan Pemerintah Daerah, biaya operasional dan administrasi dalam rangka pengendalian dan pengawasan.

Bagian Kedua Tarif Retribusi

Pasal 17

(1) Besarnya tarif retribusi ditetapkan untuk tiap jenis pelayanan yang diberikan sebagai mana tercantum dalam lampiran II yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

(2) Penerimaan retribusi sebagai mana dimaksud pada ayat (1) pasal ini ditetapkan sebagai berikut:

a. Sebesar 60 % (enam puluh persen) merupakan pendapatan daerah yang harus disetor sepenuhnya ke Kas Daerah sesuai dengan ketentuan yang berlaku;

b. Sebesar 30 % (tiga puluh persen) untuk keperluan pembiayaan kegiatan operasional Puskesmas;

c. Sebesar 10% (sepuluh persen) untuk keperluan pembiayaan Dinas Kesehatan Kabupaten Way Kanan.

(3) Pembiayaan kegiatan operasional Puskesmas adalah sebagi berikut:

a. Pembelian ATK dan peralatan medik b. Jasa Tenaga Medik c. Jasa tenaga paramedik/nonmedik, perawatan non perawatan d. Pembinaan Puskesmas

(8)

BAB X

WILAYAH PEMUNGUTAN Pasal 18

Pemungutan retribusi pelayanan kesehatan ini dilakukan pada setiap tempat pelayanan kesehatan Milik Pemerintah dalam wilayah hukum Kabupaten Way Kanan, oleh dinas/perangkat daerah yang melaksanakan kewenangan di bidang kesehatan.

BAB XI

TATA CARA PEMUNGUTAN DAN PEMBAYARAN Pasal 19

(1) Pemungutan dan pembayaran retribusi tidak dapat dialihkan/ diborongkan kepada pihak ketiga;

(2) Retribusi dipungut dan dibayarkan dengan menggunakan Surat Ketetapan Retribusi Daerah (SKRD) atau dokumen lain yang dipersamakan untuk itu dari Subjek retribusi secara langsung;

(3) Pengaturan lebih lanjut tata cara pemungutan dan pembayaran diatur dengan Keputusan Bupati.

BAB XII

KERINGANAN DAN PEMBEBASAN Pasal 20

(1) Bupati dapat memberikan keringanan, pengurangan dan pembebasan retribusi;

(2) Tata cara pemberian keringanan, pengurangan dan pembebasan retribusi ditetapkan dengan Surat Keputusan Bupati dan disampaikan kepada DPRD.

BAB XIII KADALUWARSA

Pasal 21

(1) Penagihan retribusi, kadaluwarsa setelah melampaui jangka waktu 3 (tiga) tahun sejak saat terhutangnya retribusi, kecuali apabila wajib retribusi melakukan tindak pidana di bidang retribusi;

(2) Kadaluwarsa penagihan retribusi dimaksud pada ayat (1) pasal ini tertangguh apabila: a. Diterbitkan Surat Teguran dan Surat Paksaan atau;

b. Ada pengakuan hutang retribusi dari wajib retribusi baik secara langsung maupun tidak langsung.

(9)

BAB XIV

TATA CARA PENGHAPUSAN PIUTANG RETRIBUSI YANG KADALUWARSA Pasal 22

(1) Piutang retribusi yang tidak mungkin ditagih lagi karena hak untuk melakukan penagihan sudah kadaluwarsa dapat dihapuskan;

(2) Bupati menetapkan penghapusan piutang retribusi daerah yang sudah kadaluwarsa dengan surat Keputusan Bupati.

BAB XV

PEMBINAAN DAN PENGAWASAN Pasal 23

Pelaksanaan Peraturan Daerah ini berada di bawah pembinaan dan pengawasan Bupati atau pejabat yang ditunjuk.

BAB XVI

SANKSI ADMINISTRASI Pasal 24

Subjek retribusi yang lalai, yang dengan sengaja atau tidak dengan sebgaja melanggar ketentuan peraturan daerah ini sehingga merugikan keuangan daerah didenda sebesar 10 % dari nilai retribusi terhutang dengan tidak mengurangi nilai retribusi terhutang;

BAB XVII

KETENTUAN PENYIDIKAN Pasal 25

(1) Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu di lingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten diberi wewenang khusus untuk melakukan penyidikan terhadap tindak pidana yang diatur dalam Peraturan Daerah ini;

(2) Wewenang dan tata cara penyidikan sebagai mana dimaksud pada ayat (1) pasal ini sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana serta Peraturan Pelaksanaan lainnya.

BAB XVIII

KETENTUAN LAIN-LAIN Pasal 26

(1) Semua penerimaan retribusi yang dalam Peraturan Daerah ini merupakan penerimaan daerah dan disetorkan sepenuhnya ke Kas Daerah;

(2) Penerimaan sebagai mana dimaksud pada ayat (1) pasal ini diberikan sebanyak-banyaknya 25% (dua puluh lima persen) untuk biaya operasional penyelenggaraan Peraturan Daerah ini yang dokoordinasikan oleh Dinas atau Perangkat Daerah

(10)

Kabupaten yang melaksanakan kewenangan Kabupaten di bidang Kepariwisataan dan Keolahragaan;

(3) Pelaksanaan ketentuan sebagaimana diatur dalam ayat (2) Pasal ini diatur lebih lanjut dengan Keputusan Bupati.

BAB XIX

KETENTUAN PERALIHAN Pasal 27

(1) Dengan diberlakukannya Peraturan Daerah ini maka Peraturan Daerah Kabupaten Way Kanan Nomor 31 Tahun 2000 tentang Retribusi Pelayanan Kesehatan pada Puskesmas Rawat Inap, Puskesmas dan Puskesmas Pembantu (Lembaran Daerah Kabupaten Way Kanan Tahun 2000 Nomor 35) dinyatakan dicabut dan tidak berlaku lagi;

(2) Segala bentuk warkah yang telah dikeluarkan dan dilaksanakan berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 22 Tahun 2000 disesuaikan secara bertahap dengan Peraturan Daerah ini. BAB XX KETENTUAN PENUTUP Pasal 28

Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini sepanjang mengenai pelaksanaannya diatur lebih lanjut dengan Keputusan Bupati;

Pasal 29

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Way Kanan.

Disahkan di Blambangan Umpu Pada Tanggal 5 Nopember 2002

BUPATI WAY KANAN

dto.

Drs. TAMANURI, MM

Diundangkan di Blambangan Umpu Pada Tanggal 2 Desember 2002

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAY KANAN TAHUN 2002 NOMOR 27

Referensi

Dokumen terkait

pengukuran dapat dilihat pada Tabel 1. Apabila dilihat berdasarkan waktu retensi, yang memberikan waktu retensi yang lebih cepat adalah pada pH 4,5. Oleh karena itu pH 4,5

Dana Penyertaan Modal Kemitraan Usaha Budidaya Tebu adalah dana yang berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Pemalang yang dipinjamkan kepada petani

yang digunakan n untuk menetap untuk menetapkan kan lebar Laut lebar Laut Wilay Wilayah ah nasi nasional onal tidak selayaknya untuk digunakan sebagai metode

1) Waktu mulai dirawat tidak didapat tanda-tanda klinik infeksi dan tidak sedang dalam masa inkubasi infeksi tersebut.. 3) Infeksi terjadi pada pasien dengan masa perawatan

Di antara sekian banyak dampak HKMS, salah satu dampak positif dan signifikan bagi peserta adalah makna kekatolikan. Bagi peserta, kekatolikan itu bukan pertama-tama

Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana keperawatan (S.Kep) pada Program Studi Pendidikan Ners Fakultas Keperawatan Universitas

Bentuk sediaan obat herbal bermacam-macam, sama halnya seperti obat-obatan sintetis.Adapun sediaan cair atau bisa juga disebut dengan sediaan galenika

Keuskupan Agung Jakarta yang sampai berjumlah lebih dari 400.000, yang tergabung dalam 63 paroki dan berada dalam 8 dekenat, tentu merupakan hasil jerih payah pelayanan kami