• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Hasil Tangkapan Jaring Insang di Kuala Baru Kabupaten Aceh Singkil

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Analisis Hasil Tangkapan Jaring Insang di Kuala Baru Kabupaten Aceh Singkil"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

415

Analisis Hasil Tangkapan Jaring Insang di Kuala Baru Kabupaten

Aceh Singkil

The Analysis on Fish Catches of Gillnet in Kuala Baru of Aceh Singkil

Regency

Nelci Sylvia1*, Chaliluddin Marwan1, Ratna Mutia Aprilla1

1

Program Studi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Fakultas Kelautan Dan Perikanan, Universitas Syiah Kuala Darussalam, Banda Aceh.

*email korepondensi: nelcisylvia95@gmail.com

ABSTRAK

Jaring insang merupakan salah satu alat tangkap yang banyak digunakan oleh nelayan di Kuala Baru Kabupaten Aceh Singkil. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui teknologi penangkapan ikan dan komposisi hasil tangkapan, keanekaragaman, dominansi serta ukuran hasil tangkapan alat tangkap jaring insang di Kuala Baru Kabupaten Aceh Singkil.Analisis dilakukan secara deskriptif dalam bentuk tabel dan grafik distribusi frekuensi hasil tangkapan yang diperoleh. Jaring insang yang digunakan nelayan berukuran 20 set atau 1000 m dengan lebar 7 dan 14 m yang terbuat dari bahan PA multifilament mesh size 5 inci. Nelayan jaring insangKuala Baru Kabupaten Aceh Singkil tidak menggunakan alat bantu penangkapan. Komposisi hasil tangkapan jaring insang di dominansi oleh ikan tenggiri (Scombiromorus sp 54,80%) sebagai hasil tangkapan utama, dan hasil tangkapan sampingan berupa ikan parang – parang (Chirocentrus sp. 11,02%) dan hiu (Charcharias sp 34,16%).Selama penelitian diperoleh indeks keanekaragamanjaring insang adalah 1,01, yang berarti keanekaragaman relatif sedang. Indeks dominansi0,39, yang berarti relatif rendah. Ukuran hasil tangkapan pancing selama penelitian sangat bervariasi.

Kata kunci: Pancing, Jaring Insang, Hasil Tangkapan, Kuala Baru ABSTRACT

Gill net is included as fishing gears which are extensively utilized by fisherman in Kuala Baru of Aceh Singkil Regency. The objective of this research is to know the fishing technology and the composition of catches, the diversity, dominance, and catch size of fishing line and gillnet in Kuala Baru of Aceh Singkil regency. The analysis is conducted descriptively in the form of tables and the distribution graph of the catch frequency obtained. Gillnets used by the fishermen are about 20 sets or 1000 m wide with a width of 7 and 14 m made of 5-inched PA multifilament mesh size material. Those Fishermen who use gillnets and fishing line in Kuala Baru of Aceh Singkil regency do not use any fishing aids. The dominance catches of gillnet are mackerel fish (Scombiromorus sp, 54.80%) as main catch, and by-catches is Herring fish (Chirocentrus sp 11.02%) and shark (Charcharias sp 34.16%).During the research, the index of diversity of gillnet were1.01, which means that the diversity is relatively moderate. The dominance index of gillnets is 0.39, which means relatively low. The size of catches from fishing line and gill nets during this study varied considerably.

(2)

416

PENDAHULUAN

Kabupaten Aceh Singkil mempunyai 11 kecamatan dan 5 kecamatan diantaranya berada di daerah pesisir termasuk Kecamatan Kuala Baru, yang kebanyakan mata pencaharian utama masyarakatnya adalah sebagai nelayan (BPS, 2016). Berdasarkan data statistik perikanan tangkap dari tahun 2011-2014 rata-rata produksi ikan di Kabupaten Aceh Singkil selama 4 tahun terakhir sebesar 4547,90 ton, dimana sebesar 2129,57 ton dihasilkan oleh alat tangkap jaring insang hanyut(DKP Provinsi Aceh, 2012-2015).

Masyarakat Kuala Baru pada umumnya menggunakan alat tangkap jaring insang untuk menangkap ikan. Peningkatan produksi ikan selama 4 tahun terakhir mengindikasikan bahwa perikanan laut Aceh mempunyai potensi ikan yang cukup besar dan memiliki kandungan sumberdaya alam khususnya sumberdaya hayati (ikan) yang berlimpah dan beraneka ragam.Selama ini, analisis mengenai hasil tangkapan nelayan di Kuala Baru Kabupaten Aceh Singkil belum pernah dilakukan. Berdasarkan hal tersebut penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai Analisis Hasil Tangkapan Nelayan di Kuala Baru Kabupaten Aceh Singkil. Ruang lingkup penelitian ini terbatas pada hasil tangkapan alat tangkap jaring insang di Kuala Baru, Kabupaten Aceh Singkil.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui teknologi penangkapan ikan dengan alat tangkap jaring insang yang digunakan oleh nelayan serta untuk mengetahui komposisi hasil tangkapan, keanekaragaman, dominansi dan ukuran hasil tangkapan alat tangkap jaring insang di Kuala Baru, Kabupaten Aceh Singkil.

BAHAN DAN METODE Lokasi Dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan selama bulan Februari 2017, bertempat di Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Kuala Baru Sungai Kecamatan Kuala Baru, Kabupaten Aceh Singkil.

Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei. Pada penelitian ini dilakukan pengambilan data secara sensus atau sampel total. Menurut Usman (2011) Sensus atau sampel total adalah penelitian yang menggunakan seluruh populasinya. Penggunaan ini berlaku jika anggota populai relatif kecil. Populasi alat tangkap jaring insang yang ada di Kecamatan Kuala Baru ada sebanyak 15 unit (DKP Kabuapaten Aceh Singkil, 2016). Jenis data yang digunakan pada penelitian ini berupa data primer hasil observasi dan wawancara langsung dengan nelayan di lokasi penelitian.

Analisis Data

Analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi dua aspek yaitu analisis teknologi penangkapan ikan dan hasil tangkapan alat tangkap jaring insang.

Teknologi Penangkapan Ikan

Teknologi penangkapan ikan dengan alat tangkap jaring insang di analisis dengan menggunakan analisis deskriptif.

(3)

417

Analisis Hasil Tangkapan

Analisis Komposisi Hasil Tangkapan

Hasil tangkapan sebelum dilakukan analisis terlebih dahulu diidentifikasi untuk mengetahui nama umum dan nama latin ikan. Pengidentifikasian dapat dilakukan dengan menggunakan buku identifikasi ikan. Setelah dilakukan pengidentifikasian data tersebut dapat diolah dengan menggunakan software Microsoft excel untuk mengetahui komposisi jenis hasil tangkapan ikan, yaitu dengan membandingkan hasil tangkapan utama dan hasil tangkapan sampingan berdasarkan beratnya (Kg).

Analisis Keanekaragaman Hasil Tangkapan

Analisis keanekaragaman diolah dengan menggunakan software Microsoft excel. Analisis ini dilakukan untuk menentukan keanekaragaman ikan yang dihasilkan oleh alat tangkap jaring insang, digunakan Indeks Diversitas Shannon-Wiener (Brower & Zar, 1990 diacu dalam Ferianita, 2007), dengan rumus sebagai berikut:

Keterangan :

H’ = Indeks diversitas Shannon-Wiener ni = Jumlah individu spesies ke-i N = Jumlah individu semua spesies Pi =

Menurut Brower dan Zar (1990) menyatakan bahwa kriteria untuk indeks keanekaragaman adalah jika H’< 1: keanekaragaman rendah; 1 ≤H’ ≤ 3: keanekaragaman sedang dan H’> 3: keanekaragaman tinggi.

Analisis Dominansi Hasil Tangkapan

Analisis dominansi diolah dengan software Microsoft excel. Analisis ini dilakukan untuk mengetahui spesies hasil tangkapan dominan yang dihasilkan oleh alat tangkap jaring insang, digunakan indeks Dominansi Simpson (Ferianita, 2007) dengan rumus sebagai berikut :

Keterangan : S : Jumlah spesies

c : Indeks dominansi Simpson ni : Jumlah individu spesies ke-i N : Jumlah individu semua spesies

Indeks dominansi simpson memiliki kisaran D < 0,4: dominasi rendah; 0.4 ≤ D ≤ 0,6: dominasi tinggi dan D > 0.6: dominansi tinggi.

(4)

418

Analisis Ukuran Hasil Tangkapan

Analisis ukuran hasil tangkapan dilakukan untuk mengetahui ukuran selang panjang total dari setiap spesies ikan. Untuk menghitung jumlah dan interval kelas panjang ditentukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut (Usman, 2011):

Keterangan : K : Jumlah kelas n : Banyak data i : Interval kelas

R : Nilai terbesar – nilai terkecil

HASIL DAN PEMBAHASAN Teknologi Penangkapan Ikan

Teknologi penangkapan ikan terdiri dari teknologi alat penangkapan ikan dan alat bantu penangkapan. Penggunaan teknologi penangkapan yang digunakan oleh nelayan Kuala Baru Kabupaten Aceh Singkil masih tergolong tradisional atau nelayan kecil, karena pada umumnya nelayan Kuala Baru Kabupaten Aceh Singkil masih menggunakan teknologi penangkapan ikan yang sangat sederhana tidak menggunakan fish fender, radar, global positioning system (GPS) dan lain-lain serta tidak menggunakan alat bantu penangkapan, seperti tidak menggunakan rumpon. Pada umumnya peralatan penangkapan dioperasikan secara manual dengan tenaga manusia, serta jelajah operasionalnya masih di sekitaran perairan pantai.

Teknologi Penangkapan Alat Tangkap Jaring Insang

Jenis jaring insang yang digunakan di Kuala Baru Kabupaten Aceh Singkil adalah jaring insang hanyut. Panjang jaring insang hanyut yang digunakan adalah 20 set atau 1000 m dengan lebar 7 – 14 m. Bahan jaring yang digunakan oleh nelayan Kuala Baru Kabupaten Aceh Singkil adalah polyamide (PA) multifilament dengan nomor benang 19 dan mesh size 5 inci. Jumlah pelampung tanda sebanyak 2 buah dengan pemberat utama yang terbuat dari semen cor (beton) sebanyak 2 buah dengan berat 2 Kg/unit, panjang tali pelampung tanda adalah 4 m, jumlah pelampung kecil yang digunakan pada jaring sebanyak 25 buah.

Komposisi Hasil Tangkapan

Komposisi Hasil Tangkapan Jaring Insang

Jenis hasil tangkapan jaring insang di Kuala Baru Kabupaten Aceh Singkil selama penelitian adalah ikan tenggiri (Scombiromorus commerson), parang-parang (Chirocentrus sp.), dan hiu (Charcharias sp.). Untuk komposisi hasiltangkapan jaring insang dijelaskan pada Tabel 3:

(5)

419

Tabel 1 Komposisi hasil tangkapan jaring insang

No Nama Lokal Nama Lokal Jumlah (Kg) Share %

1 Tenggiri Scombiromorus sp. 832.7 54.80

2 Parang-Parang Chirocentrus sp. 167.5 11.02

3 Hiu Charcharias sp. 519.1 34.16

Jumlah 1519.3 100

Komposisi hasil tangkapan jaring insang di Kuala Baru Kabupaten Aceh Singkil berbeda dengan komposisi hasil tangkapan dari penelitian yang dilakukan oleh Apriani et al. (2013), dimana hasil tangkapannya berupa ikan kembung sebagai hasil tangkapan utama. Sedangkan ikan tongkol, bambangan, layang, selar, golok-golok, bentong, tetengkek, pepetek, barakuda, layur, tudak, tembang, tenggiri, ekor kuning, dan kuwe merupakan hasil tangkapan sampingan. Hasil tangkapan sampingan pada penelitian Apriani et al. (2013) lebih banyak dari pada penelitian ini. Hal ini diduga karena mesh size dari alat tangkap jaring insang yang digunakan nelayan Kuala Kabupaten Aceh Singkil Baru lebih besar yaitu 5 inci. Sedangkan, penelitian Apriani et al. (2013) mesh size-nya 2 inci sehingga hasil tangkapan sampingan lebih banyak.

Keanekaragaman Hasil Tangkapan

Nilai indeks keanekaragaman hasil tangkapan alat tangkap jaring insang berdasarkan perhitungan indeks diversitas Shanon-Wiener (Ferianta, 2007) adalah sebesar 1,01. Berdasarkan kriteria indeks keanekaragaman dapat dikatakan bahwa nilai indeks keanekaragam hasil tangkapan alat tangkap jaring insang di Kuala Baru Kabupaten Aceh Singkil relatif sedang, dalam artian ekosistem masih dalam kondisi stabil.

Dominansi Hasil Tangkapan

Berdasarkan perhitungan yang dilakukan dengan menggunakan indeks dominansi Simpson (Ferianita, 2007), didapat nilai indeks dominansi hasil tangkapan alat tangkap jaring insang adalah sebesar 0,39. Berdasarkan kriteria indeks dominansi dapat dikatakan bahwa nilai indeks dominansi hasil tangkapan alat tangkap jaring insang di Kuala Baru Kabupaten Aceh Singkil relatif rendah. Dapat dilihat pada Tabel 3 dimana hasil tangkapan alat tangkap jaring insang di dominansi oleh ikan tenggiri sebesar 54.80%. Menurut Odum (1971) diacu dalam Dewiyanti dan Nurfadillah (2010), nilai keanekaragam yang tinggi menyatakan konsentrasi dominansi yang rendah. Begitu juga sebaliknya, nilai keanekaragaman yang rendah menyatakan konsentrasi dominansi yang tinggi.

(6)

420

Ukuran Hasil Tangkapan

Ukuran hasil tangkapan alat tangkap jaring insang sangat beragam pada setiap jenisnya. Pada penelitian ini menggunakan selang panjang total ikan setiap jenis untuk mempermudah menunjukkan panjang total ikan yang dominan tertangkap. Distribusi ukuran panjang total hasil tangkapan jaring insang dapat dilihat pada Gambar 1, 2 dan 3:

Ukuran panjang total ikan tenggiri yang diperoleh selama penelitian cenderung bervariasi, yaitu berkisar antara 51,00 – 123,47 cm dengan total keseluruhan 610 ekor.

Ukuran panjang total ikan parang-parang yang diperoleh selama penelitian cenderung bervariasi antara 37,00 – 75,04 cm dengan total keseluruhan 222 ekor.

Gambar 1 Ukuran hasil tangkapan ikan tenggiri

(7)

421

Ukuran panjang total ikan hiu yang diperoleh selama penelitian cenderung bervariasi, yaitu berkisar antara 52,00 – 80,80 cm dengan total keseluruhan 346 ekor. Berdasarkan hasil penelitian, ikan tenggiri, ikan parang – parang dan ikan hiu masuk kedalam kategori layak tangkap dan tidak layak tangkap. Pengelompokan kelayakan hasil tangkapan berdasarkan length of maturity (sumber: fishbase) dapat di lihat pada Tabel 2:

Tabel 2 Kelayakan hasil tangkapan berdasarkan length of maturity alat tangkap jaring insang

Jenis Ikan

Lm (Cm)

Hasil Tangkapan

Layak Tangkap Tidak Layak

Tangkap

Jumlah (Ekor) % Jumlah (Ekor) %

Tenggiri 55 – 82 560 91,80 50 8.19 Parang -Parang 59 – 69 62 27.92 160 72.0 7 Hiu 63 – 75 187 54.04 159 45.9 5

Keterangan : Lm = Length of maturity Sumber :Fishbase, 2017

Selang kelas panjang total hasil tangkapan jaring insang memiliki kisaran dari 37 hingga 123,47 cm, sehingga masih ada ikan hasil tangkapan dibawah length of maturity. Selang kelas tersebut menunjukkan bahwa ukuran hasil tangkapan jaring insang memiliki selang panjang total yang rendah dan secara biologis masih ada ikan hasil tangkapan yang tidak layak tangkap. Hal ini diduga berkaitan dengan ukuran mata jaring yang kecil yaitu 5 inci. Dengan demikian jaring insang dapat menangkap ikan dengan berbagai panjang total.

(8)

422

KESIMPULAN

Teknologi penangkapan ikan yang digunakan oleh nelayan Kuala Baru Kabupaten Aceh Singkil masih sangat sederhana (tradisional) dan belum menggunakan teknologi yang mutakhir, seperti belum menggunakan fishfinder, radar dan lain-lain.

Komposisi hasil tangkapan alat tangkap pancing dan jaring insang adalah ikan tenggiri, parang-parang, hiu, kakap, kerapu, manyung, barakuda, dan biji nangka. Nilai indeks keanekaragaman hasil tangkapan jaring insang adalah 1,01, yang berarti keanekaragaman relatif sedang. Nilai indeks dominansi jaring insang 0.39 yang berarti relatif rendah. Serta ukuran hasil tangkapan alat tangkap jaring insang cenderung bervariasi selama penelitian.

DAFTAR PUSTAKA

[BPS] Badan Pusat Statistik, Kabupaten Aceh Singkil. 2016. Kabupaten Aceh Singkil Dalam Angka. BPS Kabupaten Aceh Singkil: Singkil.

[DKP] Dinas Kelautan dan Perikanan, Provinsi Aceh. 2012. Statistik Perikanan Tangkap Provinsi Aceh. DKP Provinsi Aceh: Banda Aceh.

[DKP] Dinas Kelautan dan Perikanan, Provinsi Aceh. 2013. Statistik Perikanan Tangkap Provinsi Aceh. DKP Provinsi Aceh: Banda Aceh

[DKP] Dinas Kelautan dan Perikanan, Provinsi Aceh. 2014. Statistik Perikanan Tangkap Provinsi Aceh. DKP Provinsi Aceh: Banda Aceh

[DKP] Dinas Kelautan dan Perikanan, Provinsi Aceh. 2015. Statistik Perikanan Tangkap Provinsi Aceh. DKP Provinsi Aceh: Banda Aceh.

Apriani. Irnawati R. Susanto. A. 2013. Komposisi hasil tangkapan jaring silir yang berbasis di PPN Karangantu Kota Serang Provinsi Banten. Jurnal Ilmu Pertanian dan Perikanan 2(2): 151-158.

Brower, J.E. Dan J.H. Zar. 1990. Field and laboratory method for general ecology. Wm. C Brown Puld. Dubuque. Iowa

Dewiyanti, I. dan Nurfadillah. 2014. Penuntun praktikum ekologi perairan (dasar teori, moetoda sampling, dan analisa data). Fakultas Kelautan dan Perikanan Universitas Syiah Kuala. Banda Aceh.

Ferianita f. m, 2007. metode sampling Bioteknologi. Bumi Aksara. Jakarta

Odum, E.P. 1994. Fundamentals of ecology. 3rd Edition WB Saunder Co. Philadelphia and London.

Gambar

Gambar 1 Ukuran hasil tangkapan ikan tenggiri
Tabel 2 Kelayakan hasil tangkapan berdasarkan length of maturity alat tangkap jaring insang

Referensi

Dokumen terkait

% Jumlah Partisipasi masyarakat yang hadir dalam musrenbang kecamatan dibagi jumlah. masyarakat yang diundang

Tujuan dari proses penciptaan karya ini adalah sebagai berikut: menjadikan tumbuhan tempuh wiyang sebagai sumber ide penciptaan motif batik kain panjang serta

Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana membangun suatu sistem pendukung keputusan dengan metode ANP dan TOPSIS yang dapat membantu pengambil keputusan

(4) Kepala Dinas Peternakan Kabupaten/Kotamadya Dati II atau Kepala Dinas peternakan Propinsi Dati I menyampaikan Rencana kerja tahunan pengawasan obat hewan

Kajian ini bertujuan untuk mendiskripsikan: 1) jenis-jenis produk kemasan informasi; 2) proses kemas ulang informasi; dan 3) upaya pemenuhan kebutuhan informasi usaha kecil

Rangkaian Coupling ini dirancang bekerja pada frekuensi 1 MHz – 10 Mhz yang dibangun dengan membuat blok-blok yang terdiri dari blok Penguat, Rangkaian Coupling Kapasitif

• Blok-blok yang terhubung seri tanpa faktor pembebanan dapat diganti dengan blok tunggal dengan fungsi alihnya adalah perkalian masing-masing fungsi alih blok-blok tsb. •

Berdasarkan pemaparan pengaruh keempat variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini terhadap nilai perusahaan, maka dapat disimpulkan bahwa teori sinyal