• Tidak ada hasil yang ditemukan

MOTIVASI PENGGUNAAN SITUS JEJARING SOSIAL DAN KEBUTUHAN AFILIASI. (Studi Korelasional tentang Situs Jejaring Sosial Facebook terhadap

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MOTIVASI PENGGUNAAN SITUS JEJARING SOSIAL DAN KEBUTUHAN AFILIASI. (Studi Korelasional tentang Situs Jejaring Sosial Facebook terhadap"

Copied!
132
0
0

Teks penuh

(1)

MOTIVASI PENGGUNAAN SITUS JEJARING SOSIAL DAN KEBUTUHAN AFILIASI

(Studi Korelasional tentang Situs Jejaring Sosial Facebook terhadap Pemenuhan Kebutuhan Afiliasi di Kalangan Murid IEC Malaka Medan)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Menyelesaikan Pendidikan Sarjana (S-1) pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Departemen Ilmu

Komunikasi

Disusun oleh: MELISA TANDUN

060904004

DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI

HALAMAN PERSETUJUAN

SKRIPSI INI DISETUJUI UNTUK DIPERTAHANKAN OLEH: NAMA : MELISA TANDUN

NIM : 060904004

JUDUL : MOTIVASI PENGGUNAAN SITUS JEJARING SOSIAL DAN KEBUTUHAN AFILIASI

(Studi Korelasional tentang Situs Jejaring Sosial Facebook terhadap Pemenuhan Kebutuhan Afiliasi di Kalangan Murid IEC Malaka Medan)

Pembimbing Ketua Departemen

Drs.HR Danan Djaja,M.A Drs.Amir Purba,M.A

Dekan

(3)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Panitia Penguji Skripsi Pada Hari : Tanggal : Pukul : Tim Penguji: 1. Ketua : 2. Anggota 1 : 3. Anggota 2 :

(4)

KATA PENGANTAR

Dengan segala kerendahan hati, penulis panjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat, rahmat, dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini untuk melengkapi syarat memperoleh gelar kesarjanaan pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis menyadari banyak menghadapi kesulitan karena keterbatasan dan kemampuan, namun penulis bersyukur dan berterima kasih karena telah mendapat perhatian dan dukungan dari berbagai pihak yang turut membantu menyelesaikan skripsi ini. Maka, dalam kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Kedua orangtua tercinta, Ayah Tehdy Susanto dan Ibu Linna Tandun yang selalu memberikan dukungan dan semangat di setiap saat. Semoga penulis dapat membuat Ayah dan Ibu selalu tersenyum bahagia dan bangga.

2. Bapak Prof. Dr. M. Arief Nasution, M.A selaku Dekan FISIP USU.

3. Bapak Drs. Amir Purba, M.A selaku Ketua Departemen Ilmu Komunikasi. 4. Bapak Drs. HR Danan Djaja, M.A selaku dosen pembimbing yang telah

meluangkan waktu yang sangat banyak dan berbagi ilmu yang sangat berharga selama membimbing penulis.

5. Kakak Emilia Ramadhani, S.Sos selaku dosen wali penulis.

6. Bapak dan Ibu dosen Ilmu Komunikasi yang telah memberikan bekal pengetahuan selama masa perkuliahan.

7. Ibu Dra. Dewi Kurniawati selaku Sekretaris Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU beserta Kak Cut, Kak Maya, dan Kak Ros.

(5)

8. Kak Hanim, Kak Puan, dan staf Laboratorium Ilmu Komunikasi. 9. Keluarga IEC yang telah sangat membantu selama penelitian skripsi. 10. Adik satu-satunya, Haris Susanto yang telah bersedia membantu penulis

saat membutuhkan dan berbagi suka dan duka yang dapat membuat penulis tertawa dan menangis bersama.

11. Keluarga besar Susanto dan Tandun dimanapun mereka berada yang terus mendorong penulis dengan bertanya kapan wisuda. Tanpa disadari, hal itu memotivasi penulis untuk segera menyelesaikan perkuliahan dan mendapat gelar kesarjanaan.

12. Anggota Akselerasi SMP Chandra Kusuma, yaitu Yuriko, William, Valen, Albert, Sherly, Harry, Ira, Andi, Rara, dan Andrew, yang telah menjadi sahabat penulis tanpa mengenal batas negara, waktu, dan hambatan lainnya. Rasa persahabatan ini sudah tertanam di benak penulis seperti layaknya rasa persaudaraan. Semoga suatu hari nanti, kita bersebelas dapat berkumpul kembali dengan profesi yang sesuai dengan keinginan dan kemampuan masing-masing.

13. Anggota Walky Talky, yaitu Rianty, Mona, Ameliya, dan Ingres yang selalu setia berbagi cerita tentang apapun. Meskipun kita semua memiliki sifat dan selera yang berbeda, namun penulis merasa senang meluangkan waktu bersama kalian. Semoga persahabatan ini akan selalu terbina dengan baik.

14. Anggota Happy Yummy yang terus berubah jumlahnya namun sudah menjadi bagian dari cerita penulis selama perkuliahan. Mereka adalah Yuli, Dhika, Wana, Vega, Fiqi, Novi, Desi, dan Putrou. Meskipun kadang

(6)

kita sering berselisih paham, namun penulis sangat menyayangi kalian semua. Semoga segala perbedaan yang ada pada diri kita tidak memudarkan persahabatan ini dan suatu hari nanti kita akan berkumpul kembali sebagai orang yang sukses.

15. Keluarga Power Rangers, Jula-jula, Telenovela, Flickazone, dan teman-teman Komunikasi stambuk 2006 yang menjadi teman-teman yang sangat baik bagi penulis selama masa perkuliahan. Canda tawa yang dibagi sangat berkesan dan berarti. Penulis merasa sangat senang karena telah menjadi bagian dari stambuk 2006 yang sangat kompak.

16. Semua pengarang buku yang telah memotivasi dan menjadi narasumber bagi penulis serta semua supir angkot no.10 dan tukang becak yang telah mengantar penulis untuk menempuh perjalanan selama masa perkuliahan. 17. Semua pihak yang turut membantu kelancaran skripsi ini baik disadari

ataupun tidak.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tulisan ini belum mencapai kesempurnaan, namun penulis telah berusaha semaksimal mungkin untuk menyelesaikannya dengan baik. Dengan segala kerendahan hati, penulis bersedia untuk diberikan saran maupun kritik yang sifatnya membangun. Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan berkah kepada kita semua. Terima kasih.

Penulis

(7)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN ABSTRAKSI BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

1.2 Perumusan Masalah

1.3 Pembatasan Masalah

1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.5 Kerangka Teori

1.5.1 Komunikasi dan Komunikasi Massa 1.5.2 Teori Uses and Gratification

1.5.3 Motivasi Penggunaan Media 1.5.4 Facebook 1.5.5 Kebutuhan Afiliasi 1.6 Kerangka Konsep 1.7 Model Teoritis 1.8 Operasional Variabel 1.9 Definisi Operasional 1.10 Hipotesa

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Komunikasi dan Komunikasi Massa

2.1.1 Definisi Komunikasi 2.1.2 Unsur-unsur Komunikasi 2.1.3 Fungsi Komunikasi

2.1.4 Definisi Komunikasi Massa 2.1.5 Unsur-unsur Komunikasi Massa 2.1.6 Ciri-ciri Komunikasi Massa 2.1.7 Fungsi Komunikasi Massa 2.2 Teori Uses and Gratification

2.2.1 Sejarah Teori Uses and Gratification

2.2.2 Kelebihan dan Kritik terhadap Teori Uses and Gratification

(8)

2.4 Facebook

2.5 Kebutuhan Afiliasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

3.1.1 Sejarah International Education Centre 3.1.2 Logo International Education Centre

3.1.3 Program Kursus International Education Centre 3.1.4 Daftar Jumlah Murid IEC Per 2009 di Malaka 3.1.5 Struktur Organisasi International Education Centre 3.2 Metodologi Penelitian

3.2.1 Metode Penelitian 3.2.2 Lokasi Penelitian 3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi 3.3.2 Sampel

3.4 Teknik Penarikan Sampel

3.5 Teknik Pengumpulan Data

3.6 Analisis Data

BAB IV ANALISA DATA

4.1 Pengumpulan Data

4.2 Pengolahan Data 4.3 Analisis Deskriptif

4.3.1 Karakteristik Responden

4.3.2 Motivasi Penggunaan Facebook 4.3.3 Pemenuhan Kebutuhan Afiliasi 4.4 Analisis Korelasional

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

5.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Operasional Variabel

Tabel 2 Jumlah Murid

Tabel 3 Populasi

Tabel 4 Sampel

Tabel 5 Jenis Kelamin

Tabel 6 Usia

Tabel 7 Lama Kepemilikan Akun Facebook

Tabel 8 Lama Pengaksesan per Hari

Tabel 9 Pengetahuan tentang Aplikasi Dasar yang Ada pada Situs Facebook

Tabel 10 Penambahan Pengetahuan Setelah Mengakses Situs Facebook Tabel 11 Perasaan Ketika Mengakses Situs Facebook

Tabel 12 Pendapat Tentang Aplikasi Pada Situs Facebook

Tabel 13 Waktu yang Tepat Dalam Mengakses Situs Facebook

Tabel 14 Jumlah Teman yang Dimiliki Pada Situs Facebook

Tabel 15 Alasan Penambahan Teman

Tabel 16 Jumlah Anggota Keluarga yang Menjadi Teman

Tabel 17 Frekuensi Melakukan Kontak Dengan Anggota Keluarga

Dalam Facebook

Tabel 18 Menjadikan Facebook Sebagai Topik Pembicaraan di Sekolah

Tabel 19 Peranan Facebook Dalam Menemukan Teman Lama

Tabel 20 Kepercayaan Diri Setelah Memiliki Akun Facebook Tabel 21 Penjadian Pengaksesan Facebook Sebagai Salah Satu Hobi

Tabel 22 Peranan Facebook Dalam Melepaskan Tekanan Sekolah

Tabel 23 Kegiatan yang Paling Sering Dilakukan di Situs Facebook Tabel 24 Rasa Lebih Dihargai atau Diterima si Sekolah Bila Memiliki

Akun Facebook

Tabel 25 Jumlah Grup yang Diikuti Dalam Situs Facebook Tabel 26 Perasaan Saling Memiliki Bila Bergabung Dengan Grup

(10)

Tabel 27 Keikutsertaan Dalam Memecahkan Masalah Teman yang Dibagi Dalam Situs Facebook

Tabel 28 Keterlibatan Diri Dalam Event yang Dipromosikan Dalam Facebook

Tabel 29 Fungsi Facebook Dalam Membantu Untuk Menjalin

Persahabatan yang Erat

Tabel 30 Situs Facebook Sebagai Situs Jejaring Sosial yang Baik Tabel 31 Jenis Kelamin dan Perasaan Saling Memiliki

Tabel 32 Usia dan Rasa Diterima di Lingkungan Sekolah

Tabel 33 Pengetahuan Bertambah Setelah Mengakses Situs Facebook dan Keikutsertaan Dalam Event yang Dipromosikan

Dalam Facebook

Tabel 34 Perasaan Saat Sedang Mengakses Situs Facebook dan Keikutsertaan Dalam Event yang Dipromosikan Dalam Facebook

(11)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Model Teoritis

Gambar 2 Uses and Gratification

Gambar 3 Logo IEC

Gambar 4 Jenis Kelamin

Gambar 5 Usia

Gambar 6 Lama Kepemilikan Akun Facebook

Gambar 7 Lama Pengaksesan per Hari

Gambar 8 Pengetahuan tentang Aplikasi Dasar yang Ada pada Situs Facebook

Gambar 9 Penambahan Pengetahuan Setelah Mengakses Situs Facebook Gambar 10 Perasaan Ketika Mengakses Situs Facebook

Gambar 11 Pendapat Tentang Aplikasi Pada Situs Facebook Gambar 12 Waktu yang Tepat Dalam Mengakses Situs Facebook Gambar 13 Jumlah Teman yang Dimiliki Pada Situs Facebook

Gambar 14 Alasan Penambahan Teman

Gambar 15 Jumlah Anggota Keluarga yang Menjadi Teman

Gambar 16 Frekuensi Melakukan Kontak Dengan Anggota Keluarga Dalam Facebook

Gambar 17 Menjadikan Facebook Sebagai Topik Pembicaraan di Sekolah

Gambar 18 Peranan Facebook Dalam Menemukan Teman Lama

Gambar 19 Kepercayaan Diri Setelah Memiliki Akun Facebook Gambar 20 Penjadian Pengaksesan Facebook Sebagai Salah Satu Hobi Gambar 21 Peranan Facebook Dalam Melepaskan Tekanan Sekolah Gambar 22 Kegiatan yang Paling Sering Dilakukan di Situs Facebook Gambar 23 Rasa Lebih Dihargai atau Diterima si Sekolah Bila Memiliki

Akun Facebook

Gambar 24 Jumlah Grup yang Diikuti Dalam Situs Facebook Gambar 25 Perasaan Saling Memiliki Bila Bergabung Dengan Grup

Tertentu Pada Situs Facebook

Gambar 26 Keikutsertaan Dalam Memecahkan Masalah Teman yang

(12)

Gambar 27 Keterlibatan Diri Dalam Event yang Dipromosikan Dalam Facebook

Gambar 28 Fungsi Facebook Dalam Membantu Untuk Menjalin

Persahabatan yang Erat

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I Kuesioner Penelitian

Lampiran II Tabel SPSS

Lampiran III Surat permohonan penelitian dari Fakultas Imu Sosial dan Ilmu Politik USU

Lampiran IV Surat balasan untuk memberikan izin penelitian dari IEC Malaka Medan

Lampiran V Lembar catatan bimbingan skripsi

(14)

ABSTRAKSI

Penelitian ini berjudul Motivasi Penggunaan Situs Jejaring Sosial dan Kebutuhan Afiliasi (Studi Korelasional tentang Situs Jejaring Sosial Facebook terhadap Pemenuhan Kebutuhan Afiliasi di Kalangan Murid IEC Malaka Medan).

Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana hubungan antara motivasi penggunaan situs jejaring sosial Facebook terhadap pemenuhan kebutuhan afiliasi pada murid IEC Malaka Medan dengan menggunakan perspektif Uses and Gratification. Model ini menekankan bahwa khalayak adalah pihak yang aktif terhadap penggunaan media. Khalayak bebas mengkonsumsi media yang disukainya.

Sampel dalam penelitian ini adalah murid-murid IEC Malaka Medan yang tergolong usia remaja awal yaitu umur 12 hingga 17 tahun dan mengambil program bahasa Inggris yang berada pada tingkatan Step 1 sampai dengan Step 10. Jumlah sampel yang diambil sebesar 28 orang dengan menggunakan rumus dari Arikunto. Teknik penarikan sampel menggunakan teknik stratifikasi proporsional dan purposive. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner dengan bentuk pertanyaan tertutup sejumlah 26 buah. Analisa data menggunakan bentuk tabel deskriptif lalu dihubungkan menjadi tabel korelasional. Selanjutnya uji hipotesa dan tes signifikansi. Semuanya dilakukan dengan program SPSS for Windows version 17.0.

Dari hasil penelitian, terbukti bahwa hubungan antara motivasi penggunaan situs jejaring sosial Facebook terhadap pemenuhan kebutuhan afiliasi murid IEC Malaka Medan adalah cukup berarti. Untuk mengetahui tingkat signifikansi hasil hipotesis, dilakukan dengan menghitung nilai tabel temuan. Nilai tabel untuk murid IEC Malaka Medan adalah 0.031. Pernyataan thitung < ttabel

yang berarti bahwa hubungan kedua variabel adalah tidak signifikan. Berdasarkan hasil analisa tabel tunggal yaitu terdapat perbedaan antara sesama murid dalam alasan penggunaan situs jejaring sosial Facebook. Hasil uji hipotesa yang diperoleh adalah terdapat hubungan antara motivasi penggunaan situs jejaring sosial terhadap pemenuhan kebutuhan afiliasi para murid IEC Malaka Medan.

(15)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Salah satu kebutuhan manusia adalah berinteraksi dengan orang-orang di sekitarnya. Interaksi sosial merupakan hubungan sosial yang dinamis, menyangkut hubungan antara orang per orang, antara kelompok-kelompok manusia, maupun antara orang perorangan dengan kelompok-kelompok manusia (Soekanto, 2002: 62). Interaksi sosial dapat dikatakan terjadi dalam sebuah masyarakat apabila ada kontak sosial (social contact) dan komunikasi (communication). Kontak sosial secara fisik dapat terjadi apabila ada hubungan fisikal, sedangkan kontak sosial adalah gejala sosial yang dapat terjadi tanpa harus menyentuh seseorang.

Komunikasi adalah sebuah proses memaknai yang dilakukan seseorang terhadap informasi, sikap, prilaku, dan perasaan sehingga seseorang dapat membuat reaksi terhadap informasi, sikap, prilaku, dan perasaan berdasarkan pengalaman yang pernah ia alami. Tidak ada manusia yang dapat hidup tanpa adanya komunikasi.

Ada tiga unsur penting dalam komunikasi yaitu komunikator yaitu seseorang atau institusi yang memiliki bahan informasi untuk disebarkan kepada masyarakat luas, saluran (media) yang merupakan perantara yang digunakan untuk kegiatan pemberitaan oleh sumber berita berupa media interpersonal yang digunakan untuk khalayak umum dan komunikan yaitu pihak yang menjadi sasaran informasi atau yang menerima informasi.

(16)

Seiring dengan perkembangan zaman, beragam media komunikasi dan cara berinteraksi pun semakin berubah. Menurut Burhan Bungin (2007), ada beberapa catatan bentuk orang-orang berhubungan dan melakukan kontak sosial, yaitu:

1. Komunikasi pos berkuda

Komunikasi di Tiongkok dahulu menggunakan sistem pos berkuda. Metode ini digunakan para penunggang kuda yang ingin mengirimkan pesan-pesan. Tiongkok yang merupakan daerah luas, pada saat itu masih memiliki keterbatasan dalam jaringan telekomunikasi sehingga sistem pos berkuda ini dianggap sebagai metode transmisi yang sangat nyaman dan cepat.

2. Telegraf dan telepon

Pada tahun 1837, Samuel Finley Breese Morse untuk pertama kalinya mendemonstrasikan telegrafi di depan publik. Ia menemukan kode morse yang menggunakan sirkuit terbuka dan tertutup untuk mewakili tanda nol dan satu. Lewat pengkodean tersebut, kita dapat mengetahui isi pesan di transmisi. Setelah itu, Alexander Graham Bell menemukan telepon dan sukses menggunakan fasilitas teleponnya untuk mentransmisikan suara pada tanggal 10 Maret 1876 dan menjadikan saat itu sebagai hari pertama dilakukan komunikasi jarak jauh.

3. Teleks dan faksimili

Teleks dikembangkan langsung setelah telepon. Teleks menggunakan sambungan telepon dan mengharuskan pengirim maupun penerima memiliki alat yang sama. Teleks dapat mengirimkan teks seketika (real

(17)

time), kemudian dalam sekejap posisi teleks dapat digantikan dengan

mesin faksimili dengan menggabungkannya dengan telepon. Alat ini dapat mengirimkan teks, grafik, suara, maupun musik.

4. Pesawat pager dan SMS

Cara kerja SMS pager adalah seseorang mengirimkan pesan kepada orang lain yang memiliki pesawat pager dengan menggunakan telepon yang digunakan untuk menghubungi stasiun radio pager, kemudian setelah operator pager menerima pesan tersebut, pesan pun diteruskan ke pesawat pager. Ketika pager berbunyi, maka pemilik pager dapat membaca pesan tersebut. Setelah teknologi pager ini semakin populer, lahirlah ide tentang pesawat seluler, dimana orang-orang dapat mengirim pesan langsung melalui telepon seluler.

5. Telepon seluler

Telepon seluler yang telah disinggung sebelumnya merupakan alat komunikasi paling populer. Hampir setiap lini masyarakat memiliki telepon seluler. Teknologi ponsel ini kini telah sampai pada tahap generasi ketiga (3.5G). Hampir semua fasilitas ponsel memberikan kenyamanan terhadap penggunanya. Mulai dari sambungan telepon jarak jauh, fitur SMS, jaringan internet, dan lain sebagainya.

6. Jaringan internet

Kekuatan jaringan internet bukan hanya terletak pada kecanggihan

hardware tetapi juga pada kerumitan software-nya. Aplikasi software

komunikasi dan kolaborasi jaringan digunakan untuk mendukung komunikasi, koordinasi, dan kolaborasi jaringan yang ada dalam cyber

(18)

communication. Jaringan internet juga memfasilitasi terjadinya hyperlink.

Hyperlink (hubungan yang sangat banyak) ini mulai dipergunakan untuk perdagangan cyber atau e-commerce.

Tak bisa disangkal bahwa bumi telah menjadi sebuah kampung global. Dunia kini tak lebih sebagai tempat dimana umat manusia bisa saling bersua, berbagi pesan, dan berhubungan dengan cepat tanpa membutuhkan waktu dan tenaga yang berlebihan. Kutub-kutub pemisah jarak dan waktu, seolah sudah sedemikian dekat sehingga kesenjangan yang sebelumnya melebar, kini menjadi kian sempit.

Internet sebagai salah satu produk manusia yang kehadirannya telah membuat aktivitas lintas batas antarnegara dan penggunaan teknologi informasi dilakukan hampir dalam hitungan detik. Kehadiran internet tidak hanya tentang kecepatan dan kedekatan, namun juga tentang penjungkirbalikkan cara berpikir dan bertindak manusia. Thomas Friedman dalam buku “The World is Flat” mengungkapkan bahwa perubahan yang terjadi di dunia ini tidak lagi dilakukan oleh negara (versi 1), perusahaan (versi 2), namun oleh individu dan kelompok-kelompok kecil (versi 3).

Maraknya situs yang beredar di dunia maya dapat mendorong perubahan yang terjadi dalam masyarakat. Pola interaksi pun ikut berpengaruh. Pergeseran pemanfaatan media pun terjadi. Masyarakat yang sebelumnya menggemari fitur SMS di telepon genggam untuk bertukar pesan maupun menjalin interaksi sudah berganti kepada pemanfaatan situs jejaring sosial. Berbagai cara dilakukan untuk memenuhi kebutuhan afiliasi mereka. Menurut Kamus Lengkap Psikologi, afiliasi adalah pertalian, gabungan, perhubungan, persatuan, sedangkan kebutuhan afiliasi

(19)

adalah kebutuhan akan pertalian perkawanan dengan orang lain, pembentukan persahabatan ikut serta dalam kelompok tertentu, kerja sama, dan koperasi.

Situs jejaring sosial memang menyedot banyak minat masyarakat dari berbagai kalangan, baik itu anak-anak hingga orang dewasa. Hampir semua tahu dan ikut berinteraksi di dalamnya. Yang paling fenomenal saat ini adalah

Facebook. Facebook telah mengubah cara berkomunikasi. Facebook adalah

jejaring sosial yang diluncurkan pada 4 Februari 2004 dan didirikan oleh Mark Elliot Zuckerberg, yang sempat terdaftar sebagai mahasiswa Ilmu Psikologi Harvard . Situs ini pada awalnya dibentuk hanya untuk siswa dari Harvard College. Namun, dalam hitungan jam, jejaring sosial ini kemudian dengan cepat menyebar ke kampus-kampus lain. Sebulan kemudian, mahasiswa Stanford, Columbia, dan Yale juga bergabung. Fenomena ini pun terus berkembang. Sejak 11 September 2006, orang dengan alamat surat (e-mail) apa pun dapat mendaftar di Facebook. Pengguna dapat memilih untuk bergabung dengan satu atau lebih jaringan yang tersedia, seperti berdasarkan sekolah, tempat kerja, atau wilayah geografis.

Facebook menawarkan keprivasian dan beragam fitur yang sangat lengkap bila dibandingkan dengan situs jejaring sosial sejenis. Facebook menyediakan fitur gabungan antara aplikasi social networking, chatting, blogging, multimedia,

photo sharing, dan bahkan email. Beberapa bagian dalam Facebook adalah Profile, News Feed, Wall, Application, Photo, Video, Poke, Group, Events, Marketplace, Post, Notes, dan Gifts. Dalam satu akun Facebook, seseorang bisa

melakukan beragam aplikasi tersebut. Seseorang juga bisa menemukan teman di Facebook dengan berbagai cara, antara lain dengan mengakses dan bergabung

(20)

dalam sebuah jaringan yang disusun dalam empat kategori, yaitu daerah, akademi, tempat kerja, dan sekolah.

Hingga Juli 2007, situs ini memiliki jumlah pengguna terdaftar paling besar di antara situs-situs yang berfokus pada sekolah dengan lebih dari 34 juta anggota aktif yang dimilikinya dari seluruh dunia. Dari September 2006 hingga September 2007, peringkatnya naik dari posisi ke-60 ke posisi ke-7 situs paling banyak dikunjungi. Dan pada April 2009, jumlah pengguna Facebook telah mencapai 200 juta.

Menurut data statistik yang dilansir CheckFacebook.com, jumlah pengguna Facebook di Indonesia telah masuk 10 besar jumlah pengguna Facebook terbesar di dunia. Indonesia bertengger di peringkat tujuh, mengatasi Australia, Spanyol, dan Kolombia di peringkat 10. Menurut data tersebut, yang dikutip VIVAnews, diketahui Indonesia merupakan negara dengan jumlah Facebook terbesar kedua setelah Turki di Benua Asia, yakni sebesar 5.949.740 pengguna. Sementara Turki, yang menduduki peringkat keempat di dunia, memiliki 10.926.180 pengguna per Selasa, 16 Juni 2009 pukul 17.00 WIB. Dalam hal persentase populasi online, Indonesia mencapai angka 23,8 persen. Artinya, kurang lebih 23,8 persen dari total populasi penduduk di Indonesia telah terdaftar di Facebook.

Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk mengetahui hubungan motivasi penggunaan situs jejaring sosial Facebook terhadap pemenuhan kebutuhan afiliasi di kalangan murid IEC Malaka Medan.

(21)

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka dapat dikemukakan perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: “Sejauhmanakah hubungan antara motivasi penggunaan situs jejaring sosial dengan pemenuhan kebutuhan afiliasi di kalangan murid IEC Malaka Medan?”

1.3 Pembatasan Masalah

Untuk menghindari terlalu luasnya ruang lingkup penelitian, maka peneliti merasa perlu untuk membuat pembatasan masalah yang akan diteliti sehingga lebih fokus dan spesifik. Adapun yang menjadi pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Penelitian ini bersifat korelasional yang bertujuan untuk mencari atau menjelaskan hubungan dan menguji hipotesis.

2. Penelitian ini menganalisis motivasi penggunaan dan pemenuhan kebutuhan afiliasi murid IEC Malaka Medan terhadap situs jejaring sosial yaitu Facebook.

3. Lokasi penelitian yang dipilih adalah lembaga kursus bahasa asing yaitu IEC pusat yang terletak di Jalan Malaka no. 29/59 Medan.

4. Objek penelitian adalah murid pada program Bahasa Inggris di IEC Malaka yang tergolong remaja awal, yaitu usia 12-17 tahun yang berada pada tingkatan kelas Step 1-Step 10.

5. Penelitian dimulai pada bulan November 2009, dengan lama penelitian yang akan disesuaikan dengan tingkat kebutuhan.

(22)

1.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

a) Untuk mengetahui motivasi murid IEC Malaka dalam menggunakan situs jejaring sosial.

b) Untuk mengetahui pemenuhan kebutuhan afiliasi murid IEC Malaka. c) Untuk mengetahui intensitas penggunaan situs jejaring sosial di kalangan

murid IEC Malaka.

d) Untuk mengetahui hubungan antara motivasi penggunaan situs jejaring sosial dengan pemenuhan kebutuhan afiliasi di kalangan murid IEC Malaka.

Manfaat penelitian:

a) Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah penelitian dan sumber bacaan kepada mahasiswa departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU.

b) Secara teoritis, penelitian ini diharapkan berguna untuk menambah ilmu pengetahuan dan wawasan peneliti mengenai komunikasi, khususnya komunikasi massa.

c) Secara praktis, penelitian ini dapat memberikan masukan kepada siapa saja yang tertarik terhadap perkembangan media massa, khususnya internet.

(23)

1.2 Kerangka Teori

Dalam penelitian ilmiah, teori berperan sebagai landasan berpikir. Dengan demikian pemecahan masalah yang diteliti tampak jelas dan sistematis sesuai dengan pengertian teori itu sendiri yakni serangkaian asumsi, konstruk, definisi dan proporsi untuk menerangkan suatu fenomena sosial secara sistematis dengan cara merumuskan hubungan antar konsep. (Singarimbun, 1995: 37)

Nawawi (1991: 39-41) mempertegas bahwa kerangka teori merupakan landasan dan kerangka berpikir yang berguna sebagai pendukung pemecahan masalah atau menyoroti masalahnya. Untuk itu perlu disusun kerangka teori yang memuat pokok-pokok pikiran yang menggambarkan dari sudut mana masalah penelitian itu disoroti.

Dalam penelitian ini, landasan teori yang digunakan adalah:

1.2.1 Komunikasi dan Komunikasi Massa

Pada abad ke-5 SM, di Yunani, berkembang suatu ilmu yang mengkaji proses pernyataan antarmanusia, namanya retorika, kemudian muncul istilah-istilah baru seperti dialog, dan orasi. Pada perkembangan awal ini batasan komunikasi yang dapat kita terapkan adalah percakapan atau penyampaian gagasan antarmanusia secara lisan dan bertatap muka baik berupa pidato maupun diskusi. Penyampaian gagasan ini bukan tanpa tujuan, melainkan demi mendidik, membangkitkan kepercayaan, dan menggerakkan perasaan orang lain atau masyarakat. Komunikasi terus berkembang tidak hanya menyampaikan gagasan melalui lisan. Pada zaman kekaisaran Romawi, salah seorang kaisarnya yang bernama Julius Caesar membuat papan pengumuman yang disebut Acta Diurna.

(24)

Hal ini terus berkembang setelah ditemukannya kertas, penemuan mesin cetak oleh Johannes Guttenberg dan terbitnya surat kabar pertama (Avisa Relation Oder Zeitung) di Jerman dan Weekly News di Inggris pada tahun 1622. Setelah surat kabar, peradaban manusia juga lebih berkembang dan ditemukanlah radio, film, televisi, dan sejumlah media lain seperti yang kita miliki saat ini.

Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris “communication” berasal dari kata Latin “communicatio” dan bersumber dari kata communis yang berarti sama. Sama disini maksudnya adalah sama makna, maksudnya bila seseorang mengadakan kegiatan komunikasi dengan satu pihak, maka orang tersebut cenderung mengadakan berusaha untuk mengadakan persamaan arti dengan pihak lain yang menjadi lawan komunikasinya.

Joseph A.Devito (1978) dalam bukunya “Communicologi: An Introduction

to the Study of Communication” menjelaskan komunikasi adalah kegiatan yang

dilakukan seseorang atau lebih dari kegiatan menyampaikan dan menerima pesan komunikasi yang terganggu keributan, dalam suatu kompleks, bersama dengan beberapa efek yang timbul dari kesempatan arus balik.

Howard Stephenson (1971) dalam bukunya “Handbook of Public

Relations” menjelaskan komunikasi merupakan proses penyampaian peran

komunikasi dan efek komunikasi dari seseorang atau kelompok, kepada orang atau kelompok lainnya (Lubis, 2005: 10). Berikut beberapa definisi yang dapat dirinci:

1. Miller (1966) menyebutkan komunikasi sebagai suatu hal yang mempunyai pusat perhatian dalam situasi prilaku dimana sumber

(25)

menyampaikan pesan kepada penerima secara sadar untuk mempengaruhi prilaku.

2. Gerbner (1966) menyebutkan komunikasi adalah interaksi sosial melalui simbol dan sistem pesan.

3. Emery, Ault, dan Agee (1963) menyebutkan bahwa komunikasi diantara manusia merupakan seni menyampaikan informasi, ide, dan tingkah laku dari satu orang ke orang lain (Ardianto, 2007: 18-19)

Pengertian komunikasi massa merujuk pada pendapat Tan dan Wright, dalam Liliweri (1991), merupakan bentuk komunikasi yang mengemukakan saluran (media) dalam menghubungkan komunikator secara massal, berjumlah banyak, bertempat tinggal yang jauh (terpencar), sangat heterogen, dan menimbulkan efek tertentu, sedangkan definisi Gerbner tergambar bahwa komunikasi massa ini menghasilkan suatu produk berupa pesan-pesan komunikasi. Produk tersebut disebarkan, didistribusikan kepada khalayak luas secara terus menerus dan jarak waktu yang tetap, misalnya harian, mingguan, dwi mingguan, atau bulanan.

Komunikasi massa bisa didefinisikan dalam tiga ciri:

1. komunikasi massa diarahkan kepada audiens yang relatif besar, heterogen, dan anonim.

2. pesan-pesan yang disebarkan secara umum, sering dijadwalkan untuk mencapai sebanyak mungkin anggota audiens secara serempak dan sifatnya sementara.

3. komunikator cenderung berada atau beroperasi dalam sebuah organisasi yang kompleks yang mungkin membutuhkan biaya yang besar.

(26)

Proses memproduksi pesan tidak dapat dilakukan perorangan, melainkan harus lembaga dan membutuhkan suatu teknologi tertentu, sehingga komunikasi massa akan banyak dilakukan oleh masyarakat industri (Severin, 2007: 4).

1.2.2 Teori Uses and Gratification

Pendekatan uses and gratification dijabarkan pertama kali dalam sebuah artikel yang ditulis Elihu Katz (1959). Katz berpendapat bahwa penelitian komunikasi pada masa itu kebanyakan bertujuan untuk mencari jawaban atas pertanyaan, “Apa yang dilakukan media terhadap orang banyak?”. Katz dan Blumler, dan Michael Gurevitch (1974) mengemukakan konsep dasar teori ini yaitu meneliti asal mula kebutuhan manusia secara psikologis dan sosial, yang menimbulkan harapan-harapan tertentu dari media massa atau sumber-sumber lain, yang membawa pada pola terpaan media yang berlainan dan menimbulkan pemenuhan kebutuhan dan akibat-akibat yang lain, termasuk yang tidak kita inginkan (Kriyantono, 2006: 204).

Teori uses and gratification digambarkan sebagai a dramtic break with

effect tradition of the past, suatu loncatan dramatis dari teori jarum hipodemik.

Teori ini tidak tertarik pada apa yang dilakukan media terhadap media. Khalayak dianggap aktif menggunakan media untuk memenuhi kebutuhannya (Rakhmat, 2004: 65)

Studi ini memusatkan perhatian pada penggunaan (uses) media untuk mendapatkan kepuasan (gratification) atas kebutuhan seseorang. Sebagian besar prilaku khalayak akan dijelaskan melalui berbagai kebutuhan dan kepentingan individu. Model ini meneliti asal mula kebutuhan manusia secara psikologis dan

(27)

sosial, yang menimbulkan harapan tertentu dari media massa atau sumber-sumber lain dan menimbulkan pemenuhan kebutuhan. Penelitian yang menggunakan uses and gratification memusatkan pada kegunaan isi media untuk memperoleh gratifikasi atau pemenuhan kebutuhan (Ardianto, 2004: 70).

Menurut teori ini, konsumen media memiliki kebebasan untuk memutuskan bagaimana mereka menggunakan media dan bebas memilih media mana yang mampu memuaskan kebutuhan khalayak, serta bagaimana media itu akan berdampak bagi khalayak itu sendiri. Seleksi terhadap media yang dilakukan oleh khalayak disesuaikan dengan kebutuhan dan motif. Seleksi media ini berlaku untuk semua jenis media baik cetak maupun elektronik.

Katz, Blumler, dan Michael Gurevitch mengemukakan konsep dasar teori ini yaitu meneliti asal mula kebutuhan secara psikologis sosial, yang menimbulkan harapan-harapan tertentu dari media massa atau sumber-sumber yang lain, yang membawa pada pola terpaan media yang berlainan dan menimbulkan pemenuhan kebutuhan dan akibat-akibat lain, barangkali juga termasuk yang tidak kita inginkan (Kriyantono, 2006: 204). Mereka mengutip dua peneliti Swedia yang pada tahun 1968 mengusulkan suatu “model manfaat dan gratifikasi” yang mencakup unsur-unsur:

1. audiens dipandang bersikap aktif, artinya peranan penting manfaat media massa diasumsikan berorientasi pada sasaran.

2. dalam proses komunikasi massa, banyak inisiatif pengaitan antara gratifikasi kebutuhan dan pilihan media yang terletak pada audien.

(28)

Teori ini dimulai di lingkungan sosial, dimana yang dilihat adalah kebutuhan khalayak. Lingkungan sosial meliputi ciri-ciri afiliasi kelompok dan ciri-ciri kepribadian. Kebutuhan individual dikategorisasikan sebagai berikut (Effendy, 2003: 294) :

1. Kebutuhan kognitif (cognitive needs)

Adalah kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan informasi, pengetahuan dan pemahaman mengenai lingkungan. Kebutuhan ini didasarkan pada hasrat untuk memahami dan menguasai lingkungan, juga memuaskan rasa penasaran dan dorongan untuk penyelidikan.

2. Kebutuhan afektif (affective needs)

Adalah kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan pengalaman yang estetis, menyenangkan, dan emosional.

3. Kebutuhan pribadi secara integratif (personal integrative needs)

Adalah kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan kredibilitas, kepercayaan, stabilitas, dan status individual. Hal-hal tersebut didapat dari hasrat akan harga diri.

4. Kebutuhan sosial secara integratif (social integrative needs)

Adalah kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan kontak dengan keluarga, teman, dan dunia. Hal-hal tersebut didasarkan pada hasrat untuk berafiliasi.

5. Kebutuhan pelepasan (escapist needs)

Adalah kebutuhan yang berkaitan dengan hasrat ingin melarikan diri dari kenyataan, pelepasan emosi, ketegangan dan kebutuhan akan hiburan.

(29)

1.2.3 Motivasi Penggunaan Media

Motif merupakan suatu pengertian yang melingkupi semua penggerak, alasan-alasan atau dorongan-dorongan dalam diri manusia yang menyebabkan manusia berbuat sesuatu. Setiap individu pasti memiliki motif yang berbeda-beda dalam melakukan sesuatu. Perbedaan motif ini juga berlaku dalam prilaku penggunaan media. Berbedanya motif seseorang dalam menggunakan media menimbulkan perbedaan pula dalam tingkat kepuasan yang didapat individu dalam menggunakan media. Semakin sesuai pesan komunikasi dengan motivasi, semakin besar pula kemungkinan komunikasi tersebut dapat diterima dengan baik oleh komunikan (Ardianto, 2004: 81).

Motif timbul karena adanya motivasi. Motivasi adalah pernyataan dari dalam berupa gerakan yang sering muncul sebelum melakukan tingkah laku, hubungan antara motivasi dan tingkah laku berdekatan. Seseorang dapat bertingkah laku dan seseorang dapat termotivasi untuk bertingkah laku.

Konsep motivasi yang berhubungan dengan tingkah laku seseorang dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

1. seseorang senang terhadap sesuatu, apabila ia dapat mempertahankan rasa senangnya maka akan termotivasi untuk melakukan kegiatan itu

2. apabila orang merasa yakin mampu menghadapai tantangan maka biasanya orang terdorong melakukan kegiatan tersebut (Hamzah, 2007: 8). David Mc Clelland berpendapat bahwa : a motive is the redintegration by

acue of a change in an affective situation, yang berarti motif merupakan implikasi

dari hasil pertimbangan yang telah dipelajari (redintegration) dengan ditandai suatu perubahan pada situasi afektif. Sumber utama munculnya motif adalah dari

(30)

rangsangan (stimulasi) perbedaan situasi sekarang dengan situasi yang akan datang, sehingga tanda perubahan tersebut tampak pada adanya perbedaan afektif saat munculnya motif dan saat usaha pencapaian yang diharapkan. Motivasi dalam pengertian tersebut memiliki dua aspek yaitu adanya dorongan dalam dan luar untuk mengadakan perubahan dari suatu keadaaan yang diharapkan, dan usaha untuk mencapai tujuan (Hamzah, 2007: 9).

Dapat disimpulkan bahwa motif adalah dorongan internal dan eksternal dalam diri seseorang untuk mengadakan perubahan tingkah laku, yang mempunyai indikator sebagai berikut:

1. adanya hasrat dan keinginan untuk melakukan kegiatan 2. adanya dorongan dan kebutuhan melakukan kegiatan 3. adanya harapan dan cita-cita

4. penghargaan dan penghormatan atas diri 5. adanya lingkungan yang baik

6. adanya kegiatan yang menarik (Hamzah, 2007: 10)

1.2.4 Facebook

Facebook adalah situs jejaring sosial yang diluncurkan pada 4 Februari 2004 dan didirikan oleh Mark Elliot Zuckerberg. Situs ini pada awalnya dibentuk hanya untuk siswa dari Harvard College. Namun, dalam hitungan jam, jejaring sosial ini kemudian dengan cepat menyebar ke kampus-kampus lain. Sebulan kemudian, mahasiswa Stanford, Columbia, dan Yale juga bergabung. Fenomena ini pun terus berkembang. Sejak 11 September 2006, orang dengan alamat surat (e-mail) apa pun dapat mendaftar di Facebook. Pengguna dapat memilih untuk

(31)

bergabung dengan satu atau lebih jaringan yang tersedia, seperti berdasarkan sekolah, tempat kerja, atau wilayah geografis.

Facebook menawarkan keprivasian dan beragam fitur yang sangat lengkap bila dibandingkan dengan situs jejaring sosial sejenis. Facebook menyediakan fitur gabungan antara aplikasi social networking, chatting, blogging, multimedia,

photo sharing, dan bahkan email. Beberapa bagian dalam Facebook adalah Profile, News Feed, Wall, Application, Photo, Video, Poke, Group, Events, Marketplace, Post, Notes, dan Gifts. Dalam satu akun Facebook, seseorang bisa

melakukan beragam aplikasi tersebut. Seseorang juga bisa menemukan teman di Facebook dengan berbagai cara, antara lain dengan mengakses dan bergabung dalam sebuah jaringan yang disusun dalam empat kategori, yaitu daerah, akademi, tempat kerja, dan sekolah.

1.2.5 Kebutuhan Afiliasi

Abraham Maslow mengembangkan teori motivasi yang berintikan pendapat bahwa kebutuhan manusia dapat diklasifikasikan pada lima hierarki kebutuhan, yaitu:

1. Kebutuhan fisiologis adalah kebutuhan-kebutuhan pokok manusia seperti sandang, pangan, dan papan.

2. Kebutuhan keamanan adalah kebutuhan akan rasa aman secara fisik maupun psikologis.

3. Kebutuhan sosial adalah kebutuhan yang berkisar pada pengakuan, akan keberadaan seseorang dan penghargaan atas harkat dan martabatnya.

(32)

4. Kebutuhan esteem adalah kebutuhan akan pengakuan atas keberadaan dan statusnya oleh orang lain.

5. Kebutuhan untuk aktualisasi diri adalah kebutuhan untuk mengembangkan potensi dalam diri menjadi kemampuan efektif.

David McClelland dikenal menjelaskan tiga jenis motivasi, yang diidentifikasi dalam buku ”The Achieving Society”:

1. Motivasi untuk berprestasi (n-Ach) adalah keinginan untuk dipandang berhasil dalam hidup.

2. Motivasi untuk berkuasa (n-Pow) adalah keinginan akan kekuasaan menampakkan diri pada keinginan untuk mempunyai pengaruh terhadap orang lain.

3. Motivasi untuk berafiliasi/bersahabat (n-Affil) adalah kebutuhan yang muncul sebagai sifat manusia sebagai makhluk sosial.

Dari kedua pendapat diatas, maka kebutuhan sosial menurut Abraham Maslow sama dengan kebutuhan afiliasi menurut David McClelland. Kebutuhan akan afiliasi menggambarkan seseorang perlu merasakan rasa keterlibatan dan 'milik' dalam kelompok sosial. Kebutuhan ini adalah hasrat untuk berhubungan antar pribadi yang ramah dan akrab. Individu merefleksikan keinginan untuk mempunyai hubungan yang erat, kooperatif dan penuh sikap persahabatan dengan pihak lain. Individu yang mempunyai kebutuhan afiliasi yang tinggi umumnya berhasil dalam pekerjaan yang memerlukan interaksi sosial yang tinggi.

Kebutuhan berafiliasi adalah dorongan untuk membentuk dan mempertahankan hubungan positif dan berafeksi pada orang lain; keinginan untuk

(33)

disukai dan diterima serta berusaha menjaga hubungan itu agar tetap ada; dan kebutuhan untuk bergantung dengan teman-teman.

Manusia sebagai makhluk yang mencari kasih sayang dan penerimaan orang lain. Ia ingin memelihara hubungan baik dalam hubungan interpersonal dengan saling membantu dan saling mencintai. Dalam hubungannya dengan gratifikasi media, dikatakan bahwa salah satu fungsi media adalah menghubungkan individu yang satu dengan individu yang lain.

Harold D.Laswell menyebut media massa memiliki fungsi “correlation”. Asumsi pokok dari Katz, Gurevitz, dan Hass adalah pandangan bahwa komunikasi massa digunakan individu untuk menghubungkan dirinya melalui hubungan instrumental, afektif, dan integratif dengan orang-orang lain baik itu diri sendiri, keluarga, teman, bangsa, dan sebagainya.

Isi media menegaskan fungsi khalayak sebagai peserta dalam drama kemanusiaan yang lebih luas. Tidak jarang isi media massa juga dipergunakan seseorang sebagai bahan percakapan dalam membina interaksi sosial. Media massa juga dapat menjadi sahabat karib bagi khalayaknya yang setia.

1.3 Kerangka Konsep

Didalam setiap penelitian sosial, seorang peneliti harus terlebih dahulu menetapkan variabel-variabel penelitian sebelum memulai pengumpulan data. Hal ini tertuang dalam kerangka konsep karena dengan menetapkan variabel akan mempermudah penelitian si peneliti.

Kerangka konsep adalah hasil pemikiran yang bersifat dalam memperkirakan kemungkinan hasil penelitian yang akan dicapai (Namawi, 1983:

(34)

40). Kerangka konseptual merupakan definisi yang dipakai untuk menggambarkan secara abstrak suatu fenomena sosial ataupun fenomena alami (Singarimbun, 1989: 17).

Adapun kerangka konsep yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah: 1. Variabel Bebas (Independent Variable)

Adalah gejala/faktor/unsur yang menentukan atau mempengaruhi ada atau munculnya gejala/faktor/unsur yang lainnya. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah motivasi penggunaan situs jejaring sosial Facebook dan karakteristik responden.

2. Variabel Terikat (Dependent Variable)

Adalah sejumlah gejala yang muncul dipengaruhi oleh variabel bebas . Variabel terikat dalam penelitian ini adalah pemenuhan kebutuhan afiliasi.

1.4 Model Teoritis

Gambar 1 Model Teoritis

Variabel bebas (X) Motivasi Penggunaan

Situs Jejaring Sosial Facebook Karakteristik

Responden

Variabel terikat (Y) Pemenuhan Kebutuhan Afiliasi

(35)

1.5 Operasional Variabel

Operasional variabel berguna untuk memudahkan penggunaan kerangka konsep yang telah disusun dalam operasionalisasinya. Berdasarkan kerangka teori dan kerangka konsep diatas, maka dapat dibuat operasional variabel yang berfungsi untuk kesamaan dan kesesuaian dalam penelitian, yakni sebagai berikut:

Tabel 1

Operasional Variabel

Variabel Teoritis Variabel Operasional Variabel Bebas (X)

Motivasi Penggunaan Situs Jejaring Sosial Facebook 1. Kebutuhan kognitif a) Informasi b) Pengetahuan 2. Kebutuhan afektif a) Kesenangan b) Kepuasan

3. Kebutuhan pribadi secara integratif 4. Kebutuhan sosial secara integratif

a) Peneguhan kontak keluarga b) Peneguhan kontak rekan 5. Kebutuhan pelepasan

a) Hobi b) Tekanan

1. Jenis Kelamin 2. Usia

(36)

Karakteristik Responden

3. Lama kepemilikan akun profil 4. Lama pengaksesan per hari

Variabel Terikat (Y)

Pemenuhan Kebutuhan Afiliasi 1. Penerimaan 2. Rasa memiliki 3. Kerja sama 4. Sosial

5. Hubungan yang erat

1.6 Definisi Operasional

Menurut Singarimbun (1995: 46), definisi operasional merupakan unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana caranya untuk mengukur suatu variabel. Dengan kata lain, definisi operasioanal adalah semacam petunjuk pelaksana bagaimana caranya mengukur suatu variabel.

Dalam penelitian ini, variabel-variabel dapat didefinisikan sebagai berikut: 1. Kebutuhan kognitif yaitu pemenuhan kebutuhan informasi yang dilakukan

oleh murid terhadap fasilitas situs jejaring sosial.

a. Informasi, yaitu informasi mengenai adanya fitur-fitur yang disediakan situs jejaring sosial Facebook.

b. Pengetahuan, yaitu pengetahuan yang diperoleh setelah mengakses situs jejaring sosial Facebook.

(37)

2. Kebutuhan afektif yaitu kebutuhan murid yang berkaitan dengan peneguhan pengalaman yang estetis, menyenangkan terhadap situs jejaring sosial.

a. Kesenangan, yaitu rasa senang yang muncul saat mengakses atau menggunakan fitur pada situs jejaring sosial Facebook.

b. Kepuasan, yaitu kepuasaan dari murid terhadap fitur-fitur situs jejaring sosial Facebook.

3. Kebutuhan pribadi secara integratif yaitu kebutuhan murid akan harga diri terhadap penggunaan situs jejaring sosial. Menyangkut suasana emosional, yaitu perasaan yang melatarbelakangi murid menggunakan situs jejaring sosial Facebook.

4. Kebutuhan sosial secara integratif, yaitu kebutuhan murid terhadap jiwa sosial. a. Peneguhan kontak keluarga, yaitu peneguhan murid terhadap keluarga

setelah menggunakan situs jejaring sosial Facebook.

b. Peneguhan kontak rekan, yaitu peneguhan murid terhadap lingkungan rekan-rekan setelah menggunakan situs jejaring sosial Facebook.

5. Kebutuhan pelepasan

a. Hobi, yaitu kesenangan seseorang dalam menggunakan situs jejaring sosial Facebook.

b. Tekanan, yaitu pelepasan tekanan dari dalam diri murid setelah menggunakan situs jejaring sosial Facebook.

6. Jenis kelamin, yaitu jenis kelamin yang dimiliki oleh responden yaitu pria atau wanita.

(38)

8. Lama kepemilikan akun profil, yaitu lama responden terdaftar sebagai pengguna Facebook.

9. Lama pengaksesan per hari, yaitu lamanya responden mengakses situs jejaring sosial Facebook per hari.

10. Penerimaan, yaitu bentuk penghargaan atau pengakuan yang diberikan pihak lain kepada dirinya.

11. Rasa memiliki, yaitu rasa kebersamaan antaranggota dalam suatu “grup” Facebook.

12. Kerja sama, yaitu bentuk tindakan yang dilakukan sesama teman dalam Facebook dalam melakukan sesuatu.

13. Sosial, yaitu melibatkan diri dalam kegitan yang diselenggarakan dalam “event” Facebook.

14. Hubungan yang erat, yaitu membina hubungan persahabatan yang mendalam, tidak hanya sebatas status dalam Facebook.

1.7 Hipotesa

Hipotesa adalah sarana penelitian ilmiah yang penting dan tidak bisa ditinggalkan karena merupakan instrumen kerja dari teori (Singarimbun, 1995: 43). Hipotesa adalah kesimpulan yang masih belum final, dalam arti masih harus dibuktikan atau diuji kebenarannya (Namawi, 1991: 44).

Hipotesa yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Ho : Tidak terdapat hubungan antara motivasi penggunaan situs jejaring sosial Facebook terhadap pemenuhan kebutuhan afiliasi di kalangan murid IEC Malaka.

(39)

Ha : Terdapat hubungan antara motivasi penggunaan situs jejaring sosial Facebook terhadap pemenuhan kebutuhan afiliasi di kalangan murid IEC Malaka.

BAB II

URAIAN TEORITIS

2.1 Komunikasi Dan Komunikasi Massa

2.1.1 Definisi Komunikasi

Secara epistemologi, istilah kata komunikasi berasal dari bahasa latin, yakni communication dan bersumber dari kata communis yang berarti “sama”. Jika diartikan secara sederhana, berarti sebuah proses komunikasi yang bermuara pada usaha untuk mendapatkan kesamaan makna dan pemahaman pada subjek yang melakukan proses komunikasi tersebut. Menurut Dr. Everett Keinjan dari East West Center Hawaii, komunikasi merupakan bagian kekal dari kehidupan manusia seperti halnya dengan bernafas, jadi sepanjang manusia ingin hidup, maka ia perlu berkomunikasi (Cangara, 2003: 1).

Beberapa pakar menilai bahwa komunikasi merupakan suatu kebutuhan yang sangat fundamental bagi seseorang yang hidup bermasyarakat. Suatu teori dasar biologi mengatakan bahwa yang mendorong manusia untuk berkomunikasi adalah kebutuhan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya dan menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Teori tersebut tidak jauh berbeda dengan yang dikatakan oleh Wilbur Schramm bahwa komunikasi dan masyarakat adalah dua kata yang tidak dapat dipisahkan karena kedua aspek itu saling

(40)

melengkapi dalam pelaksanaannya. Harold D.Laswell menyebutkan tiga fungsi yang menyebabkan manusia berkomunikasi, yaitu:

1. Hasrat manusia untuk mengontrol lingkungannya

2. Upaya manusia untuk dapat beradaptasi dengan lingkungannya 3. Upaya untuk melakukan transformasi warisan sosialisasi

Harold juga mengatakan bahwa cara terbaik untuk menerangkan kegiatan komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaan “siapa-berkata apa-melalui saluran apa-kepada siapa-dengan efek apa”.

Jika dilihat dari definisi komunikasi yang telah diuraikan sebelumnya, maka pada dasarnya komunikasi dapat dilihat dari berbagai dimensi yakni sebagai proses, sebagai simbolik, sebagai sistem, dan sebagai multi-dimensional. Maka tidak heran bila komunikasi juga mempunyai tujuan yang sangat universal. Tujuan dari sebuah proses komunikasi yaitu:

1. Untuk mengubah sikap (to change the attitude)

2. Untuk mengubah opini dan/pendapat/pandangan (to change the opinion) 3. Untuk mengubah prilaku (to change the behaviour)

4. Untuk mengubah masyarakat (to change the society) Selain itu, komunikasi juga memiliki fungsi:

1. Untuk menginformasikan (to inform) 2. Untuk mendidik (to educate)

3. Untuk menghibur (to entertain) 4. Untuk mempengaruhi (to influence)

(41)

Komunikasi dapat berjalan baik dan lancar jika pesan yang disampaikan seseorang yang didasari dengan tujuan tertentu dapat diterimanya dengan baik dan dimengerti. Suksesnya suatu komunikasi apabila dalam penyampaiannya menyertakan unsur-unsur berikut:

1. Sumber

Semua peristiwa komunikasi akan melibatkan sumber sebagai pembuat atau pengirim informasi. Dalam komunikasi antarmanusia, sumber bisa terdiri dari satu orang, tetapi bisa juga dalam bentuk kelompok, misalnya partai, organisasi, atau lembaga. Sumber sering disebut pengirim, komunikator, atau source, sender, atau encoder.

2. Pesan

Pesan yang dimaksud dalam proses komunikasi adalah sesuatu yang disampaikan dengan cara tatap muka atau melalui media komunikasi. Isinya bisa berupa ilmu pengetahuan, hiburan, informasi, nasehat, atau propaganda. Sering disebut juga sebagai message, content, atau informasi. 3. Media

Media yang dimaksud adalah alat yang digunakan untuk memindahkan pesan dari sumber kepada penerima. Terdapat beberapa pendapat mengenai saluran atau media. Ada yang menilai bahwa media bisa bermacam-macam bentuknya, misalnya dalam komunikasi antarpribadi, panca indera dianggap sebagai media komunikasi. Termasuk juga telepon, surat kabar, dan media massa lainnya.

(42)

Penerima adalah pihak yang menjadi sasaran pesan yang dikirim oleh sumber. Penerima biasanya terdiri dari satu orang atau lebih, bisa dalam bentuk kelompok, partai bahkan negara. Sering juga disebut sebagai khalayak, sasaran, komunikan, atau audience. Jika suatu pesan tidak diterima oleh penerima, maka akan menimbulkan berbagai macam masalah yang seringkali menuntut perubahan, apakah pada sumber, pesan, atau saluran.

5. Pengaruh

Pengaruh atau efek adalah perbedaan antara apa yang dipikirkan, dirasakan, dan dilakukan oleh penerima sebelum dan sesudah menerima pesan. Pengaruh ini biasa terjadi pada pengetahuan, sikap, dan tingkah laku seseorang. Karena itu, pengaruh bisa juga diartikan sebagai perubahan pengetahuan, sikap, dan tindakan seseorang sebagai akibat penerimaan pesan.

6. Tanggapan balik

Ada yang beranggapan bahwa umpan balik sebenarnya adalah salah satu bentuk daripada pengaruh yang berasal dari penerima. Akan tetaoi sebenarnya umpan balik bisa juga berasal dari unsur lain seperti pesan dan media, meski pesan belum sampai pada penerima.

7. Lingkungan

Lingkungan atau situasi adalah faktor-faktor tertentu yang dapat mempengaruhi jalannya komunikasi. Faktor ini dapat digolongkan atas empat macam, yakni lingkungan fisik, lingkungan sosial budaya, lingkungan psikologis, dan dimensi waktu.

(43)

Aristoteles mengatakan suatu pesan akan terlaksana dengan baik hanya cukup dengan tiga unsur saja, yaitu sumber, pesan, dan penerima. Sedangkan Claude E.Shannon dan Warren Weaver (1949) menyatakan bahwa proses komunikasi memerlukan unsur pengirim, transmitter, signal, penerima, dan tujuan. (Cangara, 2003: 22)

2.1.3 Fungsi Komunikasi

Karlinah, dalam Karlinah, dkk (1999) mengemukakan fungsi komunikasi secara umum adalah (dalam Ardianto, 2004: 19):

1. Fungsi informasi

Media massa adalah penyebar informasi bagi pembaca, pendengar, atau pemirsa. Berbagai informasi dibutuhkan oleh khalayak media massa yang bersangkutan sesuai dengan kepentingan khalayak.

2. Fungsi pendidikan

Media massa merupakan sarana pendidikan bagi khalayaknya karena media massa banyak menyajikan hal-hal yang sifatnya mendidik. Salah satu cara yang mendidik yang dilakukan media massa adalah melalui pengajaran nilai, etika, serta aturan-aturan yang berlaku pada pemirsa atau pembaca.

3. Fungsi mempengaruhi

Fungsi mempengaruhi dari media massa secara implisit terdapat pada tajuk/editorial, features, iklan, artikel, dan sebagainya.

4. Fungsi proses pengembangan mental

Untuk mengembangkan wawasan, kita membutuhkan berkomunikasi dengan orang lain. Dengan berkomunikasi, manusia akan bertambah

(44)

pengetahuannya dan berkembang intelektualitasnya. Hal tersebut diperoleh dari pengalaman pribadinya dan dari orang lain.

5. Fungsi adaptasi lingkungan

Setiap manusia berusaha untuk menyesuaikan diri dengan dunianya untuk bertahan hidup. Proses komunikasi membantu manusia dalam proses penyesuaian tersebut.

6. Fungsi memanipulasi lingkungan

Memanipulasi lingkungan artinya berusaha untuk mempengaruhi. Setiap orang berusaha untuk saling mempengaruhi dunia dan orang-orang yang berada di sekitarnya. Dalam fungsi manipulasi, komunikasi digunakan sebagai alat kontrol utama dan pengaturan lingkungan.

2.1.4 Definisi Komunikasi Massa

Banyak definisi tentang komunikasi massa yang telah dikemukakan para ahli komunikasi. Namun, dari sekian banyak definisi itu, ada benang merah kesamaan definisi satu sama lain. Pada dasarnya, komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa (media cetak dan elektronik). Sebab, awal perkembangannya saja, komunikasi massa berasal dari berasal dari pengembangan kata media of mass communication (media komunikasi massa). Media massa yang dimaksud adalah media massa yang dihasilkan oleh teknologi modern.

(45)

Komunikasi yang menggunakan media massa atau komunikasi yang “mass

mediated”.

Dalam hal ini, juga perlu membedakan massa dalam arti umum dengan massa dalam arti komunikasi massa. Kata massa dalam hal ini lebih mendekati arti secara sosiologis. Dengan kata lain, massa yang dimaksud adalah kumpulan individu yang berada di suatu lokasi tertentu. Massa dalam komunikasi massa lebih menunjuk pada penerima pesan yang berkaitan dengan media massa. Dengan kata lain, massa yang dalam sikap dan prilakunya berkaitan dengan peran media massa. Oleh karena itu, massa disini menunjuk kepada khalayak, audience, penonton, atau pembaca.

Dalam komunikasi massa, kita membutuhkan gatekeeper (penapis informasi atau palang pintu) yakni beberapa individu atau kelompok yang bertugas menyampaikan atau mengirimkan informasi dari individu ke individu lain melalui media massa (surat kabar, majalah, televisi, radio, video tape,

compact disc, dan buku).

Definisi yang dikemukakan diatas menekankan arti pentingnya gatekeeper dalam proses komunikasi massa. Intinya adalah dalam proses komunikasi massa disamping melibatkan unsur-unsur komunikasi sebagaimana umumnya, ia membutuhkan atau menyebarkan informasi. Media massa tidak berdiri sendiri. Didalamnya ada beberapa individu yang bertugas melakukan pengolahan informasi sebelum informasi itu sampai kepada audiensnya. Mereka yang bertugas itu sering disebut sebagai gatekeeper. Jadi, informasi yang diterima

(46)

disesuaikan dengan misi, visi media yang bersangkutan, khalayak sasaran dan orientasi bisnis atau ideal yang menyertainya.

Komunikasi massa memiliki ciri-ciri tersendiri, dilihat dari sifat pesannya terbuka dengan khalayak yang variatif, baik dari segi usia, agama, suku, pekerjaan maupun dari segi kebutuhan. Pesan komunikasi massa berlangsung satu arah dan tanggapan baliknya lambat (tertunda) dan sangat terbatas, sedangkan dari sifat penyebarannya pesan melalui media massa berlangsung begitu cepat, serempak, dan luas (Cangara, 2003: 27)

Komunikasi massa juga memiliki jumlah sasaran ataupun komunikan yang dicapainya relatif banyak dan tidak terbatas. Sejarah dan penggambaran media massa sudah cukup menjadi bukti bahwasanya segala unsur komunikasi massa akan kita rasakan melalui media massa. Ini dikarenakan sumber dari komunikasi massa bukanlah seorang individu ataupun satu orang, melainkan suatu organisasi formal dan pengirimnya adalah komunikator profesional. Pesan yang disampaikan beraneka ragaman dan pesan tersebut merupakan suatu produk dan komoditi yang mempunyai nilai tukar serta acuan simbolik yang mengandung nilai “kegunaan”. Hubungan satu arah yang tercipta, jarang sekali bersifat interaktif. Hubungan lebih mengarah kepada interpersonal, bahkan juga terkadang bersifat non moral dan kalkulatif, artinya komunikator tidak bertanggung jawab atau konsekuensi yang terjadi pada para individu dan pesan yang dijual belikan dengan uang ataupun menukarnya dengan perhatian tertentu (McQuail, 1996: 33).

Pool (1973) mendefinisikan komunikasi massa sebagai komunikasi yang berlangsung dalam situasi interposed ketika antara sumber dan penerima tidak terjadi kontak secara langsung, pesan-pesan komunikasi mengalir kepada

(47)

penerima saluran media massa seperti televisi, surat kabar, radio, majalah, atau film. Definisi sederhana dari komunikasi massa juga dikemukakan oleh Bitner, yaitu pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang. Terlihat bahwa hal penting dalam komunikasi massa adalah media massa itu sendiri. Itu artinya, jika suatu pesan disampaikan kepada khalayak yang jumlahnya cukup banyak sekalipun, jika tidak menggunakan media massa maka tidak dapat dikatakan sebagai komunikasi massa.

Gerbner (1967) mendefinisikan komunikasi massa sebagai produksi dan distribusi yang berlandaskan pada teknologi dan lembaga dari arus pesan yang berlanjut serta paling luas dimiliki orang dalam masyarakat industri. Ia menekankan bahwa komunikasi massa itu akan menghasilkan suatu produk berupa pesan-pesan komunikasi.

Dapat ditarik kesimpulan, bahwa komunikasi massa diartikan sebagai jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen, dan anonim melalui media cetak atau elektronik, sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat (Ardianto, 2004: 7).

2.1.5 Unsur-unsur Komunikasi Massa

Komunikasi massa terdiri atas unsur-unsur (source), pesan (message), saluran (channel), dan penerima (receiver) serta efek (effect). Harold D.Laswell mengatakan untuk memahami komunikasi massa dapat dipahami dengan bentuk pertanyaan yang dibuatnya, who says what in which channel to whom and with

what effect (Wiryanto, 2000: 5-10):

(48)

Sumber utama dalam komunikasi massa adalah lembaga, organisasi atau orang yang bekerja dengan fasilitas lembaga. Lembaga yang dimaksudkan adalah surat kabar, stasiun radio, televisi, studio film, penerbit buku dan majalah.

2. What (pesan)

Organisasi memiliki rasio keluaran yang tinggi atas masukannya dan sanggup melakukan encode terhadap pesan-pesan yang sama pada saat yang bersamaan. Pesan dalam komunikasi massa dapat diproduksi dalam jumlah yang besar dan menjangkau audiens yang jumlahnya cukup banyak.

3. Which (saluran atau media)

Menyangkut pada peralatan mekanik yang digunakan untuk menyebarluaskan pesan-pesan komunikasi massa. Media itu bisa berupa televisi, surat kabar, majalah, radio, film, dan internet.

4. Whom (penerima atau mass audience)

Unsur ini menyangkut sasaran komunikasi massa. Menurut Charles Wright, ada tiga karakteristik audiens, yaitu: (1) large, dimana besarnya mass audience yang relatif dan menyebar diberbagai lokasi tidak dilakukan

dengan tatap muka dan tidak terikat ditempat yang sama;

(2) heterogen, dalam hal ini diartikan sebagai semua lapisan masyarakat dengan berbagai keanekaragamannya; dan (3) anonim diartikan sebagai anggota-anggota dari mass audience, pada umumnya tidak saling mengenal secara pribadi dengan komunikator (vice versa)

(49)

5. What (unsur efek atau akibat)

Dalam komunikasi massa, jumlah umpan balik relatif sangat kecil dibandingkan dengan jumlah khalayak secara keseluruhan yang merupakan sasaran komunikasi massa dan sering tidak mewakili seluruh khalayak. Oleh karena itu, pengetahuan mass communication atau mass audience sangat terbatas dan cenderung terlambat atau delayed.

2.1.6 Ciri-ciri Komunikasi Massa

Komunikasi massa memiliki ciri-ciri tertentu, seperti: 1. komunikator bersifat melembaga

Artinya, gabungan antarberbagai macam unsur dan bekerja satu sama lain dalam sebuah lembaga. Lembaga yang dimaksud disini menyerupai sebuah sistem. Dengan demikian, komunikator dalam komunikasi massa setidak-tidaknya mempunyai ciri-ciri berupa kumpulan individu, dalam berkomunikasi individu-individu itu terbatasi perannya dengan sistem dalam media massa, pesan yang disebarkan atas nama media yang bersangkutan dan bukan atas nama pribadi unsur-unsur yang terlibat, apa yang dikemukakan oleh komunikator biasanya untuk mencapai keuntungan atau mendapatkan laba secara ekonomis.

2. komunikan bersifat heterogen

Artinya, mempunyai heterogenitas komposisi atau susunan, berasal dari berbagai kelompok dalam masyarakat, tidak saling mengenal, tidak saling berinteraksi secara langsung, tidak mempunyai kepemimpinan atau organisasi formal.

(50)

3. pesannya bersifat umum

Artinya, dapat ditujukan kepada semua kalangan, pesan-pesan tidak boleh bersifat khusus, tidak disengaja untuk golongan tertentu.

4. komunikasinya berlangsung satu arah

Artinya, komunikasi yang hanya berjalan satu arah akan memberi konsekuensi umpan balik (feedback) yang sifatnya tertunda atau tidak langsung (delayed feedback).

5. menimbulkan keserempakan

Artinya, ada keserempakan dalam proses penyebaran pesan-pesannya. Serempak berarti khalayak bisa menikmati media massa hampir bersamaan.

6. mengandalkan peralatan teknis

Artinya, media massa sebagai alat utama dalam penyampaian pesan kepada khalayaknya sangat memerlukan bantuan peralatan teknis. Agar proses pemancaran atau penyebaran pesan lebih cepat dan serentak kepada khalayak yang tersebar.

7. dikontrol oleh gatekeeper

gatekeeper berfungsi sebagai orang yang ikut menambah atau mengurangi, menyederhanakan, mengemas agar semua informasi yang disebarkan lebih mudah dipahami.

(51)

Sean Mac Bride, ketua komisi masalah-masalah komunikasi UNESCO (1980) mengemukakan bahwa komunikasi massa dapat berfungsi sebagai:

1. Informasi, yakni kegiatan untuk mengumpulkan, menyimpan data, fakta, dan pesan, opini dan komentar, sehingga orang bisa mengetahui keadaaan yang terjadi diluar dirinya.

2. Sosialisasi, yakni menyediakan dan mengajarkan ilmu pengetahuan bagaimana orang bersikap sesuai nilai-nilai yang ada, serta bertindak sebagai anggota masyarakat secara efektif.

3. Motivasi, yakni mendorong orang untuk mengikuti kemajuan orang lain melalui apa yang mereka baca, lihat, dan dengar dari media massa.

4. Bahan diskusi, yakni menyediakan informasi sebagai bahan diskusi untuk mencapai persetujuan dalam hal perbedaan pendapat mengenai hal-hal yang menyangkut orang banyak.

5. Pendidikan, yakni membuka kesempatan untuk memperoleh pendidikan secara luas, baik untuk pendidikan formal maupun non formal.

6. Memajukan kebudayaan, yakni menyebarluaskan hasil-hasil kebudayaan melalui pertukaran program siaran.

7. Hiburan, yakni media massa memberikan situasi yang menyenangkan atau hiburan bagi khalayaknya. Karena salah satu kebutuhan manusia adalah mendapatkan hiburan yang cukup.

8. Integrasi, yakni menjembatani perbedaan-perbedaan dari khalayak di seluruh tempat.

(52)

2.2.1 Sejarah Teori Uses And Gratification

Salah satu teori dalam komunikasi massa yang populer dan sering digunakan sebagai kerangka teori dalam mengkaji realitas komunikasi massa adalah Uses and Gratifications. Model Uses and Gratifications untuk pertama kali dijelaskan oleh Elihu Katz (1959) dalam suatu artikel sebagai reaksinya terhadap pernyataan Bernard Barelson (1959) bahwa penelitian komunikasi tampaknya akan mati. Katz menegaskan bahwa bidang kajian yang sedang sekarat itu adalah studi komunikasi massa sebagai persuasi. Dia menunjukkan bahwa kebanyakan penelitian komunikasi sampai waktu itu diarahkan kepada penyelidikan efek kampanye persuasi pada khalayak. Katz mengatakan bahwa penelitiannya diarahkan kepada jawaban terhadap pertanyaan, apa yang dilakkukan media untuk khalayak? Atau what do media do to people? Model Uses

and Gratifications menunjukkan bahwa yang menjadi permasalahan utama

bukanlah media memenuhi kebutuhan pribadi dan sosial khalayak (Effendy, 2003: 289).

Model ini merupakan suatu loncatan dramatis dari model jarum hipodemik. Model ini tidak tertarik pada apa yang dilakukan media terhadap khalayaknya tetapi lebih tertarik pada apa yang dilakukan khalayak terhadap media. Anggota khalayak dianggap secara aktif menggunakan media untuk memenuhi kebutuhannya. Dari sini timbul istilah Uses and Gratifications, penggunaan dan pemeuhan kebutuhan. Dalam asumsi ini tersirat pengertian bahwa komunikasi massa berguna (utility); bahwa komunikasi media diarahkan oleh motif (intentionality); bahwa prilaku media mencerminkan kepentingan dan preferensi (selectivity); dan bahwa khalayak sebenarnya kepala batu (stubborn).

(53)

Karena penggunaan media hanyalah satu cara untuk memenuhi kebutuhan psikologis, efek media dianggap sebagai situasi ketika kebutuhan itu terpenuhi.

Model Uses and Gratifications dapat dilukiskan seperti terlihat pada gambar dibawah ini:

Gambar 2 Uses and Gratification

Anteseden Motif Penggunaan media Efek

Variabel individual Personal Hubungan Kepuasan

Variabel lingkungan Diversi Macam isi Pengetahuan

Personal identity Hubungan dengan isi

Anteseden meliputi variabel individual yang terdiri dari data demografis seperti usia, jenis kelamin, dan faktor-faktor psikologis komunikan, serta variabel lingkungan seperti organisasi, sistem sosial, dan strukur sosial. Motif dapat dioperasionalkan dengan berbagai cara: unfungsional (hasrat melarikan diri, kontak sosial, atau bermain), bifungsional (informasi-edukasi, fantasist escapist, atau gratifikasi segera tertangguhkan), empat fungsional (diversi, hubungan personal, identitas personal dan surveillance; atau surveillance (bentuk-bentuk pencarian informasi), korelasi, hiburan, transmisi budaya) dan multifungsional.

Penggunaan media terdiri dari jumlah waktu yang digunakan dalam berbagai media jenis isi media yang dikonsumsi dan berbagai hubungan antara individu konsumen media dengan isi media yang dikonsumsi atau dengan media secara keseluruhan. Efek media dapat dioperasionalkan sebagai evaluasi

(54)

kemampuan media untuk memberikan kepuasan, sebagai depedensi medis, dan sebagai pengetahuan (Rakmat, 2004: 65).

Banyak orang membaca karena merasa bahwa hal itu berterima secara sosial, dan sebagian orang merasa bahwa surat kabar merupakan hal yang tak tergantikan dalam mencari informasi mengenai berbagai persoalan yang ada di dunia. Namun demikian, banyak juga yang mencari pelarian, relaksasi hiburan, dan prestise sosial. Orang-orang ini mengerti bahwa kesadaran akan persoalan-persoalan umum sangat berharga dalam percakapan. Sebagian yang lain mencari bantuan untuk kehidupan sehari-hari mereka dengan membaca materi berkenaan dengan mode, resep makanan, ramalan cuaca maupun informasi bermanfaat lainnya.

Apa yang mendorong kita untuk menggunakan media? Mengapa kita senang acara X dan membenci acara Y? Bila anda kesepian, mengapa anda lebih senang mendengarkan musik klasik dalam radio daripada membaca novel? Apakah media massa berhasil memenuhi kebutuhan kita? Inilah diantara sekian banyak pertanyaan yang berkenaan dengan Uses and Gratifications. Teori ini tidak tertarik pada apa yang dilakukan media pada diri seseorang tetapi ia tertarik pada apa yang dilakukan orang terhadap media. Teori ini menekankan bahwa khalayak dianggap secara aktif menggunakan media untuk memenuhi kebutuhannya. Studi dalam bidang ini memusatkan perhatian pada penggunaan (uses) media untuk mendapatkan kepuasan (gratification) atau kebutuhan seseorang.

Penggunaan isi media untuk mendapatkan pemenuhan atas kebutuhan seseorang atau Uses and Gratifications salah satu teori dan pendekatan yang

Gambar

Gambar 27  Keterlibatan Diri Dalam Event yang Dipromosikan  Dalam Facebook
Gambar 1  Model Teoritis  Variabel bebas (X)
Gambar 2  Uses and Gratification
Tabel 3   Populasi  No  Keterangan  N  %  1  Step 1  37  13.07  2  Step 2  22  7.77  3  Step 3  47  16.61  4  Step 4  58  20.49  5  Step 7  71  25.09  6  Step 9  39  13.78  7  Step 10  9  3.18  JUMLAH  283  100
+4

Referensi

Dokumen terkait

Kajian prinsip keterkaitan dilakukan dengan analisis substansi (content analysis) terhadap rumusan isu strategis yang termuat dalam visi, misi, tujuan dan sasaran, strategi dan

Rental Mobil RAKA RENT bergerak dibidang usaha penyewaan kendaraan mobil yang membutuhkan pengolahan data yang cepat dan akurat, agar dapat menyajikan informasi mengenai

Media yang digunakan oleh guru juga disamakan dengan siswa lain, tidak ada media khusus untuk siswa inklusi karena jenis kebutukan khusus anak tersebut adalah Slow learner

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Akademis Dalam. Menyelesaikan Pendidikan Strata I Sarjana

[r]

Bersama ini saya memohon kesediaan Bapak/Ibu untuk mengisi kuesioner penelitian dengan judul “Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan dan Karakteristik Individu terhadap

praktek - - praktek bisnis yang sehat untuk meningkatkan pelayanan praktek bisnis yang sehat untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka memajukan kesejahteraan

Dalam hal nasabah penyewa mengambil opsi pengalihan kepemilikan dan/atau hak penguasaan objek sewa, maka bank wajib mengalihkan kepemilikan dan/atau hak