• Tidak ada hasil yang ditemukan

ASPEK ESTETIKA PADA BANGUNAN CONVENTION CENTRE DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR MODERN FUTURISTIK DI SURAKARTA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ASPEK ESTETIKA PADA BANGUNAN CONVENTION CENTRE DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR MODERN FUTURISTIK DI SURAKARTA"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

154

ASPEK ESTETIKA PADA BANGUNAN CONVENTION CENTRE

DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR MODERN FUTURISTIK

DI SURAKARTA

AESTHETIC ASPECTS ON CONVENTION CENTRE WITH

MODERN FUTURISTIC APPROACH IN SURAKARTA

Floretta Feny Ramadhani*1, Dedes Nur Gandarum2, Rita Walaretina3

1,2,3 Universitas Trisakti, Jakata

3Jurusan Arsitektur, Universitas Trisakti, Jakarta

*e-mail: 1florettafeny@yahoo.com, 2florettafenyy@gmail.com

ABSTRAK

Pariwisata saat ini merupakan salah satu sektor penghasil devisa terbesar di Indonesia. Wisata MICE (Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition) menjadi salah satu pariwisata yang sedang berkembang. Pariwisata MICE ini sendiri membutuhkan sebuah tempat yang sanggup mewadahi segala aktifitas yang berkaitan dengan pertemuan, insentif, konvensi, dan juga pameran. Oleh karena itu, sebuah gedung pusat konvensi sangat dibutuhkan untuk dibangun di kota-kota besar yang sedang berkembang di bidang pariwisatanya, termasuk Kota Surakarta. Gedung konvensi di Kota Surakarta ini, nantinya akan menjadi sebuah bangunan yang menjadi pusat kegiatan pariwisata di Surakarta. Sehingga, perlu adanya bangunan yang menarik dari segi fungsi, bentuk dan estetika. Tujuan dari penulisan ini adalah untuk merumuskan hal-hal yang harus diperhatikan dalam aspek estetika pada bangunan pusat konvensi di Kota Surakarta yang mungkin terbangun. Aspek estetika ini menghasilkan sebuah konsep yang berkaitan dengan proporsi, irama, keseimbangan, aksen, warna, dan skala dengan pertimbangan pendekatan modern futuristik yang maju dan berorientasi terhadap perubahan di masa mendatang serta memunculkan ciri khas dinamis sebagai karakteristik di Kota Surakarta.

Kata kunci : convention centre, estetika, modern futuristik, Surakarta

ABSTRACT

Tourism is currently one of the largest foreign exchange earning sectors in Indonesia. MICE Tourism (Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition) is one of the developing tourism. MICE Tourism itself needs a place that can accommodate all activities related to meetings, incentives, conventions, and exhibitions. Therefore, a convention center building is needed to be built in big cities that are developing in the field of tourism, including the City of Surakarta. The convention building in Surakarta City will later become a building which is the center of tourism activities in Surakarta. So, there needs to be an attractive building in terms of function, shape and aesthetics. The purpose of this paper is to formulate things that must be considered in the aesthetic aspects of the convention center building in the city of Surakarta that may be built. This aesthetic aspect produces a concept related to proportion, rhythm, balance, accent, color, and scale with consideration of a futuristic modern approach that is advanced and oriented towards change in the future and brings up dynamic characteristics as characteristics in the city of Surakarta.

(2)

155

A. PENDAHULUAN

Pariwisata saat ini ditetapkan menjadi salah satu sektor penghasil devisa terbesar di Indonesia. Diantaranya terdapat pariwisata MICE (Meeting, Incentive, Convention, and

Exhibition) yang saat ini juga sangat pesat

perkembangannya di Indonesia. Pariwisata MICE ini sendiri membutuhkan sebuah tempat yang sanggup mewadahi segala aktifitas yang berkaitan dengan pertemuan, insentif, konvensi, dan juga pameran. Oleh karena itu, sebuah gedung pusat konvensi sangat dibutuhkan untuk dibangun di kota-kota besar yang sedang berkembang di bidang pariwisatanya, termasuk Kota Surakarta. Sehingga, perlu adanya bangunan yang menarik dari segi fungsi, bentuk dan estetika. Namun, kaidah estetika untuk tipologi bangunan convention centre belum tentu sesuai dengan kriteria bangunan di Kota Surakarta itu sendiri. Oleh karena itu, perancangan bangunan convention centre ini harus sesuai dengan kebutuhan lokal. Rumusan aspek estetika hasil dari pemikiran ini diharapkan dapat berkontribusi untuk memperkaya inspirasi dalam perancangan bangunan dengan tipologi atau pendekatan yang serupa di masa mendatang.

B. STUDI PUSTAKA B.1 Convention Centre

Convention didefinisikan sebagai

pertemuan oleh orang-orang untuk sebuah tujuan atau untuk bertukar pikiran, berupa pendapat dan informasi dari sesuatu perhatian atau permasalahan bersama dari sebuah kelompok. (Fred Lawson, 1981)

Ataupun menurut Peraturan Menteri Pariwisata Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2017 tentang Pedoman Tempat Penyelenggaraan Kegiatan (Venue) MICE yang selanjutnya adalah tempat atau lokasi diselenggarakannya suatu kegiatan

pertemuan, perjalanan insentif, konvensi dan pameran.

MICE sendiri merupaka Meeting atau pertemuan, incentive atau insentif,

convention atau konvensi dan exhibition atau

pameran. Sehingga, convention centre adalah tempat penyelenggaraan kegiatan untuk kegiatan berupa pertemuan dan pertukaran informasi yang dikemas dalam bentuk pameran atau eksibisi dan atau kegiatan MICE (Meeting, Incentive, Convention and

Exhibition) yaitu kegiatan pertemuan,

perjalanan insentif, konvensi dan pameran.

B.2 Arsitektur Modern Futuristik

Arsitektur modern futuristik adalah seni dan ilmu merancang serta membuat konstruksi bangunan yang terbaru atau termutakhir dengan efisien menggunakan bentuk-bentuk geometri sederhana yang dimodifikasi dengan karya seni imajinatif, menyerupai masa depan itu sendiri serta dapat terus mengikuti tuntutan kegiatan yang senantiasa berkembang.

B.3 Aspek Estetika

Estetika merupakan kondisi yang berkaitan dengan keindahan yang dapat dirasakan, namun keindahan itu baru dapat dirasakan jika terjalin perpaduan harmonis antara elemen-elemen keindahan yang terkandung dalam suatu obyek. (Hutomo, 2006)

Dalam karya seni dan arsitektur, terdapat tiga unsur estetika yang paling mendasar yaitu : 1). Unsur Keutuhan atau kebersatuan

(unity), 2). Unsur Penonjolan (dominance),

3). Unsur Keseimbangan (balance). Unsur Keutuhan (unity) terdiri dari : a). Keutuhan dalam keanekaragaman (unity in diversity) – simetri, irama (ritme), keselarasan

(harmony), b). Keutuhan dalam tujuan (unity of purpose), c). Keutuhan dalam perpaduan.

(Djelantik, 1999)

(3)

156

utama yang mempengaruhi sifat keindahan didalamnya, diantaranya; (a) proporsi; (b) irama, (c) keseimbangan, (d) aksen, (d) warna, dan (e) skala

B.4 Arsitektur di Surakarta

Dari beberapa bangunan bersejarah di Kota Surakarta, bangunan yang sampai saat ini masih terawat dan menjadi pusat dari kota itu sendiri adalah Keraton Surakarta. Keraton Surakarta dibangun pada tahun 1745 yang merupakan sebuah istana resmi kesunanan Surakarta yang didirikan oleh Susuhunan Pakubuwana II. Bangunan dari keraton ini menggunakan ekspresi “Arsitektur Indis”, yaitu menggabungkan ciri arsitektur lokal / tradisional dengan arsitektur kolonial/Eropa. Ciri ini dapat dijelaskan sebagai berikut. Ciri arsitektur tradisional diantaranya: (a) Bentuk atap menggunakan atap joglo; (b) Dinding lantai dua ter- buka; (c) Tata ruang dalam menggunakan ruang los yang disusun dengan

open plan / terbuka. Sedangkan ciri arsitektur

kolonial/Eropa yaitu: (a) Mengunakan struktur rangka / skeleton yang terdiri dari elemen kolom dan balok pada bangunan bertingkat dua lantai; (b) Menggunakan struktur dinding massive. (Djumiko, 2016)

C. METODE

Hasil pemikiran ini menggunakan metode literatur, kajian pustaka, dan studi preseden yang dimana untuk metode literatur berasal dari berbagai sumber kasus, buku-buku, jurnal serta topik-topik pembahasan mengenai tipologi bangunan convention

centre, arsitektur modern, arsitektur

futuristik, aspek estetika perancangan, dan juga Kota Surakarta.

C.1 Kerangka Berpikir

Gambar 1. Kerangka Berpikir D. PEMBAHASAN DAN HASIL PEMIKIRAN

D.1 Arsitektur Modern Futuristik di Surakarta

D.1.1 Karakteristik Arsitektur Modern Futuristik

Arsitektur modern futuristik adalah penggabungan dua pendekatan arsitektur yaitu arsitektur modern dan arsitektur futuristik, dimana keduanya mengedepankan unsur-unsur yang bersifat maju, terkini, dan terdepan. Kemudian, arsitektur modern sangat kuat dengan karakteristik sederhana dan juga fungsional, sedangkan arsitektur futuristik bersifat lebih bebas dan fleksibel.

Gambar 2. Contoh bangunan modern futuristik (Sumber: 10 Stunning Homes, 2015)

Terdapat beberapa karakteristik dari arsitektur modern futuristik diantaranya adalah: (a) Fungsional; (b) Terdiri dari bentuk geometri sederhana; (c) Efisien; (d) Menggunakan material dan teknologi struktur terkini; (e) Bentuk yang harmonis; (f) Terdiri dari elemen vertikal dan horizontal yang kontras; (g) Mengikuti dan menampung tuntutan kegiatan yang senantiasa berkembang; (h) Bertaut pada masa depan; (i) Kreatif dan Inovatif.

Surakarta Modern Futuristik Modern Futuristik

di Surakarta

Convention centre

Bangunan Convention

centre dengan Pendekatan

Modern Futuristik di Surakarta

Aspek Estetika

Aspek Estetika pada Bangunan Convention

centre dengan Pendekatan

Modern Futuristik di Surakarta

(4)

157

D.1.2 Karakteristik Arsitektur di Surakarta Arsitektur di Surakarta memiliki karakteristik yang merupakan akulturasi dengan bangunan kolonial Belanda sehingga dapat disebut dengan bangunan Indis. Bangunan dengan gaya indis ini masih dapat ditemukan di Kota Surakarta yaitu rumah Agustinus De Zentje, yang sekarang menjadi rumah dinas Walikota Surakarta. (Hariyono, 1994)

Gambar 3. Rumah Dinas Walikota Surakarta (Sumber: Tribun News, 20162015)

Dengan memadukan gaya bangunan tradisional dengan gaya bangunan Eropa, membuat bangunan-bangunan Struktur bangunan Indis yang simetris menjadi ciri utama dan fungsi ruang yang tertata dengan rapih. Pada bagian atap rumah Indis banyak dibangun dengan lebar, bahkan ada beberapa yang luas atapnya lebih luas dari pada bangunan rumahnya, misalnya banguan atap dari Keraton Surakarta itu senditi yang menjadi bangunan asli dari Kota Surakarta itu sendiri. Sehingga, arsitektur Surakarta memiliki karakteristik yang mendasar diantaranya: (a) Fungsional; (b) Bentuk yang menyesuaikan dengan alam lingkungannya; (c) Kesesuaian akan warna dan bahan yang selaras dengan bentuk; (d) Simetris; (e) Atap lebar

D.1.3 Karakteristik Arsitektur Modern Futuristik di Surakarta

Tabel 1. Karakteristik Arsitektur Modern Futuristik di Surakarta

Arsitektur Modern Futuristik

Kota Surakarta

Fungsional Fungsional

Terdiri dari bentuk geometri sederhana Bentuk menyesuaikan dengan alam lingkungannya Efisien - Menggunakan material dan teknologi struktur terkini Kesesuaian akan warna dan bahan yang selaras dengan bentuk

Bentuk yang harmonis

Simetris Terdiri dari elemen

vertikal dan horizontal yang kontras - Mengikuti dan menampung tuntutan kegiatan yang senantiasa berkembang

Atap yang lebar

Bertaut pada masa depan

Menggunakan material yang sesuai dengan bentuk Kreatif dan Inovatif -

D.2 Bangunan Convention centre dengan Pendekatan Arsitektur Modern Futuristik di Surakarta

D.2.1 Kriteria Bangunan Convention centre Venue MICE yang diatur dalam Peraturan Menteri Pariwisata Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2017 tentang Pedoman Tempat Penyelenggaraan Kegiatan (Venue) Pertemuan, Perjalanan Insentif, Konvensi dan Pameran, bahwa Convention centre memiliki beberapa persyaratan utama, diantaranya: (a)

Memiliki ruang utama dengan daya

tamping minimum 300 (tiga ratus) dalam

bentuk classroom;

(b)

Tersedia fasilitas

pendukung dan pelayanan konvensi yang

baik untuk sesi yang dibutuhkan seperti

plenary,

breakout,

banquet,

dan

exhibition

; (c)

Memiliki breakout room

dengan daya tamping minimum 80% dari

kapasitas ruang utama

; (d)

Tersedia

foyer/lobby dan circulation area.

(5)

158

Kriteria diatas merupakan kriteria yang harus dipenuhi secara fungsi dari bangunan

Convention centre. Melihat dari banyaknya

kapasitas ruang yang dibutuhkan serta kegiatan yang berlangsung di bangunan

Convention centre, bangunan ini harus

memiliki proporsi ukuran ruang yang cukup luas dengan fleksibelitas yang tinggi.

D.2.2 Karakteristik Bangunan Convention

centre dengan pendekatan Arsitektur Modern

Futuristik di Surakarta

Bangunan Convention centre harus memiliki ruang dengan fleksibilitas tinggi sehingga perlu adanya ruang bebas kolom. Ruang bebas kolom dapat diwujudkan dengan struktur atap bentang lebar. Struktur atap ini dapat sekaligus menjadi daya tarik tersendiri untuk sebuah bangunan Convention

centre.

Gambar 4. Bogota Convention centre (Sumber: Pinterest, 2018)

Sehingga, sebuah bangunan convention

centre dengan pendekatan arsitektur modern

futuristik di Surakarta memiliki karakteristik sebagai berikut:

Tabel 2. Karakteristik Bangunan Convention

centre Arsitektur Modern Futuristik di Surakarta

Arsitektur Modern Futuristik Kota Surakarta Convention centre dengan pendekatan Modern Futuristik di Surakarta

Fungsional Fungsional Ruang dirancang sesuai kebutuhan ruang Terdiri dari bentuk geometri sederhana Bentuk menyesuaikan dengan alam lingkungannya Menggunakan geometri yang sesuai dengan kebutuhan Convention centre Menggunakan material dan teknologi struktur terkini Kesesuaian akan warna dan bahan yang selaras dengan bentuk Menggunakan material dan warna yang bersifat netral serta fleksibel Bentuk yang harmonis

Simetris Bentuk yang harmonis melalui bentuk yang seimbang / simetris Mengikuti dan menampung tuntutan kegiatan yang senantiasa berkembang Atap yang lebar Menggunakan struktur atap bentang lebar Bertaut pada masa depan Menggunakan material yang sesuai dengan bentuk Menggunakan material yang dapat bertahan hingga puluhan tahun mendatang

D.3 Hasil Pemikiran Aspek Estetika pada Bangunan Convention centre dengan Pendekatan Modern Futuristik di Surakarta

a. Proporsi / Skala

Estetika proporsi bangunan convention

centre dengan menggunakan struktur

bentang lebar untuk menciptakan ruang dengan fleksibilitas sesuai dengan fungsi kegiatan yang dibutuhkan.

(6)

159

Gambar 5. Ilustrasi Gambar Struktur

Bentang Lebar Dome (Sumber: Data Pribadi, 2019)

b. Warna

Bangunan convention centre memiliki warna yang sederhana dan dapat terus mengikuti perubahan perkembangan jaman, yaitu lebih mengutamakan warna yang netral serta disesuaikan dengan bentuk yang akan diwujudkan.

Gambar 6. Ilustrasi Gambar Warna (Sumber:Data Pribadi,2019) Keterangan: Warna pada contoh menggunakan warna asli dari material yang digunakan sehingga tercipta warna yang netral

c. Irama

Estetika bangunan dengan irama yang disesuaikan dengan lingkungan alam sekitarnya serta langsung dapat dirasakan secara visual

Gambar 7. Ilustrasi Gambar Irama (Sumber: Data Pribadi, 2019) Keterangan: Irama pada contoh ilustrasi menggunakan irama pada ketinggian atap yang diatur

d. Kesatuan / Unity

- Bentuk dan peletakkan bangunan yang memberikan estetika kesatuan yang sekaligus dapat mempererat

fungsi pada bangunan

convention centre

- Memilih material bangunan dan warna yang selaras sehingga menciptakan kesatuan

Gambar 8. Ilustrasi Gambar Kesatuan (Sumber: Data Pribadi) Keterangan: Contoh ilustrasi menata peletakan massa bangunan untuk menciptakan estetika kesatuan.

e. Keseimbangan / Balance

Bangunan Convention centre dengan bentuk simetris yang memberikan estetika keseimbangan.

Gambar 9. Ilustrasi Gambar Kesimbangan

(Sumbe Sumber: Data Pribadi)

Gambar 10. Ilustrasi Gambar Kesimbangan

(Sumbe Sumber: Data Pribadi)

E. KESIMPULAN

Sebuah bangunan convention centre dengan pendekatan arsitektur modern futuristik memiliki karakteristik dalam perancangan. Karakteristik tersebut harus tetap sesuai dengan kriteria arsitektur di

(7)

160

lokasi terbangun, yaitu Kota Surakarta dengan tetap mempertimbangkan aspek estetika di dalamnya. Hasil pemikiran ini menghasilkan sebuah rumusan tentang aspek estetika untuk perancangan dari segi proporsi, irama, keseimbangan, aksen, warna, dan skala dengan pertimbangan pendekatan modern futuristik yang maju dan berorientasi terhadap perubahan di masa mendatang untuk memunculkan ciri khas dinamis sebagai karakteristik di Kota Surakarta.

REFERENSI

Banham, Layner. (1978). Age of The Master:

A Personal View of Modern

Architecture.

Adhi Prasangka, Taufiq. (2005). “Pengaruh

budaya indis terhadap

perkembangan arsitektur di

Surakarta awal abad XX”

Djelantik, A. (1999). Estetika: Sebuah

Pengantar. Masyarakat Seni

Pertunjukan Indonesia.

Djumiko. (2016). Arsitektur Surakarta. Fred Lawson. (1981). Congress, Convention

& Exhibition Facilities. London: The

Architecture press.

Hariyono. (1994). Kultur Cina dan Jawa. Hutomo, P. (2006). Estetika Arsitektur dalam

Gambar

Gambar 3. Rumah Dinas Walikota Surakarta  (Sumber: Tribun News, 20162015)  Dengan  memadukan  gaya  bangunan  tradisional  dengan  gaya  bangunan  Eropa,  membuat  bangunan-bangunan  Struktur  bangunan  Indis  yang  simetris  menjadi  ciri  utama  dan  fun
Gambar 4. Bogota Convention centre  (Sumber: Pinterest, 2018)
Gambar 6. Ilustrasi Gambar Warna  (Sumber:Data Pribadi,2019)  Keterangan:  Warna  pada  contoh  menggunakan  warna  asli  dari  material  yang  digunakan  sehingga  tercipta  warna  yang netral

Referensi

Dokumen terkait

On the appropriate macrolocation for a particular forest type, only those five plots which best fulfilled the conditions (mature stand, appropriate tree species composition, at

Namun apakah dengan smartphone melalui aplikasi digitalnya dapat membantu memotivasi mahasiswa untuk lebih giat melakukan pembelajaran atau malah sebaliknya bahkan

Setelah melihat bab-bab sebelumnya dalam pembahasan pada makalah ini, maka dapat disimpulkan bahwa pelabuhan adalah sebuah fasilitas di ujung samudera, sungai, atau

Pada tenaga kerja yang mengalami tekanan darah tinggi akan menyebabkan kerja jantung menjadi lebih kuat sehingga jantung membesar. Pada saat jantung tidak mampu mendorong

Kelainan lain yang dapat terlihat pada S II ialah banyak papul, pustul, dan krusta yang berkonfluensi sehingga mirip impetigo, karena itu disebut sifilis impetiginosa. Dapat

Panel Tools merupakan sebuah panel yang menampung tombol-tombol, berguna untuk membuat suatu desain animasi mulai dari tombol seleksi, pen, pensil, 3D Rotate, dan

Squares df Mean Square F Sig. Berdasarkan analisis data tersebut, me- nunjukkan bahwa instrumen penilaian kinerja guru sekolah dasar, dapat disusun dari model konstruk

Dari hasil analisis di atas dapat disimpulkan bahwa proses dehidroksi yang dilakukan untuk mengurangi gugus hidroksi dari karagenan tidak efektif,