• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Kelompok. Masa Peka dan Kepribadian Anak. Mata Kuliah: Psikologi Perkembangan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Makalah Kelompok. Masa Peka dan Kepribadian Anak. Mata Kuliah: Psikologi Perkembangan"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

i

Makalah Kelompok

Masa Peka dan Kepribadian Anak

Mata Kuliah: Psikologi Perkembangan

Disusun Oleh :

1. Dian Pertiwi (14144600193) 2. Legiyem (14144600206) 3. M Hafis Al Hanif (14144600215) 4. Widya Susila (14144600190)

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Universitas PGRI Yogyakarta

2014

(2)

KATA

PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat AllAh SWT yang telah memberikan hidayah dan inayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah “Masa Peka dan Kerpibadian Anak” yang digunakan sebagai salah satu tugas mata kuliah Psikologi Perkembangan.

Penulis ucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penulisan makalah ini. Semoga makalah ini bisa membantu bagi siapa saja yang membutuhkan sedikit pengetahuan tentang “Masa Peka dan Kepribadian Anak”.

Namun demikian makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, segala kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan untuk di masa yang akan datang.

Yogyakarta, 24 September 2014

(3)

iii

DAFTAR ISI

Halaman Judul...i Kata Pengantar...ii Daftar isi...iii BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang ...1 B. Rumusan Masalah...1 C. Tujuan...1 BAB II ISI A. Masa Peka...2 B. Kepribadian Anak...4 BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan...11 B. Saran...11 DAFTAR PUSTAKA...12

(4)

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Perkembangan anak merupakan proses perubahan perilaku dari tidak matang menjadi matang, dari sederhana menjadi kompleks, suatu proses evolusi manusia dari ketergantungan menjadi makhluk dewasa yang mandiri. Perkembangan anak adalah suatu proses perubahan dimana anak belajar menguasai tingkat yang lebih tinggi dari aspek-aspek : gerakan, berpikir, perasaan, dan interaksi baik dengan sesama maupun dengan benda-benda dalam lingkungan hidupnya. Sehingga anak-anak mempunyai masa peka,dan masa peka itu sendiri setiap anak berbeda-beda. Sehingga sebagai orang tua harus jeli mengamati perkembangan anaknya. Maka dari itu, kami membuat mekalah tentang “Masa Peka dan kepribadian Anak”.

B. RUMUSAN MASALAH

. a. Apakah pengertian masa peka itu sendiri?

b. Kapankah masa peka itu terjadi pada anak-anak? c. Bagaimakah perkembangan kepribadian anak?

d. Bagaimanakah kepribadian anak dailihat dari segala sisi?

C. TUJUAN

Tujuan dari pembuatan makalah ini ialah agar setiap mahasiswa mengetahuai tentang kapan masa peka anak dan mengetahui perkembangan kepribadian anak. Dan harapannya makalah ini dapat bermanfaat bagi semua kalangan,terutama mahasiswa.

(5)

Page 2

BAB II

ISI

A. Masa Peka Anak

1. Pengertian

Menurut Montessori (Hurlock, 1978) anak usia 3-6 tahun adalah anak yang

sedang berada dalam periode sensitif atau masa peka, yaitu suatu periode dimana suatu fungsi tertentu perlu dirangsang, diarahkan sehingga tidak terhambat perkembangannya. Bila kemampuan berbicara anak tidak dirangsang maka anak akan mengalami kesulitan berbicara pada masa-masa selanjutnya. Contoh berikut ini sering kita temui sehari-hari. Seorang anak berusia tiga tahun mengajak ibunya untuk tidur siang dengan kata-kata ”Ma, bo ma, ma bo ma”.

Ilustrasi di atas menggambarkan bahwa anak menunjukkan keinginan untuk menyampaikan sesuatu tetapi belum jelas ucapannya. Untuk kondisi seperti ini anak perlu dimotivasi dan dilatih kemampuan berbicaranya agar dapat menyampaikan apa yang diinginkannya dengan baik dan benar. Selain pendapat di atas, Maria Montessori juga menyatakan bahwa masa sensitif anak pada usia ini mencakup sensitif terhadap keteraturan lingkungan, mengeksplorasi lingkungan dengan lidah dan tangan, sensitif untuk berjalan, sensitif terhadap obyek-obyek kecil dan detail, serta terhadap aspek-aspek sosial kehidupan. Ilustrasi lain yang menggambarkan bagaimana anak mengeksplorasi lingkungan dapat disimak dalam contoh berikut ini.

“Nani seorang anak berusia 3,5 tahun sedang bermain di halaman depan. Ia asyik mengorek-ngorek tanah dengan sebatang lidi. Ternyata Nani melihat di tempat itu ada lubang kecil dan keluar beberapa semut. Gambaran di atas menggambarkan bahwa Nani berusaha mengetahui mengapa ada lubang kecil di tanah dan mengapa ada beberapa semut keluar dari lubang tersebut. Apa yang dilakukan Nani menunjukkan bahwa seorang anak yang berada pada masa usia ini akan berusaha untuk memenuhi rasa ingin tahunya dengan mengeksplorasi lingkungan melalui panca indranya.

Erikson (Helms & Turner, 1994) memandang periode usia 4-6 tahun

sebagai fase sense of initiative. Pada periode ini anak harus didorong untuk mengembangkan prakarsa, seperti kesenangan untuk mengajukan pertanyaan dari apa yang dilihat, didengar dan dirasakan. Jika anak tidak mendapat hambatan dari

(6)

lingkungannya, maka anak akan mampu mengembangkan prakarsa, dan daya kreatifnya, dan hal-hal yang produktif dalam bidang yang disenanginya. Guru yang selalu menolong, memberi nasehat, dan membantu mengerjakan sesuatu padahal anak dapat melakukannya sendiri.

Menurut Erikson dapat membuat anak tidak mendapatkan kesempatan untuk

berbuat kesalahan atau belajar dari kesalahan itu. Pada fase ini terjamin tidaknya kesempatan untuk berprakarsa (dengan adanya kepercayaan dan kemandirian yang memungkinkannya untuk berprakarsa), akan menumbuhkan kemampuan untuk berprakarsa. Sebaliknya kalau terlalu banyak dilarang dan ditegur, anak akan diliputi perasaan serba salah dan berdosa (guilty). Contoh yang dapat diamati dari kehidupan sehari-hari anak, dimana anak mencoba untuk berprakarsa dapat disimak dalamilustrasi berikut ini.

“Nadia seorang anak berusia 4 tahun pada dasarnya cukup cerdas dan selalu ingin tahu tentang sesuatu. Satu waktu ia ingin membuka lemari baju ibunya, tapi lemari itu terkunci. Nadia melihat kunci lemari itu tergantung di lemari tersebut. Dengan keberanian dan rasa ingin tahunya,Nadia mencoba memutar-mutar kunci lemari tersebut, dan akhirnya berhasil dapat membuka lemari baju ibunya”. Dari peristiwa di atas dapat difahami bahwa bila lingkungan mendukung proses berprakarsa, maka anak dapat melaksanakan dan membuktikan prakarsanya dengan senang hati. Sebaliknya, bila lingkungan tidak memberikan dukungan, maka prakarsa itu tidak dapat terwujud dan cenderung membuat anak tidak mau mencobanya lagi.

Masa peka biasanya hanya muncul satu kali dalam seumur hidup. Usia TK (prasekolah) biasanya anak-anak peka terhadap berhitung, menulis dan membaca. Usia peka biasanya muncul saat prasekolah yaitu umur 3-6 tahun. Anak juga mempunyai masa peka untuk menerima masukan dari semua pihak termasuk orang tuanya sendiri.

(7)

Page 4

B.

KEPRIBADIAN ANAK

1. Teori Kepribadian Menurut Notonegoro

Kepribadian itu terdiri dari 8 (delapan) unsur, yaitu: 1. Unsur jasmani

Bahwa jasmani dengan segala kebutuhan untuk hidupnya tidak boleh dilupakan dan harus ada. Karena itu unsur jasmani harus dipelihara, tidak boleh menyiksa diri.

2. Unsur cipta

Bahwa cipta, pikiran, intelegensi, ingatan, pengamatan, sangat menentukan kepribadian manusia.

3. Unsur rasa, emosi

Perasaan tingkat rendah (yang berhubungan dengan biologis), misalnya perasaan sakit, panas, dingin,. Ataupun perasaan tingkat tinggi, misalnya perasaan religius, khidmat, perasaan ethis, perasaan aesthetis.

4. Unsur Manusia sebagai Makhluk Sosial

Bahwa manusia itu tergantung satu sama lain. Manusia tidak dapat hidup sendirian, tetapi harus bersama dan saling bergantung satu sama lain.

5. Manusia sebagai Makhluk Berdiri Sendiri

Bahwa manusia itu harus berusaha dengan tekat dan kekuatan sendiri. 6. Unsur Karsa/ Kemauan/ Kehendak

Misalnya: insting, hasrat, keinginan, nafsu, hawa nafsu. 7. Unsur Manusia sbg Makhluk Individu

Bahwa manusia itu mempunyai sifat-sifat individualis yang satu sama lain berbeda-beda. Tidak ada individu yang sama, meskipun jumlahmya berjuta-juta, bahkan anak kembarpun berbeda, meskipun mirip, tetapi tetap berbeda.

(8)

8. Manusia sebagai makhluk Tuhan

Bahwa manusia ada karena diciptakan oleh Tuhan. Meskipun manusia telah berusaha dengan keras tetapi hasil ditentukan oleh Tuhan.

2. Dinamika Kepribadian

Menurut Notonegoro, kekuatan tiap-tiap unsur kepribadian tersebut selalu berubah-ubah setiap saat dan berbeda-beda setiap individu. Karena setiap unsur kepribadian tersebut selalu berubah-ubah kekuatannya, maka kesatuan (konvergensi) dari unsur-unsur tersebut integritasnya juga selalu berubah-ubah, mengalami dinamika.

3. Sifat Kepribadian

1. Kepribadian bersifat kesatuan, keseluruhan yang utuh dari 8 unsur.

2. Serasi selaras, bahwa unsur-unsur yang jumlahnya 8 tersebut serasi, senada (selaras), meskipun kekuatannya berbeda.

3. Seimbang, bahwa kuat lemahnya unsur-unsur tersebut selalu seimbang sesuai keadaan, meskipun berbeda.

4. Organis, bahwa kesatuan ke-8 unsur tersebut merupakan kesatuan yang hidup sebagai organisme.

5. Dinamis, bahwa kesatuan ke-8 unsur itu berubah-ubah, menyesuaikan diri dengan kondisi dan situasi.

4. PERIODESASI PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN ANAK

1. Dilakukan dengan dasar 6 tahunan/ sad irama (sad: enam). Tokoh: Comenius, Yunani.

01 – 06 tahun masa kanak-kanak (childhood) 06 – 12 tahun masa anak sekolah

12 – 18 tahun masa remaja 18 – 24 tahun masa dewasa

2. Cara kedua digunakan dengan dasar 7 tahunan atau sapta irama. (sapta berarti 7) Dengan dasar 7 tahunan, maka periodesasi perkembangan kepribadian anak sbb:

(9)

Page 6

01 – 07 tahun disebut masa kanak-kanak (childhood). 07 – 14 tahun disebut masa anak sekolah

14 – 21 disebut masa remaja 21 – 28 disebut masa dewasa

Penggunaan periodesasi atau fase-fase perkembangan dengan dasar 6 tahunan (sad irama) atau 7 tahunan (sapta irama) tersebut di tiap daerah negara berbeda-beda, tergantung dari iklim, geografis, kebudayaan, dan kemajuan (modern/ tertinggal). Periodesasi perkembangan kepribadian anak sangat berguna dalam pendidikan, karena :

1. Dalam tiap-tiap periode/ fase perkembanngan kepribadian, anak mempunyai sifat/ karakter yang berbeda-beda. Pendidikan harus menyesuaikan diri dengan karakteristik anak saat fase tersebut.

2. Dalam perkembangan kepribadian anak, akan muncul masa peka. Masa peka itu hanya akan muncul satu kali seumur hidup. Saat muncul masa peka harus diberikan pendidikan yang cocok dengan masa peka. Jangan masa peka itu hilang sia-sia.

5. Perkembangan Kepribadian Anak masa Kanak Kanak

a. Pada masa bayi atau masa vital, perkembangan skemata pola raih dan pola isap sangat dominan dan cepat. Semua untuk kebutuhan fundamental (si bayi), karena itu disebut masa vital. Pertumbuhan jasmaniah (biologis) juga berlangsung cepat. Setelah umur 3 tahun, sifat pribadi anak yang menonjol adalah kumratu-ratu (seperti raja). Ingin dilayani lebih, harus menang, ingin diperhatikan, tidak boleh ada saingan. Sedang sifat egocentris masih melekat, disamping dinamis, suka bermain, dan mengkhayal.

b. Periode Masa Anak Sekolah (umur 7 – 13)

Dalam periode ini disebut masa anak sekolah karena dalam umur ini anak masak untuk sekolah.

(10)

Alat-alat pendidikan yang cocok untuk periode Sekolah Dasar: 1. Dresur

2. Kebiasaan 3. Teladan

4. Ganjaran atau hadiah 5. Larangan

6. Hukuman 7. Siasat 8. Permainan

(11)

Page 8

Perbedaan bermain dengan bekerja,bekerja mengharapkan hasil (materi), sedang bermain tidak, kadang-kadang malah membuang uang.

Macam-macam permainan (bermain):

1. Permainan fantasi, misalnya anak bermain mengkhayal

2. Permainan peran, misalnya anak bermain sebagai superman, pasaran, dokter-dokteran, sekolah-sekolahan, dll.

3. Permainan sangat cocok sebagai alat dan media pendidikan dan pengajaran untuk setiap mata pelajarn, baik secara terpisah (per mata pelajaran) maupun integratif.

6. Periode Masa Remaja (umur 14 – 21) tahun

Masa remaja merupakan masa peralihan atau transisi dari masa anak sekolah ke masa dewasa. Masa remaja bukan kanak-kanak, bukan juga dewasa.

Masa remaja diawali dengan masa pubertas. Ciri-ciri masa pubertas:

a. Jasmani menjadi lebih tinggi, tidak sebanding dengan besarnya badan. Kelihatan nluncing dan wagu. Orang jawa mengatakan mongso nduduti. Awake didudut munggah. Jasmaninya seperti ditarik ke atas, sehingga menjadi lebih tinggi tetapi kecil.

b. Mulai tumbuh tanda-tanda kelamin sekunder. misalnya; di sekitar alat kelamin mulai tumbuh bulu-bulu rambut. Untuk pria areanya berbentuk segitiga, sedang untuk wanita areanya berbentuk segi empat.

c. Pita suara (kolo menjing)

Pada pria mulai nampak, sedang pada wanita tidak nampak. Pada pria nampak membesar sedang pada wanita sama saja (tidak membesar).

d. Suara mulai berubah, terutama pada pria. Orang jawa menyebutnya ngagor-agori, yaitu suaranya membesar.

(12)

Setelah remaja awal (pubertas), ia benar-benar masuk masa remaja.

1. Masa remaja (adolesence) sering dianggap sebagai masa storm & stress, masa yang penuh frustasi dan konflik, masa harus dilakukannya penyesuaian diri, masa percintaan dan roman. Masa remaja merupakan masa krisis nilai (kosong nilai). Ia (masa remaja) dalam keadaan krisis nilai karena sudah meninggalkan masa kanak-kanak tetapi masa dewasa yang akan dimasuki belum tercapai, sehingga nilai-nilai kedewasaan belum dicapai. Ia (remaja) dalam peralihan (transisi). Yang lama telah ditinggalkan, yang baru belum diperoleh. Jadi malah kosong

2. Ia (remaja) kadang-kadang masih bersifat masih seperti kanak-kanak, tetapi kadang- kadang seperti orang dewasa. Ia (remaja) mulai mencoba seperti orang dewasa

3. Kepribadiannya bersifat seperti topan dan badai (strum und drang-Jerman). Sifat topan dan badai yaitu: suatu saat keras, ribut, menggebu-gebu, tetapi tiba-tiba tenang dan ribut lagi.

4. Sikap sosialnya sangat tebal terhadap teman sebaya (peer group).

Solidaritas terhadap teman sebaya dapat mengalahakan solidaritas terhadap orang tua maupun terhadap saudara kandung.

5. Bersifat petualang, mengembara, “mencari untuk menemukan”. Tidak betah di rumah, berkelompok teman sebaya.

6. Bersifat protes tersembunyi terhadap kehidupan sekitar . Ia merasa tidak diperhitungkan. Identitas dirinya tidak (belum) diakui oleh masyarakat. Masyarakat menganggap remaja masih kanak-kanak. Sedang remaja minta diakui seperti dewasa. Oleh karena itu protes secara kejiwaan.

Telah kita bicarakan bahwa remaja merupakan masa transisi dari masa anak ke masa dewasa. Masa anak mulai ditinggalkan, masa dewasa belum dicapai. Sehingga remaja kadang-kadang masih seperti anak, tetapi kadang-kadang ingin nampak seperti dewasa. Kecuali itu remaja mengalami masa krisis nilai. Nilai-nilai masa kanak-kanak sudah dilepas sedang Nilai-nilai-Nilai-nilai dewasa belum didapatkan. Aplikasi atau penerapan dalam pendidikan dan pengajaran:

(13)

Page 10

1. Guru harus selalu memberikan tauladan yang baik dalam bicara, perbuatan, sikap, berpakaian, dsb. Apalagi sifat anak suka meniru. Guru harus benar-benar dapat digugu lan ditiru

2. Guru harus dapat memberikan semangat, mendorong, memberikan motivasi kepada murid untuk mencapai prestasi belajar yang berupa ilmu pengetahuan, ketrampilan, sikap, dan nilai-nilai budi luhur.

3. Guru harus memberi kesempatan kepada siswa untuk tampil ke depan berinisiatif sebagai subyek yang berkreasi sedang guru berada di belakang, tetapi memberikan kekuatan. Seorang pendidikberada di depan memberikan contoh (tauladan), berada di tengah membangun kehendak, kemauan, semangat, sedang di belakang mengikuti tetapi memberikan daya kekuatan.

4. Guru harus menanamkan kebiasaan-kebiasaan baik pada anak (siswa) 5. Guru mengenal datangnya masa peka pada siswa, yaitu masa datangnya

suatu kesempatan emas untuk berkembangnya suatu kemampuan pada anak. Masa peka tersebut harus segngnyera digunakan oleh guru, jangan disia-siakan karena datangnya hanya satu kali.

6. Berikan pelajaran sambil bermain atau dengan kata lain “belajar dengan media bermain. Banyak permainan-permainan dapat digunakan sebagai media pembelajaran.

7. Sifat anak sangat aktif, dinamis, tidak mau duduk manis

8. Tanamkan nilai-nilai positif pada remaja karena mereka sedang berada pada masa krisis nilai. Nilai masa anak ditinggalkan sedang nilai masa dewasa belum didapatkan.

Jangan memberikan cap bahwa remaja serba negatif. Gunakan cara partisipan. Guru masuk. Ikut serta kepada kegiatan remaja. Sekiranya menjurus ke hal-hal negatif guru membelokkan ke jalan lurus secara strategi tidak menyolok.

(14)

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Menurut Montessori (Hurlock, 1978) Masa peka adalah yaitu suatu periode dimana suatu fungsi tertentu perlu dirangsang, diarahkan sehingga tidak terhambat perkembangannya. Sedangkan menurut Noto Negoro perkembangan kepribadian anak dibagi menjadi delapan unsur yaitu unsur jasmani,unsur cipta, unsur rasa, emosi, unsur manusia sebagai makhluk sosial, manusia sebagai makhluk berdiri sendiri, unsur karsa/ kemauan/ kehendak, unsur manusia sebagai makhluk individu, manusia sebagai makhluk Tuhan.

B. SARAN

Dengan penyusunan makalah ini, penulis berharap pengetahuan mengenai masa peka dan kepribadian anak dapat dipelajari dan kelak bisa diterapkan oleh semua mahasiswa. Dan harapannya makalah ini dapt bermanfaat bagi semua kalangan terutama mahasiswa.

(15)

Page 12

DAFTAR PUSTAKA

http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PGTK/196510011998022-ERNAWULAN_SYAODIH/PSIKOLOGI_PERKEMBANGAN.pdf http://dyahfebriantina.blogspot.com/2013/12/resume-kepribadian-anak-teori.html

Referensi

Dokumen terkait

Anak TK merupakan bagian dari anak anak usia dini yang berada pada rentang usia 4 – 6 tahun. Pada usia ini, anak memiliki motivasi yang kuat untuk mengenal lingkungan

Anak taman kanak-kanak adalah anak yang berada pada umur 4 – 6 tahun, masa anak-anak juga dikenal dengan masa usia dini atau usia taman kanak-kanak dan

Masa anak-anak adalah masa perkembangan dari usia 2 tahun sampai dengan usia 6 tahun, pada masa-masa ini perkembangan biologis dan fisik berjalan dengan sangat cepat dan

Pada dasarnya anak pada usia 5-6 tahun berada pada masa golden age dimana anak banyak menyerap, meniru dan mengeksplor apapun yang mereka lihat saat bermain

DENI WULAN, Pembelajaran Pada Masa Pandemi Covid-19 untuk Anak Usia Dini Kelompok B di RA Masyithoh Melikan. Yogyakarta : Program Studi Pendidikan Islam Anak Usia Dini

b) Kondisi-kondisi yang baik dalam tubuh ibu dapat menunjang perkembangan sifat bawaan sedangkan kondisi yang tidak baik dapat menghambat perkembangannya bahkan

Teori Pembelajaran Sosial yang dikemukakan oleh Bandura telah memberi penekanan tentang bagaimana perilaku manusia dipengaruhi oleh persekitaran melalui peneguhan

Hasil penelitian ini menunjukkan perkembangan sosial anak usia dini pada masa pembelajaran daring mengalami perubahan dan diperlukan peran orang tua dalam mengembangkan sosial dengan