• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. ini adalah analisis kuantitatif, yang bertujuan untuk mempermudah memahami

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODOLOGI PENELITIAN. ini adalah analisis kuantitatif, yang bertujuan untuk mempermudah memahami"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

37

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Desain Penelitian

Desain penelitian menurut Sekaran dan Bougie (2013:95) adalah suatu

perencanaan untuk pengumpulan, pengukuran, dan analisis data berdasarkan

pertanyaan penelitian yang dipelajari. Analisis yang digunakan dalam penelitian

ini adalah analisis kuantitatif, yang bertujuan untuk mempermudah memahami

data yang diperoleh, dengan memberikan kode tertentu atas suatu data, sehingga

dapat diperoleh suatu pola yang dapat diolah serta dianalisis untuk diambil

menjadi suatu kesimpulan. Penelitian ini adalah pengujian hipotesis (hypothesis

testing) untuk membuktikan hubungan antar variabel dan menguji hipotesis yang

telah dirumuskan sebelumnya (Sekaran dan Bougie, 2013:26).

Penelitian ini menggunakan subjek APIP BPKP dengan pertimbangan BPKP

merupakan instansi pusat, namun memiliki kantor perwakilan di setiap 33

provinsi, sehingga diharapkan hasil penelitian ini dapat mencakup lingkup

pengawasan pemerintah pusat dan daerah. Selain itu BPKP juga memiliki sumber

daya berupa auditor internal bersertifikat dengan jumlah yang memadai, yaitu

sebanyak 3.786 auditor (data per triwulan II tahun 2015 pada website bpkp.go.id)

dari 6.429 total pegawai atau 58,89%, sehingga hasil penelitian menjadi lebih

(2)

commit to user

3.2. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel

Menurut Sekaran dan Bougie (2013:240) populasi merupakan keseluruhan

kelompok orang, kejadian dan hal yang menarik perhatian untuk diteliti. Populasi

pada penelitian ini adalah 3.786 pejabat fungsional auditor pada 34 kantor BPKP

(kantor pusat dan 33 kantor perwakilan) di Indonesia.

Sekaran dan Bogie (2013:241) menjelaskan bahwa sampel adalah bagian dari

populasi, terdiri dari beberapa elemen yang terpilih dari suatu populasi. Untuk

menentukan sampel yang digunakan, harus diketahui terlebih dahulu kerangka

sampel, teknik pengambilan sampel, dan besaran sampel yang diperlukan.

Kerangka sampel merupakan representasi dari semua elemen dalam populasi dari

mana sampel diambil (Sekaran dan Bougie, 2013:245). Kerangka sampel pada

penelitian ini adalah pegawai BPKP yang menduduki jabatan sebagai Pejabat

Fungsional Auditor (PFA) pada tahun 2016.

Dalam penelitian ini, teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah

probability sampling, yaitu dengan simple random sampling. Sekaran dan Bogie

(2013:247) menjelaskan bahwa probability sampling digunakan bila unsur-unsur

dari populasi mempunyai kesempatan yang sudah diketahui atau dimungkinkan

untuk dipilih sebagai subyek sampel, sedangkan simple random sampling adalah

bila setiap elemen dalam populasi diketahui dan memiliki kesempatan yang sama

untuk dipilih sebagai subyek sampel. Dengan demikian, setiap pegawai BPKP

dengan jabatan PFA dapat menjadi responden penelitian, tanpa memperhatikan

(3)

commit to user

Penentuan besar sampel menggunakan kriteria yang telah ditetapkan oleh

Sekaran dan Bougie (2013:268), yaitu apabila jumlah populasi 4.000 maka jumlah

sampel ideal yang dapat diambil adalah 351. Dalam penelitian ini, sampel yang

digunakan adalah jumlah responden yang mengembalikan kuesioner, yaitu

sebanyak 404 responden pada 26 kantor BPKP (kantor pusat dan 25 kantor

perwakilan) di Indonesia. Dengan jumlah sampel penelitian sebanyak 404, maka

besaran sampel yang digunakan memenuhi kriteria yang telah ditetapkan.

3.3. Data dan Sumber Data

Data yang digunakan adalah berupa data primer yang diperoleh melalui

metode kuesioner. Data primer menurut Sekaran dan Bougie (2013:113) adalah

data yang diperoleh peneliti secara langsung (dari tangan pertama), sedangkan

kuesioner adalah seperangkat pertanyaan tertulis yang dirumuskan untuk

merekam jawaban responden, biasanya dalam beberapa alternatif yang telah

ditetapkan. Pada penelitian ini, kuesioner disusun dengan item pertanyaan

mengacu pada artikel “The Effectiveness of Internal Auditing: An Empirical Examination of its Determinants in Israeli Organisations”, oleh Cohen dan Sayag (2010) dengan penyesuaian pada peraturan dan kondisi riil di Indonesia.

Penelitian ini tidak menggunakan standar audit intern dari The Institute of

Internal Auditors (IIA) sebagai acuan, namun menggunakan regulasi tentang

auditor internal di Indonesia yang telah ditetapkan oleh pemerintah, yaitu PP

Nomor 60 tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah serta

Standar Audit Intern Pemerintah Indonesia yang ditetapkan oleh Asosiasi Auditor

(4)

commit to user

menyesuaikan konteks manajemen puncak dan komite audit internal dengan

mengubahnya menjadi penanggungjawab entitas audit internal, atau dapat berupa

kepala kantor. Hal ini disebabkan subjek penelitian adalah BPKP, lembaga yang

berkedudukan langsung dibawah Presiden, sehingga konsep manajemen puncak

dan komite audit internal menjadi tidak memungkinkan.

Penelitian ini menggunakan skala likert dalam kuesioner tersebut, dengan

tingkatan jawaban: sangat tidak setuju, tidak setuju, setuju, dan sangat setuju.

Kuesioner didistribusikan melalui posmail kepada responden sejumlah 700

eksemplar, karena mempertimbangkan kemungkinan kuesioner rusak atau tingkat

pengembalian yang rendah. Total kuesioner yang terkumpul sebanyak 424, namun

sebanyak 20 kuesioner rusak atau pengisian tidak lengkap sehingga tidak dapat

digunakan dalam penelitian. Oleh karena itu, kuesioner yang digunakan sebanyak

404 kuesioner atau 57,71% dari total kuesioner yang disebarkan.

3.4. Definisi dan Operasionalisasi Variabel

Definisi operasional menurut Sekaran dan Bougie (2013:200) merupakan

pengurangan konsep abstrak untuk membuatnya terukur dengan cara yang nyata.

Sementara itu masih menurut Sekaran dan Bougie (2013:68) variabel adalah apa

pun yang dapat membedakan atau membawa variasi pada suatu nilai. Pengukuran

variabel adalah jumlah atau simbol lainnya yang menjadi karakteristik (atau

atribut) dari obyek menurut seperangkat aturan yang telah ditentukan (Sekaran

dan Bougie, 2013:197).

Penelitian ini menggunakan efektivitas audit internal sebagai variabel

(5)

commit to user

organisasi, karir dan penjenjangan, dan dukungan pimpinan entitas sebagai

variabel independen. Sementara itu, geografis (lokasi di mana auditor berada),

jenis kelamin auditor, tingkat pendidikan auditor, dan jabatan fungsional auditor

digunakan sebagai variabel kontrol.

Masing-masing variabel dependen dan independen mempunyai beberapa

pertanyaan dalam kuesioner dan diberikan nilai skala likert 4-poin, sedangkan

untuk variabel kontrol karena merupakan kategorial, dilambangkan dengan angka

1 dan 0 untuk mengukur masing-masing kategori. Variabel-variabel tersebut,

selanjutnya akan diuji secara sistematis menggunakan alat bantu statistik SPSS

versi 22.

Adapun definisi operasional dan pengukuran masing-masing variabel pada

penelitian ini adalah sebagai berikut ini.

3.4.1 Variabel Dependen

Sekaran dan Bougie (2013:69) menjelaskan variabel dependen sebagai

variabel yang menjadi ketertarikan utama peneliti. Dengan kata lain, variabel

dependen adalah variabel utama yang akan diteliti. Dalam penelitian ini, variabel

dependen yang diteliti adalah efektivitas audit internal. Cohen dan Sayag (2010)

membagi efektivitas audit internal dalam tiga bagian, yaitu kualitas audit, evaluasi

auditan, dan kontribusi tambahan audit internal. Arena dan Azzone (2009)

mengukur efektivitas audit internal menggunakan persentase dari rekomendasi

yang disarankan oleh auditor internal dan benar-benar dilaksanakan oleh auditan.

Penelitian ini mendefinisikan efektivitas audit internal sesuai dengan Cohen

(6)

commit to user

diukur dengan 36 pertanyaan dengan pilihan jawaban sangat tidak setuju (STS),

tidak setuju (TS), setuju (S), dan sangat setuju (SS). Daftar pertanyaan terlampir.

3.4.2 Variabel Independen

Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi variabel dependen,

baik secara positif atau negatif (Sekaran dan Bougie, 2013:70). Pada penelitian

ini, terdapat lima variabel independen sebagai berikut ini.

3.4.2.1 Keahlian Profesional

Terdapat beberapa definisi yang berbeda mengenai keahlian profesional.

Tjun, Marpaung, dan Setiawan (2012) mendefinisikan keahlian profesional

sebagai pengetahuan dan pengalaman auditor internal. Carey, Subramaniam, dan

Ching (2006) menyebutkan keahlian profesional sebagai kompetensi teknis

dengan atribut kualifikasi yang tepat, pengalaman, kemampuan khusus yang

penting, serta kemampuan teknologi. Al-Twaijry et al. (2003) mendefinisikan

keahlian profesional menjadi latar belakang pendidikan dan kualifikasi

profesional (sertifikat profesi). Cohen dan Sayag (2010) mendefinisikan keahlian

profesional sebagai pelatihan dan pengembangan kompetensi serta pendidikan

dalam hal audit yang didapat oleh auditor internal dari entitas. Mengacu pada

Cohen dan Sayag (2010), penelitian ini menggunakan dua pertanyaan untuk

mengukur variabel ini. Daftar pertanyaan terlampir.

3.4.2.2 Kualitas Pekerjaan Audit

Mihret dan Yismaw (2007) mengukur kualitas audit dengan keahlian staf,

lingkup layanan, efektivitas perencanaan audit, pekerjaan lapangan dan

(7)

commit to user

mendefinisikan kualitas pekerjaan audit sebagai perencanaan dan lingkup audit

internal serta respon auditor dan auditan atas hasil audit. Penelitian ini konsisten

dengan Cohen dan Sayag (2010), dengan menggunakan empat pertanyaan untuk

perencanaan dan lingkup audit internal serta dua pertanyaan untuk respon auditor

dan auditan atas hasil audit. Daftar pertanyaan terlampir.

3.4.2.3 Independensi Organisasi

Cohen dan Sayag (2010) mendefinisikan independensi organisasi sebagai

tingkat independensi entitas audit internal terhadap organisasi tempat entitas audit

internal berada. Penelitian ini mengukur independensi dengan tiga pertanyaan

untuk hubungan kerja di dalam entitas internal audit dan enam pertanyaan untuk

hubungan kerja antara entitas audit internal dengan auditan. Daftar pertanyaan

terlampir.

3.4.2.4 Karir dan Penjenjangan

Cohen dan Sayag (2010) mendefinisikan karir dan penjenjangan berupa

apakah karir sebagai auditor internal menjadi pertimbangan penting bagi

organisasi dalam hal kebijakan promosi dan pengembangan karir pegawainya.

Penelitian ini menggunakan tiga pertanyaan untuk mengukur variabel ini. Daftar

pertanyaan terlampir.

3.4.2.5 Dukungan Pimpinan Entitas

Cohen dan Sayag (2010) menyebutkan variabel ini dalam artikelnya sebagai

dukungan manajemen, karena penelitian dilakukan di sektor publik dan sektor

privat serta dukungan yang dimaksudkan adalah dari manajemen organisasi

(8)

commit to user

sudut pandang lembaga pemerintah atau dengan kata lain di sektor publik. Selain

itu, penelitian dilakukan pada BPKP, dimana kedudukan BPKP merupakan

auditor internal bagi pemerintah yang dipimpin oleh Presiden. Oleh karena itu,

dilakukan penyesuaian dengan mengubah sudut pandang variabel ini menjadi

dukungan pimpinan entitas, dalam hal ini adalah pimpinan setiap kantor BPKP,

baik kantor pusat maupun kantor perwakilan.

Kuesioner yang disusun tetap mengacu pada item-item pertanyaan dari Cohen

dan Sayag (2010), dimensi dukungan fasilitas dan anggaran. Penelitian ini

menggunakan empat item pertanyaan untuk mengukur variabel dukungan

pimpinan entitas. Daftar pertanyaan terlampir.

3.4.3 Variabel Kontrol

Variabel kontrol dalam penelitian ini berupa hal-hal yang melekat pada setiap

auditor internal yang menjadi responden namun tidak digunakan untuk mengukur

variabel dependen. Terdapat empat variabel kontrol yang digunakan dalam

penelitian ini yaitu geografis (wilayah kerja auditor internal), gender (jenis

kelamin auditor internal), pendidikan (jenjang pendidikan auditor internal), serta

jabatan fungsional auditor internal. Masing – masing variabel kontrol dijelaskan

sebagai berikut ini.

3.4.3.1 Geografis

Geografis dalam penelitian ini dapat diartikan sebagai lokasi atau wilayah di

mana auditor internal berada. Variabel ini dikategorikan menjadi “Jawa” untuk auditor internal yang berada di Pulau Jawa dan “Luar Jawa” untuk auditor internal

(9)

commit to user

yang berada di luar Pulau Jawa. Angka 1 diberikan untuk kategori “Jawa” dan 0

untuk “Luar Jawa”.

3.4.3.2 Gender

Gender dimaksudkan sebagai jenis kelamin auditor internal. Variabel ini dikategorikan menjadi “laki-laki” dan “wanita”, dengan pemberian angka 1 dan 0

untuk masing-masing kategori.

3.4.3.3 Pendidikan

Pendidikan diartikan sebagai tingkat pendidikan terakhir auditor internal.

Kategorinya adalah “sarjana” untuk tingkat pendidikan terakhir 1, 2, serta S-3, dan “bukan sarjana” untuk tingkat pendidikan D-3. Angka 1 diberikan untuk

kategori “sarjana” dan 0 untuk “bukan sarjana”.

3.4.3.4 Jabatan Fungsional Auditor

Jabatan fungsional auditor adalah jabatan fungsional yang diduduki oleh auditor internal. Variabel ini dikategorikan menjadi “auditor ahli” untuk jabatan

auditor pertama, auditor muda, serta auditor madya, dan “auditor terampil” untuk

jabatan auditor pelaksana, auditor pelaksana lanjutan, serta auditor penyelia. Angka 1 diberikan untuk kategori “auditor ahli” dan 0 untuk “auditor terampil”.

Secara ringkas, variabel dan pengukuran yang digunakan tiap variabel dalam

(10)

commit to user

Tabel 3.1

Variabel dan Operasional Variabel

No Variabel Uraian Dimensi Jenis

Variabel

1. EFKTV* Efektivitas audit internal pemerintah

Kualitas audit (20 pertanyaan) Dependen Evaluasi auditan (11 pertanyaan)

Kontribusi tambahan oleh audit internal (5 pertanyaan)

2. AHLI* Keahlian profesional auditor internal

Pendidikan dan pelatihan audit (2 pertanyaan)

Independen 3. KLTS* Kualitas pekerjaan audit

internal

Perencanaan dan lingkup audit internal (4 pertanyaan)

Independen Respon auditor dan auditan atas

hasil audit (2 pertanyaan) 4. INDP* Independensi organisasi

audit internal

Hubungan kerja di dalam entitas internal audit (3 pertanyaan)

Independen Hubungan kerja dengan auditan

(6 pertanyaan) 5. KRIR* Karir dan penjenjangan

auditor internal

Pelatihan, promosi, dan pengembangan karir pegawai (3 pertanyaan)

Independen

6. DKGN* Dukungan pimpinan entitas audit internal

Dukungan fasilitas dan anggaran (4 pertanyaan)

Independen 7. GEO Geografis auditor Wilayah dimana auditor internal

berada;

1 = Jawa, 0 = Luar Jawa

Kontrol

8. GDR Gender auditor Jenis kelamin auditor internal; 1 = Laki-laki, 0 = Wanita

Kontrol 9. PDK Pendidikan auditor Pendidikan terakhir auditor

internal;

1 = Sarjana, 0 = Bukan sarjana

Kontrol

10. JFA Jabatan auditor Jabatan fungsional auditor internal;

1 = Auditor ahli, 0 = Auditor terampil

Kontrol

*Sumber : Cohen dan Sayag (2010) dengan beberapa penyesuaian berdasarkan peraturan dan

kondisi riil di Indonesia

3.5. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data pada penelitian ini berupa pengujian hipotesis, yang

dilakukan dengan menggunakan program SPSS versi 22. Kuesioner yang telah

mendapatkan tanggapan dari responden akan ditabulasi menjadi suatu data berisi

(11)

commit to user

independen, serta data angka 1 dan 0 untuk variabel kontrol. Data tabulasi inilah

yang akan diuji dengan program SPSS untuk mendapatkan kesimpulan apakah

hipotesis yang telah dirumuskan diterima atau ditolak secara statistik. Pengujian

hipotesis dilakukan setelah data tabulasi bebas dari pertanyaan-pertanyaan yang

tidak valid dan reliabel serta model regresi bebas dari gejala-gejala asumsi klasik.

Tahapan pengujian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut ini.

3.5.1 Pengujian Validitas dan Pengujian Reliabilitas

Pengujian validitas adalah uji statistik yang dilakukan pada setiap item

pertanyaan dalam suatu instrumen penelitian untuk mengetahui apakah item

pertanyaan tersebut telah valid untuk digunakan mengukur variabel yang diteliti.

Dengan pengujian validitas dapat diketahui apakah suatu kuesioner dapat

digunakan dalam pengumpulan data atau tidak. Dalam penelitian ini, pengujian

validitas dilakukan dengan pengujian korelasi Pearson Product Moment antara

masing-masing skor item pertanyaan dengan total skor setiap variabel. Suatu item

pertanyaan disebut valid apabila memiliki nilai sig. kurang dari 0,05 (Ghozali,

2006:45).

Pengujian reliabilitas digunakan untuk mengetahui apakah serangkaian item

pertanyaan handal atau reliabel dalam mengukur suatu variabel yang diteliti.

Sekaran dan Bougie (2013:292) menjelaskan bahwa reliabilitas dapat diketahui

dengan menguji konsistensi dan stabilitas. Suatu instrumen penelitian dikatakan

handal atau reliabel jika jawaban seseorang terhadap suatu pertanyaan konsisten

(12)

commit to user

dengan melihat koefisien Cronbach‟s alpha (α). Terdapat beberapa pendapat

dalam menentukan besaran Cronbach alpha untuk dapat dikatakan reliabel,

namun Sekaran dan Bougie (2013:293), memberikan batasan jika α semakin dekat

dengan 1, maka internal consistency reliability juga akan semakin tinggi.

Ghozali (2006:42) mengutip kategori batasan Cronbach alpha reliabilitas dari

Nunally (1967) yaitu 0,60. Jika nilai Cronbach alpha lebih dari 0,60 maka

dikatakan reliabel, sedangkan jika kurang dari 0,60 tidak reliabel. Kategori

besaran Cronbach alpha reliabilitas lain diutarakan Guilford (1956) dalam Priatna

(2008) pada tabel 3.2 berikut ini.

Tabel 3.2

Kategori Koefisien Reliabilitas

NO INTERVAL KETERANGAN

1. 0,80 < r <1,00 Reliabilitas sangat tinggi 2. 0,60 < r < 0,80 Reliabilitas tinggi 3. 0,40 < r < 0,60 Reliabilitas sedang 4. 0,20 < r < 0,40 Reliabilitas rendah

5. -1,00 r < 0,20 Reliabilitas sangat rendah (tidak reliabel)

Sumber: Kategori reliabilitas menurut Guilford (1956)

3.5.2 Statistik Deskriptif dan Korelasi Data

Pengujian statistik deskriptif merupakan pengujian yang bertujuan untuk

menyajikan informasi mengenai data berupa rata-rata (mean), nilai minimum,

maksimum, dan standar deviasi dari variabel yang digunakan (Sekaran dan

Bougie, 2013:282). Rata-rata (mean) adalah hasil dari penjumlahan seluruh nilai

(13)

commit to user

skala interval dan rasio, digunakan untuk mengukur seberapa luas penyimpangan

nilai dari dari nilai rata-rata.

Analisis korelasi dilakukan dengan tujuan mengukur kekuatan hubungan

linear antar variabel, dan tidak membedakan antara variabel dependen dan

independen (Ghozali, 2006:82). Pada penelitian ini, dilakukan analisis korelasi

antara variabel dependen, variabel independen, dan variabel kontrol menggunakan

Pearson Correlation, kemudian membandingkan tingkat signifikansi antar

variabel.

3.5.3 Pengujian Asumsi Klasik

Sebelum melakukan pengujian hipotesis dengan regresi linear berganda, data

harus bebas terlebih dahulu dari asumsi klasik. Asumsi klasik yang diuji meliputi

normalitas, multikolonieritas, dan heteroskedastisitas seperti berikut ini.

3.5.3.1 Pengujian Normalitas

Ghozali (2006:110) menjelaskan bahwa pengujian normalitas bertujuan untuk

menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu dan residual memiliki

distribusi normal. Untuk menguji apakah data berdistribusi normal, penelitian ini

menggunakan analisis grafik histogram dan grafik normal P-P Plot. Kriteria yang

digunakan sesuai dengan Ghozali (2006:112) adalah data dikatakan berdistribusi

normal bila pada grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi yang

menceng (skewness), sedangkan pada grafik P-P Plot data akan menyebar di

(14)

commit to user 3.5.3.2 Pengujian Multikolonieritas

Multikolonieritas disebutkan oleh Sekaran dan Bougie (2013:319) sebagai

fenomena statistik yang sering dijumpai di mana dua atau lebih variabel

independen dalam model regresi berganda sangat berkaitan. Data yang mengalami

multikolonieritas akan membuat estimasi koefisien regresi menjadi unreliable.

Pengujian multikolonieritas dalam penelitian ini dilakukan dengan melihat ukuran

tolerance value dan variance inflation factor (VIF). Model regresi dikatakan

bebas dari multikolonieritas jika nilai tolerance diatas 0,1 atau VIF di bawah 10.

3.5.3.3 Pengujian Heteroskedastisitas

Pengujian heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji apakah dalam model

regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke

pengamatan yang lain (Ghozali, 2006:105). Penelitian ini melakukan pengujian

heteroskedastisitas dengan metode Park, yaitu dengan mengubah nilai setiap

variabel independen ke dalam logaritma (Ln). variabel independen tersebut akan

diregresikan dengan variabel independen berupa logaritma dari kuadrat nilai

residual. Hasil regresi tersebut kemudian dilihat signifikansinya. Apabila seluruh

variabel independen memiliki nilai signifikansi lebih dari 0,05, maka model

regresi tidak terdapat heteroskedastisitas, dan merupakan model regresi yang baik.

3.5.4 Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan analisis regresi

berganda, karena terdapat lebih dari satu variabel independen untuk menjelaskan

varian dalam variabel dependen (Sekaran dan Bougie, 2013:317). Analisis regresi

(15)

commit to user

dependen dan independen, juga menunjukkan arah hubungan kedua variabel

tersebut (positif atau negatif) (Ghozali, 2006:82).

Persamaan regresi linear berganda pada penelitian ini dirumuskan dengan:

EFKTV = α + β1AHLI + β2KLTS + β3INDP + β4KRIR + β5DKGN + β6GEO + β7GDR + β8PDK + β9JFA

Keterangan:

EFKTV : Efektivitas audit internal

α : Konstanta

β1, β2… β3 : Koefisien regresi

AHLI : Pengukuran atas Keahlian profesional

KLTS : Pengukuran atas Kualitas pekerjaan audit internal

INDP : Pengukuran atas Independensi organisasi

KRIR : Pengukuran atas Karir dan penjenjangan

DKGN : Pengukuran atas Dukungan pimpinan entitas audit internal

GEO : Geografis tempat auditor internal

GDR : Jenis kelamin auditor internal

PDK : Pendidikan auditor internal

JFA : Jabatan fungsional auditor internal

Langkah – langkah pengujian hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut ini.

1) Menentukan hipotesis

Ha: Variabel-variabel independen berpengaruh terhadap efektivitas audit

internal

Ho: Variabel-variabel independen tidak berpengaruh terhadap efektivitas

audit internal

(16)

commit to user

3) Menentukan kriteria penerimaan hipotesis Jika p < α, maka Ho ditolak

Jika p > α, maka Ho diterima

4) Penarikan kesimpulan hipotesis

Penelitian ini menggunakan tiga jenis pengujian dalam mengukur goodness of

fit model regresi. Pengujian tersebut meliputi pengujian statistik F, pengujian

statistik t, dan pengujian koefisien determinasi (Adjusted R2) sebagai berikut ini.

3.5.4.1 Pengujian statistik F

Pengujian statistik F digunakan untuk mengetahui apakah model regresi linier

yang diestimasi layak digunakan untuk mengestimasi variabel dependen. Dengan

tingkat signifikansi 0,05, maka kriterianya adalah apabila nilai signifikansi F lebih

kecil dari 0,05 atau 5% maka dapat dinyatakan bahwa model regresi fit dan layak

digunakan untuk mengestimasi variabel dependen.

3.5.4.2 Pengujian statistik t

Setelah pengujian statistik F dilakukan dan lolos, maka langkah berikutnya

adalah melakukan pengujian statistik t untuk mengetahui pengaruh suatu variabel

independen secara individual terhadap variabel dependen (Ghozali, 2006:84).

Pengujian ini juga menggunakan tingkat signifikansi 0,05 atau 5%. Apabila nilai

signifikansi pengujian statistik t suatu variabel independen lebih kecil dari 0,05

atau 5% maka variabel independen tersebut dinyatakan berpengaruh signifikan

terhadap variabel dependen. Untuk dapat mengetahui apakah pengaruhnya positif

atau negatif, maka dapat melihat koefisiennya. Jika koefisien setiap suatu variabel

(17)

commit to user

3.5.4.3 Pengujian koefisien determinasi (Adjusted R2)

Koefesien determinasi (Adjusted R2) mengukur seberapa jauh kemampuan

model menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2006:83). Penelitian ini

menggunakan adjusted R2 karena hanya memiliki fluktuasi naik turun apabila di

dalam model ditambahkan satu variabel independen tergantung dari seberapa

pengaruh variabel tersebut terhadap variabel dependen. Nilai adjusted R2 berada

diantara 0 dan 1. Apabila nilainya semakin mendekati 1 maka kemampuan

variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen akan semakin baik.

3.5.5 Pengujian Hipotesis (Tambahan)

Selain pengujian hipotesis di atas, penelitian ini juga melakukan pengujian

hipotesis tambahan dengan menguji pengaruh interaksi antar variabel independen

terhadap variabel dependen. Interaksi antar variabel independen terdiri dari

interaksi dua variabel, tiga variabel, empat variabel, dan lima variabel. Nilai

interaksi antar variabel diperoleh dengan cara mengalikan nilai masing-masing

variabel sesuai dengan jumlah interaksi antar variabel. Nilai interaksi antar

variabel tersebut kemudian dilakukan pengujian terhadap variabel dependen

menggunakan analisis regresi linear berganda. Pengujian interaksi antar variabel

dilakukan dua kali dengan menambahkan nilai interaksi antar variabel dan tidak

menambahkan nilai interaksi antar variabel. Hasil pengujian kemudian

dibandingkan untuk dapat dianalisis.

Referensi

Dokumen terkait

Dalam penelitian ini dimaksudkan untuk membandingkan hasil perhitungan perpindahan panas pada rectangular duct dengan cara mengetahui temperatur pada tiap node antara

Kemudian untuk menentukan besar interval kelas, perlu diketahui dahulu range nya yaitu, selisih antara skor tertinggi 28 dan skor terendah 7, dengan demikian interval untuk

Pengujian validitas dan reliabilitas kuesioner adalah proses menguji butir- butir pertanyaan yang ada dalam kuesioner, apakah isi dari butir pertanyaan tersebut sudah valid

Kalau dia melayani anggota lebih baik maka anggota juga akan melayani umat atau orang yang harus dilayani dengan lebih baik pula.. Dalam konteks kongregasi itu berarti

Guru memiliki peran sentral dalam proses pembelajaran di sekolah, mulai dari jenjang pendidikan usia dini sampai sekolah menengah. Kedudukan guru dalam sistem

Isi liputan berita mencakup informasi terkait pihak-pihak yang terlibat dalam kolaborasi, apa tujuan kolaborasi, apa dampaknya, tindak lanjut yang akan dilakukan dan

• Bioteknologi merupakan suatu bidang yang menggunakan teknologi atau kaedah untuk memanipulasikan organisma bagi tujuan. menghasilkan atau mengubah suai hasil sesuatu

Dalam penelitian ini tujuan dari pemberian tes adalah untuk mengetahui ketuntasan hasil belajar siswa dan perbedaan hasil belajar antar siswa yang mendapat model