commit to user
37
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Desain Penelitian
Desain penelitian menurut Sekaran dan Bougie (2013:95) adalah suatu
perencanaan untuk pengumpulan, pengukuran, dan analisis data berdasarkan
pertanyaan penelitian yang dipelajari. Analisis yang digunakan dalam penelitian
ini adalah analisis kuantitatif, yang bertujuan untuk mempermudah memahami
data yang diperoleh, dengan memberikan kode tertentu atas suatu data, sehingga
dapat diperoleh suatu pola yang dapat diolah serta dianalisis untuk diambil
menjadi suatu kesimpulan. Penelitian ini adalah pengujian hipotesis (hypothesis
testing) untuk membuktikan hubungan antar variabel dan menguji hipotesis yang
telah dirumuskan sebelumnya (Sekaran dan Bougie, 2013:26).
Penelitian ini menggunakan subjek APIP BPKP dengan pertimbangan BPKP
merupakan instansi pusat, namun memiliki kantor perwakilan di setiap 33
provinsi, sehingga diharapkan hasil penelitian ini dapat mencakup lingkup
pengawasan pemerintah pusat dan daerah. Selain itu BPKP juga memiliki sumber
daya berupa auditor internal bersertifikat dengan jumlah yang memadai, yaitu
sebanyak 3.786 auditor (data per triwulan II tahun 2015 pada website bpkp.go.id)
dari 6.429 total pegawai atau 58,89%, sehingga hasil penelitian menjadi lebih
commit to user
3.2. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel
Menurut Sekaran dan Bougie (2013:240) populasi merupakan keseluruhan
kelompok orang, kejadian dan hal yang menarik perhatian untuk diteliti. Populasi
pada penelitian ini adalah 3.786 pejabat fungsional auditor pada 34 kantor BPKP
(kantor pusat dan 33 kantor perwakilan) di Indonesia.
Sekaran dan Bogie (2013:241) menjelaskan bahwa sampel adalah bagian dari
populasi, terdiri dari beberapa elemen yang terpilih dari suatu populasi. Untuk
menentukan sampel yang digunakan, harus diketahui terlebih dahulu kerangka
sampel, teknik pengambilan sampel, dan besaran sampel yang diperlukan.
Kerangka sampel merupakan representasi dari semua elemen dalam populasi dari
mana sampel diambil (Sekaran dan Bougie, 2013:245). Kerangka sampel pada
penelitian ini adalah pegawai BPKP yang menduduki jabatan sebagai Pejabat
Fungsional Auditor (PFA) pada tahun 2016.
Dalam penelitian ini, teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah
probability sampling, yaitu dengan simple random sampling. Sekaran dan Bogie
(2013:247) menjelaskan bahwa probability sampling digunakan bila unsur-unsur
dari populasi mempunyai kesempatan yang sudah diketahui atau dimungkinkan
untuk dipilih sebagai subyek sampel, sedangkan simple random sampling adalah
bila setiap elemen dalam populasi diketahui dan memiliki kesempatan yang sama
untuk dipilih sebagai subyek sampel. Dengan demikian, setiap pegawai BPKP
dengan jabatan PFA dapat menjadi responden penelitian, tanpa memperhatikan
commit to user
Penentuan besar sampel menggunakan kriteria yang telah ditetapkan oleh
Sekaran dan Bougie (2013:268), yaitu apabila jumlah populasi 4.000 maka jumlah
sampel ideal yang dapat diambil adalah 351. Dalam penelitian ini, sampel yang
digunakan adalah jumlah responden yang mengembalikan kuesioner, yaitu
sebanyak 404 responden pada 26 kantor BPKP (kantor pusat dan 25 kantor
perwakilan) di Indonesia. Dengan jumlah sampel penelitian sebanyak 404, maka
besaran sampel yang digunakan memenuhi kriteria yang telah ditetapkan.
3.3. Data dan Sumber Data
Data yang digunakan adalah berupa data primer yang diperoleh melalui
metode kuesioner. Data primer menurut Sekaran dan Bougie (2013:113) adalah
data yang diperoleh peneliti secara langsung (dari tangan pertama), sedangkan
kuesioner adalah seperangkat pertanyaan tertulis yang dirumuskan untuk
merekam jawaban responden, biasanya dalam beberapa alternatif yang telah
ditetapkan. Pada penelitian ini, kuesioner disusun dengan item pertanyaan
mengacu pada artikel “The Effectiveness of Internal Auditing: An Empirical Examination of its Determinants in Israeli Organisations”, oleh Cohen dan Sayag (2010) dengan penyesuaian pada peraturan dan kondisi riil di Indonesia.
Penelitian ini tidak menggunakan standar audit intern dari The Institute of
Internal Auditors (IIA) sebagai acuan, namun menggunakan regulasi tentang
auditor internal di Indonesia yang telah ditetapkan oleh pemerintah, yaitu PP
Nomor 60 tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah serta
Standar Audit Intern Pemerintah Indonesia yang ditetapkan oleh Asosiasi Auditor
commit to user
menyesuaikan konteks manajemen puncak dan komite audit internal dengan
mengubahnya menjadi penanggungjawab entitas audit internal, atau dapat berupa
kepala kantor. Hal ini disebabkan subjek penelitian adalah BPKP, lembaga yang
berkedudukan langsung dibawah Presiden, sehingga konsep manajemen puncak
dan komite audit internal menjadi tidak memungkinkan.
Penelitian ini menggunakan skala likert dalam kuesioner tersebut, dengan
tingkatan jawaban: sangat tidak setuju, tidak setuju, setuju, dan sangat setuju.
Kuesioner didistribusikan melalui posmail kepada responden sejumlah 700
eksemplar, karena mempertimbangkan kemungkinan kuesioner rusak atau tingkat
pengembalian yang rendah. Total kuesioner yang terkumpul sebanyak 424, namun
sebanyak 20 kuesioner rusak atau pengisian tidak lengkap sehingga tidak dapat
digunakan dalam penelitian. Oleh karena itu, kuesioner yang digunakan sebanyak
404 kuesioner atau 57,71% dari total kuesioner yang disebarkan.
3.4. Definisi dan Operasionalisasi Variabel
Definisi operasional menurut Sekaran dan Bougie (2013:200) merupakan
pengurangan konsep abstrak untuk membuatnya terukur dengan cara yang nyata.
Sementara itu masih menurut Sekaran dan Bougie (2013:68) variabel adalah apa
pun yang dapat membedakan atau membawa variasi pada suatu nilai. Pengukuran
variabel adalah jumlah atau simbol lainnya yang menjadi karakteristik (atau
atribut) dari obyek menurut seperangkat aturan yang telah ditentukan (Sekaran
dan Bougie, 2013:197).
Penelitian ini menggunakan efektivitas audit internal sebagai variabel
commit to user
organisasi, karir dan penjenjangan, dan dukungan pimpinan entitas sebagai
variabel independen. Sementara itu, geografis (lokasi di mana auditor berada),
jenis kelamin auditor, tingkat pendidikan auditor, dan jabatan fungsional auditor
digunakan sebagai variabel kontrol.
Masing-masing variabel dependen dan independen mempunyai beberapa
pertanyaan dalam kuesioner dan diberikan nilai skala likert 4-poin, sedangkan
untuk variabel kontrol karena merupakan kategorial, dilambangkan dengan angka
1 dan 0 untuk mengukur masing-masing kategori. Variabel-variabel tersebut,
selanjutnya akan diuji secara sistematis menggunakan alat bantu statistik SPSS
versi 22.
Adapun definisi operasional dan pengukuran masing-masing variabel pada
penelitian ini adalah sebagai berikut ini.
3.4.1 Variabel Dependen
Sekaran dan Bougie (2013:69) menjelaskan variabel dependen sebagai
variabel yang menjadi ketertarikan utama peneliti. Dengan kata lain, variabel
dependen adalah variabel utama yang akan diteliti. Dalam penelitian ini, variabel
dependen yang diteliti adalah efektivitas audit internal. Cohen dan Sayag (2010)
membagi efektivitas audit internal dalam tiga bagian, yaitu kualitas audit, evaluasi
auditan, dan kontribusi tambahan audit internal. Arena dan Azzone (2009)
mengukur efektivitas audit internal menggunakan persentase dari rekomendasi
yang disarankan oleh auditor internal dan benar-benar dilaksanakan oleh auditan.
Penelitian ini mendefinisikan efektivitas audit internal sesuai dengan Cohen
commit to user
diukur dengan 36 pertanyaan dengan pilihan jawaban sangat tidak setuju (STS),
tidak setuju (TS), setuju (S), dan sangat setuju (SS). Daftar pertanyaan terlampir.
3.4.2 Variabel Independen
Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi variabel dependen,
baik secara positif atau negatif (Sekaran dan Bougie, 2013:70). Pada penelitian
ini, terdapat lima variabel independen sebagai berikut ini.
3.4.2.1 Keahlian Profesional
Terdapat beberapa definisi yang berbeda mengenai keahlian profesional.
Tjun, Marpaung, dan Setiawan (2012) mendefinisikan keahlian profesional
sebagai pengetahuan dan pengalaman auditor internal. Carey, Subramaniam, dan
Ching (2006) menyebutkan keahlian profesional sebagai kompetensi teknis
dengan atribut kualifikasi yang tepat, pengalaman, kemampuan khusus yang
penting, serta kemampuan teknologi. Al-Twaijry et al. (2003) mendefinisikan
keahlian profesional menjadi latar belakang pendidikan dan kualifikasi
profesional (sertifikat profesi). Cohen dan Sayag (2010) mendefinisikan keahlian
profesional sebagai pelatihan dan pengembangan kompetensi serta pendidikan
dalam hal audit yang didapat oleh auditor internal dari entitas. Mengacu pada
Cohen dan Sayag (2010), penelitian ini menggunakan dua pertanyaan untuk
mengukur variabel ini. Daftar pertanyaan terlampir.
3.4.2.2 Kualitas Pekerjaan Audit
Mihret dan Yismaw (2007) mengukur kualitas audit dengan keahlian staf,
lingkup layanan, efektivitas perencanaan audit, pekerjaan lapangan dan
commit to user
mendefinisikan kualitas pekerjaan audit sebagai perencanaan dan lingkup audit
internal serta respon auditor dan auditan atas hasil audit. Penelitian ini konsisten
dengan Cohen dan Sayag (2010), dengan menggunakan empat pertanyaan untuk
perencanaan dan lingkup audit internal serta dua pertanyaan untuk respon auditor
dan auditan atas hasil audit. Daftar pertanyaan terlampir.
3.4.2.3 Independensi Organisasi
Cohen dan Sayag (2010) mendefinisikan independensi organisasi sebagai
tingkat independensi entitas audit internal terhadap organisasi tempat entitas audit
internal berada. Penelitian ini mengukur independensi dengan tiga pertanyaan
untuk hubungan kerja di dalam entitas internal audit dan enam pertanyaan untuk
hubungan kerja antara entitas audit internal dengan auditan. Daftar pertanyaan
terlampir.
3.4.2.4 Karir dan Penjenjangan
Cohen dan Sayag (2010) mendefinisikan karir dan penjenjangan berupa
apakah karir sebagai auditor internal menjadi pertimbangan penting bagi
organisasi dalam hal kebijakan promosi dan pengembangan karir pegawainya.
Penelitian ini menggunakan tiga pertanyaan untuk mengukur variabel ini. Daftar
pertanyaan terlampir.
3.4.2.5 Dukungan Pimpinan Entitas
Cohen dan Sayag (2010) menyebutkan variabel ini dalam artikelnya sebagai
dukungan manajemen, karena penelitian dilakukan di sektor publik dan sektor
privat serta dukungan yang dimaksudkan adalah dari manajemen organisasi
commit to user
sudut pandang lembaga pemerintah atau dengan kata lain di sektor publik. Selain
itu, penelitian dilakukan pada BPKP, dimana kedudukan BPKP merupakan
auditor internal bagi pemerintah yang dipimpin oleh Presiden. Oleh karena itu,
dilakukan penyesuaian dengan mengubah sudut pandang variabel ini menjadi
dukungan pimpinan entitas, dalam hal ini adalah pimpinan setiap kantor BPKP,
baik kantor pusat maupun kantor perwakilan.
Kuesioner yang disusun tetap mengacu pada item-item pertanyaan dari Cohen
dan Sayag (2010), dimensi dukungan fasilitas dan anggaran. Penelitian ini
menggunakan empat item pertanyaan untuk mengukur variabel dukungan
pimpinan entitas. Daftar pertanyaan terlampir.
3.4.3 Variabel Kontrol
Variabel kontrol dalam penelitian ini berupa hal-hal yang melekat pada setiap
auditor internal yang menjadi responden namun tidak digunakan untuk mengukur
variabel dependen. Terdapat empat variabel kontrol yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu geografis (wilayah kerja auditor internal), gender (jenis
kelamin auditor internal), pendidikan (jenjang pendidikan auditor internal), serta
jabatan fungsional auditor internal. Masing – masing variabel kontrol dijelaskan
sebagai berikut ini.
3.4.3.1 Geografis
Geografis dalam penelitian ini dapat diartikan sebagai lokasi atau wilayah di
mana auditor internal berada. Variabel ini dikategorikan menjadi “Jawa” untuk auditor internal yang berada di Pulau Jawa dan “Luar Jawa” untuk auditor internal
commit to user
yang berada di luar Pulau Jawa. Angka 1 diberikan untuk kategori “Jawa” dan 0
untuk “Luar Jawa”.
3.4.3.2 Gender
Gender dimaksudkan sebagai jenis kelamin auditor internal. Variabel ini dikategorikan menjadi “laki-laki” dan “wanita”, dengan pemberian angka 1 dan 0
untuk masing-masing kategori.
3.4.3.3 Pendidikan
Pendidikan diartikan sebagai tingkat pendidikan terakhir auditor internal.
Kategorinya adalah “sarjana” untuk tingkat pendidikan terakhir 1, 2, serta S-3, dan “bukan sarjana” untuk tingkat pendidikan D-3. Angka 1 diberikan untuk
kategori “sarjana” dan 0 untuk “bukan sarjana”.
3.4.3.4 Jabatan Fungsional Auditor
Jabatan fungsional auditor adalah jabatan fungsional yang diduduki oleh auditor internal. Variabel ini dikategorikan menjadi “auditor ahli” untuk jabatan
auditor pertama, auditor muda, serta auditor madya, dan “auditor terampil” untuk
jabatan auditor pelaksana, auditor pelaksana lanjutan, serta auditor penyelia. Angka 1 diberikan untuk kategori “auditor ahli” dan 0 untuk “auditor terampil”.
Secara ringkas, variabel dan pengukuran yang digunakan tiap variabel dalam
commit to user
Tabel 3.1
Variabel dan Operasional Variabel
No Variabel Uraian Dimensi Jenis
Variabel
1. EFKTV* Efektivitas audit internal pemerintah
Kualitas audit (20 pertanyaan) Dependen Evaluasi auditan (11 pertanyaan)
Kontribusi tambahan oleh audit internal (5 pertanyaan)
2. AHLI* Keahlian profesional auditor internal
Pendidikan dan pelatihan audit (2 pertanyaan)
Independen 3. KLTS* Kualitas pekerjaan audit
internal
Perencanaan dan lingkup audit internal (4 pertanyaan)
Independen Respon auditor dan auditan atas
hasil audit (2 pertanyaan) 4. INDP* Independensi organisasi
audit internal
Hubungan kerja di dalam entitas internal audit (3 pertanyaan)
Independen Hubungan kerja dengan auditan
(6 pertanyaan) 5. KRIR* Karir dan penjenjangan
auditor internal
Pelatihan, promosi, dan pengembangan karir pegawai (3 pertanyaan)
Independen
6. DKGN* Dukungan pimpinan entitas audit internal
Dukungan fasilitas dan anggaran (4 pertanyaan)
Independen 7. GEO Geografis auditor Wilayah dimana auditor internal
berada;
1 = Jawa, 0 = Luar Jawa
Kontrol
8. GDR Gender auditor Jenis kelamin auditor internal; 1 = Laki-laki, 0 = Wanita
Kontrol 9. PDK Pendidikan auditor Pendidikan terakhir auditor
internal;
1 = Sarjana, 0 = Bukan sarjana
Kontrol
10. JFA Jabatan auditor Jabatan fungsional auditor internal;
1 = Auditor ahli, 0 = Auditor terampil
Kontrol
*Sumber : Cohen dan Sayag (2010) dengan beberapa penyesuaian berdasarkan peraturan dan
kondisi riil di Indonesia
3.5. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data pada penelitian ini berupa pengujian hipotesis, yang
dilakukan dengan menggunakan program SPSS versi 22. Kuesioner yang telah
mendapatkan tanggapan dari responden akan ditabulasi menjadi suatu data berisi
commit to user
independen, serta data angka 1 dan 0 untuk variabel kontrol. Data tabulasi inilah
yang akan diuji dengan program SPSS untuk mendapatkan kesimpulan apakah
hipotesis yang telah dirumuskan diterima atau ditolak secara statistik. Pengujian
hipotesis dilakukan setelah data tabulasi bebas dari pertanyaan-pertanyaan yang
tidak valid dan reliabel serta model regresi bebas dari gejala-gejala asumsi klasik.
Tahapan pengujian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut ini.
3.5.1 Pengujian Validitas dan Pengujian Reliabilitas
Pengujian validitas adalah uji statistik yang dilakukan pada setiap item
pertanyaan dalam suatu instrumen penelitian untuk mengetahui apakah item
pertanyaan tersebut telah valid untuk digunakan mengukur variabel yang diteliti.
Dengan pengujian validitas dapat diketahui apakah suatu kuesioner dapat
digunakan dalam pengumpulan data atau tidak. Dalam penelitian ini, pengujian
validitas dilakukan dengan pengujian korelasi Pearson Product Moment antara
masing-masing skor item pertanyaan dengan total skor setiap variabel. Suatu item
pertanyaan disebut valid apabila memiliki nilai sig. kurang dari 0,05 (Ghozali,
2006:45).
Pengujian reliabilitas digunakan untuk mengetahui apakah serangkaian item
pertanyaan handal atau reliabel dalam mengukur suatu variabel yang diteliti.
Sekaran dan Bougie (2013:292) menjelaskan bahwa reliabilitas dapat diketahui
dengan menguji konsistensi dan stabilitas. Suatu instrumen penelitian dikatakan
handal atau reliabel jika jawaban seseorang terhadap suatu pertanyaan konsisten
commit to user
dengan melihat koefisien Cronbach‟s alpha (α). Terdapat beberapa pendapat
dalam menentukan besaran Cronbach alpha untuk dapat dikatakan reliabel,
namun Sekaran dan Bougie (2013:293), memberikan batasan jika α semakin dekat
dengan 1, maka internal consistency reliability juga akan semakin tinggi.
Ghozali (2006:42) mengutip kategori batasan Cronbach alpha reliabilitas dari
Nunally (1967) yaitu 0,60. Jika nilai Cronbach alpha lebih dari 0,60 maka
dikatakan reliabel, sedangkan jika kurang dari 0,60 tidak reliabel. Kategori
besaran Cronbach alpha reliabilitas lain diutarakan Guilford (1956) dalam Priatna
(2008) pada tabel 3.2 berikut ini.
Tabel 3.2
Kategori Koefisien Reliabilitas
NO INTERVAL KETERANGAN
1. 0,80 < r <1,00 Reliabilitas sangat tinggi 2. 0,60 < r < 0,80 Reliabilitas tinggi 3. 0,40 < r < 0,60 Reliabilitas sedang 4. 0,20 < r < 0,40 Reliabilitas rendah
5. -1,00 r < 0,20 Reliabilitas sangat rendah (tidak reliabel)
Sumber: Kategori reliabilitas menurut Guilford (1956)
3.5.2 Statistik Deskriptif dan Korelasi Data
Pengujian statistik deskriptif merupakan pengujian yang bertujuan untuk
menyajikan informasi mengenai data berupa rata-rata (mean), nilai minimum,
maksimum, dan standar deviasi dari variabel yang digunakan (Sekaran dan
Bougie, 2013:282). Rata-rata (mean) adalah hasil dari penjumlahan seluruh nilai
commit to user
skala interval dan rasio, digunakan untuk mengukur seberapa luas penyimpangan
nilai dari dari nilai rata-rata.
Analisis korelasi dilakukan dengan tujuan mengukur kekuatan hubungan
linear antar variabel, dan tidak membedakan antara variabel dependen dan
independen (Ghozali, 2006:82). Pada penelitian ini, dilakukan analisis korelasi
antara variabel dependen, variabel independen, dan variabel kontrol menggunakan
Pearson Correlation, kemudian membandingkan tingkat signifikansi antar
variabel.
3.5.3 Pengujian Asumsi Klasik
Sebelum melakukan pengujian hipotesis dengan regresi linear berganda, data
harus bebas terlebih dahulu dari asumsi klasik. Asumsi klasik yang diuji meliputi
normalitas, multikolonieritas, dan heteroskedastisitas seperti berikut ini.
3.5.3.1 Pengujian Normalitas
Ghozali (2006:110) menjelaskan bahwa pengujian normalitas bertujuan untuk
menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu dan residual memiliki
distribusi normal. Untuk menguji apakah data berdistribusi normal, penelitian ini
menggunakan analisis grafik histogram dan grafik normal P-P Plot. Kriteria yang
digunakan sesuai dengan Ghozali (2006:112) adalah data dikatakan berdistribusi
normal bila pada grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi yang
menceng (skewness), sedangkan pada grafik P-P Plot data akan menyebar di
commit to user 3.5.3.2 Pengujian Multikolonieritas
Multikolonieritas disebutkan oleh Sekaran dan Bougie (2013:319) sebagai
fenomena statistik yang sering dijumpai di mana dua atau lebih variabel
independen dalam model regresi berganda sangat berkaitan. Data yang mengalami
multikolonieritas akan membuat estimasi koefisien regresi menjadi unreliable.
Pengujian multikolonieritas dalam penelitian ini dilakukan dengan melihat ukuran
tolerance value dan variance inflation factor (VIF). Model regresi dikatakan
bebas dari multikolonieritas jika nilai tolerance diatas 0,1 atau VIF di bawah 10.
3.5.3.3 Pengujian Heteroskedastisitas
Pengujian heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain (Ghozali, 2006:105). Penelitian ini melakukan pengujian
heteroskedastisitas dengan metode Park, yaitu dengan mengubah nilai setiap
variabel independen ke dalam logaritma (Ln). variabel independen tersebut akan
diregresikan dengan variabel independen berupa logaritma dari kuadrat nilai
residual. Hasil regresi tersebut kemudian dilihat signifikansinya. Apabila seluruh
variabel independen memiliki nilai signifikansi lebih dari 0,05, maka model
regresi tidak terdapat heteroskedastisitas, dan merupakan model regresi yang baik.
3.5.4 Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan analisis regresi
berganda, karena terdapat lebih dari satu variabel independen untuk menjelaskan
varian dalam variabel dependen (Sekaran dan Bougie, 2013:317). Analisis regresi
commit to user
dependen dan independen, juga menunjukkan arah hubungan kedua variabel
tersebut (positif atau negatif) (Ghozali, 2006:82).
Persamaan regresi linear berganda pada penelitian ini dirumuskan dengan:
EFKTV = α + β1AHLI + β2KLTS + β3INDP + β4KRIR + β5DKGN + β6GEO + β7GDR + β8PDK + β9JFA
Keterangan:
EFKTV : Efektivitas audit internal
α : Konstanta
β1, β2… β3 : Koefisien regresi
AHLI : Pengukuran atas Keahlian profesional
KLTS : Pengukuran atas Kualitas pekerjaan audit internal
INDP : Pengukuran atas Independensi organisasi
KRIR : Pengukuran atas Karir dan penjenjangan
DKGN : Pengukuran atas Dukungan pimpinan entitas audit internal
GEO : Geografis tempat auditor internal
GDR : Jenis kelamin auditor internal
PDK : Pendidikan auditor internal
JFA : Jabatan fungsional auditor internal
Langkah – langkah pengujian hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut ini.
1) Menentukan hipotesis
Ha: Variabel-variabel independen berpengaruh terhadap efektivitas audit
internal
Ho: Variabel-variabel independen tidak berpengaruh terhadap efektivitas
audit internal
commit to user
3) Menentukan kriteria penerimaan hipotesis Jika p < α, maka Ho ditolak
Jika p > α, maka Ho diterima
4) Penarikan kesimpulan hipotesis
Penelitian ini menggunakan tiga jenis pengujian dalam mengukur goodness of
fit model regresi. Pengujian tersebut meliputi pengujian statistik F, pengujian
statistik t, dan pengujian koefisien determinasi (Adjusted R2) sebagai berikut ini.
3.5.4.1 Pengujian statistik F
Pengujian statistik F digunakan untuk mengetahui apakah model regresi linier
yang diestimasi layak digunakan untuk mengestimasi variabel dependen. Dengan
tingkat signifikansi 0,05, maka kriterianya adalah apabila nilai signifikansi F lebih
kecil dari 0,05 atau 5% maka dapat dinyatakan bahwa model regresi fit dan layak
digunakan untuk mengestimasi variabel dependen.
3.5.4.2 Pengujian statistik t
Setelah pengujian statistik F dilakukan dan lolos, maka langkah berikutnya
adalah melakukan pengujian statistik t untuk mengetahui pengaruh suatu variabel
independen secara individual terhadap variabel dependen (Ghozali, 2006:84).
Pengujian ini juga menggunakan tingkat signifikansi 0,05 atau 5%. Apabila nilai
signifikansi pengujian statistik t suatu variabel independen lebih kecil dari 0,05
atau 5% maka variabel independen tersebut dinyatakan berpengaruh signifikan
terhadap variabel dependen. Untuk dapat mengetahui apakah pengaruhnya positif
atau negatif, maka dapat melihat koefisiennya. Jika koefisien setiap suatu variabel
commit to user
3.5.4.3 Pengujian koefisien determinasi (Adjusted R2)
Koefesien determinasi (Adjusted R2) mengukur seberapa jauh kemampuan
model menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2006:83). Penelitian ini
menggunakan adjusted R2 karena hanya memiliki fluktuasi naik turun apabila di
dalam model ditambahkan satu variabel independen tergantung dari seberapa
pengaruh variabel tersebut terhadap variabel dependen. Nilai adjusted R2 berada
diantara 0 dan 1. Apabila nilainya semakin mendekati 1 maka kemampuan
variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen akan semakin baik.
3.5.5 Pengujian Hipotesis (Tambahan)
Selain pengujian hipotesis di atas, penelitian ini juga melakukan pengujian
hipotesis tambahan dengan menguji pengaruh interaksi antar variabel independen
terhadap variabel dependen. Interaksi antar variabel independen terdiri dari
interaksi dua variabel, tiga variabel, empat variabel, dan lima variabel. Nilai
interaksi antar variabel diperoleh dengan cara mengalikan nilai masing-masing
variabel sesuai dengan jumlah interaksi antar variabel. Nilai interaksi antar
variabel tersebut kemudian dilakukan pengujian terhadap variabel dependen
menggunakan analisis regresi linear berganda. Pengujian interaksi antar variabel
dilakukan dua kali dengan menambahkan nilai interaksi antar variabel dan tidak
menambahkan nilai interaksi antar variabel. Hasil pengujian kemudian
dibandingkan untuk dapat dianalisis.