• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. pemimpin. Setiap pemimpin perlu memiliki aspek-aspek kepribadian yang dapat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. pemimpin. Setiap pemimpin perlu memiliki aspek-aspek kepribadian yang dapat"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Kepemimpinan yang efektif sangat dipengaruhi oleh kepribadian pemimpin. Setiap pemimpin perlu memiliki aspek-aspek kepribadian yang dapat menunjang usahanya dalam mewujudkan hubungan manusia yang efektif dengan anggota organisasinya. Kesuksesan atau kegagalan suatu organisasi ditentukan oleh banyak hal, yang salah satunya adalah kepemimpinan yang berjalan dalam organisasi tersebut. Pemimpin yang sukses adalah apabila pemimpin tersebut mampu menjadi pencipta dan pendorong bagi bawahannya dengan menciptakan suasana dan budaya kerja yang dapat memacu pertumbuhan dan perkembangan kinerja karyawannya. Pemimpin tersebut memiliki kemampuan untuk memberikan pengaruh positif bagi karyawannya untuk melakukan pekerjaan sesuai dengan yang diarahkan dalam rangka mencapai tujuan yang ditetapkan.

Teori kepemimpinan telah berkembang sejak puluhan tahun yang lalu dan sudah banyak berbagai referensi dalam bentuk beraneka macam mengenai topik ini yang dihasilkan dari berbagai penelitian. Fungsi kepemimpinan dalam sebuah organisasi atau kelompok sangat penting karena fungsi kepemimpinanlah sebuah organisasi dapat mencapai tujuannya melalui jalan dan cara yang benar. Memahami dengan baik mengenai konsep kepemimpinan sangat membantu seseorang dan organisasi bekerja lebih efektif dan efisien dalam mencapai tujuan dan kondisi yang diinginkan.

(2)

Hersey dan Blanchard (1988) mengajukan semacam formula bahwa gaya kepemimpinan pada dasarnya merupakan perwujudan dan tiga komponen, yaitu pemimpin itu sendiri, bawahan, serta situasi di mana proses kepemimpinan tersebut diwujudkan. Bertolak dan pemikiran tersebut, Hersey dan Blanchard mengajukan proposisi bahwa gaya kepemimpinan (k) merupakan suatu fungsi dan pimpinan (p), bawahan (b) dan situasi tertentu (s), yang dapat dinotasikan dalam bentuk formula :k = f (p, b, s).

Pimpinan (p) adalah seseorang yang dapat mempengaruhi orang lain atau kelompok untuk melakukan unjuk kerja maksimum yang telah ditetapkan sesuai dengan tujuan organisasi. Organisasi akan berjalan dengan baik jika pimpinan mempunyai kecakapan dalam bidangnya, dan setiap pimpinan mempunyai keterampilan yang berbeda, seperti keterampilan teknis, manusiawi dan konseptual. Sedangkan bawahan adalah seorang atau sekelompok orang yang merupakan anggota dan suatu perkumpulan atau pengikut yang setiap saat siap melaksanakan perintah atau tugas yang telah disepakati bersama guna mencapai tujuan. Dalam suatu organisasi, bawahan mempunyai peranan yang sangat strategis, karena sukses tidaknya seseorang pimpinan bergantung kepada para pengikutnya ini. Oleh sebab itu, seorang pemimpinan dituntut untuk memilih bawahan dengan secermat mungkin.

Adapun situasi (s) adalah suatu keadaan di mana seorang pimpinan berusaha pada saat-saat tertentu mempengaruhi perilaku orang lain agar dapat mengikuti kehendaknya dalam rangka mencapai tujuan bersama. Dalam satu situasi misalnya, tindakan pimpinan pada beberapa tahun yang lalu tentunya tidak

(3)

sama dengan yang dilakukan pada saat sekarang, karena memang situasinya telah berlainan. Dengan demikian, ketiga unsur yang mempengaruhi gaya kepemimpinan tersebut, yaitu pimpinan, bawahan dan situasi merupakan unsur yang saling terkait satu dengan lainnya, dan akan menentukan tingkat keberhasilan kepemimpinan.

Gaya kepemimpinan diartikan sebagai perilaku atau cara yang dipilih dan dipergunakan pemimpin dalam mempengaruhi pikiran, perasaan, sikap, dan perilaku organisasinya (Nawawi, 2003:113). Gaya kepemimpinan adalah cara seorang pemimpin mempengaruhi perilaku bawahan, agar mau bekerja sama dan bekerja secara produktif untuk mencapai tujuan organisasi (Malayu, 2000:167).

Sumber dari motivasi kerja yang merupakan salah satu faktor penentu dalam pemberi pelayanan oleh seorang karyawan diantaranya adalah adanya perasaan bangga menjadi bagian dari perusahaan dimana karyawan tersebut bekerja. motivasi ini akan timbul ketika setiap karyawan merasa dihargai oleh perusahaan, maka perusahaan harus memberikan motivasi secara menarik agar karyawan lebih giat lagi dalam pekerjaannya sehingga target dari perusahaan dapat terealisasikan dengan optimal.

Koperasi Mitra Husada Bandung yang berdiri pada tanggal 01 juli 1997 yang terletak di jalan Supratman no 73, Koperasi ini beranggotakan para Pegawai Negri Sipil Bandung dengan unit Usaha Simpan Pinjam, Unit usaha warung Koperasi/Usaha barang dan unit usaha Photo copy. Koperasi adalah sebuah usaha bersama yang bertujuan untuk memperbaiki nasib penghidupan ekonomi

(4)

berdasarkan asas gotong royong. Koperasi juga sebagai lambang harapan bagi kaum ekonomi lemah yang didasarkan atas tolong menolong diantara anggota-anggotanya, sehingga dapat menumbukan rasa saling percaya kepada diri sendiri dalam persaudaraan koperasi. Para anggota koperasi didorong oleh keinginan memberi jasa kepada sesama anggotanya, berdasarkan prinsip “seorang buat semua dan semua buat seorang”.

Koperasi ternyata sangat sulit berkembang di Indonesia. Koperasi bagaikan mati suri dalam 15 tahun terakhir. Koperasi Indonesia yang berjalan di tempat atau justru malah mengalami kemunduran "Dahulu koperasi adalah alat perjuangan bangsa dalam melawan kemiskinan di Indonesia, tapi sekarang koperasi sudah mulai di mati-surikan," Koperasi dinilai sebagai alat perjuangan bagi orang lemah, dan merupakan alat perjuangan perekonomian bagi orang miskin. Namun, kini koperasi telah ditinggalkan oleh para elite bangsa. Para elite saat ini tidak suka adanya koperasi karena berbau kekirian atau sosialisme. menurut Prabowo dalam peluncuran buku Sepuluh Tahun Koperasi (1930-1940) . (http://indonesia-baru.liputan6.com)

Hal ini disebabkan karena kebanyakan pengurus koperasi telah lanjut usia sehingga kapasitasnya terbatas, dan pemimpin koperasi juga tokoh dalam masyarakat, sehingga “rangkap jabatan”. Hal ini menimbulkan akibat bahwa fokus perhatian pemimpin terhadap anggota koperasi berkurang sehingga kurang menyadari adanya perubahan-perubahan lingkungan.

(5)

Semua pihak yang terlibat dalam organisasi, termasuk koperasi memerlukan pemimpin yang mampu memotivasi pegawai sebagai dasar agar kerja sama dan tindakan pekerjaannya dapat terlaksana dengan lancar dan harmonis sehingga mampu meningkatkan kinerja untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan organisasi, jadi Untuk memenuhi kebutuhan jasa keuangan bagi pegawainya adalah dengan melakukan kegiatan simpan pinjam yang berazaskan kekeluargaan. Sebagai gambaran profil koperasi yang kinerja nya masih rendah, antara lain: terbatasnya dana maka tidak dilakukan usaha pemeliharaan fasilitas (mesin-mesin), padahal teknologi berkembang pesat hal ini mengakibatkan harga pokok yang relatif tinggi sehingga mengurangi kekuatan bersaing koperasi.

Kepemimpinan akan selalu ada dalam setiap organisasi, termasuk di dalamnya adalah kepemimpinan koperasi. Nawawi dalam permadi (2010:45) menjelaskan, bahwa “Kepemimpinan koperasi adalah proses menggerakan, mempengaruhi, memberikan motivasi dan mengarahkan orang-orang di dalam organisasi/lembaga koperasi terutama untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan”.

Hal ini mengisyaratkan, bahwa pemimpin dituntut untuk memiliki pengetahuan dari keterampilan dalam hal menggerakan, mempengaruhi, memberikan motivasi dan mengarahkan orang-orang di dalam organisasi/lembaga koperasi terutama untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.

Pempinan koperasi merupakan tokoh sentral untuk medayagunakan potensi yang ada disekitarnya. Semangat anggota dalam mengelola koperasi

(6)

Dalam konteks pekerjaan, motivasi merupakan salah satu faktor penting dalam mendorong seseorang karyawan untuk bekerja. Motivasi adalah kesedian individu untuk mengeluarkan upaya yang tinggi untuk mencapai tujuan. Pada umumnya kinerja yang tinggi dihubungkan dengan motivasi yang tingi. Sebaliknya, motivasi yang rendah dihubungkan dengan kinerja yang rendah. Kinerja seseorang kadang-kadang tidak berhubungan dengan kompetensi yang dimiliki, karena terdapat faktor diri dan lingkungan kerja yang mempengaruhi kinerja.

Berdasarkan paparan di atas maka penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI (Studi Kasus di Koperasi Mitra Husada)

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah di kemukakan di atas, maka masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

a) Sejauh mana pengaruh Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja Karyawan pada Koperasi Mitra Husada ?

b) Sejauh mana pengaruh Motivasi terhadap Kinerja Karyawan pada Koperasi Mitra Husada ?

c) Sejauh mana pengaruh Gaya Kepemimpinan terhadap Motivasi pada Koperasi Mitra Husada ?

d) Seberapa besar pengaruh gaya kepemimpinan dan motivasi kerja terhadap kinerja karyawan?

(7)

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dilakukannya penelitian ini berdasarkan rumusan masalah diatas adalah untuk mengetahui:

a) Sejauh mana pengaruh Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja Karyawan pada Koperasi Mitra Husada ?

b) Sejauh mana pengaruh Motivasi terhadap Kinerja Karyawan pada Koperasi Mitra Husada ?

c) Sejauh mana pengaruh Gaya Kepemimpinan terhadap Motivasi pada Koperasi Mitra Husada ?

d) Seberapa besar pengaruh gaya kepemimpinan dan motivasi kerja terhadap kinerja karyawan?

1.4 Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik secara teoritis maupun secara praktis sebagai berikut :

a. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan teori, minimal menguji teori-teori manajemen koperasi yang berkaitan dengan kepemimpinan kepala koperasi dan motivasi kerja terhadap kinerja karyawan koperasi yang berada di Koerasi Mitra Husada

(8)

b. Manfaat Praktis

Secara praktis, manfaat yang diharapkan dapat diperoleh melalui temuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) Bagi Dinas Koperasi Kota Bandung, khususnya Koperasi Mitra Husada diharapkam dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam membina karyawan dan pengaruh kepemimpinan kepala koperasi dan motivasi kerja terhadap kinerja karyawan Koperasi Mitra Husada

2) Dapat memberi motivasi bagi karyawn agar dapat meningkatkan mutu pendidikan ke arah yang lebih baik.

1.4 Lokasi dan Waktu Pnelitian

Lokasi penelitian yang diterapkan oleh peneliti adalah Koperasi Mitra Husada yang berada di Jl. Supratman no 73 Bandung pada Juni 2014–Juli 2014

Referensi

Dokumen terkait

Jika ketentuan umum memuat batasan pengertian atau definisi, singkatan atau akronim lebih dari satu, maka masing-masing uraiannya diberi nomor urut dengan angka Arab

Kerjasama dengan dealer lebih diarahkan untuk kerjasama secara avalist agar tidak menimbulkan kerugian di pihak PT. Tamsan Dharma dimana tanggung jawab untuk

Dari hasil analisis data dalam penelitian ini, penulis menyarankan kepada PT Bank Perkreditan Rakyat Shinta Daya di Yogyakarta bahwa jika organisasi menginginkan dampak yang

Menurut DePorter (2010) terdapat enam fase dari model pembelajaran Quantum Teaching yang kemudian dikenal dengan istilah TANDUR dengan rincian sebagai berikut: (1)

Pada hari ini Rabu , Tanggal Tujuh belas Bulan Oktober Tahun Dua Ribu Dua Belas , kami yang bertanda tangan dibawah ini Panitia Pengadaan Barang/jasa Dinas

Untuk komunikasi (COM) yang mendukung untuk video conference, point to point atau point to multipoint pada rrekuensl 30/20 GHz.. Ka-band menupakan salah satu

[r]

Dengan menggunakan macromedia dreamweaver 8 dapat dibuat sebuah website yang diharapkan mampu memberikan informasi yang cukup tentang spesifikasi suku cadang sepeda motor dari