• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Risiko Keselamatan dan Kesehatan Kerja Menggunakan Metode Hirarc pada Proses Perbaikan Kapal Tugboat (Studi Kasus PT Marga Surya Shipindo, Samarinda)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Analisis Risiko Keselamatan dan Kesehatan Kerja Menggunakan Metode Hirarc pada Proses Perbaikan Kapal Tugboat (Studi Kasus PT Marga Surya Shipindo, Samarinda)"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

33

JIME (Journal of Industrial and Manufacture Engineering), 2 (2) November 2018 ISSN 2549-6328 (Print) ISSN 2549-6336 (Online)

JIME (Journal of Industrial and Manufacture Engineering)

Available online http://ojs.uma.ac.id/index.php/jime Email: jime@uma.ac.id

Analisis Risiko Keselamatan dan Kesehatan Kerja Menggunakan

Metode Hirarc pada Proses Perbaikan Kapal Tugboat

(Studi Kasus PT Marga Surya Shipindo, Samarinda)

Willy Tambunan*1), Fatria Ismi Zudhari2) & Theresia Amelia Prawita3)

Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Mulawarman, Indonesia Diterima: Mei 2019; Disetujui: Mei 2019; Dipublikasi: Mei 2019;

*Corresponding author: willytambunan@ft.unmul.ac.id

Abstrak

Kesehatan dan keselamatan kerja telah banyak diketahui sebagai salah satu persyaratan dalam melaksanakan tugas dan suatu bentuk faktor hak asasi untuk tenaga pekerja dalam melaksanakan aktifitas kerja. Kurang kesadaran dan kepedulian terhadap K3 mengakibatkan adanya risiko kerja yakni masih adanya kecelakaan yang terjadi pada kegiatan pengelasan yang dikerjakan pada perawatan kapal tugboat digalangan kapal PT. Margasurya Shipindo seperti terkena percikan api las, terpeleset, tersentuh besi panas yang menyebabkan cidera pada pekerja. Oleh karena itu tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi dan mengklasifikasikan potensi bahaya, serta mengendalikan risiko pada aktifitas kerja di PT. Marga Suryashipindo. Analisis bahaya terhadap risiko K3 dalam penelitian ini menggunakan metode Hazard Identification, Risk Assessment, and Risk Control (HIRARC). Berdasarkan hasil observasi dan wawancara terhadap 3 pekerja maitenance dan 1 orang koordinator maintenance didapatkan 22 potensi bahaya, Berdasarkan penilaian risiko, tidak diperoleh nilai tingkat risiko dengan kategori TINGGI, 10 risiko kategori SEDANG dan 12 risiko kategori RINGAN. Pengendalian terhadap risiko-risiko diatas adalah dengan melakukan penggunaan APD yang sesuai dengan standar pekerja pengelasan, melakukan administrasi kontrol berupa penerapan SOP pengelasan dan adanya pengawasan K3 untuk mengevaluasi aktifitas kerja. Selain itu juga dilakukannya Engineering control berupa mengadakan alat bantu angkat dan melakukan perawatan secara berkala, pengadaan toolsbox, dan melakukan penataan alat dan material dilokasi pengelasan.

Kata Kunci : Hazard Identification, Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3), Risiko, Risk Assessment, and

Risk Control (HIRARC)

Abstract

Health and safety has been known as one of the requirements in carrying out tasks and a form of human rights factor for workers in carrying out work activities. Lack of awareness and concern for K3 resulted in the existence of work risks, namely the presence of accidents that occur in welding activities carried out on the maintenance of tugboats carried by PT. Margasurya Shipindo like being hit by welding sparks, slipping, touched by hot iron which causes injury to workers. Therefore the purpose of this study is to identify and classify potential hazards, and control risks in work activities at PT. Marga Suryashipindo. Hazard analysis of risk in this study used the Hazard Identification, Risk Assessment, and Risk Control (HIRARC) method. Based on the results of observations and interviews with 3 maitenance workers and 1 maintenance coordinator, there were 22 potential hazards. Based on the risk assessment, the risk level values were not with the HIGH category, 10 risks were MEDIUM category and 12 risk were LOW category. Control of the above risks is to use APD with the standards of welding workers, carry out administrative controls in the form of the application of SOP welding and K3 supervision to evaluate work activities. In addition, Engineering control is also carried out in the form of holding lift aids and doing maintenance on a regular basis, procuring toolsbox, and arranging tools and materials in the welding location

Keywords : Health and Safety (K3), Hazard Identification, Risk, Risk Assessment, and Risk Control (HIRARC) How to Cite: Willy Tambunan, Fatria Ismi Zudhari, & Theresia Amelia Prawita (2019) Analisis Risiko Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Menggunakan Metode Hirarc Pada Proses Perbaikan Kapal Tugboat (Studi Kasus PT Marga Surya Shipindo, Samarinda). JIME (Journal of Industrial and Manufacture Engineering), 3(1): 33 - 41

(2)
(3)

Willy Tambunan, Fatria Ismi Zudhari & Theresia Amelia, Analisis Risiko Keselamatan dan Kesehatan Kerja Menggunakan Metode Hirarc pada Proses Perbaikan Kapal Tugboat (Studi Kasus PT Marga Surya

Shipindo, Samarinda)

34 PENDAHULUAN

Bahaya dan risiko kerja merupakan hal yang sangat berkaitan erat dengan aktivitas kerja yang menyebabkan potensi cedera ringan hingga terjadinya kematian terhadap tenaga pekerja. Oleh karena itu dibutuhkan penanggulangan dalam bentuk kesehatan dan keselamatan kerja agar tidak terjadinya hal tersebut maka dilakukan upaya pencegahan kecelakaan kerja.

PT. Marga Surya Shipindo merupakan perusahaan yang bergerak pada bidang perkapalan yaitu galangan kapal dan pengangkutan material. Terdapat aktifitas kerja pada galangan kapal yaitu perbaikan pada bagian lambung dan sebeng kapal,

terdapat aktifitas pengelasan dan

merapikan material besi menggunakan gerinda. Pada aktifitas kerja ini kadang pekerja tidak menggunakan Alat Pelindung diri (APD) selain itu tidak adanya pengawasan K3 dan tidak adanya standar operasional prosedur (SOP). Sehingga penggunaan APD yang masih perlu ditingkatkan serta aktifitas kerja yang terjadi perlu adanya pengawasan K3 dan SOP (Standar Operasional Prosedur) untuk mengurangi potensi terjadinya kecelakaan kerja.

Kondisi aktifitas kerja yang terdapat di PT. Marga Surya Shipindo menyebabkan perlunya pengaplikasian suatu metode

manajemen K3 untuk menekan terjadinya kecelakaan kerja dan kerugian yang disebabkan kecelakaan kerja. Oleh karena itu metode HIRARC digunakan pada penelitian ini, HIRARC dibagi menjadi beberapa tahapan yaitu indentifikasi bahaya atau Hazard Identification (HI), penilaian risiko atau Risk Assesment (RA), dan pengendalian risiko atau Risk Control (RC). Metode HIRARC dipilih karena dalam pengambilan dataya lebih mendetail pada masing-masing aktifitas kerja sehingga pada penanggulangan yang dilakukan lebih terperinci.

METODE PENELITIAN

Metode HIRARC pada perbaikan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) memiliki beberapa tahapan yang dilakukan

diantaranya proses mengidentifikasi

bahaya (Hazard Identification) yang dapat terjadi pada seluruh aktifitas kerja yang dilakukan dengan cara diskusi dan wawancara kepada pekerja maintenance di PT. Marga Surya Shipindo untuk mendapatkan variabel-variabel bahaya yang terdapat pada aktifitas kerja pengelasan. Setelah mendapatkan variabel bahaya kemudian melakukan penilaian risiko (Risk Assasement) dari bahaya tersebut dengan menggunakan nilai kemungkinan dan nilai keparahan dalam metode kualitatif risk matrix untuk

(4)

membuat pengendalian bahaya (Risk Control) agar dapat meminimalisir tingkat risikonya dan mencegah terjadinya kecelakaan kerja berdasarkan derajat kepentingan dan kategori bahaya pada penilaian risiko.

Identifikasi Bahaya

Sumber potensial yang dapat

menyebabkan kerusakan dapat berupa bahan-bahan kimia, bagian mesin bentuk energi, metode kerja atau situasi kerja. (Kuswana [5]) Kerusakan atau bentuk kerugian berupa kematian, cidera, sakit fisik atau mental, kerusakan properti, kerugian produksi, kerusakan lingkungan atau kombinasi dari kerugian-kerugian tersebut.

Penilaian Risiko

Risiko dapat dinyatakan dalam berbagai cara untuk menyampaikan hasil analisis dan membuat keputusan tentang

kontrol risiko. (Departement of

Occupational Safety and Health Ministry of Human Resources Malaysia [3]). Untuk

analisis risiko yang menggunakan

kemungkinan dan keparahan dalam metode kualitatif, menyatakan keputusan dalam matriks risiko merupakan suatu

cara yang sangat efektif untuk

mendistribusikan risiko di seluruh pabrik

dihitung menggunakan formulasi berikut:

Matrik Risiko = L X S

Keterangan :

L : Kemungkinan, dan S : Keparahan

untuk identifikasi risiko terdapat tabel yang menjadi acuan sebagai ukuran pada aktifitas yaitu keparahan, kemungkinan, dan matrik penilainan risiko. Berikut ini adalah tabel-tabelnya dapat di lihat :

Tabel 1. Nilai Kemungkinan (Likeihood)

Kemungkinan

(L) Contoh Skor

Sangat

mungkin terjadi setiap waktu Kejadian yang mungkin 5 Mungkin Kejadian yang mungkin Terjadi 4 Kemungkinan

Kecil kecil Kemungkinan terjadi 3 Jarang Kejadian jarang terjadi 2 Sangat Jarang Kejadian sangat jarang 1

Menentukan potensi bahaya tersebut dengan skor yang ada pada tabel nilai keparahan dapat di lihat sebagai berikut :

Tabel 2. Nilai Keparahan (Saverity)

Keparahan

(S) Contoh Skor

Sangat Parah

Banyak kematian,

finansial sangat besar,

penanganan medis segera, produksi terhenti, dan pengeluaran keuangan yang banyak 5 Parah Kira-kira satu kematian, kerugian finansial besar, penanganan medis

segera, dan cidera berat

(5)

Willy Tambunan, Fatria Ismi Zudhari & Theresia Amelia, Analisis Risiko Keselamatan dan Kesehatan Kerja Menggunakan Metode Hirarc pada Proses Perbaikan Kapal Tugboat (Studi Kasus PT Marga Surya

Shipindo, Samarinda)

36 Serius

Cidera berat, perlu bantuan medis, dan

kerugian finansial cukup besar 3 Ringan Cidera ringan, kerugian finansial

sedikit, dan perlu bantuan medis

2 Sangat

ringan

Cidera ringan dan

kerugian finansial

sedikit. 1

Nilai kemungkinan dengan nilai

keparahan yang sudah ditentukan,

kemudian lihat tabel matrik penilaian risiko untuk melihat seberapa besar bahaya yang biasa terjadi dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 3. Matrik Penilaian Risiko

KEMUNGKINAN (L) 1 2 KEPARAHAN (S) 3 4 5 5 5 1 15 20 25 4 4 8 12 16 20 3 3 6 9 12 15 2 2 4 6 8 10 1 1 2 3 4 5 Keterangan:

Warna merah : Tinggi, Warna Kuning : Sedang, dan Warna Hijau : Rendah.

Penilaian Risiko

Departement of Occupational Safety and Health Ministry of Human Resources Malaysia (2008) mengemukakan, bahaya harus dikontrol pada sumbernya (di mana masalahnya terjadi). Semakin dekat kontrol dengan sumber bahaya adalah lebih baik. Metode ini sering disebut

sebagai menerapkan kontrol rekayasa. Jika ini tidak berhasil, bahaya sering dapat dikendalikan sepanjang jalan menuju pekerja, antara sumber dan pekerja. Metode ini disebut sebagai menerapkan kontrol administratif. Jika hal ini tidak mungkin, bahaya harus dikendalikan pada tingkat pekerja melalui penggunaan alat pelindung diri (APD), meskipun ini adalah kontrol paling tidak diinginkan.

Departement of Occupational Safety and Health Ministry of Human Resources Malaysia (2008) mengemukakan, jenis control risiko terdapat 4 jenis yaitu:

a. Kontrol Risiko Sangat Berbahaya

Kontrol risiko sangat berbahaya ada 2 yaitu:

1)Penghapusan (eliminasi) adalah

menyingkirkan dari pekerjaan

berbahaya, alat, proses, mesin atau substansi mungkin adalah cara terbaik untuk melindungi pekerja.

2)Penggantian (subtitusi) adalah

kadang-kadang melakukan pekerjaan yang sama dengan cara yang kurang berbahaya adalah mungkin.

b. Engineering control

Engineering control ada 6 yaitu:

1)Redesign adalah kerja dan proses dapat

dikerjakan ulang untuk membuat mereka lebih aman

(6)

dihilangkan atau diganti, itu dapat beberapa kali diisolasi, terdapat atau dijauhkan dari pekerja.

3)Automasi adalah proses berbahaya

dapat otomatis atau mekanik.

4)Sekat adalah bahaya dapat di blokir

sebelum mencapai pekerja.

5)Penyerapan adalah sekat dapat

memblokir atau menyerap kebisingan. Sistem lockout dapat mengisolasi sumber energi selama perbaikan dan pemeliharaan. Biasaanya, lanjut kontrol terus bahaya dari pekerja, semakin efektif itu.

6)Pencairan adalah beberapa bahaya

dapat diencerkan atau hilang.

c. Kontrol Administratif

Kontrol Administratif terdapat 5 yaitu:

1)Prosedur kerja yang aman adalah

pekerja dapat di menggunakan untuk praktik keselamatan standar. Atasan diharapkan untuk memastikan bahwa pekerja mengikuti prosedur kerja, melakukan pengawasann berkala dan di perbarui.

2)Pengawasan dan latihan pelatihan awal

pada prosedur kerja yang aman dan pelatihan penyegaran harus di jaga.

Pengawasan yang tepat untuk

membantu pekerja dalam

dan mengevaluasi prosedur kerja.

3)Pergiliran kerja dan prosedur lainnya

dapat mengurangi waktu yang pekerja terkena bahaya. Misalnya, pekerja bisa

diputar melalui pekerjaan yang

membutuhkan otot gerakan berulang

untuk mencegah cedera trauma

kumulatif

4)Program perbaikan dan pemeliharaan

rumah tangga termasuk pembersihan, pembuangan limbah dan kebersihan rumah. Alat, peralatan dan mesin cenderung menyebabkan cedera jika mereka tetap bersih dan di rawat dengan baik

5)Kebersihan adalah praktik kebersihan

dapat mengurangi risiko bahan beracun yang di serap oleh pekerja atau di bawa pulang ke keluarga mereka. Pakaian harus di simpan di loker terpisah untuk

menghindari terkontaminasi oleh

pakaian kerja. Makanan harus

dipisahkan dari bahaya beracun dan larangan makan di tempat kerja beracun.

d. Alat Pelindung Diri (APD)

Alat pelindung diri (APD) dan pakaian yang digunakan saat langkah-langkah kontrol lain yang tidak layak dan mana perlindungan tambahan yang diperlukan. Pekerja harus di latih untuk menggunakan dan memelihara peralatan benar. Atasan

(7)

Willy Tambunan, Fatria Ismi Zudhari & Theresia Amelia, Analisis Risiko Keselamatan dan Kesehatan Kerja Menggunakan Metode Hirarc pada Proses Perbaikan Kapal Tugboat (Studi Kasus PT Marga Surya

Shipindo, Samarinda)

38 dan pekerja harus memahami keterbatasan alat pelindung diri. Atasan memperkirakan APD pekerja dan pengawansan dalam penggunaan peralatan mereka. Perawatan harus dilakukan untuk memastikan peralatan bekerja dengan benar.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengolahan data akan dilakukan dengan metode HIRARC yang terdiri dari hazard identification, risk assessment, dan risk control. Langkah-langkah tersebut

bertujuan sebagai acuan untuk

menentukan langkah penanggulangan kecelakaan kerja yang terjadi.

Identifikasi Bahaya

Bagian ini berisi proses lanjutan dari

identifikasi kegiatan, pada proses

identifikasi bahaya akan dilakukan penjabaran risiko dari setiap kegiatan yang

sudah diidentikasi. Risiko dapat

disebabkan oleh beberapa factor yaitu bahaya fisik, bahaya kimia, bahaya

mekanik, bahaya elektrik, bahaya

ergonomi, bahaya kebiasaan, bahaya lingkungan, bahaya biologi, dan bahaya psikologi. Melalui wawancara kepada 4 responden diapatkan hasil dari hazard identification. Contoh hasil dari hazard identification dapat dilihat pada tabel 4.

Tabel 4 . Identifikasi Bahaya PT Marga Suryashipindo

Bahaya Dampak

Tersandung material Terjatuh, lebam, luka ringan, dan luka berat Tersandung peralatan

kerja (kabel las, selang gas)

Terjatuh, tersetrum, luka ringan, dan luka berat

Tertimpa material lebam, luka ringan dan luka berat Terjepit material besi Luka ringan dan luka berat Tergores / tersayat

material besi Luka pendarahan tetanus ringan, Mengangkat beban yang

berlebihan Keseleo, pada tulang kerusakan

Permukaan lantai basah

Terjatuh, luka ringan, dan luka berat, tersetrum, dan terpeleset

Posisi kerja yang salah Terjatuh, tertimpa material terpeleset, Tercebur kesungai Tenggelam, kematian

Korsleting Kebakaran

Kebocoran gas Terhirup kebakaran gas, Terpapar suhu yang

tinggi Dehidrasi, radiasi kulit Pemasangan kawat las tersetrum

Percikan api las Luka bakar Cahaya api las (radiasi

cahaya)

Silau, mata terasa berpasir (iritasi), dan kebutaan

Bau asap pengelasan Gangguan pernapasan ringan hingga parah Terkena palu Luka, memar

Tersentuh besi panas Luka bakar ringan hingga parah Kebisingan (suara

gerinda) Gangguan pendengaran

Terkena percikan api

gerinda Luka bakar dan iritasi kulit Tersayat mata gerinda Luka pendarahan gores, Tersandung kabel

(8)

terdapat 15 variabel bahaya yang terjadi secara menyeluruh kepada 4 responden yang menyebabkan kecelakaan kerja dan hanya dapat ditanggulangi menggunakan penggunaan aalat pelindung diri (APD) dan pengawasan K3.

Penilaian Risiko

Potensi penilaian risiko adalah metode untuk mengetahui tingkat risiko suatu kegiatan. Parameter yang digunakan untuk melakukan penilain risiko adalah Likehood dan Severity. Likehood adalah probabiloitas terjadi kecelakaan kerja atau dapat diartikan sebagai kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja yang ditinjau dari seberapa sering terjadinya kegiatan yang dapat memicu kecelakaan kerja. Saverity adalah tingkat keparahan yang terjadi pada kecelakaan kerja.penilaian didapatkan melalui wawancara dan diskusi dengan 3 pekerja pengelasan dan 1 ketua maintenance. Kemudian akan dilihat pada perhitungan pada Risk Matrix. Risk assassement dilakukan pada seluruh potensi bahaya yang telah ditemukan yang dapat dilihat pada tabel 5.

Tabel 5. Penilaian Risiko PT. Marga Suryashipindo

Bahaya L S (L x S) Kategori

Tersandung

material 2 1 2 rendah

Tersandung

peralatan kerja (kabel las, selang gas 2 1 2 rendah Terjepit material besi 2 2 4 rendah Tergores / tersayat material 2 2 4 rendah Mengangkat beban

yang berlebihan 2 4 8 sedang Permukaan lantai

basah 3 3 9 sedang

Posisi kerja yang

salah 1 4 4 rendah

Tercebur kesungai 1 5 5 sedang

korsleting 1 4 4 rendah

Kebocoran gas 1 3 3 rendah

Tersentuh langsung

kawat las 3 2 6 sedang

Percikan api las 5 2 10 sedang Cahaya api las

(radiasi cahaya) 4 2 8 sedang

Bau asap

pengelasan 5 2 10 sedang

Terkena palu 1 3 3 rendah

Tersentuh besi

panas 2 2 4 rendah

Kebisingan (suara

gerinda) 1 2 2 rendah

Terkena percikan

api gerinda 5 1 5 sedang

Tersayat mata

gerinda 1 5 5 sedang

Tersandung kabel

gerinda 1 1 1 rendah

Berdasarkan hasil risk assement, terdapat 12 variabel risiko dengan kategori ringan, 10 variabel risiko dengan kategori sedang dan tidak terdapat variabel risiko dengan variabel dengan kategori tinggi dari total 22 variabel risiko pada kegiatan pengelasan kapal tugboat PT. Marga Surya Shipindo.

Kontrol Risiko

Risk Control bertujuan untuk meminimalkan tingkat risiko dari potensi bahaya yang ada. Setiap pengendalian risiko yang dilakukan didapatkan dari hasil analisa penilaian risiko dan table

(9)

Willy Tambunan, Fatria Ismi Zudhari & Theresia Amelia, Analisis Risiko Keselamatan dan Kesehatan Kerja Menggunakan Metode Hirarc pada Proses Perbaikan Kapal Tugboat (Studi Kasus PT Marga Surya

Shipindo, Samarinda)

40 perhitungan risiko (riks Matrix) Terdapat bahaya yang terjadi pada aktifitas kerja pengelasan.

Engineering control

Terdapat 4 variabel yang terjadi pada 4 responden, 3 diantaranya dikarenakan kondisi penempatan alat dan material kerja, dan 1 variabel bahaya terdapat pada mengangkat beban yang berlebihan. Engineering control yang dilakukan adalah sebagai berikut :

• Penataan lat dan material

• Tools box

• Alat bantu angkat

Administratif Control

Pengendalian administrasi yang dilakukan bedasarkan dengan penilaian risiko yang telah didapatkan diantranya kurangnya pengawasan K3, kurang tertatanyaalat dan material, dan metode kerja yang berbeda pengendalian administrasi diantaranya:

• Pengawasan K3 dan peneguran yang

tidak menggunakan APD

• Program perbaikan dan pemeliharaan

rumah tangga

• SOP

Penambahan SOP dilakukan agar pekerjaan yang dilakukan agar pekerja memiliki alur yang jelas dalam

menjalankan aktifitas kerja dan

memiliki acuan yang sama.

APD (Alat Pelindung Diri)

Pengendalian risiko control APD, penggunaan APD dapat mengurangi risiko bahaya yang disebabkan aktifitas kerja, maka dibutuhkan penggunaan APD sesuai dengan standar pengelasan pengendalian APD dilakukan karna penggunaan APD standar pengelasan belum diterapkan dengan baik. Rekomendasi yang dilakukan dengan menggunakan APD antara lain

Jaket pelampung , sepatu safety, Helm,

Kaca mata safety/las, Masker, Apron, dan Sarung tangan las.

Pengunaan APD yang sesuai standar dilakukan untuk meminimalisir dan untuk menghundari kecelakaan kerja yang dapat terjadi di galangan kapal PT. Marga Surya Shipindo.

Berdasarkan jenis pengendalian bahaya terdapat 3 cara yang dilakukan yaitu pengendalian APD, Administratif

Control, dan Engineering control.

Pengendalian yang tidak dilakukan yaitu eliminasi dan subtitusi

SIMPULAN

Berdasarkan hasil studi kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) menggunakan metode HIRARC yang dilakukan pada PT. Marga Surya Shipindo yang terjadi pada ke4 responden yaitu terdapat 4 potensi bahaya pada lingkungan kerja yang disebabkan

(10)

terdapat 2 potensi bahaya pada bagian aktifitas kerja, dan 7 potensi bahaya yang tidak dapat dihindari dan hanya dapat diminimalisir dengan penggunaan APD. Pada risiko bahaya yang terjadi terdapat 15 bahaya yang pernah dialami oleh 4 responden dari total 22 variabel risiko terdapat 12 variabel dengan kategori ringan dan 10 variabel dengan kategori sedang, tidak terdapat variabel risiko dengan kategori tinggi. Pengendalian risiko yang dilakukan pada PT. Marga Surya

Shipindo yaitu pengendalian APD,

Administratif Control, dan Engineering control.

Saran

Saran yang sekiranya dapat menjadi masukan untuk manajemen setelah melakukan penelitian sebagai berikut:

 Diadakannya tim pengawasan K3 yang

berfungsi untuk mengawasi penggunaan APD,

 Pengadaan SOP dan tim pengawas K3,

Perusahaan mempertegas hukuman

kepada karyawan yang tidak

menggunakan APD saat melakukan pekerjaan yaitu berupa peneguran dan surat peringatan (pemotongan gaji),

 Penataan tempat yang rapi khusus

meletakkan material besi-besi plat yang tidak terpakai di sebuah tempat seperti gudang dan melakukan pengecekan

buang agar tidak terjadi pemborosan tempat

DAFTAR PUSTAKA

Anwar, F.,N, Farida. I dkk, 2014, Analisis Manajemen Risiko Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) pada Pekerjaan Upper Structure Gedung Bertingkat, vol. 13, No. 1

Baharudin., Zulkifly. A., Rantetasak. B., 2009, Analisa Perawatan Berbasis Keandalan Sistem Distribusi Minyak Lumas Mesin Utama KMP Bontoharu, Jurnal Penelitian Enjiniring, Vol 12, No 2

Departement of Occupational Safety and Health Ministry of Human Resources, 2008, Guidelines for Hazard Identification, Risk Assesment and Risk Control (HIRARC). Malaysia

Ihsan. T., Edwin, T., Irawan, R., o, 2016, Analisis Risiko K3 dengan Metode Hirarc Pada Area Produksi PT. Cahaya Murni Andalas Permai, Universitas Andalas, Sumatra Barat

Kuswana. S., 2014, Ergonomi dan K3, Rosda Karya, Bandung

Kementrian Penyadagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia, 2012, Pedoman Penyusunan Standar Operasional Prosedur Administrasi Pemerintahan. Indonesia

Pamungkas. W., 2015, Teknik Sampling Statistika Teknik Informatika, UNS, Surakarta

Roehan, A., Yuniar., Desrianty. A., 2014, Usulan Perbaikan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Menggunakan metode HIRA, Jurnal Teknik Industri Itenas, vol.02, No 02

Socrates. M., F., 2013, Analisis Tingkat Risiko Keselamtan Kerja dengan Metode HIRARC Pada Alat Suspension Preheater PT Indocement Prakasa, Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah, Jakarta

Sucita, I.,K, Broto, A.,B, 2011, Identifikasi dan Penanganan Risiko K3 pada Proyek Kontruksi Gedung, vol. 10, No. 1

Triwibowo. C., Pusphandani, M., E, 2013, Kesehatan Lingkungan dan K3, Nuha Medika, Yogyakarta Wijaya. A. Togar. P., Palit. H. C., 2015, Evaluasi Kesehatan dan Keselamatan Kerja dengan metode HIRARC pada PT. Charoen Pokphand Indonesia, Jurnal Tirta, Vol 3, No 1

Gambar

Tabel 2.     Nilai Keparahan (Saverity)
Tabel 3.    Matrik Penilaian Risiko
Tabel 4 .   Identifikasi Bahaya  PT Marga  Suryashipindo
Tabel 5. Penilaian Risiko PT. Marga Suryashipindo

Referensi

Dokumen terkait

Di dalam penulisan laporan akhir ini, penulis melakukan perencanaan ulang bagaimana yang baik dalam merencanakan desain geometrik, konstruksi perkerasan lentur,

dan kendali mutu ini berjalan secara sistemin oleh kepala sekolah dan staf-staf di bawahnya. Pada dasarnya pengendalian terhadap mutu pendidikan menyangkut unsur input, proses dan

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh hasil bahwa dukungan sosial tidak memiliki hubungan dengan penyesuaian diri, sehingga dukungan sosial yang telah didapatkan oleh ODHA

Pada perdagangan hari kami perkirakan harga Surat Utang Negara masih berpeluang untuk mengalami penurunan di tengah tren pelemahan mata uang rupiah terhadap

Penelitian ini bertujuan untuk menguji biopotensi kelenjar hipofisis yang dikoleksi dari limbah kegiatan pembuatan fillet ikan patin dan disimpan kering selama 1, 2, 3 dan 4

Dari penerapan strategi Value Engineering pada penelitian ini, diharapkan perubahan kekuatan perusahaan menjadi jauh lebih baik pada periode 2015-2016 bahkan melampaui harapan

Kondisi tersebut sesuai dengan yang ada dalam tingkatan level pre- conventional Kohlberg yaitu individu yang memiliki level penalaran moral rendah memiliki motivasi

Dari hasil pengamatan terdapat beberapa potensi dan permasalahan terkait aktivitas indsutri mebel dengan pola permukimannya, yang dapat dijadikan acuan dalam menentukan