• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH DAYA TARIK DAN PROMOSI TERHADAP MINAT KUNJUNG KEMBALI WISATAWAN DI TEBING BREKSI YOGYAKARTA. Skripsi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH DAYA TARIK DAN PROMOSI TERHADAP MINAT KUNJUNG KEMBALI WISATAWAN DI TEBING BREKSI YOGYAKARTA. Skripsi"

Copied!
119
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH DAYA TARIK DAN PROMOSI TERHADAP MINAT KUNJUNG KEMBALI WISATAWAN DI TEBING BREKSI

YOGYAKARTA Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Manajemen

Oleh:: Imelda Wien Lung

NIM: 152214170

PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2020

(2)

i

PENGARUH DAYA TARIK DAN PROMOSI TERHADAP MINAT KUNJUNG KEMBALI WISATAWAN DI TEBING BREKSI

YOGYAKARTA Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Manajemen

Oleh:: Imelda Wien Lung

NIM: 152214170

PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2020

(3)

iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Kuatlah hatimu, Jangan lengah semangatmu, Karena ada upah bagi usahamu.

(2 Tawarikh 15:7)

Diberkatilah orang yang mengandalkan Tuhan, yang menaruh harapannya pada Tuhan

(Yer 17:7)

Skripsi ini ku persembahkan untuk : Bapak dan Mama tercinta atas doa, dukungan serta pengorbanannya Kakak dan Adik-adik tercinta Sahabat-sahabat seperjuangan Atas segala cinta dan perhatiannya Almamater Tercinta Universitas Sanata Dharma

(4)

ix DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ... v

HALAMAN PERNYATAAN PUBLIKASI ... vi

HALAMAN KATA PENGANTAR ... vii

HALAMAN DAFTAR ISI ... ix

HALAMAN DAFTAR TABEL ... xi

HALAMAN DAFTAR GAMBAR ... xii

HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Pembatasan Masalah ... 7

D. Tujuan Penelitian ... 7

E. Manfaat Penelitian ... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 9

A. Konsep dan Teori ... 9

1. Pemasaran ... 9 2. Bauran Pemasaran ... 10 3. Jasa ... 12 4. Pariwisata ... 13 5. Komponen Pariwisata ... 14 6. Jenis-jenis Pariwisata ... 15 7. Daya Tarik ... 17

(5)

x

8. Promosi ... 19

9. Minat Kunjung Kembali ... 23

B. Penelitian-Penelitian Sebelumnya ... 25

C. Kerangka Konseptual Penelitian ... 27

D. Hipotesis ... 28

BAB III METODE PENELITIAN ... 31

A. Jenis Penelitian ... 31

B. Waktu dan Lokasi Penelitian ... 32

C. Variabel Penelitian ... 32

D. Populasi dan Sampel ... 35

E. Unit Analisis ... 37

F. Teknik Pengambilan Sampel ... 37

G. Sumber Data ... 37

H. Teknik Pengumpulan Data ... 38

I. Teknik Pengujian Instrumen ... 38

J. Teknik Analisis Data ... 40

1. Uji Asumsi Klasik ... 40

2. Analisis Regresi Linear Berganda... 43

3. Uji F (Uji Koefisien regresi secara keseluruhan) ... 44

4. Uji t (Uji Koefisien Regresi Secara Parsial) ... 45

5. Koefisien Determinasi (R2) ... 47

BAB IV GAMBARAN UMUM ... 48

A. Gambaran Umum Objek Penelitian ... 48

B. Rute Menuju Objek Wisata Tebing Breksi ... 51

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 52

A. Uji Instrumen Penelitian ... 52

B. Analisis Deskriptif ... 54

(6)

xi

D. Pembahasan Hasil Penelitian ... 71

BAB VI KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN ... 75

A. Kesimpulan ... 75

B. Saran ... 75

C. Keterbatasan Penelitian ... 77

Daftar Pustaka ... 79

(7)

xii

DAFTAR TABEL

No Judul Halaman

I.1. Jumlah Peningkatan Kunjungan Wisatawan Tahun 2014-2018 ... 1

I.2. Pertumbuhan Kunjungan Wisatawan DIY Tahun 2013-2017 ... 3

II.1. Daftar Acuan Peneliti ... 25

III.1. Defenisi Variabel dan Indikator Penelitian ... 33

III.2. Tabel Skala Likert ... 35

V.1. Hasil Uji Validitas Variabel Daya Tarik ... 52

V.2. Hasil Uji Validitas Variabel Promosi ... 53

V.3. Hasil Uji Validitas Variabel Minat Kunjung Kembali ... 53

V.4. Hasil Uji Reliabilitas ... 54

V.5. Kategori Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 55

V.6. Kategori Responden Berdasarkan Usia ... 55

V.7. Kategori Responden Berdasarkan Asal ... 56

V.8. Kategori Responden Berdasarkan Kunjungan ... 57

V.9. DeskripsiVariabel Daya Tarik ... 58

V.10. Deskripsi Variabel Promosi ... 59

V.11. DeskripsiVariabel Minat Kunjung Kembali ... 60

V.12. Hasil Uji Normalitas ... 61

V.13. Hasil Uji Multikolinearitas ... 62

V.14. Hasil Uji Linearitas ... 64

V.15. Hasil Analisis Regresi Linear Berganda ... 65

V.16. Uji F ... 66

V.17. Uji t ... 67

(8)

xiii

DAFTAR GAMBAR

No Judul Halaman

I.1. Gambar Obyek Wisata Tebing Breksi... 5

II.1. Kerangka Konseptual Penelitian ... 27

III.1. Gambar Scatterplot ... 63

IV.1. Gambar Obyek Wisata Tebing Breksi Yogyakarta ... 49

IV.2 Gambar Tlatar seneng Tebing Breksi ... 50

IV.3. Gambar Mobil Jeep Wisata Tebing Breksi ... 50

(9)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian ... 84

Lampiran 2 Identitas Responden ... 88

Lampiran 3 Hasil Rekapitulasi Kuesioner ... 89

(10)

xv ABSTRAK

PENGARUH DAYA TARIK DAN PROMOSI TERHADAP MINAT KUNJUNG KEMBALI WISATAWAN DI TEBING BREKSI

YOGYAKARTA

Imelda Wien Lung Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2020

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah: 1) Daya tarik berpengaruh terhadap minat kunjung kembali wisatawan di Tebing Breksi Yogyakarta. 2) Untuk mengetahui apakah promosi berpengaruh terhadap minat kunjung kembali wisatawan di Tebing Breksi Yogyakarta. Populasi dalam penelitian ini adalah wisatawan yang sudah dan sedang berkunjung ke Obyek Wisata Tebing Breksi. Teknik pemilihan sampel menggunakan purposive sampling. Jumlah sampel sebanyak 100 responden. Uji instrumen menggunakan uji validitas dan uji reliabilitas. Teknik analisis yang digunakan adalah regresi linear berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Daya tarik mempunyai pengaruh positif terhadap minat kunjung kembali wisatawan, 2) Promosi mempunyai pengaruh positif terhadap minat kunjung kembali wisatawan, 3) Secara bersama-sama daya tarik dan promosi mempunyai pengaruh positif terhadap minat kunjung kembali wisatawan.

(11)

xvi ABSTRACT

THE INFLUENCE OF ATTRACTION AND PROMOTION TOWARD THE INTEREST OF TOURIST TO REVISIT

Case Study On Tebing Breksi, Sleman Regency, Yogyakarta.

Imelda Wien Lung Sanata Dharma University

Yogyakarta 2020

This study aims to determine whether or not: 1) Attractiveness affects the interest of tourists visiting the Tebing Breksi of Yogyakarta. 2) To find out whether the promotion influences the interest of tourists visiting the Tebing Breksi of Yogyakarta. The population in this study are tourists who have and are visiting the Tebing Breksi. The sample selection technique uses purposive sampling. The amount of sampel in this research was 100 respondents. The instrument test uses in this research were validity and reliability. The analysis technique is multiple linear regression. The results showed that: 1) Attractiveness has positive influence on the interests of tourist to revisit, 2) Promotion has positive influence on the interests of tourist to revisit, 3) Attraction and promotion has positive influence on the interests of tourist to revisit.

(12)

1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

Dewasa ini sektor kepariwisataan di Indonesia telah mengalami pertumbuhan yang signifikan dari tahun ke tahun. Hal ini tidak lepas dari peran pemerintah dan masyarakat untuk ikut serta mengembangan pariwisata. Tindakan tersebut dilakukan karena pariwisata merupakan salah satu sektor yang dianggap memberikan kontribusi besar terhadap pendapatan negara, baik melalui PDB dalam negeri maupun penerimaan devisa. Untuk itu pariwisata yang dikembangkan dan dikemas menarik diharapkan mampu menarik perhatian wisatawan baik lokal maupun mancanegara.

Tabel I. 1.

Jumlah Peningkatan Kunjungan Wisman Indonesia Tahun 2014-2018

Sumber : bps.go.id Menurut data yang terdapat pada Tabel I.1 memperlihatkan jumlah peningkatan kunjungan wisatawan mancanegara dalam lima tahun terakhir (2014-2018), persentase dalam peningkatan tersebut tercatat 14 persen per tahun. Angka ini lebih tinggi dibandingkan rata-rata

(13)

pertumbuhan kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) pada periode 2009-2013 yang sebesar 9 persen per tahun. Pada tahun 2018 saja jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia tercatat mencapai 15,81 juta orang atau tumbuh sekitar 2,5 kali lipat dibandingkan tahun 2009. Ini membuktikan bahwa sektor kepariwisata di Indoensia sudah semakin baik terbukti dengan meningkatnya jumlah wisatawan sehingga membawa dampak positif terhadap perekonomian negara.

Setiap daerah di Indonesia bisa dikatakan sudah memiliki tempat destinasi pariwisata tersendiri, yang mana destinasi tersebut menjadi potensi bagi daerah dalam menarik wisatawan agar mau berkunjung. Tempat wisata tersebut dapat dikelompokkan menjadi wisata sejarah, budaya, arsitektur, wisata alam, wisata bahari/laut, dan wisata konservasi. Dikutip dari kompas.com (2018) terdapat 10 daftar daerah destinasi wisata yang paling banyak dicari di Indonesia menurut Google, yang pertama Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Badung (Kuta), Surabaya, Malang, Semarang, Bogor, Medan, Bandung Barat (Lembang). Daftar ini disusun berdasarkan kata kunci yang paling banyak dicari lewat search

engine Google oleh pengguna di Indonesia.

Salah satu Provinsi di Indonesia yaitu Daerah Istimewah Yogyakarta (DIY) dikenal dengan sebutan kota perjuangan, kota pelajar, pusat kebudaya maupun kota pariwisata. Sebagaimana dikenal, bahwasannya Yogyakarta dikelilingi berbagai destinasi wisata yang mampu menjadi referensi bagi jutaan wisatawan lokal maupun

(14)

mancanegara yang berkunjung ke Yogyakarta. Tidak mengherankan bahwa julukan kota pariwisata sangat cocok disematkan untuk kota ini. Dengan berbagai potensi yang dimiliki tidak menutup kemungkinan hal tersebut menjadi faktor pendukung untuk menarik wisatawan datang berkunjung ke Yogyakarta.

Dari data yang ada didapati bahwa Yogyakara mampu menarik minat kunjung wisatawan baik lokal maupun mancanegara, tercatat pada tahun 2017 jumlah kunjungan wisatawan mencapai 5,22 juta orang dengan pertumbuhan presentase 14,94 persen, sedang pada tahun sebelumnya pertumbuhan kunjungan wisatawan hanya sebesar 10,37 persen yang mana jumlah kunjungan tahun 2016 mencapai 4,54 juta orang. Data tersebut dapat dilihat di Tabel I.2 yang memperlihatkan pertumbuhan kunjungan wisatawan yang datang ke Yogyakarta dari tahun 2013-2017, sebagai berikut:

Tabel I.2.

Pertumbuhan kunjungan wisatawan DIY Tahun 2013-2017

Sumber: visitingjogja.com

Banyaknya destinasi pariwisata Yogyakarta dapat dijumpai diantaranya, Candi Prambanan, Malioboro, pantai Parang Tritis, Kraton Yogyakarta dan lain-lain. Selain destinasi wisata yang disebutkan

(15)

sebelumnya, di Yogjakarta terdapat beberapa destinasi yang tidak kalah menarik untuk dikunjungi oleh wisatawan. Salah satu diantaranya yaitu Tebing Breksi. Sebelum menjadi tempat wisata, lokasi Tebing Breksi merupakan tempat penambangan batuan alam, namun sejak tahun 2014 kegiatan penambangan ditempat ini ditutup oleh pemerintah karena berdasarkan hasil kajian telah dinyatakan bahwa batuan yang ada di lokasi penambangan adalah batuan yang berasal dari aktivitas vulkanis Gunung Api Purba Nglanggeran. Kemudian lokasi Tebing Breksi ditetapkan menjadi tempat yang dilindungi dan tidak diperbolehkan untuk melakukan penambangan di lokasi tersebut. Setelah aktivitas tambang tersebut dihentikan, masyarakat mendekorasi lokasi bekas pertambangan ini menjadi tempat wisata yang layak untuk dikunjungi. Tepatnya pada bulan Mei 2015, Tebing Breksi ini diresmikan oleh Sri Sultan Hamengku Buwono X sebagai tempat wisata baru di Yogyakarta. Lokasi Tebing Breksi ini berada di sebelah kidul Candi Prambanan dan berdekatan dengan Candi Ijo serta Kompleks Keraton Boko. Seiring berjalanya waktu Tebing Breksi semakin dikenal masyarakat sebagai tempat wisata. Hal ini dibuktikan dari pernyataan Kepala Dinas Pariwisata Sleman Sudarningsih yang dikutip dari tribunjogja Desember 2018 bahwa jumlah kunjungan Tebing Breksi mencapai angka 904 ribu kunjungan pada tahun 2018. Angka kunjungan tersebut dicapai karena adanya daya tarik yang dimiliki

(16)

penambangan menjadikannya terlihat unik dan artistik sehingga menjadi tempat foto favorit.

Gambar I.1. Obyek Wisata Tebing Breksi. Sumber: travelbos.co.id

Melihat banyaknya tempat wisata yang ada di Yogyakarta, pengelola Tebing Breksi harus mampu menciptakan daya tarik dan promosi yang unik. Hal ini juga akan memunculkan peluang minat wisatawan untuk berkunjung kembali. Daya tarik merupakan salah satu unsur yang membentuk dan menentukan suatu daerah menjadi destinasi pariwisata (Suryadana dan Oktavia, 2015: 48). Menurut Sammeng, 2001 (dalam Wiradipoetra dan Brahmanto 2016: 131) Daya tarik wisata adalah segala sesuatu yang memiliki keunikan, keindahan, keaslian dan nilai yang menjadi motivasi wisatawan untuk mengunjunginya. Minat wisatawan untuk berkunjung kembali juga harus didukung dengan adanya promosi. Menurut Suryana, 2001 (dalam Dhiajeng 2017: 20) Promosi adalah cara mengkomunikasikan barang dan jasa yang ditawarkan supaya

(17)

konsumen mengenal dan membeli. Promosi merupakan salah satu kegiatan pemasaran yang penting bagi perusahaan dalam upaya mempertahankan kontinuitas serta meningkatkan kualitas penjualan, untuk meningkatkan kegiatan pemasaran dalam hal memasarkan barang dan atau jasa dari suatu perusahaan, tak cukup hanya mengembangkan produk, menggunakan saluran distribusi dan saluran harga yang tetap, tetapi juga harus didukung oleh kegiatan promosi Harahap (2012). Kegiatan promosi menurut Kotler, 2004 (dalam Suryani, 2017: 19) berbagai kegiatan yang dilakukan perusahaan yang menonjolkan keistimewaan produknya yang membujuk konsumen untuk membelinya. Berdasarkan uraian latar belakang diatas peneliti berkeinginan melakukan penelitian terhadap salah satu tempat wisata yaitu Tebing Breksi. Atas dasar inilah penulis mengangkat judul pengaruh daya tarik dan promosi terhadap minat kunjung kembali wisatawan di Tebing Breksi Yogyakarta. B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang, maka perumusan masalah berkaitan dengan penelitian yaitu:

1. Apakah daya tarik berpengaruh terhadap minat kunjung kembali wisatawan di Tebing Breksi Yogyakarta?

2. Apakah promosi berpengaruh terhadap minat kunjung kembali wisatawan di Tebing Breksi Yogyakarta?

(18)

C. Pembatasan Masalah

Mengingat banyak dan luasnya masalah yang ada, maka dalam penelitian ini, peneliti hanya fokus pada pengaruh daya tarik dan promosi terhadap minat kunjungan kembali wisatawan yang pernah dan yang sedang berkunjung ke tempat wisata Tebing Breksi di Yogyakarta.

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah sebegai berikut:

1. Untuk mengetahui apakah daya tarik berpengaruh terhadap minat kunjung kembali wisatawan di Tebing Breksi Yogyakarta.

2. Untuk mengetahui apakah promosi berpengaruh terhadap minat kunjung kembali wisatawan di Tebing Breksi Yogyakarta.

E. Manfaat Penelitian

Adapun keingin penulis adalah agar dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang terkait, yaitu:

1. Bagi Pemangku Kepentingan/Pemerintah Daerah

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dan masukan bagi Pemangku Kepentingan atau pemerintah daerah dalam membantu meningkatkan dan memelihara tempat wisata Tebing Breksi Yogyakarta.

(19)

2. Bagi Universitas

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menambah koleksi buku di perpusatakan serta menjadi bahan buku acuan dalam membantu mahasiswa membuat tugas-tugas penelitian.

3. Bagi Penulis

Hasil dari penelitian ini membantu mengasah dan memperluas pengetahuan penulis dalam melihat dan meneliti tentang pengaruh daya tarik dan promosi terhadap minat kunjung kembali wisatawan di Tebing Breksi Yogyakarta.

(20)

9 BAB II

KAJIAN PUSTAKA A. Konsep dan Teori

1. Pemasaran

Menurut America Marketing Association 2007 (dalam Tjiptono, 2017: 4) mendefinisikan pemasaran sebagai aktivitas, serangkaian institus, dan proses menciptakan, mengkomunikasikan, menyampaikan, dan mempertukarkan tawaran (offerings) yang bernilai bagi pelanggan, klien, mitra, dan masyarakat umum. Sedangkan menurut Kotler et al. (2002: 21) mendefinisikan Manajemen Pemasaran adalah Analisis, perencanaan, pengimplementasiakan, dan pengendalian program yang dirancang untuk menciptakan, membangun, dan mempertahankan pertukaran yang menguntungkan dengan pembeli sasaran demi mencapai tujuan organisasi. Pemasaran (marketing) berarti menggarap untuk menghasilkan pertukaran demi memuaskan kebutuhan dan keingnginan manusia. Jadi, kembali pada definisi pemasaran sebagai aktivitas manusia yang diarahkan untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan lewat proses pertukaran. Proses pertukaran memerlukan rincian-rincian kerja, seperti penjual harus mencari pembeli, mengenal kebutuhan mereka, merancang produk yang menarik, mempromosikan dan menyampikan, dan menerapakan harganya. Aktivitas seperti pengembangan produk, riset, komunikasi, distribusi, penetapan harga, dan pelayanan merupakan inti aktivtias pemasaran.

(21)

2. Bauran Pemasaran

Menurut Damani dan Weber 2006 (dalam Arjana 2016: 126) yang menyitir pakar pemasaran mengemukakan bahwa dalam ilmu pemasaran dikenal konsep marketing mix, yakini 4p: Product, Price, Place, Promotion. Menurut McCarthy 1978 (dalam Cooper, et al., 1999, dalam Pitana dan I 2009: 172) Bauran pemasaran (marketing mix) bauran pemasaran merupakan keputusan yang dibuat dalam hubungannya dengan 4P, yaitu Product, Price, Promotion, dan Place (distribution). sedangkan dalam pemasaran jasa memiliki beberapa alat pemasaran tambahan seperti people (orang), physical evidence (fasilitas fisik), dan process (proses), sehingga dikenal dengan istilah 7P maka dapat disimpulkan bauran pemasaran jasa yaitu product, price, place, promotion, people, physical evidence, dan process. Adapun pengertian 7P, sebagai berikut: (Kotler dan Amstrong, 2012: 62).

a. Product (Produk)

Produk adalah mengelola unsur produk termasuk perencanaan dan pengembangan produk atau jasa yang tepat untuk dipasarkan dengan mengubah produk atau jasa yang ada dengan menambah dan mengambil tindakan yang lain yang mempengaruhi bermacam-macam produk atau jasa.

b. Price (Harga)

Harga adalah suatu sistem manajemen perusahaan yang akan menentukan harga dasar yang tepat bagi produk atau jasa dan harus

(22)

menentukan strategi yang menyangkut potongan harga, pembayaran ongkos angkut dan berbagi variabel yang bersangkutan.

c. Place (Tempat)

Distribusi yakni memilih dan mengelola saluran perdagangan yang dipakai untuk menyalurkan produk atau jasa dan juga untuk melayani pasar sasaran, serta mengembangkan sistem distribusi untuk pengiriman dan perniagaan produk secara fisik.

d. Promotion (Promosi)

Promosi adalah suatu unsur yang digunakan untuk memberitahukan dan membujuk pasar tentang produk atau jasa yang baru pada perusahaan melalui iklan, penjualan pribadi, promosi penjualan, maupun publikasi.

e. Physical Evidence (Bukti fisik)

Sarana fisik merupakan hal nyata yang turut mempengaruhi keputusan konsumen untuk membeli dan menggunakan produk atau jasa yang ditawarkan. Unsur yang termasuk dalam sarana fisik antara lain lingkungan atau bangunan fisik, peralatan, perlengkapan, logo, warna dan barang-barang lainnya.

f. People (Orang)

Orang adalah semua pelaku yang memainkan peranan penting dalam penyajian jasa sehingga dapat mempengaruhi persepsi pembeli. Elemen dari orang adalah pegawai perusahaan, konsumen, dan konsumen lain. Semua sikap dan tindakan karyawan, cara

(23)

berpakaian karyawan dan penampilan karyawan memiliki pengaruh terhadap keberhasilan penyampaian jasa.

g. Process (Proses)

Proses adalah semua prosedur aktual, mekanisme, dan aliran aktivitas yang digunakan untuk menyampaikan jasa. Elemen proses ini memiliki arti sesuatu untuk menyampaikan jasa. Proses dalam jasa merupakan faktor utama dalam bauran pemasaran jasa seperti pelanggan jasa akan senang merasakan sistem penyerahan jasa sebagai bagian jasa itu sendiri.

3. Jasa

Menurut Supranti 2006 (dalam Suryani, 2018: 14) jasa merupakan suatu kinerja penampilan, tidak berwujud dan cepat hilang, lebih dapat dirasakan daripada dimiliki, serta pelanggan lebih dapat berpartisipasi aktif dalam proses mengkomsumsi barang tersebut.

Ada 4 karater jasa (Tjiptono, 2006: 6), yaitu :

a. Tidak berwujud (intangibility): Tidak dapat dilihat, diraba, dirasa atau dicium sebelum jasa tersebut dibeli dan dikonsumsi.

b. Tidak dapat dipisahkan (inseparatibility): Proses memproduksi dan konsumsi jasa terjadi dalam waktu yang bersamaan. Dalam hal ini interkasi antara penyedia jasa dengna konsumen merupakan ciri khusus dalam pemasaran jasa dan akan mempengaruhi hasil (outcome) jasa tersebut.

(24)

c. Keberagaman (variability): Jasa banyak memiliki variasi bentuk kualitas dan jenis tergantung pada siapa, kapan, dimana jasa tersebut dihasilkan serta penerima jasa dan kondisi dimana jasa tersebut diberikan.

d. Tidak tahan lama (perishability): Jasa merupakan komoditas yang tidak tahan lama, tidak dapat disimpan, meskipun demikian ada pengecualian dalam karakteristik ini. Dalam kasus tertentu jasa dapat disimpan yaitu dalam bentuk pemesanan, peningkatan permintaan akan suatu jasa pada saat permintaan sepi dan penundaan jasa.

4. Pariwisata

Dalam peraturan pemerintah republik Indonesia nomor 50 tahun 2011 tentang rencana induk pembangunan kepariwisataan nasional tahun 2010-2025. Yang mana didalamnya terdapat ketentuan umum, yaitu :

a. Kepariwisataan adalah keseluruhan kegiatan yang terkait dengan pariwisata dan bersifat multidimensi serta multidisiplin yang muncul sebagai wujud kebutuhan setiap orang dan negara serta interaksi antara wisatawan dan masyarakat setempat, sesama wisatawan, pemerintah, pemerintah daerah, dan pengusaha.

b. Pembangunan adalah suatu proses perubahan ke arah yang lebih baik yang di dalamnya meliputi upaya-upaya perencanaan, implementasi dan pengedalian, dalam rangka penciptaan nilai tambahan sesuai yang dikehendaki.

(25)

c. Daerah tujuan pariwisata yang selanjutnya disebut destinasi pariwisata adalah kawasan geografis yang berada dalam satu atau lebih wilayah administratif yang didalamnya terdapat daya tarik wisata, fasilitas umum, fasilitas pariwisata, aksesibilitas, serta masyarakat yang saling terkait dan melengkapi terwujudnya kepariwisataan.

d. Daya tarik wisata adalah segala sesuatu yang memiliki keunikan, keindahan, dan nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau tujuan kunjungan wisata.

5. Komponen Pariwisata

Menurut Arjana (2016: 66) terdapat 4 komponen pariwisata, sebagai berikut:

a. Wisatawan (Tourist)

Orang atau kelompok orang yang melakukan perjalanan atau berwisata yang memiliki tujuan tertentu dalam melakukan perjalanan yang dilakukannya. Pada prinsipnya wisatawan melakukan perjalanan untuk mendapatkan kesenangan, buka dalam rangka mencari nafkah.

b. Sarana Wisata

Sarana dapat diartikan sebagai alat, wujudnya adalah hasil rekayasa manusia untuk menunjang atau memudahkan manusia

(26)

untuk meraih tujuan. Sarana pada hakikatnya berbagai media, alat atau teknologi yang dapat menunjang usaha pariwisata. c. Daya tarik wisata

Daya tarik wisata di suatu daerah atau Negara ditimbulkan oleh unsur-unsur geografi yang timbul karena proses alami dan proses budayawi.

d. Jasa wisata

Usaha jasa wisata yang dapat menggerakan ekonomi masyarakat sangat beragam baik langsung maupun yang tidak langsung berhubungan dengan kegiatan wisata. Para pelaku dapat menjual jasa untuk mempelancar perjalanan, memenuhi kebutuhan wisatawan untuk akomondasi, mendapat petunjuk atau penjelasan tentang obyek, serta terpenuhinya kebutuhan akan atraksi seni dan benda-benda seni maupun tujuan menyelenggarakan pertemuan.

6. Jenis-Jenis Pariwisata

Direjen Pariwisata (1980) dan Arjana (1998) (dalam Arjana, 2016: 96) mengemukakan berbagai jenis pariwisata dilihat dari berbagai aspek, sesuai sifat dan dimensi pariwisata, seperti dikemukakan berikut ini: a. Jenis Pariwisata Menurut Letak

1) Pariwisata lokal (local tourism), perjalanan pariwisata jarak dekat seperti piknik ke luar kota atau tempat wisata yang dapat ditempuh beberapa jam dengan kendaraan mobil.

(27)

2) Pariwisata nasional (national toursm/domestic toursm), adalah dinamika perjalanan wisata dalam suatu Negara.

3) Pariwisata mancanegara (world tourism/foreign tourism) meliputi wisatawan yang masuk dari luar negeri (inbound toursm) dan wisatawan yang berwisata ke luar negeri (outgoing tourism). b. Jenis Pariwisata Menurut dampak Pada Devisa

1) Pariwisata aktif (in tourism), wisatawan yang masuk ke suatu Negara, jenis ini dikembangkan untuk meraup devisa.

2) Pariwisata pasif (outgoing tourism), warga negara sendiri sebagai wisatawan melaukan perjalanan ke luar negeri.

c. Jenis Pariwisata Menurut Waktu Kunjungan

1) Pariwisata musiman (seasional tourism), seperti wisata musim dingin yang bersalju, wisata musim panas untuk mandi matahari atau wisata musim potik buah dan sebagainya.

2) Pariwisata okasional (occasional tourism), orang-orang melakukan perjalanan wisata karena adanya daya tarik penyelenggaraan suatu kegiatan (event) tertentu atau peristiwa/kejadian (occasion) tertentu.

d. Jenis Pariwisata Menurut Tujuan

1) Pariwisata bisnis (business tourism), perjalanan yang bertujuan menyelesaikan urusan bisnis seperti melakukan meeting, pameran atau exspo dan lain-lain.

(28)

3) Pariwisata pendidikan (educational toursism) seperti study tour atau widya wisata.

4) Pariwisata spiritual atau keagamaan (pilgrim tourism) e. Jenis Pariwisata Menurut Jumlah Wisata

1) Pariwisata Individual (individual Tourism), seperti wisatawan yang menggendong ransel (backpacker).

2) Pariwisata Berombongan (group tourism) seperti dilakukan oleh rombongan pelajar, karyawan melalui biro perjalanan dan agen perjalanan.

7. Daya Tarik

Menurut Yeoti (2010: 19) istilah daya tarik wisata berasal dari kata tourist attractions yang dapat diartikan segala sesuatu yang menarik untuk dilihat atau disaksikan wisatawan kalau berkunjung pada suatu destinasi pariwisata. Dalam konteks pariwisata produk itu memiliki daya tarik yang dikelompokkan menjadi daya tarik natural atau alami (natural attraction), daya tarik budaya (cultural attraction) dan daya tarik yang sengaja dibuat (artificial attraction), sebagai berikut: (Arjana, 2016: 90).

a. Daya Tarik Wisata Budaya (cultural attraction)

Budaya merupakan hasil rekayasa manusia yang dalam bentuk rasa, cipta dan karsa manusia. Dibedakan menjadi tiga wujud yakni:

1) Gagasan: merupakan kumpulan ide, nilai, norma atau peraturan yang bersifat abstrak, tidak dapat diraba atau disentuh.

(29)

2) Aktivitas: kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam suatu komunitas yang saling berinteraksi dan menjadi tradisi.

3) Artefak: adalah semua wujud kebudayaan berupa fisik, hasil dari aktivitas dan hasil karya manusia berupa benda-benda yang dapat dilihat dan diraba sifatnya konkret.

b. Daya Tarik Wisata Buatan (Artificial Attractions)

Daya tarik wisata buatan, banyak terdapat diperkotaan yang sengaja dibangun untuk tempat rekreasi warga kota. Desawarsa diberbagai daerah dikembangakan obyek wisata alam, untuk memanfatkan keindahan alam dan pelestarain lingkungan yang dikenal sebagai ecotourism atau ekowisata dan terkait dengan kegiatan pertanian atau perkebunan dikenal sebagai agrowisata. c. Daya Tarik Wisata yang Ditimbulkan oleh Event atau Peristiwa

tertentu adalah:

1) Traditional institution 2) Traditional life syle 3) Ritual ceremonies 4) Religion activities 5) Historical heritages 6) Sport events

(30)

Sugiyono 2004 (dalam Irawan 2017: 21) berpendapat bahwa berhasilnya suatu tempat wisata hingga tercapainya kawasan wisata sangat tergantung pada:

a. Atraksi (attraction), seperti tingkat keunikan, nilai objek wisata. b. Accessibility, seperti jarak dari jalan raya, kondisi jalan, dan

kendaraan menuju obyek wisata.

c. Amenities, seperti fasilitas umum dan pendukung. 8. Promosi

a. Pengertian promosi

Menurut Tjiptono, 2007 (dalam Safitasari dan Maftukhah, 2017: 312) Promosi menjadi salah satu peranan penting dalam menyebarkan informasi, mempengaruhi atau membujuk, dan meningkatkan pasar sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli, dan loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan. Menurut Mill (2000:320) tujuan Promosi adalah menginformasikan, mempengaruhi, dan/atau mengingatkan. Tujuan-tujuan ini berperan dengan tahap yang berbeda dalam proses pembelian yang dilakukan oleh wisatawan. Agar bisa membuat wisatawan membeli dan membeli lagi kampanye promosi yang sukses haruslah

(31)

2) Mengembangakn pemahaman tentang keuntungan paket wisata yang ditawarkan;

3) Menciptakan sikap yang positif tentang apa yang sedang dipromosikan;

4) Mengembangkan preferensi wisatawan untuk apa yang sedang dijual;

5) Membuat wisatawan mau membeli;

6) Menjamin bahwa wisatawan bisa kembali dengan selamat. b. Media Promosi

Masing-masing mempunyai keunggulan dan kelemahan dalam artian biaya, ketepatan, dan kemapuan menyampaikan pesan, diantaranya seperti surat kabar, majalah, surat langsung, televisi, radio, papan reklame.

Agar bisa efektif, pesan harus singkat, mempunyai jangkauan pandangan yang tinggi dan jauh, dan hendak juga dipasang ditempat lain (Mill, 2000: 328).

1) Bahan pustaka daya tarik komunitas, seringkali dinamakan material kolateral, terdiri dari brosur, pamphlet, peta, dan direktori.

2) Pengiklanan direktori, operator atau kawasan tempat tujuan wisata seringkali menggunakan pengiklanan lewat direktori karena “setiap orang melakukan hal itu.” Keputusan untuk masuk dalam daftar atau tidak hendaknya

(32)

berdasarkan analisa bisnis yang didapatkan dari perbandingan biaya yang dikeluarkan.

3) Video perjalanan wisata, bahan promosi ini dapat dipakai berulang-ulang, tingkat kebisingan dan persaingannya rendah karena wisatawan potensial meminta video itu. Meskipun biaya awal tinggi, kombinasi warna, dan gerakan membuatnya menjadi teknik penjualan yang efektif.

4) Hubungan masyarakat, biasanya dianggap sebagai iklan gratis pada perusahan atau kawasan tempat tujuan wisata karena mereka tidak membayarnya sebagai agen iklan. 5) Film, biaya film perjalanan wisata sangat mahal.

Akibatnya, penggunaan jenis promosi ini terbatas pada perusahan-perusahan besar, kota-kota, negara bagian, dan negar-negara.

6) Pameran perdagangan, ada dua jenis untuk serikat dagang dan untuk umum. Ini dapat menjadi cara yang sangat bagus untuk bertemu dengna bnayak orang dari dunia usaha perjalanan pada satu tempat selama beberapa hari.

7) Periklanan kooperatif, periklanan yang melibatkan sponsor, seperti operator wisata menyediakan iklan bagi agen kecil, dan memasukan nama perusahan mereka dalam iklan itu.

(33)

Bauran promosi menurut Boone dan Kurtz 2002 (dalam Suryani 2017: 21) terdiri dari dua komponen yaitu dikombinasikan oleh pemasar untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan pelanggan yang menjadi target perusahaan dan untuk mengkombinasikan pesannya secara efektif dan efisien kepda mereka. menurut Kotler dan Keller (2009: 174) mendefinisikan model dari bauran promosi, yaitu:

a. Iklan yaitu Semua bentuk terbayar dari presentasi nonpersonal dan promosi ide, barang atau jasa melalui sponsor yang jelas. b. Promosi penjualan yaitu berbagai insentif jangka pendek untuk

mendorong percobaan atau pembelian produk atau jasa.

c. Acara dan pengalaman yaitu kegiatan dan program yang disponosri perusahaan yang dirancang untuk menciptakan interaksi harian atau interaksi yang berhubungan dengna merek tertentu.

d. Hubungan masyarakat dan publisitas yaitu beragam program yang dirancang untuk mempromosikan atau melindungi citra perusahaan atau produk individunya.

e. Pemasaran langsung yaitu penggungaan surat, telepon, faksimile, e-mail, atau internet untuk berkomunikasi secara langsung dengna atau meminta respons atau dialog dari pelanggan dan prospek tertentu.

(34)

f. Pemasaran interaktif yaitu kegiatan dan program online yang dirancang untuk melibatkan pelanggan atau prospek dan secara langsung atau tidak langsung meningkatkan kesadaran, memperbaiki citra, atau menciptakan penjualan produk dan jasa.

g. Pemasaran dari mulut ke mulut yaitu komunikasi lisan, tertulis, dan elektonik antarmasyarakat yang berhubungan dengan keunggulan atau pengalaman membeli atau menggunakan produk atau jasa.

h. Penjualan personal yaitu interaksi tatap muka dengna satu atau lebih pembeli prospektif untuk tujuan melakukan presentasi, menjawab pertanyaan, dan pengadaan pesanan.

9. Minat Kunjung Kembali

Kata minat berasal dari bahasa Inggris yaitu interest, yang memiliki makna dorongan untuk bertingkah laku secara terarah terhadap objek kegiatan atau pengalaman tertentu, sehingga minat kunjung kembali menurut Nuraeni 2014 (dalam Suryani 2018: 28) adalah dorongan seseorang untuk melakukan kegiatan berkunjung kembali ke tujuan yang pernah didatangi. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi minat kunjung kembali yaitu:

a. Kualitas Pelayanan: kesan kualitas pelayanan yang diterima oleh wisatawan akan mempengaruhi perilaku wisatawan yang datang.

(35)

Semakin memuaskan kualitas pelayanan yang diberikan oleh penyedia jasa, maka semakin besar minat kunjung kembali.

b. Citra Destinasi: penghargaan yang diperoleh obyek wisata karena keunggulan-keunggulan yang dimiliki obyek wisata dapat mempengaruhi minat kunjung kembali. Semakin baik citra destinasi maka semakin besar minat kunjung ulang.

c. Daya Tarik Wisata: hal-hal yang menarik wisatawan untuk berkunjung ke suatu obyek wisata mempengaruhi minat wisatawan untuk berkunjung kembali. Semakin bagus daya tarik suatu obyek wisata, maka semakin besar minat kunjung kembali.

d. Promosi: berfungsi untuk menciptakan image atau kesan tentang apa yang diiklankan. Semakin bagus promosi yang dilakukan maka akan menarik wisatawan untuk berkunjung kembali.

Faktor-faktor tersebut secara bersama-sama akan menjadi elemen yang penting dalam siklus kunjungan kembali. Alasan yang mendasari di balik hubungan ini adalah bahwa setelah tujuan telah dikunjungi, wisatawan lebih mungkin untuk memahami destinasi pariwisata dengan resiko kecil mengalami kerugian dan merasa lebih aman dalam memilihnya di masa yang akan datang.

(36)

B. Penelitian-Penelitian Sebelumnya

Tabel II.1. Daftar acuan peneliti

Pengarang Topik Penelitian Metode Kesimpulan Dhiajeng Dwi Suryani (2018) Pengaruh promosi dan kualitas pelayanan terhadap minat kunjung kembali wisatawan di Pulau Pahawang Lampung studi kasus pada wisatawan pecinta snorkeling di Pulau Pahawang Lampung. Teknik analisis yang digunakan adalah regresi linear berganda Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Promosi dan kualitas pelayanan secara simultan berpengaruh terhadap minat kunjung kembali, (2) Secara parsial, promosi tidak berpengaruh terhadap minat kunjung kembali sedangkan kualitas pelayanan berpengaruh terhadap minat kunjung kembali. Cici Safitasari dan

Ida Maftukhah (2017)

Pengaruh Kualitas Layanan, Promosi Dan Citra Destinasi Terhadap Kepuasan Melalui Keputusan Pengunjung Metode analisis data yang digunakan adalah analisis path (Jalur).

Simpulan penelitian membuktian bahwa terdapat pengaruh kualitas ,layanan, promosi, dan citra destiansi terhadap kepuasan pengunjung baik secara langsung maupun tidak langsung Nurul Hidayah (2015) Pengaruh Promosi Terhadap Minat Wisatawan Mengunjungi Pariwisata Cagar Budaya Taman sari Yogyakarta Uji regresi sederhana berdasarkan kesimpulan penelitian didapati bahwa promosi mempunyai

hubungan yang kuat dan positif, serta promosi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap minat kunjung wisatawan taman sari Yogyakarta. Adi Irawan (2017) Analisis Pengaruh

Daya Tarik Wisata, Persepsi Harga, Dan Kualitas Pelayanan Terhadap Minat Berkunjung Ulang Metode purposive sampling digunakan sebanyak 98 responden. Teknik analisis data statistik Hasil pengujian hipotesis dalam penelitian ini menunjukkan bahwa dari sembilan uji hipotesis dalam

(37)

Dengan Kepuasan Konsumen Sebagai Variabel Intervening (Studi Kasus Objek Wisata Teluk Kiluan) menggunakan (PLS) Partial Least Square. penelitian ini terdapat lima hipotesis yang berpengaruh secara signifikan yaitu kualitas pelayanan terhadap kepuasan konsumen, kualitas pelayanan terhadap minat berkunjung ulang, daya tarik wisata terhadap minat berkunjung ulang yang melalui kepuasan konsumen, persepsi harga terhadap minat berkunjung ulang yang melalui kepuasan konsumen, dan kualitas pelayanan terhadap minat berkunjung ulang yang melalui kepuasan konsumen. Sementara empat hipotesis lainnya tidak berpengaruh secara signifikan yaitu daya tarik wisata terhadap kepuasan konsumen, persepsi harga terhadap kepuasan konsumen, daya tarik wisata terhadap minat berkunjung ulang, dan persepsi harga terhadap minat berkunjung ulang.

(38)

C. Kerangka Konseptual Penelitian

(39)

D. Hipotesis

Menurut Sugiyono (2017: 107) Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan penelitian masalah yang didasarkan atas teori yang relevan. Dalam teorinya minat kunjung kembali dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu citra destinasi, kualitas pelayanan, daya tarik wisata, dan promosi. Namun untuk peneliti hanya meneliti tentang teori pengaruh daya tarik dan promosi terhadap minat kunjung kembali wisatawan di Tebing Breksi Yogyakarta.

Berdasarkan landasan teori dan penelitian sebelumnya dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

1. Pengaruh daya tarik terhadap minat kunjung kembali wisatawan di Tebing Breksi Yogyakarta.

Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia Nomr 10 tahun 2009 Pasal 1 Ayat 5 tentang kepariwisataan, daya tarik wisata dijelaskan sebagai segala sesuatu yang memiliki keunikan, keindahan, dan nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya, dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau kunjungan wisatawan. Sendangkan menurut Yeoti (2010: 19) daya tarik diartikan segala sesuatu yang menarik untuk dilihat atau disaksikan wisatawan kalau berkunjung pada suatu destinasi pariwisata. Kesimpulannya daya tarik merupakan salah satu potensi yang menjadi pendorong kehadiran wisatawan ke suatu daerah tempat wisata, jika daya tarik yang disuguhkan baik maka akan memunculkan minat kunjung kembali pada diri wisatawan.

(40)

Seperti hasil penelitian Nurlestari (2015) yang menunjukan bahwa pada pengukuran Variabel Daya Tarik Wisata terhadap Niat Kunjungan Ulang didapatkan hasil Ho ditolak dan H3 diterima, hal ini menjelaskan bahwa Daya Tarik Wisata memiliki pengaruh langsung yang signifikan terhadap Niat Kunjungan Ulang Wisatawan di Taman Safari Indonesia Cisarua Bogor.

Sehingga dari uraian diatas maka hipotesis ini dapat dirumuskan sebagia berikut:

H1 : Daya tarik berpengaruh positif terhadap minat kunjung kembali wisatawan di Tebing Breksi Yogyakarta.

2. Pengarung promosi terhadap minat kunjung kembali wisatawan di Tebing Breksi Yogyakarta.

Menurut Alma 2010 (dalam Sangkeang, Mananeke dan Oroh 2015: 1901) menyatakan promosi adalah sejenis komunikasi yang memberikan penjelasan dan meyakinkan calon wisatawan mengenai barang dan jasa dengan tujuan untuk memperoleh perhatian, mendidik, mengingatkan dan meyakinkan calon wisatawan. Sedangkan menurut Mill (2000: 320) promosi bertujuan menginformasikan, mempengaruhi, dan/atau mengingatkan. Dapat disimpulkan bahwa dengan dilakukannya promosi secara terus menerus dapat menstimulus calon wisatawan untuk datang berkunjung, ditambah dengan dilakukanya promosi yang baik mengundang ketertarikan wisatawan sehingga berdampak pada Kepuasan Wisatawan dalam menumbuhkan minat untuk berkunjung kembali ke

(41)

tempat wisata tersebut. Harahap (2012) mendukung penelitian ini di mana promosi dalam pariwisata dapat memberikan kepuasan terhadap pengunjung yang berkunjung di Objek Wisata Museum Ronggoworsito.

Sehingga dari uraian diatas maka hipotesis ini dapat dirumuskan sebagia berikut:

H2 : Promosi berpengaruh positif terhadap minat kunjung kembali wisatawan di Tebing Breksi Yogyakarta.

(42)

31 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Metode yang digunakan yaitu metode kuantitatif dimana metode ini bertujuan untuk mendapatkan data yang akurat dan dapat diukur menggunakan survei atau kuesioner. Menurut Sugiono (2009: 13) Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunkan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

B. Lokasi dan waktu penelitian

Lokasi : Berada di Desa Sambirejo, Prambanan, Kabupaten Sleman,

Daerah Istimewah Yogyakarta 55572.

(43)

C. Variabel Penelitian

Menurut Echdar (2017:211) variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, yang kemudian ditarik kesimpulannya. Variabel penelitian itu meliputi faktor-faktor yang berperan dalam peristiwa atau gejala yang akan diteliti. Variabel penelitian dapat diketahui dari rumusan masalah penelitian. Hal-hal yang perlu dikemukakan pada bagian ini antara lain meliputi :

1. Identifikasi dan Definisi Variabel a. Identifikasi

1) Variabel Independen: variabel ini sering disebut sebagai variabel stimulus, predictor, antecedent. Dalam bahasan Indonesia sering disebut sebagai variabel bebas. Variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (Sugiyono, 2018: 64). Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan dua variabel yaitu daya tarik dan promosi. 2) Varibel dependen: sering disebut sebagai variabel output,

kriteria dan konsekuen. Dalam Bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel terikat. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Variabel Dependent dari penelitian

(44)

yaitu minat kunjung kembali wisatawan di Tebing Breksi Yogyakarta.

b. Definisi variabel

Tabel III.1.

Defenisi Variabel dan Indikator Penelitian Variabel Definisi Variabel Indikator 1. Daya

Tarik

Segala sesuatu yang memiliki keunikan, keindahan, dan nilai yang berupa

keanekaragaman kekayaan alam, budaya dan hasil buatan

manusia yang menjadi sasaran atau tujuan kunjungan wisata.

1. Attractions 2. Accessibilities

3. Amenitie

2. Promosi Menurut Tjiptono, 2007 (dalam Safitasari dan Maftukhah, 2017: 312) Promosi menjadi salah satu peranan penting dalam menyebarkan informasi, mempengaruhi atau membujuk, dan meningkatkan pasar sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli, dan loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan.

1. Promosi melalui media atau alat penyebar

informasi

menarik dan informatif.

2. Media atau alat penyebar informasi yang digunakan untuk promosi bervariasi. 3. Frekuensi promosi yang sudah mencukupi.

(45)

3. Minat Kunjung Kembali

Minat kunjung kembali adalah dorongan seseorang untuk melakukan kegiatan berkunjung kembali ke tujuan yang pernah didatangi. Nuraeni 2014 (dalam Suryani 2018: 28). 1. Minat untuk berkunjung kembali 2. Memberikan rekomendasi kepada orang lain 3. Wisatawan merasa bahwa Tebing Breksi Yogyakarta memiliki reputasi yang baik.

2. Skala Pengukuran Variabel

Skala pengukuran berguna untuk mengukur besar kecilnya nilai variabel. Variabel yang digunakan peneliti merupakan variabel tidak terukur langsung (unobserved). Oleh karena itu peneliti menggunakan skala Likert’s. Skala Likert’s digunakan untuk mengukur tanggapan atau respon seseorang tentang objek sosial (Suliyanto, 2018: 134). Skala likert didesain untuk menilai sejauh mana subjek setuju atau tidak setuju dengan pernyataan yang diajukan.

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan skor 1 - 5 dengan bentuk skala likert yang terdiri dari sangat setuju (SS), setuju (S), netral/ragu-ragu (N), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS). Dengan tabel sebagai beritku:

(46)

Tabel III.2. Tabel Skala Likert

Kode Keterangan Skor

STS Sangat Tidak Setuju 1

TS Tidak Setuju 2

N Netral 3

S Setuju 4

SS Sangat Setuju 5

D. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Menurut Kusmayadi (2004: 20) populasi adalah keseluruhan elemen sejenis, akan tetapi dapat dibedakan satu sama lain karena adanya nilai karakterisktik yang berlainan. Menurut Sugiyono (2009: 115) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah wisatawan yang berkunjung ke tempat wisata Tebing Breksi di Yogyakarta.

2. Sampel

Menurut Kusmayadi (2003: 20) sampel adalah bagian dari populasi yang dianggap mewakili karakteristik suatu populasi. Sedangkan menurut Sugiyono (2009: 116) adalah bagian jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan penelitian tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya

(47)

karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka penelitian dapat menggunakan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif (mewakili). Sampel dari penelitian ini merupakan wisatawan dengan usia 17 ke atas yang sudah melakukan perjalanan wisata ke Tebing Breksi di Yogyakarta atau yang bertemu secara langsung dengan peneliti pada saat peneliti berada di lokasi penelitian. Peneliti menentukan sampel menggunakan rumus Cochran sebagai berikut:

dibulatkan menjadi 100 responden Keterangan:

n = Jumlah sampel yang diperlukan

z = Harga dalam kurve normal untuk simpangan 5%, dengan nilai = 1,96

p = Peluang benar 50% = 0,5 q = Peluang salah 50% = 0,5

e = Tingkat kesalahan sampel (sampling error), biasanya ditetapkan 1% atau 5%

(48)

E. Unit Analisis

Menurut Wiyono (2011: 52) Unit analisis merupakan objek penelitian yang fokusnya dapat bertingkat mulai dari individu, pasangan, kelompok, organisasi, dan kultur. Unit analisi yang diteliti adalah para wisatawan yang datang berkunjung atau sekedar menikmati tempat wisata Tebing Breksi di Yogyakarta.

F. Teknik Pengambilan Sampel

Peneliti menggunakan teknik pengambilan sampel dengan metode purposive sampling. Menurut Sugiyono (2017: 119) purposive sampling adalah teknik pengambil sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu. Dalam penelitian ini sumber datanya yaitu wisatawan dengan usia 17 tahun ke atas yang telah melakukan perjalanan maupun sudah merasakan berkunjung dan menikmati objek wisata Tebing Breksi di Yogyakarta. G. Sumber Data

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan sumber data primer. Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data (Sugiyono, 2017: 234). Jadi sumber data penelitian ini merupakan data yang berasal dari hasil kuesioner mengenai respon dari wisatawan terhadap pengaruh daya tarik dan promosi pada minat kunjung kembali wisatawan di Tebing Breksi Yogyakarta.

(49)

H. Teknik Pengumpulan Data

Menurut Sugiyono (2017: 234) Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Peneliti menggunakan angket (kuesioner) dengan menggunakan skala likers dan dokumentasi sebagai teknik untuk pengumpulan data selama penelitian.

I. Teknik Pengujian Instrumen 1. Uji Validitas

Menurut Sugiyono (2009 : 173) tentang validitas adalah Valid berarti instrument tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Validitas item ditunjukkan dengan adanya korelasi atau dukungan terhadap item total (skor total), perhitungan dilakukan dengan cara mengkorelasikan antara skor item dengan skor total item. item-item tersebut berbetuk pernyataan yang mana valid jika r hitung lebih besar dari r tabel.

Rumus :

∑ (∑ ) (∑ )

√[ ∑ (∑ ) ][ ∑ (∑ ) ]

dimana:

= koefisien korelasi antara skor butir

n = jumlah responden

Xi = skor butir pada nomor butir ke-i Yi = skor total responden ke-i

(50)

Uji validitas dilakukan dengan membandingkan r hitung dengan nilai r tabel. Dengan menggunakan taraf signifikansi (α) sebesar 5%, valid atau tidaknya dengan ketentuan sebagai berikut:

a. Jika r hitung ≥ r tabel, maka pernyataan tersebut dinyatakan valid.

b. Jika r hitung < r tabel, maka pernyataan tersebut dinyatakan tidak valid.

2. Uji Reabilitas

Menurut Sugiyono (2012: 268) reabilitas berkenaan dengan derajad konsistensi dan stabilitas data atau temuan. Tinggi rendahnya reliabilitas, secara empirik ditunjukan oleh suatu angka yang disebut nilai koefisien reliabilitas. Reliabilitas yang tinggi ditunjukan dengan nilai rxx mendekati angka 1. Dalam melakukan pengujian reliabilitas instrumen penulis menggunakan rumus Alpha Cronbach karena instrumen penelitian ini berbentuk angket dan skala bertingkat. Sehingga setelah uji validitas maka akan dilakukan uji reabilitas, dikarenakan item yang dinyatakan valid saja yang diuji reabilitasnya.

( ) (

)

Keterangan:

rac = reliabilitas instrument k = banyaknya butir pertanyaan

(51)

= varian skor total

= jumlah varian butir

Kriteria reliabel atau tidaknya, digunakan ketentuan sebagai berikut: a. Jika nilai Cronbach Alpha > 0,60 maka item variabel tersebut

dinyatakan reliabel.

b. Jika nilai Cronbach Alpha ≤ 0,60 maka item variabel tersebut dinyatakan tidak reliabel.

J. Teknik Analisis Data

Menurut Sanusi (2011: 115) teknik analisis data adalah mendeskripsikan teknik analisis apa yang digunakan oleh peneliti untuk menganalisis data yang telah dikumpulkan, termasuk pengujiannya.

1. Uji Asumsi Klasik a) Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk melihat apakah nilai residual terdistribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki nilai residual yang terdistribusi normal. Jadi, uji normalitas bukan dilakukan pada masing-masing variabel tetapi pada nilai residualnya. Uji Kolmogorov-Smirnov (Uji K-S) adalah salah satu alat uji normalitas. Persyaratan data dikatakan terdistribusi normal menurut uji K-S adalah jika angka sig. uji K-S, Sig > 0,05 menunjukkan data residual berdistribusi normal, jika angka Sig. ≤ 0,05 maka data tidak berdistribusi normal.

(52)

b) Uji Multikolinieritas

Pengujian ini bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas dan terikat. Uji multikolinearitas digunaan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan asumsi klasik multikolinearitas, yaitu adanya hubungan linear antar variabel independen dalam model regresi. Prasyarat yang harus terpenuhi dalam model regresi adalah tidak adanya multikolinearitas. Jika ada korelasi yang tinggi diantara variabel-variabel bebasnya, maka hubungan antara variabel bebas terhadap variabel terikatnya menjadi terganggu. Salah satu cara untuk mendeteksi gejala multikolinearitas adalah dengan melihat nilai tolerance value atau Variance Inflation Factor (VIF) dengan kriteria jika tolerance value > 0,1 dan VIF < 10, maka disimpulkan tidak terjadi gejala multikolinearitas dan jika tolerance value ≤ 0,1 dan VIF > 10, maka disimpulkan terjadi gejala multikolinearitas antar variabel pada model regresi.

c) Uji Heteroskedastisitas

Dilakukan untuk mengetahui bahwa varians dari residual tidak sama untuk semua pengamatan atau observasi. Jika varians dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap maka disebut homoskedastisitas. Sebuah model regresi dikatakan baik apabila terjadi homoskedastisitas dalam modelnya, atau dengan kata

(53)

lain tidak terjadi heteroskedastisitas. Dalam penelitian ini penulis menggunakan scatterplot.

Gambar III.1. Scatterplot

1) Pada gambar (a) dapat dilihat bahwa titik-titik pada grafik Scatterplot menyebar secara merata tanpa membentuk pola tertentu yang artinya tidak ada masalah heteroskedastisitas.

2) Pada gambar (b-d) dapat dilihat bahwa titik-titik pada scatterplot membentuk pola tertentu, artinya sebaran data tersebut mengalami masalah heteroskedastisitas.

3) Pada gambar (e-f) dapat dilihat bahwa titik-titik pada scatterplot membentuk pola dan beberapa diantaranya mengumpul pada titik tertentu. Bentuk tersebut mengidentifikasikan model yang digunakan tidaklah linier dan terdapat masalah heteroskedastisitas.

(54)

d) Uji Linearitas

Bertujuan untuk mengetahui apakah dua variabel mempunyai hubungan yang linear atau tidak secara signifikan. Uji ini biasanya digunakan sebagai prasyarat dalam analisis korelasi atau regresi linear. Pengujian pada SPSS dengan menggunakan Test for Linearity dengan pada taraf signifikansi 0,05. Dua variabel dikatakan mempunyai hubungan yang linear bila signifikansi (linearity) kurang dari 0,05.

2. Analisis Regresi Linear Berganda

Digunakan untuk mengetahui apakah antara variabel bebas dengan variabel terikat mempunyai pengaruh yang berarti atau tidak, secara serempak atau keseluruhan. Regresi linear berganda merupakan pengembangan dari regresi linear sederhana, yaitu sama-sama alat yang dapat digunakan untuk melakukan prediksi permintaan dimasa yang akan datang, berdasarkan data masa lalu atau untuk mengetahui pengaruh satu atau lebih variabel bebas (independent) terhadap satu variable tak bebas (dependent) (Siregar, 2013: 405).

Persamaan regresi linear berganda:

a + b1X1 + b2X2 Keterangan:

Y = Variabel daya tarik X1 = Variabel promosi

(55)

3. Uji Simultan (Uji F)

Menurut Sunyoto (2013: 134) pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah secara keseluruhan (simultan) yang diperoleh memang nyata atau secara kebetulan saja. Terdapat tahapan yang dilakukan dalam uji F, yaitu sebagai berikut: (Suryani, 2018: 51)

a. Menentukan H0 = hipotesis 0 dan Ha = hipotesis alternative

H0 : b1 : b2 = 0, artinya daya tarik dan promosi secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap minat kunjung kembali wisatawan.

Ha : b1 : b2 minimal salah satu ≠ 0, artinya daya tarik dan promosi secara bersama-sama berpengaruh terhadap minat kunjung kembali wisatawan.

b. Menentukan tingkat signifikansi (α) dan Ftabel. Tingkat signifikansi (α) dalam penelitian ini adalah 5% atau 0,05. Ftabel dapat dicari dengan menentukan besar derajat kebebasan (degree of freedom) pembilang dan derajat kebebasan (degree of freedom) penyebut. Derajat kebebasan (degree of freedom) pembilang menggunakan k, sedangkan derajat kebebasan (degree of freedom) penyebut menggunakan n-k-1. c. Menghitung F statistik (F hitung)

Nilai F hitung ditentukan dengan rumus sebagai berikut:

( ) ( )

( )

Dimana:

(56)

R2 = Nilai koefisien korelasi k = Jumlah variable bebas n = Jumlah sampel

d. Menentukan Kriteria Uji F

H0 diterima dan Ha ditolak, jika Fhitung ≤ Ftabel. H0 ditolak dan Ha diterima, jika Fhitung > Ftabel. e. Membuat Kesimpulan

Jika H0 ditolak dan Ha diterima maka daya tarik dan promosi secara bersama-sama berpengaruh terhadap minat kunjung kembali wisatawan.

Jika H0 diterima dan Ha ditolak maka daya tarik dan promosi secara bersama-sama tidak berpengaruh pada minat kunjung kembali wisatawan.

4. Uji Parsial (uji t)

Menurut Sunyoto (2013: 134) pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah secara individu diperoleh secara nyata atau secara kebetulan saja. Dalam menguji pengaruh variable independen secara parsial terhadap variabel dependen maka akan diberikan satu contoh rumusan masalah uji parsial yaitu:

Apakah daya tarik berpengaruh pada minat kunjung kembali wisatawan?” Untuk menjawab rumusan masalah tersebut maka akan melalui langkah-langkah uji t yaitu:

(57)

a. Menentukan Hipotesis Alternatif (Ha) dan Hipotesis Nol (H0)

H0: Daya tarik tidak berpengaruh pada minat kunjung kembali wisatawan.

Ha:Daya tarik berpengaruh pada minat kunjung kembali wisatawan. b. Menentukan Taraf Signifikansi (Level of Significance)

Taraf signifikan atau α (alpha) yang digunakan di dalam penelitian adalah 5% (0,05).

c. Menghitung t statistik (t hitung)

Uji t dihitung dengan rumus (Supranto, 2009:250) sebagai berikut:

Dimana:

t0 = t hitung koefisien variabel bi = koefisien regresi variabel sbi = standard error dari variabel d. Menentukan Kriteria Uji t

H0 ditolak dan Ha diterima jika -t hitung > t hitung > t tabel atau sig. < 0,05.

H0 diterima dan Ha ditolak jika -t tabel ≤ t hitung ≤ t tabel atau sig. ≥ 0,05.

e. Membuat Kesimpulan

Jika H0 ditolak dan Ha diterima maka daya tarik berpengaruh pada minat kunjung kembali wisatawan.

(58)

Jika H0 diterima dan Ha ditolak maka daya tarik tidak berpengaruh pada minat kunjung kembali wisatawan.

5. Koefisien Determinasi (R2)

Selain melakukan pembuktian dengan uji F dan uji t, dalam uji regresi linier berganda ini dianalisis pula besarnya koefisien determinasi (R2) yang digunakan untuk mengukur kebenaran penggunaan model regresi. Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar variasi variabel independen yaitu daya tarik (X1) dan promosi (X2), secara bersama-sama dapat menjelaskan variasi dalam minat kunjung kembali wisatawan (Y). Program yang digunakan untuk mengetahui koefisien determinasi (R2) ini adalah SPSS.

(59)

48 BAB IV

GAMBARAN UMUM

A. Gambaran umum objek penelitian

Pada tanggal 30 Mei 2015 Gubernur DIY Sri Sultan Hamengkubuwono X melakukan peresmian dengan ditandatangani Prasasti yaitu Tebing Breksi atau yang lebih dikenal dengan Taman Tebing Breksi, yang mana benar-benar sudah ditetapkan sebagai kawasan cagar budaya. Awal mula tebing ini hanyalah sebuah tambang batu biasa yang menyerupai bukit-bukit kecil, namun seletah dilakukan peneliti, didapati hasil bahwa Tebing breksi terbentuk secara alami dari bongkahan batu kapur raksasa yang berasal dari sisa endapan abu vulkanik dari gunung api purba Nglanggeran. Karena itulah Tebing Breksi ditetapkan sebagai Cagar budaya, karena makna dan nilai sejarah yang terkandung. Dengan hasil penelitian tersebut mendorong penetapan kawasan sebagai warisan geologis (geoheritage) melalui Keputusan Kepala Badan Geologi RI Nomor 1157.K/40/BGL/2014.

Di lokasi ini terdapat singkapan batuan endapan debu gunung api purba, membentuk morfologi bukit dengan ketinggian sekitar 30 m. Masyarakat sekitar yang terkenal kreatif, memanfaatkannya menjadi sebuah tempat wisata eksotik. Dan memang benar, karena kreatifitas mereka, Orang-orang berbondong-bondong datang untuk merasakan langsung tempat wisata Tebing Breksi tersebut. Dari waktu ke waktu, pengunjung terus bertambah jumlahnya. Tidak heran sekarang Tebing

(60)

Breksi menjadi salah satu daftar obyek wisata yang nge-hits di Yogayakarta.

Gambar:IV.1. Obyek Wisata Tebing Breksi Sumber: pinterest.com

Tidak hanya menyuguhkan tebing yang indah, di lokasi tersebut terdapat Tlatar seneng adalah sebuah amphitheater (panggung terbuka) yang dibangun dengan memiliki ciri lingkaran sebagai pokok panggung dan tempat duduk yang mampu menampung tak kurang dari 1000 penonton. Peruntukannya adalah sebagai tempat pelaksanaan kegiatan seni budaya atau pagelaran lain bagi masyarakat. Dalam hal tidak ada atraksi seni pun, banyak wisatawan duduk-duduk dan tiduran di atas rumput yang terhampar dibagian tengah panggung, sambil berswafoto ataupun menikmati pemandangan tebing yang indah.

(61)

Gambar: IV.2. Tlatar seneng Tebing Breksi Sumber:JogjaTravelling.com

Gambar: IV.3. Mobil Jeep Obyek Wisata Tebing Breksi Sumber: Tempatasik.com

Ada juga atraksi yang tidak kalah asiknya yaitu mobil Jeep Wisata. Rute nya pun cukup menarik karena menuju tempat – tempat wisata yang ada di sekitarnya. Beberapa rute jeep wisata Tebing Breksi diantaranya, Candi Barong, Candi Ijo, Bukit Teletubies, Desa Wisata Rumah Domes

(62)

Teletubies, Air Watu Payung dan lain – lain. Ada 3 jenis trip yang disediakan oleh penyedia jasa jeep wisata di sini, yakni Short Trip (1 jam), Medium Trip (1.5 jam) dan Long Trip (2 jam).

B. Rute menuju objek wisata Tebing Breksi

Letak Geografis Tebing Breksi berada di Dusun Groyokan, Desa Sambirejo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Kawasan itu juga berdekatan dengan obyek wisata Candi Prambanan, Keraton Ratu Boko, Candi Kalasan, Candi Ijo, Candi Banyunibo dan Candi Barong. Rute Menuju Tebing Breksi. Untuk menuju lokasi dari simpang tiga Candi Prambanan atau Pasar Prambanan menuju arah selatan Jalan raya Prambanan-Piyungan, Bantul sekitar 2,5 km kemudian berbelok kiri mengikuti arah penunjuk jalan yang telah dibuat Pemkab Sleman. Sedangkan dari arah selatan Jalan Wonosari, dari simpang tiga Piyungan ke arah utara lebih kurang 6 km. Di simpang tiga sudah ada warga yang bertugas mengarahkan wisatawan yang hendak menuju lokasi. Sekitar 1 km dari Jl Prambanan-Piyungan ke arah timur atau arah Candi Ijo, sudah sampai lokasi. Memasuki Tebing Breksi pengunjung membayar jasa penitipan kendaraan, Untuk biaya parkir kendaraan di Tebing Breksi juga cukup murah, Rp. 2.000 untuk motor, Rp. 5.000 untuk mobil dan Rp10.000 untuk bus.

(63)

52 BAB V

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Uji Instrumen Penelitian

1. Uji Validitas

Pengujian validitas isi atau lebih dikenal dengan istilah validitas butir instrumen adalah berkaitan dengan definisi bahwa “Suatu butir instrumen penelitian dapat dikatakan valid bilamana instrumen tersebut dapat mengukur variabel yang diteliti secara tepat atau dengan kata lain ada kecocokan diantara apa yang diukur dengan tujuan pengukuran”. (Asra dkk, 2015: 144) Rumus yang digunakan untuk mengukur validitas butir menggunakan korelasi product moment. Uji validitas dilakukan dengan membandingkan r hitung dengan nilai r tabel. Dengan menggunakan taraf signifikansi (α) sebesar 5%, valid atau tidaknya dengan ketentuan sebagai berikut:

a. Jika r hitung ≥ r tabel, maka pernyataan tersebut dinyatakan valid. b. Jika r hitung < r tabel, maka pernyataan tersebut dinyatakan tidak

valid.

Peneliti menggunakan 100 kuesioner dalam uji validitas Tabel V.1

Hasil Uji Validitas Variabel Daya Tarik

Pertanyaan r hitung r tabel Keterangan

1 0,682** 0,1663 VALID

2 0,710** 0,1663 VALID

3 0,584** 0,1663 VALID

4 0,745** 0,1663 VALID

(64)

6 0,770** 0,1663 VALID

7 0,499** 0,1663 VALID

8 0,602** 0,1663 VALID

Sumber: Data Hasil Penelitian Bulan Oktober 2019 yang telah diolah Tabel V.2.

Hasil Uji Validitas Variabel Promosi

Pertanyaan r hitung r tabel Keterangan

1 0,601** 0,1663 VALID 2 0,673** 0,1663 VALID 3 0,591** 0,1663 VALID 4 0,732** 0,1663 VALID 5 0,786** 0,1663 VALID 6 0,828** 0,1663 VALID

Sumber: Data Hasil Penelitian Bulan Oktober 2019 yang telah diolah Tabel V.3.

Hasil Uji Validitas Variabel Minat Kunjung Kembali

Pertanyaan r hitung r tabel Keterangan

1 0,850** 0,1663 VALID

2 0,931** 0,1663 VALID

3 0,854** 0,1663 VALID

Sumber: Data Hasil Penelitian Bulan Oktober 2019 yang telah diolah

Berdasarkan tabel V.1,V.2 dan V.3 dapat disimpulkan bahwa seluruh butir pernyataan memiliki signifikansi r hitung > r tabel, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa seluruh butir pernyataan dalam penelitian ini valid.

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas bertujuan untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten, apabila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama dengan menggunakan alat

Gambar

Gambar I.1. Obyek Wisata Tebing Breksi.  Sumber:  travelbos.co.id
Tabel II.1.   Daftar acuan peneliti
Tabel III.1.
Tabel III.2.  Tabel Skala Likert
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah pelaksanaan tradisi “Simah Laut” berpengaruh pada minat kunjung ulang wisatawan di Pantai Ujung Pandaran.. Penelitian

Seperti pada penelitian Surya Miarsih dan Anwani (2018) melakukan penelitian terkait analisis faktor-faktor yang mempengaruh minat berkunjung wisatawan ke obyek

Dari hasil penelitian terlihat bahwa ketiga variabel yaitu promosi visual, fasilitas dan daya Tarik wisata beroengaruh secara signifikan terhadap minat berkunjung di Candi

Minat kunjung ulang wisatawan adalah bagian dari perilaku wisatawan yang merupakan dorongan wisatawan untuk melakukan kunjungan lagi di destinasi wisata yang

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kepuasan wisatawan terhadap daya tarik wisata dengan pendekatan deksriptif kuantitatif. Penelitian ini dilakukan di Jalan Malioboro,

Penelitian ini memiliki beberapa tujuan, pertama untuk mengetahui pengaruh daya tarik wisata terhadap kepuasan wisatawan, tujuan kedua untuk mengetahui pengaruh kepuasan

viii RINGKASAN Penelitian ini mengambil judul “Pengaruh Daya Tarik, Citra Destinasi, dan Kualitas Pelayanan Terhadap Minat Berkunjung Kembali Melalui Kepuasan Wisatawan Sebagai

Kesimpulan Berdasarkan hasil uji statistik penelitian ini yang berjudul “Pengaruh Daya Tarik, Citra Destinasi, dan Kualitas Pelayanan Terhadap Minat Berkunjung Kembali melalui