• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. tindakan yang ditujukan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan anak

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. tindakan yang ditujukan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan anak"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pendidikan pada anak usia dini pada dasarnya meliputi seluruh upaya dan tindakan yang ditujukan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan anak secara optimal dan pendidikan anak usia dini dengan menciptakan aura dan lingkungan dimana anak dapat mengekspolorasi pengalaman yang memberikan kesempatan kepadanya untuk mengetahui dan memahami pengalaman belajar yang diperolehnya dari lingkungan melalui cara mengamati, meniru dan bereksprimen yang berlangsung secara berulang-ulang dan melibatkan seluruh potensi dan kecerdasan anak (Sofyan, 2015).

Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No 58 Tahun 2009 tentang standar PAUD (UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 angka 14) menyebutkan bahwa: “Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditunjukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.”

Pendidikan pada masa usia dini merupakan wahana pendidikan yang sangat fundamental dalam memberikan kerangka dasar terbentuk dan berkembangnya dasar-dasar pengetahuan, sikap dan keterampilan pada anak. Keberhasilan proses pendidikan pada masa usia dini tersebut menjadi dasar untuk proses pendidikan

(2)

1

selanjutnya. Keberhasilan penyelenggaraan pendidikan dalam Lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), seperti Kelompok Bermain (KB), Taman Penitipan Anak (TPA), Satuan Padu Sejenis (SPS), Taman Kanak-kanak (TK), dan SD Kelas Awal sangat tergantung pada sistem dan proses pendidikan yang dijalankan.

Menurut Hasnida (2014 : 15) disiplin yaitu mencakup pengajaran, bimbingan atau dorongan yang dilakukan oleh orang dewasa, tujuannya menolong anak belajar untuk hidup sebagai makhluk sosial dan untuk mencapai pertumbuhan serta perkembangan mereka yang optimal. Penerapan disiplin yang utama adalah tidak adanya sikap permusuhan, yang ada hanyalah keinginan untuk membentuk menjadi anak yang berguna dan baik. Penanaman disiplin yang telah dilakukan sejak dini akan lebih mempermudah orangtua ketika anak-anak melakukan penyimpangan kelak di kemudian hari. Apabila semenjak usia dini kedisiplinan sudah ditanamkan maka ketika anak tumbuh dewasa anak mengetahui sikap disiplin tersebut. Kebiasaan berdisiplin akan membuat anak merasa diterima dimasyarakat dan tentu akan membuat anak bahagia.

Anak usia dini distimulasi dalam pembelajaran dengan banyak cara, salah satunya dengan pemberian reward. Proses pemberian rewarddalam pendidikan merupakan hal yang menyenangkan bagi anak usia dini. Ingatan anak-anak sangat kuat, perhatian mereka lekas dan mudah beralih kepada hal-hal yang terbaru dan disukainya.Dalam kondisi ini mereka perlu dibiasakan dengan tingkah laku, keterampilan, kecakapan dan pola pikir tertentu.

Anak dapat dipandang sebagai individu yang baru mulai mengenal dunia. Anak belum mengetahui tata krama, sopan-santun, aturan, norma, etika, dan berbagai hal tentang dunia. Anak juga sedang belajar berkomunikasi dan memahami orang lain. Anak perlu dibimbing agar mampu memahami berbagai hal tentang dunia dan isinya.Anak juga perlu dibimbing agar memahami berbagai fenomena alam dan dapat melakukan keterampilan-keterampilan yang dibutuhkan untuk hidup dalam masyarakat.

(3)

1

Disiplin adalah suatu cara untuk membantu anak agar dapat mengembangkan pengendalian diri. Dengan disiplin, dapat membantu anak usia dini mengenal dan menemukan dirinya, serta mengatasi dan mencegah timbulnya masalah dalam disiplin. Disiplin dapat mencakup pengajaran, bimbingan, atau dorongan yang dilakukan orangtua atau guru kepada anaknya.Menerapkan disiplin kepada anak bertujuan agar anak belajar sebagai makhluk sosial sekaligus agar anak mencapai pertumbuhan serta perkembangan yang optimal (Khoerunnisa, 2019).

Salah satu hal yang peniliti lihat di lapangan masih banyak anak yang belum disiplin seperti belum tepat waktu saat datang ke sekolah, tidak menyusun mainan setelah bermain, tidak mengerjakan tugas sesuai dengan waktu yang diberikan oleh guru, tidak sabar ketika dan lain sebagainya. Dalam hal ini guru berperan penting untuk meningkatkan kemampuan perilaku disiplin yang baik pada anak.Daya ingat anak sangat tinggi dan ahli meniru, mereka dengan mudah mengingat hal-hal yang ada dilingkungan kehidupan anak.

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat diidentifikasikan beberapa masalah yaitu sebagai berikut: 1). Kurangnya kesadaran diri anak untuk datang tepat waktu ke sekolah. 2). Kurangnya kesadaran diri anak untuk mengerjakan tugas sesuai dengan waktu yang diberikan guru. Anak masih sulit mendengarkan guru di dalam kelas pada saat kegiatan berlangsung.Pada saat mengerjakan tugas yang diberikan guru, anak-anak masih sempat mencuri kesempatan untuk berteriak, berlari, dan sebagainya. 3) Media pembelajaran yang digunakan belum efektif dalam meningkatkan disiplin anak.

Dalam menerapkan disiplin pada anak, guru hendaknya dapat menggunakan kegiatan atau metode yang menarik perhatian anak, sehingga anak akan termotivasi dalam belajar, selain itu kelemahan yang dihadapi dalam pembelajaran hendaknya dapat ditanggulangi agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan optimal yaitu dengan pemberian reward.

(4)

1

Berdasarkan pengamatan peneliti, masih ada orangtua anak yang memberikan “iming-iming” berupa hadiah (reward) supaya anak mau berperilaku sesuai keinginan orangtua, baik ketika anak di rumah maupun di sekolah. Ada orangtua yang benar-benar membelikan snack dan membelikan pewarna baru supaya anak mau mengerjakan tugas dari guru di sekolah. Namun ada pula oang tua yang hanya sekedar menjanjikan akan membelikan mainan, mengajak ke rumah saudara, atau “iming-iming” lainnya. Jika anak tidak mau mengerjakan tugas, orangtua akan mengancam tidak akan memenuhi permintaan anak, seperti tidak membelikan mainan atau tidak mau mengantar anak bermain ke rumah teman, bahwa dalam menanamkan aturan, disiplin, dan moral hendaknya dipasangkan dengan suatu ganjaran dan hukuman.

Reward merupakan ganjaran atau hadiah sebagai hasil usaha. Reward merupakan aplikasi dari teori behavioristik classical conditioning.Ivan Palov dalam Teori ini memandang bahwa belajar adalah perubahan perilaku yang ditandai dengan adanya hubungan antara stimulus dan respon. Menurut teori ini, belajar pada prinsipnya mengikuti suatu aturan yang sama untuk semua manusia, bahkan semua makhluk hidup, meskipun diakui ada makhluk hidup yang dapat belajar lebih baik dari makhluk hidup yang lain. Teori ini dikembangkan melalui observasi terhadap perilaku belajar yang tampak atau observable behavior(Soesilo, 2015: 25).

Classical conditioning menjelaskan bagaimana kita mengembangkan banyak respon yang

spontan, tetapi Skinner menunjukkan berapa banyak tindakan kita yang dapat dijelaskan oleh jenis pembelajaran yang berbeda-beda yang disebut operant conditioning.Dalam operant conditioning Skinner, konsekuensi perilaku menghasilkan perubahan dalam probabilitas terjadinya perilaku tersebut. Perilaku yang diikuti dengan stimulus yang menyenangkan akan lebih mungkin terjadi lagi, tetapi perilaku yang diikuti oleh stimulus hukuman atau punisment lebih mungkin tidak terjadi lagi. Contohnya, seorang anak lebih mungkin mengulang suatu

(5)

1

perilaku jika dibalas dengan senyuman daripada tidak direspon. Bagi Skinner, reward dan punishment seperti itu membentuk perkembangan seseorang (Soesilo, 2015: 25).

Reward berupa senyuman atau symbol seperti stiker yang berbentuk bintang yang sudah pernah dilakukanakan memperkuat perilaku anak sedangkan punishment berupa hukuman yangakan melemahkan bahkan menghilangkan perilaku anak yang tidak sesuai dengan aturan dan norma.

Begitu pula ketika orangtua menanamkan perilaku disiplin pada anak.Setiap kali memperkenalkan aturan,hendaknya diperkenalkan pula hadiah dan sanksinya.Misalnya, jika anak terlambat pulang bermain dari waktu yang telah disepakati bersama orangtua, anak tidak boleh bermain selama satu hari. Sedangkan jika anak pulang tepat waktu atau sebelum waktu yang telah disepakati, anak akan mendapat snack. Anak lebih mungkin mengulang untuk pulang bermain tepat waktu karena mendapat reward berupa snack dari pada pulang terlambat karena akan mendapat hukuman tidak boleh bermain keesokan harinya. Hadiah dalam hal ini berfungsi sebagai stimulus yang menyenangkan.

Untuk menanamkan disiplin ketepatan waktu, anak-anak diberitahu harus masuk tepat waktu misalnya pukul 07.30.Bagi anak yang sepuluh kali tepat waktu diberi hadiah mainan gratis, bagi yang terlambat tiga kali sanksinya menyanyi. Anak akan tepat waktu, bisa karena senang terhadap hadiahnya, atau mungkin takut terhadap hukumannya. Tetapi perilaku datang ke sekolah tepat waktu secara perlahan menjadi kebiasaan yang pada akhirnya anak-anak belajar menjadi orang yang tepat waktu.Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa disiplin dapat ditanamkan dengan memberikan reward.

PAUD memiliki ciri khas yaitu mengembangkan karakter anak sejak dini, salah satunya adalah disiplin. Disiplin anak harus ditanamkan sejak dini, jika tidak dibekali maka anak akan tumbuh dengan kepribadian yang kurang baik. Salah satu cara untuk mengembangkan karakter disiplin anak usia dini yaitu dengan pemberian reward.

(6)

1

Menurut Syarbini (2014 : 90) peranan guru dan orangtua sangat besar dalam membina karakter anak dengan pola apapun, dengan pemberian reward salah satunya, dapat mengantarkan ke arah kematangan dan kedewasaan, sehingga anak dapat mengendalikan dirinya, menyelesaikan persoalannya dan menghadapi tantangan hidupnya. Untuk membina karakter tersebut, maka guru perlu menerapkan disiplin dalam menjalani kehidupan sehari-hari.Disiplin yang ditanamkan merupakan modal dasar yang sangat penting bagi anak untuk menghadapi berbagai macam persoalan.

Berdasarkan permasalahan tersebut peneliti akan melihat ada tidaknya hubungan pemberian reward dalam pembelajaran dengan disiplin.Berdasarkan keterangan hasil observasi tersebut sangat perlu diberikan suatu stimulus yang dapat meningkatkan disiplin anak yaitu dengan pemberian reward .Maka peneliti perlu untuk melakukan suatu penelitian

Korelasional yang di beri judul “HUBUNGAN ANTARA PEMBERIAN REWARD

DENGAN PERILAKU DISIPLIN ANAK USIA DINI DI TK SUKA MAJU KECAMATAN MARO SEBO ULU KABUPATEN BATANG HARI”

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka identifikasi yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Anak kurang menunjukkan perilaku disiplin

2. Pemberian reward yang dilakukan guru tampak mendukung perilaku disiplin pada anak

3. TK yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah TK YKI Suka MajuKecamatan Maro Sebo Ulu Kabupaten Batang Hari

(7)

1

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah, maka perlu diadakan pembatasan masalah agar penelitian lebih fokus dalam menggali dan menjawab permasalahan yang ada yaitu:

1. Pelaksanaan pemberian reward pada penelitian ini dibatasi dengan : pemberian reward secara verbal dan pemberian reward secara non verbal.

2. Disiplin anak pada penelitian ini dibatasi dengan : ketaatan waktu datang sekolah, tanggung jawab terhadap tugas, disiplin sikap, mentaati peraturan, mematuhi aturan permainan, mengajak teman menjaga ketertiban kelas.

3. Subjek penelitian ini dibatasi pada anak usia dini di Tk YKI Suka Maju Desa Padang Kelapo

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan dengan batasan masalah yang dikemukakan, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah terdapat Hubungan Antara Pemberian Reward dengan Perilaku Disiplin Anak Usia Dini di TK YKI Suka Maju Kecamatan Maro Sebo Ulu Kabupaten Batang Hari”

1.5 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui “Hubungan Antara Pemberian Reward dengan Perilaku Disiplin Anak Usia Dini di TK YKI Suka Maju Kecamatan Maro Sebo Ulu Kabupaten Batang Hari”.

1.6 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Manfaat Secara Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai “Hubungan Antara Pemberian Reward dengan Perilaku Disiplin Anak Usia Dini di TK YKI Suka Maju Kecamatan Maro Sebo Ulu Kabupaten Batang Hari”. Selanjutnya, penelitian ini

(8)

1

dapat dimanfaatkan untuk penelitian lebih lanjut dan masalah lain yang ada kaitannya dengan disiplin maupun carapendisiplinan anak usia dini serta sebagai salah satu bahan yang dapat memperkaya penelitian khususnya dibidang pendidikan.

2. Manfaat secara praktis

a) Bagi guru, memberi pengetahuan mengenai pemberian reward dan Disiplin pada anak usia dini, sebagai bahan pertimbangan dalam memilih cara untuk mengetahui pemberian reward yang berhubungan dengan Disiplin anak dan dapat menambah ilmu pengetahuan dalam hal penelitian.

b) Bagi sekolah

Sebagai masukan untuk membantu anak dalam meningkatkan disiplin anak diluar lingkungan rumah maupun sekolah.Melalui penelitian ini, guru juga diharapkan lebih dapat memahami kegiatan yang harus ditanamkan pada diri anak sehingga dapat meningkatkan perilaku disiplin pada anak.

c) Bagi orangtua

Sebagai masukan agar orangtua lebih memahami pengetahuan tentang disiplin anak dan ditanamkan pada anak sejak usia dini.

d) Bagi penulis

Meningkatkan wawasan dan ilmu pengetahuan bagi mahasiswa untuk pembekalan praktek lapangan serta diharapkan agar dapat menerapkannya langsung pada kegiatan baik dirumah maupun di sekolah.

e) Bagi peneliti lain

Perlu dilakukan penelitian lanjut dengan variabel yang berbeda dan dapat memberikan bahan referensi bagi peneliti lain yang ingin melakukan penelitian yang sama.

(9)

1 1.7 Hipotesis Penelitian

Hipotesis penelitian ini yaitu terdapat “Hubungan Antara Pemberian Reward dengan Perilaku Disiplin Anak Usia Dini di TK YKI Suka Maju Kecamatan Maro Sebo Ulu Kabupaten Batang Hari”.

1.8 Definisi Operasional

Untuk menghindari terjadinya penafsiran yang berbeda terhadap istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini, maka istilah yang perlu di defenisikan adalah sebagai berikut: 1. Disiplin adalah suatu sifat atau kemampuan yang dimiliki seseorang untuk taat dan bisa mengendalikan diri, agar tetap mematuhi aturan yang telah dibuat atau disepakati.

2. Reward adalah adalah sebuah penghargaan, ganjaran, atau hadiah karena sudah melakukan suatu hal atau tingkah laku yang benar sehingga meningkatkan terjadinya pengulangan tingkah laku tersebut.

1.9 Kerangka Konseptual

Penelitian bermaksud mencari tahu “Hubungan Antara Pemberian Reward dengan Perilaku Disiplin Anak Usia Dini di TK YKI Suka Maju Kecamatan Maro Sebo Ulu Kabupaten Batang Hari”.

Pada penelitian ini, peneliti menjelaskan kerangka berpikir dengan skema yang dapat dilihat pada dibawah ini sebagai berikut :

Gambar 1.1 Kerangka Konseptual

Disiplin (Y) Pemberian Reward

Gambar

Gambar 1.1 Kerangka Konseptual

Referensi

Dokumen terkait

digunakan dalam proses penanganan keluhan. Bengkel Clink perlu meningkatkan.. upaya sosialisasi prosedur pelayanan, meningkatkan kecepatan dan memberi kemudahan dalam

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis mengembangkan teknologi mobile dengan membangun aplikasi kamera pengintai yang dapat digunakan sebagai media

Untuk dapat bermain sepaktakraw yang baik, seseorang dituntut harus menguasai beberapa teknik yang merupakan teknik dasar dalam bermain sepaktakraw. Suatu keterampilan akan

Apakah terdapat hubungan yang positif antara persepsi terhadap tagline iklan di televisi dengan loyalitas pelanggan di kalangan Mahasiswa Universitas

Informasi yang dapat diberikan kepada pasien/keluarga adalah: nama obat, kegunaan obat, aturan pakai, teknik penggunaan obat-obat tertentu (contoh: obat tetes, inhaler),

Menurut (Sylviati, 2008) klasifikasi BB Bayi lahir berdasarkan berat lahir adalah BBLR (<2500gram), BBLN (2500- 4000gram) dan BBLL (>4000gram) sedangkan

Tahap Pembuluh darah Epitel penyatu dan epitel sulkular Sel yang dominan Penghancuran kolagen Temuan klinis Inisial Dilatasi vas- kular Vaskulitis Diinfiltras i oleh LPN

Vica Mitra Sealindo, yang telah memberikan kesempatan bagi penulis untuk melakukan kegiatan Evaluasi Sistem Informasi Penjualan Tunai pada PT.. Vica