• Tidak ada hasil yang ditemukan

1.1 Latar Belakang 1.2 Maksud dan Tujuan 1.3 Manfaat Dokumen 1.4 Kedudukan Dokuman 1.5 Jangka Waktu Perencanaan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "1.1 Latar Belakang 1.2 Maksud dan Tujuan 1.3 Manfaat Dokumen 1.4 Kedudukan Dokuman 1.5 Jangka Waktu Perencanaan"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

1

1.1

Latar Belakang

1.2

Maksud dan Tujuan

1.3

Manfaat Dokumen

1.4

Kedudukan Dokuman

1.5

Jangka Waktu

(2)
(3)

3

1.1 Latar Belakang

Persoalan di kawasan perkotaan adalah semakin meningkatnya jumlah penduduk yang diperkirakan pada akhir tahun 2025 akan mencapai 60% dari total jumlah penduduk Indonesia. Keadaan ini akan diikuti oleh meningkatnya kebutuhan akan permukiman dan infrastruktur pelayanan perkotaan.

Peningkatan pertumbuhan penduduk dan aktivitas di perkotaan ini akan memicu bertambahnya luas kawasan perkotaan secara menerus dan akan menekan ruang penyangga maupun ruang produktif di kawasan perdesaan. Fenomena perubahan tersebut akan mengubah karakter kawasan non

permukiman menjadi kawasan permukiman

perkotaan yang cenderung tidak terkontrol.

Terjadinya perkembangan aktivitas dan pergerakan penduduk di perkotaan yang tidak diimbangi dengan penyelenggaraan pembangunan perkotaan yang terencana dan terintegrasi semakin memicu meningkatnya permasalahan perkotaan, terutama

pada kawasan permukiman dengan tidak

terpenuhinya standar pelayanan minimal.

Dengan mencermati hal tersebut, perkembangan kota merupakan sesuatu hal yang tidak dapat dihindari, sekaligus merupakan tantangan utama bagi pemangku kepentingan kota untuk dapat menyusun suatu strategi khusus perkotaan sebagai langkah operasional perencanaan pembangunan kota sesuai dengan visi dan misi kota secara lebih adaptif, antisipatif dan implementatif.

Melihat pada persoalan pembangunan kota dan kawasan perkotaan yang berkembang terutama karena daya tarik aktivitas perkotaan dan tuntutan kehidupan yang semakin tinggi akan selalu menarik pergerakan penduduk dari kawasan sekitarnya maupun kawasan perdesaan untuk berpindah dan beraktivitas di kawasan perkotaan, terlihat bahwa persoalan yang mencoba dijawab dengan adanya Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) sebagai keluaran dari Kegiatan Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Kota Tanjung Balai ini bukan sekedar yang terdapat dalam KAK, yaitu:

(4)

4

1. Bahwa dalam pembangunan kota dan kawasan

perkotaan memerlukan ada “payung” kebijakan yang jelas yang menjembatani perencanaan pembangunan dan penataan ruang

2. Bahwa dalam pembangunan kota dan kawasan

perkotaan memerlukan arahan pengembangan kota dan sektoral yang didasarkan pada kebutuhan kota

3. Bahwa dalam pembangunan kota dan kawasan

perkotaan terdapat kebutuhan untuk mendudukan strategi sektoral yang mendukung dan merupakan

bagian yang terintegrasi dari strategi

pembangunan kota

4. Kebijakan dan strategi pembangunan permukiman

dan infrastruktur perkotaan yang ada belum komprehensif, berskala kota, dan belum mampu mewadahi berbagai persoalan yang muncul akibat adanya tuntutan perkembangan kota dan kawasan perkotaan

5. Adanya tumpang tindih kebijakan dan strategi

penanganan persoalan pembangunan

permukiman dan infrastruktur perkotaan pada tingkat operasional

Berdasarkan hal-hal tersebut, perlu disiapkan strategi yang berskala kota dan terintegrasi antar sektor pembangunan dengan pendekatan holistik yang

mensinergikan perencanaan spasial dan

perencanaan pembangunan khususnya dalam bidang pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan yang dinamakan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Permukiman Perkotaan (SPPIP). Sehingga pada akhirnya strategi ini dapat menjadi acuan bagi pemerintah daerah dalam

menetapkan prioritas pembangunan daerah

perkotaan, yang diharapkan dapat membantu mengoptimalkan alokasi dana pembangunan secara akurat dan rasional.

(5)

5

1.2 Maksud dan Tujuan

Dokumen Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan Kota Tanjungbalai ini disusun dengan maksud untuk memberikan kerangka kebijakan yang komprehensif dan terintegrasi bagi pembangunan permukiman dan infrastruktur Kota Tanjungbalai. Secara spesifik Tujuan Penyusunan dokumen SPPIP adalah untuk memfasilitasi pemangku kepentingan kota, melalui proses diskusi yang berkelanjutan untuk dapat menghasilkan dan menyepakati dokumen Strategi Pembangunan Permukiman dan infrastruktur perkotaan yang terintegrasi dan berkesinambungan sebagai acuan pembangunan kota tersebut.

Sedangkan maksud penyusunan dokumen SPPIP Kota Tanjungbalai adalah untuk menyediakan dokumen SPPIP bagi pemerintah Kota Tanjung Balai yang disusun bersama oleh daerah dan menjadi

acuan dalam pelaksanaan pembangunan

permukiman dan infrastruktur perkotaan.

1.3 Manfaat Dokumen

Keberadaan Dokumen Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur perkotaan Kota Tanjungbalai ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi:

1. Pemerintah Kota Tanjungbalai dalam memberikan

arahan Pembangunan Permukiman dan

Infrastruktur pendukungnya

2. Pemerintah, khususnya Direktorat jenderal Cipta

Karya untuk mengoptimalkan investasi

pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan

3. Pemangku kepentingan kota lainnya dalam

mewujudkan pengembangan kawasan

permukiman yang terintegrasi dengan arah pengembangan kota.

(6)

6

1.4 Kedudukan Dokumen

Dalam kerangka kebijakan dan strategi

pengembangan Kota Tanjungbalai yang

dikembangkan oleh pemerintah daerah, Dokumen SPPIP Kota Tanjungbalai pada prinsipnya merupakan dokumen yang menjabarkan mengenai kebijakan dan strategi untuk pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan di lingkup Kota Tanjungbalai baik dalam skala kota maupun kawasan.

Untuk itu dalam kaitannya dengan kebijakan

pembangunan kota maupun pembangunan

permukiman dan infrastruktur perkotaan, kebijakan ini tidak didudukan untuk mengantikan dokumen kebijakan yang ada melainkan berada pada hubungan saling melengkapi dengan dokumen lainnya yaitu menjadi jembatan antara dokumen kebijakan makro dengan kebijakan sektoral. Secara

garis besar posisi Strategi Pembangunan

Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Kota Tanjungbalai dan perannya terhadap kebijakan dan strategi pembangunan daerah dapat dilihat pada halaman berikut.

1.5 Jangka Waktu Perencanaan

Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur perkotaan Kota Tanjungbalai ini berlaku untuk jangka waktu 20 tahun.

(7)
(8)

8

1.6 Proses Penyusunan Dokumen

Proses penyusunan dokumen SPPIP ini terbagi dalam dua kelompok besar yaitu proses penyusunan dari segi substansi materi serta proses penyelenggaraan kegaiatan. Dimana keduanya merupakan kesatuan yang utuh dan tidak dapat dipisahkan dalam penyelenggaraan kegiatan SPPIP untuk tersusunnya dokumen SPPIP.

Secara umum yang akan dibahas dalam dokumen ini meliputi penyusunan tujuan, kebijakan, strategi, dan indikasi program untuk pembangunan kawasan permukiman berikut dengan infrastruktur pendukung permukiman perkotaan.

Terkait dengan hal tersebut maka lingkup substansi Dokumen Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Kota Tanjungbalai mencakup 5 (lima) kegiatan, yaitu : (1) persiapan (2) identifikasi potensi dan permasalahan pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan (3) perumusan tujuan dan kebijakan permukiman dan infrastruktur perkotaan (4) perumusan strategi dan program pembangunan permukiman dan infratsruktur perkotaan (5) finalisasi dan sosialisasi.

Secara rinci lingkup kegiatan dari tiap kegiatan besar dan capaian kegiatan tersebut adalah sebagai berikut:

1. Lingkup Kegiatan Persiapan

Melakukan koordinasi tim untuk pelaksanaan kegiatan, penyepakatan rencana kerja dan metodologi pelaksanaan kegiatan, penyiapan peta dasar, pengumpulan data dan informasi

2. Lingkup Kegiatan Identifikasi potensi dan

permasalahan Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan

 Melakukan kajian terhadap kebijakan,

strategi, dan program pembangunan daerah berdasarkan dokumen kebijakan, strategi dan program pembangunan daerah berdasarkan dokumen kebijakan terkait yang telah tersedia

dan dijadikan acuan pelaksanaan

pembangunan oleh pemerintah daerah

 Melakukan kajian terhadap isu-isu

permukiman dan infrastruktur perkotaan, serta potensi, permasalahan dan tantangan yang akan dihadapi dalam pembangunan perkotaan dan permukiman perkotaan

(9)

9

3. Lingkup kegiatan perumusan Tujuan dan

Kebijakan Pembangunan Permukiman dan infrastruktur perkotaan

 Bersama dengan pemangku kepentingan

kota menghasilkan indikasi arah

pengembangan kota serta pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan berdasarkan hasil kajian kebijakan dan isu,potensi dan permasalahan yang ada

 Bersama dengan pemangku kepentingan

kota menghasilkan rumusan tujuan dan kebijakan pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan

 Bersama dengan pemangku kepentingan

menghasilkan (a) rumusan kriteria dan indikator penentuan kawasan permukiman prioritas (b) identifikasi kawasan permukiman prioritas

4. Lingkup kegiatan perumusan strategi dan

program pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan.

 Bersama dengan pemangku kepentingan

kota menghasilkan rumusan strategi

pembangunan permukiman dan infratsruktur perkotaan

 Bersama dengan pemangku kepentingan

menghasilkan:

- Analisa korelasi strategi pembangunan

permukiman dan infrastruktur perkotaan dalam skema manajemen pembangunan perkotaan

- Analisa konsekuensi atau implikasi

penerapan strategi dan identifikasi

dampak program pembangunan

permukiman dan infrastruktur perkotaan

- Rumusan program pembangunan

permukiman dan infrastruktur perkotaan (dalam skala kota dan kawasan)

- Analisa dampak penerapan program

pembangunan dan infrastruktur perkotaan

5. Lingkup Kegiatan Finalisasi dan Sosialisasi

 Mengikuti kegiatan kolokium yang akan

dikoordinasikan oleh tim pusat dan memberikan pemaparan dan pembahasan capaian kegiatan pada kolokium SPPIP

 Menyelenggarakan Konsultasi Publik untuk

menjaring masukan terhadap rumusan

strategi dan program pembangunan

(10)

10

 Melakukan diseminasi hasil kesepakatan

rumusan SPPIP kepada dinas/instansi terkait dan pemangku kepentingan lainnya di kota/kabupaten bersangkutan

(11)
(12)

Referensi

Dokumen terkait