• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Toxoplasma gondii, merupakan penyakit yang banyak dijumpai di seluruh dunia.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENDAHULUAN. Latar Belakang. Toxoplasma gondii, merupakan penyakit yang banyak dijumpai di seluruh dunia."

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Latar Belakang

Toksoplasmosis adalah penyakit zoonosis yang disebabkan oleh parasit Toxoplasma gondii, merupakan penyakit yang banyak dijumpai di seluruh dunia. Luasnya penyebaran toksoplasmosis pada manusia dan hewan baik hewan piaraan maupun satwa liar menyebabkan penyakit ini telah lama dimasukkan ke dalam program zoonosis dari Food and Agricultur Organization (FAO) dan World Health Organization (WHO) (Soejoedono, 2004).

Toxoplasma gondii pada awalnya ditemukan oleh Nicolle dan Manceauk (1908) dari limpa dan hati rodensia Ctenodactilus gondii dari Tunisia, Afrika Utara dan sejak saat itu telah ditemukan pada lebih 200 spesies mamalia dan burung. Hospes definitif Toxoplasma hanya anggota familia karnivora Felidae seperti kucing, jaguarundi, ocelot, singa gunung, kucing, macan tutul, bobcat dan mungkin cheetah (Levine, 1995).

Infeksi T. gondii dapat terjadi karena perolehan maupun kongenital, seringkali tidak menimbulkan gejala yang jelas atau sub klinis sehingga kebanyakan tidak disadari. Gejala klinis yang paling banyak terjadi adalah limfadenopati dan manifestasi berat dapat terjadi ensefalitis, sepsis sindrom atau shock, miokarditis dan hepatitis, namun gejala tersebut jarang dijumpai pada manusia yang mempunyai daya tahan tubuh yang baik (Tenter et al., 2000).

Toksoplasmosis pada wanita hamil dapat mengakibatkan abortus, bayi lahir mati dan kelainan pada janin, dengan gejala paling penting adalah

(2)

ensefalomilitis. Tanda dan gejala klasik pada bayi dengan toksoplasmosis adalah retinokoroiditis, kalsifikasi intrakranial dan hidrosefalus. Pada manusia dengan imunodefisiensi seperti penderita Acquired Immuno Deficiency Syndrom (AIDS), penyakit Hodgkin’s dan pasien dengan terapi obat-obat imunosupresif, kejadian infeksi laten toksoplasmosis paling sering menyebabkan ensefalitis berat dan penyakit pada paru-paru (Tenter et al., 2000).

Abortus dan kematian pada manusia tidak dapat diukur dengan harta karena menyangkut nilai kemanusiaan, hanya biaya perawatan dan pengobatan yang dapat dinilai dengan uang. Kerugian total dari toksoplasmosis neonatal pada manusia sekitar $ 31-40 juta termasuk biaya rumah sakit, kelembagaan dan pendidikan khusus (Levine, 1994).

Cara penularan tidak semuanya penting secara epidemiologi dan sumber infeksi mungkin sangat beragam antara kelompok etnik dan letak geografis yang berbeda. Mayoritas penularan secara horizontal pada manusia pada umumnya disebabkan karena mengonsumsi salah satu bentuk T. gondii, yaitu sista jaringan pada daging hewan atau ternak yang terinfeksi atau oosista pada makanan atau minuman yang terkontaminasi feses kucing (Tenter et al., 2000), melalui makan daging ternak terinfeksi yang diolah setengah matang atau mentah.

Faktor-faktor risiko yang dapat meningkatkan terjadinya penularan pada manusia, antara lain kebiasaan makan sayuran mentah dan buah-buahan segar yang dicuci kurang bersih, kebiasaan makan tanpa mencuci tangan terlebih dahulu, mengonsumsi makanan dan minuman yang disajikan tanpa ditutup sehingga kemungkinan besar terkontaminasi oosista, atau makan jaringan hewan

(3)

(otak, hati, jantung, daging dan lain-lain) yang mengandung sista tanpa dimasak dengan sempurna (Gandahusada, 1990 dalam Iskandar, 2012).

Kasus toksoplasmosis pada manusia di Indonesia berkisar antara 43 – 88% sedangkan pada hewan berkisar antara 6 – 70% (Subekti et al., 2006). Jumlah kucing juga mempengaruhi tinggi rendahnya zat anti Toxoplasma di suatu daerah (Hanafiah et al., 2010). Kucing di Kalimantan Selatan yang menunjukkan titer positif sebanyak 41% (Soedjodono, 2004), sedangkan di Surabaya 46,7% kucing di rumah sakit dan 60% kucing di pasar positif serologis toksoplasmosis (Sasmita et al., 1988). Oosista T. gondii mulai diproduksi kucing lima (5) hari setelah kucing diberi makan seekor tikus yang otaknya positif sista T. gondii (Sasmita, 2006). Tikus mempunyai prevalensi tinggi terinfeksi toksoplasmosis dari kontaminasi oosista T. gondii. Tikus liar tidak hanya mempunyai kemungkinan tinggi terinfeksi toksoplasmosis, namun juga menjadi reservoir hospes intermedier yang persisten. Tikus dapat menjadi reservoir hospes intermedier yang persisten melalui transmisi vertikal, kanibalisme dan transmisi horisontal melalui serangga sebagai hospes paratenik. (Webster, 2001).

Seropositif T. gondii pada masyarakat Kabupaten Banjarnegara mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. Catatan laboratorium rumah sakit swasta ternama di Kabupaten Banjarnegara menyebutkan jumlah kasus toksoplasmosis pada tahun 2010 adalah 28 kasus, tahun 2011 berjumlah 36 kasus dan tahun 2012 hingga bulan Mei tercatat 21 kasus. Masyarakat Kabupaten Banjarnegara yang memeriksakan diri pada laboratorium swasta ternama di Kab. Banyumas tercatat

(4)

berjumlah 46 orang dan 35 di antaranya (76%) menunjukkan seropositif IgG T. gondii.

Keberadaan tikus dan kucing liar terkait erat dengan aktifitasnya dalam mencari pakan. Tempat-tempat umum seperti pasar kemungkinan merupakan tempat yang potensial dalam penularan toksoplasmosis, mengingat kondisi pasar yang kotor dengan sisa makanan dan sampah sehingga menarik keberadaan tikus dan kucing. Penelitian tentang toksoplasmosis pada tikus dan kucing liar di Kabupaten Banjarnegara belum pernah dilakukan. Kajian lebih lanjut untuk mendeteksi toksoplasmosis pada tikus dan kucing liar dan peluang toksoplasmosis pada tempat umum perlu dilakukan, sehingga dapat diambil langkah kebijakan untuk mengendalikan transmisi.

Rumusan Masalah

Kondisi Kabupaten Banjarnegara dengan latar belakang tersebut di atas, maka dalam penelitian ini dapat dirumuskan beberapa masalah yaitu :

1. Berapakah seropositif toksoplasmosis pada tikus dan kucing liar pada beberapa tempat umum di Kabupaten Banjarnegara?

2. Bagaimanakah peluang keguguran dan atau kematian janin pada tempat umum di Kabupaten Banjarnegara?

3. Faktor risiko apakah yang dapat menimbulkan kejadian keguguran dan atau kematian janin pada masyarakat Kabupaten Banjarnegara?

(5)

Tujuan Tujuan penelitian ini adalah untuk :

1. Mendeteksi seropositif toksoplasmosis pada tikus dan kucing liar pada beberapa tempat umum di Kabupaten Banjarnegara.

2. Mengidentifikasi peluang kejadian keguguran dan atau kematian janin pada tempat umum di Kabupaten Banjarnegara.

3. Mengidentifikasi faktor risiko kejadian keguguran dan atau kematian janin pada masyarakat Kabupaten Banjarnegara

Manfaat

Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat dalam hal :

1. Mendapatkan informasi peranan hewan penular terutama tikus dan kucing liar dan faktor yang menjadi risiko kejadian keguguran dan atau kematian janin pada masyarakat Kabupaten Banjarnegara.

2. Penyusunan materi sosialisasi dan promosi kesehatan dalam hal upaya menurunkan kejadian keguguran dan atau kematian janin pada masyarakat. 3. Pertimbangan dalam penyusunan strategi pencegahan dan penanggulangan

kejadian keguguran dan atau kematian janin bagi pengambil kebijakan. Keaslian penelitian

Prevalensi toksoplasmosis pada masyarakat Banda Aceh sebesar 3,15%. Penelitian ini menggunakan latex aglutination test (LAT) dan sumber-sumber infeksi yang berpotensi menimbulkan kejadian toksoplasmosis pada manusia antara lain kambing, ayam, sapi, itik, kucing, kerbau dan domba (Hanafiah et al., 2010).

(6)

Penelitian Dubey et al. (2006) menggunakan modified aglutinantion test (MAT) di Grenada India Barat, menyimpulkan bahwa tikus tidak mempunyai peranan penting dalam penularan alami T. gondii di Grenada. Rattus norvegicus yang terinfeksi toksoplasmosis sekitar 0,8% (2 dari 238) tikus. Penelitian serologis serupa oleh Salibay dan Claveria (2005) di Dasmarinas, Cavite, Filipina pada tikus dari daerah pertanian, pemukiman, dan komersial memperlihatkan sebanyak 55% (87 dari 157 ekor) tikus yang tertangkap menunjukkan serologis positif. Sebaran seropositif berdasarkan jenis tikus terdiri dari 60% (50 dari 83 ekor) R. norvegicus dan 50% (37 dari 74 ekor) R. rattus mindanensis. Analisa statistik membuktikan hubungan yang tidak signifikan antara infektifitas parasit, spesies tikus dan lokasi penangkapan. Tiga puluh lima (35) dari 50 ekor (70%) R. norvegicus dan 18 dari 37 ekor (49%) R. rattus mindanensis yang menunjukkan hasil seropositif merupakan kasus kronis dan tercatat mempunyai titer Abs anti T. gondii secara berurutan 1:256 – 1:2048 dan 1:256 – 1:1024. Semua R. norvegicus seropositif berasal dari daerah komersial dan terinfeksi secara kronis.

Seroprevalensi T. gondii pada tikus di Guangzhou, China bagian selatan oleh Yin et al., (2010) dengan metode MAT, menunjukkan 3,2% (7 dari 217 ekor) positif dengan titer ≥ 1:40. Seroprevalensi pada R. norvegicus sebesar 3,4% lebih tinggi dibandingkan R. flavipectus sebesar 3%. Seluruh tikus yang positif adalah betina dan antibodi terhadap T. gondii tidak terdeteksi pada tikus jantan. Penelitian ini menyimpulkan bahwa tikus mempunyai dampak kesehatan di wilayah Guangzhou.

(7)

Hasil survei toksoplasmosis berdasarkan uji serologi aglutinasi langsung (Toxo-screen DA) pada tikus di Desa Sumberagung, Bantul Yogyakarta menunjukkan sera positif 5 dari 47 ekor (11,9%) dengan jenis R. tiomanicus dan R. diardii. Persentase tikus yang positif imunoglobulin G (IgG) T. gondii berkisar antara 3-20% (Umniyati, 1992).

Persamaan penelitian ini dengan penelitian-penelitian di atas adalah secara epidemiologis tentang seropositif toksoplasmosis pada tikus dan kucing, sedangkan perbedaannya adalah lokasi sampel tikus diambil dari tempat umum (pasar, rumah sakit, kompleks pertokoan Kelurahan Semampir), menggunakan uji cepat Field ELISA (FELISA) imunostik dan variabel kejadian keguguran dan atau kematian janin pada manusia.

Referensi

Dokumen terkait

Inilah yang dikehendaki al-Attas, yakni agar pendidikan Islam mampu mewujudkan manusia paripurna (însân al-kâmil) yang bercirikan sebagai manusia universal. Selain itu,

Orally Disintegrating Tablet (ODT) atau Fast Release Tablet adalah sediaan padat yang hancur secara cepat dalam mulut dan residunya mudah ditelan Telah dilakukan penelitian

Hasil dari penelitian ini adalah aplikasi web berbasis SMS yang mampu mempermudah komunikasi antara sekolah dan orang tua siswa dengan hasil pengujian sebagai berikut : Dari ahli

Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup. Pendidikan mempengaruhi proses belajar,

Setelah selesai mengikuti pembinaan dan lulus ujian, peserta akan mengetahui tugas dan kewajiban dalam melaksanakan persyaratan, sistem dan proses K3 di tempat kerja sesuai

Adapun penelitian sebelumnya yang dilakukan Epraem (2006) dengan hasil penelitian bahwa, perencanaan dan pengawasan yang baik terhadap beban operasional yang ada

Jadi hasil belajar filsafat islam mahasiswa PAI adalah suatu pencapaian yang harus dicapai oleh mahasiswa PAI angkatan 2014 yang mengambil mata kuliah filsafat islam

Sekolah, pelatihan kejuruan, pendidikan orang dewasa dan universitas dapat dianggap sebagai bagian wajah dari pendidikan, yang di dalamnya organisasi budaya dan politik