• Tidak ada hasil yang ditemukan

APLIKASI KOTORAN AYAM DENGAN KOMPOSISI MEDIA TUMBUH YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN STEK TANAMAN LADA (Piper nigrum L) Oleh :

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "APLIKASI KOTORAN AYAM DENGAN KOMPOSISI MEDIA TUMBUH YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN STEK TANAMAN LADA (Piper nigrum L) Oleh :"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

APLIKASI KOTORAN AYAM DENGAN KOMPOSISI MEDIA

TUMBUH YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN

STEK TANAMAN LADA (Piper nigrum L)

Oleh :

Kardiansyah

Nim. 070500108

Karya Ilmia Sebagai Salah Satu Syar

Untuk Memeperoleh Sebutan Gelar Ahli Madya Pada program Diploma III Politeknik Pertanian Negeri Samarinda

PROGRAM STUDI BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN

JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN POLITEKNIK

PERTANIAN NEGERI SAMARINDA

SAMARINDA

(2)

ABSTARAK

KARDIANSYAH

. Aplikasi Kotoran Ayam dengan Komposisi Media

Tumbuh Yang Berbeda Terhadap Pertumbuhan Stek Tanaman Lada

(piper

nigrum L) di

bawah bimbingan

JAMALUDDIN.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh aplikasi kotoran aya m dengan komposisi media tumbuh yang berbeda untuk pertumbuuhan stek tanaman lada.

Penelitian ini dilaksanakan selama 1 bulan, sejak tanggal 1 mei 2011 sampai dengan 1 juni 2011, mulai dari persiapan alat dan bahan hingga pengamatan data terakhir. Penelitian ini dilaksanakan di areal politeknik prtanian negeri samarinda Jl. Samratulangi Samarinda seberang.

Penelitian ini terdiri dari 4 perlakuan dan masing- masing perlakuan terdiri dari 5 ulangan, perlakuan terdiri dari pemberian kotoran ayam dengan komposisi media tumbuh yang berbeda 1,5 kg : 1,5 kg topsoil/tanaman (P1), pemberian kotoran ayam dengan komposisi media tumbuh yang berbeda 1,75 kg : 1,25 kg topsoil/tanaman (P2), pemberian kotoran ayam dengan komposisi media tumbuh yang berbeda 2,0 kg : 1,0 kg topsoil/tanaman (P3), pemberian kotoran ayam dengan komposisi media tumbuh yang berbeda 2,25 kg : 0,75 kg topsoil/tanaman (P4). Rancangan penelitian yang digunakan adalah rataan sederhana.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian kotoran ayam dengan komposisi media tumbuh meningkatkan pertumbuhan stek tanaman lada. Rata-rata dari pertambahan jumlah daun dan pertambahan tinggi tanaman di capai dengan perlakuan pemberian kotoran ayam dengan komposisi media tumbuh yang berbeda 1,5 kg : 1,5 kg topsoil/tanaman. Pemberian kotoran ayam dengan komposisi tersebut mampu meningkatkan pertambahan rata- rata jumlah daun 2 ,95 helai dan tinggi tanaman 1,18 cm.

(3)

RIWAYAT HIDUP

KARDIANSYAH, Lahir pada tanggal 05 april 1988 di sebatik ( bambangan ),

anak ke 7 dari tujuh bersaudara dari pasangan bapak jamal dan ibu ludia.

Pendidikan dimulai di Sekolah Dasar ( SD )Negeri 06 Sebatik lulus pada tanggal 29 Juli 2001, kemudian melanjutkan ke sekolah Lanjut Tingkat Pertama (SLTP) Madrasah Tsanawiyah Alkhairat Nunukan lulus pada tanggal 17 juli 2004, kemudian melanjutkan ke Sekolah Menengah Kejuruan ( SMK ) Negeri 1 Nunukan dan lulus pada tanggal 16 Juli 2007, pendidikan tinggi dimulai pada tahun 2007 di Politeknik Pertanian Negeri Samarinda, Program Study Budidaya Tanama Perkebunan.

Pada tanggal 18 Maret sampai dengan 08 mei 2011 mengikuti kegiatan Praktek Kerja Lapangan ( PKL ) di PT. Sawit Prima Nusantara Kecamatan Kaubun Kabupaten Kutai Timur’

(4)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya yang begitu besar sehingga penulis dapat menyelsaikan karya ilmiah ini tepat pada waktunya. Karya ilmiah ini disusun untuk memenuhi syarat menyelesaikan studi di politeknik pertanian negeri samarinda , pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimah kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Keluarga tercinta yang telah memberikan dukungan baik secara moril maupun materil.

2. Bapak. Ir Wartomo,MP selaku Direktur Politeknik Pertanian Negeri Samarinda.

3. Bapak Ir Hasanuddin,MP selaku ketua jurusan manajemen pertanian 4. Bapak Ir Syarufuddin, MP Ketua Program Studi Budidaya Tanaman

Perkebunan dan selaku penguji.

5. Bapak jamaluddin,SP,M. Si selaku dosen pembimbing.

6. Seluruh Staf Dosen dan Teknisi Program Studi Budidaya Tanaman Perkebunan.

7. Rekan – rekan mahasiswa yang telah membantu di dalam penyusunan karya ilmiah dan seluruh mahasiswa Program Studi Budidaya Tanaman Perkebunan.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan karya ilmiah ini masih banyak kekurangannya, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang berrsifat membangun demi kesempurnaan penulisan karya ilmiah ini.

Semoga dengan segala keterbatasan penulis, apa yang telah dihasilkan dalam penelitian ini dapat bermanfaat untuk semua pihak yang membutuhkan informasi tentang aplikasi kotoran ayam sebagai media tumbuh yang efektif untuk stek tanaman lada (Piper nigrum L)

(5)

DAFTAR LAMPIRAN

No Halaman 1. Pertumbuhan jumlah daun stek tanaman lada pada minggu ke-1,

minggu ke-2, minggu ke-3 dan minggu ke-4………..……… 22 2. Pengukuran tinggi tanaman stek lada pada minggu ke-1, minggu

ke-2, minggu ke-3 dan minggu ke-4……… 23 3. Foto pupuk kotoran ayam yang suda ter campur dengan tanah

topsoil……….……. 24 4. Foto pengukuran panjang tinggi /tinggi tanaman………..……….. 24 5. Foto penyiraman………..……

25

6. Foto penghitungan jumlah daun………..…… 25

(6)

I. PENDAHULUAN

Lada merupakan salah satu dari 12 komoditas pembangunan perkebunan yang memegang peranan penting baik secara historis, ekonomis maupun sosiologis. Saat ini produtiktifitas lada masih rendah, yaitu 0,7 ton/ha/tahun dari 2-3 ton/ha/tahun. Untuk mencapai tujuan tersebut maka perlu tehnik budidaya yang besar terutama pembibitan, karena bibit yang baik sehat dan berasal dari varietas unggul bisa tumbuh dengan baik dan berproduksi lebih maksimal.

Tanaman lada dapat diperbanyak dengan biji atau stek batang/sulur, tetapi umumnya diperbanyak dengan stek batang/sulur karena relatif lebih mudah, murah/ekonomis dan juga dapat mempertahankan sifat-sifat keturunannya.

Usaha untuk meningkatkan keberhasilan pertumbuhan tanaman lada perlu diupayakan tehnik untuk mengoptimalkan pertumbuhan stek.

Salah satu upaya untuk mengoptimalkan pertumbuhan stek tanaman lada adalah pemupukan dengan kotoran ayam. Pemupukan pada tanaman lada dinilai sangat beramanfaat bagi tanaman lada selain untuk memberikan nutrisi bagi tanaman sangat baik pula dalam memperbaiki kesuburan tanah.

Pupuk organik seperti halnya kotoran ayam belum dapat tergantikan kebutuhannya oleh pupuk anorganik yang terdapat di pasaran karena pupuk organik memiliki kelebihan dibandingkan pupuk anorganik.

(7)

Pupuk organik memiliki kelebihan antara lain, memiliki unsur hara yang lengkap, dan tidak mengandung bahan kimia yang berbahaya bagi lingkungan.

Tujuan dari penelitain ini adalah: Mengetahui perbandingan kotoran ayam dengan media tumbuh yang baik terhadap pertumbuhan stek tanaman lada (Piper nigrum L).

(8)

II . TINJAUAN PUSTAKA

A. Sejarah Tanaman Lada

Tanaman lada (piper nigrum) berasal dari daerah Ghat Barat, India. Lada adalah termasuk salah satu jenis tanamanyang telah lama di usahakan. Dan hasilnya pun telah lama pula di perdagangkan di pasaran Eropa. Sehingga perdagangan lada di indonesia akhirnya di kenal di seluruh penjuru dunia. Pada waktu itu, lada indonesia yang di perdagangkan ialah lada dari Lampung, Aceh, Jepara dan Cirebon. Di samping itu, itu juga di perdagangkan lada- lada dari Bengkulu, Palembang, Jambi, Pontianak dan Banjarmasin, walaupun dalam jumlah yang tidak begitu banyak.

Setelah tanaman lada tadi kuasai oleh Pemerintah sendiri, akhirnya berangsur-ansur baik dan berkembang lagi dengan luas, apalagi setelah ada ”Bimas”. Bimas mempunyai pengaruh besar terhadap para petani lada. Tetapi dengan adanya Bimas tersebut, maka mereka mulai mau memupuk dan melakukan pencegahan dan pemberantasan hama dan penyakit. Sebab mereka selalu mendapatkan bimbingan teknis dan kredit pupuk serta pestisida dan lain-lain, maka kesulitan-kesulitan yang di alami oleh para petani lada bisa teratasi. Menurut Diratpahgar (2008), tanaman lada dapat diperbanyak dengan biji atau stek batang/sulur. Tetapi umumnya diperbanyak dengan stek batang/sulur karena relatif lebih mudah, murah/ekonomis dan juga dapat mempertahankan sifat-sifat keturunannya.

(9)

Usaha untuk meningkatkan keberhasilan pertumbuhan tanaman lada perlu diupayakan cara-cara untuk mengoptimalkan pertumbuhan stek.

Berdasarkan uraian tersebut, maka perlu dilakukan penelitian mengenai tata laksana budidaya tanaman lada secara benar terutama cara-cara untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman lada, khususnya mengenai pemberian media tumbuh menggunakan kandang ayam terhadap tanaman lada.

B. Taksonomi dan Morfologi Taksonomi tanaman lada

Tanaman lada termasuk family piperraceae yang terdiri 10-12 marga. Dengan banyak jenis 1400 dengan bentuk beraneka ragam dan herba, semak, tanaman menjalar hingga pohon .

Dalam sistematika sebagai berikut :

Kingdom : Plantae

Divisio : Spermatophyta Sub divisio : Angiospermae

Klas : Dicotyledoneae

Ordo : Piperales

Pamili : Piperaceae

Genus : Piper

Spesies : Piper nigrum L

Dengan ciri-ciri malai bunganya berporos tunggal, berdiri sendiri, berputik lebih dari satu batang, buahnya tidak bertangkai, kelopak bunga jantan tidak berdaging, kelopak bunga betina melingkar pada poros malai,

(10)

daunnya liat. Akarnya dikotil, memiliki batang pokok dan mempunyai dua jenis cabang vertikal dan horisontal. Daunnya tunggal dan berbentuk bulat telur meruncing, berwarna hijau tua mengkilau bagian atasnya dan pucat bagian bawah. Buahnya tidak bertangkai alias duduk, berbiji tunggal dan berbentuk bulat warna hijau masih muda dan berubah merah apabila sudah tua (Kanisius , 2006).

C. Syarat Tumbuh 1. Syarat Tumbuh

a. Elevasi : Ketinggian berkisar dari 10 – 500 m dpl (dataran rendah).

b. Iklim : A, B dan C

c. Curah hujan : Di atas 2.000 mm per tahun. d. Suhu : 25º - 26,5º C.

e. Ketinggian air tanah : Relatif dalam (air tanah 0,5 M di bawah tanah

terutama pada tanah gambut tidak ditolerir oleh tanaman Lada). (Alex

Ferguson 1990). 2. Tanah

a. Laterit merah, Latosol coklat muda sampai coklat tua.

b. Tanah lempung yang mengandung pasir 20 - 45 % (clay loam). c. Tanah lempung merah mengandung pasir < 52 % (red loam). d. Lempung berpasir 52 % atau lebih.

(11)

3. Topografi

Bergelombang dan berbukit. (catatan untuk tanah datar perlu drainase untuk menghindarkan genangan atau pembusukan akar oleh genangan air terutama bagi tanaman muda).

D. Teknik Pembibitan Lada

Perbanyakan tanaman lada dilakukan dengan cara vegetatif yaitu dengan stek, bibit yang digunakan adalah bibit yang terjamin kemurnian jenis bibitnya, berasal dari pohon induk yang sehat dan terbebas dari hama dan penyakit. Umur bibit lada yang ditanam ± 1 tahun yang diperoleh di Balai Benih Induk (BBI) Samarinda.

E. Kotoran Ayam

Kotoran ayam adalah media tumbuh yang berasal dari kotoran ternak, baik berupa kotoran padat bercampur sisa makanan maupun air kencing.

(Marsono dan Lingga, 2007).

Komposisi kandungan unsur hara kotoran ayam sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti jenis ternak, umur dan kondisi ternak, macam pakan, bahan hamparan yang digunakan, serta perlakuan dan penyimpanan kotoran ayam sebelum diaplikasikan ke lahan.

Ada beberapa kelebihan dari kotoran ayam diantaranya sebagai berikut :

(12)

1. Memperbaiki struktur tanah. Dapat terjadi karena organisme tanah saat penguraian media tumbuh kotoran ayam bersifat sebagai perekat dan dapat meningkat butir-butir tanah menjadi butiran yang lebih besar.

2. Menaikan daya serap tanah terhadap air.

3. Menaikan kondisi kehidupan didalam tanah. makanan. 4. Sebagai sumber zat makanan bagi tanaman.

Media tumbuh kotoran ayam mengandung zat makanan yang lengkap meskipun kadarnya tidak setinggi pupuk buatan. Adapun kandungan unsur makro pada pupuk kotoran menurut Marsono dan Lingga (2007), adalah sebagai berikut :

Tabel 1 Komposisi unsur hara media tumbuh kotoran ayam

No. Unsur hara Kandungan

1. pH 7,61

2. C organik (%) 40,42

3. N total ( %) 1,624

4. P total (mg/100 g P2O5) 10,393

5. K total (mg/100 g P2O5) 0,8

Sumber : Balai Penelitian Pertanian Lahan Rawa (BALITRA) (2007)

1. Nitrogen (N)

Peranan utama nitrogen bagi tanaman adalah untuk merangsang keseluruhan, khususnya batang, cabang, dan daun.

Nitrogen berperan penting dalam pembentukan hijau daun yang berguna dalam proses fotosintesis.

(13)

2. Fospor (P)

Unsur fospor bagi tanaman berguna untuk merangsang pertumbuhan akar khususnya tanaman muda. Fospor berfungsi sebagai bahan mentah untuk pembentukan protein tertentu, membantu asimilasi dan pernafasan, mempercepat pembungaan, kemasakan biji dan buah.

3. Kalium (K)

Fungsi kalium adalah membantu pembentukan protein dan karbohidrat. Kalium juga berperan dalam memperkuat tubuh tanaman agar daun, bunga dan buah tidak mudah gugur.

(14)

III. METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu

1. Tempat

Tempat penelitian dilakukan di Kebun Percontohan Program Studi Budidaya Tanaman Perkebunan Politeknik Pertanian Negeri Samarinda. 2. Waktu

Waktu yang diperlukan dalam penelitian ini adalah 1 bulan, terhitung dari tanggal 1 Mei sampai dengan tanggal 1 Juni 2011 meliputi persiapan, pelaksanaan dan penyusunan laporan.

B. Alat dan Bahan

1. Alat

Alat yang digunakan dalam peneliitian ini yaitu: Alat tulis,

sprayer, timbangan, ember, kamera, penggaris,

2. Bahan

Bahan yang di gunakan dalam penelitian ini yaitu: Stek tanaman lada, media tumbuh kotoran ayam dan air dan polybag..

C. Prosedur Penelitian 1. Persiapan stek

Stek suda tumbuh yang disesuaikan selama satu bulan dan stek yang digunakan adalah stek lada (Piper nigrum L), sebanyak 20 stek 7 ruas dan dibagi menjadi 4 prosedur. prosedur pertama berjumlah 5 stek (P1),

(15)

prosedur ke-2 sebanyak 5 stek (P2) prosedur ke-3 sebanyak 5 stek (P3) dan prosedur ke-4 sebanyak 5 stek (P4).

2. Penanaman

Stek lada ditanam dengan jumlah ruas yang masuk kedalam tanah sebanyak 4 ruas dan 3 ruas di permukan tanah.

3. Perlakuan

Penelitian ini menggunakan 4 perlakuan dan 5 kali ulangan yaitu : P1 : Dengan perlakuan 1,5 Kg kotoran ayam : 1,5 kg topsoil/tanaman

P2 : Dengan perlakuan 1,75 Kg kotoran ayam : 1,25 kg topsoil/tanaman

P3 : Dengan perlakuan 2,0 Kg kotoran ayam : 1 kg topsil/tanaman.

P4 :: Dengan perlakuan 2,25 Kg kotoran ayam : 0,75 kg topsoil/tanaman

Pemberian kotoran ayam sebagai media tumbuh dilakukan satu kali yaitu 1 minggu sebelum penanaman yang dicampur dengan tanah dengan komposisi yang telah ditentukan kemudian dimasukkan kedalam polybag.

4. Pemeliharaan

a. Penyiraman

Penyiraman dilakukan 2 kali sehari (pagi dan sore) atau disesuaikan dengan kondisi kelembaban tanah dan cuaca.

b. Penyiangan

Penyiangan dilakukan di sekeliling polybag untuk dapat mengendalikan gulma yang bisa mempengaruhi pertumbuhan tanaman.

(16)

c. Penggemburan

Penggemburan dilakukan jika tanah memadat akibat penyiraman, dan dilakukan secara hati- hati agar tidak merusak perakaran pada stek lada.

D. Pengambilan dan Pengolahan Data 1. Pengambilan data tanaman

Data tanaman yang diambil sebanyak 4 kali pada saat tanaman berumur 1,2,3 dan 4 minggu setelah ditanam. Parameter yang diambil adalah :

a. Jumlah Daun (helai)

Perhitungan jumlah daun dilakukan dengan menghitung seluruh daun yang telah membuka sempurna yang ada pada tanaman.

b. Tinggi Tanaman (cm)

Tinggi tanaman diukur mulai dari ujung tunas sampai pada titik tumbuh. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan penggaris.

2. Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan rataan hitung sederhana dengan rumus:

x = n x ? x = Rata-rata hitung n = Banyaknya data x = Variasi yang diteliti

(17)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

1. Jumlah Daun

Hasil penelitian aplikasi kotoran ayam dengan komposisi yang berbeda terhadap pertambahan jumlah daun tanaman lada (Piper nigrum L.) dapat dilihat pada Tabel berikut :

Tabel 1. Rata-rata pertambahan jumlah daun (helai) tanaman lada dengan mejdia tumbuh kotoran ayam minggu ke-1, minggu ke-2, ke-3, dan mingu ke-4

Perlakua n Minggu ke-

1 2 3 4

P1 0,4 1,8 3,4 5,4

P2 0,6 2,6 3,8 4,8

P3 0,8 2,0 3,4 4,4

P4 0,6 2,2 3,4 4,2

Tabel 1 menunjukkan bahwa rata-rata pertambahan jumlah daun tanaman lada dengan pemberian kotoran ayam dengan komposisi media tumbuh yang berbeda 1,5 kg : 1 kg topsoil/tanaman (P1) menunjukkan hasil yang tertinggi yaitu dengan rata-rata jumlah daun tanaman lada 2,95 helai.

Sedangkan rata-rata pertambahan jumlah daun bibit tanaman lada yang terendah ditunjukkan oleh tanaman yang diberi kotoran ayam dengan komposisi media tumbuh yang berbeda 2,25 kg : 0,75 kg topsoil/tanaman (P4) dengan rata-rata pertambahan jumlah daun tanaman 2,6 helai, Perlakuan P1 menunjukkan hasil rata-rata pertambahan jumlah daun tanaman 2,95 helai lebih tinggi dibandingkan dengan P2 yaitu dengan pemberian kotoran ayam dengan komposisi media tumbuh yang berbeda

(18)

1,75 kg : 1,25 kg topsoil/tanaman dan P1 lebih tinggi pertambahan jumlah daunnya dibandingkan P3 yaitu dengan pemberian kotoran ayam dengan komposisi media tumbuh yang berbeda 2,0 kg : 1 kg topsoil/tanaman. dan P1 lebih tinggi pertambahan jumlah daunnya dibandingkan dengan P4 yaitu dengan pemberian kotoran ayam denga n komposisi media tumbuh yang berbeda 2,25 kg : 0,75 kg topsoil/tanaman.

Perbedaan pertambahan jumlah daun tanaman lada dari masing-masing perlakuan pemberian kotoran ayam dengan komposisi media tumbuh yang berbeda dapat terlihat dengan jelas seperti pada diagram pertambahan jumlah daun berdasarkan umur sebagai berikut :

0 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 Rata-rata (Helai) Minggu

ke-Pertambahan jumlah daun (helai)

P1 P2 P3 P4

Gambar 1. Diagram pertambahan jumlah daun (helai) masing – masing perlakuan umur 1, 2,3 dan 4 minggu setelah tanam.

(19)

2. Tinggi Tanaman (cm)

Hasil penelitian pemberian kotoran ayam dengan komposisi media tumbuh yang berbeda terhadap tinggi tanaman lada (Piper nigrum L.) dapat dilihat pada Tabel berikut :

Tabel 2.Rata-rata pertambahan tinggi tanaman (cm) lada dengan pemberian kotoran ayam dengan komposisi media tumbuh yang berbeda minggu ke-1, minggu ke-2, mingu ke-3, dan minggu ke-4.

Perlakuan Minggu

ke-1 2 3 4

P1 0,4 0,92 1,42 1,98

P2 0,18 0,48 0,78 1,16

P3 0,14 0,36 0,6 0,86

P4 0,14 0,4 O,64 0,9

Tabel 2 menunjukkan bahwa rata-rata pertambahan tinggi tanaman lada dengan pemberian kotoran ayam dengan komposisi media tumbuh yang berbeda 1,5 kg : 1,5 kg topsoil/tanaman (P1) menunjukkan hasil yang tertinggi yaitu dengan rata-rata tinggi tanaman lada 1,18 cm.

Sedangkan rata-rata pertambahan tinggi tanaman lada yang terendah ditunjukkan oleh tanaman yang diberi kotoran ayam dengan komposisi media tumbuh yang bereda 2,25 kg : 0,75 kg topsoil/tanaman (P4) dengan rata-rata pertambahan tinggi tanaman lada 0,49 cm.

Perlakuan P1 menunjukkan hasil rata-rata pertambahan tinggi tanaman 1,18 cm lebih tinggi dibandingkan dengan P2 yaitu dengan pemberian kotoran ayam dengan komposisi media tumbuh yang berbeda 1,75 kg : 1,25 kg topsoil/tanaman dan P1 lebih tinggi pertambahan jumlah

(20)

daunnya dibandingkan P3 yaitu dengan pemberian kotoran ayam dengan media tumbuh yang berbeda 2,0 kg : 1 kg topsoil/tanaman dan P1 lebih tinggi pertambahan jumlah daunnya dibandingkan P4 yait u dengan pemberian kotoran ayam dengan komposisi media tumbuh yang berbeda 2,25 kg : 0,75 kg topsoil/tanaman.

Perbedaan pertambahan tinggi tanaman lada dari masing- masing perlakuan pemberian kotoran ayam dengan komposisi media tumbuh yang berbeda dapat terlihat dengan jelas seperti pada diagram pertambahan tinggi tanaman berdasarkan umur sebagai berikut :

0 0.5 1 1.5 2 2.5 1 2 3 4 Rata-rata (cm) Minggu

ke-Pertambahan tinggi tanaman

p1 p2 p3 p4

Gambar 2. Diagram pertambahan tinggi tanaman (cm) masing – masing perlakuan umur 1, 2, 3, dan 4 minggu setelah tanam.

(21)

B. Pembahasan

Aplikasi kotoran ayam dengan komposisi media tumbuh yang berbeda merupakan salah satu kegiatan yang sangat penting dalam budidaya tanaman karena melalui media tumbuh unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman dapat terpenuhi.

Dari hasil penelitian pemberian aplikasi kotoran ayam dengan komposisi media tumbuh yang berbeda pada pertumbuhan tanaman lada terhadap pertumbuhan jumlah daun dan tinggi tanaman menunjukkan bahwa rata-rata pertumbuhan tanaman lada pada perlakuan P1 mampu meningkatkan pertumbuhan tanaman lada dengan pertambahan jumlah daun rata-rata 2,95 helai dan tinggi tanaman rata-rata 1,18 cm jika dibandingkan dengan perlakuan P1 dan P4.

Rata-rata pertambahan jumlah daun dan pertambahan tinggi tanaman terendah ditunjukkan oleh perlakuan P4 dengan pertambahan rata-rata jumlah daun 2,6 helai dan rata-rata tinggi tanaman 0,49 cm.

Perlakuan P1 menunjukkan hasil rata-rata pertambahan jumlah daun 2,95 helai dan tinggi tanaman 1,18 cm. Pertumbuhan yang baik dari tanaman lada dengan perlakuan P1 diduga karena pemberian kotoran ayam dengan komposisi media tumbuh yang diberikan sesuai dengan kebutuhan tanaman lada. Sesuai dengan teori menurut Sutarno (2005), yang menyatakan bahwa pemberian kotoran ayam untuk tanaman lada adalah dengan komposisi media tumbuh yang berbeda 1,5 kg : 1,5 kg topsoil/tanaman.

(22)

Dari penjelasan di atas pada perlakuan P1 yaitu pemberian kotoran ayam dengan komposisi media tumbuh yang berbeda 1,5 kg : 1,5 kg topsoil/tanaman, menunjukkan pertumbuhan tanaman lada lebih baik dibandingkan dengan 3 perlakuan lainnya, baik dari pertambahan tinggi tanaman maupun pertambahan jumlah daun. Ini diduga penggunaan koposisi media tumbuh kotoran ayam pada tanaman lebih optimal dan bisa diterima baik oleh tanaman. Menurut Sosrosoedirdjo (2005), kotoran ayam merupakan media tumbuh yang lengkap, karena mengadung semua zat-zat makanan tanaman yang diperlukan untuk berkembangnnya tanaman, juga unsur-unsur mikro.

Perbedaan pertumbuhan tanaman pada perlakuan P4 ini diduga karena kotoran ayam dengan komposisi media tumbuh yang diberikan ke tanaman terlalu banyak sehingga pada perlakuan P4 pertumbuhan lebih rendah sedangkan komposisi media tumbuh yang diberikan harus sesuai dengan komposisi yang dibutuhkan pada pertumbuhan tanaman lada.

(23)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pemberian kotoran ayam dengan komposisi media tumbuh yang berbeda 1,5 kg : 1,5 kg topsoil/tanaman di polybag diduga lebih efektif meningkatkan pertumbuhan bibit stek lada (Piper nigrum L) hingga umur satu bulan.

B. Saran

Saran yang dapat diberikan berdasarkan hasil pengamatan ini adalah : 1. Untuk mendapatkan pertumbuhan tanaman lada ya ng baik, dapat

menggunakan kotoran ayam dengan komposisi media tumbuh yang berbeda 1,5 kg : 1,5 kg topsoil/tanaman untuk dipolybag.

2. Perlu dilakukan pengamatan lebih lanjut dengan membutuhkan waktu yang lebih lama

(24)

DAFTAR PUSTAKA

Diratpahgar, 2008. Budidaya Lada Yang Baik Dan Sehat (bagian 2)

http://ditjenbun.deptan.go.id 08 Agus 2008

Kanisius AA, 2006. Bercocok Tanam Lada. Kanisius, Yoyakarta

Marsono, Lingga, 2007. Petunjuk Penggunaan pupuk. PT. Penebar Swadaya.

Jakarta.

Sutarno, 2005. Budidaya Lada Si Raja Rempah-rempah. Agromedia Pustaka.

Jakarta.

Sosrosoedirjo, 2005. Ilmu Memupuk. Yasagung. Jakarta. Alek ferguson 1990. Iklim,dan kelembapan. jakarta

(25)
(26)

Lampiran 1.Tabel pertambahan jumlah daun tanaman lada pada minggu ke-1,

minggu ke-2, minggu ke-3 dan minggu ke-4

mjnggu ke- perlakuan p1 jumlah rata-rata ulangan ke- 1 2 3 4 5 1 1 1 0 0 0 2 0,4 2 3 3 1 1 1 9 1,8 3 4 6 3 2 2 17 3,4 4 6 12 4 3 2 27 5,4 mjnggu ke- perlakuan p2 jumlah rata-rata ulangan ke- 1 2 3 4 5 1 0 1 1 0 1 3 0,6 2 2 4 3 1 3 13 2,6 3 3 5 4 3 4 19 3,8 4 3 7 4 4 6 24 4,8 mjnggu ke- perlakuan p3 jumlah rata-rata ulangan ke- 1 2 3 4 5 1 1 1 1 1 0 4 0,8 2 1 2 3 3 1 10 2 3 2 4 3 4 4 17 3,4 4 3 4 5 5 5 22 4,4 mjnggu ke- perlakuan p4 jumlah rata-rata ulangan ke- 1 2 3 4 5 1 0 1 0 1 1 3 0,6 2 2 1 2 3 3 11 2,2 3 4 3 2 4 4 17 3,4 4 4 5 3 4 5 21 4,2

(27)

Lampiran 2. Tabel pengukuran tinggi tanaman lada pada minggu ke-1, minggu

ke-2, minggu ke-3, dan minggu ke-4

mjnggu ke-

perlakuan p1

jumlah rata-rata ulangan ke- 1 2 3 4 5 1 0,2 0,6 0,4 0,3 0,5 2 0,4 2 0,5 1,1 1 1 1 4,6 0,92 3 0,9 1,6 1,6 1,4 1,6 7,1 1,42 4 1,5 2,3 2 2 2,1 9,9 1,98 mjnggu ke- perlakuan p2

jumlah rata-rata ulangan ke- 1 2 3 4 5 1 0,1 0,2 0,2 0,2 0,2 0,9 0,18 2 0,3 0,5 0,5 0,6 0,5 2,4 0,48 3 0,5 0,8 0,8 0,9 0,9 3,9 0,78 4 0,8 1,2 1,2 1,3 1,3 5,8 1,16 mjnggu ke- perlakuan p3

jumlah rata-rata ulangan ke- 1 2 3 4 5 1 0,1 0,2 0,1 0,2 0,1 0,7 0,14 2 0,3 0,5 0,3 0,4 0,3 1,8 0,36 3 0,6 0,7 0,5 0,7 0,5 3 0,6 4 0,9 0,9 0,8 0,9 0,8 4,3 0,86 mjnggu ke- perlakuan p4

jumlah rata-rata ulangan ke- 1 2 3 4 5 1 0,1 0,2 0,1 0,1 0,2 0,7 0,14 2 0,3 0,5 0,3 0,4 0,5 2 0,4 3 0,5 0,7 0,6 0,6 0,8 3,2 0,64 4 0,8 1 0,7 0,9 1,1 4,5 0,9

(28)

Lampiran 3. Pupuk kotoran ayam yang siap untuk di timbang

(29)

Lampiran 5. Penyiraman tanaman

Gambar

Tabel 1. Rata-rata  pertambahan jumlah daun  (helai) tanaman lada  dengan  mejdia tumbuh  kotoran  ayam  minggu ke-1, minggu ke-2, ke-3,  dan mingu ke-4
Gambar  1.  Diagram  pertambahan jumlah daun (helai) masing  –  masing  perlakuan umur 1, 2,3 dan 4 minggu setelah tanam
Tabel 2.Rata-rata pertambahan tinggi tanaman (cm) lada  dengan pemberian  kotoran  ayam  dengan komposisi media tumbuh yang berbeda  minggu ke-1, minggu ke-2, mingu ke-3, dan minggu ke-4
Gambar 2. Diagram pertambahan  tinggi tanaman (cm)  masing – masing  perlakuan umur 1, 2, 3, dan 4 minggu setelah tanam

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi aktivitas antibakteri asap cair tempurung kenari terhadap bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli dan

Penelitian ini membandingkan pengalaman emosional pengguna mengakses aplikasi situs pada perangkat berbeda dengan menggunakan metode eksperimen sehingga menunjukkan adanya

Proses tersebut dapat dilakukan secara turun temurun atau mendapatkan ijin dari pihak petinggi kampung setempat; (2) Konflik penguasaan tanah di Kecamatan Long Bagun terjadi

Tingkat pendapatan yang diperoleh petani tergantung praktek budidaya (agroteknologi) yang diterapkan, meliputi cara pembukaan lahan, pengolahan tanah, sistem tanam,

Perilaku agresif oleh remaja dengan tipe kepribadian introvert juga bisa dikarenakan karateristik yang ada pada mereka yaitu penetapan standar etis yang tinggi bisa juga

Namun akhir-akhir ini setelah kejadian perceraian yang menimpa keluarganya. Klien mulai menampakkan perilaku aneh. Dia sering menyendiri, sepulang dari sekolah pun

Jika terjadi demikian maka ada kemungkinan salah satu mata uang yang tertahan pergerakannya tersebut ( mata uang yang berpola tidak seperti biasanya ) telah berada pada titik

Skripsi berjudul Aktivitas Mikrobisida Sel Monosit dan Ekstrak Kulit Manggis (Garcinia mangostana L.) terhadap Jumlah Koloni Streptococcus mutans telah diuji dan