• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I. dibutuhkan karena strategi ini merupakan salah satu dari beberapa langkah kritis

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I. dibutuhkan karena strategi ini merupakan salah satu dari beberapa langkah kritis"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Strategi Public Relations (PR) dalam sebuah perusahaan sangat dibutuhkan karena strategi ini merupakan salah satu dari beberapa langkah kritis yang harus dilakukan dalam rangka membangun citra yang menguntungkan bagi sebuah organisasi atau perusahaan secara umum, dan produk dan jasa perusahaan tersebut secara khusus. Sasaran utama dari strategi Public Relations ini yaitu publik internal dan external yang merupakan stakeholder dari sebuah perusahaan.

Penelitian ini didasari oleh fenomena beragamnya strategi Public Relations di setiap organisasi tergantung dari khalayak sasaran yang dituju. Salah satunya adalah strategi dalam membantu meningkatkan kepercayaan investor terhadap perusahaan, yaitu Investor Relations. Investor Relations merupakan salah satu ruang lingkup dari Public Relations dimana membina hubungan baik ke dalam (Public Internal) dan membina hubungan baik keluat (Public External) dimana seorang Public Relations harus bisa mengidentifikasi berbagai macam masalah yang mungkin timbul. Investor adalah salah satu public internal dan calon investor adalah public external.

Menurut Ahmad S. Adnanputra, Presiden Institut Bisnis dan Manajemen Jayakarta, batasan pengertian tentang Strategi Public Relations

(2)

adalah alternatif optimal yang dipilih untuk ditempuh guna mencapai tujuan Public Relations dalam kerangka suatu rencana Public Relations (public relations plan).1

National Investor Relations Institute (NIRI) juga telah menetapkan definisi Investor Relations sebagai kegiatan pemasaran korporat yang menggabungkan disiplin komunikasi dan pemasaran untuk memberikan gambaran yang tepat mengenai kinerja dan prospek perusahaan kepada investor dan calon investor.2

Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa strategi Investor Relations itu mempunyai peran yang sangat signifikan dalam pengembangan perusahaan, terlebih di tengah-tengah pertumbuhan ekonomi yang sangat pesat di Indonesia di dekade terakhir ini telah membuahkan perkembangan yang sangat signifikan pada banyak korporasi. Salah satu perkembangan yang menarik perhatian adalah tumbuhnya banyak grup-grup perusahaan – induk perusahaan dengan anak-anak perusahaan – di berbagai sektor usaha.

Maraknya grup-grup usaha ini bisa tercipta dari beberapa kondisi bisnis yang berbeda. Sebuah grup perusahaan lahir dari akibat pesatnya perkembangan salah satu divisi di perusahaan, Grup tersebut kemudian dikembangkan lebih lanjut menjadi unit bisnis atau perusahaan terpisah. Beberapa perusahaan dengan

      

1 Rosady Ruslan.Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi Konsepsi dan Aplikasi. Jakarta:PT.RajaGrafindo Persada.2007. Hal 134. 

2

Morisan, M.A. Manajemen Public Relations: Strategi Menjadi Humas Profesional. Jakarta:Kencana Prenada Media Group, 2008, hal.280

(3)

visi yang serupa bisa membentuk aliansi dan melakukan aksi merger, yang membentuk satu induk dan melahirkan banyak Grup perusahaan. Grup usaha juga dapat muncul dari pembelian, atau akuisisi, atas satu perusahaan.

Model grup usaha ini meningkatkan kedinamisan interaksi dan kerjasama antara induk dengan anak perusahaan. Induk usaha bisa membantu mengurangi biaya di anak perusahaan dengan menyentralisasikan/menyatukan/ mengintergrasikan beberapa fungsi bisnis di induk perusahaan. Anak perusahaan bisa membantu pengembangan bisnis dari grup usaha tersebut dengan menyediakan langkah-langkah terfokus yang mendukung induk usaha.

Kesulitan-kesulitan yang dialami oleh anak perusahaan, tentunya harus dibantu oleh sang induk, untuk memastikan kepentingan sang induk di anak perusahaan tersebut. Sebaliknya, apabila sang induk sedang dirundung masalah, anak perusahaan sebaiknya turut membantu mengatasi masalah tersebut, demi memastikan kelangsungan dari grup usaha tersebut.

Semakin besar satu grup usaha, tentunya semakin besar masalah atau tantangan yang dihadapi grup usaha tersebut. Salah satu tantangan besar yang dihadapi suatu grup usaha adalah menjaga reputasi. Reputasi bagus dari suatu induk usaha tentunya akan berdampak positif ke seluruh anak-anak perusahaannya. Begitu juga reputasi positif dari anak perusahaan, yang bisa meningkatkan reputasi dari sang induk perusahaan.

Tetapi di dunia bisnis yang sangat dinamis dan tidak stabil ini, bentuk grup usaha ternyata tidak selalu membawa kemudahan dan dampak positif. Salah

(4)

satu bentuk kekurangan dari bentuk grup usaha adalah terkadang suatu grup usaha dihadapi dengan reputasi yang kurang baik. Hal ini akan berdampak ke seluruh unit bisnis di grup usaha tersebut. Reputasi anak perusahaan walaupun baik secara individu, bisa terganggu oleh reputasi sang induk yang negatif.

Dampak dari kondisi ini akan lebih besar di grup-grup usaha yang sudah berkiprah di pasar modal. Grup-grup usaha ini diwajibkan untuk berinteraksi, dan bergantung, kepada para investor, dari berbagai bentuk. Para investor, besar ataupun kecil, bertumpu kepada citra dari perusahaan terkait untuk memutuskan langkah investasi mereka. Oleh karena itu, citra sangat penting jika dipandang dari sudut loyalitas investor. Citra negatif akan berdampak langsung ke iklim investasi yang negatif bagi perusahaan tersebut.

Keberhasilan tim manajemen investor diukur dari prestasi mereka dalam meraih kepercayaan para investor. Sedangkan investor belum tentu punya latar belakang bisnis yang sama atau serupa dengan perusahaan tersebut. Sehingga pasti dibutuhkan usaha lebih untuk menjelaskan rencana dan kendala bisnis ke individu-individu dengan latar belakang bisnis berbeda. Tidak hanya latar belakang bisnis yang sangat mungkin berbeda, sang investor mungkin berasal dari negara atau kultur yang berbeda dari sang perusahaan. Unsur ini akan meningkatkan tingkat kesulitan tim manajemen investor dalam berinteraksi dengan para investor. Melihat alasan alasan yang diungkapkan dalam latar belakang penelitian ini, sangatlah jelas bahwa citra bisnis adalah titik yang krusial dalam memaksimalkan loyalitas investor di suatu unit usaha.

(5)

Dalam penelitian ini, subjek penelitiannya adalah Grup Bakrie. Grup Bakrie adalah kelompok usaha yang didirikan oleh Achmad Bakrie pada tahun 1942, merupakan bisnis konglomerasi Indonesia yang memiliki bisnis di berbagai bidang industri seperti pertambangan, minyak, real estate, konstruksi, pertanian, pembuatan pipa, media dan telekomunikasi. Salah satu pemimpinnya, Aburizal Bakrie, pernah menjabat sebagai Presiden Kamar Dagang dan Perindustrian Indonesia ( Kadin ) pada tahun 1994 – 2004. Aburizal juga pernah menjabat sebagai Menteri Perekonomian pada tahun 2004. Tidak hanya itu, pada tahun 2009 Aburizal terpilih sebagai ketua parta Golongan Karya ( Golkar ) dan sebagai salah satu calon Presiden di Pemilihan Umum 2014.

Dengan jabatan yang sudah dipegang oleh Aburizal Bakrie sebagai salah satu pemimpin dari Grup Bakrie akan sangat memudahkan perusahaan – perusahaan yang berada di bawah naungan Grup Bakrie dalam menjalankan usahanya dan dalam melakukan proses komunikasi terhadap stakeholder-nya.

Tetapi ada beberapa krisis yang menimpa Grup Bakrie salah satunya yang dialami oleh anak perusahan Grup bakrie yaitu PT. Energi Mega Persada Tbk. Pada bulai Mei 2006 terjadi semburan lumpu Siduarjo yang merupakan salah satu perusahaan dari Grup Bakrie yaitu Lapindo Brantas. Hal tersebut mengakibatkan kerusakan yang signifikan dan hilangnya nyawa.

Begitu juga akan dilakukannya pemisahan saham Bumi - Resouces dari perusahaan Bumi Plc sudah sampai kepada penandatanganan perjanjian yang

(6)

harus Grup Bakrie penuhi dan apabila tidak dipenuhi maka akan dilakukan swap saham.

Ada juga kasus yang terjadi pada PT. Asuransi Jiwa Bakrie ( Bakrie - Life ) yaitu pengembalian dana nasabah yang sudah berjalan selama 4 tahun terakhir ini. Bakrie Life mengalami gagal bayar dana nasabah pada tahun 2008 senilai 360 miliar, walaupun saat ini sudah terbayarkan sebesar 90 miliar dan masih tersisa 270 miliar yang wajib dicicil selama 3 tahun berturut – turut.

Dengan beberapa kirisis yang menimpa Grup Bakrie seperti ini, tentunya akan sulit bagi mereka dalam mendapatkan kepercayaan dari para stakeholder salah satunya para investor, dimana beberapa krisis yang terjadi terkait dengan pendanaan.

PT. Energi Mega Persada Tbk, unit usaha minyak dan gas bumi dari grup usaha Bakrie, adalah salah satu perusahaan yang sedang menjalani kondisi yang dipilih untuk menjadi pokok bahasan skripsi ini. Sebagai bagian dari Kelompok Usaha Bakrie, PT. Energi Mega Persada Tbk mengecap banyak keuntungan dan kemudahan dalam berbisnis. Kedekatan Grup Bakrie dengan berbagai kalangan pemerintah dan dunia usaha banyak membawa dampak-dampak positif terhadap PT. Energi Mega Persada Tbk. Berbagai pengalaman Grup Bakrie juga pasti telah membawa kedewasaan bisnis yang cepat bagi PT. Energi Mega Persada Tbk.

Tetapi, seiring dengan hal-hal positif tersebut, kelompok usaha Bakrie juga terus dirundung berbagai macam masalah pada umumnya. Pada khususnya,

(7)

PT. Energi Mega Persada Tbk sedang mengalami krisis citra perusahaan yang cukup pelik. Masalah-masalah citra perusahaan ini tidak hanya dihadapi PT. Energi Mega Persada Tbk di level anak usaha, tapi juga di tingkat induk usaha mereka, yaitu Bakrie and Brothers dan para afiliasinya.

Kondisi diatas menjadikan penelitian ini sangat penting, karena peneliti ingin menganalisa strategi-strategi apakah yang diambil oleh Investor Relations PT. Energi Mega Persada Tbk dalam menjalankan tugasnya sehari-hari. Apakah mereka itu menekankan kepemilikan Bakrie di PT. Energi Mega Persada Tbk untuk mendapatkan keuntungan – keuntungan dari dimiliki oleh Bakrie atau mereka malah mengecil – ngecilkan fakta kepemilikan Bakrie supaya PT. Energi Mega Persada Tbk tidak dirugikan dari dampak-dampak negatif kepemilikan Bakrie di PT. Energi Mega Persada Tbk. Itu dilemanya yang dihadapi oleh Investor Relations PT. Energi Mega Persada Tbk.

Hal ini menjadi tantangan bagi Investor Relations PT. Energi Mega Persada Tbk dalam melakukan / menjalin hubungan dengan para investornya. Dibutuhkan strategi komunikasi yang harus dilakukan oleh Investor Relations PT. Energi Mega Persada Tbk agar masih bisa menjalankan tugasnya untuk bisa meyakinkan para investor. Hal ini tidak mudah karena sebuah perusahaan yang mempunyai citra yang baik di publik tetap harus berusaha menjalin dan menjaga hubungan baik dengan para investornya. Apalagi dengan posisi perusahaan tersebut mempunyai shareholder yang sedang mengalami masalah dalam

(8)

pencitraan. Shareholder adalah seseorang atau badan hukum yang secara sah memiliki satu atau lebih saham pada perusahaan.

Beberapa tantangan yang dihadapi oleh Investor Relations PT. Energi Mega Persada Tbk dalam melakukan hubungan dengan investor salah satunya adalah menyakinkan para investor bahwa PT. Energi Mega Persada Tbk dalam keadaan baik baik saja walaupun shareholder PT. Energi Mega Persada Tbk mempunyai citra yang kurang baik dimata publik. Investor Relations PT. Energi Mega Persada Tbk harus bisa meyakinkan para investornya.

Selain itu, PT. Energi Mega Persada juga meyakinkan para investor dengan menyampaikan perencanaan perusahaan untuk menyakinkan para investor dalam menanamkan modalnya di perusahaan. Hal tersebut dilakukan untuk menyesuaikan kultur PT.Energi Mega Persada dengan investor yang bukan hanya dari Indonesia melainkan dari beberapa negara, khususnya dalam situasi krisis ini.

Selain tantangan yang dihadapi dalam meyakinkan para investor dan calon investor, PT. Energi Mega Persada Tbk mempunyai tantangan utama dalam membuat investor percaya dengan mendengar penjelasan-penjelasan mengenai perencanaan kedepan. Bagaimana Investor Relations PT.Energi Mega Persada Tbk menjelaskan masalah perminyakan kepada orang perbankan, bagaimana Investor Relations PT. Energi Mega Persada Tbk menjelaskan masalah teknis drilling kepada orang perbankan.

(9)

Kendala – kendala dari proses operasional perminyakan yang sering kali tidak dimengerti oleh orang yang bukan dibidangnya. Hal tersebut membutuhkan kerja keras yang lebih untuk menjelaskan supaya para investor dari kalangan perbankan itu mengerti. Belum lagi para investor yang berasal dari negara lain, banyak kendala bahasa dan perbadaan kultur yang harus dimengerti Investor Relations PT. Energi Mega Persada dalam berkomunikasi dengan orang yang berbeda budaya budaya informasi yang diberikan dan dapat dimengerti oleh para investor. Ditambah pula Investor Relations PT. Energi Mega Persada Tbk harus menjelaskan masalah ganguan citra yang terjadi pada sharehorlder PT. Energi Mega Persada Tbk ini akan menambah sulit hubungan dengan para investor .

Merujuk pada penelitian diatas, dibutuhkan strategi Investor Relations dalam melakukan komunikasi dengan investor. Peneliti ingin mengetahui bagaimana cara mejaga hubungan baik dan mengurangi Distorsi komunikasi antara Investor Relations PT. Energi Mega Persada dengan para shrareholder. Alasan mengapa peneliti mengambil perusahaan ini untuk di teliti seperti apa komunikasi yang dilakukan oleh Investor Relations PT. Energi Mega Persada Tbk dalam mengkomunikasikan kepemilikan Bakrie kepada Investor dan calon Investor, karena menurut peneliti ini menarik untuk di teliti peneliti ingin tahu bagaimana strategi yang dilakukan dalam meyakinkan para Investor dan calon investor dengan keberadan PT. Energi Mega Persada Tbk sebagai anak perusahaan Grup Bakrie.

(10)

Situasi kontradiktif yang dihadapi PT. Energi Mega Persada dalam menempatkan unsur grup Bakrie ini membuat peneliti tertarik untuk memperlajari kondisi ini lebih lanjut. Terlebih bagaimana PT. Energi Mega Persada Tbk terbukti bisa mempertahankan citra perusahaan dimata investor dengan cukup baik. Untuk itu peneliti mencoba untuk menganalisa bagaimana strategi Investor Relations di PT. Energi Mega Persada Tbk dalam mengkomunikasikan kepemilikan Bakrie kepada Investor dan calon Investor

Tujuan utama penelitian ini adalah ingin mengetahui bagaimana komunikasi yang dilakukan oleh Investor Relations PT. Energi Mega Persada Tbk dengan para investornya terkait dengan keberadaannya di kelompok usaha Bakrie.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijabarkan sebelumnya maka muncul pertanyaan dalam benak penulis. Mengapa menjaga hubungan dengan investor ini menjadi sangat penting dalam kegiatan perusahaannya. Dengan pertanyaan tersebut akhirnya penulis menentukan rumusan masalahnya adalah:

Bagaimana Strategi Investor Relations PT. Energi Mega Persada Tbk dalam mengkomunikasikan kepemilikan Bakrie kepada Investor dan calon Investor ?

(11)

1.3 Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui Strategi Investor Relations PT. Energi Mega Persada Tbk dalam mengkomunikasikan kepemilikan Bakrie kepada Investor dan calon Investor

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:

1.4.1 Manfaat Teoritis

Bagi akademisi, untuk mengembangkan kajian kajian dalam komunikasi khususnya komunikasi Public Relations dan Investor Relations.

1.4.2 Manfaat Praktis

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi

bagi PT. Energi Mega Persada Tbk dan menjadi masukan dalam mengkomunikasikan kepemilikan Bakrie kepada shareholdernya khususnya di kalangan para investornya dan mengetahui strategi-strategi yang harus dilakukan dalam menangani masalah tersebut.

b. Hasil penelitian ini diharapkan bisa dijadikan sebagai bahan

(12)

langkah yang bisa diambil oleh Investor Relations dari perusahaan lain apabila mempunyai masalah yang serupa dengan PT. Energi Mega Persada Tbk, dalam hal mempertahankan loyalitas investor.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil dari penelitian pembacaan salawat dalam tradisi pa’asala salamangang pada masyarakat pulau Kalu-Kalukuang Kec. Liukang Kalmas Kab. 2) Pendapat masyarakat mengenai

Bab ini berisikan landasan teori dan kerangka berfikir yang mendasari penulisan laporan penelitian ini yang menjelaskan definisi dari berbagai aspek yang terkait dengan

Di samping itu, seorang guru dalam menerapkan metode tanya jawab harus menciptakan suasana kelas yang aman (menyenangkan), interaksi harmonis, serta semangat dan antusias

Pada penelitian ini menggunakan sensor DHT 11 untuk menguur suhu ruang dan pada penelitian ini hanya mengatur suhu ruang dengan menggunakan 1 subjek yakni pendingin,

Tujuan Film : Memberikan penjelasan mengenai pergudangan logistik kebencanaan Bahasa : Indonesia. Durasi : 5-7 Menit Deskripsi

mengerjakan pekerjaan di Room Division Hotel sebagai tempat melaksanakan prakerin bagi peserta didik. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui : 1) Hasil belajar peserta didik

Ditemukan 12 spesies mangrove dengan jumlah spesies tertinggi pada habitat mangrove tepi pantai, dengan komposisi jenis dan kerapatan tertinggi dari jenis Avicennia

Kelompok Usaha Bersama (KUBE) Mekar Sari adalah kelompok terbaik tingkat kota, provinsi hingga nasional. Tidak hanya itu, Mekar Sari juga dianggap sebagai role model bagi