• Tidak ada hasil yang ditemukan

PRETTY M. SIMANJUNTAK Universitas Negeri Jakarta

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PRETTY M. SIMANJUNTAK Universitas Negeri Jakarta"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

1

STUDENT’S RESPONSIBLE ENVIRONMENTAL

(Relationship between Knowledge About Climate Changes and Self

Efficacy with Student’s Responsible Environmental Behaviour )

PRETTY M. SIMANJUNTAK

Universitas Negeri Jakarta prettysimanjuntak011@gmail.com

Abstract: The aim of this research is o find out the (1) Relationship between knowledge

about climate changes and responsible environmental behaviour; (2) Relationship between self efficacy and responsible environmental behaviour; (3) Relationship both of knowledge about climate changes and self efficacy with responsible environmental behaviour. The research used quantitative methods with correlation approach. The research used samples 116 students in Sinar Dharma Senior High School. Data were collected through participant observation using the instrument with quesioner. The results of the research reveal that (1) There is a positive relationship between knowledge about climate changes and responsible environmental behaviou; (2) There is a positive relationship between self efficacy and responsible environmental behaviour; (3) There is a positive relationship both of knowledge about climate changes and self efficacy with responsible environmental behaviour. According the result of his research, knowledge about climate changes and self efficacy are importan to improve responsible environmental behaviour.

Keywords : knowledge about climate changes, self efficacy, responsible environmental

behaviour

PENDAHULUAN

Tidak dapat dipungkiri, permasalahan lingkungan hidup merupakan

permasalahan yang kompleks dan menjadi topik yang saat ini selalu

diperbincangkan baik di tingkat nasional maupun internasional.

Salah satu

dampak dari kerusakan lingkungan yang sudah dirasakan adalah

pemanasan global yang mengakibatkan perubahan iklim. Isu perubahan

iklim sebagai fenomena global merupakan tantangan lingkungan terbesar

yang dihadapi dunia saat ini. Implikasi dari perubahan iklim begitu luas

terhadap kehidupan manusia. Sehingga seluruh kalangan harus segera

memulai upaya untuk mengatasinya.

Akar permasalahan tersebut

umumnya disebabkan oleh perilaku manusia itu sendiri yang kurang

(2)

2

bertanggung jawab terhadap keadaan lingkungannya. Maloney dan Ward

menyebut hal ini sebagai “maladaptive human behavior”.

Permasalahan lingkungan yang terjadi dewasa ini menawarkan

tantangan bagaimana cara merubah perilaku manusia dalam berinteraksi

dengan lingkungannya. Sesuai dengan apa yang disampaikan oleh PBB,

pendidikan dapat digunakan sebagai salah satu cara merubah perilaku

seseorang agar lebih bertanggung jawab dan lebih peka terhadap kondisi

lingkungan. Dalam menumbuhkan perilaku seseorang agar lebih

bertanggung jawab terhadap lingkungannya, sekolah atau lembaga

pendidikan dapat melakukan upaya baik secara formal yaitu dengan

mengajarkan Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) kepada siswa/i ataupun

dengan cara non-formal yaitu melalui pembiasaan perilaku siswa dengan

menciptakan kondisi lingkungan sekolah yang ramah lingkungan.

Gambar 1. Hines, Hungeford & Tomera’s proposed of responsible

environmental behavior, published in 1987

Attitudes Knowledge of action strategies Action skills Intention to act Responsibility environmental Behaviour Situasional factor Personal responsibili ty Locus of Control Knowledge of issues isssues Personality factor

(3)

3

Berdasarkan gambar tersebut di atas, perilaku bertanggungjawab

terhadap lingkungan tergantung pada berbagai aspek, action skill,

knowledge of action, knowledge of issues, dan personality factor.

Hasil penelitian E.M. Dijkstra& M.J. Goedhart, menyatakan bahwa

sikap dan pengetahuan tentang perubahan iklim mempengaruhi perilaku

siswa terhadap perilaku pro lingkungan siswa, sedangkan Paul Harland

*

,

Henk Staats

& Henk A. M. Wilke menyatakan bahwa faktor personality

berpengaruh erhadap perilaku bertanggungjawab lingkungan seseorang.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara

pengetahuan

tentang

isu

perubahan

iklim

dengan

perilaku

bertanggungjawab siswa; hubungan antara self efficacy dan perilaku

bertanggungjawab lingkungan siswa; dan hubungan antara pengetahuan

tentang isu perubahan iklim dan self efficacy secara bersama-sama

dengan perilaku bertanggungjawab siswa.

Perilaku bertanggungjawab lingkungan adalah tindakan yang ditunjukkan oleh seseorang untuk ikut bertanggung jawab dalam kegiatan pelestarian lingkungan serta ikut serta dalam mengatasi masalah-masalah yang berkaitan dengan lingkungan.

Pengetahuan adalah hasil proses berfikir dan pengalaman seseorang dengan cara berinteraksi secara terus menerus dengan lingkungannya baik berupa sederetan informasi yang berkaitan dengan berbagai obyek yang diamati dan diklasifikasikan dalam bentuk istilah, fakta, kebiasaan, kecenderungan, prinsip, dan kaidah tentang sesuatu.

(4)

4

Self Efficacy yang adalah keyakian diri seseorang bahwa dia mampu

untuk melaksanakan dan menyeesaikan tugas yang diberikan dan berani menghadapi tantangan dengan tekun dan tidak mudah menyerah untuk mencapai target dan tujuan yang sudah ditentukan.

METODOLOGI PENELITIAN

Metode yang digunakan adalah metode kuantitatif dengan

pendekatan korelasional. Populasi dalam penelitian ini, ini adalah

siswa-siswa SMA di Jakarta Barat. Pengambilan sampel ini dilakukan dengan

cara multistages random sampling (teknik pengambilan sampel secara

bertahap) yaitu dengan langkah sebagai berikut : 1). Ditentukan terlebih

dahulu wilayah daerah sampel, dalam hal ini sekolah SMA yang berada di

Jakarta Barat terpilih dengan cara sampel cluster random. 2) Melalui

cluster sampling diambil sekolah yang ada di wilayah Jakarta Barat yaitu

SMA Sinar Dharma. 3) Kemudian dipilih kembali secara cluster random

yaitu kelas X yang terdiri dari 6 kelas, lalu dari 6 kelas tersebut dipilih

secara simple random sampling sehingga terpilih sebagai responden 4

kelas yang terdiri dari 30 siswa pada setiap kelas. Maka responden dalam

penelitian ini sebanyak 120 orang.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan

hasil

uji

coba

instrumen

variabel

perilaku

bertanggungjawab terhadap lingkungan,

jumlah butir soal instrument sebelum dilakukan uji coba adalah 33 butir soal

terdapat

29 butir soal

instrumen valid

dengan reaibilitas 0,971. Untuk instrumen variabel pengetahuan tentang

(5)

5

isu perubahan iklim

jumlah butir soal instrument sebelum dilakukan uji coba adalah 45 butir soal.

Terdapat

33 butir

instrumen yang valid dengan

reaibilitas 0,960. Sedangkan unuk variabel self efficacy

jumlah butir soal instrument sebelum dilakukan uji coba adalah 38 butir soal.

Terdapat

33

butir

instrumen yang valid dengan realibilitas 0,931.

Dari analisis data yang dilakukan, maka didapat hasil yang

menunjukkan bahwa:

1. Terdapat hubungan positif antara pengetahuan tentang isu perubahan iklim dengan perilaku beranggungjawab lingkungan. Bentuk hubungan positif itu ditunjukkan pada persamaan regresi Ŷ= 108,404 + 0,593X1 dengan niai Fhitung > Ftabel. Dengan kekuatan hubungan adalah 0,471 pada tingkat akurasi 22,2%. Berdasarkan perhitungan secara korelasi parsial antara pengetahuan tentang isu perubahan iklim (X1) dengan perilaku bertanggungjawab terhadap lingkungan (Y) dengan mengontrol pengaruh (X2) didapat koefisien korelasi parsial antara X1 dan Y tetap signifikan. Dengan koefisien ry12 = 0,423 dan determinasi 0,179. Hal ini berarti untuk saat ini 17,9% dari variabel perilaku bertanggungjawab terhadap lingkungan (Y) dapat dijelaskan oleh variabel pengetahuan tentang isu perubahan iklim (X1) jika variabel self efficacy dikontrol.

2. Terdapat hubungan positif antara self efficacy dengan perilaku beranggungjawab lingkungan. Bentuk hubungan positif itu ditunjukkan pada persamaan regresi Ŷ= 55,725 + 0,487X2 dengan nilai Fhitung > Ftabel. Dengan kekuatan hubungan adalah 0,524 pada tingkat akurasi 27,4%. Berdasarkan perhitungan korelasi parsial antara self eficacy (X2) dengan perilaku

(6)

6 bertanggungjawab terhadap lingkungan (Y) dengan mengontrol pengaruh pengetahuan tentang isu perubahan iklim (X1) didapat koefisien korelasi parsial antara self eficacy (X2) dan perilaku bertanggungjawab terhadap lingkungan Y tetap signifikan. Dengan koefisien ry12 = 0,484 dan determinasi 0,234. Hal ini berarti untuk saat ini 23,4% dari variabel perilaku bertanggungjawab terhadap lingkungan (Y) dapat dijelaskan oleh variabel self

efficacy jika variabel pengetahuan tentang isu perubahan iklim (X1) dikontrol. 3. Terdapat hubungan positif antara pengetahuan tentang isu perubahan iklim

dan self efficacy, secara bersama-sama dengan perilaku bertanggungjawab terhadap lingkungan. Bentuk hubungan positif itu ditunjukkan pada persamaan regresi Ŷ= 55,033 + 0,466 X1 + 0,408X2 nilai Fhitung > Ftabel. Hubungan positip ini menunjukkan bahwa kedua variabel bebas X1 dan X2 mempunyai nilai R12 = 0,636 yang artinya kontribusi variabel bebas X1 dan X2 pada peningkatan perilaku beranggungjawab terhadap lingkungan dengan sebesar 40,4% pada persamaan regresi Ŷ= 55,033 + 0,466 X1 + 0,408X2.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil temuan tersebut maka tesis ini dapat

disimpulkan bahwa: pengetahuan tentang isu perubahan iklim dan sef

efficacy memiliki hubungan yang signifikan dengan perilaku

bertanggungjawabnya terhadap lingkungan. Oleh karena itu, untuk

meningkakan perilaku bertanggungjawab terhadap lingkungan perlu

meningkatkan pengetahuan tentang isu perubahan iklim dan sef efficacy.

(7)

7

REFERENSI

Agenda 21 – United Nations for Sustainable Development tahun 1992 tentang

Promoting Education, Public Awareness And Training,

Alwison, 2004, Psikologi Kepribadian, Edisi Revisi (Malang: Universitas Muhammadiyah, UMM Press.

Anderson L. W. and Krathwohl, David R.,(ed), 2001, A Taxonomy for Learning,

Teaching and Assessing A Revision of Educational Objectives, New York:

Eddison Wesley Longman, inc.

Benjamin B. Lahey, 2002 Essentials Of Psychology, New York:McGraw Hill, International Edition.

Diposaptono S. 2011. Sebuah Kumpulan Pemikiran : Mitigasi Bencana dan

Adaptasi Perubahan Iklim (Gempa Bumi, Tsunami, Banjir, Abrasi, Pemanasan Global, dan Semburan Lumpur Lapindo). Jakarta [ID]:

Kementrian Kelautan dan Perikanan

G. Terry J.B Thomas & A.R. Marshall, 2014, International Dictioanary of

Education dalam Hamzah B Uno, Jakarta: Ina Publikatama.

Hollweg, K. S., et.al, 2011, Developing a Framework for Assessing

Environmental

Literacy,

Washington,

DC:

North

American

Association for Environmental Education.

IPCC.Intergovernmental Panel of Climate Change. 2012. Glossary of terms. In:

Managing the Risks of Extreme Events and Disasters to Advance Climate Change Adaptation

Iwata dalam A. Oluyinka Ojedokun dan S. K. Balogun, “Environmental

Attitude as a Mediator of the Relationship between Self-concept,

Environmental

Self-Efficacy

and

Responsible

Environmental

Behaviour among Residents of High Density Areas in Ibadan

Metropolis,

Nigeria”, Ethiopian Journal of Environmental Studies and

Management, Vol.3 No.2, 2010

(8)

8 Jess Feist and Gregory Feist, , 2009 Theories Of Personality, 7th edition, New

York McGraw Hill.

Kinicki,Angelo and Kreitner,Robert. , 2008, Organizational Behaviour, New York McGraw Hill.

Martha C. Monroe, “Two Avenues for Encouraging Conservation Behaviors”,

Human Ecology Review, Vol. 10, No. 2, 2003

Robert J. Marzano and Jhon S Kendall, , 2007. The New Taxonomy of

Educational Objectives,2nd edition, USA: Corwin Press.

Santrock, Jhon W, 2009 Educational Psichology, 4th edition, New York McGraw Hill.

Sebastian Bamberg dan Guido Moser, “Twenty years after Hines, Hungerford, and Tomera: A new meta-analysis of psycho-social determinants of pro-environmental behavior”, Journal of Environmental Psychology, Volume 27, tahun 2007

Shalu Jindal dan Sukhwant Bajwa , “Development and Standardisation of

Responsible Environment Behaviour (REB) Scale”, online

Sivek dalam Mindy Brown, et,al., “Wildlife-based Environmental Education

in a Natural Setting”, EETAP Resource Library, No. 114, Desember,

2002, online, http://eelink.net/eetap/info114.pdf (diakses 4 November

2014).

Sivek dan Hungerfold dalam Anyapak Prapannetivuth dan Patricia

Arttachariya, “Ecotourism: A Study of Responsible Environmental

Behavior of Visitors to Selected Thai National Parks”, Online;

UNFCCC United Nation Framework Conveention on Climate Change. 2007.

Sekilas Tentang Perubahan Iklim [internet]. [dikutip 20 Februari 2014].

Whynie Jeanene Adams, “Promoting Environmentally Responsible Behaviour: An Evaluation of The Global Learning and Observations to Benefit The

(9)

9 Environment (GLOBE) Programme”, Thesis: University of South Africa, 2003

Zulriska Iskandar, 2013, Psikologi Lingkungan: Metode dan Aplikasi, Bandung: Refika Aditama,

Gambar

Gambar 1. Hines, Hungeford & Tomera’s proposed of responsible  environmental behavior, published in 1987

Referensi

Dokumen terkait

Tahap ini merupakan tahap penggunaan perangkat yang telah dikembangkan pada skala yang lebih luas misalnya di kelas lain, di sekolah lain, oleh guru yang lain; (2)

[r]

OUT KHUSUS

The fifth important finding of using L1 was checking students’ comprehension. The observation data showed that teacher use L1 to check the students’. comprehension about

Pembangunan jalan P2 Kondisi Jalan Desa Dsn.Rejosari menuju Kedawung Desa Sraten Makadam yang akan di tingkatkan menjadi jalan Aspal. Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga, Cipta Karya

Indikasi resiliensi juga terlihat pada hasil preliminary, dimana kedua remaja yatim piatu yang tinggal di panti asuhan tersebut sedang dalam proses melakukan

Permasalahan yang perlu dicermati adalah, apakah bahasa lokal yang diajarkan oleh orangtua kepada generasi penerusnya adalah bahasa lokal, yang secara gramatikal dan

Dalam Gibbs sampling jika distribusi bersyarat penuh adalah log-konveks maka digunakan algoritma ARMS , tetapi jika distribusi bersyarat penuh dari masing-masing