17 2.1.1. Definisi
Secara umum nuklir adalah tenaga dalam bentuk apapun yang dibebaskan dalam proses transformasi inti, termasuk tenaga yang berasal dari sumber radiasi pengion.1 Energi nuklir dapat dihasilkan melalui dua macam mekanisme, yaitu pembelahan inti atau reaksi fisi dan penggabungan beberapa inti melalui reaksi fusi.2 Menurut Kamus Bahasa Indonesia nuklir diartikan sebagai hal yang berhubungan dengan atau menggunakan inti atau energi atom.3
Beberapa ensiklopedia4menyebutkan sebutan inti untuk nuklir bisa berarti inti atom itu sendiri atau sesuatu yang berhubungan dengan inti atom, seperti reaksi nuklir yaitu reaksi yang melibatkan inti atom; energi nuklir yaitu energi yang dihasilkan pada reaksi nuklir; dan bom nuklir yaitu bom yang memanfaatkan reaksi inti. Dalam ilmu fisika, sebuah nuklir memiliki
1
Lihat Pasal 1 ayat (2) Undang-Undang No. 10 Tahun 1997 tentang Ketenaganukliran 2
Lihat Netsains.net, 2009, Energi Nuklir, Pengertian dan Pemanfaatannya, diakses pada tanggal 20 Februari 2014, URL : http://netsains.net/2009/04/energi-nuklir-pengertian-dan-pemanfaatannya/
3
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, 2008, Kamus Bahasa Indonesia, Pusat Bahasa, Jakarta, h. 1009
4
Lihat batan.go.id, Ensiklopedi Teknologi Nuklir, diakses pada 15 Februari 2014, URL : http://www.batan.go.id/ensiklopedi/index.php
dua jenis reaksi, yaitu reaksi fusi dan reaksi fisi.5 Reaksi fusi terjadi secara alamiah di bintang-bintang, tempat energi dan juga unsur-unsur dihasilkan. Di sana temperatur sangat tinggi, sehingga memungkinkan reaksi fusi terjadi. Sedangkan reaksi fisi dapat dibuat dan ini dijadikan dasar penciptaan energi dalam reaktor nuklir. Reaktor nuklir pertama dibangun oleh Enrico Fermi pada tahun 1942 di University of Chicago dan bernama Chicago Pile-1.6
2.1.2. Penelitian Ilmiah Tentang Nuklir
Penelitian ilmiah tentang nuklir dimulai pertama kali ketika neutron ditemukan pada tahun 1932. Pada tahun 1933 baru diketahui bahwa neutron dapat memicu reaksi ledakan berantai. Penemuan ilmiah yang lebih mencengangkan lagi terjadi pada Januari 1939, ketika Otto Hahn dan Fritz Strassmann berhasil melakukan fisi nuklir7 yang merupakan pemisahan dari atom uranium. Mereka menunjukkan bahwa dengan cara membombardir neutron, maka atom dapat terbelah dan reaksi berantai yang berkelanjutan dari fisi atom mungkin bisa dicapai. Tetapi teori fisika dan eksperimen tertutup tidak bisa disamakan dengan pembuatan bom.8
5
Netsains.net, loc.cit. 6
Lihat artikel nytimes.com, 1954, On This Day, diakses pada tanggal 20 Februari 2014, URL : http://www.nytimes.com/learning/general/onthisday/bday/0929.html
7
Fisi Nuklir adalah reaksi nuklir saat nukleus atom terbagi menjadi bagian-bagian yang lebih kecil (nuklei yang lebih ringan), yang seringkali menghasilkan foton dan neutron bebas (dalam bentuk sinar gamma), dan melepaskan energi yang sangat besar.
Langkah penting menuju pembuatan bom yang dapat digunakan dimulai ketika dua fisikawan Jerman, Otto Frisch dan Rudolf Peierls yang bekerja di Universitas Birmingham, Inggris, pada bulan Maret 1940, yang menghitung massa kritis dari bahan fisil yang diperlukan untuk reaksi fisi berantai. Mereka menemukan hal yang mengejutkan bahwa massa kritis9 yang diperlukan dari isotop uranium (235U) yang harus diambil dari uranium alami (238U) ternyata hanya sekitar 4,9 Kg, sedangkan berdasarkan penemuan sebelumnya, para fisikawan nuklir percaya bahwa dibutuhkan sebanyak 13.607 Kg. Terlepas dari ketidakmungkinan mengambil isotop sebanyak itu dari Uranium alami, bom yang dihasilkan akan terlalu besar dan berat dan hanya dapat dibawa dengan kapal perang. Dengan kata lain, tidak praktis digunakan sebagai senjata. Perhitungan Frisch dan Peierls ini telah mengubah teori itu.
Secara teori, setidaknya, secara teknis bom atom dapat dibuat dengan mudah. Pada tanggal 28 Maret 1941 ditemukan elemen lain yang dapat terbelah yaitu elemen 94 dalam bentuk plutonium (239Pu). Elemen ini sebenarnya buatan, karena tidak terbentuk secara alami. Bom atom yang menghancurkan Hiroshima pada tanggal 6 Agustus 1945 dibuat dari massa
8
Colin S. Gray, 2007, War, Peace and International Relations An Introduction to
Strategic History, Routledge, Oxon, h. 208
9
Massa kritis adalah massa minimum dari suatu bahan yang dapat menopang reaksi nuklir berantai. Suatu ledakan reaksi berantai akan dapat dihasilkan jika suatu massa subkritis bersama-sama membentuk massa yang lebih besar dari massa kritis. Dalam reaktor nuklir, reaksi berantai dikontrol oleh moderator. Massa kritis bergantung pada kemurnian material, bentuk geometeris dari susunannya dan ada tidaknya pemantul neutron yang mengelilingi material itu. Lihat Shvoong.com, massa kritis, diakses pada tanggal 16 Februari 2014, URL : http://id.shvoong.com/exact-sciences/physics/2120349-pengertian-massa-kritis/#ixzz2tTp8Ddcm
kritis isotop Uranium, sedangkan bom yang jatuh di Nagasaki menggunakan unsur Plutonium.10
2.2. Senjata Nuklir 2.2.1. Definisi
Senjata nuklir merupakan alat peledak yang kekuatannya dapat merusak yang berasal dari reaksi nuklir baik yang berupa reaksi fusi dan fisi.11 Menurut Kamus Bahasa Indonesia, senjata nuklir diartikan sebagai senjata api yang menggunakan tenaga nuklir.12
Dampak yang dihasilkan dari ledakan senjata nuklir sangatlah merusak. Terdapat 5 zona yang dapat diperhitungkan saat senjata nuklir meledak, di dalam Tabel 2.1 akan dijelaskan dampak dan jenis kerusakan dari ledakan senjata nuklir.13
10
Colin S. Gray, loc.cit. 11
Lihat M. G. Arora and M. Singh, 1994, Nuclear Chemistry, Anmol Publications, h. 202. Lihat juga Gopal B. Saha, 2010, Fundamentals of Nuclear Pharmacy, Springer, h. 11.
12
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Op. Cit, h. 1317 13
Budi Santoso, 1995, “50 Tahun Jatuhnya Bom Atom”, Elektro Indonesia, Nomor 6 Tahun I, Agustus 1995.
Zona Fatalitas Kerusakan Tekanan Kecepatan Angin 1 98% Semua lenyap menjadi
uap > 1,76 Kg/Cm
2
514 Km/Jam
2 90% Kerusakan total > 1,2 Kg/Cm2 466 Km/Jam
3 65% Kerusakan dahsyat,
bangunan besar roboh > 0,63 Kg/Cm 2
418 Km/Jam
4 50%
Kerusakan panas hebat, semua terbakar, oksigen tersedot pembakaran dari ledakan nuklir
---
---5 15%
Kerusakan angin dan api, rumah rusak, penduduk terlempar oleh angin dan terkena luka bakar parah
> 0,35 Kg/Cm2 157 Km/Jam
Tabel 2.1 Dampak Fisik Ledakan Senjata Nuklir
Radius setiap zona bergantung dari kekuatan bom. Dalam Tabel 2.2 ditunjukkan jangkauan radius berbagai kekuatan bom dalam Kilometer.14
Kekuatan Bom 10 Kiloton 1 Megaton 20 Megaton
Zona 1 0,8 Km 4 Km 14 Km
Zona 2 1,6 Km 6 Km 22,5 Km
Zona 3 3,5 Km 10 Km 43,4 Km
Zona 4 4 Km 12 Km 49,8 Km
Zona 5 4,8 Km 16 Km 56,3 Km
Tabel 2.2 Jangkauan Radius Berbagai Kekuatan Bom Dalam Kilometer
14
2.2.2. Negara-Negara Yang Memanfaatkan Nuklir
Ada sejumlah negara yang memanfaatkan nuklir, baik yang memproduksi, menggunakan, menjual maupun menggunakannya sebagai ancaman. Pada tabel 2.3 tersaji data negara-negara yang memanfaatkan nuklir.
Amerika Serikat telah mengindikasikan bahwa mereka akan dapat menggunakan senjata nuklir untuk membalas penyerangan non-konvensional yang dilakukan oleh negara-negara yang mereka anggap “berbahaya”.15 Mantan Menteri Pertahanan Inggris, Geoff Hoon, juga telah menyatakan secara eksplisit mengenai kemungkinan digunakannya senjata nuklir untuk membalas serangan seperti itu.16 Pada Januari 2006, Presiden Perancis pada saat itu, Jacques Chirac menerangkan bahwa sebuah serangan teroris ke Perancis, jika didalangi oleh sebuah negara, akan memicu pembalasan nuklir (dalam skala kecil) yang diarahkan ke pusat kekuatan “negara-negara berbahaya” tersebut.17 Korea Utara pernah menggunakan ancaman nuklir secara eksplisit kepada Amerika Serikat,18sedangkan India dan Pakistan satu
15
Pugwash.org, 2001, The Military Utility Of Nuclear Weapons And The Case For
Disarmament, diakses pada tanggal 22 Februari 2014, URL : http://www.pugwash.org/reports/nw/nw13c.htm
16
Lihat artikel BBC.co.uk, 2002, UK 'prepared to use nuclear weapons', diakses pada tanggal 13 Februari 2014, URL : http://news.bbc.co.uk/2/hi/uk_news/politics/1883258.stm
17
Lihat artikel Washingtonpost.com, 2006, Chirac: Nuclear Response to Terrorism Is
Possible, diakses pada tanggal 13 Februari 2014, URL :
http://www.washingtonpost.com/wp-dyn/content/article/2006/01/19/AR2006011903311.html
18Lihat artikel Globalpost.com, 2013, N. Korea Approves Nuclear Strike On US, diakses pada tanggal 22 Februari 2014, URL : http://www.globalpost.com/dispatch/news/afp/130403/n-korea-approves-nuclear-strike-us-0
dengan yang lain saling mengancam dengan senjata nuklir masing-masing jika negaranya diserang dengan senjata nuklir.19
Negara Produksi Penggunaan Jual Ancaman
Amerika Serikat YA PLTN Kapal Selam Senjata YA YA Rusia YA PLTN Kapal Selam Senjata TIDAK TIDAK Perancis YA PLTN Kapal Selam Senjata TIDAK YA Inggris YA PLTN Kapal Selam Senjata TIDAK YA Cina YA PLTN Kapal Selam Senjata YA TIDAK India YA PLTN Senjata TIDAK YA Pakistan YA PLTN Senjata TIDAK YA
Korea Utara YA Senjata TIDAK YA
Tabel 2.3 Daftar Negara yang Menggunakan Nuklir
19
Lihat artikel wsws.org, 2013, Top Indian Official Threatens Pakistan With Nuclear
Annihilation, URL : http://www.wsws.org/en/articles/2013/05/10/shay-m10.html. Lihat juga
artikel theguardian.com, 2012, Pakistan Boasted Of Nuclear Strike On India Within Eight
Seconds, diakses pada tanggal 22 Februari 2014, URL :
Hulu ledak merupakan alat peledak yang umumnya dikirim ke target dengan menggunakan peluru kendali atau torpedo. Hulu ledak terdiri dari bahan peledak dan detonator. Di dalam Tabel 2.4 adalah daftar perkiraan jumlah hulu ledak nuklir yang dimiliki oleh setiap Nuclear Weapon State yang bersumber dari Federation of American Scientists, CIA World
Factbook, Nuclear Threat Initiative dan U.S. Census Bureau.20
Country First Test Most
Recent Test
Total
Tests Estimated Warheads
United States 1945 1992 1,054 7,650 Russia 1949 1990 715 8,420 United Kingdom 1952 1991 45 225 France 1960 1996 210 300 China 1964 1996 45 240 India 1974 1998 6 80-100 Pakistan 1998 1998 6 90-110
North Korea 2006 2013 3 Fewer than 10
Tabel 2.4 Perkiraan Jumlah Hulu Ledak Nuklir
Menurut Tabel 2.4 yang diperkirakan memiliki hulu ledak nuklir paling banyak adalah Rusia dengan 8.420 hulu ledak nuklir, diikuti dengan Amerika Serikat dengan 7.650 hulu ledak nuklir, dan yang paling sedikit memiliki hulu ledak nuklir adalah Korea Selatan dengan kurang dari 10 hulu ledak nuklir.
20
CNN.com, Nuclear weapons: Who has what?, diakses pada tanggal 14 Februari 2014, URL : http://edition.cnn.com/interactive/2013/03/world/nuclear-weapon-states/
2.3. Pengaturan Hukum Internasional Mengenai Senjata Nuklir
Pengaturan hukum internasional mengenai senjata nuklir tidak hanya terdapat pada level internasional, tetapi juga dalam level regional. Pengaturan-pengaturan ini juga ada yang sudah bersifat mengikat, dan ada yang belum bersifat mengikat.
2.3.1. Treaty on the Non-Proliferation of Nuclear Weapons
Treaty on the Non-Proliferation of Nuclear Weapons (selanjutnya
disebut Traktat NPT) terdiri dari 11 pasal dan terbuka untuk ditandatangani pada tahun 1968 dan mulai berlaku pada tahun 1970.21 Tujuan dasar dari Traktat NPT ini adalah untuk membatasi jumlah negara yang memiliki kemampuan senjata nuklir seperti yang dijelaskan dalam Pasal 1 NPT.22 Sesuai dengan tujuan itu, negara non-senjata nuklir atau the Non-Nuclear
Weapons States (selanjutnya disebut NNWS) menandatangani perjanjian
pengamanan dengan memenuhi kewajiban seperti menerima inspeksi IAEA tentang bahan nuklir dan penggunaannya. Secara umum NPT dijelaskan mempunyai tiga pilar utama,23 yaitu Non-Proliferasi, perlucutan dan hak
21
Lihat UN.org, Treaty on the Non-Proliferation of Nuclear Weapons (NPT), diakses pada tanggal 14 Februari 2014, URL : http://www.un.org/disarmament/WMD/Nuclear/NPT.shtml
22
Each nuclear-weapon State Party to the Treaty undertakes not to transfer to any recipient whatsoever nuclear weapons or other nuclear explosive devices or control over such weapons or explosive devices directly, or indirectly; and not in any way to assist, encourage, or induce any non-nuclear-weapon State to manufacture or otherwise acquire nuclear weapons or other nuclear explosive devices, or control over such weapons or explosive devices. Lihat Pasal 1
NPT. 23
Lihat website NPT Pemerintahan Kanada di http://www.international.gc.ca/arms-armes/nuclear-nucleaire/npt-tnp.aspx, diakses pada tanggal 22 Februari 2014.
untuk menggunakan teknologi nuklir dengan tujuan damai, berikut adalah penjelasan dari tiga pilar tersebut.
1) Non-proliferasi
Terdapat 5 negara yang diperbolehkan oleh Traktat NPT untuk memiliki senjata nuklir:
Amerika Serikat (1968)
Uni Soviet (1968, kewajiban dan haknya diteruskan oleh Rusia) Inggris (1968)
Perancis (1992) Cina (1992)
Hanya lima negara yang merupakan anggota tetap PBB ini yang memiliki senjata nuklir saat perjanjian ini mulai dibuka. Lima negara bersenjata nuklir atau the Nuclear Weapons States (selanjutnya disebut NWS) ini setuju untuk tidak mentransfer teknologi senjata nuklir maupun hulu ledak nuklir ke negara lain,24 dan NNWS juga setuju untuk tidak meneliti atau mengembangkan senjata nuklir.25
Kelima NWS tersebut telah menyetujui untuk tidak menggunakan senjata nuklir terhadap NNWS, kecuali untuk merespon serangan nuklir atau serangan konvensional yang bersekutu dengan NWS.26 Namun, persetujuan
24 Lihat Pasal 1 NPT. 25 Lihat Pasal 2 NPT. 26
Sify.com, Nuclear Non-Proliferation Treaty, diakses pada tanggal 22 Februari 2014, URL : http://www.sify.com/glossary_popup.php?gid=13607871
ini belum secara formal dimasukkan dalam perjanjian, dan kepastian-kepastian mengenainya berubah-ubah sepanjang waktu.
2) Perlucutan
Pasal VI dan Pembukaan perjanjian menerangkan bahwa NWS berusaha mencapai rencana untuk mengurangi dan membekukan simpanan mereka. Pasal VI juga menyatakan “…Perjanjian dalam perlucutan umum dan lengkap di bawah kendali internasional yang tegas dan efektif.” Dalam Pasal I, NWS menyatakan untuk tidak “membujuk NNWS manapun untuk mendapatkan senjata nuklir.” Doktrin serangan
pre-emptive dan bentuk ancaman lainnya bisa dianggap sebagai bujukan
atau godaan oleh NNWS.
3) Hak untuk menggunakan teknologi nuklir dengan tujuan damai.
Karena sangat sedikit dari NWS dan negara-negara pengguna energi nuklir yang mau benar-benar membuang kepemilikan bahan bakar nuklir, pilar ketiga dari perjanjian ini memberikan negara-negara lainnya kemungkinan untuk melakukan hal yang sama, namun dalam kondisi-kondisi tertentu yang membuatnya tidak mungkin mengembangkan senjata nuklir. Bagi beberapa negara, pilar ketiga perjanjian ini, yang memperbolehkan penambangan uranium dengan alasan bahan bakar, merupakan sebuah keuntungan. Namun perjanjian ini juga memberikan hak pada setiap negara untuk menggunakan tenaga nuklir untuk kepentingan damai, dan karena populernya pembangkit listrik tenaga nuklir yang menggunakan bahan bakar uranium, maka perjanjian ini juga
menyatakan bahwa pengembangan uranium maupun perdagangannya di pasar internasional diperbolehkan. Pengembangan uranium secara damai dapat dianggap sebagai awal pengembangan hulu ledak nuklir, dan ini dapat dilakukan dengan cara keluar dari NPT. Tidak ada negara yang diketahui telah berhasil mengembangkan senjata nuklir secara rahasia jika dalam pengawasan NPT. Hal ini merupakan kelemahan dalam rezim non-proliferasi nuklir. Hingga tahun 2007 diketahui 13 negara memiliki kapabilitas pengayaan uranium.27
Negara-negara yang hingga kini masih terikat dalam Traktat NPT berjumlah 190 negara.28 Dalam Pasal X NPT membolehkan sebuah negara untuk mundur dari perjanjian ini jika terjadi hal-hal penting, dengan alasan yang berhubungan dengan subjek perjanjian ini, telah mengacaukan kepentingan utama negara tersebut dengan terlebih dahulu memberikan pemberitahuan 3 bulan sebelumnya kepada semua negara peserta Traktat NPT lainnya dan Dewan Keamanan PBB.
2.3.2. Comprehensive Nuclear-Test-Ban Treaty
Comprehensive Nuclear-Test-Ban Treaty (selanjutnya disebut
CTBT) adalah sebuah perjanjian internasional yang tujuannya untuk
27
Lihat transkrip wawancara Direktur Jendral IAEA Mohamed ElBaradei, 2007,
Transcript of the Director General´s Interview on Iran and DPRK Financial Times with Daniel
Dombey, diakses pada tanggal 14 Februari 2012, URL :
http://www.iaea.org/newscenter/transcripts/2007/ft190207.html 28
Lihat disarmament.un.org, Treaty on the Non-Proliferation of Nuclear Weapons, diakses pada tanggal 14 Februari 2014, URL : http://disarmament.un.org/treaties/t/npt/state/asc
melarang semua kegiatan peledakan nuklir dalam semua lingkungan baik untuk tujuan militer maupun sipil.29 Perjanjian CTBT telah diadopsi oleh Majelis Umum PBB pada tanggal 10 September 1996 dan terbuka untuk ditandatangani pada tanggal 24 September 1996 di Markas Besar PBB.
Hingga saat ini sebanyak 183 negara telah menandatangani CTBT dan 161 di antaranya sudah meratifikasi konvensi tersebut.30 Berdasarkan Pasal XIV CTBT, traktat ini belum bisa berlaku jika tidak ditandatangani dan diratifikasi oleh 44 negara pemilik reaktor nuklir yang tercantum dalam
Annex 2 CTBT. Sesuai Pasal XIV (2), jika traktat belum juga berlaku tiga
tahun setelah tanggal dibukanya penandatanganan, suatu konferensi khusus negara-negara yang telah meratifikasinya dapat diselenggarakan untuk memutuskan langkah-langkah apa yang akan diambil guna mempercepat proses ratifikasi dan guna memfasilitasi berlakunya traktat.
Hingga 2013, 8 negara yang tercantum dalam Annex 2 CTBT masih belum meratifikasinya. Negara-negara yang telah menandatangani tapi belum meratifikasi CTBT adalah: Amerika Serikat, Cina, Iran, Israel, Mesir. Sedangkan India, Korea Selatan dan Pakistan belum menandatangani dan meratifikasi.
29
Lihat ctbto.org, Who We Are, diakses pada tanggal 22 Februari 2014, URL : http://www.ctbto.org/specials/who-we-are/
30
Lihat ctbto.org, Status of signature and ratification, diakses pada tanggal 14 Februari 2014, URL : http://www.ctbto.org/the-treaty/status-of-signature-and-ratification/
2.3.3. Treaty on the Southeast Asia Nuclear-Weapon-Free Zone dan Perjanjian Nuklir Regional Lainnya
Negara-negara anggota ASEAN31 menandatangani Treaty on
the Southeast Asia Nuclear-Weapon-Free Zone (selanjutnya disebut
SEANWFZ) di Thailand pada tanggal 15 Desember 1995 dan berlaku efektif pada tanggal 27 Maret 1997.32 Perjanjian ini terdiri dari 22 pasal dan tidak membatasi negara anggota untuk menggunakan energi nuklir untuk tujuan damai, khususnya untuk meningkatkan ekonomi dan sosial (Pasal 4) di bawah pengawasan safeguard IAEA dan sesuai dengan guidelines dan
standard yang ditentukan oleh IAEA untuk perlindungan kesehatan, dan
meminimalkan bahaya nuklir terhadap jiwa dan harta sesuai dengan Pasal 3 Huruf A (6) Statuta IAEA.
Dalam Perjanjian SEANWFZ ini negara anggota dilarang untuk mengembangkan, memproduksi ataupun menerima, memiliki atau mempunyai kendali atas senjata nuklir, menyimpan senjata nuklir, menguji coba atau menggunakan senjata nuklir baik di dalam maupun di luar zona traktat, tidak boleh mencari atau menerima bantuan untuk menguji coba atau menggunakan nuklir, tidak melakukan satu hal pun untuk membantu atau mendukung produksi atau kepemilikan alat peledak nuklir jenis apapun oleh negara manapun, tidak menyediakan sumber atau material fisi khusus atau
31
ASEAN terbentuk pada tahun 1967 dan anggotanya terdiri dari sepuluh negara yaitu Indonesia, Brunei Darusalam, Singapura, Malaysia, Thailand, Philippina, Kamboja, Laos, Myanmar, dan Vietnam, lihat website ASEAN di http://www.aseansec.org, diakses pada tanggal 14 Februari 2014.
32 Lihat agreement.asean.org, Treaty on the Southeast Asia Nuclear Weapon-Free Zone, diakses pada tanggal 22 Februari 2014, URL : http://agreement.asean.org/search.html?q=bangkok+treaty
peralatan kepada NNWS atau NWS manapun kecuali sesuai dengan
safeguard agreement IAEA, untuk mencegah penyimpanan alat peledak
nuklir di dalam wilayah negara anggota, untuk mencegah uji coba alat peledak nuklir jenis apapun, untuk tidak membuang limbah radioaktif dan materi radioaktif lainnya di laut yang termasuk dalam zona perjanjian dan untuk mencegah pembuangan limbah radioaktif dan materi radioaktif lainnya oleh siapapun di laut teritorial negara anggota.33
Di dalam Perjanjian SEANWFZ terdapat hal yang tidak ditemui di perjanjian Nuclear-Weapon-Free Zone (NWFZ) lainnya, yaitu: Zona berlakunya perjanjian ini juga termasuk landas kontinen34dan Zona Ekonomi Eksklusif35 dari negara peserta.
Selain SEANWFZ terdapat 4 perjanjian nuklir regional lainnya yaitu Perjanjian Tlatelolco (Amerika Latin dan Karibia) yang terbuka untuk ditandatangani pada tanggal 14 Februari 1967 dan telah berlaku efektif pada tanggal 25 April 1969,36Perjanjian Rarotonga (Pasifik Selatan) yang terbuka
33
Lihat Pasal 3 Treaty on the Southeast Asia Nuclear-Weapon-Free Zone (Bangkok
Treaty)
34
Landas kontinen suatu negara pantai meliputi dasar laut dan tanah di bawahnya dari daerah di bawah permukaan laut yang terletak di luar laut teritorialnya sepanjang kelanjutan alamiah wilayah daratannya hingga pinggiran luar tepi kontinen, atau hingga jarak 200 mil laut dari garis pangkal darimana lebar laut teritorial diukur, dalam hal pinggir luar tepi kontinen tidak mencapai jarak tersebut. Lihat Pasal 76 Ayat (1) UNCLOS.
35
ZEE adalah suatu daerah tambahan di luar dan berdampingan dengan laut teritorial, yang tunduk pada rezim hukum khusus yang ditetapkan dalam bab V UNCLOS berdasarkan mana hak-hak dan yurisdiksi negara pantai dan hak-hak serta kebebasan-kebebasan negara lain, diatur oleh ketentuan-ketentuan yang lebih relevan, lihat Pasal 55 UNCLOS. Lebar ZEE tidak boleh melebihi 200 mil laut dari garis pangkal dari mana lebar laut teritorial diukur, lihat juga Pasal 57 UNCLOS.
untuk ditandatangani pada tanggal 6 Agustus 1985 dan telah berlaku efektif pada tanggal 11 Desember 1986,37 Perjanjian Pelindaba (Afrika) yang terbuka untuk ditandatangani pada tanggal 11 April 1996 dan telah berlaku efektif pada tanggal 15 Juli 200938 dan Central Asia
Nuclear-Weapon-Free-Zone (Asia Tengah) yang terbuka untuk ditandatangani pada tanggal 8
September 2006 dan telah berlaku efektif pada tanggal 21 Maret 2009.39
2.4. Lembaga Internasional Yang Mengatur Penggunaan Senjata Nuklir Tenaga nuklir merupakan terknologi yang seperti teknologi-teknologi lainnya mempunyai efek positif dan efek negatif. Tetapi dalam kasus tenaga nuklir skalanya berbeda, karena jika digunakan untuk kebaikan umat manusia akan membawa dampak yang amat besar, tetapi jika disalahgunakan akan membawa malapetaka untuk seluruh umat manusia. Penggunaan tenaga nuklir ini harus diawasi secara ketat, agar tidak terjadi penyalahgunaan, karena itu
36
Lihat nti.org, Treaty for the Prohibition of Nuclear Weapons in Latin America and the
Caribbean (LANWFZ) (Tlatelolco Treaty), diakses pada tanggal 23 Februari 2014, URL :
http://www.nti.org/treaties-and-regimes/treaty-prohibition-nuclear-weapons-latin-america-and-caribbean-lanwfz-tlatelolco-treaty/
37
Lihat nti.org, South Pacific Nuclear-Free Zone (SPNFZ) Treaty of Rarotonga, diakses pada tanggal 23 Februari 2014, URL : http://www.nti.org/treaties-and-regimes/south-pacific-nuclear-free-zone-spnfz-treaty-rarotonga/
38
Lihat nti.org, African Nuclear-Weapon-Free-Zone (ANWFZ) Treaty (Pelindaba
Treaty), diakses pada tanggal 23 Februari 2014, URL :
http://www.nti.org/treaties-and-regimes/african-nuclear-weapon-free-zone-anwfz-treaty-pelindaba-treaty/ 39
Lihat nti.org, Central Asia Nuclear-Weapon-Free-Zone (CANWFZ), diakses pada tanggal 23 Februari 2014, URL : http://www.nti.org/treaties-and-regimes/central-asia-nuclear-weapon-free-zone-canwz/
dibentuklah International Atomic Energy Agency (IAEA) atau yang dalam Bahasa Indonesia disebut Badan Tenaga Atom Internasional.
Pada Tahun 1953, Presiden Amerika Serikat, Dwight D. Eisenhower, mengusulkan pembuatan suatu lembaga internasional yang bisa mengatur dan menegakkan penggunaan tenaga nuklir untuk tujuan damai. Pada bulan September 1954, Amerika Serikat mengusulkan pembuatan suatu lembaga internasional untuk mengambil alih bahan fisil (suatu unsur atau atom yang langsung dapat memberikan reaksi pembelahan apabila dirinya menangkap neutron) yang bisa digunakan untuk tenaga nuklir maupun senjata nuklir.
Pada tanggal 29 Juli 1957 terbentuklah IAEA, sebuah organisasi internasional yang bertujuan menegakkan penggunaan tenaga nuklir untuk tujuan damai dan menghalangi penggunaannya untuk tujuan militer, termasuk senjata nuklir. Meskipun didirikan secara independen dari PBB melalui perjanjian internasionalnya sendiri, yaitu Statuta IAEA, IAEA tetap melapor kepada Dewan Keamanan dan Majelis Umum PBB. IAEA memiliki markas besar di Wina, Austria. IAEA juga memiliki dua Kantor Safeguards Regional yang terletak di Toronto, Kanada dan Tokyo, Jepang. Selain itu IAEA juga memiliki dua kantor penghubung di New York, Amerika Serikat dan Jenewa, Swiss. Ditambah IAEA juga memiliki tiga laboratorium yang terletak di Wina (Austria), Seibersdorf (Austria) dan di Monako. Direktur Jendral IAEA adalah Yukiya Amano dari Jepang yang menjabat mulai 1 Desember 2009 sampai sekarang. IAEA memiliki 5 departemen, yaitu Department of Nuclear Sciences and Applications,
Department of Nuclear Energy, Department of Nuclear Safety and Security,
Department of Safeguards dan Department of Technical Cooperation.40
Secara umum IAEA mempunyai tiga tugas pokok, yaitu Peaceful Uses,
Safeguards dan Nuclear Safety, berikut adalah penjelasan dari tiga tugas pokok
tersebut.
1) Peaceful Uses: Menegakkan penggunaan tenaga nuklir untuk tujuan damai
oleh negara anggota.
Berdasarkan Pasal II Statuta IAEA, tujuan dari IAEA adalah to accelerate
and enlarge the contribution of atomic energy to peace, health and prosperity throughout the world. Fungsi utamanya di ruang lingkup tersebut adalah untuk
mendukung penelitian dan pengembangan, untuk mengamankan atau menyediakan bahan, jasa, peralatan dan fasilitas untuk negara anggota, untuk melakukan pertukaran informasi ilmiah dan teknis dan juga pelatihan.
Tiga dari lima Departemen yang dimiliki IAEA mempunyai tugas utama untuk menegakkan penggunaan tenaga nuklir untuk tujuan damai. Department of
Nuclear Energy berfokus pada memberikan saran dan pelayanan kepada negara
peserta perihal tenaga nuklir dan daur bahan bakar nuklir.41 Department of Nuclear Sciences and Applications berfokus pada teknik non-nuklir dan isotop
40
Lihat iaea.org, Our Work, diakses pada tanggal 16 Februari 2014, URL : http://www.iaea.org/OurWork/
41
Daur bahan bakar nuklir (Nuclear fuel cycle) adalah seluruh proses yang berkaitan dengan pengadaan, pembuatan, penggunaan bahan bakar nuklir dan penanganannya setelah digunakan. Kegiatan daur bahan bakar nuklir meliputi penambangan dan pengolahan mineral uranium, pemurnian dan pengayaan kandungan 235U, fabrikasinya menjadi perangkat bahan bakar, penggunaannya di reaktor untuk pembangkitan energi dan penanganan bahan bakar setelah tak
terpakai lagi. Lihat
http://www.batan.go.id/pusdiklat/elearning/proteksiradiasi/pengenalan_radiasi/glosarium/057.htm diakses pada tanggal 13 Februari 2014.
untuk membantu negara peserta dalam perihal air, tenaga, kesehatan, keanekaragaman hayati dan pertanian.42 Department of Technical Cooperation
menyediakan bantuan langsung kepada negara peserta, melalui proyek nasional, daerah dan antar-daerah dengan pelatihan, pertukaran informasi ilmiah dan penyediaan peralatan.43
2) Safeguards: Menerapkan tindakan pengamanan untuk membuktikan
bahwa tenaga nuklir tidak digunakan untuk tujuan militer
Pasal II dari Statuta IAEA menjelaskan dua tugas serupa dari IAEA yaitu untuk menegakkan penggunaan tenaga nuklir untuk tujuan damai dan ensure, so
far as it is able, that assistance provided by it or at its request or under its supervision or control is not used in such a way as to further any military purpose. Untuk melakukan itu, berdasarkan Pasal III huruf A (5) Statuta IAEA,
IAEA mempunyai kewenangan:
"to establish and administer safeguards designed to ensure that special fissionable and other materials, services, equipment, facilities, and information made available by the Agency or at its request or under its supervision or control are not used in such a way as to further any military purpose; and to apply safeguards, at the request of the parties, to any bilateral or multilateral arrangement, or at the request of a State, to any of that State's activities in the field of atomic energy”44
42
Lihat naweb.iaea.org, Nuclear Techniques for Development and Environmental
Protection, diakses pada tanggal 15 Februari 2014, URL :
http://www-naweb.iaea.org/na/about-na/index.html 43
Lihat iaea.org, The Department of Technical Cooperation, diakses pada tanggal 15
Februari 2014, URL :
http://www.iaea.org/technicalcooperation/programme/TCDepartment/index.html 44
Department of Safeguards memiliki tanggung jawab untuk melaksanakan tugas
ini melalui langkah-langkah teknis yang dirancang untuk membuktikan kebenaran dan kelengkapan pernyataan nuklir negara-negara.45
3) Nuclear safety: Menegakkan standar tinggi untuk keamanan nuklir46
IAEA menggolongkan keamanan sebagai salah satu dari tiga prioritas utamanya. IAEA menghabiskan 8,9 persen dari anggaran rutinnya yang berjumlah $ 469 Miliar untuk membuat PLTN aman dari kecelakaan, dan 91,1 persen dari anggarannya digunakan untuk dua prioritas lainnya yaitu kerjasama teknis dan pencegahan proliferasi senjata nuklir.47 IAEA menyatakan bahwa sejak Tahun 1986, sebagai respon atas ledakan dan bencana reaktor nuklir di Chernobyl, Ukraina, IAEA telah melipatgandakan usahanya dalam ruang lingkup keamanan nuklir.48
45
Lihat iaea.org, How We Implement Safeguards, diakses pada tanggal 15 Februari 2014, URL : http://www.iaea.org/safeguards/what.html
46
Lihat iaea.org, The IAEA Mission Statement, diakses pada tanggal 15 Februari 2014, URL : http://www.iaea.org/About/mission.html
47
Lihat artikel Bloomberg.com, UN Atomic Agency Funds Anti-Terrorism, Not Safety, diakses pada tanggal 13 Februari 2014, URL : http://www.bloomberg.com/news/2011-12-08/un-s-atomic-regulator-funds-terror-fight-while-fukushima-response-starved.html
48
David Fischer, 1997, History of the International Atomic Energy Agency : The First