• Tidak ada hasil yang ditemukan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. terus-menerus, yaitu mencabutkan atau mempertahankan gigi tersebut. Dewasa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. terus-menerus, yaitu mencabutkan atau mempertahankan gigi tersebut. Dewasa"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

1 Pasien dihadapkan pa da dua piliha n ketika m enga lam i sakit gigi yang terus-m enerus, yaitu m encabutkan ata u m em pertahankan gigi tersebut. Dewasa ini, pa sien cenderung untuk m em pertaha nkan gigi m ereka yang sakit selam a m ungkin di dalam m ulut m elalui perawata n saluran akar . Perawatan saluran akar dilakukan pa da kasus pulpitis ireversibel, nekrosis pulpa atau pulpa terbuka (Hui dkk., 2004). Perawatan saluran akar juga dapat dilakuka n pada gigi vital untuk kepentingan pem buatan re storasi yang baik atau pada pasien yang m em ili ki resiko karies tinggi (Shugars dan Shugars, 2002).

Perawatan saluran akar dikatakan berhasil apabila pasien sudah tidak m engalam i ge jala akut lagi ya ng ditandai dengan hila ngnya rasa sakit m aupun bengkak pa da pasien (Rhodes, 2006). Kegaga lan perawatan saluran akar sebagian besar diseba bkan oleh keboc oran dan kontam inasi bakteri sehingga untuk m endapatkan perawatan sa luran akar ya ng berha sil dibutuhka n cleaning dan shaping, sterilisasi serta obtura si yang baik. Cle aning dan shaping m erupakan usaha m em bersihkan sa luran akar. Pem bersiha n saluran akar dilakukan m elalui preparasi salura n akar dengan instrum en m ekanis disertai irigasi m enggunakan larutan iriga si untuk m em bersihka n dinding saluran akar, m em buang jaringan pulpa yang vital m aupun ne krotik da n m enghilangkan bakteri beserta produknya dari saluran akar. Pem bersihan yang kurang baik akan m eningga lkan debris dan smear layer di dalam saluran akar serta kesulitan untuk m endapatkan hasil

(2)

obtura si yang herm etis sehingga dapa t terja di re infeksi. Ole h karena itu, pem bersihan saluran akar m elalui preparasi dan irigasi yang adekuat m enjadi salah satu faktor terpenting untuk m endapa tkan perawata n saluran akar yang berhasil (G uttm an dkk., 2006).

Preparasi saluran akar secara m ekanis dapat dilakukan dengan teknik crown dow n. Preparasi saluran akar te knik crow n down m em iliki beberapa m anfaat yang m em bantu pem bersihan sa luran a kar. M anfaat dari teknik c rown down adala h m eningkatkan rua ngan untuk penetrasi larutan irigasi serta m em bantu pergerakan debris ke arah koronal (Guttm an dkk., 2006).

Irigasi m erupakan bagian yang penting dalam perawatan saluran akar. Irigasi dapat berfungsi sebagai pelum as, m engeluarkan debris, m e nghilangkan m ikroorganism e, m elarutkan jaringan pulpa dan m enghilangka n smear laye r. Syarat larutan iriga si yang ba ik ada lah m e m iliki sifat a ntim ikrobial spektrum lua s, dapat m engeluarkan debris, jaringan nekrotik dan m ikroorganism e, dapat m elarutkan jaringan organik m aupun anorganik, toksisitas rendah, m am pu m enjadi pelum as yang baik, m em punya i tegangan perm ukaan yang renda h, m encegah terbentuknya smear layer dan dapa t m enginaktifkan endotoksin (Garg dan Garg, 2008). Smear layer adalah suatu lapisan hasil preparas i saluran akar yang terdiri atas jaringan organik da n anorganik, bakteri serta produk dari ba kteri tersebut. La pisa n ini m enutupi perm ukaan dinding saluran a kar sehingga m engham bat pene trasi m edikasi intrakanal ke tubulus dentinalis dan perlekatan bahan pe ngisi saluran akar ke perm ukaan dinding sa luran akar (Violich dan Chandler, 2010).

(3)

Terdapat beberapa m acam larutan iriga si yang biasa digunakan, m isa lnya aquadestilata, sa lin, larutan ane stesi, sodium hipoklorit (Na OCl), asam etilendiam in tetra aseta t (ED TA), hidroge n peroksida dan klorheksidin (Garg dan Garg, 2008). Larutan irigasi yang paling banya k dipakai a dalah NaOC l. Hal ini karena NaOCl rela tif ekonom is, bersifat bakterisida l da n virusidal, m elarutkan jaringan orga nik, m em punyai viskositas rendah dan dapat m encega h terbe ntuknya smear layer (Clarkson dan M oule, 1998). Konsentrasi NaOCl yang pa ling ba nyak digunakan ada lah 2,5% yang diperoleh dengan cara pengenceran 50% preparat kom ersial (Chlorox) dengan air suling (Grossm an dkk., 1995).

Efektivita s NaOCl sebaga i laruta n iriga si ditentukan oleh konse ntrasi, volum e dan waktu kontaknya. Sem akin tinggi konsentrasi, volum e dan waktu konta knya, m aka larutan NaOC l tersebut akan sem akin efektif. Akan tetapi, m eningka tkan konsentrasi NaOC l akan m eningkatkan juga toksisitasnya sehingga dibutuhkan penanganan yang ha ti-hati. Kem am puan irigasi NaOCl dapat ditingkatkan m elalui aktiva si ultrasonik (Christensen dkk., 200 8 sit. Stojicic dkk., 2010). Penam bahan deterjen se bagai surface active agent (surfactant) pada larutan NaOCl juga dapat m eningkatkan efektivitas irigasinya dengan cara m enurunkan te gangan perm ukaan dari larutan terse but dan m eningka tkan pem basahan sehingga laruta n irigasi dapat lebih m asuk ke da lam tubuli dentin (Guttm an dkk., 2006). Terdapat 3 jenis surfactant, yaitu anionik, kationik dan non-ionik (Soto dkk., 2012). Saat ini sala h satu laruta n NaOCl pa brikan yang beredar m engandung surfac tant je nis non-ionik, yaitu oktilfenol etoksila n.

(4)

Surfactant non-ionik lebih efektif dan toksisitasnya lebih rendah dibandingkan jenis ya ng lain (Schm itt, 2001).

Kem am puan antibakteri NaOCl dapa t ditingka tkan dengan cara m engkom binasikan penggunaan NaOCl dan E DTA secara bergantian pada saat m elakukan irigasi sa luran akar (G uttm an dkk., 2006). Penggunaan NaOCl bergantia n dengan ED TA juga m enunjukkan ha sil perm ukaan saluran akar yang lebih bersih dari de bris da n smear layer dari pada hanya m enggunakan NaOCl atau EDTA saja (M edici dan Froner, 2006). Asam etilendiam intetra asetat (EDTA) 17% dapat m enghila ngkan smear layer dan sisa ka lsium hidroksid pada perawatan saluran akar m ulti kunjungan (Pereira dkk., 2013).

Teknik irigasi yang digunakan juga turut m enentukan efektiv itas larutan irigasi. Irigasi m anual dengan m enggunaka n jarum iriga si khusus akan m em bantu larutan irigasi sem akin dekat m encapai apeks gigi dan dapat m engaliri sepanjang sisi saluran akar serta terbentuk arus turbulensi. Hal yang perlu diperhatikan adalah aplikasi NaOC l harus dilakukan dengan tekana n pasif untuk m encegah ekstrusi NaOC l ke jaringan peria pika l ya ng dapat m enim bulkan rasa sakit, perdarahan periapikal dan be ngkak. Irigasi denga n aktivasi sonik akan m enggetarkan larutan irigasi dan m em percepat reaksi kim ia dari NaOCl serta m enciptakan efek kavitasi sehingga didapa tkan aksi pem bersihan yang m aksim al (Garg dan Garg, 2008). Irigasi dengan sistem E ndoVac dikata kan m em punyai kem am puan m encegah ekstrusi NaOCl ke jaringa n periapikal tetapi dapat m em bersihkan keseluruhan saluran a kar. Jarum iriga si EndoVac yang dile kati penghisap dileta kkan di dekat orifis untuk m engeluarkan larutan irigasi kem udian

(5)

alat penghisa p tam bahan dim asukkan sepanjang kerja se hingga m enciptakan tekanan nega tif untuk m enghisap NaOC l di ape ks gigi. Hal ini dapat m enghasilkan aliran irigasi yang konstan di kese luruha n saluran akar sehingga proses debridem en dan disinfeksi NaOCl dapa t berlangsung sam pai apeks gigi tanpa khawatir terjadi ekstrusi NaOCl ke jaringan peria pika l (Johnson, 2011).

Pem bersihan saluran akar yang a dekuat dibutuhkan untuk m endapa tkan keberhasilan perawatan sa luran akar jangka panjang. Preparasi kem om ekanikal dari saluran akar m eliputi kom binasi preparasi m ekanis dan irigasi sa luran akar (Young dkk., 2007). Preparasi kem om ekanika l dari saluran akar diharapka n dapat m enghila ngkan debris dan smear layer. Saluran akar yang bersih aka n m em bantu penetrasi m edikasi intrakanal ke dalam tubulus dentin dan m em bantu adaptasi bahan pengisi terhada p dinding saluran a kar (Violich dan Chandler, 2010). Siqueira dkk. (1997) m enyataka n bahwa preparasi m ekanik tidak dapat be nar -benar efektif m em bersihkan kese luruhan apika l ujung akar karena adanya variasi anatom i, isthm us dan ram ifikasi dari ujung akar tersebut. Irigasi diharapkan dapat m em bantu proses pem bersihan sepertiga apikal saluran akar. Iriga si pada ba gian sepertiga apikal sa luran akar dapat m enja di tidak efektif. Hal ini diseba bkan karena terbatasnya panjang jarum irigasi yang dapat m asuk ke dalam saluran akar dan terbentuknya vapor lock ya ng m engham ba t sirkula si larutan irigasi (Siu dkk., 2010). O leh karena itu, dibutuhka n teknik irigasi dan larutan irigasi yang efektif untuk m em bersihkan perm ukaan sepertiga apikal sa luran akar.

Keefektifan sua tu tinda kan irigasi dilihat dari kebersihan perm u kaan saluran a kar dari debris dan smear layer. Kebersihan perm ukaan saluran akar

(6)

dapat dilihat m elalui Scanning Electron Mic roscope (SEM ) (M edici dan Froner, 2006). SEM m erupaka n suatu a lat yang m em ungkinkan visu alisasi dari se buah objek dengan perbesaran m ulai dari 50 kali sam pai de ngan di ata s 10.000 kali (Paradella dan Bottino, 2012).

B. Rumusan Permasalah an

Berdasarkan latar belakang tersebut, didapa tkan perm asalahan a pakah ada pengaruh ka ndungan surfactant non-ionik dalam NaOCl pada irigasi de ngan teknik m anual, sonik dan E ndoV ac terhadap kebersihan sepertiga apikal perm ukaan saluran akar.

C. Tujuan Penelitian

Tujua n penelitia n ini adalah untuk m engetahui pengaruh kom binasi dari penam bahan surfactant pada NaOCl dengan teknik irigasi m anual, sonik dan EndoVac terhadap kebersihan se pertiga apikal perm ukaan sa luran akar.

D. M anfaat Penelitian

Hasil penelitia n diharapkan dapat m em berika n inform asi ilm iah m engenai kom binasi dari je nis larutan irigasi dan cara irigasi ya ng efektif dan efisien da lam m em bersihkan sepertiga apika l perm ukaan saluran akar sehingga diharapkan dapat m enjadi pertim bangan klinis bagi operator untuk m elakuka n irigasi saluran akar yang le bih baik. Selain itu, hasil penelitia n juga diharapkan dapat m em berikan sum bangan bagi ilm u pengeta huan dan penelitia n di bida ng ilm u

(7)

kedokteran gigi khususnya bidang konservasi gigi serta supa ya pasien m endapatkan keberha sila n yang optim al da lam perawatan saluran akar.

E. K easlian Penelitian

Penelitia n ini dilakukan untuk m engetahui perbedaan kebersihan se pertiga apikal perm ukaan saluran akar berdasark a n kom binasi pengaruh ka ndungan surfactant non-ionik pa da NaOCl dengan perbedaan teknik irigasi yang digunakan, ya itu m anual, sonik dan E ndoVac. Penelitia n ini berbeda de ngan penelitian sebelum nya yang dia lkukan ole h Rosnoviani (2010). Penelitian tersebut m enggunaka n te knik preparasi step-back dan hanya m elihat perbedaan kebersihan perm ukaan saluran akar berdasarkan teknik irigasi m anual, ultrasonik dan EndoVac tanpa dipengaruhi jenis larutan irigasi yang digunakan . Hasil dari penelitian tersebut ada lah sa luran akar yang diiriga si secara m anual m em iliki tingkat kebersihan pa ling rendah dibandingka n saluran akar yang diirigasi de ngan ultrasonik dan EndoVac. Tingkat kebersihan saluran akar yang diirigasi dengan ultrasonik tida k berbeda dengan sa luran akar yang diirigasi dengan EndoV ac.

Referensi

Dokumen terkait

5.3 Menganalisa kebutuhan tenaga Pendidik dan Kependidikan serta Kompetensi yang dimilikinya untuk menentukan penempatan yang sesuai dengan kemampuan

Pengujian dengan data IKONOS memperlihatkan bahwa batas permukaan air danau dengan memperhatikan sebaran vegetasi air menggunakan komposit RGB (Red: NIR+SWIR, Green: NIR,

Gedung H, Kampus Sekaran-Gunungpati, Semarang 50229 Telepon: (024)

If white noise, or a similarly irregular noise is used as input, then the solution process to a SDAE will not be a usual stochastic process, defined as a random vector at every time

Dari kesimpulan tersebut, direkomen- dasikan kepada unit terkait sebagai penangungjawab penyuluh, untuk memper- hatikan hal-hal sebagai berikut: pertama, perlu adanya regulasi

Base characteristics include distance to closest city, distance to closest city with 50,000 inhabitants, distance to closest city with 100,000 inhabitants, distance to MTF, dummies

Dalam hal ini penulis menyarankan untuk melakukan penelitian dari bambu betung dan buah bintaro agar diperoleh nilai kalor yang lebih tinggi, sehingga briket arang yang

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan anugerah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Gambaran Pengetahuan, Sikap,