• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. adanya motivasi yang ada di dalam dirinya. Motivasi diibaratkan sebagai

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. adanya motivasi yang ada di dalam dirinya. Motivasi diibaratkan sebagai"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

1

Sekolah merupakan sarana yang secara sengaja dirancang untuk

melaksanakan pendidikan.1 Di sekolah guru mempunyai peranan yang sangat

penting. Sebagai pendidik guru mempunyai tanggungjawab dan tugas untuk menyampaikan ilmu pengetahuan dan perkembangan seorang anak didik. Di dalam proses kegiatan belajar mengajar tidak lain adalah menanamkan sejumlah norma kedalam jiwa anak didik, kemudian dari interaksi tersebut terciptalah sebuah lingkungan yang bernilai edukatif demi kepentingan anak didik dalam belajar.

Motivasi merupakan bagian dari aspek psikologi dalam diri individu yang membangkitkan, memunculkan, mengarahkan dan menjaga serta mendorong perilaku. Perilaku belajar pada manusia muncul tidak terlepas dari adanya motivasi yang ada di dalam dirinya. Motivasi diibaratkan sebagai sumber energi bagi setiap orang untuk mencapai tujuannya dalam belajar. Apabila ada motivasi yang kuat, maka seseorang akan bersungguh-sungguh

dalam mencurahkan segala perhatiannya untuk mencapai tujuan belajar.2

Dalam masing-masing sekolah mereka mempunyai kewenangan sendiri untuk mengatur sekolahnya, tak terkecuali dalam hal mengatur peserta didik. Salah satu hal untuk mengatur peserta didik yaitu dengan melakukan

1

Umar Tirtaharja dan La Sula, Pengantar Pendidikan (Jakarta : PT Rineka Cipta,2000), hlm. 172

2 Esa Nur Wahyuni, Motivasi dalam Pembelajaran (Malang : UIN-Malang Press,2010), hlm. 3

(2)

pengelompokan peserta didik. Peserta didik dikelompokkan ke dalam kelas-kelas baik berdasarkan kriteria tertentu seperti prestasi maupun pengelompokan yang terjadi secara alami, tidak dilihat dari prestasi.

Pengelompokan peserta didik didasarkan atas pandangan bahwa disamping peserta didik mempunyai kesamaan juga mempunyai perbedaan. Kesamaan-kesamaan yang ada pada peserta didik melahirkan pemikiran penempatan pada kelompok yang sama, sementara perbedaan-perbedaan yang ada pada peserta didik melahirkan pemikiran pengelompokan mereka pada kelompok yang berbeda. Alasan lain dari adanya pengelompokan peserta didik adalah didasarkan pada realitas bahwa peserta didik terus menerus bertumbuh dan berkembang. Pertumbuhan dan perkembangan peserta didik yang satu dengan yang lain berbeda. Agar pertumbuhan peserta didik yang cepat tidak mempengaruhi pertumbuhan peserta didik yang lambat (begitu

pula sebaliknya) maka dilakukanlah pengelompokan peserta didik.3

Di zaman sekarang ini, pengelompokan peserta didik bukanlah suatu hal yang baru di dalam dunia pendidikan. Walaupun sudah tidak banyak sekolah yang melakukan pengelompokan, terutama berdasarkan prestasi. Salah satu sekolah yang menggunakan model pengelompokan peserta didik adalah SMP Negeri 1 Wonopringgo Kabupaten Pekalongan. Pengelompokan peserta didik yang dilakukan oleh SMP Negeri 1 Wonopringgo yaitu pengelompokan berdasarkan prestasi akademik. Pengelompokan dilakukan dengan cara merangking semua siswa kemudian siswa yang mendapat

3 Ali Imron, Manajemen Peserta Didik Berbasis Sekolah( Jakarta: PT Bumi Aksara, 2012), hlm. 97-98

(3)

rangking teratas akan masuk ke kelas unggulan. Tidak semua siswa yang pada kelas VII masuk ke kelas unggulan, kemudian di kelas VIII kembali masuk ke kelas unggulan. Setiap jenjang kenaikan kelas akan kembali diranking dan hal itu dapat memotivasi siswa untuk masuk ke kelas

unggulan.4

Model pengelompokan yang dilakukan oleh SMP Negeri 1 Wonopringgo, terutama pengelompokan peserta didik berdasarkan prestasi sudah layak dilakukan. Hal ini sesuai dengan hakikat peserta didik yang berbeda antara satu dengan yang lain baik dalam hal biologis maupun intelegensi. Namun secara tidak langsung terdapat kesenjangan yang terjadi dalam diri peserta didik terkait dengan adanya pengelompokan peserta didik. Berkaitan dengan persepsi, beberapa peserta didik akan menganggap bahwa pengelompokan peserta didik merupakan suatu diskriminasi terhadap mereka dan secara otomatis akan berpengaruh terhadap interaksi sosial antar peserta didik.

Persepsi merupakan aktivitas yang integrated dalam diri individu, maka apa yang ada dalam diri individu akan ikut aktif dalam persepsi. Berdasarkan hal tersebut, maka dalam persepsi dapat dikemukakan karena perasaan, kemampuan berpikir, pengalaman-pengalaman individu tidak sama, maka dalam mempersepsi sesuatu stimulus, hasil persepsi mungkin akan

4

(4)

berbeda antar individu satu dengan individu lain sebab persepsi itu bersifat individual.5

Dengan demikian peniliti tertarik untuk mengambil judul penelitian “Pengaruh Persepsi Pengelompokan Peserta Didik terhadap Motivasi Belajar PAI Siswa di SMP Negeri 1 Wonopringgo Kabupaten Pekalongan”,dengan alasan bahwa pengelompokan peserta didik perlu dilakukan mengingat hakikat peserta didik yang berbeda satu sama lain sehingga perlu dikelompokan sesuai dengan kriteria masing-maasing peserta didik, selain itu pengelompokan peserta didik merupakan salah satu cara untuk mewujudkan kelas yang kondusif serta dengan adanya pengelompokan peserta didik maka akan menimbulkan persepsi dari tiap-tiap peserta didik sehingga hal itu akan berpengaruh terhadap motivasi belajar peserta didik. Alasan peneliti menjadikan SMP Negeri 1 Wonopringgo Kabupaten Pekalongan sebagai lokasi penelitian sebab SMP Negeri 1 Wonopringgo Kabupaten Pekalongan merupakan salah satu sekolah yang menggunakan sistem pengelompokan peserta didik sebagai salah satu manajemen untuk mengatur peserta didiknya. B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana persepsi siswa tentang pengelompokan peserta didik di SMP Negeri 1 Wonopringgo Kabupaten Pekalongan?

2. Bagaimana Motivasi Belajar PAI Siswa di SMP Negeri 1 Wonopringgo Kabupaten Pekalongan?

5

(5)

3. Bagaimana Pengaruh Persepsi Pengelompokan Peserta Didik terhadap Motivasi Belajar PAI siswa di SMP Negeri 1 Wonopringgo Kabupaten Pekalongan?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk Mengetahui Persepsi Pengelompokan Peserta Didik SMP Negeri 1 Wonopringgo Kabupaten Pekalongan

2. Untuk Mengetahui Motivasi Belajar PAI Siswa di SMP Negeri 1 Wonopringgo Kabupaten Pekalongan

3. Untuk Mengetahui Pengaruh Persepsi Pengelompokan Peserta Didik terhadap Motivasi Belajar PAI Siswa di SMP Negeri 1 Wonopringgo Kabupaten Pekalongan

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Penelitian yang dilakukan ini diharapkan mampu memberikan kontribusi dalam menambah wawasan dan juga menambah referensi baru bagi perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya dalam bidang disiplin ilmu pendidikan.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi peserta didik, diharapkan dapat dijadikan bahan acuan dalam meningkatkan motivasi belajar siswa SMP Negeri 1 Wonopringgo Kabupaten Pekalongan

(6)

b. Bagi sekolah, diharapkan mampu memberikan masukan kepada pihak sekolah untuk lebih memperhatikan mutu pendidikan sehingga dapat menciptakan generasi muda yang berkualitas

E. Tinjauan Pustaka 1. Analisis Teoritis

Menurut Abdur Rahman Shaleh dalam bukunya yang berjudul Psikologi, Suatu Pengantar dalam Perspektif Islam menjelaskan bahwa Persepsi adalah proses menggabungkan dan mengorganisir data-data indra kita (pengindraan) untuk dikembangkan sedemikian rupa sehingga kita dapat menyadari disekeliling kita, termasuk sadar

akan diri kita sendiri.6

Menurut Bimo Walgito dalam bukunya Pengantar Psikologi Umum menjelaskan bahwa persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh proses penginderaan, yaitu merupakan proses diterimanya stimulus oleh individu melalui alat indera atau juga

disebut proses sensoris.7

Menurut Ali Imron didalam bukunya yang berjudul Manajamen Peserta didik Berbasis Sekolah, dijelaskan bahwa Pengelompokan atau grouping adalah pengelompokan peserta didik berdasarkan karakteristik-karakteristiknya. Karakteristik demikian perlu digolongkan, agar mereka berada dalam kondisi yang sama.

6 Abdur Rahman Shaleh, Psikologi Suatu Pengantar dalam Perspektif Islam(Jakarta : Prenada Media Grup, 2004), hlm.110

(7)

Adanya kondisi yang sama ini bisa memudahkan pemberian layanan

yang sama.8

Menurut Mitchun sebagaimana dikutip oleh Ali Imron ada dua jenis pengelompokan peserta didik. Yang pertama, ia namai dengan ability grouping, sedangkan yang kedua ia namai dengan sub-grouping with in the class. Yang dimaksud ability grouping adalah

pengelompokan berdasarkan kemampuan di dalam setting

sekolah.Sedangkan sub- grouping with in the class adalah

pengelompokan dalam setting kelas.9

Menurut, Nana Syaodih Sukmadinata dalam bukunya yang berjudul Landasan Psikologi Proses Pendidikan, menjelaskan bahwa motivasi adalah kekuatan yang menjadi pendorong kegiatan individu yang menunjukan suatu kondisi dalam diri individu yang mendorong atau menggerakan individu tersebut melaksanakan kegiatan untuk mencapai suatu tujuan. Motivasi terbentuk oleh tenaga-tenaga yang

bersumber dari dalam dan luar individu.10

Haryu Islamuddin dalam bukunya yang berjudul Psikologi Pendidikan menjelaskan bahwa di dalam prosses belajar, motivasi sangat diperlukan, sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar, tak akan mungkin melakukan aktivitas belajar. Hal ini merupakan pertanda bahwa sesuatu yang akan dikerjakan itu tidak

8

Ali Imron, Op, Cit,.hlm. 97 9Ibid.,hlm. 98-99

10 Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), hlm. 61

(8)

menyentuh kebutuhannya. Segala sesuatau yang menarik minat orang lain belum tentu menarik minat orang tertentu selama sesuatu itu tidak

bersentuhan dengan kebutuhannya.11

Hamzah B. Uno dalam bukunya yang berjudul Teori Motivasi dan Pengukuranyya Analisis di Bidang Pendidikan, menjelaskan bahwa: Motivasi berasal dari kata “motif” yang berarti kekuatan yang terdapat dalam diri individu. Motivasi adalah dorongan dasar yang menggerakkan seseorang untuk bertingkah laku.Jadi, motivasi belajar adalah dorongan dasar yang ada dalam diri siswa yang menggerakkan

siswa untuk belajar.12

Adapun hasil penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah

Skripsi yang ditulis oleh Rokhimah dengan judul “Pengaruh Persepsi Berjilbab terhadap Pemakaian Jilbab Siswa MAN 2 Pekalongan” menyimpulkan bahwa persepsi berjilbab siswa MAN 2 Pekalongan termasuk dalam kategori sedang,Sedangkan pemakaian jilbab siswa MAN 2 Pekalongan termasuk dalamkategori rendah. Dengan demukian dapat disimpulkan bahwa baik taraf signifikan 5% maupun taraf signifikan 1% terdapat pengaruh antara persepsi

berjilbab terhadap perilaku berjilbab siswa MAN 2 Pekalongan.13

11

Haryu Islamuddin, Psikologi Pendidikan (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2012), hlm. 259-260

12

Hamzah B. Uno, Teori Motivasi dan Pengukuranya Analisis di Bidang Pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), hlm. 3

13Rokhimah,“Pengaruh Persepsi Berjilbab terhadap Pemakaian Jilbab Siswa MAN 2 Pekalongan”, Skripsi (Pekalongan : STAIN, 2010), Hlm. vii

(9)

Skripsi yang ditulis oleh M. Rifqon Khamami yang berjudul “Pengaruh Persepsi Siswa Tentang Kreatifitas Guru PAI Terhadap Motivasi Belajar Siswa Kelas VII Di SMP Muhammadiyah Pekalongan” menyimpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara kreativitas Guru PAI terhadap motivasi belajar siswa. Hal ini dapat dibuktikan dengan melihat koefisien korelasi antara dua variable yang berbeda pada table interpretasi 0,40-0,70 yang menujukan hubungan yang cukup kuat. Kemudian dalam analisis data r Regresi, pada taraf signifikan 5% adalah 0,355 terdapat korelasi positif yang signifikan antar kreatifitas guru PAI dengan motivasi belajar siswa. Pada taraf signifikan 1% adalah 0,456 terdapat korelasi positif yang signifikan antara kreatifitas guru PAI dengan motivasi belajar siswa

kelas VII SMP Muhammadiyah Pekalongan.14

Skripsi yang ditulis oleh Kowiyah yang berjudul “ Pengaruh Persepsi Jilbab terhadap Motivasi Berjilbab Peserta Didik di MA YIC Bandar Kabupaten Batang” menyimpulkan bahwa persepsi berjilbab peserta didik di MA YIC Bandar Kab. Batang pada tahun pelajaran 2013/ 2014 termasuk dalam kategori sangat baik, hal ini dibuktikan dari interval angket tata tertib peserta didik dengan hasil presentase 82% yaitu terdapat dalam presentase 81,25%-100%. Setelah dilakukan analisis, maka hasil 81% berarti termasuk dalam kategori sangat baik. Motivasi berjilbab peserta didik di MA YIC Bandar Kab. Batang tahun

14

M. Rifqon Khamami , “Pengaruh Persepsi Siswa Tentang Kreatifitas Guru PAI Terhadap Motivasi Belajar Siswa Kelas VII Di SMP Muhammadiyah Pekalongan”, Skripsi (Pekalongan : STAIN, 2013), hlm. 77

(10)

pelajaran 2012/ 2013 termasuk dalam kategori sangat baik, hal ini dibuktikan dari interval angket perilaku kedisiplinan peserta didik dengan hasil presentase 84,8% yaitu terdapat dalam presentase antara 81,25%-100% yang berarti termasuk dalam kategori sangat baik. Terdapat pengaruh positif yang signifikan antara persepsi berjilbab dengan motivasi berjilbab peserta didik di MA YIC Bandar Kab. Batang. Hal ini dibuktikan dari hasil perhitungan rxy yang diperoleh sebesar 0,467. Dengan melihat daftar nilai interpretasi nilai , nilai 0,467 memi liki pengaruh yang cukup atau sedang antara variabel x dengan variabel y. Sedangkan analisis lanjut dengan membandingkan dengan nilai r pada product moment, dimana pada taraf signifikan 5% dengan N= 30 sebesar 0,361 yang berarti rxy>rt atau 0,467 > 0,361 sehingga H0 ditolak dan Ha diterima. Begitu juga pada taraf signifikan 1% diperoleh rxy>rt yaitu 0,467 > 0,463. Jadi dapat dikatakan bahwa persepsi yang dimiliki oleh peserta didik mengenai berjilbab berpengaruh pada motivasi yang dimiliki oleh siswi ketika

memutuskan akan memakai jilbab. 15

Skripsi yang ditulis oleh Syarkawi yang berjudul “Pola Pengelompokan Siswa Baru Studi Kasus di Madrasah Ibtidaiyah

Bustanul Ulum Sumberanyar Rowokangkung Lumajang”

menyimpulkan bahwa Pola pengelompokan siswa baru di Madrasah Ibtidaiyah Bustanul Ulum Lumajang hanya terdapat pada kelas 1 saja

15 Kowiyah,”Pengaruh Persepsi Jilbab terhadap Motivasi Berjilbab Peserta Didik di MA YIC Bandar Kabupaten Batang”, Skripsi (Pekalongan:STAIN, 2013), hlm. vii

(11)

dan dikelompokkan di kelas A bagi siswa baru yang lulus tes dan kelas B bagi siswa baru yang tidak lulus tes. Adapun yang menjadi dasar pengelompokan siswa baru di Madrasah Ibtidaiyah tersebut ialah hasil tes masuk dan perbedaan-perbedaan yang terdapat pada individu peserta didik seperti minat, bakat dan kemampuan intelegensi. Sedangkan yang menjadi kriteria pengelompokan siswa baru ialah potensi-potensi yang terdapat pada individu peserta didik.Tujuan dari pengelompokan siswa baru di madrasah tersebut ialah untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi dalam melakukan kegiatan belajar mengajar, serta untuk membimbing peserta didik secara intensif.16

2. Kerangka Berpikir

Kerangka atau teori merupakan deskripsi sementara dari gejala objek yang diteliti dan kriteria suatu kerangka teori itu dapat menyakinkan peneliti lain adalah pola berpikir logis dan hal ini

berhubungan dengan teori-teori telaah pustaka.17

16 Syarkawi, “Pola Pengelompokan Siswa Baru Studi Kasus di Madrasah Ibtidaiyah Bustanul Ulum Sumberanyar Rowokangkung Lumajang”, Skripsi(Surabaya : IAIN Sunan Ampel Surabaya, 2011), hlm. vi

17Cholid Narbuko dan Abu Ahmad, Metodologi penelitian(Jakarta: Bumi Aksara, 2001), hlm.60-61

(12)

- Stimulus Pengelompokan -Hasrat untuk berprestasi

- Konteks dan Pengalaman Peserta Didik -Dorongan untuk belajar

- Perhatian Guru - Rasa ingin tahu

- Nilai dan Kebutuhan Individu - Rasa percaya diri

Persepsi siswa mengenai pengelompokan peserta didik akan memotivasi siswa untuk belajar lebih giat dan secara otomatis hal tersebut juga akan berdampak positif terhadap hasil belajar siswa.

3. Hipotesis

Menurut Arikunto, mendefinisikan hipotesis sebagai suatu jawaban yang besifat sementara terhadap masalah penelitian sampai

terbukti melalui data yang akan terkumpul.18

Adapun hipotesis yang diajukan dari penelitian ini adalah “Terdapat Pengaruh yang Signifikan antara Persepsi Pengelompokan Peserta Didik dengan Motivasi Belajar PAI Siswa di SMP Negeri 1 Wonopringgo Kabupaten Pekalongan.”

18Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), hlm. 71 PERSEPSI PENGELOMPOKAN PESERTA DIDIK MOTIVASI BELAJAR PAI

(13)

F. Metode Penelitian 1. Desain Penelitian

a. Pendekatan Penelitian

Dalam pelaksanaan penelitian ini, jenis pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif.Pendekatan kuantitatif yaitu data yang berbentuk angka.Artinya penelitian kuantitatif ini lebih menekankan analisis pada data numerical (angka) yang

diolah dengan metode statistik.19

b. Jenis Penelitian

Sedangkan jenis penelitian yang digunakan dalam skripsi ini adalah penelitian lapangan (Field Research) yaitu penelitian yang dilakukan dengan mempelajari secara intensif latar belakang kasus terakhir, interaksi lingkungan yang terjadi pada satu unit

sosial, individu, kelompok, lembaga masyarakat.20

Dalam hal ini peneliti mencoba mengamati tingkah laku siswa, bagaimana persepsi siswa tentang pengelompokan peserta didik, apakah pengelompokan peserta didik yang diterapkan oleh sekolah dapat meningkatkan motivasi belajar PAI siswa atau malah sebaliknya.

2. Definisi Operasional Variabel Penelitian

a. VariabelBebas (X) adalah suatu variabel yang variasinya mempengaruhi variabel lain atau dengan kata lain variabel bebas

19Sugiono, Statistik untuk Penelitian (Bandung: Afabeta, 2007), hlm. 23

20Suryadi Suryabrata, Metodologi Penelitian (Jakarta: Rajawali Pers, 2004), hlm.75

(14)

adalah variabel yang pengaruhnya terhadap variabel lain yang

ingin diketahui.21

Dalam variabel ini yang menjadi variabel bebas adalah Persepsi Pengelompokan Peserta Didik dengan indikator sebagai berikut: 1. Stimulus Pengelompokan Peserta Didik (untuk angket no 1-5) 2. Konteks dan Pengalaman Peserta Didik (untuk angket no 6-9) 3. Perhatian Guru (untuk angket no 10-14)

4. Nilai dan Kebutuhan Individu22 (untuk angket no 15-19)

b. Variabel terikat (Y) adalah variabel penelitian yang diukur untuk

mengetahui besarnya efek atau pengaruh variabel lain.23

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah motivasi belajar PAI siswa SMP Negeri 1 Wonopringgo Kabupaten Pekalongan dengan indicator sebagai berikut:

1. Hasrat dan keinginan untuk berprestasi (untuk angket no 1-5) 2. Dorongan untuk belajar (untuk angket no 6-10)

3. Rasa ingin tahu (untuk angket no 11-14)

4. Rasa percaya diri.24 (untuk angket no 15-19)

21

Saifudin Anwar, Metodologi Penelitian(Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 1998), hlm. 62 22 Bimo Walgito, Op, Cit.,hlm. 90

23Saifuddin Anwar, Op, Cit., hlm. 62 24

(15)

3. Populasi Penelitian a. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek yang akan diteliti yang didefinisikan dengan jelas, dengan

karakteristik dan kuantitas tertentu25.

Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah siswa kelas VIII yang terdiri dari 8 kelas dengan jumlah 282 siswa dan siswa kelas IX yang terdiri dari 8 kelas dengan jumlah 277 siswa. Jadi total seluruh populasi adalah 559 siswa SMP Negeri 1 Wonopringgo Kabupaten Pekalongan.

b. Sampel

Sampel adalah pengambilan sampel sebagian objek untuk diselidiki yang akan mewakili populasi. Untuk menentukan sampel Suharsimi Arikunto memberikan gambaran apabila subjek penelitian kurang dari 100 lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi.Selanjutnya jika jumlah objek lebih besar dari 100 maka diambil antara 10-15%

atau 20-25% atau lebih.26

Dalam penelitian ini diambil sampel 15% dari jumlah populasi, sehingga yang menjadi sampel adalah 15% x 559 = 83,85 dan dibulatkan menjadi 84 siswa. Sampel ini diambil dari siswa

25Salafudin, Statistik Terapan untuk Penelitian Sosial (Pekalongan: STAIN Pekalongan Press, 2009), hlm. 11

26

(16)

kelas VIII dan kelas IX yang berjumlah 16 kelas. Jadi setiap kelas diambil 5 sampai 6 anak.

Pengambilan sampel menggunakan teknik simple random sampling, dimana pengambilan populasi diambil secara acak tanpa memperhatikan strata dalam populasi. Jadi untuk pengambilan sampel, diambil secara acak untuk mewakili tiap kelas.

4. Sumber Data Penelitian

Untuk mendapatkan data-data yang valid maka diperlukan sumber data yang valid pula. Dalam penelitian ini ada dua sumber data, yaitu sumber data primer dan sekunder.

Sumber data primer adalahsumber data lapangan yang dapat berupa seorang tokoh masyarakat, tokoh agama, aparat

pemerintahan dan sebagainya.27. Sumber data primer dalam

penelitian ini adalah Kepala Sekolah, Guru PAI dan Peserta Didik di SMP Negeri 1 Wonopringgo. Sementara itu, sumber data sekunder dalam penelitian ini adalah data-data yang mendukung sumber data primer, yaitu buku-buku atau sumber-sumber lain yang relevan dengan penelitian ini.

5. Metode Pengumpulan Data a. Metode angket

Angket adalah suatu daftar pertanyaan tentang topik tertentu, yang akan diberikan kepada objek atau baik secara

27

(17)

individu atau kelompok untuk mendapatkan informasi

tertentu.28Metode ini digunakan untuk memperoleh data dari anak

didik tentang persepsi pengelompokan peserta didik yang dilakukan oleh sekolah dan data tentang motivasi belajar PAI siswa di SMP Negeri 1 Wonopringgo Kabupaten Pekalongan.

Dalam pembuatan angket mengggunakan skala likert. Skala likert adalah skala yang dapat digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang tentang suatu objek atau

fenomena tertentu.29 Dalam skala likert ini digunakan alternatif

jawaban sebagai berikut:

1) Jawaban Sangat Setuju (SS), diberi skor 4

2) Jawaban Setuju (S), diberi skor 3

3) Jawaban Tidak Setuju (TS), diberi skor 2

4) Jawaban Sangat Tidak Setuju (STS), diberi skor 1 b. Metode Dokumentasi

Dokumentasi adalah catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar atau karya-karya

monumental dari seseorang.30.

Metode ini digunakan untuk memperoleh data keadaan sekolah, para pendidik, anak didik, struktur organisasi dan data tentang sarana dan prasarana sekolah.

28Sutrisno Hadi, Metodologi Research(Yogyakatra :Andi Offset, 2000),hlm.9 29

Shofian Siregar, Metode Penelitian Kuantitatif(Jakarta: Kencana Prenada Media Grup, 2013), hlm. 25

30

(18)

c. Metode Observasi

Metode Observasi merupakan suatu cara untuk

mengadakan penelitian dengan jalan mengadakan pengamatan secara langsung dan sistematis mengenai fenomena-fenomena yang diselidiki.31

Metode ini digunakan untuk mendapatkan data tentang sikap yang muncul akibat dari adanya pengelompokan peserta didik dan interaksi sosial yang terjadi di antara para siswa , serta data tentang motivasi belajar PAI siswa di SMP Negeri 1 Wonopringgo.

d. Wawancara

Wawancara adalah proses tanya jawab dalam penelitian yang berlangsung secara lisan dalam mana dua orang atau lebih bertatap mukaa mendengarkan secara langsung

informasi-informasi atau keterangan-keterangan.32

Metode ini digunakan untuk mendapatkan data tentang persepsi siswa mengenai pengelompokan peserta didik di SMP Negeri 1 Wonopringgo.

6. Uji Normalitas Data

Statistik parametris bekerja berdasarkan asumsi bahwa data setiap variabel yang akan dianalisis berdasarkan distribusi normal.

31 Wayan Nur Kancana, dkk, Evaluasi Pendidikan (Surabaya : PT. Usaha Nasional, 1986). Hlm. 46

32

Cholid Narbuko dan Abu Achmadi, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Bumi Aksara, 2013), hlm. 83

(19)

Untuk itu sebelum menggunakan teknik statistik parametris, maka kenormalan data harus diuji terlebih dahulu. Bila data tidak normal, maka kenormalan data harus diuji terlebih dahulu. Bila tidak normal, maka statistik parametris tidak dapat digunkan.

Untuk itu perlu digunakan statistik nonparametris.33

Tujuan dari uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah data dari hasil pengukuran tersebut berdistribusi normal atau tidak.

Cara menguji normalitas data ini dengan uji Liliefors.34

Langkah-langkah penyelesaiannya menggunakan bantuan SPSS. 7. Pengujian Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Uji validitas reliabilitas digunakan untuk menguji data yang menggunakan daftar pertanyaan atau kuesioner untuk melihat pertanyaan dalam kuesioner yang diisi oleh responden tersebut layak atau belum pertanyaan-pertanyaan digunakan untuk mengambil data. a. Uji Validitas Instrumen

Uji validitas digunakan untuk mengetahui kelayakan butir-butir dalam suatu daftar pertanyaan dalam mendefinisikan suatu variabel. Daftar pertanyaan ini pada umumnya mendukung suatu kelompok variabel tertentu. Uji validitas sebaiknya dilakukan pada setiap butir pertanyaan diuji validitasnya. Hasil t hitung kita bandingkan dengan t tabel di mana df=n-2 dengan sig 5%. Jika t tabel < t hitung maka valid. Uji validitas menggunakan teknik regresi linier sederhana.

33 Sugiyono, Statistika untuk Penelitian (Bandung: Alfabeta, 2014) hlm. 79-80

34 Duwi Priyatno, Teknik Mudah dan Cepat Melakukan Analisis Data Penelitian dengan

(20)

b. Uji Reliabilitas Instrumen

Reliabilitas (keandalan) merupakan ukuran suatu kestabilan dan konsistensi responden dalam menjawab hal yang berkaitan dengan kontruk-kontruk pertanyaan yang merupakan dimensi suatu variabel dan disusun dalam bentuk kuesioner.

Uji reliabilitas dapat dilakukan secara bersama-sama terhadap seluruh butir pertanyaan. Jika nilai Alpha > 0,60 maka

reliabel. Dengan rumus sebagai berikut.35

r 𝑘 (𝑘−1) 1 − 𝜎𝑏2 𝜎𝑡2 Keterangan : r = reliabilitas instrumen

k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

σb2 = jumlah varian butir

𝜎𝑡2 = varians total

Penafsiran koefisien realibilitas berpedoman pada penggolongan

Suharsimi Arikunto, yaitu:36

35Ibid, hlm. 177-187 36Ibid., hlm. 276.

(21)

Tabel 1. Interpretasi nilai r

Besarnya Nilai r Interpretasi

Antara 0,800 sampai dengan 1,00 Tinggi

Antara 0,600 sampai dengan 0,800 Cukup

Antara 0,400 sampai dengan 0,600 Agak Rendah

Antara 0,200 sampai dengan 0,400 Rendah

Antara 0, 00 sampai dengan 0,200 Sangat Rendah (tidak berkorelasi)

8. Teknik Analisis Data

Analisis Data dapat dikatakan sebagai proses memanipulasi data hasil penelitian sehingga data tersebut dapat menjawab pertanyaan penelitian.37

Analisis data menyederhanakan ke dalam bentuk yang lebih

mudah dibaca dan dioresentasikan. Langkah-langkah untuk

menganalisis data adalah sebagai berikut: a. Analisis Pendahuluan

Untuk analisis variabel x (persepsi pengelompokan peserta didik) peneliti menggunakan analisis deskripsi dimana penulis mendeskripsikan hasil observasi dan wawancara selama penelitian.

Untuk variabel y ( Motivasi Belajar PAI ) Analisa data yang digunakan adalah deskriptif persentase. Sesuai dengan tujuan analisis deskriptif yaitu untuk memberikan gambaran mengenai hasil penelitian secara umum, bagaimana karakteristik

37 Erwan Agus Purwanto dan Dyah Ratih Sulistyastuti, Metode Penelitian Kuantitatif, cet ke-2 (Yogyakarta : Penerbit Gaya Media, ke-2011), hlm. 93

(22)

subjek penelitian sehubungan dengan variabel-variabel yang diteliti. Adapun rumus adalah sebagai berikut:

DP = Skor total x 100% Skor maksimal

b. Analisis Lanjut

Analisa lanjut ini dimasukan untuk menguji hipotesis berdasarkan variabel yang telah ditentukan, sehingga dapat diketahui adanya tidaknya pengaruh antara variable x dan variabel y dengan menggunakan rumus regresi linier sederhana

dengan rumus sebagai berikut38 :

ŷ = 𝑎 + 𝑏𝑥 Keterangan :

ŷ : Subyek dalam variabel dependen yang

diprediksikan.

a : Harga Y bila X = 0 (harga konstan)

b : Angka arah atau koefisien regresi yangmenunjukkan

angka kemungkinan ataupun penurunan variabel

dependen yang didasarkan pada variabel

independen.

x : Subyek pada variabel independen yang mempunyai

nilai tertentu.

38

Syofian Siregar, Metode Penelitian Kuantitatif (Jakarta : Kencana Prenadamedia Grup, 2013), hlm. 287-291

(23)

Adapun langkah-langkah penghitungan sebagai berikut: 1) Mencari nilai konstanta b

b =

 

  2 2 ) ( . x x n y x xy n

2) Mencari nilai konstanta a a = Y−b. X

𝑛

3) Membuat persamaan regresi Y = a+bX

4) Menghitung Nilai korelasi r 𝑛( 𝑥𝑦) − ( 𝑥. 𝑦)

𝑛 𝑥2− ( 𝑥)2 𝑛 𝑦2− ( 𝑦)2

5) Menghitung koefisien determinasi KP = r² v x 100%

6) Menghitung nilai t t hitung = r

𝑛−2 1−(𝑟)2

c. Analisis uji hipotessis

Ho : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara persepsi pengelompokan peserta didik dengan motivasi belajar PAI siswa Ha : Terdapat pengaruh yang signifikan antara persepsi pengelompokan peserta didik dengan motivasi belajar PAI siswa

(24)

Dengan taraf kesalahan 5% dan derajat kebebasan N-2 maka jika t hitung lebih besar dari t tabel artinya Ho ditolak dan Ha diterima.

G. SISTEMATIKA PENULISAN

Untuk mempermudah skripsi ini, maka sistematika penulisan skripsi ini terdiri atas tiga bagian sebagai berikut:

1. Bagian muka terdiri dari halaman judul, halaman nota pembimbing, halaman pengesahan, halaman persembahan, halaman motto, abstrak, kata pengantar, daftar isi, daftar isi, daftar tabel, serta halaman daftar lampiran.

2. Bagian isi terdiri dari lima bab, yaitu:

BAB I. Pendahuluan, meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, tinjauan pustaka, metode penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II. Persepsi Pengelompokan Peserta Didik dan Motivasi Belajar PAI Siswa. Persepsi yang meliputi definisi persepsi, proses

persepsi dan faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi.

Pengelompokkan Peserta Didik, meliputi Pengertian Pengelompokan

Peserta Didik, Urgensi Pengelompokan dan Jenis-Jenis

Pengelompokan. Motivasi Belajar, meliputi Pengertian Motivasi Belajar, Macam-macam Motivasi Belajar, Tujuan Motivasi Belajar, Fungsi Motivasi Belajar, Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar dan Cara Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa.

(25)

BAB III. Persepsi Pengelompokan Peserta Didik terhadap Motivasi Belajar PAI Siswa di SMP Negeri 1 Wonopringgo

Kabupaten Pekalongan. Gambaran Umum SMP Negeri 1

Wonopringgo Kabupaten Pekalongan, yang meliputi: Identitas Sekolah, Visi Misi serta Tujuan SMP Negeri 1 Wonopringgo Kabupaten Pekalongan, Struktur Organisasi SMP Negeri 1 Wonopringgo Kabupaten Pekalongan, Keadaan Guru SMP Negeri 1 Wonopringgo Kabupaten Pekalongan, Keadaan Siswa SMP Negeri 1 Wonopringgo Kabupaten Pekalongan, Keadaan Sarana dan Prasarana SMP Negeri 1 Wonopringgo Kabupaten Pekalongan.Persepsi Pengelompokan Peserta Didik SMP Negeri 1 Wonopringgo Kabupaten Pekalongan. Motivasi Belajar PAI Siswa di SMP Negeri 1 Wonopringgo Kabupaten Pekalongan. Uji Normalitas Data,Validitas dan Reliabilitas Data..

BAB IV. Pengaruh Persepsi Pengelompokan Peserta Didik terhadap Motivasi Belajar PAI Sisawa SMP Negeri 1 Wonopringgo

Kabupaten Pekalongan, meliputi: Analisis tentang

PersepsiPengelompokan Peserta Didik SMP Negeri 1 Wonopringgo Kabupaten Pekalongan. Analisis Motivasi Belajar PAI Siswa SMP Negeri 1 Wonopringgo Kabupaten Pekalongan. Pengaruh Persepsi Pengelompokan Peserta Didik terhadap Motivasi Belajar PAI Siswa SMP Negeri 1 Wonopringgo Kabupaten Pekalongan

Gambar

Tabel 1. Interpretasi nilai r

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan alasan tersebut diatas, maka sangat urgen sekali dirumuskan peran dan sosok petugas BP4 dalam konteks problem yang dihadapi, yakni peran yang diarahkan kepada

Dengan mengunakan metodologi perbandingan bahasa, teori Teritori Informasi,dan mengunakan contoh kalimat yang dikumpulkan dalam komik bahasa Jepang yang telah diterjemahkan ke

Namun hutan rakyat sengon umumnya dibangun di lahan milik petani yang sempit, pengetahuan petani tentang manajeman pohon sangat terbatas, dan pendampingan oleh penyuluh kehutanan

diatas didapati bentuk awan pada batik mega mendung merupakan bentuk yang paling sering muncul pada enam batik pilihan perwakilan dari 24 batik Trusmi Masina. Hal ini

Penelitian ini memiliki dua tujuan. 1) Memaparkan strategi pembelajaran bahasa Indonesia untuk kelas inklusi. 2) Memaparkan penerapan strategi pembelajaran bahasa

a. Nilai pre-test direkrut dari nilai tugas peserta didik yang sudah dinilai oleh guru. Pembelajaran pada pelaksanaan pre-test menggunakan model pembelajaran

Hasil penelitian menunjukkan bahwa cara guru bimbingan dan konseling memberikan arahan/bimbingan dalam mengatasi degradasi moral siswa sudah berjalan dengan baik dilihat

Bila diperbandingkan wewenang yang diberikan Hasbie bagi akal dengan wewenang yang diberikan oleh aliran-aliran kalam bagi akal , ternyata hampir ada persamaan antara pemikiran