• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGELOLAAN TERBITAN BERKALA ILMIAH SESUAI KETENTUAN AKREDITASI: UPAYA MENUJU JURNAL TRAKREDITASI DAN BEREPUTASI INTERNASIONAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGELOLAAN TERBITAN BERKALA ILMIAH SESUAI KETENTUAN AKREDITASI: UPAYA MENUJU JURNAL TRAKREDITASI DAN BEREPUTASI INTERNASIONAL"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

PENGELOLAAN TERBITAN BERKALA ILMIAH SESUAI KETENTUAN

AKREDITASI: UPAYA MENUJU JURNAL TRAKREDITASI DAN

BEREPUTASI INTERNASIONAL

Wahid Nashihuddin1) dan Dwi Ridho Aulianto

Pusat Dokumentasi dan Informasi Ilmiah – LIPI

1)

Korespondensi: mamaz_wait@yahoo.com

ABSTRAK

Munculnya peraturan akreditasi terbitan berkala ilmiah yang baru dan sama pada tahun 2014, LIPI dan DIKTI sepakat bahwa per-April 2016 pelaksanaan akreditasi jurnal dilakukan secara online. Implikasi kebijakan dari peraturan tersebut adalah adanya kewajiban bagi pengelola jurnal untuk menyiapkan terbitannya dalam versi elektronik (e-journal). Hal tersebut tentunya perlu segera dipersiapkan oleh pengelola jurnal, mulai dari penetapan nama jurnal, evaluasi diri terbitan, pendaftaran akreditasi jurnal online, hingga menyipkan terbitannya untuk menjadi jurnal terakreditasi dan bereputasi internasional. Kajian ini bertujuan untuk: (1) mendeskripsikan sebaran terbitan berkala ilmiah di Indonesia yang terakreditasi oleh LIPI dan DIKTI, ditinjau dari bidang ilmu, lembaga penerbit, dan kota terbit; dan 2) mengetahui berbagai upaya pengelola jurnal dalam mempersiapkan terbitannya menjadi jurnal terakreditasi dan bereputasi internasional. Sumber data adalah studi literatur, berupa dokumen peraturan, artikel, dan makalah presentasi yang terkait dengan akreditasi terbitan berkala ilmiah. Data dianalisis secara deskriptif. Hasil kajian ini adalah: (1) Dari sejumlah jurnal ilmiah yang terakreditasi oleh LIPI (sebanyak 190 judul terbitan) dan DIKTI (sebanyak 172 judul terbitan) atau total keseluruhan sejumlah 362 judul terbitan menunjukkan bahwa jumlah tersebut masih relatif sangat kecil (hanya sekitar 5,17%) jika dibandingkan dengan jumlah keseluruhan jurnal ilmiah Indonesia yang ada di database ISJD (sekitar 7000 jurnal); (2) jurnal yang terkreditasi LIPI atau DIKTI sebagian besar berasal kota jakarta (sebanyak 113 judul terbitan atau 31,22%) dengan bidang ilmu Pertanian Kedokteran Hewan dan Lingkungan (43 judul terbitan terakreditasi LIPI) dan kesehatan (34 judul terbitan terakreditasi DIKTI); (3) lembaga penerbit jurnal terakreditasi LIPI dan DIKTI sebagian besar dari lembaga kementerian (sebanyak 134 judul terbitan atau 70,53%) dan universitas (sebanyak 99 judul terbitan atau 57,56%); (4) diketahui tiga terbitan jurnal ilmiah yang diakreditasi oleh dua lembaga, LIPI dan DIKTI perlu segera melakukan evaluasi agar hal tersebut tidak terjadi lagi; dan (5) pengelola jurnal perlu segera menyiapkan terbitannya dalam versi elektronik (e-journal) dalam rangka menuju jurnal terakreditasi dan bereputasi internasional.

Keywords: Scientific journal; Scientific writing; Journal accreditation; Open Journal System; Editorial board;

LIPI; DIKTI

1. PENDAHULUAN

Salah satu upaya pemerintah untuk meningkatkan mutu majalah ilmiah atau jurnal di Indonesia adalah menyelenggarakan program akreditasi terbitan berkala ilmiah. Program akreditasi ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas terbitan dalam komunitas ilmiah sehingga mampu berdaya saing dengan terbitan berkala ilmiah internasional. Pelaksanaan akreditasi terbitan berkala ilmiah dilatarbelakangi oleh perlunya optimalisasi hasil penelitian dari berbagai lembaga/institusi, baik lembaga penelitian, perguruan tinggi, maupun asosiasi profesi dalam rangka pengembangan keilmuan dan kebutuhan pembangunan di Indonesia.

Terbitan jurnal yang telah terakreditasi secara substansi sudah memiliki kualitas yang baik, karena sudah mengikuti standar ketentuan penulisan terbitan berkala ilmiah yang diakui secara nasional dan internasional. Terbitan yang terakreditasi diharapkan dapat memberikan kontribusi nyata dan positif dalam penyebaran ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) dan peningkatan profesionalisme penulisnya. Wilis (2013) mengatakan bahwa jurnal ilmiah tidak hanya diperlukan dalam pemasyarakatan iptek hasil penelitian, tetapi juga menentukan profesionalisme peneliti. Bagi peneliti, jurnal ilmiah menjadi bukti pertanggungjawaban karya tulis ilmiah (KTI) khususnya dalam kegiatan penelitian. Apabila peneliti tidak dapat mempublikasikan KTI-nya pada jurnal ilmiah terakreditasi maka akan mengalami pemutusan jabatan fungsional peneliti, dan hal tersebut dapat dapat menghambat karir jabatan peneliti.

Di Indonesia, penilaian akreditasi jurnal dilakukan oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (DIKTI). Penilaian akreditasi terbitan berkala ilmiah di LIPI dilaksanakan oleh Pusat Pembinaan, Pendidikan dan Pelatihan (Pusbindiklat) Peneliti – LIPI.

(2)

Sedangkan penilaian akreditasi terbitan berkala ilmiah di DIKTI, dilaksanakan oleh Direktorat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat - Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditlitabmas) - DIKTI. Awal mula, kedua lembaga tersebut memiliki ketentuan penilaian akreditasi terbitan berkala ilmiah yang berbeda. Namun, setelah munculnya Surat Keputusan Bersama (SKB) antara Kepala LIPI dan Dirjen DIKTI pada tahun 2014 peraturan dan ketentuan penilaian akreditasinya memiliki bobot penilaian yang sama. Hasil kebijakan dari SKB tersebut adalah terbitnya Peraturan Kepala LIPI Nomor 3 Tahun 2014 Tentang Pedoman Akreditasi Terbitan Terbitan Berkala Ilmiah; dan Peraturan Dirjen DIKTI Nomor 1 Tahun 2014 Pedoman Akreditasi Terbitan Terbitan Berkala Ilmiah. Sudarmonowati (2013) mengatakan bahwa hakekat kedua peraturan akreditasi baru berdasarkan pada SKB antara Kepala LIPI dan Dirjen DIKTI dengan menghasilkan beberapa kebijakan, yaitu: 1) peraturan akreditasi terbaru berlaku efektif mulai bulan Maret tahun 2015; 2) bagi terbitan berkala ilmiah yang mengajukan usulan akreditasi di tahun 2014, masih mengacu pada Peraturan Kepala LIPI No. 04/E/2011 tentang Pedoman Akreditasi Majalah Ilmiah atau Peraturan Dirjen DIKTI No.49/DIKTI/Kep/2011 tentang Pedoman Akreditasi Terbitan Berkala Ilmiah; 3) bagi pengelola terbitan berkala ilmiah yang akan mengajukan usulan baru mulai bulan Maret tahun 2015, dapat memilih ketentuan akreditasi, mengacu pada peraturan akreditasi lama atau yang baru; dan 4) mulai bulan Maret tahun 2016 akreditasi terbitan berkala ilmiah dilakukan berdasarkan peraturan akreditasi baru dan akan diberlakukan secara efektif untuk menggantikan peraturan lama, dalam hal ini peraturan lama tidak berlaku lagi.

Lukman (2015) mengatakan bahwa pada tahun 2014 telah ada ada kesepakatan antara LIPI dan DIKTI dalam menetapkan suatu pedoman akreditasi terbitan berkala ilmiah yang lebih menekankan pada penilaian penerbitan jurnal ilmiah secara elektronik. Peraturan tersebut diberlakukan per-April 2016. Artinya bahwa sejak ada peraturan baru yang ditandatangani bulan Agustus dan Septemper 2014, pengelola jurnal harus mulai melakukan transisi dari sistem pengelolaan dan penerbitan jurnal cetak (printed) ke terbitan jurnal elektronik. Untuk membangun sistem e-journal ini, LIPI dan DIKTI sepakat menetapkan program aplikasi yang digunakan untuk jurnal elektronik (e-journal) adalah Open Journal

System (OJS). Meskipun kedua peraturan akreditasi baru memiliki nomor surat keputusan yang berbeda,

tetapi secara substansi isinya sama. Hal yang membedakan hanya masalah kewenengannya saja. LIPI memiliki wewenang untuk melakukan akreditasi terbitan berkala ilmiah yang diterbitkan oleh Kementerian/Lembaga (K/L) dan asosiasi profesi yang tidak berkoordinasi dengan perguruan tinggi. Sedangkan DIKTI memiliki wewenang melakukan akreditasi terbitan berkala ilmiah yang diterbitkan oleh perguruan tinggi/istititut/sekolah dan asosiasi profesi yang berada di bawah koordinasi lembaga pendidikan tersebut.

Pengelolaan dan penerbitan jurnal secara elektronik ini dilakukan dalam rangka mempermudah dan mempercepat penyebarluasan (disemination) informasi artikel jurnal yang lebih secara global. Penilaian akreditasi jurnal yang akan diberlakukan per-April 2016 ini dilaksanakaan secara online melalui sistem Akreditasi Jurnal Nasional (Arjuna), yang sementara ini beralamat di http://arjuna.dikti.go.id. Melalui sistem akreditasi jurnal online, penerbitan jurnal harus dalam bentuk

e-journal, mulai dari penyerahan (submit) naskah, review, editing, hingga publikasi naskah. Data terbitan

berkala ilmiah yang terakreditasi LIPI dan DIKTI per-Juli 2015 menunjukkan bahwa terdapat sebanyak 190 judul terbitan terakreditasi LIPI dan 172 judul terbitan terakreditasi DIKTI. Terbitnya peraturan akreditasi terbitan berkala ilmiah yang baru, adanya keharusan penerbitan jurnal elektronik, dan pemberlakuan sistem akreditasi jurnal online, menjadi hal yang perlu dicermati dan dipersiapkan lebih matang oleh pengelola jurnal agar terbitannya dapat terakreditasi dan memiliki reputasi yang baik dalam komunitas publikasi ilmiah internasional. Berdasarkan uraian di atas, kajian ini akan membahas tentang: 1) sebaran terbitan berkala ilmiah di Indonesia yang terakreditasi oleh LIPI dan DIKTI, yang ditinjau dari bidang ilmu, lembaga penerbit, dan kota terbit; dan upaya pengelola jurnal dalam mempersiapkan terbitannya menjadi jurnal terakreditasi dan bereputasi internasional. Kedua hal tersebut, dikaji lebih lanjut pada hasil dan pembahasan.

(3)

2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Terbitan Berkala Ilmiah

Menurut SNI 19-1950-1990, terbitan berkala adalah terbitan yang diterbitkan dalam bagian-bagian (nomor) yang berurutan dengan perwajahan dan judul sama, dan terbit menurut jadwal yang sudah ditetapkan untuk waktu yang tidak ditentukan. Terbitan yang termasuk dalam terbitan berkala ialah berita, buletin, majalah, laporan tahunan, dan lain-lain (BSN, 1990). Terbitan berkala sebagai suatu publikasi di media yang diterbitkan di bawah judul yang sama dalam satu bagian, biasanya bernomor atau bertanggal, dan muncul secara berkala atau teratur sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan. Jenis terbitan berkala, yaitu jurnal, majalah, buletin, tabloid, surat kabar (koran), warta/berita, laporan tahunan (annual), dan sebagainya (Reitz, 2014). Terbitan berkala atau periodical merupakan sumber informasi dan pengetahuan sangat penting bagi masyarakat yang berkecimpung baik dalam kegiatan bisnis maupun ilmu pengetahuan. Oleh karena itu, pengelolaan sumber informasi tersebut perlu dilakukan dengan sebaik-baiknya agar mudah dimanfaatkan. Selain itu, kemudahan akses terbitan berkala (majalah ilmiah atau jurnal) perlu didukung oleh kualitas pengendalian dan bibliografinya (PDII-LIPI, 2012).

Pada konteks kajian ini, terbitan berkala ilmiah yang dimaksud adalah majalah ilmiah atau jurnal. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia/KBBI (2008), “ilmiah” bermakna bersifat ilmu; secara ilmu pengetahuan; memenuhi syarat (kaidah) ilmu pengetahuan. Apabila kata “ilmiah” diterapkan pada terbitan berkala, dapat disebut sebagai terbitan berkala ilmiah. Menurut Permendiknas (2011) terbitan berkala ilmiah adalah bentuk pemberitaan atau komunikasi yang memuat karya ilmiah dan diterbitkan secara berjadwal dalam bentuk tercetak dan/atau elektronik. Terbitan berkala ilmiah dapat diterbitkan oleh perguruan tinggi, lembaga penelitian dan pengembangan, atau organisasi profesi. Terbitan berkala ilmiah memuat artikel dari penulis yang dapat berafiliasi dengan perguruan tinggi, lembaga penelitian dan pengembangan, organisasi profesi, atau industri.

Terbitan berkala ilmiah ini merupakan salah satu jenis publikasi ilmiah. Publikasi ilmiah adalah hasil karya pemikiran seseorang atau sekelompok orang, setelah melalui penelaahan ilmiah disebarluaskan dalam bentuk karya tulis ilmiah, antara lain berupa jurnal, buku, prosiding, laporan penelitian, makalah, dan poster ilmiah (LIPI, 2014). Purnomowati (2003) mengatakan bahwa majalah ilmiah mempunyai peran yang sangat penting bagi kemajuan ilmu pengetahuan yaitu sebagai media komunikasi ilmiah. Adanya paradigma perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang begitu pesat merambah ke berbagai bidang untuk mempermudah pengelolaan termasuk jurnal ilmiah. Jurnal ilmiah sebelumnya terbit dalam bentuk cetak dengan oplah dan tiras yang sangat terbatas sehingga sulit untuk diketahui dan dikenal oleh banyak calon penulis (Lukman, 2015).

2.2 Tujuan dan Karakteristik Terbitan Berkala Ilmiah

Tujuan penerbitan terbitan berkala ilmiah menurut Permendiknas (2011), yaitu: 1) meregistrasi kegiatan kecendekiaan; 2) menyertifikasi hasil kegiatan yang memenuhi persyaratan ilmiah; 3) mendiseminasikannya secara meluas kepada khalayak ramai; dan 4) mengarsipkan semua temuan hasil kegiatan kecendekiaan ilmuwan dan pandit (pakar) yang dimuatnya. Sementara itu, menurut Pedoman Akreditasi Majalah Ilmiah LIPI disebutkan bahwa tujuan akreditasi terbitan berkala ilmiah, yaitu: 1) menetapkan standar mutu majalah ilmiah untuk dijadikan acuan dalam pengelolaan penerbitan majalah ilmiah di Indonesia; 2) memberikan penghargaan terhadap mutu KTI dalam majalah ilmiah di Indonesia untuk merangsang para ilmuwan Indonesia agar meningkatkan dan menjaga mutu KTI yang dihasilkan; dan 3) membangun acuan penilaian KTI dalam penetapan angka kredit jabatan fungsional peneliti, akademis, serta jabatan fungsional terkait lainnya (LIPI, 2011).

(4)

Sementara itu, karakteristik terbitan berkala ilmiah (khususnya majalah ilmiah/jurnal), yaitu: (1) memiliki Internasional Standard Serial Number (ISSN); (2) memiliki mitra bestari paling sedikit empat orang; (3) diterbitkan secara teratur, dengan frekuensi paling sedikit dua kali dalam satu tahun, kecuali majalah ilmiah dengan cakupan keilmuan spesialisasi, dengan frekuensi satu kali dalam satu tahun; (4) bertiras tiap kali penerbitan paling sedikit berjumlah 300 eksemplar, kecuali majalah ilmiah yang menerbitkan sistem jurnal elektronik (e-journal) dan majalah ilmiah yang menerapkan sistem daring (online) dengan persyaratan sama dengan persyaratan majalah tercetak; (5) memuat artikel utama tiap kali penerbitan berjumlah paling sedikit lima. Selain itu, dapat ditambahkan artikel komunikasi pendek yang dibatasi paling banyak tiga buah; (6) berukuran A4 (21 x 29,7 cm); (7) harus menggunakan istilah volume bukan edisi; (8) redaksi bertanggungjawab untuk menyeragamkan penulisan daftar pustaka pada setiap artikel; dan (9) pada bagian bawah sampul dicantumkan lajur bibliografi. Lajur bibliografi adalah suatu ikhtisar singkat data referensi bibliografi, yang tercantum pada bagian bawah halarnan sampul suatu terbitan berkala. Lajur bibliografi disiapkan untuk memudahkan penjajaran terbitan berkala dan penyusunan sitasi. Tidak ada syarat-syarat tertentu mengenai ukuran lajur bibliografi. Suatu lajur bibliografi mencantumkan keterangan dengan urutan: singkatan judul, nomor volume, nomor terbitan, halaman, tempat terbit, tanggal (hari, bulan, tahun) terbitan, dan ISSN (BSN, 1990).

2.3 Penulisan Naskah Terbitan Berkala Ilmiah

Wekke (2015) menjelaskan ada beberapa teknik penulisan artikel jurnal ilmiah, khususnya agar dapat terindeks di Scopus. Salah satu teknik penulisan tersebut dikenal dengan teknik 4-8-4. Teknik tersebut dipersiapkan dalam rangka pengecekan naskah/artikel oleh penulis agar memenuhi kriteria penulisan sebelum dikirimkan ke redaksi jurnal.Teknik 4-8-4 mencakup tiga komponen, yang dijelaskan sebagai berikut

1) Angka pertama [4], menunjukkan kualitas sebuah artikel. Empat teknik angka pertama ini perlu diperhatikan oleh penulis artikel, sebagaimana yang dijelaskan oleh Duncombe (2015), yaitu:

a) Jurnal memberikan kontribusi terhadap ilmu pengetahuan. Untuk itu, artikel sebagai bagian dari penelitian perlu mengemukakan sebuah sumbangan bagi ilmu pengetahuan.

b) Abstrak artikel sudah ditulis dengan singkat dan jelas, bukan pengulangan dari artikel. Hal tersebut perlu diperhatikan karena abstrak menjadi bagian pertama yang dibaca. Dapat dikatakan jika abstrak artikel menarik maka dapat “menggoda” bagi pembaca untuk meneruskan bacaan atau berhenti saja di abstrak.

c) Kualitas artikel sudah sesuai dengan aim and scope jurnal yang hendak dituju. Semakin spesifik sebuah aim and scope jurnal, semakin menjaga kualitas artikel. d) Keterbacaan artikel, maksudnya bahwa artikel mengandung pesan khusus kepada

pembaca.

2) Angka kedua [8], menunjukkan pilihan penyunting jurnal. Delapan teknik angka kedua ini perlu diperhatikan oleh seorang penyunting jurnal, sebagaimana yang dijelaskan oleh Pieper (2013), yaitu:

a) Terdapat sebuah pandangan terhadap masalah yang penting. b) Pandangan tersebut bermanfaat bagi pengambil keputusan. c) Pandangan tersebut bermanfaat untuk membangun sebuah teori. d) Pandangan tersebut dapat memunculkan sebuah pertanyaan baru. e) Metode yang digunakan sudah tepat.

f) Metode yang digunakan sudah sesuai dan dijalankan untuk mendukung kesimpulan. g) Terdapat penjelasan yang menghubungkan dengan penelitian yang sudah ada

sebelumnya.

(5)

3) Angka ketiga [4], menunjukkan ketentuan pengecekan sebuah artikel sehingga dapat diajukan untuk publikasi ke sebuah jurnal. Empat teknik angka ketiga ini perlu diperhatikan oleh penulis dan pengelola jurnal, yaitu:

a) Temuan penelitian (novelty).

b) Naskah menggunakan bahasa Inggris atau bahasa Persatuan Bangsa-bangsa lainnya, seperti bahasa Arab dan Rusia.

c) Format sesuai dengan pedoman penulisan yang diinginkan jurnal (in house style). d) Rujukan dan sumber referensi naskah dapat ditelusuri dalam jaringan online.

2.4 Akreditasi Terbitan Berkala Ilmiah

Akreditasi terbitan berkala ilmiah adalah pengakuan resmi atas penjaminan mutu ilmiah melalui kewajaran penyaringan naskah, kelayakan pengelolaan, dan ketepatan waktu penerbitan terbitan berkala ilmiahnya (Permendiknas, 2011). Lebih lanjut, Main (2009) menjelaskan bahwa akreditasi terbitan berkala menjadi suatu perangkat penilaian terhadap mutu terbitan berkala, seperti jurnal, majalah, dan buletin ilmiah, baik tercetak maupun terekam. Akreditasi terbitan berkala ilmiah oleh LIPI dan DIKTI menurut peraturan akreditasi tahun 2011 memiliki masa berlaku akreditasi tiga tahun. Penilaian akreditasi dilaksanakan secara periodik, dua kali dalam setahun). Sementara itu, menurut peraturan akreditasi yang baru (2014) masa akreditasi terbitan berkala ilmiah berlaku untuk masa 5 (lima) tahun. Apabila masa akreditasi tersebut sudah habis, lembaga pengelola jurnal harus melakukan akreditasi ulang (re-acreditation) sesuai dengan ketentuan dan persyaratan yang telah ditetapkan.

Terbitan berkala ilmiah dapat diakreditasi apabila memenuhi syarat-syarat sebagai berikut: 1) memuat artikel yang secara nyata memajukan pengetahuan, ilmu, teknologi, dan/atau seni yang didasarkan pada hasil penelitian dan telaahan yang mengandung temuan dan/atau pemikiran yang orisinil serta bebas plagiarisme; 2) memiliki dewan redaksi atau penyunting bereputasi yang mewakili bidang pengetahuan, ilmu, teknologi, dan/atau seni; 3) melibatkan mitra bebestari dari berbagai perguruan tinggi dan/atau badan penelitian dan pengembangan serta industri yang berbeda dari dalam dan/atau luar negeri yang menyaring naskah secara anonim; 4) ditulis dalam Bahasa Indonesia dan/atau bahasa resmi Perserikatan Bangsa-Bangsa; 5) menjaga ketaatasasan gaya penulisan dan format penampilannya; 6) diterbitkan secara tercetak dan secara elektronik melalui jejaring teknologi informasi dan komunikasi; dan 7) menepati jadwal terbit (Permendiknas, 2011).

LIPI (2011) menjelaskan bahwa ada beberapa persyaratan dalam pengajuan akreditasi terbitan berkala ilmiah baru menurut peraturan akreditasi LIPI tahun 2011, yaitu: a) majalah bersifat ilmiah; b) majalah memiliki ISSN; c) majalah memiliki mitra bestari paling sedikit empat orang; d) frekuensi penerbitan paling sedikit dua kali dalam satu tahun dan diterbitkan secara teratur; e) majalah telah terbit paling sedikit enam kali secara berurutan terhitung mundur sejak tanggal dan bulan pengajuan akreditasi atau setelah empat kali terbit untuk majalah ilmiah dengan cakupan keilmuan spesialisasi; f) jumlah tiras tiap kali penerbitan paling sedikit 300 eksemplar; g) jumlah naskah tiap kali penerbitan paling sedikit lima selain naskah komunikasi pendek; h) majalah memiliki bukti wajib simpan majalah ilmiah dari PDII-LIPI; i) memiliki jaminan pendanaan, paling rendah diterbitkan oleh setingkat Esselon 3 dengan melampirkan surat keterangan pendanaan. Sementara itu untuk pengajuan akreditasi ulang, majalah yang diajukan untuk akreditasi ulang harus memenuhi seluruh persyaratan pengajuan akreditasi pertama kali, kecuali dalam penyampaian terbitan sebagai bahan penilaian. Pengajuan cukup melampirkan empat majalah ilmiah yang telah diterbitkan secara berurutan. Pengajuan akreditasi ulang paling lambat enam bulan sebelum masa akreditasi berakhir.

Sejak terbitnya Peraturan Kepala LIPI No.3 Tahun 2014 dan Peraturan Dirjen DIKTI No.1 Tahun 2014 Pedoman Akreditasi Terbitan Terbitan Berkala Ilmiah, persyaratan pengajuan akreditasi terbitan berkala ilmiah sebagai berikut.

(6)

1. Pengajuan Akreditasi Terbitan Baru (Pertama Kali)

a) Memiliki ISSN baik dalam versi elektronik (e-ISSN) dan atau cetak (p-ISSN) bila terbitan terbit dalam dua versi.

b) Mencantumkan persyaratan etika publikasi (publication ethics statement) dalam laman

website jurnal.

c) Terbitan berkala ilmiah harus bersifat ilmiah, artinya memuat artikel yang secara nyata mengandung data dan informasi yang memajukan pengetahuan, ilmu, dan teknologi serta seni.

d) Terbitan berkala ilmiah telah terbit paling sedikit 2 tahun berurutan, terhitung mundur mulai tanggal atau bulan pengajuan akreditasi.

e) Frekuensi penerbitan berkala ilmiah paling sedikit 2 kali dalam satu tahun secara teratur. f) Jumlah artikel setiap terbit sekurang-kurangnya 5 artikel, kecuali jika berbentuk monograf. g) Tercantum dalam salah satu lembaga pengindeks nasional (Indonesian Scientific Journal

Database (ISJD), Portal Garuda, Pustaka Iptek dan/atau yang setara).

2. Pengajuan Akreditasi Ulang

a) Akreditasi ulang diajukan 6 bulan sebelum habis masa akreditasi.

b) Terbitan berkala ilmiah yang gagal mendapatkan akreditasi diperbolehkan mengajukan lagi paling cepat setelah 1 tahun.

2.5 Tata Cara dan Mekanisme Penilaian Akreditasi Terbitan Berkala Ilmiah

Terkait dengan tata cara dan mekanisme penilaian akreditasi terbitan berkala ilmiah di Indonesia, baik dari LIPI maupun DIKTI, dapat merujuk pada peraturan lama dan peraturan baru. Beberapa peraturan tersebut lihat Tabel 1.

Tabel 1. Peraturan Terkait Pelaksanaan Akreditasi Terbitan Berkala Ilmiah di Indonesia

No. Lembaga Judul

1 LIPI 1) Peraturan Kepala LIPI No.01/E/2005 tentang Pedoman Akreditasi Majalah Ilmiah 2) Peraturan Kepala LIPI No.04/E/2011 tentang Pedoman Akreditasi Majalah Ilmiah 3) Peraturan Kepala LIPI No.3 Tahun 2014 tentang Pedoman Akreditasi Terbitan

Terbitan Berkala Ilmiah

2 DIKTI 1) Keputusan Dirjen DIKTI No.11/Dikti/Kep./2006 tentang Panduan Akreditasi Berkala Ilmiah

2) Peraturan Dirjen DIKTI Kementerian Pendidikan Nasional Republik Indonesia No.49/Dikti/Kep/2011 tentang Pedoman Akreditasi Terbitan Berkala Ilmiah 3) Peraturan Dirjen DIKTI No.1 Tahun 2014 tentang Pedoman Akreditasi Terbitan

Terbitan Berkala Ilmiah

Sebelum terbit peraturan akreditasi yang baru (2014), LIPI dan DIKTI memiliki bobot penilaian akreditasi yang berbeda. Misalnya bobot penilaian akreditasi jurnal yang tercantum pada Peraturan Kepala LIPI No. 04/E/2011 tahun 2011 dan Peraturan Dirjen DIKTI No. 49/DIKTI/Kep/2011 terlihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Bobot Penilaian Akreditasi Terbitan Berkala Ilmiah LIPI dan DIKTI (2011)

LIPI DIKTI

No. Unsur Nilai

Tertinggi Unsur

Nilai Tertinggi

1 Subtansi 36 Substansi 40

2 Penyunting dan Mitra Bestari 17 Penyuntingan 18 3 Gaya Penulisan 15 Gaya Penulisan 13 4 Kelembagaan Penerbit 9 Kelembagaan Penerbit 5

5 Keberkalaan 8 Keberkalaan 9

6 Penampilan 8 Penampilan 8

7 Layanan Tambahan 4 Penamaan terbitan 3

(7)

Total Nilai 100 100

Mengacu pada bobot penilaian di atas, predikat penilaian akreditasi dari LIPI pada tahun 2011 tidak dinyatakan dalam bentuk nilai (berupa angka), tetapi dinyatakan dalam dua klasifikasi, yaitu majalah ilmiah terakreditasi dan majalah ilmiah tidak terakreditasi. Meskipun demikian, dasar penetentuan klasifikasi penilaian tersebut mengacu pada Peraturan Kepala LIPI No.: 01/E/2005, sebagaimana yang terlihat dalam Tabel 3.

Tabel 3. Predikat Penilaian Akreditasi Terbitan Berkala Ilmiah LIPI (2005)

No. Status Nilai Predikat

1 Terakreditasi 80 – 100 A (sangat baik) 70 – 79 B (baik) 60 – 69 C (cukup) 2 Tidak Terakreditasi 50 – 59 Kurang

40 – 49 Sangat Kurang 30 – 39 Buruk

<30 Sngat Buruk

Sementara itu, predikat penilaian akreditasi terbitan oleh DIKTI mengacu pada Peraturan Dirjen DIKTI No.49/DIKTI/Kep/2011 sebagaimana terlihat dalam Tabel 4.

Tabel 4. Predikat Penilaian Akreditasi Terbitan Berkala Ilmiah DIKTI (2011)

No. Unsur Nilai Total Predikat

1 Terakreditasi >85 A (sangat baik) 70-85 B (baik) 3 Tidak Terakreditasi <70 Kurang

Namun, setelah terbitnya peraturan akreditasi terbitan berkala ilmiah yang baru (2014), baik LIPI maupun DIKTI, bobot penilaian akreditasinya adalah sama, sebagaimana terlihat dalam Tabel 5.

Tabel 5. Bobot Penilaian Akreditasi Terbitan Berkala Ilmiah LIPI dan DIKTI (2014)

No. Unsur Penilaian Nilai

Tertinggi 1 Penamaan Terbitan Berkala Ilmiah 3

2 Kelembagaan Penerbit 4

3 Penyunting dan Manajemen Pengelolaan Terbitan 17

4 Substansi Artikel 39 5 Gaya Penulisan 12 6 Penampilan 8 7 Keberkalaan 6 8 Penyebarluasan 11 Total 100

Berdasarkan unsur penilaian akreditasi di atas, LIPI dan DIKTI sepakat menetapkan predikat penilaian akreditasi terbitan berkala ilmiah yang sama, sebagaimana terlihat dalam Tabel 6.

Tabel 6. Predikat Penilaian Akreditasi Terbitan Berkala Ilmiah LIPI dan DIKTI (Tahun 2016 – seterusnya)

No. Unsur Nilai

Total

Peringkat 1 Terbitan Berkala Ilmiah Terakreditasi Nasional >85 A (sangat baik) 2 Terbitan Berkala Ilmiah Terakreditasi Nasional 70-85 B (baik)

3 Terbitan Berkala Ilmiah Tidak Terakreditasi <70 Tidak Terkreditasi

Kemudian, terkait dengan tata cara dan mekanisme pengajuan akreditasi jurnal ke LIPI dan DIKTI, dapat lihat Tabel 7.

(8)

Tabel 7. Tata Cara dan Mekanisme Pengajuan Akreditasi Jurnal ke LIPI dan DIKTI

No. Keterangan Tata Cara dan Mekanisme

1 Tata cara pengajuan

1) Usulan akreditasi diajukan oleh Ketua Penyunting/Redaksi kepada:  Kepala LIPI u.p. Kepala Pusbindiklat Peneliti–LIPI, atau  Dirjen DIKTI u.p. Ditlitabmas-DIKTI,

paling lambat akhir Maret untuk akreditasi periode pertama dan akhir Agustus untuk periode kedua.

2) Ketua Penyunting/Editor terbitan berkala ilmiah yang mengajukan akreditasi wajib mengisi dan melampirkan:

a) Formulir Isian Pengajuan Akreditasi.

b) Formulir Biodata Dewan Editor/Penyunting/Mitra Bestari yang terlibat.

c) Formulir Evaluasi Diri.

3) Bukti keterlibatan aktif reviewer/mitra bestari dan/atau dewan penyunting, bukti pengiriman pada arsip nasional/PDII atau bukti terindeks metadatanya, bukti penerimaan oleh lembaga pengindeks atau bukti metadatanya yang sudah terindeks.

2 Mekanisme akreditasi

1) Pusbindiklat Peneliti–LIPI atau Ditlitabmas-DIKTI memeriksa kelengkapan persyaratan administrasi yang telah diunggah.

2) Tim Akreditasi beserta pakar yang sesuai bidang kompetensinya dengan bidang ilmu terbitan menilai terbitan berkala ilmiah.

3) Setiap terbitan berkala ilmiah dinilai oleh paling kurang dua orang penilai yang sesuai dengan bidang ilmunya melalui sistem daring (online) dengan menggunakan pedoman penilaian yang telah ditetapkan. 4) Putusan hasil penilaian diambil secara bertahap.

5) Kepala LIPI atau Dirjen DIKTI menerbitkan surat keputusan akreditasi dan sertifikat untuk jurnal yang lolos akreditasi.

3 Masa berlaku 1) Akreditasi terbitan berkala ilmiah berlaku untuk masa 5 (lima) tahun. 2) Kepala LIPI atau Dirjen DIKTI dapat mencabut atau menurunkan

predikat akreditasi terbitan berkala ilmiah sebelum berakhirnya masa berlaku akreditasi apabila terjadi ketidak-sesuaian dengan pedoman akreditasi terbitan berkala ilmiah.

3) Setiap terbitan berkala ilmiah diwajibkan mencantumkan masa berlaku akreditasi dengan menuliskan tanggal penetapan dan tanggal akhir masa berlaku tersebut di laman dan atau halaman muka terbitan berkala ilmiah.

Berdasarkan Tabel 7 khususnya pada tata cara pengajuan (point 3), dijelaskan bahwa bukti keterlibatan aktif mitra bestari dan/atau dewan penyunting berupa korespondensi elektronik, komentar mitra bebestari, naskah yang diperbaiki, atau formulir penilaian, atau dengan memberikan user login dan password sebagai Journal Manager kepada Tim Asesor Akreditasi. Penilai juga akan memeriksa laman jurnal elektronik dan akan masuk ke laman jurnal elektronik sebagai admin jurnal elektronik yang akan diakreditasi. Terkait dengan mekanisme akreditasi terbitan (point 4) dijelaskan bahwa apabila diperlukan mediasi atau konsultasi dengan pihak ketiga, Tim Akreditasi terbitan berkala ilmiah akan melakukan penyelarasan terhadap semua hasil penilaian agar tidak terjadi perbedaan penilaian keterakreditasian di antara kelompok bidang. Berdasarkan simpulan hasil penilaian dan penyelasaran, akan disampaikan rekomendasi hasil akreditasi kepada pimpinan kedua lembaga tersebut (LIPI atau DIKTI).

3. METODE

Jenis data kajian ini adalah deskriptif. Sumber data diperoleh dengan studi literatur. Sumber literatur yang diinterpretasikan dalam kajian ini berupa data, pendapat, atau teori yang relevan dengan permasalahan pembahasan kajian. Sumber data terkait jumlah terbitan berkala ilmiah terakreditasi berasal dari data terbitan berkala ilmiah terakreditasi LIPI yang terdapat di situs Pusbindiklat LIPI (http://pusbindiklat.lipi.go.id/pembinaan-peneliti/akreditasi-majalah/) dan data terbitan berkala ilmiah terakreditasi DIKTI yang terdapat Arjuna DIKTI (http://arjuna.dikti.go.id/) pada bulan Juli 2015. Data

(9)

yang telah dianalisis, kemudian menjadi bahan bahasan pada hasil dan pembahasan, serta menjadi dasar kesimpulan kajian.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Sebaran Terbitan Berkala Ilmiah Terakreditasi di Indonesia

1. Terbitan Berkala Ilmiah Terakreditasi LIPI

Pada Juli 2015 diketahui sejumlah 190 judul terbitan berkala ilmiah yang terakreditasi LIPI. Dari jumlah tersebut diketahui sebaran bidang ilmu, lembaga penerbit, dan kota terbit. Berdasarkan bidang ilmu, diketahui terdapat 21 bidang ilmu terbitan berkala ilmiah yang terakreditasi LIPI. Hal tersebut dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8. Bidang Ilmu Terbitan Berkala Ilmiah Terakreditasi LIPI

No. Bidang Ilmu Jumlah

1 Pertanian Kedokteran Hewan dan Lingkungan 43 2 Rekayasa Teknik dan Teknologi 34

3 Kebumian 21

4 Kedokteran dan Kesehatan 14

5 Studi Kemasyarakatan 11

6 Sejarah dan Arkeologi 8

7 Teknologi Informasi dan Komunikasi 8

8 Bahasa dan Sastra 6

9 Biologi 6

10 Hukum Keadilan dan Penegakan Hukum 5 11 Ilmu Politik dan Kebijakan 5

12 Kesenian dan Kebudayaan 5

13 Perdagangan Manajemen Pariwisata dan Jasa 5 14 Agama Filsosofi dan Sistem 4

15 Ekonomi 4

16 Umum 4

17 Pendidikan 3

18 Arsitektur Gedung dan Lingkungan Kota 1

19 Fisika 1

20 Jurnalistik Keperpustakaan dan Kurator 1

21 Kimia 1

>> Total 190

Berdasarkan Tabel 8 diketahui bahwa Pertanian Kedokteran Hewan dan Lingkungan merupakan bidang ilmu terbitan berkala ilmiah yang paling banyak terakreditasi LIPI, yaitu sebanyak 43 judul terbitan. Sementara itu, bidang ilmu terbitan yang paling sedikit terakreditasi LIPI adalah Arsitektur Gedung dan Lingkungan Kota, Fisika, Jurnalistik Keperpustakaan dan Kurator, dan Kimia, masing-masing hanya 1 judul terbitan.

Apabila dilihat dari lembaga penerbit, diketahui sebanyak 5 institusi penerbit terbitan berkala ilmiah yang terakreditasi LIPI, yaitu Kementerian, Lembaga Pemerintah Non-Kementerian (LPNK), Organisasi/Asosiasi Profesi, Badan Usaha Milik Negara (BUMN), dan Lembaga Tinggi Negara. Hal tersebut dapat dilihat pada Tabel 9.

(10)

Tabel 9. Lembaga Penerbit Terbitan Berkala Ilmiah Terakreditasi LIPI No. Lembaga Penerbit Jumlah

1 Kementerian 134

2 LPNK 42

3 Asosiasi Profesi 6

4 BUMN 5

5 Lembaga Tinggi Negara 3

>> Total 190

Berdasarkan Tabel 9 diketahui bahwa kementerian merupakan lembaga penerbit yang paling banyak memiliki terbitan berkala ilmiah terakreditasi LIPI, yakni sebanyak 134 judul terbitan. Kemudian, dikuti oleh LPNK (42 judul terbitan), Asosiasi Profesi (6 judul terbitan), BUMN (5 judul terbitan), dan Lembaga Tinggi Negara (3 judul terbitan).

Apabila dilihat dari kota terbit, diketahui sebanyak 25 kota terbit terbitan berkala ilmiah terakreditasi LIPI. Hal tersebut dapat dilihat pada Tabel 10.

Tabel 10. Kota Terbit Terbitan Berkala Ilmiah Terakreditasi LIPI No. Kota Terbit Jumlah No. Kota Terbit Jumlah

1 Jakarta 72 14 Bekasi 1 2 Bogor 40 15 Ciamis 1 3 Bandung 28 16 Jember 1 4 Yogyakarta 10 17 Kendari 1 5 Tangerang 8 18 Magelang 1 6 Makassar 6 19 Malang 1 7 Bali 3 20 Manado 1 8 Medan 3 21 Pontianak 1 9 Padang 2 22 Salatiga 1 10 Palembang 2 23 Semarang 1 11 Samarinda 2 24 Sidoarjo 1 12 Aceh 1 25 Surabaya 1 13 Ambon 1 >> Total 190

Berdasarkan Tabel 10 diketahui, bahwa Jakarta merupakan kota yang paling banyak memiliki terbitan berkala ilmiah yang terakreditasi LIPI, yakni sebanyak 72 judul terbitan. Sementara itu, Kota Aceh, Ambon, Bekasi, Ciamis, Jember, Kendari, Magelang, Malang, Manado, Pontianak, Salatiga, Semarang, Sidoarjo, dan Surabaya merupakan kota yang paling sedikit memiliki terbitan berkala ilmiah terakreditasi LIPI, masing-masing hanya memiliki 1 judul terbitan.

Apabila dicermati lebih lanjut dapat diketahui ada korelasi yang cukup tinggi khususnya pada jumlah lembaga penerbit dan kota terbit sebagaimana yang tercantum pada Tabel 9 dan Tabel 10. Korelasi yang dimaksud adalah lembaga yang paling banyak memiliki terbitan berkala ilmiah terakreditasi LIPI adalah kementerian (134 judul terbitan), di mana lembaga tersebut sebagian besar berkedudukan di kota Jakarta. Kota Jakarta ini juga menjadi kota yang paling banyak memiliki terbitan berkala ilmiah terakreditasi oleh LIPI (72 Judul terbitan). Mengacu hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa terbitan berkala ilmiah yang paling banyak diakreditasi LIPI berasal dari lembaga kementerian yang sebagian besar berkedudukan di kota Jakarta.

2. Terbitan Berkala Ilmiah Terakreditasi DIKTI

Pada Juli 2015 diketahui sejumlah 172 judul terbitan berkala ilmiah yang terakreditasi DIKTI. Dari jumlah tersebut diketahui sebaran bidang ilmu, lembaga penerbit, dan kota terbit.

(11)

Berdasarkan bidang ilmu terbitan, diketahui terdapat 11 bidang ilmu terbitan berkala ilmiah yang terakreditasi DIKTI. Hal tersebut dapat dilihat pada Tabel 11.

Tabel 11. Bidang Ilmu Terbitan Berkala Ilmiah Terakreditasi DIKTI No. Bidang Ilmu Jumlah

1 Kesehatan 34 2 Sosial Humaniora 27 3 Agama 26 4 Ekonomi 21 5 MIPA 15 6 Pertanian 15 7 Rekayasa 11 8 Hukum 10 9 Pendidikan 8 10 Seni 3 11 Humaniora 2 >> Total 172

Berdasarkan Tabel 11 diketahui bahwa bidang ilmu bidang kesehatan merupakan bidang ilmu terbitan berkala ilmiah terbanyak yang terakreditasi DIKTI, yaitu sebanyak 34 judul terbitan. Sementara itu, bidang ilmu terbitan berkala ilmiah yang paling sedikit terakreditasi DIKTI adalah humaniora, hanya 2 judul terbitan.

Apabila dilihat dari lembaga penerbit, diketahui ada 9 lembaga penerbit terbitan berkala ilmiah terakreditasi DIKTI, yaitu Universitas, Organisasi/Asosiasi Profesi, Institut, Sekolah Tinggi, Yayasan, LPNK, Bank Indonesia, Kementerian, dan Lembaga Tinggi Negara. Hal tersebut dapat dilihat pada Tabel 12.

Tabel 12. Lembaga Penerbit Terbitan Terakreditasi DIKTI No. Lembaga Penerbit Jumlah

1 Universitas 99 2 Asosiasi Profesi 28 3 Institut 25 4 Sekolah Tinggi 14 5 Yayasan 2 6 LPNK 1 7 Bank Indonesia 1 8 Kementerian 1

9 Lembaga Tinggi Negara 1

>> Total 172

Berdasarkan Tabel 12 diketahui bahwa lembaga penerbit terbitan berkala ilmiah terakreditasi DIKTI paling banyak berasal dari universitas, yakni sejumlah 99 judul terbitan. Sedangkan lembaga penerbit paling sedikit berasal dari yayasan yang dikoordinasi oleh perguruan tinggi, yakni sejumlah 2 judul terbitan.

Pada Tabel 12 juga diketahui adal 4 judul terbitan berkala ilmiah terakreditasi DIKTI yang seharusnya diakreditasi oleh LIPI karena bukan berasal dari perguruan tinggi atau yang lembaga yang berkoordisasi di bawah perguruan tinggi. Ke empat terbitan tersebut diterbitkan oleh Kementerian, LPNK, Bank Indonesia, dan Lembaga Tinggi Negara, masing-masing 1 judul terbitan. Hal tersebut dapat di lihat pada Tabel 13.

Tabel 13. Terbitan Berkala Ilmiah Non-Perguruan Tinggi yang Terakreditasi DIKTI

No. Lembaga

Penerbit Nama Terbitan ISSN Nama Lembaga Keterangan

1 LPNK Atom Indonesia 0126-1568 Center for Developmen of Nuclear

Informatics National Nuclear

Terbitan juga terakreditasi LIPI

(12)

Energy Agency Tangerang-BATAN 2 Bank Indonesia Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan 1410-8046 Bank Indonesia - 3 Kementerian Jurnal Hortikultura 0853-7097

Pusat Penelitian dan Pengembangan Holtikultura-Kementerian Pertanian

Terbitan juga terakreditasi LIPI 4 Lembaga Tinggi

Negara Jurnal Konstitusi 1829-7706

Kepaniteraan dan Sekretariat Jenderal Mahkamah Konstitusi RI

Terbitan juga terakreditasi LIPI

Berdasarkan Tabel 13 diketahui ada 3 judul terbitan berkala ilmiah yang terakreditasi oleh LIPI dan DIKTI, yaitu Atom Indonesia (BATAN), Jurnal Hortikultura (Kementerian Pertanian), dan

Jurnal Konstitusi (Mahkamah Konstitusi), dan 1 judul terbitan berkala Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan (Bank Indonesia) yang seharusnya diakreditasi LIPI. Kasus tersebut diharapkan

tidak terulang kembali dan menjadi bahan evaluasi bersama antara LIPI dan DIKTI agar lebih cermat lagi dalam hal pembagian wewenang terhadap lembaga pengusul akreditasi jurnal.

Apabila dilihat kota terbit, diketahui ada 25 kota terbit terbikan berkala ilmiah yang terakreditasi DIKTI. Hal tersebut dapat dilihat pada Tabel 14.

Tabel 14. Kota Terbit Terbitan Berkala Ilmiah Terakreditasi DIKTI No. Kota Terbit Jumlah No. Kota Terbit Jumlah

1 Jakarta 41 14 Makassar 2 2 Yogyakarta 29 15 Medan 2 3 Surabaya 17 16 Ponorogo 2 4 Bandung 15 17 Aceh 1 5 Bogor 15 18 Banten 1 6 Malang 10 19 Bengkulu 1 7 Semarang 10 20 Flores 1 8 Lampung 5 21 Gorontalo 1 9 Purwokerto 4 22 Mataram 1 10 Bali 3 23 Samarinda 1 11 Salatiga 3 24 Sleman 1 12 Surakarta 3 25 Tangerang 1 13 Madura 2 >> Total 172

Berdasarkan Tabel 14 diketahui bahwa Jakarta merupakan kota yang paling banyak memiliki terbitan berkala ilmiah yang terakreditasi DIKTI, yakni sebanyak 41 judul terbitan. Sementara itu, Kota Aceh, Banten, Bengkulu, Flores, Gorontalo, Mataram, Samarinda, Sleman, dan Tangerang merupakan kota yang paling sedikit memiliki terbitan berkala ilmiah terakreditasi DIKTI, masing-masing hanya memiliki 1 judul terbitan.

Apabila dilihat dari jumlah terbitan berkala ilmiah terakreditasi, baik dari LIPI (sejumlah 190 judul terbitan) maupun DIKTI (sejumlah 172 judul terbitan), jumlah tersebut masih relatif sangat kecil bila dibandingkan dengan jumlah keseluruhan terbitan jurnal ilmiah indonesia yang tercantum di situs Indonesian Scientific Journal Database/ISJD (http://isjd.pdii.lipi.go.id) PDII-LIPI yang mencapai sekitar 7000 judul terbitan per-Januari 2015. Jumlah tersebut tentunya menjadi bahan evaluasi bersama (LIPI dan DIKTI) untuk lebih berupaya keras dalam meningkatkan kualitas jurnal ilmiah indonesia melalui program akreditasi jurnal.

4.2

Upaya Persiapan Menuju Jurnal Terakreditasi dan Bereputasi Internasional

Sudarmonowati (2013) mengatakan ada tiga hal yang diupayakan LIPI dalam tahap pembinaan jurnal elektronik kepada para pengelola jurnal ilmiah di Indonesia, yaitu: 1) tahun 2012 merupakan misi pembinaan bagi pengelola jurnal untuk membangun sistem e-journal, tahun 2013 LIPI berupaya keras dan melakukan pendampingan pengelola jurnal untuk menyiapkan naskah

(13)

untuk ejournal, dan tahun 2014 diharapkan semua jurnal sudah elektronik; 2) pengelola jurnal harus meningkatkan performance dan jumlah publikasi ilmiah Indonesia di dunia internationa; 3) judul, abstrak, dan kata kunci naskah jurnal dibuat dalam versi bahasa indonesia dan inggris. Lukman (2015) mengatakan bahwa pemberlakukan akreditasi jurnal secara online per-April 2016 akan berdampak pada perbedaan instrumen penilaian akreditasi terbitan berkala ilmiah dalam peraturan versi lama maupun peraturan versi baru, baik dari LIPI maupu DIKTI. Perbedaan instrumen penilaian akreditasi terbitan berkala ilmiah tersebut dapat dilihat pada Tabel 15.

Tabel 15 . Perbedaan Instrumen Penilaian Akreditasi Terbitan Berkala Ilmiah (Versi Peraturan Lama dan Baru LIPI dan DIKTI)

Instrumen Penilaian Peraturan Lama Peraturan Baru Format/media jurnal Format cetak wajib, online

optional

Format online wajib, cetak optional

Manajemen pengelolaan terbitan

Berbasis cetak dikelola secara manual

E-Publishing system dan

mempersyaratkan pengelolaan secara

full text dan online (paperless)

Petunjuk penulisan bagi penulis

Belum mempersyaratkan penggunaan template penulisan naskah

Mempersyaratkan/menganjurkan penggunaan template penulisan naskah untuk mempercepat pengelolaan naskah Pengacuan pengutipan dan

penyusunan daftar pustaka

Konsisten secara manual Mempersyaratkan/menganjurkan penggunaan aplikasi referensi Manajemen pengelolaan

(review)

Penekanan pada hasil Penekanan pada proses

Alamat unik artikel Tidak ada Mempersyaratkan/menganjurkan memiliki identitas unik artikel (Digital Object Identifier/DOI) Indeks tiap jilid Manual Otomatis dengan e-publishing system

Penyebarluasan dan dampak ilmiah

Berbasis oplah dan tiras penyebaran terbatas

Berbasis akses dan statistik penyebaran luas/global dengan kunjungan unik

Indeksasi dan internasionalisasi

Sulit dilaksanakan Lebih mudah dilaksanakan

Apabila sudah mengetahui ketentuan akreditasi jurnal yang baru (LIPI dan DIKTI, 2014), langkah berikutnya yang perlu disiapkan oleh pengelola jurnal adalah mempersiapkan terbitan jurnal elektronik yang sesuai dengan ketentuan penilaian akreditasi dan standar publikasi ilmiah internasional. Kajian ini menjelaskan ada 12 upaya persiapan yang perlu diperhatikan oleh pengelola jurnal dalam rangka menjadikan terbitannya menuju jurnal terakreditasi dan bereputasi internasional.

1. Penetapan Nama Terbitan (Judul Jurnal)

Nama terbitan atau judul jurnal merupakan identitas dan jati diri terbitan yang bersifat khusus dan spesifik. Judul jurnal semakin bersifat khusus dan mencerminkan kedalaman keilmuan, semakin tinggi kualitas naskah dan nilai akreditasinya. Mengacu pada peraturan akreditasi ilmiah berkala yang baru (LIPI dan DIKTI, 2014). Judul terbitan jurnal sebaiknya menggunakan istilah nama yang mimiliki makna, tepat, dan singkat sehingga mudah diacu. Nama terbitan harus menonjolkan bidang ilmu yang spesifik. Bahasa yang digunakan untuk penamaan terbitan berkala ilmiah dan maknanya sebaiknya cukup dikenal dan dipahami dalam lingkungan keilmuan terkait (LIPI, 2014). Dalam dokumen SNI 19-1950-1990 disebutkan judul terbitan sebaiknya dibentuk sependek mungkin agar mudah dikutip. Apabila ada judul setara dalam bahasa asing, maka judul bahasa Indonesia harus dicantumkan terlebih dahulu, kemudian diikuti oleh judul bahasa asing. Misalnya Indeks Majalah Ilmiah Indonesia (Index of Indonesian Learned Periodicals).

(14)

Penempatan judul pada setiap nomor halaman harus selalu seragam. Teks dan ejaannya harus tetap sama pada halaman kulit, halaman judul, daftar isi, dan indeks. Judul sirahan ditempatkan pada setiap halaman dan boleh disingkat. Singkatan judul dianjurkan melihat SNI 19-1936-1990.

Apabila ingin diperluas, judul terbitan dapat diperluas dengan judul tambahan, dengan syarat harus setepat mungkin menjelaskan bidang keilmuan yang mencakup terbitan. Menurut SNI 19-1936-1990, judul tambahan adalah keterangan yang ditambahkan pada judul utama guna membedakan seksi. Seksi tersebut dapat ditandai lebih lanjut dengan membubuhkan angka atau huruf (BSN, 1990). Terkait dengan peraturan akreditasi terbitan berkala ilmiah yang baru (LIPI dan DIKTI, 2014), bobot penilaian untuk penamaan terbitan berkala ilmiah terakreditasi sebagai berikut (Tabel 16).

Tabel 16. Bobot Penilaian Penamaan Terbitan Berkala Ilmiah

Sub-Unsur Indikator Nilai

Tertinggi Penamaan Terbitan

Berkala Ilmiah

Spesifik sehingga mencerminkan superspesialisasi atau spesialisasi disiplin ilmu tertentu

3

Cukup spesifik tetapi meluas mencakup bidang ilmu 2 Kurang spesifik dan bersifat umum 1 Tidak spesifik dan/atau memakai nama lembaga/lokasi lokal 0

Mengacu pada ketentuan bobot penilaian nama terbitan berkala ilmiah di atas, Lukman (2015) mencontohkan beberapa nama terbitan yang mencerminkan spesifikasinya (Tabel 17).

Tabel 17. Contoh Penamaan Terbitan Berkala Ilmiah

No. Indikator Nilai Contoh 1 Contoh 2 Contoh 3

a Spesifik sehingga mencerminkan superspesialisasi atau spesialisasi disiplin ilmu tertentu

3 Atom Journal Jurnal Plastik

Rekonstruksi Musikologi: Jurnal Penciptaan dan Pengkajian b Cukup spesifik tetapi meluas mencakup bidang ilmu 2 Mechatronics, Electrical Power, and Vehicular Technology

Keteknikan Pertanian Journal Sensi: Strategic of Education in Information System c Kurang spesifik dan bersifat umum 1 Medical Journal of Indonesia International Journal of Technology Pharmaciana: Jurnal Kefarmasian d Tidak spesifik dan/atau memakai nama lembaga/lokasi lokal 0 Jurnal Pendidikan PGRI Kabupaten Subang

Tunas Siliwangi: Jurnal Program Studi

Pendidikan Guru PAUD STKIP Siliwangi Bandung

Jurnal Efata: Jurnal Teologia dan Pelayanan STT Iman Jakarta

Lukman (2015) juga mencontohkan beberapa bentuk penamaan terbitan jurnal yang salah, seperti di bawah ini.

1) Nama jurnal yang berdasarkan program studi dan institusi (sehingga tidak mempunyai kekhasan dan bersifat lokal). Contoh: Jurnal Jurusan Ilmu Kimia; Jurnal Jurusam

Geografi; dan Jurnal STIE Semarang.

2) Nama jurnal mencantumkan kata journal, baik di depan atau di belakang (Padahal

e-journal hanyalah format media, dari cetak ke elektronik). Contoh: Journal Kimia; E-Journal Matematik; dan EEPIS E-Journal Online system.

3) Nama jurnal dipersingkat agar mudah diingat, tetapi tidak memberikan makna apapun bahkan bermakna buruk. Contoh: JIMAT (Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi S1); dan

(15)

4) Nama jurnal tidak konsisten penulisannya, mulai dari halaman cover, beranda situs jurnal, hingga naskah jurnal. Contoh: Masyarakat: Jurnal Sosiologi atau Sosiologi Masyarakat; dan J@TI Teknik Industri atau J@TI Jurnal Teknik Industri atau Jurnal Teknik Industri. Terkait dengan penyingkatan nama terbitan, pengelola jurnal dapat mengeceknya di daftar database ISSN Internasional (List of Title Word Abbreviations) di http://www.issn.org/services/online-services/access-to-the-ltwa/. Prinsipnya bahwa nama terbitan harus bersifat spesifik, mencerminkan superspesialisasi atau spesialisasi disiplin ilmu tertentu, dan mencerminkan lingkup aktivitas lembaganya.

2. Pembentukan Dewan Redaksi

Pembentukan dewan redaksi atau dewan editor menjadi salah satu kunci penting dalam proses keberlangsungan hidup terbitan jurnal. Dalam publikasi internasional, dewan redaksi sering disebut Editorial Boards. Dewan redaksi beranggotakan personal intern organisasi/lembaga dan personal eksternal yang memiliki kompetensi keilmuan dan komitmen tinggi untuk meningkatkan kualitas terbitan, baik terbitan jurnal cetak maupun elektronik. Selain itu, dewan editor dituntut untuk memiliki pengalaman publikasi atau karya tulis ilmiah yang sesuai dengan bidang keilmuan jurnal agar terbitan memiliki reputasi yang tinggi.

Jabatan dewan redaksi jurnal, seperti: Editor In Chief (Pemimpin Redaksi), Editor Pelaksana (Editor Bagian, Copy Editor, Layout Editor), Reviewer, dan jabatan lain yang mendukung kelancaran penerbitan jurnal, seperti administrator situs/ IT Supporting, editor bahasa, sekretaris/sekretariat redaksi, dan manajer langganan. Dalam redaksi jurnal, tidak ada istilah penanggung jawab, pelindung, penasehat, dan wakil redaksi. Jabatan pada sistem OJS misalnya ada proofreader, yaitu seseorang yang ditunjuk untuk memeriksa naskah akhir sebelum dipublikasikan atau digandakan. Proofreader terdiri atas editor, penulis, dan layout

editor. Atmaja (2015) mencontohkan beberapa jabatan dewan redaksi yang berperan dalam

penerbitan jurnal elektronik dengan sistem OJS (Tabel 18).

Tabel 18. Pembagian Peran Pengelola Jurnal dalam OJS

No. Peran di SK Peran di OJS Tugas Peran

1 Editor In Chief Editor In Chief Memimpin penerbitan e-journal 2 Editor Journal Manajer Mengatur dan mengelola e-journal

Editor Menyaring (screening) naskah awal Section Editor Mengawal proses editing naskah Copy Editor Mengedit tata bahasa naskah Layout Editor Me-layout naskah

Proofreader Mengecek naskah akhir pra-publikasi Manajer Langganan Mengurus diseminasi jurnal (sistem

langganan)

3 Reviewer Reviewer Menelaah naskah secara subtansi 4 IT Supporting Site Administrator Mengelola situs e-journal

Tabel 19 menunjukkan contoh susunan dewan redaksi jurnal elektronik yang telah terakreditasi dan bereputasi internasional, yaitu Journal of Mechatronics, Electrical Power, and Vehicular

Technology (MEV Journal) dan Medical Journal of Indonesia (MJI).

Tabel 19. Contoh Susunan Dewan Redaksi Jurnal Terakreditasi dan Bereputasi Internasional MEV Journal (http://mevjournal.com/index.php/mev/about) MJI (http://mji.ui.ac.id/journal/index.php/mji/about) 1. EDITORIAL TEAM o Editor-in-Chief

o International Editorial Board o Editor: - Advisory Editor 1. EDITORIAL TEAM o Editor-in-Chief o Editor - Deputy Editor - Language Editors

(16)

- Deputy Editor

- Managing Editor (Regional) - Editors o IT Support o Secretariats 2. PEER-REVIEWER - Layout Editor o Editorial Board o Editorial Assistants 2. BUSSINESS MANAGER 3. SECRETARY

Hal lain yang perlu diperhatikan adalah melakukan recruitment reviewer dan dewan penyunting jurnal. Reputasi kepakaran seorang reviewer atau mitra bestari ditentukan oleh: (1) jumlah publikasi di terbitan berkala ilmiah bereputasi; (2) keseringan karya atau pendapatnya diacu secara luas; (3) keterlibatan kecendekiaannya dalam forum ilmiah internasional; dan (4) bentuk-bentuk pengakuan berbobot lainnya. Seorang mitra bestari dinyatakan berkualifikasi internasional jika dalam 3 tahun terakhir paling sedikit pernah menulis sebuah artikel (sebagai penulis utama atau penulis korespondensi) atau sebagai penulis peserta paling sedikit 3 artikel yang terbit di terbitan berkala ilmiah bereputasi internasional. Sedangkan mitra bestari berkualifikasi nasional jika dalam 3 tahun terakhir paling sedikit pernah menulis sebuah artikel (sebagai penulis utama atau penulis korespondensi) atau sebagai penulis peserta paling sedikit 3 artikel yang terbit dalam terbitan berkala ilmiah terakreditasi (LIPI dan DIKTI, 2014). Terkait dengan bobot penilaian kualifikasi reviewer jurnal ilmiah dalam peraturan akreditasi yang baru, sebagai berikut (Tabel 20).

Tabel 20. Bobot Penilaian Kualifikasi Reviewer/Mitra Bestari

Sub-Unsur Indikator Nilai

Tertinggi Pelibatan Mitra

Bestari

Melibatkan mitra bebestari berkualifikasi internasional >50% dari beberapa negara

5

Melibatkan mitra bebestari berkualifikasi nasional >50% dari berbagai institusi

3

Melibatkan mitra bebestari setempat 1

Lukman (2015) menambahkan bahwa kualifikasi anggota mitra bestari sedapat mungkin memiliki kualifikasi rekam jejak publikasi internasional >50%, misalnya jumlah keseluruhan ada 10 mitra bestari, setidaknya ada 6 orang harus memiliki publikasi internasional (3 tahun terakhir) agar dapat dinilai 5. Jika anggota mitra bestari memiliki kualifikasi pengalaman publikasi nasional >50%, misalnya jumlah keseluruan ada 10 mitra bestari, setidaknya ada 6 orang harus memiliki rekam jejak publikasi nasional (3 tahun terakhir) agar dapat dinilai 3. Namun, jika mitra bestari lokal atau tidak punya rekam jejak publikasi ilmiah maka dinilai 1. Kemudian, terkait dengan informasi biodata mitra bestari pada jurnal elektronik sebaiknya: (1) daftar nama dan asal instansi/negara mitra bestari harus jelas dan tersedia secara daring (online); (2) Curriculum Vitae mitra bestari disediakan secara daring dalam bentuk URL, misalnya URL Profil User di OJS dihubungkan dengan Profil Rekam Jejak Mitra Bestari di

Google Scholar, Scopus ID, dan/atau Orchid ID. Jika tidak tersedia daring, dapat disediakan

dokumen file PDF yang di-link-kan ke URL-nya; (3) mitra bestari diberikan ucapan terima kasih secara khusus untuk setiap terbitannya; dan (4) jangan masukkan mitra bestari dalam pengelola tetap sebuah jurnal.

Dewan penyunting terdiri dari anggota perorangan yang memiliki kualifikasi, pengalaman, serta komitmen dan mampu memenuhi kewajibannya sesuai dengan yang ditugaskan oleh pengelola terbitan berkala ilmiah. Anggota dewan penyunting diangkat secara resmi berdasarkan kualifikasi kompetensinya, bukan karena ex officio. Terkait dengan tugas dan wewenang dalam strutur redaksi jurnal, seperti penyunting penyelia, penyunting pelaksana, atau penyunting tamu, harus dinyatakan secara tegas dan jelas. Anggota dewan penyunting berasal dari pakar yang berasal dari berbagai lembaga dan/atau berasal dari berbagai negara, dan bukan lokal. Cakupan bidang keilmuan terbitan berkala ilmiah sebaiknya

(17)

terwakili oleh kualifikasi anggota dewan penyunting (LIPI dan DIKTI, 2014). Terkait dengan bobot penilaian dewan penyunting jurnal dalam ketentuan akreditasi terbitan berkala ilmiah yang baru lihat Tabel 21.

Tabel 21. Bobot Penilaian Kualifikasi Dewan Penyunting

Sub-Unsur Indikator Nilai

Tertinggi Kualifikasi Dewan

Penyunting

Lebih dari 50% penyunting sudah pernah menulis artikel di terbitan berkala ilmiah internasional

3

Kurang dari 50% penyunting sudah pernah menulis artikel di terbitan berkala ilmiah internasional

2

Lainnya yang belum berpengalaman menulis artikel di terbitan berkala ilmiah internasional

1

3. Memperhatikan Ketentuan penerbitan Publikasi Ilmiah

LIPI telah menerbitkan buku pedoman “Kode Etika Publikasi Ilmiah” tahun 2014. Pedoman tersebut disusun oleh Majelis Profesor LIPI (MPR)-LIPI dalam rangka menyempurnakan seri pertama dan kedua buku pedoman, yaitu pedoman Kode Etika Peneliti dan pedoman Klirens Etik Penelitian dan Publikasi Ilmiah. Kode Etika Peneliti telah diterapkan sebagai dasar untuk menjatuhkan sanksi terhadap pelaku pelanggaran kode etika peneliti. Klirens Etik Penelitian dan Publikasi Ilmiah telah diterapkan untuk pencegahan agar terhindar dari pelanggaran kode etika peneliti. Secara substansi Kode Etika Publikasi Ilmiah ini mengatur empat hal, yaitu: 1) Kode Etika Pengelola Jurnal Ilmiah; 2) Kode Etika Editor Jurnal Ilmiah; 3) Kode Etika Mitra Bestari Jurnal Ilmiah; 4) Kode Etika Pengarang Jurnal Ilmiah. Kode Etika Publikasi Ilmiah tersebut, secara prinsip menjunjung tiga nilai etik dalam publikasi, yaitu:

1) kenetralan, yakni bebas dari pertentangan kepentingan dalam pengelolaan publikasi; 2) keadilan, yakni memberikan hak kepengarangan kepada yang berhak sebagai

pengarang;

3) kejujuran, yakni bebas dari duplikasi, fabrikasi, falsifikasi, dan plagiarisme (DF2P) dalam publikasi.

Adapun dasar penyusunan Kode Etika Publikasi Ilmiah ini bersumber dari Committee on

Publication Ethics (COPE), yaitu suatu komite internasional yang mengurusi editorial jurnal

ilmiah internasional, seperti Elsevier, Wiley-Blackwell, Springer, Taylor & Francis, Palgrave

Macmillan, dan Wolters Kluwer (Informasi tentang ketentuan publikasi ilmiah internasional

COPE dapat diakses di http://publicationethics.org).

Selain itu, pengelola jurnal juga harus menetapkan format tampilan naskah jurnal sesuai dengan standar baku yang telah ditetapkan. Salah satunya dengan memperhatikan buku Pedoman Penampilan Majalah Ilmiah Indonesia (PDII-LIPI, 2012). Dalam pedoman tersebut, telah ditetapkan unsur-unsur yang harus diperhatikan pengelola jurnal dalam menyusun dan mendesain tampilan naskah jurnal ilmiah. Hal tersebut dapat dilihat pada Tabel 22.

Tabel 22. Ketentuan Penulisan dan Penampilan Jurnal Ilmiah (PDII-LIPI, 2012)

No. Bagian

Terbitan Isi Definisi Unsur-Unsur

1 Halaman

Sampul

Halaman yang terletak paling depan

a. Judul majalah (nama terbitan) b. Volume

c. Nomor

d. Waktu terbit (bulan dan tahun) e. ISSN

f. Lajut Data Bibliografi (Aturan Akreditasi Terbaru)

2 Halaman judul Halaman yang terletak

setelah halaman sampul

a. Judul majalah (nama terbitan) b. Volume

c. Nomor

(18)

e. ISSN f. Penanggung jawab g. Penerbit h. Suplemen 3 Halaman daftar isi

Daftar judul artikel/ karangan dari suatu nomor majalah

a. Judul majalah (nama terbitan) b. Volume

c. Nomor

d. Waktu terbit (bulan dan tahun) e. ISSN

f. Judul artikel

g. Nama pengarang (penulis) h. Nomor halaman awal i. Nomor halaman akhir

4 Halaman teks Halaman dalam majalah

yang memuat teks/artikel

a. Judul sirahan halaman genap (verso)  Judul majalah

 Volume  Nomor  Waktu terbit

 Cakupan halaman (awal-akhir) b. Judul sirahan halaman ganjil (rekto)

 Judul artikel  Penulis/Pengarang c. Artikel

5 Lembar

abstrak/sari

Lembar yang memuat semua abstrak artikel dari suatu majalah

a. Bagian atas lembar abstrak tercantum:  Judul terbitan (huruf cetak tebal)

 ISSN

 Waktu terbit

 Sumber kata kunci yang digunakan  Izin untuk mencetak lembar abstrak b. Setiap kotak dalam lembar abstrak, tercermin:

 Nomor klasifikasi internasional yang digunakan, misalnya UDC, DDC

 Nama penulis (lihat contoh penulisan pada AACR II)

 Lembaga tempat penulis bekerja

 Judul dan anak judul dalam bahasa artikel

 Bahasa yang digunakan dalam artikel (beri kode: Indonesia = Ind, Inggris = Eng).

 Keterangan secara rinci dengan urutan: Judul terbitan atau singkatannya--Waktu terbit--Volume terbitan--Nomor penerbitan--cakupan halaman dan keterangan lain (halaman awal, halaman akhir, gambar, tabel, dan referensi).

 Abstrak

Kata kunci atau istilah bebas (free terms). c. Ukuran fisik

 Ukuran lembar abstrak pada suatu majalah harus tetap

 Ukuran kotak pada lembar abstrak mempunyai lebar maksimum 95 mm dan tinggi maksimum 64 mm.  Jumlah halaman untuk lembar abstrak diusahakan

sedikit mungkin. d. Penempatan

 Lembar abstrak hendaknya ditempatkan pada

tempat yang sama setiap kali diterbitkan

 Lembar abstrak dicetak pada halaman tersendiri, tidak dimasukkan dalam urutan penomoran halaman dan ditempatkan setelah daftar isi.

e. Bahasa

 Bahasa yang digunakan dalam lembar abstrak sesuai dengan bahasa terbitan, dan dibuat terjemahannya dalam bahasa Inggris. Jika menggunakan bahasa Indonesia, lembar abstrak dibuat dalam bahasa Indonesia dan Inggris. Jika majalah menggunakan bahasa Inggris, lembar abstrak dibuat dalam bahasa Inggris.

 Lembar abstrak dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris dibuat dalam halaman yang terpisah, kecuali apabila lembar abstrak bahasa Indonesia hanya sebagian halaman maka halaman selebihnya dapat

(19)

dipakai untuk terjemahannya.

6 Halaman indeks Halaman yang memuat

indeks, baik kumulatif maupun tahunan yang dimulai pada akhir volume untuk satu tahun periode

a. Jenis indeks majalah hendaknya diterbitkan sekali dalam setahun

b. Halaman indeks tahunan ditempatkan pada halaman terakhir dari akhir volume dalam satu tahun periode c. Halaman indeks mempunyai urutan tersendiri dalam

penomoran halaman, yaitu menggunakan angka arab yang diikuti dengan simbol untuk membedakan nomor halaman teks (contoh: 419-1)

d. Jenis indeks: Indeks pengarang, Indeks subjek, Indeks badan korporasi, Indeks nama geografi, dan sebagainya e. Indeks disusun secara berabjad/alfabetis dan berdasarkan

klasifikasi

f. Indeks sebaiknya diterbitkan secara teratur

4. Menyusun Pedoman Manajemen Penerbitan Jurnal

Pengelola jurnal perlu menyusun dan menetapkan pedoman kebijakan manajemen penerbitan jurnal elektronik. Pedoman tersebut sebagai dasar pengisian konten informasi di situs e-journal, penetapan kebijakan penerbitan jurnal, serta pertanggungjawaban administrasi kegiatan pengelolaan jurnal. Secara umum, ruang lingkup isi pedoman manajemen penerbitan jurnal mencakup hal-hal sebagai berikut (Tabel 23).

Tabel 23. Ruang Lingkup Pedoman Kebijakan Penerbitan Jurnal

No. Unsur-Unsur Ruang Lingkup

1 Identitas terbitan Nama terbitan, alamat kontak, bidang ilmu, dan identitas terbitan 2 Struktur organisasi terbitan Lembaga penanggung jawab, lembaga sponsor, dan susunan redaksi

jurnal 3 Pedoman penulisan dan gaya

selingkung

Informasi petunjuk untuk penulis (submit naskah), format naskah, dan gaya selingkung penulisan naskah (mencakup: sistematika naskah, penulisan tabel; gambar; kutipan; penomoran; dan daftar pustaka) 4 Kebijakan dan proses review Informasi kebijakan peer-review, petunjuk review, proses review,

daftar check review, dan waktu review

5 Kebijakan akses Pernyataan hak cipta, privasi, pengaturan akses dan keamanan, dan penjadwalan penerbitan naskah

6 Implementasi OJS Format tampilan e-journal, daftar naskah back issue, alur kerja penerbitan e-journal, statistik dan pelaporan, serta pengiriman metadata naskah (indexing)

7 Etika publikasi ilmiah penerbitan

Ketentuan etika publikasi ilmiah penerbitan, mencakup etika bagi penulis, editor, reviewer, dan pengelola jurnal

8 Rencana aksi Tahapan dan target pengelola jurnal sampai mendapatkan status jurnal terakreditasi dan bereputasi internasional dalam kurun waktu yang telah ditetapkan

9 Ketentuan lain-lain Informasi bagi pembaca, pustakawan, kebijakan lain, dan evaluasi terbitan menuju akreditasi jurnal online

5. Membangun Sistem E-Journal

Peraturan akreditasi terbitan berkala ilmiah yang baru (LIPI dan DIKTI, 2014) menyebutkan bahwa dalam rangka pelaksanaan akreditasi jurnal online, terbitan jurnal harus dalam format elektronik. Dalam peraturan tersebut, standar sistem aplikasi jurnal elektronik yang ditetapkan adalah OJS. OJS merupakan salah satu aplikasi open source yang dikembangkan oleh Public Knowledge Project/PKP (akses di: https://pkp.sfu.ca/ojs/). OJS merupakan sistem aplikasi pengelolaan dan penerbitan jurnal yang bertujuan untuk memperluas dan meningkatkan akses informasi hasil penelitian.

Aplikasi OJS merupakan sebuah Content Management System (CMS) yang dikhususkan untuk pengelolaan jurnal dan penerbitan yang dapat dioperasikan secara fleksibel. Software ini dapat diunduh secara gratis dan diinstal di server web atau komputer lokal. OJS dapat meningkatkan kualitas ilmiah dan penerbitan jurnal melalui sejumlah inovasi dan kebijakan lebih yang transparan sehingga dapat meningkatkan pengindeksan. Melalui aplikasi OJS, manajer jurnal dapat mengelola sistem penerbitan elektronik dan online secara

(20)

keseluruhan, mulai dari pengaturan (setup) jurnal, mendaftarkan editors, section editors,

copyeditors, layouteditors, proofreaders, dan reviewers.

Selain itu, beberapa tools OJS dapat digunakan untuk mengoptimalkan pengelolaan jurnal melalui sistem komunikasi email di antara para pengelola dan penulis atau reviewer serta pengelolaan statistik jurnal. Pengelolaan jurnal dengan aplikasi OJS, tidak mempensyaratkan keterampilan teknis tinggi bagi pengelolanya, tetapi cukup dibutuhkan pemahaman tentang tata cara mengisi template dan mengunggah file. Berikut ini, tahapan-tahapan membangun dan mengembangkan sistem e-journal dengan aplikasi OJS.

1) Membangun situs e-jurnal. Situs e-journal disebut juga “rumah jurnal”. Sebelum membuat nama e-journal (hosting journal), administrator atau IT Supporring harus menyiapkan dan men-setting rumah jurnalnya terlebih dahulu. Pengaturan situs ini mencakup membuat nama dan deskripsi situs, membuat hosting e-journal (single or

multiple journal), set up bahasa situs e-journal, autentifikasi sistem, pembagian

kategorti jurnal, mengatur dan mengakhiri akses penggunaan situs (remote access), dan merapikan file data jurnal.

2) Membuat dan mengelola konten informasi situs e-journal. Manajer jurnal melakukan pengaturan sistem informasi e-journal, mulai dari mengisi dan meng-update identitas terbitan, pembagian peran pengguna, dan konten informasi yang terkait dengan kebijakan manajemen penerbitan jurnal elektronik.

3) Melakukan penerbitan naskah e-journal. Setelah Manajer Jurnal menetapkan peran pengguna (anggota dewan redaksi), Editor-in-Chief menginstruksikan kepada para editor pelaksana (editor bagian, copy editor, layout editor, proofreader) untuk melaksanakan penerbitan naskah jurnal secara elektronik melalui aplikasi OJS. Proses penerbitan jurnal elektronik ini dimulai dari registrasi dan submit naskah dari penulis, review, editing, hingga publikasi naskah. Proses penerbitan jurnal pada sistem OJS ini akan menjadi dasar penilaian akreditasi. Pada saat akreditasi, Tim Penilai Akreditasi akan mengecek historical e-publishing secara random dan detail. Bahkan, Tim Penilai Akreditasi akan meminta user login dan password kepada pengelola jurnal (dengan peran sebagai manajer jurnal atau Editor), kemudian melakukan login ke sistem OJS untuk mengecek historical e-publishing. Jika ada permasalahan, tim penilai akan memberitahu kepada pengelola jurnal untuk segera melakukan perbaikan pada proses penerbitan jurnal elektronik melalui OJS.

4) Modifikasi dan meng-update tampilan dan informasi situs e-journal. Manajer jurnal bekerjasama dengan Administrator untuk membuat tampilan interface e-journal lebih menarik (user friendly). Kerjasama tersebut dapat dilakukan pada aspek keteraturan tampilan dan posisi menu informasi di sistem e-journal; update informasi (teks, image, video) melalui sistem plug in; serta modifikasi warna, font, margin, dan thema desain

e-journal.

6. Pengajuan ISSN ke PDII-LIPI

ISSN adalah nomor unik khusus untuk terbitan berkala. ISSN disebut unik karena nomor tersebut hanya diberikan untuk satu nama/judul terbitan berkala. Menurut SNI ISO 3297:2010, ISSN adalah nomor delapan digit, termasuk digit cek, dan didahului oleh singkatan ISSN yang diberikan kepada sumber daya berlanjut oleh jaringan ISSN (BSN, 2010). Pengelola jurnal perlu mendaftarkan ISSN untuk terbitannya, baik terbitan cetak maupun elektronik.

Pendaftaran ISSN ke PDII-LIPI dapat dilakukan secara online di

(21)

Tabel 24. Berkas Persyaratan Pendaftaran ISSN Online ke PDII-LIPI

ISSN Terbitan Cetak (p-ISSN) ISSN Terbitan Elektronik (e-ISSN) 1) Surat Permohonan

2) Halaman Sampul Depan (Cover) 3) Halaman Daftar Isi

4) Susunan Dewan Redaksi 5) Bukti Pembayaran

1) Surat Permohonan

2) Printscreen Halaman Home e-Journal

3) Printscreen Halaman Daftar Isi e-Journal

atau Halaman Daftar Isi versi cetak

4) Printscreen Halaman Dewan Dewan Redaksi/Editorial e-Journal

5) Bukti Pembayaran Catatan:

1) Semua berkas persyarataan ISSN di atas harus disimpan dalam format PDF (Portable

Document Format) dengan ukuran file maksimal 1 MB. Selain format PDF, berkas (file)

persyarataan tidak dapat di-upload di sistem ISSN Online. 2) Alamat surat pemohonan pengajuan ISSN:

Yth.Kepala PDII-LIPI

u.p. Kepala Bidang Dokumentasi

di Gedung A PDII-LIPI, Jl.Jend.Gatot Subroto Kav.10, Jakarta Selatan 12710

3) Untuk terbitan jurnal elektronik (e-journal) diharuskan sudah memiliki alamat URL situs jurnal yang valid.

4) ISSN untuk terbitan cetak (p-ISSN) dan terbitan elektronik (e-ISSN) wajib dicantumkan di terbitan, baik jurnal cetak maupun elektronik.

7. Publikasi Naskah Back Issue dan E-Publishing Journal

Apabila pengelola jurnal telah memiliki terbitan dalam versi cetak dan ingin naskah jurnalnya di-upload dan dipublikasikan ke sistem e-journal maka disebut sebagai naskah back

issue, yaitu naskah yang telah terbit dahulu sebelum sistem e-journal dibangun. Naskah back issue di-upload oleh Manajer Jurnal dan diterbitkan oleh Editor.

Melalui naskah back issue, pembaca mengetahui kapan pertama kali jurnal terbit. Naskah full text-back issue yang telah dipublikasikan ke sistem e-journal, dapat diakses secara

online oleh pembaca. Status naskah back issue yang telah di-upload ke sistem e-journal adalah

jurnal online, bukan jurnal elektronik (e-journal). Naskah back issue yang telah dibaca dan diakses pembaca, dapat memberikan kontribusi dalam dalam peningkatan jumlah pengakses konten e-journal (lihat pada counter statistic jurnal).

Pada sistem OJS, untuk menandakan bahwa naskah back issue itu terbit diberi keterangan “available online at...atau tersedia online sejak....” di bawah judul artikel jurnal. Setelah naskah back issue terbit di sistem e-journal, terbitan naskah baru sebaiknya melalui sistem e-publishing penuh melalui aplikasi OJS dan harus melanjutkan volume, nomor, dan tahun terbitan sebelumnya.

Setelah naskah back issue terbit online di sistem e-journal, pengelola jurnal juga harus melakukan evaluasi dan pembenahan secara menyeluruh terhadap proses penerbitan jurnal elektronik. Setiap anggota dewan redaksi harus dipastikan telah terdaftar aktif di sistem

e-journal sehingga dapat segera bekerja sesuai perannya masing-masing. Dalam hal ini,

Editor-in-Chief selaku pemimpin redaksi harus memeriksa rekaman proses penerbitan jurnal sistem elektronik (historical e-publishing) dan memastikan bahwa proses penerbitan jurnal melalui sistem OJS berjalan lancar dan sistematis.

8. Menyelenggarakan Call For Paper Naskah Jurnal

Call for Paper ini bertujuan untuk menjaring dan mendapatkan naskah yang

berkualitas sebanyak-banyaknya dari para penulis/kontributor untuk bahan terbitan berikutnya. Informasi call for paper harus disampaikan ke pembaca secara jelas dan pasti, baik mengenai topik naskah, ketentuan penulisan, alamat pengiriman naskah, maupun masa akhir berlaku informasi call for paper. Kegiatan call for paper ini dapat dilakukan dengan cara: (1) menyelenggarakan seminar, workshop, atau konferensi ilmiah dengan mengundang pembahas

Gambar

Tabel 2. Bobot Penilaian Akreditasi Terbitan Berkala Ilmiah LIPI dan DIKTI (2011)
Tabel 5. Bobot Penilaian Akreditasi Terbitan Berkala Ilmiah LIPI dan DIKTI (2014)
Tabel 7. Tata Cara dan Mekanisme Pengajuan Akreditasi Jurnal ke LIPI dan DIKTI
Tabel 8. Bidang Ilmu Terbitan Berkala Ilmiah Terakreditasi LIPI
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dari semua pengujian tersebut dihasilkan bahwa minimum support yang sesuai untuk data mahasiswa adalah 5% dan minimum confidence nya adalah 70%. Sedangkan untuk data

Mutu pendidikan di Program Studi Anestesiologi dan Reanimasi FK UNUD / RSUP Sanglah dapat dipahami sebagai pencapaian tujuan pendidikan dan kompetensi lulusan yang

Reaksi pasar atas pengumuman laba yang ditentukan melalui cummulative abnormal return selama periode pengamatan (saat dilakukan pengumuman laba sampai dengan enam hari setelah

Kelemahan dari kandungan N yang tinggi yaitu apabila dalam proses penyerapan nitrat pada unsur hara nitrogen didalam tanah tidak diserap seluruhnya oleh akar maka unsur hara

(1) Dengan jumlah anggaran pendapatan negara dan hibah tahun anggaran 2004 sebesar Rp403.769.529.330.000,00 (empat ratus tiga triliun tujuh ratus enam puluh sembilan miliar

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa model Problem Solving berbantuan media kolase yamg diterapkan di kelas V SDN 2 Ploso dapat

Terdapat 3 kelompok kultivar padi beras hitam lokal berdasarkan parameter warna L*, a*, dan b* dengan kandungan antosianin total, yaitu beras hitam Cempo ireng;

Produksi program berita feature pada karya bidang ini dibuat dengan lima posisi pekerjaan berdasarkan tugas dan tanggung jawab masing-masing, yaitu produser, sutradara,