• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI. keuangan bertujuan untuk menyediakan informasi yang bermanfaat bagi. pengambilan keputusan ekonomi yang rasional.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II LANDASAN TEORI. keuangan bertujuan untuk menyediakan informasi yang bermanfaat bagi. pengambilan keputusan ekonomi yang rasional."

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Laporan Keuangan

1. Pengertian Laporan Keuangan

Gambaran kinerja suatu bank pada umumnya dan bank syariah pada khususnya, biasanya tercermin dalam laporan keuangannya. Laporan keuangan bertujuan untuk menyediakan informasi yang bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan (pengguna laporan keuangan) dalam

pengambilan keputusan ekonomi yang rasional.1

Menurut Mahmud dan Halim, laporan keuangan pada dasarnya merupakan hasil refleksi dari sekian banyak transaksi yang terjadi dalam suatu perusahaan. Transaksi dan peristwa yang bersifat finansial dicatat, digolongkan dan diringkas dengan cara setepat-tepatnya dalam satuan uang dan kemudian diadakan penafsiran untuk berbagai tujuan. Berbagai tindakan tersebut tidak lain adalah proses akuntansi yang pada hakikatnya merupakan seni pecatatan, penggolongan dan peringkasan transaksi dan peristiwa, yang setidak-tidaknya sebagian bersifat finansial, dalam cara

yang tepat dalam bentuk rupiah dan penafsiran akan hasil-hasilnya.2

1 Dwi Suwiknyo, Analisis Laporan Keuangan Perbankan Syariah, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), hal. 146.

2 Mahmud M. Hanafi dan Abdul Halim, Analisis Laporan Keuangan, (Yogyakarta: UPP STIM YKPN, 2007), Edisi ke-3, hal. 8

(2)

Laporan keuangan memberikan ikhtisar mengenai keadaan finansial suatu perusahaan, dimana neraca (balance sheet) mencermintan nilai aktiva, utang dan modal sendiri pada suatu saat tertentu dan laporan rugi dan laba (income statement) mencerminkan hasil-hasil yang dicapai

selama suatu periode tertentu, biasanya periode satu tahun.3

Laporan keuangan disusun dengan maksud untuk menyajikan laporan kemajuan perusahaan secara periodik. Manajemen perlu mengetahui bagaimana perkembangan keadaan investasi dalam perusahaan dan hasil-hasil yang dicapai selama jangka waktu yang diamati. Laporan kemajuan perusahaan tersebut pada hakikatnya merupakan kombinasi dari fakta-fakta yang telah dicatat (recorded facts), kesepakatan-kesepakatan akuntansi (accounting conventions) dan pertimbangan-pertimbangan pribadi (personal judgements). Pertimbangan atau pendapat pribadi berkaitan dengan kompetensi dan integritas pihak-pihak yang menyusun laporan keuangan, sedangkan kesepakatan akuntansi akan bersumber pada prinsip-prinsip dan konsep akuntansi yang

lazim diterima umum.4

Adapun tujuan laporan keuangan itu sebagai berikut:5

1) Memberikan informasi yang dapat dipercaya mengenai posisi keuangan perusahaan (termasuk bank) pada suatu saat tertentu.

3

Bambang Riyanto, Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan,(Yogyakarta: BPFE- Yogyakarta, 2001), Ed. 4, hal. 327.

4 Jumingan, Analisis Laporan Keuangan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), hal. 6.

5 Veithzal Rivai dan Arviyan Arifin, Islamic Banking: Sebuah Teori, Konsep dan

(3)

2) Memberikan informasi keuangan yang dapat dipercaya mengenai hasil usaha perusahaan selama periode akuntansi tertentu.

3) Memberikan informasi yang dapat membantu pihak-pihak yang berkepentingan untuk menilai atau menginterpretasikan kondisi dan potensi suatu perusahaan.

4) Memberikan informasi penting lainnya yang relevan dengan kebutuhan pihak-pihak yang berkepentingan dengan laporan kebutuhan yang bersangkutan.

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 31 (revisi 2000) tentang Akuntansi Perbankan telah diwajibkan oleh Bank Indonesia untuk diterapkan di bank-bank yang beroperasi di Indonesia. PSAK tersebut bertujuan untuk mengatur pengakuan, pengukuran, penyajian dan pengungkapan laporan keuangan bank. Elemen-elemen laporan keuangan yang diwajibkan untuk diterbitkan menurut PSAK ini terdiri dari Neraca, Laporan Laba Rugi, Laporan Perubahan Modal Pemilik (untuk jenis perusahaan digunakan Laporan Laba Ditahan) dan Laporan Arus Kas serta Catatan Atas Laporan Keuangan (PSAK No. 31 Revisi 2000).

a. Neraca, merupakan salah satu elemen laporan keuangan yang menggambarkan posisis keuangan suatu perusahaan pada suatu saat tertentu.

b. Laporan Laba Rugi, merupakan slah satu elemen laporan keuangan yang menggambarkan posisi hasil usaha suatu perusahaan dalam jangka waktu tertentu.

(4)

c. Laporan Perubahan Modal Pemilik/ Laporan Laba Ditahan, merupakan laporan yang menyajikan peningkatan atau penurunan aktiva bersih atau kekayaan bank selama periode yang bersangakutan berdasarkan prinsip pengukuran tertentu yang dianut dan harus diungkapkan dalam laporan keuangan.

d. Laporan Arus Kas (cash flow statement) disusun untuk menunjukkan perubahan kas selama periode dan memberikan penjelasan tentang alasan perubahan tersebut dengan menunjukkan darimana sumber penerimaan kas dan untuk apa penggunaannya.

Dalam PSAK No. 31 (revisi 2000) ditetapkan bahwa catatan atas laporan keuangan harus disajikan secara sistematis. Setiap pos dalam neraca, laporan laba rugi, dan laporan arus kas yang perlu penjelasan harus didukung dengan informasi yang dicantumkan dalam catatan

laporan keuangan.6

2. Laporan Keuangan Bank Syariah

Adanya perbedaan karakteristik antara bisnis yang berlandaskan pada syariah dengan bisnis konvensional menyebabkan Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) mengeluarkan Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Bank Syariah (KDPPLKBS) pada tahun 2002. KDPPLKBS selanjutnya disempurnakan pada tahun 2007 menjadi Kerangka Dasar Penyususnan dan Penyajian Laporan Keuangan Syariah

6 Indra Bastian dan Surharjono, Akuntansi Perbankan,(Jakarta: Salemba Empat, 2006), Ed. 1, hal. 62-79.

(5)

(KDPPLKS). Penyempurnaan KDPPLKS terhadap KDPPLKBS dilakukan untuk memperluas cakupannya sehingga tidak hanya untuk transaksi pada bank syariah, melainkan juga pada jenis institusi bisnis lain, baik yang berupa entitas syariah maupun entitas konvensional yang

bertransaksi dengan skema syariah.7

Adapun tujuan laporan keuangan bank syariah pada dasanya sama dengan tujuan laporan keuangan yang berlaku secara umum, dengan

tambahan antara lain menyediakan:8

a) Informasi kepatuhan bank terhadap prinsip syariah, serta informasi pendapatan dan beban yang tidak sesuai dengan prinsip syariah bila

ada dan bagaimana pendapatan tersebut diperoleh serta

penggunaannya.

b) Informasi untuk membantu mengevaluasi pemenuhan tanggung jawab terhadap amanah dalam mengamankan dana, menginvestasikannya pada tingkat keuntungan yang layak, dan informasi mengenai tingkat keuntungan investasi yang diperoleh pemilik dan pemilik dana investasi terikat.

c) Informasi mengenai pemenuhan fungsi sosial bank, termasuk pengelolaan dana penyaluran zakat.

Oleh karena karakteristik yang berbeda dengan bank syariah dengan bank konvensional, atau akuntansi umum, maka membawa konsekuensi

7 Rizal Yaya, Aji Martawireja dan Ahim Abdurrahim, Akuntansi Perbankan Syariah:

Teori dan Praktek Kontemporer, (Jakarta: Salemba Empat, 2009), hal. 80.

8 Muhammad, Manajemen Bank Syariah, (Yogyakarta: Unit Penerbitan dan Percetakan (UPP) AMP YKPN, 2005), Ed. Revisi, hal. 334.

(6)

pelaporan yang harus diterbitkan, sehingga laporan keuangan bank syariah meliputi:

a) Laporan keuangan yang mencerminkan kegiatan bank syariah sebagai investor beserta hak dan kewajibannnya, yang dapat dilaporkan dalam:

1. Laporan posisi keuangan atau neraca. 2. Laporan laba rugi.

3. Laporan arus kas; dan 4. Laporan perubahan ekuitas.

b) Laporan yang mencerminkan perubahan dalam investasi terikat yang dikelola oleh bank syariah untuk kemanfaatan pihak-pihak lain berdasarkan akad mudharabah atau agen investasi yang dilaporkan dalam laporan perubahan dana investasi terikat; dan

c) Laporan keuangan yang mencerminkan peran bank syariah sebagai pemegang amanah dana kegiatan sosial yang dikelola secara terpisah yang dilaporkan dalam:

1. Laporan sumber dan penggunaan dana zakat, infaq, shadaqah;

2. Laporan sumber dan penggunaan dana al- qardhul hasan.9

3. Unsur-Unsur Laporan Keuangan Bank Syariah

Penyajian laporan akuntansi bank syariah telah diatur dengan PSAK No. 101 tentang Penyajian Pelaporan Keuangan Syariah. Oleh karena itu,

9 Sofyan Syafri Harahap, Wiroso dan Muhamad Yusuf, Akuntansi Perbankan Syariah, (Jakarta: LPFE Usakti, 2004), hal. 48.

(7)

laporan keuangan harus mampu memfasilitasi semua pihak yang terkait dengan bank syariah. Laporan keuangan bank syariah yang lengkap terdiri

dari komponen-komponen berikut:10

a) Laporan posisi keuangan atau neraca b) Laporan laba rugi

c) Laporan arus kas.

d) Laporan perubahan ekuitas.

e) Laporan perubahan dana investaasi terikat. f) Laporan sumber dan penggunaan dana zakat. g) Laporan sumber dan penggunaan dana kebajikan. h) Catatan atas laporan keuangan.

B. Kinerja Keuangan Perbankan

Kinerja dalam kamus istilah akuntansi adalah kuantifikasi dari keefektifan dalam pengoperasian bisnis selama periode tertentu. Kinerja perusaan dapat diukur dengan menganalisa dan mengevaluasi laporan keuangan. Informasi posisi keuangan dan kinerja keuanagn di masa lalu sering kali digunakan sebagai dasar untuk memprediksi posisi keuangan dan kinerja di masa depan.

Pengukuran kinerja adalah penentuan secara periodik tampilan perusahaan yang berupa kegiatan operasional, struktur organisaai dan karyawan berdasarkan sasaran, standar dan kriteria yang telah ditetapkan

10

(8)

sebelumnya.11Dengan kata lain, pengukuran kinerja merupakan alat bagi

manajemen untuk mengendalikan bisnisnya.12

Kinerja bank merupakan bagian dari kinerja keuangan secara keseluruhan. Kinerja (performance) bank secara keseluruhan merupakan gambaran prestasi yang dicapai bank dalam operasionalnya, baik menyangkut aspek keuangan, pemasaran, penghimpunan dan penyaluran dana, teknologi maupun sumber daya manusia.

Kinerja keuangan bank merupakan gambaran kondisi keuangan bank pada suatu periode tertentu baik menyangkut aspek penghimpunan dana maupun penyaluran dana yang biasanya diukur dengan indikator

kecukupan modal, likuiditas dan profitabilitas.13

Berkaitan dengan analisis kinerja keuangan bank mengandung beberapa tujuan:

a) Untuk mengetahui keberhasilan pengelolaan keuangan bank terutama kondisi likuiditas, kecukupan modal dan profitabilitas yang dicapai dalam tahun berjalan maupun tahun sebelumnya.

b) Untuk mengetahui kemampuan bank dalam mendayagunakan semua aset yang dimiliki dalam menghasilkan profit secara efisien.

Analisis kinerja keuangan atau analisis keuangan bank merupakan proses pengkajian secara kritis terhadap keuangan bank menyangkut

review data, menghitung, mengukur, menginterpretasi dan memberi solusi

terhadap keuangan bank pada suatu periode tertentu.

11 Mulyadi, Akuntansi Manajemen, (Yogyakarta: UPP STIE- YKPN, 2001), hal. 415. 12 Jumingan, op., cit. hal. 240-241.

13

(9)

Dengan demikian, prosedur analisis meliputi tahapan sebagai

berikut:14

a. Review Data Laporan

Aktivitas penyesuaian data laporan keuangan terhadap berbagai hal, baik sifat atau jenis perusahaan yang melaporkan maupun sistem akuntansi yang berlaku. Sistem akuntansi yang diterapkan dalam memberi pengakuan terhadap pendapatan dan biaya akan menentukan jumlah pendapatan maupun laba yang dihasilkan perusahaan.

Maksud dari perlunya mempelajari data secara menyeluruh ini adalah untuk meyakinkan pada penganalisis bahwa laporan itu sudah cukup jelas menggambarkan semua data keuangan yang relevan dan telah diterapkannnya prosedur akuntansi maupun metode penilaian yang tepat, sehingga penganalisis akan

betul-betul mendapatkan laporan keuangan yang dapat

diperbandingkan (comparable). b. Menghitung

Dengan menggunakan berbagai metode dan teknik analisis dilakukan perhitungan-perhitungan, baik metode perbandingan, presentase komponen, analisis rasio keuangan dan lain-lain. Dengan metode atau teknik apa yang akan digunakan dalam perhitungan sangat bergantung pada tujuan analisis.

14

(10)

c. Membandingkan atau Mengukur

Langkah ini diperlukan guna mengetahui kondisi hasil perhitungan tersebut apakah sangat baik, baik,sedang, kurang baik dan seterusnya.

d. Menginterpretasi

Menginterpretasi merupakan inti dari proses analisis sebagai perpaduan antara hasil perbandingan/ pengukuran dengan kaidah

teoritis yang berlaku. Hasil interpretasi mencerminkan

keberhasilan maupun permasalahan apa yang dicapai perusahaan dalam pengelolaan keuangan.

e. Solusi

Langkah terakhir dari rangkaian prosedur analisis. Dengan memahami problem keuangan yang dihadapi perusahaan akan menempuh solusi yang tepat.

C. Laporan Laba Rugi

1. Pengertian Laporan Laba Rugi

Laporan laba rugi adalah laporan keuangan yang secara sistematis menyajikan hasil usaha perusahaan dalam rentang waktu tertentu. Laporan tersebut menyajikan pendapatan selama satu periode dan biaya-biaya untuk memperoleh pendapatan tersebut pada periode yang sama. Di

(11)

laporan laba rugi, dilaporkan juga untung (gain) dan rugi (loss).15Laporan laba rugi disebut juga “laporan pendapatan” (statement of earnings), menyajikan pendapatan, beban, laba bersih dan laba per saham untuk

suatu periode akuntansi, biasanya setahun atau triwulan.16

Lewat laporan laba rugi, investor dapat mengetahui besarnya tingkat profitabilitas yang dihasilkan investee. Lewat laporan laba rugi, kreditor juga dapat mempertimbangkan kelayakan debitur. Dengan mengkaji pendapatan dan beban, investor dapat mengetahui bagaimana kinerja perusahaan dan membandingkannya dengan kinerja investee lain. Hal ini dilakukan investor untuk menetapkan alternatif keputusan investasi yang lebih baik. Tentu investor menginginkan dananya diinvestasikan di perusahaan investee yang memiliki hasil kinerja yang lebih baik, guna

menjamin keberlangsungan peningkatan nilai investasinya.17

Berdasarkan Undang - Undang RI No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan pasal 34, setiap bank diwajibkan menyampaikan laporan keuangan berupa neraca dan perhitungan laba/rugi berdasarkan waktu dan bentuk yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. Menurut Bambang Riyanto, pengertian laporan keuangan adalah ikhtisar mengenai keadaan keuangan suatu perusahaan, dimana neraca (Balance Sheet) mencerminkan nilai aktiva, hutang dan modal sendiri pada suatu saat tertentu dan laporan laba

15

Slamet Sugiri dan Bogat Agus Riyono, Akuntansi Pengantar 1, (Yogyakarta: UPP STIM YKPM, 2008), Edisi Ketujuh, hal. 34.

16

Lyn M. Fraser dan Aileen Ormiston, Understanding Financial Statement, (Indonesia: PT. Macana Jaya Cemerlang, 2009), Edisi Ketujuh, alih bahasa oleh Priyo Darmawan, hal.122.

17

(12)

rugi (Income Statement) mencerminkan hasil - hasil yang dicapai dalam

suatu periode tertentu biasanya meliputi periode 1 tahun.18

Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa tujuan dan susunan laporan keuangan untuk memenuhi kebutuhan akan informasi yang berguna dalam membuat keputusan bagi pihak - pihak yang berkepentingan. Laporan keuangan yang disusun dan disajikan sebagai data tahunan kepada semua pihak yang berkepentingan pada hakekatnya mempunyai keterbatasan dalam memberikan gambaran tentang keadaan keuangan dan potensi laba. Untuk mengatasinya diperlukan suatu laporan untuk beberapa periode, yaitu dengan menyusun laporan keuangan yang diperbandingkan.

2. Manfaat Laporan Laba Rugi

Bagi para pengusaha, laporan laba rugi menjadi titik api pembahasan. Laporan laba rugi menyajikan kesuksesan atau kegagalan perusahaan selama periode tertentu, dan inilah daya tarik paling besar dari sebuah laporan keuangan.

Apabila pada suatu periode perusahaan memperoleh laba, artinya pendapatan-pendapatan yang dicapai melampaui biaya-biaya yang digunakan untuk mencapainya. Bersama dengan laporan laba rugi periode-periode sebelumnya, secara simultan dapat disusun sebuah

18

Bambang Riyanto, Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan,(Yogyakarta: BPFE- Yogyakarta, 2001), Ed. 4, hal. 327.

(13)

kecederungan untuk mengestimasi laba rugi yang mungkin di masa yang akan datang.

Berikut ini beberapa manfaat laporan laba rugi:19

a. Laporan laba rugi merupakan olok ukur keberhasilan perusahaan. Dengan menganalisa laba rugi, para pengguna dapat menilai kemampuan perusahaan dalam mengelola sumber-sumber ekonomik perusahaan agar berhasil guna dan berdaya guna.

b. Laporan laba rugi merupakan titik pangkal penaksiran keberhasilan perusahaan pada periode berikutnya. Masing-masing pendapatan dan biaya dianalisa secara simultan bersama-sama pendapatan dan biaya pada peride-periode yang telah lalu. Dari situ dapat disusun kecenderungan pendapatan dan biaya periode berikutnya. Sudah tentu metode ini memiliki kemungkinan bias, namun paling tidak merupakan media pengurang ketidakpastian. Tanpa menganalisa hasil operasi perusahaan, orang tidak mampu meramalkan apa yang akan terjadi nanti.

Laporan laba rugi merupakan media untuk menilai tingkat kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba (rentabilitas ekonomik atau return on investment ).

19

(14)

3. Laporan Laba Rugi Bank Syariah

Komponen-komponen laba rugi bank syariah disusun dengan mengacu pada PSAK untuk pos-pos umum. Dengan memperhatikan ketentuan dalam PSAK terkait, bank syariah menyajikan laporan laba rugi yang mencakup, tetapitidak terbatas, pada pos-pos berikut: (a) Pendapatan usaha: (i) pendapatan dari jual beli: 1. Pendapatan margin murabahah; 2. Pendapatan bersih salam paralel; 3. Pendapatan bersih istishna paralel; (ii) pendapatan dari sewa: 1. Pendapatan bersih ijarah; (iii) pendapatan dari bagi hasil: 1. Pendapatan bagi hasil mudharabah; 2. Pendapatan bagi hasil musyarakah; (iv) pendapatan usaha lainnya; (b) hak pihak ketiga atas bagi hasil dana syirkah temporer; (c) pendapatan usaha lainnya; (i) pendapatan imbalan (fee) jasa perbankan; (ii) pendapatan imbalan investasi terikat. (d) beban usaha; (e) laba atau rugi usaha; (f) pendapatan non-usaha; (g) beban non-usaha; (h) laba atau rugi dari aktivitas normal; (i) pos luar biasa; (j) beban pajak; (k) laba atau rugi bersih.

D. Laporan Nilai Tambah

Dengan terbitnya PSAK No. 101 Penyempurnaan PSAK No. 59 ini, perbankan syariah di Indonesia sangat terbantu dalam menyiapkan laporan keuangan. PSAK No. 101 banyak mereferensi pada standar yang dikeluarkan oleh Accounting and Auditing Organization for Islamic

(15)

Accounting Standards for Islamic Financial Institution yang tentunya

sangat bermanfaat bagi institusi keuangan Islam di seluruh dunia.

Namun demikian, konsep nilai yang mendasari kedua macam standar ini sebetulnya masih banyak dipengaruhi konsep akuntansi modern, meskipun dalam banyak hal dalam standar ini sebetulnya masih banyak istilah-istilah yang memang khas ada di perbankan syariah. Kedua standar tersebut juga menyajikan beberapa komponen laporan keuangan yang tidak ditemukan pada bank konvensional seperti laporan sumber dan penggunaan dana qardhul hasan.

Secara implisit kedua standar tersebut menggunakan konsep teori entitas (entity theory) yang bila dikaji secara mendalam sebetulnya

banyak didasarkan pada nilai-nilai kapitalisme dan

utilitarianisme.20Dalam teori ini, konsep kepemilikan secara mutlak

berada pada individu.

Sementara Triyuwono berpendapat, tujuan akuntansi syariah bersifat materi, yaitu memberi informasi untuk pengambilan keputusan ekonomi yang bersifat spirit, yaitu akuntabilitas. Berbeda dengan Harahap, dimana tujuan akuntansi syariah adalah muamalah, yaitu Amar Ma’ruf Nahi

Munkar, keadilan dan kebenaran, maslahat sosial, kerjasama, menghapus

riba dan mendorong zakat. Sehingga dengan demikian, tujuan akuntansi syariah lebih menekankan pentingnya memberikan informasi bagi penghitung zakat pelaksanaan keadilan dan melaporkan kegiatan yang

20 Iwan Triyuwono, Perspektif, Metodologi dan Teori Akuntansi Syariah, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2006), hal. 386-387.

(16)

bertentangan dengan syariah. Tujuan-tujuan tersebut perlu dilakukan dalam rangka memenuhi tanggung jawab bank kepada direct stakeholders dan inderect stakeholders.

Tujuan laporan laba rugi lebih menekankan pada kepentingan direct

stakeholders, hal ini nampak jelas ditunjukkan pada konstruksi laporan

laba rugi. Dalam konstruksi laporan laba rugi dapat dilihat bahwa item seperti hak pihak ketiga atas bagi hasil, zakat, pajak yang merupakan pihak yang secara tidak langsung telah memberikan kontribusi terhadap perolehan laba, merupakan item yang diperlakukan sebagai beban sehingga berfungsi mengurangi pendapatan. Dan masih ada satu item lagi yakni karyawan sebagai pihak yang secara langsung telah memberikan andil bagi pencapaian laba, juga diperlakukan sebagai beban. Sehingga yang dinamakan laba dalam konsep ini, adalah nilai nominal dari

pendapatan kotor setelah dikurangi dengan item.21 Berbeda dengan

konsep nilai tambah. Konsep nilai tambah merupakan perwujudan dari kepedulian manajemen terhadap pihak-pihak lain yang terlibat baik langsung maupun tidak langsung terhadap proses mendapatkan nilai tambah syariah. Kepedulian itu diwujudkan dengan kesediaan manajemen untuk mendistribusikan nilai tambah kepada semua pihak yang dimaksud secara adil, yaitu nasabah sebagai pihak ketiga yang telah menggunakan jasanya, karyawan sebagai pihak yang telah mencurahkan daya dan upaya dimiliki agar perusahaan mendapatkan keuntungan, pemerintah (melalui

21Muhammad Wahyudi “Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Syariah

Menggunakan Pendekaatan Laba Rugi dan Nilai Tambah”,(Semarang, Skripsi: Universitas Negeri

(17)

pajak), pemilik modal (melalui deviden), masyarakat (melalui zakat), dan lingkungan sekitar.

Nilai tambah sebagai bentuk pertanggungjawaban atas amanah yang diberikan oleh Allah berupa penciptaan dan penyebaran Rahmat kepada manusia yang lain dan lingkungan alam dalam bentuk aktivitas bisnis. Dalam konteks mikro, hal ini dapat diartikan bahwa sebuah entitas bisnis telah melakukan kontrak sosial dengan masyarakat dan alam. Konsep pertanggungjawaban ini dapat dilihat pada kontruksi Nilai tambah pada item zakat. Kewajiban pembayaran zakat, merupakan bentuk tanggung jawab manajemen terhadap masyarakat sekitar dalam suatu upaya menyucikan harta yang dimiliki oleh perusahaan sebelum didistribusikan.

Dengan kata lain, laba dalam konsep Nilai tambah merupakan total pendapatan, apakah yang bersumber dari pendapatan operasi utama, operasi lainnya maupun pendapatan non operasi. Hal ini menunjukkan betapa konsep Nilai tambah sangat memperhatikan akan nilai-nilai keadilan. Dimana semua pihak berhak merasakan setiap nilai tambah yang dihasilkan, tidak memandang apakah berasal dari operasi utama atau bukan. Tidak demikian dalam konsep laba rugi, dimana pihak ketiga hanya berhak terhadap pendapatan yang diperoleh dari operasi utama, pendapatan selain dari itu tidak berhak.

(18)

Berdasarkan analisis pemikiran para pakar akuntansi syariah

mengusulkan terobosan pemikiran yang agak berbeda, diantaranya:22

1. Neraca yang Menggunakan Nilai Saat Ini (Current Value

Balance Sheet)

Untuk mengatasi kelemahan dari historical cost yang kurang cocok dengan pola perhitungan zakat yang mengharuskan perhitungan kekayaan dengan nilai sekarang. Alasan lainnya, adalah dengan menggunakan nilai sekarang akan mempermudah penggunaan laporan keuangan untuk mengambil keputusan karena nilai yang disajikan lebih relevan dibanding nilai

historical cost.

IFRS (International Financial Reporting Standard) juga telah merekomendasikan nilai saat ini (current value) untuk aset yang disajikan dalam laporan keuangan.

2. Laporan Nilai Tambah (Value Added Statement)

Usulan ini didasarkan atas pertimbangan bahwa unsur terpenting di dalam akuntansi syariah bukanlah kinerja operasional (laba bersih), tetapi kinerja dari sisi pandang para stakeholders dan nilai sosial yang dapat didistribusikan secara adil kepada kelompok yang terlibat dengan perusahaan dalam menghasilkan nilai tambah.

22 Sri Nurhayati dan Wasilah, Akuntansi di Indonesia, (Jakarta: Salemba Empat, 2014), Edisi ketiga, hal. 122.

(19)

Laporan nilai tambah dipandang sesuai dengan akuntansi syariah karena menyajikan share dari nilai tambah yang diberikan oleh

pihak-pihak yang terkait yaitu diantaranya karyawan,

pemerintah, pemilik, kreditur dan lingkungan sosialnya dengan mendistribusikan kekayaannnya yang telah diciptakan untuk perusahaan. Laporan nilai tambah memberikan informasi yang sangat jelas berapa besar nilai tambah itu akan didistribusikan. Oleh karena itu nilai tambah dipandang sesuai dengan etika bisnis dalam Islam, yaitu keadilan dan kerjasama.

(20)

Tabel 2.1

Format Laporan Nilai Tambah

Sumber Nilai Tambah Jumlah

Pendapatan Operasi Utama

Pendapatan dari Margin Murabahah XX

Pendapatan dari Istishna Pararel XX

Pendapatan Sewa

Ijarah XX

Pendapatan Bagi Hasil

Mudharabah XX

Musyarakah XX

Pendapatan Operasi Utama lainnya XX Pendapatan Operasi Lainnya XX Pendapatan non-usaha XX Total Pendapatan XX

Harga Pokok Input (XX)

Depresiasi (XX)

Total Nilai Tambah XX Distribusi Nilai Tambah :

Nasabah (Bagi Hasil) XX

Karyawan (Gaji) XX

Zakat XX

Pajak XX

Deviden XX

Laba ditahan (XX)

Total Nilai Tambah XX

Sumber: Ratmono, (2003) Keterangan :

1) Laporan nilai tambah tersebut disusun dengan metode nilai tambah bersih dimana depresiasi diperlakukan seperti halnya harga pokok input sebagai pengurang pendapatan.

2) Harga pokok input diperoleh dari beban opersional lainnya (selain beban gaji dan depresiasi)

(21)

Adanya penambahan laporan nilai tambah dalam laporan keuangan bank syariah adalah merupakan upaya menggeser tujuan laporan keuangan bank syariah yang semula berupaya penyedia informasi keuangan untuk kepentingan pengambilan keputusan ekonomi dan penyedia informasi tentang kepatuhan terhadap prinsip syariah bergeser kepada pemenuhan akuntabilitas, yaitu pemenuhan kewajiban kepada Allah, lingkungan sosial, individu oleh pihak yang terlibat dalam kegiatan ekonomi dan membantu mencapai keadilan. Oleh dasar itulah kemudian muncul konsep laporan nilai tambah.

E. Analisis Rasio Keuangan

Terdapat berbagai teknik analisis termasuk berbagai rasio keuangan yang dapat dipergunakan untuk melakukan pengukuran kinerja sebuah

perusahaan.23 Salah satu alat yang paling populer dalam melakukan

analisis laporan keuangan adalah rasio keuangan. Rasio menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lainnya, dan dengan menggunakan alat analisis berupa rasio ini akan dapat memberikan gambaran mengenai baik buruknya keadaan

atau posisi keuangan suatu perusahaan.24

Rasio-rasio yang digunakan dalam penelitian ini antara lain:

23 Erich A. Helfert, Teknik Analisis Keuangan, alih bahasa Herman Wibowo, (Jakarta: Erlangga 1997) hal. 67.

24 Alwi Syafarudin, Alat-alat Analisis dalam Pembelanjaan Perusahaan (Yogyakarta: Andi Offset, 2003), hal. 108.

(22)

a. Return on Asset (ROA)

ROA merupakan rasio yang mengukur kemampuan bank dalam memperoleh laba bersih atas total asset yang dimiliki dan mengindikasikan perusahaanmenggunakan seluruh asset yang tersedia dengan baik. Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan

(laba) secara keseluruhan.25

Analisis ROA dalam analisis laporan keuangan mempunyai arti yang sangat penting sebagai salah satu analisis keuangan yang bersifat menyeluruh (komprehensif). Semakin tinggi ROA ini menunjukkan bahwa perusahaan semakin efektif dalam memanfaatkan aktiva untuk menghasilkan laba bersih setelah pajak. Dengan demikian, semakin tinggi ROA, kinerja perusahaan semakon efektif. ROA merupakan bagian dari rasio profitabilitas yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dengan aset yang ada. Semakin baik kinerja perusahaan, maka akan ditunjukkan oleh nilai yang semakin besar pula. Hal ini selanjutnya akan meningkatkan daya tarik

perusahaan kepada investor.26

25 Lukman Dendawijaya, Manajemen Perbankan, Ed. Ke-2 (Bogor: Ghalia Indonesia, 2005), hal. 120.

26

Moeljadi, Manajemen KeuanganPendekatan Kualitatif dan Kuantitatif, (Yogyakarta: BayumediaPublising, 2006), hal.55

(23)

b. Return on Equity (ROE)

ROE menunjukkan kemampuan manajemen bank dalam

mengelola modal yang tersedia untuk mendapatkan net income.27

ROE menunjukkan efektivitas dan efisiensi pemakaian modal untuk menghasilkan laba. Rasio ini banyak diminati oleh para pemegang saham bank (baik pemegang saham sendiri maupun pemegang saham baru) serta para investor di pasar modal yang ingin membeli saham bank yang bersangkutan (jika bank tesebut

telah go public).28Dengan mengetahui tingkat ROE, investor

dapat menilai prospek perusahaan dimasa mendatang dan juga dapat menilai sejauh mana profitabilitas perusahaan.

ROE adalah rasio yang digunakan untuk mengukur keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan laba bagi para pemegang saham. ROE dianggap sebagai representasi dari kekayaan

pemegang saham atau perusahaan.29Bagi pemilik modal rasio ini

lebih penting dari rasio laba bersih terhadap penjualan, yaitu untuk mengetahui sampai seberapa jauh hasil yang diperoleh dari

penanaman modalnya.30

27 Mudrajad Kuncoro dan Suhardjono, Manajemen Perbankan Teori dan Aplikasi, (Yogyakarta: BPFE, 2012), cet. ke-2, hal.505.

28

Veithzal Rivai, et. Al., Bank and Financial Institution Management Conventional &

Sharia System, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007), hal. 721.

29 Mardiyanto, Intisari Manajemen Keuangan, (Jakarta:PT. Grasindo, 2009), hal.196. 30 Toto Prihadi, Praktis Memahami Lporan Keuangan Sesuai IFRS dan PSAK, (Jakarta: PPM, 2011), hal. 167.

(24)

c. LBAP (Rasio Laba Bersih dengan Aktiva Produktif)

Profitabilitas suatu perusahaan dapat diukur dengan

menghubungkan antara keuntungan atau laba yang diperoleh dari kegiatan pokok perusahaan dengan kekayaan atau asset yang digunakan untuk menghasilkan keuntungan tersebut.

Pengertian aktiva produktif adalah penanaman dana Bank Syariah baik dalam rupiah maupun valuta asing dalam bentuk pembiayaan, piutang, qardh, surat berharga syariah, penempatan, penyertaan modal, komitmen dan kontinjensi pada transaksi

rekening administratif serta sertifikat wadiah Bank Indonesia.31

31PeraturanBankIndonesiano:5/7/PBI/2003 tentang Kualitas Aktiva Produktif Bagi Bank Syariah, diakses

Referensi

Dokumen terkait

Kompetisi berasal dari bahasa Latin to competere yang kalau di Inggriskan menjadi to seek together (mencari bersama), to agree (menyetujui) atau to coincide

Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi dalam pembuatan karya seni adalah dengan mendengarkan lagu (musik) dan juga merenungkannya, pada tugas akhir ini, musik

Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa ada pengaruh yang signifikan dari model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw terhadap prestasi belajar siswa pada pelajaran

Hasil penelitian ini sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Yulianti, Dyah (2019) berjudul Hubungan Status Stunting dengan Perkembangan pada Anak Usia Pra

Selain partisipasi aktif dan tanggung jawab siswa, aspek yang juga berkaitan dengan belum maksimalnya hasil belajar siswa ialah guru belum maksimal memberikan

Keterampilan berbicara memiliki beberapa manfaat bagi siswa (khususnya siswa.. SD) yaitu untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam berkomunikasi dengan baik, membentuk

Perancangan model dalam menyelesaikan masalah tertentu ini diperlukan untuk mengukur tingkat kesesuaian kegunaan terhadap teknologi yang dibuat (Kurniabudi and

Oleh karenanya, kabar baik yang paling utama dan terpenting bagi setiap Ahmadi dengan berbaiat kepada Hadhrat Masih Mau’ud as adalah mereka mendapatkan peneguhan [hati