• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. antara agen (pihak manajemen suatu perusahaan) dengan principal (pemilik).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. antara agen (pihak manajemen suatu perusahaan) dengan principal (pemilik)."

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

8 BAB 2

TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis

2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory)

Hubungan keagenan (agency theory) menjelaskan adanya pemisahan fungsi antara agen (pihak manajemen suatu perusahaan) dengan principal (pemilik). Jensen dan Meckling (1976) menyatakan bahwa hubungan agensi terjadi ketika satu orang atau lebih (principal) mempekerjakan orang lain (agent) untuk memberikan suatu jasa, kemudian mendelegasikan wewenang pengambilan keputusan kepada agen tersebut. Adanya pemisahan antara kepemilikan dan pengelolaan suatu perusahaan dapat menimbulkan masalah keagenan (agency

problems) yakni ketidaksejajaran kepentingan antara principal dan agent.

Menurut Febrianty (2011) konflik kepentingan menjadi dasar adanya biaya keagenan, dengan asumsi rasionalitas ekonomi yakni orang akan memenuhi kepentingannya terlebih dahulu sebelum memenuhi kepentingan orang lain. Masalah agensi akan terjadi bila proporsi kepemilikan manajer atas saham perusahaan kurang dari 100%, sehingga manajer cenderung bertindak untuk mengejar kepentingan dirinya dan sudah tidak berdasar maksimalisasi nilai dalam pengambilan keputusan pendanaan dalam perusahaan. Permasalahan agensi timbul karena pihak agen tidak dapat mengupayakan kepentingan untuk prinsipal karena ingin mementingkan kesejahteraan pribadinya, sehingga pihak prinsipal maupun pihak agen diasumsikan termotivasi untuk kepentingan dirinya sendiri

(2)

9

yakni memaksimalkan kegunaan subyektif mereka dan juga untuk menyadari kepentingan mereka bersama (Belkaoui, 2007:186).

Agen memiliki informasi yang lebih banyak dibandingkan dengan pihak prinsipal, sehingga menimbulkan adanya asimetri informasi. Asimetri informasi dimaknai sebagai ketidakseimbangan informasi akibat distribusi informasi yang tidak sama antara agen dengan principal. Efek dari asimetri informasi ini bisa berupa moral hazard, yaitu permasalahan yang timbul jika agen tidak melaksanakan hal-hal dalam kontrak kerja. Hal ini juga dapat terjadi adverse

selection, ialah keadaan ketika principal tidak dapat mengetahui apakah

keputusan yang diambil agen benar-benar didasarkan atas informasi yang diperoleh atau terjadi sebagai sebuah kelalaian dalam tugas.

Dalam teori agensi diperlukan pihak ketiga guna menjamin akuntabilitas penyampaian laporan keuangan. Pihak ketiga ini diwakili oleh auditor independen yang menjamin agar akuntabilitas, responsibilitas, fairness (kewajaran), dan transparansi laporan keuangan terpenuhi. Auditor tersebut akan mengaudit laporan keuangan yang telah dibuat oleh pihak manajemen perusahaan. Auditor independen juga berfungsi untuk mengurangi biaya agensi yang timbul dari perilaku mementingkan diri sendiri oleh agent. Teori agensi ini digunakan untuk membantu komite audit dalam memahami konflik kepentingan yang muncul antara pemilik dan manajemen, sehingga diharapkan tidak terjadi kecurangan dalam penyusunan laporan keuangan yang dapat menimbulkan tenggang waktu

(3)

10 2.1.2 Teori Sinyal (Signalling Theory)

Isyarat atau signal merupakan tindakan yang diambil oleh manajemen perusahaan saat mengetahui informasi yang lebih lengkap dan akurat mengenai internal perusahaan dan prospek perusahaan di masa depan daripada pihak investor (Febrianty, 2011). Manajer berkewajiban memberikan sinyal melalui pengungkapan informasi akuntansi seperti publikasi laporan keuangan kepada pasar. Pasar akan merespon informasi tersebut sebagai suatu sinyal good news atau bad news. Sinyal manajemen yang berindikasi good news, maka dapat meningkatkan harga saham. Namun sebaliknya, sinyal manajemen yang berindikasi bad news dapat mengakibatkan penurunan harga saham. Sinyal yang diberikan oleh perusahaan merupakan hal yang penting bagi investor guna pengambilan keputusan.

Teori sinyal bermanfaat pada akurasi dan ketepatan waktu penyajian laporan keuangan ke publik yang merupakan sinyal dari perusahaan akan adanya informasi yang bermanfaat dalam kebutuhan pengambilan keputusan oleh investor. Dalam penelitian ini, perusahaan yang berkualitas baik akan memberikan sinyal dengan cara mempublikasikan laporan keuangan yang telah diaudit dengan tepat waktu. Semakin panjang audit delay menyebabkan ketidakpastian pergerakan harga pasar saham dan investor akan mengartikan lamanya audit delay dikarenakan perusahaan memiliki bad news, sehingga tidak segera mempublikasikan laporan keuangannya. Hal ini akan berdampak pada penurunan harga saham perusahaan.

(4)

11 2.1.3 Laporan Keuangan

Laporan keuangan mempunyai peranan penting sebagai sarana menginformasikan posisi keuangan, kinerja, dan perubahan posisi keuangan suatu perusahaan kepada pihak-pihak yang membutuhkannya dalam pengambilan keputusan ekonomi. Pemakai laporan keuangan ini meliputi investor, kreditor manajer, serikat pekerja, dan badan-badan pemerintah. Laporan ini menampilkan sejarah perusahaan yang dikuantifikasi dalam nilai moneter. Laporan keuangan (financial statements) berisi tentang (1) Neraca (balance sheet) yang kadang-kadang disebut juga sebagai laporan posisi keuangan yang melaporkan aset, kewajiban dan ekuitas pemegang saham perusahaan pada suatu tanggal tertentu. Dengan demikian neraca dapat membantu meramalkan jumlah, waktu dan ketidak pastian arus kas di masa depan, (2) Laporan laba rugi (income statement) adalah laporan yang mengukur keberhasilan operasi perusahaan selama periode waktu tertentu. Komunitas bisnis dan investasi menggunakan laporan ini untuk menentukan profitabilitas, nilai investasi dan kelayakan kredit atau kemampuan perusahaan melunasi pinjaman. Laporan laba rugi menyediakan informasi yang diperlukan oleh para investor dan kreditor untuk membantu mereka memprediksi jumlah, penetapan waktu dan ketidak pastian dari arus kas masa depan, (3) Laporan arus kas (statement of cash flows) tujuan utama laporan arus kas adalah menyediakan informasi yang relevan mengenai penerimaan dan pembayaran kas sebuah perusahaan selama satu periode. (4) Laporan perubahan ekuitas pemilik atau pemegang saham (statement of stockholders equity) yang sering juga disebut laporan perubahan ekuitas pemegang saham. Laporan ini melaporkan perubahan

(5)

12

dalam setiap akun ekuitas pemegang saham dan total ekuitas pemegang saham selama tahun berjalan. Selain itu catatan atas laporan keuangan atau pengungkapan merupakan bagian integral dari setiap laporan keuangan. Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) (2009), catatan atas laporan keuangan harus disajikan secara sistematis. Setiap pos dalam neraca, laporan laba rugi dan laporan arus kas harus berkaitan dengan informasi yang terdapat dalam catatan atas laporan keuangan. Catatan atas laporan keuangan mencakup informasi yang diharuskan dan dianjurkan untuk diungkapkan dalam PSAK serta pengungkapan-pengungkapan lain yang diperlukan untuk menghasilkan penyajian laporan keuangan secara wajar.

Laporan keuangan juga menunjukkan hasil pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepadanya. Namun demikian, laporan keuangan tidak menyampaikan semua informasi yang mungkin dibutuhkan pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi karena secara umum menggambarkan pengaruh keuangan dari kejadian di masa lalu, dan tidak diwajibkan untuk menyediakan informasi nonkeuangan.

Laporan keuangan mempunyai peranan penting bagi banyak pihak, sehingga ketepatan waktu dalam penyampaian laporan keuangan sangat dibutuhkan. Apabila penyampaian laporan keuangan terlambat maka informasi yang didapat akan kehilangan relevansinya dan secara tidak langsung sebagai sinyal buruk bagi perusahaan.

(6)

13 2.1.4 Auditing

Audit berfungsi sebagai salah satu alat yang digunakan untuk mengurangi ketidakpastian didalam penyajian informasi keuangan. Menurut Agoes (2012:4),

Auditing adalah suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis

oleh pihak yang independen terhadap laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen, beserta catatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya dengan tujuan untuk dapat memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut. Auditing merupakan pemeriksaan yang dilakukan oleh pihak independen terhadap laporan keuangan yang telah dibuat oleh manajemen untuk mengumpulkan dan mengevaluasi bukti-bukti dengan tujuan memberi kewajaran atas laporan keuangan.

Tujuan umum audit terhadap laporan keuangan adalah untuk memberikan pernyataan pendapat atas penyajian laporan keuangan apakah laporan keuangan telah disajikan secara wajar dalam segala hal yang bersifat material, dan sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum. Menurut Agoes (2012:11), ditinjau dari jenis pemeriksaan, jenis audit dikelompokkan menjadi tiga golongan, yaitu:

a. Audit laporan keuangan (Financial Statement Audit) adalah audit yang dilakukan oleh auditor independen terhadap laporan keuangan yang disajikan oleh klien untuk menyatakan pendapat kewajaran atas laporan keuangan tersebut yang sesuai dengan standar akuntansi keuangan yang berlaku di Indonesia.

(7)

14

b. Audit kepatuhan (Compliance Audit) adalah audit yang bertujuan untuk menentukan apakah pihak yang diaudit telah mengikuti prosedur, aturan, atau ketentuan tertentu yang ditetapkan oleh otoritas yang lebih tinggi. Audit kepatuhan banyak dijumpai dalam pemerintahan. Hasil audit ini dilaporkan kepada manajemen, bukan kepada pengguna luar karena manajemen adalah kelompok utama yang berkepentingan dengan tingkat ketaatan terhadap prosedur dan peraturan yang digariskan.

c. Audit operasional (Management Audit) adalah audit yang bertujuan untuk mengevaluasi keekonomisan, efisiensi, dan efektivitas setiap bagian dari prosedur dan metode operasi organisasi. Dalam audit ini, review atau penelaahan yang dilakukan tidak terbatas pada akuntansi, tetapi dapat mencakup evaluasi atas struktur organisasi, operasi komputer, metode produksi, pemasaran, dan semua bidang lain yang dikuasai oleh auditor. Alasan utama adanya profesi auditor adalah untuk melakukan fungsi pengesahan atau meyakinkan akan kewajaran laporan keuangan. Jenis auditor yang paling umum adalah Kantor Akuntan Publik (KAP) dan Auditor Internal Pemerintah. Laporan yang menyatakan pendapat auditor mengenai kewajaran laporan keuangan auditan disebut laporan audit. Pendapat auditor tesebut disajikan dalam suatu laporan tertulis yang umumnya berupa laporan audit baku yang terdiri dari tiga paragraf yaitu paragraf pembuka, paragraf ruang lingkup, dan paragraf opini (Elder et al., 2011:371). Auditor yang berkualitas seharusnya mampu bersikap independen dalam penyampaian hasil audit yang berupa opini karena opini auditor sangat berguna bagi para pemakai laporan keuangan dalam

(8)

15

pengambilan keputusan. Keterlambatan informasi akan menimbulkan reaksi negatif dari pelaku pasar modal. Informasi laporan keuangan auditan menjadi salah satu dasar pengambilan keputusan oleh investor.

2.1.5 Profitabilitas

Profitabilitas merupakan salah satu pengukuran bagi kinerja suatu perusahaan. Profitabilitas suatu perusahaan menunjukan kemampuan suatu perusahaan dalam menghasilkan laba selama periode tertentu pada tingkat penjualan, aset dan modal saham tertentu. Profitabilitas suatu perusahaan dapat dinilai melalui berbagai cara tergantung pada laba, dan aset atau modal yang akan diperbandingkan satu dengan lainya. Tingkat profitabilitas yang rendah dapat berpengaruh terhadap audit delay. Hal tersebut berkaitan dengan akibat yang dapat ditimbulkan pasar terhadap pengumuman rugi oleh perusahaan.

Indikator yang digunakan untuk mengetahui tingkat profitabilitas suatu perusahaan dalam penelitian ini adalah return on asset (ROA), rasio yang mengukur efektivitas pemakaian total sumber daya alam oleh perusahaan. Alasan pemilihan ROA yaitu: (1) Sifatnya yang menyeluruh, dapat digunakan untuk mengukur efisiensi penggunaan modal, efisiensi produk, dan efisiensi penjualan. (2) Apabila perusahaan mempunyai data industri, ROA dapat digunakan untuk mengukur rasio industri, sehingga dapat dibandingkan dengan perusahaan lain. (3) ROA dapat digunakan untuk mengukur profitabilitas masing-masing produk yang dihasilkan oleh perusahaan. (4) ROA dapat digunakan untuk mengukur efisiensi

(9)

16

kinerja masing-masing divisi. (5) ROA dapat digunakan sebagai fungsi kontrol dan fungsi perencanaan.

Dalam penelitian Febrianty (2011) menemukan bahwa tingkat profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap audit delay. Hal tersebut bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rizmayani (2012) menyimpulkan bahwa profitabilitas bukan merupakan variabel yang memperjelas audit delay perusahaan, sehingga tidak ada kecenderungan bahwa perusahaan yang mengalami keuntungan untuk mempercepat pelaporan keuangannya karena tiap perusahan memiliki target keuangan yang harus dicapai, sehingga apabila target keuangan belum tercapai, mereka memiliki kecenderungan untuk memperlambat pelaporan keuangannya.

2.1.6 Solvabilitas

Solvabilitas adalah kemampuan perusahaan menutupi seluruh kewajiban-kewajibannya. Solvabilitas juga mengindikasikan jumlah modal yang dikeluarkan oleh investor dalam rangka menghasilkan laba. Pengukuran rasio solvabilitas ini menggunakan debt to asset ratio. Debt to asset ratio merupakan perbandingan antara total hutang dengan total aset pada suatu perusahaan. Semakin besar proporsi hutang terhadap total aset akan meningkatkan kecenderungan kerugian, dan dapat meningkatkan kehati-hatian dari auditor terhadap laporan keuangan yang akan diaudit. Debt to asset ratio ini mengindikasikan kesehatan dari perusahaan. Perusahaan yang memiliki kondisi keuangan yang tidak sehat

(10)

17

cenderung biasanya akan melakukan kesalahan manajemen, dan kecurangan (fraud).

Proporsi hutang yang tinggi terhadap total aset akan mempengaruhi likuiditas yang terkait dengan masalah kelangsungan hidup perusahaan (going

concern), dan dalam pengauditan akan membutuhkan kecermatan yang lebih

dalam serta waktu yang relatif lama, sehingga dapat meningkatkan audit delay.

Debt to asset ratio yang tinggi memberikan sinyal bahwa perusahaan sedang

dalam kesulitan keuangan. Perusahaan akan mengurangi risiko dengan memundurkan publikasi laporan keuangannya, dan mengulur waktu dalam pekerjaan auditnya. Dengan demikian, auditor akan mengaudit laporan keuangan perusahaan dengan lebih teliti, dan membutuhkan waktu yang relatif lama, sehingga dapat meningkatkan audit delay (Rizmayani, 2012).

2.1.7 Opini Auditor

Laporan audit merupakan hal yang penting dalam audit, dan assurance karena menjadi sarana komunikasi bagi para auditor atas temuan mereka. Pengguna laporan keuangan bergantung pada laporan auditor untuk mendapatkan keyakinan atas laporan keuangan perusahaan. Opini auditor merupakan bagian yang sangat penting pada seluruh laporan audit. Opini auditor dinyatakan dalam bentuk opini, dan bukan pernyataan atas fakta absolut atau jaminan. Auditor disyaratkan untuk menyatakan opini atas laporan keuangan secara keseluruhan, termasuk kesimpulan bahwa perusahaan telah mengikuti prinsip akuntansi berlaku umum di Indonesia.

(11)

18

Berdasarkan Pernyataan Standar Auditing No. 29 menyatakan bahwa terdapat lima jenis opini auditor, yaitu:

1. Pendapat wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion)

Dengan pendapat wajar tanpa pengecualian, auditor menyatakan bahwa laporan keuangan disajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha, dan arus kas entitas tertentu sesuai dengan standar akuntansi keuangan di Indonesia.

2. Pendapat wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelasan yang ditambahkan dalam laporan auditor bentuk baku (unqualified opinion with

explanatory language)

Auditor menyatakan bahwa keadaan tertentu sering kali mengharuskan auditor untuk menambahkan paragraf penjelasan (atau bahasa penjelasan lain) dalam laporan auditor bentuk baku. Keadaaan tersebut meliputi:

a. Pendapat auditor sebagian didasarkan atas laporan auditor independen lain.

b. Untuk mencegah agar laporan keuangan tidak menyesatkan karena keadaan-keadaan yang luar biasa, laporan keuangan disajikan menyimpang dari suatu prinsip akuntansi yang dikeluarkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia.

c. Jika terdapat kondisi, dan peristiwa yang semula menyebabkan auditor yakin tentang adanya kesangsian mengenai kelangsungan hidup entitas, namun setelah mempertimbangkan rencana manajemen, auditor

(12)

19

berkesimpulan bahwa rencana manajemen tersebut dapat secara efektif dilaksanakan, dan pengungkapan mengenai hal itu telah memadai. d. Diantara periode akuntansi terdapat suatu perubahan material dalam

penggunaan prinsip akuntansi atau dalam metode penerapannya.

e. Keadaan tertentu yang berhubungan dengan laporan auditor atas laporan keuangan komparatif.

f. Data keuangan kuartalan tertentu yang diharuskan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) namun tidak disajikan atau tidak di-review.

g. Informasi tambahan yang diharuskan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia-Dewan Standar Akuntansi Keuangan telah dihilangkan, yang penyajiannya menyimpang jauh dari panduan yang dikeluarkan oleh Dewan tersebut, dan auditor tidak dapat melengkapi prosedur audit yang berkaitan dengan informasi tersebut atau auditor tidak dapat menghilangkan keragu-raguan yang besar apakah informasi tambahan tersebut sesuai dengan panduan yang dikeluarkan oleh Dewan tersebut. h. Informasi lain dalam suatu dokumen yang berisi laporan keuangan

auditan secara material tidak konsisten dengan informasi yang disajikan dalam laporan keuangan.

Selain itu, auditor dapat menambahkan paragraf penjelasan untuk menekankan suatu hal tentang laporan keuangan.

3. Pendapat wajar dengan pengecualian (qualified opinion)

Auditor memberikan pendapat dengan pengecualian apabila lingkup audit dibatasi oleh klien, auditor tidak dapat melaksanakan prosedur audit penting

(13)

20

atau tidak dapat memperoleh informasi penting karena kondisi-kondisi yang berada diluar kekuasaan klien maupun auditor, dan laporan keuangan tidak disusun dengan prinsip akuntansi yang berterima umum karena dalam penyusunan laporan keuangan tidak ditetapkan secara konsisten.

4. Pendapat tidak wajar (adverse opinion)

Auditor memberikan pendapat tidak wajar pada laporan keuangan apabila laporan keuangan secara keseluruhan tidak disajikan secara wajar sesuai dengan standar akuntansi keuangan di Indonesia.

5. Pernyataan tidak memberikan pendapat (disclaimer opinion)

Pernyataan tidak memberikan pendapat bermakna bahwa auditor tidak dapat memberikan pendapat terhadap laporan keuangan entitas dengan kata lain auditor tidak memiliki landasan yang memadai bagi suatu pendapat, dan tidak mengetahui apakah laporan keuangan entitas disajikan secara wajar atau tidak. Pernyataan seperti ini dikeluarkan bila terdapat satu atau beberapa situasi seperti: (1) auditor tidak independen, (2) ada ketidakpastian yang pemecahannya dapat memiliki imbas material, dan meluas terhadap laporan keuangan, (3) auditor tidak mampu mengumpulkan bukti yang memadai untuk merumuskan suatu pendapat terhadap laporan keuangan baik dikarenakan batasan yang dikarenakan oleh klien maupun karena keadaan yang berada diluar kendali klien atau auditor (Standar Profesional Akuntan Publik, 2011).

(14)

21 2.1.8 Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan diartikan sebagai suatu skala yang diklasifikasikan besar kecil perusahaan dengan berbagai cara antara lain dinyatakan dalam total aset, nilai pasar saham, dan lain-lain. Salah satu tolak ukur yang menunjukkan besar kecilnya perusahaan adalah total aset dari perusahaan tersebut. Menurut Febrianty (2011), ukuran perusahaan dikategorikan sebagai berikut:

a. Perusahaan besar adalah perusahaan yang memiliki kekayaan bersih lebih besar dari Rp10.000.000.000 termasuk tanah, dan bangunan. Memiliki penjualan lebih dari Rp50.000.000.000 per tahun.

b. Perusahaan menengah adalah perusahaan yang memiliki kekayaan bersih Rp1.000.000.000 sampai Rp10.000.000.000 termasuk tanah, dan bangunan. Memiliki hasil penjualan lebih besar dari Rp1.000.000.000, dan kurang dari Rp50.000.000.000 per tahun.

c. Perusahaan kecil adalah perusahaan yang memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp200.000.000 tidak termasuk tanah dan bangunan. Memiliki hasil penjualan minimal Rp1.000.000.000 per tahun.

Keputusan ketua Bapepam No. Kep. 11/PM/1997 menyebutkan bahwa perusahaan kecil, dan menengah berdasarkan aset (kekayaan) adalah badan hukum yang memiliki total aset tidak lebih dari seratus milyar, sedangkan perusahaan besar adalah badan hukum yang total asetnya diatas seratus milyar (Febrianty, 2011). Penelitian ini menggunakan jumlah kekayaan (total asset) yang dimiliki perusahaan sebagai proksi ukuran perusahaan. Semakin besar perusahaan, maka perusahaan itu memiliki sistem pengendalian internal yang baik, sehingga

(15)

22

dapat mengurangi tingkat kesalahan dalam penyajian laporan keuangan, dan memudahkan auditor dalam melakukan pengauditan atas laporan keuangan. Pernyataan ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan Rizmayani (2012) yang menyatakan bahwa total aset berpengaruh positif terhadap audit delay. Semakin besar total aset mempengaruhi waktu pelaporan atau audit delay perusahaan yang semakin pendek. Perusahaan yang memiliki aset yang besar, akan memiliki lebih banyak sumber informasi, lebih banyak staf akuntansi, sistem informasi yang lebih canggih, dan dimonitor secara ketat oleh investor, pengawas permodalan dari pemerintah, maka hal ini memungkinkan perusahaan untuk melaporkan laporan keuangan auditannya lebih cepat. Pihak-pihak ini sangat berkepentingan terhadap informasi yang termuat dalam laporan keuangan. Namun, hal ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Aquarista (2013). Audit delay akan semakin lama apabila ukuran perusahaan yang akan diaudit semakin besar. Ini berkaitan dengan sampel yang diambil, dan semakin luasnya prosedur audit yang dilakukan.

2.1.9 Reputasi Auditor

Audit yang berkualitas dipengaruhi oleh auditor yang berkualitas pula. Kualitas auditor sangatlah menentukan kredibilitas laporan keuangan terhadap dampak audit delay. Perusahaan yang akan melakukan audit laporan keuangannya memilih Kantor Akuntan Publik (KAP) yang memiliki reputasi yang baik. Reputasi KAP yang baik dapat diandalkan dalam segi pelayanan, kualitas, dan kecepatan dalam mengaudit laporan keuangan. Kantor Akuntan Publik (KAP)

(16)

23

yang memiliki reputasi baik diharapkan dapat melakukan audit lebih efisien, dan memiliki fleksibilitas yang lebih besar untuk menyelesaikan audit sesuai jadwal, sehingga informasi dapat lebih cepat diterima pengguna laporan keuangan didalam pengambilan keputusan ekonomi. Pengauditan atas laporan keuangan menuntut tanggungjawab yang besar, maka pekerjaan profesional KAP menuntut tingkat independensi, dan kompetensi yang tinggi pula. Independensi memungkinkan auditor untuk menarik kesimpulan tanpa bias tentang laporan keuangan yang diauditnya, dan kompetensi memungkinkan auditor untuk melakukan audit secara efisien, dan efektif. Adanya kepercayaan atas independensi, dan kompetensi auditor, menyebabkan perusahaan bisa mengandalkan diri pada laporan yang dibuat oleh auditor. Auditor yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik Internasional (KAP) Big Four dianggap lebih berkualitas karena auditor tersebut dibekali oleh serangkaian pelatihan, dan prosedur serta memiliki program audit yang dianggap lebih akurat, dan efektif dibandingkan dengan auditor dari KAP non Big Four. Pengelompokan data KAP yang berafiliasi dengan Big Four di Indonesia, yaitu:

a. Deloitte Touche Tohmatsu yang berafiliasi dengan KAP Osman Bing Satrio,

dan Eny.

b. Price Waterhouse Coopers yang berafiliasi dengan KAP Drs. Hadi Sutanto,

dan rekan, Haryanto Sahari, dan rekan.

c. Klynveld Peat Marwick Goerdeler (KPMG) yang berafiliasi dengan KAP

(17)

24

d. Ernst & Young yang berafiliasi dengan KAP Prasetio, Drs. Sarwoko, dan

Sanjaja.

Perusahaan yang diaudit oleh KAP yang termasuk Big Four cenderung lebih cepat menyelesaikan tugas audit jika dibandingkan dengan KAP non Big Four. Hal ini diduga karena KAP Big Four umumnya memiliki sumber daya yang lebih besar dalam kompetensi, keahlian, dan kemampuan auditor serta fasilitas atau prosedur pengauditan yang digunakan dibandingkan dengan KAP non Big Four.

2.1.10 Audit Delay

Audit delay merupakan rentang waktu penyelesaian audit yang diukur dari

tanggal penutupan tahun buku hingga tanggal diterbitkannya laporan audit. Ketepatan waktu dalam penerbitan laporan keuangan auditan merupakan hal yang sangat penting, khususnya untuk perusahaan go public yang menggunakan pasar modal sebagai salah satu sumber pendanaan. Tepat waktu diartikan bahwa informasi harus disampaikan sedini mungkin, sehingga laporan keuangan dapat digunakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan ekonomi, dan untuk menghindari tertundanya pengambilan keputusan tersebut. Keterlambatan publikasi laporan keuangan dapat mengindikasikan adanya masalah dalam laporan keuangan emiten, sehingga memerlukan waktu yang lebih lama dalam penyelesaian audit. Keterlambatan informasi di dalam laporan keuangan juga akan menimbulkan reaksi negatif dari pelaku pasar modal. Informasi laba yang dihasilkan perusahaan menjadi salah satu dasar pengambilan keputusan untuk membeli atau menjual kepemilikan yang dimiliki oleh investor, artinya informasi

(18)

25

yang dipublikasikan tersebut akan meyebabkan kenaikan atau penurunan harga saham. Semakin panjang audit delay maka semakin lama auditor dalam menyelesaikan pekerjaan auditnya.

Menurut Rachmawati (2008), audit delay adalah rentang waktu penyelesaian pelaksanaan audit laporan keuangan tahunan, diukur berdasarkan lamanya hari yang dibutuhkan untuk memperoleh laporan auditor independen atas laporan keuangan tahunan perusahaan yaitu per 31 Desember sampai tanggal yang tertera pada laporan auditor independen.

(19)

26 2.2 Rerangka Pemikiran Teori Keagenan Agen Prinsipal Asimetri Informasi Pertanggung jawaban Laporan Keuangan Auditan Opini Auditor Reputasi Auditor Kinerja Perusahaan Audit Delay - Profitabilitas (P) - Solvabilitas (S) - Ukuran Perusahaan (UP) Gambar 1

Rerangka Pemikiran Teoretis Teori Sinyal

Pengambilan keputusan

(20)

27 2.3 Perumusan Hipotesis

2.3.1 Pengaruh Profitabilitas terhadap Audit Delay

Profitabilitas suatu perusahaan menunjukan kemampuan suatu perusahaan dalam menghasilkan laba selama periode tertentu pada tingkat penjualan, aset, dan modal saham tertentu. Profitabilitas merupakan perbandingan laba bersih dengan total aset yang dimiliki perusahaan. Perusahaan yang memiliki tingkat profitabilitas tinggi memiliki hubungan negatif terhadap audit delay karena perusahaan tersebut ingin segera menyampaikan good news kepada stakeholders, sedangkan perusahaan yang memiliki tingkat profitabilitas yang rendah maka laporan keuangannya akan mengandung bad news, dan akan cenderung tidak tepat waktu dalam menyampaikan laporan keuangannya. Berdasarkan dari uraian tersebut diatas maka hipotesis yang diajukan sebagai berikut:

H1: Profitabilitas berpengaruh negatif terhadap audit delay.

2.3.2 Pengaruh Solvabilitas terhadap Audit Delay

Solvabilitas merupakan perbandingan antara total hutang dengan total aset pada suatu perusahaan. Semakin tinggi proporsi hutang terhadap total aset akan meningkatkan kecenderungan kerugian, dan dapat meningkatkan kehati-hatian dari auditor terhadap laporan keuangan yang akan diaudit, sehingga akan mempengaruhi lamanya audit delay. Solvabilitas ini menggambarkan kondisi kesehatan dari perusahaan. Proporsi hutang yang tinggi terhadap total aset akan mempengaruhi likuiditas yang terkait dengan masalah kelangsungan hidup perusahaan (going concern), dan akan membutuhkan kecermatan yang lebih

(21)

28

dalam dalam melakukan audit serta waktu yang relatif lama, sehingga dapat meningkatkan audit delay. Berdasarkan dari uraian tersebut diatas maka hipotesis yang diajukan sebagai berikut:

H2: Solvabilitas berpengaruh positif terhadap audit delay.

2.3.3 Pengaruh Opini Auditor terhadap Audit Delay

Opini auditor merupakan bagian yang sangat penting pada seluruh laporan audit. Opini auditor atas laporan keuangan yang disajikan perusahaan akan mempengaruhi ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. Pendapat wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion) memiliki hubungan negatif terhadap

audit delay, sedangkan perusahaan yang tidak menerima unqualified opinion

memiliki hubungan positif terhadap audit delay karena auditor membutuhkan lingkup audit yang lebih besar. Berdasarkan dari uraian tersebut diatas maka hipotesis yang diajukan sebagai berikut:

H3: Opini auditor berpengaruh negatif terhadap audit delay.

2.3.4 Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Audit Delay

Ukuran perusahaan adalah besar kecilnya suatu perusahaan dapat diukur dari besarnya total aset atau kekayaan yang dimiliki oleh suatu perusahaan. Semakin besar total aset maka akan semakin pendek audit delay. Hal ini dikarenakan perusahaan-perusahaan besar biasanya memiliki keunggulan yaitu perusahaan memiliki sumber daya yang besar, tenaga kerja yang kompeten, dan teknologi yang mendukung sistem informasi akuntansi yang canggih, sehingga

(22)

29

dapat menghasilkan data yang akurat, dan lebih cepat. Perusahaan juga memiliki pengendalian internal yang lebih baik yang akan membantu auditor dalam melakukan proses audit, sehingga proses audit yang dilakukan dapat lebih cepat serta perusahaan cenderung mendapatkan tekanan yang tinggi dari pihak eksternal terhadap kinerja keuangan perusahaan, sehingga manajemen akan berusaha untuk mempublikasikan laporan keuangan auditan lebih tepat waktu. Berdasarkan dari uraian tersebut diatas maka hipotesis yang diajukan sebagai berikut:

H4: Ukuran perusahaan berpengaruh negatif terhadap audit delay.

2.3.5 Pengaruh Reputasi Auditor terhadap Audit Delay

Reputasi auditor yang digunakan oleh perusahaan dalam memeriksa laporan keuangan perusahaan akan mempengaruhi kepercayaan masyarakat akan kredibilitas laporan keuangan yang dihasilkan perusahaan. Auditor yang berkualitas seharusnya mampu bersikap independen dalam penyampaian hasil audit yang berupa opini. Karena opini yang diberikan oleh auditor atas hasil audit yang dilakukan tersebut sangat berguna bagi para pemakai laporan keuangan didalam pengambilan keputusan. Perusahaan yang akan melakukan audit laporan keuangannya memilih Kantor Akuntan Publik (KAP) yang memiliki reputasi yang baik. Auditor mampu menyelesaikan proses audit dengan lebih cepat karena Kantor Akuntan Publik (KAP) tersebut memiliki reputasi yang baik, dan sumber daya yang memadai. Auditor yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik Internasional (KAP) Big Four dianggap lebih berkualitas karena auditor tersebut dibekali oleh serangkaian pelatihan, dan prosedur serta memiliki program audit

(23)

30

yang dianggap lebih akurat, dan efektif dibandingkan dengan auditor dari KAP

non Big Four. Perusahaan yang diaudit oleh KAP yang berafiliasi dengan Big Four akan memiliki audit delay yang lebih pendek, karena memiliki kualitas

audit, dan reputasi auditor yang baik. Berdasarkan dari uraian tersebut diatas maka hipotesis yang diajukan sebagai berikut:

Referensi

Dokumen terkait

Sejalan dengan Schaie, menurut Sternberg (dalam Papalia, Olds & Feldman, 2007) perkembangan kognitif pada dewasa muda dapat dilihat dari aspek kecerdasannya.. Menurut

Pada penelitian ini, menunjukkan bahwa dengan dilakukan intervensi akan menambah tingkat pengetahuan seseorang terhadap suatu obyek tertentu yaitu pernikahan dini

Kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi yang sebenarnya. Aplikasi disini dapat diartikan sebagai aplikasi atau hukum- hukum, rumus,

Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa, bahwa dana perimbangan keuangan pusat dan daerah yang diterima oleh kabupaten/Kota dan selanjutnya Disalurkan

Banyak sekali gangguan dalam melafalkan morfem terjadi pada penutur pemula seperti dalam menuturkan morfem /buku/ menjadi /ku/, /minum/ menjadi /num/ (Johan, 2016). Pada

Literasi Lingkungan dengan Media Modifikasi Bank Sampah untuk Meningkatkan Kepedulian Lingkungan di SD Muhammadiyah 9 Malang.

Loka Penelitian Sapi Potong mempunyai tugas pokok melaksanakan penelitian sapi potong dengan menyelenggarakan fungsi :a). Pelaksanaan penelitian, eksplorasi,

Suatu meta analisis dari 43 penelitian (Mathieu dan Zajac, 1990) menunjukkan bahwa kepuasan kerja berhubungan positif dengan komitmen affective dan berhubung- an