• Tidak ada hasil yang ditemukan

isi makalah FUNGSI FUNGSI MANAJEMEN PERE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "isi makalah FUNGSI FUNGSI MANAJEMEN PERE"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

Manajemen merupakan suatu proses dalam mencapai tujuan organisasi. Oleh karena itu, fungsi manajemen adalah pengendalian pimpinan untuk melaksanakan pekerjaan yang baik dalam organisasi, Stonner (Atmodiwirio, 2000 : 5). Manajemen adalah “proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian semua sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan yang ditetapkan”. Selanjutnya Terry (Sagala, 2006: 14) menyatakan arti manajemen adalah “suatu proses yang nyata mulai dari perencanaan, pengorganisasian, pergerakan, dan pengendalian yang dilakukan untuk menentukan menyelesaikan sasaran yang telah ditetapkan dengan menggunakan orang dan sumber-sumber daya lainnya”.

Pengembangan pengelolaan sumber daya manusia dapat dilakukan melalui pendidikan. Menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003, BAB I Ketentuan Umum Pasal 1. Pendidikan adalah “usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”.

Pada masa sentralistik pengelolaan pendidikan tidak mendidik sekolah untuk belajar mandiri baik dalam hal manajemen kepemimpinan maupun dalam pengembangan institusional, pengembangan kurikulum, penyediaan sumber belajar, alokasi sumber daya, dan terutama membangun partisipasi masyarakat untuk ikut memiliki sekolah. Hubungan keluarga, sekolah, dan masyarakat dipandang sebagai institusi yang terpisah-pisah, pihak keluarga, dan masyarakat dipandang tabu untuk ikut campur tangan dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah, apalagi sampai masuk ke wilayah kewenangan profesional para guru.

(2)

harus dilakukan, menerapkan metode bagaimana melakukannya, memahami bagaimana harus melakukannya dan mengukur efektivitas dari usaha-usaha tersebut.

Manajemen merupakan suatu proses menyelesaikan aktivitas secara efisien dengan atau melalui orang lain dan berkaitan dengan rutinitas tugas suatu organisasi. Kombinasi manajemen dan kepemimpinan yang kuat akan menghasilkan output yang tinggi. Kepemimpinan akan berhasil bila didukung oleh kemampuan manajemen yang kuat. Manajemen akan kuat dan mampu mengembangkan oraganisasi bila dijalankan oleh seorang pemimpin yang kuat.

Dengan demikian, antara kepemimpinan dan manajemen dalam suatu organisasi termasuk organisasi sekolah bagaikan dua sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan. Keduanya menduduki peranan yang penting dalam rangka mencapai tujuan.

Manajemen dibutuhkan oleh semua organisasi karena tanpa manajemen semua usaha akan sia-sia dan pencapaian tujuan akan lebih sulit. Ada beberapa alasan diperlukannya fungsi-fungsi manajemen agar dilaksanakan, diantaranya:

- Untuk mencapai tujuan

- Untuk menjaga keseimbangan diantara tujuan-tujuan yang saling bertentangan.

- Untuk mencapai efisiensi dan efektivitas.1

Manajemen pendidikan Islam merupakan manajemen kelembagaan Islam yang bertujuan untuk menunjang perkembangan dan penyelenggaraan pengajaran dan pembelajaran.2 Selanjutnya, bahwa di dalam manajemen terdapat beberapa

kegiatan yang merupakan fungsi dari manajemen yang harus dilakukan dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien, diantaranya: fungsi perencanaan, fungsi pengorganisasian, fungsi pelaksanaan (pemberian motivasi dan pengawasan), dan fungsi evaluasi. Fungsi-fungsi tersebut akan dijabarkan dalan pembahasan secara detail dan terperinci.

1 T. Hani Handoko, Manajemen, (Yogyakarta: BPFE, 1995), hlm. 6.

2 Muwahid Shulhan dan Soim, Manajemen Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Teras, 2013),

(3)

BAB II PEMBAHASAN

A. Definisi Manajemen

Kata Manajemen berasal dari bahasa Perancis kuno ménagement, yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur.3 Manajemen belum

memiliki definisi yang mapan dan diterima secara universal.4 Mary Parker

Follet, misalnya, mendefinisikan manajemen sebagai seni menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Definisi ini berarti bahwa seorang manajer bertugas mengatur dan mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi.5 Ricky W. Griffin mendefinisikan manajemen sebagai sebuah

proses perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran (goals) secara efektif dan efesien. Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan perencanaan, sementara efisien berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara benar, terorganisir, dan sesuai dengan jadwal. 6

Kata manajemen berasal dari bahasa Italia maneggiare yang berarti "mengendalikan," terutamanya "mengendalikan kuda" yang berasal dari bahasa Latin manus yang berati "tangan". Kata ini mendapat pengaruh dari bahasa Perancis manège yang berarti "kepemilikan kuda" (yang berasal dari Bahasa Inggris yang berarti seni mengendalikan kuda), di mana istilah Inggris ini juga berasal dari bahasa Italia. Bahasa Prancis lalu mengadopsi kata ini dari bahasa Inggris menjadi ménagement, yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur.7

George R. Terry dan Leslie W. Rue dalam bukunya Principle of Management yang dialih-bahasakan oleh G. A. Ticoalu mengemukakan

3 Oxford Dictionary

4 Robbins, Stephen dan Mary Coulter, Management (Cet. VIII; New York: Prentice Hall,

2007).

5 Richard Barrett, Vocational Business: Training, Developing and Motivating People (t.t.:

t.p., 2003), hlm. 51.

6 R. Griffin, Business (Cet. VIII; New York: Prentice Hall, 2006).

(4)

bahwa manajemen adalah suatu proses atau kerangka kerja yang melibatkan bimbingan atau pengarahan suatu kelompok orang ke arah tujuan organisasional. Manajemen adalah suatu kegiatan, pelaksanaannya adalah “managing” pelaksanaan, sedang pelaksananya disebut manajer atau pengelola.8

Manajemen adalah suatu proses sosial yang berkenaan dengan keseluruhan usaha manusia dengan bantuan manusia lainnya serta sumber-sumber lainnya menggunakan metode yang efisien dan efektif untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan sebelumnya.9

Dari beberapa pendapat di atas, maka manajemen dapat diartikan sebagai suatu proses yang terdiri dari rangkaian kegiatan, seperti perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan (penggerakan dan pengendalian/pengawasan), dan evaluasi, yang dilakukan untuk menentukan dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan melalui pemanfaatan sumberdaya manusia dan sumberdaya lainnya.

B. Fungsi Manajemen

Fungsi manajemen adalah elemen-elemen dasar yang akan selalu ada dan melekat di dalam proses manajemen yang akan dijadikan acuan oleh manajer dalam melaksanakan kegiatan untuk mencapai tujuan. Manajemen berlangsung dalam suatu proses berkesinambungan secara sistemik, yang meliputi fungsi-fungsi manajemen, yaitu; perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan evaluasi.

1. Fungsi Perencanaan

Perencanaan adalah proses penentuan tujuan atau sasaran yang hendak dicapai dan menetapkan jalan dan sumber yang diperlukan untuk mencapai tujuan seefektif dan seefisien mungkin.

Pada dasarnya merencanakan adalah kegiatan yang hendak dilakukan di masa depan. Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengatur

8 George R. Terry dan Leslie W. Rue, Dasar-dasar Managemen, Priciple

of Management (Dasar-dasar Manajemen) terj. G. A. Ticoalu, (Cet. VI; Jakarta: Bumi Aksara, 1999) hlm. 1.

9 Oemar Hamalik, Manajemen Pendidikan dan Latihan, (Bandung: Y.P. Pemindo, 2003),

(5)

berbagai sumber daya agar hasil yang dicapai sesuai yang diharapkan. Ada tiga kegiatan dalam setiap perencaaan, diantaranya:

a. Perumusan tujuan yang ingin dicapai b. Pemilihan program untuk mencapai tujuan

c. Identifikasi dan pengerahan sumber yang jumlahnya terbatas.10

Jenis-jenis perencanaan pendidikan:

1) Perencanaan makro adalah perencanaan yang menetapkan kebijakan-kebijakan yang akan ditempuh, tujuan yang ingin dicapai dan cara-cara mencapai tujuan tersebut pada tingkat nasional.

2) Perencanaan Meso

Kebijaksanaan yang telah ditetapkan pada tingkat makro, kemudian dijabarkan ke dalam program-program yag berskala kecil. Pada tingkat ini perencanaan sudah lebih bersifat operasional disesuaikan dengan unit-unit.

3) Perencanaan Mikro

Perencanaan mikro adalah perencanaan pada tingkat institusional dan merupakan penjabaran dari perencanaan tingkat meso. Contoh: kegiatan proses pembelajaran.11

Untuk mengembangkan suatu rencana, seseorang harus mengacu pada masa depan (forecast) atau menentukan pengaruh pengeluaran biaya dan keuntungan, menetapkan perangkat tujuan atau hasil akhir; mengembangkan strategi untuk mencapai tujuan akhir; menyusun program yakni menetapkan prioritas dan urutan strategi; anggaran biaya atau lokasi sumber-sumber; menetapkan prosedur kerja dengan metode yang baru; dan mengembangkan kebijakan-kebijakan berupa aturan dan ketentuan.

Dalam kerangka manajemen sekolah, perencanaan bermakna bahwa kepala sekolah bersama timnya harus berpikir untuk menentukan sasaran-sasaran dikaitkan dengan kegiatan mereka sebelumnya. Untuk menjamin pencapaian hasil akhir dari perencanaan, kepala sekolah harus berpijak pada data yang cermat dan akurat. Rencana memberikan arah sasaran bagi

10 Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya,

2004), hlm. 49.

(6)

organisasi dan mencerminkan prosedur terbaik untuk mencapai sasaran tersebut. Selain itu, rencana memungkinkan:

a. Sekolah dapat memperoleh serta mengikat sumber daya yang diperlukan untuk mencapai tujuannya;

b. Anggota organisasi dapat melanjutkan kegiatan-kegiatan secara konsisten dengan tujuan dan prosedur yang telah dipilih; dan

c. Kemajuan ke arah tujuan dapat dipantau dan diukur, sehingga tindakan perbaikan dapat diambil apabila kemajuan itu tidak memuaskan.

2. Fungsi Pengorganisasian

Fungsi manajemen berikutnya adalah pengorganisasian (organizing). George R. Terry (1986) mengemukakan bahwa: “Pengorganisasian adalah tindakan mengusahakan hubungan-hubungan kelakuan yang efektif antara orang-orang, sehingga mereka dapat bekerja sama secara efisien, dan memperoleh kepuasan pribadi dalam melaksanakan tugas-tugas tertentu, dalam kondisi lingkungan tertentu guna mencapai tujuan atau sasaran tertentu”.

Lousie E. Boone dan David L. Kurtz (1984) mengartikan pengorganisasian: “… as the act of planning and implementing organization structure. It is the process of arranging people and physical resources to carry out plans and acommplishment organizational obtective”.

Dari kedua pendapat di atas, dapat dipahami bahwa pengorganisasian pada dasarnya merupakan upaya untuk melengkapi rencana-rencana yang telah dibuat dengan susunan organisasi pelaksananya. Hal yang penting untuk diperhatikan dalam pengorganisasian adalah bahwa setiap kegiatan harus jelas siapa yang mengerjakan, kapan dikerjakan, dan apa targetnya.

(7)

pengembangan suatu mekanisme untuk mengkoordinasikan pekerjaan para anggota menjadi kesatuan yang terpadu dan harmonis.12

Pengorganisasian adalah suatu proses pengaturan dan pengalokasian kerja, wewenang, dan sumber daya di kalangan anggota sehingga mereka dapat mencapai tujuan organisasi secara efisien. Kepala sekolah harus dapat mempunyai kemampuan menentukan jenis program yang dibutuhkan dan mengorganisasikan semua potensi yang dimilikiuntuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Kepala sekolah harus dapat membimbing, menatur, mempengaruhi, menggerakkkan, mengkoordinasikan pelaksanaan tugas-tugas kependidikan di lembaga sekolah agar berjalan teratur, penuh kerjasama.13

Meliputi kegiatan-kegiatan membentuk atau mengadakan struktur organisasi baru untuk menghasilkan produk baru; dan menetapkan garis hubungan kerja antara struktur yang ada dengan struktur baru, merumuskan komunikasi dan hubungan-hubungan, menciptakan deskripsi kedudukan dan menyusun kualifikasi tiap kedudukan yang menunjuk apakah rencana dapat dilaksanakan oleh organisasi yang ada atau diperlukan orang lain yang mempunyai keterampilan khusus.14

3. Fungsi Pelaksanaan

Dari seluruh rangkaian proses manajemen, pelaksanaan (actuating) merupakan fungsi manajemen yang paling utama. Dalam fungsi perencanaan dan pengorganisasian lebih banyak berhubungan dengan aspek-aspek abstrak proses manajemen, sedangkan fungsi actuating justru lebih menekankan pada kegiatan yang berhubungan langsung dengan orang-orang dalam organisasi.

Dalam hal ini, George R. Terry (1986) mengemukakan bahwa

actuating merupakan usaha menggerakkan anggota-anggota kelompok

12 Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

2004), hlm. 72.

13 Sudarwan Danim dan Suparno, Manajemen dan Kepemimpinan Transformasional

Kekepalasekolahan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), hlm. 9.

(8)

sedemikian rupa hingga mereka berkeinginan dan berusaha untuk mencapai sasaran perusahaan dan sasaran anggota-anggota perusahaan tersebut oleh karena para anggota itu juga ingin mencapai sasaran-sasaran tersebut. Dari pengertian di atas, pelaksanaan (actuating) merupakan upaya untuk menjadikan perencanaan menjadi kenyataan, dengan melalui berbagai pengarahan dan pemotivasian agar setiap karyawan dapat melaksanakan kegiatan secara optimal sesuai dengan peran, tugas dan tanggung jawabnya.

Pelaksanaan terdiri dari staffing dan motivating. Pada tahap

staffing bertujuan untuk menentukan keperluan-keperluan sumber daya manusia, pengerahan, penyaringan, latihan dan pengembangan tenaga kerja. Sedangkan pada tahap motivating kegiatan ini mengarahkan atau menyalurkan perilaku manusia ke arah tujuan-tujuan.15

Hal yang penting untuk diperhatikan dalam pelaksanan (actuating) ini adalah bahwa seorang karyawan akan termotivasi untuk mengerjakan sesuatu jika : (1) merasa yakin akan mampu mengerjakan, (2) yakin bahwa pekerjaan tersebut memberikan manfaat bagi dirinya, (3) tidak sedang dibebani oleh problem pribadi atau tugas lain yang lebih penting, atau mendesak, (4) tugas tersebut merupakan kepercayaan bagi yang bersangkutan dan (5) hubungan antarteman dalam organisasi tersebut harmonis.

Dalam rangka pencapaian tujuan ada lima kombinasi fungsi fundamental yang paling umum. Kombinasi tersebut dibaca dari atas ke bawah akan terlihat A terdiri dari perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), memberi dorongan (actuating), dan pengawasan (controlling). B terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, memberi motivasi (motivating), dan pengawasan. C terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, staffing, memberi pengarahan (directing)

dan pengawasan. D terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, staffing, memberi pengarahan, pengawasan, inovasi dan memberi peranan. E terdiri

(9)

dari perencanaan, pengorganisasian, memberi motivasi, pengawasan, dan koordinasi.16

Untuk lebih jelasnya lihat gambar di bawah ini:

Suatu hal yang menarik perhatian bahwa tiap kombinasi ada tiga fungsi yang sama, yakni (a) perencanaan, (b) pengorganisasian, dan (c) pengawasan. Ada perbedaan tentang fungsi-fungsi lainnya. Misalnya, apakah harus memasukkan actuating atau motivating ke dalam kombinasi tersebut atau dikeluarkan sama sekali dan justru memasukkan fungsi

16 George R. Terry, Guide to Menagement (Prinsip-prinsip Manajemen),

terj.J. Smith D.E.M (Cet. VI; Jakarta: Bumi Aksara, 2000), hlm. 16.

Manajer

Perencanaan

Dorongan

Pengorganisasian

Motivasi

Penempatan Penempatan

Motivasi

Pengarahan Pengarahan

Pengawasan

Inovasi

Representing

Tujuan

Koordinasi

(10)

staffing dan directing ke dalamnya. Ada yang berpendapat bahwa staffing sudah merupakan bagian dari organizing dan directing adalah bagian dari actuating atau motivating, dan seperti dipelihatkan dalam gambar di atas, ada juga yang berkeyakinan bahwa innovating, refresenting, dan

coordinating merupakan fungsi-fungsi yang fundamental.17

Fungsi manajemen yang dikemukakan oleh para ahli tidak sama. Hal ini disebabkan latar belakang mereka, pendekatan yang dilakukan tidak sama. Untuk bahan perbandingan tentang fungsi-fungsi manajemen menurut ahli manajemen sebagai berikut:18

G. R. Terry John F. Mee Louis A. Allen MC. Namara

1. Planning Planning Leading Planning

2. Organizing Organizing Planning Programming 3. Actuating Motivating Organizing Budgeting 4. Controling Controling Controlling System

Henry Fayol Harold Koontz & Cyril O’Donnel

Dr. S. P. Siagian Prof. Drs. Oey Liang Lee

1. Planning Planning Planning Perencanaan

2. Organizing Organizing Organizing Pengorganisasian 3. Commanding Staffing Motivating Pengarahan 4. Coordinating Directing Controlling Pengkordinasiaan 5. Controlling Controlling Evaluating Pengontrolan

W. H. Newman Luther Gullick Lyndall F. Urwick John D. Millet 1. Planning Planning Forecasting Directing 2. Organizing Organizing Planning

3. Assembling Resources

Staffing Organizing Facilitating

4. Directing

5. Controlling Directing Commanding

17 Ibid, hlm. 16-17.

18 H. Malayu S. P. Hasibuan, Manajemen: Dasar, Pengertian, dan Masalah, Edisi Revisi

(11)

6. _________ Coordinating Coordinating

7. _________ Reporting Controlling

Dari fungsi-fungsi manajemen di atas, tampak bahwa ada kesamaan pandangan tentang fungsi manajemen. Untuk menjabarkan makna dari fungsi-fungsi manajemen sebagai berikut:

1. Planning adalah menetapkan pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh kelompok untuk mencapai tujuan yang digariskan. Planning

mancakup kegiatan pengambilan keputusan, karena termasuk pemilihan alternatif-alternatif keputusan.

2. Organizing mencakup: (a) membagi komponen-komponen kegiatan yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan ke dalam kelompok-kelompok, (b) membagi tugas kepada seorang manajer untuk mengadakan pengelompokan tersebut dan (c) menetapkan wewenang di antara kelompok atau unit-unit organisasi. Pengorganisasian berhubungan erat dengan manusia, sehingga penugasannya di unit-unit organisasi dimasukkan bagian dari unsur organizing. Ada yang tidak berpendapat demikian, justru memasukkan staffing sebagai fungsi utama.

3. Actuating mencakup penetapan dan pemuasan kebutuhan manusiawi dari pegawai-pegawainya, memberi penghargaan, memimpin, mengembangkan memberi kompensasi kepada mereka.

4. Motivating merupakan kata yang lebih disukai oleh beberapa pihak daripada kata actuating. Ada yang beranggapan bahwa kedua kata tersebut adalah sama. Motivating berkonotasi emosional dan irrasional. Actuating bersifat motivasional dan mencakup lebih banyak formulasi formal dan rasional.

5. Staffing mencakup mendapatkan, menempatkan dan mempertahankan anggota pada posisi yang dibutuhkan oleh pekerjaan organisasi yang bersangkutan.

(12)

7. Controlling mencakup kelanjutan tugas untuk melihat apakah kegiatan-kegiatan dilaksanakan sesuai rencana. Pelaksanan kegiatan dievaluasi dan penyimpangan-penyimpangan yang tidak diinginkan diperbaiki supaya tujuan-tujuan dapat tercapai dengan baik.

8. Innovating mencakup pengembangan gagasan-gagasan baru, mengkombinasikan pemikiran baru dengan yang lama, mencari gagasan-gagasan dari kegiatan lain dan melaksanakannya.

9. Representing mencakup pelaksanaan tugas pegawai sebagai anggota resmi dari sebuah perusahaan dalam urusannya dengan pihak pemerintah, kalangan swasta, bank, penjual, langganan dan kalangan luar lainnya.

10.Coordinating merupakan sinkronisasi yang teratur dari usaha-usaha individu yang berhubungan dengan jumlah, waktu dan tujuan mereka, sehingga dapat diambil tindakan yang serempak menuju sasaran yang telah ditetapkan.19

Pada dasarnya para ilmuan sepakat bahwa keseluruhan fungsi manajerial dapat digolongkan kepada dua jenis utama, yaitu fungsi-fungsi organik dan fungsi-fungsi-fungsi-fungsi penunjang. Fungsi organik adalah keseluruhan fungsi utama yang mutlak perlu dilakukan oleh para manajer dalam rangka pencapaian tujuan dan berbagai sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Fungsi-fungsi organik tersebut merupakan penjabaran kebijaksanaan dasar atau strategi organisasi yang telah ditetapkan dan harus digunakan sebagai dasar dalam bertindak. Fungsi-fungsi tersebut seperti digambarkan di atas. Sedangkan Fungsi-fungsi-Fungsi-fungsi penunjang adalah berbagai kegiatan yang diselenggarakan oleh orang-orang atau satuan-satuan kerja dalam organisasi dan dimaksudkan mendukung semua fungsi-fungsi organik para manajer.20

Contoh kegiatan manajemen sekolah;

20 Sondang P. Siagian, Fungsi-fungsi Manajerial, (Cet. IV; Jakarta: Bumi Aksara, 2002),

(13)

berdasarkan pola

(14)

pengendalian. Terkadang fungsi pemantauan dan fungsi evaluasi sulit untuk dipisahkan. Fungsi manajemen puncak misalnya meliputi semua fungsi dari perencanaan sampai pengendalian. Oleh karena itu, evaluasi sering dilakukan oleh pimpinan organisasi dalam suatu rapat kerja, rapat pimpinan, atau temu muka baik secara reguler maupun dalam menghadapi kejadian-kejadian khusus lainnya.

Sebagai bagian dari fungsi manajemen, fungsi evaluasi tidaklah berdiri sendiri. Fungsi-fungsi seperti fungsi pemantauan dan pelaporan sangat erat hubungannya dengan fungsi evaluasi. Di samping untuk melengkapi berbagai fungsi di dalam fungsi-fungsi manajemen, evaluasi sangat bermanfaat agar organisasi tidak mengulangi kesalahan yang sama setiap kali.

Evaluasi adalah proses pengumpulan dan analisis data secara sistematis yang diperlukan dalam rangka pengambilan keputusan, GAO (1992:4). Evaluasi akan menghasilkan umpan balik dalam kerangka efektifitas pelaksanaan kegiatan organisasi. Menurut Departement of Health & Human Service, evaluasi adalah proses untuk mengumpulkan informasi. Sebagaimana dengan proses pada umumnya, evaluasi harus dapat mendefinisikan komponen-komponen fase dan teknik yang akan dilakukan.

Menurut W. Dunn, istilah evaluasi mempunyai arti yang berhubungan, masing-masing menunjukkan pada aplikasi beberapa skala nilai terhadap hasil kebijakan dan program. Secara umum istilah evaluasi dapat disamakan dengan penaksiran, pemberian angka, dan penilaian kata-kata yang menyatakan usaha untuk menganalisis hasil kebijakan dalam arti yang lebih spesifik. Evaluasi berkenaan dengan produksi informasi mengenai nilai atau manfaat hasil kebijakan.

(15)

untuk menilai dan meningkatkan cara-cara dan kemampuan berinteraksi organisasi yang pada akhirnya akan meningkatkan kinerjanya.

Evaluasi adalah proses penilaian yang sistematis, pemberian nilai, atribut, apresiasi dan pengenalan permasalahan serta pemberian solusi atas permasalahan yang ditemukan. Dalam berbagai hal, evaluasi dilakukan melalui monitoring terhadap sistem yang ada. Namun demikian, evaluasi kadang-kadang tidak dapat dilakukan dengan hanya menggunakan informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi pada organisasi saja. 1. Tujuan Evaluasi

Tujuan dilaksanakannya evaluasi diantaranya adalah sebagai berikut: a. Untuk memberikan penilaian terhadap pelaksanaan aktivitas dan

program organisasi

b. Untuk memperbaiki kebijaksanaan pelaksanaan program dan perencanaan program yang akan datang

c. Untuk mengembangkan program-program dan teknik baru bagi peningkatan kinerja

d. Untuk mengadakan perencanaan kembali yang lebih baik dari suatu program

e. Untuk meningkatkan efektivitas manajemen pelaksanaan kegiatan

Secara umum, pentingnya perlu dilakukan evaluasi seperti berikut: a. Karena evaluasi merupakan fungsi manajemen

b. Karena evaluasi merupakan mekanisme umpan balik bagi perbaikan

c. Karena evaluasi akan dapat menghindarkan organisasi dari mengulangi kesalahan yang sama

d. Karena evaluasi akan dapat menemukan dan mengenali berbagai masalah yang ada di dalam organisasi dan mencoba mencari solusinya.

2. Klasifikasi Evaluasi

(16)

a. Apa yang dievaluasi b. Tujuan evaluasi c. Fokus evaluasi d. Pendekatan evaluasi e. Orientasinya

Berdasarkan apa yang dievaluasi, evaluasi dapat dibagi ke dalam beberapa kelompok:

a. Evaluasi kegiatan b. Evaluasi program c. Evaluasi kebijakan

d. Evaluasi pengelolaan kebijakan

e. Evaluasi pengelolaan sumber daya manusia f. Evaluasi terhadap sistem dan governance

g. Evaluasi terhadap struktur, mekanisme, dan prosedur h. Evaluasi efisiensi, efektifitas, kehematan, dan kelayakan Penggolongan evaluasi berdasarkan tujuan evaluasi dapat meliputi:

1. Evaluasi untuk tujuan tertentu, misalnya: untuk mempelajari fakta dan kemungkinan perbaikannya, untuk meningkatkan akuntabilitas, dan meningkatkan kinerja

2. Goal free evaluation atau evaluasi untuk mencari peluang perbaikan yang tidak ditetapkan terlebih dahulu

Berdasarkan fokus evaluasinya, evaluasi dapat dibagi ke dalam lima kelompok:

a. Input Evaluation

Evaluasi input yaitu evaluasi untuk menilai suatu program yang belum atau akan dilaksanakan

b. ProcessEvaluation

Evaluasi proses yaitu evaluasi untuk menilai proses atau kegiatan

c. OutputEvaluation

(17)

d. Impact Evaluation

Evaluasi dampak yaitu evaluasi untuk menilai dampak dari hasil pelaksanaan program

Berdasarkan pendekatannya, evaluasi dapat dibagi ke dalam; a. Evaluasi semu

Evaluasi semu adalah evaluasi yang menggunakan pendekatan atau metode deskriptif untuk menghasilkan informasi yang valid dan dapat dipercaya tanpa berusaha untuk menanyakan tentang manfaat atau nilai dari hasil-hasil tersebut terhadap individu, kelompok, atau masyarakat secara keseluruhan.

b. Evaluasi formal

Evaluasi formal adalah evaluasi yang menggunakan pendekatan deskriptif untuk menghasilkan informasi yang valid dan cepat dipercaya mengenai hasil-hasil kebijakan tetapi mengevaluasi hasil tersebut atas daasar tujuan program kebijakan yang telah diumumkan secara formal oleh pembuat kebijakan.

c. Evaluasi keputusan teoritis

Evalusi keputusan teoritis adalah evaluasi yang menggunakan pendekatan deskriptif untuk menghasilkan informasi yang dapat dipertanggungjawabkan dan valid mengenai hasil-hasil kebijakan yang secara eksplisit dinilai oleh berbagai macam pelaku kebijakan

Berdasarkan orientasinya, evaluasi dapat dikelompokkan ke dalam beberapa kategori sebagai berikut :

1. Evaluasi yang proaktif (proactive evaluation)

Evaluasi proaktif ini dapat dilakukan sebelum suatu kebijakan/program ditetapkan

2. Evaluasi yang klarifikatif (clarificative evaluation)

Evaluasi klarifikatif ini berfokus pada klarifikasi struktur internal dan fungsi dari suatu program dan kebijakan

(18)

Evaluasi intreaktif ini dapat digunakan untuk memperoleh informasi atas implementasi program

4. Evaluasi monitoring (monitoring evaluation)

Evaluasi monitoring ini sangat tepat digunakan ketika program sudah dalam pelaksanaan. Evaluasi ini sudah melibatkan pengembangan sistem untuk pemantauan kemajuan program 5. Evaluasi dampak (impact evaluation)

Evaluasi ini digunakan untuk menilai hasil dan dampak program yang sudah mapan. Evaluasi ini dapat digunakan untuk membuat keputusan tentang penghargaan atau kemanfaatan program. Evaluasi ini disebut juga evaluasi sumatif.21

Dalam fungsi-fungsi manajemen, idealnya evaluasi dilaksanakan tergantung dari jangka waktu perencanaan. Misalnya, apabila ada yang tidak sesuai dengan yang direncanakan, maka dalam fungsi pengendalian dan pengawasan fungsi evaluasi tersebut dapat langsung dilaksanakan. Evaluasi Ujian Nasional (UN) pada suatu lembaga sekolah bukan terletak pada ujiannya, tetapi sebagai salah satu tolak ukur pada akreditasi sekolah.

Apabila fungsi-fungsi di atas sudah terlaksana, cara mengevaluasi menggunakan analisis SWOT, sedangkan untuk melihat tingkat keberhasilannya dengan menggunakan indikator keberhasilan. Analisis SWOT melihat dari PP No 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan sebagai berikut:

1. Standar isi 2. Standar proses

3. Standar kompetensi lulusan

4. Standar pendidik dan tenaga kependidikan 5. Standar sarana dan prasarana

6. Standar pengelolaan 7. Standar pembiayaan 8. Standar penilaian

(19)

Analisis SWOT disempurnakan pada PP No 32 tahun 2013 dengan melihat dari faktor-faktor internal dan eksternal sekolah, diantaranya:

(20)

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

Manajemen dapat diartikan sebagai suatu proses yang terdiri dari rangkaian kegiatan, seperti perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengendalian/pengawasan yang dilakukan untuk menentukan dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan melalui pemanfaatan sumberdaya manusia dan sumberdaya lainnya.

Di dalam manajemen terdapat beberapa kegiatan yang merupakan fungsi dari manajemen yang harus dilakukan dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien, diantaranya:

1. fungsi perencanaan (planning) 2. fungsi pengorganisasian (organizing) 3. fungsi pelaksanaan (actuating)

4. fungsi evaluasi (evaluating).

B. Saran

(21)

DAFTAR PUSTAKA

George R. Terry dan Leslie W. Rue. (1999). Dasar-dasar Managemen, Priciple of Management (Dasar-dasar Manajemen) terj. G. A. Ticoalu, Cet. VI. Jakarta: Bumi Aksara

_______. (2012). Dasar-dasar Manajemen. Jakarta: Bumi Aksara

H. Malayu S. P. Hasibuan. (2004). Manajemen Dasar, Pengertian, dan Masalah, .Edisi Revisi. Cet. III; Jakarta: Bumi Aksara

Muwahid Shulhan dan Soim. (2013). Manajemen Pendidikan Islam.Yogayakarta: Teras

Nanang Fattah. (2004). Landasan Manajemen Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Oemar Hamalik. (2003). Manajemen Pendidikan dan Latihan. Bandung: Y.P. Pemindo

Oxford Dictionary

Robbins, dkk. (2007). Management. Cet. VIII. New York: Prentice Hall

Richard Barrett. (2003). Vocational Business: Training, Developing, and Motivating People

R. Griffin. (2006). Business Cet. VIII. New York: Prentice Hall

T. Hani Handoko. (1995). Manajemen. Yogyakarta: BPFE

Sondang P. Siagian. (2002). Fungsi-fungsi Manajerial, Cet. IV; Jakarta: Bumi Aksara

Sudarwan Danim dan Suparno. (2009). Manajemen dan Kepemimpinan

Transformasional Kekepalasekolahan. Jakarta: Rineka Cipta

Referensi

Dokumen terkait

Kredensial staf keperawatan/kebidanan dilakukan pada awal penerimaan staf, berdasarkan kompetensi dan kwalifikasinya untuk menentukan kewenangan klinis staf

Kemunculan istilah situasi psikologis kelompok, situasi psikologis kolektif, iklim organisasi, budaya organisasi yang sering diukur dengan mengumpulkan persepsi

Dengan ini kami menyatakan bahwa dalam tugas akhir yang berjudul : “ Analisis Perpindahan Moda Transportasi Darat Rute Semarang – Ambarawa Dengan Metode Stated Preference ” ini

Abstrak — Sektor strategis yang menentukanwilayah berkembang dengan cepat adalah sektor basis dan sektor industri.Provinsi Aceh memiliki laju pertumbuhan wilayah lambat

Hasil penelitian terhadap kemampuan berargumentasi menunjukkan bahwa uji hipotesis nilai pretest-posttest kelas kontrol diperoleh nilai 0,051>0,05 artinya tidak terdapat

Nilai koefisien determasi R 2 = .21 memiliki arti bawah dukungan sosial memberikan sumbangan efektif sebesar 21% untuk meningkatkan maternal self-efficacy,

Tahun 2012 Palestina kembali melakukan upaya memperoleh peningkatan status di PBB. Diakses dari <http://www. rencana Palestina mengajukan peningkatan statusnya di

pengolahan timbre (warna suara) dari instrumen kendang bebarongan yang kemudian dirangkum dalam beberapa motif, namun untuk menunjang kompleksitas karya musik penata juga