• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peran Waffen SS Dalam Proses Pembuatan K

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Peran Waffen SS Dalam Proses Pembuatan K"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Peran Waffen-SS Dalam Proses Pembuatan Kebijakan

Jerman Dalam Masa Pemerintahan Adolf Hitler

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Akhir Mata Kuliah Militer dan Politik

Dosen Pengampu:

Prof. Dr. Jahja Muhaimin

Dedy Permadi, MA

Oleh:

Ciptahadi Nugraha 10/296341/SP/23828

JURUSAN ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS GADJAH MADA

(2)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Waffen-SS adalah fenomena unik dalam sejarah kemiliteran, Waffen-SS adalah suatu

produk akhir dari masyarakat yang sakit dan penuh kekecewaan, yang berselisih dengan diri

sendiri dan dunia. Masyarakat itu sendiri lahir akibat kekalahan dalam Perang Dunia Pertama.

Itulah potret masyarakat yang walaupun sering menyuarakan asas-asaas demokrasi pasca

meletusnya Perang Dunia Pertama, sebenarnya masih merindukan dan mendambakan

kepemimpinan yang kuat. Dan yang mereka dapatkan ialah Adolf Hitler1 dan Partai Buruh

Sosialis Nasional Jerman (NSDAP- Nationalsozialistische Deutsche Arbeiterpartei).

Waffen-SS atau Kesatuan Pelindung Bersenjata Partai Nazi merupakan unit tempur

kesatuan Schustzstaffel (SS) yang diprakarai sendiri oleh Hitler. Unit ini bergerak untuk

melaksanakan berbagai keperluan, mulai dari provokasi, teror, politis, birokrasi, hingga

melaksanakan misi-misi pembantaian2.

SS sendiri bermodel dari Praetorian Guard yang dibentuk Kaisar Octavianus Augustus

pada 35 SM sebelum is menjadi kaisar pertama Romawi. Bentuk kesamaan yang sangat jelas

setelah Octavianus menjadi Kaisar tahun 27 SM, Praetorian berkembang menjadi kekuatan

politik dan birokrasi. Organisasi ini menguasai Kekaisaran dan ikut menentukan jalannya

pemerintahan serta menentukan siapa yang berhak menjadi Kaisar Romawi. Ini berlaku

selama kurang lebih 300 tahun3. Perbedaannya, SS hanya menguasai politik dan birokrasi

Jerman selama 12 tahun kekuasaan Hitler.

1

Adolf Hitler : (lahir 20 April 1889 – meninggal 30 April 1945 pada umur 56 tahun) adalah Kanselir Jerman dari tahun 1933 dan Führer (Pemimpin) (Reich ketiga) Jerman sejak 1934 hingga ia meninggal. Pada 2 Agustus 1934, ia menjadi diktator Jerman setelah Presiden Von Hindenburg meninggal. Ia menyatukan jabatan kanselir dan presiden menjadi Führer sekaligus menjadikan Nazi sebagai partai tunggal di Jerman. Ia juga seorang Ketua Partai Nasionalis-Sosialis (National Socialist German Workers Party atau Nationalsozialistische Deutsche Arbeiterpartei/NSDAP) yang dikenal dengan Nazi. Hitler seorang orator yang berkharisma, Hitler merupakan salah satu pemimpin yang paling berpengaruh di dunia.

2

History Learning Site, Waffen-SS (Online), <http://www.historylearningsite.co.uk/waffen-ss.htm> ,diakses 6 Maret 2012.

3

(3)

Pada awalnya kesatuan SS ini hanyalah beranggotakan 12 orang yang ditunjuk

sebagai pengawal pribadi Hitler, dengan anggota awal yang hanya terdiri dari 12 orang,

Waffen-SS ini memperlihatkan perkembangan yang sangat luar biasa dengan kekuatan

mencapai 910.000 orang, angka yang sangat menakjubkan, walaupun pada kenyataannya

angka itu hanyalah sepersepuluh jumlah tentara reguler Jerman padasaat itu. Secara

operasional SS tunduk kepada perintah Oberkommando der Wehrmacht atau komando tinggi

angkatan bersenjata Jerman, yang menarik ialah sesungguhnya Waffen-SS ini tidak pernah

menjadi bagian integral dari Wehrmacht.4

1.2 Rumusan Masalah

Paper ini akan melihat bagaimana perkembangan Waffen-SS yang awalnya hanyalah

merupakan pasukan penjaga Hitler dalam perjalanan dinasnya, dapat menjadi ujung tombak

utama Jerman dalam menghadapi PD II walaupun bukan sebagai angkatan bersenjata resmi

Jerman. Selain itu penulis juga ingin mengetahui apakah ada pengaruh dari para petinggi SS

ini dalam menentukan arah kebijakan-kebijakan Jerman pada masa PD II berlangsung.

Rumusan masalah tersebut dipilih untuk mengetahui bagaimana peran SS sebagai

pelindung bersenjata partai nazi dalam memuluskan kepentingan-kepentingan partai nazi,

atau Hitler pada khususnya, sehingga partai Nazi dapat menjadi amat berkuasa di Jerman

pada masanya.

1.3 Landasan Konseptual

Untuk membatasi permasalahan agar lebih sistematis dan fokus, serta untuk

membantu penulis menganalisis paper yang diangkat, penulis akan menggunakan teori

Profesionalisme Militer dari Samuel P. Huntington. Huntington mengatakan bahwa militer

hanya bertugas menjaga keamanan negara. Semakin tinggi tingkat profesionalisme militer,

maka intervensi militer ke dalam politik akan semakin kecil, begitu juga sebaliknya.

4

(4)

Lalu selain teori Profesionalisme Militer, penulis juga akan menggunakan teori

Kepentingan Militer, dimana militer melakukan fungsi politik dengan tujuan untuk

membangun dan mempersenjatai diri dengan menjalankan fungsi politik.

1.4 Argumentasi Utama

Dengan adanya faktor kedekatan Hitler dengan Waffen-SS, penulis menilai bahwa

dalam mengeluarkan kebijakan-kebijakannya, khususnya dalam pembuatan kebijakan saat

meletusnya PD II yang dibuat oleh Adolf Hitler sedikit banyak dipengaruhi oleh para

(5)

BAB II

PEMBAHASAN

A. Selayang pandang Waffen-SS

B. Waffen-SS Pasca naiknya Adolf Hitler

Di permulaan perang 1939, ketika operasi militer ke Polandia (Fall Weiss), SSLAH telah

memiliki keterampilan militer dan dipersenjatai cukup. Hanya ukurannya masih

sebesarregiment yaitu dalam bentuk Motorized Infantry Regiment. Sedangkan SS-VT yang

telah berada dalam bentuk sesungguhnya yaitu division. Namun saat di Polandia mereka

tidak bertempur dalam satu kesatuan, melainkan disebar pada beberapa kesatuan Heer. Begitu

pula SSTKV yang telah berbentuk divisi masih berjuang untuk pembuktian dan mendapatkan

identitas diri Oleh Heer disebar pula pada beberapa kesatuan dan juga diremehkan

kemampuannya.

Dipersenjatainya Waffen-SS sempat menjadi polemik keras antara pentinggi Waffen-SS

dengan Wehmacht. Dalam hal senjata, Waffen-SS hanya memperoleh senjata kategori usang seperti peninggalan PD I atau buatan Ceko yang ‘anggap kelas dua. Perlakuan separuh hati Heer lainnya adalah saat operasi militer di Polandia. Heer berusaha menghindar untuk tidak

memberikan bantuan. Mulai dari ban:uan tembakan artileri untuk pergerakan, kendaraan

bermotor serta amunisi tambahan dan peralatan yang dibutuhkan WaffenSS. Walaupun

diremehkan dan tidak dibantu seperlunya oleh Heer, Waffen-SS tetap menunjukkan

kemampuan terbaiknya dan membuka mata Wehrmacht.

Hitler atas prestasi gemilang dan keberanian Waffen-SS, menginstruksikan agar seluruh

kesatuan Waffen-SS di upgraded menjadi kekuatan penuh Motorized Infantry Division

(kecuali SS-LAH yang tetap regiment). Berarti pula Heer terpaksa membantu menyediakan

(6)

Sebelumnya mayoritas persenjataan dan peralatan yang dimiliki SS-TKV adalah campuran

antara peralatan usang dan sitaan musuh. Termasuk usaha pribadi yang dilakukan

komandannya Eicke dari mengemis, mencuri dan meminjam. Sewaktu General von Weichs

dari Heer melakukan inspeksi ke barak-barak SS-TKV, dari sifat curiga dan meremehkan,

berbalik menjadi terkesan dan menghargai apa yang telah dilakukan divisi ini.

C. Hubungan Waffen SS dengan Kantor urusan ekonomi dan administrasi SS

(WVHA)

In its role as the administrative department of the SS, the WVHA had an important function

in both the Allgemeine SS and the Waffen SS. During the pre-war years Pohl's

Verwaltungsamt handled the administrative functions of the Allgemeine SS, including

controlling the funds raised from members of the Allgemeine SS, developing an

administrative organization for all the branches of the Allgemeine SS, and training the

personnel for this administrative system.

However, administration of the SS in the midst of a world war obviously entailed more

duties and more work for Pohl's office than had been required in the pre-war period. The

WVHA continued his old job of administering the Allgemeine SS, though during the war the

latter organization had little work to keep it busy. As few as twenty WVHA men

administered the Allgemeine SS during the war years. Their Allgemeine SS duties consisted

of paying the salaries of the few remaining full time employees, overseeing property, creating

a new payroll system, and directing the Allgemeine SS's social welfare programs.

While the war years decreased the WVHA's administrative work in the Allgemeine SS, the

period brought a tremendous increase in its administration of the Waffen SS. The

Verwaltungsamt was responsible for all supply and administrative affairs of the Waffen SS

before February 1942. After the February reorganization of Pohl's offices, his new WVHA

continued his old responsibilities for the Waffen SS by procuring or manufacturing certain

supplies for Waffen SS units, managing supply depots, administering disbursements to

Waffen SS personnel, and acquiring land and buildings for Waffen SS use. These duties

meant that WVHA personnel served in the field with Waffen SS units or were assigned to

Death's Head Units (Totenkopfverbaende) guarding the concentration camps. Closely related

to the Waffen SS, the latter both guarded the camps and fought as military units. The WVHA

(7)

men also served as officials of the WVHA, and many members of the WVHA were

transferred to the Waffen SS to avoid their being drafted into the Wehrmacht.5

D. Analisis

BAB III

KESIMPULAN

5R.B. Murphree, ‘The SS Economic Administration, 1934

Referensi

Dokumen terkait

Jembatan/Box Culvert Air Karat, SKPD Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Lebong, maka dengan ini diumumkan Pemenang Seleksi Sederhana untuk paket pekerjaan

BM07.14/POKJA~KONSULTAN/V/2013, tanggal 28 Mei 2013 untuk Paket Pekerjaaan Jasa Konsultansi Perencanaan Jembatan Air Uram Kota Agung, Jembatan Bukit Harapan, Jembatan Air

Pembentukan karakter disiplin diyakini perlu ada dan penting untuk dilakukan oleh sekolah guna menjadi pijakan dalam penyelenggaraan pendidikan karakter di

Keywords: communication patterns, students with disabilities, Degung art music. Seringkali stimulus verbal dan nonverbal dari lingkungan gagal ditransfer dengan baik oleh anak

Franchise yang mendaftar ulang untuk menjadi franchise baru tidak dapat menuntut posisi, bonus atau insentif yang dimilikinya sebelum ia diberhentikan, mengundurkan

pengetahuan baru melalui ‘basic research’ , atau untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan khusus tentang masalah- masalah yang bersifat praktis melalui ‘applied

Model konseling gizi di Indonesia dapat mencontoh, mengembangkan dan menyesuaikan dari model konseling di Malawi sesuai dengan kondisi di Indonesia untuk mengatasi permasalahan