BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sistem Tenaga Listrik
Sistem tenaga listrik adalah sekumpulan pusat listrik dan gardu induk (pusat
beban) yang satu sama lain dihubungkan oleh jaringan transmisi sehingga merupakan
sebuah kesatuan interkoneksi.
Gambar 2.1 Sistem Kelistrikan [16]
Di dalam suatu sistem tenaga listrik terdapat beberapa komponen utama yaitu
sebagai berikut :
2.1.1 Pusat Pembangkit Listrik
Tempat dimana energi listrik pertama kali dibangkitkan dari berbagai macam
tenaga, bagian utama dari pembangkit listrik ini adalah generator, yakni mesin
berputar yang mengubah energi mekanis menjadi energi listrik dengan menggunakan
menggunakan berbagai sumber energi yang sangat bemanfaat dalam suatu
pembangkit listrik. Berdasarkan uraian diatas, di dalam prakteknya terdapat
jenis-jenis pusat listrik sebagai berikut:
a. Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA): pusat pembangkit listrik ini
menggunakan tenaga air sebagai sumber energi primer.
b. Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD): pusat pembangkit listrik ini
menggunakan bahan bakar minyaksebagai sumber energi primer.
c. Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU): pusat pembangkit listrik ini
menggunakan bahan bakar batubara, minyak atau gas sebagai sumber energi
primer.
d. Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) :pusat pembangkit listrik ini
menggunakan bahan bakar gas atau minyak sebagai sumber energi primer.
e. Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) :pusat pembangkit listrik ini
kombinasi PLTG dan PLTU. Gas buang dari PLTG dimanfaatkan untuk
menghasilkan uap dalam ketel uap untuk tenaga penggerak.
f. Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) : PLTN merupakan PLTU yang
menggunakan uranium sebagai bahan bakar yang menjadi sumber energi
primernya. Uranium menjalani proses fission ( fisi ) di dalam reaktor nuklir
yang menghasilkan energi panas yang digunakan untuk menghasilkan uap
dalam ketel uap. Uap ini selanjutnya digunakan untuk menggerakkan turbin uap
penggerak generator.
2.1.2 Transmisi Tenaga Listrik
Merupakan proses penyaluran tenaga listrik dari tempat pembangkit tenaga
listrik (power plant) hingga Saluran distribusi listrik (substation distribution)
2.1.3 Sistem Distribusi
Merupakan subsistem tersendiri yang terdiri dari :pusat pengatur (Distribution
Control Center), saluran tegangan menengah (6kV dan 20kV, yang juga biasa disebut
tegangan distribusi primer) yang merupakan saluran udara atau kabel tanah, gardu
distribusi tegangan menengah yang terdiri dari panel-panel pengatur tegangan
menengah dan trafo sampai dengan panel-panel distribusi tegangan rendah (380V,
220V) yang menghasilkan tegangan kerja atau tegangan jala-jala untuk industri dan
konsumen.
2.2 Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG)
Pembangkit listrik tenaga gas (PLTG) merupakan sebuah pembangkit energi
listrik yang menggunakan peralatan atau mesin turbin gas sebagai penggerak
generatornya. Turbin gas dirancang dan dibuat dengan prinsip kerja yang sederhana
dimana energi panas yang dihasilkan dari proses pembakaran bahan bakar diubah
menjadi energi mekanis dan selanjutnya diubah menjadi energi listrik atau energi
lainnya sesuai dengan kebutuhannya.
Gambar 2.2 Sistem PLTG [17]
Energi untuk memutar turbin gas diperoleh dari gas hasil pembakaran yang
memiliki temperature sekitar 1100°C dan tekanan sekitar 14 bar absolut. Gas panas
berekspansi di dalam turbin gas sehingga mencapai tekanan disisi exchaust sebesar
dan enthalpy gas panas akan berubah menjadi energi mekanik pada rotor turbin.
Semakin tinggi temperatur gas masuk turbin akan semakin tinggi juga energi mekanis
yang dihasilkannya, akan tetapi temperatur gas perlu dibatasi mengingat keterbatasan
kemampuan material untuk bekerja pada temperatur tinggi. Sebagian energi mekanik
(± 20%) yang dihasilkan oleh turbin akan diberikan kepada kompresor aksial (untuk
memutar kompresor). Energi yang diberikan ke kompresor ini akan dikembalikan ke
turbin dalam bentuk udara bertekanan, akan tetapi jumlahnya berkurang karena
adanya losses. Sebagian besar energi mekanik yang dihasilkan oleh turbin diberikan
kepada generator untuk membangkitkan energi listrik. Kerugian energi yang paling
besar terjadi akibat terbawanya energi panas oleh gas buang kecerobong karena
temperatur gas masih cukup tinggi. Oleh karenanya banyak PLTG yang
dikombinasikan dengan PLTU menjadi PLTGU untuk memanfaatkan energi panas
yang terbuang dari cerobong PLTG.
2.2.1 Prinsip Kerja PLTG
Turbin gas suatu PLTG berfungsi untuk mengubah energi yang terkandung
didalambahan bakar menjadi energi mekanis. Fluida kerja untuk memutar turbin gas
adalah gaspanas yang diperoleh dari proses pembakaran. Proses pembakaran
memerlukan tiga unsur utama yaitu : bahan bakar, udara, danpanas. Dalam proses
pembakaran ini bahan bakar diperoleh dari pompa bahan bakar (Fuel Oli Pump)
apabila digunakan bahan bakar minyak atau bisa diperoleh dari kompresor gas
apabila menggunakan bahan bakar gas alam.
Udara untuk pembakaran diperoleh dari kompresor utama, sedangkan panas
untuk awal pembakaran dihasilkan oleh busi. Proses pembakarannya dilaksanakan di
dalam combustion chamber (Ruang Pembakaran). Energi mekanis yang dihasilkan
oleh turbin gas digunakan untuk memutar generator listrik, sehingga diperoleh energi
listrik. Tentu untuk dapat berjalannya operasi PLTG dengan baik perlu dilengkapi
Gambar 2.3 Komponen Listrik Tenaga Gas [11]
Siklus Kerja Turbin Gas
Siklus ideal untuk kerja turbin gas adalah siklus brayton. Siklus turbin gas
disebut juga siklus tekanan tetap dan merupakan penerapan siklus brayton yang
terdiri dari :
1 –2 : Udara masuk dan ditekan dalam kompresor menghasilkanudara bertekanan (langkah kompresi).
2 - 3: Udara dari kompresor dan bahan bakar bereaksi didalam ruang pembakaran menghasilkan gas panas (langkah pembakaran atau heat input).
3 –4 : Gas panas hasil pembakaran masuk dan berekspansi dalam turbin (langkah ekspansi).
4 :Gas bekas dari turbin dibuang ke udara luar (langkah pembuangan atau exhaust)
2.2.2 Komponen PLTG
Komponen PLTG diantaranya adalah inlet filter dan inlet silence, kompresor
aksial, combustion chamber, turbin gas, exhaust silencer, load gear, generator,
exciter, starting device, alat bantu, kontrol, instrumentasi dan pengaman, peralatan
listrik, dan lain-lain.
Gambar 2.5 Komponen Utama Gas Turbin [7] Keterangan gambar:
1. Generator
2. Oil Reservoir with Mountings 3. Intake Structure
4. Compressor
5. Combustion Chamber 6. Turbine
Gambar 2.6 Turbin Gas Tipe V 94.2 Siemens [7] 2.2.2.1 Generator
Generator berfungsi merubah energi mekanik (putaran turbin) menjadi energi
listrik seperti konsep gaya gerak listrik, yang mana didalam medan magnet yang
diberi kumparan, jika ada gerakan didalam fluks magnet akan memunculkan arus
listrik dirancang untuk berperan sebagai motor diesel agar dapat menghidupkan gas
turbin.
Gambar 2.7 Generator [7] 2.2.2.2 Air Inlet Section
Berfungsi untuk menyaring kotoran dan debu yang terbawa dalam udara
sebelum masuk ke kompresor. Aliran udara yang dibutuhkan di combustion chamber
masuknya pasir dan debu melalui filter yang di susun pada filter house. Sistem air
intake terdiri dari : weatherhood, bird screen, dan moisture separator / Filter
Fungsi inlet filter adalah untuk menyaring udara yang akan masuk ke dalam
kompresor utama (Kompresor Aksial) untuk proses pembakaran. Kotoran tidak boleh
terbawa ke dalam kompresor maupun turbin gas karena dapat mengakibatkan
pengotoran dan erosi pada komponen yang dilaluinya yang pada akhirnya dapat
mengurangi umur pakai (life time) serta menurunkan efisiensi. Pengotoran filter yang
berakibat turunnya tekanan udara disisi masuk kompresor mengakibatkan juga
turunnya tekanan dan besar aliran udara disisi keluar kompresor sehingga output
maksimum turbin gas menurun.
2.2.2.3 Compressor Section
Komponen utama bagian ini adalah aksial flow compressor, fungsi kompresor
aksial adalah untuk memasok udara bertekanan ke dalam ruang bakar yang sesuai
dengan kebutuhan. Alat ini berfungsi untuk memampatkan udara yang akan
digunakan sebagai fluida kerja hingga mencapai tekanan 10 bar dan temperatur 300
Kelvin. Kapasitas kompresor harus cukup besar karena pasokan udara lebih untuk
turbin gas dapat mencapai 350%, udara lebih ini digunakan untuk pendingin dan
menurunkan suhu gas hasil pembakaran.
Komponen – Komponen yang Mendukung Compressor :
a. Casing.
Casing merupakan pembungkus kompresor, dibuat dari baja cor carbon rendah.
Untuk memudahkan pembuatan, pemasangan serta pembongkarannya, casing
kompresor terdiri dari beberapa segmen pada bidang bagi horisontal maupun
vertikal.Pada bidang horisontal terdiri atas upper casing (casing atas) dan lower
casing (casing bawah), sedangkan pada bidang vertikal casing tersebut dapat terbagi
dalam tiga segmen. Inlet Casing terbuat dari plat baja dibentuk sedemikian rupa
sehingga aliran udara masuk ke dalam kompresor dengan halus tanpa terjadinya
b. Compressor Stationary Blade Assembly
Alat ini berfungsi untuk melindungi stationary blade rings, menjaga agar
stationary blade tetap pada posisinya dan mentransmisikan gaya reaksi dan tekanan
yang terjadi akibat aliran udara ke casing terluar (outler casing)
Gambar 2.8 Compressor Stationary Blade Assembly [7] Keterangan :
1. Center Casing 6. Seal Plug
2. Compressor Bearing Housing 7. Hydraulic Cylinder 3. Stationary Blade Carrier II 8. Eccentric Bolt 4. Stationary Blade Carrier III 9. Eccentric Bolt I5. Round Bar Steel A. Air Bleed
c. Rotor
Alat ini berfungsi untuk merubah tenaga putaran (torque) menjadi energi
kinetik.
Gambar 2.9 Rotor Kompressor [7] Keterangan :
1. Front Hollow Shaft 5. Turbine Wheel 2. Balancing Planes 6. Rear Hollow Shaft 3. Compressor Wheel 7. Tie Rod
d. Compressor Outlet Diffuser
Alat ini berfungsi untuk merubah energi kinetik yang dihasilkan dari
pemampatan aliran udara menjadi tekanan statis dengan kemungkinan effisiensi
tertinggi.
Gambar 2.10 Compressor Outlet Difusser [7] Keterangan :
1. Compressor Stationary Blade Carrier III 2. Compressor Stationary Blade Ring 3. Outer Shell
4. Flow Baffle
e. Compressor Rotor Blades
Alat ini berfungsi untuk merubah energi mekanis menjadi energi kinetik dan
energi potensial, dan jika dihubungkan dengan stator blades akan meningkatkan
tekanan udara.
Gambar 2.11 Compressor Rotor Blade [7] Keterangan :
1. Blade Root 3. Rotor Blade 5.Wheel
2. Airfoil 4. Caulked End
f. Compressor Stator Blades
Alat ini berfungsi untuk membelokkan aliran udara yang melewati blade
passages dalam arah yang berlawanan menjadi searah dengan putaran rotor.
g. Compressor Shaft Glands
Pada compressor inlet, alat ini berfungsi untuk mencegah pipa saluran masuk
h. Compressor Bearing Housing
Alat ini berfungsi untuk melindungi rotor dan berfungsi juga sebagai pondasi
untuk compressor/turbin
Gambar 2.12 Combined Journal Bearing [7]
2.2.2.3 Combustion Chamber
Pada setiap gas turbin, energi kimia yang tersimpan dalam bahan bakar harus
terlebih dahulu diubah menjadi energi panas. Kemudian panas yang dihasilkan dari
perubahan energi kimia tersebut di konversikan menjadi energi mekanik pada turbin.
Energi mekanik yang dihasilkan turbin digunakan untuk menggerakkan kompresor
dan generator untuk menghasilkan energi listrik. Proses perubahan energi kimia yang
tersimpan dalam bahan bakar menjadi energi panas berlangsung di ruang
pembakaran yang disebut dengan combustion chamber. Dua buah combustion
chamber terletak pada posisi vertikal yang berada di kedua sisi turbin dan
disambungkan ke lateral flanges pada casing turbin. Desain ini memungkinkan udara
bertekanan yang berasal dari kompressor terkumpul ke combustion chambers lalu ke
turbin. Udara bertekanan dari kompressor mengalir melalui rongga udara panas yang
terdapat diantara pressure jacket dan inner cassing .Udara panas tersebut menjadi
Combustion chamber mempunyai enam unit burner yang terpisah satu sama
lain dan dapat dioperasikan dengan menggunakan bahan bakar gas, HSD maupun
dengan keduanya. Konsumsi bahan bakar untuk bahan bakar gas pada kondisi beban
rendah yaitu 9,16 kg/s sedangkan pada beban puncak yaitu 9,56 kg/s. Dan konsumsi
bahan bakar untuk bahan bakar HSD pada kondisi beban rendah yaitu 9,63 kg/s
sedangkan pada kondisi beban puncak sebesar 10,05 kg/s. Data teknis dari komponen
combustion chamber dengan seluruh komponennya didapat berat keseluruhan yaitu
23.608 kg. Panas yang dihasilkan pada proses pembakaran di combustion chamber
berkisar 1100ºC.
Keterangan :
B. Annular Space for Compressor Air
C. Variable Air Openings
D. Annular Space for Primary Air E. Annular Space for Primary Air a. Fuel Oil Supply Flow/Cooling Air Supply
b. Fuel Oil Return Flow c. Hot Gas Inlet for Diffusion
Komponen – Komponen yang Mendukung Combustion Chamber a. Pressure Jacket
Pressure jacket terletak pada bagian terluar dari combustion chamber. Pressure
jacket memiliki ketahanan terhadap tekanan dalam dan menjadi penentu dari letak
komponen - komponen dibagian dalam.Udara bertekanan yang berasal dari
kompressor di alirkan melalui rongga antara pressure jacket dan inner casing. Udara
Gambar 2.14 Pressure Jacket[7]
Keterangan :
1. Nozzle 13. Nozzle
2. Dome 14. Nozzle for lights receivers 3. Lifting Eye 15. Centering Piece
4. Protective Liner 16. Bolt 5. Flanged Pipe 17. Guide Pin 6. Support Leg
7. Flange A.Penetration For Burner Assembly 8. Flange B. Manhole
9. Hex Nut C. Air Inlet 10. Bolt
11. Stud
b. Internal Parts
Internals parts dari combustion chamber berfungsi mengisolasi ruangan dimana
gas pembakaran dihasilkan, dicampur dan diteruskan ke inlet turbine. Permukaan
dalam dari ruang bakar dilapisi oleh lapisan keramik/batu tahan api.
Gambar 2.15 Internal Parts [7]
Keterangan :
1. Outer Top Plate A. Hot Gas Outlet
2. Inner Top Plate B.Openinng Of Burner Assembly
3. Insert C. Manhole
4. Frame Work D. Variable Secondary Opening 5. Flame Tube Top Plate
6. Flame Tube 7. Rib
9. Tile
10. Sealing Plate 11. Ring
12. Guide Piece 13. Mixing Chamber 14. Trunions
15. Brick Holder 16. Adjusting Ring 17. Brick Holder 18. Trunions
c. Burner Assembly
Burner assembly digunakan untuk mendistribusikan bahan bakar dengan takaran
yang tepat sehingga memudahkan pencampuran dengan udara bertekanan sehingga
pembakaran yang dihasilkan sempurna. Burner assembly dapat dioperasikan dengan
menggunakan dua jenis bahan bakar yaitu bahan bakar gas dan HSD maupun
Gambar 2.16 Burner Assembly For Liquid And Gaseous Fuels [7] a. fuel oil return flow b. fuel oil supply
c. ignition gas inlet
d. gas outlet from the igniter
e. gas outlet from the fuel gas burner f. air inlet into the diagonal swirler g. air inlet into the axial swirler h. gas inlet into the fuel gas burner A.ring zone for fuel gas
d. Air Mixing Adjustment
Air mixing adjustment berfungsi mengontrol campuran udara yang memasuki
ruang bakar/combustion chamber sebagai udara primer.
Gambar 2.17 Air Mixing Adjustment [7] Ketearangan
1. Adjusting Ring 2. Lever
3. Gearbox
e. Manhole With Inspecting Tube
Manhole berfungsi agar operator dalam melakukan inspeksi dapat melihat bagian
dalam dari ruang bakar dan bagian atas dari turbin. Lubang untuk inspeksi pada
manhole cover memungkinkan proses pembakaran dapat diamati.
Gambar 2.18 Manhole With Inspecting Tube [7]
Keterangan
1. Mixing Chamber 8. Inspecting Tube 2. Pressure Jacket 9. Packing
3. Manhole Cover 10. Packing
4. Bolt 11. Quartz Lens I
5. Support Arm 12. Quartz Lens Ii 6. Funnel
2.2.2.4 Turbine
Fungsi dari turbin adalah mengubah energi dari gas yang dibangkitkan dari
ruang bakar menjadi energi mekanik berupa putaran poros turbin
Komponen – komponen yang mendukung Turbin :
a. Rotor
Alat ini berfungsi untuk merubah energi kinetik menjadi tenaga putaran (torque).
Gambar 2.19 Turbine Rotor [7] Keterangan :
1. Front hollow shaft 2. Balancing planes 3. Compressor wheel 4. Central hollow shaft 5. Turbine wheel 6. Rear hollow shaft 7. Tie rod
b. Turbine Stationary Blade Assembly
Alat ini berfungsi untuk mengatur/menjaga agar stationary blade tetap pada
posisinya dan meneruskan atau mentransmisikan gaya reaksi dan tekanan yang
dihasilkan akibat aliran udara ke casing terluar (outler casing).
a. Turbine Rotor Blade
Alat ini berfungsi untuk merubah energi thermal dari uap panas menjadi energi
mekanis.
Gambar 2.21 Turbine Rotor Blade [7] Keterangan :
1. Cooling air inlet, 1st stage rotor blade 2. Trailing edge holes, 1st stage rotor blade 3. Air foil
4. Blade platform 5. Blade root
b. Turbine Stator Blades
Bersama dengan rotor blades turbine, stator blades merubah energi yang
dihasilkan dari fluida kerja menjadi energi mekanis.
Gambar 2.22 Turbine Stator Blade [7] KeteranganGambar :
1. Outer shroud 2. Airfoil 3. Inner shroud 4. Holes 5. Paritition
c. Turbine Shaft Glands
Alat ini berfungsi untuk meminimalisasi kehilangan jarak dan mencegah uap
panas keluar melewati ruangan antara stationary blade assembly dan rotor.
d. Turbine Bearing Housing
e. Exhaust Gas Diffuser
Alat ini berfungsi sebagai saluran gas buang dari turbin menuju cerobong asap
(stack).
Gambar 2.23 Exhaust Gas Diffuser [7] Keterangan:
1. Bellows expansion joint 2. Blow off pipe
connection
3. Conical shell course
4. Bellows expansion joint 5. Blow off pipe
2.3Refrigerasi
2.3.1Sejarah Refrigerasi
Sejarah awal refrigerasi dahulu sangat lekat dengan upaya manusia untuk
mengawetkan makanannya, setidaknya sampai ditemukannya refrigerasi mekanik
yang kemudian membawa refrigerasi dari satu topik isu ke topik isu lainnya. Di masa
lalu (diantaranya) manusia menyimpan makanannya di dalam gua atau batu-batu
yang dindingnya dingin secara alami. Dalam koleksi puisi China kuno, Shi Ching,
terdapat catatan penggunaan gudang es bawah tanah pada tahun 1000 SM.
Orang-orang Yunani dan Romawi dulu telah membuat gudang salju bawah tanah, di mana
mereka menyimpan salju yang telah dipadatkan danmenginsulasinya dengan rumput,
tanah, dan pupuk kotoran hewan. Pada tahun 1823, Cagniar De La Tour (seorang
berkebangsaan Prancis) melakukan penelitian tentang tingkat keadaan kritis dari gas
eter. Setahun kemudian, Humphrey Davy dan asistennya M. Faraday (dari Inggris)
berhasil menemukan cara mencairkan gas ammonia, mereka adalah orang yang
pertama kali menemukan hal itu. Kemudian pada tahun 1824, prinsip dasar siklus
refrigerasi dikembangkan oleh N.L.S.Carnot yang mempublikasikan tentang teori
termodinamikanya. Beberapa tahun kemudian, yaitu pada tahun 1897 Joseph Mc.
Creaty membuat dan memantapkan instalasi alat pendingin. Pada waktu itu, instalasi
tersebut diberi nama mesin pencuci udara (air washer), yaitu suatu sistem pendingin
yang mempergunakan percikan air. Sedangkan Dr. Willis Haviland Carrier (USA,
1906), merupakan orang pertama yang berhasil membuat alat temperatur dan
kelembaban udara. Dia berhasil menyagarkan udara dari sebuah percatakan dengan
menggunakan sistem pencuci udara dengan cara mendinginkan dan menjenuhkan
udara sampai mencapai mencapai titik embunnya. Teori termodinamika yang
dihasilkan olehnya itu dikemukakan pada pertemuan The American Society of
2.3.2Sistem Refrigerasi
Sistem Refrigerasi adalah suatu proses penarikan atau pemindahan panas dari
suatu benda atau ruangan sehingga temperatur benda atau ruangan tersebut lebih
rendah dari temperatur lingkungannya, sistem ini akan selalu berhubungan dengan
proses aliran dan perpindahan panas.
Gambar 2.24 Proses Pemindahan Panas [26]
Secara prinsip sistem ini merupakan kebalikan dari siklus mesin kalor (heat
engine) dan jika dilihat dari tujuannya maka alat dengan siklus refrigerasi dibagi
menjadi dua yaitu refrigerator yang berfungsi untuk mendinginkan media dan heat
pump yang berfungsi untuk memanaskan media.
Sistem refrigerasi jika dibagi menurut metode pendinginannya adalah:
a) Refrigerasi Mekanik
Refrigerasi yang dalam proses sistem pendinginannya menggunakan sumber utama
tenaga mesin penggerak atau alat mekanik lainnya
Contoh: Refrigerasi Kompresi Uap, Siklus Udara, Kriogenik dan Siklus Sterling
b) Refrigerasi Non Mekanik
Refrigerasi yang dalam proses sistem pendinginannya tidak menggunakan mesin
penggerak sebagai sumber utama tenaganya.
Contoh : Refrigerasi Absorpsi, Thermoelektrik, Thermoakustik, steam jet, heat pipe
2.4Refrigerasi Absorpsi
Sistem refrigerasi yang palingsering ditemukan adalah yang menggunakan
kompresor atau lebih dikenal dengan refrigerasi kompresi uap, metode-metode
refrigerasi lain menjadi jarang dikenal. Diantara banyak tipe yang kurang dikenal,
mungkin sekali ada yang praktis dan layak dipakai, sekaligu sekonomis, salah
satunya adalah sistem refrigerasi absorpsi yang dikembangkan oleh Ferdinand Carré
dari Perancis, yang kemudian mendapat paten di Amerika Serikat pada tahun 1860.
Sejarah mesin pendingin absorbsi dimulai pada abad ke-19 mendahului jenis
kompresi uap dan telah mengalami masa kejayaannya sendiri. Siklus pendinginan
absorbsi mirip dengan siklus pendinginan kompresi uap. Perbedaan utama kedua
siklus tersebut adalah gaya yang menyebabkan terjadinya perbedaan tekanan antara
tekanan penguapan dan tekanan kondensasi serta cara perpindahan uap dari wilayah
bertekanan rendah ke wilayah bertekanan tinggi. Jika siklus refrigerasi menggunakan
satu jenis fluida kerja sebagai refrigeran, maka pada siklus absorpsi menggunakan
larutanyang terdiri dari dua zat, masing masing disebut pelarut dan terlarut. Zat yang
umum di pakai sebagai pelarut adalah air (H2O) dan zat terlarut biasanya Amonia
atau Garam Bromida LiBr (Lithium Bromide). Sistem absorpsi hampir sama dalam
beberapa hal dengan sistem kompresi uap. Sistem kompresi uap menggunakan
kompressor untuk keperluan tersebut dengan menggunakan energi listrik, jika sistem
absorpsi menggunakan absorber, generator, katup throttle dan pompa untuk fungsi
yang sama seperti kompressor, tetapi energi yang digunakan adalah energi panas.
2.4.1Prinsip Kerja Refrigerasi Absorpsi
Prinsip kerja dari sistem refrigerasi absorpsi pada dasarnya sama seperti sistem
kompresi uap, tetapi untuk menggantikan fungsi kompresor (yang memerlukan energi
terbesardalam kompenen sistem refrigerasi kompresi uap) seperti yang digunakan di
dalam sikluskompresi uap, digunakan tiga komponen di dalam siklus absorpsi; yakni
refrigerasi konvensional, energi mekanik yang diperlukan oleh refrigerasi absorpsi
sangat kecil. Diagram refrigerasi absorpsi efek tunggal dapat dilihat pada berikut ini:
Gambar 2.25 Siklus Refrigerasi Absorpsi [18]
Pada Gambar 2.26 seperti halnya siklus refrigerasi kompresi uap, efek
pendinginan pada siklus absorpsi juga terjadi pada sisi evaporator. Untuk
menggantikan kompresor seperti yang digunakan di dalam siklus kompresi uap,
digunakan tiga komponen di dalam siklus absorpsi; yakni absorber, pompa, dan
generator. Absorber berfungsi untuk menyerap uap refrigeran ke dalam absorben,
sehingga keduanya bercampur menjadi larutan. Karena reaksi di dalam absorber
adalah eksotermik (mengeluarkan panas), maka perlu dilakukan proses pembuangan
panas dari absorber. Tanpa dilakukannya proses pembuangan panas, kelarutan
(solubility) uap refrigeran ke dalam absorben akan rendah. Selanjutnya, larutan
tersebut dipompa ke generator. Dalam perjalanan menuju generator, larutan
dilewatkan di dalam penukar kalor untuk meningkatkan temperatur (preheating).
Daya pompa yang diperlukan sangat kecil, sehingga dalam perhitungan COP siklus
absorpsi, daya ini biasanya diabaikan. Di dalam generator, larutan dipanaskan hingga
memasuki kondensor. Proses selanjutnya tidak berbeda dengan siklus kompresi uap,
yakni kondensasi, penuruan tekanan (melalui mekanisme penghambat aliran - flow
restrictor), dan evaporasi.
2.4.2Keuntungan Refrigerasi Absorpsi
Hanya refrigeran dan absorben yang bergerak, sehingga operasi siklus tenang
dan tahan lama. Motor pompa, mesin, atau turbin yang digunakan lebih kecil
dibanding yang digunakan pada sistem kompresi untuk kapasitas yang sama. Tidak
dibutuhkan daya listrik yang besar meskipun biasanya pompa yang digunakan
digerakkan oleh motor. Unit refrigerasi absorpsi dapat dioperasikan pada tekanan dan
temperatur evaporator yang lebih kecil, dengan penurunan yang kecil dan pada sistem
kompresi, penurunan tekanan evaporator mengakibatkan penurunan kapasitas sistem
secara signifikan. Pada beban refrigerasi yang lebih kecil, unit absorspi memiliki
efisiensi yang sama besarnya dengan kapasitas penuh. Pengendalian variasi beban
dilakukan dengan pengaturan jumlah refrigeran dan absorben yang disirkulasikan di
dalam system, jika refrigeran tidak sepenuhnya diuapkan di evaporator, tidak terjadi
efek yang buruk selain membuat sistem sedikit tidak stabil secara temporer. Namun,
pada sistem kompresor, hal itu dapat membahayakan kompresor dan membutuhkan
pengukuran preventif yang mendalam; Unit absorpsi dapat dibuat dengan kapasitas
lebih besar dari 1000 ton— nilai kapasitas terbesar dari unit kompresor. Dengan
pengecualian untuk aplikasi rumah tangga, secara umum sistem absorpsi butuh ruang
lebih besar. Namun, unit dapat diletakkan di luar ruangan dan disusun vertikal
2.5Hubungan Temperatur Udara Lingkungan dengan Gas Turbin 2.5.1 Energi Yang Terjadi Pada Gas Turbin
Hukum Kekekalan Energi
Hukum kekekalan energi (Hukum Termodinamika 1) menyatakan bahwa energi tidak
dapat diciptakan atau dimusnahkan tetapi dapat berubah bentuk dari bentuk energi
yang satu ke berntuk energi yang lain.
Proses Perubahan Energi.
Proses perubahan energi dari energi yang dikandung oleh bahan bakar, seperti High
Speed Diesel (HSD), Marine Fuel Oil (MFO) maupun gas pada PLTG menjadi energi
listrik mengalami beberapa proses. Bahan bakar yang merupakan bentuk dari energi
kimia dirubahkan dalam ruang bakar menjadi energi panas. Energi panas tersebut
diterima oleh udara sehingga udara + bahan bakar tersebut berubah wujud menjadi
gas. Gas yang mempunyai energi panas selanjutnya mendorong sudu-sudu turbin
sehingga menjadi energi kinetik. Sudu-sudu turbin memutar poros turbin memutar
poros turbin poros generator. Putar poros generator (rotor) mengubah energi mekanik
menjadi energi listrik.
Gambar 2.26 Proses Konversi Energi pada PLTG [12]
Menurut Hukum Gas Charles (Charles Law), tentang gas menyatakan bahwa
kerapatan udara akan berbandinglurus dengan tekanan pada temperatur konstan dan
Dimana,
ρ = Kerapatan udara (kg/m3) P = Tekanan udara statis (hpa)
T =Temperatur absolute 287 (J/Kmol) R= Konstanta Gas (J/K mol).
Tekanan statis (Static Pressure) adalah tekanan udara di sekeliling kita, dalam udara
terbuka dan dalam kondisi diam. Tekanan statis ini akan bekerja kesegala arah
dengan besar yang sama.
Dari Hukum Gas Charles diatas, bisa kita simpulkan pada tekanan udara statis
dan konstanta gas tetap, jika temperatur udara mengalami penurunan maka kerapatan
udara akan meningkat. Jika kerapatan udara semakin tinggi, maka energi kinetik yang
terjadi pada kompressor akan semakin besar dan kerja turbin untuk memutar
kompressor akan berkurang. Pengurangan kini berdampak langsung pada kenaikan
kerja turbin untuk memutar generator dan hal ini langsung mempengaruhi daya
output yang dihasilkan. Berikut grafik efek temperatur lingkungan dengan kondisi
ISO terhadap gas turbin:
2.6Siklus Thermodinamika Gas Turbin
Siklus ini merupakan siklus daya termodinamika ideal untuk turbin gas, sehingga
saat inisiklus ini yang sangat populer digunakan oleh pembuat mesin turbine atau
manufacturer dalam analisa untuk performance upgrading. Siklus Brayton ini terdiri
dari proses kompresi isentropik yang diakhiri dengan proses pelepasan panas pada
tekanan konstan.
Gambar 2.28 Sistem Gas Turbin [1]
Jika kita asumsikan efisiensi kompresor
η
c dan efisiensi turbinη
t pada siklusBryton tiap-tiap keadaan proses dapat dianalisa secara berikut:
Gambar 2.30 Diagram TS Turbin Gas Sederhana [1] Untuk rasio kompresi:
r
p = ...(1)dimana P1 = inlet kompresor
P2 = outlet kompresor.
Untuk isentropic efficiency kompresor dan turbin dibesaran 85 dan 90% (Rahman et
al., 2011):
ɳ
c = ……….(2)dimana T1 : temperatur in compressor
T2 : temperatur out compressor
T2s: temperatur isentropic compressor output
……….(3)
……….(4)
Dimana
γ
a : 1.4 danγ
g : 1.33Untuk kerja kompressor (Wc) dimana faktor pendinginan pada blade tidak dihitung:
….(5)
Dimana Cpa adalah panas spesifik dari udara yang didapatkan dari persamaan (6) dan
η
m adalah efisiensi mekanik kompresor dan turbin (Rahman et al., 2011).= 1.0189x103–0.13784 +1.9843x10-4 2+4.2399x10-7 3–3.7632x10-10 4..(6)
dimana
in Kelvin
Untuk panas spesifik pada gas buang (Cpg) (Naradasu et al 2007)
= 1.8083-2.3127x10-3T+4.045x10-6T2-1.7363x10-9T3…(7)
Untuk kesetimbangan energi di combustion chamber adalah:
ṁ +ṁ xLHV+ṁ =(ṁ ṁ ) xTIT...(8)
Dimana
ṁ = laju aliran masa udara (Kg/s) LHV = low heating value
T3 = TIT = Turbine Inlet Temperature Cpf = Panas spesifik bahan bakar Tf = Temperatur bahan bakar
Setelah menggunakan persamaan 8, nilai rasio bahan bakar bisa didapatkan dengan:
f =ṁ
ṁ
=
…(9)Temperatur exhaust gas turbin didapatkan dari persamaan:
...(10)
Kerja shaft turbin (Wt) didapatkan dari persamaan:
..(11)
Untuk kerja besih turbin (Wnet) didapatkan dari persamaan:
= - !…(12)
Untuk power output gas turbin:
P = ṁ - …(13)
Untuk menentukan Spesific Fuel Consumtion (SFC) didapat dari persamaan:
SFC ="#$$
%&'(
Panas yang terjadi:
..(15)
Untuk efisiensi gas turbin(Ibrahim et al., 2010):
ɳth =
%&'() **…(16)
Heat Rate adalah panas yang dikonsumsi untuk menghasilkan energi listrik dapat
dihitung dengan (Saravanamuttoo et al., 2009):
HR ="#$$
ɳth …(17)
Dari perhitungan secara termodinamika diatas, dapat terlihat pengaruh dari
turunnya nilai temperatur ambient (T1) terhadap kenaikan efisiensi gas turbin
a) Naiknya daya output turbin (MW)
b) Penurunan Heat Rate yang berdampak pada penurunan nilai SFC yang
berdampak langsung kepada penurunan konsumsi bahan bakar (Kg/s)
c) Penurunan nilai emisi gas buang Cox dan CO2
d) Meminimalisir pengaruh lingkungan terhadap performance turbin
e) Menurunkan temperatur exhaust turbin
2.7 Emisi Gas Buang
Pencemaran udara atau emisi gas buang disebabkan oleh sumber bergerak dan
sumber tidak bergerak yang meliputi sektor transportasi, industri, dan domestik.
Faktor lainnya yang secara tidak langsung berpengaruh terhadap terjadinya
pencemaran udara adalah pertumbuhan penduduk, laju urbanisasi. yang tinggi,
masyarakat mengenai pencemaran udara. Pencemaran udara merupakan salah satu
permasalahan lingkungan yang serius di Indonesia saat ini, sejalan dengan semakin
meningkatnya jumlah kendaraan bermotor dan peningkatan ekonomi transportasi.
Pencemaran udara adalah masuknya atau tercampurnya unsur-unsur berbahaya ke
dalam atmosfir yang dapat mengakibatkan terjadinya kerusakan lingkungan sehingga
menurunkan kualitas lingkungan. Dengan demikian akan terjadi gangguan pada
kesehatan manusia. Terdapat dua jenis sumber pencemaran udara, yang pertama
adalah pencemaran akibat sumber alamiah (natural sources) seperti letusan gunung
berapi dan yang kedua berasal dari kegiatan manusia (anthropogenic sources) seperti
yang berasal dari transportasi, emisi pabrik, dan lain-lain.
Menurut Harssema dalam Mulia (2005), pencemaran udara diawali olehadanya
emisi.Emisi merupakan jumlah polutan atau pencemar yang dikeluarkan
keudaradalam satuan waktu. Emisi dapat disebabkan oleh proses alam
maupunkegiatan manusia.
Ada beberapa jenis pencemaran udara, yaitu (Sunu, 2001):
1. Berdasarkan bentuk
a. Gas, adalah uap yang dihasilkan dari zat padat atau zat cair
karenadipanaskan atau menguap sendiri. Contohnya: CO2, CO, SOx,
NOx.
b. Partikel, adalah suatu bentuk pencemaran udara yang berasal dari
zarah-zarahkecil yang terdispersi ke udara, baik berupa padatan, cairan,
maupunpadatan dan cairan secara bersama-sama. Contohnya: debu, asap,
kabut danlain-lain.
2. Berdasarkan gangguan atau efeknya terhadap kesehatan
a. Irritansia, adalah zat pencemar yang dapat menimbulkan iritasi
jaringantubuh, seperti SO2, Ozon, dan Nitrogen Oksida.
b. Aspeksia, adalah keadaan dimana darah kekurangan oksigen dan
tidakmampu melepas Karbon Dioksida. Gas penyebab tersebut seperti
c. Anestesia, adalah zat yang mempunyai efek membius dan
biasanyamerupakan pencemaran udara dalam ruang. Contohnya;
Formaldehide danAlkohol.
d. Toksis, adalah zat pencemar yang menyebabkan keracunan.
Zatpenyebabnya seperti Timbal, Cadmium, Fluor, dan Insektisida.
Karena sistem penurunan temperatur udara masuk kompresor berbanding lurus
dengan konsumsi bahan bakar, maka berdampak juga pada emisi gas buang yang