BAB II
PENGELOLAAN KASUS
2.1. Konsep Dasar Kebutuhan Istirahat dan Tidur
Istirahat dan tidur merupakan kebutuhan dasar manusia yang merupakan
mekanisme untuk memulihkan tubuh dan fungsinya, memelihara energi dan
kesehatan, memelihara manfaat untuk memperbaharui & memulihkan tubuh baik
secara fisik maupun emosional serta diperlukan untuk bertahan hidup (Foreman &
Wykle, 1995). Tidur adalah keadaan relatif tanpa sadar yang penuh ketenangan tanpa
kegiatan yang merupakan urutan siklus berulang-ulang dan masing-masing
menyatakan fase kegiatan otak dan badaniah yang berbeda (Lilis, Taylor & Lemone,
2001). Sehingga tanpa tidur yang cukup, kemampuan seseorang untuk berkonsentrasi
membuat keputusan serta melakukan kegiatan sehari-harinya dapat menurun (Potter
& Perry, 2005).
2.2. Asuhan Keperawatan pada Masalah Kebutuhan Istirahat dan Tidur
2.2.1. Pengkajian keperawatan
Pengkajian keperawatan adalah proses sistematis dari pengumpulan, verifikasi
dan komunikasi data tentang klien. Tujuan dari pengkajian adalah menetapkan dasar
data tentang kebutuhan, masalah kesehatan, pengalaman yang berkaitan, praktik
kesehatan, tujuan, nilai dan gaya hidup yang dilakukan klien (Potter & Perry, 2005).
Pengkajian keperawatan menurut hidayat (2006) pada masalah kebutuhan
istirahat dan tidur, antara lain : riwayat tidur, gejala klinis, dan penyimpangan tidur.
1. Riwayat Tidur
Pengkajian riwayat tidur antara lain: kuantitas (lama tidur) dan kualitas
tidur, aktivitas dan rekreasi yang dilakukan sebelumnya, kebiasaan
sebelum ataupun pada saat tidur, obat yang dikonsumsi sebelum tidur,
asupan dan stimulan, perasaan pasien mengenai tidurnya, apakah ada
2. Gejala klinis
Gejala klinis ditandai dengan perasaan lelah, gelisah, emosi, apatis,
adanya kehitaman didaerah sekitar mata, kelopak mata bengkak,
konjungtiva merah, dan mata perih, perhatian tidak fokus, serta sakit
kepala.
3. Penyimpangan tidur
Penyimpangan tidur meliputi perubahan tingkah laku dan auditorik,
meningkatnya kegelisahan, gangguan persepsi, halusinasi visual, dan
auditorik, bingung dan disorientasi tempat dan waktu, gangguan
koordinasi, serta bicara rancu, tidak sesuai, dan intonasinya tidak teratur.
2.2.2. Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang menguraikan respon aktual atau
potensial klien terhadap masalah kesehatan yang perawat mempunyai izin dan
berkompeten untuk mengatasinya (Potter & Perry, 2005).
Diagnosa keperawatan biasanya terdiri dari tiga komponen yaitu respon
manusia (atau masalah), faktor yang berhubungan, serta tanda dan gejala (Iyer &
Camp, 2004).
Diagnosa keperawatan pada masalah kebutuhan istirahat dan tidur adalah
sebagai berikut:
1. Gangguan pola tidur berhubungan dengan:
- Proses penuaan
- Kerusakan transpor oksigen
- Kerusakan eliminasi
- Pengaruh obat
- Immobilitas
- Pola aktivitas siang hari
- Nyeri
- Kecemasan
2. Cemas berhubungan dengan ketidakmampuan untuk tidur, henti napas saat
tidur (sleep apnea).
3. Koping individu tidak efektif berhubungan dengan insomnia.
4. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan somnabolisme.
5. Gangguan konsep diri berhubungan dengan penyimpangan tidur
hipersomnia.
Kemungkinan data yang ditemukan:
- Perubahan penampilan dan perilaku.
- Iritabilitas atau letargi.
- Sering menguap.
- Lingkaran hitam disekitar mata
- Perubahan tingkat aktivitas
- Mata/ konjungtiva merah
2.2.3. Perencanaan Keperawatan
Perencanaan adalah kategori dari perilaku keperawatan dimana tujuan yang
berpusat pada klien dan hasil yang diperkirakan ditetapkan dan intervensi
keperawatan dipilih untuk mencapai tujuan tersebut (Potter & Perry, 2005).
Tujuan dari perencanaan keperawatan pada masalah kebutuhan istirahat dan
tidur ialah untuk mempertahankan kebutuhan istirahat dan tidur dalam batas normal,
penurunan waktu mulai tidur dan peningkatan jumlah jam tidur malam serta secara
verbal klien mengatakan dapat lebih rileks dan lebih segar saat terbangun dari tidur
Rencana Tindakan Keperawatan pada Gangguan Pola Tidur
Intervensi Rasional
1. Lakukan pengkajian masalah gangguan
tidur klien, Karakteristik, dan penyebab
kurang tidur.
2. Anjurkan klien untuk mengurangi
distraksi lingkungan dan hal-hal yang
dapat mengganggu tidur.
3. Anjurkan klien untuk tidur dengan posisi
yang nyaman, seperti posisi setengah
duduk(semifowler).
4. Anjurkan klien untuk meningkatkan
aktivitasnya pada siang hari.
5. Anjurkan klien untuk mengurangi
aktivitas sebelum tidur.
6. Anjurkan klien untuk tidak banyak tidur
pada siang hari.
7. Anjurkan klien makan yang cukup satu
jam sebelum tidur.
8. Berikan pengetahuan kesehatan kepada
klien tentang jadwal tidur, cara
mengurangi stres dan cemas serta latihan
relaksasi.
1. Memberikan informasi dasar
dalam menentukan rencana
perawatan.
2. Mengurangi gangguan saat tidur.
3. Meningkatkan tidur
4. Menghindari tidur siang yang
berlebihan.
5. Dapat mempercepat klien untuk
masuk pada tahap tidur.
6. Tidur siang hari dapat
menyebabkan malamnya tidak bisa
tidur
7. Meningkatkan tidur
2.3. ASUHAN KEPERAWATAN KASUS
2.3.1. Pengkajian Keperawatan
I. Identitas
a. Nama : Tn.M
b. Tempat/ tanggal lahir : Tanjung Balai, 24 Mei 1942
c. Jenis Kelamin : Laki-laki
d. Status Perkawinan : Menikah
e. Agama : Islam
f. Suku : Melayu
g. Pendidikan : SD
h. Pekerjaan : Wiraswasta
i. Alamat : Jl. Garu IIB Gg. Amal No.43 Lingkungan XII
kelurahan Harjosari I Medan Amplas
Komposisi Keluarga Lansia : Tn.M memiliki tiga orang anak yang terdiri
dari dua orang anak perempuan dan seorang anak laki-laki, ketiga anak Tn.M
telah berkeluarga
II. Riwayat kesehatan keluarga? Genogram
Keterangan: : Tinggal serumah
: Laki-laki : Tn.M
: Perempuan , : Meninggal Tn.M
71Thn
III. Riwayat Kesehatan saat ini
Tn.M saat ini menderita Hipertensi. Kadang ia merasa sesak napas saat tidur
dimalam hari, ia juga mengeluh nyeri pada persendiannya.
IV. Riwayat kesehatan masa lalu
Tn.M mengatakan bahwa ia dulu pernah dirawat dirumah sakit karena
terjatuh dari atap rumah yang menyebabkan lengan kirinya patah, ia dirawat
dirumah sakit ±2 bulan.
V. Riwayat sehari-hari
a. Persepsi lansia terhadap sehat sakit
Tn.M mengatakan sehat itu saat tubuh merasa segar dan bisa bekerja,
sedangkan sakit adalah saat dia tidak bisa bekerja seperti biasanya.
b. Kebiasaan
Keseharian Tn.M ialah berjualan dirumah. Ia terbiasa dengan tidur pada
siang hari ±2jam.
c. Pola nutrisi
Tn.M makan tiga kali sehari yaitu sarapan pagi dengan
nasi+sayur+telur+teh manis, makan siang dengan nasi+sayur+ikan dan
makan malam dengan nasi+sayur+ikan. Pada saat makan ia tidak memiliki
keluhan-keluhan. Ia selalu menghabiskan porsi makan dan minum air
putih sekitar 1,5-2 liter perhari.
d. Pola istirahat/ tidur
Tn.M mulai tidur pukul 22.00 wib. Saat tidur, ia sering terbangun. Ia
mengatakan terbangun karena merasa tidurnya kurang nyenyak dan
kadang-kadang terbangun karena sesak napas. Biasanya ia terbangun pada
pukul 02.00 wib dan pukul 04.00 wib. Apabila terbangun pada pukul 02.00
wib, ia berusaha untuk melanjutkan tidurnya kembali, akan tetapi sulit
untuk dapat tertidur kembali dan apabila ia terbangun pada pukul 04.00 wib
e. Pola eliminasi
Tn.M mengatakan BAK lancar tidak ada hambatan,tidak inkontinen. Ia
mengatakan biasanya setiap pagi ia selalu BAB, tidak mengalami
konstipasi.
f. Kebiasaan olahraga
Tn.M tidak melakukan olahraga.
g. Kemampuan melakukan aktifitas
aktivitas sehari-hari Tn.M ialah berjualan dirumah dan melakukan
pekerjaan rumah seperti menyapu.
h. Rekreasi
Tn.M biasanya menonton TV sama cucu-cucunya. Ia mengatakan jarang
berpergian atau rekreasi.
VI. Riwayat psikologi
Tn.M merasa senang jika cucu-cucunya datang kerumahnya
VII. Riwayat sosial
Tn.M mengikuti pengajian para teman sebaya yang diadakan setiap kamis
malam. Ia juga bersosialisasi dengan tetangga disekitar rumahnya.
VIII. Riwayat spiritual dan kultural
Tn.M menganut agama islam, ia rutin melaksanakan ibadah sholat baik
dirumah maupun di mesjid.
IX. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum
Tn.M tampak sesak dan mengantuk. Tingkat kesadaran Compos Mentis.
kulit bersih, berbicara lancar dan jelas, kuku tangan dan kuku kaki
b. Tanda-tanda vital
TD : 150/100 mmHg Nadi : 96 x/i
RR : 24 x/i T : 370C
c. Pemeriksaan head to toe
1. Kepala dan rambut
a. Kepala
o Bentuk : simetris
o Kulit kepala : kulit kepala tampak bersih
b. Rambut
o Penyebaran dan keadaan rambut : penyebaran rata dan rambut
tampak sudah beruban.
o Bau : rambut terasa bau keringat
2. Mata
o Bentuk : simetris
o Ketajaman penglihatan : kurang baik, penglihatan kabur
dan tidak jelas
o Konjungtiva : anemia (-)
o Skela : tidak ikterus
o Pupil : isokor (kanan dan kiri)
o Pemakai alat bantu : tidak memakai alat bantu
penglihatan
3. Hidung
o Bentuk : simetris
o Fungsi penciuman : baik, dapat membedakan bau
o Perdarahan : tidak ada perdarahan
4. Telinga
o Lubang telinga : terdapat serumen (dalam
batas normal)
o Ketajaman pendengaran : kurang baik karena proses
penuaan
5. Mulut dan faring
o Keadaan bibir : lembab
o Keadaan gigi dan gusi : tidak ada perdarahan gigi dan
gusi, gigi tampak bersih dan
tidak lengkap
o Keadaan lidah : tidak ada tanda perdarahan
6. Leher
o Tyroid : tidak tampak perbesaran pada
kelenjar
o Suara : jelas
o Nadi : teraba
d. Pemeriksaan integumen
o Kebersihan klien : klien tampak bersih dan rapi
o Warna : kulit kuning langsat
o Turgor : turgor kulit cepat kembali
o Kelembaban : kulit lembab sedikit keriput
e. Pemeriksaan payudara dan ketiak
Tidak dilakukan pemeriksaan.
f. Sistem pernafasan
o Frekuensi : 24 x/i
o Irama nafas : teratur
o Tanda kesulitan bernafas : tidak ada
o Perkusi : resonan
o Auskultasi : suara nafas teratur
g. Sistem kardiovaskuler
o Tekanan darah : 150/100 mmHg
o Nadi : 96 x/i
o Inspeksi : kulit normal (tidak pucat)
o Palpasi : -
o Perkusi : dulness
o Auskultasi : -
h. Sistem gastrointestinal
o Inspeksi : bentuk abdomen normal,
simetris, tidak terdapat
tanda-tanda ascites dan distensi
o Palpasi : nyeri tekan (-),
benjolan/massa ), asietas
(-), pembesaran hepar (-)
o Perkusi : terdengar suara tymphani
o Auskultasi : peristaltik usus 8-15 x/i
i. Sistem genitourinary
sumbatan pada saluran perkemihan (-), warna dan bau (normal).
j. Sistem muskuloskeletal
Klien masih dapat menggerakkan kedua tangan dan kakinya, sendi
lutut kiri dan kanan klien sering terasa ngilu dan nyeri dengan skala
nyeri 3(ringan).
o Kesimetrian otot : simetris kanan dan kiri
o Pemeriksaan edema : tidak ada edema
o Kekuatan otot : kekuatan otot berkurang
k. Sistem neurologi
1. Tingkat kesadaran
o GCS : 15 ( E : 4, V : 5, M : 6 )
2. Status mental
o Kondisi emosi/perasaan : Stabil
o Orientasi : orientasi waktu, tempat dan
orang baik
o Proses berpikir : ingatan klien masih kuat,
klien masih ingat akan
kejadian masalalunya.
o Motivasi : klien ingin sesak berkurang
sehingga dapat bekerja
seperti dulu.
o Persepsi : klien tidak yakin akan
kesembuhan penyakitnya
secara total
o Bahasa : klien menggunaankan bahasa
indonesia.
3. Nervus Cranialis
a. Nervus Olfaktorius/ N1
Klien dapat membedakan bau-bauan.
b. Nervus Optikus/ N II
Lapangan pandang klien mengalami gangguan Visus mata
terganggu pada jarak jauh.
c. Nervus Okulomotoris/ N III, Trochealis/ N IV, Abdusen/ N VI
Tidak terdapat glaukoma/katarak, edema kelopak mata (+),
heperemi konjungtiva (-), reaksi pupil terhadap cahaya (lambat),
ukuran mata kanan dan kiri normal, tidak ada tanda perdarahan,
d. Nervus Trigeminus/ N V
Klien dapat merasakan dengan baik rasa raba di kulit wajah pada
bagian maxila dan mandibulla kanan dan kiri. Klien dapat
merasakan nyeri, sentuhan panas dan dingin serta getaran yang
diberikan di kulit pasien. Reflek berkedip dan menutup mata
normal, kekuatan otot masester dan temporalis kanan dan kiri serta
gerakan mandibulla simetris.
e. Nervus Fasialis/ N VII
Identifikasi terhadap rasa asam, pahit, manis dan asin baik.
Kekuatan otot wajah atas dan bawah baik.
f. Nervus Vestibulocochlearis/ N VIII
Klien dapat berdiri tegak.
g. Nervus Glossopharingeus/ N IX, Vagus/ N X
Gerakan palatum dan vulva normal, palatum normal, palatum lunak
dan sedikit terangkat, letak uvula ditengah. Gerakan menelan klien
baik dan vokal suara jelas.
h. Nervus Assesorius/ N XI
Gerakan bahu kanan dan kiri simetris, rentang gerak sendi servikal
normal, kekuatan daya dorong disisi bahu klien baik, kekuatan otot
sternokledomastoideus klien baik.
i. Nervus Hipoglosus/ N XII
Gerakan lidah klien normal dan baik. Kekuatan otot lidah baik.
4. Fungsi motorik
a. Cara berjalan
Klien sulit berjalan karena pandangan rabun dan nyeri pada lutut
kanan dan kiri..
b. Romberg test
Klien dapat berdiri tegak.
Klien mampu melakukan tes jari-jari.
d. Pronasi-supinasi test
Klien mampu melakukan gerakan pronasi dan supinasi di atas
tempat tidur dengan baik.
e. Heel to shin test
Heel to shin test klien normal dan baik.
5. Fungsi sensorik
a. Identifikasi sentuhan ringan
Klien dapat mengetahui area kulit tubuh yang disentuh oleh
perawat.
b. Test tajam tumpul
Klien dapat mengidentifikasi barang yang tajam dan tumpul yang
disentuhkan ke kulitnya.
c. Test panas dingin
Klien dapat mengidentifkasi rasa panas dan dingin yang disentuh ke
kulitnya.
d. Test getaran
Klien dapat merasakan lokasi getaran dengan baik yang
disentuhkan di area wajahnya.
e. Streognosis test
Kurang baik.
f. Graphestesia test
Kurang baik.
g. Membedakan dua titik
Klien mampu membedakan dua titik bagian yang disentuh ke
kulitnya.
h. Topognosis test
6. Reflek
a. Reflek bisep
Terangsang dengan baik pada motorik atas kanan dan kiri.
b. Reflek trisep
Terangsang dengan baik pada motorik atas kanan dan kiri.
c. Reflek brachioradialis
Terangsang dengan baik pada motorik atas kanan dan kiri.
d. Reflek patelar
Terangsang dengan baik pada motorik atas kanan dan kiri.
e. Reflek tendon achiles
Terangsang dengan baik pada motorik atas kanan dan kiri.
f. Reflek plantar
Terangsang dengan baik pada motorik atas kanan dan kiri.
X.Pemeriksaan penunjang
Tidak ada pemeriksaan penunjang
XI. Riwayat terapi
Tn.M pernah dirawat dirumah sakit karena patah tulang lengan kirinya 25
2.3.2. Diagnosa Keperawatan
1. Analisa Data
No. Data Etiologi Masalah
1. DS: - Tn.M mengatakan
sering terbangun
dimalam hari, dan
sulit untuk
melanjutkan tidurnya
kembali.
-Tn.M mengatakan
kadang ia terbangun
karena merasa sesak
napas.
DO: -Tn.M tampak
mengantuk disiang
hari.
- Tn.M Sering Tidur
Siang.
- TTV
TD: 150/100mmHg,
HR: 96x/menit
RR: 24x/menit
Usia lanjut Penurunan fungsi
paru
Sesak napas
Hipertensi
Terbangun saat tidur
Insomnia
Gangguan Pola Tidur
Gangguan Pola
2. DS: Tn.M mengatakan ia
kadang merasa sesak
napas saat tidur dan
saat bekerja terlalu
lelah
DO: - frekuensi pernapasan
Tn.M 24x/menit
kadang ia merasa
sesak napas saat
bekerja terlalu lelah.
- Tn.M mengatakan
persendian lutut
kanan dan kirinya
sering ngilu dan nyeri
saat digerakkan.
DO: - frekuensi pernapasan
Tn.M 24x/menit
- Skala nyeri pada
persendian lutut
kanan dan kirinya
2. Masalah Keperawatan
a. Gangguan pola tidur
b. Gangguan pola pernapasan
c. Intoleransi aktifitas
3. Diagnosa Keperawatan (Prioritas)
a. Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri, ketidaknyamanan dan
sering terbangun dimalam hari/insomnia ditandai dengan klien tampak
mengantuk disiang hari dan sering tidur siang.
b. Gangguan pola pernapasan berhubungan dengan penurunan fungsi paru
ditandai dengan napas sesak, frekuensi pernapasan 24x/menit.
c. Intoleransi aktivitas fisik berhubungan dengan penurunan fungsi tubuh,
penurunan fungsi paru dan nyeri pada persendian ditandai dengan napas
2.3.3. Perencanaan Keperawatan
No.
Dx
Tujuan dan kriteria Hasil Rencana Tindakan Rasional
1 Tujuan : Untuk
mempertahankan
Kebutuhan tidur
dalam batas normal.
Kriteria Hasil: - Rasa
mengantuk klien
disiang hari berkurang
- Tidur siang klien
berkurang.
- Klien dapat tidur 6-8
jam setiap malam.
- Frekuensi terbangun
dimalam hari
berkurang.
1. Lakukan pengkajian
masalah gangguan tidur
klien, Karakteristik, dan
penyebab kurang tidur.
2. Anjurkan klien untuk
mengurangi distraksi
lingkungan dan hal-hal
yang dapat mengganggu
tidur.
3. Anjurkan klien untuk tidur
dengan posisi yang
nyaman, seperti posisi
setengah
duduk(semifowler).
4. Anjurkan klien untuk
meningkatkan aktivitasnya
pada siang hari.
5. Anjurkan klien untuk
mengurangi aktivitas
sebelum tidur.
6. Anjurkan klien untuk tidak
banyak tidur pada siang
hari.
7. Anjurkan klien makan
yang cukup satu jam
sebelum tidur.
gangguan saat tidur.
3. Meningkatkan tidur
4. Menghindari tidur
siang yang
berlebihan.
5. Dapat mempercepat
klien untuk masuk
pada tahap tidur.
6. Tidur siang hari
dapat menyebabkan
malamnya tidak bisa
tidur
8. Berikan pengetahuan
kesehatan kepada klien
tentang jadwal tidur, cara
mengurangi stres dan
cemas serta latihan
relaksasi.
8. Meningkatkan pola
tidur.
2. Tujuan: untuk
mempertahankan pola
pernapasan klien dalam
batas normal.
Kriteria Hasil:- klien dapat
mendemonstrasikan pola
pernapasan yang efektif.
- Data objektif
menunjukkan pola
pernapasan yang efektif.
- Klien merasa lebih
nyaman dalam bernapas.
1. Lakukan pengkajian
terhadap pola pernapasan
klien.
2. Ajarkan klien tekhnik
bernapas dan relaksasi
yang benar.
3. Anjurkan klien posisi
semifowler (setengah
duduk) saat istirahat atau
tidur
4. Anjurkan klien untuk
hindari pekerjaan yang
berlebihan.
pola napas kembali
efektif.
3. Posisi dapat
meningkatkan
pengembangan paru
4. Pekerjaan yang lebih
dapat meningkatkan
proses respirasi.
3. Tujuan: mempertahankan
kemampuan aktivitas
seoptimal mungkin.
Kriteria Hasil: - Kelemahan
yang berkurang
- Sesak dan nyeri sendi
saat aktivitas
berkurang.
1. Lakukan pengkajian
terhadap keterbatasan
aktivitas dan kelemahan
klien saat aktivitas.
2. Anjurkan klien untuk
istirahat yang cukup.
3. Anjurkan klien untuk
2.3.4. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan
No. Diagnosa Implementasi Evaluasi
1. Gangguan pola tidur
berhubungan dengan nyeri,
ketidaknyamanan dan sering
terbangun dimalam
hari/insomnia ditandai
dengan klien tampak
mengantuk disiang hari dan
sering tidur siang.
1. Melakukan pengkajian
masalah gangguan
tidur klien,
Karakteristik, dan
penyebab kurang tidur.
2. Menganjurkan klien
untuk mengurangi
distraksi lingkungan
dan hal-hal yang dapat
mengganggu tidur.
3. Menganjurkan klien
untuk tidur dengan
posisi yang nyaman,
seperti posisi setengah
duduk(semifowler).
4. Menganjurkan klien
untuk meningkatkan
aktivitasnya pada siang
hari.
5. Menganjurkan klien
untuk mengurangi
aktivitas sebelum tidur.
6. Menganjurkan klien
untuk tidak banyak
tidur pada siang hari.
7. Menganjurkan klien
Klien melaporkan
bahwa ia dapat
tertidur dalam
waktu 15 menit
Jumlah jam tidur
klien 5-6
makan yang cukup satu
jam sebelum tidur.
8. Memberikan
pengetahuan kesehatan
kepada klien tentang
jadwal tidur, cara
mengurangi stres dan
cemas serta latihan
relaksasi.
2. Gangguan pola pernapasan
berhubungan dengan
penurunan fungsi paru
ditandai dengan napas
sesak, frekuensi pernapasan
24x/menit.
1. Melakukan pengkajian
terhadap pola
pernapasan klien.
2. Mengajarkan klien
tekhnik bernapas dan
relaksasi yang benar.
3. Menganjurkan klien
posisi semifowler
(setengah duduk) saat
istirahat atau tidur
4. Anjurkan klien untuk
hindari pekerjaan yang
berlebihan.
Klien
menunjukkan
pola pernapasan
efektif
RR klien 18-22x/i
Tidak ada
penggunaan otot
bantu napas
3. Intoleransi aktivitas fisik
berhubungan dengan
penurunan fungsi tubuh,
penurunan fungsi paru dan
nyeri pada persendian
ditandai dengan napas
sesak, frekuensi pernapasan
1. Melakukan pengkajian
terhadap keterbatasan
aktivitas dan kelemahan
klien saat aktivitas.
2. Menganjurkan klien
untuk istirahat yang
cukup.
Klien
menunjukkan
tingkat daya tahan
adekuat untuk
beraktivitas
24x/menit, kesulitan dalam
pergerakan.
3. Menganjurkan klien
untuk mengkonsumsi
makanan yang cukup.
keterbatasan
energi
Klien dapat
melakukan
aktivitas