• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II PENGELOLAAN KASUS 2.1. Konsep Dasar Kebutuhan Istirahat dan Tidur - Asuhan Keperawatan pada Tn.M dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Istirahat dan Tidur di Kelurahan Harjosari I Medan Amplas

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II PENGELOLAAN KASUS 2.1. Konsep Dasar Kebutuhan Istirahat dan Tidur - Asuhan Keperawatan pada Tn.M dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Istirahat dan Tidur di Kelurahan Harjosari I Medan Amplas"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

PENGELOLAAN KASUS

2.1. Konsep Dasar Kebutuhan Istirahat dan Tidur

Istirahat dan tidur merupakan kebutuhan dasar manusia yang merupakan

mekanisme untuk memulihkan tubuh dan fungsinya, memelihara energi dan

kesehatan, memelihara manfaat untuk memperbaharui & memulihkan tubuh baik

secara fisik maupun emosional serta diperlukan untuk bertahan hidup (Foreman &

Wykle, 1995). Tidur adalah keadaan relatif tanpa sadar yang penuh ketenangan tanpa

kegiatan yang merupakan urutan siklus berulang-ulang dan masing-masing

menyatakan fase kegiatan otak dan badaniah yang berbeda (Lilis, Taylor & Lemone,

2001). Sehingga tanpa tidur yang cukup, kemampuan seseorang untuk berkonsentrasi

membuat keputusan serta melakukan kegiatan sehari-harinya dapat menurun (Potter

& Perry, 2005).

2.2. Asuhan Keperawatan pada Masalah Kebutuhan Istirahat dan Tidur

2.2.1. Pengkajian keperawatan

Pengkajian keperawatan adalah proses sistematis dari pengumpulan, verifikasi

dan komunikasi data tentang klien. Tujuan dari pengkajian adalah menetapkan dasar

data tentang kebutuhan, masalah kesehatan, pengalaman yang berkaitan, praktik

kesehatan, tujuan, nilai dan gaya hidup yang dilakukan klien (Potter & Perry, 2005).

Pengkajian keperawatan menurut hidayat (2006) pada masalah kebutuhan

istirahat dan tidur, antara lain : riwayat tidur, gejala klinis, dan penyimpangan tidur.

1. Riwayat Tidur

Pengkajian riwayat tidur antara lain: kuantitas (lama tidur) dan kualitas

tidur, aktivitas dan rekreasi yang dilakukan sebelumnya, kebiasaan

sebelum ataupun pada saat tidur, obat yang dikonsumsi sebelum tidur,

asupan dan stimulan, perasaan pasien mengenai tidurnya, apakah ada

(2)

2. Gejala klinis

Gejala klinis ditandai dengan perasaan lelah, gelisah, emosi, apatis,

adanya kehitaman didaerah sekitar mata, kelopak mata bengkak,

konjungtiva merah, dan mata perih, perhatian tidak fokus, serta sakit

kepala.

3. Penyimpangan tidur

Penyimpangan tidur meliputi perubahan tingkah laku dan auditorik,

meningkatnya kegelisahan, gangguan persepsi, halusinasi visual, dan

auditorik, bingung dan disorientasi tempat dan waktu, gangguan

koordinasi, serta bicara rancu, tidak sesuai, dan intonasinya tidak teratur.

2.2.2. Diagnosa keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang menguraikan respon aktual atau

potensial klien terhadap masalah kesehatan yang perawat mempunyai izin dan

berkompeten untuk mengatasinya (Potter & Perry, 2005).

Diagnosa keperawatan biasanya terdiri dari tiga komponen yaitu respon

manusia (atau masalah), faktor yang berhubungan, serta tanda dan gejala (Iyer &

Camp, 2004).

Diagnosa keperawatan pada masalah kebutuhan istirahat dan tidur adalah

sebagai berikut:

1. Gangguan pola tidur berhubungan dengan:

- Proses penuaan

- Kerusakan transpor oksigen

- Kerusakan eliminasi

- Pengaruh obat

- Immobilitas

- Pola aktivitas siang hari

- Nyeri

- Kecemasan

(3)

2. Cemas berhubungan dengan ketidakmampuan untuk tidur, henti napas saat

tidur (sleep apnea).

3. Koping individu tidak efektif berhubungan dengan insomnia.

4. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan somnabolisme.

5. Gangguan konsep diri berhubungan dengan penyimpangan tidur

hipersomnia.

Kemungkinan data yang ditemukan:

- Perubahan penampilan dan perilaku.

- Iritabilitas atau letargi.

- Sering menguap.

- Lingkaran hitam disekitar mata

- Perubahan tingkat aktivitas

- Mata/ konjungtiva merah

2.2.3. Perencanaan Keperawatan

Perencanaan adalah kategori dari perilaku keperawatan dimana tujuan yang

berpusat pada klien dan hasil yang diperkirakan ditetapkan dan intervensi

keperawatan dipilih untuk mencapai tujuan tersebut (Potter & Perry, 2005).

Tujuan dari perencanaan keperawatan pada masalah kebutuhan istirahat dan

tidur ialah untuk mempertahankan kebutuhan istirahat dan tidur dalam batas normal,

penurunan waktu mulai tidur dan peningkatan jumlah jam tidur malam serta secara

verbal klien mengatakan dapat lebih rileks dan lebih segar saat terbangun dari tidur

(4)

Rencana Tindakan Keperawatan pada Gangguan Pola Tidur

Intervensi Rasional

1. Lakukan pengkajian masalah gangguan

tidur klien, Karakteristik, dan penyebab

kurang tidur.

2. Anjurkan klien untuk mengurangi

distraksi lingkungan dan hal-hal yang

dapat mengganggu tidur.

3. Anjurkan klien untuk tidur dengan posisi

yang nyaman, seperti posisi setengah

duduk(semifowler).

4. Anjurkan klien untuk meningkatkan

aktivitasnya pada siang hari.

5. Anjurkan klien untuk mengurangi

aktivitas sebelum tidur.

6. Anjurkan klien untuk tidak banyak tidur

pada siang hari.

7. Anjurkan klien makan yang cukup satu

jam sebelum tidur.

8. Berikan pengetahuan kesehatan kepada

klien tentang jadwal tidur, cara

mengurangi stres dan cemas serta latihan

relaksasi.

1. Memberikan informasi dasar

dalam menentukan rencana

perawatan.

2. Mengurangi gangguan saat tidur.

3. Meningkatkan tidur

4. Menghindari tidur siang yang

berlebihan.

5. Dapat mempercepat klien untuk

masuk pada tahap tidur.

6. Tidur siang hari dapat

menyebabkan malamnya tidak bisa

tidur

7. Meningkatkan tidur

(5)

2.3. ASUHAN KEPERAWATAN KASUS

2.3.1. Pengkajian Keperawatan

I. Identitas

a. Nama : Tn.M

b. Tempat/ tanggal lahir : Tanjung Balai, 24 Mei 1942

c. Jenis Kelamin : Laki-laki

d. Status Perkawinan : Menikah

e. Agama : Islam

f. Suku : Melayu

g. Pendidikan : SD

h. Pekerjaan : Wiraswasta

i. Alamat : Jl. Garu IIB Gg. Amal No.43 Lingkungan XII

kelurahan Harjosari I Medan Amplas

Komposisi Keluarga Lansia : Tn.M memiliki tiga orang anak yang terdiri

dari dua orang anak perempuan dan seorang anak laki-laki, ketiga anak Tn.M

telah berkeluarga

II. Riwayat kesehatan keluarga? Genogram

Keterangan: : Tinggal serumah

: Laki-laki : Tn.M

: Perempuan , : Meninggal Tn.M

71Thn

(6)

III. Riwayat Kesehatan saat ini

Tn.M saat ini menderita Hipertensi. Kadang ia merasa sesak napas saat tidur

dimalam hari, ia juga mengeluh nyeri pada persendiannya.

IV. Riwayat kesehatan masa lalu

Tn.M mengatakan bahwa ia dulu pernah dirawat dirumah sakit karena

terjatuh dari atap rumah yang menyebabkan lengan kirinya patah, ia dirawat

dirumah sakit ±2 bulan.

V. Riwayat sehari-hari

a. Persepsi lansia terhadap sehat sakit

Tn.M mengatakan sehat itu saat tubuh merasa segar dan bisa bekerja,

sedangkan sakit adalah saat dia tidak bisa bekerja seperti biasanya.

b. Kebiasaan

Keseharian Tn.M ialah berjualan dirumah. Ia terbiasa dengan tidur pada

siang hari ±2jam.

c. Pola nutrisi

Tn.M makan tiga kali sehari yaitu sarapan pagi dengan

nasi+sayur+telur+teh manis, makan siang dengan nasi+sayur+ikan dan

makan malam dengan nasi+sayur+ikan. Pada saat makan ia tidak memiliki

keluhan-keluhan. Ia selalu menghabiskan porsi makan dan minum air

putih sekitar 1,5-2 liter perhari.

d. Pola istirahat/ tidur

Tn.M mulai tidur pukul 22.00 wib. Saat tidur, ia sering terbangun. Ia

mengatakan terbangun karena merasa tidurnya kurang nyenyak dan

kadang-kadang terbangun karena sesak napas. Biasanya ia terbangun pada

pukul 02.00 wib dan pukul 04.00 wib. Apabila terbangun pada pukul 02.00

wib, ia berusaha untuk melanjutkan tidurnya kembali, akan tetapi sulit

untuk dapat tertidur kembali dan apabila ia terbangun pada pukul 04.00 wib

(7)

e. Pola eliminasi

Tn.M mengatakan BAK lancar tidak ada hambatan,tidak inkontinen. Ia

mengatakan biasanya setiap pagi ia selalu BAB, tidak mengalami

konstipasi.

f. Kebiasaan olahraga

Tn.M tidak melakukan olahraga.

g. Kemampuan melakukan aktifitas

aktivitas sehari-hari Tn.M ialah berjualan dirumah dan melakukan

pekerjaan rumah seperti menyapu.

h. Rekreasi

Tn.M biasanya menonton TV sama cucu-cucunya. Ia mengatakan jarang

berpergian atau rekreasi.

VI. Riwayat psikologi

Tn.M merasa senang jika cucu-cucunya datang kerumahnya

VII. Riwayat sosial

Tn.M mengikuti pengajian para teman sebaya yang diadakan setiap kamis

malam. Ia juga bersosialisasi dengan tetangga disekitar rumahnya.

VIII. Riwayat spiritual dan kultural

Tn.M menganut agama islam, ia rutin melaksanakan ibadah sholat baik

dirumah maupun di mesjid.

IX. Pemeriksaan fisik

a. Keadaan umum

Tn.M tampak sesak dan mengantuk. Tingkat kesadaran Compos Mentis.

kulit bersih, berbicara lancar dan jelas, kuku tangan dan kuku kaki

(8)

b. Tanda-tanda vital

TD : 150/100 mmHg Nadi : 96 x/i

RR : 24 x/i T : 370C

c. Pemeriksaan head to toe

1. Kepala dan rambut

a. Kepala

o Bentuk : simetris

o Kulit kepala : kulit kepala tampak bersih

b. Rambut

o Penyebaran dan keadaan rambut : penyebaran rata dan rambut

tampak sudah beruban.

o Bau : rambut terasa bau keringat

2. Mata

o Bentuk : simetris

o Ketajaman penglihatan : kurang baik, penglihatan kabur

dan tidak jelas

o Konjungtiva : anemia (-)

o Skela : tidak ikterus

o Pupil : isokor (kanan dan kiri)

o Pemakai alat bantu : tidak memakai alat bantu

penglihatan

3. Hidung

o Bentuk : simetris

o Fungsi penciuman : baik, dapat membedakan bau

o Perdarahan : tidak ada perdarahan

4. Telinga

(9)

o Lubang telinga : terdapat serumen (dalam

batas normal)

o Ketajaman pendengaran : kurang baik karena proses

penuaan

5. Mulut dan faring

o Keadaan bibir : lembab

o Keadaan gigi dan gusi : tidak ada perdarahan gigi dan

gusi, gigi tampak bersih dan

tidak lengkap

o Keadaan lidah : tidak ada tanda perdarahan

6. Leher

o Tyroid : tidak tampak perbesaran pada

kelenjar

o Suara : jelas

o Nadi : teraba

d. Pemeriksaan integumen

o Kebersihan klien : klien tampak bersih dan rapi

o Warna : kulit kuning langsat

o Turgor : turgor kulit cepat kembali

o Kelembaban : kulit lembab sedikit keriput

e. Pemeriksaan payudara dan ketiak

Tidak dilakukan pemeriksaan.

f. Sistem pernafasan

o Frekuensi : 24 x/i

o Irama nafas : teratur

o Tanda kesulitan bernafas : tidak ada

(10)

o Perkusi : resonan

o Auskultasi : suara nafas teratur

g. Sistem kardiovaskuler

o Tekanan darah : 150/100 mmHg

o Nadi : 96 x/i

o Inspeksi : kulit normal (tidak pucat)

o Palpasi : -

o Perkusi : dulness

o Auskultasi : -

h. Sistem gastrointestinal

o Inspeksi : bentuk abdomen normal,

simetris, tidak terdapat

tanda-tanda ascites dan distensi

o Palpasi : nyeri tekan (-),

benjolan/massa ), asietas

(-), pembesaran hepar (-)

o Perkusi : terdengar suara tymphani

o Auskultasi : peristaltik usus 8-15 x/i

i. Sistem genitourinary

sumbatan pada saluran perkemihan (-), warna dan bau (normal).

j. Sistem muskuloskeletal

Klien masih dapat menggerakkan kedua tangan dan kakinya, sendi

lutut kiri dan kanan klien sering terasa ngilu dan nyeri dengan skala

nyeri 3(ringan).

o Kesimetrian otot : simetris kanan dan kiri

o Pemeriksaan edema : tidak ada edema

o Kekuatan otot : kekuatan otot berkurang

(11)

k. Sistem neurologi

1. Tingkat kesadaran

o GCS : 15 ( E : 4, V : 5, M : 6 )

2. Status mental

o Kondisi emosi/perasaan : Stabil

o Orientasi : orientasi waktu, tempat dan

orang baik

o Proses berpikir : ingatan klien masih kuat,

klien masih ingat akan

kejadian masalalunya.

o Motivasi : klien ingin sesak berkurang

sehingga dapat bekerja

seperti dulu.

o Persepsi : klien tidak yakin akan

kesembuhan penyakitnya

secara total

o Bahasa : klien menggunaankan bahasa

indonesia.

3. Nervus Cranialis

a. Nervus Olfaktorius/ N1

Klien dapat membedakan bau-bauan.

b. Nervus Optikus/ N II

Lapangan pandang klien mengalami gangguan Visus mata

terganggu pada jarak jauh.

c. Nervus Okulomotoris/ N III, Trochealis/ N IV, Abdusen/ N VI

Tidak terdapat glaukoma/katarak, edema kelopak mata (+),

heperemi konjungtiva (-), reaksi pupil terhadap cahaya (lambat),

ukuran mata kanan dan kiri normal, tidak ada tanda perdarahan,

(12)

d. Nervus Trigeminus/ N V

Klien dapat merasakan dengan baik rasa raba di kulit wajah pada

bagian maxila dan mandibulla kanan dan kiri. Klien dapat

merasakan nyeri, sentuhan panas dan dingin serta getaran yang

diberikan di kulit pasien. Reflek berkedip dan menutup mata

normal, kekuatan otot masester dan temporalis kanan dan kiri serta

gerakan mandibulla simetris.

e. Nervus Fasialis/ N VII

Identifikasi terhadap rasa asam, pahit, manis dan asin baik.

Kekuatan otot wajah atas dan bawah baik.

f. Nervus Vestibulocochlearis/ N VIII

Klien dapat berdiri tegak.

g. Nervus Glossopharingeus/ N IX, Vagus/ N X

Gerakan palatum dan vulva normal, palatum normal, palatum lunak

dan sedikit terangkat, letak uvula ditengah. Gerakan menelan klien

baik dan vokal suara jelas.

h. Nervus Assesorius/ N XI

Gerakan bahu kanan dan kiri simetris, rentang gerak sendi servikal

normal, kekuatan daya dorong disisi bahu klien baik, kekuatan otot

sternokledomastoideus klien baik.

i. Nervus Hipoglosus/ N XII

Gerakan lidah klien normal dan baik. Kekuatan otot lidah baik.

4. Fungsi motorik

a. Cara berjalan

Klien sulit berjalan karena pandangan rabun dan nyeri pada lutut

kanan dan kiri..

b. Romberg test

Klien dapat berdiri tegak.

(13)

Klien mampu melakukan tes jari-jari.

d. Pronasi-supinasi test

Klien mampu melakukan gerakan pronasi dan supinasi di atas

tempat tidur dengan baik.

e. Heel to shin test

Heel to shin test klien normal dan baik.

5. Fungsi sensorik

a. Identifikasi sentuhan ringan

Klien dapat mengetahui area kulit tubuh yang disentuh oleh

perawat.

b. Test tajam tumpul

Klien dapat mengidentifikasi barang yang tajam dan tumpul yang

disentuhkan ke kulitnya.

c. Test panas dingin

Klien dapat mengidentifkasi rasa panas dan dingin yang disentuh ke

kulitnya.

d. Test getaran

Klien dapat merasakan lokasi getaran dengan baik yang

disentuhkan di area wajahnya.

e. Streognosis test

Kurang baik.

f. Graphestesia test

Kurang baik.

g. Membedakan dua titik

Klien mampu membedakan dua titik bagian yang disentuh ke

kulitnya.

h. Topognosis test

(14)

6. Reflek

a. Reflek bisep

Terangsang dengan baik pada motorik atas kanan dan kiri.

b. Reflek trisep

Terangsang dengan baik pada motorik atas kanan dan kiri.

c. Reflek brachioradialis

Terangsang dengan baik pada motorik atas kanan dan kiri.

d. Reflek patelar

Terangsang dengan baik pada motorik atas kanan dan kiri.

e. Reflek tendon achiles

Terangsang dengan baik pada motorik atas kanan dan kiri.

f. Reflek plantar

Terangsang dengan baik pada motorik atas kanan dan kiri.

X.Pemeriksaan penunjang

Tidak ada pemeriksaan penunjang

XI. Riwayat terapi

Tn.M pernah dirawat dirumah sakit karena patah tulang lengan kirinya 25

(15)

2.3.2. Diagnosa Keperawatan

1. Analisa Data

No. Data Etiologi Masalah

1. DS: - Tn.M mengatakan

sering terbangun

dimalam hari, dan

sulit untuk

melanjutkan tidurnya

kembali.

-Tn.M mengatakan

kadang ia terbangun

karena merasa sesak

napas.

DO: -Tn.M tampak

mengantuk disiang

hari.

- Tn.M Sering Tidur

Siang.

- TTV

TD: 150/100mmHg,

HR: 96x/menit

RR: 24x/menit

Usia lanjut Penurunan fungsi

paru

Sesak napas

Hipertensi

Terbangun saat tidur

Insomnia

Gangguan Pola Tidur

Gangguan Pola

(16)

2. DS: Tn.M mengatakan ia

kadang merasa sesak

napas saat tidur dan

saat bekerja terlalu

lelah

DO: - frekuensi pernapasan

Tn.M 24x/menit

kadang ia merasa

sesak napas saat

bekerja terlalu lelah.

- Tn.M mengatakan

persendian lutut

kanan dan kirinya

sering ngilu dan nyeri

saat digerakkan.

DO: - frekuensi pernapasan

Tn.M 24x/menit

- Skala nyeri pada

persendian lutut

kanan dan kirinya

(17)

2. Masalah Keperawatan

a. Gangguan pola tidur

b. Gangguan pola pernapasan

c. Intoleransi aktifitas

3. Diagnosa Keperawatan (Prioritas)

a. Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri, ketidaknyamanan dan

sering terbangun dimalam hari/insomnia ditandai dengan klien tampak

mengantuk disiang hari dan sering tidur siang.

b. Gangguan pola pernapasan berhubungan dengan penurunan fungsi paru

ditandai dengan napas sesak, frekuensi pernapasan 24x/menit.

c. Intoleransi aktivitas fisik berhubungan dengan penurunan fungsi tubuh,

penurunan fungsi paru dan nyeri pada persendian ditandai dengan napas

(18)

2.3.3. Perencanaan Keperawatan

No.

Dx

Tujuan dan kriteria Hasil Rencana Tindakan Rasional

1 Tujuan : Untuk

mempertahankan

Kebutuhan tidur

dalam batas normal.

Kriteria Hasil: - Rasa

mengantuk klien

disiang hari berkurang

- Tidur siang klien

berkurang.

- Klien dapat tidur 6-8

jam setiap malam.

- Frekuensi terbangun

dimalam hari

berkurang.

1. Lakukan pengkajian

masalah gangguan tidur

klien, Karakteristik, dan

penyebab kurang tidur.

2. Anjurkan klien untuk

mengurangi distraksi

lingkungan dan hal-hal

yang dapat mengganggu

tidur.

3. Anjurkan klien untuk tidur

dengan posisi yang

nyaman, seperti posisi

setengah

duduk(semifowler).

4. Anjurkan klien untuk

meningkatkan aktivitasnya

pada siang hari.

5. Anjurkan klien untuk

mengurangi aktivitas

sebelum tidur.

6. Anjurkan klien untuk tidak

banyak tidur pada siang

hari.

7. Anjurkan klien makan

yang cukup satu jam

sebelum tidur.

gangguan saat tidur.

3. Meningkatkan tidur

4. Menghindari tidur

siang yang

berlebihan.

5. Dapat mempercepat

klien untuk masuk

pada tahap tidur.

6. Tidur siang hari

dapat menyebabkan

malamnya tidak bisa

tidur

(19)

8. Berikan pengetahuan

kesehatan kepada klien

tentang jadwal tidur, cara

mengurangi stres dan

cemas serta latihan

relaksasi.

8. Meningkatkan pola

tidur.

2. Tujuan: untuk

mempertahankan pola

pernapasan klien dalam

batas normal.

Kriteria Hasil:- klien dapat

mendemonstrasikan pola

pernapasan yang efektif.

- Data objektif

menunjukkan pola

pernapasan yang efektif.

- Klien merasa lebih

nyaman dalam bernapas.

1. Lakukan pengkajian

terhadap pola pernapasan

klien.

2. Ajarkan klien tekhnik

bernapas dan relaksasi

yang benar.

3. Anjurkan klien posisi

semifowler (setengah

duduk) saat istirahat atau

tidur

4. Anjurkan klien untuk

hindari pekerjaan yang

berlebihan.

pola napas kembali

efektif.

3. Posisi dapat

meningkatkan

pengembangan paru

4. Pekerjaan yang lebih

dapat meningkatkan

proses respirasi.

3. Tujuan: mempertahankan

kemampuan aktivitas

seoptimal mungkin.

Kriteria Hasil: - Kelemahan

yang berkurang

- Sesak dan nyeri sendi

saat aktivitas

berkurang.

1. Lakukan pengkajian

terhadap keterbatasan

aktivitas dan kelemahan

klien saat aktivitas.

2. Anjurkan klien untuk

istirahat yang cukup.

3. Anjurkan klien untuk

(20)

2.3.4. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan

No. Diagnosa Implementasi Evaluasi

1. Gangguan pola tidur

berhubungan dengan nyeri,

ketidaknyamanan dan sering

terbangun dimalam

hari/insomnia ditandai

dengan klien tampak

mengantuk disiang hari dan

sering tidur siang.

1. Melakukan pengkajian

masalah gangguan

tidur klien,

Karakteristik, dan

penyebab kurang tidur.

2. Menganjurkan klien

untuk mengurangi

distraksi lingkungan

dan hal-hal yang dapat

mengganggu tidur.

3. Menganjurkan klien

untuk tidur dengan

posisi yang nyaman,

seperti posisi setengah

duduk(semifowler).

4. Menganjurkan klien

untuk meningkatkan

aktivitasnya pada siang

hari.

5. Menganjurkan klien

untuk mengurangi

aktivitas sebelum tidur.

6. Menganjurkan klien

untuk tidak banyak

tidur pada siang hari.

7. Menganjurkan klien

Klien melaporkan

bahwa ia dapat

tertidur dalam

waktu 15 menit

Jumlah jam tidur

klien 5-6

(21)

makan yang cukup satu

jam sebelum tidur.

8. Memberikan

pengetahuan kesehatan

kepada klien tentang

jadwal tidur, cara

mengurangi stres dan

cemas serta latihan

relaksasi.

2. Gangguan pola pernapasan

berhubungan dengan

penurunan fungsi paru

ditandai dengan napas

sesak, frekuensi pernapasan

24x/menit.

1. Melakukan pengkajian

terhadap pola

pernapasan klien.

2. Mengajarkan klien

tekhnik bernapas dan

relaksasi yang benar.

3. Menganjurkan klien

posisi semifowler

(setengah duduk) saat

istirahat atau tidur

4. Anjurkan klien untuk

hindari pekerjaan yang

berlebihan.

Klien

menunjukkan

pola pernapasan

efektif

RR klien 18-22x/i

Tidak ada

penggunaan otot

bantu napas

3. Intoleransi aktivitas fisik

berhubungan dengan

penurunan fungsi tubuh,

penurunan fungsi paru dan

nyeri pada persendian

ditandai dengan napas

sesak, frekuensi pernapasan

1. Melakukan pengkajian

terhadap keterbatasan

aktivitas dan kelemahan

klien saat aktivitas.

2. Menganjurkan klien

untuk istirahat yang

cukup.

Klien

menunjukkan

tingkat daya tahan

adekuat untuk

beraktivitas

(22)

24x/menit, kesulitan dalam

pergerakan.

3. Menganjurkan klien

untuk mengkonsumsi

makanan yang cukup.

keterbatasan

energi

Klien dapat

melakukan

aktivitas

Referensi

Dokumen terkait

The essential oil of plants with ` ester a odour containing 50 } 70% of a -terpenyl acetate belong to a -terpenyl acetate chemotype, which was not noticed earlier in Thymus

The purpose of this paper is not to review the literature to evaluate the effectiveness of different treatments of reproductive disorders or methods used in pharmaceutical control

Liabilitas yang diakui di laporan posisi keuangan konsolidasian adalah nilai kini liabilitas imbalan pasti pada tanggal laporan posisi keuangan sesuai dengan UU

Enhanced rates of cleavage and development for sheep zygotes cultured to the blastocyst stage in vitro in the absence of serum and somatic cells: amino acids, vitamins, and

Liabilitas yang diakui di laporan posisi keuangan konsolidasian adalah nilai kini liabilitas imbalan pasti pada tanggal laporan posisi keuangan sesuai dengan UU

[r]

In method OS (Osendorfer et al., 2013), a descriptor learning architecture based on a Siamese CNN similar to our work was used, but the authors concentrated more on

mendapatkan keuntungan lebih dengan suku bunga yang sangat kompetitif serta kemudahan dalam bertransaksi. Keunggulan