• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN - Pemilihan Supplier Dan Alokasi Pemesanan Bahan Baku Di Pt Latexindo Toba Perkasa Menggunakan Metode Fuzzy Ahp, Topsis, Dan Molp

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN - Pemilihan Supplier Dan Alokasi Pemesanan Bahan Baku Di Pt Latexindo Toba Perkasa Menggunakan Metode Fuzzy Ahp, Topsis, Dan Molp"

Copied!
47
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Sejarah Perusahaan

PT Latexindo Toba-Perkasa adalah perusahaan yang bergerak di bidang produksi sarung tangan berbahan lateks. PT Latexindo Toba-Perkasa didirikan pada tahun 1988. Perusahaan ini terletak di Jalan Medan – Binjai Km. 11, Kabupaten Deliserdang.

PT Latexindo Toba-Perkasa memiliki ±750 pekerja dengan 14 lini produksi dengan kapasitas produksi 135 juta pasang sarung tangan/bulan. Hasil produksi perusahaan ini seluruhnya di ekspor ke luar negeri. Negara yang menjadi tujuan ekspor adalah negara-negara di Amerika Utara, Amerika Selatan, Amerika Latin, Eropa, Timur Tengan dan Asia terutama Jepang.

(2)

2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha

PT Latexindo Toba – Perkasa adalah perusahaan yang bergerak di bidang produksi sarung tangan berbahan lateks dengan jenis powdered dan powder free.

2.3. Lokasi Perusahaan

PT. Latexindo Toba-Perkasa terletak di Jalan Medan – Binjai Km. 11, Kabupaten Deliserdang.

2.4. Daerah Pemasaran

PT. Latexindo Perkasa merupakan perusahaan yang daerah pemasarannya di luar Indonesia. Daerah pemasarannya antara lain negara-negara yang berada di Amerika Utara, Amerika Selatan, Amerika Latin, Eropa, Timur Tengah dan Asia terutama Jepang.

2.5. Organisasi dan Manajemen

2.5.1. Struktur Organisasi

(3)

sebagai pembantu atau penasehat pimpinan (Wursanto, 2005). Mampu atau tidaknya perusahaan dalam memajukan usahanya tergantung kepada karyawan dalam memenuhi tanggung jawabnya sebagai salah satu aktor produksi yang mempengaruhi kinerja perusahaan. Setiap karyawan yang bekerja di PT Latexindo Toba Perkasa harus memiliki keterampilan, pemahaman, kesadaran, jadwal, dan target untuk setiap pekerjaan yang diberikan oleh atasannya.

(4)

President

Cashier Boiler Control

Operator Head

Security Cleaning Operator Driver & Forklift Operator Administration HRD

Prod. ADM

Boiler Control Operator

Charcoal Transporter

Pearl Mill & Ball Mill Operator

QC 2nd Level QC Sampler QC Sortation Packing Water Test Operator Stock Mover

Packaging &

(5)

2.5.2. Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab

Struktur organisasi menunjukkan adanya pembagian kerja dan menunjukkan bagaimana fungsi-fungsi atau kegiatan-kegiatan yang berbeda-beda tersebut saling diintegrasikan (koordinasi). Dalam menjalankan aktivitas sehari - hari pada suatu organisasi dibutuhkan personil - personil untuk menduduki jabatan tertentu yang mampu menjalankan wewenang dan tanggung jawab yang dibebankan sesuai dengan jabatan tersebut. Uraian tanggung jawab dan wewenang untuk masing-masing jabatan pada PT Latexindo Toba Perkasa adalah sebagai berikut: 1. President Director

a. Tanggung Jawab

1) Menetapkan tujuan dan sasaran perusahaan

2) Menetapkan strategi perusahaan dan memanfaatkan sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan dan sasaran perusahaan

3) Mengawasi pelaksanaan tugas manajemen perusahaan apakah telah sesuai dengan kebijakan yang ditentukan

b. Wewenang

1) Membuat keputusan atas pemakaian bahan yang sesuai dengan kebijakan mutu perusahaan

2) Mengawasi pelaksanaan tugas manajemen perusahaan apakah telah sesuai dengan kebijakan

3) Mempelopori pelaksanaan sistem manajemen mutu di perusahaan 2. General Manager

(6)

1) Membangun dan mengkomunikasikan kebijakan mutu dalam perusahaan

2) Memastikan implementasi kebijakan mutu dengan sumber daya yang terbatas dalam perusahaan

3) Memelihara hubungan baik dengan pelanggan 4) Mengelola dan mengembangkan bisnis perusahaan

5) Memimpin dan mengkoordinasi kegiatan bawahannya sesuai dengan divisi masing-masing: operasional dan non operasional, dalam melaksanakan kebijakan mutu perusahaan

b. Wewenang

1) Mengevaluasi hasil kegiatan bawahannya

2) Menetapkan apakah kebijakan mutu perusahaan telah dilaksanakan, jika tidak harus diputuskan tindakan perbaikan yang diperlukan

3. Vice General Manager a. Tanggung Jawab

1) Membantu General Manager membangun dan mengkomunikasikan kebijakan mutu perusahaan kepada departemen operasional atau non-operasional

2) Memastikan pelaksanaan sistem manajemen mutu yang efektif pada departemen operasional dan non-operasional

3) Memimpin dan mengkoordinasikan kegiatan departemen operasional untuk melaksanakan kebijakan mutu perusahaan

(7)

1) Menentukan tindakan perbaikan yang diperlukan bila terjadi penyimpangan sistem pada departemen operasional ataupun non operasional.

2) Mengevaluasi hasil kerja departemen yang dipimpinannya. 4. Marketing Manager

a. Tanggung Jawab

1) Membantu Vice GM menyusun strategi pemasaran untuk produk yang sudah ada maupun produk baru

2) Membina hubungan baik dengan pelanggan

3) Melaksanakan kegiatan pemasaran dan penjualan seperti menginformasikan produk baru, negosiasi harga dan jangka waktu pembayaran, penetapan tanggal pengiriman

b. Wewenang

1) Menerima dan menindaklanjuti keluhan pelanggan kepada departemen terkait untuk diambil tindakan perbaikan yang tepat

5. Marketing Manager Assistant a. Tanggung Jawab

1) Membantu tugas-tugas Marketing Manager melaksanakan kegiatan pemasaran dan penjualan produk

2) Menangani permintaan pelanggan serta memberikan info tambahan yang diperlukan oleh pelanggan

(8)

1) Menindaklanjuti informasi yang diberikan oleh pelanggan, seperti perubahan kontrak, informasi tambahan dari pelanggan dan masalah-masalah lainnya

2) Menggantikan Marketing Manager saat tidak berada di kantor 6. Export

a. Tanggung Jawab

1) Menganalisa hasil pre-shipment test 2) Mengurus dokumen-dokumen ekspor

3) Mencari perusahaan jasa pelayaran yang dibutuhkan b. Wewenang

1) Memutuskan pengiriman atau penolakan pengiriman produk 7. Customs Documentation Officer

a. Tanggung Jawab

1) Mengontrol kegiatan ekspor-impor di perusahaan

2) Menyiapkan laporan ekspor-impor yang berhubungan dengan bea cukai b. Wewenang

1) Melaporkan hasil kerja pada atasannya 8. Finance & Accounting Manager

a. Tanggung Jawab

1) Menyusun dan menganalisa laporan keuangan

2) Membuat anggaran biaya dan laporan hutang-piutang

(9)

b. Wewenang

1) Menerima atau menolak tagihan pembayaran berdasarkan kelengkapan administrasi dan kebenaran transaksi

2) Menetapkan prosedur pembukaan yang akan digunakan 9. Accounting

a. Tanggung Jawab

1) Menginput data transaksi keuangan dan stock

2) Membantu Finance & Accounting Manager membuat laporan keuangan.

3) Memeriksa tagihan hutang-piutang serta mengajukan pembayaran hutang perusahaan yang sudah jatuh tempo

b. Wewenang

1) Meminta kelengkapan administrasi atas pembayaran yang telah dilakukan bila diperlukan

2) Mengajukan pembayaran hutang perusahaan yang jatuh tempo 10. Cashier

a. Tanggung Jawab

1) Membuat laporan kas 2) Membuat laporan bank

3) Melaksanakan pembayaran gaji dan transaksi keuangan lainnya b. Wewenang

1) Mengontrol saldo bank setiap hari

(10)

11. Management Representative

Management Representative dalam perusahaan ini merupakan utusan langsung General Manager dalam mengurusi perusahaan. Hal ini dikarenakan General Manager tidak selalu berada di perusahaan.

a. Tanggung Jawab

1) Menerapkan dan memastikan sistem manajemen mutu dilaksanakan secara efisien

2) Melakukan verifikasi sistem dengan melaksanakan audit mutu dan rapat tinjauan manajemen

3) Membuat proposal untuk perubahan sistem manajemen mutu perusahaan

b. Wewenang

1) Berhubungan dengan pihak luar dalam kaitan dengan sistem manajemen mutu

2) Membuat dan melaksanakan rencana-rencana yang berkaitan dengan peningkatan pemahaman sistem manajemen mutu di dalam perusahaan 12. Human Resources Manager

a. Tanggung Jawab

1) Menyeleksi dan menerima karyawan baru yang sesuai dengan kualifikasi jabatan yang akan diisi

2) Melaksanakan training untuk karyawan baru maupun yang sudah ada sesuai dengan permintaan atasan yang bersangkutan

(11)

4) Memastikan peraturan pemerintah tentang ketenagakerjaan benar-benar diterapkan

b. Wewenang

1) Memberikan instruksi kepada bawahannya tentang pekerjaan dan hal-hal yang harus diperhatikan dalam melaksanakan pekerjaannya

2) Memberikan peringatan kepada karyawan yang tidak disiplin dalam melakukan pekerjaannya

3) Menyelesaikan masalah perusahaan dengan pihak luar, misalnya masalah kontrak, masalah tenaga kerja

13. HRD Administrator a. Tanggung Jawab

1) Membantu Human Resource Manager untuk urusan administrasi 2) Menyimpan data karyawan

3) Menghitung upah karyawan b. Wewenang

1) Memeriksa kehadiran karyawan 14. Cleaning Operator

a. Tanggung Jawab

1) Menjaga dan mengendalikan kebersihan di area pabrik dan kantor b. Wewenang

2) Melaksanakan pembersihan di area pabrik 15. Security Officer

(12)

1) Menjaga keamanan di lingkungan pabrik

2) Memeriksa dan memperhatikan setiap tamu dan karyawan yang keluar masuk di lingkungan pabrik

3) Membantu karyawan menyebrang jalan di sekitar lokasi pabrik 4) Mengatur setiap kendaraan yang keluar masuk di lokasi pabrik 5) Menyediakan laporan keamanan setiap hari

b. Wewenang

1) Meminta identitas tamu yang masuk

2) Menanyakan kepada staf atau manajemen untuk mengizinkan tamu masuk ke area produksi

3) Memeriksa setiap karyawan yang keluar masuk di lingkungan pabrik 4) Mengambil tindakan yang diperlukan dalam upaya menjaga keamanan

di pabrik 16. Driver

a. Tanggung Jawab 1) Antar jemput staf

2) Melaksanakan tugas yang ditentukan oleh staff ataupun manajemen 3) Mengantar atau melansir bahan hasil produksi

b. Wewenang

1) Wajib menjaga keselamatan penumpang 2) Merawat/membersihkan mobil

(13)

1) Menerima telepon dari luar dan menyampaikan kepada yang bersangkutan dengan baik bila dianggap penting

2) Memanggil personil di area pabrik dengan menggunakan mikrofon 3) Melaksanakan tugas-tugas yang ditentukan oleh atasannya

b. Wewenang

1) Menerima dan menyampaikan pesan/informasi dari telepon 18. Forklift Operator

a. Tanggung Jawab

1) Memindahkan bahan/produk dengan menggunaan forklift 2) Memuat atau membongkar barang ke/dari kontainer 3) Menjaga keutuhan kondisi barang yang dibongkar/dimuat b. Wewenang

1) Menjaga dan mempertahankan kondisi baik dari forklift 2) Menolak memuat barang yang terlalu banyak di forklift 19. Purchasing

a. Tanggung Jawab

1) Mencari supplier yang menyediakan produk yang dibutuhkan

2) Melakukan negosiasi harga, tanggal penyerahan, jangka waktu pembayaran dan menyampaikan persyaratan lain tentang produk yang akan dibeli kepada supplier

(14)

1) Memutuskan pemilihan supplier setelah dilakukan perbandingan antara supplier yang menyediakan produk yang sama yang dibutuhkan dengan kriteria yang telah ditetapkan

2) Menilai pelayanan yang diberikan supplier

3) Menerima atau menolak produk yang ditawarkan supplier setelah dibandingkan dengan spesifikasi yang telah ditetapkan sebelumnya 20. Quality Assurance Manager

a. Tanggung Jawab

1) Mengimplementasikan dan memelihara sistem manajemen mutu untuk tetap sesuai dengan konsep dan strategi mutu

2) Memastikan rekaman pengendalian mutu yang cukup dan akurat dipelihara untuk menunjukkan produk yang dihasilkan sesuai dengan spesifikasi

3) Membuat perencanaan, implementasi, inspeksi dan verifikasi produk (baik produk yang sudah ada ataupun produk baru)

4) Melatih staf dibawah pimpinanannya dan memastikan hanya staf yang berkualitas/terlatih yang melaksanakan proses quality assurance

b. Wewenang

1) Membuat keputusan yang berkaitan dengan bidang tugasnya 2) Memberikan penilaian atas pekerjaan bawahannya

21. Quality Assurance Manager-Assistant a. Tanggung Jawab

(15)

2) Mengontrol dan menghitung bahan yang sudah dikerjakan dan yang belum dikerjakan setiap hari

3) Memberikan instruksi kepada anggota QC 4) Melaporkan hasil pekerjaan kepada atasannya b. Wewenang

1) Memberikan instruksi kepada asisten QC dan/atau anggota QC apa yang harus dikerjakan

2) Memberikan pelatihan kepada anggota QC 22. Quality Assurance Assistant-Stocking

a. Tanggung Jawab

1) Memastikan bahan yang sudah dipacking harus dibeli tali packing dengan warna yang sesuai size

2) Menghitung bahan yang sudah dipacking sesuai lot number dan kuantitas permintaan pelanggan

3) Meyakinkan bahan tidak tercampur lot by lot

4) Meyakinkan bahan disimpan di tempat yang aman dan tidak terganggu b. Wewenang

1) Memberikan instruksi pemberian tali packing pada bahan di stuffing 2) Mengkoordinir pelaksanaan stuffing

23. Quality Control Assistant a. Tanggung Jawab

(16)

2) Memeriksa ulang bahan yang sudah dikerjakan dengan mengambil sample dari setiap keranjang

3) Membuat laporan dengan baik dan benar b. Wewenang

1) Meminta bahan yang akan dikerjakan QC sortasi dari anggota angkat bahan

2) Memutuskan bahan yang sudah dikerjakan oleh QC sortasi sudah bisa dipacking atau tidak setelah diperksa ulang secara sampling

3) Menginstruksikan anggota QC sortasi untuk memeriksa ulang bahan yang sudah dikerjaka bila ditemukan jumlah reject melebihi batas maksimal yang ditentukan

24. QC Sampler

a. Tanggung Jawab

1) Mengambil sample 200 pcs dari setiap tumbler dan memeriksa sample tersebut

2) Menuliskan hasil inspeksi pada label: %pinhole, reject dan kerusakan lainnya termasuk posisi pinhole dan kondisi sarung tangan

3) Menuliskan laporan dengan baik dan jujur b. Wewenang

1) Melaporkan kepada atasan penemuan kerusakan produk sebagai akibat dari masalah di bagian produksi

(17)

1) Mengambil sample dari bagian produksi, QC sortasi dan pre-shipment test

2) Melaksanakan water test b. Wewenang

1) Melaporkan hasil test kepada QA Manager atau QA Manager Assistant 26. QC Sortasi – 100% Inspection

a. Tanggung Jawab

1) Memisahkan sarung tangan mutu I, II dan reject 2) Membedakan size menurut warna keranjang

3) Mengantar bahan ke bagian packing bila sudah diperiksa oleh QC Assistant

b. Wewenang

1) Melaporkan kepada atasan jika ditemukan kualitas produk yang tidak sesuai misalnya % pinhole yang terlalu tinggi, mutu II atau reject produk yang terlalu banyak

27. QC – 2nd Level a. Tanggung Jawab

1) Memisahkan sarung tangan mutu II dan reject dari bagian produksi, QC sampler dan QC sortasi menjadi mutu I, II atau reject

2) Melakukan perbaikan mutu pada sarung tangan bila diperlukan. 3) Menyiapkan laporan 2nd level QC

b. Wewenang

(18)

28. Packing Operator a. Tanggung Jawab

1) Mem-packing sarung tangan yang sudah diperiksa.

2) Mem-packing sarung tangan dengan rapi dan sesuai dengan instruksi yang diberikan.

b. Wewenang

1) Melaporkan kepada QA Manager/QA Manager Assistant atau QC Assistant bila ada masalah yang ditemukan.

29. Packaging Materials Stock-Keeper a. Tanggung Jawab

1) Memeriksa seluruh bahan pengemas baik box maupun karton

2) Menyiapkan laporan (pengambilan dan pengembalian) karton dan box 3) Menerima karton dan box dari supplier

b. Wewenang

1) Melaporkan kepada atasan tentang hasil kerjanya

2) Melaporkan kepada atasan dan bagian pembelian bila ditemukan karton atau kotak yang rusak yang dikirim dari supplier

30. Stock Mover

a. Tanggung Jawab

1) Mengangkat bahan hasil produksi dari satu bagian ke bagian lain 2) Mengangkat dan menyusun produk yang akan di-stuffing

(19)

31. QA/QC Administrator a. Tanggung Jawab

1) Membantu QA Manager dalam menyimpan laporan dan fungsi administrasi lainnya.

2) Memeriksa semua laporan control dan QC serta menyiapkan laporan rekapitulasi.

b. Wewenang

1) Memeriksa dan meminta operator jika ada ditemukan laporan yang tidak lengkap.

2) Mengontrol rekaman di bagian QA/QC 32. Production Manager

b. Tanggung Jawab

1) Memastikan prosedur produksi dan instruksi kerja dilaksanakan di semua operasi produksi

2) Memastikan prosedur produksi dan instruksi kerja tersedia di tempat operasi berlangsung. Prosedur dan instruksi kerja harus berisikan semua informasi yang dibutuhkan termasuk kondisi yang dibutuhkan untuk menghasilkan produk

3) Memastikan semua operasi dicatat sebelum produk diteruskan ke operasi berikutnya

(20)

5) Melaksanakan tugas-tugas dan kebijakan perusahaan dalam merasionalisasikan dan mengimplementasikannya ke bagian produksi 6) Membangun sistem yang dapat memastikan identitas dan status

inspeksi untuk setiap lot produk diketahui agar dapat menyediakan kondisi penyimpanan bahan dalam proses yang sesuai

b. Wewenang

1) Melatih personil di departemennya dan memastikan hanya personil yang terlatih dan berkualifikasi melaksanakan proses produksi

2) Membuat keputusan yang berkaitam dengan bidang tugasnya

3) Melaksanakan evaluasi karyawan, kapasitas dan mutu produk secara objektif dan efisien

33. Production Manager-Assistant a. Tanggung Jawab

1) Membantu production manager mengontrol kegiatan poduksi 2) Membantu pemecahan masalah selama proses produksi berlangsung b. Wewenang

1) Membantu pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen di bagian produksi dalam upaya meningkatkan kepasitas dan mutu produk secara lebih objektif dan efisien

34. Production Supervisor a. Tanggung Jawab

(21)

2) Melaksanakan pengendalian produksi dan tugas-tugas yang ditentukan oleh Production Manager

b. Wewenang

1) Memberikan pelatihan kepada karyawan yang menjadi anggota shift-nya

2) Me-manage regu masing-masing

3) Melakukan langkah-langkah pencegahan dan perbaikan jika terjadi kerusakan baik pada mesin maupun pada hasil produksi

35. Production Supervisor Assistant a. Tanggung Jawab

1) Membantu tugas-tugas Production Supervisor b. Wewenang

1) Membantu Production Supervisor dalam menegakkan fungsi-fungsi dan kewenangan Production Supervisor

36. Machine Operator a. Tanggung Jawab

1) Melaksanakan tugas-tugas yang diatur oleh Production Supervisor masing-masing

2) Mengendalikan proses produksi b. Wewenang

(22)

37. Tumbling & Stripping Operator a. Tanggung Jawab

1) Melaksanakan stripping sarung tangan dengan baik

2) Memasukkan sarung tangan hasil stripping ke dalam keranjang sesuai dengan size-nya

3) Memasukkan sarung tangan hasil stripping ke dalam tumbler 4) Menjalankan mesin tumbler dengan benar

5) Melaksanakan tugas-tugas yang ditetapkan oleh Production Supervisor b. Wewenang

1) Melaporkan kepada operator mesin bila melihat bahan hasil produksi mengalami kerusakan

2) Mengoperasikan dan mengontrol mesin tumbler dan melporkan kepada Production Supervisor jika terjadi kerusakan mesin tumbler

38. Electrician Supervisor a. Tanggung Jawab

1) Melaksanakan tugas-tugas yang diberikan oleh Production Manager atau Vice GM Operational di bagian listrik baik perawatan, perbaikan, inovasi serta pemasangan alat-alat listrik yang baru

2) Mengawasi kerja anggotanya b. Wewenang

(23)

39. Electrician Operator a. Tanggung Jawab

1) Melaksanakan tugas-tugas yang diberikan oleh Electrician Supervisor baik perawatan, perbaikan dan lain sebagainya di bagian listrik

b. Wewenang

1) Membantu electrician supervisor terutama jika tidak di tempat dalam melaksanakan fungsi control terhadap sumber daya listrik

40. Technician/Maintenance Supervisor a. Tanggung Jawab

1) Melaksanakan tugas-tugas yang diatur oleh Production Manager atau Vice GM Operational di bagian teknik baik perawatan, perbaikan, inovasi serta pemasangan mesin-mesin baru/alat teknik

2) Mengawasi kerja anggotanya b. Wewenang

1) Melakukan fungsi control dan langkah-langkah pencegahan, perbaikan dan desain teknik

41. Maintenance a. Tanggung Jawab

1) Melaksanakan tugas-tugas yang diatur oleh Technician Supervisor atau langsung dari Production Manager atau Vice GM-Operational

2) Melaksanakan tugas-tugas perawatan dan perbaikan atau pemasangan mesin-mesin mekanik yang baru

(24)

1) Membantu Technician Supervisor dalam perawatan, perbaikan dan pemasangan alat-alat/mesin-mesin

42. Laboratory Analyst a. Tanggung Jawab

1) Melaksanakan tugas-tugas yang ditetapkan oleh Production Manager yang berhubungan dengan analisa kimia terhadap bahan produksi, bahan baku, bahan kimia, compounding, bahan pearl mill, bahan stock dan physical properties sarung tangan

2) Menyiapkan laporan analisa kimia b. Wewenang

1) Melaksanakan test laboratorium dan menyiapkan laporan analisa kepada departemen terkait untuk dapat diambil tindakan bila diperlukan 43. Compounding Operator

a. Tanggung Jawab

1) Melaksanakan tugas-tugas yang diatur oleh Production Manager dalam melaksanakan proses compound, ball mill, penerimaan bahan baku lateks serta melaksanakan fungsi-fungsi perawatan terhadap semua peralatan ball mill dan compound

2) Mengontrol stock bahan baku dan stock compound

3) Mengontrol kebersihan di area compound atau stock bahan baku 4) Menyiapkan laporan compound

b. Wewenang

(25)

2) Menginformasikan ke bagian produksi tangki compound mana yang dibuka untuk digunakan di bagian produksi lebih dulu

3) Melaporkan kepada Production Manager bila ditemukan masalah 44. Pearl Mill Operator

a. Tanggung Jawab

1) Melaksanakan proses milling sebelum dilanjutkan ke proses compound 2) Mengoperasikan mesin pearl mill dan perawatannya

3) Mengontrol kebersihan di area pearl mill dan menjaga kondisi mesin pearl mill setiap hari

4) Menyiapkan laporan pearl mill b. Wewenang

1) Menempatkan drum berisi bahan hasil pearl mill ditempat yang tepat dan memberikan identifikasi yang dibutuhkan

2) Melaporkan kepada Production Manager jika ditemukan masalah 45. Chemical Stock Keeper

a. Tanggung Jawab

1) Melaksanakan tugas-tugas yang diatur oleh Production Manager dalam melaksanakan penataan, pencatatan, dan pelaporan penggunaan dan penyimpanan bahan-bahan kimia di dalam gudang

2) Meyiapkan bahan kimia yang dibutuhkan untuk proses pearl mill, compound dan produksi

(26)

4) Melakukan opname stock paling tidak seminggu sekali b. Wewenang

1) Mengontrol stock dan order bahan kimia yang diperlukan sesuai dengan safety stock yang sudah ditentukan

46. Production Administrator a. Tanggung Jawab

1) Membantu Production Manager dalam menyimpan laporan dan fungsi administrasi lainnya

2) Memeriksa semua laporan control produksi dan menyiapkan laporan rekapitulasi

b. Wewenang

1) Memeriksa dan meminta operator jika ada ditemukan laporan yang tidak lengkap

2) Mengontrol rekaman di bagian produksi 47. Boiler Control Operator Head

a. Tanggung Jawab

1) Mengatur, mengawasi dan mengkoordinasi kerja operator control boiler

2) Menangani masalah-masalah yang muncul selama pengoperasian boiler 3) Menyampaikan instruksi-instruksi serta informasi yang berhubungan

(27)

5) Mengkoordinasikan kerja sama antara operator boiler dengan bagian produksi dan bagian genset

6) Mengawasi dan melaksanakan test pemakaian sample batu bara di boiler

b. Wewenang

1) Memberikan instruksi-intruksi yang diperlukan kepada semua operator di bagian boiler

2) Memberikan pengarahan kepada operator boiler menyangkut pekerjaan mereka

3) Menyampaikan masalah yang muncul di bagian boiler ke bagian produksi bila masalah tersebut berhubungan/mempengaruhi kegiatan produksi

4) Menerima atau menolak batu bara yang masuk sesuai dengan hasil test sample

48. Boiler Control Operator a. Tanggung Jawab

1) Memperhatikan power supply 2) Memperhatikan asap cerobong

3) Memperhatikan bilamana ada suara-suara yang ditimbulkan oleh komponen boiler yang menunjukkan adanya kerusakan atau gejala kerusakan

(28)

6) Mengisi laporan preventive maintenance, laporan harian control boiler, laporan serah terima shift serta laporan per shift.

b. Wewenang

1) Melaporkan kepada Kepala Control Boiler bila ada masalah di boiler untuk segera diambil tindakan

2) Memberikan informasi kepada bagian produksi atau bagian genset bila ada masalah yang muncul di boiler yang berkaitan dengan bagian produk tersebut

3) Segera menangani masalah yang muncul di bagian boiler 49. Charcoal Transporter

a. Tanggung Jawab

1) Menyiapkan batu bara yang dibutuhkan untuk pembakaran di boiler 2) Membantu tugas-tugas operator control boiler

3) Melaksanakan tugas-tugas yang diperintahkan oleh kepala shift atau operator control boiler

b. Wewenang

1) Melaporkan kepada operator control boiler atau kepala operator control boiler bila ada masalah yang muncul

2.6. Jumlah Tenaga Kerja dan Jam Kerja

(29)

Quality Assurance, Marketing dan Purchasing) pada hari senin sampai jumat adalah 7 jam sehari, dengan jadwal sebagai berikut:

- Pukul 09.00 – 12.00 waktu kerja - Pukul 12.00 – 13.00 waktu istirahat - Pukul 13.00 – 17.00 waktu kerja

Jumlah pekerja pada bagian produksi dibagi atas 3 shift, dimana jam kerjanya adalah 7 jam/hari pada hari senin – minggu. Jadwal shift karyawan bagian produksi adalah sebagai berikut.

Shift 1 Pukul 07.00 – 12.00 waktu kerja Pukul 12.00 – 13.00 waktu istirahat Pukul 13.00 – 15.00 waktu kerja Shift 2 Pukul 15.00 – 19.00 waktu kerja

Pukul 19.00 – 20.00 waktu istirahat Pukul 20.00 – 23.00 waktu kerja Shift 3 Pukul 23.00 – 03.00 waktu kerja

Pukul 03.00 – 04.00 waktu istirahat Pukul 04.00 – 07.00 waktu kerja

2.7. Proses Produksi

(30)

transformasi tersebut input yang diolah akan menjadi output yang memiliki nilai tambah baik secara fungsional maupun ekonomis.

Secara umum, proses produksi di PT Latexindo Toba – Perkasa dibagi atas dua kegiatan, yaitu:

1. Pencampuran bahan kimia 2. Pencetakan sarung tangan

Proses produksi sarung tangan lateks dilakukan berbagai tahap yang terdiri dari tahap pencampuran bahan-bahan kimia dan pencetakan sarung tangan. Lateks yang telah memenuhi syarat didispersi sesuai dengan bentuk tangan yang kemudian menjadi sarung tangan.

2.7.1. Standar Mutu Bahan/Produk

(31)

Standar mutu produk yang digunakan sesuai dengan standar internasional yang mengacu pada ISO 9001:2008. ISO 9001:2008 adalah suatu standar internasional untuk sistem manajemen. Mutu/kualitas ISO 9001:2008 menetapkan persyaratan-persyaratan dan rekomendasi untuk desain dan penilaian dari suatu sistem manajemen mutu. Quality Management Systems (ISO 9001:2008) merupakan prosedur terdokumentasi dan praktek-praktek standar untuk manajemen sistem, yang bertujuan menjamin kesesuaian dari suatu proses dan produk (barang atau jasa) terhadap kebutuhan atau persyaratan tertentu, dimana kebutuhan atau persyaratan tertentu tersebut ditentukan atau dispesifikasikan oleh pelanggan dan organisasi untuk standar mutu bahan dan produknya akan diperiksa dengan metode AQL (Acceptable Quality Level) dimana metode ini merupakan proporsi maksimum dari cacat atau kesalahan yang diperbolehkan setiap 200 unit produk. Jenis dan spesifikasi produk dapat dilihat pada Tabel 2.1.

2.7.2. Bahan yang Digunakan

Bahan yang digunakan oleh PT Latexindo Toba Perkasa untuk menghasilkan sarung tangan lateks dikelompokkan menjadi bahan baku, bahan penolong, dan bahan tambahan.

2.7.2.1. Bahan Baku

(32)

braziliensis) merupakan lateks yang dihasilkan dari perkebunan milik rakyat yang berada di sekitar Sumatera Utara dan pulau Sumatera. Selain lateks, bahan penolong dalam pembuatan sarung tangan adalah air yang digunakan sebagai pencampur zat-zat kimia. Bahan baku lateks dapat dilihat pada Gambar 2.2.

Gambar 2.2. Lateks

2.7.2.2. Bahan Penolong

Bahan penolong adalah suatu bahan yang digunakan untuk memperlancar proses produksi, tetapi tidak tampak di bagian akhir produk. Bahan penolong yang digunakan adalah :

1. Sulfur atau belerang digunakan sebagai bahan untuk mempercepat proses pematangan sarung tangan

2. ZnO (Zinc Oxide) digunakan sebagai penangkal oksidasi

3. ZDEC (Zinc Diethyl Dithiocarbornate) digunakan sebagai bahan akselator atau untuk mempercepat proses pelekatan sarung tangan pada cetakan. 4. KOH (Potassium Hydroxide) digunakan sebagai stabilizer lateks

5. CaCO3 (Calcium Carbonate) dan absoro digunakan untuk mempermudah

(33)

6. Air sebagai pelarut dan pencampur zat-zat kimia

7. ZDBC ( Zinc Dibuthyl Dithiocarbamate) digunakan untuk mempertahankan nilai CTR (Carbondioxide Transferred Rate) pada compound sehingga dapat bertahan selama 24 jam

8. TiO2 (Titanium Dioxide) digunakan sebagai bahan pigmen atau pemutih

9. Ca (NO3)2 (Calcium Nitrate) digunakan sebagai bahan penentu berat sarung

tangan.

2.7.2.3. Bahan Tambahan

Bahan tambahan adalah bahan yang digunakan dalam proses produksi dan berfungsi meningkatkan mutu produk serta merupakan bagian dari produk akhir. Bahan tambahan yang digunakan adalah sebagai berikut :

1. Kotak kecil digunakan untuk mengemas sarung tangan

2. Karton digunakan untuk mengemas kotak kecil sebelum diekspor 3. Isolatip digunakan untuk menutup karton

4. Lakban digunakan untuk menguatkan kemasan karton pada saat pengapalan dan penyimpanan di gudang.

(34)

Tabel 2.1. Jenis dan Spesifikasi Produk Sarung Tangan PT Latexindo Toba Perkasa

No. Spesifikasi Keterangan Lateks Pre Powdered Lateks Powder Free

PP M-5.0 PPNW PPHW PF M-5.0 PFNW

Before Aging Tensile Strength Elongation at Break

18 Mpa (min) 650% (min)

After Aging Tensile Strength Elongation at Break

(35)

V-63

2.7.3. Uraian Proses

Uraian proses pembuatan sarung tangan PT Latexindo Toba Perkasa antara lain:

1. Proses Pencampuran (Compounding)

Tahap ini adalah tahap dimana lateks yang telah diterima oleh perusahaan dan tahap melewati pengujian mutu yang dilakukan oleh departemen Quality Assurance, akan dicampur di dalam tangki compound dengan bahan-bahan disperse antara lain sulfur, pigmen, senyawa zinc, dan anti oksidan serta air. Setelah dimasukan ke dalam tangki compound, campuran akan diaduk selama 24 jam. Untuk pembuatan bahan-bahan dispersi, bahan yang terdiri dari sulfur, senyawa zinc, pigmen, dan anti oksidan serta air dimasukan ke dalam ball mill dan diputar selama 48 – 72 jam. Lateks pekat 60% dialirkan dari tangki penyimpanan lateks ke tangki pencampuran sampai tangki berisi 4 ton lateks. Selanjutnya bahan dispersi dicampurkan ke dalam lateks dan diaduk selama 24 jam. Hasil campuran compound ini dialirkan ke bak di bagian produksi dengan selang untuk digunakan pada pembentukan sarung tangan. 2. Proses Pencetakan Sarung Tangan

(36)

a. Acid Washing

Cetakan (former atau mold) sarung tangan dicelupkan ke bak yang berisi larutan HNO3 untuk mencuci cetakan dari kotoran-kotoran atau

kerak-kerak kotoran yang ada berupa sisa tepung dan zat kimia lainnya. Suhu pada tangki sekitar 500 – 700C.

b. Alkali Cleaning

Cetakan selanjutnya dibersihkan dengan cara dicelupkan pada bak yang berisi alkali untuk menetralisir keasaman nitrid acid (HNO3)

c. Rinsing

Cetakan dibersihkan dengan mencelupkannya ke dalam air bersih untuk membersihkan cetakan dari larutan kimia pada proses sebelumnya. pH air pada rinsing tank harus tetap terjaga pada skala 7, dan dijaga kebersihannya.

d. Coagulant Dipping

Cetakan dicelupkan ke dalam bak yang berisi larutan coagulant, yaitu kalsium karbonat CaCO3 dan kalsium nitrat Ca(NO3)2. Tahap ini

bertujuan untuk membuat lapisan pertama pada pembuatan glove agar hasilnya mudah dicabut dan juga sebagai pengikat lateks. Ketinggian dari permukaaan koagulan ini diatur secara otomatis dengan hidrolik. e. Drying I

(37)

coagulant oven adalah 1000-1400C. Setelah cetakan sarung tangan dikeringkan pada coagulant oven, suhu cetakan harus diturunkan hinga 600 – 700C dengan menggunakan kipas angin. Penurunan suhu ini dimaksudkan agar cetakan tidak terlalu panas ketika dicelupkan ke dalam lateks tank. Suhu yang terlalu tinggi dapat menyebabkan sarung tangan yang dicetak bocor.

f. Lateks Dipping

Pencelupan dilakukan pada bak yang berisi larutan lateks (Lateks tank) yang dihasilkan pada proses I (compounding). Pemeriksaan suhu dan tinggi permukaan lateks di lateks tank harus diperhatikan terus menerus karena sangat mempengaruhi kualitas sarung tangan. Temperatur lateks dijaga dalam suhu yang stabil, yaitu sekitar 200 – 330 C dengan cara mengontrol suhu pada electronic reading balance toledo oven.

g. Drying II

Cetakan yang telah dicelupkan pada larutan compound dikeringkan dengan menggunakan oven. Bahan bakar yang digunakan adalah gas LNG dengan suhu sekitar 2000 – 300 0C.

h. Leaching

(38)

i. Drying III

Sarung tangan dikeringkan lagi dengan menggunakan oven pada suhu sekitar 1000– 1500 C.

j. Beading Roll

Proses beading adalah proses pembentukan pergelangan sarung tangan dengan cara memutar bagian bawah cetakan dan juga terdapat beading roll dai atas yang memutar ke depan.

k. Curing (Drying IV)

Proses curing adalah proses pematangan sarung tangan dengan oven. Prosesnya sama dengan proses pengeringan sebelumnya, yaitu pada suhu 1000 – 150 0C.

l. Powdering

Powdering merupakan proses pemberian tepung pada sarung tangan dengan tujuan agar sarung tangan tidak lengket dan memudahkan pencabutan.

m. Drying V

Proses ini dilakukan dengan menggunakan oven sebagai proses pengeringan terakhir sebelum sarung tangan dilepaskan dari cetakan. n. Stripping

(39)

sehingga pada saat pelepasan, sarung tangan tidak koyak dan cacat. Ini merupakan proses terakhir pada proses pencetakan sarung tangan.

3. Proses Finishing

Tahap pada proses finishing adalah sebagai berikut : a. Proses Tumbling drying

Proses tumbling adalah proses pembersihan sarung tangan dari tepung dan juga untuk mengeringkan sarung tangan hingga kering atau tidak mengandung air lagi. Proses ini dilakukan dengan menggunakan mesin tumble dryer selama 45 menit pada temperatur 700 C dengan kapasitas 36 kg.

b. Inspection

Pemeriksaan kualitas sarung tangan diatur oleh bagian QC (Quality Control) untuk memisahkan sarung tangan berdasarkan mutunya. Pemeriksaan ini dilakukan dengan menggunakan tes angin, yaitu dengan menghembuskan angin pada sarung tangan dengan menggunakan kompressor.

c. Proses packing

(40)

bagian Quality Control untuk ditindak lanjuti. Sarung tangan yang telah dikemas disimpan ke gudang bahan jadi untuk menunggu proses pengiriman.

2.8. Mesin dan Peralatan

2.8.1. Mesin

Mesin produksi adalah semua mesin yang yang secara langsung berperan dalam proses produksi. Beberapa mesin yang digunakan oleh PT Latexindo Toba Perkasa yaitu :

1. Pearl Mill merupakan mesin pengaduk semua bahan pembuat sarung tangan. Gambar Pearl Mill dapat dilihat pada Gambar 2.3.

Gambar 2.3. Pearl Mill

Spesifikasi Mesin : Merek : Bosch 06 F

(41)

Asal : Jerman Jumlah : 4 unit

Kapasitas : 1 ton per pengolahan Putaran : 40 putaran per menit

2. Mesin dipping line untuk mencetak sarung tangan lateks secara otomatis. Gambar mesin dipping line dapat dilihat pada Gambar 2.4.

Gambar 2.4. Mesin Dipping Line

Spesifikasi Mesin :

Kapasitas : 2000 – 4500 mold dalam 1 unit Daya : 10 HP

Jumlah : 14 Unit

3. Tumble Dryer ialah mesin pengering yang berfungsi untuk membersihkan dan mengeringkan sarung tangan.

(42)

Daya : 10 HP Jumlah : 20 unit

4. Mesin kompresor yang berfungsi untuk mendapatkan kekuatan udara dalam proses pengecekan atau inspeksi.

Spesifikasi Mesin :

Merek : Ingersoll Rand Model : 71T2, 7100

Ukuran : 182,88 x 73,66 x 144,78 cm Voltase : 230 Volt AC

Daya : 15 HP

Kapasitas : 11 KW

2.8.2. Peralatan

Peralatan yang digunakan oleh PT Latexindo Toba Perkasa adalah sebagai berikut:

1. pH meter untuk mengukur pH cairan yang digunakan.

2. Viscosity cup untuk mengukur viskositas atau kekentalan bahan. 3. Stopwatch untuk menghitung waktu pengurangan suhu cairan. 4. Thermometer untuk mengukur suhu cairan.

5. Mistar untuk mengukur ukuran sarung tangan. 6. Beaker glass untuk mengukur cairan sampel.

(43)

8. Tangki Asam Nitrat yang berfungsi sebagai tempat larutan asam nitrat dan memiliki kapasitas 300 L dengan penggunan berjumlah 2 unit.

9. Tangki KOH yang berfungsi sebagai tempat larutan KOH dengan kapasitas 300 L dan jumlah sebanyak 2 unit.

10. Tangki Air yang berfungsi sebagai penyimpanan air dengan kapasitas 200 L dan jumlah sebanyak 1 unit.

11. Lateks Storage Tank yang berfungsi sebagai tempat untuk menimbun lateks yang dibawa dari perkebunan – perkebunan dengan kapasitas 1000 ton dan jumlah sebanyak 6 unit.

12. Tangki Compound yang berfungsi sebagai tempat untuk mencampurkan lateks dengan bahan dispersi dan memiliki kapasistas sebanyak 40 ton.

13. Pearl Mill yang berfungsi sebagai tempat untuk mencampur dan mengaduk bahan-bahan dispersi dan memiliki kapasitas 4 ton.

14. Timbangan digital yang berfungsi sebagai penimbang bahan baku pada saat penerimaan bahan baku di laboratorium.

15. Timbangan duduk ialah peralatan yang berfungsi untuk menimbang sarung tangan yang telah dimasukan ke dalam kotak produk.

16. Trolley ialah alat yang berfungsi sebagai material handling untuk produk di pabrik.

17. Forklift ialah alat yang juga berfungsi sebagai material handling untuk bahan baku di pabrik.

(44)

2.9. Prosedur Pembelian

Prosedur pembelian ini mencakup tata cara untuk melaksanakan pembelian. Tujuan dari prosedur ini adalah untuk memastikan produk yang dibeli sesuai dengan persyaratan atau sesuai dengan spesifikasi, kuantitas dan waktu yang dibutuhkan oleh perusahaan. Berikut ini akan diuraikan tentang prosedur pembelian.

1. Bagian purchasing melakukan verifikasi atas permintaan pembelian dengan memperhatikan:

a. Stock barang di gudang (untuk pembelian bahan yang bersifat rutin) b. Kebutuhan

c. Prioritas kebutuhan d. Spesifikasi

e. Harga

f. Untuk kegiatan operasional atau non-operasional

2. Untuk barang/jasa yang pembeliannya bersifat tidak rutin/penting/harga di luar perkiraan, harus mendapat persetujuan dari Vice GM-Operasional terlebih dahulu.

3. Seleksi supplier

(45)

dibutuhkan (kualitas), tanggal penyerahan barang dan jangka waktu tagihan.

b. Proses seleksi ini tidak berlaku untuk pembelian tunai secara langsung ke tempat supplier, kecuali sudah diadakan seleksi lebih dulu

4. Pembelian barang/material

a. Bagian purchasing memberikan slip permintaan pembelian kepada yang meminta pebelian barang untuk diisi dan kemudian diajukan dan disetujui oleh Vice GM-Operational

b. Setelah ada kesepakatan dengan supplier, bagian purchasing membuat purchase order

5. Pembelian jasa

a. Bagian purchasing membuat work order untuk pelaksanaan kerja/perbaikan atas suatu barang untuk dikerjakan pihak luar

b. Work order ini ditandatangani oleh yang meminta pelaksanaan kerja/perbaikan dan bagian pembelian

6. Purchase order dan work order kemudian diperiksa oleh Vice

GM-Operational

7. Jika disetujui, maka pembelian dapat dilakukan

8. Jika tidak disetujui, maka purchase order/work order tersebut harus diganti (negosiasi ulang)

(46)
(47)

Operator Gudang/Pemakai Marketing Manager Bagian Pembelian Vice

GM-Terima & periksa barang masuk

Gambar

Gambar 2.2. Lateks
Tabel 2.1. Jenis dan Spesifikasi Produk Sarung Tangan PT Latexindo Toba Perkasa
Gambar Pearl Mill dapat dilihat pada Gambar 2.3.
Gambar mesin dipping line dapat dilihat pada Gambar 2.4.
+2

Referensi

Dokumen terkait

sebuah perangkat lunak untuk menangani proses pemesanan bahan baku, retur bahan baku dan sistem pengambilan keputusan dengan menggunakan metode Analytical

ALOKASI JUMLAH PEMBELIAN BAHAN BAKU BERDASARKAN HASIL EVALUASI DAN PEMILIHAN SUPPLIER DI.. PT ARMINDO

Evaluasi supplier dilakukan dengan menggunakan metode. AHP, sedangkan alokasi jumlah pembelian bahan

mempertimbangkan jumlah kebutuhan bahan baku, harga bahan baku, minimum dan maksimum order yang ditetapkan oleh supplier, serta total bobot penilaian supplier yang

Tujuan penelitian tugas akhir ini yaitu menganalisis dan memilih pemasok bahan baku tepung agar-agar terbaik dengan mempertimbangkan kriteria- kriteria dalam pemilihan

Berdasarkan hasil wawancara, harga menjadi penting untuk dijadikan kriteria penilaian mengingat biaya produksi masih tinggi sehingga penting untuk mengurangi harga

Oleh karena itu perlu dilakukan penentuan prioritas supplier untuk menentukan alokasi pesanan kepada supplier guna mendapatkan bahan baku yang berkualitas dan

Manfaat dari penelitian ini adalah: (a) Bagi penulis, penelitian ini diharapkan akan menambah wawasan penulis di bidang Teknik Industri, khususnya dalam kebijakan