• Tidak ada hasil yang ditemukan

Model Pembelajaran Berbasis Proyek otak

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Model Pembelajaran Berbasis Proyek otak "

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK

(Tugas Mata Kuliah Belajar dan Pembelajaran)

Oleh Kelompok 4 Kelas B:

Amer Syarifuddin 1311021039

Densa Nurtyas Anutara 1311021029

Sunaryadi 1311021043

Muhammad Irfan 1311021046

JURUSAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat-Nyalah penulis dapat menyelesaikan tuga Makalah perkuliahan Belajar dan Pembelajaran yang berjudul Model Pembelajaran Berbasis Proyektepat pada waktunya.

Harapan penulis semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi penulis sendiri khususnya dan bagi orang lain yang mambutuhkan pada umumnya. Disamping itu penulis menyadari bahwa makalah ini dapat terselesaikan dengan baik berkat bantuan dan bimbingan serta arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu tidak lupa kami sampaikan ucapan banyak terima kasih kepada:

1. Yang terhormat Bapak Dr. I Komang Sudarma, M. Pd selaku dosen pengajar mata kuliah Belajar dan Pembelajaran yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan dalam menyusun makalah ini.

2. Teman-teman semester 2 kelas B jurusanTeknologi Pendidikan yang telah mendukung dan membantu dalam diskusi di kelas.

3. Anggota kelompok empat yang telah berperan aktif membantu dalam penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kasempurnaan, untuk itu penulis mengharap sumbangan saran serta kritik yang sifatnya membangun dari segenap pihak dan atas perhatiannya penulis mengucapkan terima kasih dengan segala kerendahan hati.

Singaraja, 01 Mei 2014

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI... ii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 2

1.3 Tujuan ... 2

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian model pembelajaran berbasis proyek... 3

2.2 Prinsip - prinsip model pembelajaran berbasis proyek... 5

2.3 Karakteristik - karakteristik model pembelajaran berbasis proyek ... 7

2.4 Tahap–tahap pembelajaran berbasis proyek... 7

2.5 Kelebihan dan kelemahan model pembelajaran berbasis proyek ... 9

BAB III PENUTUP 3.1 kesimpulan ... 11

3.2 Saran ... 12

(4)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dalam perkembangan dunia pendidikan yang sangat cepat seperti sekarang ini, peserta didik yang mampu menghadapinya adalah peserta didik yang berkembang pola pikirnya dan siswa yang mampu menyelesaikan permasalahan yang ada dengan baik. Karena itu pendidik harus mampu mengkondisikan bagaimana supaya peserta didik dapat menjadi pemecah permasalahan yang baik.

Di zaman sekarang ini yang serba fleksibel atau identik dengan perubahan. Oleh karenanya pendidik harus mampu menyiapkan peserta didiknya untuk mampu menyesuaikan dengan perubahan yang terjadi. Perubahan itu tidak dapat dihentikan, tetapi hanya dapat diikuti dengan meningkatkan kreatifitas dan daya saing peserta didik dalam dunia global. Maka peserta didik harus dididik sesuai dengan zaman yang akan dihadapinya.

Dalam proses pembelajaran banyak sekali metode pembelajaran yang digunakan oleh para pendidik atau guru. Berdasarkan kenyataan-kenyataan tersebut, maka secara khusus proses pembelajaran di kelas juga harus ikut ”berubah” sesuai dengan tantangan zaman tersebut, sehingga satuan pendidikan mampu menyiapkan anak yang kreatif, kooperatif dan kompetitif. Salah satu inovasi pembelajaran untuk menjadikan anak kreatif dan kompetitif dan mampu bekerja sama (kooperatif) adalah dengan menerapkan proses pembelajaan berbasis proyek.

(5)

lapangan.Secara umum pembelajaran berbasis proyek menempuh tiga tahap yaitu perencanaan proyek, pelaksanaan proyek, dan evaluasi proyek.

Dari uraian diatas untuk mencapai hal tersebut diperlukan adanya pemahaman yang memadai tentang bagaimana sebuah model pembelajaran ini mampu diserap dan dimengerti oleh para peserta didik.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan dari latar belakang tersebut, maka berikut ini rumusan masalah yang didapatkan :

1. Apa pengertian Pembelajaran Berbasis Proyek itu?

2. Bagaimanakah prinsip-prinsip Pembelajaran Berbasis Proyek itu? 3. Apa saja karakteristik-karakteristik Pembelajaran Berbasis Proyek? 4. Bagaimana tahapan-tahapan dalam Pembelajaran Berbasis Proyek? 5. Apa kelebihan dan kekurangan Pembelajaran Berbasis Proyek?

1.3. Tujuan

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu :

1. Untuk menjelaskan pengertian pembelajaran berbasis proyek.

2. Untuk menyebutkan serta menjelaskan prinsip - prinsip pembelajaran berbasis proyek.

3. Untuk menjelaskan karakteristik - karakteristik pembelajaran berbasis proyek. 4. Untuk menjelaskan tahapan-tahapan dalam pembelajaran berbasis proyek.

(6)

BAB II PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Pembelajaran Berbasis Proyek

Pembelajaran berbasis proyek adalah suatu model pembelajaran yang melibatkan suatu proyek dalam proses pembelajaran. Proyek yang dikerjakan oleh siswa dapat berupa proyek perseorangan atau kelompok dan dilaksanakan dalam jangka waktu tertentu secara kolaboratif, menghasilkan sebuah produk, yang hasilnya kemudian akan ditampilkan atau dipresentasikan. Pelaksanaan proyek dilakukan secara kolaboratif dan inovatif, unik, yang berfokus pada pemecahan masalah yang berhubungan dengan kehidupan siswa. Pembelajaran berbasis proyek merupakan bagian dari metoda instruksional yang berpusat pada pembelajar. Model ini sebagai ganti penggunaan suatu model pembelajaran yang masih bersifat teacher-centered yang cenderung membuat pembelajar lebih pasif dibandingkan dengan guru. Hal tersebut mengakibatkan motivasi belajar siswa menjadi rendah sehingga kinerja ilmiah mereka pun menurun.

Definisi tersebut sejalan dengan uraian yang dipaparkan oleh Bell (2005) yaitu sebagai berikut.

a. Project Based Learning is curriculum fueled and standards based.

Model pembelajaran berbasis proyek merupakan model pembelajaran yang menghendaki adanya standar isi dalam kurikulumnya. Melalui Pembelajaran berbasis proyek, proses inquiry dimulai dengan memunculkan pertanyaan penuntun (aguiding question) dan membimbing peserta didik dalam sebuah proyek kolaboratif yang mengintegrasikan berbagai subjek (materi) dalam kurikulum.

b. Project Based Learning asks a question or poses a problem that each student can answer.

(7)

question). Mengingat bahwa masing-masing peserta didik memiliki gaya belajar

yang berbeda, maka pembelajaran berbasis proyek memberikan kesempatan kepada para peserta didik untuk menggali konten (materi) dengan menggunakan berbagai cara yang bermakna bagi dirinya, dan melakukan eksperimen secara kolaboratif. Hal ini memungkinkan setiap peserta didik pada akhirnya mampu menjawab pertanyaan penuntun.

c. Project Based Learning asks students to investigate issues and topics addressing real-world problems while integrating subjects across the

curriculum.

Pembelajaran berbasis proyek merupakan model pembelajaran yang menuntut peserta didik membuat “jembatan” yang menghubungkan antar berbagai subjek materi. Selain itu, pembelajaran berbasis proyek merupakan investigasi mendalam tentang sebuah topik dunia nyata.

d. Project Based Learning is a models that fosters abstract, intellectual tasks to explore complex issues.

(8)

2.2. Prinsip-Prinsip Pembelajaran Berbasis Proyek

Sebagai sebuah model pembelajaran, menurut Thomas (2000) dalam Wena (2009:145), pembelajaran berbasis proyek memiliki berbagai prinsip, yaitu:

1) Prinsip Sentralistis (centrality)

Prinsip ini menegaskan bahwa kerja proyek merupakan esensi dari kurikulum. Model ini merupakan pusat strategi pembelajaran, dimana siswa belajar konsep utama dari suatu pengetahuan melalui kerja proyek. Oleh karena itu, kerja proyek. Oleh karena itu, kerja proyek bukan merupakan praktik tambahan dan aplikasi praktis dari konsep yang sedang dipelajari, melainkan menjadi sentral kegiatan pembelajaran di kelas. Dengan demikian, kegiatan pembelajaran akan dapat dilaksanakan secara optimal. Dalam pembelajaran berbasis proyek, proyek adalah strategi pembelajaran; siswa mengalami dan belajar konsep-konsep inti suatu disiplin ilmu melalui proyek.

2) Prinsip Pertanyaan Pendorong/ Penuntun (driving question)

Kerja proyek berfokus pada “pertanyaan atau permasalahan” yang dapat

mendorong siswa untuk berjuang memperoleh konsep atau prinsip utama suatu bidang tertentu. Kaitan antara pengetahuan konseptual dengan aktivitas nyata dapat ditemui melalui pengajuan pertanyaan (Blumenfeld, dkk., 1991) ataupun dengan cara memberikan masalah dalam bentuk definisi yang lemah (Stepien & Gallagher, 1993). Jadi dalam hal ini kerja sebagai external motivation yang mampu menggugah siswa

(internal motivation) untuk menumbuhkan kemandiriannya dalam mengerjakan

tugas-tugas pembelajaran (Clegg, 2001).

3) Prinsip Investigasi Konstruktif (contructive investigation)

Merupakan proses yang mengarah pada pencapaian tujuan, yang mengandung kegiatan inkuiri, pembangunan konsep, dan resolusi. Dalam investigasi memuat proses perancangan, pembuatan keputusan, penemuan masalah, pemecahan masalah,

discovery, dan pembentukan model. Di samping itu, dalam kegiatan pembelajaran

(9)

“latihan”, bukan proyek dalam konteks pembelajaran berbasis proyek (Suhartadi,

2001). Oleh karena itu, penentuan jenis proyek haruslah dapat mendorong siswa untuk mengonstruksi pengetahuan sendiri untuk memecahkan persoalan yang dihadapinya. Dalam hal ini guru harus mampu merancang suatu kerja proyek yang mampu menumbuhkan rasa ingin meneliti, rasa untuk berusaha memecahkan masalah, dan rasa ingin tahu yang tinggi.

4) Prinsip Otonomi (autonomy)

Dalam Pembelajaran Berbasis Proyek dapat diartikan sebagai kemandirian siswa dalam melaksanakan proses pembelajaran, yaitu bebas menentukan pilihannya sendiri, bekerja dengan minimal supervisi, dan bertanggung jawab. Oleh karena itu, lembar kerja siswa, petunjuk kerja praktikum, dan yang sejenisnya bukan merupakan aplikasi dari prinsip pembelajaran berbasis proyek (Suhartadi, 2001). Dalam hal ini guru hanya berperan sebagai fasilitator dan motivator untuk mendorong tumbuhnya kemandirian siswa.

5) Prinsip Realistis (realism)

Proyek merupakan sesuatu yang nyata, bukan seperti di sekolah (Suhartadi, 2001). Pembelajaran Berbasis Proyek harus dapat memberikan perasaan realistis kepada siswa, termasuk dalam memilih topik, tugas dan peran konteks kerja, kolaborasi kerja, produk, pelanggan, maupun standar produknya

(10)

2.3. Karakteristik–karakteristik Pembelajaran Berbasis Proyek

Pembelajaran berbasis proyek memiliki potensi yang besar untuk memberikan pengalaman belajar yang lebih menarik dan bermakna bagi siswa (Gear,

1998).Sedangkan menurut Buck Institute For Education (1999) dalam Made (2000,

145) belajar berbasis proyek memiliki karakteristik yaitu : 1) Siswa membuat keputusan dan membuat kerangka kerja

2) Terdapat masalah yang pemecahannya tidak ditentukan sebelumnya 3) Siswa merancang proses untuk mencapai hasil

4) Siswa bertanggunga jawab untuk mendapatkan dan mengelola informasi yang dikumpulkan

5) Siswa melakukan evaluasi secara kontinu

6) Siswa secara teratur melihat kembali apa yang meraka kerjakan 7) Hasil akhir berupa produk dan di evaluasi kualitasnya

8) Kelas memiliki atmosfir yang memberikan toleransi kesalahan dan perubahan.

2.4 Tahap - Tahap Pembelajaran Berbasis Proyek

1. Tahap Perencanaan

Tahap perencanaan ini pada dasarnya sama dengan tahap perencanaan pembelajaran pada umumnya. Akan tetapi, karena dalam pembelajaran ini bertujuan untuk mengerjakan suatu proyek maka keluasan pembelajarannya tentu akan lebih bersifat kompleks. Tahap perencanaan pembelajaran merupakan tahap yang sangat penting dalam setiap proses pembelajaran. Dikatakan penting karena tahap perencanaan ini sangat mempengaruhi kualitas hasil pembelajaran. Apalagi untuk mengerjakan proyek-proyek pembelajaran yang kompleks, tahap perencanaan harus dirancang secara sistematis sehingga pelaksanaan pembelajaran dapat berjalan secara optimal. Langkah–langkah perencanaan dirancang sebagai berikut:

1. Merumuskan tujuan pembelajaran atau proyek 2. Menganalisis karakteristik siswa

(11)

5. Merancang kebutuhan sumber belajar 6. Merancang alat evaluasi

2. Tahap Pelaksanaan

Dalam strategi pembelajaran berbasis proyek, setelah segala sesuatu yang berkaitan dengan pembelajaran direncanakan, tahap berikutnya adalah tahap pelaksanaan. Agar pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan yang direncanakan serta dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan, diperlukan bebagai macam persiapan pembelajaran. Tahap pelaksanaan pembelajaran berbasis proyek merupakan tahap pembelajaran yang sangat penting. Hal ini karena melalui proses inilah peserta didik mampu merasakan penglaman belajar yang kompleks. Beberapa kegiatan yang harus dilakukan dalam tahap pelaksanaan:

1. Mempersiapkan sumber belajar yang diperlukan 2. Menjelaskan tugas proyek dan gambar kerja

3. Mengelompokkan peserta didik sesuai dengan tugas masing-masing 4. Mengerjakan proyek

3. Tahap Evaluasi atau Penilaian

(12)

2.5. Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Berbasis Proyek

1. Kelebihan

Moursund, Bielefeldt, & Underwood (1997) meneliti sejumlah artikel tentang proyek di kelas yang dapat dipertimbangkan sebagai bahan testimonial terhadap guru, terutama bagaimana guru menggunakan proyek dan persepsi mereka tentang bagaimana keberhasilannya. Kelebihan dari Pembelajaran Berbasis Proyek adalah sebagai berikut:

1. Meningkatkan motivasi. Laporan-laporan tertulis tentang proyek itu banyak yang mengatakan bahwa siswa suka tekun sampai kelewat batas waktu, berusaha keras dalam mencapai proyek. Guru juga melaporkan pengembangan dalam kehadiran dan berkurangnya keterlambatan. Siswa melaporkan bahwa belajar dalam proyek lebih fun daripada komponen kurikulum yang lain.

2. Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah. Penelitian pada pengembangan keterampilan kognitif tingkat tinggi siswa menekankan perlunya bagi siswa untuk terlibat di dalam tugas-tugas pemecahan masalah dan perlunya untuk pembelajaran khusus pada bagaimana menemukan dan memecahkan masalah. Banyak sumber yang mendiskripsikan lingkungan belajar berbasis proyek membuat siswa menjadi lebih aktif dan berhasil memecahkan problem-problem yang kompleks.

3. Meningkatkan kolaborasi. Pentingnya kerja kelompok dalam proyek memerlukan siswa mengembangkan dan mempraktikkan keterampilan komunikasi. Kelompok kerja kooperatif, evaluasi siswa, pertukaran informasi online adalah aspek-aspek kolaboratif dari sebuah proyek. Teori-teori kognitif yang baru dan konstruktivistik menegaskan bahwa belajar adalah fenomena sosial, dan bahwa siswa akan belajar lebih di dalam lingkungan kolaboratif.

(13)

alokasi waktu dan sumber-sumber lain seperti perlengkapan untuk menyelesaikan tugas.

2. Kelemahan

Adapun kelemahan dari pembelajaran berbasiskan proyek ini antara lain:

1) Kebanyakan permasalahan “dunia nyata” yang tidak terpisahkan dengan masalah kedisiplinan, untuk itu disarankan mengajarkan dengan cara melatih dan

memfasilitasi peserta didik dalam menghadapi masalah.

2) Memerlukan banyak waktu yang harus diselesaikan untuk menyelesaikan masalah.

3) Membutuhkan biaya yang cukup banyak

4) Banyak instruktur yang merasa nyaman dengan kelas tradisional, dimana instruktur memegang peran utama di kelas.

(14)

BAB III PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Pembelajaran berbasis proyek atau tugas adalah sebuah metode penyajian bahan pembelajaran yang diberikan oleh guru kepada peserta didik berupa seperangkat tugas yang harus dikerjakan peserta didik, baik secara individual maupun secara kelompok. Penggunaan metode yang tepat akan turut menentukan efektivitas dan efisiensi pembelajaran dan memberikan kesempatan peserta didik melakukan sendiri kegiatan belajar yang ditugaskan.

Selain itu kompetensi yang dikembangkan selain kompetensi disiplin ilmu (discipline-based competencies) dan kompetensi interpersonal (interpersonal

competencies) dan kompetensi intrapersonal ( intrapersonal competencies) dalam diri

siswa. Kompetensi disiplin ilmu berkaitan dengan pemahaman konsep, prinsip dan teori dari disiplin ilmu. Kompetensi interpersonal mencakup kemampuan berkomunikasi, berkolaborasi, berperilaku sopan dan baik, menangani konflik, bekerjasama, membantu orang lain, dan menjalin hubungan dengan orang lain dan masyarakat. Kompetensi intrapersonal mencakup apresiasi terhadap keragaman, melakukan refleksi diri, disiplin, beretos kerja tinggi, membiasakan diri hidup sehat, mengendalikan emosi, tekun, mandiri, dan mempunyai motivasi.

Model pembelajaran berbasis proyek mempunyai beberapa prinsip yaitu : Prinsip sentralistis (centrality), pertanyaan dan permasalahan, Prinsip investigasi konstruktif (constructive investigation), Prinsip otonomi (autonomi), Prinsip realistis

(realism).

Tahap pembelajaran berbasis masalah terdiri dari 3 fase yaitu:

1. Tahap Perencanaan

(15)

3.2. Saran

Dalam dunia pendidikan saat ini banyak model pembelajaran yang digunakan untuk meningkatkan kualitas seorang peserta didik.Dalam hal ini model pembelajaran berbasis proyek sangat tepat untuk digunakan sebagai pembelajaran yang baik untuk perkembangan peserta didik dalam meningkatkan kualiatas peserta didik. Pembelajaran berbasis proyek sendiri merupakan pembelajaran yang berpusat pada proses, relatif berjangka waktu, berfokus pada masalah, unit pembelajaran bermakna dengan memadukan konsep-konsep dari sejumlah komponen baik itu pengetahuan, disiplin ilmu atau lapangan.Secara umum pembelajaran berbasis proyek menempuh tiga tahap yaitu perencanaan proyek, pelaksanaan proyek, dan evaluasi proyek.

(16)

DAFTAR RUJUKAN

Arikunto, S., 2005. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan: Edisi Kedua: Jakarta.Bumi Aksara.

Aunurrahman. 2012. Belajar dan Pembelajaran. Bandung. Alvabeta.

Brooks, J. G., & Brooks, M. G. 1993. In search of understanding: The case for constructivist

classrooms. Virginia: Association for Supervision and Curriculum Development.

Herminarto Sofyan. 2006. Implementasi pembelajaran Berbasis Proyek Pada Bidang

Kejuruan. Cakrawala Pendidikan. Yogyakarta. LPM UNY.

Nolker, H. & Schoenfeldt, E. 1983. Pendidikan Kejuruan: Pembelajaran, Kurikulum,

dan Perencanaan. Jakarta. Gramedia.

Semiawan, C., Tangyong A. F., dkk. 1987. Pendekatan Keterampilan Proses Bagaimana Mengaktifkan Siswa Dalam Belajar?. Jakarta. Gramedia.

Sujana, N. & Arifin. 1988. Cara belajar siswa aktif dalam proses belajar mengajar. Bandung Sinar Baru.

Supijono, Agus. 2009. Cooperative Learning (Teori Aplikasi PAIKEM). Yogyakarta. Pustaka Pelajar.

Sutirman. 2013. Media dan Model-model Pembelajaran Inovatif. Yogyakarta. Graha Ilmu

Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: konseop, Landasan, dan Implementasinya pada kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Edisi Pertama. Jakarta. Kencana Prenada Media Group.

Wena, Made. 2011. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer : suatu Tinjauan

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan penelusuran terhadap beberapa penelitian terdahulu, penulisan hukum dengan Judul “Penerapan Perjanjian Diam-Diam dalam Perjanjian Distributorship (Studi Kasus

Undang Nomor 12 Tahun 2005 pada tanggal 28 Oktober 2005, telah melahirkan kewajiban konstitusional Negara Indonesia untuk menjunjung tinggi kewajiban internasionalnya

Penelitian oleh Sohail 10 pada tahun 2010 juga menyimpulkan hal yang sama bahwa terdapat hubungan antara stres dengan prestasi belajar Mahasiswa Fakultas

Hasil penelitian diperoleh persepsi orang tua terhadap game online sebagai media edukasi untuk kepatuhan pengobatan anak di Sekolah Dasar negeri dan swasta Kota Purwokerto

1. Memberikan manfaat dan dapat diterima sebagai sumbangan pemikiran bagi pengembangan ilmu hukum serta dapat menambah bahan bacaan di perpustakaan. Diharapkan

MODIFIKASI ALGORITMA DATA ENCRYPTION STANDARD (DES) 64 BIT UNTUK PENGAMANAN PADA PENYIMPANAN FILE.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Kami menemukan bahwa (1) suara sintetis seperti itu dapat dikenali secara akurat, dan pada tingkat yang jauh lebih baik daripada sparsity dicocokkan, (2)

33 Setelah Islam berkembang luas dan melampaui kurun waktu tertentu, maka dengan sendirinya pemahaman keagamaan yang tertuang dalam kitab- kitab klasik tersebut