• Tidak ada hasil yang ditemukan

ASAL MULA KEHIDUPAN DI BUMI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "ASAL MULA KEHIDUPAN DI BUMI"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

ASAL MULA KEHIDUPAN DI BUMI

Tentunya kita sebagai manusia sering bertanya-tanya, “dari mana asal kehidupan di bumi?” pada hakikatnya jawaban atas pertanyaan itu melahirkan banyak teori-teori tentang asal mula kehidupan di bumi, diantaranya adalah :

1. Teori Cosmozoa

Teori ini mengatakan bahwa makhluk hidup datang di bumi dari bagian lain alam semesta ini. Asumsi yang mendasari teori ini adalah (a) benda hidup itu ada atau telah ada di suatu tempat dalam alam semesta ini, (b) hidup itu dapat dipertahankan selama perjalanan antar benda angkasa ke bumi.

2. Teori Pfsuger

Teori ini mengatakan bahwa bumi berasal dari suatu materi yang sangat panas sekali, kemudian dari bahan itu mengandung karbon dan nitrogen berbentuk senyawa cyanogens (CN), dimana senyawa tersebut dapat terjadi pada suhu yang sangat tinggi dan selanjutnya berbentuk zat protein sebagai pembentuk protoplasma yang akan menjadi makhluk hidup.

3. Teori Moore

Mengatakan bahwa makhluk hidup dapat muncul dari kondisi yang cocok dari bahan anorganik pada saat bumi mengalami pendinginan melalui suatu proses yang kompleks dalam larutan yang labil. Bila fase keadaan kompleks itu tercapai akan muncullah makhluk hidup.

4. Teori Allen

Mengatakan bahwa pada saat keadaan fisik bumi ini seperti keadaan sekarang, beberapa reaksi terjadi, yaitu reaksi yang datang dari sinar matahari diserap oleh zat besi yang lembab dan menimbulkan pengaturan atom dan materi-materi. Interaksi antara nitrogen, karbon, hidrogen, oksigen, dan sulfur dalam genangan air di muka bumi akan membentuk zat-zat yang akhirnya membentuk protoplasma benda hidup.

5. Teori Transedental atau Penciptaan

Merupakan jawaban secara religi bahwa makhluk hidup itu diciptakan oleh Super Nature atau Yang Maha Kuasa di luar jangkauan sains.

6. Teori Abiogenesis atau Generatio Spontanea

Teori ini dikemukakan oleh seorang ilmuwan yang bernama Aristoteles, dia mengatakan bahwa makhluk hidup terjadi secara spontan. Hal tersebut berdasarkan pengamatan seperti cacing berasal dari lumpur, ulat berasal dari daging yang membusuk.

7. Teori Fransisco Redi (1626-1697)

Redi pernah melakukan eksperimen menggunakan keratan daging segar yang dimasukkan ke dalam labu-labu/ gelas-gelas yang sebagian dibiarkan terbuka dan yang lainnya ditutup rapat. Setelah beberapa hari diamati, gelas yang terbuka dihinggapi lalat dan lalat tersebut kemudian bertelur di sana. Akhirnya muncullah ulat-ulat pada daging yang mulai membusuk pada gelas tanpa tutup tersebut. Sebaliknya gelas yang ditutup rapat tidak ditemukan adanya ulat/ kesimpulan yang dapat diambil adalah asal mula kehidupan dari telur omne vivum ex ovo.

(2)

8. Percobaan Lazzaro Spalanzani (1729-1799)

Dia melakukan eksperimen dengan menggunakan air kaldu yang dimasukkan dalam tabung reaksi dengan perlakuan yang berbeda-beda. Dalam tabung reaksi I diisi air kaldu dan ditutup rapat-rapat kemudian disimpan. Tabung reaksi II diisi kaldu, dipanaskan ± 15 menit, ditutup rapat kemudian disimpan. Tabung raksi III diisi air kaldu terus dipanaskan ± 15 menit kemudian disimpan tanpa diberi tutup. Setelah beberapa hari diamati ternyata tabung reaksi I dan III dijumpai ada jasad renik/kehidupan. Kesimpulan yang dapat diambil adalah bahwa adanya telur harus ada jasad renik dulu atau omne ovum ex vivo.

9. Teori Biogenesis

Dikemukakan oleh Louis Pasteur (1822-1895) yang melakukan eksperimen dengan menggunakan air kaldu dengan labunya yang berbentuk leher angsa. Kesimpulan dari eksperimennya adalah kehidupan yang terjadi karena adanya kehidupan sebelumnya, dan segala sesuatu yang hidup berasal dari telur atau omne vivum ex ovo, omne ex vivo. Adanya teori Biogenesis menggugurkan teori Abiogenesis.

10. Harold urey (1893)

Berpendapat bahwa atmosfer di bumi suatu saat kaya akan zat-zat kimia seperti CH4 (Metana), NH3

(Amoniak), H2 (Hidrogen) yang bersama-sama uap air akan bereaksi dengan sinar kosmis dan

loncatan-loncatan/ kilatan-kilatan listrik alam (petir) dapat membentuk senyawa protein yang merupakan komponen dasar dari makhluk hidup. Zat-zat ini berjuta-juta tahun berkembang menjadi berbagai organisme.

11. A. I. Oparin

Pada tahun 1924 mempublikasikan pendapatnya tentang asal mula kehidupan, namun kurang diterima ahli-ahli lain. Akan tetapi setelah diterbitkan ke dalam berbagai bahasa pada tahun 1936 barulah mendapat tanggapan. Pada saat yang hampir bersamaan secara terpisah I.B.S Haldane juga mengemukakan pendapat yang serupa dengan Oparin. Rangkuman pendapat mereka sebagai berikut : “Jasad hidup terbentuk dari senyawa-senyawa kimiawi dalam laut pada masa atmosfer bumi belum mengandung oksigen bebas (O2), asam amino

sederhana, purine, pirimidin, golongan gula; kemudian terbentuk juga senyawa-senyawa polipeptida, asam polinukleat, polisakarida yang terbentuk dengan bantuan sinar ultraviolet, petir dan sinar radiasi. Jasad hidup yang pertama disebut protobiont diperkirakan hidup di dalam laut 5-10 m di bawah permukaan laut, karena di tempat itulah mereka akan terlindungi dari sinar ultraviolet intensitas tinggi dari matahari. Baru setelah jasad hidup itu berkembang lebih sempurna dan mampu untuk memproduksi oksigen, kemudian lama kelamaan kehidupan merayap ke pantai-pantai dan terakhir memenuhi daratan.”

12. Stanley L. Miller (1953)

(3)

 Lapisan bumi yang dihuni oleh berbagai makhluk hidup melangsungkan kehidupannya disebut biosfer. Dalam kehidupan makhluk hidup tersebut, terbentuk suatu sistem hubungan antara makhluk hidup dengan materi dan energi yang mengelilinginya.

Ciri – ciri sebuah benda hidup atau makhluk hidup ialah :

1. Melakukan pertukaran zat atau metabolisme,yakni adanya zat yang masuk dan keluar. 2. Tumbuh atau bertambah besar karena pertambahan dari dalam dan bergerak.

3. Melakukan reproduksi atau berkembng biak.

4. Memiliki irabilitas atau kepekaan terhadap rangsangan dan memberikan reaksi terhadap rangsangan itu.

5. Memiliki kemampuan mengadakan adaptasi terhadap lingkungan.

Adapun sifat – sifat umum yang dapat dipakai untuk membedakan antara mahluk hidup dengan benda mati adalah :

Bentuk dan Ukuran

Makhluk hidup Mempunyai bentuk dan ukuran tertentu sedangkan benda mati tidak.

Contoh : Batu ada yang sebesar butir pasir,dan ada yang sebesar gunung, sedangkan manusia bentuk dan ukuran tubuhnya tertentu.

Komposisi Kimia

Makhluk hidup Mempunyai komposisi kimia tertentu yang terdiri dari unsur – unsur Karbon , Hidrogen , Oksigen , Nitrogen , Belerang , atau Sulfur , Fosfor dan sedikit Mineral. Benda mato Komposisinya tidak tentu

.

Organisasi

Setiap mahluk hidup terbentuk dari sel- sel. Sel – sel ini membentuk jaringan, lalu jaringan ini membentuk organ , Sistem Organ ini membentuk proses hidup. Pada Benda mati misalnya batu, susunannya yang kompleks adalah hasil dan Unsur pokoknya.

Metabolisme

Pada makhluk hidup terjadi Pengambilan dan penggunaan makanan , respirasi atau pernafasan , sekresi dan ekresi. Benda mati tidak mengalami hal – hal tersebut.

Iritabilasi

Maksudnya mahluk hidup dapat memberikan reaksi terhadap perubahan pada sekitarnya, misal cahaya , gerakan , kelembapan dan suhu. Besarnya reaksi tak seimbang besarnya aksi. Pada benda mati reaksinya seimbang dengan aksi.

Reproduksi

Pada Mahluk Hidup terdapat Kemampuan untuk membuat mahluk hidup itu menjadi banyak. Sedangkan benda mati tidak.

Tumbuh dan mempunyai Daur Hidup

(4)

makhluk hidup hanya diperlukan tiga hal saja yakni mampu mengadakan : a) Metabolisme termasuk respirasi (bernapas)

b) Reaksi terhadap rangsangan dengan tujuan untuk mempertahankan diri. c) Pertumbuhan dan Reproduksi

 Perkembangbiakan secara Seksual dan Aseksual

Reproduksi Seksual (Generatif)

Reproduksi biologis atau reproduksi seksual dalah suatu proses biologis penggunaan seks secara rutin dimana individu organisme baru diproduksi.

Reproduksi adalah cara dasar mempertahankan diri yang dilakukan oleh semua bentuk kehidupan; setiap individu organisme ada sebagai hasil dari suatu proses reproduksi oleh pendahulunya. Cara reproduksi secara umum dibagi menjadi dua jenis: seksual dan aseksual.

Dalam reproduksi aseksual, suatu individu dapat melakukan reproduksi tanpa keterlibatan individu lain dari spesies yang sama. Pembelahan sel bakteri menjadi dua sel anak adalah contoh dari reproduksi aseksual. Walaupun demikian, reproduksi aseksual tidak dibatasi kepada organisme bersel satu. Kebanyakan tumbuhan

juga memiliki kemampuan untuk melakukan reproduksi aseksual.

Reproduksi seksual membutuhkan keterlibatan dua individu, biasanya dari jenis kelamin yang berbeda. Reproduksi manusia normal adalah contoh umum reproduksi seksual. Secara umum, organisme yang lebih kompleks melakukan reproduksi secara seksual, sedangkan organisme yang lebih sederhana, biasanya satu sel, bereproduksi secara aseksual.

Pada reproduksi seksual/generatif terjadi persatuan dua macam gamet dari dua individu yang berbeda jenis kelaminnya, sehingga terjadi percampuran materi genetik yang memungkinkan terbentuknya individu baru dengan sifat baru.

Pada organisme tingkat tinggi mempunyai dua macam gamet, gamet jantan atau spermatozoa dan gamet betina atau sel telur, kedua macam gamet tersebut dapat dibedakan baik dari bentuk, ukuran dan kelakuannya, kondisi gamet yang demikian disebut heterogamet.

Peleburan dua macam gamet tersebut disebut singami. Peristiwa singami didahului dengan peristiwa fertilisasi (pembuahan) yaitu pertemuan sperma dengan sel telur.

(5)

Reproduksi Aseksual ( Vegetatif )

Reproduksi Vegetatif adalah cara reproduksi makhluk hidup secara aseksual (tanpa adanya peleburan sel kelamin jantan dan betina). Reproduksi Vegetatif bisa terjadi secara alami maupun buatan.

1.Vegetatif Alami

Vegetatif Alami adalah reproduksi aseksual yang terjadi tanpa campur tangan pihak lain seperti manusia.

Pada tumbuhan

 Umbi batang. Contoh: ubi jalar, kentang

 Umbi lapis. Contoh: bawang merah, bawang putih

 Umbi akar. Contoh: wortel, singkong

 Geragih atau stolon. Contoh: arbei, stroberi

 Rizoma. Contoh: lengkuas, jahe

 Tunas. Contoh: kelapa

 Tunas adventif. Contoh: cocor bebek

Pada hewan

 Tunas. Contoh: Hydra, Ubur-ubur, Porifera

 Fragmentasi. Contoh: Planaria, mawar laut

 Membelah diri. Contoh: Amoeba

 Parthenogenesis. Contoh: serangga seperti lebah, kutu daun

2.Vegetatif Buatan

Vegetatif Buatan adalah reproduksi aseksual yang terjadi karena bantuan pihak lain seperti manusia.

 Stek

 Cangkok

 Okulasi

 Enten

(6)

 Kloning

Individu baru (keturunannya) yang terbentuk mempunyai ciri dan sifat yang sama dengan induknya. Individu-individu sejenis yang terbentuk secara reproduksi aseksual dikatakan termasuk dalam satu klon, sehingga anggota dari satu klon mempunyai susunan genetik yang sama.

Reproduksi aseksual dapat dibagi atas lima jenis, yaitu :

1. Fisi

Fisi terjadi pada organisme bersel satu. Pada proses fisi individu terbelah menjadi dua bagian yang sama.

Contoh :

- Pada pembelahan sel bakteri.

- Pada Plasmodum, reproduksi dengan fisi berganda, yaitu inti sel membelah berulang kali dan kemudian setiap anak inti dikelilingi sitoplasma. Proses ini disebut skizogoni, sel yang mengalami skizogoni disebut skizon.

2.

Pembentukan spora

Dibentuk di dalam tubuh induknya dengan cara pembelahan sel. Bila kondisi lingkungan baik, maka spora akan berkecambah dan tumbuh menjadi individu baru, spora dihasilkan oleh jamur, lumut, paku, sporozoa (salah satu kelas protozoa) dan kadang-kadang juga dihasilkan oleh bakteri.

3.

Pembentukan tunas

Organisme tertentu dapat membentuk tunas, berupa tonjolan kecil yang akan berkembang dan kemudian mempunyai bentuk seperti induknya dengan ukuran kecil. Kemudian tunas ini akan lepas dari induknya dan dapat hidup sebagai individu baru. Pembentukan tunas merupakan ciri khas sel ragi dan Hydra (sejenis Coelenterata).

4.

Fragmentasi

(7)

5.

Propagasi vegetatif

Istilah propagasi vegetatif diberikan untuk reproduksi vegetatif/tumbuhan berbiji. Pada proses propagasi bila bagian tubuh tanaman terpisah maka bagian tersebut akan

berkembang menjadi satu/lebih tanaman baru. Propagasi vegetatif alamiah dapat terjadi dengan menggunakan organ-organ sebagai berikut :

a.

Stolon

Stolon adalah batang yang menjalar di atas tanah. Di sepanjang stolon dapat tumbuh tunas adventisia (liar), dan masing-masing tunas ini dapat menjadi anakan tanaman. Contoh: pada rumput teki, rumput gajah dan strawberi.

b.

Akar tinggal atau rizom

Rizom adalah batang yang menjalar di bawah tanah, dapat berumbi untuk menyimpan makanan maupun tak berumbi. Ciri rizom adalah adanya daun yang mirip sisik, tunas, ruas dan antar ruas. Rizom terdapat pada bambu, dahlia, bunga iris, beberapa jenis rumput, kunyit, lengkuas, jahe dan kencur.

c.

Tunas yang tumbuh di sekitar pangkal batang

Tunas ini membentuk numpun, misalnya: pohon pisang, pohon pinang dan pohon bambu.

d.

Tunas liar

Tunas liar terjadi pada tumbuhan yang daunnya memiliki bagian meristem yang dapat menyebabkan terbentuknya tunas-tunas baru di pinggir daun. Contoh: tunas cocor bebek (Kalanchoe pinnata) dan begonia.

e.

Umbi lapis

Umbi lapis adalah batang pendek yang berada di bawah tanah. Umbi lapis diselubungi oleh sisik-sisik yang mirip kertas. Contoh: tumbuhan lili, tulip dan bawang.

f.

Umbi batang

Umbi batang adalah batang yang tumbuh di bawah tanah, digunakan sebagai tempat penyimpanan cadangan makanan sehingga bentuknya membesar. Pada umbi terdapat mata tunas – mata tunas yang

akan berkembang menjadi tanaman baru. Contoh: kentang dan Caladium.

Kita mengenal tiga jenis reproduski sel, yaitu Amitosis, Mitosis dan Meiosis (pembelahan reduksi).

Amitosisadalah reproduksi sel di mana sel membelah diri secara langsung tanpa melalui tahap-tahap

pembelahan sel. Pembelahan cara ini banyak dijumpai pada sel-sel yang bersifat prokariotik, misalnya pada bakteri, ganggang biru.

MITOSIS adalah cara reproduksi sel dimana sel membelah melalui tahap-tahap yang teratur, yaitu

Profase Metafase-Anafase-Telofase. Antara tahap telofase ke tahap profase berikutnya terdapat masa istirahat sel yang dinarnakan Interfase (tahap ini tidak termasuk tahap pembelahan sel). Pada tahap interfase inti sel melakukan sintesis bahan-bahan inti.

(8)

Pembelahan mitosis menghasilkan sel anakan yang jumlah kromosomnya sama dengan jumlah kromosom sel induknya, pembelahan mitosis terjadi pada sel somatic (sel penyusun tubuh).

Sel – sel tersebut juga memiliki kemampuan yang berbeda – beda dalam melakukan pembelahannya, ada sel – sel yang mampu melakukan pembelahan secara cepat, ada yang lambat dan ada juga yang tidak mengalami pembelahan sama sekalisetelah melewati masa pertumbuhan tertentu, misalnya sel – sel germinatikum kulit mampu melakukan pembelahan yang sangat cepat untuk menggantikan sel – sel kulit yang rusak atau mati. Akan tetapi sel – sel yang ada pada organ hati melakukan pembelahan dalam waktu tahunan, atau sel – sel saraf pada jaringan saraf yang sama sekali tidak tidak mampu melakukan pembelahan setelah usia tertentu.

Sementara itu beberapa jenis bakteri mampu melakukan pembelahan hanya dalam hitungan jam, sehingga haya dalam waktu beberapa jam saja dapat dihasilkan ribuan, bahkan jutaan sel bakteri. Sama dnegan bakteri,

protozoa bersel tunggal mampu melakukan pembelahan hanya dalam waktu singkat, misalkan amoeba, paramecium, didinium, dan euglena.

Pada sel – sel organisme multiseluler, proses pembelahan sel memiliki tahap – tahap tertentu yang disebut siklus sel. Sel – sel tubuh yang aktif melakukan pembelahan memiliki siklus sel yang lengkap. Siklus sel tersebut dibedakan menjadi dua fase(tahap ) utama, yaitu interfase dan mitosis. Interfase terdiri atas 3 fase yaitu fase G, ( growth atau gap), fase S (synthesis), fase G2(growth atau Gap2).

Pembelahan mitosis dibedakan atas dua fase, yaitu kariokinesis dan sitokinesis, kariokinesis adalah proses pembagian materi inti yang terdiri dari beberapa fase, yaitu Profase, Metafase, dan Telofase. Sedangkan sitokinesis adalah proses pembagian sitoplasma kepada dua sel anak hasil pembelahan.

1. Kariokinesis

Kariokinesis selama mitosis menunjukkan cirri yang berbeda – beda pada tiap fasenya. Beberapa aspek yang dapat dipelajari selama proses pembagian materi inti berlangsung adalah berubah – ubah pada struktur kromosom,membran inti, mikro tubulus dan sentriol. Cirri dari tiap fase pada kariokinesis adalah:

a) Profase

Benang – benang kromatin berubah menjadi kromosom. Kemudian setiap kromosom membelah menjadi kromatid dengan satu sentromer.

Dinding inti (nucleus) dan anak inti (nucleolus) menghilang.

Pasangan sentriol yang terdapat dalam sentrosom berpisah dan bergerak menuju kutub yang berlawanan.

Serat – serat gelendong atau benang – benang spindle terbentuk diantara kedua kutub pembelahan.

b) Metafase

Setiap kromosom yang terdiri dari sepasang kromatida menuju ketengah sel dan berkumpul pada bidang pembelahan (bidang ekuator), dan menggantung pada serat gelendong melalui sentromer atau kinetokor.

c) Anaphase

(9)

d) Telofase

Pada telofase terjadi peristiwa berikut:

1. Kromatida yang berada jpada kutub berubah menjasadi benang – benangkromatin kembali.

2. Terbentuk kembali dinding inti dan nucleolus membentuk dua inti baru.

3. Serat – serat gelendong menghilang.

4. Terjadi pembelahan sitoplasma (sitokenesis) menjadi dua bagian, dan terbentuk membrane sel pemisah ditengah bidang pembelahan. Akhirnya , terbentuk dua sel anak yang mempunyai jumlah kromosom yang sama dengan kromosom induknya.

Hasil mitosis:

1. Satu Sel induk yang diploid (2n) menjadi 2 sel anakan yang masing – masing diploid. 2.Jumlah kromosom sel anak sama dengan jumlah kromosom sel induknya.

2 Sitokinesis

Selama sitokinesis berlangsung, sitoplasma sel hewan dibagi menjadi dua melalui terbentuknya cincin kontraktil yang terbentuk oleh aktin dan miosin pada bagian tengah sel. Cincin kontraktil ini menyebabkan terbentuknya alur pembelahan yang akhirnya akan menghasilkan dua sel anak. Masing – masing sel anak yang terbentuk ini mengandung inti sel, beserta organel – organel selnya. Pada tumbuhan, sitokinesis ditandai dengan terbentuknya dinding pemisah ditengah – tengah sel. Tahap sitokinesis ini biasanya dimasukkan dalam tahap telofase.

Keterangan:

(a) Sitokinesis pada hewan (b) Sitokinesis pada tumbuhan

Meiosis (Pembelahan Reduksi) adalah reproduksi sel melalui tahap-tahap pembelahan seperti pada

mitosis, tetapi dalam prosesnya terjadi pengurangan (reduksi) jumlah kromosom.

Meiosis terbagi menjadi due tahap besar yaitu Meiosis I dan Meiosis II Baik meiosis I maupun meiosis II terbagi lagi menjadi tahap-tahap seperti pada mitosis. Secara lengkap pembagian tahap pada pembelahan reduksi adalah sebagai berikut :

Berbeda dengan pembelahan mitosis, pada pembelahan meiosis antara telofase I dengan profase II tidak terdapat fase istirahat (interface). Setelah selesai telofase II dan akan dilanjutkan ke profase I barulah terdapat fase istirahat atau interface.

PERBEDAAN ANTARA MITOSIS DENGAN MEIOSIS

Aspek yang dibedakan Mitosis Meiosis

(10)

Hasil pembelahan 2 sel anak 4 sel anak

Sifat sel anak diploid (2n) haploid (n)

Tempat terjadinya sel somatis sel gonad

Pada hewan dikenal adanya peristiwa meiosis dalam pembentukan gamet, yaitu Oogenesis dan Speatogenesis. Sedangkan pada tumbahan dikenal Makrosporogenesis (Megasporogenesis) dan Mikrosporogenesis

JENIS-JENIS MANUSIA PURBA DI INDONESIA

a. PITHECANTHROPUS ERECTUS

Pithecanthropus erectus, yang artinya Manusia kera yang berjalan tegak, berdasarkan fosil yang di

temukan di desa Trinil lembah bengawan solo oleh E. Dubois (1890). Fosil yang ditemukan berupa tulang rahang atas, tengkorak, dan tulang kaki.

piterchanthropus erectus

(11)

Pithecanthropus mojokertensis, disebut juga dengan Pithecanthropus robustus. Fosil manusia purba ini ditemukan oleh Von Koeningswald pada tahun 1936 di Mojokerto, Jawa Timur. Fosil yang ditemukan hanya berupa tulang tengkorak anak-anak.

Pithecanthropus mojokertensis

c. PITHECANTHROPUS SOLOENSIS

Pithecanthropus soloensis, ditemukan di dua tempat terpisah oleh Von Koeningswald dan Oppernoorth di

Ngandong dan Sangiran antara tahun 1931-1933. Fosil yang ditemukan berupa tengkorak dan juga tulang kering.

Pithecanthropus soloensis

 Ciri-ciri Pithecanthropus

· Memiliki tinggi tubuh antara 165-180 cm.

(12)

· Volume otak berkisar antara 750 – 1350 cc.

· Tonjolan kening tebal dan melintang sepanjang pelipis. · Hidung lebar dan tidak berdagu.

· Mempunyai rahang yang kuat dan geraham yang besar. · Makanan berupa tumbuhan dan daging hewan buruan.

B. MEGANTHROPUS

Meganthropus Paleojavanicus ditemukan di Sangiran Jawa tengah pada tahun 1941 oleh van koenigswald. Meganthropus paleojavanicus merupakan manusia yang berasal dari Jawa dan mempunyai tubuh yang besar. Fosil tersebut tidak ditemukan dalam keadaan lengkap, melainkan hanya berupa beberapa bagian tengkorak, rahang bawah, serta gigi-gigi yang telah lepas. Fosil yang ditemukan di Sangiran ini diperkirakan telah berumur 1-2 Juta tahun.

Meganthropus paleojavanicus

Ciri-Ciri Meganthropus paleojavanicus

· Mempunyai tonjolan tajam di belakang kepala.

· Bertulang pipi tebal dengan tonjolan kening yang mencolok. · Tidak mempunyai dagu, sehingga lebih menyerupai kera. · Mempunyai otot kunyah, gigi, dan rahang yang besar dan kuat. · Makanannya berupa tumbuh-tumbuhan.

C. Homo

Manusia purba dari genus Homo adalah jenis manusia purba yang berumur paling muda, fosil manusia purba jenis ini diperkirakan berasal dari 15.000-40.000 tahun SM. Dari volume otaknya yang sudah menyerupai manusia modern, dapat diketahui bahwa manusia purba ini sudah merupakan manusia (Homo) dan bukan lagi manusia kera (Pithecanthrupus). Homo merupakan manusia purba yang memiliki fikiran yang cerdas Di Indonesia sendiri ditemukan tiga jenis manusia purba dari genus Homo, antara lain Homo soloensis, Homo wajakensis, dan Homo floresiensis.

(13)

Homo soloensis, ditemukan oleh Von Koeningswald dan Weidenrich antara tahun 1931-1934 disekitar sungai bengawan solo. Fosil yang ditemukan hanya berupa tulang tengkorak.

b. HOMO WAJAKENSIS

Homo wajakensis, ditemukan oleh Eugene Dubois pada tahun 1889 di Wajak, Jawa Timur. Fosil yang

ditemukan berupa rahang bawah, tulang tengkorak, dan beberapa ruas tulang leher. C. HOMO FLORENSIS

Homo floresiensis, ditemukan saat penggalian di Liang Bua, Flores oleh tim arkeologi gabungan dari

Puslitbang Arkeologi Nasional, Indonesia dan University of New England, Australia pada tahun 2003. Saat dilakukan penggalian pada kedalaman lima meter, ditemukan kerangka mirip manusia yang belum membatu (belum menjadi fosil) dengan ukurannya yang sangat kerdil. Manusia kerdil dari Flores ini diperkirakan hidup antara 94.000 dan 13.000 tahun SM.

Homo Sapiens,diduga merupaka nenek moyang bangsa indonesia yg berasal dari yunan-daratan cina selatan yg menyebar di kepulauan indonesia tahun 1500 SM.

Ciri-ciri Manusia Purba Homo atau Homo Sapiens :

 Memiliki bentuk tubuh yang hampir sama dengan bentuk tubuh manusia pada zaman sekarang.

 Banyak meninggalkan benda-benda budaya.

Referensi

Dokumen terkait

Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin,

Hasil pengamatan terhadap posisi tancapan bibit terdalam (>5cm) penggunaan mesin tanam jarwo transplanter ternyata penamanan oleh garpu penanam relatif baik pada

[r]

menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “MENINGKATKAN FUNDAMENTAL MOVEMENT SKILLS LOKOMOTOR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK PADA SISWA KELAS III A MADRASAH

Penulis akan membuat sebuah pembangkit listrik yang bersifat mengubah gerakan menjadi tenaga listrik, seperti kincir air tetapi akan memakai gaya gravitasi sebagai

SMK3 ialah singkatan dari Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang merupakan bagian dari sistem manajemen secara keseluruhan yang

diketahui bahwa tidak ada pengaruh yang bermakna secara statistik antara suhu udara yang optimal (20 – 25 O C) bagi perkembangan bakteri Leptospira dengan

perasaan dan emosi seseorang terhadap suatu produk atau merk. Perasaan dan emosi tersebut merupakan evaluasi menyeluruh terhadap objek sikap. Afektif mengungkapkan