• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERUBAHAN ALAT MUSIK TRADISIONAL ETNIS KARO PADA UPACARA ADAT KEMATIAN DALAM STUDI ANTROPOLOGI DI KECAMATAN KABANJAHE KABUPATEN KARO.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERUBAHAN ALAT MUSIK TRADISIONAL ETNIS KARO PADA UPACARA ADAT KEMATIAN DALAM STUDI ANTROPOLOGI DI KECAMATAN KABANJAHE KABUPATEN KARO."

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

PERUBAHAN ALAT MUSIK TRADISIONAL ETNIS KARO PADA UPACARA ADAT KEMATIAN DALAM STUDI ANTROPOLOGI DI

KECAMATAN KABANJAHE KABUPATEN KARO

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

OLEH :

Malthus Rodinasa Lumban Gaol

NIM. 309122035

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ANTROPOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

(2)
(3)
(4)
(5)

i

ABSTRAK

Malthus Rodinasa Lumban Gaol, 309122035, Perubahan Alat Musik Tradisional Etnis Karo Pada Upacara Adat Kematian dalam Studi Antropologi di Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo, Skripsi Jurusan Pendidikan Antropologi, Fakultas Ilmu sosial, Universitas Negeri Medan, 2013.

Penelitian ini mengenai perubahan alat musik tradisional Etnis karo pada upacara adat Kematian di Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apa saja jenis dan fungsi dari alat musik tradisional Etnis Karo, untuk mengetahui perubahan apa saja yang terjadi pada musik tradisional Karo pada upacara adat kematian, untuk mengetahui persepsi dari masyarakat karo terhadap perubahan yang terjadi.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif yang dilaksanakan dengan pendekatan etnografi. Teknik pengumpulan data yang dilakukan untuk memperoleh data adalah observasi, wawancara, dan studi dokumen. Observasi dilakukan dengan mengadakan pengamatan langsung pada upacara adat kematian tentang penggunaan alat musik tradisional. sedangkan wawancara digunakan untuk memperoleh data tentang perkembangan alat musik tradisional.

Hasil penelitian yang diperoleh bahwa alat musik tradisional Karo didapat dari tradisi turun-temurun yang terdiri dari gendang indung, sarune, gendang anak, penganak, dan gung. Pada pelaksanaannya musik tradisi mengalami perubahan unsur dari 5 pemain musik menjadi 4 pemain musik. Perubahan yang sangat signifikan terjadi pada masa sekarang bahwa musik yang dipakai dalam upacara adat Karo sudah menggunakan musik modern yang hanya membutuhkan 1 orang pemain dalam pelaksanaannya.

Akhirnya dapat disimpulkan bahwa alat musik tradisional Karo dalam Upacara adat kematian terjadi perubahan karena faktor ekonomi. Mahalnya biaya penyewaan musik tradisional dari pada musik modern menyebabkan masyarakat Karo lebih memilih memakai alat musik modern (keyboard).

(6)

ii KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas berkat dan kasih karuniaNya, sehingga dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Perubahan Alat Musik Tradisional Etnis Karo Pada Upacara Adat Kematian

Dalam Studi Antropologi di Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo” ini dengan baik. Skripsi ini yang merupakan salah satu syarat dalam menyelesaikan studi di Program Studi Pendidikan Antropologi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan

Penulis berharap tulisan ini bisa bermanfaat kepada semua pihak yang membacanya baik untuk tujuan pemahaman maupun untuk penelitian lebih lanjut. Meskipun demikian, penulis juga berharap untuk diberikan saran masukan yang baik dan berguna agar menjadi lebih.

Dalam penyusunan skripsi ini, tentunya melibatkan berbagai pihak. Maka penuls ingin mengucapkan terimakasih atas bantuan dan kerjasamanya serta dukungan kepada :

1. Bapak Rektor Unimed, Prof.Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.S 2. Bapak Dekan Fakultas Ilmu Sosial Unimed, Dr. H. Restu M.S

3. Ibu ketua Prodi Pendidikan Antropologi FIS Unimed, Dra. Puspitawati, M.Si 4. Bapak Drs. Tumpal Simarmata, M.Si, sebagai dosen pembimbing akademik

yang telah membimbing saya dalam perkuliahan.

(7)

iii motivasi demi tercapainya karya ilmiah ini. Terima kasih Bu, semoga Ibu selalu sukses dalam setiap aktivitas.

6. Ibu Murni Eva Marlina, M.Si dan Noviy Hasanah, M.Hum sebagai dosen penguji. Terima kasih atas saran dan masukan dalam penyusunan skripsi ini. 7. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen yang berada di Prodi Pendidikan Antropologi

FIS Unimed, atas didikan dan pengajaran yang semakin berkembang.

8. Kepada Bapak Dekeng Sinulaki selaku informan kunci saya, yang memberikan informasi yang banyak, seluruh informan yang sudah dicantumkan namanya di lampiran, semoga sehat selalu.

9. Bapak Drs. Lesta Karo-Karo, MM, selaku Camat Kabanjahe dan Staf-stafnya yang telah bersedia mengizinkan saya meneliti di daerahnya dan memberikan data-data kependudukan.

10.Teristimewa saya ucapkan terimakasih kepada Ayahanda Drs. Patar Marbun, M.Si., dan Ibunda tercinta Dra. Tinorma Siregar yang tidak henti-hentinya mendidik, memberikan dukungan dan doanya. Kepada kakak saya Ester Melinda Lumban Gaol dan ke dua adik saya Frans Waldeyer Lumban Gaol dan David Ricardo Lumban Gaol.

11.Sahabat “JJS Crew” : terkhusus kepada Lamhot „mamot‟ Turnip, S.Pd dan

(8)

iv 12.Teman-teman sebangsa dan setanah air yang seperjuangan di Prodi Pend.Antropologi 2009 yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu. You Are So Special.

13.Abangda dan kakanda Pend. Antropologi 2008, adinda Pend. Antropologi 2010, 2011, 2012, terima kasih atas doanya Bro, Sist.

14.Kepada Christine Angelia Sitorus, S.Pd yang selalu mendoakan dan juga tidak pernah berhenti memberikan semangat serta motivasi untuk mengerjakan dan menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

15.Teman saya Mareza Wardani Nababan yang membantu saya dalam menyelesaikan skripsi.

16.Kepada teman-teman PPL SMP Bangun Purba 2012 yang memberikan dukungan untuk menyelesaikan skripsi ini.

Medan, Juli 2013

(9)

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK i

KATA PENGANTAR ii

DAFTAR ISI v

DAFTAR GAMBAR vii

DAFTAR TABEL viii

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1.Latar Belakang Masalah 1

1.2.Identifikasi Masalah 4

1.3.Pembatasan Masalah 4

1.4.Perumusan Masalah 4

1.5.Tujuan Penelitian 5

1.6.Manfaat Penelitian 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 7

2.1. Kajan Pustaka dan Penelitian yang Relevan 7

2.2. Kerangka Teori 8

2.2.1. Kebudayaan 8

2.2.2. Kesenian 9

2.2.3. Seni Musik 10

2.2.4. Seni Pertunjukan 11

2.2.5. Alat Musik Tradisional 12

2.2.6. Alat Musik Modern 14

(10)

vi

2.2.8. Perubahan Sosial Budaya 17

2.2.9. Struktural dan Fungsional 20

2.3. Kerangka Berfikir 24

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 26

3.1. Lokasi Penelitian 26

3.2. Metode Penelitian 26

3.3. Subjek dan Objek Penelitian 27

3.4. Teknik Pengumpulan Data 28

3.5. Teknik Analisis Data 29

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS 32

4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 32

4.2. Upacara Kematian pada Adat Istiadat Etnis Karo 39 4.3. Penggunaan Alat Musik Tradisional

pada Upacara Kematian Adat Karo 47

4.3.1. Jenis dan Fungsi Alat Musik Tradisional Karo 47 4.3.2. Perubahan Alat Musik Tradisional Karo 59 4.3.3. Persepsi Masyarakat terhadap Perubahan 63

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 66

5.1. Kesimpulan 66

5.2. Saran 68

(11)

vii

DAFTAR GAMBAR

1. Gendang Lima Sedalanen 13

2. Keyboard 15

3. Bagan musik pada masyarakat Karo 24

4. Peta Kabupaten Karo 33

5. Gendang Indung 49

6. Sarune 50

7. Gendang Anak 52

8. Penganak 53

(12)

viii

DAFTAR TABEL

1. Luas Wilayah Menurut Desa/Kelurahan 34

2. Luas Wilayah, Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk 34 3. Banyaknya Penduduk Menurut Desa/Kelurahan 35 4. Banyaknya Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Umur 36 5. Banyaknya Penduduk Dirinci Menurut Kewarganegaraan 37

6. Banyaknya Tenaga Kerja 37

7. Agama yang Dianut 38

(13)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kebudayaan suatu daerah dengan daerah lain pada umumnya berbeda, dan kebudayaan tersebut seantiasa berkembang dari waktu ke waktu. Kebudayaan tersebut berkembang disebabkan oleh kemampuan manusia menggunakan akal, pikiran dan perasaannya. Walaupun kebudayaan tersebut berbeda-beda, tetapi memiliki unsur-unsur yang sama. Unsur-unsur tersebut merupakan unsur yang universal artinya dapat di temukan pada setiap kebudayaan. Menurut Koentjaraningrat (1980 : 7) unsur-unsur tersebut antara lain sistem kepercayaan, sistem kekerabatan, sistem pengetahuan, bahasa, kesenian, sistem mata pencaharian hidup dan sistem teknologi.

Kebudayaan dianut oleh suatu kelompok masyarakat tertentu, contohnya masyarakat Karo. Masyarakat Karo adalah salah satu suku bangsa yang ada di Indonesia, dan memiliki kebudayaan. Pada kebudayaan masyarakat Karo ada Adat istiadat yang harus dilakukan dalam setiap perayaan tertentu. Maka dari itu segala sesuatunya harus dilakukan dengan upacara adat, seperti pernikahan yang harus dilaksanakan dengan upacara adat, meninggal (kemalangan) juga harus dilakukan upacara adat, begitu juga syukuran harus dilakukan dengan upacara adat.

(14)

2 turun-temurun dari nenek moyang. Sehingga tidak semua masyarakat Karo memiliki keahlian dalam memainkan alat musik tradisional Karo. Pada umumnya musik merupakan sarana dalam upacara-upacara adat istiadat. Hampir seluruh ritual budaya dari berbagai etnis menggunakan musik dalam proses pelaksanaannya. Musik tradisional digunakan untuk mengiringi sebuah tarian yang dilakukan pada upacara adat, pada masyarakat Karo tarian biasa disebut dengan landek.

Menurut Perikuten Tarigan (2004:110) memaparkan bahwa ‘Alat musik

tradisional Karo dikenal dengan ‘Gendang Lima Sedalanen’ yaitu gendang dapat

diartikan dengan ‘alat musik’, lima berarti ‘lima’, sedalanen berarti ‘sejalan’.

Dengan demikian Gendang Lima Sedalanen mengandung pengertian ‘lima buah alat musik yang dimainkan sejalan atau secara bersama-sama’. Sesuai dengan namanya gendang lima sedalanen tersebut terdiri dari lima buah alat musik, yaitu: sarune, gendang singanaki, gendang singindungi, penganak, dan gung.

Pada dasarnya Gendang Lima Sedalanen digunakan pada setiap upacara-upacara adat etnis Karo. Selain fungsinya sebagai pengiring sebuah tarian, saat-saat tertentu musik tradisional diyakini memiliki kekuatan magis yang dapat memanggil roh untuk ikut serta dalam pesta adat. Dalam kepercayaan masyarakat karo yang sudah menganut berbagai agama masih mempercayai hal demikian.

(15)

3 Kristen pada tahun 1890. Yang dipelopori oleh Hendrik C Kruyt bersama Nicolas Pontoh. Masuknya kebudayaan barat membuat perubahan pada alat musik tradisional, yang menghilangkan makna dari alat musik tersebut.

Alat musik tradisional cenderung mengalami perubahan ke alat musik yang lebih modern. Terjadi perubahan fungsi maupun unsur alat musik tradisional dalam upacara-upacara adat Karo. Hal ini terlihat pada upacara-upacara adat istiadat yang dilaksanakan. Pada umumnya masyarakat menggunakan pegelaran musik modern dalam mengiringi sebuah tarian. Perubahan yang sangat signifikan terjadi pada perayaan upacara tahunan atau dinamakan dengan guro-guro aron. Pada perayaan tersebut tidak lagi menggunakan musik tradisi, melainkan sudah menggunakan musik modern.

Alat musik tradisional yang digunakan dalam upacara adat pada masa sekarang ini tidak lagi murni Gendang Lima Sedalanen, yang diantaranya sarune, gendang singanaki, gendang singindungi, penganak, dan gung. Alat musik

tradisional Etnis Karo ini telah dikawinkan dengan alat musik modern, dan karena kemajuan teknologi sejumlah alat musik tradisional telah digantikan peranannya oleh musik modern yang dinamakan Keyboard. Penggunaan alat musik tradisional tidak lagi populer, melainkan alat musik modern yang lebih disukai oleh masyarakat khususnya masyarakat Karo.

(16)

4 1.2. Identifikasi Masalah

Dari pemaparan latar belakang di atas, penulis mengidentifikasi masalah sebagai berikut :

1. Dampak dari perubahan musik tradisional Karo dalam upacara-upacara adat

2. Hubungan alat musik tradisional Karo dengan upacara-upacara adat 3. Penggunaan alat musik tradisional Karo yang sudah sangat jarang 4. Makna alat musik tradisional Karo dengan alat musik modern

5. Alat musik modern sudah menggantikan fungsi musik tradisional Karo 6. Respon masyarakat terhadap alat musik tradisional etnis Karo serta

perubahannya yang terjadi pada masa sekarang

1.3. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah diatas maka penulis membatasi masalah penelitian ini hanya pada Perubahan Alat Musik Tradisional Etnis Karo Pada Upacara Adat Kematian Dalam Studi Antropologi di Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo.

1.4. Rumusan Masalah

Dari identifikasi dan pembatasan masalah penulis membuat rumusan masalah sebagai berikut :

(17)

5 2. Perubahan apa saja yang terjadi pada musik tradisional Karo pada

upacara adat kematian di Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo? 3. Bagaimana persepsi masyarakat Karo terhadap perubahan yang terjadi

di Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo?

1.5. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini, yaitu :

1. Untuk mengetahui dan mendeskripsikan jenis-jenis dan fungsi alat musik etnis Karo pada upacara adat kematian di Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo.

2. Untuk mengetahui dan mendeskripsikan perubahan apa saja yang terjadi terhadap musik tradisional Karo pada upacara adat kematian di Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo.

3. Untuk mendeskripsikan bagaimana persepsi masyarakat terhadap perubahan yang terjadi di Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo

1.6. Manfaat Penelitian

Sejalan dengan tujuan, penulis berharap bahwa penelitian ini dapat memberikan manfaat, antara lain :

1. Sebagai informasi terhadap masyarakat Karo, tentang perubahan budaya musik tradisional ke musik modern keyboard

(18)

6 3. Menumbuhkan keinginan untuk menjaga eksistensi dari alat musik

tradisional Karo dalam upacara adat.

(19)

66 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

1. Pegelaran musik tradisional ini pada upacara adat kematian dinamakan dengan Telu Sedalanen lima Sada Perarih dan memilliki jenis alat musik seperti Gendang Indung, Sarune, Genang Anak, Penganak dan Gung. Arti dari Telu Sedalanen lima Sada Perarih adalah tiga alat musik yang dimainkan dengan 5 alat musik lainnya secara bersama-sama. Alat musik ini dimainkan lima orang pemain musik dan tiap alat musik dimainkan oleh satu pemain musik. Alat musik tradisional ini berfungsi sebagai pengiring tarian adat atau Landek, berfungsi sebagai hiburan dalam acara syukuran seperti upacara guro-guro aron yang merupakan upacara syukuran atas panen padi. Pada upacara adat kematian alat musik tradisional ini harus dimainkan secara bersama-sama agar tercipta musik yang harmonis.

(20)

67 musik lain yang harus disewa dengan pemain musik profesional. Karena ketidak harmonisan antara pemain musik sewaan dengan pemain musik dari pihak yang mengadakan pesta adat, terjadi perubahan yang sekarang menjadi 4 pemain musik saja. Diantaranya alat musik Gendang Indung, Sarune dan Gendang Anak dimainkan oleh 3 pemain musik, sedangkan

Penganak dan Gung dimainkan oleh satu orang pemain musik yang

sekarang sudah disewa. Seiring perkembangan ke arah yang lebih modern sekarang alat musik tradisional sudah mulai berubah semenjak masuknya agama ke Tanah Karo. Saat ini alat musik modern yang dikenal dengan Keyboard sudah sangat sering digunakan, bahkan menggeser eksistensi

dari musik tradisional yang seharusnya digunakan disetiap upacara adat. 3. Dari persepsi masyarakat menyatakan bahwa Keyboard adalah alat musik

(21)

68 Etnis Karo hanya orang-orang kalangan atas atau memiliki keadaan ekonomi yang tinggi. Sedangkan masyarakat yang tergolong pada ekonomi yang rendah pada umumnya hanya menyediakan alat musik Keyboard sebagai penggantinya. Pada saat ini Musik Keyboard sangat

digemari oleh gerenasi-generasi muda untuk dipelajari, karena alat musik tersebut memiliki kemampuan dalam meniru berbagai bunyi dari alat-alat musik lain. Musik Keyboard juga dapat memainkan sejumlah alat musik secara serentak, sehingga musik modern ini telah menggantikan peran dari alat musik tradisional. Keyboard dirancang melalui program-program canggih untuk dapat menghasilkan bunyi-bunyi yang beragam. Banyak dari masyarakat yang menganggap bahwa alat musik tradisional sangat monoton dan tidak memiliki variasi. Sehingga diantara mereka tidak sedikit yang menggunakan alat musik modern tesebut.

5.2. Saran

1. Musik tradisional merupakan aset bagi budaya etnis Karo, maka dari itu alat musik tradisional yang terdiri dari Gendang Indung, Sarune, Gendang Anak, Penganak Dan Gung harus dilestarikan. Harus ada pengrajin alat

(22)

69 2. Perubahan terjadi karena mempertahankan keseimbangan dalam masyarakat, tetapi dalam hal ini musik tradisi meskipun terjadi perubahan harus dilestarikan karena musik tradisi memiliki nilai ritual dalam pelaksanaannya. Bisa saja musik keyboard dipakai tetapi pada acara-acara tertentu yang memiliki nilai ritual yang tinggi seperti upacara adat kematian seharusnya alat musik yang digunakan adalah alat musik tradisional.

(23)

DAFTAR PUSTAKA

Abduh, Muhammad, SH, dkk. 1987. Pengantar Sosiologi. Medan: Fakultas Hukum USU Medan

Aminudin. 2009. Apresiasi Karya Seni Musik Daerah Nusantara. Bandung: Sarana Ilmu Pustaka

Devung, G. Simon. 1997. Seni Pertunjukan Tradisional di Dataran Tinggi Mahakam: Situasi Masa Kini dan Prospek Masa Depan. Jurnal Pertunjukan Perjalanan. Hal. 36

Koentjaraningrat. 1993. Kebudayaan Mentalitas dan Pembangunan. Jakarta: PT Gramedia

___________. 1980. Beberapa Pokok Antropologi Sosial. Jakarta: Dian Rakyat Mustopo, M. Habib. 1983. Manusia dan Budaya Kumpulan Esay Ilmu Budaya

Dasar. Surabaya: Usaha Nasional

Nakagawa, Shin. 2000. Musik dan Kosmos Sebuah Pengantar Etnomusikologi. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia

Paul B. Horton dan Chester L. Hunt. 1999. Sosiologi. Jakarta: Erlangga P. Spradley, James. 2006. Metode Etnografi. Penerbit: Tiara Wacana

Sembiring, Seruan. 1983. Adat Istiadat Karo. Medan: Gereja Batak Karo Protestan (GBKP)

Sitepu, Yetty. 2007. Perubahan Alat Musik Tradisional yang Digunakan dalam Upacara Kematian Cawer Metua pada Etnis Karo di Desa Buluh Awar. Skripsi Jurusan Pendidikan Sejarah. UNIMED.

Soekanto, Soerjono. 1982. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Tarigan, Perikuten. 2004. Pluralitas Musik Etnik. Medan: Pusat Dokumentasi dan Pengkajian Batak Universitas HKBP Nomensen.

(24)

Sumber Lain

http://iinkurniati-ink.blogspot.com/2012/05/pengertian-dan-definisi-kesenian.html http://www.untukku.com/artikel-untukku/pengertian-dari-musik-untukku.html

http://wisatadanbudaya.blogspot.com/2010/08/seni-pertunjukan-dalam-perspektif.html

http://guruseni.wordpress.com/2010/07/20/39/

http://catatansenibudaya.blogspot.com/2012/05/definisi-upacara-adat.html http://silima-merga.blogspot.com/2011/01/upacara-kematian.html

http://asanisembiring.wordpress.com/gallery/karya-seni-suku-karo/

http://sinusuka.wordpress.com/2012/06/12/kulcapi-dalam-musik-karo/#more-652 jurnal.isi-ska.ac.id/index.php/keteg/article/download/267/242/2013/04/19

http://kamusbahasaindonesia.org/adat%20istiadat/mirip#ixzz2P7HriHR4 http://rizqidiaz.blogspot.com/2012/05/pengertian-budaya-kebudayaanadat.html http://www.pengertiandefinisi.com/2011/05/pengertian-fungsi.html

Referensi

Dokumen terkait

(2) Sub Bagian Ketahanan Ekonomi Daerah mempunyai tugas membantu Kepala Bagian dan mengumpulkan, mengolah data, pedoman petunjuk teknis dalam rangka

Member checking is essentially used in qualitative research and has a meaning as a process to control the quality of the interview result by the researcher in order to measure the

This research deals with the process of students’ speaking skill improvement resulted from PBL implementation in teaching analytical exposition text to communicate

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan peningkatan kemampuan pemahaman konsep peserta didik kelas eksperimen dengan menggunakan model pembelajaran Search,

• PTK dirancang dan dilaksanakan oleh suatu tim yang biasanya terdiri atas guru, kepala sekolah, dosen LPTK, dan orang lain yang terlibat dalam tim peneliti?. • Guru berperan

POKJA PENGADAAN BARANG I Gedung Komplek Sekretariat Daerah Kabupaten Klaten Jalan Pemuda Nomor 294, Telp. Keputusan Bupati Klaten

Hasil penelitian ini mendapatkan 3 jenis gaya hidup yang terkait sebagai faktor resiko kanker payudara masih banyak penyintas kanker payudara yang melakukan, yaitu paparan

Anda juga akan mudah mendeteksi gaya kerja orang lain, atau bahkan rekan atau.