• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN OPERASI HITUNG PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN BULAT KELAS IV MELALUI MEDIA GARIS BILANGAN, DI SD KARANGGONDANG, SEWON, BANTUL, YOGYAKARTA, TAHUN AJARAN 2015/2016.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN OPERASI HITUNG PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN BULAT KELAS IV MELALUI MEDIA GARIS BILANGAN, DI SD KARANGGONDANG, SEWON, BANTUL, YOGYAKARTA, TAHUN AJARAN 2015/2016."

Copied!
143
0
0

Teks penuh

(1)

i

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN OPERASI HITUNG PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN BULAT KELAS IV

MELALUI MEDIA GARIS BILANGAN DI SD KARANGGONDANG, SEWON, BANTUL, YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh Nova Srimuliani NIM 11108249035

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PENDIDIKAN DAN SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

(2)
(3)
(4)
(5)

v

Motto

“sesun gguhnya sesudah kesulitan itu ada

kem udahan ”

(Terjem ahan Q.s Al-In syirah : 6)

“Persamaan antara matematika dan kehidupan

adalah sama-sama butuh perhitungan”

(6)

vi

PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada :

1. Keluarga Besarku, (terutama orang tua) yang senantiasa mendoakan serta memotivasi dalam menyelesaikan skripsi ini.

2. Nusa bangsa dan agama 3. Almamaterku UNY

(7)

vii

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN OPERASI HITUNG PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN BULAT KELAS IV

MELALUI MEDIA GARIS BILANGAN, DI SD KARANGGONDANG, SEWON, BANTUL, YOGYAKARTA, TAHUN AJARAN 2015/2016

Oleh : Nova Srimuliani

11108249035 ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar operasi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat kelas IV dengan menggunakan media garis bilangan di SD Karanggondang, Sewon, Bantul, Yogyakarta.

Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) model Kemmis dan Mc. Taggart. Penelitian ini dilaksanakan pada semester II tahun ajaran 2015/2016 dalam dua siklus dan setiap siklus ada dua pertemuan. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Karanggondang yang berjumlah 35 siswa. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah tes, observasi dan dokumentasi. Teknik analisis data dilakukan secara deskriptif kuantitatif.

Hasil penelitian menunjukan bahwa ada peningkatan hasil belajar Matematika kelas IV SD Karanggondang. Hasil belajar saat pratindakan, rata-rata skor adalah 43,82, pada rentang skor antara 0-100, untuk ketuntasan ada 33 atau 94% siswa belum tuntas, dan ada 2 siswa atau 6% yang sudah memenuhi kriteria. Hasil ini belum sepenuhnya memenuhi KKM yaitu KKM 75≥. Pada siklus I diproleh peningkatan hasil rata-rata skor 64,39 ketuntasan, ada 26 atau 74% siswa belum tuntas dan 9 atau 26% siswa yang tuntas, itu berarti ada kenaikan nilai rata-rata pra tindakan ke siklus I sebesar 20,57, sedangkan siklus II hasilnya mengalami kenaikan lagi yaitu rata-rata skor meningkat menjadi 85, ketuntasan, ada 8 atau 22,85% siswa yang belum tuntas dan masih ada 27 atau 77,14% siswa yang sudah tuntas. Dengan demikian ada kenaikan rata-rata dari siklus I ke siklus II sebesar 20,61. Selain itu keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran juga meningkat hal ini ditandai dengan meningkatnya keaktifan siswa dalam bertanya, menjawab pertanyaan dan mengemukakan pendapat.

(8)

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kekuatan, perlindungan dan bimbingan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Upaya Meningkatkan Kemampuan Operasi Hitung Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat Kelas IV Melalui Media Garis Bilangan, di SD Karanggondang, Sewon, Bantul, Yogyakarta”.

Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi sebagai persyaratan guna memperoleh gelar sarjana pendidikan. Tentu tanpa bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, skripsi ini tidak mungkin berhasil disusun. Oleh karena itu, penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada :

1. Rektor Universitas Negeri Yogyakarta yang telah memberi kesempatan kepada penulis untuk menuntut ilmu di kampus FIP Universitas Negeri Yogyakarta.

2. Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan yang telah memberikan berbagai kemudahan.

3. Kajur PSD yang telah memberikan motivasi yang tiada henti. 4. Sekjur PSD yang telah memberikan motivasi serta pengarahan.

5. Bapak P. Sarjiman M.Pd, Dosen Pembimbing yang telah membimbing, mengarahkan, serta memberi masukan pada setiap masalah yang berhubungan dengan penelitian.

6. Terimakasih kepada pihak sekolah, guru SD Karanggondang yang telah memberikan izin untuk mengadakan penelitian.

7. Bapak Heri Purnomo S.Pd yang telah membimbing, mengajarkan serta membantu dalam menjalankan proses penelitian.

8. Siswa kelas IV SD Karanggondang yang telah bersedia sebagai subjek dalam proses penelitian.

9. Kedua orang tua yang amat saya cintai Ayah dan Ibu yang setiap waktu mendoakan saya serta memberikan motivasi serta semangat.

10.Terimakasih kepada saudaraku tercinta abang Faisal, Risman, Suhendri AD, adek sibok Suherdi Aryon, kak Erlina, kak Eni Faurita yang senantiasa mendoakan serta memberi semangat dalam menyelesaian skripsi ini.

11.Terimakasih kepada Barral Muharram yang telah menyisihkan waktunya untuk membantu saya, dan sahabatku Silfina Nugrahwati dan Sari Murni yang selalu memberikan semangat serta dukungan yang tiada henti.

(9)

ix

Penulis berharap skripsi ini memberikan sumbangan yang positif di bidang pendidikan dan pengajaran khususnya pengajaran Matematika.

Penulis,

(10)

x

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah ... 1

BAB II KAJIAN PUSTAKA A.Kajian Tentang Hasil Belajar ………... 7

1. Pengertian Belajar ... 7

2. Tujuan Belajar dan Pembelajaran ... 7

3. Siswa dan Tujuan Belajar ... 8

B.Karateristik Siswa di Kelas Tinggi ……… 9

C.Teori Belajar Matematika Untuk SD ... 10

(11)

xi

2. Peranan Matematika di SD …….. ... 12

3. Proses Pembelajaran Matematika ... 13

D.Media Pembelajaran ... 14

1. Peranan Media Pembelajaran ... 14

2. Tujuan dan Manfaat Media Pembelajaran ……... 15

3. Fungsi Media Pembelajaran ………... 16

4. Media Garis Bilangan ………... 17

5. Pengertian Garis Bilangan ……… 18

6. Tujuan Media Garis Bilangan ……… 18

7. Penggunaan media garis bilangan ……….. 18

E. Hakikat Bilangan ... 19

1. Pengertian Bilangan ... 19

2. Pengertian Bilangan Bulat ... 21

F. Operasi Pada Bilangan Bulat... 22

G.Kerangka Berfikir ... 23

H.Hipotesis ………... 24

BAB III METODE PENELITIAN A.Jenis Penelitian... 25

B.Desain Penelitian... 26

C.Setting Penelitian... 29

D.Subyek dan Obyek Penelitian ……… 30

E. Teknik Pengumpulan Data... 30

F. Instrumen Penelitian... 32

G.Bentuk Kegiatan yang Akan di Laksanakan ... 35

H.Teknik Analisis Data ………. 35

I. Kriteria Keberhasilan ………. 37

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.Hasil Penelitian ………. 38

1. Deskripsi Lokasi Penelitian ……….. 38

2. Deskripsi Subjek Penelitian ……….. 40

(12)

xii

4. Deskripsi Hasil Penelitian ………. 42

B.Pembahasan ………... 70

C.Keterbatasan Penelitian ... 73

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A.Kesimpulan ... 74

B.Saran ... 75

DAFTAR PUSTAKA ... 76

(13)

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Kisi-kisi Lembar Observasi Aktivitas Guru... 33

Tabel 2. Kisi-kisi Lembar Observasi Aktivitas Siswa ... 33

Tabel 3. Kisi-kisi Soal Pree Test Matematika Kelas IV ... 33

Tabel 4. Kisi-kisi Soal Post Test Matematika Kelas IV ... 34

Table 5. Jumlah Siswa Kelas IV ... 40

Table 6. Data Awal Pra Siklus ... 41

Table 7. Rincian Waktu Pelaksanaan Penelitian ... 42

Table 8. Data Hasil Belajar Siswa siklus I ... 48

Tabel 9. Daftar Nilai Hasil Belajar Pra Siklus dan Siklus I ... 49

Tabel 10. Perbandingan Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I ... 54

Table 11. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Pada Siklus I ... 55

Table 12. Data Hasil Belajar Siswa siklus II ... 61

Tabel 13. Daftar Nilai Hasil Belajar Siklus I dengan Siklus II ... 62

Tabel 14. Perbandingan Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I dan II ... 66

Tabel 15. Perbandingan Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I dan II ... 67

(14)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Penelitian Tindakan Model Spiral Kemmis & Targgart ... 26

Gambar 2. Diagram Pencapaian KKM Pra siklus ………..…………. 42

Gambar 3. Siswa Mendengarkan Penjelasan Guru Siklus I………. 45

Gambar 4. Siswa Mengamati Media Garis Bilangan ………. 45

Gambar 5. Guru Memberi Contoh Soal Kepada Siswa ……….. 46

Gambar 6. Siswa Menjawab Soal ………. 46

Gambar 7. Siswa Melakukan Tanya Jawab ………. 47

Gambar 10. Siswa Mengerjakan Soal Evaluasi ………. 47

Gambar 11. Diagram Pencapaian KKM Siklus I ………. 48

Gambar 12. Diagram Ketuntasan Pra Siklus dan Siklus I ………. 50

Gambar 13. Siswa Menjawab Pertanyaan Guru ……… 60

Gambar 14. Siswa Mencoba Menjawab Soal ……… 60

Gambar 18. Diagram Pencapaian KKM Siklus II ……… 62

Gambar 19. Diagram Peningkatan Jumlah Siswa yang Mencapai KKM …. 63

(15)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. RPP Kelas IV … ... 79

Lampiran 2. Instrumen Lembar Observasi Guru ... 88

Lampiran 3. Instrumen Lembar Observasi Siswa... 90

Lampiran 4. Surat Ijin Penelitian ... 123

(16)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan bagian yang selalu terikat dengan kehidupan manusia dan menjadi acuan terhadap keberhasilan pembangunan nasional. Berhasil tidaknya pembangunan nasional tersebut sangat ditentukan oleh

kualitas sumber daya manusia yang ada di suatu Negara. Sumber daya manusia yang berkualitas menjadi modal dasar dalam persaingan di era

globalisasi sekarang ini. Hal ini dikarenakan beberapa hal antara lain jumlah penduduk semakin besar sehingga persaingan semakin ketat, berkurangnya sumber daya alam serta semakin majunya teknologi. Oleh karena itu dunia

pendidikan dituntut mampu menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas dan berprestasi.

Mutu pendidikan perlu ditingkatkan untuk mewujudkan manusia yang

berkualitas tinggi. Salah satu kunci utama dalam peningkatan mutu pendidikan adalah guru. Guru secara langsung dapat menciptakan kondisi

dan situasi belajar yang memungkinkan siswa mengembangkan diri yang mempersiapkan siswa untuk membangun masyarkat. Menurut Dani Koesuma A. (2009: 12), Guru berperan bukan hanya sebagai pelaku perubahan yang

menggerakkan roda transformasi sosial dan ekonomi masyarakat. Lebih dari itu, guru bisa memiliki peranan utama sebagai pendidik karakter.

(17)

2

Tujuan pembelajaran adalah untuk mengembangkan sumber daya

manusia yang berkualitas itu, dilihat dari segi pendidikan telah tercantum secara jelas dalam tujuan pendidikan nasional yang terdapat dalam

Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yaitu “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bertujuan untuk

berkembangnya proses peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia, berilmu, cakap,

kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis.” Pada pengajaran diharapkan dapat membentuk manusia yang terampil dan mandiri.

Salah satu cara yang dapat dilakukan agar pendidikan dapat berjalan

dengan baik maka seorang guru dituntut untuk dapat melaksanakan tugas pengelolaan kelas dengan baik, penguasaan materi, pemahaman berbagai karakteristik anak dan juga mau dan mampu untuk menggunakan berbagai

media yang bermacam-macam dan bervariasi sehingga dapat menarik minat belajar dan timbul kegairaan belajar dalam diri peserta didik. Namun dalam

kenyataanya dari hasil observasi yang telah dilakukan tidak semua guru menyadari akan pentingnya variasi dalam mengajar. Berdasarkan observasi pada waktu magang kebanyakan dari guru lebih dominan menggunakan

metode ceramah dan kurang menggunakan media, terutama dalam pembelajaran matematika, maka siswa akan cepat merasa bosan dan malas

(18)

3

rendah. Hal ini ditunjukkan oleh hasil pretes. Pada hasil pretes yang

menunjukan bahwa hanya 2 siswa yang sudah mencapai KKM dan 33 Siswa yang belum mencapai KKM (75≥) dengan nilai rata-rata 42,57.

Salah satu upaya untuk mengurangi kesulitan siswa dalam mempelajari matematika adalah dengan mengupayakan pelaksanaan pembelajaran secara efektif dan diiringi dengan penggunaan media yang

bervariasi.

Proses belajar mengajar (PBM) memiliki unsur yang sangat penting

yaitu metode mengajar yang tepat dan juga pemafaatan media pembelajaran yang tepat guna. Seorang guru harus berusaha agar materi pelajaran yang disampaikan oleh guru mudah terserap dan dipahami siswa. Selain itu guru

juga dituntut untuk menjelaskan materi dalam waktu singkat tanpa mengurangi bobot materi yang disampaikan.

Berdasarkan hasil observasi pada SD Karanggondang masih ada

beberapa kekurangan yang harus diperbaiki untuk menunjang prestasi siswa dalam proses belajar mata pelajaran matematika kelas IV, yaitu:

1) Kurangnya motivasi siswa untuk belajar matematika yang selanjutnya berimbas kepada

2) Prestasi siswa yang menurun karena pengaruh

3) Kurangnya media yang menarik minat siswa untuk belajar matematika. Melihat permasalahan tersebut, peneliti mencoba pada penelitian ini

(19)

4

pelajaran matematika kelas IV di SD Karanggondang yang selanjutkan siswa

juga diharapkan mampu menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Berdasarkan uraian di atas maka, peneliti akan meningkatkan

kemampuan operasi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat siswa kelas IV SD Karanggondang dengan media garis bilangan.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan diatas, maka permasalahan yang dapat diidentifikasikan sebagai berikut:

1. Matematika merupakan mata pelajaran yang termasuk sulit yang dirasakan oleh siswa

2. Guru lebih dominan menggunakan metode ceramah dalam

pembelajaran matematika

3. Guru belum menggunakan media/peraga dalam proses pembelajaran khususnya tentang bilangan bulat.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang dikemukakan maka peneliti

menekankan batasan masalah pada media pembelajaran Garis Bilangan. Hal ini disebabkan peneliti melihat bahwa prestasi belajar siswa pada materi mata pelajaran matematika menurun karena kurangnya pemanfatan media yang

baik. Maka batasan masalah yang diteliti adalah upaya meningkatkan prestasi belajar oprasi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat melalui

(20)

5 D. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dipaparkan di atas, maka permasalahan yang dapat dirumuskan adalah sebagai berikut:

Bagaimana cara meningkatkan kemampuan operasi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat menggunakan media garis bilangan?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka tujuan

dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan operasi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat melalui media garis bilangan pada siswa SD kelas IV.

F. Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat

sebagai berikut: 1. Bagi Guru

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi gambaran

bagi guru untuk lebih meningkatkan pengembangan media pembelajaran yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar. Hasil

tersebut selalu memberikan motivasi terhadap peserta didik agar mau terus menerus belajar dengan baik tanpa rasa bosan.

2. Bagi Peneliti

(21)

6 3. Bagi Siswa

Hasil penelitian ini diharapkan dapat lebih meningkatkan kemampuan oprasi hitung penjumlahan dan pengurangan melalui

garis bilangan secara optimal.

(22)

7 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Tentang Hasil Belajar 1. Pengertian Belajar

Belajar Merupakan Proses perubahan yang terjadi pada tingkah

manusia sebagai hasil intraksi dengan lingkungannya. Menurut Slameto (Syaiful Bahri Djamara, 2002:13), belajar adalah suatu proses usaha yang

dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam intraksi dengan lingkungannya. Menurut Santrock dan Yussen (Sugihartono, dkk 2007:

12). Belajar sebagai perubahan yang relative permanen karena adanya pengalaman’’. Sedangkan menurut James O. Whitakker (Syaiful Bahri

Djamara, 2002: 12), belajar merupakan proses tingkah laku yang diubah melalui latihan atau pengalaman.

Dari berbagai definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa belajar

merupakan suatu aktivitas atau proses yag dilakukan oleh individu untuk memperoleh pengetahuan dan pengalaman yang relative menetap ssebagai hasil dari intraksi dengan lingkungan atau melalui latihan.

2. Tujuan Belajar dan Pembelajaran

Belajar merupakan peristiwa sehari-hari di sekolah, belajar

(23)

8

dalam menghadapi bahan belajar. Bahan belajar tersebut berupa keadaan

alam, hewan, tumbuh-tumbuhan, manusia dan bahan yang telah terhimpun dalam buku-buku pelajaran. Dari segi guru, proses belajar tersebut tampak

sebagai prilaku belajar tentang sesuatu hal.

Dari segi guru, proses belajar tersebut dapat diamati secara tidak langsung. Artinya proses belajar yang merupakan proses internal siswa

tidak dapat diamati, tetapi dapat dipahami oleh guru, proses belajar yang tersebut tampak lewat prilaku siswa mempelajari bahan belajar.

Tujuan intruksional khusus atau sasaran belajar siswa tersebut adalah sama. Semua siswa belajar bidang studi yang sama, tetapi dengan belajar bidang studi yang sama ternyata mereka memiliki tujuan belajar yang

berbeda.

3. Siswa dan Tujuan Belajar

Siswa adalah subjek yang terlibat dalam kegiatan belajar mengajar

di sekolah. Dalam kegiatan tersebut siswa mengalami tindak mengajar, dan merespon dengan tindak belajar. Pada umumnya semula siswa belum

menyadari pentingnya belajar. Berkat informasi guru tentang sasaran belajar, maka siswa mengetahui apa arti bahan belajar baginya. Siswa juga mengalami suatu proses belajar. Dalam proses belajar tersebut, siswa

menggunakan kemampuan mentalnya untuk mempelajari bahan belajar. Kemampuan-kemampuan kognitif, afektif, psikomotor yang dibelajarkan

(24)

9

evaluasi dan adanya belajar, menyebabkan siswa semakin sadar akan

kemampuan dirinya. Hal ini akan memperkuat keinginan untuk semakin mandiri.

Siswa belajar didorong oleh keingintahuannya atau kebutuhannya dia belajar dengan penuh semangat, agar tujuan untuk belajar lanjut atau untuk mencari pekerjaan di kemudian hari dapat tercapai. Pristiwa ini

dapat disimpulkan bahwa tujuan belajar untuk memenuhi kebutuhan di kemudian hari sangat penting artinya bagi siswa.

B. Karakteristik Siswa di Kelas Tinggi

Syamsu Yusuf (2006: 24-25) Masa sekolah dasar sering di sebut sebagai masa intelektual atau masa keseharian bersekolah. Pada masa

keserasian bersekolah ini secara relatif, anak-anak lebih muda dididik dari pada masa sebelumnya dan sesudahnya. Masa ini di rincikan sebagai berikut.

Masa kelas tinggi sekolah dasar, kira-kira umur 9,0 atau 10,0 sampai umur 12,0 atau 13,0 tahun beberapa sifat khas anak-anak pada

masa ini adalah.

a. Adanya minat terhadap kehidupan praktis sehari-hari dan menimbulkan adanya kecendrungan untuk membandingkan

pekerjaan-pekerjaan yang praktis.

b. Amat realistis, ingin mengetahui, ingin belajar.

(25)

10

d. Sampai kira-kira umur 11 tahun anak menumbuhkan guru atau

orang-orang dewasa lain.

e. Pada masa ini anak memandang nilai rapor sebagai ukuran yang

tepat.

f. Anak-anak pada usia ini gemar membetuk kelompok sebaya, biasanya untuk dapat bermain bersama-sama.

C. Teori Belajar Matematika Untuk Sekolah Dasar

Menurut teori belajar William Brownell yang didasarkan atas

keyakinan bahwa anak-anak pasti memahami apa yang sedang mereka pelajari jika belajar secara permanen atau secara terus menerus untuk waktu yang lama (Muchtar A. Karim, dkk, 1997: 18).

Sedangkan menurut Jean Piaget dalam buku (Muchtar A. Karim, dkk, 1997: 19). Yang meyakini bahwa perkembangan mental setiap pribadi melewati empat tahap, yaitu:

a) Tahap Sensorimotor (0-2). Pada tahap ini anak mengembangkan konsep padaa dasarnya melalui intraksi dengan dunia fisik.

b) Tahap praoprasional (2-7). Pada tahap ini anak sudah mulai menggunakan bahasa untuk menyatakan suatu ide, tetapi ide tersebut masih sangat tergantung pada persepsi.

c) Tahap oprasi konkret (7-12). Selama tahap ini anak mengembangkan konsep dengan menggunakan benda-benda konkret untuk menyelidiki

(26)

11

d) Tahap Oprasi formal (12-dewasa). Anak sudah mulai mampu berfikir

secara abstrak menjadi dunia yang real.

Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli diatas bahwa teori belajar

matematika adalah anak pasti memahami apa yang sedang mereka pelajari jika belajar secara terus menerus dan anak juga memiliki perkembangan mental pada setiap pribadi serta tumbuh kembangnya.

1. Tujuan dan Fungsi Pembelajaran Matematika di SD

Menurut Nurhadi (2004: 203), tujuan Matematika dalam kurikulum 2004

SD/MI adalah sebagai berikut:

1) Melatih cara berfikir dan bernalar dalam menarik kesimpulan, misalnya melalui kegiatan penyelidikan, eksploraso, eksperimen,

menunjukan kesamaan, perbedaan, konsisten dan enkonsistensi.

2) Mengembangkan aktivitas kreatif yang melibatkan imajinasi, intuisi,

dan penemuan dangan mengembangkan pemikiran divergen, orisinil, rasa ingin tahu, membuat prediksi dan dugaan, serta mencoba-coba. 3) Mengembangkan kemampuan memecahkan masalah.

4) Mengembangkan kemampuan menyampaikan informasi atau mengkomunikasikan gagasan antara lain melalui pembicaraan lisan,

catatan, grafik, peta, diagram dalam menjelaskan gagasan.

Menurut Asep Jihat (2008: 153), berdasarkan kurikulum matematika SD, fungsi matematika dalam berkomunikasi adalah

(27)

12

a. Mengembangkan kemampuan dalam berkomunikasi dengan

menggunakan bilangan dan simbol.

b. Mengembangkan ketajaman dalam penalaran yang dapat

memperjelas dan menyelesaikan permasalahan yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari.

Berdasarkan beberapa tujuan dan fungsi matematika diatas

dapat disimpulkan bahwa matematika di Sekolah Dasar hendaknya bukan hanya sekedar untuk dapat menghitung, tetapi

hendaknya siswa juga dapat menghadapi permasalahan yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari.

2. Peranan Matematika di Sekolah Dasar

Berdasarkan pengertian , hakikat pembelajaran matematika dan nilai-nilai yang terkandung dalam matematika, maka sekarang akan lebih difokuskan pada pendidikan matematika di sekolah dasar. Pemahaman

terhadap peranan pengajaran matematika di Sekolah Dasar sangat membantu para guru untuk memberikan materi matematika pada

siswanya secara professional sesuai dengan tujuannya.

Objek-objek dalam matematika tidak hanya ada untuk dipahami dan dikaji saja, tetapi juga dapat digunakan sebagai alat untuk pemecahan

masalah (Cahya Prihandoko, 2006: 18). Permasalahan dalam kehidupan sehari-hari banyak yang dapat diselesaikan dengan menggunakan

(28)

13 analog pada kehidupan sehari-hari.

3. Proses Pembelajaran Matematika

Proses pembelajaran pada dasarnya merupakan rangkaian

kegiatan yang dilaksanakan oleh guru sebagai pendidik dan siswa sebagai anak didik dalam kegiatan pengajaran dengan menggunakan sarana dan fasilitas pendidikan yang ada untuk mencapai tujuan yang telah

ditetapkan dalam kurikulum. Adapun tujuan pembelajaran khususnya pelajaran matematika:

1) Melatih cara berfikir dan menalar dalam menarik kesimpulan, misalnya melalui kegiatan penyelidikan, eksplorasi, eksperiment, menunjukan kesamaan, perbedaan, konsisten dan ikonsiten.

2) Mengembangkan aktivitas yang melibatkan imajinasi dan penemuan dengan mengembangkan pemikiran devirgen, original rasa ingin tahu, membuat prediksi dan dugaan serba mencoba-coba.

3) Mengembangkan kemampuan memecahkan masalah.

4) Mengembangkan kemampuan menyampaikan informasi atau

(29)

14 D. Media Pembelajaran

1. Peranan Media Pembelajaran

Menurut Bovee dalam buku Hujair AH Sanaky (2013: 3), media

pembelajaran adalah sebuah alat yang berfungsi dan dapat digunakan untuk penyampaian pesan pembelajaran. Menurut Gagne dalam buku Hujair AH Sanaky (2013: 4), mengatakan bahwa media adalah berbagai

jenis komponen atau sumber belajar dalam lingkungan pembelajaran yang dapat merangsang pembelajar untuk belajar. Sedangkan Hadi Miarso

dalam buku Hujair AH Sanaky (2013: 4), mengatakan bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk merangsang fikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong terjadinya proses

belajar pada diri pembelajar. Secara umum dapat dikatakan bahwa media adalah sarana atau alat bantu yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran.

Dari pengertian di atas , dapat dikatakan bahwa subtansi dari media pembelajaran adalah: (1) bentuk saluran, yang digunakan untuk

menyalurkan pesan, informasi atau bahan pelajaran kepada penerima pesan atau pembelajar; (2) berbagai jenis komponen dalam lingkungan pembelajar yang dapat merangsang pembelajar; (3) bentuk alat fisik yang

dapat menyajikan pesan serta merangsang pembelajar untuk belajar; (4) bentuk-bentuk komunikasi dan metode yang dapat merangsang pembelajar

(30)

15

dalam proses pembelajaran untuk mempertinggi efekvifitas dan efesiensi

dalam mencapai tujuan pembelajaran.

2. Tujuan dan Manfaat Media Pembelajaran 1) Tujuan Media Pembelajaran

Tujuan media pembelajaran sebagai alat bantu pembelajaran untuk: 1) mempermudah proses pembelajaran di kelas,

2) meningkatkan efisiensi proses pembelajaran ,

3) menjaga relevansi antara materi pembelajaran dengan tujuan belajar,

dan

4) membantu konsentrasi pembelajar dalam proses pembelajaran. 2) Manfaat Media Pembelajaran

Menurut Sudjana dan Rivai, (2002: 2), ada beberapa manfaat media dalam proses belajar siswa, yaitu: (a) dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa karena pengajaran akan lebih menarik perhatian mereka, (b)

makna bahan pengajaran akan lebih jelas sehingga dapat dipahami siswa dan memungkinkan siswa lebih banyak melakukan terjadinya penguasaan

serta pencapaian tujun pembelajaran, (c) metode mengajar akan lebih bervariasi, (d) siswa lebih banyak melakukan aktivitas selama kegiatan pembelajaran, tidak hanya mendengarkan tetapi mengamati,

mendemonstrasikan, melakukan langsung, dan memerankan.

Menurut pendapat Hamalik dalam Arsyad (2009: 15) bahwa

(31)

16

dan ransangan kegiatan belajar, (3) bahkan membawa pengaruh psikologis

terhadap siswa. Selanjutnya diungkapkan bahwa penggunaan media pada tahap oreantasi sangat memb aaeantu keefektifan proses pembelajaran dan

penyampaian pesan dan isi pelajaran pada saat itu. Adanya media pembelajaran juga dikatakan dapat: (1) dapat membangkitkan motivasi dan minat siswa, (2) membantu meningkatkan pemahaman siswa, (3)

menjadi kan data lebih menarik dan terpercaya, (4) memudahkan penafsiran data, dan (5) memadatkan informasi. Jadi dalam hal ini

dikatakan bahwa manfaat media adalah sebagai alat bantu dalam kegiatan pembelajaran.

Berdasarkan pernyataan di atas maka dapat disimpulkan bahwa

manfaat media adalah dapat membantu guru dalam proses pembelajaran dan dapat memudahkan guru dalam menyampaikan pembelajaran sehingga siswa lebih mudah memahami pembelajaran yang disampaikan.

3. Fungsi Media Pembelajaran

Media pembelajaran secara umum berfungsi sebagai berikut: (a)

memperjelas penyajian pesan akan tidak bersifat verbalistis, (b) mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya indera, misalnya objek yang terlalu besar untuk dibawa ke kelas dapat diganti dengan realita, gambar, film

bingkai, film, atau model, (c) meningkatkan kegairahan dalam belajar, memungkinkan interaksi langsung antara anak didik dengan lingkungan,

(32)

17

dapat menyamakan pengalaman dan menimbulkan persepsi sama siswa

terhadap isi pelajaran (Sadiman, 2005: 17).

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa media mempunyai

fungsi yang sangat baik dalam pendidikan, diantaranya: (a) memperjelas pesan yang disampaikan, (b) mengatasi pembatasan ruang dan waktu, (c) meningkatkan gairah dan menyamakan pengalaman

4. Media Garis Bilangan

Garis bilangan merupakan garis yang lurus ditandai dengan

titik-titik dengan jarak yang sama (Depdikbud, 1983: 188). Seperti contoh dibawah ini:

Media garis bilangan merupakan media yang disusun dengan angka bulat yang berbentuk sumbu X dan Y dengan titik pusat pada bilangan nol (0). Media Garis Bilangan sangat membantu peserta didik

dalam menyelesaikan soal bentuk penjumlahan dan pengurangan. Penjumlahan merupakan penambahan bilangan dengan bilangan yang lain.

Seperti contoh : 1 + 1 = 2

Sedangkan pengurangan merupakan pengurangan bilangan dengan

bilangan yang lain. Seperti contoh : 4 – 3 = 1

(33)

18 5. Pengertian Garis bilangan

Garis merupakan penghubung antara dua titik A dan B dalam sebuah ruang (Depdikbud, 1983: 118)

6. Tujuan Media Garis Bilangan

Adapun Tujuan Media Garis Bilangan Sebagai Berikut :

a. Mempermudah perserta didik untuk menjumlahkan dan

mengurangkan bilangan bulat dalam mata pelajaran matematika kelas IV di SDN Karanggondang.

b. Mempermudah daya ingat peserta didik dalam proses belajar penjumlahan dan pengurangan pada bilangan bulat mata pelajaran matematika kelas IV di SDN Karanggondang.

7. Penggunaan media garis bilangan

Menurut Karso (1998: 6.15) untuk menjelaskan sebagai pengerjaan hitung pada bilangan bulat, akan kita gunakan garis bilangan, karena

dengan garis bilangan ini akan memudahkan anak dalam memahami penjumlahan dan pengurangan. Dalam penggunaan garis bilangan ini

sebaiknya kita mengambil kapur atau spidol berwarn, sehingga warna untuk lambang bilangan pada garis bilangan dengan lambang bilangan yang menunjukan langkah-langkah pengerjaanya berbedah. (Nur Akhsin,

2006: 169) dalam penjumlahan ditunjukan dengan melangkah ke sebelah kanan atau maju dan langkah pada garis bilangan dengan arah panah ke

(34)

19

8. Cara penggunaan media garis bilangan dalam pembelajaran 1) Mempersiapkan media garis bilangan

2) Memberi penjelasan dan pengarahan kepada siswa dalam menggunakan

media garis bilangan

3) Menjelaskan kepada siswa bagaimana proses pembelajaran dengan menggunakan media garis bilangan

4) Menjelaskan kepada siswa tentang manfaat menggunakan media garis bilangan dalam pembelajaran sehingga menimbulkan semangat siswa

untuk mengikuti pelajaran yang sedang berlangsung

5) Memperaktikkan penggunaan media garis bilangan dalam pembelajaran operasi hitung penjumlahan dan pengurangan

E. Hakikat Bilangan 1. Pengertian Bilangan

Bilangan adalah suatu konsep matematika yang digunakan untuk

pencacahan dan pengukuran. Simbol ataupun lambang yang digunakan untuk mewakili suatu bilangan tersebut sebagai angka atau lambang

bilangan. Dalam matematika, konsep bilangan selama bertahun-tahun lamanya telah diperluas untuk meliputi bilangan nol, bilangan negatif, bilangan rasional, bilangan irasional, dan bilangan komleks. Bilangan

yang dimaksud dalam penelitian ini adalah bilangan negatif dan bilangan positif (bilangan bulat).

(35)

20

dikuasai oleh anak, karena akan menjadi dasar bagi penguasaan

konsep-konsep matematika selanjutnya pada jenjang pendidikan formal berikutnya. Bilangan adalah suatu obyek matematika yang sifatnya abstrak

dan termasuk kedalam unsur yang tidak didefinisikan (underfined term). Untuk menyatakan suatu bilangan dinotasikan dengan lambang bilangan yang disebut angka. Bilangan dengan angka dinyatakan konsep yang

berbeda, bilangan berkenaan dengan nilai, sedangkan angka bukan nilai melainkan suatu notasi tertulis dari sebuah bilangan (sudayanti, 2006: 1)

Operasi bilangan diperkenalkan pada anak setelah anak memahami betul bilangan dan angka. Anak usia dini dapat memahami operasi bilangan dengan cara yang sangat sederhana (surdaryanti, 2006: 18).

Menurut Slamet Suyanto (2005: 63), matematika bukan pelajaran ingatan melainkan mengembangakan kemampuan berfikir. Jika anak sudah mengenal bilangan dan memahami oprasi bilangan maka anak telah

berfikir logis dan matematis, meskipun dengan cara yan sederhana. a) Jenis Bilangan

Adapun jenis-jenis bilangan yang paling dikenal diantaranya adalah bilangan bulat {.... -2, -1, 0, 1, 2, ...} bilangan asli {1,2,3,...} keduanya sering digunakan untuk berhitung dalam aritmatika, sedangkan

bilangan cacah adalah himpunan bilangan bulat yang bukan negatif, yaitu {0, 1, 2, 3....} dengan kata lain himpunan bilangan asli ditambah 0. Jadi

(36)

21

buku-buku teks aljabar biasanya dinyatakan dengan lambang Z dan

sedangkan semua himpunan asli biasanya dinyatakan dengan lambang N. Bilangan bulat terdiri dari bilangan cacah {0, 1, 2, 3, ...} dan negatifnya

{-1, -2, -3,...}. Bilangan bulat dapat dituliskan tanpa komponen desimal atau pecahan.

2. Pengertian Bilangan Bulat

Bilangan bulat terdiri dari bilangan cacah {0, 1, 2, 3, ....} dan negatifnya (-1, -2, -3,...; -0 adalah sama dengan 0 sehingga tidak lagi

dimasukkan secara terpisah). Bilangan bulat dapat dituliskan tanpa komponen desimal atau pecahan.

Bilangan bulat diciptakan dengan cara berikut. Untuk tiap

bilangan cacah, misalnya, kita ciptakan dua simbul baru +3 dan -3. Simbul bilangan yang diawali dengan tanda plus mewakili bilngan positif. Misalnya +3 mewakili bilangan “positif 3”. Dan biasanya tanda plus ini

dihilangkan dalam menyatakan bilangan positif, sehingga +3 juga berarti 3. Selanjutnya untuk menyatakan suatu bilangan positif hanya menulis

simbolnya saja tanpa awalan tanda plus. Sedangkan simbol yang diawali dengan tanda minus mewakili bilanag negatif. Misalnya (-3) mewakili bilangan negatif 3. Perlu di perhatikan bahwa bilangan 0 adalah bukan

bilangan positif dan bukan bilangan negatif, sehingga dalam menulis simbol bilangan nol tidak perlu membubuhi tanda plus atau tanda minus di

(37)

22

pasangannya yaitu -1, -2, -3, -4, -5, -5, -6, -7,.... Bilangan terakhir ini

disebut bilangan bulat negatif. Bilangan cacah maupun bilangan bulat negatif disebut bilangan bulat. Gabungan semua himpunan semua bilangan

cacah dan himpunan semua bilangan bulat negatif disebut himpunan semua bilangan bulat. (Muchtar A. Karim, dkk 1997: 179)

Dengan kata lain, himpunan semua bilangan bulat terdiri dari:

1) Bilangan bulat positif atau bilangan asli, yaitu 1,2,3,4,5.... 2) Bilangan bulat nol, yaitu 0 dan

3) Bilangan bulat negatif, yaitu: -1, -2, -3, -4 ,-5,....

F. Operasi Pada Bilangan Bulat

Seperti halnya pada bilangan cacah, ada empat macam operasi

utama yang berlaku pada bilangan bulat. Operasi yang dimaksud adalah penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian, keempat oprasi pada bilangan bulat ini sangat erat hubungannya dengan oprasi pada

bilangan cacah. Oleh sebab itu peneliti hanya memfokuskan dua oprasi bilangan bulat saja yaitu penjumlahan dan pengurangan.

1) Operasi Penjumlahan

Operasi penjumlahan pada bilangan cacah pada dasarnya merupakan suatu aturan yang mengkaitkan suatu aturan yang

mengkaitkan setiap pasang bilangan cacah dengan bilangan cacah yang lain. Apabilah a dan b bilangan cacah, maka jumlah dari kedua

(38)

23 2) Operasi Pengurangan

Operasi pengurangan pada dasarnya merupakan kebalikan dari operasi penjumlahan. Pada bilangan bulat apabila “a – b” adalah

sebuah bilangan bulat x yang bersifat b + x = a. Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa a – b = x jika dan hanya jika a= b + x.

G. Kerangka Berfikir

Matematika adalah ilmu pasti yang memberikan bekal bagi siswa berupa ilmu pengetahuan dan pola penalaran matematika dengan tujuan

agar mereka dapat mempergunakannya untuk memecahkan masalah sehari-hari sehingga mereka dapat hidup dalam dunia yang selalu berkembang. Tujuan tersebut hendaknya perlu dijadikan pegangan dalam

pembelajaran matematika.

Pada kenyataannya, pembelajaran matematika yang berlangsung selama ini kurang memperhatikan sisi praktis dari pembelajaran

matematika. Pembelajaran yang terjadi cenderung kurang mengaktifkan siswa karena siswa hanya dituangi berbagai macam rumus yang terkadang

siswa sendiri tidak memahami bagaimana mengaplikasikan rumus tersebut untuk memecahkan masalah sehari-hari. Dalam kenyataannya masih banyak peserta didik yang tidak menyukai pelajaran matematika, karena

peserta didik merasa bahwa pelajaran matematika itu merupakan pelajaran yang sulit dan membosankan, hal ini dapat terjadi karenah proses

(39)

24

matematikapun tanpa menggunakan media pembelajaran, sehingga peserta

didik merasa bosan dan jenuh dalam mengikuti pembelajaran matematika. Salah satu cara yang dapat dilakukan agar pembelajaran

matematika menjadi menarik dan tidak membosankan maka sebagai guru dituntut untuk dapat melaksanakan pengelolahan kelas dengan baik, penguasaan materi, pemahaman berbagai karakteristik anak dan juga mau

dan mampu menggunakan berbagai macam-macam media, salah satunya media garis bilangan yang bertujuan untuk mempermudah peserta didik

untuk menjumlahkan dan mengurangkan bilangan bulat dalam mata pelajaran matematika khusunya pada materi operasi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat sehingga menarik minat belajar dan akan

timbul kegairahan belajar yang dapat meningkatkan hasil belajar matematika, dengan media garis bilangan yang didesain sedemikian rupa maka dapat menarik perhatian siswa untuk tetap fokus dalam mengikuti

pembelajaran matematika serta mau memahami dan mengerjakan soal-soal yang ada.

H. Hipotesis

Penggunaan media garis bilangan dapat meningkatkan kemampuan operasi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat pada siswa

(40)

25 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Pendekatan yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian ini dilakukan untuk membantu memecahkan masalah pembelajaran matematika di SD yaitu dengan penggunaan garis

bilangan sebagai media pembelajaran untuk meningkatakan hasil belajar siswa. Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan nilai hasil belajar 35 siswa

masih rendah, maka dengan melihat hal tersebut, penelitian tindakan kelas ini dipilih peneliti dengan alasan ingin mengadakan perbaikan dalam kegiatan proses belajar mengajar di kelas dengan memberikan tindakan-tindakan untuk

memperoleh peningkatan hasil belajar.

Melihat penjelasan di atas, dapat didefinisikan penelitian tindakan kelas adalah penelitian tindakan yang dilaksanakan dalam ruangan kelas

dengan tujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan kualitas pembelajaran (Kasihani Kasbolah, 1998: 15). Penelitian tindakan kelas ini termasuk dalam

penelitian tindakan kelas kolaborasi (classroom action research collaboration). Penelitian tindakan kolaborasi kelas maksudnya adalah peneliti dan guru kelas bekerja sama dalam melaksanakan proses

(41)

26 B. Desain Penilitian

Tujuan utama dari Penelitian Tindakan Kelas yaitu untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran. Perbaikan tersebut

dilaksanakan secara bertahap dan terus menerus selama penelitian dilakukan. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan model Kemmis dan Mc Targart (1988) yang dikenal dengan model spiral (Suharsimi Arikunto,2006). Model

ini dapat dilihat melalui gambar sebagai berikut:

4 Keterangan:

1 Siklus I: 1. Perencanaan

3-2 2, 3. Tindakan dan Pengamatan

4. Refleksi

4

1 3,2

Gambar 1.

(42)

27

Rencana penelitian yang akan ditempuh dalam penelitian ini secara lebih

rinci akan dijelaskan sebagai berikut: 1. Siklus I

a. Tahap perencanaan

Pada tahap perencanaan dimulai dari mengajukan permohonan ijin kepada kepalah sekolah. Kemudian peneliti bekerja sama dengan guru kelas

melakukan penemuan masalah dan kemudian merancang tindakan yang dilakukan, seperti:

a) Menemukan masalah penelitian yang ada dilapangan dengan melakukan diskusi dengan guru siswa melalui observasi di dalam kelas.

b) Merencanakan langkah-langkah pembelajaran (menyusun RPP), sesuai dengan prinsip media garis bilangan. RPP ini berguna sebagai pedoman guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas.

c) Penyiapan Lembar Kerja Siswa (LKS), lebar observasi, dan menyusun soal tes.

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Dalam pelaksanaan tindakan ini sebagai pelaksana adalah guru dan

peneliti sebagai pengamat. Pelaksana melaksanakan pembelajaran berdasarkan skenario dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang disiapkan oleh peneliti. Tindakan ini dilakukan dengan menggunakan

(43)

28

pembelajaran peneliti dibantu oleh seorang pengamat untuk mengamati

siswa dan guru di kelas.

Setelah pembelajaran dilaksanakan, evaluasi hasil belajar siswa

tentang oprasi bilangan bulat dengan menggunakan media garis bilangan diselenggarakan pula kegiatan tersebut sesuai dengan yang telah disiapkan oleh peneliti pada saat melakukan perencanaan.

c. Pengamatan/observasi

Kegiatan pengamatan dilaksanakan bersamaan dengan proses

pembelajaran. Hal yang dicatat dalam kegiatan pengamatan ini antara lain proses tindakan yang disengaja, situasi tempat dan tindakan, dan kendala yang dihadapi. Semua hal tersebut dicatat dalam kegiatan

pengamatan/observasi yang terencana secara fleksibel dan transparan. Untuk mengetahui proses pembelajaran yang dilakukan sesuai dengan skenario yang telah disusun bersama, perlu dilakukan evalusi yang

bertujuan untuk mengetahui tingkat ketercapaian sasaran pembelajaran yang diharapkan.

d. Refleksi

Refleksi merupakan bagian akhir dari siklus yang sangat penting untuk memahami dan memberikan makna terhadap proses hasil

pembelajaran yang terjadi yang dilakukan dengan: (a) ketika tindakan sedang dilakukan, (b) ketika tindakan dilakukan, dan (c) memikirkan

(44)

29

Kegiatan yang dilakukan pada saat refleksi adalah melakukan

analisis dan mengevaluasi atau mendiskusikan data yang diperoleh. Data yang telah dikumpulkan dalam observasi harus secepatnya dianalisis atau

diinterprestasikan (diberi makna) sehingga dapat segera diberi tindakan yang sesuai untuk mencapai tujuan. Jika interprestasi data tersebut belum mencapai tujuan yang diharapkan maka, peneliti dan observer melakukan

langkah-langkah perbaikan untuk diterapkan pada siklus selanjutnya demi tercapainya hasil belajar siswa secara maksimal. Sejalan dengan pendapat

Suharsimi Arikunto (2009: 19) menjelaskan bahwa kegiatan refleksi merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah dikakukan. Kegiatan ini sangat tepat dilakukan ketika guru pelaksana

sudah selesai melakukan tindakan. Kemudian berhadapan dengan peneliti untuk mendiskusikan implementasi rencana tindakan.

Dari jabaran siklus di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian

siklus adalah suatu putaran kegiatan yang terdiri dari : (1) perencanaan (planning), (2) pelaksanaan/tindakan (action), (3) pengamatan/observasi

(45)

30 C. Setting Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di kelas 1V SD Karanggondang tahun ajaran 2015/2016, yang akan berlangsung selama dua bulan yaitu bulan

Maret-Mei dalam mata pelajaran matematika, khusus materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat.

D. Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek Penelitian

Dalam penelitian ini subyek penelitian adalah seluruh siswa kelas

IV SDN Karanggondang, yang berjumlah 35 siswa, yang terdiri dari 17 siswa perempuan dan 18 siswa laki-laki.

2. Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah hasil belajar Matematika menggunakan media garis bilangan bagi siswa kelas IV SD Karanggondang, Sewon, Bantul, Yogyakarta.

E. Tehnik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama

alam penelitian, karena bertujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi data yang ditetapkan (Sugiyono, 2008 : 308).

Adapun penjelasan tentang metode pengumpulan data dalam Penelitian Tindakan Kelas sebagai berikut:

(46)

31

Observasi adalah suatu metode yang dilakukan dengan cara

mengadakan suatu pengamatan secara teliti serta pencatatan secara sistematis (Suharsimi Arikunto, 2008: 30). Dalam Penelitian Tindakan

Kelas, observasi menjadi hal yang sangat penting dalam pengumpulan data karena observasi sebagai proses pengamatan langsung. Kegiatan observasi dilakukan untuk mengamati semua yang terjadi di dalam kelas

saat terjadi tindakan dengan mencatat hal-hal yang terjadi secara teliti mulai dari hal yang kecil. Observasi dilakukan dengan menggunakan

lembar observasi guru dan siswa. 2. Tes

Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan yang digunakan

untuk mengukur keterapilan, pengetahuan, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok (Suharsimi Arikunto, 2006: 198). Tes dapat digunakan untuk menguji sejauh mana siswa

mengalami perubahan hasil belajar sebelum dan sesudah mengambil tindakan. Adapun tes yang digunakan pada penelitian ini adalah pre

test yang dilaksanakan sebelum menggunakan post tes dan post tes yang dilakukan pada akhir siklus.

(1) Pre test

Tujuan diadakan pre test adalah untuk mengingat kembali materi yang telah diberikan. Pre test berfungsi untuk menilai sejauh mana peserta

(47)

32

instruksional, sebelum mengikuti program pengajaran yang telah

dipersiapkan oleh guru. (2) Post test

Post test diberikan materi pengajaran selesai diberikan, dengan maksud untuk mengetahui tingkat pengawasan peserta didik terhadap materi yang baru saja diberikan. Fungsi dari post test adalah untuk menilai

kemampuan anak mengenai materi yang telah diberikan. 3. Dokumentasi

Menurut (Suharsimi Arikunto, 2006: 206) teknik dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, agenda dan sebagainya. Tehnik

dokumentasi digunakan untuk memperkuat data yang diperoleh selama observasi dan memberikan gambaran secara konkret mengenai

partisipasi siswa selama proses pembelajaran. Dokumen-dokumen yang terkait dengan penelitian beserta pengambilan foto saat kegiatan pembelajaran berlangsung.

F. Instrumen Penelitian

Penelitian ini menggunakan beberapa instrumen untuk

mengumpulkan data yang valid. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Lembar Observasi

(48)

33

peneliti berkolaborasi dengan guru kelas sebagai pengamat terhadap

perilaku dan kegiatan siswa selama proses pembelajaran. Terhadap dua lembar observasi dalam penelitian ini yaitu, observasi guru dan siswa.

Lembar observasi guru berisi tentang penggunaan media garis bilangan pada pembelajaran, sedangkan lembar observasi siswa berisi tentang keaktifan siswa dalam pembelajaran.

Tabel 1.

Kisi-kisi Lembar Observasi Aktivitas Guru

Tabel 2.

Kisi-kisi Lembar Observasi Aktivitas Siswa

No Indikator Nomor Butir Jumlah

Butir 1. Penerimaan siswa terhadap materi

pembelajaran

1, 2, 3, 4, 5 5

2. Penanggapan siswa terhadap materi pembelajaran

6, 7, 8, 9, 10 5

Jumlah 10 10

No Indikator Nomor Butir Jumlah Butir

1. Kesederhanaan 1, 2, 3 3

2. Keterpaduan 4, 5 2

3. Penekanan 6, 7, 8,

9,10,11,12

7

4. Keseimbangan 13, 14, 15 3

(49)

34 Tabel 3.

Kisi-kisi Soal Pre Test Matematika Kelas IV Semester II No Kompetensi

Dasar

Materi Pokok Indikator No.

Soal bilangan positif dan positif

1, 2

2. Menjumlahkan bilangan bulat negatif dan negatif

3, 4

3. Menjumlahkan bilangan bulat positif dan negatif

5, 6, 7

4. Menjumlahkan bilangan negatif dan positif bilangan bulat negatif dan negatif

13,14

7. Mengurangkan bilangan bulat positif dan negatif

15,16, 17

8. Mengurangkan bilangan negatif dan positif

18,19, 20

Tabel 4.

Kisi-kisi Soal Post Test Matematika Kelas IV Semester II No Kompetensi

Dasar bilangan positif dan positif

1, 2

2. Menjumlahkan bilangan bulat negatif dan negatif

3, 4

3. Menjumlahkan bilangan bulat positif dan negatif

(50)

35

4. Menjumlahkan bilangan negatif dan positif bilangan bulat negatif dan negatif

13,14

7. Mengurangkan bilangan bulat positif dan negatif

15,16, 17

8. Mengurangkan bilangan negatif dan positif

18,19,20

1. Dokumentasi

Dokumentasi yang digunakan untuk memberikan gambaran secara

konkret mengenai aktivitas siswa pada saat proses pembelajaran dan untuk memperkuat data yang diperoleh. Dokumentasi tersebut berupa daftar nama siswa, nilai semester siswa, hasil kerja siswa berupa LKS, RPP, dan foto-foto

mengenai aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran. Dokumentasi dilakukan untuk memperkuat data yang diperoleh dari observasi tes.

G. Bentuk Kegiatan Yang Akan Dilaksanakan

Kegiatan yang akan dilaksanakan adalah kegiatan pembelajaran matematika dengan menggunakan media garis bilangan dalam operasi hitung

penjumlahan dan pengurangan pada bilangan bulat. Maksudnya adalah untuk lebih memperdalam materi tentang konsep bilangan bulat serta operasi hitung

(51)

36 H. Teknik Analisis Data

(Suharsimi Arikunto, 2006: 131-132) mengatakan bahwa dalam penelitian tindakan kelas ada dua jenis data yang dapat dikumpulkan peneliti

yaitu data kualitatif dan data kuantitatif. Dalam penelitian ini, peneliti menganalisis deskripsi kualitatif melalui lembar observasi dan deskripsi kuantitatif melalui tes hasil belajar. Berikut rumus penjabarannya:

1. Untuk menganalisis data hasil observasi dilakukan menggunakan skala dengan cara pemberian skor atau rating scale ( sugiyono, 2012: 141-144).

Pemberian skor dapat dilihat sebagai berikut: 1 = Kurang

2 = Sedang

3 = Baik

4 = Sangat Baik

Penilaian observasi dilakukan secara klasikal yaitu dengan mencari rata-rata skor yang diperoleh siswa setiap item. Jumlah skor maksimum untuk seluruh siswa dalam 1 item adalah 25 x 4 =100 dan skor terendah 25

x 1 = 25. Pembelajaran menggunakan media garis bilangan ini dikatakan berhasil jika skor yang dicapai oleh keseluruhan siswa pada

masing-masing item 25 x 2=50 atau mempunyai rata-rata sebesar 2. Rumusan yang digunakan adalah:

M=

∑ ��

(52)

37 Keterangan:

M = Skor rata-rata 1 item fx = Jumlah skor dalam 1 item N = Banyaknya siswa

2. Data yang dikumpulkan melalui tes dihitung skor masing-masing dan dari skor ditentukan nilai siswa menggunakan rumus sebagai berikut :

Prosentase = ∑ ����������������������

∑ �����ℎ�����

100 %

Setelah diketahui masing-masing, data dianalisis untuk mencari nilai

rata-rata kelas dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Mx = ∑ � �

Keterangan: Mx = Mean

∑ � = Jumlah seluruh nilai siswa

(53)

38 I. Kriteria Keberhasilan

Pedoman kriteria keberhasilan siswa yang digunakan adalah pedoman kriteria keberhasilan pembelajaran Matematika pada kelas IV SD

Karanggondang, kecamatan Sewon, kabupaten Bantul, Yogyakarta. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Matematika. Indikator keberhasilan yaitu jika minimal 75%

(54)

39 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di SD Karanggondang yang terletak di kecamatan Sewon, kabupaten Bantul, Daerah Istimewah

Yogyakarta. Adapun sarana prasarana yang ada di sekolah tersebut adalah sebagai berikut :

1. Kondisi Fisik

Pada saat ini SD Karanggondang memiliki 6 ruangan kelas untuk siswa-siswa dari kelas I sampai dengan kelas VI. Fasilitas yang dimiliki

oleh SD Karanggondang yaitu ruangan kepalah sekolah, ruang kantor guru, perpustakaan, ruang computer, ruang karawitan, UKS, dapur,

gudang, musholah, dan kamar mandi. Secara umum kondisi bangunan SD Karanggondang masih sangat baik, kokoh, dan terawat. Fasilitas yang lain yang dimiliki oleh SD karanggondang menyangkut proses pembelajaran

seperti gambar pahlawan, gambar presiden, wakil presiden, gambar lambang Garuda Pancasila , Peta, Globe, alat peraga IPA, alat peraga

Penjaskes dan sebagian alat peraga pembelajaran Matematika. 2. Kondisi Non Fisik

Kondisi non fisik yang dimaksud dalam penelitian ini adalah SDM

(55)

40

Dalam proses belajar mengajar, pendidik merupakan faktor yang

mempengaruhi dalam keberhasilan siswa. a. Kondisi Guru

SD Karanggondang memiliki 6 kelas, dengan personil seperti berikut ini, seorang kepalah sekolah, seorang guru olaraga, seorang guru agama dan seorang penjaga sekolah. Guru berstatus PNS ada 8 orang

sedangkan berstatus guru honorer ada 5 orang. Guru di SD Karanggondang sebagian besar sudah menempuh pendidikan S1.

b. Kondisi Siswa

Jumlah siswa SD Karanggondang sebanyak 210 siswa. Siswa di SD ini tidak hanya berasal dari kelurahan setempat saja, akan tetapi

banyak siswa yang berasal dari desa dan kelurahan lain. Mata pencaharian orang tua siswa juga sangat beragam di antaranya PNS, petani, buruh dan

wiraswasta. Keadaan ekonomi keluarga siswa juga sangat beragam. c. Kondisi Lingkungan

Lingkungan sekolah mendukung untuk proses pembelajaran. Letak

SD Karanggondang beradah di tengah-tengah pemukiman masyarakat dan strategis serta dapat menampung siswa dari arah manapun. SD

Karanggondang juga terletak di tengah-tengah masyarakat yang agamis sehingga mudah untuk mengarahkan siswa bertingkah laku sesuai dengan norma-norma yang berlaku. SD Karanggondang memiliki basis siswa dari

(56)

tengah-41

tengah pemukiman penduduk ini berada di lingkungan yang nyaman dan

berkondusif untuk proses pembelajaran serta memiliki kondisi udara yang cukup bersih. Akses untuk menuju sekolah ini cukup mudah dan dapat

dijangkau dengan kendaraan.

2. Deskripsi Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Karanggondang

tahun ajaran 2015-2016 yang berjumlah 35 siswa dengan rincian sebagai berikut :

Tabel 5.

Jumlah siswa kelas IV SD Karanggondang TA 2015-2016

No Jenis Kelamin F Persentase

1. Laki-laki 15 43%

2. Perempuan 20 57%

Jumlah 35 100%

Berdasarkan observasi di kelas, terlihat bahwa sebagian siswa terutama siswa laki-laki sering ramai membuat kegaduhan dan tidak fokus

pada proses pembelajaran. Menurut peneliti siswa kelas IV memiliki kemampuan akademik yang beragam. Ada yang memiliki kemampuan

akademik tinggi, sedang, dan rendah. Sebagian besar siswa kelas IV memiliki kemampuan akademik sedang dan kelas tersebut yang menghadapi masalah penjumlahan dan pengurangan operasi hitung

(57)

42

Berdasarkan hal tersebut, siswa kelas IV dipilih subyek penelitian

karena sesuai dengan permasalahan dan cocok dengan pembelajaran menggunakan media garis bilangan.

3. Deskripsi Data Awal Siswa Pra Siklus

Data awal siswa pra siklus di peroleh dari pretes yang dilaksanakan pada tanggal 16 Februari 2015. Data tersebut nantinya digunakan sebagai

patokan awal sebelum dilakukan tindakan. Hasil yang diperoleh dari pretes adalah sebanyak 2 siswa yang lulus dari 35 siswa, hal ini menunjukan

bahwa hasil belajar siswa masih rendah. Berdasarkan hasil tes tersebut maka perlu diadakan suatu tindakan untuk mengatasi permasalahan di atas. Adapun data awal sebelum tindakan adalah sebagai berikut :

Tabel 6.

Data Awal Pra Siklus

Jumlah siswa Persentase Rata-rata skor

Berdasarkan tabel diatas dapat dijabarkan sebagai berikut, dari 35 siswa, sebanyak 2 siswa atau 6% sudah tuntas atau mencapai KKM.

Sebanyak 33 siswa atau 94% belum tuntas atau belum mencapai KKM. Rata-rata skor sebesar 42,57. Untuk memperjelas pemaparan tabel

(58)

43

Gambar 2.

Diagram Pencapaian KKM Pra siklus

4. Deskripsi Hasil Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan jenis penelitian

tindakan kelas. Peneliti menggunakan model Kemmis Dan Mc Taggart (Suharsimi Arikunto, 2006: 93) yang dikenal dengan model spiral. Penelitian ini dilakukan dalam 2 siklus. Siklus 1 terdiri dari 2 pertemuan,

dimana setiap siklus diadakan evaluasi untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa setelah proses pembelajaran berlangsung. Siklus 2

terdiri dari 2 pertemuan sama seperti siklus 1. Untuk lebih jelasnya rincian pelaksanaan penelitian terdapat pada tabel berikut.

Tabel 7.

Rincian Waktu Pelaksanaan Penelitian di kelas IV semester I SD Karanggondang tahun ajaran 2015/2016

No Hari/Tanggal Kegiatan Materi

1. Senin, 19 Maret 2015

Kegiatan belajar Mengajar

Operasi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat.

2. Kamis, 23 Maret 2015

Kegiatan belajar Mengajar

(59)

44 3. Senin, 20 April

2015

Kegiatan belajar Mengajar

Operasi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat.

4. Kamis, 23 April 2015

Kegiatan belajar Mengajar

Operasi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat.

Adapun proses penelitian adalah sebagai berikut :

1. Siklus I

a. Kegiatan Pembelajaran 1 dan 2

Kegiatan pembelajaran ini materinya adalah tentang Operasi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat.

1. Perencanaan

a) Peneliti dan guru sebagai kolaborator menyiapkan materi yang

akan disampaikan kepada siswa.

b) Menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)

c) Peneliti menyusun lembar obsservasi pembelajaran yang akan

dilaksanakan. Lembar observasi ada 2 macam yaitu lembar observasi aktivitas siswa dan lembar observasi aktivitas guru.

Lembar observasi ini digunakan untuk membandingkan aktivitas yang dilakukan siswa dan guru selama proses pembelajaran berlangsung dengan yang ada pada lembar observasi.

d) Menyusun dan menyiapkan LKS dan soal evaluasi untuk siswa. Soal akan di berikan pada setiap akhir siklus. Soal evaluasi

(60)

45

e) Mempersiapkan media garis bilangan sesuai dengan materi yang

diajarkan.

f) Mempersiapkan kamera yang akan digunakan untuk

mendokumentasikan aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung.

2. Pelaksanaan tindakan

Tahap pelaksanaan tindakan ini antara lain : a) Kegiatan awal

1. Siswa berdoa bersama

2. Siswa dikondisikan untuk siap melakukan pembelajaran. 3. Melakukan apersepsi; menanyakan sejauh mana siswa

mengetahui tentang operasi hitung, khususnya penjumlahan dan pengurangan.

b) Kegiatan inti

Siswa mendengarkan materi yang disampaikan oleh guru sebagai pengantar pembelajaran. Siswa memperhatikan

(61)

46

Gamabar 2.

Siswa mendengarkan penjelasan dari guru terkait materi yang di ajarkan.

Dengan penjelasan dari guru siswa dapat memahami cara penjumlahan dua bialangan positif, dua bilangan negatif dan bilanagn positif dan negatif

mengggunakan penjelasan dari guru.

Gambar 3.

Siswa mengamati media garis bilangan.

(62)

47 Gambar 4.

Guru memberi contoh soal kepada siswa.

Setelah guru menjelaskan materi pembelajaran dengan menggunakan media garis

bilangan, guru melanjutkan dengan memberi contoh soal kepada siswa. Contoh soalnya seperti berikut : -21 – (- 16) = -5

Gambar 5.

(63)

48 Gambar 6.

Siswa melakukan tanya jawab.

Siswa melakukan intraksi tanya jawab bersama guru seputar materi pelajaran yang

telah dibahas.

Gambar 7.

Siswa mengerjakan soal evaluasi.

Setelah guru menjelaskan tentang operasi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat kepada siswa, dilanjutkan dengan tanya jawab tentang operasi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat positif dan negatif ataupun

(64)

49 a) Kegiatan akhir

Siswa diberi kesempatan untuk bertanya tentang materi operasi hitung penjumlahan dan pengurangan yang melibatkan bilangan negatif

dan bilangan positif yang telah disampaikan kepada siswa. Pembelajaran ditutup dengan berdoa bersama.

Dari pengerjaan soal evaluasi di proleh nilai siklus I. Adapun rincian dari

nilai-nilai tersebut adalah seperti berikut :

Tabel 8.

Data Hasil Belajar Siswa Siklus I

Jumlah siswa Persentase Rata-Rata skor Tuntas Belum

tuntas

Tuntas Belum tuntas

9 26 26% 74% 60,71

Berdasarkan tabel diatas dapat dijabarkan sebagai berikut, dari 35

siswa sebanyak 9 siswa atau 26% sudah tuntas atau mencapai KKM. Sebanyak 26 siswa atau 74% belum tuntas mencapai KKM. Rata-rata skor

(65)

50

Gambar 8.

Diagram pencapaian KKM Siklus I

Tabel 9.

Daftar Nilai Hasil Belajar Pra siklus dan Siklus I Rata-rata skor

Kelas

Ketuntasan Persentase

Pra

Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa antara nilai siswa pada pra

siklus yang belum di kenai tindakan dengan siklus I dengan yang sudah dikenai tindakan mengalami kenaikan. Skor rata-rata pada pra siklus 42,57. sedangkan pada siklus I mencapai 60,71. Persentase ketuntasan siswa yang sudah

mencapai KKM dari seluruh siswa juga mengalami kenaikan, pada prasiklus 6%, sedangkan pada siklus I mencapai 26%. Dengan demikian yang belum

mencapai KKM 74%. Sehubungan dengan yang ditetapkan sebagai kreteria

(66)

51

keberhasilan penelitian adalah bahwa siswa tuntas adalah 75% maka pe53rlu

dilanjutkan ke siklus ke II. Untuk memperjelas pemaparan tabel di atas, dapat dilihat dalam diagram berikut ini :

Gambar 9.

Diagram ketuntasan pra siklus dan siklus I

b. Hasil Observasi siklus I

Hasil pengamatan yang dilakukan peneliti menunjukan bahwa

pembelajaran Matematika pada siklus I berjalan dengan baik meskipun hasil belajar yang diperoleh belum semua siswa mencapai nilai KKM. Sehingga perlu dilanjutkan pada siklus selanjutnya. Observasi ini dilakukan terhadap

aktivitas guru dan siswa dalam proses pembelajaran pada materi operasi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat.

1) Aktivitas Guru

Observasi aktivitas guru dilakukan dalam dua pertemuan, yaitu pertemuan I dan pertemuan II. Hasil observasi pada setiap pertemuan tersebut adalah

sebagai berikut :

0% 20% 40% 60% 80% 100%

Pra Siklus Siklus 1

Tuntas

(67)

52 Pertemuan I

kegiatan yang diamati meliputi seluruh aspek yang ada pada lembar observasi. Aspek tersebut meliputi 4 aspek yaitu, kelayakan yang terdiri dari 3

indikator, keterpaduan yang terdiri dari 2 indikator, penekanan yang terdiri dari 7 indikator, dan keseimbangan terdiri dari 3 indikator.

Pada akvitas aspek kelayakan guru pada indikator pertama

mendapatkan skor 3 yang berarti baik, sebab guru menyajikan media cukup menarik perhatian siswa, pada indikator kedua guru mendapatkan skor 1

berarti kurang, hal ini disebabkan ukuran media yang disajikan kurang besar sehingga tidak terlihat secara jelas dari belakang, untuk indikator ketiga mendapatkan skor 2 yang berarti sedang karena guru dalam menampilkan

media masi sedang dikarenakan belum terbiasa.

Aktivitas berikutnya keterpaduan, pada indikator pertama guru mendapatkan skor 2 yang berarti sedang, karena guru menyajikan media garis

bilangan masih sedang terkait dengan materi pembelajaran. Pada indikator kedua guru mendapat skor 3 yang berarti baik hal ini disebabkan guru dalam

menyajikan bilangan bulat telah sesuai dengan materi pembelajaran.

Pada Aktivitas berikutnya adalah penekatan indikator pertama guru mendapatkan skor 3 yang berarti baik, sebab guru sudah memberikan

kesempatan kepada siswa untuk mengeluarkan pendapat sebagai penekanan materi. Pada indikator kedua guru mendapatkan skor 3 yaitu berarti baik,

(68)

53

sebab guru masih kurang memberi kesempatan siswa untuk mengeluarkan

pendapat. Pada indikator keempat guru mendapatkan skor 3 yang berarti baik dimana guru telah memperagakan media garis bilangan dalam penjumlahan

bilangan bulat positif dan negatif, pada indikator kelima guru mendapatkan skor 3 yang berarti baik karena guru juga telah memperagakan media dalam pengurangan bilangan bulat positif dan negatif, pada indikator selanjutnya

yaitu indikator ketuju guru mendapatkan skor 2 yang berarti sedang karena dalam pemanfaatan media guru belum terlalu memanfaatkannya secara afektif

dan efesien, selanjutnya indikator kesembilan guru mendapatkan skor 2 yang berarti sedang karena guru masih sedang dalam memberikan tes.

Aktivitas terakhir keseimbangan, pada indikator pertama guru

mendapatkan skor 2 yang berarti sedang, karena guru dalam menampilkan media juga masih sedang dengan materi pembelajaran. Pada indikator kedua guru mendapat skor 2 yang berarti sedang, karena guru dalam menampilkan

media maih sedang, Pada indikator ketiga guru mendapatkan skor 2 berarti sedang, karena belum sepenuhnya melibatkan siswa dalam memperagakan

pemanfaatan media dalam proses pembelajaran. Pertemuan ke II

Hasil observasi pada siklus I pada pertemuan ke 2 menunjukan adanya

peningkatan aktivitas guru dalam mengajar, sesuai dengan aspek yang ada pada lembar observasi. Jika disajikan dalam tabel maka hasil observasi

(69)

54 Tabel 10.

Perbandingan hasil observasi aktivitas guru pada siklus I pada pertemuan 1 dan pertemuan 2.

No Tahap Jumlah skor observasi

Persentase Aktivitas Mengajar

Kategori

1. Siklus I Pertemuan 1

35 58,33% Baik

2. Siklus I Pertemuan 2

43 71,66% Baik

Setelah dilakukan tindakan kedua, aktivitas guru mendapatkan skor 35

atau 58,33% dalam pembelajaran pada siklus 1 pertemuan 2 sudah lebih baik, jika dibandingkan dengan pertemuan 1, yang baru mendapatkan skor 43 atau

71,66%.

2) Aktivitas Siswa

Observasi aktivitas siswa siklus 1 dilakukan dalam dua pertemuan,

yaitu pertemuan 1 dan pertemuan 2. Pada pertemuan 1 saat saat guru menjelaskan materi pembelajaran mengggunakan media garis bilangan sisiwa

mendapat persentase 61% yang berarti baik sebab siswa sangat antusias pada saat guru menjelaskan materi, tetapi ada beberapa siswa yang belum memperhatikan guru saat menjelaskan materi dikarenakan masih ribut sendiri.

Pada indikator selanjutnya siswa dikategorikan baik karena siswa sudah tertarik dengan media yang ditampilkan oleh guru pada saat proses pembelajaran yang mencapai persentase 70%. Pada indikator selanjutnya

siswa dikategorikan baik, karena persentase mencapai 57%. Karena sudah lebih dari 50% siswa telah menyimak materi pembelajaran yang diberikan

Gambar

Tabel  2. Kisi-kisi Lembar Observasi Aktivitas Siswa
Tabel  4. Kisi-kisi Soal Post Test Matematika Kelas IV Semester II
Tabel  5. Jumlah siswa kelas IV SD Karanggondang TA 2015-2016
Tabel 6. Data Awal Pra Siklus
+7

Referensi

Dokumen terkait

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya. PUTRI MAYSURA

[r]

[r]

Untuk pengucap yang tidak terdapat di dalam basisdata didapat hasil 92,5 % pada panjang frame 10 ms, sehingga hasil perhitungan persentase selanjutnya menggunakan

[r]

The Lancet Oncology menyatakan bahwa rokok merupakan penyebab dari 15 jenis kanker antara lain : kanker kandung kemih, kanker sumsum tulang, kanker serviks, kanker

Khususnya perawat, pengembangan Sumber Daya Manusia harus di tekankan pada kompetensi dan skill yang mumpuni (11). Menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas

Menambah motivasi kepada peserta didik dalam proses pembelajaran karena sudah mengetahui tentang kompetensi yang harus dimiliki sesuai dengan kebutuhan industri.. Peserta