• Tidak ada hasil yang ditemukan

“PENGARUH MOTIVASI KERJA, DISIPLIN KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN” ( Studi Kasus Karyawan Bagian Sumber Daya Manusia di LPP TVRI Jawa Timur ).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "“PENGARUH MOTIVASI KERJA, DISIPLIN KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN” ( Studi Kasus Karyawan Bagian Sumber Daya Manusia di LPP TVRI Jawa Timur )."

Copied!
120
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Administrasi Bisnis pada FISIP UPN “Veteran” Jawa Timur

Oleh :

TITYANGGA SHEL VIRA DANNY LATAR PANJI 0742010025

YAYASAN KESEJAHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK JURUSAN ILMU ADMINISTRASI BISNIS

(2)

Disusun Oleh :

TITYANGGA SHEL VIRA DANNY LATAR PANJI NPM. 0742010025

Telah disetujui untuk mengikuti Ujian Skripsi

Menyetujui, Pembimbing Utama

R.Y.Rusdianto, S.Sos.M.Si NIP. 372069500461

Mengetahui, DEKAN

(3)

Disusun Oleh :

TITYANGGA SHEL VIRA DANNY LATAR PANJI NPM. 0742010025

Telah dipertahankan dihadapan dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Pembangunan Nasional “ Veteran “ Jawa Timur Pada tanggal 14 Juni 2011

Menyetujui,

Pembimbing Utama Tim Penguji

1. Ketua

R.Y. Rusdianto, S.Sos.M.Si Nurhadi, Drs. M.Si

NIP. 372069500461 NIP.196902011994031001

2. Sekretaris

R.Y. Rusdianto, S.Sos.M.Si.

NIP. 372069500461

3. Anggota

Siti Ning Farida, Dra. M.Si NIP. 196402151991032001 Mengetahui,

DEKAN

(4)

memberikan rahmat, taufik dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Dalam penyusunan skripsi ini penulis mengambil judul yaitu “Pengaruh Motivasi Kerja, Disiplin Kerja dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan (Studi Kasus Karyawan Bagian SDM di LPP TVRI Jawa Timur)”.

Penyusunan skripsi ini merupakan salah satu kewajiban bagi mahasiswa dalam rangka memenuhi persyaratan dalam memperoleh gelar sarjana Administrasi Bisnis pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

Hasil penulisan skripsi ini bukanlah kemampuan dari penulis semata, namun terwujud karena bantuan dan bimbingan dari Bapak R.Y.Rusdianto, S.Sos.M.Si sebagai dosen pembimbing. Selain itu, penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini :

1. Ibu Dra. Ec. Hj. Suparwati, M.Si sebagai Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur.

(5)

4. Dosen–dosen jurusan Ilmu Administrasi Bisnis Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

5. Seluruh karyawan bagian SDM LPP Jawa Timur yang telah membantu meluangkan waktunya untuk memberikan informasi saran bagi penulis.

6. Kedua Orang Tua yang selalu memberi dukungan dan semangat kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

7. Dan teman-teman seperjuangan angkatan 2007 di Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis UPN atas segala bantuan dan partisipasinya kepada penulis selama ini.

Semoga segala bantuan dan kebaikan yang telah diberikan tersebut mendapat limpahan berkat dari Allah SWT. Penulis menyadari dengan segala kerendahan hati bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna dan banyak kekurangan. Oleh karena itu segala kritik dan saran yang bersifat membangun senantiasa penulis harapkan demi kesempurnaan skripsi ini.

Harapan penulis semoga dengan terselesainya skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat bagi semua pihak. Amin.

Surabaya, Juni 2011

(6)

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

ABSTRAKSI ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 7

1.3 Tujuan Penelitian ... 7

1.4 Manfaat Penelitian ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 9

2.1 Penelitian Terdahulu ... 9

2.2 Landasan Teori ... 11

2.2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia ... 11

2.2.1.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia ... 11

2.2.1.2 Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia .. 12

2.2.2 Motivasi ... 16

2.2.2.1 Pengertian Motivasi ... 16

2.2.2.2 Bentuk Motivasi ... 17

(7)

2.2.3.1 Pengertian Disiplin Kerja ... 26

2.2.3.2 Tujuan Pembinaan Disiplin Kerja ... 27

2.2.3.3 Indikator-Indikator Disiplin ... 28

2.2.3.4 Bentuk-Bentuk Disiplin Kerja ... 29

2.2.3.5 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Disiplin Kerja ... 30

2.2.3.6 Usaha-Usaha Dalam Menegakkan Disiplin Kerja ... 33

2.2.4 Lingkungan Kerja ... 36

2.2.4.1 Pengertian Lingkungan Kerja ... 36

2.2.4.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Lingkungan Kerja ... 37

2.2.5 Kinerja Karyawan ... 39

2.2.5.1 Pengertian Kinerja ... 39

2.2.5.2 Pengertian Evaluasi Atau Penilaian Kinerja ... 40

2.2.5.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pencapaian Kinerja ... 40

2.2.5.4 Manajemen Kinerja SDM ... 42

(8)

2.4 Hipotesis ... 47

BAB III METODE PENELITIAN... 48

3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 48

3.2 Teknik Penentuan Sampel ... 51

3.2.1 Populasi ... 51

3.2.2 Sampel ... 52

3.2.3 Teknik Pengumpulan Sampel ... 52

3.3 Teknik Pengumpulan Data ... 52

3.3.1 Jenis Data ... 52

3.3.2 Sumber Data ... 52

3.3.3 Pengumpulan Data ... 53

3.4 Uji Validitas dan Reliabilitas Data ... 53

3.4.1 Uji Validitas ... 53

3.4.2 Uji Reliabilitas ... 54

3.5 Analisis Pengujian Asumsi Klasik ... 54

3.6 Teknis Analisis dan Uji Hipotesis ... 56

3.6.1 Teknis Analisis ... 56

3.6.2 Uji Hipotesis ... 57

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 60

(9)

4.1.1.3 Periode Siaran Berwarna ... 65

4.1.1.4 Stasiun pemancar ... 68

4.1.1.5 Jangkauan Siaran ... 69

4.1.1.6 Visi dan Misi ... 72

4.1.1.7 Struktur Organisasi LPP TVRI Jawa Timur . 73 4.2 Analisis Deskriptif Identitas Responden ... 74

4.3 Deskripsi Hasil Penelitian ... 75

4.4 Uji Validitas dan Reabilitas ... 84

4.4.1 Uji Validitas ... 84

4.4.2 Uji Reliabilitas ... 86

4.5 Analisis dan Pembahasan ... 87

4.5.1 Uji Asumsi Klasik ... 87

4.6 Teknik Analisis Regresi Linier Berganda ... 91

4.7 Penguji Hipotesis ... 92

4.7.1 Uji Hipotesis Secara Simultan (Uji F) ... 92

4.7.2 Uji Hipotesis Secara Parsial (Uji t) ... 95

4.8 Pembahasan ... 99

(10)
(11)

Tabel 4.1 Tabel Jenis Kelamin Respoden ... 74

Tabel 4.2 Tabel Umur Responden ... 74

Tabel 4.3 Tabel Pendidikan Terakhir Responden ... 75

Tabel 4.4 Tabel Deskripsi Variabel Motivasi Kerja ... 76

Tabel 4.5 Tabel Deskripsi Variabel Disiplin Kerja ... 78

Tabel 4.6 Tabel Deskripsi Variabel Lingkungan Kerja ... 79

Tabel 4.7 Tabel Deskripsi Variabel Kinerja Kerja Karyawan ... 81

Tabel 4.8 Tabel Hasil Uji Validitas ... 85

Tabel 4.9 Tabel Indikator Variabel Kinerja Karyawan ... 85

Tabel 4.10 Tabel Hasil Uji Reabilitas ... 86

Tabel 4.11 Tabel Hasil Uji Multikolinearitas ... 88

Tabel 4.12 Tabel Heterokedastisitas ... 88

Tabel 4.13 Tabel Normalitas ... 89

Tabel 4.14 Tabel Regresi Linier Berganda ... 91

Tabel 4.15 Tabel Uji F ... 92

(12)

Gambar 2.1 Bagan Kerangka berpikir ... 46 Gambar 4.1 Struktur Organisasi ... 73 Gambar 4.2 Grafik Statistik Normalitas ... 89 Gambar 4.3 Distribusi Kriteria Penerimaan/Penolakan Hipotesis Secara

Simultan atau Keseluruhan ... 92 Gambar 4.4 Kurva Distribusi Hasil Analisis secara Parsial Faktor Motivasi

Kerja (X1) terhadap Kinerja Karyawan (Y) ... 95 Gambar 4.5 Kurva Distribusi Hasil Analisis secara Parsial Faktor Disiplin

Kerja (X2) terhadap Kinerja Karyawan (Y) ... 96 Gambar 4.6. Kurva Distribusi Hasil Analisis secara Parsial Faktor

(13)

Lampiran 2 Jawaban Responden

Lampiran 3 Uji Validitas dan Reliabilitas

Lampiran 4 Hasil Analisis Regresi Linear Berganda Lampiran 5 Tabel F (α = 0,05)

Lampiran 6 Tabel t

Lampiran 7 Tabel Pengujian Nilai r Lampiran 8 Tabel Durbin-Watson

(14)

Kasus Karyawan Bagian Sumber Daya Manusia di LPP TVRI Jawa Timur ). Pada era globalisasi saat ini segala sesuatu berjalan dan berkembang dengan pesat. Perkembangan usaha yang semakin pesat menimbulkan pertumbuhan ekonomi yang semakin tinggi sehingga menciptakan persaingan yang semakin tajam dalam dunia usaha, keadaan inilah yang memaksa perusahaan untuk mengembangkan usahanya semaksimal mungkin serta mempertahankan kondisi perusahaan agar dapat berjalan secara efektif dan efisien. Perumusan masalah dari penelitian ini adalah Apakah Motivasi Kerja, Disiplin Kerja dan Lingkungan Kerja secara simultan berpengaruh terhadap Kinerja Karyawan pada LPP TVRI Jawa Timur dan Apakah Motivasi Kerja, Disiplin Kerja dan Lingkungan Kerja secara parsial berpengaruh terhadap Kinerja Karyawan pada LPP TVRI Jawa Timur.

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel motivasi kerja, disiplin kerja, lingkungan kerja dan kinerja karyawan. Sample dari yang digunakan pada penelitian ini sebanyak 13 karyawan pada bagian Sumber Daya Manusia di LPP TVRI Jawa Timur. Jenis data yang digunakan untuk penelitian ini adalah data primer dengan menyebarkan kuesioner pada 13 karyawan pada bagian Sumber Daya Manusia di LPP TVRI Jawa Timur. Teknik analisis yang digunakan adalah teknik analisis regresi linier berganda.

Hasil analisis dari penelitian ini adalah variabel motivasi kerja, disiplin kerja dan lingkungan kerja secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan pada bagian Sumber Daya Manusia di LPP TVRI Jawa Timur. Variabel motivasi kerja dan lingkungan kerja secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan. Variabel disiplin kerja mempunyai pengaruh yang paling dominan dan signifikan terhadap kinerja karyawan.

(15)

1.1 Latar Belakang

Pada era globalisasi saat ini segala sesuatu berjalan dan

berkembang dengan pesat. Perkembangan usaha yang semakin pesat

menimbulkan pertumbuhan ekonomi yang semakin tinggi sehingga

menciptakan persaingan yang semakin tajam dalam dunia usaha, keadaan

inilah yang memaksa perusahaan untuk mengembangkan usahanya

semaksimal mungkin serta mempertahankan kondisi perusahaan agar

dapat berjalan secara efektif dan efisien.

Agar suatu perusahaan mampu menjaga kelangsungan hidup dan

mampu bersaing dalam bidangnya, maka diperlukan penanganan yang

profesional dalam pengelolaannya. Semakin kecil suatu perusahaan maka

semakin kecil pula peranan manajemen begitu juga sebaliknya, hal ini

dikarenakan semakin besar suatu perusahaan berarti cenderung dibutuhkan

peranan manajemen yang lebih baik melalui kebijakan-kebijakan dalam

menangani masalah ketenagakerjaan terutama yang berkaitan dengan

kinerja karyawan di suatu perusahaan.

Dengan kemajuan teknologi serta penerapan metode yang baik,

tidak akan ada manfaat jika perusahaan tidak memperhatikan sumber daya

manusia. Perkembangan dunia bisnis dan organisasi tidak dapat dipisahkan

(16)

meningkatkan kinerja harus mempunyai komitmen terhadap

perkembangan kualitas sumber daya manusia, apalagi saat ini Negara

sedang mengalami krisis di semua sektor. Sumber daya manusia

merupakan faktor penting yang mempengaruhi kinerja karyawan di suatu

perusahaan.

Sumber daya manusia dan perusahaan perlu dikelola secara

professional agar terwujud keseimbangan antara kebutuhan pegawai

dengan tuntutan dan kemampuan organisasi perusahaan. Keseimbangan

tersebut merupakan kunci utama perusahaan agar dapat berkembang secara

produktif dan wajar.

Kualitas tenaga kerja juga harus terus dilaksanakan secara terarah,

terpadu, dan menyeluruh. Diantara faktor-faktor produksi yang ada,

sumber daya manusia memegang peranan utama dalam meningkatkan

kinerja karyawan, karena alat-alat produksi dan teknologi pada hakekatnya

merupakan hasil karya manusia.

Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor yang perlu

untuk mendapatkan penanganan yang cukup serius dalam pengelolaannya.

Hampir semua pimpinan organisasi perusahaan berpendapat bahwa modal

utama suatu organisasi adalah tenaga kerja disamping faktor-faktor

lainnya.

Karenanya sumber daya manusia yang dimiliki perusahaan juga

harus dipelihara dan dipertahankan. Untuk dapat mempertahankan dan

(17)

Kinerja karyawan merupakan faktor penting di dalam perusahaan.

Pada dasarnya kinerja merupakan hal pokok yang menjadi tujuan

pencapaian perusahaan dalam memelihara kelangsungan hidup di

perusahaan, dimana perusahaan memiliki standar penilaian kerja yang

berbeda sesuai dengan system nilai yang berlaku pada perusahaan tersebut.

Kinerja karyawan diantaranya dipengaruhi adanya motivasi kerja,

disiplin kerja, dan lingkungan kerja. Dimana dengan berbagai faktor

pendukung tersebut diharapkan akan mendorong terbentuknya tenaga kerja

yang lebih berkualitas dalam berkarya sehingga dapat meningkatkan

kinerja karyawan khususnya dan pada akhirnya dapat menguntungkan

kedua belah pihak perusahaan dan pihak pekerja itu sendiri.

Faktor yang mempengaruhi kinerja kerja diantaranya adalah

disiplin, dimana dengan disiplin kerja maka dapat membuat karyawan

semakin taat didalam menyelesaikan suatu pekerjaan.

Disiplin dapat dikembangkan melalui suatu latihan, yaitu antara

lain dengan bekerja menghargai waktu, tenaga dan biaya karena tindakan

disiplin dalam melakukan pekerjaan merupakan salah satu hal yang sangat

penting bagi keberhasilan suatu perusahaan.

Dalam perkembangan perusahaan disiplin kerja erat dengan

kaitannya dengan motivasi kerja. Tindakan pendisiplinan harus tegas

dalam pelaksanaannya, meskipun perusahaan menginginkan agar

keinginan karyawan dapat terintegrasikan dengan tujuan perusahaan

(18)

manajemen harus menuruti karyawan. Selama perusahaan telah

mempunyai peraturan permainan dan telah disepakati bersama maka

pelanggaran terhadap peraturan harus dikenakan tindakan pendisiplinan.

Selain itu faktor yang tidak kalah penting yang turut mempengaruhi

kinerja karyawan adalah motivasi. Sukses tidaknya suatu organisasi,

sangat tergantung pada aktivitas dan kreatifitas sumber daya manusianya.

Untuk itu, hal paling utama yang harus diperhatikan seorang manajer ialah

membangkitkan gairah kerja karyawannya. Jadi peran manajer sangat

besar dalam memotivasi karyawan agar bekerja sesuai dengan program

yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Tujuan perusahaan dapat tercapai

dengan adanya motivasi dari pihak perusahaan serta penggunaan

teknik-teknik pengembangan terhadap pekerjaan yang dilakukan.

Motivasi merupakan salah satu aspek yang sangat penting dalam

menentukan perilaku seseorang, termasuk perilaku kerja. Pada dasarnya

motivasi adalah merupakan suatu kekuatan yang ada pada diri seseorang

yang biasa mempengaruhi tingkah lakunya untuk mencapai tujuan yang

diinginkan.

Secara konkrit motivasi dapat diberi batasan sebagai proses

pemberian motif (penggerak) bekerja kepada para bawahan sehingga

mereka mau bekerja dengan ikhlas demi tujuan perusahaan secara efisien.

Dengan motivasi yang tinggi maka akan menimbulkan semangat kerja

yang tinggi maka akan menimbulkan semangat kerja yang tinggi dan hal

(19)

akan menciptakan peningkatan prestasi, mengurangi keluhan dan secara

umum mengurangi kesulitan.

Selain itu lingkungan kerja juga merupakan salah satu faktor yang

ikut mempengaruhi dalam upaya meningkatkan kinerja perusahaan.

Lingkungan kerja yang baik akan mendukung dan memperbaiki agar

kinerja menjadi lebih baik. Dimana lingkungan kerja akan mempengaruhi

diri pekerja (karyawan) dalam menjalankan tugas yang dibebankan.

Lingkungan kerja yang kurang baik seperti pembagian kerja yang

tidak jelas, sistem komunikasi yang tidak sehat, suasana kerja yang tidak

menyenangkan akan mengurangi kemungkinan untuk bekerja dengan baik.

Salah satu hal yang harus diusahakan untuk memperbaiki kondisi

kerja perusahaan ialah keselamatan kerja dan kesejahteraan karyawan.

Dengan memperhatikan lingkungan kerja maka dapat menunjang kepuasan

kerja karyawan sehingga akan menimbulkan interaksi yang baik dan

diharapkan dapat mempermudah perusahaan dalam mencapai tujuan yang

telah ditetapkan.

Lembaga Penyiaran Pertelevisian Televisi Republik Indonesia

(LPP TVRI) adalah stasiun televisi pertama di Indonesia milik Pemerintah

yang bergerak di bidang telekomunikasi yaitu pertelevisian. Perusahaan ini

sangat mengandalkan peranan aktif seluruh sumber daya manusia dalam

usaha meningkatkan kinerja karyawan.

Pada LPP TVRI Jawa Timur penyebab ketidakstabilan kinerja

(20)

sehingga terjadi kemalasan dalam bekerja, penundaan pekerjaan dan

sebagai dampak kurang cocok dengan lingkungan kerjanya sehingga

mengakibatkan semangat kerja dan gairah kerja yang dimiliki oleh

sebagian karyawan menurun.

Selain itu pula apabila perusahaan mampu meningkatkan kinerja

karyawannya, maka perusahaan akan banyak mendapatkan manfaat.

Manfaat yang akan diperoleh perusahaan antara lain absensi kehadiran

dapat diperkecil dan kemungkinan perpindahan maupun pemecatan dapat

ditekan seminimal mungkin.

Meskipun saat ini terdapat banyak sekali media yang dapat

dimanfaatkan masyarakat sebagai sumber informasi dan hiburan, media

audio visual televisi masih memiliki pangsa pasar yang sangat luas.

Terbukti hampir setiap rumah yang memiliki minimal satu televisi di

dalamnya. Oleh karena itu apabila LPP TVRI Jawa Timur mampu

mempertahankan kinerja karyawannya dengan baik dan maksimal maka

dipastikan LPP TVRI Jawa Timur mampu bersaing dengan media massa

dan media elektronik lainnya.

Dari uraian di atas tersebut dapat dijelaskan bahwa motivasi kerja,

disiplin kerja, dan lingkungan kerja, ketiganya merupakan faktor yang

sangat penting dan apabila faktor-faktor tersebut tidak mendapatkan

perhatian yang serius dari perusahaan, nantinya akan sangat merugikan

(21)

menulis judul: “Pengaruh Motivasi Kerja, Disiplin Kerja, dan Lingkungan Kerja (Studi Kasus Karyawan Bagian SDM di LPP TVRI Jawa Timur)”.

1.2 Perumusan Masalah

Sesuai dengan latar belakang tersebut di atas, maka dapat

dirumuskan suatu masalah, yaitu sebagai berikut:

1. Apakah Motivasi Kerja, Disiplin Kerja dan Lingkungan Kerja secara

simultan berpengaruh terhadap Kinerja Karyawan pada LPP TVRI

Jawa Timur?

2. Apakah Motivasi Kerja, Disiplin Kerja dan Lingkungan Kerja secara

parsial berpengaruh terhadap Kinerja Karyawan pada LPP TVRI Jawa

Timur?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas,

maka tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk menganalisis pengaruh Motivasi Kerja, Disiplin Kerja dan

Lingkungan Kerja secara simultan berpengaruh terhadap Kinerja

Karyawan pada LPP TVRI Jawa Timur.

2. Untuk menganalisis pengaruh Motivasi Kerja, Disiplin Kerja dan

Lingkungan Kerja secara parsial berpengaruh terhadap Kinerja

(22)

1.4 Manfaat Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan yang dikemukakan,

adapun manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini, yaitu antara lain:

1. Sebagai masukan bagi manajemen LPP TVRI Jawa Timur dalam

meningkatkan kinerja karyawannya berkaitan dengan motivasi kerja,

disiplin kerja dan lingkungan kerja.

2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai referensi

(23)

2.1 Penelitian Terdahulu

Topik penelitian yang berhubungan dengan kinerja karyawan

pernah dilakukan oleh :

Taufan Arfian (2009) dengan judul ”Pengaruh Kepemimpinan dan

Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada CV. Media Publik di

Surabaya”.

Penelitian ini bertujuan untuk : Mengetahui dan menganalisi

pengaruh kepemimpinan dan disiplin kerja terhadap kinerja karyawan

pada CV. Media Publik di Surabaya, sehingga hasil penelitian yang

dilakukan dapat memberikan masukan tentang betapa penting pengaruh

kepemimpinan dan disiplin kerja terhadap kinerja karyawan pada

CV. Media Publik di Surabaya. Metode penarikan sampel dilakukan

dengan menggunakan metode Sampling Jenuh dengan pengambilan

sampel dengan cara mengambil seluruh anggota populasi menjadi sampel

penelitian. Jumlah besarnya sampel sebanyak 27 orang. Sedangkan jenis

data yang digunakan adalah Data primer yaitu data yang dikumpulkan dari

responden dengan menyebarkan angket / kuesioner kepada responden dan

Data Sekunder yaitu data yang diperoleh dari perusahaan yang

(24)

Hasil penelitian didapat bahwa secara parsial variabel

kepemimpinan (X1) berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan

(Y), hal ini menunjukkan bahwa bagus tidaknya kinerja karyawan yang

dimiliki oleh CV. Media Publik di Surabaya akan mempengaruhi kerja

karyawan. Secara parsial variabel disiplin kerja (X2) berpengaruh

signifikan terhadap variabel kinerja karyawan (Y), hal ini menunjukkan

bahwa bagus tidaknya kinerja karyawan yang dimiliki oleh CV. Media

Publik di Surabaya akan mempengaruhi kerja karyawan. Secara simultan

variabel Kepemimpinan (X1) dan Disiplin Kerja (X2) berpengaruh

signifikan terhadap variabel kinerja karyawan (Y), hal ini menunjukan

bahwa bagus tidaknya kinerja karyawan yang dimiliki oleh CV. Media

Publik di Surabaya akan mempengaruhi kerja karyawan.

Penelitian terdahulu dengan penelitian saat ini tidak sama, kalau

yang dulu menggunakan variabel Kepemimpinan (X1), Disiplin Kerja (X2)

Sekarang menggunakan variabel Motivasi (X1), Disiplin kerja (X2) dan

Lingkungan Kerja (X3) berpengaruh terhadap Kinerja Karyawan (Y).

Teknik analisis yang digunakan juga menggunakan regresi linier berganda.

Obyek penelitian terdahulu adalah CV. Media Publik di Surabaya

(25)

2.2 Landasan Teori

2.2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia

2.2.2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

Menurut Handoko (2001:4) manajemen sumber daya manusia

adalah suatu ilmu seni untuk melaksanakan perencanaan dan pengawasan

sehingga efektivitas dan efisiensi sumber daya manusia dapat ditingkatkan

semaksimal mungkin dalam pencapaian tujuan.

Menurut Mangkunegara (2001:2) manajemen sumber daya manusia

adalah suatu perencanaan terhadap pengadaan, pengembangan, pemberian

balas jasa, pengintegrasian, pemeliharaan dan pemisahan tenaga kerja

dalam rangka mencapai tujuan.

Menurut Faustino (2003:3) manajemen sumber daya manusia

adalah mengelola sumber daya manusia dari keseluruhan dari sumber daya

yang tersedia dalam suatu organisasi, baik organisasi public maupun

swasta, sumber daya manusialah yang paling penting dan sangat

menentukan.

Berdasarkan pengertian di atas maka dapat ditarik kesimpulan

bahwa manajemen sumber daya manusia adalah suatu proses didalam

penarikan, seleksi, pengembangan, pemeliharaan, pengelolaan, dan

pendayagunaan sumber daya manusia dengan adanya kerjasama dengan

orang lain yang dikembangkan secara maksimal untuk membantu

(26)

2.2.2.2 Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia

Menurut Hasibuan (2002:21) terdapat 6 fungsi manajemen sumber

daya manusia antara lain:

1. Pengadaan Tenaga Kerja terdiri dari:

a. Perencanaan sumber daya manusia

Perencanaan sumber daya merupakan peramalan secara sistematis

terhadap persediaan dan permintaan pegawai untuk waktu yang

akan dating.

b. Analisis jabatan

Analisis jabatan secara sistematis mengumpulkan, menilai dan

menyusun atau mengatur informasi tentang jabatan-jabatan.

c. Penarikan pegawai

Penarikan pegawai adalah suatu proses mencari, menemukan dan

menarik pegawai yang cakap untuk dipekerjakan dalam

perusahaan.

d. Orientasi kerja

Orientasi kerja merupakan perkenalan pegawai-pegawai baru

dengan tugas-tugas mereka, dengan organisasi dan dengan

pegawai-pegawai baru.

2. Pengembangan karir mencakup :

a. Pendidikan dan pelatihan

Pendidikan pada dasarnya adalah suatu proses pengembangan

(27)

memperbaiki penguasaan berbagai ketrampilan dan teknik

pelaksanaan kerja tertentu dalam waktu yang relatif singkat.

b. Pengembangan karir

Pengembangan sumber daya manusia dilaksanakan untuk

mengatasi beberapa tantangan yang dihadapi oleh kebanyakan

organisasi yang besar misalnya kekurangan pegawai, dan

perpindahan pegawai.

c. Penilaian prestasi kerja

Penilaian prestasi kerja adalah suatu proses dimana perusahaan

mengevaluasi atau menilai prestasi kerja karyawan dalam

pelaksanaan tugas yang diberikan kepada karyawan.

3. Pemberian balas jasa mencakup:

a. Balas Jasa Langsung yang terdiri atas:

1. Gaji/upah

Gaji/upah karyawan merupakan suatu bentuk pemberian

kompensasi yang bersifat “financial” yang utama dari bentuk-bentuk kompensasi yang ada.

2. Insentif

Insentif dimaksudkan untuk memberikan upah atau gaji yang

berbeda tetapi bukan didasarkan evaluasi jabatan namun

ditentukan karena perbedaan, prestasi kerja, sehingga

pemberian insentif bermanfaat untuk mendorong kinerja

(28)

b. Balas Jasa Tak Langsung terdiri atas:

1. Keuntungan

Keuntungan merupakan salah satu bentuk pemberian

kompensasi berupa penyediaan paket “benefit” dan program-program pelayanan karyawan.

2. Pelayanan/Kesejahteraan

Pelayanan/kesejahteraan diberikan oleh suatu organisasi kepada

karyawan di luar gaji/upah yang dapat berupa asuransi

kesehatan, asuransi perjalanan, asuransi dinas, asuransi

kecelakaan dan lain-lain.

4. Pemeliharaan tenaga kerja mencakup:

a. Komunikasi kerja

Pemeliharaan hubungan antara karyawan memerlukan komunikasi

sebagai hal yang menyangkut kehidupan organisasi disampaikan

oleh satu pihak.

b. Kesehatan dan keselamatan kerja

Kesehatan dan keselamatan kerja merupakan suatu bentuk

kompensasi “non finansial” yang sangat penting dalam organisasi. c. Pengendalian konflik kerja

Dengan adanya konflik dalam satu organisasi, jelas memerlukan

penanganan dan penanggulangan yang sebaik-baiknya. Dimana

konflik tersebut harus dicarikan jalan keluarnya yang harus

dikelola sedemikian rupa sehingga tidak mengakibatkan sesuatu

(29)

d. Konseling kerja

Konseling kerja disini mencakup pemeliharaan hubungan yang

serasi dengan para karyawan, khususnya melalui pemberian

bantuan dalam mengatasi berbagai masalah yang mereka hadapi,

baik yang sifatnya kedinasan maupun pribadi.

5. Pemisahan tenaga kerja mencakup pemberhentian karyawan yaitu

lepas dari hubungan kerja secara resmi seperti yang saat ini dikenal

dengan istilah PHK (Pemutusan Hubungan Kerja).

6. Integrasi mencakup :

a. Kebutuhan karyawan

Kebutuhan karyawan dalam suatu perusahaan harus diperhatikan

karena jika tidak dipenuhi maka dapat mempengaruhi perusahaan

dalam mencapai tujuan misalnya kesehatan kerja. Penghargaan atas

prestasi yang dicapai, bonus/ komisi dan masih banyak lagi.

b. Motivasi kerja

Motivasi merupakan dorongan seseorang untuk mengambil

tindakan, motivasi diberikan kepada karyawan secara tepat akan

mendorong para karyawan tersebut dalam melaksanakan tugasnya

semaksimal mungkin.

c. Kepuasan kerja

Dengan kepuasan kerja dimaksudkan “keadaan emosional

perusahaan” dimana terjadi ataupun tidak terjadi titik temu antara

(30)

tingkat balas jasa yang memang diinginkan oleh karyawan yang

bersangkutan.

d. Disiplin kerja

Merupakan bentuk dari pelatihan dengan berusaha memperbaiki

dan membentuk pengetahuan, sikap, dan perilaku karyawan.

Sehingga para karyawan tersebut secara suka rela bekerja secara

kooperatif dengan para karyawan yang lain serta meningkatkan

prestasi kerjanya.

e. Partisipasi kerja

Bentuk keterlibatan karyawan dalam peningkatan mutu kehidupan

berkarya dapat beraneka ragam.

2.2.2 Motivasi

2.2.2.1 Pengertian Motivasi

Pada dasarnya motivasi merupakan akibat dari interaksi seseorang

atau individu terhadap situasi. Menurut Winardi (2001:6) motivasi

merupakan suatu kekuatan potensial yang ada dalam diri seorang manusia,

yang dapat dikembangkannya sendiri.

Menurut Supriyono (2001:353) motivasi adalah prakasa

dilaksanakannya suatu tindakan secara sadar dan bertujuan. Dari aspek

perilaku, motivasi berkaitan dengan sesuatu yang mendorong orang untuk

(31)

Menurut Riyadi (2001:141) motivasi kerja didefinisikan sebagai

derajat sampai dimana seorang individu ingin berusaha untuk

melaksanakan suatu tugas atau pekerjaan dengan baik.

Menurut Sutarto (2001:249) motivasi adalah suatu proses hipotesis

yang dapat disimpulkan dengan memperhatikan tingkah laku seseorang,

mengukur perubahan dan prestasinya atau adanya keinginan-keinginan dan

tujuan yang akan dicapai, karena tingkah laku bukan disebabkan oleh

suatu motif yang sama juga ditunjukkan dalam berbagai tingkah laku yang

berbeda.

Dari beberapa pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa

pada dasarnya motivasi merupakan suatu kekuatan yang ada pada diri

seseorang yang bisa mempengaruhi tingkah lakunya untuk mencapai

tujuan yang diinginkan.

2.2.2.2 Bentuk Motivasi

Menurut Nawawi (2001:359) bentuk motivasi di bagi menjadi dua

yakni :

1. Motivasi Intrinsik

Motivasi ini adalah pendorong kerja yang bersumber dari dalam dirio

pekerja sebagai individu, berupa kesadaran mengenai pentingnya

manfaat/makna pekerjaan yang dilaksanakannya.

2. Motivasi Ekstrinsik

Motivasi ini adalah pendorong kerja yang bersumber dari luar diri

pekerja sebagai individu, berupa suatu kondisi yang mengharuskannya

(32)

2.2.2.3 Cara Motivasi Pegawai

Menurut Nitisemito (2001:128) cara-cara dalam usaha memotivasi

para pegawai, yaitu antara lain :

1. Upah / gaji yang layak dan adil

Suatu organisasi atau perusahaan hendaknya mengusahakan upah atau

gaji yang adil bagi pegawainya karena dari upah atau gaji tersebut

mereka dapat memenuhi kebutuhan.

2. Pemberian insentif

Selain besarnya gaji atau upah yang diperhatikan oleh perusahaan untuk

mendapatkan hasil kerja yang memuaskan, maka dapat pula diterapkan

system insentif. Dengan sistem insentif ini, penghasilan tambahan bagi

para pegawai sehingga pegawai dapat memberikan prestasi sesuai yang

diharapkan oleh perusahaan.

3. Memperhatikan rasa harga diri

Untuk dapat meningkatkan harga diri karyawan dapat ditempuh dengan

jalan memberikan penghargaan bagi yang berprestasi, adanya perhatian

pada pegawai, misalnya dengan memberikan pujian pada karyawan

tersebut.

4. Memenuhi kebutuhan rohani

Kebutuhan ini berhubungan dengan agama, kepercayaan, tradisi yang

(33)

5. Memenuhi kebutuhan berprestasi

Kebutuhan ini dapat berhubungan dengan terpenuhi oleh perusahaan,

maka membuat pegawai atau karyawan merasa diperhatikan atau

dihargai, misalnya dengan mengajak berunding, memberikan informasi

atau meminta saran-sarannya.

6. Menempatkan pekerja pada tempat yang tepat

Menempatkan pekerja pada tempat yang tepat adalah memotivasi

pegawai. Dengan demikian manajer harus dapat menempatkan

pegawainya pada tempat yang sesuai dengan minat, kemampuan dan

bakatnya untuk mengurangi kesalahan dalam penyelesaian

pekerjaannya.

7. Menimbulkan rasa aman di masa depan

Kegairahan semangat kerja akan timbul jika pegawai merasa bahwa

masa depannya dengan bekerja di perusahaan tersebut cukup baik.

Untuk dapat menimbulkan rasa aman di masa depan maka perusahaan

hendaknya melaksanakan program pension bagi pegawai yang

memenuhi syarat-syarat tertentu.

8. Memperhatikan tempat lingkungan bekerja

Lingkungan kerja yang menyenangkan juga dapat memotivasi pegawai

dalam melaksanakan pekerjaannya. Misalnya memperhatikan masalah

kebersihan, penerangan, ventilasi, sarana kamar kecil, tempat parker

(34)

9. Memberikan kesempatan untuk maju

Cara ini merupakan cara yang efektif, oleh karena itu manajer harus

mengamati pegawainya yang berprestasi dan menunjukkan loyalitasnya

pada perusahaan agar dinaikkan pangkatnya, serta perusahaan harus

memberikan kesempatan pada pegawai untuk menambah ketrampilan

dan pengetahuan yang sesuai dengan bidangnya masing-masing.

10. Menciptakan persaingan yang sehat

Dengan adanya persaingan yang sehat, ada kecenderungan pegawai

akan berlomba untuk giat dan semangat dalam bekerja dari karyawan

atau pegawai lainnya.

2.2.2.4 Manfaat Motivasi

Menurut Arep (2003:16) manfaat motivasi yang utama adalah

menciptakan gairah kerja, sehingga kinerja karyawan meningkat,

sementara itu manfaat yang diperoleh karena bekerja dengan orang-orang

yang termotivasi adalah: Pekerjaan diselesaikan sesuai standar yang benar

dan dalam skala waktu yang sudah ditentukan.

Motivasi wajib dilakukan ketika perasaan tak puas muncul ke

permukaan, ada beberapa tanda yang perlu diwaspadai yaitu:

1. Tidak mau bekerja sama pada waktu usaha ekstra diperlukan.

2. Segan menjadi sukarelawan untuk melakukan pekerjaan ekstra.

3. Dating terlambat, tetapi pulang lebih awal atau tidak masuk satu hari

(35)

4. Tidak memiliki sifat standar yang dikehendaki.

5. Terus-menerus mengeluh tentang hal-hal sepele.

6. Menyalahkan orang lain pada waktu keadaan tidak lancar.

7. Tidak mau mematuhi instruksi.

2.2.2.5 Teori-Teori Motivasi

Ada banyak teori motivasi yang berusaha memberikan penjelasan

tentang hubungan antara perilaku dan hasilnya, yaitu antara lain:

1. Maslow’s Need Hierarchy Theory

Kebutuhan dapat didefinisikan sebagai suatu kesenjangan atau

pertentangan yang dialami antara suatu kenyataan dengan dorongan

yang ada dalam diri. Apabila pegawai kebutuhan tidak terpebuhi maka

pegawai tersebut akan menunjukkan perilaku kecewa. Sebaliknya, jika

kebutuhan yang gembira sebagai manifestasi dari rasa puasnya.

Kebutuhan merupakan fundamen yang mendasar perilaku

pegawai. Kita tidak mungkin memahami perilaku pegawai tanpa

engetri kebutuhannya.

Abrahan Maslow mengemukakan bahwa hierarki kebutuhan

manusia adalah sebagai berikut :

1. Kebutuhan Fisiologis, yaitu kebutuhan untuk makan, minim,

perlindungan fisik, bernafas, seksual. Kebutuhan ini merupakan

kebutuhan tingkat rendah atau disebut sebagai kebutuhan yang

(36)

2. Kebutuhan rasa aman, yaitu kebutuhan akan perlindungan dari

ancaman, bahaya, pertentangan dan lingkungan hidup.

3. Kebutuhan untuk rasa memiliki, yaitu kebutuhan untuk diterima

oleh kelompok. Berafiliasi, berinteraksi dan kebutuhan untuk

mencintai serta dicintai.

4. Kebutuhan akan harga diri, yaitu kebutuhan untuk dihormati dan

dihargai oleh orang lain.

5. Kebutuhan untuk mengaktualisasikam diri, yaitu kebutuhan untuk

menggunakan kamampuan skill, dan potensi. Kebutuhan untuk

berpendapat dengan meemukakan ide-ide memberi penilaian dan

kritik terhadap sesuatu.

2. Hezberg Two Factor Theory

Teori dua faktor dikembangkan oleh Frederick Herzberg ia

menggunakan teori Abraham Maslow sebagai titik cuacanya.

Penelitian Herzberg diadakan dengan melakukan wawancara terhadap

sumber insinyur dan akuntan. Masing-masing subjek diminta

menceritakan kejadian yang dialami oleh mereka baik yang

menyenangkan (memberikan kepuasan) maupun yang tidak

menyenangkan atau tidak memberikan kepuasan. Kemudian, hasil

wawancara tersebut dianalisis isi untuk menentukan faktor-faktor

yang menyebabkan kepuasan atau ketidakpuasan.

Dua faktor yang menyebabkan timbulnya rasa puas atau tidak

(37)

factor) dan faktor pemotivasian (motivasional factors). Faktor motivator atau faktor dari dalam adalah faktor-faktor inilah yang

berpesan sebagai motivator atau dari dalam terhadap pegawai, yakni

yang mampu mamuaskan dan mendorong untuk bekerja dengan baik

terdiri dari:

a. Keberhasilan pelaksanaan (achievement )

b. Pengakuan (recognition)

c. Tanggung jawab (the work it self)

d. Pengembangan (advancement)

Faktor pemeliharan atau faktor dari luar adalah faktor

pemeliharaan atau faktor yang berasal dari luar yang dapat

menimbulkan rasa tidak puas terhadap karyawan tersebut antara lain

adalah :

1. Teknik supervise ( technical supervisor)

2. Hubungan antar pribadi ( interpersonal)

3. Kebijakan dan administrasi perusahaan (company policy and administrasi)

3. Achievement Theory

Menurut McClelland, seorang ahli psikologi bangsa Amerika

dari Universitas Harvard, dalam teori motivasinya mengemukakan

bahwa produktivitas seseorang sangat ditentukan oleh ”virus mental”

yang ada pada dirinya. Virus mental adalah kondisi jiwa yang

(38)

maksimal. Virus mental yang dimaksud terdiri dari 3 (tiga) dorongan

kebutuhan, yaitu :

1. Kebutuhan untuk berprestasi (Need of achievement)

2. Kebutuhan untuk memperluas pergaulan (Need of affiliation)

3. Kebutuhan untuk menguasai sesuatu (Need of power)

Berdasarkan teori McClelland tersebut sangat penting

dibinanya virus mental manajer dengan cara mengembangkan potensi

mereka melalui lingkungan kerja secara efektif agar terwujud

produktivitas perusahaan yang berkualitas tinggi dan tercapainya

tujuan utama organisasi.

Motivasi berprestasi dapat diartikan sebagai suatu dorongan

dalam diri seseorang untuk melakukan atau mengerjakan suatu

kegiatan atau tugas dengan sebaik-baiknya agar mencapai prestasi

dengan predikat terpuji. Hal ini sesuai dengan pendapat Jhonson

(1984:1001)yang mengemukakan bahwa: ”Achievement motive is

impetus to do well relative to some standard of excellence”.

Sebagai contoh, manajer yang mempunyai motivasi berprestasi

tinggi cenderung akan bekerja sebaik-baiknya agar dapat mencapai

prestasi kerja dengan predikat terpuji.

Menurut McClelland (1967:112) mengemukakan 6 (enam)

karateristik orang yang mempunyai motif berprestasi tinggi, yaitu :

1. Memiliki tingkat tanggung jawab pribadi yang tinggi.

(39)

3. Memiliki tujuan yang realistic.

4. Memiliki rencana kerja yang menyeluruh dan berjuang untuk

merealisasi tujuan.

5. Memanfaatkan umpan balik yang konkrit dalam semua kegiatan

yang dilakukan.

6. Mencari kesempatan untuk merealisasikan rencana yang telah

diprogram.

Menurut Murray (1957) berpendapat bahwa karateristik orang

yang mempunyai motivasi tinggi adalah sebagai berikut :

1. Melakukan sesuatu dengan sebaik-baiknya.

2. Melakukan sesuatu dengan mencapai kesuksesan.

3. Menyelesaikan tugas-tugas yang memerlukan usaha dan

ketrampilan.

4. Berkeinginan menjadi orang terkenal dan menguasai bidang

tertentu.

5. Melakukan hal yang sukar dengan hasil yang memuaskan.

6. Mengerjakan sesuatu yang sangat berani.

7. Melakukan sesuatu yang lebih baik dari pada orang lain.

Berdasarkan pendapat Mc. Clelland dan Edward Murray, dapat

dikemukakan bahwa karateristik manajer yang mempunyai motivasi

berprestasi tinggi antara lain :

1. Memiliki tanggung jawab pribadi yang tinggi.

2. Memiliki progam kerja berdasarkan rencana dan tujuan yang

(40)

3. Memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan dan berani

mengambil resiko yang dihadapinya.

4. Melakukan pekerjaan yang berarti dan menyesuaikan dengan hasil

yang memuaskan.

5. Mempunyai keinginan menjadi orang terkemuka yang menguasai

bidang tertentu.

Karateristik manajer yang motif berprestasi rendah dapat

dikemukakan antara lain:

1. Kurang memiliki tanggung jawab pribadi dalam mengerjakan suatu

pekerjaan atau kegiatan.

2. Memiliki program kerja tetapi tidak didasarkan pada rencana dan

tujuan yang realistic, serta lemah melaksanakannya.

3. Bersikap tidak percaya diri.

4. Ragu-ragu dalam mengambil keputusan.

5. Tindakan kurang terarah pada tujuan.

2.2.3 Disiplin Kerja

3.2.3.1 Pengertian Disiplin Kerja

Menurut Muchdarsyah (2003:146) Disiplin adalah suatu

kepatuhan terhadap ketentuan dan peraturan pemerintah atau etik, norma,

dan kaidah yang berlaku dalam masyarakat.

Menurut Sastrohadiwiryo (2003:291) Disiplin Kerja adalah

merupakan ketaatan karyawan yang bersangkutan dalam menghormati

(41)

Menurut Veihzal (2004:201) Disiplin Kerja adalah suatu alat yang

digunakan para manajer untuk berkomunikasi dengan karyawan agar

mereka bersedia untuk mengubah suatu perilaku serta sebagai suatu upaya

untuk meningkatkan kesadaran dan kesediaan seseorang menaati semua

peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku.

Berdasarkan beberapa pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan

bahwa disiplin adalah sebagai suatu peraturan yang wajib ditaati sesuai

dengan perilaku didalam suatu lingkungan kerja.

3.2.3.2 Tujuan Pembinaan Disiplin Kerja

Menurut Sastrohadiwiryo (2003:291) tujuan pembinaan disiplin

kerja ini adalah demi kelangsungan perusahaan diantaranya:

a. Agar para tenaga kerja menepati segala peraturan, kebijakan

ketenagakerjaan dan peraturan serta kebijakan perusahaan yang

berlaku, baik yang tertulis maupun tidak tertulis, serta melaksanakan

perintah manajemen.

b. Dapat melaksanakan pekerjaan dengan sebaik-baiknya serta mampu

memberikan pelayanan yang maksimum kepada pihak tertentu yang

berkepentingan dengan perusahaan sesuai dengan bidang pekerjaan

yang diberikan kepadanya.

c. Dapat menggunakan dan memelihara sarana dan prasarana, barang dan

(42)

d. Dapat bertindak dan berperilaku sesuai dengan norma-norma yang

berlaku pada perusahaan.

e. Tenaga kerja mampu menghasilkan kinerja yang sesuai dengan

harapan perusahaan.

3.2.3.3 Indikator-Indikator Disiplin

Menurut Hasibuan (2003:195) indikator-indikator yang

mempengaruhi tingkat kedisiplinan karyawan suatu organisasi,

diantarannya sebagai berikut:

a. Tujuan dan kemampuan

Tujuan dan kemampuan ikut mempengaruhi tingkat kedisiplinan

karyawan. Tujuan yang dicapai harus jelas dan ditetapkan secara ideal

serta cukup menantang bagi kemampuan karyawan.

b. Teladan pimpinan

Teladan pimpinan sangat berperan dalam menentukan kedisiplinan

karyawan karena pimpinan dijadiakan teladan dan panutan oleh

bawahannya.

c. Balas jasa

Balas jasa (gaji dan kesejahteraan) ikut mempengaruhi kedisiplinan

karyawan karena balas jasa akan memberikan kepuasan dan kecintaan

karyawan semakin baik terhadap pekerjaan maka kedisiplinan mereka

(43)

d. Sanksi hukum

Sanksi hukum berperan sangat penting dalam memelihara kedisiplinan

karyawan. Dengan sanksi hukuman yang semakin berat maka

karyawan akan semakin takut melanggar peraturan-peraturan yang

telah dibuat oleh pihak perusahaan.

Menurut Veithzal (2004:210), ada beberapa tingkat dan jenis sanksi

pelanggaran kerja yang umumnya berlaku dalam suatu organisasi yaitu:

a. Sanksi pelanggaran ringan, dengan jelas:

1. Teguran lisan

2. Teguran tertulis

3. Pernyataan tidak puas secara tertulis

b. Sanksi pelanggaran sedang, dengan jenis:

1. Penundaan kenaikan gaji

2. Penurunan gaji

3. Penundaan kenaikan pangkat

Sanksi pelanggaran berat, dengan jenis:

1. Penurunan pangkat

2. Pembebasan dari jabatan

3. Pemberhentian

4. Pemecatan

3.2.3.4 Bentuk-Bentuk Disiplin Kerja

Menurut Veithzal (2004:211), terdapat empat perspektif daftar

(44)

1. Disiplin Retributif, yaitu berusaha menghukum orang yang berbuat

salah.

2. Disiplin Korektif, yaitu berusaha membantu karyawan mengoreksi

perilakunya yang tidak tepat.

3. Perspektif hak-hak individu, yaitu berusaha melindungi hak-hak dasar

individu selama tindakan-tindakan disipliner.

4. Perspektif Utilitarian, yang berfokus kepada penggunaan disiplin

hanya pada saat konsekuensi-konsekuensi tindakan disiplin tindakan

disiplin melebihi dampak-dampak negatifnya.

Sedangkan menurut Achmadi Triadi (2002:394) Disiplin dapat

dibedakan menjadi dua macam diantaranya:

a. Disiplin terhadap waktu

Dalam hal ini menjadi acuan adalah ketepatan penggunaan waktu.

b. Disiplin terhadap peraturan atau prosedur kerja yang ada

Sementara disiplin terhadap peraturan atau prosedur kerja.

3.2.3.5 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Disiplin Kerja

Pada dasarnya faktor yang mempengaruhi kedisiplinan kerja pada

karyawan suatu perusahaan yang datangnya dari atasan atau pimpinan

perusahaan disertai dengan suatu peraturan yang mengikat pada diri

pekerja untuk tunduk dan patuh pada apa yang telah digariskan oleh

(45)

Didalam hubungannya dengan permasalahan diatas maka faktor

yang berpengaruh adalah faktor internal dan faktor eksternal. Yang termasuk didalam faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam perusahaan yang bersangkutan, tata hubungan dan tujuan. Sedangkan yang

termasuk didalam faktor eksternal adalah faktor yang datangnya dari luar perusahaan yang terdiri dari politik, ekonomi, sosial, budaya dan

geografis.

Menurut Nitisemito (2001:252) didalam diri manusia tersebut

terdapat suatu perilaku yang dapat berpengaruh langsung terhadap disiplin

kerja karyawan yaitu sebagai berikut:

1. Absensi

Apabila seorang tenaga kerja tidak hadir ditempat maka ia

dikatakan absen. Tingkat absensi yang semakin tinggi atau dengan kata

lain semakin banyaknya tenaga kerja yang absen, maka akan semakin

menyulitkan perusahaan didalam usaha untuk mencapai target

produksi yang telah ditetapkkan oleh yang bersangkutan. Kerugian

tersebut terjadi sebab jadwal kerja yang tertunda, mutu barang

cenderung berkurang, terpaksa melakukan kerja lembur serta jaminan

sosial yang masih juga harus dibayarkan. Oleh sebab itulah perusahaan

harus berusaha semaksimal mungkin untuk menekan tingkat absensi

tersebut rendah-rendahnya.

Tenaga kerja yang absen tersebut dapat disebabkan oleh

(46)

Banyak sedikitnya tenaga kerja tersebut akan mencerminkan

kedisiplinan pada tenaga kerja didalam menyelesaikan tugas-tugas

yang telah diberikan oleh perusahaan kepadanya. Dan selanjutnya

tinggi rendahnya tingkat disiplin kerja karyawan tersebut akan

langsung berpengaruh terhadap kinerja karyawan.

Kemudian untuk lebih jelasnya mengenai masalah absensi

tersebut menurut Heidjrachman (2000:56) yaitu antara lain alpa, izin,

dan sakit. Diantara alasan tenaga kerja yang absen tersebut yang lebih

mencerminkan tidak adanya rasa kedisiplinan adalah alpa. Dengan

adanya alpa tersebut, maka akan menunjukkan apakah tenaga kerja

yang bersangkutan bosan terhadap pekerjaanya, tidak senang terhadap

lingkungan kerjanya tersebut memang tidak terdisiplin terhadap

pekerjaan yang telah dibebankan oleh perusahaan kepadanya atau

malas untuk bekerja.

2. Labour Turn Over

Didalam arti luas Labour Turn Over tersebut dapat diartikan sebagai aliran tenaga kerja yang masuk dan keluar. Labour Turn Over

tersebut merupakan petunjuk bagi kestabilan tenaga kerja. Semakin

tinggi turn over tersebut maka sering terjadi pergantian tenaga kerja dan hal tersebut diatas akan dapat merugikan perusahaan, maka akan

membawa biaya seperti: Biaya penarikan tenaga kerja, dan biaya

(47)

1. Adanya keterlambatan kerja

Adanya keterlambatan kerja diluar kebiasaan pada umumnya

disebabkan oleh kemalasan. Apabila hal tersebut berlarut-larut,

maka akan mengakibatkan kinerja karyawan menurun.

2. Sering terjadi kesalahan

Sering terjadi kesalahan dalam melaksanakan atau menyelesaikan

tugasnya sehari-hari bukan pekerjaan yang baru lagi, kemungkinan

sekali juga disebabkan oleh faktor-faktor diluar manusia. Misalnya

saja kesalahan sistem, kesalahan material, dan kerusakan mesin.

3. Adanya pemogokan

Jika ada dalam perusahaan terjadi pemogokan maka hal tersebut

jelas menandakan tidak ada rasa kedisiplinan didalam mengerjakan

tugas-tugas yang telah dibebani oleh perusahaan kepada karyawan

yang bersangkutan.

3.2.3.6 Usaha-Usaha Dalam Menegakkan Disiplin Kerja

Menurut Kusuma (2003:20) usaha-usaha dalam meningkatkan

disiplin kerja antara lain :

1. Menetapkan peraturan dan tata tertib kerja yang meningkat

Perusahaan harus mempunyai peraturan dan tata tertib kerja

yang disertai dengan tindakan atau sanksi-sanksi bagi mereka yang

(48)

2. Memenuhi keinginan dan kebutuhan karyawan

Dari bermacam-macam kebutuhan manusia tersebut dapat

dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu:

a. Kebutuhan material misalnya upah, gaji.

b. Kebutuhan non material, seperti penghargaan, rasa aman, dan

kenaikan pangkat.

3. Menentukan garis wewenang dan tanggung jawab yang tegas dan jelas

Perusahaan yang tertib tentu mempunyai instruksi-instruksi

standar yang dapat menentukan secara terperinci didalam batas-batas

yang tegas mengenai wewenang dan tanggung jawab dari

masing-masing kedudukan atau pekerjaan yang diserahkan kepada tenaga

kerjanya.

Dengan diketahuinya wewenang dan tanggung jawab secara

tegas dan jelas, maka didalam diri seseorang akan tertumpuk sesuatu

harga diri, perasaan saling tergantung, kepada orang lain serta

menyadari dan menghormati hak dan wewenang orang lain. Keadaan

yang demikianlah yang akan meningkatkan disiplin kerja karyawan,

sebab tenaga kerja tersebut akan merasa bahwa dirinya benar-benar

mempunyai arti didalam organisasi atau perusahaan tersebut, tetapai

juga sadar dan menghormati peranan hak-hak orang lain.

4. Membentuk hubungan kerja yang harmonis

Keberhasilan seseorang pemimpin banyak tergantung dari

(49)

harmonis dengan bawahannya, karena dengan hubungan yang baik

tersebut memudahkan pimpinan didalam menggerakkan karyawannya

dalam mencapai tujuan perusahaan.

Didalam komunikasi harus terdapat kerjasama yang saling

bertukar pendapat. Jika hal tersebut dapat terjadi, maka dengan

komunikasi yang baik dan jelas akan mempertinggi kedisiplinan.

5. Menciptakan suasana kerja yang baik

Suasana kerja adalah segala sesuatu yang ada disekitar para

pekerja dan sekaligus yang dapat mempengaruhi dirinya sendiri

didalam menjalankan tugas-tugasnya yang telah dibebankan

kepadanya oleh perusahaan.

Faktor-faktor yang dapat dimasukkan ke dalam lingkungan

kerja antara lain :

a. Penerangan

Kita harus mengusahakan penerangan yang cukup, tetapi tidak

menyilaukan sebab bila hal ini dapat dilaksanakan, pekerjaan dapat

dilaksanakan dengan baik lebih teliti, serta kelelahan dapat

dikurangi.

b. Udara

Pertukaran udara yang baik akan menyehatkan badan dan

menimbulkan rasa segar sehingga semangat dan kegairahan kerja

(50)

c. Jaminan keamanan

Apabila perusahaan dapat memberikan jaminan kesehatan,

ketenangan dalam bekerja akan timbul semangat dan kegairahan

kerja yang dapat ditingkatkan.

2.2.4 Lingkungan Kerja

2.2.4.1 Pengertian Lingkungan Kerja

Menurut Siswanto (2000:37) Lingkungan Kerja adalah segala

sesuatu yang ada disekitar pekerja yang dapat mempengaruhi para pekerja

tersebut dalam melaksanakan tugas-tugasnya.

Menurut Nitisemito (2001:183) Lingkungan kerja adalah segala

sesuatu yang ada disekitar para pekerja dan yang dapat mempengaruhi

dirinya dalam menjalankan tugas-tugas yang dibebankan.

Menurut Siswanto (2003:41) Lingkungan Kerja dapat dibedakan

menjadi dua kelompok yaitu:

1. Lingkungan fisik yang meliputi: penerangan, kebersihan, pertukaran

udara, pewarnaan, keamanan kerja dan kebisingan suara.

2. Lingkungan sosial yang meliputi: hubungan antara pimpinan dengan

bawahan, hubungan sosial antara karyawan, sikap rekan sekerja, dan

situasi kerja.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pada umumnya

setiap karyawan menginginkan lingkungan kerja yang nyaman,

(51)

tidak merasa bosan. Menciptakan tempat kerja yang menyenangkan dapat

menimbulkan perasaan puas dikalangan karyawan, sehingga dapat

mengurangi dan menghindari adanya pemborosan waktu, biaya, tenaga,

menurunnya kesehatan karyawan, absensi karyawan dan tingkat

kecelakaan kerja.

2.2.4.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Lingkungan Kerja

Menurut Tohardi (2002:134) faktor-faktor yang mempengaruhi

lingkungan kerja adalah:

1. Lingkungan sosial yang meliputi:

a. Hubungan antara pimpinan dengan bawahan

Adanya saling memahami hasil kerja karyawan, memberikan

petunjuk dan saran kepada karyawan.

b. Hubungan sosial antara karyawan

Adanya timbal balik dari karyawan yang satu dengan yang lain

dalam menyelesaikan pekerjaan.

c. Sikap rekan sekerja

Terjalinya hubungan yang baik antara sesama karyawan dalam

suatu kondisi kerja.

d. Situasi kerja

Keadaan tempat kerja yang mempengaruhi karyawan dalam

(52)

2. Lingkungan Fisik yang meliputi:

a. Penerangan

Penerangan disini bukan terbatas pada penerangan listrik saja,

tetapi juga penerangan sinar matahari. Dalam melaksanakan

pekerjaan seringkali karyawan membutuhkan penerangan yang

cukup, apalagi pekerjaan yang dilakukan tersebut menentut

ketelitian. Meskipun demikian haruslah dijaga bahwa sinar

matahari yang masuk ruangan hendaknya jangan terlalu silau

ataupun udara lembab sehingga karyawan tidak merasa nyaman

dala bekerja.

b. Pewarnaan

Desain warna dapat berpengaruh pada kondisi psikologis

seseorang, sehingga pemanfaatan warna dalam perusahaan dapat

mempengaruhi semangat kerja karyawan. Misalnya untuk ruangan

kerja, hendaknya dipilih warna yang memiliki kesan sejuk dan

nyaman seperti warna abu-abu, coklat muda atau krem.

c. Kebersihan

Perusahaan hendaknya selalu menjaga kebersihan lingkungan,

sebab dengan lingkungan kerja yang bersih akan menimbulkan

perasaan senang. Dengan adanya lingkungan kerja yang bersih ini

dapat mempengaruhi seseorang untuk dapat bekerja lebih

(53)

d. Pertukaran udara

Pertukaran udara yang baik terutama diruang kerja sangat

diperlukan apalagi dalam ruangan tersebut penuh dengan

karyawan. Pertukaran udara yang baik ini akan menyebabkan

kesegaran fisik dari para karyawan. Sebaliknya pertukaran udara

yang kurang akan menyebabkan karyawan cepat lelah.

2.2.5 Kinerja Karyawan

2.2.5.1 Pengertian Kinerja

Kinerja merupakan istilah yang berasal dari kata Job Performance

atau Actual Performance (prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai seseorang). Definisi kinerja karyawan menurut Mangkunegara

(2000:67) bahwa “kinerja karyawan (prestasi kerja) adalah hasil kerja

secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang karyawan dalam

melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggungjawab yang diberikan

kepadanya”. Menurut Wirawan (2009:5), kinerja adalah keluaran yang

dihasilkan oleh fungsi-fungsi atau indikator-indikator suatu pekerjaan atau

suatu profesi dalam waktu tertentu. Oleh karena itu disimpulkan bahwa

kinerja SDM adalah prestasi kerja atau hasil kerja (output) baik kualitas maupun kuantitas yang dicapai SDM persatuan periode waktu dalam

melaksanakan tugas kerjanya sesuai dengan tanggungjawab yang

(54)

2.2.5.2 Pengertian Evaluasi /Penilaian Kinerja

Evaluasi kinerja atau penilaian prestasi karyawan yang

dikemukakan dalam Mangkunegara (2000:69) adalah sebagai berikut:

“Penilaian prestasi kerja (performance appraisal) adalah suatu proses yang digunakan pimpinan untuk menentukan apakah seseorang karyawan

melakukan pekerjaannya sesuai dengan tugas dan tanggungjawabnya”.

Selanjutnya yang dikutip Mangkunegara (2000:69) mengemukakan bahwa

“Penilaian pegawai merupakan evaluasi yang sistematis dari pekerjaan

pegawai dan potensi yang dapat dikembangkan. Penilaian dalam

penafsiran atau penentuan nilai, kualitas atau status dari beberapa obyek

orang ataupun sesuatu (barang)”.

Dari beberapa pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan

bahwa evaluasi kinerja adalah penilaian yang dilakukan secara sistematis

untuk mengetahui hasil pekerjaan karyawan dan kinerja organisasi.

Disamping itu, juga untuk menentukan kebutuhan pelatihan kerja secara

tepat, memberikan tanggungjawab yang sesuai kepada karyawan sehingga

dapat melaksanakan pekerjaan yang lebih baik di masa mendatang dan

sebagai dasar untuk menentukan kebijakan hal dalam promosi jabatan atau

penentuan imbalan.

2.2.5.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Kerja Karyawan

Faktor yang mempengaruhi pencapaian kinerja adalah faktor

(55)

dengan pendapat Keith Davis dalam Mangkunegara (2000: 67) yang

merumuskan bahwa:

Human Performance = Ability x Motivation Motivation = Attitude x Situation Ability = Knowledge x Skill

Penjelasan:

a. Faktor Kemampuan (Ability)

Secara psikologis, kemampuan (ability) terdiri dari kemampuan

potensi (IQ) dan kemampuan reality (knowledge + skill). Artinya,

pimpinan dan karyawan yang memiliki IQ di atas rata-rata (IQ 110-120) apalagi IQ superior, very superior, gifted, dan genius

dengan pendidikan yang memadai untuk jabatannya dan terampil

dalam mengerjakan pekerjaan sehari-hari, maka akan lebih mudah

mencapai kinerja maksimal.

b. Faktor Motivasi (Motivation)

Motivasi diartikan suatu sikap (attitude) pimpinan dan karyawan terhadap situasi kerja (situation) di lingkungan organisasinya. Mereka yang bersikap positif (pro) terhadap situasi kerjanya akan

menunjukkan motivasi kerja tinggi dan sebaliknya jika mereka

bersikap negatif (kontra) terhadap situasi kerjanya akan menunjukkan

motivasi kerja yang rendah. Situasi kerja yang dimaksud mencakup

antara lain hubungan kerja, fasilitas kerja, iklim kerja, kebijakan

(56)

2.2.5.4 Manajemen Kinerja SDM

Manajemen kinerja menurut Ruky (2002:6) adalah suatu bentuk

usaha, kegiatan atau program yang diprakarsai dan dilaksanakan oleh

pimpinan organisasi atau perusahaan untuk mengarahkan dan

mengendalikan prestasi karyawan.

Menurut Mangkunegara (2005:19), manajemen kinerja merupakan

proses perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengendalian

terhadap pencapaian kinerja dan dikomunikasikan secara terus-menerus

oleh pimpinan kepada karyawan, antara karyawan dengan atasannya

langsung. Dengan asumsi membangun harapan:

a. Fungsi kerja esensial yang diharapkan para pegawai.

b. Seberapa besar melakukan pekerjaan pegawai bagi pencapaian tujuan

organisasi.

c. Apa arti konkret melakukan pekerjaan dengan baik.

d. Bagaimana karyawan dan atasannya langsung bekerjasama untuk

mempertahankan, memperbaiki, maupun mengembangkan kinerja

karyawan yang sudah ada sekarang.

e. Bagaimana prestasi kerja akan diukur.

f. Mengenai berbagai hambatan kinerja dan menyingkirkannya.

2.2.5.5 Tujuan Pelaksanaan Manajemen Kinerja

Menurut Mangkunegara (2005:19), bagi Pimpinan dan Manajer,

(57)

a. Mengurangi keterlibatan dalam semua hal.

b. Menghemat waktu, karena para pegawai dapat mengambil berbagai

keputusan sendiri dengan memastikan bahwa mereka memiliki

pengetahuan serta pemahaman yang diperlukan untuk mengambil

keputusan yang benar.

c. Adanya kesatuan pendapat dan mengurangi kesalahpahaman diantara

pegawai tentang siapa yang mengerjakan dan siapa yang

bertanggungjawab.

d. Mengurangi frekuensi situasi dimana atasan tidak memiliki informasi

pada saat dibutuhkan.

e. Pegawai mampu memperbaiki kesalahannya dan mengidentifikasikan

sebab-sebab terjadinya kesalahan ataupun inefesiensi.

Adapun bagi para pegawai, tujuan pelaksanaan manajemen kinerja adalah:

a. Membantu para pegawai untuk mengerti apa yang seharusnya mereka

kerjakan dan mengapa hal tersebut harus dikerjakan serta memberikan

kewenangan dalam mengambil keputusan.

b. Memberikan kesempatan bagi para pegawai untuk mengembangkan

keahlian dan kemampuan baru.

c. Mengenali rintangan-rintangan peningkatan kinerja dan kebutuhan

sumber daya yang memadai.

d. Pegawai memperoleh pemahaman yang lebih baik mengenai pekerjaan

(58)

2.2.6 Pengaruh Motivasi Kerja, Disiplin Kerja, dan Lingkungan Kerja

Terhadap Kinerja Karyawan

Pada dasarnya motivasi adalah merupakan suatu kekuatan yang ada

pada diri seseorang yang bisa mempengaruhi tingkah lakunya untuk

mencapai tujuan yang diinginkan. Dengan motivasi yang tinggi maka akan

menimbulkan semangat kerja yang tinggi dan hal ini akan dapat

meningkatkan kinerja karyawan.

Selain itu faktor yang tidak kalah penting yang turut

mempengaruhi kinerja karyawan adalah disiplin. Disiplin kerja sangat

diperlukan bagi setiap karyawan sebab tanpa kedisiplinan ini maka proses

pekerjaan dapat terhambat yang berarti akan mengganggu kinerja

karyawan. Atas dasar pengertian kedisiplinan dan kinerja tersebut di atas,

maka dapatlah dimengerti apabila dalam suatu perusahaan tenaga kerja

kurang disiplin dalam mengerjakan pekerjaannya, maka hasil kinerjanya

pun akan rendah, sehingga dapat disimpulkan bahwa sikap disiplin kerja

akan mendorong kinerja atau disiplin merupakan sarana penting untuk

mencapai kinerja karyawan.

Dari uraian di atas dengan mudah kita mengerti bahwa apabila

dalam satu perusahaan kedisiplinan karyawan kurang dilaksanakan akan

mengakibatkan rendahnya kinerja karyawan dan begitu pula sebaliknya

apabila disiplin kerja karyawan ditingkatkan, maka kinerja karyawan akan

(59)

Selain itu faktor lain yang mempengaruhi kinerja karyawan adalah

lingkungan kerja. Dengan lingkungan kerja yang baik maka dapat

menunjang kepuasan kerja karyawan, sehingga meningkatkan semangat

kerja karyawan dan berdampak pada peningkatan kinerja karyawan.

2.3 Kerangka Berfikir

Perkembangan sumber daya manusia yang ada dalam lingkup

organisasi, merupakan suatu proses peningkatan kualitas dan kemampuan

manusia dalam rangka mencapai tujuan organisasi tersebut. Sumber daya

manusia memegang peranan utama dalam meningkatkan kinerja karyawan.

Untuk meningkatkan kinerja karyawan tersebut harus didukung

dengan kemampuan, ketrampilan, dan tanggung jawab yang dimiliki oleh

karyawan, serta disiplin kerja yang tinggi, maka kinerja karyawan akan

meningkat, karena disiplin merupakan sikap mental seorang yang

membawanya patuh dan taat kepada ketentuan dan peraturan yang berlaku

dalam lingkungan.

Meningkatnya kinerja karyawan diantaranya dipengaruhi adanya

peningkatan motivasi kerja, disiplin kerja, dan lingkungan kerja. Dimana

dengan berbagai faktor pendukung tersebut diharapkan akan mendorong

terbentuknya tenaga kerja yang lebih berkualitas dalam berkarya sehingga

kinerja karyawan dapat meningkat dan pada akhirnya dapat

menguntungkan kedua belah pihak, perusahaan dan pihak pekerja itu

(60)

Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penelitian dan untuk

memudahkan analisis, serta untuk pendukung hasil penelitian, maka dapat

digambarkan dalam suatu bagan kerangka piker sebagai berikut:

Gambar 2.1

Bagan Kerangka Berpikir

Dalam alur rangka pikir tersebut terdapat empat variabel yaitu

terdiri dari tiga variabel bebas (X) dan satu variabel terikat (Y). Variabel

bebas tersebut adalah motivasi kerja (X1), disiplin kerja (X2) dan

lingkungan kerja (X3), sedangkan variabel terikat (Y) adalah kinerja

karyawan (Y).

Kerangka berfikir ini menjelaskan tentang pengaruh antara

motivasi kerja (X1), disiplin kerja (X2) dan lingkungan kerja (X3) terhadap

prestasi kerja (Y). Untuk meningkatkan kinerja karyawan pada perusahaan Motivasi Kerja

(X1)

Lingkungan Kerja (X3)

Disiplin Kerja (X2)

(61)

dapat dilakukan dengan adanya motivasi kerja yang baik, karena motivasi

merupakan suatu usaha untuk menggerakkan sumber daya manusia agar

secara produktif berhasil mencapai tujuan yang ditetapkan, selain itu

disiplin kerja yang tinggi juga dibutuhkan oleh perusahaan karena disiplin

kerja sebagai salah satu penunjang didalam meningkatkan kinerja

karyawan. Tidak itu juga ada lingkungan kerja sangat berpengaruh pada

kinerja karyawan yang membuat karyawan lebih giat dan besemangat

dalam bekerja.

2.4 Hipotesis

Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian

dan landasan teori, maka hepotesis yang dapat diajukan dalam penelitian

ini adalah sebagai berikut:

1) Diduga motivasi kerja, disiplin kerja dan lingkungan kerja secara

simultan berpengaruh terhadap kinerja karyawan LPP TVRI Jawa

Timur.

2) Diduga motivasi kerja, disiplin kerja dan lingkungan kerja secara

(62)

3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Definisi operasional dan pengukuran variabel ditujukan agar

konsep yang digunakan dapat diukur secara empiris serta menghindarkan

dari terjadinya kesalahan penafsiran dan pengertian makna yang berbeda.

Definisi operasional dan pengukuran variabel yang digunakan dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Motivasi Kerja (X1)

Motivasi merupakan suatu dorongan untuk meningkatkan

semangat dan gairah kerja, dimana semangat dan gairah kerja akan

terdorong dengan adanya pemberian insentif dari perusahaan sebagai

indikatornya.

Adapun indikatornya adalah sebagai berikut:

1. Kebijakan perusahaan terhadap pengembangan karier karyawan,

adalah kebijakan yang dibuat oleh manajemen perusahaan bagi

pengembangan karier karyawan misalnya seperti adanya promosi

atau peningkatan jabatan.

2. Penghargaan perusahaan terhadap kinerja karyawan adalah reward

ataupun punishment terhadap kinerja karyawan, misalnya

Gambar

Gambar 2.1  Bagan Kerangka berpikir  .........................................................
Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berpikir
grafik.
tabel 4.1 berikut ini :
+7

Referensi

Dokumen terkait

The limitation of the study would be referring to the method of teaching English to young learners that the researcher gets by understanding the educational system at

[r]

Sedangkan metode penelitian yang digunakan pada tahun ke-2 ini (kegiatan implementasi) menggunakan pendekatan quasi eksperimen. Lokasi untuk kegiatan penelitian ini

Imunisai BCG (basillus calmette guerin) merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadi penyakit TBC yang berat, sebab terjadinya penyakit TBC yang primer atau yang

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif, yang bertujuan untuk Untuk mengetahui strategi

Kemampuan awal (entry behavior) ini menggambarkan kesiapan siswa dalam menerima pelajaran yang akan disampaikan oleh guru (Mohamad Syarif Sumantri, 2015:183). Keterkaitan yang

Selanjutnya teknik analisis data yang digunakan adalah reduksi data, sajian ata (data display), dan penarikan kesimpulan atau verifikasi. Hasil yang diperoleh

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. 4 Pada penelitian ini penulis menggunakan teknik purposive sampel /sampel bertujuan. Teknik ini digunakan dengan