• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Kebutuhan Tenaga Dokter Spesialis Penyakit Dalam di Rumah Sakit Umum Daerah Wangaya Kota Denpasar Tahun 2016.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Kebutuhan Tenaga Dokter Spesialis Penyakit Dalam di Rumah Sakit Umum Daerah Wangaya Kota Denpasar Tahun 2016."

Copied!
44
0
0

Teks penuh

(1)

UNIVERSITAS UDAYANA

ANALISIS KEBUTUHAN TENAGA DOKTER SPESIALIS

PENYAKIT DALAM DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

WANGAYA KOTA DENPASAR TAHUN 2016

NI LUH ODELLIA PITAYUSA

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN

(2)

UNIVERSITAS UDAYANA

ANALISIS KEBUTUHAN TENAGA DOKTER SPESIALIS

PENYAKIT DALAM DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

WANGAYA KOTA DENPASAR TAHUN 2016

NI LUH ODELLIA PITAYUSA

NIM. 1220025053

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN

(3)

UNIVERSITAS UDAYANA

ANALISIS KEBUTUHAN TENAGA DOKTER SPESIALIS

PENYAKIT DALAM DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

WANGAYA KOTA DENPASAR TAHUN 2016

Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA KESEHATAN MASYARAKAT

NI LUH ODELLIA PITAYUSA

NIM. 1220025053

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN

(4)

iii

PERNYATAAN PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui dan diperiksa di hadapan Tim Penguji Skripsi

Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

Denpasar, 13 Juli 2016

Pembimbing,

(5)

PERNYATAAN PERSETUJUAN

Skripsi ini telah dipresentasikan dan diujikan di hadapan Tim Penguji Skripsi

Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

Denpasar, 18 Juli 2016

Tim Penguji Skripsi

Penguji I

dr. Ni Made Sri Nopiyani, M.PH NIP. 19831104 200801 2 005

Penguji II

(6)

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Ida Sang Hyang Widhi Wasa (Tuhan Yang Maha Esa) karena atas berkat dan rahmat-Nya dapat diselesaikan skripsi yang berjudul "Analisis Kebutuhan Tenaga Dokter Spesialis Penyakit Dalam di Rumah Sakit Umum Daerah Wangaya Kota Denpasar Tahun 2016"ini tepat pada waktunya.

Ucapan terima kasih diberikan atas kerjasamanya dalam penyusunan skripsi ini kepada:

1. dr. I Made Ady Wirawan, MPH., Ph.D selaku Ketua Program Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana, yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menyusun proposal ini.

2. Putu Ayu Indrayathi, SE., MPH., selaku Kepala Bagian Peminatan Administrasi dan Kebijakan Kesehatan (AKK) yang telah memberikan arahan serta masukan dalam penyusunan skripsi ini.

3. dr. Ketut Suarjana, MPH selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan waktu dalam memberikan masukan dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini. 4. Bapak/Ibu dosen dan seluruh staf pegawai Program Studi Kesehatan Masyarakat yang telah memberikan arahan, saran dan bantuannya dalam penyusunan skripsi ini.

5. dr. Rubiyana Linda Christina, selaku Kabid Pelayanan Medis beserta staf pegawai yang telah memberikan izin untuk penulis melakukan penelitian terkait penyusunan skripsi ini.

(7)

7. Rekan-rekan Mahasiswa PS.KM FK Unud angkatan 2012 yang telah bersama-sama saling membantu dan memberikan semangat dalam penyusunan skripsi ini. 8. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah

membantu dalam penyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih terdapat kekurangan dan keterbatasan serta jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan demi perbaikan dalam penyusunan selanjutnya.

.

Denpasar, 1 Juli 2016

(8)

ii

ANALISIS KEBUTUHAN TENAGA DOKTER SPESIALIS PENYAKIT DALAM DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH WANGAYA KOTA

DENPASAR TAHUN 2016

ABSTRAK

Salah satu dari enam hal penunjang sebuah rumah sakit untuk mencapai standar pelayanan yaitu sumber daya manusia sangat mempengaruhi kualitas pelayanan di sebuah rumah sakit. Berdasarkan jumlah kunjungan rawat jalan dan rawat inap di RSUD Wangaya pada tahun 2015 poliklinik yang memiliki jumlah kunjungan tertinggi adalah poliklinik penyakit dalam. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui jumlah kebutuhan dokter spesialis penyakit dalam yang dilihat dari beban kerja di RSUD Wangaya Kota Denpasar.

Penelitian ini merupakan penelitian observasional deskriptif, yang dilakukan dengan pendekatan work sampling. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh tenaga dokter spesialis penyakit dalam di RSUD Wangaya. Sampel dalam penelitian ini adalah dokter spesialis penyakit dalam yang berjumlah 5 orang dengan teknik pengambilan sampel yaitutotal sampling.Data diperoleh melalui studi dokumentasi, observasi, dan wawancara kemudian diolah dan dianalisis menggunakan software WISN.

Hasil penelitian diperolehAWT dokter spesialis penyakit dalam di unit rawat jalan dan rawat inap sebesar 1552,5 jam/tahun. Standar beban kerja setiap aktivitas utama berbeda sesuai dengan jumlah pasien dan waktu melakukan aktivitas tersebut/pasien. Jumlah kebutuhan dokter spesialis penyakit dalam di unit rawat inap dan rawat jalan RSUD Wangaya adalah sebesar 6 orang, sedangkan rasio beban kerja dokter spesialis penyakit dalam tersebut adalah sebesar 0,83.

Simpulan dari penelitian ini menunjukkan rasio beban kerja tinggi pada dokter spesialis penyakit dalam di unit rawat jalan dan rawat inap RSUD Wangaya sehingga perlu dilakukan penambahan dokter spesialis penyakit dalam sebanyak 1 orang.

Kata kunci: Kebutuhan dokter spesialis penyakit dalam,WISN,RSUD Wangaya

(9)

SCHOOL OF PUBLIC HEALTH

FACULTY OF MEDICINE UDAYANA UNIVERSITY ADMINISTRATION AND HEALTH POLICY

Thesis, on July 2016

ANALYSIS OF THE NEEDS OF SPECIALISTS OF INTERNAL MEDICINE IN WANGAYA GENERAL HOSPITAL DENPASAR CITY 2016

ABSTRACT

One of those six hospital service standard supporting terms is human resources are a very important factor in a particular hospital. Based on the number of outpatient and hospitalized patient at Wangaya General Hospital on 2015, the highest visited policlinic by number is the Internal Disease Policlinic. The purpose of this research is to discover how many Internal Disease medical specialist are needed in Wangaya General Hospital in Denpasar City based on the hospital workload.

This research is a descriptive observational research that is done with work sampling approach. The populations of this research are every internal disease medical specialist in Wangaya General Hospital. The sample in this research are five internal disease medical specialist, and the sample are acquired by using the total

sampling technique. Data’s are acquired through documentation study, observation,

and interview which are then processed and analyzed using WISN software.

The result of the research is the AWT for the internal disease medical specialist in the outpatient-unit and hospitalized patient unit is 1552.5 hours/year. The standard for each major activity varies depend on the number of patient and the time spent on that particular activity /patient. The number of internal disease medical specialist needed in Wangaya General Hospital are six person, whilst the ration of internal disease medical specialist workload is 0.83.

The verdict of this research shows that the workload ratio of the internal disease medical specialist in the outpatient-unit and hospitalized patient in Wangaya General Hospital is high, therefore it is necessary to recruit one more internal medicine specialist in outpatient-unit and hospitalized patient unit.

(10)

iv DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN JUDUL DENGAN SPESIFIKASI ... ii

PERNYATAAN PERSETUJUAN ... iii

6. Ruang Lingkup Penelitian ... 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 11

2.1 Pengertian Sumber Daya Manusia ... 11

2.2 Manajemen Sumber Daya Manusia ... 12

2.2.1 Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia ... 13

2.3 Perencanaan Sumber Daya Manusia... 14

(11)

2.3.1 Manfaat Perencanaan Sumber Daya Manusia ... 15

2.3.2 Proses Perencanaan SDM ... 16

2.4 Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 56 Tahun 2014 ... 18

2.5 Metode Penyusunan Kebutuhan Sumber Daya Manusia... 20

2.6 Perhitungan Kebutuhan SDM dengan MetodeWISNdi Berbagai Penelitian... 27

BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL ... 29

3.1 Kerangka Konsep ... 29

3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 30

BAB IV METODE PENELITIAN ... 33

4.1 Desain Penelitian... 33

4.1.1 Jenis penelitian ... 33

4.1.2 Tempat dan waktu penelitian ... 33

4.2 Populasi dan Sampel Penelitian ... 33

4.2.1 Populasi penelitian ... 33

4.2.2 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel... 34

4.3 Pengumpulan Data ... 34

4.3.1 Teknik pengumpulan data ... 34

4.3.2 Instrumen penelitian... 35

4.4 Teknik Analisis Data... 35

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 37

5.1 Gambaran Umum RSUD Wangaya Kota Denpasar ... 37

5.2 Karakteristik Responden ... 38

5.3 Perhitungan Kebutuhan Dokter Spesialis Penyakit Dalam di RSUD Wangaya ... 40

5.3.1 Unit kerja dan kategori SDM ... 40

5.3.2 Waktu kerja tersedia ... 40

5.3.3 Komponen beban kerja ... 44

5.3.4 Standar aktivitas... 45

(12)

vi

5.3.6 Faktor kelonggaran ... 50

5.3.7 Kebutuhan Dokter Spesialis Penyakit Dalam berdasarkan metode WISN... 51

5.4 Keterbatasan Penelitian... 55

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN... 56

6.1 Simpulan ... 56

6.2 Saran ... 56

DAFTAR PUSTAKA ... 57

LAMPIRAN ... 59

(13)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 1.1 Jumlah Dokter di RSUD Wangaya Kota Denpasar

Tahun 2013, 2014,2015 ... 4 Tabel 1.2 Jumlah Kunjungan di Instalasi Rawat Jalan RSUD Wangaya

Kota Denpasar Tahun 2013, 2014, 2015... 5 Tabel 1.3 Jumlah Kunjungan Pasien Instalasi Rawat Inap

Tahun 2013, 2014, dan 2015... 6 Tabel 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 31 Tabel 5.1 Karakteristik Responden ... 39 Tabel 5.2 PerhitunganAWT pada Instalasi Rawat Jalan dan Rawat Inap

Dokter Spesialis Penyakit Dalam RSUD Wangaya ... 43 Tabel 5.3 Komponen Beban Kerja Dokter Spesialis Penyakit Dalam

di Unit Rawat Jalan dan Rawat Inap RSUD Wangaya ... 44 Tabel 5.4 Standar Pelayanan Dokter Spesialis Penyakit Dalam

di Unit Rawat Jalan dan Rawat Inap RSUD Wangaya ... 46 Tabel 5.5 Standar Kelonggaran Dokter Spesialis Penyakit Dalam

di Unit Rawat Jalan dan Rawat Inap RSUD Wangaya ... 47 Tabel 5.6 Beban Kerja Dokter Spesialis Penyakit Dalam

di Unit Rawat Jalan dan Rawat Inap RSUD Wangaya ... 49 Tabel 5.7 Faktor Kelonggaran Kategori dan Faktor Kelonggaran Individu

Dokter Spesialis Penyakit Dalam di Unit Rawat Jalan dan

Rawat Inap RSUD Wangaya... 50 Tabel 5.8 Perhitungan Kebutuhan Dokter Spesialis Penyakit Dalam di

Unit Rawat Jalan dan Rawat Inap RSUD Wangaya

Berdasarkan WISN... 52 Tabel 5.9 Total Kebutuhan Dokter Spesialis Penyakit Dalam di Unit

Rawat Jalan dan Rawat Inap RSUD Wangaya

(14)

viii

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian ... 29

(15)

9

DAFTAR SINGKATAN

Depkes : Departemen Kesehatan Kepmenkes : Keputusan Menteri Kesehatan Menkes : Menteri Kesehatan

Permenkes : Peraturan Menteri Kesehatan RSUD : Rumah Sakit Umum Daerah

SDM : Sumber Daya Manusia

SK : Surat Keputusan

SNI : Standar Nasional Indonesia SPO : Standar Prosedur Operasional

SWOT :Strengths, Weaknesses, Opportunities, and Threath

WHO :World Health Organization

(16)

10

DAFTAR LAMPIRAN

1. Jadwal Penelitian

2. Lembar Informasi Observasi dan Wawancara 3. Lembar Persetujuan Menjadi Responden 4. Pedoman Wawancara

5. Tabel Pedoman ObservasiWISN

6. Hasil PerhitunganSoftware WISN

7. Dokumentasi Penelitian 8. Surat - surat

(17)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan jaman pada era globalisasi yang ditandai dengan kemajuan teknologi dan perubahan dalam segala bidang mempunyai dampak yang sangat besar terhadap suatu negara khususnya Indonesia, karena perkembangan jaman ini dapat menimbulkan tantangan yaitu peningkatan persaingan dalam berbagai upaya. Salah satu upaya yang dapat dilakukan dalam sektor kesehatan untuk menghadapi persaingan tersebut yaitu dengan meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan. Kualitas pelayanan kesehatan dapat ditingkatkan dengan memberikan pelayanan kesehatan paripurna yang bersifat promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif di berbagai tempat untuk melakukan pelayanan kesehatan yang salah satunya adalah rumah sakit. (Depkes, 2009)

(18)

2

Menurut Juniadi, Purnawan (1994) dalam Nengsih (2010) ada dua hal yang menyebabkan masalah ketenagaan di rumah sakit penting untuk diperhatikan yaitu: pertama, produk yang ditawarkan oleh rumah sakit adalah jasa, yang sangat banyak jenisnya, sehingga peranan tenaga kesehatan sangat penting. Kekurangan tenaga dari segi kualitas dan kuantitas akan mengganggu kualitas dari jasa yang diberikan (produk). Kedua, sumber daya manusia merupakan hal yang pengadaannya tidak bisa instan, dan jika ada dibutuhkan adanya penyesuaian sebelum dapat digunakan dengan optimal. Karena kurang diperhatikannya dua hal inilah maka sering dijumpai banyaknya tenaga medis di lapangan yang memiliki beban kerja lebih tinggi dari yang seharusnya mampu dilakukan oleh tenaga medis tersebut.

RSUD Wangaya Kota Denpasar merupakan rumah sakit kelas B milik pemerintah yang telah berdiri sejak tahun 1921. RSUD Wangaya telah terakreditasi sejak tahun 2002 untuk 12 standar pelayanan dan berdasarkan keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 538/Menkes/SK/IV/2003, tanggal 11 April 2003 RSUD Wangaya meningkat kelas dari kelas C menjadi kelas B non pendidikan. Pada tahun 2010 RSUD Wangaya telah lulus akreditasi untuk 16 standar pelayanan dengan status akreditasi penuh tingkat lengkap dan pada Tahun 2012 RSUD Wangaya telah lulus SNI ISO 9001 : 2008, serta pada tahun 2014 RSUD Wangaya telah lulus akreditasi tingkat paripurna dengan memenuhi standar akreditasi rumah sakit versi 2012.

Untuk mencapai standar pelayanan pada sebuah rumah sakit, terdapat enam hal penunjang yang harus diatur dan terdapat dalam rumah sakit tersebut, yaitu :

man, money, method, materials, machine, dan market. Salah satu dari keenam hal penunjang sebuah rumah sakit untuk mencapai standar pelayanan tersebut yaitu man

(19)

3

di sebuah rumah sakit, sehingga kualitas dan kuantitas dari sumber daya manusia tersebut harus sangat diperhatikan. Namun, di RSUD Wangaya Kota Denpasar perencanaan dan penempatan sumber daya manusia pada unit kerja belum berdasarkan perhitungan yang akurat dan tepat dengan menggunakan pedoman –

pedoman sistem perhitungan beban kerja dan baru menggunakan perencanaan kebutuhan SDM yang sesuai dengan Permenkes No 56 Tahun 2014 Pasal 25 sampai Pasal 35 tentang Rumah Sakit tipe B, dalam hal ini RSUD Wangaya sudah melakukan perencanaan kebutuhan tenaga kesehatan sesuai dengan Permenkes 56 Tahun 2014 walaupun masih banyak sekali tenaga kesehatan yang ada di RSUD Wangaya yang kuantitasnya belum sesuai dengan Permenkes 56 Tahun 2014 namun belum dilakukan perhitungan kebutuhan sumber daya manusia berdasarkan beban kerja.

(20)

4

Tabel 1.1 Jumlah Dokter di RSUD Wangaya Kota Denpasar Tahun 2013, 2014, 2015

No Dokter Jumlah Tahun

2 Spesialis Penyakit Dalam 4 5 5

3 Spesialis Bedah 3 3 3

4 Spesialis Anak 6 3 5

5 Spesialis Obgyn 6 8 5

6 Spesialis Anestesiologi 2 2 3

7 Spesialis Radiologi 1 1 2

8 Spesialis Patologi Klinik 1 2

9 Spesialis Rehabilitasi Medik 1

10 Spesialis Mata 2 2 1

11 Spesialis THT 1 1 2

12 Spesialis Saraf 2 2 2

13 Spesialis Kulit dan Kelamin 2 2 2

14 Spesialis Jiwa 1 1 1

15 Spesialis Paru 1

16 Spesialis Bedah Orthopedi 1 1 1

17 Subspesialis Anak Endokrin 1

18 Subspesialis Perinatologi 1

19 Subspesialis obgyn–FER 2

20 Dokter Gigi 2 2 2

Sumber : Bidang Pelayanan Medis & Keperawatan

(21)

5

Tabel 1.2 Jumlah Kunjungan di Instalasi Rawat Jalan RSUD Wangaya Kota Denpasar Tahun 2013, 2014, 2015

4 Gigi dan Mulut 2.660 2.507 3174

5 Kebidanan 5.269 4.514 3913

6 Kulit Kelamin 5.032 4.537 4270

7 Mata 9.231 9.046 10105

8 Paru 6.450 6.482 6438

9 Penyakit Dalam 26.556 31.730 33172

10 Psikiatri 2.985 4.100 5207

17 Endokrin Anak 108 116 107

18 Rawat Jalan Praja 1.352 1.236 997

19 Endoscopy 410 588 817

Jumlah Rawat Jalan 116.547 124.871 132768

IRD 39.622 37.821 38512

Laboratorium 56.152 42.253 45435

Rontgen 12.539 11.938 12325

Sumber : Bidang Pelayanan Medis & Keperawatan

(22)

6

31.730 pada tahun 2014, dan semakin meningkat lagi pada tahun 2015 sebanyak 33.172. Sedangkan dilihat pada tabel 1.1 jumlah dokter spesialis penyakit dalam pada tahun 2014 dan 2015 tidak bertambah jumlahnya walaupun di tahun 2013 terjadi peningkatan jumlah dokter spesialis penyakit dalam yaitu dari 4 menjadi 5. Selain menyediakan layanan kesehatan pada unit rawat jalan, RSUD Wangaya Kota Denpasar juga menyediakan layanan kesehatan pada unit rawat inap. Pada tabel 1.3 dapat dilihat jumlah kunjungan pasien di unit rawat inap pada tahun 2013, 2014, dan 2015.

Tabel 1.3 Jumlah Kunjungan Pasien Instalasi Rawat Inap Tahun 2013 sampai 2015.

Ruangan Jumlah Kunjungan

Sumber : Bidang Pelayanan Medis dan Keperawatan

(23)

7

pasien dengan penyakit campuran. Jadi, jika dilihat dari tabel 1.1 ; tabel 1.2 dan tabel 1.3 jumlah kunjungan yang paling banyak jumlahnya adalah poliklinik penyakit dalam dan selainitu tidak adanya peningkatan jumlah dokter spesialis penyakit dalam pada tahun 2014 dan 2015.

Selain dilihat dari tabel tersebut, penulis juga melakukan wawancara dengan wakil direktur pelayanan medik dan keperawatan di RSUD Wangaya dan beliau menyatakan bahwa dokter spesialis penyakit dalam merupakan salah satu kategori SDM yang masih menghadapi permasalahan ketenagaan karena tingginya jumlah kunjungan pasien dan kecenderungan peningkatan jumlah kunjungan setiap tahunnya.

Selain itu, dari observasi yang dilakukan terdapat adanya keluhan pasien mengenai waktu tunggu yang lama dalam mendapatkan suatu pelayanan khususnya pelayanan di instalasi rawat jalan termasuk di poliklinik penyakit dalam yang dikarenakan beberapa dokter harus melakukan visite/kunjungan ke pasien–pasien di poliklinik rawat inap yang menyebabkan pasien harus menunggu lama dan tidak adanya pemberitahuan kepada pasien ketika dokter sedang melakukan visite ke ruangan rawat inap.

(24)

8

1.2 Rumusan Masalah

Adanya jaminan kesehatan mengakibatkan jumlah kunjungan di poliklinik rawat jalan dan rawat inap khususnya di poliklinik penyakit dalam sangat tinggi. Poliklinik yang memiliki permasalahan ketenagaan karena memiliki jumlah kunjungan tertinggi dan cenderung meningkat selama tiga tahun terakhir adalah poliklinik penyakit dalam. Sedangkan pada tahun 2014 dan 2015 tidak ada peningkatan jumlah dokter pada poliklinik tersebut. Berdasarkan wawancara dengan pejabat pemegang kebijakan, salah satu poliklinik yang paling membutuhkan penambahan jumlah dokter adalah poliklinik penyakit dalam. Selain itu, berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa pasien, pasien mengeluhkan waktu tunggu yang cukup lama pada jam – jam visite dokter – dokter spesialis tersebut ke ruangan –

ruangan rawat inap.

1.3 Pertanyaan Penelitian

“Berapakah jumlah kebutuhan dokter spesialis penyakit dalam di RSUD

Wangaya Kota Denpasar yang dihitung berdasarkan beban kerja dengan menggunakan metodeWISN?”

1.4 Tujuan Penelitian 1.4.1 Tujuan Umum

Adapun tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui jumlah kebutuhan dokter spesialis penyakit dalam dengan menggunakan metode

(25)

9

1.4.2 Tujuan Khusus

Adapun tujuan khusus dari penelitian ini, yaitu:

1. Untuk melihat perbedaan jumlah dokter spesialis penyakit dalam yang ada di RSUD Wangaya dengan jumlah dokter spesialis yang dihitung berdasarkan beban kerja dengan menggunakan metodeWISN

2. Untuk mengetahui beban kerja dokter spesialis penyakit dalam di RSUD Wangaya Kota Denpasar

1.5 Manfaat Penelitian 1.5.1 Manfaat Teoritis

1. Bagi Mahasiswa

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan juga dapat menjadi bahan pembelajaran dan pengalaman dalam pengelolaan sumber daya manusia khususnya di bidang perencanaan sumber daya manusia di rumah sakit.

2. Bagi PSKM

Hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan untuk penelitian yang serupa selanjutnya dan juga dapat dijadikan dokumentasi di Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

1.5.2 Manfaat Praktis

1. Bagi RSUD Wangaya Kota Denpasar

(26)

10

termotivasi untuk melakukan perencanaan kebutuhan tenaga SDM khususnya tenaga dokter spesialis.

2. Bagi Masyarakat

Dengan perencanaan dan perhitungan kebutuhan tenaga SDM yang baik dan tepat diharapkan masyarakat mendapatkan pelayanan kesehatan yang bermutu dan diharapkan juga terciptanya kepuasan pasien.

1.6 Ruang Lingkup Penelitian

(27)

11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia merupakan suatu proses untuk menumbuhkan atau meningkatkan suatu potensi fisik dan psikis manusia untuk mencapai tujuan dari suatu organisasi (lembaga) yang dilakukan dengan cara mendayagunakan manusia sebagai tenaga kerja atau yang melakukan pekerjaan (Sudayat, 2009).

Dari segi bisnis, sumber daya manusia (SDM) adalah manusia yang bekerja dalam suatu organisasi. Dalam hal ini disebut juga dengan karyawan. Jika tidak ada manusia yang menjadi sumber daya di perusahaan, maka perusahaan tersebut tidak dapat berjalan dan menghasilkan laba sehingga sumber daya manusia merupakan hal yang paling dibutuhkan oleh sebuah perusahaan (Silfianti, 2011).

(28)

12

2.2 Manajemen Sumber Daya Manusia

Manajemen sumber daya manusia terdiri dari kata manajemen dan sumber daya manusia. Manajemen merupakan suatu proses yang mengatur pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber daya lainnya secara efektif dan efisian untuk mencapai tujuan tertentu. Sumber daya yang dimaksud dapat digolongkan dalam beberapa hal, yaitu: man (manusia), money (uang), method (metode/cara/sistem), materials (bahan), machines (mesin), dan market (pasar). Manajemen sumber daya manusia merupakan suatu ilmu dan seni dalam mengatur hubungan dan peranan setiap sumber daya manusia agar dapat mencapai tujuan dari organisasi secara efektif dan efisien (Silfianti, 2011). Manajemen sumber daya manusia adalah perencanaan , pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian dari pengadaan, pengembangan, kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan, dan pemberhentian karyawan, dengan maksud terwujudnya tujuan perusahaan, individu, karyawan dan masyarakat.

(29)

13

pelayanan kesehatan seperti pada bagian informasi, loket pendaftaran, administrasi dll. Pada bagian inilah petugas non medis bekerja. Sedangkan petugas medis merupakan petugas yang memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien seperti dokter, perawat, dll.

2.2.1 Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia

Manajemen sumber daya manusia memiliki beberapa fungsi yang dapat dibagi menjadi dua, yaitu:

a. Fungsi Manajemen sumber daya manusia terdiri atas:

1. Fungsi Perencanaan : menentukan atau merencanakan program yang dapat membantu mencapai tujuan dari perusahaan.

2. Fungsi Pengorganisasian : mengorganisasikan atau membuat hubungan antara setiap jabatan, personalia dan faktor–faktor fisik.

3. Fungsi Pengarahan (Actuating/Directing) : mengarahkan karyawan, mengusahakan agar karyawan mau bekerjasama dengan efektif.

4. Fungsi Pengkoordinasian

5. Fungsi Pengendalian/Controlling : melakukan evaluasi dengan cari melihat dan membandingkan perbedaan dari rencana yang sudah dibuat dengan pelaksanaannya.

b. Fungsi Operasional (FO) terdiri atas:

1. Fungsi Pengadaan : menentukan jenis dan jumlah karyawan dan menentukan keberhasilan rekruitmen melalui prosedur yang tepat.

(30)

14

3. Fungsi Pemberian Kompensasi : balas jasa yang diberikan sesuai dengan pekerjaan karyawan. Kompensasi dalam hal ini dapat berbentuk uang atau juga berbentuk fasilitas–fasilitas yang dapat dinilai dengan uang.

4. Fungsi Integrasi : adanya integrasi antara karyawan dan perusahaan untuk tujuan masing–masing.

5. Fungsi Pemeliharaan : pemeliharaan kemampuan dan sikap karyawan melalui program kesehatan dan keselamatan kerja.

2.3 Perencanaan Sumber Daya Manusia

Perencanaan sumber daya manusia (SDM) merupakan tanggung jawab bagi semua manager dalam suatu organisasi dan bukan hanya tanggung jawab manager SDM (Agustiana,2009). Di dalam Jusuf Irianto (2001) disebutkan bahwa tujuan adanya perencanaan SDM adalah untuk memastikan sudah tersedianya sejumlah orang/pekerja yang telah memenuhi persyaratan dalam suatu organisasi pada kurun waktu tertentu. Dari tujuan tersebut dapat dikatakan bahwa adanya perencanaan SDM yang baik dapat membuat suatu organisasi dapat mengidentifikasi apa yang harus dilakukan untuk memastikan adanya SDM yang berkompetensi sesuai dengan kebutuhan untuk mencapai tujuan dari organisasi. Proses estimasi SDM berdasarkan jumlah, tempat, keterampilan, dan perilaku untuk memberikan upaya kesehatan merupakan pengertian dari perencanaan SDM yang dilakukan sesuai dengan kebutuhan pembangunan kesehatan. (Nengsih, 2010).

(31)

15

pelayanan kesehatan (Depkes, 2004). Selain itu, kebutuhan SDM kesehatan pada dasarnya dapat ditentukan berdasarkan:

1. Kebutuhan epidemiologi SDM kesehatan

2. Permintaan (demand) akibat beban pelayanan kesehatan 3. Sarana upaya kesehatan yang ditetapkan (Depkes, 2004)

2.3.1 Manfaat Perencanaan Sumber Daya Manusia

Menurut Agustiana (2009), terdapat beberapa manfaat dan keuntungan dari adanya perencanaan SDM dalam suatu organisasi, yaitu:

1. Penggunaan sumber daya manusia yang lebih efektif

2. Menyesuaikan kegiatan tenaga kerja dengan tujuan organisasi

3. Membantu program penarikan tenaga dari bursa atau pasaran tenaga kerja secara baik

4. Pengadaan tenaga kerja baru secara ekonomis

5. Dapat mengkoordinasikan kegiatan – kegiatan manajemen sumber daya manusia

6. Mengembangkan sistem manajemen sumber daya manusia

7. Organisasi dapat memanfaatkan sumber daya manusia yang sudah ada dalam organisasi secara lebih baik

8. Melalui perencanaan sumber daya manusia yang matang, produktivitas kerja dari tenaga yang sudah ada dapat ditingkatkan

(32)

16

untuk mengisi berbagai jabatan dan menyelenggarakan berbagai aktivitas baru

10. Salah satu segi manajemen sumber daya manusia yang semakin penting adalah penanganan informasi ketenagakerjaan

11. Perencanaan sumber daya manusia merupakan dasar bagi penyusunan program kerja bagi satuan kerja yang menangani sumber daya manusia dalam organisasi

2.3.2 Proses Perencanaan SDM

Agustiana (2009) menyebutkan bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi perencanaan SDM, faktor–faktor tersebut yaitu :

1. Faktor Eksternal

Faktor – faktor eksternal merupakan hal – hal yang pertumbuhan dan perkembangannya diluar kemampuan organisasi untuk mengendalikannya, yaituseperti teknologi, sosial-budaya, politik,ekonomi, pesaing dan peraturan perundang-undangan.

2. Faktor Internal

(33)

17

Rangkaian pelaksanaan perencanaan SDM yang terintegrasi dengan rencana strategi bisnis baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang menurut Sunarta (2011) adalah sebagai berikut:

1. Dalam proses perencanaan strategi bisnis, beberapa organisasi/perusahaan akan melakukan:

a. Menyusun rencana strategi bisnis dengan perspektif jangka panjang (5-10 tahun) atau lebih di masa mendatang

b. Menyusun rencana operasional bisnis yang dijabarkan dalam rencana strategi dengan perspektif jangka sedang (3-5 tahun) di masa mendatang.

c. Menyusun rencana tindakan berupa anggaran dengan perspektif tahunan yang menggambarkan kegiatan bisnis yang akan dilaksanakan selama satu tahun (tahunan) dengan menyediakan anggaran tertentu untuk dapat diwujudkan 2. Dalam kegiatan perencanaan SDM

a. Pada tahap awal perencanaan SDM mengidentifikasi isu-isu berdasarkan komponen – komponendi dalam rencana strategi bisnis jangka panjang. Beberapa komponen yang bisa dijadikan isu perencanaan SDM antara lain filsafat perusahaan, laporan hasil penelitian tentang hal-hal seputar lingkungan bisnis, tujuan-tujuan dan sasaran strategis yang akan dicapai, dan hasil analisis SWOT perusahaan.

b. Pada tahap selanjutnya hasil analisis isu digunakan sebagai masukan dari perencanaan operasional jangka menengah ke dalam tahap kegiatan perkiraan kebutuhan SDM dalam proses perencanaan SDM.

(34)

18

2.4 Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 56 Tahun 2014 Didalam Permenkes No. 56 Tahun 2014 Tentang Klasifikasi dan Perizinan Rumah Sakit disebutkan bahwa untuk meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit, perlu dilakukan penyempurnaan sistem perizinan dan klasifikasi rumah sakit. Di dalam Permenkes No.56 Tahun 2014 pasal 25 sampai pasal 35 disebutkan bahwa untuk rumah sakit umum kelas B seperti RSUD Wangaya Kota Denpasar diperlukan adanya klasifikasi rumah sakit sebagai berikut :

a. Pelayanan yang diberikan oleh Rumah Sakit Umum kelas B paling sedikit meliputi: pelayanan medik, pelayanan kefarmasian, pelayanan keperawatan dan kebidann, pelayanan penunjang klinik, pelayanan penunjang nonklinik, dan pelayanan rawat inap.

b. Pelayanan medik paling sedikit terdiri dari: pelayanan gawat darurat, pelayanan medik spesialis dasar, pelayanan medik spesialis penunjang, pelayanan medik spesialis lain, pelayanan medik subspesialis dan pelayanan medik spesialis gigi dan mulut.

c. Pelayanan gawat darurat harus diselenggarakan 24 jam sehari secara terus menerus.

d. Pelayanan medik spesialis dasar meliputi pelayanan penyakit dalam, kesehatan anak, bedah, dan obstetri dan ginekologi.

e. Pelayanan medik spesialis penunjangmeliputi pelayanan anestesiologi, radiologi, patologi klinik, patologi anatomi, dan rehabilitasi medik.

(35)

19

g. Pelayanan medik subspesialis paling sedikit berjumlah 2 pelayanan subspesialis dari 4 subspesialis dasar yang meliputi pelayanan subspesialis di bidang spesialisasi bedah, penyakit dalam, kesehatan anak, dan obstetri dan ginekologi.

h. Pelayanan medik spesialis gigi dan mulut paling sedikit berjumlah 3 pelayanan yang meliputi pelayanan bedah mulut, konservasi/endodonsi, dan orthodonti.

i. Pelayanan kefarmasian meliputi pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai, dan pelayanan farmasi klinik.

j. Pelayanan keperawatan dan kebidanan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 huruf c meliputi asuhan keperawatan dan asuhan kebidanan.

k. Pelayanan penunjang klinik meliputi pelayanan bank darah, perawatan intensif untuk semua golongan umur dan jenis penyakit, gizi, sterilisasi instrumen dan rekam medik.

(36)

20

m. Pelayanan rawat inap harus dilengkapi dengan fasilitas sebagai berikut: 1) jumlah tempat tidur perawatan kelas III paling sedikit 30% dari seluruh

tempat tidur untuk Rumah Sakit milik Pemerintah.

2) jumlah tempat tidur perawatan kelas III paling sedikit 20% dari seluruh tempat tidur untuk Rumah Sakit milik swasta.

3) jumlah tempat tidur perawatan intensif sebanyak 5% dari seluruh tempat tidur untuk Rumah Sakit milik Pemerintah dan Rumah Sakit milik swasta. n. Sumber daya manusia Rumah Sakit Umum kelas B terdiri atas: tenaga medis, tenaga kefarmasian, tenaga keperawatan, tenaga kesehatan lain, tenaga nonkesehatan.

o. Tenaga medis paling sedikit terdiri atas:

1. 12 dokter umum untuk pelayanan medik dasar

2. 3 dokter gigi umum untuk pelayanan medik gigi mulut

3. 3 dokter spesialis untuk setiap jenis pelayanan medik spesialis dasar 4. 2 dokter spesialis untuk setiap jenis pelayanan medik spesialis penunjang 5. 1 dokter spesialis untuk setiap jenis pelayanan medik spesialis lain 6. 1 dokter subspesialis untuk setiap jenis pelayanan medik subspesialis 7. 1 dokter gigi spesialis untuk setiap jenis pelayanan medik spesialis gigi

mulut.

2.5 Metode Penyusunan Kebutuhan Sumber Daya Manusia

(37)

21

1. Health Need Method

Merupakan penyusunan kebutuhan SDM kesehatan berdasarkan keperluan kesehatan. Metode ini dimulai dengan menetapkan keperluan (need) menurut golongan umur, jenis kelamin, dll. Lalu dilanjutkan dengan membuat proyeksi penduduk untuk tahun sasaran menurut kelompok penduduk yang ditetapkan dan dalam hal ini diperhitungkan keperluan upaya kesehatan untuk setiap kelompok penduduk pada tahun sasaran.

2. Health Services Demand Method

Merupakan penyusunan kebutuhan SDM kesehatan berdasarkan kebutuhan kesehatan. Metode ini dimulai dengan ditetapkannya kebutuhan(demand)upaua ayai pelayanan kesehatan untuk kelompok – kelompok penduduk menurut golongan umur, jenis kelamin, tingkat ekonomi, pendidikan, lokasi, dll. Selanjutnya, dibuat proyeksi penduduk untuk tahun sasaran menurut kelompok penduduk yang ditetapkan dan yang diperhitungkan kebutuhan pelayanan kesehatan untuk tiap–tiap kelom,pok penduduk tersebut pada tahun sasaran. Selanjutnya untuk memperoleh perkiraan kebutuhan jumlah dari jenis tenaga kesehatan tersebut diperoleh dengan membagi jumlah keseluruhan pelayanan kesehatan pada tahun sasaran dengan kemampuan jenis tenaga tersebut untuk melaksanakan pelayanan kesehatan termasuk pada tahun sasaran.

3. Health Services Targets Method

(38)

22

tertentu diperoleh dengan membagi keseluruhan upaya atau pelayanan kesehatan tahun sasaran dengan kemampuan jenis tenaga tersebut untuk melaksanakan upaya atau pelayanan kesehatan pada tahun sasaran.

4. Ratio Method

Merupakan metode penyusunan kebutuhan SDM kesehatan berdasarkan rasio terhadap suatu nilai. Awalnya dengan menentukan atau memperkirakan rasio dari tenaga terhadap suatu nilai tertentu misalnya jumlah penduduk, tempat tidur rumah sakit, puskesmas, dll. Selanjutnya, nilai tersebut akan diproyeksikan termasuk dengan rasio yang ditentukan.

5. Authorized Staffing List : merupakan penyusunan kebutuhan tenaga SDM berdasarkan daftar susunan pegawai

6. Workload Indicators of Staffing Needs (WISN)

Merupakan penyusunan kebutuhan tenaga SDM melalui indikator kebutuhan tenaga berdasarkan beban kerja. Metode ini digunakan untuk menghitung jumlah kebutuhan masing – masing kategori tenaga kesehatan yang dibutuhkan yang dapat diterapkan pada semua kategori tenaga baik medis, paramedis maupun non medis. metode ini bermanfaat untuk membandingkan SDM kesehatan pada daerah atau fasilitas yang berbeda, dapat melihat apakah petugas kesehatan sudah bekerja sesuai dengan profesinya atau tidak, dan dapat mengidentifikasi seberapa besar beban kerja SDM kesehatan.

(39)

23

tenaga yang dihitung bekerja, maka kelengkapan pencatatan data dan kerapian penyimpanan data mutlak harus dilakukan

Proses perhitungan kebutuhan tenaga SDM kesehatan berdasarkan metode

WISNmeliputi 5 langkah, yaitu:

a. Menetapkan unit kerja dan kategori SDM yang dihitung

Tujuan dari menetapkan unit kerja dan kategori SDM adalah diperolehnya unit kerja dan kategori SDM yang bertanggung jawab dalam menyelenggarakan kegiatan pelayanan kesehatan perorangan pada pasien, keluarga, dan masyarakat didalam dan diluar rumah sakit. Data informasi yang diperlukan dalam penetapan unit kerja dan kategori SDM ini, yaitu:

1. Data pegawai berdasarkan pendidikan yang bekerja pada tiap unit kerja di rumah sakit

2. Peraturan perundangan yang berkaitan dengan jabatan fungsional SDM kesehatan

(40)

24

b. Menetapkan waktu kerja tersedia

Tujuan dari menetapkan waktu kerja tersedia adalah memperoleh waktu kerja efektif selama satu tahun untuk masing–masing kategori SDM yang bekerja di suatu unit atau institusi rumah sakit.Rumusnya adalah :

Waktu Kerja Tersedia = A{(B+C+D+E)} x F

Keterangan :

A = Hari Kerja (jumlah hari kerja/minggu) B = Cuti Tahunan

C = Pendidikan dan Pelatihan D = Hari Libur Nasional

E = Ketidakhadiran Kerja (sesuai dengan rata–rata ketidakhadiran kerja selama 1 tahun karena sakit ataupun ijin dan tanpa alasan)

F = Waktu Kerja Sesuai Ketentuan di Rumah Sakit

c. Mendefinisikan komponen beban kerja

Mendefinisikan komponen beban kerja berarti mengidentifikasi aktivitas –

aktivitas kegiatan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan, lalu membagi aktivitas tersebut menjadi 3, yaitu:

1. Aktivitas utama layanan kesehatan: dilakukan oleh semua staf. Ada pencatatan rutin.

(41)

25

3. Aktivitas tambahan: dilakukan oleh beberapa (tidak semua) staf & tidak ada pencatatan rutin

d. Menyusun standar beban kerja

Standar beban kerja adalah volume atau kuantitas beban kerja selama 1 tahun per kategori SDM. Standar beban kerja untuk suatu kegiatan pokok disusun berdasarkan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikannya (waktu rata– rata) dan waktu kerja tersedia yang dimiliki oleh unit masing – masing. Rumus standar beban kerja :

Standar Beban Kerja =

Data yang diperlukan adalah :

1. Waktu kerja tersedia 2. Bagan struktur organisasi

3. Kegiatan pokok (kegiatan pokok, uraian kegiatan dan tanggung jawab masing–masing kategori SDM)

4. Rata–rata waktu untuk menyelesaikan jenis kegiatan pokok 5. Standar profesi

6. Menetapkan waktu berdasarkan kesepakatan e. Menyusun standar kelonggaran

(42)

26

Standar Kelonggaran =

Untuk menyusun standar kelonggaran perlu dilakukan pengamatan dan wawancara tentang:

1. Kegiatan – kegiatan yang tidak terkait langsung dengan pelayanan pada pasien

2. Frekuensi tiap faktor kegiatan dalam satuan hari, minggu, dan bulan 3. Waktu rata–rata yang dibutuhkan untuk menyelesaikan kegiatan f. Menghitung kebutuhan tenaga per unit kerja

Penghitungan kebutuhan tenaga per unit kerja bertujuan untuk memperoleh jumlah dan jenis/kategori SDM yang dibutuhkan untuk menyelenggarakan upaya kesehatan wajib dan upaya pengembangan selama kurun waktu satu tahun. Rumus perhitungan kebutuhan tenaga per unit kerja yaitu :

Kebutuhan Tenaga =

Data yang dibutuhkan dalam perhitungan kebutuhan tenaga ini, yaitu: 1. Waktu kerja tersedia

2. Standar beban kerja 3. Standar kelonggaran

(43)

27

2.6 Perhitungan Kebutuhan SDM dengan MetodeWISNdi Berbagai Penelitian

Terdapat beberapa contoh penelitian yang menggunakan metodeWISN untuk merencanakan dan menghitung jumlah kebutuhan SDM khususnya tenaga kesehatan yang ada di rumah sakit, yaitu:

Ni Luh Wulan Pratiwi (2013) dalam penelitiannya yang berjudul Analisis Perencanaan Dokter Spesialis Bedah dan Dokter Spesialis Penyakit Dalam pada Pelayanan Medik Spesialis Dasar RSUD Sanjiwani Tahun 2013. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan perspektif yang lebih baik dalam menganalisis kebutuhan tenaga kesehatan di rumah sakit Sanjiwani. Rancangan penelitian ini menggunakan studi observasional dengan pendekatan Time and Motion Study.

Sampel dalam penelitian ini menggunakan metode sensus dengan jumlah sampel sebanyak 5 sampel. Sedangkan analisis dengan metode WISN. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perhitungan jumlah ahli bedah dengan perhitungan metode

WISN sebanyak 2 orang melebihi jumlah dokter yang ada yaitu sebanyak 4 orang. Demikian pula, ahli interna dengan perhitungan metode WISN sebanyak 2 orang melebihi jumlah dokter yang ada yaitu 3 orang.

(44)

28

Gambar

Tabel 1.1 Jumlah Dokter di RSUD Wangaya Kota Denpasar Tahun 2013, 2014, 2015
Tabel 1.2 Jumlah Kunjungan di Instalasi Rawat Jalan RSUD Wangaya Kota
Tabel 1.3 Jumlah Kunjungan Pasien Instalasi Rawat Inap Tahun 2013 sampai 2015.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan teknik analisis tersebut telah disusun rencana strategis RSUD Wangaya Kota Denpasar untuk periode tahun 2016-2020 berbasis Balanced Scorecard yang berfokus pada

Metode perhitungan kebutuhan Sumber Daya Manusia berdasarkan beban kerja ( WISN ) adalah merupakan suatu metode perhitungan kebutuhan tenaga kesehatan berdasarkan

Dari uraian singkat di atas dapat diambil kesimpulan bahwa pengembangan sumber daya manusia adalah suatu proses perencanaan pendidikan, pelatihan dan pengelolaan tenaga atau

Analisis Pengendalian Persediaan Obat Antibiotik Pada Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Daerah Wangaya Kota

Menempatkan Sumber Daya Manusia (SDM) pada tempat yang tepat sesuai dengan kompetensinya merupakan salah satu hal terpenting bagi suatu Organisasi guna mencapai

Perencanaan kebutuhan SDM kesehatan berdasarkan metode analisis beban kerja kesehatan (ABK Kes) adalah suatu metode perhitungan kebutuhan sumber daya manusia

Berdasarkan pengamatan saat ini, kebutuhan akan ruang parkir di lahan yang telah disediakan oleh pihak rumah sakit tidak mencukupi, maka hal inilah yang melatar belakangi penulis untuk

Perencanaan Kebutuhan Pegawai Perencanaan kebutuhan pegawai ini bertujuan untuk memastikan bahwa departemen IT di PT Technology Putra memiliki sumber daya manusia yang dibutuhkan untuk