• Tidak ada hasil yang ditemukan

IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI (Studi Deskriptif Iklim Komunikasi Organisasi pada Club Motor Yamaha Mio Surabaya).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI (Studi Deskriptif Iklim Komunikasi Organisasi pada Club Motor Yamaha Mio Surabaya)."

Copied!
89
0
0

Teks penuh

(1)

IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI

(Studi Deskriptif Iklim Komunikasi Organisasi pada

Club Motor Yamaha Mio Surabaya)

PROPOSAL

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan

Memperoleh Gelar Sarjana Pada FISIP UPN ”Veteran” Jawa Timur

Disusun Oleh : Anton Syuhada

0543010240

YAYASAN KESEJAHTERAAN, PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

(2)

IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI

(Studi Deskriptif Iklim Komunikasi Organisasi pada

Club Motor Yamaha Mio Surabaya)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan

Memperoleh Gelar Sarjana Pada FISIP UPN ”Veteran” Jawa Timur

Disusun Oleh :

Anton Syuhada 0543010240

YAYASAN KESEJAHTERAAN, PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

(3)

IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI

(Studi Deskriptif Iklim Komunikasi Organisasi pada

Club Motor Yamaha Mio Surabaya)

SKRIPSI

Disusun Oleh : Anton Syuhada

0543010240

YAYASAN KESEJAHTERAAN, PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

(4)

Judul : IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI (Studi Deskriptif Iklim Komunikasi Organisasi pada Club Motor Yamaha Mio Surabaya)

Nama : Anton Syuhada NPM : 0543010240 Program Studi : Ilmu Komunikasi

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Telah disetujui untuk mengikuti Seminar Proposal

Menyetujui,

Pembimbing Utama

Dra. Dyva Claretta, MSi NIP. 3 6601 94 00251

Mengetahui

Ketua Program Studi Komunikasi

(5)

Judul : IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI (Studi Deskriptif Iklim Komunikasi Organisasi pada Club Motor Yamaha Mio Surabaya)

Nama : Anton Syuhada

NPM : 0543010240

Program Studi : Ilmu Komunikasi

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Telah diuji dan diseminarkan pada tanggal 23 Agustus 2010

Pembimbing Utama 1. Penguji I

Dra. Dyva Claretta, MSi Dra. Dyva Claretta, MSi NIP. 3 6601 94 00251 NIP. 3 6601 94 00251

2. Penguji II

Dra. Herlina Suksmawati, MSi NIP. 1964 1225 1993 09 2001

3. Penguji III

Drs. Kusnarto, MSi

NIP. 1958 0801 1984 02 2001

Mengetahui

Ketua Program Studi Komunikasi

(6)

Judul : IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI (Studi Deskriptif Iklim Komunikasi Organisasi pada Club Motor Yamaha Mio Surabaya)

Nama : Anton Syuhada

NPM : 0543010240

Program Studi : Ilmu Komunikasi

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Telah disetujui untuk mengikuti Ujian Skripsi

Menyetujui,

Pembimbing

Dra. Dyva Claretta, MS NIP. 3 6601 94 00251

Mengetahui Dekan

(7)

IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI

(Studi Deskriptif Iklim Komunikasi Organisasi pada

Club Motor Yamaha Mio Surabaya)

Diajukan Oleh : Anton Syuhada

0543010240

Telah Dipertahankan Dihadapan dan Diterima oleh Tim Penguji Skripsi Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur Pada Tanggal 12 Nopember 2010

Menyetujui,

Pembimbing Utama Tim Penguji

1. Ketua

Dra. Dyva Claretta, MS Ir. Didiek Tranggono, MSi

NIP. 3 6601 94 00251 NIP. 1999581225199001001

2. Skretaris

Dra. Dyva Claretta, MS NIP. 3 6601 94 00251 3. Anggota

Drs. Kusnarto, MSi

NIP. 195808011984022001

Mengetahui Dekan

(8)

IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI

(Studi Deskriptif Iklim Komunikasi Organisasi pada

Club Motor Yamaha Mio Surabaya)

Diajukan Oleh : Anton Syuhada

0543010240

Telah Dipertahankan Dihadapan dan Diterima oleh Tim Penguji Skripsi Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur Pada Tanggal 12 Nopember 2010

Menyetujui,

Pembimbing Utama Tim Penguji

1. Ketua

Dra. Dyva Claretta, MS Ir. Didiek Tranggono, MSi

NIP. 3 6601 94 00251 NIP. 1999581225199001001

2. Skretaris

Dra. Dyva Claretta, MS NIP. 3 6601 94 00251 3. Anggota

Drs. Kusnarto, MSi

(9)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat, hidayah dan

karuniaNya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi dengan judul

“Iklim Komunikasi Organisasi (Study Deskripti Iklim Komunikasi Organisasi

pada Club Motor Yamaha Mio Surabaya)” dapat terselesaikan dengan baik.

Maka pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu

Dra. Dyva Claretta, MSi., selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan

waktunya untuk memberikan bimbingan, nasehat, pengarahan serta motivasi

kepada penulis.

Dan penulis juga banyak menerima bantuan dari berbagai pihak, baik itu

berupa moril, spiritual maupun materiil. Untuk itu penulis mengucapkan terima

kasih kepada :

1. Ibu Dra. Ec. Hj. Suparwati, Msi., Dekan Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

2. Bapak Juwito, S.Sos, M.Si Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas

Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”

Jawa Timur.

3. Dosen-dosen Program Studi Ilmu Komunikasi yang telah banyak memberikan

ilmu dan dorongan dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Orang tua ku, terima kasih atas doanya serta dorongannya baik berupa moril

maupun materiil.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, maka

kritik dan saran yang bersifat membangun sangatlah dibutuhkan guna

(10)

ii

memperbaiki kekurangan yang ada untuk melanjutkan tahap penelitian

selanjutnya. Akhir kata semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pembaca,

khususnya untuk teman-teman pada Program Studi Ilmu Komunikasi.

Surabaya, November 2010

Penulis

(11)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

ABSTRAKSI ... ix

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 6

1.3 Tujuan Penelitian ... 6

1.4 Manfaat Penelitian ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori ... 8

2.1.1 Komunikasi ... 8

2.1.2 Fungsi Komunikasi ... 9

2.1.3 Proses Komunikasi ... 10

2.1.4 Strategi Komunikasi ... 11

2.1.5 Pengaruh Komunikasi ... 13

2.1.6 Hambatan Komunikasi ... 14

2.1.7 Komunikasi Dalam Organisasi ... 20

(12)

2.1.7.1. Komunikasi ke Bawah ... 20

2.1.7.2. Komunikasi ke Atas ... 22

2.1.7.3. Komunikasi Horisontal ... 23

2.1.7.4. Komunikasi Diagonal ... 23

2.1.8 Komunikasi Interpersonal ... 24

2.1.9 Komunikasi Antarpersonal ... 25

2.1.10 Iklim Komunikasi Organisasi ... 27

2.2 Kerangka Berpikir ... 28

2.3 Hipotesis Pemikiran ... 28

BAB IIIMETODE PENELITIAN 3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 30

3.1.1 Iklim Komunikasi Organisasi ... 30

3.1.2 Pengukuran Variabel ... 31

3.2 Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ... 35

3.2.1 Populasi ... 35

3.2.2 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ... 35

3.3. Teknik Pengumpulan Data ... 35

3.4. Teknik Analisis Data ... 37

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Objek Penelitian ... 41

4.2. Penyajian Data ... 43

4.2.1.Identitas Responden ... 43

(13)

4.2.2.Pertanyaan Tentang Kepercayaan ... 45

4.2.3.Pertanyaan Tentang Pembuatan Keputusan Bersama .... 49

4.2.4.Pertanyaan Tentang Kejujuran ... 45

4.2.5.Pertanyaan Tentang Keterbukaan dalam Komunikasi ke Bawah ... 56

4.2.6.Pertanyaan Tentang Mendengarkan dalam Komunikasi ke Atas ... 59

4.2.7.Pertanyaan Tentang Perhatian pada Tujuan-Tujuan Berkinerja Tinggi ... 61

4.3. Hasil Pengujian dan Analisis ... 65

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ... 70

5.2. Saran ... 70

DAFTAR PUSTAKA ... 72

LAMPIRAN ... 73

(14)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1 : Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 43

Tabel 2 : Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 43

Tabel 3 : Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 44

Tabel 4 : Pertanyaan Tentang Kepercayaan ... 45

Tabel 5 : Pertanyaan Tentang Keyakinan ... 47

Tabel 6 : Pertanyaan Tentang Kredibilitas ... 48

Tabel 7 : Pertanyaan Tentang Keikutsertaan DalamPengambilan Keputusan ... 49

Tabel 8 : Pertanyaan Tentang Perhatian Manajemen Organisasi ... 50

Tabel 9 : Pertanyaan Tentang Tanggapan Manajemen Organisasi ... 51

Tabel 10 : Pertanyaan Tentang Penyelesaian Konflik ... 53

Tabel 11 : Pertanyaan Tentang Penyampaian Ide Dalam Kegiatan ... 54

Tabel 12 : Pertanyaan Tentang Penyampaian Ide Pada Manajemen ... 55

Tabel 13 : Pertanyaan Tentang Penyebaran Informasi ... 57

Tabel 14 : Pertanyaan Tentang Mengkomunikasikan Kebijakan ... 58

Tabel 15 : Pertanyaan Tentang Tanggapan Pihak Manajemen ... 59

Tabel 16 : Pertanyaan Tentang Penerimaan Pihak Manajemen ... 60

Tabel 17 : Pertanyaan Tentang Komitmen Dalam Pencapaian Tujuan ... 62

Tabel 18 : Pertanyaan Tentang Komitmen Dalam Menghasilkan Suasana Nyaman ... 63

Tabel 19 : Pertanyaan Tentang Komitmen Dalam Menghasilkan Keakraban ... 64

(15)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.1. Kerangka Berpikir Iklim Organisasi Pada Mio Association

Surabaya (MAS) ... 29

Gambar 4.1. Struktur Organisasi Club Motor Yamaha Mio Surabaya .... 42

(16)

viii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Kuesioner ... 72

Lampiran 2 Data Rekapitulasi Jawaban Responden ... 79

Lampiran 3 Frekuensi Tabel ... 86

(17)

ABSTRAKSI

Anton Syuhada, IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI (Studi Deskriptif Iklim Komunikasi Organisasi pada Club Motor Yamaha Mio Surabaya).

Keberadaan iklim komunikasi sangatlah penting, karena iklim organisasi dapat mempengaruhi cara hidup anggotanya, kepada siapa berbicara, siapa yang disukai, bagaimana kegiatan cara kerjanya, bagaimana perkembangannya, apa yang ingin dicapai dan bagimana cara beradaptasi. Banyak peeliti yang berpendapat bahwa iklim organisasi jauh lebih penting daripada keterampilan atau teknik-teknik komunikasi semata-matadalam menciptakan suatu organisasi yang efektif.

Landasan teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori Iklim komunikasi organisasi yang merupakan situasi dalam lingkungan kerja disuatu organisasi secara keseluruhan. Perusahaan yang memiliki iklim komuniksi organisasi yang baik dapat digunakan sebagai indikasi bahwa perusahaan tersebut memiliki citra yang baik.

Metode analisis data dalam penelitian ini dengan mengukur nilai-nilai indikator iklim komunikasi kerja dalam organisasi, penulis menggunakan rumus milik R. Wayne Pace. Sampel dalam penelitian ini adalah para anggota MAS (Mio Association Surabaya). Teknik penarikan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik likert.

Berdasarkan hasil perhitungan yang telah dilakukan pada beberapa variabel iklim komunikasi diatas, yang diperoleh Nilai Iklim Komposit sebesar 0,6198. Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa iklim komunikasi pada club MAR’S (Mione Arek Suroboyo) berada pada keofisien yang nilainya kurang dari 0,79, sehingga dapat dikatakan club MAR’S (Mione Arek Suroboyo) memiliki iklim organisasi yang negatif.

Kesimpulan yang diperoleh adalah bahwa tingkat pengetahuan sebagian besar Berdasarkan pada bab sebelumnya diperoleh hasil bahwa Nilai Iklim Komposit sebesar 0,6198. Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa iklim komunikasi pada club MAR’S (Mione Arek Suroboyo) berada pada keofisien yang nilainya kurang dari 0,79, sehingga dapat dikatakan club MAR’S (Mione Arek Suroboyo) memiliki iklim organisasi yang negatif. Yang berarti iklim komunikasi yang terjadi di club motor Yamaha Mio Surabaya kurang berjalan dengan baik. Hal tersebut disebabkan karena permasalahan yang ada di dalam club motor Yamaha Mio Surabaya, terutama kurangnya komunikasi yang terjalin dengan baik antara para pengurus club dengan para anggotanya.

(18)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang Masalah

Setiap organisasi selalu ingin terus mengembangkan organisasinya, untuk selalu dapat mengembangkan organisasi tentu harus dapat meningkatkan komunikasi di dalam organisasinya dengan cara mengeluarkan semua ide yang ada pada dirinya untuk kemajuan organisasi. Organisasi adalah sebuah sistem sosial yang kompleksitasnya jelas terlihat melalui jenis, peringkat, bentuk dan jumlah interaksi yang berlaku. Proses dalam organisasi adalah salah satu faktor penentu dalam mencapai organisasi yang efektif. Salah satu proses yang akan selalu terjadi dalam organisasi apapun adalah proses komunikasi. Melalui organisasi terjadi pertukaran informasi, gagasan, dan pengalaman. Mengingat perannya yang penting dalam menunjang kelancaran organisasi, maka perhtaian yang cukup perlu dicurahakan untuk mengelola komunikasi dalam organisasi. Proses komunikasi yang begitu dinamik dapat menimbulkan berbagai maslah yang mempengaruhi pencapain sebuah organisasi terutama dengan timbulnya salah paham dan konflik.

Permasalahan itu bisa terjadi antara anggota dengan anggota dalam sebuah organisasi, bisa juga ketua dari organisasi memiliki suatu permasalahan dengan anggota organisasi. Dengan adanya masalah seperti ini akan menimbulkan kesulitan dalam kemajuan dan perkembangan organisasi. Karena suatu organisasi yang baik bisa terwujud apabila ada komunikasi yang baik. Permasalahan di dalam organisasi juga bisa terjadi dikarenakan adanya perbedaan pendapat antar anggota satu dengan yang lain. Dan apabila terjadi

(19)

2

suatu permasalahan di dalam organisasi maka peran ketua organisasi sangat dibutuhkan untuk meluruskan permasalahan yang sedang terjadi, dan para anggota organisasi pun tidak boleh egois mereka harus bersedia untuk diatur oleh ketua demi kemajuan dan perkembangan organisasi.

Dari permasalahan yang terjadi di sebuah organisasi dapat menjadi indikasi bagaimana kondisi lingkungan organisasi yang tidak harmonis melibatkan anggota dan ketua dalam organisasi yang nantinya dapat mempengaruhi kemajuan dan perkembangan dari organisasi itu sendiri. Karena memang komunikasi merupakan faktor paling penting dalam proses perkembangan dan kemajuan suatu organisasi. Komunikasi merupakan salah satu pengetahuan terpenting dalam masyarakat. Komunikasi dapat menghasilkan sebuah informasi, karena informasi ini dapat menyajikan fakta, mengembangkan perasaan, dan dengan berkomunikasi bisa terjadi tukar pikiran antar anggota dan ketua. Hendaknya ketua dan petinggi lainnya dalam suatu organisasi bisa memberikan informasi yang akurat kepada para anggota sebuah organisasi dalam mendukung kemajuan dan perkembangannya. Dan sebuah informasi bisa juga memberikan solusi jika antar anggota mengalami suatu masalah, karena memang pengetahuan yang dimiliki anggota dapat mempengaruhi sikap individu terhadap suatu permasalahan tertentu dan faktor penting dalam kehidupan organisasi.

(20)

3

Diantara kedua belah pihak harus ada two-way-communications atau komunikasi dua arah aatau komunikasi timbal balik, untuk itu diperlukan adanya kerja sama yang diharapkan untuk mencapai cita-cita, baik cita-cita pribadi, maupun kelompok, untuk mencapai tujuan suatu organisasi.

Dalam hal komunikasi yang terjadi antara anggota dalam suatu organisasi, kompensasi komunikasi yang baik akan mampu memperoleh dan mengembangkan tugas yang diembannya, sehngga tingkat kinerja suatu organisasi menjadi makin baik. Dan sebaliknya, apabila terjadi komunikasi yang buruk akibat tidak terjalinnya hubungan yang baik, sikap yang otoriter atau acuh, perbedaan pendapat atau konflik yang berkepanjangan, dan sebagainya, dapat berdampak pada hasil kerja yang tidak maksimal.(Husnan, 2002:241).

Keberadaan iklim komunikasi sangatlah penting, karena iklim organisasi dapat mempengaruhi cara hidup anggotanya, kepada siapa berbicara, siapa yang disukai, bagaimana kegiatan cara kerjanya, bagaimana perkembangannya, apa yang ingin dicapai dan bagimana cara beradaptasi. Banyak peeliti yang berpendapat bahwa iklim organisasi jauh lebih penting daripada keterampilan atau teknik-teknik komunikasi semata-matadalam menciptakan suatu organisasi yang efektif (Pace dan Faules, 2001:148).

(21)

4

terdiri dari berbagai macam organisasi pecinta motor Yamaha Mio namun selama ini komunikasi yang terjalin antara pengurus organisasi Yamaha Mio Jawa Timur dengan ketua-ketua organisasi atau club pecinta motor Yamaha Mio di daerah-daerah cukup terjalin dengan baik hal tersebut dapat dibuktikan dengan keikutsertaan seluruh pengurus organisasi club motor Yamaha Mio di seluruh Jawa Timur. Salah satu komunikasi yang terjalin dengan baik yaitu antara pengurus club motor Yamaha Mio Jawa Timur dengan club pecinta motor Yamaha Mio yang berada di Surabaya. Club motor Yamaha Mio di Surabaya merupakan salah satu bagian dari Club Yamaha Mio Jawa Timur yang cukup maju jika dibandingkan dengan Club Yamaha Mio lainnya yang berada di Jawa Timur. Anggota club sebagai tonggak utama organisasi, dituntut memiliki pengetahuan yang cukup baik dan mampu berkomunikasi dengan baik sesama anggota. Dengan komunikasi yang lancar maka iklim komunikasi yang ada dalam organisasi tersebut juga baik, sehingga mampu mempererat hubungan antar anggota.

Namun pada kenyataanya dari hasil pengamatan peneliti diketahui bahwa iklim komunikasi yang terjadi di club motor Yamaha Mio Surabaya kurang berjalan denga baika. Hal tersebut dapat diketahui dengan berbagai permasalahan yang ada di dalam club motor Yamaha Mio Surabaya. Hal ini dikarenakan kurangnya komunikasi yang terjalin dengan baik antara ketua club dengan para anggotanya, hal tersebut dapat diketahui dari kurangnya

(22)

5

dapat menyelesaikan masalah tersebut sehingga masalah tersebut tidak ada titik temunya dan berlarut-larut karena tidak adanya jalinan komunikasi yang baik antara para anggota dengan ketua dan pengurus anggota. Dampak dari masalah tersebut menyebabkan munculnya perpecahan antar anggota di dalam club motor Yamaha Mio tersebut. Dengan adanya perpecahan tersebut, berbagai informasi penting yang menyangkut kelangsungan organisasional dari club tersebut menjadi terganggu karena masing-masing anggota club cenderung individual dan tidak lagi menurut kepada petunjuk ataupun informasi dari pimpinannya sehingga tidak memberitahukan informasi yang didapat kepada rekan-rekannya sesama anggota club. Dampak paling nyata dari hal tersebut adalah banyak anggota club yang terpecah-pecah dan keluar dari club untuk membuat club baru di luar club motor Yamaha Mio yang resmi.

(23)

6

Proses-proses interaksi yang terlibat dalam perkembangan iklim komunikasi organisasi juga memberi andil pada beberapa pengaruh penting dalam restrukturisasi, reorganisasi, dan dalam menghidupkan kembali unsur-unsur dasar organisasi. Iklim komunikasi yang kuat dan positif seringkali menghasilkan praktik-praktik pengelolaan dan pedoman organisasi yang lebih mendukung.

Keharmonisan hubungan dalam suatu organisasi merupakan hal yang penting bagi kealncaran pelaksanaan tugas. Hubungan yang harmonis dalam suatu organisasi dapat dicapai apabila terjalin suatu komunikasi yang baik antara karyawan dengan atasan maupun dengan sesama rekan kerja. Komunikasi yang terjalin baik akan mempererat hubungan antara karywan dengan atasan atau dengan sesama rekan kerja.

Berdasarkan latar belakang permasalahan yang terjadi dalam club motor yamaha Mio tersebut serta ditunjang pentingnya penelitian tentang iklim komunikasi dalam sebuah organisasi, maka dalam penelitian ini penulis akan mencoba untuk melakukan penelitian dengan judul ”Iklim Komunikasi Organisasi di Club Motor Yamaha Mio Surabaya”.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikandi atas, maka rumusan masalah dlam penelitian ini adalah “Bagaimanakah iklim komunikasi organisasi Club Motor Yamaha Mio Surabaya?”

1.3. Tujuan Penelitian

(24)

7

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Manfaat Teoritis

Penelitian diharapkan dapat memberikan ciri ilmiah pada sebuah penelitian dengan mengaplikasikan teori-teori, khususnya teori-teori komunikasi tentang proses komunikasi dan dampaknya terhadap iklim organisasi.

2. Manfaat Praktis

(25)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori 2.1.1. Komunikasi

Secara etimologis atau menurut asal katanya, istilah komunikasi

bersasal dari bahasa Latin, yaitu communication, yang akar katanya adalah

communis, tetapi bukan partai komunis dalam kegiatan politik. Arti

communis di sini adalah sama, dalam arti kata sama makna, yaitu sama

makna mengnai suatu hal (Djamarah, 2004:11).

Jadi, komunikasi berlangsung bila antara orang-orang yang

terlibat terdapat kesamaan makna mengnai sutu hal yang

dikomunikasikan. Disini pengetian diperlukan agar komunikasi dapat

berlangsung, sehingga hubungan mereka itu bersifat komunikatif.

Sebaliknya, jika tidak ada pengertian, komuniksi tidak berlangsung,

hubungan antara orang-orang itu kitakan tidak komunikatif.

Secara terminologi, komunikasi berarti proses penyampaian suatu

pernyataan boleh kepada orang lain. Dari pengertian ini jelas bahwa

komunikasi melibatkan sejumlah orang, dimana seseorang menyatakan

sesuatu kepada orang lain. Komuniksi dalam konteks ini dinamakan

komunikasi atau disebutkan juga kemasyarakatan. Komunikasi jenis ini

hanya dapat berlangsung di tengah masyarakat. Kecuali komuniksi

(26)

berlangsung. Meski dia adalah manusia, tetapi bila hidup seorang diri,

tidak bermasyarakat, maka tidak ada komunikasi, karena dia tidak

berbicara dengan siapapun.

Dalam pengertian pragmatis, komunikasi mengandung tujuan

tertentu; ada yang dilakukan secara lisan, tatap muka, atau via media

massa maupun media nonmassa, misalnya surat, telepon dan sebagainya.

Jadi, komunikasi dalam pengertian pragmatis bersifat intensional,

mengandung tujuan tertentu, yang diawali dengan suatu perencanaan.

Entah komunikasi itu dengan maksud untuk memberi tahu, mengubah

sikap, pendapat atau perilaku orang lain. Jadi, dalam perspektif pragmatis,

“komunikasi adalah proses penyempaian suatu pesan oleh seseorang

kepada orang lain untuk memberi tahu atau untuk mengubah sikap,

pendapat, atau perilaku, baik langsung secara lisan, maupun tak langsung

melalui media”

2.1.2. Fungsi Komunikasi

Fungsi komunikasi sebagai komuniksi sosial setidaknya

mengyisyaratkan bahwa komunikasi itu penting untuk membangun konsep

diri kita, aktualisasi diri, untuk kelangsungan hidup, untuk memperolah

kebahagiaan, terhindar dari tekanan dan ketegangan, antara lain lewat

komunikasi yang bersifat menghibur, dan memupuk hubungan dengan

orang lain. Melalui komunikasi kita berkerjasama dengan anggota

masyarakat (keluarga, kelompok belajar, perguruan tinggi, RT, RW, desa,

(27)

Orang yang tidak pernah berkomunikasi dengan manusia, bisa

dipartikan akan “tersesat”, karena ia tidak berkesempatan menata dirinya

dalam suatu lingkungan sosial (Mulyana, 2001:5). Komuniksilah yang

memungkinkan individu membangun suatu kerangka rujukan dan

menggunakannya sebagai panduan untuk menafsirkan situasi apapun yang

ia hadapi. Komunikasi pula yang memungkinkannya mempelajari dn

menerapkan strategi-strategi adaptif untuk mengatasi situasi-situasi

problematik yang ia masuki. Tanpa melibatkan diri dalam komunikasi,

seseorang tidak akan tahu bagaimana makan, minum, berbicara sebagai

manusia dan memperlakukan manusia lain secara beradab, karena

cara-cara berperilaku tersebut harus dipelajari lewat pengasuhan keluarga dan

pergaulan dengan orang lain yang intinya adalah komunikasi.

2.1.3. Proses Komunikasi

Dalam menyusun suatu strategi komuniksi untuk dioperasikan

dengan taktik-taktik komunikasi sebagai penjabaran, pertama-tama ia

harus menghayati proses komunikasi yang akan ia lancarkan. Dalam

proses komunikasi harus berlangsung secara “berputar”, tidak “melurus”;

ini berarti identik sebagai ekspresi dari panduan dan peristiwa yang

kemudian berbentuk pesan, setelah sampai kepada komunikan, harus

diusahakan agar efek komunikasinya dalam bentuk tanggapan harus

menjadi umpan balik. Dengan kata lain perkataan komunikator harus tahu

efek atau akibat dari komunikasi yang dilancarkannyaitu; apakah positif

(28)

komunikasinya itu positif, maka pola komunikasi yang sama dapat

dipergunakan lagi untuk pesan lain yang harus dikomunikasikan, bila

ternyata negatif, pada gilirannya harus diteliti faktor-faktor penghambat

yang menyebabkan kegagalan komunikasinya itu (Effendy, 2003:310).

2.1.4. Strategi Komunikasi

Strategi komunikasi merupakan paduan dari perencanaan

komunikasi dan manajemen komunikasi untuk mencapai suatu tujuan.

Untuk mencapai tujuan tersebut strategi komunikasi harus dapat

menunjukkan bagaimana operasionalnya secara taktis dilakukan, dalam

arti bahwa pendekatan bisa berbeda sewaktu-waktu tergantung dari situasi

dan kondisi (Effendy, 2003:3).

Strategi komuniksi sangat penting dalam komunikasi, karena

berhasil tidaknya kegiatan komunikasi secara efektif banyak ditentukan

oleh strategi komunikasi. Dilain pihak, tanpa strategi komunikasi, media

massa yagn semakin modern kini banyak dipergunakan, karena mudahnya

diperoleh dan relatif mudahnya dioperasionalkan, bukan tidak mungkin

akan menimbulkan pengaruh negatif (Effendy, 2003:299)

Apakah tujuan sentral strategi komunikasi menurut R. Wayne Pace,

et al dalam Effendy (2005:32), menyatakan bahwa tujuan sentral kegiatan

komunikasi terdiri atas tiga tujuan utama, yaitu:

To secure understansing, yaitu memastikan bahwa komunikasi

(29)

menerima, maka penerimaannya itu harus dibina (to estabilish

acceptance), pada akhirnya kegiatan dimotivasikan (to motivate action).

Untuk memastikan bahwa komunikan mengerti pesan yang

diterimanya. Andarikata ia sudah mengerti dan menerima, maka

penerimaannya itu harus dibina (to estabish ecceptance). Pada akhirnya

kegiatan dimotivasi (to motivate action). Strategi komunikasi sudah tentu

bersifat makro yang dalam prosesnya berlangsung secara vertikal

piramidal.

Akan tetapi, bagaimanapun memang ada baiknya apabila tujuan

kemunikasi itu dinyatakan secara tegas-tegas sebelum komunikasi

dilancarkan. Sebab ini menyangkut khalayak sasaran (target audience)

yang dalam strategi komunikasi secara makro perlu dibagi-bagi menjadi

kelompok saaran (target groups). Peliknya masalah target audience dan

target groups ini ialah karena berkaitan dengan aspek-aspek sosiologis,

psikologis, dan antropologis, mungkin pula politis dan ekonomis

(Effendy, 2005:33).

Dengan demikian, orang yang menyampaikan pesan, yaitu

komunikator, ikut menentukan berhasilnya komunikasi. Dalam hubungan

ini faktor soruce credibility komunikator memegang peranan yang sangat

penting. Istilah kredibilitas ini adalah istilah yang menunjukkan nilai

(30)

2.1.5. Pengaruh Komunikasi

Teknologi elektronik yang semakin maju telah menyebabkan dunia

semin kecil. Pesan komunikasi (communication message) yang dahulu

tidak mungkin disampikan pad suatu tempat, dengan radio atau televisi

melalui satelit palapa sekarang dapat sampai bukan dalma ukuran hari, jam

atau menit, melainkan detik.

Kita terpukau oleh produk revolusi elektronik itu; lupa bahwa ia

sebagai sarana hiburan, penerangan, dan pendidikan menimbulkan

pengaruh positif. Tetapi kalau kurang keterampilan, pengetahuan dan

kewaspadaan pihak yang menanganinya, pengaruhnya yang negatif juga

tidak kecil.

Program film seri yang disajikan TVRI tiap malam merupakan

salah satu contoh. Orang kini tak perlu lagi susah-sudah keluar rumah

untuk menonton film di gedung bioskop. Film dengan ceritera mulai dari

yang menampilkan ciuman sampai dor-doran sekarang datang di rumah.

Anak-anak yang biasanya dicegat di pintu gedung bioskop, dan

orang-orang tertentu seperti umpamanya bapak-bapak Haji yang biasanya malu

untuk antri karcis bioskop, kini bebas menonton dirumahnya

masing-masing, mulai dari film sadir sampai erotis.

Diwasa ini trailer-trailer film dari film Indonesia yang akan

(31)

notabene menyajikan adegan ranjang, pertengkaran suami-istri,

perkelahian, kebut-kebutan, club malam, kemewahan dan sebagainya yang

bertentangan dengan nilai-nilai moral Indonesia yang dianjurkan

dipertunjukkan di layar televisi. Bahak oleh satelit palapa kini film-film

yang mengandung kisah-kisah seperti itu diperluas sampai ke seluruh

Indonesia.

Dalam hubungannya dengan modernisasi, baik komunikasi massa

(mass communication), komunikasi kelompok (group communication),

maupun komunikasi antarperseonal (interpersonal communication), akan

merupakan sarana efektif untuk menyajikan contoh, persuasi, penerangan,

dan pendidikan. Itupun kalalu dilakukan dengan planning dan

programming secara integral menyeluruh berdasarkan metode-metode

ilmiah, dan apabila pihak pengelolanya dilengkapi dengan knowledge dan

knowhow. Jika tidak demikian, media massa bukannya functional

melainkan, disfuntional. Modernisasi bukannya konstruktif, melainkan

destruktif, lebih jauh lagi akibatnya akan mengancam kelestarian bangsa

(Effendy, 2004:45)

2.1.6. Hambatan Komunikasi

Tidaklah mudah untuk melakukan komunikasi secara efektif.

Bahkan beberapa ahli komunikasi menyatakan bahwa tidak mengkinlah

seseorang melakukan komunikasi yang sebesar-besarnya efektif. Ada

(32)

beberapa hambatan komuniksi yang harus menjadi perhatian bagi

komunikator kalau ingin komunikasinya sukses.

1. Gangguan

Ada dua jenis ganngguan terhadap jalannya komunikasi yang

menurut sifatnya dapat diklarifikasikan sebagi gangguan mekanik dan

gangguan semantik

a. Gangguan mekanik (mechanical, channel noise)

Yang dimaksud dengan gangguan mekanik ialah

gangguan yang disebabkan saluran komunikasi atau kegaduhan

yang bersifat fisik.

Sebagai contoh, ialah gangguan suara ganda (interferensi)

pada pesawat radio disebabkan dua pemancar yang berdempetan

gelombangnya, gambar meliuk-liuk atau berubah-ubah pada layar

televisi, atau huruf yang tidak jelas, jalur huruf yang hilang atau

berbalik, atau halaman yang sobek pada surat kabar.

Termasuk gangguna mekanik pula adalah bunyi mengaung

pada pengeras suara atau riuh hadirin atau bunyi kendaraan lewat

ketika seseorang berpidato dalam suatu pertemuan.

b. Gangguan semantik (semantic noise)

Gangguan jenis ini bersangkutan dengan pesan komunikasi

yang pengertiannya menjadi rusak. Gangguan semantik tersaring

ke dalam pesan melalui penggunaan bahasa. Lebih banyak

(33)

terdapat pada komunikator, akan lebih banyak gangguan semantik

dalam pesannya. Gangguan semantik terjadi dalam salah

pengertian.

Pada hakikatnya orang-orang yang terlibat dalam

komuniksi menginterpretasikan bahasa yang menyalurkan suatu

pesan dengan barbagai cara; karen itu mereka mempunyai

pengertian yang berbeda. Seorang komunikasi mungkin menerima

suatu pesan denan jelas sekai, baik secara mekanik maupun

secara phonetik, secara fisik berlaku dengan keras dan jelas,

tetapi disebabkan kesukaran pengertian (gangguan semantik)

komunikasi menjadi gagal.

Semantik adalah pengetahuan mengenai pengetian

kata-kata yang sebenarnya atau perubahan pengertian kata-kata-kata-kata.

Lambang kata yang sama mempunyai pengertian yang berbeda

untuk orang-orang yang berlainan. Ini disebabkan dua jenis

pengertian mengenai kata-kata, ada yang mempunyai pengertian

denotatif dan ada yang mempunyai pengertian konotatif.

Pengertian denotatif (denotatif meaning) adalah pengertian

suatu perkataan yang lazim terdapat dalam kamus yang

secara umum diterima oleh orang-orang dengan bahasa dan

(34)

Pengertian konotatif (conotative meaning) adalah

pengertian yang bersifat emosional latar belakang dan pengalaman

seseorang.

Sebagai contoh secara denotatif semua orang akan setuju,

bahawa anjing adalah binatang berbulu, berkaki empat, secar

kontatif, banyak orang menganggap anjing sebagai binatang

piaraan yang setia, bersahabat, dan panjang ingatan. Tetapi untuk

orang-orang lainnya, perkataan anjing mengkonotasikan binatang

yang menakutkan dan berbahaya.

Pekataan demokrasi secar konotatif untuk bangsa

Amerika lain dengan bangsa Rusia, lain pula dengan bangsa

Indonesia dan banyak contoh lain. Karena itu bahasa

merupakan komponen penting dalam komuniksi, sebab dengan

adanya faktor konotasi tersebut komunikasi bisa gagal.

2. Kepentingan

Internet atau kepentingan akan membuat seseorang selektif

dalam menanggapi atau menghayati suatu pesan. Orang hanya akan

memperhatikan perangsang yang ada hubungannya dengan

kepentingannya. Apabila kita tersesat dalam hutan dan beberapa hari

tak menemui makanan sedikitpun, maka kita akan lebih

memperhatikan perangsang-perangsang yang mungkin dapat

dimakan daripada lain-lainnya. Andaikata dalam situasi demikian kita

(35)

pastilah kita akan memilih makanan. Kepentingan bukan hanya

mempengaruhi perhatian kita saja tetapi juga menentukan daya

tanggap, perasaan, pikiran dan tingkah laku kita, merupakan sifat

reaktif terhadap segala perangksang yagn tidak bersesuaian atau

bertentangan dengan suatu kepentingan.

Setiap peraturan yang dikeluarkan, apakah itu mengenai

perburuhan, perkawinan, kurikulum baru, dan sebagainya ada juga

yang merasa dirugikan. Pihak yang berkepentingan biasanya tidak

mengajukan tanggapan denga alasan yang sungguh-sungguh, tetapi

seringkali mengetengahkan argumentasi dan alasan tersembunyi

(disguised argumentation and reasons).

3. Motivasi Terpendam

Motivation atau motivasi akan mendorong seseorang berbuat

sesuatu yang sesuai dengan keinginan, kebutuhan dan kekurangannya.

Keinginan, kebutuhan dan kekurangan seseorang berbeda

dengan orang lainnya, dari waktu ke waktu dan dari tempat ke tempat,

sehingga karenanya motivasi itu berbeda dalam intensitasnya.

Demikian pula intensitas tanggapan sseorang terhadap suatu

komunikasi.

Semakin sesuai komunikasi dengan motivasi seseorang

semaikn besar kemungkinan komunikasi itu dapat diterima dengan

baik oleh pihak yang bersangkutan. Sebaliknya, komunikan akan

(36)

Dalam pada itu sering kali pula terjadi seorang komunikator tertipu

oleh tanggapan komunikan yang seolah-olah tampaknya khusus

(attentive) menanggapinya, sungguhpun pesan komunikasi tak

bersesuaian dengan motivasinya. Tanggpan semu dari komunikan itu

tentunya mempunyai motivasi terpendam. Mungkin sekali seorang

pegawai seolah-olah menanggapi komunikasi dari atasannya secara

attentive, kendatipun ada yang tak disetujuinya. Hal itu mungkin sekali

dilakukan karena si pegawai itu berkeinginan baik pangkat, ingin

menyenangkan hati atasannya, dan lain sebagainya.

4. Prasangka

Prejudice atau prasangka merupakan salah satu rintangan atau

hambatan berat bagi suatu kegiatan komunikasi oleh karena orang

yang mempunyai prasangka belum apa-apa sudah bersikap curiga dan

menentang komunikator yang hendak melancarkan komunikasi. Dalam

prasangka, emosi memaksa kita untuk menarik kesimpulan atas dasar

syakwasangka tanpa menggunakan pikiran yagn rasional. Emosi

seringkali membutakan pikiran dan pandangan kita terhadap fakta

yang nyata bagaimanapun, oleh karena sekali prasangka itu sudah

mencekam, maka seseorang tak akan dapat berpikir secara objektifpun

akan dinilai negatif. Prasangka bukan saja dapat terjadi terhadap suatu

(37)

pendirian politik, kelompok, pendek kata suatu perangsang yang dalam

pengalaman pernah memberi kesan yang tidak enak.

2.1.7. Komunikasi Dalam Organisasi 2.1.7.1. Komunikasi Ke Bawah

Komunikasi ke bawah dalam suatu organisasi berarti ia

mengalir dari wewenang yang lebih tinggi ke wewenang yang lebih

rendah. Atau komuniksi yang mengalir dari orang pada jenjang

hirarki yang lebih tinggi ke jenjang yang lebih rendah. Bentuk

yang paling umu m adalah instruksi, memo resmi, pernyataan

tentang kebijakan perusahaan, prosedur, pedoman kerja, dan

pengumuman perusahaan. Dalam banyak organisasi, komunikasi

ke bawah sering kali kurang tepat dan kurang teliti. Hal ini terihat

dari pernyataan yang sering terdengar diantara para anggota

organisasi, bahwa mereka kurang me mahani apa yang sebenarnya

terjadi (Arifin dkk, 2003)

Menurut Katz dan Kahn dalam Arifin dkk (2003), komunikasi ke

bawah mempunyai lima tujuan pokok, yaitu:

a. Memberi pengarahan atau instruksi kerja.

b. Memberi informasi mengapa suatu pekerjaan harus dilaksanakan.

(38)

d. Memberi umpan balik pelaksanaan kerja kepada para karyawan

e. Menyajikan inforamsi mengenai aspek ideologi yang dapat

membantu organisasi menanamkan pengertian tentang tujuan yang

ingin dicapai.

Namun disatu sisi, komunikasi ke bawah juga mengandung

kelemahan, yaitu kemungkinan terjadinya penyaringan atau sensor

informasi penting sebelum disampaikan kepada para bawahan.

Artinya, informasi yan diterima bawahan tidak seperti aslinya.

Hal seperti ini seringkali menimbulkan konflik di dalam organisasi.

Oleh karena adanya kemungkinan seperti itu, maka pimpinan perlu

me mperhatikan cara-cara penyampaian pesan yang efektif. Davis

(1985) dalam buku Arifin dkk (2003) memberikan saran-saran dalam hal

itu sebagai berikut:

1) Pimpinan hendaklah sanggup memberikan inforamsi kepada

karyawan apabila dibutuhkan mereka. Jika pimpinan tidak

mempunyai inforamsi yang dibutuhkan mereka dan perlu

mengatakan terus terang dn berjanji akan mencarikannya.

2) Pimpinan hendaklah membagi informasi yang dibutuhkan oleh

karyawan.

3) Pimpinan mengembangkan suatu perencanaan komunikasi,

sehingga karyawan dpat mengetahui informasi yang dapat

(39)

4) Berusaha membentuk kepercayaan diantara pengirim dan penerima

pesan.

2.1.7.2. Komunikasi ke Atas

Kebutuhan akan komuniksi ke bawah sama banyak dengan

jumlah komunikasi ke atas. Pada situasi tertentu, komunikator

berada dalam jenjang yang lebih rendah dalam organisasi dari pada

penerima. Komunikasi ke atas yang efektif sulit untuk tercapai,

terutama dalam organisasi besar. Alat komunikasi ke atas yang

sering digunakan secara luas terdiri dari kotak saran, rapat

kelompok, laporan kepada penyelia, dan prosedur permohonan atau

keluhan. Jika hal ini tidak ada maka orang akan mencari suatu cara

apapun juga untuk menyesuaikan diri dengan saluran komunikasi ke atas

yan tidak ada. Saluran komunikasi ke atas yang efektif penting karena

saluran itu me mberikan kesempatan bagi pegawai untuk

berbicara (Arifin dkk, 2003).

Komunikasi ke atas cenderung bergerak lamban. Bentuk

komunikasi ini biasanya tersendat-sendat dan tersaing. Setiap

jenjang pimpinan enggan meneruskan masalah ke atas karena hal

itu dapat dipandang sebagai pengakuan kegagalan. Oleh karena itu setiap

jenjang menunda komunikasi dalam upaya memutuskan cara

pemecahannya. Pesan tersebut mungkin disaring agar pimpinan yang

lebih tinggi hanya menerima sebgian dari informasi itu. Para

(40)

hal-hal yang menurut mereka ingin didengar atasan. Jadi, setiap

bawahan memiliki alasan untuk me milih, manafsirkan, dan

berbagai tindakan penyaringan informasi lainnya.

2.1.7.3. Komunikasi Horisontal

Tersedianya arus komunikasi horisontal sering kali dilupakan

dalam sebuah design organisasi. Jika departemen pemasaran

berkomunikasi dengan departemen personalia dalam suatau

organisasi, maka komunikasi itu disebut komunikasi horisontal.

Komunikasi horisontal sangat penting bagi koordinasi dan integrasi

dari beraneka ragam fungsi keorganisasian, misalnya antara bagian

produksi dan penjualan dalam organisasi bisnis. Komunikasi dari

teman sejawat ke teman sejawat sering kali diperlukan untuk

mengadakan koordinasi dan dapat juga memberikan kepuasan

terhadap kebutuhan sosial (Arifin dkk, 2003)

2.1.7.4. Komunikasi Diagonal

Jenis komunikasi ini jarang sekali duipergunakan, namun

komuniksi diagonal adalah penting dalam keadaan dimana para

anggota tidak dapat berkomunikasi secara efektif lewat jalur lain.

Misalnya, seorang pengawas keuangan dari sebuah organisasi

besar mungkin ingin menyusun analisa biaya distribusi. Sebagian

(41)

khusus langsung kepada pengawas keuangan, dan tidak melewati

jalur tradisional dalam departemen pemasaran (Arifin dkk, 2003)

2.1.8. Komunikasi Interpersonal

Komunikasi dengan kenalan, teman, sahabat, pacar, satu lawan

satu, disebut komunikasi antarpersonal (interpersonal

communication). Komunikasi interpersonal adalah “interaksi tatap

muka antar dua atau beberapa orang, dimana pengirim dapat

menyampaikan pesan secara langsung, dan penerima pesan dapat

menerima dan menaggapi secara langsung pula. “Kebanyakan

komunikasi interpersonal berbentuk verval disertai

ungkapan-ungkapan nonverbal dan dilakukan secaara lisan. Cara tertulis diambil

sejauh diperlukan, misalnya dalam bentuk me mo, surat atau catatan

(Hardjana, 2003:85)

Komunikasi interpesonal dengan masing-masing orang

berbeda tingkat kedalaman komunikasinya, tingkat intensifnya, dan

tingkat ekstnesifnya. Komunikasi interpersonal antara dua orang

kenalan tentu berbeda dari komunikasi interpersonal antar sahabat

atau pacar. berkat komuniksi itu mereka yang telibat dapat

semakin mengenal. Karena itu juga komunikasi interpersonal,

seorang kenalan pada akhirnya dapat menjadi sahabat.

Komunikasi interpersonal merupakan kegiatan yang dinamis.

Dengan tetap me mperhatikan kedinamisannya, komunikasi

(42)

2.1.9. Komunikasi Antarpersonal

Komunikasi merupakan suatu alat yang sangat penting

didalam manajemen. G. R. Terry mengibaratkan komunikasi dalam

manajemen sebagai minyak pelumas agar proses manajemen dapat

berjalan lancar. Komunikasi yang ada dalam suatu organisasi

biasanya adalah komunikasi antar personal. Komunikasi antar

personal itu sendiri adalah komunikasi dari mulut ke mulut yang

terjadi dalam interaksi tatap muka antara beberapa orang (Depari dan

Mac Andrew, 1978). Jadi, komunikasi antar personal itu merupakan

suatu proses pemberitahuan sesuatu dari satu orang kepada orang

lain atau beberapa orang.

Komunikasi antar personal mempunyai arti yang sangat

penting didalam suatu organisasi, karena dengan adanya komunikasi

maka apa yang menjadi keinginan atau kebutuhan baik itu dari

pimpinannya atau pegawainya dapat diketahui, seperti yang

dikatakan oleh Susanto bahwa “seorang atasan hanya dapat

memahami sedikit demi sedikit motivasi-motivasi seseorang, apabila

ia banyak mengadakan komunikasi dengan orang-orang

disekelilingnya”. Selain itu dengan adanya komunikasi antar

personal yang baik maka jalinan pengertian antara pihak yang satu

dengan pihak yang lain akan terjalin dengan baik sehingga apa yang

dikomunikasikan dapat dimengerti, dipikirkan dan akhirnya

(43)

komunikasi dengan baik, maka semua rencana-rencana,

instruksi-instruksi, petunjuk-petunjuk, saran-saran, motivasi-motivasi dan

sebagainya, hanya akan tinggal diatas kertas. Dengan kata lain

pekerjaan akan menjadi simpang siur dan kacau balau sehingga

tujuan peruahaan kemungkinana besar tidak akan tercapai

(www.papuaweb.org/unipa/)

Kegiatan komunikasi antar personal daapt dibagi menjadi 2 (dua),

yaitu komunikasi vertikal dan komunikasi horisontal:

1. Komuniksi Vertikal, yaitu komunikasi dari atas ke bawah dan

dari bawah ke atas, adalah komunikasi dari pimpinan ke bawahan

dan dari bawahan ke pimpinan secara timbal balik, komuniksi

dua arah. Dalam komnikasi vertikal tersebut pimpinan

memberikan instruksi-instruksi, petunjuk-petunjuk,

informasi-informasi, penjelasan-penjelasan dan lain-lain kepada

bawahanya. Dalam hal ini bawahan memberikan

laporan-laporan, saran-saran, pengaduan-pengaduan dan sebagainya

kepada pimpinan. Komunikasi dua arah secara timbal balik

sangat penting bagi manajemen, karena jika hanya satu arah

saja dari atas ke bawah, maka manajemen tidak akan berlangsung

dengan baik.

2. Komunikasi Hositontal, adalah komunikasi antar para karyawan

dengan karyawan dan antar para karyawan dengan

(44)

bersifat komuniksi bersilang, sebab bukan saja melebar antara

para karyawan dengan karyawan, tetapi juga secara diagonal

antar pimpinan kelompok dengan para karyawan secara timbal

balik.

Adanya komunikasi antar personal, baik secara vertikal maupun

horisontal yang berjalan dengan baik, akan memberikan motivasi bagi

seorang karyawan untuk bekerja dengan baik guna mencapai tujuan

organisasi. Selain itu, komunikasi antar personal yang berjalan dengan

baik, juga akan memotivasi seseorang untuk ikut bergabung dalam

organisasi tersebut.

2.1.10. Iklim Komunikasi Organisasi

Iklim komunikasi organisasi merupakan situasi dalam

lingkungan kerja disuatu organisasi secara keseluruhan. Perusahaan

yang memiliki iklim komuniksi organisasi yang baik dapat

digunakan sebagai indikasi bahwa perusahaan tersebut memiliki citra

yang baik. Iklim ini dibentuk dari pola interaksi yang intens antar

anggota organisasi (semua pegawai) dengan lingkungan yang penuh

persahabatan, saling mendengarkan, menghargai dan kepercayaan

yang tinggi akan menuju ke arah iklim yang baik.

Iklim komuniksi organisasi dibentuk dari interaksi karyawan

dalam mempersepsi aturan, kebijakan dan nilai yang akan ada dalam

organissi tersebut. Iklim organisasi yang akan dilihat dari 6 faktor, yaitu:

(45)

dalam komunikasike bawah dan mendengarkan dalam komunikasi ke atas

serta perhatian pada tujuan berkinerja tinggi.

2.2. Kerangka Pikir

Pada saat ini banyak sekali berdiri organisasi-organisasi, hal itu bisa

dilihat dengan semakin maraknya organisasi yang bermunculan. Dengan

keadaan seperti ini tentu masyarakat juga ingin bergabung dengan

organisasi-organisasi tersebut baik organisasi masyarakat, organisasi

keagamaan ataupun organisasi yang lain.

Bagi organisasi yang ingin maju dan berkembang tentu harus

mempunyai komunikasi yang baik antara anggota dengan anggota, maupun

antara anggota dengan ketua dari organisasi tersebut. Organisasi adalah

sebuah sistem sosial yang kompleksitasnya jelas terlihat melalui jenis,

peringkat, bentuk dan jumlah interaksi yang berlaku. Proses dalam

organisasi adalah salah satu faktor penentu dalam mencapai organisasi yang

efektif. Salah satu proses yang akan selalu terjadi dalam organisasi apapun

adalah proses komunikasi. Melalui organisasi terjadi pertukaran informasi,

gagasan, dan pengalaman. Mengingat perannya yang penting dalam

menunjang kelancaran berorganisasi, maka perhatian yang cukup perlu

dicurahkan untuk mengelola komunikasi dalam organisasi.

Iklim komunikasi organisasi yang terjadi pada MAS (Mio

Association Surabaya) adalah kurang komunikasi antara anggota dan

anggota yang lain, bahkan juga antara anggota dengan ketua, sehingga

(46)

touring ke suatu tempat, terpecah menjadi dua grup yang mengakibatkan

sering terjadi anggota tersesat dan bahkan sering terjadi juga kecelakaan

kecil bahkan kecelakaan besar. Selain itu para anggota juga memangbelum

bisa mengungkapkan semau ide yang ada dipikirannya, padahal ide-ide dari

para anggota itu bisa membangun organisasi itu sendiri dan bisa memajukan

organisasinya.

Gambar 2.1.

Kerangka Berpikir Iklim Komunikasi Organisasi Pada Mio Association Surabaya (MAS) Variabel Penelitian:

1. Kepercayaan, dengan indikator: kepercayaan, keyakinan dan kredibilitas. 2. Pembuatan keputusan bersama, dengan indikator: kegiatan konsultasi,

perhatian pihak manajemen dan tanggapan pihak manajemen.

3. Kejujuran, dengan indikator: konflik antar pihak, penyampaian ide kepada karyawan dan penyampaian ide kepada pihak manajemen.

4. Keterbukaan dalam komunikasi ke bawah, dengan indikator: penyebarluasan informasi dan kegiatan pihak manajemen dalam mengkomunikasi.

5. Keterbukaan dalam komunikasi ke atas, dengan indikator: tanggapan pihak manajemen dan penerimaan pihak manajemen.

6. Tujuan-tujuan berkinerja tinggi, dengan indikator: komitmen pada

pencapain tujuan, produktivitas kerja karyawn dan kualitas kerja karyawan.

Iklim Komposit: 1. Positif 2. Negatif

(47)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Definisi Opersional dan Pengukuran Variabel 3.1.1. Iklim Komunikasi Organisasi

Iklim komunikasi orgnisasi merupakan situasi dalam lingkungan

kerja disuatu organisasi secara keseluruhan. Iklim komunikasi organisasi

dibentuk dari interaksi anggota yang terdapat didalamnya dalam

mempersepsi aturan, kebijakan dan nilai yang akan ada dalam organisasi

tersebut. Iklim komunikasi organisasi yang akan dilihat dari 6 faktor,

yaitu: kepercayaan, pengambilan keputusan bersama, kejujuran,

keterbukaan dalam komunikasi ke bawah dan mendengarkan dalam

komunikasi ke atas serta perhatian pada tujuan berkinerja tinggi.

Menurut Petersn dan Pace (1976), dalam pengujian inventaris iklim

komunikasi dalam suatu organisasi, hasil perhitungan masing-masing nilai

gabungan indikator iklim komunikasi adalah sebagai berikut:

1. Koefisien berkisar antar 0,8 - 0,97 dapat dikatakan memiliki iklim

organisasi yang positif.

2. Koefisien kurang dari 0,79 dapat dikatakan memiliki iklim organisasi

(48)

3.1.2. Pengukuran Variabel

Indikator yang digunakan untuk mengukur dari keenam variabel

yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan dari Peterson dan Pace

(1976), sebagai berikut:

1. Kepercayaan

Kepercayaan yang dimaksud adalah bagaimana para anggota club

dapat mengembangkan dan mempertahankan hubungan.

Indikator:

a. Kepercayaan: sejauhmana bentuk kepercayaan anggota kepada

organisasi sehingga anggota tersebut memiliki loyallitas yang

tinggi terhadap organisasi.

b. Keyakinan: sejauhmana tingkat keyakinan anggota terhadap

organisasi dalam membangun hubungan dengan pihak manajemen

organisasi.

c. Kredibilitas: sejuahmana kredibilitas yang ditunjukkan oleh

anggota kepada organisasi.

2. Pembuatan keputusan bersama

Pembutan keputusan bersama yang dimaksud adalah bagaimana

anggota berkomunikasi dan berkonsultasi mengenai permasalahan

yang dihadapi dan mencari jalan keluar. Sehingga semua anggota

organisasi diberikan kesmpatan untuk berperan serta dalam proses

(49)

Indikator:

a. Anggota ikut serta dalam pembuatan keputusan dalam mencari

suatu pemecahan masalah dalam organisasi.

b. Pihak manajemen memperhatikan setiap keluhan dari setiap

anggota.

c. Pihak menajemen menanggapai setipa keluhan dari para anggota.

3. Kejujuran

Kejujuran yangdimaksud adlah bagimana anggota dapat atau mampu

mengtakan dan menyampaikan ide yang ada secara terbuka kepada

manajemen atau sebaliknya. Sehingga tidak ada kesalahpahaman di

masing-masing anggota.

a. Penyelesaian konflik yang terjadi antara pihak manajemen dengan

para anggota dalam organisasi.

b. Penyampaian ide secar aterbuka kepada anggota dalam

pelaksanaan kegiatan.

c. Penyampaian ide secara terbuka dari anggota kepada pihak

manajemen

4. Keterbukaan dalam komunikasi ke bawah

Keterbukaan dalam komuniksi ke bawah yang dimaksud adalah

bagaimana anggota mampu secara terbuka mengkoordinasi dan suatu

kegiatan atau anggota yang lainnya supaya inforamsi yang diterima

(50)

Indikator:

a. Penyebarluasan atau penyampaian informasi kepada seluruh

anggota mulai dari tingkat ketua sampai anggota.

b. Pihak manajemen mengkomunikasikan setiap kebijakan yang

dikeluarkan yang menyangkut organisasi..

5. Mendengarkan dalam komunikasi ke atas

Mendengarkan dalam komunikasi ke atasan yang dimaksud adalah

bagaimana anggota merasa bahwa inforamsi yang dimiliki dianggap

penttng oleh manajemen, sehingga manajemen berkenan untuk

mendengarkan masukan dari anggota dengan pikiran yang terbuka.

Indikator:

a. Tanggapan dari pihak manajemen mengenai informasi yang

disampaikan oleh anggota kepada pihak manajemen.

b. Penerimaan pihak manajemen atas gagasan yang disampaikan oleh

anggota dalam kaitannya dengan pembuatan keputusan.

6. Perhatian pada tujuan-tujuan berkinerja tinggi

Perhatian pada tujuan berkinerja tinggi yang dimaksud adalah

bagaimana anggota menunjukkan komitmen pada organisasi untuk

menciptakan suasana organisasi yang nyaman. Sehingga tujuan dari

organisasi dapat tercapai didukung oleh semua anggota organisasi

(51)

Indikator:

a. Komitmen anggota dalam pencapaian tujuan organisasi yang telah

ditetapkan oleh pihak manajemen.

b. Komitmen anggota yang tinggi menhasilkan suasana organisasi

yang nyaman dalam hubungannya dengan pencapaian tujuan

organisasi.

c. Komitmen anggota yang tinggi menghasilkan keakraban yang baik

dalam pencapaian tujuan organisasi.

Skala pengukuran yang digunakan adalah Likert. Skala ini hanya

mengelompokkan peristiwa dalam kategori tertentu. Angka yang

digunakan tidak menunjukkan kedudukan suatu kategori terhadap ketegori

lain melainkan hanya sekedar kode saja. Dalam penelitian ini pertanyaan

dengan jawaban penilaian berdasrakan pengurutan angka, sehingga angka

atau jawaban ”5” adalah nilai tertinggi dan pertanyaan dengan jawaban

nilai kecil atau negatif diberi angka ”1”

Kode-kode berikut untuk menafsirkan simbol-simbol numerik pada

kuesioner:

5 → Sangat baik, yang menunjukkan penilaian yang jujur, pernyataan

ini merupakan gambaran kondisi organisasi yang sebenarnya.

4 → Baik, yang menunjukkan gambaran kondisi dalam organisasi lebih

banyak benarnya daripada salahnya.

3 → Kurang baik, yang menunjukkan gambaran kondisi dalam

(52)

2 → Tidak baik, yang menunjukkan gambaran kondisi dalam organisasi

lebih banyak salahnya daripasa benarnya.

1 → Sangat tidak baik, yang menunjukkan gambaran kondisi dalam

organisasi. (Pace & Faules, 2006:158)

3.2. Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel 3.2.1. Populasi

Populasi adalah jumlah keseluruhan dari unit analisis yang

ciri-cirinya akan diduga. Populasi penelitian ini adalah para anggota MAS

(Mio Association Surabaya) yang berjumlah 60 orang.

3.2.2. Sampel dan Tehnik Penarikan Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karekteristik yang dimiliki

oleh populasi tersebut. Untuk penentuan sampel berdasarkan total

sampling, yaitu sampel yang diambil dar total keseluruhan. Pengambilan

sampel tetap mengikuti persyaratan yang dibutuhkan dalam penelitian ini

atas responden tersebut, yaitu para anggota MAS (Mio Association

Surabaya). Peneliti melakukan perhitungan ukuran sampel ini didasarkan

atas populasi yang ada pada MAS (Mio Association Surabaya).

3.3. Teknik Pengumpulan Data

Jenis data yang dipakai pada penelitian ini adalah data primer dan

data sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari

(53)

pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner yang telah disediakan peneliti. Penjelasannya

adalah sebagai berikut:

1. Jenis Data

a. Data Primer

Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung pada

tempat penelitian yang baerupa hasil jawaban dari responden atas

pertanyaan yang diberikan dalam kuesioner.

b. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang dikumpulkan secara tidak

langsung melalui organisasi yang bersangkutan, dalam hal ini adalah

MAS (Mio Association Surabaya).

2. Sumber Data

Sumber data penelitian ini adalah berupa data internal yaitu data

yang diperoleh dari dalam organisasi yaitu yang ada dalam MAS (Mio

Association Surabaya)

3. Pengumpulan Data

Dalam mengumpulkan data primer dan sekunder penulis

menggunakan beberapa metode dalam mengumpulkan data, yaitu:

a. Kuesioner

Untuk memperoleh data primer penulis juga menggunakan

kuesioner yang disebarkan kepada responden dengan harapan akan

(54)

b. Dokumentasi

Untuk memperoleh data sekunder dipergunakan cara pencatatan dari

dokumen yang berhubungan dengan penelitian ini.

3.4. Teknik Analisis Data

Untuk mengukur nilai-nilai indikator iklim komunikasi kerja dalam

organisasi, penulis menggunakan rumus milik R. Wayne Pace.

1. Untuk mengukura Nilai Iklim Komposit (NIK) digunakan rumus:

pertanyaan

2. Untuk mengukur Nilai Iklim Kepercayaan (NIT) digunakan rumus:

3 N1

NIT 

N1= pertanyaan mengenai kepercayaan

3. Untuk mengukurn Nilai Pengambilan Keputusan Partispatif (NIP)

digunakan rumus:

3 N2

NIP 

N2= pertanyaan mengenai pengambilan keputusan partisipatif

4. Untuk mengukur Nilai Kejujuran (NIJ) digunakan rumus:

3 N3

NIJ 

(55)

5. Untuk mengukur Nilai Keterbukaan Dalam Komunikasi ke Bawah

(NIB) digunakan rumus:

3 N4

NIB 

N4= pertanyaan mengenai keterbukaan komunikasi ke bawah

6. Untuk mengukur Nilai Keterbukaan dalam Komunikasi ke Atas (NIA)

digunakan rumus:

3 N5

NIA 

N5= pertanyaan mengenai keterbukaan komunikasi ke atas

7. Untuk mengukur Nilai Perhatian Pada Tujuan Berkinerja Tinggi

(NIPBT) digunakan rumus:

3 N6

NIPBT 

N6= pertanyaan mengenai perhatian pada tujuan berkinerja tinggi

Untuk mengukur indikator-indikator yang mempengaruhi iklim

komunikasi organisasi, pertanyaan-pertanyaan mengenai iklim komunikasi

organisasi akan digabungkan serta dianalisa secara deskriptif.

Peterson dan Pace (1976) mengembangkan Inventaris Iklim

Komunikasi (IIK) yang dirancang untuk mengukur enam pengaruh

komunikasi, yang berasal dari analisis iklim ideal yang berhubungan

dengan pengolahan yang dilengkapi oleh Riddig (1972). Dalam pengujian

Inventaris Iklim Komunikasi (IIK) dalam suatu organisasi, hasil

(56)

yang koefisiennya.berkisar antara 0,8-0,97 dapat dikatakan positif,

sedangkan yang berkisar 0,79 ke bawah dapat dikatakan negatif.

Penilaian dan analisis inventaris Iklim Komunikasi dapat dijabarkan

sebagai berikut:

1. Nilai Iklim Komposit. Untuk memperoleh Nilai Iklim Komposit

Individu (NIKI), jumlahkan keenam respons individu kemudian bagi

dengan 16 pertanyaan yang ada. Hasil rata-rata umum memberikan

Nilai Iklim Komposit (NIK) bagi setiap responden. Hasil yang

didapatkan dalam Iklim Komposit Organisasi (NIKO), dibagi dengan

jumlah total responden.

2. Nilai Iklim Kepercayaan. Untuk memperoleh Nilai Iklim Kepercayaan,

kalikan hasil dari item pertanyaan dengan nilai skor yang ditentukan

kemudian dibagi dengan jumlah pertanyaan. Untuk memperoleh nilai

kepercayaan gabungan, nilai individu dibagi dengan jumlah total

responden.

3. Nilai Pengambilan Keputusan Partisipatif. Untuk memperoleh Nilai

Pengambilan Keputusan Partisipatif, kalikan hasil dari item pertanyaan

dengan nilai skor yang ditentukan kemudian dibagi dengan jumlah

pertanyaan. Untuk memperoleh nilai pembuatan keputusan partisipatif

gabungan, nilai individu dibagi dengan jumlah total responden..

4. Nilai Iklim Kejujuran.Untuk memperoleh Nilai Iklim Kejujuran, kalikan

hasil dari item pertanyaan dengan nilai skor yang ditentukan kemudian

(57)

kejujuran gabungan, nilai individu dibagi dengan jumlah total

responden.

5. Nilai Keterbukaan dalam Komunikasi ke Bawah. Untuk memperoleh

Nilai Keterbukaan dalam Komunikasi ke Bawah kalikan hasil dari item

pertanyaan dengan nilai skor yang ditentukan kemudian dibagi dengan

jumlah pertanyaan. Untuk memperoleh nilai Keterbukaan dalam

Komunikasi ke Bawah gabungan, nilai individu dibagi dengan jumlah

total responden

6. Nilai Mendengarkan dalam Komunikasi ke Atas. Untuk memperoleh

nilai mendengarkan dalam komunukasi ke atas, kalikan hasil dari item

pertanyaan dengan nilai skor yang ditentukan kemudian dibagi dengan

jumlah pertanyaan. Untuk memperoleh nilai mendengarkan dalam

komunukasi ke atas gabungan, nilai individu dibagi dengan jumlah total

responden.

7. Nilai Perhatian Untuk Tujuan Berkinerja Tinggi. Untuk memperoleh

nilai perhatian untuk tujuan berkinerja tinggi, kalikan hasil dari item

pertanyaan dengan nilai skor yang ditentukan kemudian dibagi dengan

jumlah pertanyaan. Untuk memperoleh nilai perhatian untuk tujuan

berkinerja tinggi gabungan, nilai individu dibagi dengan jumlah total

responden.

(58)

1

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Obyek Penelitian

Club motor Yamaha Mio yaitu sebuah organisasi yang terdiri dari

para pecinta motor Yamaha yang ada ada di Jawa Timur karena pecinta

motor Yamaha terutama Yamaha Mio sangatlah banyak sehingga dibuatkan

wadah yaitu berupa club yang berisikan para pecinta motor Yamaha Mio.

Club motor Yamaha di Indonesia terdiri dari beberapa wilayah di

pulau Jawa yaitu Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur. Sedangkan di

Jawa Timur sendiri terdapat beberapa club antara lain MAR’S, MAC’S,

MICOR, MIOS, dan FMC.

MAR’S ini didirikan dan dibentuk pada tanggal 19 Desember 2004

oleh Dieler Yamaha PT. SURYA TIMUR SAKTI JATIM (PT. STSJ),

sampai pada tahun 2006 telah terkumpul anggota Mio Club Surabaya

sebanyak 50 anggota. Route pelantikan yang dilaksanakan dan dilakukan

oleh seluruh anggota yang dikemas dengan kegiatan touring perjalanan

sejauh minimal 200 kilo meter, yang sesuai dengan AD/ART. Saat ini

MAR’S memiliki susunan kepengurusan yag terdiri dari pembina, penasehat,

ketua, wakil, sekertaris, bendahara, humas, perlengkapan dan divisi touring.

(59)

2

Gambar 1.

(60)

43

4.2. Penyajian Data

4.2.1. Identitas Responden

Identitas responden yang dimaksud adalah data-data yang diperoleh berdasarkan karakteristik responden yang meliputi jenis kelamin, usia dan pekerjaan responden selengkapnya tertera pada tabel berikut :

Tabel 1

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

No Jenis Kelamin Jumlah Prosentase

1 Laki – laki 64 64

2 Perempuan 36 36

Total 100 100

Sumber : Kuesioner I No. 2

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden dalam penelitian ini mempunyai jenis kelamin laki – laki yakni sebanyak 64 orang atau sebesar 64% dan sisanya mempunyai jenis kelamin perempuan yakni sebanyak 36 orang atau sebesar 36%. Dengan banyaknya responden yang mempunyai jenis kelamin laki – laki, hal ini dikarenakan responden yang mempunyai jenis kelamin laki – laki ini memang anggota club MAR’S lebih banyak yang berjenis kelamin laki-laki daripada yang berjenis kelamin perempuan.

Tabel 2

Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

(61)

44

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa dari 100 orang

responden dalam penelitian ini, sebagian besar adalah responden yang

berusia antara 17 sampai dengan 25 tahun yakni sebanyak 43 orang atau

sebesar 73%, kemudian sebanyak 27 orang atau sebesar 27% adalah

responden yang berusia antara 26 sampai dengan 34 tahun. Selanjutnya

sebanyak 19 orang atau sebesar 19% adalah responden yang berusia antara

35 sampai dengan 43 tahun dan sisanya sebanyak 11 orang atau sebesar

11% adalah responden yang berusia lebih dari 43 tahun. Dengan

banyaknya responden yang berusia antara 17 sampai dengan 25 tahun, hal

ini dikarenakan banyak anggota club MAR’S yang menjadi responden

adalah kalangan anak mudah yang suka dengan modifikasi kendaraan

sepeda motor dan touring yang selalu diadakan oleh anggota club.

Tabel 3

Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan

No Pekerjaan Jumlah Prosentase

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar

responden dalam penelitian ini adalah masyarakat yang berprofesi sebagai

mahasiswa yakni sebanyak 36 orang atau sebesar 36%. Kemudian yakni

sebanyak 23 orang atau sebesar 23% yang berprofesi sebagai pegawai

(62)

45

sebagai wiraswasta, serta yang berprofesi sebagai pegawai negeri ada

sebanyak 12 orang atau sebesar 12%. Sedangkan sisanya yakni sebanyak 8

orang atau sebesar 8% yang masih memiliki status sebagai pelajar. Dengan

banyaknya responden yang berprofesi sebagai mahasiswa karena yang

tertarik dengan dunia club motor adalah para mahasiswa yang ingin

memperluas jaringan pertemanan dengan orang lain.

4.2.2. Kepercayaan

Pada bagian ini akan diuraikan hasil jawaban anggota club MAR’S

tentang kepercayaan para anggota club dalam menjalin suatu hubungan

dengan anggota yang lainnya.

1. Kepercayaan

Rekapitulasi jawaban para responden yang diperoleh dari

penyebaran kuesioner yang diberikan kepada para responden yaitu anggota

club MAR’S yang ada di Surabaya untuk mengetahui bentuk kepercayaan

anggota kepada organisasi sehingga anggota tersebut memiliki loyallitas

yang tinggi terhadap organisasi, terangkum pada tabel berikut ini :

Gambar

Gambar 1. Gambar Struktur Organisasi Club Motor Yamaha Mio Surabaya
Tabel 2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Tabel 3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan
Tabel 4 Pertanyaan Tentang Kepercayaan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Beberapa jenis padi lokal dapat dimanfaatkan sebagai sumber genetik untuk varietas padi yang adaptif di lahan pasang surut atau lebak, karena mempunyai sifat unggul dalam

Dari hasil uji t diketahui bahwa terdapat pengaruh yang signifikan secara sendiri-sendiri antara kesehatan kerja dan keselamatan kerja terhadap kinerja karyawan BPR IKABIMA

Hasil wawancara dengan Nia Faricha selaku manajer KSPS Minna Mandiri Pusat Juwana, dikutip pada hari selasa, 13 Desember 2016.. kepada calon anggota/anggota yang ingin

belakang di atas penulis ingin mengetahui apakan pola asuh orang tua yang diberikan kepada anak dapat mempengaruhi perkembangan aqidah bagi anak,.. maka penelitian ini penulis

Hasil analisis yang telah dilakukan pada hubungan keterbukaan diri (self disclosure) dengan kemampuan interaksi sosial korban bullying pada siswa kelas X jurusan TKR

Dengan pengolahan tertentu yaitu proses aktivasi seperti perlakuan dengan tekanan dan suhu tinggi, dapat diperoleh karbon aktif yang memiliki permukaan dalam yang luas.

19 Suami saya kurang bersedia untuk bercerita mengenai berbagai macam permasalahan pekerjaan pada saat berlayar. 20 Saya merasa suami saya masih tertutup mengenai

Untuk dapat mengukur dan memberikan ukuran pada setiap variabel maka variabel – variabel tersebut didefinidikan secara operasional sebagai berikut: Workplace spiritualitymerupakan