Pedoman Wawancara. 4. Apa yang anda dapat dari pernikahan di usia muda? 5. Faktor apa yang mendorong anda untuk menikah di usia muda?

64  19  Download (0)

Full text

(1)

Pedoman Wawancara

a. Pertanyaan Mengenai Data Diri

- Nama Lengkap :

-Tempat Tanggal Lahir :

-Alamat :

-Usia Sekarang :

-Asal Kampus :

-Jumlah Anak :

b. Pertanyaan Umum

1. Umur berapa anda menikah?

2. Sudah berapa lama anda menikah?

3. Apa tujuan anda menikah di usia muda?

4. Apa yang anda dapat dari pernikahan di usia muda?

5. Faktor apa yang mendorong anda untuk menikah di usia muda?

6. Bagaimana perasaan dan kondisi anda setelah menikah di usia muda?

(2)

c. Pertanyaan untuk Proses Pembentukan Konsep Diri dengan Komunikasi Antarpribadi pada Mahasiswi setelah Menikah di Usia Muda

1. Apakah anda sulit atau mudah mendapatkan pemahaman positif dari lingkungan tempat tinggal dan lingkungan kampus setelah menikah di usia muda ?

2. Apakah anda merasa nyaman di lingkungan tempat tinggal dan lingkungan kampus setelah menikah di usia muda ?

3. Apakah anda melakukan interaksi dengan lingkungan tempat tinggal dan lingkungan kampus ?

4. Apa bentuk interaksi yang anda lakukan di lingkungan tempat tinggal dan lingkungan kampus?

5.Pernahkah anda bertemu dengan seseorang yang berbeda persepsi mengenai pernikahan di usia muda untuk menjelaskan alasan menikah anda ?

6. Bagaimana kondisi dan budaya di lingkungan tempat tinggal dan lingkungan kampus anda ?

7. Bagaimana persepsi lingkungan tempat tinggal dan lingkungan kampus mengenai pernikahan di usia muda anda?

8. Apakah anda pernah mengalami konflik dengan lingkungan setelah menikah di usia muda :

9. Apakah anda mendapatkan hambatan setelah menikah di usia muda ?

10. Apakah anda mendapatkan masalah setelah menikah di usia muda ?

11. Adakah penolakan dari lingkungan terhadap anda setelah menikah di usia muda ?

12. Apakah anda mendapat pujian setelah menikah di usia muda?

(3)

d. Pertanyaan untuk Bentuk Konsep Diri Mahasiswi setelah Menikah di Usia Muda

1. Apa persepsi anda mengenai pernikahan di usia muda ?

2. Adakah pengaruh berbagai persepsi di lingkungan mengenai pernikahan di usia muda terhadap sikap dan sifat anda ?

3. Bagaimana pandangan anda terhadap diri anda sendiri setelah menikah di usia muda ?

4. Apa yang membuat diri anda percaya diri setelah menikah di usia muda ?

5. Bagaimana cara anda mempertahankan keyakinan awal anda menikah di usia muda setelah menikah ?

6. Apa perbedaan diri anda dengan wanita di luar sana yang belum menikah di usia muda ?

7. Apakah anda terima ketika ada seseorang yang memiliki persepsi berbeda mengenai pernikahan di usia muda ?

8. Apakah anda marah ketika ada seseorang yang mencela diri anda dan pernikahan anda ?

9. Apakah anda mampu mengatasi masalah-masalah yang terjadi setelah menikah di usia muda?

10. Apakah anda mampu berinteraksi dengan seseorang yang berbeda persepsi mengenai pernikahan di usia muda?

11. Bagaimana kesan-kesan terhadap interaksi yang anda lakukan dengan lingkungan?

12. Secara umum, apakah anda disukai oleh lingkungan setelah menikah di usia muda ?

(4)

Pedoman Wawancara

a. Pertanyaan Mengenai Data Diri

- Nama Lengkap : Karina Yusanda Putri

-Tempat Tanggal Lahir : Medan, 12 Februari 1994

-Alamat : Jl. Brigjen Katamso No.454/ 51 C Medan

-Usia Sekarang : 21 Tahun

-Asal Kampus : Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara

-Jumlah Anak : 1 Orang

b. Pertanyaan Umum

1. Umur berapa anda menikah? 20 Tahun

2. Sudah berapa lama anda menikah? 1 tahun

3. Apa tujuan anda menikah di usia muda?

“Tujuan kakak menikah di usia muda, karena pengen cepat punya keturunan. Pengen kali nikah di usia muda dan sebenarnya itu cuma omongan gitu aja, akhirnya jadi doa. Ya, Kakak nikah di usia muda karena cepat punya keturunan juga. Padahal kuliah belum selesai sih, tapi keinginannya cuma cepat nikah, cepat punya anak. Setidaknya uda tenang punya pasangan.”

4. Apa yang anda dapat dari pernikahan di usia muda?

“Kakak banyak berubah, dari yang gadis dulu banyak main-mainnya sekarang lebih dewasa. Nambah dewasa sih, banyak yang kakak lakuin. Kakak juga banyak belajar mengenai banyak hal. Kuliah, ngurus anak, ngurus rumah tangga, banyak sih pokoknya. Tapi kakak jadi banyak belajar dan jadinya lama-lama bisa dengan kebiasaan

(5)

tadi. Jadi kalau mau buat sesuatu, pastinya dipikirin matang-matang biar hasilnya baik. Belajar sih dari nikah ini, banyak kegiatan. Banyak juga yang diurus. Terus kakak sekarang juga lebih banyak bersilaturahmi, soalnya keluarga besar pasti nambah. Jadi supaya dekat sama semua sodara, semua harus didatangin. Kakak rasa sekarang lebih disiplin soal waktu. Banyak kerjaan, jadi harus bisa bagi-bagi waktu.”

5. Faktor apa yang mendorong anda untuk menikah di usia muda?

“Kakak nikah ini sebenarnya lihat dari laki-lakinya sih. Ya, masa depan dia. Kayak pekerjaannya dan latar belakang keluarganya. Masa depan keluarga kami. Kakak anggap laki-laki kalau uda ada kerjanya pasti bisa tanggung jawab sama kakak nanti. Calon kakak uda punya kerja tetap, dia dokter. Kakak sih nggak terlalu liat pernghasilannya berapa, yang penting dia uda punya pernghasilan tetap. Keluarga calon kakak ini baik dan nggak terlalu banyak permintaan ke kakaknya juga. Walau kami kenalan jarak jauh sebelum nikah, kakak yakin aja sih dengan calon kakak ini.”

6. Bagaimana perasaan dan kondisi anda setelah menikah di usia muda? “Nggak ada penyesalan. Semua tambah baik. Justru pas uda nikah ini kakak jadi tambah bahagia. Perasaan kakak sih jadi lebih happy terus lebih senang karena uda bersuami. Anak khususnya paling buat kakak senang. Senangnya lagi uda ada keluarga baru ini sih, suami jauh, tapi masih ada anak yang selalu buat tertawa. Ada aja tingkahnya yang bisa buat gemes, lucu. Kalau uda meluk dia rasanya adem kali hati sama pikiran ini. Hilang semua beban-beban kuliah dan pikiran seharian itu. Fresh uda lagi. Kakak sih bersyukur sama Allah uda ngasih anak buat nemenin kakak dan suami yang semangat buat nyari nafkah.”

7. Apa pengertian pernikahan di usia muda menurut pendapat anda?

“Pengertian pernikahan di usia muda menurut kakak, suatu cara menyatukan cinta, menyatukan dua keluarga dan menyatukan dua

(6)

ketidakcocokan seseorang ketika mereka masih memiliki usia muda dan dilaksanakan melalui pernikahan.”

c. Pertanyaan untuk Proses Pembentukan Konsep Diri dengan Komunikasi Antarpribadi pada Mahasiswi setelah Menikah di Usia Muda

1. Apakah anda sulit atau mudah mendapatkan pemahaman positif dari lingkungan tempat tinggal dan lingkungan kampus setelah menikah di usia muda ?

“Susah juga dulu pas pertama kali kakak kesini. Apalagi kakak warga baru waktu itu. Nggak ada yang kakak kenal sih disini. Jadi mereka suka liatin kakak. Mungkin diliatnya anak muda kok uda nikah. Apalagi kakak dirumah jarang sama suami, jarang nampak orang itu suami kakak, jadi kayaknya orang itu jelek liat kakak. Lama-lama bosan juga dliatin kek gitu terus, orang kakak nikah baik-baik aja. Nggak yang macam-macam. Jadi kakak coba temui mereka, ngobrol-ngobrol. Enak juga rupanya sama mereka. Uda kenal, rupanya mereka itu baik. Karena kemarin belum kenal aja mungkin. Jadi sekarang orang itu uda ngerti kakak sih. Beda kalau di kampus banyak teman-teman kakak. Apalagi mereka nanya-nanya soal nikah kakak, simpati dan senang sama kakak. Malah di kampus gampang kali kakak dapat permahaman baik, karena sering ketemu, mereka jadi lebih ngerti sih. Tingkah kakak juga di kampus baik, jadi mereka pasti anggap kakak baik. Mereka juga ngelihat dari kapan kakak nikah dan jarak hamil kakak. Kakak sih di kampus nggak aneh-aneh, jadi mereka selalu baik.”

2. Apakah anda merasa nyaman di lingkungan tempat tinggal dan lingkungan kampus setelah menikah di usia muda ?

“Di rumah sini sih nyaman, kakak rasa nyaman aja. Nggak ada yang aneh-aneh kakak rasa. Lingkungan sini sih baik, sekarang mereka uda baik sama kakak. Tambah lagi kakak masih suka ke mereka, masih suka cerita-cerita. Di kampus kakak, banyak kali teman yang suka

(7)

kalau kakak uda nikah. Mereka justru dukung kakak kali. Suka aja kakak liat teman-teman kakak kayak gitu. Nyaman rasanya kalau lagi kumpul-kumpul dan ketemu mereka di kampus.”

3. Apakah anda melakukan interaksi dengan lingkungan tempat tinggal dan lingkungan kampus ?

“Sering kali kakak keluar, awalnya dulu pas baru tinggal disini sih. Karena warga baru, pas pula kakak uda nikah. Takutnya kalau nggak gabung-gabung sama tetangga sini, banyak kena cerita. Kakak deketi satu-satu tetangga disini. Jadi sekarang mereka uda kenal kakak. Nggak perlu cemas lagi. Terus di kampus kakak banyak kegiatan, jadi harus rajin ke kampus, kuliah. Seringnya juga sama teman kampus mainnya. Dulu sebelum nikah, kakak sering juga kumpul sama mereka malam hari. Tapi sekarang uda kakak kurangi, karena mau ngurusin anak di rumah.”

4. Apa bentuk interaksi yang anda lakukan di lingkungan tempat tinggal dan lingkungan kampus?

“Habis nikah ini, kakak sering datangi rumah tetangga. Bertamu kemana-mana. Sekalian kakak pengen jelasin alasan nikah kakak sih. Soalnyakan warga baru, biar enak aja sama orang itu. Takutnya banyak salah paham. Rata-rata semua pernah kakak datangin. Apalagi di kampus, sering kali kakak harus kesana. Padat jadwal kuliah kakak di kampus, jadi sering kali ke kampus. Biasa kalau di kampus, lagi nunggu dosen atau nunggu jeda kuliah, kakak sama teman-teman sering keluar nyari tempat duduk-duduk biar nggak suntuk di kampus. Kadang mau lama jeda kuliahnya, jadi kakak sering cerita-cerita sama teman-teman di cafe gitu sih. Uda tuh, kalau kumpul rame-rame bisa lama kami di cafe. Semua kami omongin, mulai dari masalah-masalah kami atau nggak cerita-cerita senang. Mereka juga sering nanyak soal pernikahan kakak ini. Mereka suka

(8)

aja liat kakak uda nikah, banyak kali yang nanyak ke kakak soal itu kalau uda kumpul.”

5.Pernahkah anda bertemu dengan seseorang yang berbeda persepsi mengenai pernikahan di usia muda untuk menjelaskan alasan menikah anda ?

“Dulu ada orang aneh gitu sih nyeritain kakak. Uda gitu, uda dia nyeritain kakak, dia juga nyebarin ke banyak orang soal itu. Teman kakak sma dulu dia. Nggak tau kenapa kok jadi gitu dia. Padahal kakak rasa sih, kakak nggak ada masalah sama dia. Karena uda sampai nyebar kemana-mana. Kakak telepon orangnya itu, tapi nggak di angkatnya. Untungnya pas ada acara pesta nikah, ketemu kakak sama dia. Langsung kakak datangi dia, kakak tanya sama dia. Kok bisa sampai berani dia nyebar isu yang nggak betul gitu. Dia nggak berani liat kakak dan nggak berani jawab apapun. Kakak bilang sama dia, nama kakak harus baik lagi dimana-mana dan harus balik lagi kayak awal, nggak ada yang nyeritain kakak. Dia kakak maafin terakhirnya, karena dia mau minta maaf sama balikin nama baik kakak lagi.”

6. Bagaimana kondisi dan budaya di lingkungan tempat tinggal dan lingkungan kampus anda ?

“Ya, di daerah rumah kakak baik-baik warganya. Belum lama kakak tinggal sini. Tapi karena sering ketemu terus ngobrol, kakak rasa baik.. Selama kakak tinggal sini nggak ada yang salah. Baik orang sini. Kalau di kampus, karena uda lama juga temenan sama mereka, jadi uda tau gimana lingkungannya. Kakak juga mahasiswa lama sih, jadi uda lama kakak di kampus itu Baik-baik aja sih kampus kakak dan teman-teman kakak.”

7. Bagaimana persepsi lingkungan tempat tinggal dan lingkungan kampus mengenai pernikahan di usia muda anda?

“Buruk sih. Mungkin mereka kira, yang nikah di usia muda karena NBA aja sih. Jadi pas kakak baru tinggal disini, mereka anggap kakak nggak baik. Suka kali orang itu liatin kakak. Kan nggak enak juga

(9)

diliatin terus sih. Berani aja kakak jadinya nemui mereka. Sering bertamu kakak jadinya. Hasilnya bagus, mereka jadi baik ke kakak, soalnya kan uda ngerti. Sering kakak jelasin. Terus kalau di kampus, teman-teman nganggap nikah muda itu baik juga sih. Soalnya pergaulan teman-teman kakak baik-baik juga. Jadi asal ada yang nikah di usia muda, mereka selalu punya persepsi baik sih sama yang nikah itu. Tapi liat juga siapa yang nikah itu gimana tingkahnya”

8. Apakah anda pernah mengalami konflik dengan lingkungan setelah menikah di usia muda :

“Nggak ada konflik sama sekali, kakak juga nggak buat yang aneh-aneh sih. Jadi baik-baik aja pernikahan kakak ini. Malahan banyak teman-teman kakak yang suka kalau kakak uda nikah. Kakak juga nggak pernah buat masalah sampai ada konflik gitu sih. Semua aman aja kakak rasa sih.”

9. Apakah anda mendapatkan hambatan setelah menikah di usia muda ?

“Nggak pernah dapat hambatan kakak. Kakak sampai sekarang lancar-lancar aja. Nggak ada masalah yang sampai ngambat pernikahan ini. Kalau bisa semua masalah langsung diselesain biar nggak gantung. Kalau uda gantung bisa jadi penghambat sih. Jadi harus pandai siapin masalah yang ada.”

10. Apakah anda mendapatkan masalah setelah menikah di usia muda ?

“Ada sih, kakak setelah menikah ini jauh dengan suami. Suami kakak kan dokter jadi dia tugas di luar kota, jarang kali kami jumpa. Jadi kalau rindu sama dia, paling kakak cuma bisa teleponan aja. Itu sih masalahnya, kakak rindu dengan suami kakak. Tapi kakak sabar aja dengan semuanya, dia kerja di sana buat cari nafkah. Kakak juga punya masalah pas di pagi hari. Waktu kakak mau pergi pagi ke kampus, anak kakak harus di urusin dulu sebelum berangkat kampus. Soalnya nggak mungkin minta tolong sama ibu terus di rumah, capek nanti ibu kakak pagi-pagi uda ngurus anak. Masalahnya Ya kalau mau pergi pagi aja sih, ngasih makan, mandiin, buatin susu, dan sampai

(10)

harus nidurin anak kakak dulu. Itu yang buat kakak agak lama sampai kampus. Ya kakak mulai belajar dengan semua ini. Biasanya kakak lebih cepat bangun untuk masak bubur dan sayur buat anak kakak, jadi pas dia bangun tinggal kasih makannya aja. Harus pandai-pandai kakak manfaatkan waktu di pagi hari.”

11. Adakah penolakan dari lingkungan terhadap anda setelah menikah di usia muda ?

“Penolakan nggak ada, mereka semua terima kakak. Ya kakak nikah baik, pasti semua baik. Nggak ada yang kayak gitu. Apalagi teman-teman kakak, mereka malah lebih suka kakak uda nikah.”

12. Apakah anda mendapat pujian setelah menikah di usia muda?

“Banyak pujian dan ucapan selamat yang kakak dapat dari teman-teman di kampus. Mereka bilang enak kali udah nikah, udah punya anak. kakak senang dengar ucapan mereka itu. Kakak pikir, iya juga. Harus bersyukur sudah punya anak di usia muda ini. Semoga makin lancar terus keturunan kakak .”

13. Apa yang biasa anda bicarakan dengan suami setelah menikah di usia muda ? “Kakak biasanya ngomong apa aja sama suami. Kalau teleponan sama dia, kakak omongin semua. Soal anak, pekerjaan kakak, sama masalah-masalah kakak. Walau cuma dari telepon, kakak senang dan lega bisa cerita sama dia. Kami LDR tapi komunikasi lancar terus biar hubungan kami baik. Pas di telepon, kakak ceritai kalau kakak rindu sama dia, kadang kakak kasih teleponnya sama anak, biar suami kakak bisa dengar suara anaknya.”

d. Pertanyaan untuk Bentuk Konsep Diri Mahasiswi setelah Menikah di Usia Muda

1. Apa persepsi anda mengenai pernikahan di usia muda ?

“Kalau pandangan kakak soal nikah di usia muda lebih banyak baiknya sih, dari pada harus menjalani pacaran terus-menerus.

(11)

Langsung nikah kakak rasa itu lebih baik. Kakak rasa sih, pernikahan di usia muda salah satu cara buat menyatukan cinta, nyatukan dua keluarga, dan nyatukan dua ketidakcocokan. Anak-anak muda sekarang biar lebih terkontrol. Kakak anggap nikah di usia muda ini lebih jadi panduan buat jadi lebih teratur. Jadi kalau emang uda cinta kali sama pasangan, udah langsung aja nikah.”

2. Adakah pengaruh berbagai persepsi di lingkungan mengenai pernikahan di usia muda terhadap sikap dan sifat anda ?

“Nggak sih, nggak ada pengaruhnya sama kakak yang kayak gitu sih. Kakak tetap percaya diri sama apa yang uda kakak ambil dan selalu tetap pendirian dengan jalan yang kakak tempuh sekarang. Nggak ada ngaruhnya sama sifat kakak sekarang. Mau sampai kapan nggak bakal ngaruh sih. Sikap kakak juga kek biasa aja sih ngadepinnya, nggak ngaruh. Kakak percaya aja sama pernikahan yang uda kakak jalani. Keyakinan dan alasan pertama kakak yang buat kakak jadi bisa kuat kayak gini. Ingat-ingat aja kenapa kakak mau nikah dulu.”

3. Bagaimana pandangan anda terhadap diri anda sendiri setelah menikah di usia muda ?

“Kakak punya pandangan bahwa kakak itu hebat juga. Bisa menikah dan tetap lanjut kuliah terus pas kakak udah punya anak, koas kakak di kampus tetap berjalan dengan lancar kayak biasanya. Soalnya sih kakak cinta kali sama yang kakak lakuin ini, jadi apa-apa enak. Nikah ini sih yang jadi buat semangat, anak nggak jadi masalah. Malah dia yang suka buat kakak senyum dan semangat lagi kalau uda lemas. Kadang kakak capek, tapi ilang capeknya kalau uda sama anak. Koas jadi lanjut terus sih. Jadi lebih ekstra tapi nggak menggangu.”

4. Apa yang membuat diri anda percaya diri setelah menikah di usia muda ? “Ya. Kakak yakin sama percaya aja sama hal baik ini. Kakak lakuin buat diri kakak sendiri. Diri kakak sendiri yang buat yakin soal ini. Ikuti yang tebaik aja menurut hati, bayangin dan simpan di hati kalau hal yang kakak buat ini, hal yang baik. Suami juga ngasih dukungan

(12)

ekstra. Kami sih nggak sering ketemu, orang kami LDRan tapi semua selalu kami bicarakan. Sering juga dia nelepon kakak buat nyenengin aja, kadang sekedar melepas rindu. Itu aja uda buat kakak jadi lega dan semmngat jadi nambah. Kakak rasa terus-terusan pacaran nggak ada ikatan, kalau kita yakin pasangan udah cocok dan nggak kita terima. Nanti jodohnya lama datang. Karena sudah satu tahunan lebih kami pacaran sebelum nikah ini.”

5. Bagaimana cara anda mempertahankan keyakinan awal anda menikah di usia muda setelah menikah ?

“Emang sih hubungan jarak jauh, tapi kakak selalu berusaha mempertahankannya dengan cara saling percaya dan kalau ada sesuatu yang nggak ngerti dan kurang dipahami, saling cerita kami, kakak dan suami. Intinya saling percaya aja sih. Keyakinan kakak pasti tetap kuat dan tetap gini-gini aja. Kayak dulu, kalau emang mau lebih yakin, kakak ingat lagi kenapa sih kakak mua nikah dulunya terus manfaaf uda banyak kali kakak dapat dari nikah ini. Jadi kakak rasa tetap yakin seyakin-yakinnya kalau soal nikah ini.”

6. Apa perbedaan diri anda dengan wanita di luar sana yang belum menikah di usia muda ?

“Kalau kakak rasa, cewek-cewek diluar sana masih mau bebas dan nggak mau ada ikatan resmi sih. Mungkin mereka kira hubungan nggak harus cepat-cepat kali ke seriusnya. Masih mau biasa-biasa aja mereka mungkin. Terus banyak kalau zaman sekarang lebih suka pacaran. Nggak tau knpa lebih suka pacaran, kakak sih kalau uda bisa nikah serius, langsung aja nikah. Ngapain pula lama-lama. Ntah apa yang di tunggu. Itula tadi, mereka belum mau serius. Masih mau pacaran-pacaran aja. Beda sama kakak, uda kakak rasa emang baik, seriusin langsung, nikah. Terrus kalau uda nikah sudah serius, segalanya uda teroganisir dan teratur. Nggak bisa sem barang lagi, bebas-bebas kayak mereka yang belum nikah.”

7. Apakah anda terima ketika ada seseorang yang memiliki persepsi berbeda mengenai pernikahan di usia muda ?

(13)

“Terima aja sih, soalnya mereka mungkin belum tau kakak gimana. Jadi mereka kakak rasa berannggapan umum soal nikah muda. Nggak masalah sama kakak. Hak mereka juga mau bilang apa soal nikah di uia muda ini. Nggak terlalu masalah beda tanggapan soal nikah ini sih. Jadi kalau ada yang beda gitu, anggap baik aja juga mereka. Nanggepinnya baik-baik. Kakak juga suka jelasin sama mereka-mereka, mau dimana aja soal nikah di usia muda. Kakak suka bilang sama mereka, nikah di usia muda itu baik, jangan mikir yang enggak-enggak. Jadi kakak kasih tau kalau nikah di usia muda itu baik dan banyak manfaatnya.”

8. Apakah anda marah ketika ada seseorang yang mencela diri anda dan pernikahan anda ?

“Sebenarnya uda kelewatan kalau seperti itu. Dia uda sampe ngejek. Tapi jangan kita ikuti sifat dia. Kalau emang mau dianggap baik dan pengen masalah itu selesai, bilang aja baik-baik sama dia. Nggak perlu sampe marah juga. Mungkin dia punya alasan sendiri atau gimana. Kadang hal yang nggak kita sangka-sangka, tapi harus hadapi pakai ketenangan. Jangan terpancing emosi, sampai marah-marah nggak jelas. Kita sendiri juga yang rugi. Marah nggak ada untungnya, malah buat beban.”

9. Apakah anda mampu mengatasi masalah-masalah yang terjadi setelah menikah di usia muda?

“Mampu, dan kakak rasa harus berusaha supaya masalah nggak ada. Clear semua masalah biar enak. Cari jalan keluar sih, gimana supaya bisa selesai masalah-masalah itu. Terus harus dijelasin kenapa masalahnya, kenapa bisa gitu. Ngertiin masalahnya sama-sama. Sama-sama ngerti biar ada jalan keluarnya. Kakak juga seuka berdoa supaya bisa cepat selesai. Doa itu paling ampuh kakak rasa. Kakak tetap jalani rutinitas dan pekerjaan sehari-hari biar masalah jadi nggak terasa, terhibur oleh keseharian yang kakak kerjain, seperti mengurus anak. Kakak selalu berdoa untuk suami dan keluarga agae baik-baik aja. Itu yang biasanya kakak lakukan supaya bisa sabar. Minimal masalah

(14)

sedikitnya terobati dan hilang. Ya seperti tadi sih, dengan menjelaskan semua apa adanya, saling mengerti, dan saling mendoakan.”

10. Apakah anda mampu berinteraksi dengan seseorang yang berbeda persepsi mengenai pernikahan di usia muda?

“Ya mampu, temui aja mereka yang beda persepsi itu sih. Kakak terima aja persepsi mereka, karena tiap orang punya persepsi masing-masing. Kakak coba jelasin ke mereka soal nikah di usia muda. Pendapat kakak baik soal nikah ini, jadi kakak jelasin ke mereka kalau nikah di usia muda itu baik. Semua kakak jelasin, yang baik-baik kakak bilang sama mereka. Mana tau bisa ngerti mereka. Kalau hal baik pasti akan dibantu dengan sendirinya. Nggak perlu repot-repot, niat baik jadi jalannya pasti baik. Mungkin aja, uda siap kakak jelasin mereka jadi berubah pikirannya. Mudah-mudahan sih ampuh, selagi bisa jelasin, ya dijelasin aja ke mereka.”

11. Bagaimana kesan-kesan terhadap interaksi yang anda lakukan dengan lingkungan?

“Kesan-kesan yang kakak dapat selama ini sih baik. Mereka semua baik, mau di rumah sini sama di kampus. Nggak ada yang jelek kakak dapat. Uda bersahabat baik di kampus, jadi kalau apa-apa pasti baik respon mereka ke kakak. Jadi kakak juga nganggap mereka baik. Selama ini baik dan kakak rasa enak sama mereka semua.”

12. Secara umum, apakah anda disukai oleh lingkungan setelah menikah di usia muda ?

“Secara umum kakak disukai sih. Ya disukai dan selalu berusaha untuk baik sehingga mereka baik juga.”

(15)

Pedoman Wawancara

a. Pertanyaan Mengenai Data Diri - Nama Lengkap : Nida Ulhaq

-Tempat Tanggal Lahir : Medan, 18 April 1996

-Alamat : Jl. Bilal Ujung Gg. Fitri No.1 Medan Bilal

-Usia Sekarang : 19 Tahun

-Asal Kampus : Fakultas Agama Islam UMSU

-Jumlah Anak : 1 Orang

b. Pertanyaan Umum

1. Umur berapa anda menikah? 18 Tahun

2. Sudah berapa lama anda menikah? 1 Tahun

3. Apa tujuan anda menikah di usia muda?

“Tujuan nikah saya bang, pertama agar terhindar dari dosa besar. Seperti dosa ketika seseorang berpacaran bang. Yang kedua, agar cepat punya keturunan dan yang ketiga agar hidup lebih bahagia bang.”

4. Apa yang anda dapat dari pernikahan di usia muda?

“Banyak kebaikian yang saya dapat bang setelah nikah ini. Yang paling saya rasakan waktu saya jadi lebih mandiri. Banyak soalnya yang dikerjakan sekarang bang. Nggak cuma satu, semua kali ini mesti diurus bang. Mulai saya ngurus anak, suami, rumah, kuliah ini lagi. Jadi harus bisa lebih mandiri bang. Banyak yang didapat bang, belajar sekalian. Nggak apa-apa, yang penting mau belajar biar bisa mandiri. Biar berkah bang. Saya juga ngerasai setelah nikah di usia muda ini bang, sedikit lebih terarah karena di bimbing oleh suami.

(16)

Mau gimana-gimana, jadi lebih paham karena dikasih tau suami mana yang baik juga. Terus juga dia sering ngasih tau saya, soal apa aja. jadi nggak sembarang lagi bang. Sudah ada yang merhatiin bang. Saya senang bang, suami banyak ngasih perhatian.”.

5. Faktor apa yang mendorong anda untuk menikah di usia muda?

“Saya berani nikah karena awalnya orang tua suka nasihatin saya bang. Dulu kan waktu SMA saya suka keluyuran ke luar rumah. Terus kalau habis pulang sekolah, selalu melalak sama teman-teman. Orang tua saya jadi khawatir bang. Mereka terus nasihatin dan suruh saya cepat nikah. Mereka takut saya kenapa-kenapa bang. Jadi menurut mereka saya bagus nikah cepat bang. Tapi pertamanya saya nggak mau nikah karena malu. Masih belum cocok buat nikah. Tapi orang tua saya terus kasih masukan dan nasihat, jadi saya berani juga untuk nikah ini bang.”

6. Bagaimana perasaan dan kondisi anda setelah menikah di usia muda?

“Banyak yang harus dipelajari bang, saya rasa itu tantangan buat saya bang. Tapi nggak masalah, malah saya merasa bersyukur bang. Lewat hal ini, saya bisa jadi baik. Malah urusan ngurus suami dan anak buat saya jadi lebih semngat. Semgat buat lebih sayang ke mereka, juga lebih rajin buat kuliah bang. Saya banyak belajar jadi semua nggak menjadi beban, tapi malah saya jadikan semangat biar bisa jadi istri yang hebat. Ada mereka, senag gitu rasanya bang. Senang, apa lagi kalau uda kumpul sama. Paling diharuskan kumpul sama biar lebih terjaga kami bang. Semua yang saya rasain beda bang, banyak manfaatnya buat saya bang. Suami juga selalu ada buat saya bang, kapan aja.”

7. Apa pengertian pernikahan di usia muda menurut pendapat anda?

“Pengertian pernikahan di usia muda, menurut saya pernikahan yang masih dibawah umur bang. Masih muda-muda kali. Tapi mereka mau jalanin cinta mereka serius, makanya nikah.”

(17)

c. Pertanyaan untuk Proses Pembentukan Konsep Diri dengan Komunikasi Antarpribadi pada Mahasiswi setelah Menikah di Usia Muda

1. Apakah anda sulit atau mudah mendapatkan pemahaman positif dari lingkungan tempat tinggal dan lingkungan kampus setelah menikah di usia muda ?

“Saya mulai nikah ini selalu belajar buat berpakaian rapi bang. Saya liat kakak saya yang selalu rapi dan sopan. Awalnya saya nyoba-nyoba pakai baju terusan seperti kakak saya. Lama kelamaan terbiasa gitu bang. Habis itu saya coba lagi pakai jilbab panjang, sering orang bilang jilbab syari bang. Karena udah terbiasa akhirnya sampai sekarang selalu saya pakai bang. Ada berkahnya juga saya belajar kayak gini bang. Saya rasa, tetangga sini sekarang lebih baik aja liat saya. Saya juga baru pindah kesini bang. Disini saya nyewa, jadi dulu tetangga heran-heran liat saya. Bandan kecil tapi uda punyak anak dan suami. Tapi sejak saya udah berpenampilan rapi, mereka jadi selalu baik aja gitu bang. Tetangga rumah jadi juga suka liat saya bang kalau uda keluar rumah. Mereka kayak suka gitu. Senyum-senyum kalau liat saya bang. Teman kampus juga suka nanyain kok tiba-tiba beda pakaian saya bang. Saya bilang sama mereka biar lebih adem aja di tengok orang. Saya juga sering tu bang ke rumah mereka, silaturahmi aja biar lebih dekat sama tetangga. Kalau di kampus, sebelum makai pakaian ini mereka juga uda anggap baik saya bang. Soalnya mereka teman-teman saya semua bang.”

2. Apakah anda merasa nyaman di lingkungan tempat tinggal dan lingkungan kampus setelah menikah di usia muda ?

“Kalau saya rasa bang selama ini nyaman. Saya semenjak pindah sini bang, suka datangi rumah mereka. Saya sering silaturahmi biar lebih akrab. Apalagi kalau tiap hari waktu mau pergi ke kampus, jumpa tetangga waktu lagi manasin kereta. Mereka selalu senyum liat saya bang. Ntah kenapa mereka bisa seperti itu. Tapi saya rasa bang, mereka ramah dan baik jadi nyaman tinggal di sini bang. Di kampus juga banyak teman-teman yang suka penampilan baru saya ini. Mereka tanyak-tanyak dari mana saya mulai suka pakai pakaian gini.

(18)

Teman-teman juga suka muji penampilan baru saya bang. Mereka bilang saya lebih nampak kalem. Jadi nyaman saya sama mereka bang.”

3. Apakah anda melakukan interaksi dengan lingkungan tempat tinggal dan lingkungan kampus ?

“Saya pindah kesini baru aja bang. Jadi harus bisa dekatin tetangga sini. Apalagi saya uda nikah dan punya anak, nanti kalau nggak bergaul dikira apa pula sama mereka bang. Sering saya datang ke rumah-rumah disini bang, biar tambah dekat sama mereka. Kalau di kampus bang, saya sibuk kali kuliah. Hampir tiap hari ada mata kuliah. Nggak tanggung-tanggung, masuk pagi, pulangnya sore. Bisa di bilang sering kali saya di kampus bang. Padat kali kegiatan di kampus, mata kuliah masih banyak bang yang saya ambil. Kadang mau masuk jam tengah 8 pagi. Buru-buru kali ke kampus. Untungnya banyak teman di kampus jadi nggak boring kuliah. Kalau uda di kampus pasti ketemu teman-teman bang, jadi kalau nggak ada dosen atau pas jam makan siang, pasti kami cerita-cerita ntah apa aja”

4. Apa bentuk interaksi yang anda lakukan di lingkungan tempat tinggal dan lingkungan kampus?

“Seringnya kalau waktu malam bang atau nggak waktu hari minggu, saya datangi rumah mereka buat silaturahmi aja. Sama suami juga ke sananya bang. Harus bisa bertetangga disini bang biar nggak dikira yang enggak-enggak. Terus kalau di kampus, masih banyak kali mata kuliah. Padat kali jadwal. Sama teman, saya seringnya nyari tempat makan. Kan jedanya cukup lama kalau jam siang bang. Atau nggak kalau dosen tiba-tiba nggak datang, langsung tu kami gerak ke luar, nyari tempat buat duduk-duduk. Suka saya gitu sama teman bang, jadi biar nggak boring kali kuliah.”

5.Pernahkah anda bertemu dengan seseorang yang berbeda persepsi mengenai pernikahan di usia muda untuk menjelaskan alasan menikah anda ?

(19)

“Itu tetangga dekat rumah juga. Dengar saya dari orang sini juga kalau dia nyeritain jelek nikah saya bang, sampe di ceritainnya ke yang lain. Nggak tau kenapa tiba-tiba gitu dia. Saya malamnya langsung ke rumahnya. Baik-baik aja, sekalian silaturahmi sama sereka. Suami juga ikut temenenin saya. Udah tu, saya tanya ke mereka kenapa bilang-bilang jelek gitu. Uda lama juga kami disitu buat jelasinnya. Mereka bilang nggak tau ,cuma asal-asal aja bilang gitu. Iyauda saya sama suami nggak mau manjangin masalah, baik-baik aja. Mereka juga minta maaf sama kami. Uda clear juga masalah disitu. Jadi nambah sering ke tetangga buat silaturahmi jelasin nikah kami bang, biar enak aja.”

6. Bagaimana kondisi dan budaya di lingkungan tempat tinggal dan lingkungan kampus anda ?

“Masyarakat sini bang setau saya rajin kali sholat di masjid. Tiap shubuh dan maghrib mereka selalu ke mesjid. Suami sering bilang ke saya, kalau shubuh dan maghrib masjid disini selalu ramai aja. Nggak pernah sepi. Jadi mereka baik semua saya rasa bang. Setau saya kalau rajin sholat pasti baik. Teman-teman kampus juga uda saya kenal lama bang. Selama kenal, saya rasa mereka baik. Saya sama mereka uda temen lama bang, jadi uda tau gimana mereka. Kelakuan mereka, semua uda tau saya.”

7. Bagaimana persepsi lingkungan tempat tinggal dan lingkungan kampus mengenai pernikahan di usia muda anda?

“Banyak yang nganggap buruk nikah di usia muda ini bang, biar nggak terlalu salah paham juga sama nikah saya, saya datangin rumah-rumah tetangga. Silaturahmi sekalian juga jelasin soal nikah saya bang. Tapi ada juga yang sampe nyeritain buruk kemana-man soal nikah saya, itu yang kami harus ekstra jelasinnya. Terus kalau di kampus, mereka baik aja liat orang nikah di usia muda. Nggak pernah nganggap orang buruk kalau uda nikah di usia muda. Soalnya mereka juga tau dari tampang yang nikah gimana. Kan bisa tu nampak tampang orang yang nikah baik atau nggaknya.”

(20)

8. Apakah anda pernah mengalami konflik dengan lingkungan setelah menikah di usia muda ?

“Nggak pernah bang. Saya baik-baik aja sama semua orang. Nggak ada saya rasa yang jahat gitu. Mereka juga tau kalau saya dan suami nikah benar-benar. Saya juga ngerasa nggak ada yang perlu dicemaskan karena nggak mungkin sampai konflik gitu, orang kami baik-baik aja disini.”

9. Apakah anda mendapatkan hambatan setelah menikah di usia muda ?

“Nggak sampe menghambat apapun bang. Jadi kalau ada masalah, saya dan suami selesain sama-sama. Mau apa aja masalahnya, diselesaiin. Kalau emang susah kali masalahnya, lama-kelamaan akan bisa juga selesai. Selalu minta sama suami buat nyari gimana supaya bisa netral lagi. Nikah kami berjalan lancar dan jangan sampe ada yang menghambat bang. Soalnya kalau uda seperti itu, bisa parah keadaan semuanya.”

10. Apakah anda mendapatkan masalah setelah menikah di usia muda ? “Masalah ke mertua sendiri lo bang. Nggak sama pendapat kami soal anak bang. Mertua ingin kalau saya punya anak setelah uda tamat kuliah aja, biar nggak susah katanya. Tapi saya inginnya malah cepat punya anak. Biar masih kuliah bang, kan keluarga saya banyak, bisa sementara dititipin ke mereka. Nggak bagus menurut saya nunda-nunda punya anak bang. Saya sanggup kok punya anak. Walau nggak tiap saat sama anak, tapi selalu saya jaga dia bang. Terus banyak kali jadwal kuliah saya. Nggak ada dalam seminggu kosong. Senin sampai jumat masuk terus. Kadang kalo mau kuliah, kasian anak. Tapi harus dijalani bang, biar cepat siap. Anak saya jadi dititipin sama Kakak. Suami juga sibuk, jadi susah juga kadang-kadang ngurus anak, titipin aja sama kakak. Pernah juga kalau lagi rindu-rindunya sama anak, saya jadi cabut kuliah bang. Sekali-sekali nggak apa-apa. Namanya rindu anak.”

(21)

11. Adakah penolakan dari lingkungan terhadap anda setelah menikah di usia muda ?

“Banyak yang pengen tau soal nikah saya bang, kalau penolakan nggak ada. Soalnya saya nikah punya maksud baik. Teman-teman itu sering nanya bang ke saya, kenapa berani nikah, apa yang di kejar kenapa cepat kali nikah, suami kerja apa kenapa uda bisa lamar-lamar anak orang. Banyak bang nanya orang itu, tapi kalau ditolak kayak abangg bilang tadi nggak ada.”

12. Apakah anda mendapatkan pujian setelah menikah di usia muda?

“Pernah bang, pujian dari teman-teman kampus. Teman-teman sering bilang, Nida kenapa sudah berani menikah, besar nyali kamu ya. Saya jawabaja tu bang pakai alasan dan tujuan nikah saya Dengar teman-teman bicara gitu rasanya senang bang. Dibilang punya nyali besar dan berani. Mudah-mudahan rasa percaya diri ini tetap kuat bang agar bisa sama-sama terus keluarga ini.”

13. Apa yang biasa anda bicarakan dengan suami setelah menikah di usia muda ? “Kalau sama suami, semua saya bilang bang. Apalagi kalau hari libur dan suami ada di rumah, enak tu kami cerita-cerita. Saya sering nanya ke dia bang soal kedepannya gimana, pekerjaan suami saya dan sering soal anak bang. Terus suami pandai dia kasih masukan ke saya. Jadi kalau uda ngobrol sama suami, terus tu semua diceritai. Suami bantu kali soal masalah ke mertua tadi. Dia juga bilang sabar-sabar aja dulu, nanti ngerti sendiri mereka.”

d. Pertanyaan untuk Bentuk Konsep Diri Mahasiswi setelah Menikah di Usia Muda

1. Apa persepsi anda mengenai pernikahan di usia muda ?

“Menurut saya bang, nikah diusia muda itu cepat kali, karena saya rasa pelakunya aja masih muda. Nggak terlalu masalah sebenarnya kalau emang yang nikah punya niatan baik. Kalau alasan yang nikah

(22)

baik, nggak apa-apa kalau mau nikah di usia muda. Yang penting kalau udah nikah sama-sama bisa menghargai aja. Seperti saya, nikah waktu umur 18 tahun. Masih muda kali itu. Tapi saya yakin karena tujuan saya nikah jelas bang.”

2. Adakah pengaruh berbagai persepsi di lingkungan mengenai pernikahan di usia muda terhadap sikap dan sifat anda ?

“Nggak ada perubahan yang saya rasakan bang. Kalau saya bang nggak peduli sama yang nggak terlalu penting gitu. Harus kuat pendirian saya bang. Soalnya saya nikah emang karena alasan baik bang. Jadi kalau anggapan mereka banyak dan beda-beda saya tetap pada pendapat saya bang. Harus lebih memahami, terus lebih baik aja memahaminya bang. Nggak ada yang berubah sama sekali bang. Saya pahami dan terima aja bang. Yang harus saya lakuin cuma percaya dan optimis sama pernikahan ini, karena yang selama ini saya lakuin baik-baik aja bang.”

3. Bagaimana pandangan anda terhadap diri anda sendiri setelah menikah di usia muda ?

“Yang saya alami setelah nikah ini bang, banyak perubahan buat diri saya. Pertama, saya ngerasa lebih baik aja saya bang. Bisa dibilang udah jadi sosok wanita yang lebih baik. Yang dulunya bandal, sekarang lebih baik berkat arahan dan bimbingan suami bang. Dan sekarang lebih mandiri bang dalam segala hal. Soalnya udah nikah ini banyak yang saya urus bang, mulai dari ngurus anak sama urusan kuliah ini bang. Banyak yang perlu dipelajari lagi bang kalau udah nikah ini. Soalnya tanggung jawab, dari situ saya banyak belajar jadi lebih baik bang”

4. Apa yang membuat diri anda percaya diri setelah menikah di usia muda ?

“Sering orang tua saya ngasih arahan. Mau Abi atau nggak Umi saya. Semua sering nasihatin saya bang. Kadang itu yang saya perlukan. Mereka selalu ada untuk menguatkan saya bang. Apa yang mereka bilang banyak benarnya bang. Mereka sering bilang kalau nikah di usia muda banyak manfaatnya. Karena saya percaya sama

(23)

mereka, makanya saya kuat sampai saat ini. Omongan orang tua saya tadi juga sudah saya rasain sendiri. Omongan mereka pasti benar, selalu ngasih yang terbaik buat anaknya. Manfaat banyak untuk pembelajaran diri mengenai hal apa aja bang, terus saya rasa manfaat paling banyak itu, habis nikah ini saya ngerasa lebih semangat dan lebih terarah mau kemananya bang. Mereka sangat saya rindukan bang, nasihat-nasihat mereka agar lebih kuat lagi.”

5. Bagaimana cara anda mempertahankan keyakinan awal anda menikah di usia muda setelah menikah ?

“Saya sering buka situs-situs mengenai pernikahan bang, terus juga sering baca buka nikah, kalau ada kesempatan juga sering degari ceramah-ceramah ustad soal nikah di usia muda ini bang. Saya pengen memperdalam soal nikah ini bang. Biar kuat dan tambah yakin sama yang uda dijalani. Soalnya saya rasa nggak bisa selamanya orang tua yang semangatin, harus bisa sendiri. Makanya sekarang saya hobi nyari tau soal nikah bang. Semua hal yang penting, saya rasa bakal say abaca dan cari. Supaya komitmen bisa kuat, dari diri sendiri bang. Inginnya punya ilmu sendiri supaya bisa lebih enak bang. Soalnya nggak bisa selamanya yang nguatkan orang tua saya aja bang. Saya harus mulai belajar punya keyakinan sendiri dan lebih belajar soal nikah ini bang.”

6. Apa perbedaan diri anda dengan wanita di luar sana yang belum menikah di usia muda ?

“Kalau saya bilang bang soal keberanian aja bang, kalau uda berani pasti mau buat nikah di usia muda bang. Kalau saya rasa wanita diluar sana belum mengerti dan berani untuk nikah di usia muda. Saya aja pertama berani karena ada dorongan dan dukungan orang tua. Berani-berani aja buat ngambil keputusan saya bang, karena sudah saya anggap baik nikah ini. Walau pertama orang tua yang beri masukan, tapi intinya saya uda berani dan saya juga mulai belajar soal nikah ini. Nambah-nambah ilmu biar lebih enak jalaninya.”

(24)

7. Apakah anda terima ketika ada seseorang yang memiliki persepsi berbeda mengenai pernikahan di usia muda ?

“Saya rasa itu hak mereka, mau mereka bertanggapan gimananya. Wajar beda-beda. Manusia nggak mungkin sama, tergantung orangnya nanggapin hal tersebut. Tapi saya nggak terkecoh dan nggak ngaruh buat saya bang. Saya terima aja bang, itu hak mereka. Tapi saya juga harus lebih kuat biar kata-kata mereka nggak buat saya goyah bang. Apalagi kalau masalah persepsi, saya harus lebih percaya diri sama persepsi saya sendiri. Biar nggak terpengaruhi sama hal yang seperti itu, harus kuat sama percaya diri tadi bang. Mereka mau bilang gimana, ya itu mereka, bukan saya bang.”

8. Apakah anda marah ketika ada seseorang yang mencela diri anda dan pernikahan anda ?

“Nggak usah pakai marah bang, soalnya orang yang ngejek sama nyela gitu pasti ada sebabnya. Saya tanya aja sama mereka, kenapa sampai berani melakukan yang seperti itu. Saya rasa nggak perlu sampe marah-marah, lagian kita juga belum tau pasti kenapa mereka seperti tu. Saya yakin sama nikah saya, baik. Jadi kalau mereka nyela, nggak perlu sampe marah-marah pasti mereka ngerti. Pendekatan yang harus dilakukan ke mereka, jelasin soal nikah saya ini bang. Soalnya kalau uda di jelasin pasti ngerti mereka. Jangan pakai marah juga bisa selesai bang.”

9. Apakah anda mampu mengatasi masalah-masalah yang terjadi setelah menikah di usia muda?

“Masalah-masalah sampai saat ini uda mampu diselesaikan bang. Perbedaan persepsi kemarin sama mertua uda dibenerin bang. Saya yakinin pertama orang tua soal hal itu. Terus orang tua saya bilang ke mertua. Jadi uda agak ngerti mertua, uda dijelasin sama orang tua saya bang. Udah dari situ, saya juga dekatin mertua lagi, gentian saya yang ngasih penjelasan bang. Suami juga bantu, dia juga yang bantu bicara ke mertua bang. Terus kalau soal anak, kakak saya mau dititipin anak. Jadi kalau lagi kuliah terus suami kerja, anak saya titip

(25)

dulu sama kakak. Itu suami yang ngasih ide. Saya rasa itu pilihan paling baik buat saat ini bang.”

10. Apakah anda mampu berinteraksi dengan seseorang yang berbeda persepsi mengenai pernikahan di usia muda?

“Mampu bang, saya kalau ada ketemu orang seperti itu, langsung saya jelasin aja gimana. Enaknya gitu bang, kalau ketemu langsung jadi enak jelasinnya. Nggak ada yang ganjal. Terus kalau ketemu, jelasin kenapa saya nikah bang. Kadang juga mereka langsung ngerti kenapa kita nikah. Soalnya saya jelasin dengan lengkap. Ada juga yang pengen nambah, nambah lebih pengen tau kenapa saya nikah. Jadi bisa membahas hal itu lama, sampe dia ngerti bang. Harus berani jelasin bang, soalnya nikah saya emang karena pengen nikah baik. Jadi nggak salah kalau jelasin ke dia yang saya tau dan saya pikirin. Suami juga mau nemenin kalau saya lagi mau ketemu sama mereka.”

11. Bagaimana kesan-kesan terhadap interaksi yang anda lakukan dengan lingkungan?

“Kesan-kesannya mereka kebanyakan ingin tau lebih banyak soal alasan kenapa saya menikah. Kenapa berani, kenapa bisa. Jadi saya lebih ingin ketemu mereka untuk jelasin semua. Dari situ, jadi sering ketemu. Kalau uda dijelasin mereka ngerti itu bang. Mereka juga akan melihat kita baik lama-lama, karena uda dijelasin tadi. Kesan saya baik buat mereka bang. Saya jadi suka kalau ketemu mereka, karena rata-rata pada mau ngerti saya bang.”

12. Secara umum, apakah anda disukai oleh lingkungan setelah menikah di usia muda ?

“Secara umum saya disukai bang. Disukai aja bang, mungkin karena selama ini nggak ada yang protes dan kelakuan saya selalu baik ke mereka bang. Saya baik-baik aja di lingkungan. Saya juga lebih menjaga keadaan aja bang dengan penampilan yang sopan. Selalu juga menjaga perkataan sama mereka bang, paling utama saya harus

(26)

baik supaya mereka juga baik bang. Timbal balik, kita baik mereka juga gitu bang ke kita.”

(27)

Pedoman Wawancara

a. Pertanyaan Mengenai Data Diri

- Nama Lengkap : Adila Tunnisa

-Tempat Tanggal Lahir : Medan, 5 November 1994

-Alamat : Jl. Madiosantoso Gg. Pribadi No. 2 Medan Bilal

-Usia Sekarang : 21 Tahun

-Asal Kampus : Universitas Islam Negeri Sumatera Utasa

-Jumlah Anak : 1 Orang

b. Pertanyaan Umum

1. Umur berapa anda menikah? 18 Tahun

2. Sudah berapa lama anda menikah? 3 Tahun

3. Apa tujuan anda menikah di usia muda?

“Tujuan yang paling penting, aku menikah untuk menjaga diri, terus menurut aku menikah di usia muda itu lebih mudah aja dalam segala hal dan menikah di usia muda itu nggak akan menghalangi aktifitas-aktifitas yang lainnya. Menurutku pernikahan di usia muda itu lebih bagus.”

4. Apa yang anda dapat dari pernikahan di usia muda?

“Dari pernikahan ini aku dapat suami, dia terlalu baik buatku. Dia juga sosok yang baik dan lebih banyak membantu pekerjaanku. Banyak, seperti tugas kuliah sama kadang dia juga bantu pekerjaan rumah. Ahli kurasa apa aja. Jadi habis nikah ini terasa lebih ringan semuanya, karena suami tadi yang selalu ada. lebih terasa ringan dan lancar aja semua yang ku jalani.”

(28)

“Aku nikah di usia muda itu karena janji Allah pasti. Menikahlah kamu, maka kamu akan kaya. Aku pengen lebih sukses, jadi aku berani nikah sekarang agar lebih cepat suksesnya. Terus aku dapat dukungan dari kedua orang tua supaya cepat nikah. Mereka bilang samaku agar lebih yakin dan percaya sama yang akan dilakukan. Dan satu lagi aku rasa perempuan sangat rawan dalam segala hal, jadi nikah itu fungsinya membantu dan menjagaku. Terus kalau aku nikah uda nggak buat orang tua khawatir lagi. Apalagi aku kuliah ngekost. Orang tua ku jauh, jadi mereka suka khawatir samaku. Jadi ku rasa nikah di usia muda ini banyak bantu aku kali.”

6. Bagaimana perasaan dan kondisi anda setelah menikah di usia muda? “Lebih bebas aja kurasa. Orang tua uda nggak terlalu cemas, apalagi khawatir. Jadi kalau mau ngapain aja gampang sekarang. Nggak terlalu banyak larangan. Dulu susah kali kalau mau keluar, apalagi anak gadis. Terbatas kali kalau mau keluar. Kalau uda malam harus pulang. Jangan sampe maghrib, kalau keluar sampai maghrib langsung kena marah. Teman ku banyak, suka kali ngajak keluar, terus aku hobi keluar, nggak betah di rumah aja. Susah kali pas belum nikah. Sekarang mau keluar sampe kapan aja nggak masalah, orang uda ada suami yang ngawani. Mau keluar bedua aja kami sama anak, orang tua nggak ada nyariin lagi. Semua udah tanggung jawab suami pasti. Jadi suami uda mau ikut, uda itu keluar. Kadang kalau teman ngajak keluar, ku ajak itu suami. Kalau sama suami rasanya tenang aja kemana-mana. Terus aku juga sering ada acara kampus, juga sering ku ajak suami. Mau aja dia itu, baik kali suamiku. Jadi kalau sekarang mau keluar atau nggak mau melalak jadi lebih bebas dan dibolehkan oleh orang tua karena ada suami yang menemani. Apalagi banyak anggapan orang sama anak perempuan soal kek gitu. Nggak bagus kesana kemari atau sering keluar rumah, taoi sekarang bebas karena ada suami yang nemenin. Tetangga jadi ngerti tentang dan maklum aja karena aku udah nikah.”

(29)

“Kalau menurutku, nikah di usia muda itu cara nyatuin dua orang yang benar-benar cinta. Tapi nggak mau masih main-main. Mau langsung diseriusin. Padahal umur masih muda tapi mereka mau mepersatukan cinta mereka dengan jalal yang halal.”

c. Pertanyaan untuk Proses Pembentukan Konsep Diri dengan Komunikasi Antarpribadi pada Mahasiswi setelah Menikah di Usia Muda

1. Apakah anda sulit atau mudah mendapatkan pemahaman positif dari lingkungan tempat tinggal dan lingkungan kampus setelah menikah di usia muda ?

“Banyak kali anak kost samping rumahku, jadi pas pindah kesini jarang kali mau ngomong sama orang itu. Soalnya kan ntah siapa-siapa aja anak kost ini, ntah dari mana-mana aja. Jadi nggak ada ngobrol dulunya. Tapi semenjak ada yang ngomongin jelek nikah aku, ku tes buat datangi orang itu, ngobrol biar tau gimana. Udah sering ke rumah tetangga-tetangga, Alhamdulillah lama-lama orang itu baik juga samaku. Terus kalau di kampus, aku temenan sama orang-orang yang ku anggap baik aja. Orang itu pun malah banyak nanya. Banyak kali dari orang itu yang pengen nikah juga kayak aku gini. Tapi gapapa banyak tanya, jadi aku sama teman-temanku jadi lebih enak. Padahal aku cuma bilang sikit aja kenapa aku mau nikah, tapi uda banyak kali yang mau nikah juga.”

2. Apakah anda merasa nyaman di lingkungan tempat tinggal dan lingkungan kampus setelah menikah di usia muda ?

“Alhamdulillah, aku rasa nyaman. Di rumah sekitar sini semuanya baik dan nggak ada orang yang nggak suka. Ku rasa habis nikah ini, makin banyak yang suka samaku. Kek gitu yang buat aku nyaman. Apalagi di kampus tambah-tambah orang itu jadi ikut-ikut mau cepat nikah juga. Orang itu nanya kenapa aku mau nikah, Ku jawab dengan betul. Ntah kenapa semua yang ku jelasin sama mereka masuk dan orang itu jadi mau juga nikah.”

(30)

3. Apakah anda melakukan interaksi dengan lingkungan tempat tinggal dan lingkungan kampus ?

“Sering ke tempat tetangga jadinya perkara sebelum kek gini banyak kali yang ngatai buruk nikah aku ini. Jadi sering datang ke rumah-rumah buat ngomong-ngomong sama orang itu. Jadi karena suka gitu sekarang, jadi tambah dekat aku sama mereka. Di kampus aku juga banyak tugasku. Banyaknya tugas kelompok, jadi harus ke kampus ngerjain ramai-ramai. Enak kalau tugas sendiri, bisa bawa ke rumah, minta bantu suami. Ini tugas kelompok, harus ke sana. Kalau nggak mau merepet ketua kelompoknya. Terus masih banyak waktu kuliah, padat kali. Masuk terus.”

4. Apa bentuk interaksi yang anda lakukan di lingkungan tempat tinggal dan lingkungan kampus?

“Aku sering ke rumah-rumah orang itu. Sejak ku rasa banyak yang ganjal. Awal-awal, ku datangi yang tetangga cewe dulu. Satu-satu, lama-lama hampir semua kudatangi. Seringnya cerita soal nikah aku ini sama orang itu biar nggak ada salah paham. Di kampus lebih lagi, banyak kali ngobrol sama teman kampus. Apalagi kalau uda ngerjain tugas, pantang diam di situ. Ntah kemana kami sering. Nyari wifi sama yang enbak buat duduk rame-rame. Kalau bisa cari yang adem ada angin-anginnya. Tugas banyak kali, kadang mau sampe semua ada tugas kuliah. Jadi harus banyak kumpul biar banyak yang mikir buat siapin tugas. Terus kalau kumpul, uda agak bosen, cerita-cerita juga jadinya. Kadang saling curhat, banyaknya gossip emak-emak.”

5.Pernahkah anda bertemu dengan seseorang yang berbeda persepsi mengenai pernikahan di usia muda untuk menjelaskan alasan menikah anda ?

“Orang itu kan orang lama disini, jadi awalnya aku canggun mau ketemu orang itu. Uda lama juga nggak berani. Tapi capek juga dengerin yang jelek-jelek. Jadi aku coba buat datanginorang itu satu-satu, apalagi yang suka nyeritain. Tapi aku jumpain tetangga yang cewe dulu, biar enak ngomongnya. Ku jelasin sama orang itu nikahku. Jadi uda agak lama, orang itu jadi tambah baik ke aku.”

(31)

6. Bagaimana kondisi dan budaya di lingkungan tempat tinggal dan lingkungan kampus anda ?

“Sekarang aku uda tau, soalnya sering uda aku ke rumah orang itu. Kan keliatan dari gelagat sama tingkahnya waktu aku ke rumahnya, ku rasa mereka baik. Mungkin waktu itu karena belum kenal samaku makanya orang itu ngomong kayak gitu. Tapi uda kenal jadi tambah baik. Apalagi kalau di kampus, semua nanya soal nikah aku. Nampak kali orang itu pengen nikah juga. Orang itu bilang ke aku sendiri pengen ikut nikah juga. Jadi ku rasa, di sini baik. Orang mereka semua terima dan malah heboh pengen nikah.”

7. Bagaimana persepsi lingkungan tempat tinggal dan lingkungan kampus mengenai pernikahan di usia muda anda?

“Yang kutangkap dari orang itu, persepsi orang itu soal nikah muda liat dari yang nikahnya. Kalau yang nikah orang baik pasti baik juga orang itu anggap nikahnya. Tapi kalau ditengok orang itu yang nikah itu nggak bagus, orang itu pasti nggak suka. Kan bisa diliat dari siapa teman mainnya atau kek mana tingkah orang itu sebelum nikah. Kalau emang baik ditengok orang sini, pasti nggak masalah itu. Yang iya harus berani buat dekat sama tetangga, soalnya kalau uda dekat pasti orang itu ngerti nikah kita. Kalau di kampus, teman-teman anggap nikah di usia muda itu baik. Orang itu aja sampe pengen nikah juga, kayak aku.”

8. Apakah anda pernah mengalami konflik dengan lingkungan setelah menikah di usia muda ?

“Alhamdulillah, nggak ada yang gitu-gitu. Orang aku baik-baik aja. Nggak ada tingkah ku ynag sampe buat konflik. Orang sini juga baik samaku. Nggak ada yang buat sampai kek gitu.”

9. Apakah anda mendapatkan hambatan setelah menikah di usia muda ?

“Nggak pernah aku dapat hambatan kek gitu. Aku sama suami sampai saat ini selalu akur dan sama anak juga baik. Nggak ada hal semacam

(32)

itu saya rasa. Baik-baik aja udah nikahku ini, nggak sampe ada kek gitu. Insya Allah dimudahkan dan dilancarkan selalu.”

10. Apakah anda mendapatkan masalah setelah menikah di usia muda ? “Kalau ku rasa, pasti semua yang nikah dapat masalah. Tapi Alhamdulillah nggak ada sampe jadi penghambat dan penghalang. Soalnya masalahnya nggak terlalu kali dan masih bisa ku selesaikan. Masalah kecil-kecil aja. Tapi paling nggak harus bisa cepat diselesaikan, biar enak semua. Nggak ada ganjal di hati. Kadang mau nggak enak hati kalau banyak masalah itu. Soalnya kalau anak muda masih labil, sikit-sikit dimasalahin.”

11. Adakah penolakan dari lingkungan terhadap anda setelah menikah di usia muda ?

“nggak ada, nggak mungkin ku rasa aku ditolak. Orang baik-baik aja. Terus malah banyak orang itu yang mau nikah juga. Bukannya nggak suka orang itu samaku. Malah orang itu suka kali. Mantap kali itu udah orang itu mau ikut-ikut aku nikah. Alhamdulillah pokoknya, semua ku rasa baik.”

12. Apakah anda mendapatkan pujian setelah menikah di usia muda ?

“Uda, kalau orang itu. Banyak kali yang dibilangnya. Sikit-sikit selamat. Senang juga ada yang suka kalau aku uda nikah. Orang itu juga mau nikah kurasa. Soalnya suka nanya-nanya ke aku soal nikah. Makanya orang itu kek suka kali sama nikah. Mau ikut-iktan semua nikah, semaangat ku bilang sama orang itu.”

13. Apa yang biasa anda bicarakan dengan suami setelah menikah di usia muda ? “Aku seringnya ngomong ke suami soal keluarga. Kayak mau kapan liburan ramai-ramai sama semuanya. Kadang ke suami juga sering bicarain anak. Soal sepele kayak susunya atau mau beli baju dia. Apalagi kalau tugas kuliah, itu pandai suami jawabnya. Orang dia seniorku di kampus.Banyak kali tugasku, rata-rata dia yang bantu.”

(33)

d. Pertanyaan untuk Bentuk Konsep Diri Mahasiswi setelah Menikah di Usia Muda

1. Apa persepsi anda mengenai pernikahan di usia muda ?

“Kalau ku rasa nikah di usia muda itu sangat penting diperhatiin sekaran ini. Menurutku nikah di usia muda bermanfaat untuk menjaga diri dari hal-hal yang buruk, kayak kebanyakan hal yang terjadi sama remaja sekarang. Sudah banyak kali pergaulan bebas yang nggak terkendali. Ku ambil keputusan buat nikah di usia muda, karena nikah itu bisa menjaga diriku dari hal buruk tadi. Terus kalau masa remaja mudah kali jatuh cinta, rawan kalau ku rasa soal cinta-cinta ini. Lewat nikah di usia muda ini, cinta jadi baik dan halal. Nggak usah perlu repot-repot pacaran dan gonta-ganti pasangan terus. Nggak baik, kalau emang cinta, ini yang harus diambil, jalan paling baik. Bismillah aja pasti ini jalan terbaik.”

2. Adakah pengaruh berbagai persepsi di lingkungan mengenai pernikahan di usia muda terhadap sikap dan sifat anda ?

“Aku nggak akan terpengaruh dengan persepsi atau omongan-omongan orang. Simple aja, kalau emang aku nikah pakai alasan yang jelas. Ngapain pikirin kata orang. Sampe ganggu, atau sampe jadi terpengaruh gitu nggak pernah. Yang jelas, kalau banyak persepsi, mau gimana lagi. Emang ku rasa buruk orang-orang anggap nikah di usia muda. Tapi itu kan orang yang nggak ngerti. Bawa aja mereka sama ku, biar ngerti kalau nikah di usia muda malah dianjurkan dalam Islam. Saya juga nikah karena janji Allah mengenai pernikahan. Harus optimis, ibarat kita punya tujuan jelas, ngapain ribet mikirin kata-kata orang.”

3. Bagaimana pandangan anda terhadap diri anda sendiri setelah menikah di usia muda ?

“Aku memandang diriku sekarang sebagai sosok istri yang baik untuk keluarga. Padahal nggak pernah ku tau jadi seorang istri, habis nikah

(34)

ini baru kurasain kek gini rupanya nikah dan jadi istri. Jadi istri nggak gampang, banyak yang harus dipelajari. Aku rasa, diri ini jadi tambah karena banyak belajar soal banyak hal. Dulu aku sering berfikir ingin jadi istri yang baik, membangun rumah tangga yang baik, menjaga anak dengan baik. Alhamdulillah sekarang terwujud. AkusenangAllah ngabulim keinginan beratku itu.terus kalau uda nikah ini, ibu-ibu uda jadi istri juga harus sering nyari sumber bacaan sama harus sering bertanya sama siapa aja kalau ada yang nggak ngerti. Aku juga sering bertukar pikiran dengan orang tua dan seseorang yang lebih dahulu menikah. Aku seringnya kalau pulang ke rumah di sergai sana, senang ketemu ibu bisa cerita-cerita soal apa aja. Ibuku pandai kali kalau uda nasihati. Kalau uda pulang, banyak kali yang kutanya sama ibu. Mau soal apa aja semua dia tau. Ada juga sama temanku yang uda nikah duluan. Dia setidaknya lebih ngerti nikah, aku tanyak sama dia yang menurutku dia lebih tau. Biar ada masukan buatku juga.”

4. Apa yang membuat diri anda percaya diri setelah menikah di usia muda ? “Insya Allah yakin dan percaya sama nikahku ini. Orang tuaku dua-duanya dukung aku kali. Mereka support semuanya habis nikah ini. Banyak ngasih masukan dan nasihat. Terus kalau ada hal yang perlu dibantu, orang tuaku nerima dengan senang hati. Terus liat suami, baik kali. Nggak ada yang buatku kesel, dia selalu ngerti samaku. Mau apa aja, ngeti dia. Rasanya dia paling baik, nggak pernah keras samaku. Uda orang tua dukung sama suami kek gitu jadi rasa yakin itu kuat kurasa. Pengen lebih lagi rasanya. Pengen lebih, jadi tambah cinta juga sama suami. Pengen punya anak lagi. Insya Allah kalau Allah ngasih lagi.”

5. Bagaimana cara anda mempertahankan keyakinan awal anda menikah di usia muda setelah menikah ?

“Kalau soal itu, aku suka ngingat kek mana masa lalu ku. Alhamdulillah habis nikah ini aku jadi lebih baik. Jadi aku bandingin kek mana dulu waktu sebelum nikah sama sekarang, mana yang lebih

(35)

baik kudapat. Dan benar, aku lebih baik setelah menikah ketimbang sebelum nikah. Jadi nggak bakal goyang keyakinan aku soal nikah ini, orang Alhamdulillah aku lebih baik sekarang.”

6. Apa perbedaan diri anda dengan wanita di luar sana yang belum menikah di usia muda ?

“Aku mau nikah karena punya alasan sendiri, karena aku mau jadi lebih baik kedepannya. Kalau kurasa sama wanita diluar, hanya perbedaan persepsi aja. Aku punya alasan sendiri kenapa mau menikah. Aku juga uda lebih berani menikah. Ku rasa orang itu nganggap nggak terlalu penting nikah di usia muda. Nggak terlalu perlu cepat-cepat nikah. Ibaratnya nggak usah terburu-buru, masih panjang perjalanan kata orang itu. Mungkin takut nyesal, tapi kurasa nggak ada penyesalan kalau kita milih calon suami yang baik dan sholeh. Aku jujur, nggak ada kusesali, semua ku syukuri karena emang bahagia aku habis nikah ini. Dapat suami yang baik dan sholeh juga ngerti Islam. Makanya tergantung kek mana sendirinya milih pasangan hidup itu. Kalau Cuma buat sesaat ngapain. Cuma nengok fisik atau nggak harta. Aku rasa baik itu liat kek mana kepribadian dan agama dia. Baru paten.”

7. Apakah anda terima ketika ada seseorang yang memiliki persepsi berbeda mengenai pernikahan di usia muda ?

“Aku terima-terima aja karena kurasa itu hak mereka mau berpendapat apa aja. Beda-beda tiap orang nganggap nikah di usia muda ini kek mana,tergantung orangnya. Alhamdulillah, kalau aku rasa nikah di usia muda ini emang bener baik, banyak kebaikannya. Nggak tau kek mana orang luar mandang nikah ini. Ada pikiran sendiri mereka mungkin, atau nggak ada sodaranya dulu nikah di usia muda terus nggak bagus, atau cerai. Kita juga nggak tau. Bisa aja juga mereka pikir karena hamil luar nikah atau apa. Yang penting jangan terikuti apa yang dibilang mereka soal nikah di usia muda. Aku yakin aja, sama banyak istighfar sama Allah. Berdoa terus, Insya Allah akan dimudahkan.”

(36)

8. Apakah anda marah ketika ada seseorang yang mencela diri anda dan pernikahan anda ?

“Kalau ada orang yang ngejek sampe ngina, aku nggak marah. Sadar diri aja, mungkin ada yang perlu kita perbaiki makanya orang itu kek gitu. Sadar diri aja, biar lebih baik. Jadi nggak perlu ribet-ribet marah. Aku ambil simplenya aja. Aku lebih sadar diri aja karena kalau orang lain mencela kita nggak boleh ikut marah juga ke dia. Kalau kurasa marah itu bukan solusi dari hal itu. Aku akan jelasin sama orang itu dengan alasanku kenapa mau menikah. Aku juga akan kasioh argumen dan pendapatku yang sesuai dengan ajaran islam tentang menikah di usia muda ini. Mungkin kalau uda dijelasin, bisa berubah orang itu. Setidaknya ngerti sikit soal nikah yang kulakukan ini.”

9. Apakah anda mampu mengatasi masalah-masalah yang terjadi setelah menikah di usia muda?

“Aku sukanya sabar dan tawakal aja kalau uda dapat masalah. Terus semua harus diklarifikasikan dengan baik sesuai apa inti masalahnya. Harus diselesaikan dengan baik aja. Kalau kurasa enaknya hadapi dengan saling memahami dan saling memaafkan satu sama lainnya. Juga kalau perlu intropeksi dan memperbaiki diri masing-masing supaya lebih baik. Insya Allah Masalah lama-lama akan selesai dan baik lagi.”

10. Apakah anda mampu berinteraksi dengan seseorang yang berbeda persepsi mengenai pernikahan di usia muda?

“Biasanya kalau ada yang kek gitu, aku berani aja jelasin ke orang itu. Baik-baik aja jelasinnya. Kondisikan aja semua orang itu, jelasin dengan baik. Kalau ku rasa mereka itu butuh penjelasan agar mereka ngerti. Biasa ku jelasin soal bagaimana Islam mengajarkan bahwa pernikahan di usia muda itu sebenarnya lebih menjaga diri kita dari pergaulan negatif seperti pacaran masyarakat di luar sana. Sebisa mungkin, Insya Allah akan teratasi dan terkondisikan dengan baik. Terus kurasa dengan memperlihatkan perbuatan kita sendiri, kayak

(37)

sifat dan sikap yang baik. Selama hal yang kita buat baik, lama-kelamaan mereka bisa menerima pendapat dan persepsi kita mengenai pernikahan di usia muda ini. Itu kalau kubilang.”

11. Bagaimana kesan-kesan terhadap interaksi yang anda lakukan dengan lingkungan?

“Kesan-kesan baik, baik. Orang sini selalu nganggap aku baik. Umumnya masyarakat beranggapan buruk soal nikah di usia muda ini. Karena ku rasa sudah terlalu umum di masyarakat bahwa pergaulan anak muda sekarang banyak buruknya. Tapi orang sini baik setelah banyak kujelasin sama mereka soal pernikahanku ini. Orang itu liat diriku baik sekarang, karena aku selalu ikut pergaulan yang baik-baik. Kesan terakhirku sama orang-orang sini baik-baik. Timbal balik, orang itu sekarang uda baik. Aku juga nanggepinnya baik.”

12. Secara umum, apakah anda disukai oleh lingkungan setelah menikah di usia muda ?

“Aku rasa disukai. Orang banyak yang suka sama nikah aku ini. Bahkan Alhamdulillah banyak yang termotivasi pengen nikah juga. Teman-temanku banyak yang pengen nikah. Ikut-ikutan. Kurasa semakin banyak orang yang mau nikah. Apalagi teman-temanku, pada mau ikuti jejakku. Orang itu juga pengen nikah cepat, nikah di usia muda. Banyak dari orang itu suka nanya-nanya gimana tips-tipsnya biar nikahnya lancar.”

Figure

Foto Informan 1  Karina Yusanda Putri

Foto Informan

1 Karina Yusanda Putri p.58
Foto Informan 2  Nida Ulhaq

Foto Informan

2 Nida Ulhaq p.59
Foto Informan 3  Adila Tunnisa

Foto Informan

3 Adila Tunnisa p.60
Foto nInforman 4  Muarifah

Foto nInforman

4 Muarifah p.61
Foto Informan 5  Dewi Lestari

Foto Informan

5 Dewi Lestari p.62

References

Scan QR code by 1PDF app
for download now

Install 1PDF app in