• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pencegahan dan pengendalian rabies penyakit menular pada hewan dan manusia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Pencegahan dan pengendalian rabies penyakit menular pada hewan dan manusia"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR PUSTAKA

Aini EA, Isnaini I dan Sukamti S. 2018. Pengaruh Tingkat Pendidikan Terhadap Tingkat Kesejahteraan Masyarakat di Kelurahan Kesatrian Kota Malang.

Technomedia Journal. 3(1): 58-72.

Akoso, Budi T. 2007. Pencegahan dan pengendalian rabies penyakit menular pada hewan dan manusia. Jakarta : Kanisius.

Anggraini, Saerang IS dan Soegoto AS. Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan, Harga dan Lokasi Terhadap Kepuasan Pelangan. Jurnal EMBA. 7(3): 3959- 3968.

Badan Pusat Statistik Kabupaten Pinrang. 2018. Statistik Pendidikan Kabupaten Pinrang 2018. Pinrang: BPS Kabupaten Pinrang.

Badan Pusat Statistik Kabupaten Pinrang. 2021. Jumlah Penduduk Jiwa 2019-2021.

https://pinrangkab.bps.go.id/indicator/12/31/1/jumlah-penduduk.html.

Diakses pada 7 Mei 2022.

Badan Pusat Statistik Kabupaten Pinrang. 2022. Kabupaten Pinrang Dalam Angka 2022. Pinrang: BPS Kabupaten Pinrang.

Budiana, NS. 2008. Cara Praktis Merawat Anjing. Jakarta: Penebar Swadaya.

Dibia IN, Sumiarto B, Susetya H, Putra AAG dan Scott-orr H. 2015. Faktor-Faktor Risiko Rabies pada Anjing di Bali. Jurnal Veteriner. 16(3) : 389-398.

Direktorat Kesehatan Hewan. 2004. Pedoman Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Hewan Menular. Jakarta: Departemen Pertanian.

Direktorat Kesehatan Hewan. 2014. Pedoman Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Hewan Menular. Jakarta: Departemen Pertanian.

Firdha F dan Andriani DR. 2011. Analisis Faktor-Faktor Sosial Ekonomi Terhadap Perolehan Kuantum Pemetik The. Habitat. 22(2): 119-134.

Ginting E, Susilawathi NM dan Raka SAA. 2014. Karakteristik Penderita Rabies Paralitik Di RSUP Sanglah, Denpasar. CDK. 41(11): 812-815.

Gongal G, Wright AE. 2011. Human Rabies in the WHO Southeast Asia Region:

Forward Steps for Elimination. Advances in Preventive Medicine. 2011:1- 5.

Halim AL dan Syumarti. 2020. Perbandingan Dua Proporsi Uji Chi Square X2. Bandung: Universitas Padjajaran.

Hidayati F, Sudarnika E, Latif H, Lukman DW, Ridwan Y, Zahid A dan Wicaksono A. Intervensi Penyuluhan dengan Metode Ceramah dan Buzz untuk

(2)

Peningkatkan Pengetahuan Dan Sikap Kader Posyandu dalam Pengendalian Rabies di Kabupaten Sukabumi. Jurnal Penyuluhan. 15(1): 65-74.

Hoetama E, Tanri N, Gianni L dan Kusuma BK. 2016. Pengetahuan, sikap, dan perilaku Masyarakat terhadap penyakit rabies di kabupaten manggarai, nusa tenggara timur, 2014. Ejurnal Kedokteran Indonesia. 4(3): 177-182.

Imelda YM dan Sudewi AAR. 2015. Patogenesis Rabies – Aspek Neurotransmiter.

Continuing Medical Education. 42(2): 87-91.

Jackson AC dan Wunner WH. 2007. Rabies Second Edition. Britain: Elsevier Jawetz E, Melnick JL, Adelberg EA. 2010. Medical Microbiology, 25th ed.. Mc

Graw Hill, New York.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2014. Infodatin 2014 : Situasi dan Analisis Rabies. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2015. Infodatin 2015 : Situasi dan Analisis Rabies. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2016. Buku Saku Petunjuk Teknis Penatalaksanaan16. Buku Saku Petunjuk Teknis Penatalaksanaan Kasus Gigitan Hewan Penular Rabies Di Indonesia. Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.

Kristina NN. 2019. Bahaya Penyakit Rabies. Bali: Dinas Kesehatan Pemerintah Provinsi Bali.

Lanasakti TD, Petronela Y dan Simarmata YTRMR. 2021. Kajian Literatur Canine Distemper Virus Pada Anjing. Jurnal Veteriner Nusantara. 4(2): 1-10.

Matibag GC, Ohbayashi Y, Kanda K, Yamashina H, Kumara WR, Perera IN, De Silva DD, Gunawardena GS DS, Jayasinghe A, Ditangco RA, Tamashiro H. 2009. A Pilot Study on The Usefulness of Information and Education Campaign Materialsin EnhancingThe Knowledge, Attitude and Practice On Rabies In Rural Sri Lanka. Journal of Infection in Developing Countries.

3(1): 55–64.

Menezes R. 2008. Rabies in India. Canadian Medical Association Journal. 178 (5):

564-566.

Novita R. 2019. Pemberantasan Rabies di Indonesia sebagai Upaya Mewujudkan Right to Life, Right to Health. BALABA. 15(2): 151-162.

Nugroho DK, Pudjiatmoko, Diarmitha IK, Tum S, Schoonman L. 2013. Analisa Data Surveilans Rabies (2008-2011) di PropinsiBali, Indonesia. Journal Outbreak,Surveillance and Investigation Reports (OSIR). 6(2): 8-12.

(3)

Pennisi E. 2002. Canine evolution: A shaggy dog history. http://www.

Dogexpert.com/popular%20press/caning20Evulution.html. Diakses pada 7 Mei 2022.

Putri SR dan Setiyono A. 2020. Pengendalian Penyakit Rabies melalui Media Komunikasi, Informasi, dan Edukasi kepada Masyarakat di Kota Padang.

Jurnal Pusat Inovasi Masyarakat. 2(2): 182-186.

Soeharsono. 2002. Zoonosis Penyakit Menular dari Hewan ke Manusia. Yogyakarta:

Kanisius.

Subronto. 2006. Penyakit Infeksi Parasit dan Mikroba pada Anjing dan Kucing.

Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Suparmi dan Saptarini I. 2014. Determinan Pemberian Asi Eksklusif: Analisis Data Sekunder Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012. Jurnal Kesehatan Reproduksi. 5(1): 15-21.

Suseno PP, Jatikusumah A dan Husein WF. 2019. Masyerplan Nasional Pemberantasan Rabies di Indonesia. Jakarta : Sadewa.

Suwarno, Sartohadi J, Sunarto dan Sudharta D. 2014. Kajian pengaruh tingkat pendidikan terhadap perilaku masyarakat dalam pengelolahan lahan di kecamatan pekuncen kabupaten banyumas. Geodukasi. 3(1): 15-22.

Tahulending JMF, Kandou GD dan Ratag B. 2015. Factors Associated With Precaution Of Rabies Disease In Makawidey Village Of Aertembaga Subdistrict in Bitung City. JIKMU. 5(1): 169-178.

Tanzil K. 2014. Penyakit Rabies dan Penatalaksanaannya. Journal WIDYA Kesehatan Dan Lingkungan. 1(1): 61-67.

Tavella VJ. 2018. How to treat a dog bite. https://www.healthline.com/health/dog- bite-treatment. Diakes pada 7 Mei 2022.

Vanak AT dan Gompper ME. 2009. Dogs Canis familiaris as carnivores: their role and function in Intraguild competition. Mammal Review. 39(4): 265-283.

Veterinary Public Health Section. 2014. Investigation, Management, and Prevention of Animal Bites In California Third edition. California : California Department of Public Health.

Wagiu RB, Rombot DV, Sapulete M. 2013. Perilaku Masyarakat terhadap Pencegahan Penyakit Rabies di Desa Pahaleten Kecamatan Kakas Kabupaten Minahasa. Jurnal Kedokteran Komunitas dan Tropic. 1(1):34- 39.

Widoyono MPH. 2011. Penyakit Tropis Epidemiologi, Penularan, Pencegahan dan Pemberantasannya. Edisi Kedua. Jakarta: Penerbit Erlangga.

(4)

Yousaf MZ, Qasim M, Zia S, Khan MUR, Ashfaq UA dan Khan S. 2012. Rabies molecular virology, diagnosis, prevention And treatment. Virology Journal.

9(50): 1-5.

(5)

LAMPIRAN Lampiran 1. Kuesioner Rabies

KUESIONER

EKOLOGI DAN STUDI DEMOGRAFI ANJING

Enumerator :……….No Kuesioner : ………

I. Informasi Umum Responden

1. Nama Responden : ...

2. Umur/ tanggal lahir:

3. Jenis kelamin : a. Laki-laki b. Perempuan 4. Alamat :

5. Pekerjaan : a. PNS

b. TNI/ POLRI c. Wiraswasta d. Karyawan swasta e. Petani / Peternak f. Siswa/Mahasiswa

g. Lainnya (……….) 6. Pendidikan :

a. Tidak bersekolah

b. Tidak Tamat Sekolah Dasar c. SMP

d. SMA e. D1, D2,D3 f. Sarjana g. Pasca Sarjana 7. Jumlah anggota keluarga :

No. Nama Status Pendidikan Umur Jenis Kelamin

1.

2.

Jalan Dusun Desa Kecamatan

(6)

3.

4.

5.

6.

7.

8. Kondisi rumah :

a. Berpagar keliling dan berpintu b. Berpagar keliling tanpa pintu c. Tanpa pagar keliling

9. Model rumah :

a. Rumah kayu panggung b. Rumah kayu tidak panggung c. Rumah batu bertingkat d. Rumah batu tidak bertingkat II. Demografi dan Ekologi Anjing

10. Jumlah kepemilikan anjing : ……… ekor

11. Apakah ada diantara anggota keluarga yang bisa pegang/elus-elus anjing milik Anda :

a. ada b. tidak ada

12. Jika ada, siapakah diantara anggota keluarga yang bisa pegang/elus-elus:

a. bapak, b. ibu,

c. anak-anak.

d. Lainnya (...)

13. Apakah pernah ada anggota keluarga yang digigit anjing?

No. Nama anjing Ras Kelamin Umur Status Kastrasi

1.

2.

3.

4.

5.

(7)

a. Ada b. Tidak ada

14. Bila ada, siapakah yang pernah digigit anjing ? a. Bapak

b. Ibu

c. Anak-anak

d. Lainnya (...)

15. Bagaimana kondisi kesehatannya saat ini ? (lihat no.15) a. Masih sakit

b. Sudah sehat c. Meninggal dunia 16. Cara pemeliharaan anjing:

a. dilepas, b. diikat,

c. dikandangkan,

d. di dalam pekarangan rumah, e. kombinasi a, b, c, d

17. dimana memperoleh anjing peliharaan saat ini ? a. beli

b. diberi keluarga/teman c. dapat dari jalan d. lainnya (...) 18. Tujuan memelihara anjing :

a. jaga rumah, b. jaga kebun, c. untuk berburu,

d. sebagai hewan kesayangan, e. untuk dikonsumsi,

f. sebagai komoditi perdagangan, g. Lainnya (……….)

19. Apakah di desa bapak/ibu/sdr ada warga masyarakat yang mempunyai bisnis jual beli anjing?

a. ada b. tidak ada c. tidak tahu

20. Apakah sepengetahuan bapak/ibu/sdr, ada warga yang membawa anjing dari desa di luar desa bapak/ibu/sdr ?

a. ada b. tidak ada c. tidak tahu

III. Pengetahuan Responden Terhadap Rabies

21. Apakah Bapak/Ibu pernah mengetahui tentang penyakit rabies : a. mengetahui

b. tidak mengetahui

22. Dari mana tahu informasi tentang penyakit rabies : a. televisi

(8)

b. koran c. tetangga d. penyuluh

e. lainnya (...)

23. Apakah anjing Bapak/Ibu/Sdr sudah atau pernah divaksinasi rabies : a. pernah

b. tidak pernah

24. jika pernah/sudah, berapa kali telah divaksinasi rabies ? a. 1 kali

b. 2 kali

c. Lupa/tidak tahu

25. Apa gejala anjing yang terserang rabies :

a. galak, menggigit, banyak keluar air liur, perilaku aneh b. biasa saja

c. tidak tahu

d. lainnya (...) 26. Tindakan pertama kalau digigit anjing :

a. cuci luka dengan air mengalir dan sabun b. cuci luka dengan air saja

c. dibiarkan d. Pergi ke dukun

e. Lain lain (...) 27. Tindakan selanjutnya :

a. Dibawa ke dokter/ puskesmas b. Dibawa ke dukun/ orang pintar c. Dibiarkan

d. Lainnya (...)

28. Apakah bapak/ibu pernah mendengar/ tahu ada orang terserang penyakit rabies ?

a. Pernah b. Tidak pernah

29. Bila pernah, siapakah orang yang terserang penyakit rabies itu ? a. Keluarga

b. Tetangga c. Tidak tahu

d. Lainnya (...)

30. Bagaimana kondisi kesehatan orang yang terkena penyakit rabies tersebut?

a. Masih sakit

b. Sudah sehat kembali c. Meninggal dunia d. Lainnya (...)

(9)

Lampiran 2. Data Kasus Gigitan HPR Kabupaten Pinrang ( Dinas Peternakan dan Perkebunan Kabupaten Pinrang, 2022).

(10)
(11)
(12)

Lampiran 3. Data Jumlah Penduduk Kabupaten Pinrang 2019-2021 (Badan Pusat Statistik Kabupaten Pinrang, 2022).

Lampiran 4. Hasil Kuesioner

(13)
(14)
(15)
(16)

Lampiran 5. Hasil Perhitungan Frekuensi Harapan

Ei untuk setiap sel = ( total baris)(total kolom ) Total keseluruhan (54)(8)

E11 = ——— = 2,4 180

(54)(44) E12 = ——— = 13,2

180

(54)(44)

E13 = ——— = 13,2 180

(54)(55) E14 = ——— = 16,5

180

(54)(29) E15 = ——— = 8,7

180

(44)(8)

E21 = ——— = 1,95 180

(44)(44)

E22 = ——— = 10,75 180

(44)(44)

E23 = ——— = 10,75 180

(44)(55)

E24 = ——— = 13,44 180

(17)

(44)(29) E25 = ——— = 7,08

180

(82)(8)

E31 = ——— = 3,64 180

(82)(44)

E32 = ——— = 20,04 180

(82)(44)

E33 = ——— = 20,04 180

(82)(55)

E34 = ——— = 25,05 180

(82)(29)

E35 = ——— = 13,21 180

(18)

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama lengkap Ananda Dwi Cezarindy, dilahirkan pada tanggal 5 Oktober 2000 di kota Makassar, Sulawesi Selatan dari pasangan suami istri Suaib dan Darmawaty. Penulis merupakan anak kedua dari tiga bersaudara, dengan kakak M. Cezar Virgiawan dan adik Naadya Triana Setyaningtias. Penulis mengenyam pendidikan TK Sandi Putra Telkom Makassar pada tahun 2005, kemudian melanjutkan pendidikan di SD Negeri 027 Samarinda dan lulus pada tahun 2012. Penulis kemudian melanjutkan pendidikan ke SMP Negeri 33 Makassar dan lulus pada tahun 2015. Kemudian melanjutkan jenjang pendidikan ke SMA Negeri 1 Makassar dan lulus pada tahun 2018. Penulis diterima di Program Studi Kedokteran Hewan, Fakultas Kedokteran, Universitas Hasanuddin pada tahun 2018 melalui jalur SBMPTN. Selama perkuliahan, penulis aktif di organisasi internal kampus, yaitu Himpunan Mahasiswa Kedokteran Hewan (HIMAKAHA) FK-UH dan menjabat sebagai Anggota Bidang Informasi dan Komunikasi periode 2019-2020 dan 2020-2021. Selama kuliah, penulis aktif menjadi Tim Asisten Praktikum Mata Kuliah Diagnosa Klinik tahun 2021.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil analisis hubungan antara pengetahuan tentang rabies dengan perilaku pencegahan rabies diperoleh bahwa sebanyak 51 (81%) dari 63 wisatawan yang berpengetahuan

Meningkatnya perilaku masyarakat dalam pencegahan dan penanggulangan faktor risiko Penyakit Tidak Menular guna menurunkan angka kesakitan, kecacatan dan

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Putra di Desa Meka Bhuana Bali pada tahun 2009, dimana didapatkan sikap terhadap penyakit rabies terbanyak

Tujuan penelitian untuk mengetahui cara-cara pencegahan penyakit Infeksi Menular Seksual (IMS) pada komunitas Waria di Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai.. Penelitian

4.15 Hubungan Pengetahuan dan Faktor Pencetus (Perkembangan Penyakit, Kondisi, Cedera, Ancaman dan Kematian) dengan Pencegahan penyakit Rabies di Kecamatan Sarudik

158 Faktor yang Berhubungan dengan Praktik Pemberian Vaksin Rabies dalam Upaya Pengendalian Penyakit Rabies di Kabupaten Limapuluh Kota Factors Associated with Rabies Vaccine

Deskripsi Tindakan Pencegahan Kejadian Rabies di Desa Lompad Baru Kecamatan Ranoyapo Tindakan Pencegahan Kejadian Rabies Frekuensi Persentase % Kurang Baik 25 50 Baik 25

UPAYA PENCEGAHAN PENYAKIT TIDAK MENULAR MELALUI PENDIDIKAN KESEHATAN DAN SCREENING TEST KOLESTEROL BAGI MASYARAKAT DESA PEDIWANG, KECAMATAN KAO UTARA Olivia Asih Blandina*1, Yurensi