viii ABSTRAK
Agatha. (2015). Penggunaan Kartu Kata Bergambar Untuk Meningkatkan Pemahaman, Ketelitian, dan Keterampilan Menulis Deskripsi Siswa Kelas 1 SD. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.
Penelitian ini didasari pada masalah yang terjadi dalam kelas di mana siswa kurang menguasai materi yang diberikan oleh guru. Permasalahan tersebut berupa pemahaman siswa mengenai kegiatan di siang hari, ketelitian dalam menulis, serta keterampilan menulis deskripsi. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan (1) penggunaan media kartu kata bergambar dalam meningkatkan pemahaman, ketelitian, dan keterampilan menulis deskripsi pada tema “Kegiatanku”, (2) mengetahui peningkatan pemahaman siswa pada tema “Kegiatanku”, (3) mengetahui peningkatan ketelitian siswa pada tema “Kegiatanku”, (4) mengetahui
peningkatan keterampilan menulis deskripsi siswa pada tema “Kegiatanku”.
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam dua siklus. Media yang digunakan adalah kartu kata bergambar. Subjek penelitian adalah siswa kelas I SD Pangudi Luhur St. Aloysius Sedayu tahun ajaran 2014/2015 yang berjumlah 28 siswa. Objek penelitian adalah pemahaman, ketelitian, dan keterampilan menulis deskripsi. Instrumen penelitian yang digunakan berupa tes dan nontes (wawancara, observasi, silabus, rancangan perencanaan pembelajaran, lembar kerja siswa).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) penggunaan media kartu kata bergambar dapat meningkatkan pemahaman, ketelitian, dan keterampilan menulis
deskripsi pada tema “Kegiatanku”. (2) Rata-rata awal pemahaman siswa yaitu 50, setelah akhir siklus I meningkat sebesar 58,9, dan akhir siklus II sebesar 75,7. (3) Rata-rata awal ketelitian siswa yaitu 46,4, setelah akhir siklus I meningkat sebesar 58, dan siklus II sebesar 86. (4) Rata-rata awal keterampilan menulis deskripsi siswa yaitu 51, setelah akhir siklus I meningkat sebesar 61, dan siklus II sebesar 82.
viiii ABSTRACT
Agatha. (2015). The Use Of Word Pictorial Cards To Increase The Understanding, Accuary, and Skill To Write a Description Of The First Grade in Elementary School. Thesis. Yogyakarta: Studies Program Elementary School Teacher Sanata Dharma.
This research was based on the problems that occurred in the classroom where the students less mastered the materials which were given by the teacher. Those problems were the students' comprehension of daytime activities, writing accuracy, and description writing skill. This study was aimed to (1) describe the use of word pictorial cards media to improve the comprehension, accuracy, and description writing skill on "Kegiatanku" theme, (2) discover the students’ comprehension improvement on "Kegiatanku" theme, (3) discover the students’ accuracy improvement on "Kegiatanku" theme, (4) discover the students’ description writing skill improvement on "Kegiatanku" theme.
This research was Classroom Action Researchwhich was conducted in two cycles. The media were word pictorial cards. The research subjects were the first-graders of SD Pangudi Luhur St. Aloysius Sedayu 2014/2015. There were 28 students. The research object was the comprehension, accuracy, and description writing skill. The research instruments were tests and non-test (interviews, observation, syllabus, lesson plan, and the students’ worksheets).
The results showed that (1) the use of word pictorial cards media could improve the comprehension, accuracy, and description writing skill on "Kegiatanku" theme. (2) The initial average of students’ comprehension was 50, the end of the first cycle increased 58.9, and the end of the second cycle was 75.7. (3) The initial average of students’ accuracy was 46.4, the end of the first cycle increased 58, and the second cycle was 86. (4) The initial average of students' description writing skill was 51, the end of the first cycle increased 61, and the second cycle was 82.
PENGGUNAA
UNTUK MENINGKATKAN
DAN KETERA
Diajukan untuk Memenuhi Salah S
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Agatha Gitty Chrisna W
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS
PENGGUNAAN KARTU KATA BERGAMBAR
MENINGKATKAN PEMAHAMAN, KETELITIAN,
DAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI
SISWA KELAS 1 SD
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh:
Agatha Gitty Chrisna Wisudawardhani 111134202
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
PENGGUNAA
UNTUK MENINGKATKAN
DAN KETERA
Diajukan untuk Memenuhi Salah S
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi
Agatha Gitty Chrisna W
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS
i
PENGGUNAAN KARTU KATA BERGAMBAR
MENINGKATKAN PEMAHAMAN, KETELITIAN,
DAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI
SISWA KELAS 1 SD
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh:
Agatha Gitty Chrisna Wisudawardhani 111134202
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
Pendidikan Guru Sekolah Dasar
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Dengan penuh rasa syukur dan terimakasih kepada Tuhan Yesus dan Bunda
Maria, skripsi ini kupersembahkan untuk:
1. Orang tuaku Andreas Bambang Giriyanto (alm), Ignatius Gatut Saksono dan
Bernadeta Sri Supadmi Hartanti yang selalu memberi dukungan, semangat,
dan doa.
2. Immanuel Hanu Saraga yang menemani dan memberi semangat saat
penyusunan skripsi.
3. Sahabat seperjuangan Natalia, Maya, Diana, Mega, Anjar yang saling
mendukung dan berjuang bersama.
4. Para sahabat terbaikku Brigitta, Rebeka, Vany, Reny, Dani, Dion, Alex,
Danus, Banu, Dio, Agung K, Agung P, yang memberi dorongan dan
semangat dengan cara mereka yang menyebalkan tapi menyenangkan.
5. Keluarga besar Chr. Krisman, Kadi Mardi Supeno, dan Wiryanto.
v
MOTTO
You are what you think !
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan
dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 12 Agustus 2015
Yang Menyatakan,
Agatha Gitty Chrisna W
vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Agatha Gitty Chrisna Wisudawardhani
Nomor Mahasiswa : 111134202
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah ini yang berjudul:
PENGGUNAAN KARTU KATA BERGAMBAR UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN, KETELITIAN, DAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI SISWA KELAS 1 SD beserta perangkat yang digunakan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan, dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu izin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal 12 Agustus 2015
Yang menyatakan,
viii ABSTRAK
Agatha. (2015). Penggunaan Kartu Kata Bergambar Untuk Meningkatkan Pemahaman, Ketelitian, dan Keterampilan Menulis Deskripsi Siswa Kelas 1 SD. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.
Penelitian ini didasari pada masalah yang terjadi dalam kelas di mana siswa kurang menguasai materi yang diberikan oleh guru. Permasalahan tersebut berupa pemahaman siswa mengenai kegiatan di siang hari, ketelitian dalam menulis, serta keterampilan menulis deskripsi. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan (1) penggunaan media kartu kata bergambar dalam meningkatkan pemahaman, ketelitian, dan keterampilan menulis deskripsi pada tema “Kegiatanku”, (2) mengetahui peningkatan pemahaman siswa pada tema “Kegiatanku”, (3) mengetahui peningkatan ketelitian siswa pada tema “Kegiatanku”, (4) mengetahui peningkatan keterampilan menulis deskripsi siswa pada tema “Kegiatanku”.
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam dua siklus. Media yang digunakan adalah kartu kata bergambar. Subjek penelitian adalah siswa kelas I SD Pangudi Luhur St. Aloysius Sedayu tahun ajaran 2014/2015 yang berjumlah 28 siswa. Objek penelitian adalah pemahaman, ketelitian, dan keterampilan menulis deskripsi. Instrumen penelitian yang digunakan berupa tes dan nontes (wawancara, observasi, silabus, rancangan perencanaan pembelajaran, lembar kerja siswa).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) penggunaan media kartu kata bergambar dapat meningkatkan pemahaman, ketelitian, dan keterampilan menulis deskripsi pada tema “Kegiatanku”. (2) Rata-rata awal pemahaman siswa yaitu 50, setelah akhir siklus I meningkat sebesar 58,9, dan akhir siklus II sebesar 75,7. (3) Rata-rata awal ketelitian siswa yaitu 46,4, setelah akhir siklus I meningkat sebesar 58, dan siklus II sebesar 86. (4) Rata-rata awal keterampilan menulis deskripsi siswa yaitu 51, setelah akhir siklus I meningkat sebesar 61, dan siklus II sebesar 82.
ix ABSTRACT
Agatha. (2015). The Use Of Word Pictorial Cards To Increase The Understanding, Accuary, and Skill To Write a Description Of The First Grade in Elementary School. Thesis. Yogyakarta: Studies Program Elementary School Teacher Sanata Dharma.
This research was based on the problems that occurred in the classroom where the students less mastered the materials which were given by the teacher. Those problems were the students' comprehension of daytime activities, writing accuracy, and description writing skill. This study was aimed to (1) describe the use of word pictorial cards media to improve the comprehension, accuracy, and description writing skill on "Kegiatanku" theme, (2) discover the students’ comprehension improvement on "Kegiatanku" theme, (3) discover the students’ accuracy improvement on "Kegiatanku" theme, (4) discover the students’ description writing skill improvement on "Kegiatanku" theme.
This research was Classroom Action Researchwhich was conducted in two cycles. The media were word pictorial cards. The research subjects were the first-graders of SD Pangudi Luhur St. Aloysius Sedayu 2014/2015. There were 28 students. The research object was the comprehension, accuracy, and description writing skill. The research instruments were tests and non-test (interviews, observation, syllabus, lesson plan, and the students’ worksheets).
The results showed that (1) the use of word pictorial cards media could improve the comprehension, accuracy, and description writing skill on "Kegiatanku" theme. (2) The initial average of students’ comprehension was 50, the end of the first cycle increased 58.9, and the end of the second cycle was 75.7. (3) The initial average of students’ accuracy was 46.4, the end of the first cycle increased 58, and the second cycle was 86. (4) The initial average of students' description writing skill was 51, the end of the first cycle increased 61, and the second cycle was 82.
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus dan Bunda Maria atas segala rahmat dan karunia yang diberikan, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Penggunaan Kartu Kata Bergambar Untuk Meningkatkan Pemahaman, Ketelitian, dan Keterampilan Menulis Deskripsi Siswa Kelas 1 SD”
Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD). Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini banyak pihak yang terlibat. Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Rohandi, Ph.D. dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.
2. Romo G. Ari Nugrahanta, SJ., S.S., BST., M.A. Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
3. Ibu Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. wakil Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
4. Bapak Drs. Paulus Wahana, M.Hum. dosen pembimbing I yang telah membimbing dan memberi saran kepada penulis.
5. Ibu Th. Yunia Setyawan, S.Pd., M.Hum. dosen pembimbing II yang telah membimbing dan memberi saran kepada penulis.
6. Seluruh dosen dan karyawan Universitas Sanata Dharma.
7. Ibu A. Sri Lestari, S.Pd. Kepala Sekolah SD Pangudi Luhur St. Aloysius Sedayu yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian.
xi
9. Orang tuaku Andreas Bambang Giriyanto (alm), Ignatius Gatut Saksono dan Bernadeta Sri Supadmi Hartanti yang selalu memberi dukungan, semangat, dan doa.
10.Immanuel Hanu Saraga yang menemani dan memberi semangat saat penyusunan skripsi.
11.Sahabat seperjuangan Natalia, Maya, Diana, Mega, Anjar yang saling mendukung dan berjuang bersama.
12.Para sahabat terbaikku Brigitta, Rebeka, Vany, Reny, Dani, Dion, Alex, Danus, Banu, Dio, Agung K, Agung P, yang memberi dorongan dan semangat dengan cara mereka yang menyebalkan tapi menyenangkan.
13.Keluarga besar Chr. Krisman, Kadi Mardi Supeno, dan Wiryanto. 14.Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
15.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini banyak kekurangan, untuk itu penulis menerima kritik dan saran yang bersifat membangun. Semoga skripsi ini memberi manfaat kepada pihak-pihak yang membutuhkan.
Yogyakarta, 12 Agustus 2015
Yang Menyatakan,
Agatha Gitty Chrisna W
xii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN MOTTO... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA... vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii
ABSTRAK ... viii
xiii
6. Keterampilan Menulis Deskripsi... 21
7. Kurikulum 2013... 21
8. Pembelajaran Tematik... 25
9. Pendekatan Saintifik... 34
10. Penilaian Autentik... 37
B. Penelitian Relevan ... 41
C. Kerangka Berpikir... 44
D. Hipotesis Tindakan ... 46
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 48
B.SettingPenelitian ... 51
C. Persiapan... 52
D. Rencana Setiap Siklus ... 53
E. Teknik Pengumpulan Data ... 56
F. Instrumen Penelitian... 58
G. Teknik Pengujian Instrumen... 63
H. Teknik Analisis Data... 68
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian... 73
B. Pembahasan ... 99
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan... 108
B. Keterbatasan Penelitian ... 109
C. Saran ... 110
DAFTAR PUSTAKA ... 111
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Kisi-kisi Soal Tes Akhir Siklus I... 58
Tabel 3.2 Kisi-kisi Soal Tes Akhir Siklus II... 59
Tabel 3.3 Kisi-kisi Observasi... 60
Tabel 3.4 Kisi-kisi Wawancara... 61
Tabel 3.5 Hasil Perhitungan Validasi Perangkat... 66
Tabel 3.6 Kriteria Validasi Perangkat Pembelajaran... 66
Tabel 3.7 Koefesien Reliabilitas……... 67
Tabel 3.8 Kriteria Keberhasilan Ketelitian dan Pemahaman... 69
Tabel 3.9 Kriteria Keberhasilan Keterampilan Menulis Deskripsi…... 69
Tabel 4.1 Hasil Penilaian Pemahaman pada Siklus I... 87
Tabel 4.2 Hasil Penilaian Pemahaman pada Siklus II... 87
Tabel 4.3 Hasil Perhitungan Pemahaman... 88
Tabel 4.4 Hasil Nilai Pemahaman Siswa Siklus I dan Siklus II... 89
Tabel 4.5 Hasil Penilaian Ketelitian pada Siklus I... 91
Tabel 4.6 Hasil Penilaian Pemahaman pada Siklus II... 91
Tabel 4.7 Hasil Perhitungan Ketelitian... 92
Tabel 4.8 Hasil Nilai Ketelitian Siswa Siklus I dan Siklus II... 93
Tabel 4.9 Hasil Evaluasi Siklus I... 95
Tabel 4.10 Hasil Evaluasi Siklus II... 96
Tabel 4.11 Hasil Perhitungan Keterampilan Menulis Deskripsi... 96
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Literature Map... 44
Gambar 3.1 Model Siklus PTK Menurut Arikunto... 50
Gambar 4.1 Grafik Peningkatan Pemahaman... 88
Gambar 4.2 Grafik Peningkatan Ketelitian... 92
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Silabus... 115
Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran... 133
Lampiran 3 Lembar Kerja Siswa... 196
Lampiran 4 Rubrik Pengamatan... 201
Lampiran 5 Rubrik Penilaian Pemahaman... 208
Lampiran 6 Rubrik Penilaian Ketelitian... 213
Lampiran 7 Rubrik Penilaian Keterampilan Menulis Deskripsi... 218
Lampiran 8 Soal dan Hasil Siklus I... 223
Lampiran 9 Soal dan Hasil Siklus II... 228
Lampiran 10 Rubrik dan Hasil Observasi... 233
Lampiran 11 Rubrik dan Hasil Wawancara... 238
Lampiran 12 Hasil Uji Validitas Siklus I... 242
Lampiran 13 Hasil Uji Validitas Siklus II... 245
Lampiran 14 Perhitungan Validitas... 248
Lampiran 15 Kondisi Awal Nilai Siswa... 250
Lampiran 16 Rekapitulasi Penilaian Pemahaman Siklus I... 253
Lampiran 17 Rekapitulasi Penilaian Pemahaman Siklus II... 256
Lampiran 18 Rekapitulasi Penilaian Ketelitian Siklus I... 259
Lampiran 19 Rekapitulasi Penilaian Ketelitian Siklus II... 262
Lampiran 20 Rekapitulasi Penilaian Keterampilan Menulis Deskripsi Siklus I... 264
Lampiran 21 Rekapitulasi Penilaian Keterampilan Menulis Deskripsi Siklus II... 270
Lampiran 22 Surat Ijin Melakukan Penelitian... 275
Lampiran 23 Surat Bukti Telah Melakukan Penelitian... 277
Lampiran 24 Foto-foto Penelitian... 279
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada jenjang sekolah dasar siswa mulai diajak untuk mengenal
berbagai ilmu dari banyak sumber. Hal ini tentu saja harus didukung oleh
kemampuan siswa dalam membaca dan menulis, sebagai kemampuan dasar
untuk dapat mengikuti pelajaran dengan baik. Pembelajaran yang
berkembang umumnya mengikuti kurikulum yang berlaku saat itu.
Kurikulum di Indonesia sering berubah seiring dengan kemajuan teknologi
dan berkembangnya kemampuan manusia. Kurikulum pendidikan yang dianut
sekarang adalah Kurikulum 2013. Sistem kurikulum tersebut menuntut
siswanya untuk menguasai tiga kemampuan yaitu pengetahuan, sikap, dan
keterampilan. Salah satu bagian dari pengetahuan adalah pemahaman.
Pemahaman merupakan proses dimana siswa sudah mengetahui dan mengerti
pada materi yang sedang dipelajari. Sehingga dengan demikian, siswa tidak
perlu dijelaskan berkali-kali untuk mendalami materi tersebut.
Selain pengetahuan yang berupa pemahaman, sikap siswa juga perlu
dikembangkan. Salah satu contoh sikap yang harus dikuasai siswa adalah
ketelitian. Ketelitian dapat diterapkan ke semua kegiatan yang dilakukan
siswa termasuk menulis. Ketelitian dalam menulis diperlukan seorang siswa
agar apa yang ingin ia sampaikan dalam bahasa tulis tersampaikan dengan
berasal dari kata teliti yang artinya cermat. Ketelitian dapat didefinisikan
sebagai sikap untuk cermat dalam suatu hal agar terhindar dari kecerobohan.
Hal tersebut juga berlaku saat menulis. Ketelitian dalam menulis perlu
diajarkan sejak sekolah dasar agar siswa tidak ceroboh saat membuat karya
tulis.
Dengan berkembangnya kemampuan dan ketelitian menulis maka
keterampilan menulis siswa pun akan turut mengikuti perkembangan.
Keterampilan menulis pada jenjang sekolah dasar memang belum serumit
saat sekolah menengah namun dari sinilah mereka diajak untuk dapat
membuat beberapa hasil karya tulis. Misalnya seperti membuat puisi atau
mendeskripsikan suatu gambar atau benda yang mereka lihat, sehingga
imajinasi dan kosakata diperlukan dalam hal ini. Dengan demikian apa yang
mereka pahami akan mereka tuangkan melalui sebuah tulisan deskripsi yang
ditulis secara teliti.
Di SD Pangudi Luhur Sedayu, khususnya kelas 1 terjadi permasalahan
di kelas. Menurut observasi yang dilakukan peneliti pada tanggal 11 Agustus
2014, ada 12 siswa dari 28 siswa yang belum terampil menuliskan sebuah
deskripsi dari benda yang ia lihat. Peneliti menemukan bahwa sebagian besar
siswa di kelas 1 mengalami kesulitan saat diajak untuk mendeskripsikan alat
olahraga. Hasil dari deskripsi tersebut juga memperlihatkan bahwa siswa
belum teliti dalam menulis. Mereka belum memperhatikan benar tidaknya
Dari hasil wawancara yang dilakukan pada tanggal 27 Agustus 2014,
guru mengungkapkan bahwa beliau mengalami kesulitan untuk mengajarkan
kepada siswanya yang belum terampil membuat deskripsi apalagi mengoreksi
penulisan dan tanda baca pada siswanya satu persatu. Siswa juga belum
sepenuhnya menguasai materi yang diberikan oleh guru. Beliau merasa
kebingungan untuk menggunakan media pembelajaran yang tepat guna
meningkatkan kemampuan menulis siswanya. Beliau sedang berproses
menyesuaikan cara mengajar, materi, media, dan model yang digunakan agar
siswa mencapai indikator yang diharapkan pada Kurikulum 2013. Hal
tersebut beliau lakukan karena terjadi peralihan kurikulum dari KTSP ke
Kurikulum 2013 sehingga guru perlu melakukan penyesuaian dan
pertimbangan penggunaan media saat pembelajaran di kelas.
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang diterapkan guru adalah 65.
Berdasarkan data yang diterima peneliti, 75% siswa belum dapat paham
mengenai kegiatan yang dilakukan pada siang hari, 82% kurang teliti dalam
menulis, dan 64% belum terampil dalam menulis deskripsi. Dari data
tersebut, maka peneliti memutuskan untuk melakukan penelitian guna
menindak lanjuti pemasalahan di kelas.
Pada saat melaksanakan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SD
Pangudi Luhur Sedayu, peneliti sempat mengamati beberapa siswa kelas 1
mengenai sejauh mana kesulitan mereka dalam menulis. Ternyata peneliti
mendapati bahwa sikap mereka terkadang terlalu pasif ataupun terlalu aktif
dalam hal ini adalah siswa diam saja, dan terlalu aktif yaitu siswa bertingkah
terus menerus bahkan mengganggu temannya. Hal ini membuat peneliti
berpikir untuk menerapkan pembelajaran yang kreatif dan menyenangkan
guna meningkatkan prestasi menulis dengan menggunakan media
pembelajaran yang tepat. Pemilihan media belajar juga dilihat dari situasi
kelas dan kondisi siswa agar cocok serta dapat digunakan secara maksimal.
Dari sekian banyak media pembelajaran, peneliti menemukan satu media
yang cocok untuk meningkatkan keterampilan menulis siswa. Media
pembelajaran yang dipilih adalah kartu kata bergambar. Peneliti memilih
media ini karena dianggap lebih mudah membuat dan menggunakannya
dalam praktik mengajar. Media kartu kata bergambar juga dapat menarik
perhatian siswa karena gambar dan warna-warnanya. Penggunaan media ini
juga dapat membantu siswa untuk meningkatkan pemahamannya lewat
imajinasi yang akan timbul saat melihat kartu kata bergambar. Pada materi
kegiatan siang hari, beberapa gambar yang tertera di kartu kata bergambar
merupakan kegiatan yang dilakukan pada siang hari.
Peneliti mengharapkan dengan menggunakan media kartu kata
bergambar dapat meningkatkan keterampilan menulis siswa kelas 1 SD
Pangudi Luhur Sedayu terutama dalam tema 3 yaitu tema “Kegiatanku”.
Media yang dianggap baik untuk mengajarkan menulis deskripsi ini
dikreasikan peneliti untuk meningkatkan keterampilan menulis siswa. Selain
itu, media kartu kata bergambar juga dipilih untuk meningkatkan ketelitian
B. Batasan Masalah
Penelitian ini dibatasi pada tema 3 “Kegiatanku” dengan subtema 2
“Kegiatan Siang Hari”. Subjek yang dikenai dalam penelitian ini adalah siswa
kelas 1 SD Pangudi Luhur St. Aloysius Sedayu. Batasan masalah tersebut
digunakan karena siswa kelas 1 memiliki kemampuan memahami
macam-macam kegiatan, ketelitian dalam menulis, dan keterampilan menulis
deskripsi yang kurang. Masalah tersebut akan diatasi dengan menggunakan
kartu kata bergambar dalam penelitian yang dilakukan.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah:
1. Bagaimana penggunaan media kartu kata bergambar dalam meningkatkan
pemahaman, ketelitian, dan keterampilan menulis deskripsi pada tema
Kegiatanku untuk siswa kelas 1 SD Pangudi Luhur St. Aloyisus Sedayu
tahun ajaran 2014/2015?
2. Apakah penggunaan media kartu kata bergambar mampu meningkatkan
pemahaman siswa pada tema Kegiatanku untuk siswa kelas 1 SD Pangudi
Luhur St. Aloyisus Sedayu tahun ajaran 2014/2015?
3. Apakah penggunaan media kartu kata bergambar dapat meningkatkan
ketelitian pada tema Kegiatanku untuk siswa kelas 1 SD Pangudi Luhur
4. Apakah penggunaan media kartu kata bergambar dapat meningkatkan
keterampilan menulis deskripsi pada tema Kegiatanku untuk siswa kelas 1
SD Pangudi Luhur St. Aloyisus Sedayu tahun ajaran 2014/2015?
D. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini yaitu:
1. Untuk mendeskripsikan bagaimana penggunaan media kartu kata
bergambar dalam meningkatkan pemahaman, ketelitian, dan
keterampilan menulis deskripsi pada tema Kegiatanku untuk siswa kelas
1 SD Pangudi Luhur St. Aloyisus Sedayu tahun ajaran 2014/2015.
2. Untuk mengetahui apakah penggunaan media kartu kata bergambar
mampu meningkatkan pemahaman siswa pada tema Kegiatanku untuk
siswa kelas 1 SD Pangudi Luhur St. Aloyisus Sedayu tahun ajaran
2014/2015.
3. Untuk mengetahui apakah penggunaan media kartu kata bergambar dapat
meningkatkan ketelitian pada tema Kegiatanku untuk siswa kelas 1 SD
Pangudi Luhur St. Aloyisus Sedayu tahun ajaran 2014/2015.
4. Untuk mengetahui apakah penggunaan media kartu kata bergambar dapat
meningkatkan keterampilan menulis deskripsi pada tema Kegiatanku
untuk siswa kelas 1 SD Pangudi Luhur St. Aloyisus Sedayu tahun ajaran
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Manfaat teoritis
Penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi penggunaan
kartu kata bergambar untuk meningkatkan pemahaman, ketelitian, dan
keterampilan menulis deskripsi siswa kelas 1 pada tema 3 subtema 2.
2. Manfaat praktis
a. Bagi siswa
Melalui penelitian ini, pemahaman siswa mengenai kegiatan
pada siang hari dapat meningkat. Siswa juga dapat lebih teliti
menggunakan huruf dan tanda baca setiap menulis serta membantu
siswa keluar dari kesulitan membuat deskripsi.
b. Bagi guru
Melalui penelitian ini diharapkan guru dapat lebih diperkaya
pengetahuan tentang model pembelajaran yang dapat digunakan
dalam meningkatkan pemahaman, ketelitian, dan ketrampilan
menulis siswa. Sehingga guru lebih selektif dalam memilih media
pembelajaran yang tepat untuk mengatasi masalah di dalam kelas.
c. Bagi peneliti
Melalui penelitian ini peneliti dapat mengetahui praktek
penggunaan metode PTK di sekolah dasar serta lebih memahami
penggunaan kartu kata bergambar untuk meningkatkan pemahaman,
tema 3. Penelitian ini juga merupakan pengalaman berharga yang
didapat peneliti dalam menerapkan PTK dengan menggunakan media
kartu kata bergambar.
d. Bagi sekolah
Hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi
sekolah guna meningkatkan inovasi pembelajaran dimana
penggunaan media diperlukan dalam setiap pembelajara. Dengan
demikian diharapkan prestasi siswa meningkat dan mutu sekolah
semakin baik.
F. Definisi Operasional
Beberapa istilah yang digunakan dalam penelitian ini dapat dijelaskan
sebagai berikut:
1. Kartu kata bergambar
Kartu kata bergambar merupakan salah satu media yang
digunakan untuk mempermudah penyampaian materi pembelajaran.
Media ini berupa kartu dengan gambar yang menarik serta kata yang
mewakili isi dari gambar tersebut. Media ini tergolong media visual diam
yang mudah dan praktis dalam penggunaannya.
2. Pemahaman
Pemahaman merupakan hal di mana kita mengerti akan suatu
ucapan atau tingkah laku. Pemahaman dalam penelitian ini berupa macam
informasi tentang kegiatan yang dilakukan pada siang hari melalui
penjelasan dari guru dan media yang digunakan.
3. Ketelitian
Ketelitian merupakan sikap cermat dan tepat dalam suatu hal.
Ketelitian meminimalkan sesorang untuk bertindak ceroboh. Dalam
penelitian ini ketelitian yang dimaksud mengenai teliti dalam
menggunakan huruf, tanda baca, serta ejaan saat menulis kata atau
kalimat.
4. Keterampilan menulis deskripsi
Keterampilan menulis deskripsi merupakan kemampuan
menggambarkan suatu obyek dengan menggunakan bahasa tulis. Obyek
dideskripsi dengan jelas sehingga pembaca dapat seolah-olah merasakan
atau melihat sesuatu yang digambarkan tersebut. Menulis deskripsi juga
10
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Pustaka
1. Kartu Kata Bergambar
Kartu kata bergambar merupakan salah satu media yang
dibutuhkan guru untuk membantu dalam pembelajaran. Media ini
merupakan media visual diam yang hanya mengandalkan indra
penglihatan (Djamarah dkk, 2010). Jaruki (2008) mendefinisikan media
kartu kata bergambar sebagai sebuah kartu yang berisi kata-kata dan
terdapat gambar.
Penggunaan media ini tergolong mudah, karena hanya
menyiapkan beberapa kartu yang berisi gambar dan sebuah kata yang
mewakili gambar tersebut. Gambar-gambar tersebut dapat menarik minat
peserta didik saat pembelajaran berlangsung dan meningkatkan perhatian
mereka. Kartu kata bergambar memiliki beberapa kelebihan (Indriana,
2011) yaitu mudah dibawa kemana-mana karena bentuknya yang kecil
dan tidak memakan banyak tempat, kemudian praktis dalam pembuatan
dan penggunaannya sebab membuat kartu kata bergambar ini tidak
memerlukan banyak alat dan bahan, hanya kertas berisi gambar dan kata
kemudian dapat dilekatkan pada sebuah karton agar tampak tebal.
Penggunaannya pun tergolong mudah, seperti memakai kartu biasa pada
pembelajaran. Kelebihan lain dari kartu kata bergambar ini adalah
gampang diingat karena menarik, gambar-gambar yang tertera dengan
warna cerah, serta bentuknya yang kecil membuat siswa mudah untuk
mengingat media ini. Lebih menarik lagi jika guru membagi satu kartu
kepada satu siswa, maka siswa akan lebih mudah mengingatnya, apalagi
jika gambar pada kartu kata bergambar yang ia terima cocok dengan
kesukaannya. Dan kelebihan yang terakhir adalah menyenangkan sebagai
media pembelajaran. Penggunaan kartu kata bergambar dapat digunakan
sebagai media yang menarik dalam sebuah pembelajaran. Penggunaannya
yang mudah dapat menjadikan pembelajaran menjadi menyenangkan dan
terbantu dengan adanya kartu kata bergambar ini. Siswa akan merasa
terhibur apalagi mengikuti pembelajaran dengan menggunakan media
yang menarik dan menyenangkan bagi mereka. Namun begitu, media ini
juga memiliki kekurangan yaitu hanya menampilkan persepsi indra mata,
ukurannya terbatas, dan gambar di interpretasikan secara personal
(Rahadi, 2003).
Arsiyati (2012) mengungkapkan bahwa kartu kata bergambar
dapat meningkatkan menulis deskripsi pada siswa SD, begitu juga
Samsodin (2012) dalam penelitiannya berhasil membuktikan bahwa kartu
kata bergambar dapat meningkatkan pemahaman siswa. Peningkatan
tersebut didapat melalui sebuah penelitian. Penelitian tersebut dilakukan
dalam dua siklus sebagai perbandingan untuk melihat peningkatannya.
menggunakan kartu kata bergambar, peneliti berpendapat bahwa
ketelitian juga dapat meningkat seiring dengan seringnya siswa menulis
saat membuat deskripsi.
Dengan demikian kartu kata bergambar merupakan sebuah media
yang berbentuk kartu dengan gambar dan kata di dalamnya. Kata yang
tertera di gambar mewakili isi dari gambar tersebut. Media ini sangat
sederhana, mudah dibuat, mudah digunakan dan dapat menarik perhatian
siswa karena gambar-gambar yang tertera. Media ini dirasa cocok apalagi
untuk membantu menyampaikan materi pada pembelajaran kelas bawah.
2. Pemahaman
Pemahaman merupakan hal di mana kita mengerti pada suatu
ucapan, tingkah laku, isyarat, atau informasi dari orang lain. Kamus
Lengkap Bahasa Indonesia mendefinisikan pemahaman sebagai suatu hal
yang kita pahami dan kita mengerti dengan benar. Pemahaman juga dapat
didefinisikan sebagai kemampuan seseorang untuk memahami sesuatu
setelah diketahui dan diingat (Sudijono, 2009). Dengan kata lain,
pemahaman merupakan kemampuan di mana seseorang mengerti apa
yang sedang dikomunikasikan orang lain. Pemahaman memiliki
kemampuan yang dapat dijabarkan menjadi tiga (Daryanto, 2008), yaitu:
a. Menerjemahkan
Pemahaman tidak harus disampaikan melalui penerjemahan
dari bahasa satu ke bahasa lainnya, namun dapat juga dialihkan dalam
dari apa yang ingin disampaikan, melainkan menyampaikannya
menggunakan bahasa lain. Bahasa juga tidak selalu dari ucapan, bisa
juga mengunakan bahasa lain, misal bahasa isyarat dan bahasa tubuh.
Penerjemahan ini membantu seseorang memahami sesuatu dengan
bantuan orang lain.
b. Menginterpretasi
Kemampuan ini merupakan masa di mana seseorang sudah
mulai mengenal dan memahami. Seorang individu dikatakan mampu
menginterpretasi ketika mampu menggambarkan sebuah informasi
melalui bahas lisan, tulis, gambar, simbol, atau bahasa yang lain.
Intepretasi bertujuan untuk meningkatkan pengertian namun juga
dapat mengacaukan atau membingungkan sebuah pengertian jika tidak
dapat menyampaikannya dengan baik. Penginterpretasian yang tidak
tepat dapat menimbulkan berbagai makna yang berbeda.
c. Mengekstrapolasi
Kemampuan ini merupakan kemampuan yang levelnya lebih
tinggi dari dua diatas. Mengekstrapolasi merupakan kemampuan
untuk melihat kelanjutan dari suatu temuan. Kemampuan ini
mengandalkan intelektual yang tinggi misalnya membuat sebuah
telaahan terhadap kemungkinan yang dapat terjadi.
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa pemahaman
timbul dari komunikasi, membaca, ataupun sekedar melihat dan
kelas, di mana guru menjelaskan suatu materi pelajaran agar siswanya
memahami materi tersebut. Keadaan tersebut dapat menimbulkan kesan
timbal balik diantara keduanya.
3. Ketelitian
Ketelitian memiliki kata dasar teliti yang berarti cermat dan
seksama (Kamus Besar Bahasa Indonesia). Teliti merupakan sikap di
mana seseorang cermat dalam suatu hal. Teliti menghindarkan seseorang
untuk melakukan kesalahan atau hal ceroboh. Teliti berarti pula sebagai
sikap waspada atau jeli. Sikap ini memiliki ciri yaitu bersikap waspada
yang berarti mawas diri, bersikap hati-hati yang artinya tenang saat
melakukan sesuatu, dan besar perhatian yang artinya mencurahkan
segenap perhatian pada sesuatu yang sedang diperbuat. Teliti merupakan
bagian dari sikap di mana sikap merupakan respon yang masih tertutup
terhadap suatu obyek (Notoadmodjo, 2003).
Sikap teliti diperlukan dalam dunia pendidikan untuk
menghindarkan peserta didik dari hal ceroboh. Guru perlu menanamkan
sikap tersebut agar para peserta didik selalu cermat baik dalam sikap
maupun pembelajaran. Ketelitian bisa menyangkut pada banyak hal
termasuk dalam menulis. Siswa sekolah dasar terutama kelas bawah
biasanya kurang teliti dalam menulis suatu kata atau kalimat. Mereka
kurang teliti misalnya kurang huruf atau tidak memakai tanda baca.
Ketelitian dalam menulis yang dimaksud adalah pemilihan kata yang
tersampainya pesan kepada pembaca, dan menggunakan konjungsi yang
jelas (Ishak & Yustinah, 2008)
Dengan demikian ketelitian merupakan sikap yang perlu
ditanamkan pada tiap individu. Sikap ini bersifat positif dan menjauhkan
seseorang dari kecerobohan. Ketelitian berarti berhati-hati sebelum dan
saat melakukan sesuatu untuk menghindari sebuah kesalahan.
4. Menulis
Menulis merupakan salah satu keterampilan bahasa yang harus
dikuasai setiap individu. Menulis itu sendiri memiliki hubungan
masing-masing dengan membaca dan berbicara. Kamus Besar Bahasa Indonesia
mendefinisikan menulis sebagai membuat huruf (angka dan sebagainya)
dengan pena (pensil, kapur) yang membuat anak-anak belajar, melahirkan
pikiran atau perasaan (seperti mengarang dan membuat surat). Lain lagi
pendapat Tarigan (2008) bahwa menulis merupakan suatu keterampilan
berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung,
tidak secara tatap muka dengan orang lain. Secara garis besar menulis
merupakan kegiatan yang melibatkan pikiran dan melatih bahasa siswa
untuk berkomunikasi menggunakan media tulisan. Menulis merupakan
hal yang tidak dapat dipisahkan dengan membaca karena keduanya
merupakan bagian dari komunikasi dan bahasa. Fungsi dari menulis itu
sendiri adalah sebagai alat komunikasi yang tidak langsung (Tarigan,
2008). Tarigan menambahkan bahwa menulis sangat penting bagi
Menulis itu sendiri juga memiliki tujuan yang akan mengarahkan
seseorang untuk mendapatkan hasil tulisan yang baik dan pesan yang
dituangkan dalam kata-kata dapat tersampaikan kepada pembacanya.
O’Malley dan Pierce (1996) mengungkapkan ada tiga tujuan menulis
yaitu informatif yang artinya digunakan untuk mengungkapkan gagasan
atau sekedar berbagi informasi dan pengetahuan. Pengungkapan gagasan
ini dijelaskan sedetail mungkin agar pembaca tahu apa yang ingin
disampaikan penulis. Hal tersebut juga berlaku pada tujuan menulis untuk
memberi informasi, karena memberi informasi harus jelas dan sesuai
dengan fakta. Tujuan menulis selanjutnya adalah ekpresif, yaitu tujuan
yang digunakan penulis saat membuat sebuah tulisan narasi. Penulisan
narasi menuntut penulis untuk berekspresi sebaik mungkin agar maksud
dari tulisan tersebut dapat tersampaikan kepada pembaca. Kemudian
tujuan menulis yang terakhir adalah persuasif. Tujuan ini digunakan untuk
mempengaruhi orang lain atau juga dapat digunakan sebagai cara untuk
mengajak orang lain melakukan sesuatu. Biasanya tujuan menulis ini
dapat kita jumpai di media cetak seperti koran atau majalah.
Hal lain yang ada dalam menulis adalah manfaatnya, adapun
manfaat menulis menurut Akhadiah, dkk. (1994) adalah pertama, dengan
menulis kita dapat lebih mengenali kemampuan dan potensi pribadi yang
berkaitan dengan permasalahan yang sedang ditulis. Hal ini mengajak kita
untuk dapat menemukan potensi atau bakat yang kita miliki dalam bidang
sedang kita tulis. Kedua, kegiatan menulis dapat mengembangkan
berbagai gagasan atau pemikiran yang akan dikemukakan. Kegiatan ini
membantu kita untuk berpendapat dan menuangkannya dalam bahasa
tulis. Hal ini dapat membantu mereka yang kurang percaya diri
mengungkapkan gagasan melalui bahasa lisan sehingga bahasa tulis
menjadi alternatif yang cocok. Ketiga, dari kegiatan menulis dapat
memperluas wawasan kemampuan berpikir, baik dalam bentuk teoritis
maupun dalam bentuk berpikir terapan. Kemampuan seseorang dapat
terasah melalui menulis. Menulis membuat kemampuan berpikir sesorang
menjadi lebih luas, apalagi jika diimbangi dengan membaca. Dengan
membaca suatu masalah, seseorang dapat mengembangkan wawasannya
lewat sebuah karya tulis. Tidak melulu menulis ssebuah teori, namun
dapat mengembangkan teori tersebut dengan kemampuan dan wawasan
yang ia miliki kemudian dituangkan dalam bahasa tulis. Keempat,
permasalahan yang kabur dapat dijelaskan dan dipertegas melalui
kegiatan menulis. Suatu permasalahan yang kurang begitu jelas arahannya
dapat dipertegas dengan bantuan tulisan, di mana tulisan dapat dipakai
sebagai media untuk menjelaskan permasalahn tersebut hingga pada
akhirnya dapat menemukan titik terang dan jalan keluar. Manfaat menulis
yang terakhir adalah, tulisan dapat menilai gagasan sendiri secara objektif.
Penilaian sebuah gagasan dapat dilakukan dengan menggunakan sebuah
lisan karena dapat meminimalisir kecurangan yang mungkin dapat
dilakukan.
Imron (2009) mengungkapkan empat tujuan menulis. Yang
pertama, memberitahukan dan menjelaskan, yang berarti dengan tulisan
kita dapat memberitahukan sebuah informasi atau masalah serta
menjelaskannya dengan rinci agar pembaca mengerti dan memahami apa
yang ingi kita sampaikan melalui tulisan tersebut. Kedua, meyakinkan
pembaca, lewat bahasa tulis kita dapat menyakinkan pembaca mengenai
hal yang kita sampaikan. Hampir sama dengan tujuan persuasif maka
tujuan menulis ini dapat juga digunakan untuk mempengaruhi pembaca
dengan apa yang kita tulis. Ketiga, menceritakan sesuatu, melalui menulis
kita dapat menceritakan suatu kejadian atau pengalaman. Kegiatan ini
dapat disebut sebagai mendokumenkan suatu kejadian agar kita tidak lupa
dengan kejadian tersebut. Menulis juga dapat digunakan sebagai media
mengungkapan suatu cerita untuk mereka yang pendiam dan malu untuk
berbicara lisan. Terakhir adalah, mempengaruhi pembaca, tujuan ini dapat
dikategorikan sebagai tujuan persuasif di mana penulis mempengaruhi
pembacanya melalui sebuah tulisan.
Dengan demikian menulis merupakan hal pokok yang harus
dipelajari individu. Dengan menulis, seseorang pada menyampaikan apa
yang dia rasakan kepada pembacanya. Oleh karena itu, menulis
merupakan salah satu cara seseorang untuk berkomunikasi. Menulis
menjelaskan sesuatu, di mana penulis berusaha menjelaskan suatu
keadaan atau permasalahan dengan menggunakan bahasa tulis agar
tersampaikan kepada pembacanya.
5. Menulis Deskripsi
Deskripsi merupakan bentuk tulisan yang menggambarkan suatu
objek di mana penggambaran objek dilakukan dengan rinci sehingga
menimbulkan tanggapan dari pancaindra (Tompkins, 1994). Akhadiah
(1997) mengungkapkan bahwa deskripsi merupakan tulisan yang
menggambarkan sesuatu dengan jelas. Penggambaran yang jelas ini
membuat pembaca seolah-olah dapat melihat atau mengalami sendiri
sesuatu yang digambarkan tersebut. Dengan demikian, deskripsi dapat
juga didefinisikan sebagai sebuah tulisan yang memuat objek di dalamnya
dan dituliskan secara jelas agar pembaca ikut merasakan apa yang tertulis
dalam deskripsi tersebut.
Dalam menulis deskripsi diperlukan ketepatan pemilihan kata agar
penggambaran objek tersampaikan kepada pembaca. Menulis deskripsi
yang baik juga memerlukan teknik. Tompkins (1994) mengungkapkan
empat macam teknik dalam penulisan deskripsi sebagai berikut:
a. Teknik penambahan informasi khusus
Teknik ini dituliskan dengan menambahkan informasi secara
rinci. Penambahan informasi ini dilakukan dengan mengidentifikasi
kekhasan tingkah laku objek, menyebut karakter objek,
ini disebutkan dan dijelaskan secara lengkap sehingga objek dapat
terdeskripsikan dengan baik.
b. Teknik penggambaran sensoris/pancaindra
Teknik ini digunakan untuk menggambarkan deskripsi secara
lebih jelas dengan mengaitkan pengindraan pada manusia. Hal ini
membuat pembaca seolah-olah dapat ikut merasakan. Pancaindra yang
biasanya sedring digunakan adalah penglihatan dan pendengaran.
c. Teknik perbandingan
Teknik ini digunakan untuk mendeskripsikan obyek dengan
membandingkannya pada objek yang lain. Contohnya seperti bulan
diganti dengan dewi malam. Teknik ini hampir mirip seperti membuat
kata ganti pada suatu objek agar lebih indah saat dibaca. Hal tersebut
dapat membuat pembaca lebih tertarik untuk membaca karena
menggunakan kata ganti yang tidak biasa.
d. Teknik perdialog
Teknik ini digunakan sebagai pengganti karakter objek yang
dituangkan melalui sebuah dialog. Hal ini dimaksudkan agar pembaca
dapat mengetahui karakter objek melalui dialog yang dia ucapkan.
Melalui dialog, pembaca dapat seolah-olah sedang menjadi tokoh
yang ia baca sehingga ia dapat memahami watak seperti apa yang
dimiliki oleh tokoh tersebut.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa menulis
bahasa tulis. Penggambaran ini dilakukan agar pembaca mampu
memahami dan menbayangkan apa yang sedang ia baca dalam tulisan
deskripsi tersebut. Menulis deskripsi juga tidak boleh dilakukan
sembarangan karena memiliki teknik-teknik tertentu agar hasilnya baik.
Menulis dekripsi juga dapat dilakukan dengan melihat suatu gambar.
Melalui gambar, seseorang dapat berimajinasi dan mendeskripsikan
gambar yang ia lihat dengan baik.
6. Keterampilan Menulis Deskripsi
Berdasarkan penjelasan mengenai menulis dan menulis deskripsi
di atas maka keterampilan menulis deskripsi merupakan keterampilan
berbahasa dalam bentuk tulisan yang menggambarkan atau
mendefinisikan suatu obyek secara jelas. Keterampilan menulis deskripsi
merupakan keterampilan yang membangun imajinasi penulis terhadap
suatu obyek. hal tersebut kemudian penulis tuangkan dalam sebuah
tulisan berbentuk deskripsi.
Keterampilan menulis deskripsi yang menghasilkan suatu karya
tulis ini memberikan informasi kepada pembaca lewat tulisan. Tulisan
tersebut tergolong jelas dalam mendefinisikan sesuatu. Pemaparan obyek
dalam keterampilan ini dapat dikatakan jelas dan tepat.
7. Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 merupakan pengganti Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan di Indonesia. Kurikulum ini melakukan masa uji coba di
di SD, SMP, dan SMA. Pada jenjang Sekolah Dasar diterapkan di kelas I,
II, IV dan V, jenjang Sekolah Menengah Pertama di kelas VII dan VIII
sedangkan jenjang SMA di kelas X dan XI (Wikipedia). Definisi
kurikulum itu sendiri merupakan perangkat pendidikan yang merupakan
jawaban terhadap kebutuhan dan tantangan (1997). Kurikulum dapat terus
berganti sesuai dengan perkembangan jaman dan kebijakan dari
pemerintah setempat. Menurut Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,
Kurikulum 2013 dikembangkan agar mampu menumbuhkan nilai-nilai
Pancasila pada peserta didik.
Kurikulum 2013 memiliki tujuan untuk mempersiapkan peserta
didik untuk menjadi pribadi yang berkarakter, produktif, dan inovatif. Hal
ini membuat guru harus bekerja lebih keras agar tujuan tersebut tercapai
untuk anak didiknya.
Adapun landasan pengembangan Kurikulum 2013 dibagi menjadi
tiga (Mulyasa, 2013), yaitu:
a. Landasan filosofis
Dalam landasan ini, filosofis yang digunakan adalah Filosofis
Pancasila dan Filosofis Pendidikan. Filosofis Pancasila memberikan
dasar-dasar membangun pendidikan. Filosofis Pendidikan mengarah
kepada akademik dan nilai keluhuran.
b. Landasan yuridis
Dalam landasan ini mengarah kepada aturan dalam
Perubahan Metodologi Pembelajaran Dan Penataan Kurikulum.
Kemudian PP No. 19 Tahun 2005 mengenai Standar Nasional
Pendidikan, serta INPRES Nomor 1 Tahun 2010 mengenai Percepatan
Pelaksanaan Prioritas Pembangunan Nasional. INPRES Nomor 1
tahun 2010 yang berisi Tentang Standar Nasional Pendidikan Prioritas
Pembangunan Nasional juga termasuk dalam landasan Kurikulum
2013.
c. Landasan konseptual
Landasan ini berkaitan dengan relevansi pendidikan. Ada juga
kurikulum berbasis kompetensi dan karakter. Selain itu pembelajaran
konseptual, pembelajaran aktif, dan penilaian valid.
Pengembangan struktur dalam Kurikulum 2013 diperlukan
agar kurikulum berjalan sesuai dengan rencana. Pengembangan ini
mencakup tiga langkah yaitu mengidentifikasi kompetensi,
mengembangkan struktur kurikulum, dan mendeskripsikan mata
pelajaran. Kurikulum 2013 yang merupakan kurikulum pengganti
KTSP ini menyuguhkan tujuan yang berbasis pendidikan karakter.
Tujuan tersebut ditekankan agar para peserta didik dapat
mengamalkan filosofis Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
Kurikulum ini dinilai memudahkan guru karena semua nahan ajar
sudah tertera dan diatur dalam buku guru dan buku siswa, namun tak
Kurikulum 2013 mengembangkan berbagai ranah terutama
pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Kurikulum ini berbasis kompetensi
karena mencakup tugas dan keterampilan. Cakupan tersebut dipelajari di
sekolah dan menjadi bekal untuk memasuki dunia kerja nantinya.
Beberapa ranah yang terkandung dalam konsep kompetensi adalah
pengetahuan, pemahaman, kemampuan, nilai, sikap, dan minat.
Kurikulum 2013 berbasis kompetensi dapat dimaknai sebagai konsep
kurikulum yang diarahkan untuk mengembangkan enam ranah dalam
konsep kompetensi dan mengembangkan kemampuan melakukan tugas
yang hasilnya dapat dirasakan oleh peserta didik.
Dalam rancangan Kurikulum 2013 di sekolah dasar, tampak
bahwa pelajaran IPA dan IPS sangat ingin ditonjolkan (Kemendiknas,
2013 dalam Mulyasa, 2013). Beberapa pembenahan terus terjadi hingga
akhirnya membentuk struktur kurikulum SD yang terbagi menjadi dua
kelompok, yaitu kelompok A dan kelompok B. Kelompok A memuat
pelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti, PPKn, Bahasa Indonesia,
Matematika, IPA dan IPS. Kelompok B memuat pelajaran Seni Budaya &
Prakarya serta Pendidikan Jasmani, OR, dan Kesehatan.
Terlepas dari itu semua, Kurikulum 2013 yang merupakan
pengganti KTSP ini diharapkan dapat membantu mencetak generasi
bangsa yang berkarakter. Kurikulum yang memasukkan unsur pendidikan
karakter ini disajikan secara utuh dalam sebuah pembelajaran tematik. Hal
harus bekerja keras untuk mewujudkan tujuan kurikulum ini kepada
peserta didiknya.
8. Pembelajaran Tematik
Tematik merupakan suatu pembelajaran terpadu yang termasuk
dalam model terjala (webbed), yang menekankan pola pengorganiasasian
materi yang disatukan atau diintegrasikan dalam satu tema (Kurniawan,
2014). Pendapat sama juga diungkapkan oleh Rusman (2013) (dalam
Prastowo, 2013) yang mendefinisikan pembelajaran tematik sebagai
model pembelajaran terpadu yang dapat memberikan pengalaman
bermakna kepada siswanya yang melibatkan beberapa mata pelajaran.
Mamat SB, dkk (2005) (dalam Prastowo, 2013) mengungkapkan bahwa
pembelajaran tematik merupakan pembelajaran terpadu yang mengelola
pembelajaran yang mengintegrasikan materi dari beberapa mata pelajaran
dalam sebuah topik yang sama yang disebut tema. Ketiga definisi tersebut
hampir sama dan menyebutkan adanya tema dalam definisinya. Ciri khas
dari pembelajaran tematik terdapat pada tema. Tema ditentukan dan
dikembangkan selaras dengan kompetensi dasar dari tiap pelajaran.
Kurniawan (2014) menjabarkan bahwa Kurikulum 2013 memiliki
prinsip-prinsip sebagai berikut:
a. Berpusat pada anak
Pembelajaran tematik memposisikan siswa sebagai pusat dari
berperan sebagai fasilitor. Pembelajaran dirancang dengan
memperhatikan aspek-aspek perkembangan siswa.
b. Pengalaman langsung
Pembelajaran tematik memberikan peluang kepada siswa
untuk merasakan pengalaman langsung dari materi yang sedang
dipelajari. Hal ini ditujukan agar siswa memperoleh informasi dari
tangan pertama sehingga pembelajaran lebih bermakna untuk siswa.
hal tersebut diharpkan dapat memberi dampak positif pada proses
penerimaan dan pemahaman materi pada siswa.
c. Pemisahan mata pelajaran tidak jelas
Pembelajaran yang menekankan penggunaan tema ini
membuat pemisahan dalam tiap-tiap mata pelajaran tidak terlihat lagi.
Hal ini dilakukan agar mata pelajaran tersebut melebur dalam satu
tema sehingga pengetahuan yang didapat siswa lebih lengkap.
Peleburan mata pelajaran dotujukan agar siswa lebih dapat focus pada
pelajaran secara utuh.
d. Penyajian beberapa mata pelajaran dalam satu proses pembelajaran
Pembelajaran tematik mengandalkan sebuah tema. Tema
membuat beberapa mata pelajaran tidak tersaji sendiri-sendiri namun
tersaji secara bersama. Pemisahannya tiap maat pelajaran pun tidak
e. Fleksibel
Pembelajaran tematik tidak terfokus dalam satu mata
pelajaran. Guru dapat memvariasikan kegiatan pembelajaran dengan
menggunakan pendekatan dan metode yang sesuai. Pembelajaran ini
mudah digunakan karena tidak mengacu pada metode tertentu namun
dapat disesuaikan sesuai kondisi.
f. Bermakna dan utuh
Pembelajaran ini mempertimbangkan proses dan isi materi
sehingga pembelajaran bisa lebih dipahami. Pembelajaran ini juga
mengupayakan perkembangan psikologis siswanya. Pembelajaran
disajikan secara utuh dalam satu tema agar lebih bermakna.
g. Mempertimbangkan waktu dan ketersediaan sumber
Dalam pembelajaran tematik, guru harus pandai mengatur
waktu. Hal tersebut dilakukan agar pembelajaran tidak menggunakan
waktu yang terlalu lama. Penggunaan sumber belajar yang terdapat di
sekitar sekolah juga dianjurkan jika mendukung.
h. Tema terdekat dengan anak
Pembuatan tema dalam pembelajaran tematik dianjurkan
menggunakan hal-hal yang tidak asing untuk siswa. Hal tersebut
dilakukan agar materi yang dipelajari menyatu dengan pengetahuan
dan pengalaman yang sudah dimiliki oleh siswa. Disarankan untuk
i. Pencapaian kompetensi dasar bukan tema
Tujuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran tematik bukan
semata temanya melainkan kompetensi dasar sehingga tujuan
pembelajaran dapat tercapai. Walaupun nampak bahwa tema menjadi
sebuah hal pokok dalam pembelajaran tematik, namun dibalik itu guru
harus mampu mengembangkan ketercapaian kompetensi. Dengan
tercapainya kompetensi maka dapat dipastikan siswa memahami
pembelajaran yang diberikan.
Prastowo (2013) menjelaskan 18 macam karateristik dalam
pembelajaran tematik sebagai berikut:
a. Adanya efisiensi
Pembelajaran tematik menggunakan waktu, metode, sumber
belajar. Penggunaan tersebut ditujukan untuk mengupayakan
pemberian pengalaman nyata kepada peserta didik. Dengan
memperoleh pengalaman nyata maka siswa dapat lebih memahami
materi dari pembelajaran yang disampaikan.
b. Kontekstual
Pembelajaran tematik berbasis pada masalah-masalah nyata
sehingga mudah untuk dipahami. Pemilihan tema dalam
pembelajarannya pun dekat dengan kehidupan sehari-hari. Hal
c. Berpusat pada siswa
Pembelajaran tematik memposisikan guru sebagai fasilitator.
Penempatan posisi tersebut dilakukan agar pembelajaran berpusat
pada siswa. Siswa merupakan objek pokok yang harus ada saat
pembelajaran berlangsung.
d. Memberikan pengalaman langsung
Pembelajaran tematik mengajak siswanya untuk merasakan
dan mengalami sendiri materi yang sedang dipelajari. Siswa tidak
hanya terpacu pada teori-teori yang ada di buku melainkan melalui
pengalaman nyata. Hal tersebut dapat menyebabkan pembelajaran
lebih menarik sehingga siswa tidak bosan.
e. Pemisahan mata pelajaran yang kabur
Pembelajaran tematik menyuguhkan pembelajaran dalam satu
tema. Pemisahan antar pembelajaran menjadi tak nampak karena
sudah dikemas menjadi satu tema. Tema tersebut tersaji utuh sehingga
tidak ada bagian-bagian dalam mata pelajaran yang nampak.
f. Holistis
Pembelajaran tematik disajikan secara utuh, tidak
terpotong-potong. Siswa mampu memahami pelajaran yang diajarkan secara
utuh karena dapat lebih fokus. Hal tersebut juga memudahkan guru
g. Fleksibel
Pembelajaran tematik mengarahkan guru untuk fleksibel
(luwes) dalam memberikan pelajaran di kelas. Guru harus pandai
mengaitkan materi dari satu mata pelajaran ke pelajaran lain bahkan
jika bisa ke hal lain seperti lingkungan sekitar. Hal tersebut membuat
siswa dapat meningkatkan pemahaman siswa apalagi jika dikaitkan
dengan kehidupan sehari-hari.
h. Hasil pembelajaran berkembang sesuai minat dan kebutuhan siswa
Pembelajaran tematik memberikan manfaat bagi kehidupan
siswa. Pembelajaran juga diminati sehingga mempengaruhi
perkembangan intelektual mereka. Hasil dari pembelajaran pun
berkembang sesuai dengan kebutuhan masing-masing siswa.
i. Kegiatan belajarnya sangat relevan dengan kebutuhan siswa SD/MI
Dalam pembelajaran tematik, siswa diajari untuk memahami
pembelajaran dalam satu kesatuan. Pemahaman tersebut dilakukan
dengan menghubungkan informasi-informasi yang terpisah.
Pemahaman siswa diarahkan agar sejalan dengan kebutuhan siswa
yang cenderung konkret, integratife, dan hierarkis.
j. Kegiatan yang dipilih bertolak dari minat dan kebutuhan siswa
Pembelajaran tematik mengembangkan tema dari lingkungan
sekitar. Tema juga dapat dihubungkan dengan minat siswa. hal
tersebut dapat disesuaikan dengan kebijakan guru dan kebutuhan
k. Kegiatan belajar akan lebih bermakna
Pembelajaran tematik memungkinkan terjalinnya
konsep-konsep yang saling berhubungan. Pada akhirnya konsep-konsep dapat
mengakibatkan pembelajaran yang fungsional. Hal tersebut
menyebabkan pembelajaran yang berlangsung lebih bermakna dan
diterima oleh siswa.
l. Mengembangkan keterampilan berpikir siswa
Pembelajaran tematik dapat membuat siswa mengembangkan
kemampuan dalam dirinya sendiri. Kemampuan tersebut diarahkan
untuk mengontrol segala sikap dan tindakan yang akan dilakukan.
Siswa diharapkan dapat berpikir sebelum bertindak.
m. Menyajikan kegiatan belajar pragmatis yang sesuai dengan
permasalahan
Pembelajaran tematik mengajak siswa untuk mengembangkan
pengetahuannya. Pengembangan tersebut dilakukan melalui interaksi
dan pengalaman dalam kehidupannya. Siswa dapat lebih memahami
kegiatan pembelajaran karena berhubungan dengan permasalahan dan
pengalaman.
n. Mengembangkan keterampilan sosial siswa
Pembelajaran tematik berkaitan erat dengan kehidupan sosial
terutama temanya. Tema yang dipakai disesuaikan dengan kegiatan
beradaptasi. Melalui tema, siswa diajak untuk mengasah dan
mengembangkan keterampilan sosialnya.
o. Aktif
Pembelajaran tematik mengajak siswanya untuk berperan aktif
dalam setiap pertemuan. Keaktifan ini dapat dilihat dari fisik, mental,
intelektual, maupun emosinya. Keaktifan merupakan sikap yang
diperlukan saat mengikuti pembelajaran.
p. Menggunakan prinsip bermain sambil belajar
Pembelajaran tematik menggunakan prinsip bermain sambil
belajar. Hal ini dilakukan agar siswa tertarik mengikuti pembelajaran
dan tidak merasa jenuh. Contoh kegiatan bermain sambil belajar
misalkan penyajian materi pelajaran dipadukan dengan bermain peran
atau menyusun huruf.
q. Mengembangkan komunikasi siswa
Pembelajaran tematik menonjolkan siswa sebagai pusat dalam
pembelajaran. Oleh karena itu setiap siswa wajib untuk melakukan
komunikasi. Hal ini dimaksudkan agar timbul interaksi antar individu
dalam setiap pembelajaran.
r. Lebih menekankan proses ketimbang hasil
Pembelajaran tematik mengajak guru untuk mendorong siswa
terlibat aktif dalam pembelajaran. Guru juga perlu mengamati setiap
Siswa diajak untuk menikmati setiap proses agar hasil yang
diinginkan dicapai dengan baik.
Pembelajaran tematik juga tak luput dari keunggulan dan
kelemahan. Rusman (2011) (dalam Prastowo, 2013) mengungkapkan
beberapa keunggulan dalam pembelajaran tematik, yaitu pertama,
pengalaman dan kegiatan sangat relevan dengan tingkat perkembangan
anak sekolah dasar; kedua, kegiatan yang dipilih dalam pelaksaan
pembelajaran ini bertolak dari minat siswa; ketiga, kegiatan belajar lebih
bermakna sehingga menimbulkan kesan pada siswa; keempat,
mengembangkan keterampilan berpikir siswa; kelima, menyajikan
pembelajaran yang pragmatis; dan keenam, mengembangkan
keterampilan sosial. Trianto (2013) (dalam Prastowo, 2013)
mengungkapkan kebalikan dari keunggulan pembelajaran tematik, yaitu
kelemahannya, diantaranya sebagai berikut:
a. Keterbatasan dalam aspek sarana dan sumber belajar
Pembelajaran tematik membutuhkan banyak bahan bacaan,
sumber informasi, dan fasilitas internet. Jika semua kebutuhan
tersebut tidak terpenuhi, maka kemungkinan munculnya hambatan
dalam penerapan pembelajaran ini. Sarana dan sumber belajar dis
ekolah perlu diperhatikan sebelum melakukan pembelajaran model
b. Keterbatasan dalam aspek kurikulum
Pembelajaran tematik dalam Kurikulum 2013 tetap
menggunakan kurikulum. Kurikulum harus berorientasi pada
ketuntasan pemahaman siswa dan memberi kesempatan pada guru
untuk mengembangkan materi. Beberapa guru kurang dapat
mengembangkan materi karena terbatas pada kurikulum.
c. Keterbatasan dalam aspek penilaian
Pembelajaran tematik memerlukan penilaian yang bersifat
menyeluruh. Hal ini mengharuskan guru berkonsultasi dengan guru
lain jika mata pelajaran berasal dari guru yang berbeda. Kendala yang
ditimbulkan adalah mencari penyesuaian dan kesepakatan dengan
guru lain agar penilaian dapat menyeluruh.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
tematik yang tergolong bagian dari pembelajaran terpadu ini menyajikan
suatu model belajar yang menggunakan tema. Tema ditentukan
berdasarkan kompetensi dasar dari beberapa mata pelajaran yang sama.
Tema yang dipilih juga disesuaikan dengan kehidupan sehari-hari peserta
didiknya. Dengan menggunakan tema, otomatis mata pelajaran tidak
disajikan terpisah melainkan satu kesatuan utuh. Peralihan dari satu mata
pelajaran ke mata pelajaran lain pun tak nampak dan ini merupakan
kelebihannya. Namun ada juga kekuarangan yang dimiliki pembelajaran
ini, salah satunya adalah keterbatasan dalam aspek penilaian karena
9. Pendekatan Saintifik
Pengertian pendekatan menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa
Indonesia) merupakan proses, perbuatan, usaha dalam rangka aktivitas
pengamatan untuk mengadakan hubungan dengan orang yang diteliti.
Sedangkan pengertian pendekatan pembelajaran (Hosnan, 2014)
merupakan suatu proses yang digunakan guru untuk menyajikan bahan
ajar. Pendekatan dilakukan agar proses belajar mengajar tersampaikan
dengan baik dari guru kepada siswanya.
Pendekatan saintik adalah proses pembelajaran yang
mengedepankan keaktifan peserta didik dalam beberapa tahap.
Pendekatan ini sangat dekat dengan Kurikulum 2013, bahkan
implementasi dari keduanya adalah proses pembelajaran yang dirancang
agar peserta didik aktif dalam mengamati, mengidentifikasi, merumuskan
masalah, merumuskan hipotesis, mengumpulkan dan menganalisis data,
dan menarik kesimpulan.
Karateristik dalam pendekatan saintifik (Hosnan, 2014) adalah
pertama, berpusat pada siswa, artinya melalui pendekatan ini, proses
belajar mengajar dipusatkan hanya pada siswa, sedangkan guru beperan
sebagai fasilitator. Hal ini dilakukan karena setiap proses yang akan
dilakukan siswa menggunakan pendekatan ini diamati oleh guru. Kedua,
melibatkan proses kognitif. Proses kognitif yang dimaksudkan adalah
melalui pendekatan saintifik, siswa diajak untuk memperoleh