• Tidak ada hasil yang ditemukan

Evaluasi penggunaan Asam Valproat pada pasien Epilepsi Pediatrik di Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Evaluasi penggunaan Asam Valproat pada pasien Epilepsi Pediatrik di Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta."

Copied!
47
0
0

Teks penuh

(1)

i ABSTRAK

Pendahuluan :Epilepsi merupakan suatu kondisi yang ditandai dengan adanya bangkitan kejang yang berulang tanpa provokasi. Kejang epileptic

merupakan akibat pelepasan aktivitas listrik otak yang berlebihan sehingga terjadi

suatu fenomena abnormal yang mendadak namun transient yang meliputi

perubahan kesadaran. Asam valproate dengan struktur 2-propylpentanoic acid

merupakan obat anti epilepsi dengan spectrum luas. Mekanisme kerja asam

valproate dalam pengobatan epilepsi adalah dengan meningkatkan inaktivasikanal

Na+, sehingga menurunkan kemampuan syaraf untuk menghantarkan muatan

listrik. Tujuan: mengevaluasi penggunaan obat asam valproate meliputi aspek

informasi dosis, efek samping obat, dan interaksi obat pada pasien epilepsi anak di

Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta periode 2014/2016. Metode:

non-eksperimental menggunakan rancangan deskriptif evaluatif dan menggunakan

data retrospektif melalui data rekam medik elektronik melalui komputer. Hasil:

evaluasi penggunaan obat asam valproat meliputi aspek kesesuaian dosis dan

frekuensi penggunaan sebesar 15,38%, aspek interaksi obat yang muncul

sebesar7,69%, aspek efek samping pengobatan yang muncul sebesar20,51%, dan

untuk aspek pencapaian remisi sebanyak 56,41% kasus sudah mencapai target

remisi yaitu 6 bulan bebas kejang. Kesimpulan: pola peresepan asam valproat

pada pasien epilepsi pediatrik di Rumah Sakit Bethesda Yogyakata sudah

rasional.

(2)

ii ABSTRACT

Introduction: Epilepsy is a condition which is characterized by recurrent seizures without provocation. Epileptic seizures are caused by the release of

excess brain electrical activity, causing a sudden abnormal phenomenon but

transient involves a change of consciousness. Valproic acid with

2-propylpentanoic acid structure is a broad spectrum antiepileptic drug. Valproic

acid mechanism of action in the treatment of epilepsy is by increasing the

inactivation of Na+ channels, thereby reducing the ability of the nerves to conduct

electrical charges. Objective: To evaluate the use of valproic acid drug includes

several aspects which are dosage information, drug side effects, and drug

interactions in children patients with epilepsy at Bethesda Hospital Yogyakarta on

2014/2016 period. Result: there were 15,38% cases of appropriate dose given

recorded, 7,69% cases with drugs interactions were found, 20,51% cases with side

effects were recorded and 56,41% cases have reached the goal of 6 months

seizures-free remission. Conclusion: the prescribing pattern of valproic acid as

antiepileptic drugs for pediatric patient in Bethesda Hospital Yogyakarta have

been rational.

(3)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

Program Studi Farmasi

Oleh:

Veronica Fideliawati

138114135

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(4)

i

EVALUASI PENGGUNAAN ASAM VALPROAT PADA PASIEN EPILEPSI PEDIATRIK DI RUMAH SAKIT BETHESDA YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

Program Studi Farmasi

Oleh:

Veronica Fideliawati

138114135

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(5)
(6)
(7)
(8)
(9)

vi

HALAMAN PERSEMBAHAN

Dipersembahkan untuk Tuhan Yesus.

Bapak, Ibu, Mbak Dian, Pani.

Para sahabat.

Dan semua orang yang kukasihi.

Karena masa depan itu sungguh ada dan harapanmu tidak akan hilang

(10)

vii PRAKATA

Tak terlepas dari berkat dan penyertaan Tuhan Yang Maha Esa, akhirnya

naskah skripsi dengan judul “Evaluasi Penggunaan Asam Valproat Pada Pasien Epilepsi Pediatrik Di Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta” ini bisa diselesaikan dengan baik. Selama dua semester mulai dari pembuatan proposal,

penelitian, hingga terbentuknya naskah ini, penulis tidak sendirian. Karena ada

yang mengatakan “Beside someone’s successful, there were thousands of people

grab him on his shoulder”, maka penulis ingin mengucapkan banyak terimakasih kepada:

1. Aris Widayati, PhD., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas

Sanata Dharma.

2. Dr. dr. Rizaldy Pinzon, MKes, SpS. Selaku dosen pembimbing atas

semua bimbingan, masukan, saran, mulai dari pencarian tema

penelitian, pembuatan proposal, selama penelitian, pembuatan naskah

skripsi hingga menyediakan alat dan bahan penelitian.

3. Maria Wisnu DonowatiM.Si., Apt. selaku Wakil Kepala Program Studi

Apoteker Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma dan juga selaku

dosen penguji atas semua bantuan, saran, kritik dan masukan selama

pembuatan proposal dan naskah skripsi.

4. Christianus Heru Setiawan, M.Sc., Apt.selaku dosen penguji atas

semua saran, kritik dan masukan selama pembuatan proposal dan

naskah skripsi.

5. Seluruh dosen Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma atas segala

bekal ilmu yang diberikan kepada penulis selama perkuliahan.

6. Pihak Ethical Clearance Universitas Kristen Duta Wacana yang

mengeluarkan izin untuk melakukan penelitian.

7. Pihak Rumah sakit Bethesda Yogyakarta yang telah mengizinkan

untuk melakukan penelitian di Poli Saraf Rumah sakit Bethesda

(11)

viii

8. Bapak, Ibu, Mbak Dian dan Pani yang selalu memberikan semangat

dalam penulisan naskah skrispi.

9. Segenap teman-teman kelompok skripsi : Era, Reni, Imma, Kris,

Rendra, Atika, Tiara, Santi, dan Ocha atas waktu, suka dan dukanya

selama rangkaian kegiatan skripsi ini.

10.Para sahabat penulis : Bernadetta Inez Ludwinia, Fransisca Natasha,

Francisca Aninda, Stephanie Affrilia , dan Athanasius Wicahyo

Prihasworo atas semangat dan dukungan yang luar biasa kepada

penulis.

11.Teman-teman Kos Putri Palem atas waktu dan kebersamaan selama

penulis menyelesaikan naskah ini

12.Sahabat sejak SMA: Puspa, Yunita, Clara, Tika, Mbak Lita, &Rara atas “dukungannya”.

13.Teman-teman seperjuangan FSM D 2013, FKK C 2013, dan segenap

teman-teman Farmasi Sanata Dharma angkatan 2013 yang luar biasa

tangguh.

14.Dan kepada semua orang yang telah membantu penulis selama ini.

Tidak banyak yang bisa penulis katakan, tak lupa penulis juga memohon

maaf atas ketidaksempurnaan naskah ini disana-sini, namun besar harapan penulis

agar karya penelitian yang belums empurna ini bisa berkontribusi dalam dunia

penelitian dan bagi masyarakat. Tuhan memberkati.

Yogyakarta, 27 Januari 2017

(12)

ix DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ...iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ILMIAH ... vi

PRAKATA ... vii

DAFTAR ISI ...ix

DAFTAR TABEL ...x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

ABSTRAK ... xii

ABSTRACT ...xiii

PENDAHULUAN ... 1

METODE PENELITIAN ... 2

HASIL DAN PEMBAHASAN ...4

KESIMPULAN ... 9

SARAN ……...9

DAFTAR PUSTAKA ... 10

LAMPIRAN ...12

(13)

x

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Karakteristik Subjek Penelitian ... 5

Tabel 2. Kesesuaian Dosis dan Frekuensi Penggunaan ……... 6

Tabel 3. Interaksi obat anti epilepsi pada pasien epilepsi .………...7

Tabel 4. Efek Samping asam valproat pada pasien epilepsi .…………...7

(14)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Data Pengobatan Pasien Epilepsi...12

Lampiran 2. Parameter Evaluasi Penggunaan asam valproat...22

Lampiran 3. Perhitungan Dosis Asama Valproat...24

Lampiran 4. Ethical Clearence………..29

(15)

xii ABSTRAK

Pendahuluan :Epilepsi merupakan suatu kondisi yang ditandai dengan adanya bangkitan kejang yang berulang tanpa provokasi. Kejang epileptic

merupakan akibat pelepasan aktivitas listrik otak yang berlebihan sehingga terjadi

suatu fenomena abnormal yang mendadak namun transient yang meliputi

perubahan kesadaran. Asam valproate dengan struktur 2-propylpentanoic acid

merupakan obat anti epilepsi dengan spectrum luas. Mekanisme kerja asam

valproate dalam pengobatan epilepsi adalah dengan meningkatkan inaktivasikanal

Na+, sehingga menurunkan kemampuan syaraf untuk menghantarkan muatan

listrik. Tujuan: mengevaluasi penggunaan obat asam valproate meliputi aspek

informasi dosis, efek samping obat, dan interaksi obat pada pasien epilepsi anak di

Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta periode 2014/2016. Metode:

non-eksperimental menggunakan rancangan deskriptif evaluatif dan menggunakan

data retrospektif melalui data rekam medik elektronik melalui komputer. Hasil:

evaluasi penggunaan obat asam valproat meliputi aspek kesesuaian dosis dan

frekuensi penggunaan sebesar 15,38%, aspek interaksi obat yang muncul

sebesar7,69%, aspek efek samping pengobatan yang muncul sebesar20,51%, dan

untuk aspek pencapaian remisi sebanyak 56,41% kasus sudah mencapai target

remisi yaitu 6 bulan bebas kejang. Kesimpulan: pola peresepan asam valproat

pada pasien epilepsi pediatrik di Rumah Sakit Bethesda Yogyakata sudah

rasional.

(16)

xiii ABSTRACT

Introduction: Epilepsy is a condition which is characterized by recurrent seizures without provocation. Epileptic seizures are caused by the release of

excess brain electrical activity, causing a sudden abnormal phenomenon but

transient involves a change of consciousness. Valproic acid with

2-propylpentanoic acid structure is a broad spectrum antiepileptic drug. Valproic

acid mechanism of action in the treatment of epilepsy is by increasing the

inactivation of Na+ channels, thereby reducing the ability of the nerves to conduct

electrical charges. Objective: To evaluate the use of valproic acid drug includes

several aspects which are dosage information, drug side effects, and drug

interactions in children patients with epilepsy at Bethesda Hospital Yogyakarta on

2014/2016 period. Result: there were 15,38% cases of appropriate dose given

recorded, 7,69% cases with drugs interactions were found, 20,51% cases with side

effects were recorded and 56,41% cases have reached the goal of 6 months

seizures-free remission. Conclusion: the prescribing pattern of valproic acid as

antiepileptic drugs for pediatric patient in Bethesda Hospital Yogyakarta have

been rational.

(17)

1

Epilepsi merupakan salah satu penyakit otak yang sering ditemukan di dunia.

Epilepsi didefinisikan sebagai suatu gangguan atau terhentinya fungsi otak secara periodik

yang disebabkan oleh terjadinya pelepasan muatan listrik secara berlebihan dan tidak teratur

oleh sel-sel otak dengan tiba-tiba, sehingga penerimaan dan pengiriman impuls antara bagian

otak dan dari otak ke bagian lain tubuh terganggu (Brodie et al, 2012).

Secara keseluruhan insiden epilepsi pada negara maju berkisar antara 40-70 kasus

per 100.000 orang per tahun. Di negara berkembang, insiden berkisar antara 100-190 kasus

per 100.000 orang per tahun. Prevalensi dari epilepsi bervariasi antara 5- 10 kasus per 1.000

orang (Gunawan, Winiferd, & Maja, 2013). Dari berbagai studi diperkirakan prevalensi

epilepsi berkisar antara 0,5 - 4%. Rata-rata prevalensi epilepsi 8,2 per 1000 penduduk

(PERDOSSI, 2011).

Prevalensi epilepsi pada bayi dan anak-anak cukup tinggi, menurun pada dewasa

muda dan pertengahan, kemudian meningkat lagi pada kelompok usia lanjut

(PERDOSSI,2011). Insidensi epilepsi pada anak dilaporkan dari berbagai negara dengan

variasi yang luas, sekitar 4-6 per 1000 anak, tergantung pada desain penelitian dan kelompok

umur populasi. Prevelansi epilepsi pada bayi dan anak-anak cukup tinggi, menurun pada

dewasa muda dan pertengahan, kemudian meningkat lagi pada kelompok usia lanjut.

Penderita laki-laki umumnya lebih banyak dibandingkan perempuan. Etiologi epilepsi

sebagian besar bersifat idiopatik, tetapi sering juga disebabkan oleh kelainan atau lesi pada

otak (Gunawan dan Stephanie, 2013)

Tujuan utama pengobatan adalah membantu orang menjadi bebas kejang tanpa efek

samping obat atau perawatan lainnya. Bagi beberapa orang ini mungkin mudah untuk

dicapai. Bagi orang lain mungkin cukup sulit dengan perawatan yang tersedia saat ini.

Namun demikian, ada banyak kemajuan dalam pengobatan epilepsi dalam beberapa tahun

terakhir sehingga orang tidak harus puas kejang lanjutan tanpa terlebih dahulu

mengeksplorasi semua pilihan pengobatan yang tepat (Krumholz, et al. 2007).

Obat antiepilepsi yang secara luas digunakan di Indonesia dan merupakan obat

utama yang digunakan pada anak dengan epilepsi adalah asam valproat. Asam valproat

merupakan obat antiepilepsi yang bisa digunakan pada semua tipe epilepsi, terutama pada

epilepsi umum yang idiopatik. Mekanisme kerja asam valproat dalam pengobatan epilepsi

adalah dengan meningkatkan inaktivasi kanal Na+, sehingga menurunkan kemampuan syaraf

(18)

2

adalah mensyaratkan bahwa penderita menerima obat yang sesuai dengan kebutuhan klinik,

dalam dosis yang memenuhi keperluan individual sendiri, untuk periode waktu yang

memadai, dan harga yang terendah bagi mereka dan komunitas mereka. Salah satu aspek

penting dari pelayanan kefarmasian adalah memaksimalkan penggunaan obat rasional

(Amalia dan Siregar 2003). Penggunaan obat yang tidak rasional sering dijumpai dalam

praktek sehari-hari. Peresepan obat tanpa indikasi yang jelas, penentuan dosis, cara, dan

lama pemberian yang keliru, serta peresepan obat yang mahal merupakan sebagian contoh

dari ketidakrasionalan peresepan. Penggunaan suatu obat dikatakan tidak rasional jika

kemungkinan dampak negatif yang diterima oleh pasien lebih besar dibanding manfaatnya

(Kemenkes, 2011).

Pada penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya yang berjudul evaluasi efek

samping obat antiepilepsi (OAE) politerapi pada pasien epilepsi pediatrik rawat jalan di

Instalasi kesehatan anak (INSKA) RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta Periode Januari - Maret

2015 dengan metode cross sectional diperoleh hasil bahwa peresepan kombinasi OAE paling

banyak adalah valproat-fenitoin. Hasil evaluasi efek samping menunjukkan efek samping

yang paling banyak terjadi adalah perubahan kognitif (80,77%), diikuti oleh perubahan

tingkah laku (76,92%), perubahan neurologis (57,69%), perubahan motorik (46,15%), dan

perubahan berat badan (23,08%) (Iryani,2015). Maka akan dilakukan penelitian yang

bertujuan mengevaluasi penggunaan asam valproat sebagai obat antiepilepsi pada pasien

epilepsi anak di Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta.

METODE PENELITIAN

Penelitian mengenai evaluasi penggunaan asam valproat pada pasien pediatrik

dengan diagnosis epilepsi di Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta ini termasuk dalam jenis

penelitian non-eksperimental menggunakan rancangan deskriptif evaluatif dan

menggunakan data retrospektif. Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian non

eksperimental karena observasinya dilakukan secara apa adanya tanpa ada intervensi serta

perlakuan dari peneliti terhadap subyek penelitian.

Subjek penelitian ini merupakan semua pasien rawat jalan pediatrik baik laki-laki

ataupun perempuan yang terdiagnosis epilepsi di Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta.

Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah pasien epilepsi pediatrik yang menerima resep

(19)

3

penelitian ini adalahpasien penderita epilepsi dengan catatan medik yang tidak lengkap atau

tidak bisa dikonfirmasi sebagai penunjang utama penegakan diagnosa dokter terhadap

epilepsi dan pasien terdiagnosa epilepsi dengan penyakit penyerta. Besar sampel ditentukan

dengan rumus berikut:

� = ��2 ∙ � − �2

Keterangan:

�2 : Nilai Zpada derajat kemaknaan 95% : 1,96

p : Proporsi

e : Presisi

� = ,9 2∙ , , 2 − , =

Perhitungan besar sampel minimal menggunakan proporsi 4% berdasarkan data

(PERDOSSI, 2006). Dari berbagai studi diperkirakan prevalensi epilepsi berkisar antara

0,5% - 4% yang ada di Indonesia. Maka minimal sampel yang digunakan dalam penelitian

adalah 15 orang.

Penelitian akan diawali dengan pengajuan permohonan izin berupa Ethical

Clearance diajukan ke Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas

Kedokteran Universitas Kristen Duta Wacana. Pengambilan data dilakukan dengan cara

melihat rekam medik elektronik melalui komputer yang berupa kasus epilepsi pada anak.

Dilihat jumlah pasien yang terdiagnosa menderita epilepsi, usia pasien, jenis kelamin pasien,

berat badan pasien, pasien yang mendapat politerapi asam valproat, dosis, dan frekuensi

pemberian obat.

Data diolah secara deskriptif dengan memberikan gambaran karakteristik pasien

dengan diagnosis epilepsi sebagai subyek penelitian, profil penggunaan obat pasien, serta

profil penggunaan obat asam valproat. Pengolahan data secara evaluatif dilakukan dengan

mengevaluasi pola peresepan dan kerasionalan penggunaan asam valproat pada pasien

(20)

4

deskriptif dengan menghitung persentasenya. Data pasien dikelompokkan terlebih dahulu

sebagai berikut:

a. Persentase pasien epilepsi yang telah menerima politerapi asam valproat

berdasarkan jenis kelamin dengan menghitung jumlah pasien laki-laki dan perempun

dibagi total kasus dikali 100%

b. Persentase pasien epilepsi yang telah menerima politerapi asam valproat berdasarkan

dosis dan frekuensi penggunaan dengan menghitung jumlah pasien dibagi total kasus

dikali 100%.

c. Persentase penggunaan politerapi asam valproat berdasarkan interaksi obat dengan

menghitung jumlah obat dibagi total kasus dikali 100%.

d. Persentase penggunaan politerapi asam valproat berdasarkan efek samping obat

dengan menghitung jumlah obat dibagi total kasus dikali 100%.

Selanjutnya dilakukan evaluasi kerasionalan politerapi asam valproat berdasarkan

PERDOSSI 2006.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini dimulai dengan penelusuran data pasien epilepsi pediatrik rawat jalan

di poliklinik saraf Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta pada periode 2014-2016. Data diambil

melalui rekam medik elektronik melalui komputer.Data yang dapat tercatat sebanyak 39

kasus dengan kriteria pasien rawat jalan, pasien terdiagnosa epilepsi dengan peresepan asam

valproat pertama kali pada periode 2014-2016 dan usia 3-15 tahun.

Pada anak-anak yang diketahui mengidap epilepsi, kejang bisa diprovokasi oleh

kurang tidur, ataupun stress. Epilepsi dapat menyerang pada laki-laki ataupun perempuan.

Secara umum diperkirakan ada 2,4 juta kasus baru setiap tahun, dan 50% kasus terjadi pada

masa kanak-kanak atau remaja (WHO, 2006). Dalam hal ini perlu diperhatikan pula dosis

obat yang diberikan untuk pasien epilepsi pada anak.

1. Karakteristik pasien

Salah satu faktor yang mempengaruhi epilepsi adalah jenis kelamin dan usia. Epilepsi dapat

terjadi pada segala umur namun sering terjadi pada anak anak dan juga remaja. Berikut

(21)

5

Selama kurun waktu 2014 sampai dengan 2016 dijumpai 39 orang anak penderita

epilepsi yang berobat di poliklinik saraf Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta. Total kasus

yaitu 39 (100%) yang terdiri dari 21 (53,8%) anak perempuan dan 18 (46,2%) anak laki-laki.

Sebaran usia kasus yang diteliti sesuai dengan insiden epilepsi yang berubah-ubah menurut

usia,yaitu insidens tertinggi pada usia anak dini, mencapai nadirnya pada usia dewasa dini,

dan naik kembali pada usia tua. Bangkitan epilepsi jarang dijumpai pada usia bulan-bulan

pertama, dan lebih sering antara usia 4 bulan-4 tahun, kemudian frekuensinya menurun

sampai remaja (Andayani, Taslim, & Sri, 2000)

Pada penelitian ini menunjukan bahwa pasien epilepsi pediatrik yang menerima

terapi asam valproat lebih banyak perempuan 53,8% dibandingkan laki-laki 46,2%. Hasil

penelitian ini juga menunjukan bahwa prevalensi pasien epilepsi anak bertambah seiring

bertambahnya umur. Pada kelompok anak tertentu, serangan epilepsi mulai atau berhenti di

sekitar pubertas sesuai dengan penelitian (Gunawan, & Stepahanie, 2013) yang menyatakan

bahwa prevalensi epilepsi pada anak dan bayi sangat tinggi kemudian menurun pada saat

dewasa muda (pubertas).

Karakteristik Jenis Kelamin

Total Pasien Laki-laki Perempuan

(18/46,2%) (21/53,8%) (39/100%)

Usia (tahun)

1-5 6 15,4 5 12,8 11 28,2

6-10 6 15,4 7 17,9 13 33,3

(22)

6

Asam valproat merupakan pilihan pertama untuk terapi epilepsi sesuai dengan (NICE

guideline on AEDs, 2014). Obat antiepilepsi mempunyai peran dominan dalam manajemen

epilepsi. Walaupun monoterapi sering digunakan sebagai pilihan pertama, seringkali

politerapi sulit dihindarkan. Kesesuaian dosis untuk obat antiepilepsi itu sendiri harus diperhatikan. Interaksi obat – obat dan efek samping dari obat mungkin akan terjadi.

Tabel II. Kesesuaian dosis & frekuensi penggunaan antiepilepsi pasien epilepsi di Rumah

Sakit Bethesda Yogyakarta

Dari hasil penelitian diperoleh ada sejumlah 9 (60%) dengan pemberian dosis yang

tidak sesuai dikarenakan dosis yang di berikan terlalu rendah dan sejumlah 6 (40%) dengan

pemberian dosis sesuai menurut guideline (PERDOSSI, 2011). Dalam kategori kesesuaian

dosis ditentukan dari berat badan pasien. Sesuai dengan guideline PERDOSSI, 2011 dosis

asam valproat untuk anak - anak adalah 20-40 mg/kg/hari. Dari 39 kasus yang diperoleh

hanya 15 kasus yang dievaluasi berdasarkan berat badan. Kesesuian dosis saat peresepan

sangatlah penting untuk tercapainya efektivitas obat. Pemberian obat dimulai dari dosis

rendah dan dinaikkan bertahap sampai dosis efektif tercapai atau timbul efek samping. Kadar

obat dalam darah ditentukan bila bangkitan tidak terkontrol dengan dosis efektif (IDI, 2014). Kategori Jumlah

(n = 15)

Presentase (% = 100)

Dosis sesuai 6 40

(23)

7

Kategori Jumlah

(n = 39)

Presentase (% = 100)

Ada interaksi 0 0

Tidak ada interaksi 39 100

Dalam penelitian ini tidak diperoleh interaksi antar obat antiepilepsi. Meskipun ada

beberapa pasien yang menggunkan obat antiepilepsi yaitu asam valproate-fenitoin, asam

valproate-lvitiracetam, dan asam valproate-clonazepam secara bersamaan namun dalam

rekam medis tidak tercantum keluhan pasien sebagai inetraksi obat antiepilepsi.

Tabel IV. Efek Samping yang terjadi pada pasien epilepsi di Rumah Sakit

Bethesda Yogyakarta

Kategori Jumlah

n = 39

Presentase (%=100)

Tidak ada keluhan 31 79,49

Pusing 4 10,26

Demam dan batuk 4 10,26

Tercatat dalam rekam medis dengan melihat e-RM ada 4 (10,26%) yang mengalami

efek samping pusing dan 4 (10,26%) yang mengakami demam dan batuk, namun efek

samping yang terjadi tidak tercantum pada guideline (PERDOSSI,2016) sebagai efek

samping asam valproat. Efek sampimg yang terjadi bisa dikarenakan adanya penambahan

obat lain. Sedangkan, pada 31 (79,49%) kasus pada rekam medis tercatat tidak ada keluhan

dari pasien sebagai efek samping pengobatan antiepilepsi yaitu asam valproat.

3. Efektivitas obat

Menurut penelitian yang dilakukan oleh (Lingga, Lukman, & Dewa, 2016) efektivitas obat

antiepilepsi (OAE) dilihat dari pencapaian remisi selama 6 bulan, karena menurut Ikatan

(24)

8

dilihat jika 6 bulan sudah bebas kejang artinya obat efektif.

Tabel V. Efektivitas asam valproat yang diresepkan untuk pasien epilepsi

pediatrik di Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta

Kategori No. Kasus Jumlah

(n= 39)

Presentase (%=100) Mencapai remisi 1,2,3,4,5,6,7,10,11,12,13,15,16,1

7,18,20,24,28,29,31,33,36

22 56,41

Belum Mencapai

remisi

9,19 2 5,13

Tidak tertulis pada

RM

8,22,23,25,26,27,30,32,34,35,37,

38,39

13 33,33

Pengobatan baru 14,21 2 5,13

Dari hasil diatas menunjukan bahwa 22 (56,41%) kasus sudah mencapai target

remisi yaitu 3-6 bulan bebas kejang. Diperoleh 2 (5,13%) yang belum mencapai remisi

karena pasien tidak meneruskan obat dan masih mengalami kejang setelah 2 bulan

pengobatan. Penelitian tidak dapat dilakukan pada 13 (33,33%) dari 39 (100%) sampel yang

diambil karena keterangan tidak dituliskan pada rekam medis. Pada kasus baru 2 (5,13%)

juga tidak dapat dilihat pencapaian remisi dikarenakan kasus masih baru.

Evaluasi penggunaan obat (Drug Use Evaluation/ DUE) didefinisikan sebagai

tinjauan ulang mengetahui, menginterpretasi, mengevaluasi dan meningkatkan peresepan,

penyerahan, dan penggunaan obat. Hal tersebut dilakukan untuk menjamin ketepatan dalam

memutuskan pengobatan dan memberi luaran positif pada pasien pada periode selanjutnya.

Evaluasi diperlukan untuk mencegah penggunaan obat yang tidak tepat, mencegah efek

(25)

9

Evaluasi penggunaan asam valproat pada pasien epilepsi anak-anak

memperlihatkan bahwa pola peresepan asam valproat sebagai obat antiepilepsi sudah

rasional .

SARAN

Dalam pengambilan sampel perlu diperbanyak lagi jumlah sampel yang diambil

agar mengantisipasi bila ada sampel data yang tidak bisa dihitung selain itu, dilakukan

penelitian dengan metode prospektif agar hasil yang diperoleh lebih akurat. Diharapkan

dengan adanya penelitian lanjutan yang menggunakan data prospektif hasil evaluasi

(26)

10

DAFTAR PUSTAKA

Amalia, L., dan Siregar, C., 2003, Farmasi Rumah Sakit: Teori dan Penerapan, Penerbit

Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Andayani, P., Soetomenggolo, T. S., Hadinegoro, S. R. S., & Cara, B. (2000). Evaluasi

Klinis Pengobatan Epilepsi dengan Karbamazepin pada Anak, 2.

Brodie, R. J., Hollebeek, L.D., Juric, B., & Ilic A., 2011, Customer Engagement

Conceptual Domain, Fundamental exchange on customer value and loyalty,

Journal of Business Research, 59, 449 - 456.

Carvalho, et al, 2014, Drug Interaction between Phenytoin and Valproic Acid in a Child

With Refractory Epilepsy: A Case Report, Journal of Pharmacy Practice, 27 (2),

214-216.

Gunawan,D. P, Winifred, K., Maja. 2013. Gambaran Tingkat Pengetahuan Masyarakat

Tentang Epilepsi Di Kelurahan Mahena Kecamatan Tahuna Kabupaten

Sangihe.Bagian/SMF Neurologi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi

Manado.

Gunawant, P. Y., & Stephanie, E. D. 2013. Karakteristik Pasien Epilepsi Di Rumah

Sakit Siloam Lippo Village, Tangerang, Tahun 2013. Neurologis, Fakultas

Kedokteran (Iniversitas Pelita Harapan)

Ikatan Dokter Anak Indonesia, 2016. Seputar Epilepsi Pada Anak.

http://Www.Idai.Or.Id/Artikel/Seputar-Kesehatan-Anak/Seputar-Epilepsi-Pada-Anak Diakses 20 Januari 2017

Ikatan Dokter Indonesia. 2014. Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer. Jakara. PP:233 - 239

Ikawati, Z., 2011, Farmakoterapi Penyakit Sistem Saraf Pusat, Bursa Ilmu, Yogyakarta.

Iryani, K. S., 2015. Evaluasi Efek Samping Obat Antiepilepsi (Oae) Politerapi Pada

Pasien Epilepsi Pediatrik Rawat Jalan Di Instalasi Kesehatan Anak (Inska) Rsup

Dr. Sardjito Yogyakarta Periode Januari-Maret 2015. Fakultas Farmasi Universitas

Gadjah Mada Yogyakarta

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2011. Modul Penggunaan Obat Rasional.

(27)

11 Nasional. Jakarta: Kemenkes

Krumholz A, et al. 2007. Practice parameter: Evaluating an apparent unprovoked first

seizure in adults (an evidence‐based review): Report of the Quality Standards

Subcommittee of the American Academy of Neurology and the American Epilepsy Society. Neurology, 69(21): 1996–2007

Lingga, Lukman and Dewa, EVALUASI DOSIS ASAM VALPROAT PADA PASIEN

EPILEPSI ANAK, Jurnal Manajemen dan Pelayanan Farmasi, 3 (2), 137-143.

Mifsud, J., 2014. Gender differences in epilepsy: perceived or real? . Department of

Clinical Pharmacology and Therapeutics University of Malta

NICE guideline on AEDs. 2014. NICE produces guidance for the treatment and

management of health conditions in England and Wales. Its guidance on epilepsy

includes recommendations for the drug treatment of different types of epilepsy and

seizures

Navarro, R. P. 2009. Managed Care Pharmacy Practice, Second edition, Jones and

Bartlett Publisher. Massachusetts, 218, 219.

Notoatmodjo, 2010. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta

PERDOSSI. 2006. Pedoman Tatalaksana Epilepsi. Airlangga University Press.

Surabaya

PERDOSSI. 2016. Pedoman Tatalaksana Epilepsi. Airlangga University Press.

Surabaya

WHO, 2006, Neurological Disorder: Public Health Challenges, 56 – 67, WHO Press,

Geneva.

Wibowo, S. dan Gofir, A., 2006, Obat Antiepilepsi, 7-127, Pustaka Cendekia Press,

(28)

12

Lampiran 1. Data pengobatan pasien epilepsi pediatrik di Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta periode 2014-2016

No Tanggal Pengobatan

No. RM

Inisial Usia (th)

L/ P

BB (Kg)

Peresepan Keluhan pasien 1. 16/10/2012 0198

5700

SR 15 P - Rivotril

2mg (30) 1x1 Neurodex (vitamin) tab (30) 1x1 Ikalep 250mg (tab) (30) 1x1 -06/01/2014 sudah tidak kejang, pemeriksaa n EEG membaik -22/10/2015 masih pusing

2 23/06/2015 0101

6844

DAS 12 L - Keppra

250mg tab (30) 1x50 mg Ikalep JKN 250mg tab (30)

1x 50 mg

21/07/2015 badan terasa kaku 10/03/2016 tidak kambuh

3 23/04/2013 0080

6520

KMA 10 P - Depakene

(29)

13

9624 500mg /

5ml syr 100ml (1) 2x CTH Depakene 250mg/ 5ml syr 120ml (1) 2x2,5 CC Keppra 250mg tab (20)

2x 50 mg

tidak ada

keluhan &

tidak

kambuh

5. 22/11/2012 0195

1930

JNP 10 L - Depakene

250mg /5ml syr 120ml (2) 2x3,5 CC Peracikan obat (40) 2x1 (Keppra 250mg tab  50mg) (Ikhapen

100mg cap  50mg)

12/02/2013 tidak kambuh 09/01/2014 bebas kejang 1 tahun 05/09/2014 mulai tapering off

6. 19/05/2015 0107

3390

SJR 15 P - Riklona

2mg tab

(30) 1x1

14/07/2015

kambuh

(30)

14 hari) Ikalep 250mg tab (30) 1x1 (pagi hari) tidak kambuh

7. 19/03/2014 0170

5160

OCPF 7 P - Depakene

250mg/5ml syr 120ml (1) 1x2,5 CC 24/06/2014 batuk dan demam 26/11/ 2015 tidak ada keluhan 21/04/2016 mulai tapering off 222/08/201

6 tidak ada

keluhan

8. 19/03/2013 0102

5013 AYP

M

15 P - Ikalep 250

mg tab (30)

1x1

28/03/2014

tidak ada

keluhan

9. 25/11/2013 0197

5996

FTB 5 L 17,5 Depakene

(31)

15

8771 250mg/5ml

syr 120ml (1) 2x2,5 CC Rivotril 2mg tab (20) 1x1 malam hari Racikan

obat (40)

2x1 (Ikhapen 100mg cap 50mg) Keppra 250mg tab

50 mg )

tidak

kambuh

23/12/2013

mulai

tapering off

11. 18/09/2010 0059

6109

NAP 12 L - Depakene

250mg/ 5ml syr 120ml (1) 1x1 03/11/2014 tidak kambuh

12. 04/01/2014 0057

7087

ANN 13 P - Depakene

250mg/5ml syr 1x2,5CC 23/06/2014 mulai tapering off (sudah tidak kambuh

13. 12/07/2011 0196

8884

BA 9 L 30 Depakene

250mg

21/12/

2014 sudah

(32)

16

2x2,5CC lagi

14. 12/07/2016 0204

1260

KH 4 L 13 Depakene

250mg/

5ml syr

120 ml (2)

2x2,5 CC

Keppra 250

mg tab (40)

2x50mg

22/08/2016

kontrol

tanpa

keluhan

15. 28/03/2015 0107

3353

FND 3 L 12 Ikalep

250mg / 5ml syr 120ml (2) 2x3,5 CC Riklona 2mg tab (30) 1x0,4mg 15/09/2015 tidak kambuh

16. 10/05/2016 0100

0442

8

NIC 5 P 17 Neurotam

500mg/5ml

syr (100ml)

(1) 1x5 CC

Depakene 250mg/5ml syr 120ml (2) 2x2,5CC 07/11/2016 bebas kejang tapering off

17. 18/08/2011 0080

3357

HAK 12 L 85 Depakote

(33)

17

250mg tab

(60) 2x1

18. 02/12/2013 0107

3706

DE 13 P - Ikalep

250mg tab (20) 1x1 malam hari 12/03/2015 pusing tapi tidak kambuh

19. 24/08/2015 0111

5473

FAF 3 L - Depakene

250mg /5ml syr 120ml 1x2,5 CC Pada bulan februari kejang

20. 08/08/2015 0111

1833

VE 12 L 42 Ikalep

250mg tab (30) 1x1 malam hari 05/03/2016 tidak ada keluhan kejang tidak kambuh

21. 19/03/2016 0203

6081

EK 6 L 10,5 Dilantin

100mg cap (40) 2x30mg Depakene 250mg /5ml syr 120ml 2x2,5 CC 05/04/2016 tidak kejang namun demam dan batuk

22. 01/10/2014 0107

1859

AMP 6 P 23,5 Depakene

250mg/5ml

syr 120ml

(34)

18

2mg tab

(30)

1x1 malam

hari

23. 25/04/2014 0104

1509

KAM

W

3 P 10,9 Ikhapen

100mg (40) 2x20mg Depakene 250mg/5ml 120ml syr 1x2,5CC

24. 21/01/2014 0200

6633

RPK 10 P 21 Depakene

250mg/5ml syr 120ml 1x2,5CC 19/12/2015 tidak kambuh

25. 14/06/2011 0080

7857

PPB 2 L 12,5 Depakene

250mg/5ml

syr 120ml

1x2,5 CC

26. 08/08/2014 0080

8099

DGM

S

6 L 20 Depakene

250mg

/5ml syr

120ml

2x2,5CC

27. 11/09/2014 0097

3111

CZA 13 P - Depakene

250mg

/5ml syr

120ml

1x2,5CC

28. 19/08/2014 0106

5246

DRY 13 L - Depakene

250mg/5ml

2016 sudah

(35)

19 1x4 CC Rivotril 2mg tab (30) 1x0,5mg malam hari lagi dan mulai tapering off

29. 05/02/2016 0108

8176

CP 15 P - Ikalep

250mg tab (50) 1x1 malam hari 29/09/2016 tidak kambuh

30. 27/03/2015 0110

7216

AKC 3 P - Depakene

250mg/5m syr 120ml 1x1,5 CC Neurotam 500mg /5ml syr 100ml 1x1,5 CC 15/04/2015 tidak kambuh

31. 30/06/2015 0111

3081

KLB 13 L - Ikalep

250mg tab (20) 1x1 siang hari Neurotam 400mg cap (20) 1x1 pagi hari 27/01/2016 tidak kambuh

32. 09/10/2015 0111

9458

XCM 9 P - Ikalep

250mg

/5ml syr

17/12/2015

Tidak

(36)

20

2x2,5 CC n

33. 24/11/2015 0203

2000

9

CPDA 11 P - Ikalep

250mg tab (30) 1x1 27/01/2016 panas dan tenggoroka n sakit 08/07/2016 tidak kejang dan tidak ada keluhan

34. 23/04/2016 0112

9499

LCG 10 P - Ikalep

250mg tab

(30) 2x1

35. 25/07/2016 0113

8015

AFC 4 L - Depakene

250mg/5ml syr 120ml 1x2,5CC 06/09/2016 tidak kejang tapi kadang masih pusing

36. 11/09/2012 0104

0482

RFS 9 L - Depakene

250mg/5ml syr 120ml 2x3 CC 31/12/2013 tidak kambuh 09/11/2016 mulai tappering off

37. 27/08/2016 0200

4232

KAA 3 P 12 Depakene

(37)

21

2x3,5CC

38. 06/08/2016 0113

8475

CNS 9 P - Depakene

250mg

/5ml syr

120ml

1x2,5 CC

24/10/2016

tidak ada

keluhan

dan tidak

kambuh

39. 22/07/2015 0202

7687

AR 5 P - Depakene

250mg

/5ml syr

120ml

(38)

22 Pediatrik Di Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta.

No. Obat 1 Obat 2 0bat 3 Kesesuaian

dosis

Interaksi

obat

Efek

samping

1 Rivotril Neurodex Ikalep - 0 1

2 keppra ikalep - 0 1

3 depakene - 0 0

4 neurotam depakene Keppra - 0 0

5 Depakene Keppra ikhapen - 0 0

6 Riklona Ikalep - 0 0

7 Depakene - 0 1

8 Ikalep - 0 0

9 Depakene 1 0 1

10 Depakene Ikhapen Keppra 0 0 0

11 Depakene - 0 0

12 Depakene - 0 0

13 Depakene 0 0 0

14 Depakene Keppra 1 0 0

15 Ikalep Riklona 1 0 0

16 Depakene Neurotam 1 0 0

17 Depakote Keppra 0 0 0

18 Ikalep - 0 1

19 Depakene - 0 0

20 Ikalep 0 0 0

21 Depakene Dilantin 1 0 1

22 Depakene Riklona 0 0 0

23 Depakene Ikhapen 0 0 0

24 Depakene 0 0 0

25 Depakene 0 0 0

26 Depakene 0 0 0

27 Depakene - 0 0

(39)

23

30 Depakene Neurotam - 0 0

31 Ikalep Neurotam - 0 0

32 Ikalep - 0 0

33 Ikalep - 0 1

34 Ikalep - 0 0

35 Depakene - 0 1

36 Depakene - 0 0

37 Depakene 1 0 0

38 Depakene - 0 0

39 Depakene - 0 0

Keterangan :

1. Kesesuaian dosis

1 = sesuai dengan dosis anak PERDOSSI 2011 (15-40 mg/kg/hari)

0 = tidak sesuai dengan perhitungan Clark

2. Interaksi obat

1= ada interaksi antara obat antiepilepsi (asam valproat dan phenytoin) sesuai

dengan guideline PERDOSSI 2011

0= tidak ada interaksi obat antiepilepsi sesuai dengan guideline PERDOSSI 2011

3. Efek Samping

1= terdapat efek samping

(40)

24 No Obat yang

diberikan

Usia Bb (Kg) Dosis Anak (min. ) Dosis Anak (maks.) Dosis yang diberikan Ke- sesuaia n dosis

1 Ikalep 250mg

(tab) (30) 1x1

15 -

2 Ikalep JKN

250mg tab (30)

1x 50mg

12 -

3 Depakene

250mg/ 5ml Syr

(120 ml) (1)

1x3,5 cc

10 -

4 Depakene

250mg/ 5ml syr

120ml (1) 2x2,5

CC

7 -

5 Depakene

250mg /5ml syr

120ml (2) 2x3,5

CC

10 -

6 Ikalep 250mg

tab (30) 1x1

(pagi hari)

15 -

7 Depakene

250mg/5ml syr

120ml (1) 1x2,5

CC

7 -

8 Ikalep 250 mg

tab (30) 1x1

(41)

25 250mg /5ml syr

120ml (1) 1x2,5

CC

10 Depakene

250mg/5ml syr

120ml (1)

2x2,5 CC

11 32 480 1280 250 0

11 Depakene

250mg/ 5ml syr

120ml (1)

1x1

12 -

12 Depakene

250mg/5ml syr

1x2,5CC

13 -

13 Depakene

250mg /5ml syr

2x2,5CC

9 30 450 1200 250 0

14 Depakene

250mg/ 5ml syr

120 ml (2)

2x2,5 CC

4 13 195 520 250 1

15 Depakene

250mg / 5ml

syr 120ml (2)

2x3,5 CC

3 12 180 480 356 1

16 Depakene

250mg/5ml syr

120ml (2)

2x2,5CC

(42)

26 500mg tab (60)

1x2

18 Ikalep 250mg

tab (20) 1x1

malam hari

13 -

19 Depakene

250mg /5ml syr

120ml 1x2,5

CC

3 -

20 Ikalep 250mg

tab (30) 1x1

malam hari

12 42 630 1680 250 0

21 Depakene

250mg /5ml syr

120ml 2x2,5

CC

6 10,5 157 420 250 1

22 Depakene

250mg/5ml syr

120ml (2)

2x3CC

6 23,5 352 940 294 0

23 Depakene

250mg/5ml

120ml syr

1x2,5CC

3 10,9 163 436 125 0

24 Depakene

250mg/5ml syr

120ml 1x2,5CC

10 21 315 840 125 0

25 Depakene

250mg/5ml syr

120ml 1x2,5

CC

(43)

27 250mg /5ml syr

120ml 2x2,5CC

27 Depakene

250mg /5ml syr

120ml 1x2,5CC

13 -

28 Depakene

250mg/5ml syr

120ml 1x4 CC

13 -

29 Ikalep 250mg

tab (50) 1x1

malam hari

15 -

30 Depakene

250mg/5m syr

120ml 1x1,5

CC

3 -

31 Ikalep 250mg

tab (20) 1x1

siang hari

13 -

32 Ikalep 250mg

/5ml syr 120ml

2x2,5 CC

9 -

33 Ikalep 250mg

tab (30) 1x1

11 -

34 Ikalep 250mg

tab (30) 2x1

10 -

35 Depakene

250mg/5ml syr

120ml 1x2,5CC

4 -

36 Depakene

250mg/5ml syr

120ml 2x3 CC

(44)

28 250mg/5ml syr

120ml 2x3,5CC

38 Depakene

250mg /5ml syr

120ml 1x2,5

CC

9 -

39 Depakene

250mg /5ml syr

120ml 2x2,5

CC

(45)
(46)
(47)

31

Penulis skripsi dengan judul “Evaluasi Penggunaan Asam Valproat Pada Pasien Epilepsi Pediatrik di Rumah Sakit Bethesda

Yogyakarta” memiliki nama lengkap Veronica Fideliawati.

Penulis lahir di Kotabumi, 24 Februari 1995, merupakan putri

kedua dari tiga bersaudara dalam keluarga pasangan Bambang

Triwahyono dan Anastasia Suwarni.Pendidikan formal yang

ditempuh penulis dimulai di SD Negeri 1 Semuli Raya

(2001-2007), setelah itu dilanjutkan ke SMP Xaverius Metro

(2007-2010), pendidikan menengah atas di SMA Fransiskus Bandar Lampung (2010-2013).

Kemudian pendidikan dilanjutkan hingga perguruan tinggi di Fakultas Farmasi Sanata

Dharma Yogyakarta. Penulis kemudian melanjutkan pendidikan sarjana di Fakultas Farmasi

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta pada tahun 2013. Semasa menempuh kuliah, penulis

aktif dalam berbagai kepanitian. antara lain menjadi anggota divisi MC di TITRASI (2014),

Koordinator MC di PPrtoS (2015), anggota penyiar di UKM PT. Radio Masdha Jogja

Gambar

Tabel 1. Karakteristik Subjek Penelitian ..............................................................
Tabel I.  Karakteristik umur dan jenis kelamin pasien epilepsi pediatrik di Rumah
Tabel II. Kesesuaian dosis & frekuensi penggunaan antiepilepsi pasien epilepsi di Rumah
Tabel III. Interaksi obat antiepilepsi pada pasien epilepsi di Rumah Sakit Bethesda
+2

Referensi

Dokumen terkait

Kondisi optimal proses (variasi IV) dilakukan tanpa pemurnian awal dan delignifikasi dengan hasil uji: derajat substitusi (DS) 0,55, viskositas 1750 cps pada

Berdasarkan data hasil post test kemampuan membuktikan konsep Aljabar Abstrak yang dianalisis dengan menggunakan Independent Samples T Test melalui software SPSS

Berdasarkan hasil dan pembahasan pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa para responden telah melakukan prosedur auditing yang wajar dan memenuhi kriteria yang telah

Posisi Kelapa Sawit, Karet dan Kakao dalam Matriks General Electric .... Posisi Kelapa Sawit, Karet, dan Kakao dalam Matriks

Setelah dilakukan pelapisan, sifat hidrofilik pada permukaan semakin baik yang ditunjukkan dengan berkurangnya nilai sudut kontak dari ubin. Pengaruh jenis basa

Penerapan evaluasi kesesuaian lahan sebelum pemanfaatan lahan akan memberikan informasi tentang potensi lahan, kesesuaian penggunaan lahan serta tindakan-tindakan

Multi Level Marketing adalah salah satu cabang dari direct selling (penjualan langsung) yang bermakna sebagai metode penjualan barang dan atau jasa tertentu kepada

Rincian Perubahan Anggaran Belanja Langsung Program dan Per Kegiatan Satuan Kerja Perangkat Daerah. Kode