• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peningkatan keaktifan dan prestasi belajar IPA siswa kelas V B SD Negeri Tlacap melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Peningkatan keaktifan dan prestasi belajar IPA siswa kelas V B SD Negeri Tlacap melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD."

Copied!
314
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR IPA SISWA KELAS V B SD NEGERI TLACAP MELALUI PENERAPAN MODEL

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD

Dyah Puji Ardianasari Universitas Sanata Dharma

2016

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya keaktifan dan prestasi belajar siswa kelas VB SD Negeri Tlacap pada mata pelajaran IPA. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mendeskripsikan upaya peningkatan keaktifan dan prestasi belajar IPA siswa kelas V B SD Negeri Tlacap tahun pelajaran 2015/2016 melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, (2) meningkatkan keaktifan belajar IPA siswa kelas V B SD Negeri Tlacap tahun pelajaran 2015/2016 melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dari skor rata-rata 48,8 (rendah) menjadi 75 (tinggi), (3) meningkatkan prestasi belajar IPA siswa kelas V B SD Negeri Tlacap tahun pelajaran 2015/2016 dari nilai rata-rata 66,97 menjadi 70 dan dari persentase ketuntasan 46% menjadi 70%.

Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan dengan 2 siklus. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VB yang terdiri dari 21 siswa. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, kuesioner dan tes tertulis. Instrumen yang digunakan adalah lembar observasi, lembar kuesioner dan soal pilihan ganda. Data dianalisis secara deskriptif kuantitatif-kualitatif.

Hasil penelitian menunjukkan: 1) Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam upaya peningkatan keaktifan dan prestasi belajar siswa kelas V B SD Negeri Tlacap tahun pelajaran 2015/2016 pada mata pelajaran IPA telah berhasil dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: (1) penyampaian tujuan, (2) pembagian kelompok, (3) presentasi guru tentang materi, (4) kegiatan belajar, (5) evaluasi, (6) pemberian penghargaan; 2) Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan keaktifan belajar IPA siswa kelas V B SD Negeri Tlacap tahun pelajaran 2015/2016 dari kondisi awal mencapai target akhir. Hal ini ditunjukkan oleh peningkatan skor rata-rata keaktifan belajar pada kondisi awal 48,8 (rendah) pada siklus I menjadi 65 (sedang) dan meningkat menjadi 79,6 (tinggi) pada siklus II; 3) Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan prestasi belajar IPA siswa kelas V B SD Negeri Tlacap tahun pelajaran 2015/2016 dari kondisi awal mencapai target akhir. Hal ini ditunjukkan oleh peningkatan nilai rata-rata 66,97 pada kondisi awal menurun pada siklus I menjadi 64,19 dan meningkat pada siklus II menjadi 72,57. Serta persentase ketuntasan KKM (67) 21 siswa pada kondisi awal 46% menurun pada siklus I menjadi 38% dan meningkat pada siklus II menjadi 71%.

(2)

ABSTRACT

IMPROVEMENT AND SCIENCE ACHIEVEMENT FOR STUDENT V B IN TLACAP ELEMENTARY SCHOOL THROUGH APPLICATION MODEL

COOPERATIVE LEARNING TYPE STAD

Dyah Puji Ardianasari Universitas Sanata Dharma

2016

This research motivated by the low activity and student achievement for V B Tlacap elementary school in science subject. This study aims to (1) describe the efforts to increas the activity and science learning achievement grade V B Tlacap elementary school through application model cooperative learning type STAD, (2) the application model cooperative learning type STAD can improved the science learning activity grade V B Tlacap elementary school, (3) the application model cooperative learning type STAD can improved the science learning achievement grade V B Tlacap elementary school.

This research is classroom action research conducted by two cycles. Data collection technique used observation, questionnaire and test. The instrument used observation for each meeting, questionnaire for each end cycle and multiple choice question. Data were analyzed by quantitative and qualitative.

The results showed 1) application model cooperative learning type STAD in improving activity and student achievement Tlacap elementary school grade V B of the school year 2015/2016 in science subjects done with steps as: ( 1) submission of interest, (2) division of the group, (3) teacher presentation of the material, (4) learning activities, (5) evaluation, (6) the award. 2) application model cooperative learning type STAD can enchance student activity in Tlacap elementary school grade V B of the school year 2015/2016. The results showed an average score of activity of learning in the initial conditions of 48.8 (lower) in the first cycle to 65 (moderate) and increased to 79.6 (height) in the second cycle, 3) application model cooperative learning type STAD can improve student achievement in Tlacap elementary school grade V B of the school year 2015/2016. The result showed the average value of 66.97 on initial conditions declined in the first cycle with an average value of 64.19 and increased in the second cycle with an average value of 72.57. As well as the percentage of completeness KKM (67) 21 students in the initial conditions 46% decline in the first cycle with the percentage of completeness 38% and increased in the second cycle by 71% the percentage of completeness.

(3)

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR IPA

SISWA KELAS V B SD NEGERI TLACAP

MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN

KOOPERATIF TIPE STAD

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Dyah Puji Ardianasari NIM: 121134026

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(4)

i

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR IPA

SISWA KELAS V B SD NEGERI TLACAP

MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN

KOOPERATIF TIPE STAD

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Dyah Puji Ardianasari NIM: 121134026

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(5)
(6)
(7)

iv

PERSEMBAHAN

Syukur Alhamdulillah, atas berkat rahmat Allah SWT saya

dapat menyelesaikan skripsi ini yang saya persembahkan

kepada:

Kedua orang tua saya yang selalu memberi semangat, motivasi, kasih sayang serta dukungan yang luar biasa

dalam segala hal.

Kakak saya Desi Purwaningrum, kakak ipar saya Ari Bowo serta adik saya Dani Pujantoro yang sudah

memberikan dukungan yang luar biasa. Keponakan saya Affan Faeyza Ariandra serta keluarga besar “Big Family Suhud” yang selalu

menghibur dan memberikan semangat.

Teman-teman seperjuanganku PGSD B “Krik” Siska,

Tantri, Dewi yang tidak dapat saya sebutkan satupersatu.

Teman-teman payung Dewi, Olan, Priskila, Tiva yang saling memberikan dukungan dan semangat yang luar

biasa

Teman-teman kos “Ndalem Joglo” Lina, tetanggaku

(8)

v MOTTO

Learn from yesterday, Live from Today, And Hope from

Tommorow (Einstein)

Segala yang kau lakukan tidak akan pernah mengingkari hasil

DO THE BEST BE THE BEST ANDGET THE BEST

Lakukan segala pekerjaanmu dengan hati yang

ikhlas dan karena Allah

(9)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 19 Februari 2016 Penulis

(10)

vii

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Dyah Puji Ardianasari Nomor Mahasiswa : 1211134026

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR IPA SISWA KELAS V B SD NEGERI TLACAP MELALUI PENERAPAN MODEL

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD

Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dam mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis:

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal : 9 Februari 2016 Yang menyatakan

(11)

viii ABSTRAK

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR IPA SISWA KELAS V B SD NEGERI TLACAP MELALUI PENERAPAN MODEL

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD

Dyah Puji Ardianasari Universitas Sanata Dharma

2016

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya keaktifan dan prestasi belajar siswa kelas VB SD Negeri Tlacap pada mata pelajaran IPA. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mendeskripsikan upaya peningkatan keaktifan dan prestasi belajar IPA siswa kelas V B SD Negeri Tlacap tahun pelajaran 2015/2016 melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, (2) meningkatkan keaktifan belajar IPA siswa kelas V B SD Negeri Tlacap tahun pelajaran 2015/2016 melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dari skor rata-rata 48,8 (rendah) menjadi 75 (tinggi), (3) meningkatkan prestasi belajar IPA siswa kelas V B SD Negeri Tlacap tahun pelajaran 2015/2016 dari nilai rata-rata 66,97 menjadi 70 dan dari persentase ketuntasan 46% menjadi 70%.

Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan dengan 2 siklus. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VB yang terdiri dari 21 siswa. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, kuesioner dan tes tertulis. Instrumen yang digunakan adalah lembar observasi, lembar kuesioner dan soal pilihan ganda. Data dianalisis secara deskriptif kuantitatif-kualitatif.

Hasil penelitian menunjukkan: 1) Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam upaya peningkatan keaktifan dan prestasi belajar siswa kelas V B SD Negeri Tlacap tahun pelajaran 2015/2016 pada mata pelajaran IPA telah berhasil dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: (1) penyampaian tujuan, (2) pembagian kelompok, (3) presentasi guru tentang materi, (4) kegiatan belajar, (5) evaluasi, (6) pemberian penghargaan; 2) Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan keaktifan belajar IPA siswa kelas V B SD Negeri Tlacap tahun pelajaran 2015/2016 dari kondisi awal mencapai target akhir. Hal ini ditunjukkan oleh peningkatan skor rata-rata keaktifan belajar pada kondisi awal 48,8 (rendah) pada siklus I menjadi 65 (sedang) dan meningkat menjadi 79,6 (tinggi) pada siklus II; 3) Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan prestasi belajar IPA siswa kelas V B SD Negeri Tlacap tahun pelajaran 2015/2016 dari kondisi awal mencapai target akhir. Hal ini ditunjukkan oleh peningkatan nilai rata-rata 66,97 pada kondisi awal menurun pada siklus I menjadi 64,19 dan meningkat pada siklus II menjadi 72,57. Serta persentase ketuntasan KKM (67) 21 siswa pada kondisi awal 46% menurun pada siklus I menjadi 38% dan meningkat pada siklus II menjadi 71%.

(12)

ix

ABSTRACT

IMPROVEMENT AND SCIENCE ACHIEVEMENT FOR STUDENT V B IN TLACAP ELEMENTARY SCHOOL THROUGH APPLICATION MODEL

COOPERATIVE LEARNING TYPE STAD

Dyah Puji Ardianasari Universitas Sanata Dharma

2016

This research motivated by the low activity and student achievement for V B Tlacap elementary school in science subject. This study aims to (1) describe the efforts to increas the activity and science learning achievementgrade V B Tlacap elementary school through application model cooperative learning type STAD, (2) the application model cooperative learning type STAD can improved the science learning activity grade V B Tlacap elementary school, (3) the application model cooperative learning type STAD can improved the science learning achievement grade V B Tlacap elementary school.

This research is classroom action research conducted by two cycles. Data collection technique used observation, questionnaire and test. The instrument used observation for each meeting, questionnaire for each end cycle and multiple choice question. Data were analyzed by quantitative and qualitative.

The results showed 1) application model cooperative learning type STAD in improving activity and student achievement Tlacap elementary school grade V B of the school year 2015/2016 in science subjects done with steps as: ( 1) submission of interest, (2) division of the group, (3) teacher presentation of the material, (4) learning activities, (5) evaluation, (6) the award. 2) application model cooperative learning type STAD can enchance student activity in Tlacap elementary school grade V B of the school year 2015/2016. The results showed an average score of activity of learning in the initial conditions of 48.8 (lower) in the first cycle to 65 (moderate) and increased to 79.6 (height) in the second cycle, 3) application model cooperative learning type STAD can improve student achievement in Tlacap elementary school grade V B of the school year 2015/2016. The result showed the average value of 66.97 on initial conditions declined in the first cycle with an average value of 64.19 and increased in the second cycle with an average value of 72.57. As well as the percentage of completeness KKM (67) 21 students in the initial conditions 46% decline in the first cycle with the percentage of completeness 38% and increased in the second cycle by 71% the percentage of completeness.

(13)

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas limpahan rahmat dan karunia-Nya kapada penulis sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

Penyusunan skripsi ini dalam rangka untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar dengan judul skripsi “Peningkatan Keaktifan Dan Prestasi Belajar IPA Siswa Kelas V B SD Negeri Tlacap Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD”.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan terselesaikan dengan baik, tanpa bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. 2. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. selaku Kaprodi PGSD.

3. Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd. selaku Wakaprodi PGSD.

4. Drs. Y.B. Adimassana, M.A. selaku dosen pembimbing I yang telah membimbing penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

5. Agnes Herlina Dwi H., S.Si., M.T., M.Sc. selaku dosen pembimbing II yang telah membimbing penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

6. Mujini, S.Pd. selaku pimpinan SD Negeri Tlacap yang telah memberikan ijin penelitian.

(14)

xi

8. Para guru dan staf di SD Negeri Tlacap yang telah banyak membantu penelitian.

9. Siswa kelas VB yang telah membantu dan kerjasama yang baik selama penelitian berlangsung.

10. Kedua orang tua, Bapak Sukartowo dan Ibu Pujiati yang selalu memberikan doa serta dukungan dan cinta kepada penulis.

11. Kakakku Desi Purwaningrum, kakak iparku Ari Bowo, adikku Dany Pujantoro, keponakan tercinta Affan Faeyza Ariandra serta BIG FAMILY „SUHUD‟ yang selalu memberikan dukungan dan semangatnya.

12. Teman-teman seperjuangan PGSD B Siska, Tantri, Dewi yang telah memberikan banyak bantuan serta teman-teman satu payung Dewi, Olan, Priskila, Tiva.

13. Teman-teman kos Ndalem Joglo Lina, Mbak Bunga serta teman-teman alumni SMANTA (Mbip, Wandan, Marta) yang sudah dukungan dan cintanya selama penyelesaian skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa karya ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis berharap saran dan kritik yang membangun dari berbagai pihak untuk perbaikan menuju kesempurnaan karya ini. Semoga karya ini bermanfaat bagi dunia pendidikan.

Yogyakarta, 9 Februari 2016 Penulis

(15)

xii DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ... vii

ABSTRAK ... viii

1.2Batasan Masalah... 4

1.3Rumusan Masalah ... 5

1.4Tujuan Penelitian ... 5

1.5Manfaat Hasil Penelitian ... 6

1.6Definisi Operasional... 7

BAB II LANDASAN TEORI ... 9

2.1Kajian Pustaka ... 9

2.1.1 Keaktifan Belajar ... 9

2.1.2 Prestasi Belajar ... 11

2.1.3 Model Pembelajaran Kooperatif ... 14

2.1.4 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD ... 18

2.1.5 Matapelajaran IPA Sekolah Dasar ... 24

2.1.6 Penelitian Tindakan Kelas... 25

2.2Penelitian Yang Relevan ... 27

2.3Kerangka Berpikir ... 30

2.4Hipotesis Tindakan... 32

BAB III METODE PENELITIAN... 34

3.1Jenis Penelitian ... 34

3.2Setting Penelitian ... 36

3.3Jadwal Penelitian ... 37

3.4Rencana Tindakan ... 37

(16)

xiii

3.6Instrumen Penelitian... 46

3.7Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian ... 57

3.8Teknik Analisis Data ... 65

3.9Indikator Keberhasilan Penelitian ... 67

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 69

4.1Hasil Penelitian ... 69

4.1.1 Kondisi Awal ... 69

4.1.2 Siklus I ... 72

4.1.3 Siklus II ... 82

4.2Pembahasan Hasil Penelitian ... 92

BAB V PENUTUP ... 99

5.1Kesimpulan ... 99

5.2Keterbatasan Penelitian ... 100

5.3Saran ... 100

DAFTAR PUSTAKA ... 101

(17)

xiv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian... 37

Tabel 3.2 Daftar Pertanyaan Wawancara ... 46

Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Observasi Keaktifan Belajar ... 46

Tabel 3.4 Lembar Observasi Keaktifan Belajar ... 47

Tabel 3.5 Penjabaran Indikator Instrumen Kuesioner Keaktifan Belajar ... 48

Tabel 3.6 Kisi-kisi Instrumen Kuesioner Keaktifan Belajar Siklus I ... 49

Tabel 3.7 Kisi-kisi Instrumen Kuesioner Keaktifan Belajar Siklus II ... 49

Tabel 3.8 Lembar Kuesioner Keaktifan Belajar Siklus I ... 50

Tabel 3.9 Lembar Kuesioner Keaktifan Belajar Siklus II ... 51

Tabel 3.10 Skala Likert ... 52

Tabel 3.11 Hasil SPSS.16 ... 53

Tabel 3.12 Kriteria Keaktifan Belajar ... 53

Tabel 3.13 Kisi-kisi Soal Siklus I ... 53

Tabel 3.14 Kisi-kisi Soal Siklus II ... 55

Tabel 3.15 Kriteria Penilaian Validasi Observasi dan Kuesioner ... 58

Tabel 3.16 Hasil Penghitungan Validasi Lembar Observasi ... 58

Tabel 3.17 Penghitungan Validitas Soal Evaluasi Siklus I ... 60

Tabel 3.18 Penghitungan Validitas Soal Evaluasi Siklus II ... 61

Tabel 3.19 Kriteria Penilaian Uji Validasi Soal Evaluasi ... 62

Tabel 3.20 Hasil Penghitungan Validasi Soal Evaluasi ... 62

Tabel 3.21 Kriteria Penilaian Uji Validasi Perangkat Pembelajaran ... 63

Tabel 3.22 Hasil Penghitungan Validasi Perangkat Pembelajaran ... 63

Tabel 3.23 Kriteria Reliabilitas ... 64

Tabel 3.24 Penghitungan Reliabilitas Soal Evaluasi Siklus I ... 65

Tabel 3.25 Penghitungan Reliabilitas Soal Evaluasi Siklus II ... 65

Tabel 3.26 Target Kriteria Keberhasilan ... 68

Tabel 4.1 Hasil Observasi Kondisi Awal ... 70

Tabel 4.2 Hasil Prestasi Kondisi Awal ... 71

Tabel 4.3 Hasil Observasi Siklus I ... 76

Tabel 4.4 Hasil Kuesioner Siklus I ... 77

Tabel 4.5 Rekap Data Keaktifan Belajar Siklus I ... 79

Tabel 4.6 Hasil Prestasi Siklus I ... 80

Tabel 4.7 Hasil Observasi Siklus II ... 86

Tabel 4.8 Hasil Kuesioner Siklus II ... 87

Tabel 4.9 Rekap Data Keaktifan Belajar Siklus II ... 89

Tabel 4.10 Hasil Prestasi Siklus II ... 90

Tabel 4.11 Hasil Perbandingan Keaktifan Belajar Kondisi Awal, Siklus I, Siklus II ... 94

Tabel 4.12 Hasil Perbandingan Prestasi Kondisi Awal, Siklus I, Siklus II ... 96

(18)

xv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Bagan Leteratur Penelitian Yang Relevan ... 30

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berpikir ... 32

Gambar 3.1 Siklus PTK Menurut Kemmis dan Mc. Taggart ... 35

Gambar 4.1 Grafik Peningkatan Keaktifan Belajar ... 95

Gambar 4.2 Grafik Peningkatan Nilai Rata-rata ... 97

(19)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

LAMPIRAN 1 Surat Izin Penelitian ... 105

LAMPIRAN 2 Surat Keterangan Sudah Melakukan Penelitian ... 106

LAMPIRAN 3 Validasi Instrumen ... 107

LAMPIRAN 3.1 Perangkat Pembelajaran ... 108

LAMPIRAN 3.2 Soal Evaluasi ... 120

LAMPIRAN 3.2.1 Expert Judgement ... 120

LAMPIRAN 3.2.2 SPSS ... 123

LAMPIRAN 3.3 Keaktifan Belajar... 153

LAMPIRAN 4 Perangkat Pembelajaran ... 159

LAMPIRAN 4.1 Silabus ... 160

LAMPIRAN 4.2 RPP ... 179

LAMPIRAN 4.3 Bahan Ajar ... 222

LAMPIRAN 4.4 Lembar Kegiatan Siswa ... 230

LAMPIRAN 5 Soal Evaluasi ... 243

LAMPIRAN 6 Keaktifan Belajar ... 263

LAMPIRAN 6.1 Lembar Observasi ... 264

LAMPIRAN 6.2 Lembar Kuesioner ... 284

LAMPIRAN 6.3 Lembar Wawancara... 292

LAMPIRAN 9 Foto-foto Kegiatan ... 293

(20)

1 BAB I PENDAHULUAN

Pada bab I peneliti menjabarkan mengenai latar belakang masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan definisi operasional.

1.1 Latar Belakang

Salah satu proses yang terpenting dalam pendidikan adalah pembelajaran. Pembelajaran merupakan usaha yang dilakukan oleh seorang pendidik dalam mengembangkan intelekual, sosial maupun moral. Pembelajaran pada dasarnya merupakan pemberian pengalaman belajar dari pendidik untuk memunculkan seluruh potensi siswa bukan hanya mengembangkan kognitif saja, tetapi juga sikap. Dalam proses pembelajaran di sekolah dasar pada khususnya, siswa dibekali dengan ilmu pengetahuan dasar dan keterampilan dasar yang sesuai dengan mata pelajaran yang tercantum dalam kurikulum yang diterapkan.

(21)

Guru merupakan tenaga pendidik yang secara langsung terlibat dalam pembelajaran sehingga guru memegang peran penting untuk menentukan kualitas pembelajaran serta mewujudkan tujuan dari IPA. Guru dituntut untuk memiliki berbagai kompetensi dan keterampilan untuk mempermudah siswa dalam menerima mata pelajaran yang diberikan.

Berdasarkan hasil observasi yang telah dilaksanakan peneliti di kelas V B SD Negeri Tlacap pada hari senin tanggal 3 Agustus 2015, pembelajaran IPA yang dilaksanakan di kelas disampaikan dengan metode ceramah. Dari hasil observasi pula peneliti melihat masih rendahnya aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran. Dari 8 aitem aspek yang digunakan patokan untuk mengobservasi keaktifan belajar siswa dalam kegaiatan pembelajaran didapatkan skor rata-rata yaitu 48,8 dan dapat dikategorikan rendah.

Hal tersebut dapat dijabarkan seperti kurang dalam bertanya dengan guru ketika siswa tidak memahami apa yang disampaikan guru dan tidak berani untuk menjawab pertanyaan yang dilontarkan guru sehingga guru perlu untuk menunjuk kepada siswa langsung satu persatu. Siswa juga tidak berpartisipasi dalam kegiatan seperti presentasi dan diskusi kelompok. Hasil observasi ini bertolak belakang dengan tujuan IPA yang sesungguhnya.

(22)

dinyatakan tidak tuntas KKM. Standar KKM yang ditetapkan sekolah bagi siswa kelas V untuk mata pelajaran IPA yaitu 67. Dengan nilai rata-rata kelas yaitu 66,97.

Kemudian untuk mengetahui permasalahan yang terjadi di kelas tersebut peneliti juga melakukan wawancara dengan guru kelas. Didapat dari hasil wawancara tersebut bahwa akar penyebab dari masalah tersebut yaitu dalam proses pembelajaran. Metode pembelajaran yang sering digunakan adalah metode ceramah. Hasil wawancara tersebut tidak bertolak belakang dengan observasi yang telah dilakukan peneliti.

Berdasarkan masalah yang peneliti temukan di kelas V B SD Negeri Tlacap tersebut, peneliti mencoba untuk menawarkan sebuah solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut yaitu dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Di mana model pembelajaran kooperatif merupakan salah satu model inovatif yang sering digunakan untuk dapat meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa. Salah satu tipe dalam model pembelajaran kooperatif ini adalah tipe STAD.

(23)

dan Prestasi Belajar IPS Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Pada Siswa Kelas IV A SD Negeri Denggung.

Model pebelajaran ini diterapkan pada mata pelajaran IPA KI 3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati dan menyanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, di sekolah dan tempat bermain dan KD 3.4 Mengenal rangkaian listrik sederhana dan sifat magnet serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Peneliti mencoba melakukan suatu penelitian tindakan kelas guna meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar IPA siswa kelas V B SD Negeri Tlacap melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

Sebagai tindak lanjut, peneliti melakukan penelitian tindakan kelas dengan mengangkat judul “Peningkatan Keaktifan Dan Prestasi Belajar IPA Siswa Kelas

V B SD Negeri Tlacap Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD”. Diharapkan melalui upaya perbaikan pembelajaran ini dapat meningkatkan keaktifan serta prestasi belajar siswa.

1.2 Batasan Masalah

(24)

kehidupan sehari-hari. Hal ini dapat diatasi dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah:

1.3.1 Bagaimana upaya peningkatan keaktifan dan prestasi belajar IPA siswa kelas V B SD Negeri Tlacap tahun pelajaran 2015/2016 melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD?

1.3.2 Apakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan keaktifan belajar IPA siswa kelas V B SD Negeri Tlacap tahun pelajaran 2015/2016 dari skor rata-rata 48,8 (rendah) menjadi 75 (tinggi)?

1.3.3 Apakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan prestasi belajar IPA siswa kelas V B SD Negeri Tlacap tahun pelajaran 2015/2016 dari nilai rata-rata 66,97 menjadi 70 dan dari persentase ketuntasan 46% menjadi 70% ?

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah: 1.4.1 Untuk mendeskripsikan upaya peningkatan keaktifan dan prestasi belajar

(25)

1.4.2 Untuk meningkatkan keaktifan belajar IPA siswa kelas V B SD Negeri Tlacap tahun pelajaran 2015/2016 melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dari skor rata-rata 48,8 (rendah) menjadi 75 (tinggi). 1.4.3 Untuk meningkatkan prestasi belajar IPA siswa kelas V B SD Negeri

Tlacap tahun pelajaran 2015/2016 dari nilai rata-rata 66,97 menjadi 70 dan dari persentase ketuntasan 46% menjadi 70%.

1.5 Manfaat Hasil Penelitian

Manfaat dari penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut: 1.5.1 Bagi peneliti

Merupakan sebuah pengalaman dapat menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD untuk meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar IPA siswa kelas V B SD Negeri Tlacap.

1.5.2 Bagi guru

Memberikan contoh PTK tentang bagaimana upaya peningkatan keaktifan dan prestasi belajar IPA siswa kelas V B SD Negeri Tlacap melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

1.5.3 Bagi sekolah

(26)

1.5.4 Bagi peneliti lain

Memberikan referensi hasil PTK tentang peningkatan keaktifan dan prestasi belajar IPA siswa kelas V B SD Negeri Tlacap melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

1.6 Definisi Operasional

Definisi operasional beberapa istilah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1.6.1 Keaktifan Belajar

Keaktifan belajar adalah segala kegiatan yang dilakukan siswa di kelas saat mengikuti proses pembelajaran meliputi mencari informasi dan sumber belajar untuk pemecahan masalah, menulis penjelasan guru, kerjasama dengan teman, mengajukan dan menjawab pertanyaan, melaporkan hasil diskusi secara lisan, menulis hasil laporan diskusi dengan berkelompok.

1.6.2 Prestasi Belajar

Prestasi belajar mencakup aspek pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diperoleh setelah mengikuti proses pembelajaran.

1.6.3 Ilmu Pengetahuan Alam

(27)

1.6.4 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

(28)

9

BAB II

LANDASAN TEORI

Pada bab II peneliti menjabarkan mengenai kajian pustaka, penelitian yang

relevan, kerangka berpikir dan hipotesis tindakan.

2.1 Kajian Pustaka

Dalam kajian pustaka, peneliti akan menjabarkan enam hal yaitu

mencakup keaktifan belajar, prestasi belajar, model pembelajaran kooperatif,

model pembelajaran kooperatif tipe STAD, mata pelajaran IPA sekolah dasar dan

penelitian tindakan kelas. Keenam sub topik tersebut dibahas secara berurutan.

2.1.1 Keaktifan Belajar

2.1.1.1 Pengertian Keaktifan Belajar

Bejarano (dalam Tim Pengembang Ilmu Pendidikan UPI, 2007: 117)

berpendapat bahwa pembelajaran yang dianggap paling baik yaitu peserta didik

yang terlibat secara aktif dalam proses belajar di dalam kelas tersebut. Menurut

Tim Pengembang Ilmu Pendidikan UPI (2007: 83), keaktifan siswa dalam

kegiatan belajar tidak lain untuk mengkonstruksi pengetahuan mereka sendiri.

Mereka aktif membangun pemahaman atas persoalan atau segala sesuatu yang

mereka hadapi dalam kegiatan belajar mengajar.

Gulo (2010: 71) berpendapat bahwa keaktifan belajar siswa dapat dilihat

dengan peran siswa sebagai peneliti yang aktif terhadap lingkungan sekitarnya

dan bukan penerima yang pasif terhadap stimulus yang diberikan oleh guru.

(29)

intelektual, mulai dari kegiatan yang paling sederhana sampai kegiatan yang

rumit. Kegiatan ini tidak terbatas hanya pada kegiatan mental intelektual, tetapi

juga melibatkan kemampuan-kemampuan yang bersifat emosional bahkan tidak

jarang melibatkan kemampuan fisik.

Berdasarkan pernyataan para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa

keaktifan belajar merupakan seperangkat kegiatan yang dilakukan dengan

melibatkan kemampuan mental intelektual, emosional dan fisik untuk

membangun pemahaman terhadap stimulus yang diberikan secara mandiri.

2.1.1.2 Indikator Keaktifan Belajar

Surya (2009: 124) mengemukakan bahwa untuk melihat keaktifan siswa

dalam proses belajar mengajar dapat dilihat dari:

1. Sejauh mana pemahaman siswa tentang tujuan kegiatan belajar mengajar.

2. Sejauh mana partisipasi siswa dalam kegiatan belajar mengajar.

3. Sejauh mana kegiatan belajar kelompok siswa.

4. Sejauh mana kebebasan siswa untuk mengeluarkan pendapat.

5. Sejauh mana partisipasi siswa dalam kegiatan-kegiatan yang

diselenggarakan sekolah.

Sedangakan Suwanto (2009: vii) menyatakan bahwa keaktifan belajar

dapat diciptakan oleh guru melalui beberapa komponen:

1. Mengalami

Pengalaman belajar dapat dicapai melalui peragaan langsung benda

konkret. Bentuknya antara lain: melakukan pengamatan, percobaan,

(30)

2. Interaksi

Dengan berinteraksi maka kesalahan makna berpeluang terkoreksi serta

pembangunan makna semakin mantap. Bentuknya antara lain: diskusi,

tanya jawab.

3. Komunikasi

Dengan adanya komunikasi maka dapat mengungkapkan gagasan yang

dimiliki. Bentuknya antara lain: mengemukakan pendapat, presentasi,

memajang hasil kerja.

4. Refleksi

Dengan berefleksi dapat memperbaiki gagasan, tidak mengulang kembali

kesalahan, serta berpeluang mengeluarkan gagasan baru. Bentuknya antara

lain memikirkan kembali apa yang dialami, mempertanyakan alasan.

Indikator keaktifan yang dijadikan acuan dalam penelitian ini adalah 1)

pemahaman siswa tentang tujuan kegiatan belajar mengajar, 2) partisipasi siswa

dalam kegiatan belajar mengajar, 3) kegiatan belajar kelompok, 4) serta

kebebasan siswa mengeluarkan pendapat.

2.1.2 Prestasi Belajar

2.1.2.1 Pengertian Prestasi Belajar

Dalam konteks sekolah, belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan

siswa untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara

keseluruhan, sebagai hasil pengalaman siswa sendiri dalam interaksi dengan

lingkungannya. Menurut Linawati (dalam Akbar, 2004: 168) prestasi belajar

(31)

sesuai dengan tujuan instruksional yang menyangkut isi pelajaran dan perilaku

yang diharapkan dari siswa. Olivia (2011: 73) berpendapat bahwa prestasi belajar

merupakan puncak hasil belajar yang dapat mencerminkan hasil keberhasilan

belajar siswa terhadap tujuan belajar yang telah ditetapkan. Hasil belajar siswa

dapat meliputi aspek kognitif (pengetahuan), afektif (sikap), dan psikomotorik

(tingkah laku).

Menurut Azwar (1987: 9-11) prestasi belajar dapat diukur dengan

menggunakan tes prestasi, tujuannya untuk mengukur prestasi atau hasil yang

dicapai oleh siswa dalam belajar. Tes prestasi dapat melakukan fungsi

penempatan, fungsi formatif, fungsi diagnostik dan fungsi sumatif. Fungsi

penempatan adalah penggunaan tes prestasi guna melakukan klasifikasi individu

kedalam bidang atau jurusan yang cocok. Fungsi formatif adalah penggunaan tes

prestasi guna melihat sejauh mana kemajuan belajar yang telah dapat dicapai oleh

siswa dalam suatu program pelajaran. Fungsi diagnostik dilakukan oleh tes

prestasi apabila hasil pengetesannya digunakan untuk mendiagnose

kesukaran-kesukaran dalam belajar, mencari kelemahan siswa yang dapat diperbaiki segera.

Fungsi sumatif adalah penggunaan tes prestasi guna menghasilkan informasi

mengenai penguasaan pelajaran yang telah direncanakan sebelumnya dalam suatu

program pelajaran.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa prestasi

belajar adalah hasil penilaian terhadap proses dan hasil belajar yang telah

dilakukan berdasarkan tujuan belajar yang ditetapkan dan tingkat keberhasilannya

(32)

2.1.2.2 Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Banyak faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar. Menurut Lie

(2010: 68) ada dua faktor yang mempengaruhi prestasi belajar anak, yaitu

kemampuan intelektual dan kepribadian anak. Kedua aspek ini bisa dideteksi oleh

ahli yang berkompeten seperti misalnya psikolog. Saat ini untuk mengetahui

kemampuan intelektual anak sering dilakukan oleh sekolah melalui pemeriksaan

psikologis, di mana hasilnya sering berupa gambaran intelegensi anak lengkap

dengan angka-angkanya.

Khayyer dan Delacey (dalam Jurnal Provitae, 2002: 26) menyebutkan

prestasi belajar seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu faktor

kepribadian, demografi (usia, jenis kelamin) dan lingkungan (status sosial

ekonomi keluarga, jumlah anak dalam keluarga). Yang dimaksud dengan faktor

kepribadian adalah konsep kepribadian yang memberi gambaran mengenai

keyakinan individu yang dapat menentukan perilakunya.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa faktor yang mempengaruhi

prestasi belajar yaitu kemampuan intelektual, kepribadian, demografi dan

lingkungan.

2.1.2.3 Indikator Prestasi Belajar

Indikator pencapaian prestasi belajar dapat dilihat dari hasil belajar siswa

yaitu nilai yang diperoleh siswa saat mengerjakan tes atau soal evaluasi dan skor

pencapaiannya didasari oleh KKMsebagai acuan bagi siswa telah mencapai

penguasaan dan pemahaman materi IPA. Rata-rata nilai ulangan atau tes siswa

(33)

2.1.3 Model Pembelajaran Kooperatif 2.1.3.1 Pengertian Pembelajaran Kooperatif

Menurut Slavin (dalam Isjoni, 2009: 15), pembelajaran kooperatif adalah

suatu model pembelajaran di mana siswa belajar dan bekerja dalam

kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya 4-6 orang dengan struktur

kelompok heterogen. Sedangkan Sunal dan Hans (dalam Isjoni, 2009:15)

mengemukakan pembelajaran kooperatif merupakan suatu cara pendekatan atau

serangkaian strategi yang khusus dirancang untuk memberi dorongan kepada

peserta didik agar bekerja sama selama proses pembelajaran.

Selanjutnya Isjoni (2009: 14-15) menyatakan pembelajaran kooperatif

adalah salah satu bentuk pembelajaran yang berdasarkan faham konstruktivis,

yaitu strategi belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang

tingkat kemampuannya berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompoknya, setiap

siswa anggota kelompok harus saling bekerja sama dan saling membantu untuk

memahami materi pelajaran. Dalam pembelajaran kooperatif, belajar dikatakan

belum selesai jika salah satu teman dalam kelompok belum menguasai bahan

pelajaran.

Dari pengertian para ahli diatas pembelajaran kooperatif dapat diartikan

sebagai suatu metode yang pengajaran yang dirancang dengan membantu

kelompok-kelompok kecil untuk saling bekerja sama mempelajari materi

(34)

2.1.3.2 Ciri-ciri Pembelajaran Kooperatif

Beberapa ciri-ciri pembelajaran kooperatif menurut Isjoni (2009: 27)

adalah:

1. Setiap anggota memiliki peran,

2. Terjadi hubungan interaksi langsung diantara siswa,

3. Setiap anggota kelompok bertanggung jawab atas belajarnya dan juga

teman-teman sekelompoknya,

4. Guru membantu mengembangkan keterampilan-keterampilan

interpersonal kelompok,

5. Guru hanya berinteraksi dengan kelompok saat diperlukan.

Bannet (dalam Isjoni, 2009: 60) menyatakan ada ciri yang membedakan

pembelajaran kooperatif dengan kerja kelompok:

1. Hubungan timbal balik yang didasari adanya kepentingan yang sama atau

perasaan diantara anggota kelompok di mana keberhasilan seseorang

merupakan keberhasilan yang lain pula atau sebaliknya (positive

Interdependence).

2. Interaksi yang langsung terjadi antar siswa tanpa adanya perantara

(interaction face to face).

3. Adanya tanggung jawab pribadi mengenai materi pelajaran dalam anggota

kelompok.

4. Tercipta hubungan antar pribadi, membangun kemampuan kelompok dan

memelihara hubungan kerja yang efektif.

(35)

Dengan demikian siswa diberikan kesempatan untuk melakukan kerjasama

dengan teman dalam tugas-tugas dan aktivitas belajar secara berkelompok saat

diperlukan sehingga siswa berpartisipasi secara aktif.

2.1.3.3 Macam-macam Pembelajaran Kooperatif

Isjoni (2009: 73) mengemukakan beberapa tipe pembelajaran kooperatif,

yaitu: Student Teams Achievement Devition (STAD), Jigsaw, Teams Game

Tournament (TGT), Group Insvestigation (GI),Rotating Trio Exchange, dan

Group Resume.

1. Student Team Achievement Division(STAD)

Tipe ini dikembangkan Slavin, dan merupakan salah satu tipe kooperatif

yang menekankan pada adanya aktivitas dan interaksi diantara siswa untuk

saling memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran

guna mencapai prestasi yang maksimal. Pada proses pembelajarannya,

belajar kooperatif tipe STAD melalui lima tahap yang meliputi: 1) tahap

penyajian materi, 2) tahap kegiatan kelompok, 3) tahap tes individual, 4)

tahap penghitungan skor perkembangan individu, 5) tahap pemberian

penghargaan kelompok.

2. Jigsaw

Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw adalah salah satu model

pembelajaran di mana siswa menjadi anggota dalam bidang tertentu dan

membagi pengetahuannya kepada anggota lain dari kelompoknya agar

setiap anggota kelompoknya dapat mempelajari konsep atau materi yang

(36)

3. Teams Game Tournament(TGT)

Pembelajaran kooperatif tipe ini merupakan salah satu tipe pembelajaran

kooperatif yang dikembangkan untuk membantu siswa dalam mereview

dan menguasai materi pelajaran dengan menggunakan permainan

akademik dengan cara membagi siswa dalam beberapa kelompok secara

heterogen.

4. Group Insvestigation(GI)

Merupakan model pembelajaran kooperatif yang kompleks karena

memadukan antara prinsip belajar kooperatif dengan pembelajaran yang

berbasis konstruktivisme dan prinsip pembelajaran demokrasi. Model ini

dapat melatih siswa untuk menumbuhkan kemampuan berfikir mandiri.

5. Rotating Trio Exchange

Model pembelajaran kooperatif tipe ini berisi 3 orang anak untuk setiap

kelompok. Dengan memberikan pertanyaan baru untuk didiskusikan

dengan teman kelompok. Beri nomor untuk setiap anggota trio tersebut.

Rotasikan siswa dalam setiap pertanyaan yang disiapkan.

6. Group Resume

Model ini menjadikan interaksi antar siswa lebih baik, kelas dibagi

kedalam kelompok-kelompok, setiap kelompok terdiri dan 3-6 orang

siswa. Memberikian penekanan bahwa mereka adalah kelompok yang

bagus, baik bakat ataupun kemampuannya di kelas. Setiap kelompok

membuat kesimpulan yang terdapat data-data kemudian

(37)

Dalam penelitian ini, peneliti memilih pembelajaran tipe STAD karena

dalam proses pembelajaran yang bersifat kolaboratif, siswa memiliki aktivitas dan

interaksi dengan siswa lain untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam

menguasai materi pelajaran.

2.1.4 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

2.1.4.1 Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

Pembelajaran kooperatif tipe STAD ini dikembangkan oleh Robert Slavin

dan teman-temannya di Universitas John Hopkin. Menurut Slavin (2005: 143)

STAD merupakan salah satu metode pembelajaran kooperatif yang paling

sederhana, dan merupakan model yang paling baik untuk permulaan bagi para

guru yang baru menggunakan pendekatan kooperatif. STAD terdiri atas lima

komponen utama, yaitu presentasi kelas, tim, kuis, skor kemajuan individual,

rekognisi tim. Pembelajaran menggalakkan siswa berinteraksi secara aktif dan

positif dalam kelompok. Poin keberhasilan belajar dari kelompok tergantung pada

kemampuan dan aktivitas anggota kelompok.

Menurut Trianto (2010: 68) pembelajaran tipe STAD merupakan salah

satu tipe model pembelajaran kooperatif dengan menggunakan kelompok kecil

yang terdiri dari 4-5 orang dan dikelompokkan secara heterogen.

Berdasarkan pendapat para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa model

pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah model pembelajaran yang

menggalakkan siswa untuk berinteraksi secara aktif dan positif dalam kelompok

(38)

2.1.4.2 Komponen Utama dalam Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

Menurut Slavin (2005: 143-146) pembelajaran tipe STAD memiliki lima

komponen utama yaitu:

1. Presentasi Kelas

Dalam presentasi kelas dilakukan seperti guru biasa melakukan

pengajaran, seperti diskusi pelajaran yang dipimpin guru atau

memasukkan presentasi audiovisual. Perbedaan presentasi kelas dalam

STAD dengan pengajaran biasa adalah presentasi tersebut harus

benar-benar fokus terhadap inti STAD. Dengan ini siswa akan menyadari bahwa

mereka harus benar-benar memberikan perhatian pada presentasi kelas

yang akan membantu mereka dalam mengerjakan kuis dan skor kuis akan

berpengaruh terhadap skor tim mereka.

2. Tim

Fungsi utama dari tim ini adalah memastikan semua anggota tim dalam hal

ini siswa benar-benar belajar, dan lebih khusus lagi untuk mempersiapkan

siswa agar bisa mengerjakan kuis dengan baik. Tim adalah fitur paling

penting dalam STAD.

3. Kuis

Kuis ini dilakukan untuk melatih siswa bertanggung jawab secara individu

untuk memahami materi yang diberikan oleh guru. Para siswa tidak

(39)

4. Skor Kemajuan Individual

Hasil skor yang didapatkan dari hasil tes akan dibandingkan dengan skor

sebelumnya sehingga guru dapat mengetahui tingkat perkembangan siswa.

Skor diperoleh dengan menambahkan skor peningkatan semua anggota

dalam satu tim, sedangkan nilai rata-rata diperoleh dengan membagi

jumlah skor dibagi jumlah anggota tim. Skor kemajuan individual untuk

memberikan kepada tiap siswa tujuan kinerja yang akan dapat dicapai

apabila mereka bekerja lebih giat dan memberikan kinerja yang lebih baik

daripada sebelumnya.

5. Rekognisi Tim

Penghargaan didasarkan dari nilai rata-rata tim, sehingga siswa dapat

termotivasi dan lebih aktif dalam kelompok. Dalam STAD penggunaan

skor di khususkan untuk menekankan pencapaian kemajuan dari pada

presentase jawaban yang benar.

2.1.4.3 Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

Menurut Rusman (2010: 215) langkah-langkah pembelajaran kooperatif

tipe STAD adalah sebagai berikut:

1. Penyampaian Tujuan

Guru menyampaikan tujuan yang akan dicapai dalam kegiatan dilakukan.

2. Pembagian Kelompok

Pembagian kelompok dilakukan dengan membagi kelompoknya terdiri

dari 4-5 siswa dan diusahakan heterogen dalam prestasi akademik, gender,

(40)

3. Presentasi Guru tentang Materi

Dalam presentasi, guru perlu menyampaikan tujuan, pentingnya

pembelajaran yang akan dilakukan serta memberi motivasi agar dapat

belajar dengan aktif dan kreatif. Dalam melakukan presentasi, guru dapat

menggunakan media, demonstrasi, pertanyaan atau masalah nyata yang

terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Guru juga menjelaskan tugas dan

pekerjaan siswa.

4. Kegiatan Belajar

Siswa belajar dalam kelompok yang telah dibentuk. Guru perlu

memberikan lembar kerja sebagai podoman bagi kerja kelompok yang

dilakukan. Sehingga masing-masing anggota kelompok dapat memberikan

kontribusi. Guru memberikan bimbingan dan bantuan bila diperlukan.

5. Evaluasi

Guru mengevaluasi hasil belajar dengan memberikan kuis dan soal

evaluasi individu dengan materi sama yang telah dipelajari. Evaluasi

dilakukan secara individu untuk menjamin siswa secara individu

memahami bahan ajar yang sudah diberikan.

6. Pemberian Penghargaan

Guru memberikan hadiah kepada kelompok atau individu jika rata-rata

(41)

Sejalan dengan pendapat tersebut, Slavin (dalam Isjoni, 2009: 74)

menjelaskan beberapa langkah dalam model pembelajaran kooperatif tipe STAD

adalah sebagai berikut:

1. Tahap penyajian materi

Guru memulai dengan menyampaikan indikator yang harus dicapai hari itu

dan memotivasi rasa ingin tahu siswa tentang materi yang akan dipelajari.

Kemudian penyampaian tujuan dan teknik menyampaian materi.

2. Tahap kegiatan kelompok

Siswa diberikan lembar tugas sebagai bahan yang akan dipelajari. Dalam

kerja kelompok siswa saling berbagi tugas, saling membantu memberikan

penyelesaian agar semua anggota kelompok dapat memahami materi yang

dibahas, dan satu lembar dikumpulkan sebagai hasil kerja kelompok.

3. Tahap tes individual

Untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan belajar telah dicapai.

Diadakan pada akhir pertemuan. Skor perolehan didata dan diarsipkan

yang nantinya digunakan dalam perolehan skor kelompok.

4. Tahap penghitungan skor perkembangan individu

Dihitung berdasarkan skor awal didasarkan pada nilai evaluasi hasil

belajar semester I. Penghitungan perkembangan skor individu

dimaksudkan agar siswa terpacu untuk memperoleh prestasi terbaik sesuai

(42)

5. Tahap pemberian penghargaan kelompok

Kelompok terbaik akan diberikan penghargaan berupa reward atau

sertifikat.

Dengan demikian, dalam pembelajaran menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe STAD terdapat langkah-langkah yang harus dilaksanakan,

sehingga siswa dapat terbantu dalam kegiatan belajar. Langkah-langkah

pembelajaran kooperatif tipe STAD yang digunakan dalam penelitian ini yaitu 1)

penyampaian tujuan, 2) pembagian kelompok, 3) presentasi guru tentang materi,

4) kegiatan belajar, 5) evaluasi, dan 6) pemberian penghargaan.

2.1.4.4 Keunggulan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

Menurut Sumantri (2002: 35) keunggulan pembelajaran kooperatif tipe

STAD adalah sebagai berikut:

1. Siswa bekerja sama dalam mencapai tujuan dengan menjunjung tinggi

norma-norma kelompok.

2. Siswa aktif untuk membantu dan mendorong semangat utuk sama-sama

berhasil.

3. Aktif berperan sebagai tutor sebaya untuk lebih meningkatkan

keberhasilan kelompok.

4. Interaksi antar siswa seiring dengan peningkatan kemampuan mereka

dalam berpendapat.

Dengan demikian, kelebihan dari model pembelajaran kooperatif tipe

STAD sesuai dengan penelitian ini, yaitu untuk meningkatkan keaktifan dan

(43)

2.1.5 Mata Pelajaran IPA Sekolah Dasar 2.1.5.1 Hakikat IPA

Menurut Sutejo (2007: iv) pendidikan IPA merupakan salah satu aspek

pendidikan dengan menggunakan mata pelajaran IPA sebagai alatnya untuk

mencapai tujuan pendidikan pada umumnya dan pendidikan IPA khususnya.

Didalam kurikulum pendidikan dasar dijelaskan bahwa IPA merupakan kegiatan

manusia berupa pengetahuan, gagasan, dan konsep yang terorganisasi tentang

alam sekitar, yang diperoleh dari pengalaman melalui serangkaian proses ilmiah

antara lain penyelidikan, penyusunan dan pengujian gagasan-gagasan.

Mata pelajaran IPA adalah program untuk menanamkan dan

mengembangkan pegetahuan, keterampilan, sikap dan nilai ilmiah pada siswa

serta rasa mencintai dan menghargai kebesaran Tuhan Yang Maha Esa. Sejalan

dengan Sutejo, Susanto (2013: 165) memaparkan bahwa IPA merupakan salah

satu mata pelajaran pokok dalam kurikulum pendidikan di Indonesia, termasuk

pada jenjang sekolah dasar.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa IPA

adalah mata pelajaran pokok dalam kurikulum pendidikan yang mempelajari alam

sekitar diperoleh dari proses ilmiah.

2.1.5.2 Tujuan IPA

Beberapa tujuan mata pelajaran IPAyaitu:

1. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang

(44)

2. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar,

memecahkan masalah dan membuat keputusan.

3. Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara,

menjaga, dan melestarikan lingkungan alam.

4. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai

dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs. (Sutejo, 2007: iv)

Dengan demikian, tujuan dari IPA dapat digunakan sebagai bahan

penelitian ini dan sesuai dengan model pembelajaran yang diterapkan dalam

penelitian yaitu model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

2.1.6 Penelitian Tindakan Kelas

2.1.6.1 Pengertian Penelitian Tindakan Kelas

Menurut Hopkins (dalam Muslich, 2009: 8) PTK adalah suatu bentuk

kajian yang bersifat reflektif, yang dilakukan oleh pelaku tindakan untuk

meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan-tindakannya dalam

melakssanakan tugas dan memperdalam pemahaman terhadap kondisi dalam

praktik pembelajaran.

Kemmis dan Mc. Taggart (dalam Muslich, 2009: 8) juga berpendapat

bahwa PTK adalah studi yang dilakukan untuk memperbaiki diri sendiri,

pengalaman kerja sendiri, yang dilaksanakan secara sistematis, terencana dan

dengan sikap mawas diri. Sejalan dengan pendapat para ahli yang lain, Suyanto

(dalam Muslich, 2009: 9) berpendapat bahwa PTK adalah suatu bentuk penelitian

(45)

memperbaiki dan/atau meningkatkan praktik-praktik pembelajaran di kelas secara

profesional.

Dari pendapat para ahli, dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan

kelas adalah suatu penelitian terapan untuk meningkatkan proses dan kualitas atau

pembelajaran di kelas dengan tahapan-tahapan.

2.1.6.2 Aspek Pokok dalam Penelitian Tindakan Kelas

Menurut Kemmis dan Mc. Taggart (dalam Kunandar, 2008: 70-76)

penelitian tindakan kelas dilakukan melalui proses yang dinamis dan

komplementari yang terdiri dari empat aspek pokok yaitu sebagai berikut:

1. Penyusunan Rencana

Rencana penelitian tindakan kelas hendaknya tersusun dan dari segi

definisi harus prospektif pada tindakan, rencana itu harus memandang ke

depan. Rencana ini hendaknya disusun berdasarkan pada hasil pengamatan

awal.

2. Tindakan

Merupakan tindakan yang dilakukan sadar dan terkendali, yang merupakan

variasi praktik yang cermat dan bijaksana.

3. Observasi

Observasi berfungsi untuk mendokumentasikan pengaruh tindakan terkait.

Obeservasi merupakan kegiatan pengumpulan data yang berupa proses

(46)

4. Refleksi

Refleksi adalah mengingat dan merenungkan suatu tindakan persis seperti

yang telah dicatat dalam observasi. Refleksi berusaha memahami proses,

masalah, persoalan, dan kendala yang nyata dalam tindakan strategis.

Dengan demikian menurut pendapat ahli di atas beberapa aspek pokok

dalam penelitian tindakan kelas dapat dijadikan sebagai acuan dalam penelitian

ini.

2.2 Penelitian Yang Relevan

Penelitian yang dilakukan oleh Yulia Mei Kurniawati (2012) yang

berjudul “Peningkatan Prestasi Belajar Siswa dalam Mata Pelajaran IPA Materi

Organ Pencernaan pada Manusia Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif

Tipe STAD Siswa Kelas V di SDN Kalibawang Semester Ganjil Tahun Ajaran

2011/2012” menunjukkan bahwa: penggunaan model pembelajaran kooperatif

tipe STAD dapat meningkatkan Pemahaman siswa tentang organ pencernaan

manusia pada siswa kelas V SDN Kalibawang. Terbukti dari presentese jumlah

siswa yang mencapai KKM pada siklus I yaitu sebesar 69,23% dan pada siklus II

yaitu 100%, sehingga kenaikan presentase pencapaian KKM dari siklus I ke siklus

II adalah 30,77%.

Penelitian yang dilakukan oleh Kelik Agung Cahya Setiawan (2015) yang

berjudul “Peningatan Keaktifan dan Prestasi Belajar IPS menggunakan Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD pada siswa kelas IV A SD Negeri

Denggung” menunjukkan bahwa: penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe

(47)

SD Negeri Denggung tahun pelajaran 2014/2015 dengan materi “Tokoh-tokoh

Sejarah pada Masa Hindu, Budha dan Islam di Indonesia dan Aktivitas ekonomi

yang berkaitan dengan sember daya alam dan potensi lain yang ada di daerahya”.

Hasil penelitian menunjukkan presentase keaktifan siswa pada kondisi awal

19,99% (rendah) pada siklus I menjadi 56,73% (sedang) dan meningkat menjadi

72,65% (tinggi) pada siklus II. Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe

STAD dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran IPS kelas

IV A SD Negeri Denggung tahun pelajaran 2014/2015 dengan materi

“Tokoh-tokoh Sejarah pada Masa Hindu, Budha dan Islam di Indonesia dan Aktivitas

ekonomi yang berkaitan dengan sember daya alam dan potensi lain yang ada di

daerahya”. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan prestasi dari kondisi awal

rata-rata ulangan 42,83 menjadi 62,57 pada siklus I, sedangkan pada siklus II

meningkat menjadi 75. Presentase jumlah siswa yang mencapai KKM juga

mengalami peningkatan dari kondisi awal 30,77% menjadi 54,29% pada siklus I

dan pada siklus II menjadi 85,71%.

Penelitian yang dilakukan oleh Stephanus Riko Handrianto (2013) yang

berjudul: “Peningkatan Keaktifan, Motivasi, dan Prestasi Belajar Siswa Melalui

Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD pada Mata Pelajaran IPS kelas V SDN

Kalongan Yogyakarta Tahun Ajaran 2012/2013” menunjukkan bahwa: keaktifan

siswa rata-rata keaktifan awal siswa dari 25,46% (sangat rendah) pada keadaan

akhir siklus II rata-rata keaktifan menjadi 71,30% (tinggi). Untuk motivasi awal

skor rata-rata 63,80 (cukup) pada siklus I meningkat menjadi 81,62 (sangat tinggi)

(48)

8 siswa yang tuntas KKM dari jumlah 20 atau hanya 40% dengan nilai rata-rata

63,35. Pada akhir siklus I siswa yang tuntas menajdi 19 orang dengan rata-rata

70,37 dan pada akhir siklus II jumlah siswa yang tuntas KKM menjadi 20 orang

atau 100% tuntas dengan nilai rata-rata 80,11.

Penelitian yang dilakukan oleh Ignasius Krisdianto (2011) yang berjudul: “

Peningkatan Prestasi Bleajar Matematika dalam Soal Cerita dengan Menggunakan

Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD pada Siswa Kelas V SD Negeri I

Somokaton Tahun Ajaran 2010/2011” menunjukkan bahwa: data yang diperoleh

sebelum tindakan penelitian nilai rata-ratanya adalah 36. Didapat 14 siswa (93%)

belum tuntas dan 1 siswa (6,7%) sudah tuntas. Setelah dilakukan penelitian

tindakann kelas hasil analisis tes akhir siklus I nilai rata-rata kelas mencapai 52,5,

didapat 10 siswa (66,7%) belum tuntas dan 5 siswa (33,3%) sudah tuntas dan hasil

analisis tes akhir siklus II nilai rata-rata kelas mencapai 73,4 didapat 4 siswa

(28,6%) belum tuntas dan 10 siswa (71,4%) sudah tuntas.

Berdasarkan penelitian yang relevan, penulis berpendapat bahwa

penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan

keaktifan dan prestasi siswa. Kekhasan penelitian ini adalah peneliti melakukan

penelitian dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siswa

kelas V B SD Negeri Tlacap dengan KI 3. Memahami pengetahuan faktual

dengan cara mengamati dan menyanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang

dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang

dijumpainya di rumah, di sekolah dan tempat bermain serta KD 3.4 Mengenal

(49)

sehari-hari, untuk meneliti keaktifan dan prestasi belajar. Penelitian sebelumnya

digunakan peneliti untuk acuan mengetahui sajauh mana model pembelajaran

kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa.

Berikut ini adalah bagan literatur dari penelitian yang relevan:

Gambar 2.1 Bagan Leteratur Penelitan yang Relevan

2.3 Kerangka Berpikir

Penelitian Tindakan Kelas yang dilakukan ini berangkat dari kondisi di

mana rendahnya keaktifan belajar siswa serta diikuti dengan rendahnya prestasi

Kurniawati, (2012). Peningkatan Prestasi Belajar Siswa dalam Mata Pelajaran IPA Materi Organ Pencernaan pada Manusia Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Siswa Kelas V di SDN Kalibawang Semester Ganjil Tahun Ajaran 2011/2012.

Handrianto, (2013). Peningkatan Keaktifan, Motivasi, dan Prestasi Belajar Siswa Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD pada Mata Pelajaran IPS kelas V SDN Kalongan Yogyakarta Tahun Ajaran 2012/2013.

Setiawan, (2015). Peningatan Keaktifan dan Prestasi Belajar IPS menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD pada siswa kelas IV A SD Negeri Denggung.

Krisdianto, (2011). Peningkatan Prestasi Bleajar Matematika dalam Soal Cerita dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD pada Siswa Kelas V SD Negeri I Somokaton Tahun Ajaran 2010/2011. (Krisdianto, 2011)

Yang diteliti:

(50)

siswa pada mata pelajaran IPA karena metode yang digunakan guru dalam proses

pembelajaran IPA yaitu metode ceramah.

Pembelajaran dilaksanakan pada KI 3. Memahami pengetahuan faktual

dengan cara mengamati dan menyanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang

dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang

dijumpainya di rumah, di sekolah dan tempat bermain serta KD 3.4 Mengenal

rangkaian listrik sederhana dan sifat magnet serta penerapannya dalam kehidupan

sehari-hari.

Melihat masalah tersebut, peneliti terdorong untuk meningkatkan keaktifan

dan prestasi belajar dengan memperbaiki proses pembelajarannya. Peneliti

mencoba memperbaiki proses pembelajaran tersebut dengan menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe STAD.

Dengan penerapan model pembelajaran ini diharapkan dapat

meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa karena model pembelajaran ini

lebih menggalakkan siswa untuk berinteraksi secara aktif dan positif dalam

kelompok. Sehingga dengan keaktifan yang dimiliki siswa dapat memudahkan

siswa dalam memahami materi yang disampaikan dan dapat meningkatkan

prestasi belajar.Berdasarkan pernyataan di atas peneliti mencoba menggambarkan

(51)

Gambar 2.2 Bagan Kerangka Berpikir

Dari melihat kondisi awal melalui kegiatan observasi dan wawancara

didapat hasil bahwa pembelajaran yang dilakukan di kelas menggunakan metode

pembelajaran ceramah sehingga itu berdampak pada keaktifan dan prestasi belajar

yang rendah. Kemudian peneliti memperbaiki metode pembelajaran yang ada di

kelas tersebut dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD

yang pada kondisi akhir dapat meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa.

2.4 Hipotesis Tindakan

Berdasarkan uraian tersebut, peneliti membuat hipotesis tindakan untuk

penelitian sebagai berikut:

2.4.1 Upaya untuk meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa kelas V B

SD Negeri Tlacap tahun pelajaran 2015/2016 pada mata pelajaran

IPAmelalui penerapan model pembelajaran koopertif tipe STAD dapat

dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:1) penyampaian tujuan,

2) pembagian kelompok, 3) presentasi guru tentang materi, 4) kegiatan

belajar, 5) evaluasi, 6) pemberian penghargaan. (2) Pembelajaran di

kelas (ceramah)

(3) Keaktifan dan prestasi belajar rendah (1) Kondisi

Awal

(5) Kondisi Akhir

(4) Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD

(6) Keaktifan dan prestasi belajar

(52)

2.4.2 Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan

keaktifan belajar IPA siswa kelas V B SD Negeri Tlacap tahun pelajaran

2015/2016 dari skor rata-rata 48,8 (rendah) menjadi 75 (tinggi).

2.4.3 Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan

prestasi belajar IPA siswa kelas V B SD Negeri Tlacap tahun pelajaran

2015/2016 dari nilai rata-rata 66,97 menjadi 70 dan dari persentase

(53)

34

BAB III

METODE PENELITIAN

Pada bab III peneliti menjabarkan mengenai jenis penelitian, setting penelitian, jadwal penelitian, rencana tindakan, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, validitas dan reliabilitas instrumen penelitian, teknik analisis data dan indikator keberhasilan penelitian.

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Kemmis dan Mc. Taggart (dalam Muslich, 2009: 8) berpendapat bahwa PTK adalah studi yang dilakukan untuk memperbaiki diri sendiri, pengalaman kerja sendiri, yang dilaksanakan secara sistematis, terencana dan dengan sikap mawas diri. Kemmis dan Mc. Taggart (dalam Kusumah dan Dedi, 2008: 21) juga menyatakan bahwa model tindakan adalah berupa perangkat-perangkat atau utaian-untaian dengan satu perangkat satu perangkat terdiri dari empat komponen yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Keempat komponen yang berupa untaian tersebut dipandang sebagai satu siklus. Tahapan PTK dibutuhkan tahapan sebagai berikut:

3.1.1 Perencanaan

(54)

3.1.2 Tindakan

Pada tahap ini merupakan penerapan dari rancangan pada proses pembelajaran di kelas. Dalam tindakan ini hendaknya menjalankan pembelajaran sesuai dengan yang direncanakan sebelumnya.

3.1.3 Pengamatan

Pada tahap pengamatan dilakukan untuk mengetahui informasi yang lengkap tentang proses dan perkembangan kegiatan pembelajaran. Pengamatan dilakukan oleh peneliti atau observer.

3.1.4 Refleksi

Pada tahap ini dilakukan untuk membuat keputusan untuk menentukan siklus lanjutan atau berhenti karena masalahnya sudah terpecahkan.

Berikut bagan Penelitian Tindakan Kelas menurut Kemmis dan Mc. Taggart:

Gambar 3.1 Siklus PTK menurut Kemmis dan Mc. Taggart (Kusumah dan Dedi, 2008: 21)

(1) Perencanaan

(2) Tindakan

SIKLUS I

(4) Refleksi

(3) Pengamatan

(1) Perencanaan

SIKLUS II (2) Tindakan (4) Refleksi

(3) Pengamatan

(55)

3.2 Setting Penelitian 3.2.1 Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Tlacap Jl. Tlacap, Pendowoharjo, Kec. Sleman, Yogyakarta.

3.2.2 Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa SD kelas V B SD Negeri Tlacap tahun ajaran 2015/2016 secara keseluruhan yang berjumlah 21 siswa, terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 11 siswa perempuan.

3.2.3 Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah peningkatan keaktifan dan prestasi belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam mata pelajaran IPA dengan materi mengenal rangkaian listrik sederhana dan sifat magnet serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari pada siswa kelas V B SD Negeri Tlacap tahun ajaran 2015/2016.

3.2.4 Waktu Penelitian

(56)

3.3 Jadwal Penelitian

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian

No. Kegiatan Bulan

Agust Sep Okt Nov Des Jan Feb

1. Proses perijinan ke sekolah 2. Observasi pra penelitian

(kondisi awal) 3. Penyusunan proposal 4. Pengajuan proposal 5. Persiapan perangkat

pembelajaran 6. Pelaksanaan siklus I 7. Pelaksanaan siklus II 8. Pengolahan data hasil

penelitian

9. Penyelesaian kelengkapan penelitian

10. Ujian skripsi 11. Revisi

3.4 Rencana Tindakan 3.4.1 Persiapan

Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti melakukan persiapan guna untuk memperlanjar jalannya penelitian yang dilakukan. Adapun sebagai berikut: 3.4.1.1 Mengurus perijinan

Tempat penelitian yang dilaksanakan sama dengan tempat PPL peneliti. Maka, dalam mengurus perijinan penelitian bersamaan dengan penyerahan mahasiswa PPL. Sehingga dengan adanya perijinan ini dapat membantu kegiatan penelitian yang dilakukan.

3.4.1.2 Mencari data kondisi awal

Gambar

Gambar 2.1 Bagan Leteratur Penelitan yang Relevan
Gambar 2.2 Bagan Kerangka Berpikir
Gambar 3.1 Siklus PTK menurut Kemmis dan Mc. Taggart(Kusumah dan Dedi, 2008: 21)
Tabel 3.1 Jadwal Penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil gambaran dan analisis system yang telah berjalan di atas, yang ditinjau melalui use case dan Activity diagram dapat digambarkan beberapa

Usaha pembesaran ikan neon tetra yang dilakukan oleh Bapak Rodi dimulai dengan benih ikan neon tetra dalam ukuran S sampai dengan ukuran yang diinginkan, akan tetapi

Menimbang : bahwa dalam rangka pelaksanaan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 59 Tahun 2011 tentang Kriteria Kelulusan Peserta Didik dari

[r]

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah dikemukakan sebelumnya, maka tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hal yang membuat masyarakat Jepang patuh akan kewajiban perpajakannya, mengetahui indikator kepatuhan yang digunakan pemerintah

Lorin Solo Hotel uses PR (Public Relations) to support and promote. hotel products and

KM 49 (2005) menyebutkan bahwa angkutan perdesaan adalah angkutan dari satu tempat ke tempat lain dalam satu daerah kabupaten yang tidak termasuk dalam trayek kota yang berada