• Tidak ada hasil yang ditemukan

KONSULTASI ZAKAT Zakat Tabungan. DA I INSPIRATIF Ustaz Wahyu, Ingin bermanfaat di mana saja. Edisi April 2020

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "KONSULTASI ZAKAT Zakat Tabungan. DA I INSPIRATIF Ustaz Wahyu, Ingin bermanfaat di mana saja. Edisi April 2020"

Copied!
44
0
0

Teks penuh

(1)

KONSULTASI ZAKAT Zakat Tabungan

DA’I INSPIRATIF Ustaz Wahyu, Ingin bermanfaat di mana saja

(2)
(3)

Ramadhan,

Saatnya Rayakan Persaudaraan

Cinta itu produktif bukan egois, Energinya mengundang kebaikan, Bukan mengusir kesepian, Lakunya menyelesaikan masalah, Bukan mencipta gelisah.

Ramadhan bulannya cinta. Cinta pada kebaikan, Cinta pada kebersamaan. Sungguh tidak beriman siapapun di antara kita, hingga kita mencintai untuk saudara seiman kita seperti apa yang kita cintai untuk diri kita sendiri. Momentum belajar mencintai dalam kerangka iman tersebut bertebaran selama Ramadhan. Di semua momentum itu juga berlimpah pahalanya, sehingga lebih dari cukup untuk kita mengambil manfaat sebanyak banyaknya. Manfaat dari kita mencintai dan juga dicintai.

Kita berdoa kepada Allah SWT agar hati ini semakin lembut dan dimudahkan Allah bertemu dengan orang-orang ahli surga.

Karena salah satu cita terpenting adalah bagaimana kita berhimpun kembali dengan orang-orang yang kita cintai di surga-Nya.

Citra Widuri Pemimpin Umum LEGALITAS

SK Menteri Hukum dan HAM:

AHU-1279.AH.01.04 Tahun 2009 SK Menteri Agama Republik Indonesia:

No. 184 Tahun 2016 KANTOR PUSAT

Jl. Barata Jaya XXII No. 20 Surabaya Telepon : (031) 505 3883 Hotline : 0822 3000 0909 MANAJEMEN LMI President Director:

H. Agung Wijayanto

Vice President for Distribution, Program & Empowering:

Ali Hamdan

Vice President for General Affairs & Marketing:

Eric Kurniawan

Director of Innovation, Research & Development:

Citra Widuri

Director of Program, Empowering & Services:

Guritno

Director of Marketing & Partnership:

Ozi Riyanto

Director of Finance, Human Capital & Organization Support:

Muhammad Jusuf

TIM REDAKSI

Pemimpin Umum: Citra Widuri Pemimpin Redaksi: Novida D Airinda Redaktur: Nila PN

Penata Letak: Endra Setyawan

Ilustrasi: Ismi Rosalina, Wildanul Mustofa, Nanda Achmad Reporter: Wahyu, Doris (Jawa Timur),

Cony (Sumatera Selatan), Koesyanto (Kep. Riau), Khoirul (Kalimantan Selatan), Andres (Sulawesi &

Maluku), Yuda (Jawa Tengah), M. Jamil (Bali & Nusa Tenggara), Dimas (Jabodetabek)

Distribusi: Munandir Email: redaksi@lmizakat.org

• Jawa Timur: Jl. Gayung Kebonsari Perum Graha Indah Blok F no. 22 – Surabaya 0821 4028 0200

• DKI Jakarta: Jl. Komjen Pol M. Jasin (Akses UI) No. 12 Kelapa Dua – Depok 082 3377 06 554

• Sumatera Selatan: Jl. Musi 6 Blok M No. 40 Komplek Way Hitam, Kelurahan Siring Agung, Kecamatan Ilir Barat 1, Palembang (0711) 571 6892

• Kepulauan Riau: Perum KDA gang Kepodang VI No.

08 Kelurahan Belian, Batam Centre Kota Batam- Kepulauan Riau 0821 4409 1088

• Kalimantan Selatan: Jl. Sungai Miai Dalam, Komplek Pondok Kelapa IV No. 52 RT 12 Kel. Sungai Miai Banjarmasin 0822 5700 5752

• Jawa Tengah & DIY: Jl. Raya Banaran No. 9 Kota Semarang 0821 4181 9494

• Bali & Nusa Tenggara: Jl. Tukad Musi V No. 3 Renon, Denpasar 0821 3149 2241

• Maluku Utara: Jl. Mandaung No. 7 Desa Tomori, Bacan Halmahera Selatan 0823 3004 1122 KANTOR PERWAKILAN LMI

SALAM REDAKSI

Pindai untuk mendapatkan majalah zakato versi digital

(4)

ISSN 2656-0100

DAFTAR ISI

KONSULTASI ZAKAT:

Zakat tabungan 13

MOTIVASI:

Menyegarkan makna iman 14

WAKAF:

Wakaf untuk difabel 10

AISUMAKI:

Nenek Sri Suwarni 22

BEASISWA PINTAR:

Kaliwatu Berbagi 23

MOZAIK ISLAM:

Masjid di Paris 26

SMP IBNU BATUTAH:

Wujudkan mimpi... 28

MA’RIFATUL QUR’AN:

Al Basmah, Senyuman 8

DA’I INSPIRATIF:

Ingin bermanfaat di setiap tempat 18

TEMA UTAMA:

Ramadhan: Bersama-sama dalam kebaikan 4

CERITA ZAKI:

Patuhi nasihat orang tua 34

KONSULTASI SYARIAH:

Mencintai diri sendiri 12

MUZAKKI:

Bisnis dari umat untuk umat 31

DOA PENDEK:

Doa menerima hadiah 36

HIBURAN ANAK:

Ayo Menggambar & Mewarnai 37

TIPS GIZI:

Makanan “obat” insomnia 32

RESEP:

Smootie pisang stroberi 33

PARENTING:

Anak yang kuat mental 16

(5)
(6)

TEMA UTAMA

Saat Bersama-sama dalam Kebaikan

(7)

Di dalam hidup, banyak sekali permasalahan yang kita hadapi. Seringkali masalah dengan sesama manusia terasa lebih rumit dibanding dengan Allah Yang Maha Pengampun. Entah kesalahpahaman dalam berucap, pertengkaran dengan saudara sendiri karena hak waris, permusuhan karena beda ideologi, dan lain sebagainya. Sejatinya hal- hal tersebut dapat dihindari jika kita memiliki pemahaman yang baik tentang ukhuwah.

Makna Ukhuwah

Mengutip Ustad Nasiruddin Al Baijuri, kata Ukhuwah jika merujuk pada kamus Lisanul Arab karya Ibn Manzhur adalah segala sesuatu yang memiliki akar yang sama, kriteria yang sama, atau sifat yang sama. Sehingga dengan pemaknaan ini, sesuatu yang memiliki aspek kesamaan dengan yang lain bisa disebut saudara. Ketika ada persamaan agama (Islam) disebut ukhuwah islamiyah, ketika ada persamaan kebangsaan disebut ukhuwah wataniyah, dan ketika ada persamaan status sebagai manusia disebut ukhuwah basyariah.

“Sebenarnya kategori ukhuwah tidak hanya sebatas tiga hal di atas, namun ketiganya dipandang paling pokok dan dapat mewakil aspek yang lain,” terang Ustaz Nasir.

Ukhuwah merupakan salah satu parameter utama keimanan dan keislaman seseorang.

Allah SWT berfirman pada QS. Al Hujurat : 10

ْ ُكْيَوَخأ� َ ْيَب اوُحِل ْصأ�َف ٌةَوْخ إا َنوُنِمْؤُمْلا اَمَّنإا َنوُ َحْرُت ْ ُكَّلَعَل َ َّللا اوُقَّتاَو

“Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah

(perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat.” Seperti apa yang disampaikan oleh Ustaz Amir Faisol Fath dalam artikelnya yang mengulas tentang ukhuwah, dalam ayat tersebut Allah mengidentikkan iman dengan persaudaraan.

Ustaz Amir memaparkan, bahwa Allah menggunakan kata “innama” yang maknanya

“lil hashri” untuk identifikasi. Maka ketika Allah berfirman, “inamal mu’minuuna ikhwatun.”

Singkatnya, tabiat iman identik dengan persaudaraan. Seakan Allah mengatakan, bahwa seorang mukmin wajib bersaudara dengan sesamanya. Jika tidak bersaudara, maka diragukan keimanannya. “Karena tidak mungkin iman yang jujur mampu terlepas jauh dari persaudaraan. Oleh karena itu ukhuwah pada dasarnya tak sekadar tentang kemanusiaan tetapi juga perkara keimanan,”

ucap Ustaz Amir.

Aktualisasi Ukhuwah

Secara konseptual, tidak ada perbedaan antara ukhuwah di masa Rasulullah dengan saat ini, rumusannya tetap dan acuannya juga tidak berubah. Perbedaannya hanya di tingkat implementasi yang diakibatkan oleh dua faktor;

tingkat kesadaran dan kesenjangan sosio- historis. Di masa Rasulullah, tentu para sahabat adalah orang-orang pilihan yang tidak hanya memiliki integritas, tapi juga kehadiran Nabi Muhammad di tengah-tengah umat menjadi suatu magnet tersendiri untuk terealisasinya ukhuwah. Selain itu belum ada perbedaan paham keagamaan sebagaimana terjadi saat ini, sehingga mereka terbebas dari jeratan kepentingan kelompok.

Di dalam sebuah riwayat, Rasulullah Muhammad SAW menganjurkan sahabat- sahabatnya agar saling mengucapkan:

“aku cinta kepadamu karena Allah”. Lalu dalam hadist lain Rasulullah menegaskan bahwa seseorang di hari kiamat nanti akan dikumpulkan dengan orang yang dicintainya:

“anta ma’a man ahbabta”.

Pada saat peristiwa hijrah, tepat saat pertama kali sampai di kota Madinah, Rasulullah seketika membangun ukhuwah antara Muhajirin (para sahabat yang hijrah dari Makkah ke Madinah) dan Anshar (para sahabat

(8)

Madinah yang yang menyambut datangnya kaum Muhajirin).

Penting sekali memberikan penyadaran kepada semua pihak agar dalam kehidupan sosial (ber-muamalah) perlu lebih

mengedepankan persamaan daripada

mempersoalkan perbedaan. Perbedaan adalah suatu keniscayaan yang memang dikehendaki Allah. Melalui perbedaan itu pula diharapkan masing-masing berlomba untuk melakukan kebaikan. Sebagaimana dalam surah Al- Maidah 48,

ِهْيَدَي َ ْيَب اَمِّل اًقِّد َصُم ِّقَحْلٱ�ِب َبٰ�َتِكْلٱ� َكْيَل ا ٓاَنْلَزنأ�َو إ

َلَو ۖ َُّللٱ� َلَزنأ� ٓاَمِب مُ َنْيَب ُكْحٱ�َف ۖ ِهْيَلَع اًنِمْيَهُمَو ِبٰ�َتِكْلٱ� َنِم

ًةَعْ ِش ْ ُكنِم اَنْلَعَج ٍّ ُكِل ۚ ِّقَحْلٱ� َنِم َكَءٓاَج اَّ َع ْ ُهَءٓاَوْهأ� ْعِبَّتَت

ْ ُكَوُلْبَيِّل نِكٰ�َلَو ًةَدِحَٰو ًةَّمأ� ْ ُكَلَعَجَل َُّلل ٱ� َءٓاَش ْوَلَو ۚ اًجاَْنِمَو اًعيِ َج ْ ُكُعِجْرَم ِ َّللٱ� َلإا ۚ ِتَْٰيَخْل ٱ� ۟اوُقِبَت ْسٱ�َف ۖ ْ ُكٰىَتاَء ٓاَم ِف

َنوُفِلَتْ َت ِهيِف ْ ُتنُك اَمِب ُكُئِّبَنُيَف

Artinya:

“Dan Kami telah turunkan kepadamu Al Quran dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu;

maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. Untuk tiap-tiap umat diantara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang.

Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian- Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan- Nya kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan itu.”

Jika terkait dengan ideologi, saat seseorang memiliki keyakinan tertentu, umumnya merasa bahwa keyakinan orang lain

salah. Namun, tidak semua yang diyakini benar harus disampaikan secara vulgar di depan publik. Misalnya tentang konsep surga dan neraka, orang Islam harus yakin bahwa selain orang Islam tidak masuk surga, tapi tidak perlu juga menunjuk tangan kepada umat agama lain kemudian menyebutnya sebagai calon penghuni neraka.

Ketika perbedaannya di internal umat Islam dan itu menyangkut hal yang sifatnya furu’iyah, maka yang harus dihindari adalah klaim terhadap kebenaran tunggal. Seseorang harus tahu bahwa saat apa yang diyakini itu benar, dan bisa jadi keyakinan orang lain yang berbeda juga benar. Slogan dari imam al- Syafi’i perlu dijadikan renungan. “Pendapatku benar tapi bisa jadi (di sisi Allah) salah, dan pendapat orang lain salah tapi bisa jadi (di sisi Allah) benar.” Dengan begitu, umat Islam akan menghormati keyakinan saudara seiman lainnya (ukhuwah islamiyah) dan antar umat beragama. Bilapun ada perbedaan agama, tapi mereka memiliki kesamaan yaitu sama-sama manusia (ukuhwah basyariah).

Mengutip dari ustad Amir Faisol, bahwa dalam surat Al Hujurat 10 telah disampaikan pula bagaimana cara mengatasi perselisihan dalam ukhuwah. Permasalahan seperti kesalahpahaman dalam berkomunikasi, perbedaan pendapat dan lain sebagainya, solusinya adalah ishlah. Allah berfirman :

“fa ashlihuu baina akhwaikum”. Dalam kata ishlah ada makna perbaikan dan kedamaian.

Jadi ishlah artinya lakukan perbaikan dengan penuh kedamaian.

Di sini terkandung pesan yang dalam bahwa selama dalam koridor iman yang benar dan belum ada penyimpangan yang nyata , kalaupun ada perbedaan pendapat masih dalam batas khilafiyah furu`iuyah, tidak sampai pada perbedaan akidah, maka lakukan ishlah.

Maksudnya ishlah secara damai, bukan saling menghakimi. Sebab hanya ishlah ini jalan satu–

satunya untuk selamat dari perpecahan.

TEMA UTAMA

(9)

Apakah maksud dari Allah memerintahkan agar bertakwa “la’allakum turhamuun”.

Menurut Ustaz Amir, Allah berfirman bahwa persaudaraan dan ishlah secara terus menerus adalah jalan menuju ketakwaan. Sungguh tidak akan pernah mencapai ketakwaan pada orang yang selalu membangun permusuhan sesama mukmin.

Menjalin Kebaikan dalam Ukhuwah Bulan Ramadhan yang sebentar lagi kita temui bisa jadi bentuk nyata dari ukhuwah.

Di desa Tawang, Wates, Kediri ada kebiasaan yang dilakukan masyarakat yaitu menyumbang takjil bahkan menu sahur setiap bulan

Ramadhan. Saat ditanyakan apa motivasinya, jawabannya tidak lain karena shodaqah. Para sukarelawan ini secara bergiliran menyediakan konsumsi untuk berbuka dan sahur di salah satu masjid yang cukup besar dan ramai didatangi. Dana yang dikeluarkan pun dari kocek sendiri, tidak membebankan kepada simpanan masjid atau infak masyarakat.

Agenda musiman di bulan Ramadhan yang dilakukan warga desa Tawang dan banyak daerah lainnya dapat disebut sebagai ukhuwah yang terbangun dengan apik. Setiap Bulan Suci kita selalu menemukan harmoni yang diciptakan dari ikatan persaudaraan antar dan kaum beragama lainnya. Sangat tidak mengherankan jika suasana hangat dan ramah tergambar jelas di bulan penuh rahmat.

Banyak orang berkumpul lalu merencanakan program bagi-bagi takjil gratis. Ibu-ibu di kampung bahu-membahu memasak untuk acara tadarusan selepas tarawih. Sekelompok orang, bahkan ada dari umat beragama lain, mengadakan buka puasa bersama secara cuma-cuma. Aktivitas saling memberi antar sesama manusia tanpa memandang identitasnya menjadi salah satu bentuk ukhuwah yang diajarkan oleh Rasulullah SAW.

Jika hari ini kita masih belum menjadi pribadi yang cukup baik bagi orang lain, belum terlambat untuk berubah. Bayangkan saat kita dilanda kesulitan, ada teman yang siap sedia menolong. Begitu pula saat mereka membutuhkan bantuan, kita tidak ragu membantunya.

Saat ada kesalahpahaman, kita tidak saling menyalahkan, tapi mencoba mengkomunikasikan hal-hal yang menjadikan perbedaan persepsi. Tidak saling egois dan belajar memahami perspektif orang lain. Menjadi pribadi yang lebih pemaaf dan saling menasehati dalam kebajikan. Maka tidak ada salahnya jika kita mulai lebih dulu mengulurkan kebaikan pada saudara kita.

Kebersamaan yang terbentuk insyaallah mampu membawa keberkahan dalam hidup.

Tak hanya perkara duniawi saja yang kita usahakan kebaikannya, namun juga bersama-sama meningkatkan kualitas ibadah untuk kehidupan di akhirat nanti. Tanpa kita sadari, hal-hal tersebut telah menuntun kita menuju tingkat ketakwaan yang dicintai Allah SWT. Dan siapa tahu, karena ukhuwah yang tulus ikhlas di dunia, kelak kita mendulang nikmat surga yang dijanjikan. Mari kita eratkan persaudaraan di bulan Ramadhan.

Wallahua’lam. (Nila)

Sekarang, mari kita

tengok diri sendiri. Apakah

kita sudah berlaku baik

pada saudara kita? Apakah

kebaikan yang kita berikan

sudah tulus karena Allah

atau sekadar basa-basi? Di

bulan Ramadhan, mari kita

rayakan kebersamaan dan

mempererat persaudaraan.

(10)

Al Basmah artinya senyuman. Senyuman adalah bagaimana kita mengekspresikan rasa yang kita alami kepada seseorang. Bentuk dari kelembutan hati dan wujud dari cahaya hidayah sunnah dalam menghadapi kehidupan yang diberikan oleh Allah SWT. Rasulullah Saw mengatakan bahwa, “Senyummu di depan saudaramu, adalah sedekah bagimu.” (Sahih, H.R. Tirmidzi no 1956). Betapa senyuman sangat penting, sebab dengannya seorang bisa melembutkan hati jutaan manusia di hadapannya.

Sebuah pekerjaan yang mudah tetapi dampaknya sangat besar.

Selain itu, senyum juga merupakan tanda mulianya akhlak seseorang. Apalagi, akhlak yang mulia merupakan amalan baik nan istimewa dengan timbangan yang berat di sisi Allah SWT kelak. Mengapa? Karena senyum juga merupakan

Oleh:

Dr. Amir Faishol Fath, MA.

Ahli Tafsir Al Qur’an

MA’RIFATUL QUR’AN

(11)

salah satu bukti keimanan dan ketakwaan seseorang ketika seseorang tersebut mendapatkan ujian dari Allah SWT.

Rasulullah pernah bersabda, diriwayatkan dalam Hadits Riwayat Muslim, yang berbunyi:

“Janganlah engkau meremehkan kebaikan sedikitpun, meskipun hanya dengan bertemu dengan saudaramu dengan wajah yang berseri”. (H.R. Muslim no 2626). Seorang kawan yang sedang muram jika didatangi oleh kawannya yang lain dalam keadaan tersenyum, bisa jadi akan tertular energi positif dari senyum tulus yang diberikan. Seorang suami pasti bahagia melihat istri tersenyum sekalipun rasa lelah masih mencekam

tubuhnya. Para orang tua sangat senang ketika melihat anak-anak mereka tersenyum penuh keceriaan. Senyum adalah bukti cinta dan ketenangan.

Bandingkan dengan muka cemberut dan masam. Sungguh membuat setiap orang yang memandangnya sangat terganggu. Dengan muka masam, masalah kecil menjadi besar dan masalah besar menjadi semakin besar.

Maka benar jika Allah SWT segera menegur rasulullah saat bermuka masam kepada seorang yang buta bernama Abdullah ibn Ummi Maktum Abdullah. Meski ia buta, tapi ia seorang sahabat nabi yang mulia. Ia datang untuk belajar Al-Quran. Sementara nabi sedang sangat sibuk bertemu dengan para pembesar orang kafir Makkah. Nabi sangat berharap jika para pembesar itu masuk islam.

Sebab dengan masuknya mereka kepada islam akan menyebabkan banyak para pendukung mereka masuk islam.

Tiba-tiba datang seorang yang buta justru pada saat nabi sedang sibuk mengerjakan misi dakwah tersebut. Sebagai manusia biasa sangat wajar nabi seketika bermuka masam.

Tetapi Allah sangat tidak suka dengan muka

yang masam. Karenanya langsung Allah berfirman dalam QS. ‘Abasa: 1-4

“Dia (Muhammad ) bermuka masam dan berpaling, karena telah datang seorang buta kepadanya, tahukah kamu barangkali ia ingin membersihkan dirinya (dari dosa), atau dia (ingin) mendapatkan pengajaran, lalu pengajaran itu memberi manfaat kepadanya?”

(QS.’Abasa: 1-4).

Sesungguhnya senyum banyak memberikan faedah di antaranya:

1. senyum adalah bukti cinta

2. dengan senyum seseorang mudah berkenalan dengan orang lain dan mudah mendapatkan sahabat

3. dalam senyum ada harapan, karena akan mudah baginya jalan keluar dari kesuliatan apapun karena ia memiliki banyak sahabat yang bisa membantunya

4. senyum mengesankan percaya diri 5. dalam senyum ada optimisme dan akan

membuat orang disekitarnya menjadi optimis

Ada hal lain yang perlu diingatkan di sini, yaitu hendaklah senyum tersebut dilakukan dengan tulus penuh hati, tanpa latar belakang kepentingan apapun. Sepatutnya pula bagi orang yang tertawa dan tersenyum agar tidak berlebihan. Demikian pula bagi orang yang suka bermuka masam dan cemberut untuk tersenyum dan memperbaiki tingkah lakunya.

Sebab jiwa manusia mesti sungguh-sungguh dipaksa dan dilatih untuk melakukan kebaikan.

Wallahu’alam.

MA’RIFATUL QUR’AN

(12)

Jika ditanya mengenai minoritas terbesar di dunia, salah satu jawaban yang bisa diberikan adalah golongan disabilitas.

Golongan disabilitas atau disebut juga golongan difabel (dari istilah different ability), Menurut Internasional Labour Organization (ILO) mencapai 15% dari penduduk dunia atau sekitar 1 miliar orang. Sebanyak 82 persen difabel berada di negara berkembang. Di samping keterbatasan fisik dan mental, mereka juga menghadapi keterbatasan lain, seperti kemiskinan dan keterbatasan akses kepada layanan dasar, seperti pendidikan, kesehatan, hingga pelatihan dan pekerjaan yang layak.

Terbatasnya akses bagi para difabel terhadap layanan dasar pekerjaan yang layak menjadikan mereka sebagai contoh nyata dari apa yang disebut sebagai “lingkaran setan kemiskinan”. Yakni, kondisi yang menyebabkan orang yang miskin akan tetap berada dibawah garis kemiskinan dan menurunkan kemiskinan tersebut kepada keluarganya, salah

satunya karna adanya keterbatasan akses sebagaimana disebutkan sebelumnya.

Di Indonesia, studi yang dilakukan Monash University dari Australia dengan menggunakan data sensus penduduk 2010, menyimpulkan jumlah difabel di Indonesia mencapai 8,3 juta jiwa. Jumlah penderita gangguan pengelihatan, baik parsial maupun total yang mencapai 5,8 juta jiwa, diikuti gangguan berjalan (3,2 juta jiwa), dan jenis-jenis gangguan lainnya, yakni

mencakup pendengaran, mengingat, dan merawat diri yang masing-masing berjumlah tiga juta jiwa. Dari sisi penyebab, sebanyak 60 persen disabilitas diakibatkan oleh penyakit, diikuti sebab genetic (17 persen), kecelakaan (16), fator stress (5,2), dan kurang gizi (1,8).

Sementara itu, hanya 38 persen difabel usia kerja yang memiliki pekerjaan.

Di balik kondisi yang memprihatinkan diatas, sejumlah kemajuan sudah mulai tampak, seperti adanya sejumlah lowongan pekerjaan, magang, ataupun beasiswa yang memberikan perhatian khusus kepada difabel.

Di samping itu, sejumlah tempat umum sudah dilengkapi dengan fasilitas yang ramah dengan difabel, seperti lift, jalur pendistrian khusus tuna netra, toilet khusus difabel, dan pelayanan khusus Kawasan transportasi umum. Namun, secara umum pembangunan belum sepenuhnya berpihak kepada para difabel. Perlu ada upaya yang lebih serius agar manfaat dari pembangunan juga bersifat inklusif bagi para difabel tersebut.

Wakaf dapat menjadi penggerak perbaikan kondisi para difabel di tanah air. Wakaf dapat menjadi solusi bagi peningkatan inklusivitas pembangunan bagi para difabel melalui sejumlah mekanisme. Pertama, sebagaimana disebutkan sebelumnya, penyakit merupakan penyebab dominan terjadinya disabilitas.

Dengan kondisi golongan difabel kurang mampu. Hal ini dapat dilakukan setidaknya

Wakaf

untuk Difabel

WAKAF

Oleh:

Raditya Sukmana Profesor Ekonomi Islam Departemen Ekonomi Syariah, Universitas Airlangga Anggota Dewan Pengawas Laznas LMI

Telah diterbitkan di Republika edisi 21 Januari 2020

(13)

dengan membayarkan iuran BPJS golongan difabel hingga pembangunan rumah sakit yang terjangkau (atau bahkan gratis) bagi golongan dhuafa. Aspek ini penting untuk diperhatikan agar gejala disabilitas dapat dideteksi dini dan ditangani dengan tepat.

Kedua, berkaitan dengan poin pertama, studi yang dilakukan Monash University sebagaimana disampaikan sebelumnya juga menyimpulkan, meskipun disabilitas akibat malnutrisi cenderung rendah, ada kemungkinan bahwa kekurangan nutrisi pada usia dini dapat terakumulasi pada masa dewasa dan menyebabkan disabilitas.

Berkaitan dengan isu ini, wakaf produktif yang bergerak di bidang

pertanian perlu diarahkan untuk menghasilkan tanaman pangan yang menjadi sumber nutrisi, khususnya bagi anak usia dini. Kemudian hasil penanaman tersebut selain dikomersialkan untuk menghasilkan laba yang nantinya menjadi sumber manfaat bagi Mauquf’alaih, juga hendaknya menyerahkan zakat dan sedekah hasil pertanian kepada golongan dhuafa, khususnya golongan difabel sehingga tingkat nutrisi mereka dapat ditingkatkan dan resiko terjadinya disabilitas pada anak usia dini dapat ditekan.

Ketiga, telah lazim diketahui, wakaf telah umum digunakan sebagai skema untuk pendirian sekolah, madrasah, pesantren, bahkan perguruan tinggi. Hal ini menunjukkan, akses pendidikan bagi masyarakat, termasuk golongan difabel dapat ditujukan melalui wakaf pada bidang pendidikan. Namun, sekolah- sekolah berbasis wakaf perlu didorong untuk memberikan perhatian bagi peserta didik yang memiliki disabilitas. Sekolah juga harus menyediakan fasilitas yang ramah difabel, seperti pendestrian landau bagi penggunan kursi roda, pendistrian khusus tuna netra, fasilitas lift jika bangunan sekolah bertingkat, hingga video pembelajaran yang dilengkapi teks bawah (subtitle) untuk membantu

siswa tuna rungu. Selain itu, para guru dan siswa nondifabel juga perlu disosialisasikan mengenai etika dan tatacara yang benar dalam membantu para difabel. Sehingga, pergaulan siswa difabel dapat berjalan dengan baik sebagaimana siswa pada umumnya.

Keempat, berkaitan dengan lapangan pekerjaan, perlu didorong agar para nazir wakaf memberdayakan para difabel disekitarnya untuk aktif terlibat dalam pengelolaan wakaf. Melalui pelatihan yang memadai dan pekerjaan yang layak serta bersesuaian, kebutuhan aktualisasi diri pada difabel dapat terpenuhi sebagai mana individu pada umumnya. Hal penting lainnya adalah menghilangkan stigma bahwa para difabel adalah semata-mata beban baagi keluarga dan orang-orang disekitarnya. Bahkan, para difabel justru mampu berkarya dan membawa manfaat bagi umat. Perlu disadari bersama- sama, para difabel adalah saudara-saudara kita yang membutuhkan uluran tangan kita. Namun, bukan berarti uluran tangan itu dimaksudkan agar mereka berpangku tangan. Lebih dari itu, menolong para difabel, khususnya melalui wakaf, adalah upaya afirmasi berkelanjutan agar kesejahteraan dapat dirasakan oleh semua orang.

(14)

Jawaban:

Mencintai diri sendiri itu boleh, bahkan wajib, tapi harus dengan cara yang sesuai syari’at.

Ada beberapa alasan kenapa sekaligus wujud kita harus mencintai diri sendiri:

1. JIka kita mencintai diri sendiri, kita bisa melakukan sesuatu yang baik dengan cara yang baik. Setiap orang pasti menginginkan kehidupan yang baik, entah itu di dunia terlebih di akhirat. Allah swt mengingatkan dalam QS. Al Baqarah : 195

“Berinfaklah di jalan Allah dan jangan menjerumuskan dirimu ke jurang kebinasaan dengan tanganmu sendiri (akibat kikir dalam berinfak).”

Allah memerintahkan berinfak atau sedekah itu bukan sekadar untuk memperbanyak pahala di akhirat, karena selain itu sedekah juga dapat menjamin keberlangsungan usaha yang dimiliki seseorang. Sedekah tidak hanya berdimensi spiritual, tapi juga sosial. Maka orang yang mencintai diri sendiri pasti tidak

Oleh:

Ustaz Prof. Dr. H. M. Roem Rowi, MA Ketua Dewan Pengawas Syariah LMI

Ustaz, kita diperintahkan agar mencintai sesama muslim seperti mencintai diri sendiri.

Pertanyaan saya, seperti apakah mencintai diri sendiri menurut pandangan Islam?

Kinanti, Karimun

Mencintai Diri Sendiri dalam Perspektif Islam

ingin mengalami kehancuran, sehingga ia rela berbagi dengan orang lain dan mampu melakukan kebaikan.

2. Mencintai diri sendiri kita bisa mengukur sikap yang tepat untuk memperlakukan orang lain. Itulah kenapa Rasulullah saw berpesan:

“Iman seseorang belum dikatakan sempurna jika ia tidak mampu memperlakukan orang lain sebagaimana ia memperlakukan diri sendiri.”

Saat seseorang kesulitan untuk

mengimplementasikan kebaikannya pada orang lain, maka ia bisa melihat ke dalam dirinya sendiri. Karena, apa yang dia inginkan dan tidak dia inginkan biasanya orang lain juga merasakan hal yang sama.

3. Mencintai diri sendiri akan lahir sikap optimis, percaya diri, dan tidak gampang menyerah. Saat Nabi Yusuf mengetahui negerinya akan mengalami paceklik, sementara dia memiliki strategi penanganannya, ia tidak ragu menyebut dirinya memiliki komptensi dan berintegritas sehingga layak menjadi menteri. Hal ini diabadikan oleh Allah dalam QS. Yusuf 55 : Dia (Yusuf) berkata, “Jadikanlah aku bendaharawan negeri (Mesir); karena sesungguhnya aku adalah orang yang pandai menjaga, dan berpengetahuan.”

Wallahu A’lam.

KONSULTASI SYARIAH

(15)

Jika Anda memiliki pertanyaan seputar syariah dan zakat, silakan kirimkan langsung via SMS atau WhatsApp ke Hotline LMI 0822 3000 0909. Jika memungkinkan,

pertanyaan Anda akan kami tampilkan untuk edisi berikutnya.

Zakat Tabungan

Jawaban:

Mengawali jawaban atas pertanyaan di atas, perlu kami ingatkan dengan sebuah kaidah seputar zakat, yakni suatu jenis harta tertentu tidak wajib dibayarkan zakatnya dua kali dalam satu tahun. Atas dasar itu, maka dana 180 juta Anda yang merupakan sisa dari penghasilan bulanannya, setelah dikurangi untuk kebutuhan hidup selama setahun, tidak wajib dizakatkan lagi pada akhir tahun itu, meski nilainya sudah mencapai nishab. Karena dana tersebut sudah dikenai zakat profesi untuk tahun itu. Namun untuk tahun kedua dan tahun-tahun berikutnya, selama tetap tersimpan, maka dana tersebut tetap wajib

Oleh:

Ustaz Ahmad Mudzoffar Jufri, MA Anggota Dewan Pengawas Syariah LMI

Ustaz, pendapatan tetap saya per bulannya 30 juta. Setiap bulan saya keluarkan 2,5% dari gaji untuk zakat profesi. Untuk kebutuhan harian, menghabiskan +/- 15 juta per bulan. Sehingga sisa penghasilan sekitar 15 juta. Setelah setahun terkumpul sekitar 180 juta.

Ada beberapa pertanyaan:

1. Apakah saya masih terkenan zakat maal? Padahal saya telah membayar zakat profesi setiap bulan.

2. Jika saya memilih membayar zakat profesi di akhir tahun saja, apakah saya juga wajib membayar zakat maal, sedangkan sumber hartanya sama.

Hermawan, Makassar

KONSULTASI ZAKAT

zakat setiap tahunnya sebagai harta simpanan.

Pada tahun pertama tentu masih belum ada kewajiban zakat tabungan, dengan alasan yang telah disebut di awal. Baru pada tahun kedua, setelah tabungannya berlipat menjadi 360 juta, Anda mulai wajib mengeluarkan zakat tabungan. Tapi, itupun hanya atas dana 180 juta saja. Karena 180 juta lain yang merupakan tambahan dari sisa penghasilan tahun kedua belum terkena wajib zakat tabungan. Selanjutnya pada tahun ketiga tabungan bertambah lagi menjadi 3 kali lipat

= 540 juta. Tapi yang terkena kewajiban zakat tabungan adalah 540 - 180 = 360 juta. Dan begitu selanjutnya.

Namun perlu diingat bahwa kaidah di atas, yakni setiap dana tambahan pada tabungan baru dihitung zakatnya pada tahun keduanya, itu hanya berlaku pada dana tambahan yang bersumber dari harta yang telah dizakatkan seperti zakat profesi. Namun, bila dana tambahan pada tabungan itu berasal dari sumber lain yang belum dizakatkan, maka perhitungan zakatnya mengikuti haul tabungan yang ada secara langsung, tanpa menunggu tahun berikutnya.

Demikian, dan insyaallah pertanyaan keduapun sudah sekaligus terjawab dengan jawaban di atas juga.

Semoga bisa terpahami dengan baik dan bermanfaat dengan izin Allah. Aamiin.

(16)

Diksi bahasa Arab sungguh kaya akan definisi, arti, makna, bahkan filosofi kehidupan.

Berbeda dengan bahasa Indonesia, jumlah kosa kata aslinya sedikit dan cukup banyak mengambil bahasa serapan. Oleh karenanya, saat bahasa Arab diterjemahkan ke bahasa Indonesia, maka boleh dibilang terjemahannya benar, namun bisa jadi maknanya tidak sempurna. Sebuah contoh diksi yang sama saat menerjemahkan kata iman yaitu percaya dan yakin.

Oke, menyegarkan kata iman yang pertama.

Kata Iman merupakan diksi serapan dari bahasa Arab, sehingga agar lebih terasa maknanya perlu diterjemahkan juga dengan bahasa aslinya. Temuan arti yang lebih sempurna dari kata iman adalah yakin, bukan percaya. Mengapa? Karena hakikatnya arti dari kata “al yaqinu” yang diserap menjadi yakin, memiliki makna “keyakinan tanpa kalimat tanya”. Sedikit berbeda dengan percaya yaitu mengakui atau yakin bahwa sesuatu memang benar atau nyata (KBBI). Inilah perbedaan,

meskipun sederhana namun berefek besar pada tataran aktualisasi iman tersebut.

Semisal, seorang ustaz diundang untuk memberikan taklim di masjid yang belum pernah mengundangnya. Di hari yang dijadwalkan, saat ustaz tersebut berangkat menuju lokasi masjid, beberapa kali ia harus bertanya arah menuju lokasi karena daerah tersebut masih baru dan belum pernah dilewatinya. Nah, inilah yang disebut dengan percaya, bukan yakin. Point pembedanya adalah di kalimat tanya. Namun, jika kemudian ustaz tersebut diundang lagi di masjid yang sama, tentunya ia akan langsung menuju lokasi acara taklim tanpa menanyakan arah ke warga.

Inilah arti yakin, keimanan tanpa kalimat tanya.

Yuk, coba men-tadabburi dialog Nabiyullah Ibrahim dengan Allah, “Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata, “Ya Tuhanku, perlihatkanlah kepadaku bagaimana Engkau menghidupkan orang-orang mati.” Allah berfirman, “Belum yakinkah kamu?” Nabi Ibrahim bertanya kepada Allah perihal keimanan, namun Allah menjawab dengan kalimat tanya lainnya,

MOTIVASI

M a k n a I m a n

(17)

Oleh:

Ustaz Heru Kusumahadi M.PdI Pembina Surabaya Hijrah (KAHF)

“belum yakinkah kamu?” Iman, adalah keyakinan tanpa kalimat tanya.

Menyegarkan kata iman kedua.

Konsep iman adalah meyakini yang ghaib, sedangkan meyakini yang nyata adalah dengan ilmu. Coba kita perhatikan enam rukun iman ataupun janji Allah yang dikategorikan ghaib, yaitu yang tak tampak dan irrasional; Allah, malaikat, hari akhir, takdir, surga, hatta pahala pun, kesemuaannya ghaib, tidak tampak nyata. Iman lah menjadi penilainya. Maka, di awal surat al Baqarah ada kalimat yang berbunyi, “yukminuna bil ghaib;

mengimani yang ghaib” bukan “yukminuna bil nyata”. Sehingga, konsepnya meyakini yang ghaib adalah dengan iman, meyakini yang nyata adalah dengan ilmu.

Jadi, coba kita gabungkan dua konsep awal dengan lanjutan kisah Nabi Ibrahim di atas yang termaktub pada QS. Al Baqarah : 260. Setelah Allah menjawab dengan kalimat tanya, Nabi Ibrahim kemudian menjawab: “Aku telah meyakinkannya, akan tetapi agar hatiku tetap mantap (dengan imanku)”

Jadi, shalihin dan shalihat, keimanan itu diusahakan saat dilakukan baik dalam ibadah atau aktivitas sehari-hari dengan tidak membutuhkan kalimat tanya. Namun, saat diperlukan kalimat tanya boleh diungkapkan.

Asalkan untuk menguatkan keimanan, bukan melemahkan keimanan tersebut.

Maka, konsep ketiga menyegarkan makna iman adalah istiqamah dalam aktualisasinya.

Hal ini terdapat pada surat kelima belas ayat yang paling terakhir. “Wa’bud

Rabbaka hatta yaktiyakal yaqin” yang artinya

“dan sembahlah Tuhanmu sampai datang kepadamu yang diyakini.” Maksudnya, saat kita beribadah yang notabene adalah aktualisasi dari kepemilikan iman kepada Allah, maka saat beribadah tidak perlu sering bertanya kepada Allah. “Ya Allah, sudah 3 bulan rutin shalat dhuha, kok rezekiku masih tidak ada?”,

“Ya Rab, sudah rutin shalat tahajud, kok ya hidup ini tidak tenang, musibah bertubi-tubi?”, ataupun kalimat tanya, “Ya Allah, katanya sedekah terkali-lipatkan 700, kok ya tidak saya dapatkan sampai sekarang?”

Sudahlah, lakukan konsep iman ini dengan terus istiqamah beribadah, tanpa kalimat tanya. Pastinya Allah akan dengan sendirinya membuktikan janji-Nya di saat kita benar-benar membutuhkan. Maka, teruslah beribadah sampai nanti janji Allah dapat dibuktikan oleh panca indera kita. Hayo, kan kita sering berucap bakda adzan, “... Sesungguhnya Engkau tidak pernah menyalahi janji-Mu”.

Yakini lafal ini dengan terus beribadah, jangan sebatas lafal yang lips service saja.

Konsep terakhir adalah setelah engkau yakini janji Allah benar tanpa kalimat tanya, lalu ikuti aktualisasi dalam ibadah, maka bersabarlah dan jangan sampai ucapan orang-orang yang tidak yakin itu menggerus keimanan kepada Allah. “Dan bersabarlah kamu, sesungguhnya janji Allah adalah benar dan sekali-kali janganlah orang-orang yang tidak meyakini (kebenaran ayat-ayat Allah) itu menggelisahkan kamu.”

Di bulan yang penuh dengan nilai- nilai keimanan ini, semoga konsep- konsep menyegarkan makna iman ini bisa teraktualisasikan dalam diri kita. Bitaufiqillah (Allahu A’lam)

(18)

Oleh:

Bunda Sinta Yudisia Penulis dan Psikolog

Sebagai orang tua, apakah kita menginginkan anak yang selalu baik-baik saja, lurus tanpa pernah berbelok, sehat tanpa pernah sakit, dan gembira tanpa pernah menangis? Tentu, orang tua akan merasa pedih ketika anaknya sakit dan terluka. Namun, mustahil anak-anak tumbuh tanpa pernah mengalami kesakitan sama sekali. Suatu saat kelak –entah kapan- , anak pasti akan keluar dari comfort zone menuju discomfort zone yang akan menantang semua kapasitas dirinya untuk keluar. Zona tak nyaman tersebut bisa berupa bertemu dengan teman baru yang usil, situasi sekolah yang penuh persaingan, guru yang menuntut, bertemu keluarga besar yang sangat berbeda dari keluarga inti.

Apa yang perlu kita siapkan adalah mengasah segala potensi anak agar siap menghadapi situasi-situasi yang membutuhkan respon cepat dan akurat agar ia tak celaka.

Minimal, agar ia tak mudah patah menghadapi situasi di luar rumah yang unpredictable. Ada banyak cara untuk membangun kekuatan mental dalam diri anak-anak kita. Beberapa di bawah ini adalah yang mungkin dilakukan di rumah secara terus menerus.

Memberi teladan. Anak adalah sosok yang senang mengamati dan meniru. Ibu yang takut pada kecoa dan tikus, akan mencontohkan pada anak-anak bagaimana respon terhadap kecoa dan tikus. Menjerit atau berlari, misalnya.

Ibu yang mencoba menangani kecoak, akan mencontohkan pada anak-anak bagaimana menangani makhluk tersebut. “Lihatlah, kecoak dengan kaki Adik, lebih besar mana?

Dibanding kaki Ibu lebih besar mana?”

Gambaran nyata ini untuk membangkitkan pemahaman pada anak-anak bahwa takut terhadap kecoak adalah sesuatu yang tak masuk akal. Mengingat tubuh kecoak jauh lebih kecil dari kaki manusia, apalagi dari keseluruhan tubuh manusia. Bertemu orang baru dan berani untuk berkomunikasi juga bisa kita contohkan. Misalnya, saat makan di restoran. Ayah atau ibu mencontohkan untuk bertanya pada pelayan, “Maaf Mbak, apa saja ya menunya selain yang ada di daftar menu?”

Kita dapat meminta anak-anak untuk ke meja kasir atau bertanya pada pelayan tentang berapa total harga, atau bisakah meminta es teh sebagai tambahan minum.

Anak yang Kuat Mental

PARENTING

(19)

Bercerita tentang sejarah atau legenda keluarga. Dr. Abdullah Nashih Ulwan

menjelaskan dalam kitabnya Tarbiyatul Aulad yang intinya adalah, pentingnya orang tua berkisah tentang sejarah kepahlawanan atau epic dari orang terdahulu, termasuk dari keluarga. Kesadaran bahwa dalam diri kita mengalir darah orang-orang hebat akan membangkitkan keberanian dan kuatnya mental menghadapi segala sesuatu. “Eyang kalian adalah pejuang pemberani. Di tubuhnya ada beberapa bekas luka peluru Belanda,”

demikian si Ayah pernah bercerita pada anak-anak kami. Salah satu kerabat kami yang sudah sepuh memang seorang veteran peran.

“Kakek buyut kalian dulu tinggal di dekat hutan,” saya berkisah. “Dulu belum ada listrik melimpah ruah seperti sekarang. Rumah kakek buyut hanya diterangi lampu minyak. Meski jalanan gelap dan dekat hutan, kakek buyut tak pernah absen ke masjid. Bahkan, bukan sekali dua kali ketika Subuh beliau bertemu anak macan. Meski harus bertemu macan dan hanya berbekal lampu minyak yang digantung di kayu, kakek buyut tak pernah absen sholat ke masjid!”

Ada banyak kisah-kisah hebat dari leluhur kita yang bisa diceritakan ke anak- anak. Tentang bagaimana mereka memulai bisnis, tentang bagaimana mereka bersabar terhadap penyakit, tentang bagaimana mereka harus berbagai makanan di tengah keluarga besar. Orang zaman dahulu rata-rata memiliki anak banyak, bukan? Tentang bagaimana menghadapi situasi perang, tentang

bagaimana harus hidup jauh dari pusat-pusat peradaban. Sering sekali kita mendengar kisah orang-orang terdahulu yang bercerita sulitnya mereka mencapai sekolah atau kampus tempat kuliah, lantaran jauhnya jarak antara tempat tinggal dengan tempat menimba ilmu.

Kisah-kisah ini akan memberikan imajinasi dalam benak anak-anak betapa hebat dan kuatnya para leluhur mereka.

Role play. Takut pada teman yang

membully? Takut pada guru yang galak? Takut pada hewan tertentu seperti kucing? Sebagai orang tua tak cukup hanya menjadi teladan dan berkisah. Kita belum menciptakan sebuah dunia analogi yang benar-benar mirip dengan apa yang dihadapi anak. Misal, anak takut pada teman yang membully. Mari kita buat adegan drama di rumah, tentang pelaku dan korban. Ayah bisa menjadi pelaku dan anak sebagai korban. Atau sebaliknya. Bangun dialog-dialog dan apa yang mungkin dilakukan anak dalam adegan drama tersebut. Buat beberapa versi cerita : korban menangis, korban lari, korban mengadu ke guru, korban berani melawan meski babak belur. Role play ini akan memberikan gambaran lebih nyata pada anak bagaimana ia harus menghadapi situasi yang mirip.

Anak takut kucing sehingga tak berani berada di luar rumah atau areal yang ada kucingnya? Mari buat drama. Ayah atau ibu jadi kucing, dan ajak anak untuk menyentuh

‘kucing’. Ketika keberanian sudah muncul lebih besar, ajak untuk memegang ‘kucing’

yang lebih mendekati ukuran normal: boneka kucing. Ketika segala rasa takut sudah

disingkirkan, ajak pelan-pelan untuk mendekati dan memegang kucing.

Bermain peran akan membantu anak untuk membangun kekuatan mentalnya dalam menghadapi situasi-situasi yang membutuhkan keberanian untuk berbuat. Semoga anak-anak kita menjadi sosok yang memiliki kekuatan mental baja dan siap menghadapi segala tentangan zaman!

Jika Anda memiliki pertanyaan seputar parenting, silakan hubungi hotline LMI:

0822 3000 0909

(20)

Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain. Dan, sebaik- baik muslim adalah yang belajar alquran dan mengamalkannya. Dua hal tersebut menjadi spirit yang terus dipegang oleh Wahyu Sriono untuk menebarkan kebaikan di bumi Allah.

Ustaz Wahyu adalah seorang pengajar tahsin tahfidz alquran asal Surabaya. Dia mengajar guru ngaji maupun setiap orang yang ingin belajar membaca alquran. Pria 53 tahun tersebut mulai mengajarkan ayat-ayat Allah semenjak 1992.

Ustaz Wahyu telah mendapatkan syahadah dari almarhum K.H. Dachlan Salim Zarkasyi, penemu metode pembelajaran alquran qiroati.

Berbekal kompetensi tersebut, bapak 4 anak ini terus mengajarkan alquran setiap hari ke segala kalangan. Namun, cerita perjalanannya pun tidak selamanya indah. Banyak

perjuangan yang telah ditunaikan, seperti harus pergi meninggalkan keluarga ke Jakarta sampai seminggu hingga menemui beberapa kyai di Jawa Barat setiap bulan guna menjaga kualitas hafalan.

“Di era teknologi seperti sekarang, segalanya menjadi mudah. Ingin belajar tilawah, di youtube banyak. Pengen tahu

bacaan alquran yang benar, tinggal cari di google. Beda dengan zaman saya dulu, untuk memperoleh ilmu harus mengorbankan biaya, keluarga, tenaga, sampai waktu,” kenangnya.

Tidak berhenti di situ, Ustaz Wahyu bahkan menjadi satu-satunya peserta yang lulus sertifikasi imam dari UMI dengan penguji seorang syekh dari Yordania. Beberapa temannya pun heran, mengapa ia bisa lolos ujian seketat itu. Kuncinya ada pada bacaan. Banyak calon imam yang bagus dalam melantunkan ayat Alquran, namun tidak konsisten hingga akhir. Terlepas dari itu, rahasianya terletak pada kesungguhan. Ketika manusia telah berusaha maksimal sekuat tenaga, di titik itulah pertolongan Allah pasti akan datang.

Bersama istrinya, Ustaz Wahyu mendirikan Taman Pendidikan Alquran (TPA) di setiap tempat yang mereka tinggali. Mereka mengajar setiap habis maghrib, hampir setiap hari kecuali hari Ahad. Tentu tujuannya agar lingkungan sekitar mendapatkan manfaat sebesar-besarnya atas keberadaanya.

Baginya, mengajarkan alquran adalah cara untuk mensyukuri kemampuan yang telah dititipkan Allah kepadanya.

Ingin

Bermanfaat

di Setiap Tempat

Wahyu Sriono

DAI INSPIRATIF

(21)

Di sela-sela kesibukan mengajarkan kalam Allah, Ustaz Wahyu dan istrinya memutar roda ekonomi keluarga melalui bisnis franchise ayam goreng. Bahkan mereka ikut program dari LMI sedekah di setiap pembelian. Usaha tersebut telah membawa empat anaknya lulus SMA. Ia mengaku terinspirasi dari QS.

Al-Ankabut ayat 96 yang memiliki arti, “Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridaan) Kami, Kami akan tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sungguh, Allah beserta orang-orang yang berbuat baik.”

Namun, kendala yang kerap dijumpai adalah masalah tempat. Ustaz Wahyu dan keluarga sering berpindah-pindah lantaran belum memiliki tempat tinggal permanen.

“Yang paling berat itu ketika enggak boleh pindah sama masyarakat, padahal kontrak rumahnya sudah habis. Takut enggak ada yang ngajar mereka ngaji lagi, bahkan mereka membantu mencarikan tempat tinggal. Tapi saya yakin, pasti akan ada orang baik yang dikirim Allah ke tempat itu,” kenangnya.

Sungguh beruntung mereka yang

senantiasa menyeru kepada kebaikan. Karena hal tersebut adalah sebaik-baik perkataan.

Seperti QS. Fussilat ayat 33 yang menjadi salah satu motivasi Ustaz Wahyu untuk terus bergerak. “Dan siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah dan mengerjakan kebajikan dan berkata, sungguh aku termasuk orang-orang muslim (yang berserah diri).”

Terlepas apapun kondisinya, Ustaz Wahyu membuka pintu selebar-lebarnya kepada siapa saja yang ingin belajar alquran ke kediamannya. Bila di tempat tinggalnya sudah ada TPA maupun masjid, niat baik itu urung terlaksana. “Kalau sudah memiliki rumah sendiri kan lebih tenang, tinggal fokus memperbanyak amalan kebaikan,” ucapnya.

Kini, keluarga sederhana itu mendiami rumah kontrakan di daerah Jemur Wonosari, Surabaya terhitung 11 tahun hingga hari ini.

Allah telah menjanjikan kemudahan di setiap kesulitan. Mimpinya untuk memiliki rumah sendiri akan segera terwujud. Berkat program perumahan murah untuk para guru ngaji yang berlokasi di Pasuruan. Ini menjadi wujud perhatian LMI terhadap jasa besar yang telah ditorehkan oleh ustaz maupun ustazah, demi syiar alquran di segala penjuru tempat. Kita butuh banyak Ustaz Wahyu lain yang terus menopang salah satu mozaik kebangkitan umat Islam, yakni mempelajari dan mentadabburi ayat-ayat Allah.

“Saya sangat menyambut baik adanya program beli rumah bagi Ustaz/Utstazah dari LMI. Belum ada program serupa yang peduli terhadap kesejahteraan guru-guru ngaji. Ada pun berkedok bisnis. Semoga program ini dapat membantu para pengajar Alquran untuk lebih bersemangat menebar manfaat di setiap tempat,” komentarnya. (Wahyu)

Saat ini Laznas LMI sedang

membangun perumahan murah untuk para guru ngaji yang berlokasi di Desa Shiyar, Kecamatan Rembang, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur.

Untuk informasi lebih lanjut, silakan menghubungi 085733121525 (Jasuli)

(22)

KABAR LMI

Batam—Bencana alam senantiasa datang tanpa permisi. Apalagi Indonesia tergolong kawasan rawan bencana. Dikelilingi oleh lempeng Australia, Eurasia, dan cincin api pasifik, membuat negeri kita sering diguncang gempa bumi. Bahkan BNPB menyatakan bahwa telah terjadi lebih dari 11 ribu gempa bumi sepanjang tahun 2019. Kesiapsiagaan menjadi kata kunci agar masyarakat senantiasa selamat. Agar dapat menjadi juru selamat bagi orang lain, kita harus terlebih dahulu harus mampu menolong diri sendiri.

Guna membekali masyarakat tentang keahlian kebencanaan, GANALA mengadakan Diklat atau Pendidikan Pelatihan di Pantai Airnanti, Batam, Kepulauan Riau. Acara yang diikuti oleh 50 peserta tersebut berlangsung selama tiga hari, dari hari Jum’at (21/02) hingga Ahad (23/02). GANALA (Siaga Bencana Alam)

merupakan salah satu fokus dari Laznas LMI untuk tanggap terhadap bencana. Tidak hanya fasilitator dari GANALA, instansi lain pun turut berbagi ilmu tentang kebencanaan. Seperti Polsek (kepolisian Sektor), TNI Angkatan Laut, Damkar, dan Komunitas Panjat Tebing Indonesia. Materi yang disampaikan meliputi aspek sosialisasi dan simulasi.

Hal ini bertujuan untuk memperluas wawasan peserta dan memperdalam kecakapan kebencanaan. Seperti sosialisasi penanggulangan bencana, simulasi PPGD (pertolongan pertama gawat darurat), kepatuhan berlalu lintas, water rescue, dan tali temali. Semoga event diklat ini dapat menambah kecakapan dari masing-masing peserta. Menjadi relawan bencana yang terus beraksi menyelamatkan korban atas nama kemanusiaan. Aamiin. (Wahyu)

Fasilitasi Keahlian Kebencanaan,

LMI adakan Diklat

(23)

KABAR LMI

SAMPANG – Di beberapa daerah rawan kekeringan, sering kali gagal ketika akan membuat sumur lubang maupun sumur pompa untuk mendapatkan air. Padahal, mereka telah menggali dan memasukkan pompa ke tanah yang cukup dalam. Salah satu faktor penyebab adalah ketidaktahuan tentang karakteristik tanah dan zona air tanah. Hal itu dimaklumi, karena di daerah dengan ketinggian tertentu sulit ditemukan air tanah. Untuk mempermudah dalam menemukan air tanah, Laznas LMI bekerja sama dengan Tim Geofisika Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS).

Percobaan ini dilakukan di sekitar pondok pesantren Nurul Jadid Desa Lepelle, Kecamatan Robatal, Kabupaten Sampang, dengan melakukan pengukuran intepretasi dugaan keberadaan lokasi dan kedalaman sumber air di dalam tanah dengan metode Geolostrik Tahanan Jenis. Ahli Geofisika Juan Pandu Gya Nur Rochman S.Si, M.T.

menyampaikan prinsip kerja metode geolistrik. Metode ini dilakukan dengan cara menginjeksikan arus listrik ke permukaan tanah melalui sepasang elektroda dan mengukur beda potensial dengan sepasang elektroda yang lain.

Melalui pengukuran ini akan diketahui variasi nilai hambatan jenis masing-masing lapisan tanah yang diukur. Setelah itu dugaan letak akuifer dapat diketahui, yaitu lapisan bawah tanah yang mengandung air dan dapat

mengalirkan air. Sehingga dapat membantu memberikan rekomendasi lokasi mana dan kedalaman berapa lokasi pengeboran air tanah. Semoga dengan adanya pengukuran dugaan keberadaan lokasi dan kedalaman sumber air, program sosial pengeboran sumur bor untuk wilayah rawan kekeringan bisa dilaksanakan secara tepat dan tepat.

Akhir pekan lalu (5/3), Laznas LMI juga berkolaborasi dengan YBM BRI untuk pengadaan sumur bor. Penggalian sumur dilakukan sebagai upaya memenuhi

kebutuhan air bagi warga Dusun Jaten, Desa Pelem, Kecamatan Pringkuku, Pacitan yang terletak di gugusan pegunungan pantai selatan. Setiap musim kemarau tiba, warga setempat harus berjalan kaki sejauh 5 km untuk mendapatkan air dari satu-satunya sumber air di wilayah tersebut.

Anda ingin berpartisipasi dalam program pengadaan sumur bor untuk daerah rawan kekeringan?

Rekening partisipasi

BRI Syariah 104 469 0671 a.n. Lembaga Manajemen Infaq Kode donasi 62, contoh: 100.062 Semoga dengan meringankan urusan saudara kita, Allah pun akan memudahkan setiap urusan kita.

Cari Sumber Air,

Laznas LMI gandeng

Geofisika ITS

(24)

Kita mengenal Aisumaki Warrior, sebutan untuk pejuang program pemenuhan gizi anak yatim dhuafa binaan Laznas LMI. Salah satu sosok yang berperan penting adalah Nenek Sri Suwarni, pengelola warung yang setiap Jumat memproduksi bento untuk para yatim dhuafa. Di usia 62 tahun, Nenek Suwarni masih giat bekerja untuk anak dan cucu semata wayangnya.

Sebelum 10 tahun lalu Nenek Suwarni adalah pengusaha sukses di daerah asalnya, Magetan. Hingga kemudian usahanya bangkrut karena ditipu orang dekat, lalu ia bersama anak dan cucunya mencari penghidupan di Surabaya. “Makanan atau minuman apa saja saya jual, gantian, asal ada pemasukan. Kadang laku, kadang tidak ada pembeli sama sekali. Sakit pun kalau bisa ya saya jualan,” kenangnya saat pertama mengawali usaha pada tahun 2009 di Surabaya.

Pasang surut kehidupan telah ia lewati.

Tidak jarang modalnya habis karena dagangannya tidak laku, belum lagi harus membayar biaya sewa tempat dan indekos.

Putrinya pun merupakan ABK yang belum bisa mandiri. Namun, sang putri dan cucu laki-laki kesayangan menjadi semangat Nenek Sri Suwarni agar terus bertahan menghadapi kesulitan yang ada.

Dia sempat mengaku lelah, tidak ingin menyerah. “Karena perempuan itu orang yang kuat, jadi pasti kuat. Insya Allah, ada Allah yang selalu membantu,” ucapnya. Alhamdulillah, sejak tahun lalu Nenek Sri Suwarni mendapat bantuan tempat tinggal di Rusun Penjaringan Sari Surabaya dan kini setiap hari memasak untuk warung Aisumaki. Mari kita doakan Nenek Sri Suwarni sekeluarga selalu dalam lindungan Allah Subhanahu Wata’ala. (Nov)

Warung AISUMAKI Surabaya berlokasi di Jalan Raya Semampir no. 56 Surabaya.

.

Salurkan donasi Anda

untuk memenuhi gizi anak yatim dan dhuafa BSM 708 2604 191

a.n. Lembaga Manajemen Infaq Kode donasi 21, contoh: 100.021

Nenek Sri Suwarni:

Perempuan itu Kuat

AISUMAKI

(25)

Nganjuk—Salah satu kata kunci untuk memajukan bangsa adalah kualitas sumber daya manusianya. Berdasarkan data dari World Bank menyebut indeks SDM di Indonesia masih berada di urutan 87 dari 157 negara.

Sehingga Indonesia butuh banyak wadah bagi anak mudanya untuk terus meningkatkan kualitas diri. Laznas LMI pun turut terlibat dalam pengembangan skill anak-anak yatim dan dhuafa, melalui program pembinaan anak asuh.

Pada hari Ahad, (16/02) LMI

menyelenggarakan Kaliwatu Berbagi. Acara yang dilaksanakan di Taman Rekreasi Anjuk Ladang ini melibatkan 69 anak asuh. Peserta yang terdiri dari 11 siswa SD, 25 siswa SMP, dan 33 siswa SMA. Event tersebut dikemas dalam bentuk outbond dan fun game di alam terbuka.

Selama mengikuti inspiring outbond, adek- adek asuh bermain adu ketangkasan untuk melatih kerjasama dalam tim. Hal ini selaras dengan tema acaranya, “It’s Time for Care to Share”. Tujuan utama dari acara ini tidak lain

adalah memberikan pesan kebaikan kepada para peserta untuk senantiasa peduli dengan sesama.

Semoga kegiatan kali ini dapat menjadi bekal bagi anak didik untuk terus memperkaya wawasan dan ketangkasan, untuk menjawab tantangan zaman. Terima kasih kepada para donatur yang telah berpartisipasi aktif dan turut berkontribusi dalam menyiapkan Indonesia yang lebih baik di masa depan melalui pembinaan anak-anak muda. Semoga lebih banyak keberkahan yang hadir di negeri ini, berkat kebaikan yang terus kita lakukan.

Aamiin. (Wahyu)

Rekening partisipasi

Bank Syariah Mandiri 708 2604 191 BCA 5200 2424 00

Kode unik donasi -06, contoh: Rp100.006 Konfirmasi: 0822 3000 0909

BEASISWA PINTAR

LMI Selenggarakan

Kaliwatu Berbagi

(26)

PONOROGO—Pak Sukamto seorang pengrajin manik-manik sekaligus marbot masjid. Sudah 20 tahun ini ia istiqomah memakmurkan masjid mulai pagi hingga malam. Sebagai bentuk dukungan atas dedikasi pria 51 tahun ini, Laznas LMI menyampaikan bantuan dari para donatur untuk sosok yang hanya tinggal bersama istrinya ini. Mari kita doakan, semoga Allah melimpahkan keberkahan usia dan rezeki kepada para marbot masjid seperti Pak Sukamto. (Wiwid)

PAMEKASAN—Mengkaji alquran menjadi kebutuhan dasar kita sebagai muslim. Begitu pula masyarakat yang tinggal di sekitar kelurahan Kolpajung. Sejak satu tahun lalu, tiga kali sekali secara rutin Masjid Nurul Huda bersama Laznas LMI di Pamekasan menggelar kajian quran. Pengkajinya adalah Ustaz Munawwirur Rahman yang juga seorang terapis quran. Kajian ini digelar setiap Rabu malam, Kamis malam, dan Jumat sore yang diikuti oleh 20 sampai 40 jamaah. (Hoiruddin)

TRENGGALEK—Teguh Dwi Santoso, anak dari Pak Djanab yang sehari-hari bekerja sebagai buruh tani mengalami gangguan pendengaran dan autisme. Anak yang kini berusia 5 tahun ini masih membutuhkan pengobatan, terapi, sekaligus uang yang tidak sedikit selama menjalani proses penyembuhannya. Laznas LMI pun menyampaikan bantuan dari para donatur untuk meringankan beban keluarga dhuafa yang sedang mengusahakan kesehatan anaknya ini. (Handoyo)

KABAR LMI

(27)

PALEMBANG—Laznas LMI membagikan sembako amanah dari para donatur untuk masyarakat dhuafa di 4 desa di Kecamatan Belitang Mulia, Kabupaten OKU Timur. Saat ini masyarakat setempat sedang memasuki musim tanam atau masyarakat sering disebut masa paceklik. Semoga bahan pangan ini dapat membantu masyarakat yang kebanyakan berprofesi sebagai buruh tani di wilayah Belitang. Aamiin ya Rabbal ‘alamin.

(Cony)

BARABAI—Konser kemanusiaan untuk Palestina kembali digelar di Kalimantan Selatan. Bersama Fatin Shidqia Lubis, shalawat berkumandang selama lebih dari 2 jam di Aula SIT Al-Khair. Acara ini juga menghadirkan Syaikh Muadz Al Asyqor. Pada kesempatan ini, turut hadir pula Bupati Hulu Sungai Tengah, H. A. Chairansyah. Semoga seluruh partisipasi dari para donatur dapat menjadi tabungan amal kebaikan kelak di hari kiamat. Aamiin ya Rabbal ‘alamin. (Khoirul)

BONDOWOSO—Heniatiningsih sudah 7 tahun meneruskan usaha neneknya, berjualan kecambah di pasar. Awal hanya memproduksi 3 kg. Hingga saat ini kacang ijo yang diproduksi mencapai sebanyak 5 kg per hari. Namun, dari jumlah sekian itu tak semua berhasil menjadi kecambah. Salah satu masalahnya adalah peralatan yang telah usang. Laznas LMI pun menyampaikan amanah donatur untuk memberi bantuan modal kepadanya. Semoga bantuan ini menjadi berkah bagi semua. (Yunike)

KABAR LMI

(28)

Naskah dan foto oleh: Novida D Airinda

Bagi saya, atau mungkin generasi 90-an, Paris dengan ikonnya menara Eiffel sudah seperti kota paling top di dunia. Berbagai perlengkapan sekolah dan perabotan di rumah masa itu sudah didominasi gambar salah satu dari 7 keajaiban dunia tersebut—

Menara Eiffel adalah bagian dari keajaiban dunia versi lama. Bahkan, saya seperti sudah mengenal Paris hanya lewat Eiffel, padahal

masih belum tahu di mana letaknya dalam peta dunia. Hingga kemudian saya mendapat kesempatan untuk tinggal di Jerman.

Kali pertama ke Paris dan menyaksikan sendiri menara Eiffel dari Le Trocadéro et son esplanade, tanpa sadar saya bergumam.

“Oh, gini aja?” Rangkaian besi setinggi lebih dari 300 meter itu memang menarik, tapi,

Sepotong Kisah Manis

Masjid di Paris

tidak tahu mengapa saya hanya merasa cukup. Sambil berjalan di bawah kaki raksasanya, teman saya pun iseng menawari untuk mengunjungi Masjid Besar Paris atau yang banyak orang kenal dengan La Grande Mosquée de Paris—cara pengucapannya menurut saya unik: la grong moski te pari.

Masjid Agung ini terletak di Latin Quarter.

Di pintu gerbangnya tertulis jadwal kunjungan.

Khusus hari Jumat pagi sampai pukul 14:00 masjid akan ditutup untuk wisatawan. Jam operasionalnya pun berbeda saat musim panas dan musim dingin. Dan, yang tidak kalah penting, bukan hanya muslim yang datang untuk menyaksikan keindahannya,

(29)

MOZAIK ISLAM

tetapi juga umat agama lain. Rupanya, ada kisah masa lalu yang membuat La Grande Mosquée de Paris begitu istimewa.

Masjid ini dibangun sebagai bentuk ucapan terima kasih Prancis kepada pasukan beragama Islam yang turut berperang dan gugur melawan Jerman di Perang Dunia I. Diresmikan Tahun 1926 oleh Presiden Prancis Gaston Doumuerge dan Sultan Maroko, Moulay Youssef. Bukan hanya itu, masjid agung ini pun pernah memberikan akta lahir Muslim palsu untuk anak-anak Yahudi yang terancam keselamatannya oleh Nazi. Tercatat, setidaknya 1.600 orang Yahudi pernah berlindung di kompleks bangunan ini. Bagi saya, kisah kemanusiaan ini sangat indah.

Hampir satu tahun saya tidak menemukan masjid sebagaimana bangunan masjid pada umumnya. Di Jerman, mayoritas masjid adalah satu ruang khusus untuk shalat. Tempatnya bisa hanya satu sudut di apartemen atau hanya serupa ruang serbaguna. Jadi, saat ke mari, ada semacam perasaan magis ketika menyusuri lorong dan masuk ke ruang-ruang di La Grande Mosquée de Paris. Saya bahkan sempat meyakini, masjid ini adalah versi mini dari bangunan istana yang megah.

Masjid Al-Qarawiyyin di Fez, Maroko menjadi inspirasi bangunan menaranya. Detail cantiknya pun disebut replika dari Alhambra di Spanyol, lengkap dengan desain taman di tengah. Ornamennya juga tidak biasa saja.

Batu-batu mozaik menghiasi setiap dinding di segala sisi, sampai batu marbel dari Turki pun didatangkan untuk mempercantik masjid ini. Menyaksikan ini semua, saya seperti ingin mengubah ikon Paris dari menara Eiffel menjadi La Grande Mosquée de Paris saja.

(30)

SMP IBNU BATUTAH

Pendidikan adalah nadi perjuangan, karena merupakan jalan mencetak generasi baru yang kelak di pundaknya akan dititipkan masa depan bangsa ini. Mencetak penghafal alquran menjadi fokus SMP Ibnu Batutah. Sehingga harapannya nanti SMP Ibnu Batutah bisa memberikan kontribusi berupa generasi yang dekat dengan alquran.

Ada cara-cara yang bisa diupayakan untuk mengajarkan anak kita alquran, antara lain mengantarkannya ke halaqoh, memasukkannya ke pesantren quran, juga memfasilitasinya menghafal quran. Ketika

anak-anak sedang duduk untuk belajar dan menghafalkan alquran, sesungguhnya pahalanya juga mengalir kepada orang tuanya.

Namun jika belum dapat menghafal alquran maka ada cara lain yang bisa membuat kita melangkah bersama penghafal alquran, yaitu menginfaqkan harta untuk membiayai orang-orang yang sedang menghafalkan alquran. Terlebih jika mampu menggabungkan dua kebaikkan ini, menghafal alquran dan menginfakkan harta untuk penghafal alquran.

Apa kata mereka yang sedang menghafalkan quran?

Ikhtiar Mencari Keberkahan

Alhamdulillah hari demi hari saya jalani di SMP Ibnu Batutah.

Banyak hikmah yang saya dapatkan mulai dari menjalin tali ukhuwah dengan saudara se-Islam yang berbeda latar belakang hingga menahan kantuk saat menghafal Alqur’an. Di SMP Ibnu Batutah menghafal Alqur’an sangat kondusif karena lingkungan sekitar sangat mendukung prosesnya. Maka saya berjuang dengan maksimal hingga hafalan saya selesai 30 juz. Alhamdulillah dengan istiqomah setor hafalan per hari 3 sampai 5 halaman, akhirnya 30 juz sudah saya selesaikan.

(Himmah, Santri asal Pasuruan)

Mahkota Untuk Kedua Orangtua

Menjadi santri penghafal alquran di SMP Ibnu Batutah adalah anugerah bagi saya. Dorongan kuat bagi saya adalah mempersembahkan mahkota untuk kedua orangtua di syurga nanti.

Saya sering berfikir bahwa menghafal Qur’an itu sulit. Namun di SMP Ibnu Batutah diajarkan bahwa menghafal alquran itu mudah, yang membuatnya sulit itu adalah diri kita sendiri. Alhamdulillah saya sudah menyelesaikan hafalan sebanyak 30 juz.

(M. Gufronul Halim, Santri asal Pasuruan)

(31)

Aku tak Ingin Pulang

Rasa rindu, jenuh, ingin pulang adalah rasa yang harus saya alami tanpa bisa dihindari. Seiring berjalannya waktu, rasa itu bisa teratasi dengan motivasi dari ustadz/ustadzah. Setelah bisa menata diri, ada rasa syukur karena Allah telah menakdirkan saya menjadi penghafal alquran. Untuk menuntut ilmu butuh perjuangan dan pengorbanan.

Alhamdulillah perjuanganku membawa hikmah. Aku sudah menyelesaikan 30 juz.

(Uwais Al Qorni, Santri asal Ngawi)

Sebaik-baik Penolong adalah Allah

Jujur di awal masuk di SMP Ibnu Batutah, saya ragu untuk bisa menjadi penghafal alquran. Di tengah keterbatasan yang saya miliki, menjadi yatim piatu sejak kecil rasanya mustahil bisa selesai 30 juz.

Saya mencoba luruskan niat dan berjuang untuk tidak menyerah.

Dengan pertolongan dari Allah akhirnya saya bisa menyetorkan hafalan sebanyak 18 juz.

(Adinda Hernasari, Santri asal Madiun)

Pada tahun ajaran 2019/2020 terdaftar 128 siswa. Sebanyak 72 siswa di antaranya adalah santri yatim dhuafa. Kebutuhan mereka sebesar Rp1.050.000 per bulan. Jumlah tersebut meliputi biaya asrama (termasuk makan) Rp600.000 dan SPP sekolah serta pesantren Rp450.000.

Informasi mengenai program Orang Tua Asuh Penghafal Quran dapat menghubungi Juli Susanti - 0813 3518 9576. Rekening partisipasi:

Bank Syariah Mandiri 708 2604 191 BCA 5200 2424 00

Kode donasi -08, contoh: Rp500.008

Mewujudkan Mimpi dan

Cita-Cita Penghafal Alqur’an

SMP IBNU BATUTAH

(32)

World Economic Forum menyebut bisnis sebagai salah satu pekerjaan yang paling diminati di abad ini. Begitu juga yang terjadi dengan Fahmi Anggriawan, ia tertarik untuk menekuni dunia wirausaha semenjak mahasiswa. Alumni Fakultas Hukum Universitas Surabaya ini telah mencoba berbagai macam model bisnis, seperti sablon, kurma, hingga tour and travels yang banyak gagalnya. Bahkan, putra Medan tersebut harus bersabar menahan cobaan selama dua tahun, hingga pertolongan Allah datang.

Sesungguhnya di setiap kesulitan pasti ada kemudahan.

Kini di usia yang relatif muda, Fahmi telah memiliki sebuah perusahaan holding company yang bergerak di bidang Food and Baverages.

Total ada 4 perusahaan yang dibawahinya, salah satunya adalah Harbin Bakery. Pemuda berusia 30 tahun itu memang telah melihat potensi yang luar biasa besar di bidang bisnis roti. Karena hari ini, roti menjelma menjadi kebutuhan utama umat Islam. Seperti untuk hajatan, nikahan, kondangan, hingga pengajian. “Di Surabaya, hampir 80% market share roti adalah muslim, namun kebanyakan perusahaan penyuplai justru dari non muslim,”

terangnya.

Fahmi Anggriawan:

Bisnis dari Umat untuk Umat

Visinya adalah menopang kebangkitan ekonomi umat Islam. Harbin Bakery pertama kali produksi di tahun 2017 dan brandnya pun terinspirasi dari filosofi yang berkembang di Eropa yang bermakna pejuang muda.

“Mayoritas pegawai kami direkrut dari remaja masjid yang akhlaknya baik. Kami juga melibatkan masyarakat kampung untuk membantu packing roti, ketika orderan banyak,” ungkapnya.

Harbin Bakery terus berupaya menjadikan dirinya bisnis dari umat untuk umat. Total ada lebih dari 50 varian roti premium ciri dari beberapa negara dapat dinikmati dengan harga terjangkau. Ini seperti pesan agar umat Islam tidak ragu dan malu untuk belanja produk buatan muslim. Harbin juga bekerja sama dengan LMI, ada sedekah bagi mereka yang membutuhkan setiap transaksi dengan bisnis milik Fahmi.

“Bisnis itu, bagi saya yang paling penting adalah menjaga kepercayaan. Ditambah usaha dan tawakkal, memberikan kualitas terbaik untuk pelanggan. Sabar bila cobaan datang, karena janji Allah itu nyata. Apapun peran kita, mari sama-sama menjadi bagian dari kebangkitan ekonomi umat dengan belanja produk buatan muslim,” pungkasnya. (Wahyu)

MITRA BERBAGI

Tim redaksi memohon maaf atas kekeliruan penulisan pada Rubrik Muzakki edisi Januari 2020. Prayogo Kurnia adalah ketua OSIS SMAN 4 Surabaya, bukan SMAN 6 Surabaya.

(33)

Dibesarkan dari keluarga yang sangat sederhana, tidak membuat Apri Prakoso menjadi sosok yang biasa-biasa saja. Sejak duduk di bangku sekolah, sudah banyak prestasi yang dia dulang. Anak ke-2 dari 4 bersaudara ini mempunyai keinginan yang besar untuk menjadi orang sukses, hingga dapat mengangkat derajat orang tuanya.

Pemuda yang kini menjadi mahasiswa di Universitas Ali Nuaimy Jakarta Selatan ini telah menjadi binaan Laznas LMI sejak bersekolah di SMKIT Nurul Fikri Trenggalek. “Saya bersyukur mendapat mendampingan dari Laznas LMI, dan mendapatkan kepercayaan sebagai penerima beasiswa pintar selama ini,”

ungkapnya.

Walau tinggal jauh dengan keluarga, pemuda 22 tahun ini tetap bersemangat untuk membanggakan kedua orang tuanya.

Sang ayah saat ini bekerja sebagai penjahit di Bali dan ibunya seorang ibu rumah tangga yang tinggal di Kediri bersama dua adiknya.

Demi memaksimalkan tekadnya, Apri punya keinginan yang cukup kuat untuk bersekolah sekaligus menambah hafalan alquran. Selain menghafal alquran, mahasiswa jurusan Hukum Ekonomi Syariah ini juga aktif di kegiatan kampus dan mendapat amanah menjadi Kabid

Tarbiyah BEM Nuaimy. Apri begitu ingin dirinya lebih bermanfaat untuk orang lain, terlebih bagi orang-orang di sekelilingnya.

Energi berbaginya ada di manapun ia berada. Selama tahun 2019 lalu, saat masuk semester 7 dan 8, Apri melakukan pengabdian masyarakat di pelosok Mentawai, Sumatera Barat. Lokasi tepatnya berada di daerah Tua Pejat, Kecamatan Sipora Utara, Kabupaten Kepulauan Mentawai. Selama pengabdian satu tahun penuh itu, ia dan mahasiswa lainnya mendirikan Rumah Qur’an di daerah tersebut.

Saat ini, padepokan itu sudah mendidik lebih dari 100 santri. Selain itu, tempat belajar quran juga menjadi tempat untuk mengisi kajian ibu-ibu dan bapak-bapak. Bahkan, Apri pun aktif memakmurkan masjid setempat, menjadi khotib Salat Jumat, serta mengajar di sekolah- sekolah di desa sekitarnya.

“Alhamdulillah, Allah menguatkan saya dalam mengabdi untuk keluarga, agama, dan negeri ini. Terima kasih kepada para donatur Laznas LMI yang telah banyak membantu dalam mewujudkan niat saya. Semoga keberadaan Laznas LMI menjadi keberkahan bagi kita semua dan seluruh masyarakat di Indonesia,” pungkasnya. (Yuni/Nov)

Mandiri sejak dini

hingga menjadi siswa berprestasi

Muhammad Ian Shodaqta Syahputra

Apri Prakoso:

Bertekad Mengabdi untuk Negeri

MUSTAHIK

Referensi

Dokumen terkait

semua anak-anak telah berkeluarga, kedua anak laki-laki tersebut merupakan tamatan sarjana dan telah mempunyai kehidupan yang cukup dan terpenuhi, sedangkan anak perempuan bukan

Dimensi jangkauan mempertanyakan tentang sejauh manakah kesulitan akan menjangkau bagian-bagian lain dari kehidupan individu (Stoltz, 2005: 158). Respon-respon dengan

Bukti yang ada dewasa ini juga mendukung menyikat gigi dengan pasta gigi berflorida sebelum tidur pada malam hari karena perlindungan tambahan yang diberikannya untuk waktu yang

Sesuai dengan rangkuman hasil analisis korelasi parsial antara variabel bebas dengan variabel terikat seperti disajikan pada Tabel 2 diketahui harga koefisien korelasi murni

Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa Tempat dan Pemberian informasi pelaksanaan informed consent dilakukan diruangan mana saja yang kondusif dan tidak bising,

Dalam budi- daya terpadu ikan bandeng dan ayam buras dengan tipe kandang terapung diharapkan kontribusi dan distribusi unsur hara dari kotoran ayam sebagai penyedia pakan

Dari hasil survei mayoritas faktor – faktor yang membentuk persepsi petani terhadap peran kelompok tani adalah pendidikan formal dan termasuk dalam kategori

Secara teoritis, peningkatan produksi buah/ tandan pada kelapa DMT S3-32 dan DMT S3-55 dapat dilakukan secara langsung melalui karakter tinggi batang karena dari