• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PERSEPSI KUALITAS DAN CITRA MEREK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN MINYAK KARO (Studi Pada Konsumen Minyak Karo Kemkem di Kabupaten Karo)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENGARUH PERSEPSI KUALITAS DAN CITRA MEREK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN MINYAK KARO (Studi Pada Konsumen Minyak Karo Kemkem di Kabupaten Karo)"

Copied!
144
0
0

Teks penuh

(1)PENGARUH PERSEPSI KUALITAS DAN CITRA MEREK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN MINYAK KARO (Studi Pada Konsumen Minyak Karo Kemkem di Kabupaten Karo). SKRIPSI. Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Pada Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara Disusun Oleh: DITA JULIANA TARIGAN PAKPAK 150907147. PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI BISNIS FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2021. Universitas Sumatera Utara.

(2) Universitas Sumatera Utara.

(3) Universitas Sumatera Utara.

(4) Universitas Sumatera Utara.

(5) ABSTRAK PENGARUH PERSEPSI KUALITAS DAN CITRA MEREK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN MINYAK KARO (Studi Pada Konsumen Minyak Karo Kemkem Di Kabupaten Karo) Nama NIM Program Studi Fakultas Dosen Pembimbing. : Dita Juliana Tarigan PakPak : 150907147 : Ilmu Administrasi Bisnis : Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik : Faisal Eriza, S.Sos, MSP. Perkembangan teknologi informasi dewasa ini telah mencapai tingkat yang sangat mengagumkan. Perkembangan teknologi informasi sudah memasuki setiap bidang termasuk bidang kesehatan. Meskipun perkembangan teknologi di bidang kesehatan maju, banyak masyarakat lebih memilih menggunakan pengobatan tradisional. Salah satu pengobatan tradisional yang digunakan yaitu penggunaan Minyak Karo. Masyarakat yang memutuskan membeli Minyak Karo pasti sudah mempertimbangkan kualitas dan citra merek produk tersebut.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh persepsi kualitas dan citra merek terhadap keputusan pembelian Minyak Karo Kemkem di Kabupaten Karo. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian asosiatif dengan pendekatan kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh masyarakat Kabupaten Karo yang pernah menggunakan Minyak Karo Kemkem. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini ada 2 yaitu Purposive Sampling dan Snowball Sampling. Jumlah responden yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 96 orang responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi kualitas dan citra merek berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian Minyak Karo Kemkem. Didapatkan nilai thitung sebesar 9,815> ttabel sebesar 1,661 pada variabel persepsi kualitas dan thitung sebesar 4,739> ttabel sebesar 1,661 pada variabel citra merek. Berdasarkan uji F, nilai Fhitung (95,355) > Ftabel (3,09) atau nilai sig (0,000)<0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa persepsi kualitas dan citra merek secara bersamaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian Minyak Karo Kemkem. Nilai koefisien R (R Square) diperoleh sebesar 0,672 yang berarti persepsi kualitas dan citra merek memberi kontribusi sebesar 67,2% terhadap keputusan pembelian sedangkan 32,8% lagi dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dalam penelitian ini. Kata Kunci: Persepsi Kualitas, Citra Merek, Keputusan Pembelian, Minyak Karo.. i Universitas Sumatera Utara.

(6) ABSTRACT THE EFFECTS OF PERCEIVED QUALITY AND BRAND IMAGE TO THE DECISIONS TO BUY OF KARO OIL (Study On Customers Kemkem Karo Oil At Karo District) Name Student ID Number Department Faculty Supervisor. : Dita Juliana Tarigan PakPak : 150907147 : Bussiness Administration : Social and Political Sciences : Faisal Eriza, S.Sos, MSP. The development of information technology now has reached a very impressive. The development of information technology has entered every sector including the health sector. Although the advancement of technology in the health sector is developing , many people prefer to use traditional medicine. One of the traditional treatments used is Karo Oil. Public who decide to buy Karo Oil must have considered the quality and brand image of the product. This research aims to knowing the effect of perceived quality and brand image on the decision to buy of Kemkem Karo Oil. The research method used is an associative research method with a quantitative approach. The population in this study were all the public of Karo District who had used Kemkem Karo Oil. The sampling technique in this research is Purposive Sampling and Snowball Sampling. The total of respondents used in this study were 96 respondents. The results showed the perceived of quality and brand image had a positive and significant effect on the decisions to buy of Kemkem Karo Oil. Perceived of quality get the value of tcount 9,815 > ttable 1,661 and brand image get the value of tcount 4,739 > ttable 1,661. The value of Fcount (95,355) > Ftable (3,09) or sig (0,000)<0,05. So the concluded is perceived of quality and brand image influence positive and significant on the decisions to buy. The value of adjusted R (R Square) is 0,672 which means perceived of quality and brand image have integrated contribution 67,2% to decisions to buy of Kemkem Karo Oil. The rest 32,8% is affected by other factors excluded from the research.. Keywords: Perceived of Quality, Brand Image, Decisions to Buy, Karo Oil.. ii Universitas Sumatera Utara.

(7) KATA PENGANTAR. Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa yang telah melimpahkan berkat dan kasih-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Pengaruh Persepsi Kualitas dan Citra Merek Terhadap Keputusan Pembelian Minyak Karo (Studi Pada Konsumen Minyak Karo Kemkem di Kabupaten Karo)”. Skripsi ini merupakan karya yang penulis tuntaskan guna memenuhi persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana pada Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis (S.AB), Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara. Skripsi ini penulis persembahkan teristimewa kepada kedua orang tua penulis, Bapak tercinta EbenEzer Tarigan PakPak dan Mama terkasih Sarah Surbakti. Terimakasih selalu menjadi semangat dan motivasi hidup penulis, memberikan kasih sayang, doa dan memberikan dukungan moril maupun materil kepada penulis. Semoga Bapak dan Mama selalu panjang umur dan sehat selalu untuk dapat mendampingi penulis dalam setiap kondisi. Penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis dengan segala kerendahan hati ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1.. Bapak Dr. Muryanto Amin, S.Sos, M.Si sebagai Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.. 2.. Bapak Prof. Dr. Marlon Sihombing, MA sebagai Ketua Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.. iii Universitas Sumatera Utara.

(8) 3.. Ibu Dr. Beti Nasution, M.Si sebagai Sekretaris Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis.. 4.. Bapak Faisal Eriza, S.Sos, MSP sebagai Dosen Pembimbing penulis yang telah bersedia meluangkan banyak waktu untuk memberikan arahan, bimbingan dan motivasi kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.. 5.. Ibu Feby Aulia Safrin, S.AB, MA sebagai Dosen Penguji penulis yang telah memberikan masukkan dalam penyelesaian skripsi ini.. 6.. Seluruh Dosen Ilmu Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara yang telah membimbing dan memberikan ilmunya kepada penulis selama masa perkuliahan.. 7.. Kak Siswati Saragi, S.Sos, M.SP dan Bang Farid, SH selaku Bagian Administrasi Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara atas kebaikan hatinya, kesabarannya, dukungannya, yang telah banyak membantu penulis dan mengurus. dan. melengkapi. berkas-berkas. yang. diperlukan. dalam. penyusunan skripsi dan selama proses perkuliahan. 8.. Kepada ketiga adik penulis Jona Febriandi Tarigan PakPak, Eykel Haganta Tarigan PakPak, dan Pinelka Pascani Tarigan PakPak yang selalu memberikan semangat serta mendoakan penulis selama menyelesaikan skripsi ini.. 9.. Seluruh keluarga besar penulis yang selalu memberikan kasih sayang, motivasi dan memberikan dukungan moril maupun materil kepada penulis.. 10.. Untuk sahabat penulis Ade Putri Ayu Purba (sane) dan Sepria Saragih. iv Universitas Sumatera Utara.

(9) (edak), Redia, Invianna, Rika, dan Vina yang selalu mendampingi selama perkuliahan dan pengerjaan skripsi ini, Kak Memori dan Bang Indra Purba yang selalu menyemangati dan mendoakan penulis. 11.. Seluruh keluarga besar UKM KMK UP PEMA FISIP USU (TIMPEL Periode 2019, TPP Periode 2020, KK Amare, KK Adita Elzahra dan KK Ezra To Salvatore) yang selalu mendoakan, memberikan semangat dan wadah keluarga selama menjalani proses perkuliahan.. 12.. Seluruh teman-teman seperjuangan dalam Ilmu Administrasi Bisnis Stambuk 2015 yang tidak dapat disebutkan satu per satu, terima kasih untuk setiap kebersamaan selama perkuliahan.. 13.. Seluruh responden yang telah bersedia membantu dan mendukung penulis dalam pengumpulan data yang berkaitan dengan skripsi ini.. 14.. Dan kepada semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu yang telah membantu dan memberikan dukungan selama proses penulisan skripsi ini sampai dengan selesai. Penulis menyadari bahwa dalam skripsi ini masih terdapat kekurangan dan. jauh dari kata sempurna. Untuk itu, penulis mengaharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun sehingga dapat memberikan manfaat dan dorongan bagi peningkatan kemampuan penulis di masa yang akan datang. Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi yang membacanya. Terimakasih.. Medan, Januari 2021 Penulis,. Dita Juliana Tarigan. v Universitas Sumatera Utara.

(10) DAFTAR ISI. ABSTRAK ................................................................................................................i ABSTRACT ...............................................................................................................ii KATA PENGANTAR ..............................................................................................iii DAFTAR ISI .............................................................................................................vi DAFTAR TABEL.....................................................................................................viii DAFTAR GAMBAR ................................................................................................x BAB I PENDAHULUAN .........................................................................................1 1.1 Latar Belakang..................................................................................................1 1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................8 1.3 Tujuan Penelitian ..............................................................................................9 1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................................9 BAB II KERANGKA TEORI .................................................................................11 2.1 Persepsi Kualitas ..............................................................................................11 2.1.1 Pengertian Persepsi ....................................................................................11 2.1.2 Pengertian Persepsi Kualitas......................................................................11 2.1.3 Faktor Yang Mempengaruhi Membangun Persepsi Kualitas ....................12 2.1.4 Indikator Persepsi Kualitas ........................................................................14 2.2 Citra Merek.......................................................................................................15 2.2.1 Pengertian Merek .......................................................................................15 2.2.2 Pengertian Citra Merek ..............................................................................17 2.3 Keputusan Pembelian .......................................................................................22 2.3.1 Pengertian Keputusan Pembelian ..............................................................22 2.3.2 Peranan Keputusan Pembelian...................................................................23 2.3.3 Tahap – Tahap Keputusan Pembelian .......................................................23 2.3.4 Faktor–Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian ......................26 2.3.5 Indikator Keputusan Pembelian .................................................................27 2.4 Penelitian Terdahulu.........................................................................................28 2.5 Kerangka Berpikir ............................................................................................30 BAB III METODE PENELITIAN .........................................................................32 3.1 Jenis Penelitian .................................................................................................32 3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................................32. vi Universitas Sumatera Utara.

(11) 3.3 Populasi dan Sampel Penelitian........................................................................32 3.3.1 Populasi Penelitian.....................................................................................32 3.3.2 Sampel Penelitian ......................................................................................32 3.4 Hipotesis Penelitian ..........................................................................................35 3.5 Definisi Konsep ................................................................................................35 3.6 Definisi Operasional .........................................................................................37 3.7 Teknik Pengumpulan Data ...............................................................................38 3.8 Skala Pengukuran Variabel ..............................................................................39 3.9 Teknik Analisis Data ........................................................................................40 3.9.1 Uji Instrumen .............................................................................................40 3.9.2 Uji Asumsi Klasik ......................................................................................42 3.9.3 Uji Regresi Linear Berganda .....................................................................43 3.9.4 Uji Hipotesis ..............................................................................................44 3.9.5 Uji Determinasi (R2) .................................................................................46 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN..................................................................47 4.1 Gambaran Umum Perusahaan ..........................................................................47 4.2 Penyajian Data ..................................................................................................48 4.2.1 Deskripsi Identitas Responden...................................................................48 4.2.2 Distribusi Jawaban Responden ..................................................................51 4.3 Analisis Data ....................................................................................................64 4.3.1 Uji Instrument ............................................................................................64 4.3.2 Uji Asumsi Klasik ......................................................................................68 4.3.3 Analisis Regresi Linear Berganda .............................................................74 4.3.4 Uji Hipotesis ..............................................................................................75 4.3.5 Uji Determinasi (R2) ..................................................................................78 4.4 Pembahasan ......................................................................................................79 BAB V PENUTUP ....................................................................................................87 5.1 Kesimpulan .......................................................................................................87 5.2 Saran .................................................................................................................88 DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................90 LAMPIRAN DOKUMENTASI. vii Universitas Sumatera Utara.

(12) DAFTAR TABEL. Halaman Tabel 3.1 Tabel 3.2 Tabel 4.1 Tabel 4.2 Tabel 4.3 Tabel 4.4 Tabel 4.5 Tabel 4.6 Tabel 4.7 Tabel 4.8 Tabel 4.9 Tabel 4.10 Tabel 4.11 Tabel 4.12 Tabel 4.13 Tabel 4.14 Tabel 4.15 Tabel 4.16 Tabel 4.17 Tabel 4.18 Tabel 4.19 Tabel 4.20 Tabel 4.21 Tabel 4.22 Tabel 4.23. Defenisi Operasional ......................................................................37 Instrumen Skala Likert ...................................................................40 Identitas Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ...........................49 Identitas Responden Berdasarkan Usia ..........................................49 Identitas Responden Berdasarkan Pekerjaan ..................................50 Jawaban Responden Tentang Minyak Karo Kemkem Memiliki Khasiat Dan Manfaat Yang Tinggi .................................................51 Jawaban Responden Tentang Minyak Karo Kemkem Memiliki Pelayanan Penjualan Yang Baik ....................................................52 Jawaban Responden Tentang Daya Simpan Minyak Karo Kemkem Yang Tahan Lama ..........................................................................52 Jawaban Responden Tentang Kualitas Dan Khasiat Minyak Karo Kemkem Tidak Berubah Dari Waktu Ke Waktu ...........................53 Jawaban Responden Tentang Minyak Karo Kemkem Memiliki Tipe Yang Berbeda Sesuai Kebutuhan Konsumen ........................54 Jawaban Responden Tentang Kualitas Dan Khasiat Minyak Karo Kemkem Sesuai Dengan Yang Ditawarkan ...................................54 Jawaban Responden Tentang Kepuasan Dalam Penggunaan Minyak Karo Kemkem ...................................................................55 Jawaban Responden Tentang Minyak Karo Kemkem Aman Digunakan Karena Menggunakan Bahan Alami............................56 Jawaban Responden Tentang Minyak Karo Kemkem Memiliki Harga Yang Terjangkau .................................................................57 Jawaban Responden Tentang Minyak Karo Kemkem Memiliki Reputasi Merek Yang Sangat Baik Dimata Konsumen .................57 Jawaban Responden Tentang Minyak Karo Kemkem Sebagai Merek Minyak Karo Favorit ..........................................................58 Jawaban Responden Tentang Ciri Khas Atau Simbol Minyak Karo Kemkem Mudah Dikenali ..............................................................59 Jawaban Responden Tentang Adanya Kebutuhan Untuk Membeli Minyak Karo Kemkem...................................................................60 Jawaban Responden Tentang Pencarian Informasi Mengenai Minyak Karo Kemkem Sebelum Memutuskan Untuk Membeli ...60 Jawaban Responden Tentang Keputusan Pembelian Minyak Karo Kemkem Setelah Membandingkannya Dengan Minyak Karo Lain61 Jawaban Responden Tentang Kepuasan Akan Kualitas Dan Khasiat Minyak Karo Kemkem .....................................................62 Jawaban Responden Tentang Pembelian Minyak Karo Kemkem Secara Terus-Menerus Atau Berulang-Ulang ................................62 Jawaban Responden Tentang Akan Mempromosikan Minyak Karo Kemkem Kepada Orang Lain.........................................................63 Hasil Uji Validitas Variabel Persepsi Kualitas (X1) ......................65 Hasil Uji Validitas Variabel Citra Merek (X2) ..............................65 viii Universitas Sumatera Utara.

(13) Tabel 4.24 Tabel 4.25 Tabel 4.26 Tabel 4.27 Tabel 4.28 Tabel 4.29 Tabel 4.30 Tabel 4.31 Tabel 4.32 Tabel 4.33. Hasil Uji Validitas Variabel Keputusan Pembelian (Y) ................66 Uji Reliabilitas Variabel Persepsi Kualitas ....................................67 Uji Reliabilitas Variabel Citra Merek ............................................67 Uji Reliabilitas Variabel Keputusan Pembelian .............................68 Hasil Uji Normalitas Kolmogrov Smirnov (K-S) ...........................69 Hasil Uji Multikolinearitas .............................................................72 Hasil Uji Regresi Linear Berganda ................................................74 Hasil Uji Parsial (Uji T) .................................................................76 Hasil Uji Simultan (Uji F) ..............................................................78 Hasil Uji Determinasi (R2) .............................................................78. ix Universitas Sumatera Utara.

(14) DAFTAR GAMBAR. Halaman Gambar 2.1 Gambar 2.2 Gambar 3.1 Gambar 4.1 Gambar 4.2 Gambar 4.3. Proses Keputusan Pembelian Konsumen .......................................24 Kerangka Berpikir ..........................................................................31 Teknik Snowball Sampling .............................................................34 Hasil Uji Normalitas Analisis Grafik Histogram ...........................70 Hasil Uji Normalitas Grafik P-Plot ................................................71 Hasil Uji Heterokedastisitas ...........................................................73. x Universitas Sumatera Utara.

(15) BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi. informasi dewasa ini telah mencapai tingkat. yang sangat mengagumkan. Perkembangannya memberikan pengaruh yang besar dan cepat dalam kehidupan manusia. Perkembangan teknologi informasi saat ini sudah mulai merambah ke berbagai bidang kehidupan dan tidak dapat dipungkiri bahwa teknologi memberikan dampak yang besar bagi manusia seperti pada bidang pendidikan, komunikasi, transportasi, ekonomi, industri dan lain-lain. Kesehatan merupakan salah satu bidang yang terkena imbas perkembangan teknologi informasi.. Ada beberapa contoh kemajuan teknologi informasi di. bidang kesehatan seperti m-Health, aplikasi atau perangkat lunak untuk menganalisis sebuah penyakit serta mengatasi dan mengobati beberapa penyakit, aplikasi yang memudahkan masyarakat untuk berkomunikasi dengan dengan para medis tanpa berjumpa langsung (tele-consultation), mencari dan mendapatkan informasi mengenai obat-obatan (tele-medichine), memperoleh transmisi gambar radiologi seperti MRI, CT, dan rontgen tanpa berhadapan langsung dengan para medis (tele-radiology). Meskipun perkembangan teknologi di bidang kesehatan berkembang pesat, banyak masyarakat lebih memilih untuk melakukan pengobatan tradisional daripada pengobatan modern serta menerapkan gaya hidup sehat yang alami. Hal ini dikarenakan banyak masyarakat percaya bahwa produk alami atau herbal tidak memberikan dampak negatif pada kesehatan karena tidak mengandung bahan. 1 Universitas Sumatera Utara.

(16) 2. kimia yang berbahaya bagi kesehatan. Selain itu, konsep back to nature semakin berkembang dan populer dalam kehidupan masyarakat. Konsep back to nature merupakan slogan yang berarti “kembali ke alam”. Slogan atau ajakan ini berguna untuk mengingatkan manusia agar memanfaatkan alam secara bijaksana, merawat, memeliharanya dari kerusakan. Konsep ini juga berlaku dalam penggunaan obat atau pengobatan tradisional. Ditengah-tengah perkembangan berbagai penyakit yang semakin serius serta banyaknya dampak negatif dari penggunaan obat-obat dan pengobatan modern (Arief 2016) sehingga begitu banyak produk dan teknik pengobatan alami yang semakin berkembang. Ada begitu banyak produk dan teknik pengobatan tradisional atau alami yang berkembang di Indonesia. Ada berbagai macam teknik pengobatan tradisional di Indonesia seperti pijat atau urut, pijat tunanetra, gurah, naturophaty, ayuverda, SPA (Sehat Pakai Air), terapi reiki, bekam, dan sebagainya. Adapun obat tradisional yang berkembang dan masih dikonsumsi masyarakat Indonesia adalah jamu, minyak pijat atau urut, dan lain sebagainya. Di Indonesia ada berbagai perusahaan yang fokus untuk memproduksi obat-obatan herbal seperti Sido Muncul, Nyonya Meneer, Jamu Jago, Jamu Iboe, Jamu Air Mancur, PT. Tamba Waras (Minyak Kutus-Kutus) dan sebagainya. Penggunaan obat herbal di Indonesia sudah mendarah sejak nenek moyang dengan penggunaan jamu. Di Indonesia pasar obat herbal mencapai peningkatan Rp 7,2 triliun pada tahun 2008, meningkat menjadi Rp 13 triliun pada tahun 2012 dan terus menunjukkan peningkatan positif pada akhir tahun 2017. Ini membuktikan bahwa keberadaan teknik pengobatan dan obat tradisional di Indonesia masih kuat. Apalagi didukung dengan keadaan atau sumber daya alam Indonesia yang kaya akan rempah-rempah. Universitas Sumatera Utara.

(17) 3. sehingga sangat mudah bagi peracik obat tradisional untuk menciptakan obat tradisional yang kaya akan manfaat serta jauh dari efek samping. Sehingga banyak masyarakat Indonesia yang masih menggunakan dan percaya akan pengobatan atau obat tradisional. Salah satu masyarakat yang masih melakukan pengobatan secara alami atau herbal adalah masyarakat Suku Karo. Data mengenai pengobatan tradisional Karo yang tercatat di BPS Kabupaten Karo tahun 2006 berjumlah 272 buah. Jenis pengobatan tradisional tersebut antara lain dukun bayi terlatih sebanyak 35 orang, dukun bayi belum terlatih sebanyak 31 orang, dukun patah tulang sebanyak 45 orang dan tukang pijit sebanyak 161 orang. Berdasarkan data tersebut analisis awal menunjukkan bahwa masih banyak pengobatan tradisional Karo yang tidak terdata ataupun tidak terdaftar oleh Dinas Kesehatan. Masyarakat Suku Karo memiliki ramuan tradisional yang berasal dari tanaman herbal berkhasiat yang diolah menjadi ramuan yang manfaatnya sangat dikenal khalayak ramai yaitu minyak karo. Minyak karo adalah minyak tradisional dengan bau yang khas buatan Suku Karo yang diramu secara tradisional dan sudah sangat dikenal karena manfaatnya serta digunakan sejak lama dikalangan masyarakat Sumatera Utara. Orang Karo sendiri minyak ini disebut minyak pengalun yang artinya “minyak urut/pijat” karena cara pemakaiannya dengan cara diusap atau dipijit. Minyak ini 100 % alami dan memiliki daya simpan yang lama meskipun tanpa bahan kimia. Besarnya manfaat yang diperoleh dari menggunakan minyak karo sehingga sampai sekarang orang Karo tidak pernah bisa lepas dari menggunakan minyak ini. Bahkan orang-orang Karo yang merantau ke kota lain biasanya selalu membawa minyak karo ketika mereka pulang kampung atau sengaja menitip. Universitas Sumatera Utara.

(18) 4. kepada saudara yang berada di kampung. Hampir di setiap rumah orang Karo pasti memiliki minyak karo sebagai obat andalan keluarga terutama ketika mengalami tidak enak badan, terkilir, pegal linu, masuk angin, luka karena jatuh atau tersayat, gatal- gatal karena alergi atau digigit serangga. Orang Karo juga tidak segan berbagi minyak ini kepada tetangga atau saudara yang membutuhkannya. Hal ini menjadi salah satu promosi yang baik dan tidak sengaja sehingga menjadikan minyak karo terkenal di luar kalangan Suku Karo sendiri. Penggunaannya cukup dioleskan ke bagian yang sakit atau ke seluruh tubuh. Minyak karo cocok digunakan untuk semua usia, dari orang tua hingga anak-anak. Bahkan ibu-ibu yang memiliki anak bayi lebih memilih menggunakan Minyak karo daripada minyak telon atau baby oil karena lebih unggul khasiatnya. Minyak ini dipercaya dapat menguatkan tulang dan otot bayi sehingga bayi dapat tumbuh sehat, kuat, dan lincah serta tidak gampang digigit nyamuk dan masuk angin. Minyak karo semakin populer di kalangan masyarakat Suku Karo. Tidak hanya di kalangan masyarakat Suku Karo, masyarakat pun semakin mengenal minyak karo sebagai pengobatan tradisional yang baik bagi kesehatan. Salah satu bukti yang menunjukkan kepopuleran minyak ini ketika atlet bulu tangkis Anthony Ginting mengalami kram otot saat pertandingan Bulu Tangkis di Asian Games ke-18. Saat itu media sosial dipenuhi postingan yang mengisyaratkan bahwa Anthony menggunakan minyak karo untuk mengatasi kram otot yang dialaminya. Minyak karo ini dibawa langsung oleh ibunda Anthony sendiri. (KOMPAS.com, 26 Agustus 2018). Hal tersebut dapat memperjelas bagaimana khasiat minyak karo itu sendiri. Meskipun bagi beberapa orang aroma minyak. Universitas Sumatera Utara.

(19) 5. karo kurang enak tapi karena khasiat dan manfaatnya minyak karo tetap digunakan. Minyak karo dibuat dengan bahan alami seperti rempah-rempah, akarakaran tumbuhan lain serta minyak kelapa. Minyak karo diracik oleh herbalis Karo dan orang- orang tertentu saja sehingga setiap kualitas minyak karo berbeda dan istimewa. Keberadaan potensi pengobatan alternative lokal ini patut disentuh oleh penanganan yang lebih ilmiah lagi agar dapat dikelola secara profesional. Penelitian secara ilmiah dan dibarengi dengan pengemasan yang semakin modern tentu akan dapat mendongkrak keberadaan minyak tradisional Karo ini menjadi lebih luas diterima di kalangan masyarakat, dan bukan mustahil jika keberadaan minyak ini dikelola secara lebih professional akan dapat menjadi salah satu brand image Tanah Karo yang dapat diterima luas oleh seluruh masyarakat dunia dan menjadi salah satu sumber devisa Negara Indonesia. (Kacaribu, 2018; Silaen F, 2018). Kepopuleran dan manfaat yang mujarab dari minyak karo membuat begitu banyak produk atau merek minyak karo yang dijual di pasar. Minyak karo yang dijual berbeda-beda merek dan produsennya. Ada berbagai macam merek minyak karo yang dijual dipasaran seperti Minyak Karo Cap Biawak, Minyak Karo Kemkem, Minyak Siam, Minyak Karo Laucih, Minyak Karo Ikatan Pencak Silat Elang Putih, dan masih banyak lagi. Ada minyak karo yang sudah memiliki izin untuk dijual dipasaran dan memiliki kemasan dan merek nya masing-masing. Setiap usaha yang menjual minyak karo berusaha agar minyak yang dijual dapat laku di pasaran, menarik perhatian konsumen dan masyarakat dapat merasakan manfaat terbaik dari minyak karo. Setiap usaha yang menjual minyak karo berusaha membuat minyak karo dengan kualitas yang terbaik sehingga merek. Universitas Sumatera Utara.

(20) 6. minyak karo tersebut dikenal baik oleh kalangan masyarakat luas. Kualitas dan merek yang baik dan terkenal dari minyak karo merupakan starategi pemasaran paling terbaik yang digunakan oleh usaha penjual minyak karo. Ketika kualitas dan merek sudah baik maka pelanggan minyak karo memutuskan untuk terus melakukan pembelian atas minyak karo tersebut. Keputusan pembelian konsumen sangat berpengaruh terhadap laba dari perusahaan. Ketika konsumen memutuskan untuk membeli produk tersebut dan merasakan manfaatnya dan melakukan pembelian berulang atas produk tersebut. Hal ini akan mempengaruhi tingkat penjualan dari perusahaan. Keputusan pembelian sangat berpengaruh bagi perusahaan. Itulah sebabnya sangat penting perusahaan mempelajari dan menganalisis perilaku konsumen terkhususnya dalam keputusan pembelian. Ketika perusahaan benar-benar memahami kebutuhan dan proses pembelian konsumen maka perusahaan dapat membangun strategi pemasaran yang efektif. Persepsi kualitas yang baik akan mempengaruhi keputusan pembelian konsumen atas produk. Persepsi kualitas mencerminkan perasaan pelanggan secara menyeluruh terhadap suatu produk. Pengaruh dari persepsi kualitas konsumen dapat digunakan perusahaan untuk mengukur sejauh mana produk tersebut dapat diterima di pasaran. Persepsi kualitas keseluruhan produk dapat menentukan nilai dari produk tersebut dan berpengaruh langsung kepada keputusan pembelian konsumen dan loyalitas konsumen terhadap merek (Durianto, 2004). Selanjutnya mengingat persepsi kualitas konsumen dapat diramalkan jika persepsi kualitasnya negatif maka produk tidak akan disukai dan tidak bertahan lama di pasaran. Sebaliknya, jika persepsi kualitasnya posisitf. Universitas Sumatera Utara.

(21) 7. maka produk akan disukai dan bertahan lama di pasaran. Persepsi adalah sebuah realitas yang mempengaruhi keputusan pembelian. Hal ini dinyatakan oleh Cleland dan Bruno dalam Simamora (2002) bahwa kualitas ada bila telah masuk ke dalam persepsi konsumen (quality only as is perceived by customers) yang berarti bila konsumen telah mempersepsikan kualitas sebuah produk sebagai bernilai rendah, maka kualitas produk itu rendah dan sebaliknya apapun kualitasnya. Maka disini persepsi menjadi lebih penting dari pada realitas karena konsumen membuat keputusannya berdasarkan persepsi bukan realitas. Ketika persepsi kualitas produk yang baik maka produk yan ditawarkan perusahaan akan dikenal atau diterima di pasaran dan bertahan lama sehingga keuntungan perusahaan pun tetap baik. Mempertahankan citra merek yang baik juga merupakan strategi yang efektif dalam menciptakan keputusan pembelian yang baik. Citra merek merupakan preferensi dan keyakinan terhadap merek. Konsumen yang memiliki citra positif. terhadap suatu merek, akan lebih memungkinkan melakukan. pembelian. Merek yang baik juga menjadi dasar untuk membangun citra perusahaan yang positif. Citra merek yang positif dan jelas akan lebih unggul dari pesaing lainnya. Selain itu, citra merek produk yang positif akan menguntungkan perusahaan karena secara tidak sadar konsumen akan merekomendasikan produk tersebut kepada orang lain. Sebaliknya image yang buruk tentang produk akan membuat konsumen menyebarkan informasi buruk tersebut kepada orang lain. Citra merek yang positif memberikan manfaat seperti sarana identifikasi bagi perusahaan, proteksi hokum pada merek, signal kualitas kepuasan pelanggan, sumber keunggulan kompetitif dan financial returns serta menciptakan kesan unik. Universitas Sumatera Utara.

(22) 8. diantara pesaing. Oleh sebab itu sangat penting bagi perusahaan untuk menciptakan dan mempertahankan citra merek positif di masyarakat. Salah satu usaha minyak karo yang cukup terkenal di kalangan masyarakat Suku Karo adalah Minyak Karo Kemkem. Minyak Karo Kemkem sudah ada sejak lama Sebagian orang tidak asing lagi dengan nama Kemkem. Banyak yang beranggapan bahwa Kemkem hanya klinik tradisional untuk patah tulang tapi nyatanya Kemkem juga memiliki produk yang lain yaiu minyak karo. Minyak karo ini cukup populer dan terbukti khasiatnya di kalangan masyarakat. Hal ini terlihat dari pembelian minyak ini yang banyak dan mudah didapatkan dipasaran. Minyak ini dapat ditemukan di pasar tradisional di Kabanjahe dan sekitarnya. Ada begitu banyak toko atau gerai yang menawarkan produk Minyak Karo Kemkem. Bahkan minyak ini sudah dijual di platform e-commerce seperti Shopee, Bukalapak, dan Tokopedia. Hal ini sudah cukup menjadi bukti bahwa minyak ini digemari oleh konsumen baik orang Karo sendiri atau masyarakat lainnya. Berdasarkan latar belakang yang telah dijabarkan diatas, maka saya sebagai penulis tertarik mengkaji dan meneliti lebih lanjut dalam bentuk penelitian dengan judul “Pengaruh Persepsi Kualitas dan Citra Merek Terhadap Keputusan Pembelian Minyak Karo (Studi Pada Konsumen Minyak Karo Kemkem di Kabupaten Karo).” 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana pengaruh persepsi kualitas terhadap keputusan pembelian. Universitas Sumatera Utara.

(23) 9. Minyak Karo Kemkem di Kabupaten Karo? 2. Bagaimana pengaruh citra merek terhadap keputusan pembelian Minyak Karo Kemkem di Kabupaten Karo? 3. Bagaimana pengaruh persepsi kualitas dan citra merek terhadap keputusan pembelian Minyak Karo Kemkem di Kabupaten Karo? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh persepsi kualitas terhadap keputusan pembelian Minyak Karo Kemkem di Kabupaten Karo. 2. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh citra merek terhadap keputusan pembelian Minyak Karo Kemkem di Kabupaten Karo. 3. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh persepsi kualitas dan citra merek terhadap keputusan pembelian Minyak Karo Kemkem di Kabupaten Karo. 1.4 Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi Peneliti Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pemahaman peneliti terhadap masalah yang akan diteliti serta melatih peneliti untuk menerapkan teori yang sudah diperoleh di bangku perkuliahan. 2. Bagi Perusahaan Penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi dan masukan bagi perusahaan dalam membuat starategi pemasaran yang baik sesuai kebutuhan konsumen. Universitas Sumatera Utara.

(24) 10. 3. Bagi Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis Penelitian ini diharapkan dapat menambah pemahaman dan referensi yang berguna bagi mahasiswa/i dalam melakukan penelitian dengan objek maupun permasalahan yang sama.. Universitas Sumatera Utara.

(25) BAB II KERANGKA TEORI. 2.1 Persepsi Kualitas 2.1.1 Pengertian Persepsi Menurut Agyekum (2015) persepsi memainkan peran penting dalam kehidupan konsumen. Lingkungan bisnis termasuk lingkungan dikotori dengan berbagai rangsangan mencoba menarik perhatian. Kualitas persepsi tergantung pada cara seseorang mengolah dan menafsirkan rangsangan atau informasi mencapai indera. Menurut Setiadi (2003:159) persepsi merupakan suatu proses yang timbul akibat adanya sensasi, dimana pengertian sensasi adalah aktivitas merasakan atau penyebab keadaan emosi yang menggembirakan. Sensasi dapat didefinisikan juga sebagai tanggapan yang cepat dari indera penerima kita terhadap stimuli dasar seperti cahaya, warna, dan suara. Ferrinadewi (2008:42) mendefinisikan persepsi sebagai proses dimana berbagai stimuli dipilih, diorganisir, dan diinterpretasi menjadi informasi yang bermakna. Sedangkan Webster dalam Setiadi (2003:160) mendefinisikan persepsi adalah proses bagaimana stimuli-stimuli itu diseleksi, diorganisasi, dan diinterpretasikan. Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa persepsi adalah hasil stimuli yang diterima sehingga menimbulkan suatu sensasi. 2.1.2 Pengertian Persepsi Kualitas Menurut David A.Aaker (2017) persepsi kualitas merupakan persepsi. 11 Universitas Sumatera Utara.

(26) 12. terhadap keseluruhan kualitas atau keunggulan suatu produk atau jasa layanan yang sama dengan maksud yang diharapkan oleh pelanggan. Karena persepsi kualitas merupakan persepsi dari konsumen maka persepsi kualitas tidak dapat ditentukan secara objektif. Persepsi pelanggan akan melibatkan apa yang penting bagi pelanggan karena setiap pelanggan memiliki kepentingan yang berbeda-beda terhadap suatu produk atau jasa. Sedangkan menurut Durianto dkk (2004) pembahasan persepsi kualitas pelanggan terhadap suatu produk dan atau atribut yang dimiliki produk (kepentingan setiap pelanggan berbeda). Knapp (2002:17) menambahkan bahwa tidak peduli bagaimana seseorang memiliki untuk menilai kualitas yang dirasakan, karena kualitas akhirnya ditentukan oleh seberapa baik pelanggan merasakannya. Persepsi kualitas mencerminkan perasaan pelanggan secara menyeluruh mengenai suatu merek. Persepsi kualitas yang positif. dapat dibangun melalui upaya. identifikasi dimensi kualitas yang dianggap penting oleh pelanggan dan membangun persepsi terhadap kualitas pada dimensi penting merek tersebut (Aaker dalam Astuti dan Cahyadi, 2007). Sedemikian pentingnya peran persepsi kualitas bagi suatu produk sehingga upaya membangun persepsi kualitas yang kuat perlu memperoleh perhatian yang serius agar perusahaan dapat merebut dan menaklukkan pasar di setiap kategori. Dipertegas oleh Jacobson dan Aaker dalam Muafi dan Effendi (2001) bahwa persepsi terhadap kualitas dapat menciptakan profitibilitas antara lain dapat mempengaruhi pasar, mempengaruhi harga, mempunyai dampak langsung terhadap profitibilitas sebagai kelanjutan dan dampaknya terhadap pangsa pasar dan harga, serta tidak mempengaruhi biaya. Sedangkan menurut Ferrinadewi. Universitas Sumatera Utara.

(27) 13. (2008:172) persepsi kualitas adalah bagaimana keunggulan produk secara keseluruhan didasarkan pada evaluasi subjektif konsumen. Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa persepsi kualitas adalah penilaian pelanggan secara objektif terhadap kualitas produk secara keseluruhan. Persepsi pelanggan akan melibatkan kepentingan tiap-tiap pelanggan karena kepentingan setiap pelanggan berbeda-beda. 2.1.3 Faktor Yang Mempengaruhi Membangun Persepsi Kualitas Membangun persepsi kualitas yang kuat perlu mendapat perhatian serius agar perusahaan dapat merebut dan menaklukkan pasar pada setiap kategori produk. Membangun persepsi kualitas harus diikuti dengan peningkatan kualitas nyata dari produknya. Menurut Durianto ( 2011:95) menyatakan ada beberapa hal yang perlu mempengaruhi dalam membangun persepsi kualitas, yaitu: 1. Komitmen terhadap kualitas Perusahaan harus mempunyai komitmen terhadap kualitas dan memelihara kualitas secara terus-menerus. 2. Budaya kualitas Komitmen kualitas harus terefleksi dalam budaya perusahaan, norma perilakunya, dan nilai-nilainya. Jika perusahaan dihadapkan antara pilihan kualitas dan budaya, maka kualitas yang harus diutamakan. 3. Sasaran standar harus jelas Sasaran harus jelas dan tidak terlalu umum serta kualitas juga harus memiliki standar yang jelas, dapat dipahami, dan diprioritaskan.. Universitas Sumatera Utara.

(28) 14. 4. Informasi masukan dari pelanggan Perusahaan perlu secara berkesinambungan melakukan riset terhadap pelanggannya, sehingga diperoleh informasi yang akurat, relevan, dan up to date. 5. Kembangkan karyawan yang berinisiatif Karyawan harus dimotivasi dan diizinkan untuk berinisiatif serta dilibatkan dalam mencari solusi masalah yang dihadapi dengan pemikiran kreatif dan inovatif. 2.1.4 Indikator Persepsi Kualitas Menurut David A.Garvin dalam Durianto, Sugiarto, dan Sitinjak (2004:pp.98-99), dimensi persepsi kualitas dibagi menjadi tujuh, yaitu : 1. Kinerja: melibatkan berbagai karakteristik operasional utama yang dipertimbangkan pelanggan dalam membeli barang, misalnya karakteristik operasional mobil adalah kecepatan, akselerasi, sistem kemudi, serta kenyamanan. Karena faktor kepentingan pelanggan berbeda satu sama lain, seringkali pelanggan mempunyai sikap yang berbeda dalam menilai kinerja. Kecepatan akan diberi nilai tinggi oleh sebagian pelanggan, namun dinilai rendah oleh sebagian pelanggan lain yang lebih mementingkan kenyamanan. 2. Pelayanan: mencerminkan kemampuan memberikan pelayanan pada produk tersebut. Misalnya mobil merek tertentu menyediakan pelayanan kerusakan atau service mobil 24 jam di seluruh mobil. 3. Ketahanan: mencerminkan umur ekonomis dari produk tersebut. Misalkan mobil merek tersebut yang memposisikan dirinya sebagai mobil yang. Universitas Sumatera Utara.

(29) 15. tahan lama walau telah berumur 12 tahun tetapi masih berfungsi dengan baik. 4. Kehandalan: konsistensi dan kinerja yang dihasilkan suatu produk dari satu pembelian ke pembelian berikutnya. 5. Karakteristik Produk: bagian tambahan dari produk (fitur), sebagai remote control sebuah video, atau tape deck. Penambahan ini biasanya digunakan sebagai pembeda yang penting ketika dua merek produk terlihat hampir sama. Bagian-bagian tambahan ini memberikan penekanan bahwa perusahaan memahami kebutuhan pelanggannya yang dinamis sesuai perkembangan. 6. Kesesuaian dengan Spesifikasi: merupakan pandangan mengenai kualitas proses manufaktur (tidak ada cacat produk) sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan dan teruji. Misalnya sebuah mobil ada kelas tertentu dengan spesifikasi yang telah ditentukan seperti jenis dan kekuatan mesin, pintu, material untuk pintu mobil, dan ban. 7. Hasil: mengarah kepada kualitas yang dirasakan melibatkan enam dimensi sebelumnya. Jika perusahaan tidak mendapatkan “hasil akhir” produk yang baik maka kemungkinan produk tersebut tidak akan mempunyai kualitas lain yang penting. 2.2 Citra Merek 2.2.1 Pengertian Merek Merek merupakan identitas dari suatu produk atau jasa. Sebuah merek yang terkenal dan terpercaya merupakan asset yang tidak ternilai. Merek berkembang menjadi sumber asset terbesar dan merupakan faktor penting dalam. Universitas Sumatera Utara.

(30) 16. kegiatan pemasaran perusahaan. Definisi merek menurut Asosiasi Pemasaran Amerika adalah suatu nama, istilah, tanda, simbol, atau rancangan, atau kombinasi dari semuanya, yang dimaksudkan untuk mengidetifikasi barang atau jasa penjual atau kelompok penjual dan untuk mendiferensiasikannya dari produk atau jasa lain yang dirancang untuk memuaskan kebutuhan yang sama (Kotler dan Keller, 2007). Merek (brand) merupakan nama, istilah, tanda, simbol desain, ataupun kombinasinya yang mengidentifikasikan suatu produk/jasa yang dihasilkan oleh perusahaan. Identifikasi tersebut juga berfungsi untuk membedakannya dengan produk yang ditawarkan oleh perusahaan pesaing. Lebih jauh, sebenarnya merek merupakan nilai tangible dan intangible yang terwakili dalam sebuah trademark (merek dagang) yang mampu menciptakan nilai dan pengaruh tersendiri di pasar bila diatur dengan tepat. Saat ini merek sudah menjadi konsep yang kompleks dengan sejumlah ratifikasi teknis dan psikologis (Durianto dkk 2004: 2). 2.2.1.1 Peranan dan Kegunaan Merek Merek memegang peranan sangat penting, yaitu sebagai perantara yang menjembatani harapan konsumen pada saat produsen menjanjikan suatu kelebihan dari produknya kepada konsumen. Merek dalam dunia perdagangan sangat penting, karena merek bermanfaat bagi pembeli, perantara, produsen maupun publik lain. Menurut Durianto dkk (2004: 2) merek menjadi sangat penting saat ini karena beberapa faktor seperti: 1. Emosi konsumen terkadang turun naik. Merek membuat janji kepada konsumen yang akan menyebabkan emosi menjadi konsisten dan stabil.. Universitas Sumatera Utara.

(31) 17. 2. Merek mampu menembus setiap pagar budaya dan pasar. Bisa dilihat bahwa suatu merek yang kuat mampu diterima di seluruh dunia dengan budaya yang berbeda. 3. Merek mampu menciptakan komunikasi interaktif dengan konsumen. Semakin kuat suatu merek, semakin kuat pula interaksinya dengan konsumen. Akibatnya, semakin banyak pula asosiasi merek yang terbentuk dalam merek tersebut. Jika asosiasi merek yang terbentuk memiliki kualitas dan kuantitas yang kuat, potensi ini akan meningkatkan citra merek dari produk yang bersangkutan. 4. Merek sangat berpengaruh dalam membentuk perilaku konsumen. Merek yang kuat akan mampu mengubah perilaku konsumen. 5. Merek memudahkan proses pengambilan keputusan pembelian oleh konsumen. 6. Merek berkembang menjadi sumber aset terbesar bagi perusahaan. 2.2.2 Pengertian Citra Merek Kotler (2002) dalam Farrah (2005) mendefinisikan citra merek sebagai seperangkat keyakinan, ide, dan kesan yang dimiliki oleh seseorang terhadap suatu merek. Oleh karenanya sikap dan tindakan konsumen terhadap suatu merek sangat ditentukan oleh citra merek tersebut. Menurut Kotler dan Keller (2009: 346) citra merek ialah persepsi dan keyakinan yang dilakukan oleh konsumen, seperti tercermin dalam asosiasi yang terjadi dalam memori konsumen. Menurut Kotler dalam Isyanto, Hersona, dan Darmawan (2012:3) mendefinisikan citra merek sebagai sejumlah keyakinan tentang merek. Sedangkan Dobni dan Zinkhan dalam Ferrinadewi (2008:165) citra merek adalah. Universitas Sumatera Utara.

(32) 18. konsep yang diciptakan konsumen karena alasan subyektif dan emosi pribadinya. Hal tersebut dipertegas oleh Simamora dalam Farah (2005) bahwa citra adalah persepsi yang relatif konsisten dalam jangka panjang (enduring perception) maka tidak mudah untuk membentuk citra, sehingga bila telah terbentuk akan sulit mengubahnya. Lebih tegasnya citra merek merupakan syarat dari merek yang kuat (Kotler dalam Farah, 2005). Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa citra merek adalah semua hal yang ada dalam memori konsumen mengenai merek berdasarkan pengetahuan dan keyakinan konsumen terhadap merek tersebut. 2.2.2.1 Faktor Pembentuk Citra Merek Citra merek positif tertentu oleh program pemasaran yang berhubungan kuat, disukai dan memberi pengertian unik tentang merek dalam benak konsumen. Faktor-faktor pembentuk citra merek menurut Schifman dan Kanuk (2006) adalah sebagai berikut: 1. Kualitas atau mutu, berkaitan dengan kualitas produk barang yang ditawarkan oleh produsen dengan merek tertentu 2. Dapat dipercaya atau diandalkan, berkaitan dengan pendapat atau kesepakatan yang dibentuk oleh masyarakat tentang suatu produk yang dikonsumsi 3. Kegunaan atau manfaat, yang terkait dengan fungsi dari suatu produk barang yang bisa dimanfaatkan oleh konsumen 4. Pelayanan, yang berkaitan dengan tugas produsen dalam melayani konsumennya. Universitas Sumatera Utara.

(33) 19. 5. Resiko, berkaitan dengan besar kecilnya akibat atau untung dan rugi yang mungkin dialami oleh konsumen 6. Harga, yang dalam hal ini berkaitan dengan tinggi rendahnya atau banyak sedikitnya jumlah uang yang dikeluarkan konsumen untuk mempengaruhi suatu produk, juga dapat mempengaruhi citra jangka panjang 7. Citra yang dimiliki oleh merek itu sendiri, yaitu berupa pandangan kesepakatan dan informasi yang berkaitan dengan suatu merek dari produk tertentu. 2.2.2.2 Manfaat Citra Merek Wicaksono (2007) mengemukakan pentingnya pengembangan citra merek dalam keputusan pembelian. Citra merek yang dikelola dengan baik akan menghasilkan konsekuensi yang positif, meliputi: 1. Meningkatkan pemahaman terhadap aspek-aspek perilaku konsumen dalam mengambil keputusan pembelian 2. Memperkaya orientasi konsumsi tehadap hal-hal yang bersifat simbolis lebih dari fungsi-fungsi produk 3. Meningkatkan kepercayaan konsumen terhadap produk 4. Meningkatkan keunggulan bersaing berkelanjutan, mengingat inovasi teknologi sangat mudah untuk ditiru oleh pesaing Menciptakan kesan menjadi salah satu karateristik dasar dalam orientasi pemasaran modern yaitu lewat pemberian perhatian lebih serta penciptaan merek yang kuat. Implikasi dari hal tersebut menjadikan merek suatu produk menciptakan image dari produk itu sendiri di benak pikiran konsumen dan menjadikan motivasi dasar bagi konsumen dalam memilih suatu produk (Aaker. Universitas Sumatera Utara.

(34) 20. dalam Vranesevic, 2003). Menurut Tjiptono (2012). citra merek juga memiliki manfaat sebagai. berikut: 1. Sarana identifikasi untuk memudahkan proses penanganan atau pelacakan produk bagi perusahaan, terutama dalam pengorganisasian sediaan dan pencatatan akuntansi 2. Bentuk proteksi hukum terhadap fitur atau aspek produk yang unik. Merek bisa mendapatkan perlindungan properti intelektual. Nama merek bisa diproteksi melalui merek dagang terdaftar (registered trademarks) proses pemanufakturan bisa dilindungi melalui hak paten dan kemasan bisa diproteksi melalui hak cipta (copyright) dan desain. 3. Signal tingkat kualitas bagi para pelanggan yang puas, sehingga mereka bisa dengan mudah memilih dan membelinya lagi di lain waktu 4. Sarana untuk menciptakan asosiasi dan makna unik yang membedakan produk dari para pesaing 5. Sumber keunggulan kompetitif, terutama melalui perlindungan hukum, loyalitas pelanggan, dan citra unik yang terbentuk dalam benak konsumen 6. Sumber financial returns, terutama menyangkut pendapatan masa dating. 2.2.2.3 Indikator Citra Merek Citra merek dapat dikatakan sebagai sesuatu yang sangat mempengaruhi persepsi konsumen tentang merek sesuai dengan pengalaman yang telah dilalui. Universitas Sumatera Utara.

(35) 21. terhadap merek tersebut. Indikator dari citra merek menurut Keller yang dikutip Felicia Juliani Leiga (2012), indikator citra merek dapat diukur menjadi: 1. Brand Strength adalah seberapa sering seseorang terpikir tentang informasi suatu brand, ataupun kualitas dalam memproses segala informasi yang diterima konsumen. 2. Brand Favorability adalah kesukaan terhadap brand, kepercayaan dan perasaan bersahabat dengan suatu brand, serta akan sulit bagi brand lain untuk dapat menarik konsumen yang sudah mencintai brand hingga pada tahap ini. 3. Brand Uniqueness adalah membuat kesan unik dan perbedaan yang berarti diantara brand lain serta membuat konsumen “ tidak mempunyai alasan untuk tidak” memilih brand tersebut. 4. Harga adalah tinggi rendah atau banyak sedikitnya jumlah uang yang dikeluarkan konsumen untuk mempengaruhi suatu produk yang dapat mempengaruhi citra merek dalam jangka panjang. Semakin kuat citra merek di benak pelanggan maka semakin kuat pula rasa percaya diri pelanggan untuk tetap loyal atau setia terhadap produk yang dibelinya sehingga hal tersebut dapat mengantar sebuah perusahaan untuk tetap mendapatkan keuntungan dari waktu ke waktu. Persaingan semakin meningkat diantara merek-merek yang bersaing di pasar. Hanya produk yang memiliki citra merek yang kuat yang tetap mampu bersaing dan menguasai pasar (Antonio Nalau, 2012).. Universitas Sumatera Utara.

(36) 22. 2.3 Keputusan Pembelian 2.3.1 Pengertian Keputusan Pembelian Keputusan merupakan salah satu dari perilaku konsumen. Menurut Kotler dan Amstrong (2003:227), keputusan pembelian adalah tahap dalam proses pengambilan keputusan pembelian dimana konsumen benar-benar membeli. Pengambilan keputusan merupakan suatu kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang yang ditawarkan. Menurut Schiffman dan Kanuk dalam Sumarwan (2015: 357) keputusan pembelian adalah suatu keputusan seseorang dimana dia memilih salah satu dari beberapa alternatif pilihan yang ada. Sutisna (2002:15), pengambilan keputusan oleh konsumen untuk melakukan pembelian suatu produk diawali oleh adanya kesadaran atas pemenuhan kebutuhan dan keinginan yang disebut need arousal. Selanjutnya jika sudah disadari adanya kebutuhan dan keinginan, maka konsumen akan mencari informasi mengenai keberadaan produk yang diinginkan. Proses pencarian informasi ini akan dilakukan dengan mengumpulkan semua informasi yang berhubungan dengan produk yang diinginkan. Dari berbagai informasi yang diperoleh, konsumen melakukan seleksi atas alternatif-alternatif yang tersedia. Proses seleksi inilah yang disebut sebagai tahap evaluasi informasi. Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa keputusan pembelian adalah suatu kegiatan konsumen dimana konsumen memutuskan satu alternatif dari beberapa alternatif yang ada guna memenuhi kebutuhan dan keinginannya.. Universitas Sumatera Utara.

(37) 23. 2.3.2 Peranan Keputusan Pembelian Kotler dalam Fandy Tjiptono (2008:20) dalam keputusan pembelian konsumen seringkali ada lebih dari dua pihak dari proses pertukaran atau pembelian. Umumnya ada lima macam peran yang dapat dilakukan seseorang. Ada kalanya kelima peran ini dipegang oleh satu orang, namun seringkali peran tersebut dilakukan beberapa orang. Pemahaman mengenai peran ini sangat berguna dalam rangka memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen. Kelima peran tersebut meliputi: 1. Pemrakarsa adalah orang yang pertama kali menyarankan membeli suatu produk atau jasa 2. Pemberi pengaruh adalah orang yang pandangan atau nasehatnya memberi bobot dalam pengambilan keputusan akhir 3. Pengambil keputusan adalah orang yang sangat menentukan sebagian atau keseluruhan keputusan pembelian, apakah pembeli, apa yang dibeli, kapan hendak membeli, bagaimana cara membeli, dan dimana akan membeli 4. Pembeli adalah orang yang melakukan pembelian nyata 5. Pemakai adalah orang yang mengkonsumsi atau menggunakan produk atau jasa 2.3.3 Tahap – Tahap Keputusan Pembelian Perilaku konsumen akan menentukan proses pengambilan keputusan dalam pembelian mereka. Seperti yang dinyatakan Kotler dan Keller (2009: 235), bahwa ada lima tahapan dalam proses keputusan pembelian yang digambarkan sebagai berikut:. Universitas Sumatera Utara.

(38) 24. Gambar 2.1 Proses Keputusan Pembelian Konsumen. Sumber: Kotler dan Keller (2009: 235) Dari gambar tersebut dapat dijelaskan bahwa tahap-tahap yang dilewati pembeli untuk mencapai keputusan membeli melewati lima tahap, yaitu: 1. Pengenalan Kebutuhan Pada tahap ini konsumen merasakan bahwa ada hal yang dirasakan kurang dan menuntut untuk dipenuhi. Konsumen menyadari bahwa terdapat perbedaan antara apa yang dialaminya dengan yang diharapkan. Kebutuhan ini disebabkan karena adanya rangsangan internal maupun eksternal. 2. Pencarian Informasi Pencarian informasi adalah dimana seorang konsumen ingin mencari informasi lebih banyak. Konsumen mungkin hanya memperbesar perhatian atau melakukan pencarian informasi secara aktif. Pencarian informasi ada dua jenis menurut tingkatannya, yaitu: a. Perhatian yang meningkat yang ditandai dengan pencarian informasi yang sedang-sedang saja. b. Pencarian informasi secara aktif yang dilakukan dengan mencari informasi dari segala sumber. 3. Evaluasi Alternatif Informasi yang diperoleh dari berbagai sumber tersebut akan menjadi bahan pertimbangan bagi konsumen untuk mengambil keputusan.. Universitas Sumatera Utara.

(39) 25. Konsumen akan mempertimbangkan atau membandingkan manfaat termasuk kepercayaan merek dan biaya atau resiko yang akan diperoleh jika membeli suatu produk (Suryani, 2008:18). 4. Keputusan Pembelian Dalam tahap evaluasi, konsumen menentukan peringkat merek dan menentukan niat pembelian. Pada umumnya, keputusan pembelian konsumen adalah membeli merek yang disukai, tetapi dua faktor bisa berada antara niat pembelian dan keputusan pembelian, yaitu sikap orang lain dan faktor situasional yang tidak diharapkan. 5. Perilaku Pasca Pembelian Setelah membeli, konsumen akan mengevaluasi atas keputusan dan tindakannya dalam membeli. Jika konsumen menilai kinerja produk atau layanan yang dirasakan sama atau melebihi apa yang diharapkan, maka konsumen akan puas atau sebaliknya. Jika konsumen puas, kemungkinan dia akan membeli kembali. Namun jika konsumen kecewa, maka dia dapat bersikap negatif yang bisa berdampak buruk pada promosi yang dilakukan perusahaan (Suryani, 2008:19). Beberapa perilaku setelah pembelian antara lain: a. Perilaku pembelian adalah perilaku sesudah pembelian terhadap suatu produk, dimana konsumen akan mengalami beberapa tingkat kepuasan atau ketidakpuasan. b. Kepuasan sesudah pembelian. Konsumen mendasarkan harapannya kepada informasi yang mereka terima tentang produk. Jika kenyataan yang mereka dapat ternyata berbeda dengan yang diharapkan maka mereka akan. Universitas Sumatera Utara.

(40) 26. tidak puas. Bila produk tersebut memenuhi harapan mereka maka mereka akan merasa puas. c. Tindakan sesudah pembelian. Penjualan perusahaan berasal dari dua kelompok yaitu pelanggan baru dan pelanggan ulang. Mempertahankan pelanggan lama adalah lebih penting dari pada menarik pelanggan baru. Oleh karena itu, perusahaan harus memerhatikan kepuasan pelanggan. Jika konsumen merasa puas ia akan memperlihatkan kemungkinan untuk membeli lagi produk tersebut. 2.3.4 Faktor–Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian (Kotler dan Gary Amstrong, 2008:158) konsumen membuat banyak keputusan pembelian setiap hari. Kebanyakan perusahaan besar meneliti keputusan pembelian konsumen secara sangat rinci untuk menjawab pertanyaan tentang apa yang dibeli konsumen, dimana mereka membeli, bagaimana dan berapa banyak yang mereka beli, kapan mereka membeli, dan mengapa mereka membeli. Proses keputusan konsumen dalam membeli atau mengkonsumsi produk atau jasa akan dipengaruhi oleh kegiatan oleh pemasar dan lembaga lainnya serta penilaian dan persepsi konsumen itu sendiri. Persepsi konsumen akan mempunyai keputusan pembelian dikarenakan orang mempunyai kesukaan dan kebiasaan yang berbeda-beda sesuai dengan kondisi konsumen terutama didukung oleh kemampuan seseorang untuk mendapatkan suatu barang atau jasa. Kotler dan Gary Amstrong (2008:187) pembelian konsumen sangat dipengaruhi oleh karakteristik budaya, sosial, pribadi, dan psikologis. Meskipun banyak dari faktor-faktor ini yang tidak dapat dipengaruhi oleh pemasar, faktorfaktor tersebut dapat berguna dalam mengenali pembeli yang berminat dan. Universitas Sumatera Utara.

(41) 27. membentuk produk tampilan untuk melayani kebutuhan konsumen dengan lebih baik. Faktor–faktor tersebut yaitu: 1. Faktor budaya adalah penyebab keinginan dan perilaku seseorang yang paling dasar. Faktor kebudayaan mempunyai pengaruh yang paling luas dan paling dalam terhadap perilaku konsumen. Pemasaran harus memahami peran yang dimainkan oleh budaya, sub-budayanya, dan kelas sosial pembeli 2. Faktor sosial terdiri atas kelompok referensi, keluarga serta peran dan status seseorang dalam lingkungannya. Perilaku konsumen juga akan dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial seperti kelompok kecil, keluarga, peran dan status sosial dari konsumen 3. Faktor pribadi terdiri dari usia dan tahap dalam siklus hidup pembeli, pekerjaan, situasi ekonomi, gaya hidup, kepribadian dan konsep diri. Keputusan seorang pembeli juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi seperti umur dan tahap daur-hidup pembeli, jabatan, keadaan ekonomi, gaya hidup, kepribadian dan konsep diri pembeli yang bersangkutan 4. Faktor psikologis terdiri atas motivasi, persepsi, proses belajar serta kepercayaan diri dan sikap. Masing-masing faktor ini memberikan perspektif yang berbeda tentang pemahaman cara kerja pembeli 2.3.5 Indikator Keputusan Pembelian Indikator dari keputusan pembelian menurut Soewito (2013: 48), indikator keputusan pembelian dapat diukur menjadi: 1. Kebutuhan yang dirasakan, adalah konsumen memerlukan produk tersebut. Universitas Sumatera Utara.

(42) 28. sehingga dapat dirasakan di dalam aktivitas sehari-hari 2. Kegiatan sebelum membeli adalah dimana perilaku ini memikirkan keuntungan membeli produk dan mencari informasi terhadap produk tersebut sebelum melakukan pembelian 3. Perilaku waktu memakai adalah dimana konsumen merasakan secara langsung manfaat dari produk yang dikonsumsinya 4. Perilaku pasca pembelian adalah konsumen mungkin mengalami konflik dikarenakan melihat fitur mengkhawatirkan tertentu atau mendengar halhal menyenangkan tentang merek lain dan waspada terhadap informasi yang mendukung keputusannya. 2.4 Penelitian Terdahulu Penelitian-penelitian terdahulu yang digunakan sebagai bahan referensi dalam penelitian ini antara lain: 1. Wiwik Widiyanti, 2017. (Jurusan Manajemen Administrasi, Akademi Sekretari Manajemen BSI Jakarta). Penelitian ini berjudul “ Pengaruh persepsi kualitas produk, citra merek dan media iklan instagram terhadap keputusan pembelian produk Ninebox ”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh persepsi kualitas produk, citra merek dan media iklan instagram terhadap keputusan pembelian. Subjek penelitian ini adalah follower @temapttasdotcom dengan jumlah sampel 77. Hasil penelitian menunjukkan koefesien determinan menunjukkan nilai 68,8% yang artinya persepsi kualitas produk, citra merek dan media iklan instagram berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian. 2. Effendi. Kurniawan,. 2018.. (Jurusan. Manajemen,. Universitas. Universitas Sumatera Utara.

(43) 29. Muhammadiyah Surakarta). Penelitian ini berjudul “ Analisi pengaruh persepsi kualitas, harga dan citra merek terhadap keputusan pembelian knalpot home industry ”. Populasi dari penelitian ini adalah pembeli knalpot home industry di sekitaran Surakarta dengan jumlah sampel 100 orang.. Hasil. penelitian. menunjukkan. variabel. persepsi. kualitas. berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian karena nilai probabilitas nilai t sig 0,003 lebih kecil dari 0,05. Sementara variabel citra merek juga berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian karena nilai probabilitas nilai t sig 0,000 lebih kecil dari 0,05. 3. Celly Anita Permata Sari, 2019. (Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Lampung). Penelitian ini berjudul “ Pengaruh citra merek, persepsi kualitas, dan harga terhadap keputusan pembelian klinik kecantikan Kartika di Bandar Lampung ”. Populasi dari penelitian ini adalah followers akun Instagram dari Klinik Kecantikan Kartika dengan jumlah sampel sebanyak 98 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa citra merek menghasilkan arah positif namun tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian serta persepsi kualitas berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian. 4. M. Najib dkk, 2019. (Program Studi Manajemen, Universitas Islam Malang). Penelitian ini berjudul “ Pengaruh citra merek, persepsi harga dan persepsi kualitas produk terhadap keputusan pembelian Eiger Malang “. Populasi dari penelitian ini adalah konsumen Eiger Mall Olympic Garden Malang dengan jumlah sampel 85 responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil uji t pada variabel citra merek memiliki nilai. Universitas Sumatera Utara.

(44) 30. signifikansi 0,030 lebih kecil dari 0,05 sehingga citra merek berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Hasil uji t pada variabel persepsi kualitas memiliki nilai signifikansi 0,016 lebih kecil dari 0,05 sehingga persepsi kualitas berpengaruh terhadap keputusan pembelian. 5. Heni Setiarsih, 2018. (Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Widya Wiwaha Yogyakarta). Penelitian ini berjudul “ Analisis pengaruh citra merek dan persepsi kualitas terhadap keputusan pembelian GO-FOOD ”. Populasi dari penelitian ini adalah mahsiswa pengguna aplikasi GO-FOOD di STIE Widya Wiwaha Yogyakarta dengan jumlah sampel sebanyak 100 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai t sig dari citra merek yaitu 0,000 lebih kecil dari 0,05 sehingga citra merek berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan pembelian. Sementara nilai t sig dari persepsi kualitas yaitu 0,003 lebih kecil dari 0,05 sehingga persepsi kualitas berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan pembelian. Dari hasil uji koefesien determinasi, citra merek dan persepsi kualitas mempengaruhi keputusan pembelian sebesar 55,5%. 2.5 Kerangka Berpikir Kerangka berpikir merupakan sebuah alur yang menggambarkan proses riset secara keseluruhan. Dengan kata lain, kerangka berpikir merupakan miniatur keseluruhan proses riset. Oleh karena itu kerangka berpikir harus disusun secara lengkap dan ringkas (Suliyanto, 2009: 48). Penelitian ini mengacu berdasarkan kerangka pemikiran bahwa persepsi kualitas konsumen yang baik dan citra merek yang baik dan bagus bagi pelanggan akan menciptakan respon positif berupa. Universitas Sumatera Utara.

(45) 31. keputusan pembelian yang baik akan produk tersebut. Oleh karena itu, penulis menggambarkannya dalam skema kerangka pemikiran berdasarkan pembahasan dalam kerangka teori sebagai berikut:. Gambar 2.2 Kerangka Berpikir. Persepsi Kualitas (X1) Keputusan Pembelian (Y) Citra Merek (X2). Sumber: Data diolah peneliti (2020). Universitas Sumatera Utara.

(46) BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Jenis Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah metode kuantitatif dengan pendekatan asosiatif yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih (Sugiyono, 2017:23). Adapun variabel independen dalam penelitian ini adalah persepsi kualitas (X1) dan citra merek (X2) serta variabel dependen yaitu keputusan pembelian (Y). dengan bentuk penelitian asosiatif ini maka dapat diketahui pengaruh persepsi kualitas dan citra merek terhadap keputusan pembelian. 3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Karo pada bulan April sampai dengan Juni tahun 2020. 3.3 Populasi dan Sampel Penelitian 3.3.1 Populasi Penelitian Populasi (Sugiyono, 2016:215) adalah wialayah generalisasi yang terdiri atas: objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh konsumen Minyak Karo Kemkem di Kabupaten Karo. 3.3.2 Sampel Penelitian Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2016:215). Untuk itu sampel yang diambil dari. 32 Universitas Sumatera Utara.

(47) 33. populasi harus betul-betul mewakili. Penentuan sampel dilakukan secara non probabilistic. Non Probability Sampling adalah sebuah teknik sampling yang tidak memperhatikan banyak variabel dalam penarikan sampel. Sampel-sampel dari Non Probability Sampling juga disebut sebagai subjek penelitian dimana hasil uji dari uji yang dilakukan pada sampling tidak memiliki hubungan dengan populasi. Tujuan penggunaan teknik sampling ini lebih banyak melekat pada materi yang diujikan sedangkan pada random sampling atau probability sampling, tujuan penelitian melekat pada nilai dari materi pada populasi yang diujikan. Kriteria yang digunakan dalam penyampelan adalah Purposive Sampling. Menurut Sugiyono (2012:61), menyatakan bahwa sampling purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Kriterianya adalah responden penelitian ini merupakan konsumen atau pengguna Minyak Karo Kemkem sebanyak minimal 2 botol pembelian atau penggunaan yang bertempat tinggal di Kabupaten Karo serta pengguna dengan usia minimal 17 tahun. Menurut Purba (Sujarweni, 2015:155) jika jumlah populasi tidak diketahui, maka jumlah sampel minimal ditentukan dengan rumus Rao Purba, yaitu:. Keterangan: n. : jumlah sampel. Z. : tingkat distribusi normal pada taraf signifikan 5%=1,96. MoE. : Margin of Error Max, yaitu tingkat kesalahan maksimal pengambilan sampel yang masih dapat ditoleransi sebesar 10%. Universitas Sumatera Utara.

(48) 34. Berdasarkan rumus tersebut, maka diperoleh perhitungan sebagai berikut:. = 96,04 Dari hasil perhitungan diatas maka jumlah sampel atau responden yang diteliti adalah 96,04 responden yang dibulatkan menjadi 96 responden. Namun untuk meminimalisir kesalahan terhadap jawaban responden maka disebarkan 100 kuesioner pada responden. Selain itu, untuk teknik pengambilan responden dalam penelitian ini menggunakan teknik Snowball Sampling. Snowball Sampling adalah teknik pengambilan sampel yang mula-mula jumlahnya kecil, kemudian sampel ini disuruh teman-temannya untuk dijadikan sampel (Sugiyono, 2013: 125). Begitu seterusnya sehingga sampel semakin banyak. Ibarat bola salju yang menggelinding makin lama semakin besar. Gambar 3.1 Teknik Snowball Sampling. Sumber: Sugiyono (2013: 125). Universitas Sumatera Utara.

(49) 35. 3.4 Hipotesis Penelitian Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan (Sugiyono, 2016:64). Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian yang telah diuraikan sebelumnya, maka peneliti menyusun hipotesis sebagai berikut: 1. Variabel persepsi kualitas (X1) berpengaruh terhadap keputusan pembelian (Y) 2. Variabel citra merek (X2) berpengaruh terhadap keputusan pembelian (Y) 3. Variabel persepsi kualitas (X1) dan citra merek (X2) berpengaruh terhadap keputusan pembelian (Y) 3.5 Definisi Konsep Definisi konsep adalah istilah khusus untuk menggambarkan fenomena yang diteliti secara tepat. Konsep ini digunakan untuk menggambarkan secara abstrak yang dibentuk dengan jalan membuat generalisasi terhadap sesuatu yang khas. Definisi konsep ini dilakukan agar ada batasan terhadap masalah variabel yang diteliti dan menyederhanakan pemikiran sehingga tujuan dan arah penelitian jelas dan tidak menyimpang. Defenisi konsep dalam penelitian ini adalah: 1. Persepsi Kualitas Persepsi kualitas adalah bagaimana keunggulan produk secara keseluruhan. didasarkan. pada. evaluasi. subyektif. konsumen. (Ferrinadewi, 2008:172).. Universitas Sumatera Utara.

(50) 36. 2. Citra Merek Citra merek ialah persepsi dan keyakinan yang dilakukan oleh konsumen, seperti tercermin dalam asosiasi yang terjadi dalam memori konsumen (Kotler dan Keller, 2009: 346). a. Faktor Pembentuk Citra Merek Hal-hal yang menjadi faktor pembentuk citra merek adalah kualitas atau mutu, dapat diandalkan atau dipercaya, kegunaan atau manfaat, pelayanan, resiko, harga serta citra yang dimiliki oleh merek itu sendiri. b. Manfaat Citra Merek Jika citra merek dikembangkan secara positif akan memberikan manfaat sebagai berikut: Sarana identifikasi untuk memudahkan proses penanganan atau pelacakan produk bagi perusahaan, bentuk proteksi hukum terhadap fitur atau aspek produk yang unik, signal tingkat kualitas bagi para pelanggan yang puas, sarana untuk menciptakan asosiasi dan makna unik yang membedakan produk dari para pesaing, sumber keunggulan kompetitif serta sumber financial returns. 3. Keputusan Pembelian Keputusan pembelian adalah suatu keputusan seseorang dimana dia memilih salah satu dari beberapa alternatif pilihan yang ada (Schiffman dan Kanuk dalam Sumarwan, 2015: 357). a. Peranan Keputusan Pembelian. Universitas Sumatera Utara.

(51) 37. Peranan yang terlibat dalam proses keputusan pembelian konsumen meliputi: pemrakarsa, pemberi pengaruh, pengambil keputusan, pembeli serta pemakai. b. Tahap-Tahap Proses Keputusan Pembelian Dalam proses keputusan pembelian konsumen terdapat lima tahapan yaitu: pengenalan masalah, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian dan perilaku pasca pembelian. c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian Dalam menentukan proses pengambilan keputusan pembelian konsumen ada 4 faktor yang mempengaruhi yaitu: faktor budaya, faktor sosial, faktor pribadi, dan faktor psikologis. 3.6 Definisi Operasional Definisi operasional digunakan sebagai penjabaran akan definisi variabel dan indikator pada penelitian. Untuk memperjelas variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini, maka dikemukakan batasan-batasan pada tabel 3.1 yang akan digunakan sebagai acuan. Berikut ini adalah penjabaran variabel beserta indikatornya dalam penelitian ini: Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel. Definisi. Persepsi Kualitas Persepsi (X1). adalah konsumen. kualitas. Indikator 1. Kinerja. penilaian. 2. Pelayanan. secara. 3. Ketahanan. objektif. terhadap. kualitas. produk. secara keseluruhan.. Skala. 4. Kehandalan 5. Karakteristik. Likert. produk. Universitas Sumatera Utara.

(52) 38. 6. Kesesuaian dengan spesifikasi 7. Hasil Citra Merek (X2). Citra merek ialah. 1. Brand Strength. konsep. 2. Brand. yang. diciptakan. Favorability. konsumen alasan. karena subyektif. dan. emosi. pribadinya. 3. Brand. Likert. Uniqueness 4. Harga. yang. relatif. konsisten. dalam. jangka. panjang. Keputusan. Keputusan. Pembelian (Y). pembelian. 1. Kebutuhan yang adalah. dirasakan. tahap dalam proses. 2. Kegiatan. pengambilan. sebelum. keputusan. membeli. pembelian dimana konsumen. benar-. benar membeli.. 3. Perilaku waktu. Likert. memakai 4. Perilaku. pasca. pembelian Sumber: Data diolah oleh peneliti (2020). 3.7 Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data untuk mendapatkan data-data ataupun informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini, maka peneliti menggunakan 2 (dua) teknik pengumpulan data, yaitu:. Universitas Sumatera Utara.

(53) 39. 1.. Data Primer Data primer adalah data yang berasal langsung dari responden (objek penelitian) (Sunyoto, 2013:10). Data primer dalam penelitian ini diperoleh dengan memberikan kuesioner pada responden yang telah ditetapkan. Kuisioner merupakan alat riset atau survei yang terdiri atas serangkaian pertanyaan tertulis yang diberikan kepada responden baik secara langsung maupun tidak langsung dengan media google form.. 2.. Data Sekunder Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui data yang diteliti dan dikumpulkan pihak lain yang berkaitan dengan permasalahan penelitian (Sugiyono, 2013:10). Data sekunder juga sifatnya mendukung atau melengkapi data primer. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari jurnal, buku-buku, penelitian terdahulu, serta tulisan-tulisan yang ada relevansinya dengan masalah yang diteliti.. 3.8 Skala Pengukuran Variabel Skala pengukuran merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur, sehingga alat ukur tersebut bila digunakan dalam pengukuran akan menghasilkan data kuantitatif (Sudaryono, 2017). Skala pengukuran data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Skala Likert. Skala Likert adalah skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2012:132). Skala yang digunakan untuk mengukur respon subjek kedalam 5 (lima) poin skala dengan jumlah interval yang sama.. Universitas Sumatera Utara.

(54) 40. Tabel 3.2 Instrumen Skala Likert No. Keterangan. Skor. 1. Sangat Setuju (SS). 5. 2. Setuju (S). 4. 3. Ragu-Ragu (R). 3. 4. Tidak Setuju (TS). 2. 5. Sangat Tidak Setuju (STS). 1. Sumber: Sugiyono, (2012:133) 3.9 Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 3.9.1 Uji Instrumen Uji instrument dilakukan untuk menguji pernyataan dalam kuesioner yang dibuat oleh peneliti dalam meneliti pengaruh persepsi kualitas dan citra merek terhadap keputusan pembelian Minyak Karo Kemkem di Kabupaten Karo. Apakah kuesioner tersebut layak digunakan sebagai instrument dalam penelitian. Uji instrument dilakukan melalui validitas dan reabilitas. 3.9.1.1 Uji Validitas Uji validitas menurut Sugiyono (2013) adalah suatu langkah pengujian yang dilakukan terhadap isi (content) dari suatu instrument, dengan tujuan untuk mengukur ketepatan instrument yang digunakan dalam suatu penelitian. Uji Validitas dalam penelitian ini diuji dengan membandingkan antara nilai r hitung yang diperoleh dengan bantuan program SPSS (Statistical Package for Social Sciences) dengan kriteria berikut: 1.. Jika nilai r hitung > r tabel maka pertanyaan tersebut dinyatakan valid. 2.. Jika nilai r hitung < r tabel maka pertanyaan tersebut dinyatakan tidak. Universitas Sumatera Utara.

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penelitian ini untuk menganalisis pengaruh pemberian buah apel terhadap kadar gula darah pada pasien dengan Diabetes Mellitus di Desa Pulorejo wilayah

Kegiatan penelitian ini akan dilaksanakan pada ujicoba kelas terbatas dan ujicoba kelas klasikal, dengan menggunakan Model of the Instructional Development Cycle,

Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Kualitas Produk, Citra Merek dan Persepsi Harga Terhadap Kepuasan Konsumen Sepeda

makalah dalam Prosiding Kongres Internasional Bahasa-Bahasa Daerah Sulawesi Tenggara.. Routledge: London and

Percobaan tanpa roda gigi dan tanpa beban bertujuan untuk memvalidasi karakteristik dari kecepatan putar motor serta menguji respon transien kecepatan putar motor

Dengan mengucapkan puji syukur ke hadirat ALLAH SWT, Yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahNya, sehingga BUKU PANDUAN PRAKTEK BELAJAR LAPANGAN KEBUTUHAN DASAR

Conditional grant adalah transfer khusus yang diberikan kepada pemerintah daerah untuk tujuan khusus, misalnya untuk Biaya Operasional Sekolah (BOS), Jaring

Melalui hasil penelitian pada uji t menunjukkan bahwa moti- vasi kerja memiliki pengaruh yang paling siginifikan terhadap CWB ( Counterproductive Work Behavior ) di