• Tidak ada hasil yang ditemukan

FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM DALAM PENINGKATAN SUMBER DAYA MANUSIA YANG BERKUALITAS. Nuryani, M. IAIN Palopo

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM DALAM PENINGKATAN SUMBER DAYA MANUSIA YANG BERKUALITAS. Nuryani, M. IAIN Palopo"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Jurnal Pendidikan ‘IQRA’

FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM DALAM PENINGKATAN SUMBER DAYA MANUSIA YANG BERKUALITAS

Nuryani, M.

IAIN Palopo

Abstrak: Filsafat merupakan sebuah sistem komprehensif dari ide-ide mengenai keadaan yang murni dan realitas yang terjadi dalam hidup.

Filsafat juga dapat dijadikan panduan dalam kehidupan karena hal-hal yang berada didalam lingkungannya selalu menyangkut sesuatu yang mendasar dan membutuhkan penghayatan. Filsafat digunakan untuk menentukan jalan yang akan diambil seseorang dalam kehidupannya juga memberi petunjuk mengenai tata cara pergaulan antara sesama.

Filsafat tidak sekadar mencerminkan masa dimana kita hidup, tapi membimbing kita maju. Manusia sebagai khalifah Allah di muka bumi, mendapat kuasa dan wewenang untuk melaksanakan pendidikan terhadap dirinya sendiri, dan mempunyai potensi untuk mengembangkannya. Dengan begitu pendidikan merupakan urusan hidup dan kehidupan manusia, dan menjadi tanggungjawab manusia sendiri. Kegagalan pendidikan bukan hanya tidak memenuhi standar lapangan kerja. Masalah yang lebih besar adalah tawaran pendidikan tentang konsep pembangunan sumber daya manusia N0. 20 Tahun 2003 belum tercapai secara maksimal.

Kata Kunci: Manusia, pendidikan, filsafat

Manusia sebagai makhluk ciptaan Allah swt. dilengkapi dengan potensi agar ia dapat mengembangkan dirinya. Namun dalam usaha meningkatkan kualitas sumber daya insaniyah itu, manusia diikat oleh nilai-nilai yang telah ditentukan oleh penciptanya. Dengan demikian manusia dalam pandangan filsafat pendidikan Islam adalah sebagai makhluk yang dapat memilih, tetapi kepadanya ditawarkan pilihan nilai yang terbaik, yaitu nilai ilahiyah. Di satu sisi ia memiliki kebebasan untuk memilih arah, di lain pihak manusia diberi pedoman kemana arah yang lebih baik yang semestinya ia tuju. Manusia dapat dikategorikan sebagai makhluk bebas dan sekaligus terikat. (H. Jalaluddin, 2003: 33).

Zuhairini (2008:127) mengemukakan bahwa, perkembangan filsafat dalam dunia Islam, telah menghasilkan berbagai macam alternatif jawaban terhadap berbagai macam pertanyaan-pertanyaan hakiki problema hidup dan kehidupan manusia. Tentang hubungan manusia dengan alam semesta dan lingkungannya, menghasilkan berbagai macam ilmu pengetahuan. Ilmu-ilmu tersebut berhasil dikembangkan dalam dunia Islam, dengan menggunakan metode yang khas Islami, yaitu metode ijtihad. Ijtihad adalah menggunakan segenap daya akal dan potensi manusiawi lainnya untuk mencari kebenaran dan mengambil kebijaksanaan, dengan bimbingan al-Qur’an dan Sunnah Nabi saw.

Filsafat pendidikan Islam, merupakan studi tentang penggunaan, penerapan metode dan sistem filsafat Islam dalam memecahkan problematika pendidikan umat Islam, dan memberikan arah dan tujuan yang jelas terhadap pelaksanaan pendidikan umat Islam.

(2)

Volume 3 No. 2 Desember 2015

Perkembangan sains dan teknologi yang sangat cepat telah mengkondisikan manusia di milennium ketiga, mau ataupun tidak harus mengikuti perkembangan. Maka filsafat pendidikan Islam diajak untuk mampu dalam peningkatan sumber daya manusia, selanjutnya di sebut SDM khususnya dikalangan muslim yang diharapkan mampu menjadi pioner dalam pembaruan.

Minimnya kualitas SDM bangsa Indonesia adalah jika pendidikan bangsanya kurang mendapat tempat pada posisi yang sesungguhnya, misalnya masih banyak bangunan sekolah yang kurang layak, tetapi tetap digunakan. Selain itu banyak penduduk miskin yang tidak mampu membiayai anak-anak mereka untuk mengenyam pendidikan lewat bersekolah. Fenomena ini harus menjadi perhatian pemerintah untuk tanggap terhadap masalah pendidikan bangsa ini.

Pendidikan hendaknya mampu menjadi investasi yang menjanjikan bagi pembentukan SDM sebagaimana dikemukakan Abdul Latif (1996: 11) bahwa, upaya pengembangan dan peningkatan SDM berkualitas dapat dilakukan melalui berbagai jalur, diantaranya SDM yang lebih menekankan pada kualitas dasar,, misalnya keimanan dan ketakwaan, kepribadian, kecerdasan kedisiplinan, kreativitas dan sebagainya.

Manusia yang berkualitas dapat memanfaatkan segala potensinya dan mampu merebut peluang di masa depan bagi kejayaan bangsa dan negara. Faktor manusia yang menentukan akan berhasil atau gagalnya bangsa untuk tetap tegak dalam persaingan global karena yang membedakan kemampuan suatu bangsa dengan bangsa lain adalah kualitas pendidikan manusianya.

Penulisan paper ini bertujuan untuk mengetahui: 1) hakikat filsafat pendidikan Islam, 2) peran filsafat pendidikan Islam dalam peningkatan SDM yang berkualitas.

Hakikat Filsafat Pendidikan Islam

1. Pengertian fisafat pendidikan Islam

Pengertian filsafat pendidikan Islam diantaranya sebagaimana dikemukakan H. Ramayulis (2011: 4) bahwa, filsafat pendidikan Islam adalah pemikiran yang radikal dan mendalam tentang berbagai masalah yang ada hubungannya dengan pendidikan Islam.

Abuddin Nata (2012:38) mengomentari bahwa kata “Islam” yang terdapat di dalam kata filsafat pendidikan dapat mengandung arti atau maksud yang bermacam-macam sebagai berikut:

Pertama, kosa kata Islam yang berada dibelakang kosa kata pendidikan mengandung arti sifat, karakter, ideologi, cita-cita, atau identitas, yakni filsafat pendidikan yang didasarkan pada ajaran Islam yang megandung prinsip-prinsip ajaran tentang tauhid, yakni mengesakan Allah swt. patuh dan tunduk pada ajaran- Nya, dan ajaran rasul-Nya, mengutamakan akhlak mulia, kesesuaian dengan fitrah manusia, seimbang antara jasmani dan rohani, dunia dan akhirat, material dan spritual, komprehensif yang mencakup berbagai segi kehidupan, berorientasi pada mutu, unggul ke masa depan, bersikap terbuka, rasional, sejalan dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Prinsip-prinsip ajaran Islam yang mendasari, melandasi dan menjiwai filsafat pendidikan Islam. Kedua, Kosa kata Islam yang berada dibelakang kosa kata pendidikan mengandung arti cita-cita dan tujuan,

(3)

Jurnal Pendidikan ‘IQRA’

ajaran Islam. Ketiga, mengandung arti sebagai filsafat pendidikan yang disusun, dan dirumuskan oleh orang-orang Islam.

Filsafat pendidikan Islam adalah filsafat pendidikan yang prinsip-prinsip dan dasarnya digunakan untuk merumuskan berbagai konsep dan teori pendidikan Islam didasarkan pada prinsip-prinsip ajaran Islam. Filsafat pendidikan Islam berbeda dengan filsafat pendidikan pada umumnya yang tidak memasukkan prinsip ajaran tauhid, akhlak mulia, fitrah manusia sebagai makhuk yang bukan hanya terdiri atas jasmani dan akal, melainkan juga spritual.

Perbedaaan yang mendasar antara filsafat pendidikan umum dengan filsafat pendidikan Islam, yaitu:

a. Filsafat pendidikan umum tergantung dari teori dan sistem pemikiran semata. Sedangkan filsafat pendidikan Islam didasarkan kepada pemikiran yang bersumber dari wahyu ilahi.

b. Prinsip berpikir radikal dalam filsafat pendidikan umum memberi makna pada pemikiran tanpa adanya batas. Sementara dalam filsafat pendidikan Islam, berpikir secara radikal memberikan makna kebebasan manusia untuk berpikir yang dibatasi oleh kebenaran wahyu.

2. Tujuan, manfaat, dan fungsi filsafat pendidikan Islam

Abuddin Nata (2012: 39) mengemukakan tujuan dan manfaat filsafat pendidikan Islam sebagai berikut;

Pertama, membantu menemukan masalah-masalah pendidikan dan sekaligus memberikan cara untuk mengatasinya. Berdasarkan cara kerjanya yang sistematik, radikal, universal, mendalam dan rasional, filsafat pendidikan Islam menunjukan alternatif-alternatif pemecahan permasalahan pendidikan, seperti masalah rendahnya mutu pendidikan, tidak efektifnya proses belajar mengajar, tidak tercapainya tujuan pendidikan, rendahnya mutu tenaga pendidikan dan lain sebagainya.

Kedua, memberikan informasi yang komprehensif, mendalam, dan sistematik tentang hal-hal yang harus dipertimbangkan dalam merumuskan dan mendesain konsep pendidikan, seperti informasi tentang manusia dengan berbagai potensi, bakat dan minat yang dimilikinya. Informasi tentang berbagai hal yang dikaji dalam filsafat tersebut selanjutnya digunakan dalam merumuskan visi, misi, tujuan, kurikulum proses belajar mengajar, dan berbagai komponen pendidikan lainnya.

Ketiga, memberikan dorongan bagi dilakukannya aktivitas pendidikan yang disebabkan karena memiliki pengetahuan tentang sesuatu yang sistematik, mendalam dan komprehensip tentang masalah-masalah yang berkaitan dengan pendidikan.

Keempat, memberikan informsi tentang proses pendidikan, termmasuk pendidikan Islam, tentang bermutu atau tidaknya pendidikan, atau tercapai tidaknya tujuan pendidikan yang ditetapkan serta berbagai kelemahan lainnya.

Dengan bantuan filsafat pendidikan akan dapat diketahui letak kelemahan pendidikan tersebut, dan sekaligus memberikan alternatif-alternatif perbaikan dan pengembangannya.

(4)

Volume 3 No. 2 Desember 2015

Selajutnya Samsu Nizar (2001: 37) menyatakan bahwa pemikiran pendidikan Islam memiliki tujuan yang sangat kompleks, antara lain:

1. Membangun kebiasaan berpikir ilmiah, dinamis, dan kritis terhadap persoalan-persoalan seputar pendidikan Islam.

2. Memberikan dasar berfikir inklusif terhadap ajaran Islam dan akomodatif terhadap perkembangan ilmu pengetahuan yang dikembangkan oleh intelektual di luar Islam.

3. Menumbuhkan semangat berijtihad, sebagaimana yang ditujukan oleh Rasulullah dan para kaum intelektual muslim pada abad pertama, terutama dalam merekontruksi sistem pendidikan Islam yang lebih baik.

4. Untuk memberikan kontribusi pemikiran bagi pengembangan sistem pendidikan nasional. Meskipun kajian ini berupaya untuk menyoroti konsep al-insaniyah yang dititikberatkan pada aspek peserta didik dan nilai-nilai kemanusiaan yang fitri sebagaimana dikembangkan oleh filsafat pendidikan Islam, akan tetapi juga diharapkan mampu memberikan sumbangan bagi pengembangan sistem pendidikan di Indonesia.

Pemikiran pendidikan Islam diharapkan dapat berguna sebagai bahan masukan dalam merekonstruksi model pendidikan yang lebih adaptik dan integral dengan nuansa Islami terutama bagi pengembangan sistem pendidikan nasional, serta ikut memperkaya khazanah perkembangan pemikiran ilmu pengetahuan, baik pengetahuan keislaman maupun pengetahuan umum lainnya.

Filsafat pendidikan Islam memiliki beberapa fungsi sebagaimana dikemukakan John S. Brubacher (1978:313) yaitu:

a. Fungsi spekulatif, yaitu berusaha untuk mengerti keseluruhan persoalan pendidikan dan mencoba merumuskan dalam satu gambaran pokok sebagai pelengkap bagi data-data yang telah ada dari segi ilmiah.

b. Fungsi normatif, yaitu menentukan arah dan maksud pendidikan. Rumusan visi, misi dan tujuan pendidikan, yakni keadaan manusia atau masyarakat yang diinginkan pendidikan dengan bantuan filsafat pendidikan.

c. Fungsi kritik, yaitu memberikan dasar bagi pengertian kritis dan rasional dalam mempertimbangkan dan menafsirkan data-data ilmiah.

d. Fungsi teoritis, yakni memberikan prinsip-prinsip umum bagi suatu kegiatan praktik dalam dunia pendidikan.

Peran filsafat pendidikan Islam dalam peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas

Filsafat pendidikan Islam berperan dalam mengembangkan filsafat Islam, dan memperkaya filsafat Islam dengan konsep-konsep dan pandangan-pandangan filosofis dalam bidang kependidikan. Secara praktis, filsafat pendidikan Islam banyak berperan dalam memberikan alternatif-alternatif pemecahan berbagai macam problem yang dihadapi oleh pendidikan Islam, dan memberikan pengarahan terhadap perkembangan pendidikan Islam. Hal tersebut sebagaimana dikemukakan Zuhairini (2008:135) sebagai berikut:

1. Filsafat pendidikan Islam, menunjukkan problema yang dihadapi oleh pendidikan Islam, sebagai hasil dari pemikiran yang mendalam, dan

(5)

Jurnal Pendidikan ‘IQRA’

maka filsafat pendidikan Islam bisa menunjukkan alternatif-alternatif pemecahan masalah tersebut dalam praktek kependidikan.

2. Filsafat pendidikan Islam, memberikan pandangan tertentu tentang hakikat manusia. Padangan tentang hakikat manusia tersebut berkaitan dengan tujuan hidup manusia. Filsafat pendidikan berperan untuk menjabarkan tujuan umum pendidikan Islam tersebut dalam bentuk tujuan khusus yang operasional. Dan tujuan yang operasional ini berperan untuk mengarahkan secara nyata gerak dan aktivitas pelaksanaan pendidikan.

3. Filsafat pendidikan Islam dengan analisanya terhadap hakikat hidup dan kehidupan manusia, bahwa manusia mempunyai potensi pembawaan yang harus ditumbuhkembangkan. Hal ini akan memberikan petunjuk pembinaan kurikulum yang sesuai dengan pengaturan lingkungan yang diperlukan.

4. Filsafat pendidikan Islam, dalam analisanya terhadap masalah pendidikan Islam masa kini yang dihadapinya, akan dapat memberikan informasi apakah proses pendidikan Islam yang berjalan selama ini mampu mencapai tujuan pendidikan Islam yang ideal, atau tidak. Dapat merumuskan di mana letak kelemahannya. Dengan demikian dapat memberikan alternatif-alternatif perbaikan dan pengembangannya.

Peranan filsafat pendidikan Islam, menuju kedua arah, yaitu; pertama, ke arah pengembangan konsep-konsep filosofis dari pendidikan Islam, yang secara otomatis akan menghasilkan teori-teori baru dalam ilmu pendidikan Islam, dan kedua, ke arah perbaikan dan pembaruan praktek dan pelaksanaan pendidikan Islam.

Filsafat pendidikan Islam sangat besar perannya dalam peningkatan sumber daya manusia, merupakan bagian dari ajaran Islam, yang telah mengarahkan manusia untuk berupaya meningkatkan kualitas hidupnya yang dimulai dari pengembangan budaya kecerdasan. Ini berarti bahwa titik tolaknya adalah pendidikan yang akan mempersiapkan manusia menjadi makhluk individual yang bertanggungjawab dan makhluk sosial yang mempunyai rasa kebersamaan dalam mewujudkan kehidupan yang damai, tenteram, tertib dan kebaikan dapat ditegakkan sehingga kesejahteraan lahir dan batin dapat merata dinikmati bersama.

SDM merupakan potensi yang terkandung dalam diri manusia untuk mewujudkan perannya sebagai makhuk sosial yang adaptif dan transformatif yang mampu mengelolah dirinya sendiri serta seluruh potensi yang terkandung dari alam menuju tercapainya kesejahteraan kehidupan dalam tatanan yang seimbang dan berkelanjutan.

Berkaitan dengan SDM Djafar, T.Z (2001:79) mengemukakan pendapatnya bahwa SDM adalah daya yang bersumber dari manusia, yang berbentuk tenaga atau kekuatan. SDM mempunyai dua ciri, yaitu; Pertama, ciri- ciri pribadi berupa pengetahuan, perasaan dan keterampilan. Kedua, ciri-ciri interpersonal yaitu hubungan antar manusia dengan lingkungannya. SDM adalah kekuatan daya pikir atau daya cipta manusia yang tersimpan dan tidak dapat diketahui dengan pasti kapasitasnya. SDM dapat diartikan sebagai nilai dari perilaku seseorang dalam mempertanggungjawabkan semua perbuatannya, baik

(6)

Volume 3 No. 2 Desember 2015

dalam kehidupan pribadi maupun dalam kehidupan berkeluarga, bermasyarakat dan berbangsa.

Azyumardi Azra (2012:61) menyatakan bahwa peningkatan kualitas SDM melalui pendidikan merupakan salah satu cara paling efektif untuk mengentaskan kemiskinan, walaupun ini memerlukan waktu yang cukup panjang. Rendahnya kualitas SDM merupakan peyebab kemiskinan dari segi materi. Sebaliknya, kemiskinan adalah salah satu sebab utama rendahnya kualitas SDM.

Kualitas SDM menyangkut banyak aspek, yaitu aspek sikap mental, perilaku, aspek kemampuan, aspek intelegensi, aspek agama, aspek hukum, aspek kesehatan dan sebagainya. Kesemua aspek ini merupakan dua potensi yang masing-masing dimiliki oleh tiap individu, yaitu jasmaniah dan rohaniah. Tidak dapat dipungkiri bahwa aspek jasmaniah selalu ditentukan oleh ruhaniah yang bertindak sebagai pendorong dari dalam diri manusia. Untuk mencapai SDM yang berkualitas, usaha yang paling utama adalah memperbaiki potensi dari dalam diri manusia itu sendiri, hal ini dapat diambil contoh seperti kepatuhan masyarakat terhadap hukum ditentukan oleh aspek ruhaniyah ini. Dalam hal ini filsafat pendidikan Islam memiliki peran utama untuk mewujudkannya.

Dalam UU RI N0. 20 Tahun 2003 dinyatakan bahwa konsep pengembangan SDM yang diinginkan adalah sebagai berikut; beriman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab.

Abdul Rachman Shaleh (2000:36) mengungkapkan bahwa kualitas SDM dari aspek agama, diarahkan agar semakin tertata kehidupan beragama yang harmoni, semarak dan mendalam, serta ditujukan kepada peningkatan kualitas keimanan dan ketaqwaan kepada Allah swt. Terciptanya kemantapan kerukunan beragama, bermasyarakat dan berkualitas dalam meningkatkan kesadaran dan peran serta akan tanggungjawab terhadap perkembangan akhlak serta secara bersama-sama memperkukuh kesadaran spritual, moral dan etik bangsa. Untuk itu peran agama diharapkan dapat berfungsi sebagai pengarah dan pengamanan pembangunan nasional.

Peningkatan kualitas sumber daya manusia dapat dilakukan dengan perbaikan pendidikan. Filsafat pendidikan Islam berperan memberikan arahan, pedoman, petunjuk untuk memperbaiki kualitas kehidupan manusia, yang semua kehidupan sederhana menjadi meningkat ketarap kehidupan yang lebih baik, seperti yang tertuang dalam UU RI N0. 20 Tahun 2003.

Kesimpulan

Dari uraian yang telah dipaparkan di atas dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut:

1. Filsafat pendidikan Islam merupakan sistem berfikir filsafati yang diterapkan dalam memecahkan persoalan pendidikan Islam, dan sekaligus sebagai normatif dalam arti filsafat pendidikan Islam memberikan arah, pedoman dan resep bagi pelaksanaan pendidikan Islam yang tepat.

2. Peran filsafat pendidikan Islam dalam meningkatkan SDM adalah;

a. Berperan menunjukkan alternatif-alternatif pemecahan masalah dalam praktek pendidikan dan pandangan tentang hakikat manusia yang

(7)

Jurnal Pendidikan ‘IQRA’

mengarahkan secara nyata pelaksanaan pendidikan terhadap hakikat hidup dan kehidupan manusia, harus ditumbuhkembangkan.

b. Berperan dalam meningatkan SDM, untuk memperbaiki kualitas hidupnya, baik dari aspek agama, ekonomi, kemampuan, sikap mental intelegensi dan sebagainya.

Saran-saran

Penulis menyadari bahwa paper ini masih jauh dari keilmiahan, segala bentuk gagasan konstruktif sangat diharapkan untuk memenuhi standar keilmuan dan keilmiahan.

Daftar Pustaka

Azra, Azyumardi. Pendidikan Islam Tradisi dan Modernisasi di Tengah Tantangan Milenium III. Cet. I; Jakarta: Kencana, 2012.

Brucbacker, John S. Modern Philosophes of Education. New Delhi: McGraw Hill, 1978.

Jalaluddin, H. Teologi Pendidikan. Cet. III; Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003.

Latif, Abdullah. Pengembangan Sumber Daya Manusia yang Berkualitas Menghadapi Era Pasar Bebas. Jakarta: DPP Hippi, 1996.

Nata, Abuddin. Pemikiran Islam dan Barat. Cet. I; Jakarta: Rajawali Pers, 2012.

Nizar, Samsul. Dasar-Dasar Pemikiran Pendidikan Islam. Cet. I; Jakarta: Gaya Media Pratama, 2001.

Rachman Shaleh, Abdul. Pendidikan Agama dan Keagamaan: Visi, Misi dan Aksi. Jakarta: Germawindu Pancaperkasa, 2000.

Ramayulis, H. Filsafat Pendidikan Islam. Cet. III; Jakarta: Kalam Mulia, 2011.

T. Z, Djafar. Pendidikan non Formal dan Peningkatan Sumber Daya Manusia dalam Pembangunan. Padang: FIP UNP, 2001.

Undang-Undang RI No 20. Tahun 2003. Tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Cet. I; Jakarta: Sinar Grafika, 2003.

Zuhairini, dkk. Filsafat Pendidikan Islam. Cet. IV; Jakarta: Bumi Aksara, 2008.

Referensi

Dokumen terkait

Sesuai dengan judul masalah penelitian mengenai Penerapan dan Pengembangan Audit Kepegawaian Pada PTS dalam Upaya Peningkatan Efektivitas Pengelolaan Sumber Daya Manusia, maka

Penelitian ini dilakukan dengan harapan dapat menemukan jawaban dari permasalahan bagaimana aktifitas dan upaya pengembangan sumber daya manusia pada LPMP

119 Ibid ., hal.40.. dan pengetahuan dalam mengelola sarana dan prasarana yang ada di madrasah tersebut. Adapun upaya yang dilakukan dalam pengembangan sarana dan prasarana

Fokus penelitian ini adalah dampak strategi pengembangan sumber daya manusia terhadap peningkatan kinerja dan mutu pendidikan di SD Islam Al- Azhar 3 Cirebon, dengan