• Tidak ada hasil yang ditemukan

NOMOR 01 TAHUN 2009 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI SULAWESI BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "NOMOR 01 TAHUN 2009 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI SULAWESI BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI BARAT NOMOR 01 TAHUN 2009

TENTANG

ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI SULAWESI BARAT

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR SULAWESI BARAT,

Menimbang : a. bahwa berdasarkan Peraturan Gubernur Provinsi Sulawesi Barat Nomor 21 Tahun 2009 tentang Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi dan Tata Kerja Provinsi Sulawesi Barat yang menyebutkan dalam Pasal 34 ayat (1) Bagian Bantuan Hukum dan Hak Asasi Manusia mempunyai Tugas Pokok melaksanakan pengkajian pemberian bantuan hukum, perlindungan hukum dan penegakan HAM, pembinaan dan pengelola administrasi, pengangkatan dan administrasi, pengangkatan dan mutasi wilayah kerja PPNS;

b. bahwa berdasarkan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 6 Tahun 2003 tentang Pedoman Pembinaan Penyidik Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Pemerintah Daerah;

c. bahwa Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2007 tentang Pembentukan, Sususan Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah Provinsi Sulawesi Barat perlu dilakukan penataan kembali dengan berpedoman pada peraturan perundang-undangan yang berlaku;

d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaiman dimaksud pada huruf a, huruf b, dan huruf c perlu menetapkan Perubahan Atas Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Barat tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah Provinsi Sulawesi Barat dan Pembentukan Staf Ahli Gubernur Provinsi Sulawesi Barat.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 55 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3041) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia No 3890);

2. Undang-Undang No. 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan

Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2002 Nomor 137, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia 4250);

(2)

3. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389);

4. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2004 tentang Pembentukan Provinsi Sulawesi Barat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 105, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4422);

5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah pertama dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah Menjadi Undang-Undang Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4548), kedeua dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang- Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

6 Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);

7. Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2003 tentang Wewenang Pengangkatan Pemindahan dan Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 15, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4263);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemeintahan Daerah Kabupaten/Kota ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737 );

9. Peraturan Pemrintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741 );

10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 57 Tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis Penataan Organisasi Perangkat Daerah.

11. Keputusan DPRD Provinsi Sulawesi Barat Nomor 01 Tahun 2009

tentang Penyempurnaan Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat

Daerah Provinsi Sulawesi Barat.

(3)

Dengan Persetujuan Bersama,

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI SULAWESI BARAT

dan

GUBERNUR SULAWESI BARAT

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI SULAWESI BARAT

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini, yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Daerah Provinsi Sulawesi Barat;

2. Gubernur adalah Gubernur Provinsi Sulawesi Barat;

3. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Sulawesi Barat yang selanjutnya disingkat DPRD, adalah lembaga Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Sulawesi Barat sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah;

4. Pemerintah Daerah adalah Gubernur dan Perangkat Daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah;

5. Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh Pemerintah Daerah dan DPRD menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas – luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang – Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

6. Perangkat Daerah adalah unsur pembantu Gubernur dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah yang terdiri dari Sekretariat Daerah, Sekretariat DPRD, Dinas Daerah dan Lembaga Teknis Daerah;

7. Sekretaris Daerah yang selanjutnya disebut SEKDA adalah pejabat yang memimpin Sekretariat Daerah;

8. Sekretariat Daerah selanjutnya disebut SETDA adalah unsur perangkat daerah yang merupakan pembantu Gubernur;

9. Jabatan Fungsional adalah kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggung jawab, wewenang

dan hak seseorang Pegawai Negeri Sipil dalam rangka menjalankan tugas pokok dan fungsi

keahlian dan/atau keterampilan untuk mencapai tujuan organisasi,

(4)

BAB II PEMBENTUKAN

Pasal 2

Dengan Peraturan Daerah ini, dibentuk Sekretariat Daerah Provinsi Sulawesi Barat

BAB III

KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI DAN SUSUNAN ORGANISASI Bagian Pertama

Sekretariat Daerah

Pasal 3 (1) Sekretariat daerah merupakan unsur staf.

(2) Sekretariat daerah mempunyai tugas dan kewajiban membantu gubernur dalam menyusun kebijakan dan mengoordinasikan dinas daerah dan lembaga teknis daerah.

(3) Sekretariat daerah dalam melaksanakan tugas dan kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (2) menyelenggarakan fungsi:

a. penyusunan kebijakan pemerintahan daerah;

b. pengoordinasian pelaksanaan tugas dinas daerah dan lembaga teknis daerah;

c. pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan pemerintahan daerah;

d. pembinaan administrasi dan aparatur pemerintahan daerah; dan

e. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh gubernur sesuai dengan tugas dan fungsinya.

(4) Sekretariat daerah dipimpin oleh sekretaris daerah.

(5) Sekretaris daerah berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada gubernur.

(6) Susunan Organisasi Sekretariat Daerah Provinsi Sulawesi Barat, terdiri dari : 1. Asisten Bidang Ketataprajaan, terdiri dari:

a. Biro Tata Pemerintahan, terdiri dari :

1)

1) Bagian Dekonsentrasi & Tugas Pembantuan terdiri dari :

a) Subbag Penyelenggaraan Dekonsentrasi & Tugas Pembantuan;

b) Subbag. Pelaporan Dekonsentrasi & TP;

c) Subbag. Penanganan Pertanahan 2) Bagian Otonomi Daerah, terdiri dari :

a) Subbag Pengembangan Otoda;

b) Subbag Monitoring & Evaluasi Otoda;

c) Subbag Tata Usaha dan Pelaporan .

3) Bagian Pemerintahan , terdiri dari : a) Subbag Kerjasama Pemerintahan;

b) Subbag Bina Kewilayahan;

c) Subbag Penataan Batas Wilayah Daerah

(5)

4) Bagian Kependudukan dan Catatan Sipil, terdiri dari :

a) Subbag Pengelolaan Informasi Administrasi Kependudukan;

b) Subbag Pencataan Sipil;

c) Subbag Pendaftaran dan Perkembangan Penduduk.

b. Biro Hukum, terdiri dari :

1) Bagian Dokumentasi dan Informasi Hukum, terdiri dari : a) Subbag Tata Usaha ;

b) Subbag Dokumentasi Pengundangan Pusat;

c) Subbag Dokumentasi Pengundangan Daerah.

2) Bagian Penyusunan Peraturan Perundang-undangan Pusat dan Daerah, terdiri dari:

a) Subbag Penyusunan Peraturan Perundang-Undangan Pusat;

b) Subbag Penyusunan Peraturan Perundngan-Undangan Daerah.

3) Bagian Pengkajian Produk Hukum Pusat dan Daerah, terdiri dari : a) Subbag Pengkajian Produk Hukum Pusat;

b) Subbag Pengkajian Produk Hukum Daerah.

4) Bagian Bantuan Hukum, Hak Asasi Manusia dan PPNS, terdiri dari : a) Subbag Sengketa Hukum;

b) Subbag Perlindungan dan Penegakan Hak Asasi Manusia.

c) Subbag PPNS

c. Biro Humas dan Protokol, terdiri dari : 1) Bagian Humas, terdiri dari :

a) Subbag Tata Usaha Biro;

b) Subbag Pemberitaan dan Pelayanan Media;

c) Subbag Dokumentasi dan Penyusunan Sambutan.

2) Bagian Protokol, terdiri dari : a) Subbag Pengaturan acara;

b) Subbag Pelayanan Tamu Pimpinan;

c) Subbag Pengaturan Perjalanan dan Kegiatan Pimpinan.

3) Bagian Sandi Daerah dan Pengembangan Teknologi Informasi, terdiri dari : a) Subbag Sandi, Prsarana dan Pemeliharaan;

b) Subbag Kerjasama Produksi dan Teknis Siaran;

c) Subbag Perencanaan dan Pengelolaan Teknologi Informasi.

2. Asisten Bidang Pembangunan dan Kesra, terdiri dari:

a. Biro Ekonomi Dan Pembangunan, terdiri dari:

1) Bagian Administrasi Pembangunan, terdiri dari:

a) Subbag Tata Usaha ;

b) Subbag Evaluasi Program, monitoring dan Pelaporan;

c) Subbag Pemb. dan Analisis Pendataan.

2) Bagian Bina Pembangunan, terdiri dari :

a) Subbag Pembangunan Sarana dan Prasarana;

b) Subbag Bina Pengawasan Standarisasi dan Sertifikasi.

3) Bagian Bina Kerjasama Perekonomian, terdiri dari : a) Subbag Bina Perekonomian;

b) Subbag Kerajasama Perekonomian;

c) Subbag Analisis Perekonomian & Penyusunan kebijaksanaan.

(6)

b. Biro Umum, terdiri dari :

1) Bagian Tata Usaha Umum, terdiri dari :

a) Subbag Perencanaan dan Pengelolaan Surat;

b) Subbag Pelaporan dan Perjalanan Dinas;

c) Subbag Arsip, Dokumentasi dan Ekspedisi.

2) Bagian Rumah Tangga, terdiri dari : a) Subbag Rumah Tangga Pimpinan;

b) Subbag Pelayanan dan Akomodasi Tamu;

c) Subbag Tata Usaha Pimpinan.

3) Bagian Urusan dalam dan Pemeliharaan, terdiri dari : a) Subbag Kebersihan dan Pemeliharaan Gedung Kantor b) Subbag Kebersihan dan Pemeliharaan Rujab

c) Subbag Pemeliharaan Kendaraan Dinas c. Biro Kesejahteraan Rakyat, terdiri dari :

1) Bagian Keagamaan, terdiri dari :

a) Subbag Bina Keagamaan & Organisasi Keagamaan;

b) Subbag Urusan Haji;

c) Subbag Sarana dan Prasarana Peribadatan.

2) Bagian Bina Kepemudaan, Keolahragaan dan Peranan wanita, terdiri dari : a) Subbag Bina Keolahragaan dan Kepemudaan;

b) Subbag Fasilitasi Peranan Wanita;

c) Subbag Evaluasi dan Monitoring.

3) Bagian Kesejahteraan, terdiri dari : a) Subbag Tata Usaha Biro;

b) Subbag Fasilitasi Kesehatan;

c) Subbag Fasilitasi Peningkatan Pendidikan.

3. Asisten Bidang Administrasi, terdiri dari:

a. Biro Organisasi dan Kepegawaian, terdiri dari : 1) Bagian Kelembagaan, terdiri dari :

a) Subbag Analisis Kelembagaan;

b) Subbag Pengembangan Kelembagaan.

2) Bagian Ketatalaksanaan dan Sistem Pelaporan, terdiri dari : a) Subbag Pengembangan Kapasitas dan Penyusunan LAKIP;

b) Subbag Evaluasi dan Pembakuan;

c) Subbag Perpustakaan Sekretariat Daerah;

3) Bagian Analisis Jabatan, terdiri dari : a) Subbag Pengkajian Formasi Jabatan;

b) Subbag Analisis Formasi Jabatan.

4) Bagian Kepegawaian Sekretariat Daerah, terdiri dari : a) Subbag Tata Usaha ;

b) Subbag Kesejahteraan Pegawai;

c) Subbag Penanganan Kenaikan Pangkat, KGB dan Pensiun.

(7)

b. Biro Keuangan, terdiri dari:

1) Bagian Penyusunan Anggaran, terdiri dari : a) Subbag Tata Usaha;

b) Subbag Penyusunan Anggaran Penerimaan dan Anggaran Belanja;

c) Subbag Penggunaan Anggaran . 2) Bagian Akuntansi, terdiri dari :

a) Subbag Verifikasi;

b) Subbag Pembukuan;

c) Subbag Evaluasi dan Pelaporan.

3) Bagian Perbendaharaan, terdiri dari : a) Subbag Bina Perbendaharaan;

b) Subbag Pembiayaan dan Bantuan;

c) Subbag Belanja Pegawai.

c. Biro Perlengkapan dan Aset terdiri dari :

1) Bagian Perencanaan Kebutuhan dan Evaluasi, terdiri dari:

a) Subbag Tata Usaha ;

b) Subbag Perencanaan Kebutuhan;

c) Subbag Evaluasi.

2) Bagian Penyimpanan dan Inventarisasi, terdiri dari:

a) Subbag Penyimpanan;

b) Subbag Inventarisasi.

3) Bagian Distribusi dan Penghapusan, terdiri dari:

a) Subbag Distribusi;

b) Subbag Penghapusan.

4) Bagian Pemanfaatan Asset, terdiri dari : a) Subbag Kekayaan Sumberdaya Alam;

b) Subbag Peralatan Pusat dan Daerah.

Bagian Kedua Staf Ahli Gubernur

Pasal 4

(1) Gubernur dalam melaksanakan tugasnya dapat dibantu Staf Ahli, yang diangkat dan diberhentikan oleh Gubernur dari Pegawai Negeri Sipil dan berkedudukan di Kantor Gubernur.

(2) Staf Ahli Gubernur mempunyai tugas membantu Gubernur sesuai bidang keahlian, dan dalam pelaksanaan tugasnya secara administratif dikoordinasikan oleh Sekretaris Daerah.

(3) Staf Ahli dalam pelaksanaan tugasnya sebagaimana dimaksud pada ayat (2) menyelenggarakan fungsi:

a. pemberian pertimbangan kepada Gubernur sesuai dengan bidang keahlian masing- masing.

b. pengoordinasian tugas-tugas Staf Ahli kepada Sekretaris Daerah.

(4) Staf Ahli sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari : a. Staf Ahli Bidang Hukum dan Politik ;

b. Staf Ahli bidang Pemerintahan ; c. Staf Ahli bidang Pembangunan ;

d. Staf Ahli bidang Kemasyarakatan dan Sumberdaya Manusia ; e. Staf Ahli bidang Ekonomi dan Keuangan.

(5) Hubungan kerja Staf Ahli dengan Satuan Kerja Perangkat Daerah bersifat konsultasi dan

koordinasi.

(8)

Pasal 5

(1) Bagan Struktur Organisasi Sekretariat Daerah adalah sebagaimana tercantum dalam Lampiran dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

(2) Penjabaran tugas dan fungsi Sekretariat Daerah sebagaimana dimaksud pada Pasal 3 ayat (2) dan ayat (3) ditetapkan dengan Peraturan Gubernur.

BAB IV

KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL Pasal 6

(1) Kelompok Jabatan Fungsional terdiri dari sejumlah tenaga fungsional dalam berbagai jenjang jabatan berdasarkan bidang keahlian;

(2) Setiap Kelompok dipimpin oleh seorang tenaga fungsional yang senior yang diangkat oleh Gubernur ;

(3) Jenis jenjang dan jumlah jabatan fungsional ditetapkan oleh Gubernur berdasarkan kebutuhan dan beban kerja sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 7

Tata cara pengangkatan dalam jabatan fungsional ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

BAB V TATA KERJA

Pasal 8

(1) Dalam melaksanakan tugas dan fungsi Sekretariat Daerah dan Staf Ahli wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronisasi baik dalam lingkup masing-masing maupun antar satuan organisasi dalam lingkup pemerintah daerah serta instansi lain di luar pemerintah daerah sesuai dengan tugas pokok masing-masing.

(1) Setiap Pimpinan satuan organisasi wajib mengawasi, mengendalikan, memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan tugas bawahan masing-masing;

(2) Setiap Pimpinan satuan organisasi bertanggung jawab memimpin dan mengkordinasikan kepada bawahan masing-masing dan memberikan bimbingan serta petunjuk dalam melaksanakan tugas.

Pasal 9

(1) Setiap Pimpinan satuan organisasi wajib mengikuti dan mematuhi petunjuk dan bertanggung jawab pada atasan masing-masing serta menyampaikan laporan tepat waktu;

(2) Setiap laporan yang diterima oleh Pimpinan satuan organisasi dari bawahannya wajib diolah dan dipergunakan sebagai bahan untuk menyusun laporan dan kebijakan lebih lanjut serta petunjuk kepada bawahannya;

(3) Dalam penyusunan laporan masing-masing satuan kerja wajib dikoordinasikan dengan

satuan kerja lainnya yang secara fungsional mempunyai keterkaitan.

(9)

BAB VI PEMBIAYAAN

Pasal 10

Pembiyaan dan pengelolaan Sekretariat Daerah dan Staf Ahli dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

BAB VII

PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN DALAM JABATAN

Pasal 11

(1) Sekretaris Daerah diangkat dari Pegawai Negeri Sipil yang memenuhi persyaratan;

(2) Sekretaris Daerah diangkat dan diberhentikan oleh Presiden atas usul Gubernur sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

(3) Kepala Biro, Kepala Bagian, Kepala Sub Bagian diangkat dan diberhentikan oleh Gubernur atas usul Sekretaris Daerah.

BAB VIII

KETENTUAN LAIN-LAIN

Pasal 12

Organisasi Sekretariat Daerah dan Staf Ahli sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (6) dan Pasal 4 ayat (4) dapat ditinjau kembali untuk disesuaikan dengan perkembangan kebutuhan, beban kerja dan kemampuan keuangan daerah, sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 13

Pemanfaatan personil, pembiayaan, peralatan dan dokumen yang berasal dari perangkat Pemerintah diatur lebih lanjut dengan persetujuan Gubernur.

BAB IX

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 14

Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini yang berkaitan dengan Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah Provinsi Sulawesi Barat dan Pembentukan Staf Ahli Gubernur Sulawesi Barat akan diatur lebih lanjut oleh Gubernur.

Pasal 15

Pada saat Peraturan Daerah ini mulai berlaku, maka Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2007

tentang Pembentukan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah Provinsi Sulawesi

Barat dicabut dan dinyatakan tidak berlaku lagi.

(10)

Pasal 16

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan dan berlaku surut sejak tanggal 15 Januari 2009.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Provinsi Sulawesi Barat.

Ditetapkan di Mamuju

pada tanggal, 16 Januari 2009

GUBERNUR SULAWESI BARAT,

H. ANWAR ADNAN SALEH

Diundangkan di Mamuju pada tanggal, 16 Januari 2009

SEKRETARIS DAERAH PROVINSI SULAWESI BARAT,

H. M. ARSYAD HAFID

LEMBARAN DAERAH PROVINSI SULAWESI BARAT TAHUN 2010 NOMOR 01

(11)

PENJELASAN

RANCANGAN PERUBAHAN ATAS

PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI BARAT NOMOR 1 TAHUN 2009

TENTANG

ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI SULAWESI BARAT

I. UMUM

Dalam Pasal 13 ayat (1) Undang-undang No. 26 Tahun 2004 tentang Pembentukan Provinsi Sulawesi Barat dinyatakan bahwa ”Dengan diresmikannya Provinsi Sulawesi Barat dan dilantiknya Pejabat Gubernur Sulawesi Barat dibentuk Perangkat Daerah yang meliputi Sekretariat Daerah, Dinas Daerah dan Lembaga Teknis Daerah dan Organisasi perangkat daerah yang lain dengan mempertimbangkan kebutuhan dan kemampuan daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Berdasarkan ketentuan dalam Pasal 13 ayat (1) Undang-Undang Nomor 26 tersebut, dan Pasal 13 Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2007 tentang Pembentukan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah Provinsi Sulawesi Barat, bahwa Organisasi Sekretariat Daerah dapat ditinjau kembali untuk disesuaikan perkembangan kebutuhan, beban kerja dan kemampuan keuangan daerah, sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Dengan telah ditetapkannya Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota, serta Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 Pasal 2 ayat (1), dijelaskan bahwa Pembentukan Organisasi Perangkat Daerah ditetapkan dengan peraturan daerah dengan berpedoman pada peraturan pemerintah ini.

II. PASAL DEMI PASAL

Pasal 1 s/d 2 : Cukup Jelas

Pasal 3 Ayat (1) : Cukup jelas

Ayat (2) : Cukup jelas

Pasai 4 Ayat (1) : Cukup jelas

Ayat (2) : Cukup jelas

Ayat (3) : Cukup jelas

Ayat (4) : Cukup jelas

Pasal 5 Ayat (1) : Cukup jelas

Ayat (2) : Cukup jelas

Pasal 6 Ayat (1) : Cukup jelas

(12)

Ayat (2) : Cukup jelas Ayat (3) : Cukup jelas

Pasal 7 : Cukup jelas

Pasal 8 Ayat (1) : Cukup jelas Ayat (2) : Cukup jelas Ayat (3) : Cukup jelas Pasal 9 Ayat (1) : Cukup jelas Ayat (2) : Cukup jelas Ayat (3) : Cukup jelas

Pasal 10 : Cukup jelas

Pasal 11 Ayat (1) : Cukup jelas

Ayat (2) : Dalam pengisian Sekretaris Daerah Provinsi, Gubernur mengajukan 3 (tiga) calon yang memenuhi persyaratan kepada Presiden melalui Menteri Dalam Negeri. Selanjutnya Menteri Dalam Negeri memberikan penilaian terhadap calon-calon serta mengusulkan kepada Presiden terhadap salah satu calon yang paling memenuhi persayaratan untuk diangkat oleh Presiden.

Pasal 12 s/d 16 : Cukup jelas

TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH PROVINSI SULAWESI BARAT NOMOR 34

Referensi

Dokumen terkait

Seperti yang telah diungkapkan di atas, materi pembelajaran aksara Jawa di SD kelas V adalah pengenalan aksara, kemudian membaca dan menulis kata serta kalimat

Diagram dan tabel diatas merupakan data keluhan yang ditujukan kepada Dinas PU Bina Marga dan Pematusan Kota Surabaya Periode Januari 2013.. Pengkategorian

Pengadilan Negeri Rote Ndao Kelas II merupakan salah satu pelaksana kekuasaan kehakiman di lingkungan peradilan umum yang mempunyai tugas pokok yaitu menerima, memeriksa dan

Konfigurasi parameter jaringan berupa parameter-parameter link budget yang diperlukan untuk perencanaan jaringan LTE dengan teknik TDD pada frekuensi 2300 MHz

Dari fenomena yang telah temukan dilapangan selama PKLI, peneliti tertarik untuk mengkaji lebih dalam tentang harga diri (self esteem) siswa yang melakukan kenakalan remaja, serta

Pada gambar 3.2 merupakan diagram pengendalian dari sistem palang pintu kereta otomatis, dimana set point merupakan nyala dari sensor berupa masukan 24 V

kemudian kata Tim Penguji, ke bawah disusul Ketua dengan nama, dan tanda tangan   pembimbing (sebagai Ketua tim penguji) serta Anggota berurut ke bawah nama/dan tanda tangan