• Tidak ada hasil yang ditemukan

Judul Penelitian: GAMBARAN KUALITAS AIR SUNGAI DI KAWASAN DAS CITARUM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Judul Penelitian: GAMBARAN KUALITAS AIR SUNGAI DI KAWASAN DAS CITARUM"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

1 Judul Penelitian:

GAMBARAN KUALITAS AIR SUNGAI DI KAWASAN DAS CITARUM

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

DAS Citarum merupakan DAS terbesar di Jawa Barat, memiliki luas sebesar 6.614 km2 dan panjang 300 km. Namun pencemaran di Sungai Citarum pun terjadi seiring pertambahan jumlah penduduk dan industri. Beberapa penelitian menunjukkan terjadinya penurunan kualitas air sungai dimana sepanjang 127 km atau 47,1% Sungai Citarum telah tercemar berat. Penyebab pencemaran dapat berasal dari berbagai sumber seperti kegiatan domestik, industri, dan kegiatan peternakan, pertanian.

Salah satu pencemaran yang terjadi adalah pencemaran logam berat disertai pelumpuran dan pendangkalan yang hebat dan terus berlangsung tanpa ada penanganan serius. Percemaran dan sedimentasi terjadi mulai dari hulu sungai di Situ Cisanti di kaki Gunung Wayang, Bandung Selatan, dan mengalir sepanjang 269 kilometer hingga muara sungai di Pantai Muara Merdeka, Kecamatan Muara Gembong, Kabupaten Bekasi, Jabar.

Hasil pemantauan kualitas air Perum Jasa Tirta II menyebutkan, air dari Outlet Cisanti (Hulu Sungai Citarum) sudah mengandung HS (hidrogen sulfida) dan chemical oxygen demand (COD) melebihi ambang baku mutu (Kompas, 2011).

Diketahui daerah aliran Sungai Citarum didominasi oleh sektor industri manufaktur seperti tekstil, kimia, kertas, kulit, logam/elektroplating, farmasi, produk makanan dan minuman, dan lainnya. Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Jawa Barat (BPLHD Jabar) telah mengkonfirmasi bahwa limbah industri jauh lebih intens dalam hal konsentrasi dan mengandung bahan-bahan berbahaya. Sebanyak 48% industri yang diamati, rata-rata pembuangan limbahnya 10 kali melampaui baku mutu yang telah ditetapkan (BPLHD Jabar, 2010).

(2)

2 Untuk itu diperlukan penggambaran kualitas air sungai sekitar DAS Citarum untuk mengetahui kondisi terkini dan juga mencegah dampak besar yang akan terjadi akibat pencemaran polutan dari berbagai sumber.

Tabel 1. Rencana target capaian

No Jenis Luaran Indikator Capaian

1 Publikasi ilmiah di jurnal ISSN Submitted dan pernyataan artikel diterima untuk dipublish

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu: Bagaimana gambaran kualitas air sungai di DAS Citarum.

1.3 Tujuan Penelitian

Mengetahui gambaran kualitas air sungai di DAS Citarum

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil dari pelaksanaan penelitian ini dapat bermanfat untuk mengetahui kualitas air sungai di DAS Citarum kemudian dapat dilakukan kegiatan pengelolaan agar kualitas Sungai Citarum dapat terjaga.

2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pencemaran Air Sungai

Sungai mempunyai fungsi yang strategis dalam menunjang pengembangan suatu daerah dengan fungsi yang sangat vital diantaranya sebagai sumber air minum, industri dan pertanian atau juga sebagai pusat listrik tenaga air serta mungkin juga sebagai sarana rekreasi air. Namun kualitas sumber air dari sungai-sungai

(3)

3 penting di Indonesia umumnya tercemar amat sangat berat oleh limbah organik yang berasal dari limbah penduduk, industri, dan lainnya.

Menurut Goel (2006), air dapat dikatakan tercemar ketika terjadi perubahan kualitas atau komposisi baik secara natural maupun hasil dari aktivitas manusia sehingga menjadi berkurang manfaatnya untuk minum, kebutuhan domestik, pertanian, industri, rekreasi, kehidupan satwa, dan penggunaan lainnya.

Definisi pencemaran air lainnya adalah berlebihnya suatu zat pada tempat yang salah. Artinya zat kimia apapun dapat menjadi polutan atau pencemar jika dalam konsentrasi yang tinggi. Beberapa zat kimia dapat menjadi prioritas untuk lingkungan air daripada zat kimia lainnya. Zat-zat kimia ini terpilih karena sering ditemukan terdapat pada air, dapat menyebabkan dampak negatif dalam konsentrasi yang kecil, sulit untuk terdegradasi untuk periode yang lama atau terjadi biomagnifikasi pada rantai makanan (Best et al, 1997).

Menurut PP 82 tahun 2001 yang dimaksud pencemaran air adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi dan atau komponen lain ke dalam air oleh kegiatan manusia, sehingga kualitas air turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air tidak dapat berfungsi sesuai dengan peruntukannya.

Secara spesifik Michael (1990) mendefinisikan pencemaran air sebagai penyimpangan sifat-sifat air dari keadaan normal, bukan dari kemurniannya.

Banyak air tawar yang tercemar berat oleh sisa-sisa pembuangan kotoran dan cairan pembuangan dalam bentuk cairan yang dihasilkan dari industri dan rumah tangga. Pencemaran ini berupa zat-zat racun yang mengendap atau deoksigenasi.

Menurut Solihin dan Darsati (1993), pencemaran air dapat diklasifikasikan menjadi tiga tipe yaitu:

1. Pencemaran kimia berupa senyawa karbon dan senyawa anorganik.

(4)

4 2. Pencemaran fisika yang dapat berupa materi terapung dan materi tersuspensi.

3. Pencemaran biologi yang dapat berupa mikroba pathogen, lumut, tumbuhan air.

Menurut NOAA (2008), terdapat dua sumber pencemaran yaitu sumber titik dan sumber non titik. Sumber titik adalah sumber polusi yang berasal dari sumber spesifik, teridentifikasi, seperti pipa, tangki, pit, atau saluran menuju badan air.

Pabrik dan pengolahan limbah domestik merupakan contoh tipe dari sumber titik.

Pabrik, termasuk refinery minyak, industri pulp dan kertas, kimia, elektronik, otomobil dapat menghasilkan satu atau lebih polutan pada efluennya. Beberapa industri membuang limbah langsung ke badan air, dan industri lainnya melakukan pengolahan terlebih dahulu.

2.2 Effluent Standard dan Stream Standard

Terdapat berbagai macam standar untuk menjaga kualitas air sungai yaitu effluent standard dan stream standard.

a. Effluent Standard

Efluen standard adalah standar efluen untuk industri. Pendekatan ini memiliki kelebihan yaitu kemudahan implementasi, bersifat praktis (World Bank, 2015).

b. Stream Standard

Standar ini mengatur tentang kualitas air sungai atau badan penerima untuk menerima limbah. Dimana badan penerima digunakan untuk berbagai macam keperluan seperti minum, mandi, memancing, dll. Di bawah sistem ini, sungai dikelompokkan dalam berbagai kategori seperti kelas I, kelas II, dll (World Bank, 2015).

Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air , klasifikasi mutu air dibagi menjadi (empat) kelas yaitu:

(5)

5 1. Kelas I, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk air baku air minum, dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut.

2. Kelas II, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk sarana/prasarana rekreasi air, pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi pertanaman, dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut.

3. Kelas III, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi pertanaman, dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut.

4. Kelas IV, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk mengairi pertanaman, dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut.

2.3 Penelitian Lain

Tabel 2. Penelitian sebelumnya

Tahun Nama Jurnal Judul Pembahasan

2014 Mohammad Widyar Rahman

Jurnal Pengelolaan Sumberdaya

Alam dan

Lingkungan Vol.

4 No. 1 (Juli 2014): 24 - 34

Status Kualitas Air dan Upaya Konservasi

Sumber Daya Lahan di DAS Citarum Hulu, Kabupaten

Bandung

Studi

menunjukkan bahwa status mutu air di DAS Citarum hulu dari tahun ke tahun relatif tidak ada

peningkatan kualitas air.

(6)

6 Parameter seperti BOD, COD, TP, H2S, Nitrit, TDS melebihi baku mutu.

Tahun Nama Jurnal Judul Pembahasan

2013 Edward Suhendra, Purwanto, Edwan Kardena

Prosiding

Seminar Nasional Pengelolaan Sumberdaya

Alam dan

Lingkungan 2013

Potensi Keberadaan Polutan

Kloroanilin di Sungai Citarum Akibat

Biotranformasi Pewarna Azo dari Air Limbah Tekstil

Terdapat potensi keberadaan polutan

kloroanilin di Sungai

Citarum akibat biotransfomasi azo dyes dari air limbah industri tekstil di Kecamatan Majalaya, Kabupaten Bandung.

3. METODE PENELITIAN

A. Objek dan Data Penelitian

Sebagai objek penelitian yaitu beberapa sungai di DAS Citarum. Data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh dari Badan Pengelola Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) Bandung. Beberapa parameter yang akan dilihat adalah pH, TDS, TSS, BOD, COD, nitrit, nitrat, dan beberapa logam berat.

(7)

7 Kemudian data-data tersebut akan dibuat trendline untuk mengetahui perbandingan kualitas air beberapa sungai.

3.1 Periode Pelaksanaan

Mulai : September 2016

Berakhir : Februari 2017

3.2 Jumlah Biaya Yang Diusulkan : Rp. 4.000.000,-

3.3 Lokasi Penelitian : DAS Citarum, Jawa Barat 3.4 Perguruan Tinggi Pengusul : Universitas Sahid

B. Teknik Analisis

Teknik analisis yang digunakan adalah dengan membandingkan data sekunder yang didapat beberapa tahun dari BPLHD Jawa Barat kemudian dibandingkan dengan baku mutu pemerintah atau baku mutu daerah setempat. Beberapa titik sampling merupakan titik sampling yang diambil dari data BPLHD. Pembahasan berupa analisis deskriptif berupa grafik dan kalimat penjelasan, serta dapat dibandingkan dari penelitian sebelumnya yang telah membahas mengenai Sungai Citarum.

(8)

8 4. BIAYA DAN JADWAL PELAKSANAAN

4.1 Anggaran Biaya

Anggaran biaya yang digunakan adalah sebagai berikut:

No Jenis Pengeluaran Biaya yang diusulkan

(Rp)

1 Gaji dan Upah 1.200.000

2 Bahan habis pakai dan Peralatan 1.500.000

3 Perjalanan a. Transport b. Konsumsi

300.000 200.000 4 Biaya Pengeluaran Lain-Lain

a. Dokumentasi b. Pembuatan laporan c. Administrasi

400.000 200.000 200.000

Jumlah 4.000.000

4.2 Jadwal Penelitian

Sesuai metodologi yang digunakan, kegiatan penelitian direncanakan dapat diselesaikan dalam 6 (enam) bulan dengan penjabaran waktu secara garis besar sebagai berikut :

No. Nama Kegiatan

Bulan ke

1 2 3 4 5 6

1. Persiapan 2. Studi literatur

3. Pangambilan data sekunder 4. Pengolahan data dan analisa 5. Pembuatan Laporan

(9)

9 5. DAFTAR PUSTAKA

BAPPENAS. (2011): Atlas Citarum 2011 Penanganan Terpadu Wilayah Sungai Citarum, Integrated Citarum Water Resources Management Investment Program.

BPLHD Jawa Barat. (2009): Annual State of Environment Report (ASER) 2009.

BPLHD Prov Jawa Barat. (2010): Original Title :Status Lingkungan Hidup Daerah.Translated: Regional Environmental Status. Sections : Industrial activities with water contamination possibility.

Cahyaningsih, A., Harsoyo, B. (2011): Distribusi Spasial Tingkat Pencemaran Air Di DAS Citarum, Jurnal Sains & Teknologi Modifikasi Cuaca, Vol. 11, No. 2, 1-9.

Goel, P.K. (2006): Water Pollution: Causes, Effects and Control, New Age International, New Delhi.

Kompas. (2011): Citarum Tercemar Dari Hulu. urlhttp://www.pili.or.id/node/40

NOAA. (2008): NOAA Ocean Service Education.

urlhttp://oceanservice.noaa.gov/education/kits/pollution/03pointsource.ht ml diakses pada 11 April 2015.

World Bank. (2015): Environmental Regulations and Standards. url:

http://water.worldbank.org/shw-resource-guide/institutions/regulations- and-standards/environment.

(10)

10 LAMPIRAN 1. JUSTIFIKASI ANGGARAN

No. Kategori Justifikasi

1. Bahan habis pakai dan Peralatan Diperlukan mutlak sebagai sarana kegiatan

2. Biaya Perjalanan Diperlukan sebagai pengganti uang transport yang dikeluarkan peneliti dan sebagai pendukung kegiatan 3. Biaya Dokumentasi Diperlukan sebagai penunjang

keabsahan penelitian dan pendukung laporan dengan memberikan dokumentasi yang diperlukan

5. Pembuatan laporan Diperlukan untuk menggandakan dan menjilid laporan akhir

6. Administrasi dan Surat-menyurat Diperlukan untuk mengurus persyaratan administrasi dan teknis lokasi

Gambar

Tabel 1. Rencana target capaian
Tabel 2. Penelitian sebelumnya

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji atau membuktikan uapaya meningkatkan hasil belajar PKn melalui metode pembelajaran NHT pada siswa kelas 6A SD YPK Rut

Memberikan wewenang kepada Dewan Komisaris Perseoran untuk menunjuk Kantor Akuntan Publik Independen yang akan mengaudit buku-buku Perseroan untuk tahun buku

Hasil dari penelitian tingkat kecemasan komunikasi antara model pembelajaran klasikal dan problem based learning dilihat dari presentasinya dapat diambil kesimpulan bahwa

Tujuan dari Penelitian Tindakan Kelas ini yaitu untuk mengetahui peningkatan hasil belajar SKI materi Perkembangan Peradaban Islam pada Masa Bani Abbasiyah dengan metode

Dari hasil wawancara,pak Dadang mengeluhkan adanya product defect yang dihasilkan setelah proses pengangkutan tomat dari kebun ke tempat pengumpulan.Ketika buruh

Namun, diduga adanya kecenderungan pertumbuhan pabrik pakan ternak yang sampai saat ini telah membentuk oligopoli ditunjukkan dengan adanya (1) proporsi produksi pakan dari

Salatiga adalah kota yang unik, kas dan menyenangkan bagi sebagian besar orang. Orang datang ke Salatiga bukan karena ada “gula-gula” atau sumber ekonomi yang melimpah, namun

Hilangnya daya akomodasi yang terjadi bersamaan dengan proses penuaan pada semua orang karena kelemahan otot akomodasi dan lensa mata yang tidak kenyal atau berkurang