BAB IV
PILOT PLANT
PENGOLAHAN AIR LIMBAH PENCUCIAN JEAN MENGGUNAKAN
KOMBINASI PROSES
PENGENDAPAN KIMIA DENGAN PROSES BIOFILTER TERCELUP
ANAEROB-AEROB
IV.1 Rancang Bangun IPAL
IV.1.1 Proses Pengolahan
Air limbah yang berasal dari limbah ipencucian jean serta limbah domestik dialirkan melalui saluran terbuka yang dilengkapi dengan bak pemisah pasir, dan selanjutnya air limbah dialirkan ke bak penampung yang berfungsi sebagai bak ekualisasi.
Bak ekualisasi ini dilengkapi dengan saringan kasar dan saringan halus pada bagian inletnya, yang berfungsi untuk menyaring kotoran padat yang ikut di dalam air limbah.
Dari bak ekualisasi, air limbah dipompa ke bak pengendapan kimia sambil diinjeksi dengan bahan koagulan ferosulfat. Efluen limbah dari bak pengendapan kimia selanjutnya dialirkan secara gravitasi ke reaktor biofilter anerob, selaqnjutna efluen dari reaktor biofilter anaerob dialirkan ke reaktor biofilter anaerob-aerob yang terdiri dari bak pengendapan awal, biofilter zona anaerob, biofilter zona aerob dan bak pengendapan akhir.
Efluen dari biofilter anerob pertama masuk ke bak pengendapan awal, dan dari bak pengendapan awal air limbah dialirkan ke biofilter zona anaerob dengan arah aliran dari atas ke bawah, dan dari bawah ke atas. Di dalam bak biofilter anaerob tersebut diisi dengan media dari bahan plastik tipe sarang tawon. Jumlah bak kontaktor anaerob terdiri dari dua buah ruangan. Penguraian zat-zat organik yang ada dalam air limbah dilakukan oleh bakteri anaerobik atau facultatif aerobik. Setelah beberapa
hari operasi, pada permukaan media filter akan tumbuh lapisan film mikro-organisme. Mikro- organisme inilah yang akan menguraikan zat organik yang belum sempat terurai pada bak pengendap
Air limpasan dari bak biofilter anaerob dialirkan ke bak biofilter aerob. Di dalam bak biofilter aerob ini diisi dengan media dari bahan pasltik tipe rarang tawon, sambil diaerasi atau dihembus dengan udara sehingga mikro organisme yang ada akan menguraikan zat organik yang ada dalam air limbah serta tumbuh dan menempel pada permukaan media. Dengan demikian air limbah akan kontak dengan mikro-orgainisme yang tersuspensi dalam air maupun yang menempel pada permukaan media yang mana hal tersebut dapat meningkatkan efisiensi penguraian zat organik, deterjen serta mempercepat proses nitrifikasi, sehingga efisiensi penghilangan ammonia menjadi lebih besar. Dari bak aerasi, air dialirkan ke bak pengendap akhir. Di dalam bak ini lumpur aktif yang mengandung massa mikro-organisme diendapkan dan dipompa kembali ke bagian inlet bak aerasi dengan pompa sirkulasi lumpur.
Sedangkan air limpasan (over flow) dialirkan ke bak khlorinasi. Di dalam bak kontaktor khlor ini air limbah dikontakkan dengan senyawa khlor untuk membunuh micro-organisme patogen. Air olahan, yakni air yang keluar setelah proses khlorinasi dapat langsung dibuang ke sungai atau saluran umum.
Dengan menggunakan kombinasi proses pengendapan kimia dengan proses biofilter anaerob dan aerob tersebut selain dapat menurunkan zat organik (BOD, COD), ammonia, deterjen, padatan tersuspensi (SS), phospat dan lainnya.
Diagram proses pengolahan air limbah pencucian jean menggunakan kombinasi proses pengendapan kimia dengan biofilter anaerob-aerob dan skenario penurunan konsentrasi BOD dapat dilihat pada Gambar IV.1, sedangankan Diagram proses biofilter anaerob-aerob dan skenario penurunan konsentrasi BOD dapat dilihat pada Gambar IV.2.
IV.1.2 Keunggulan Proses
Proses dengan Biofilter “Anaerob-Aerob” ini mempunyai beberapa keuntungan yakni :
Adanya air buangan yang melalui media kerikil yang terdapat pada biofilter mengakibatkan timbulnya lapisan lendir yang menyelimuti kerikil atau yang disebut juga biological film. Air limbah yang masih mengandung zat organik yang belum teruraikan pada bak pengendap bila melalui lapisan lendir ini akan mengalami proses penguraian secara biologis. Efisiensi biofilter tergantung dari luas kontak antara air limbah dengan mikro-organisme yang menempel pada permukaan media filter tersebut. Makin luas bidang kontaknya maka
Biofilter juga berfungsi sebagai media penyaring air limbah yang melalui media ini.
Sebagai akibatnya, air limbah yang mengandung suspended solids dan bakteri E.coli setelah melalui filter ini akan berkurang konsentrasinya. Efesiensi penyaringan akan sangat besar karena dengan adanya biofilter up flow yakni penyaringan dengan sistem aliran dari bawah ke atas akan mengurangi kecepatan partikel yang terdapat pada air buangan dan partikel yang tidak terbawa aliran ke atas akan mengendapkan di dasar bak filter. Sistem biofilter anaerob-aerb ini sangat sederhana, operasinya mudah dan tanpa memakai bahan kimia serta tanpa membutuhkan energi. Poses ini cocok digunakan untuk mengolah air limbah dengan kapasitas yang tidak terlalu besar.
Gambar IV.1:
Diagram proses pengolahan air limbah pencucian jean menggunakan kombinasi proses pengendapan kimia dengan biofilter anaerob-aerob dan skenario
penurunan konsentrasi BOD.
Gambar IV.2 :
Diagram proses biofilter anaerob-aerob dan skenario penurunan konsentrasi BOD.
Dengan kombinasi proses “Anaerob-Aerob”, efisiensi penghilangan senyawa phospor menjadi lebih besar bila dibandingankan dengan proses anaerob atau proses aerob saja. Selama berada pada kondisi anaerob, senyawa phospor anorganik yang ada dalam sel-sel mikrooragnisme akan keluar sebagai akibat hidrolosa senyawa phospor.
Sedangkan energi yang dihasilkan digunakan untuk menyerap BOD (senyawa organik) yang ada di dalam air limbah.
Selama berada pada kondisi aerob, senyawa phospor terlarut akan diserap oleh bakteria atau mikroorganisme dan akan sintesa menjadi polyphospat dengan menggunakan energi yang dihasilkan oleh proses oksidasi senyawa organik (BOD). Dengan demikian dengan kombinasi proses anaerob-aerob dapat menghilangkan BOD maupun phospor dengan baik. Proses ini dapat digunakan untuk pengolahan air limbah dengan beban organik yang cukup besar.
Pengelolaannya sangat mudah.
Biaya operasinya rendah.
Dibandingkan dengan proses lumpur aktif, Lumpur yang dihasilkan relatif sedikit.
Dapat menghilangkan nitrogen dan phospor yang dapat menyebabkan euthropikasi.
Suplai udara untuk aerasi relatif kecil.
Dapat digunakan untuk air limbah dengan beban BOD yang cukup besar.
Dapat menghilangan padatan tersuspensi (SS) dengan baik.
IV.1.3 Rancang Bangun dan Spesifikasi Teknis IPAL Kkapasitas 20 m3 per hari
IV.1.3.A Perhitungan Teknis
Dalam desain unit pengolahan limbah tekstil kapasitas individual ini ada beberapa kriteria desain yang ditetapkan, dengan mempertimbang kondisi air baku (campuran dengan domestik waste) dan kualitas air keluaran yang ditetapkan adalah sebagai berikut :
Kapasitas Pengolahan : 20 m3/hari Influent BOD : 1500 mg/l Effluent BOD : < 50 mg/l Effluent SS : < 50 ppm Efisiensi pengolahan : 90-95 %
1. Bak Ekualisasi
Debit Air Limbah = 20 m3/hari = 835 lt/jam = 0,835 m3/jam
Konsentrasi BOD din dalam air limbah = 1500 mg/l Waktu Tinggal = 10 Jam
Volume Efektif = 10/24 x 20 m3 = 8,34 m3
Dimensi :
Lebar : 1,5 m Panjang : 4 m
Kedalaman : 1,38 m ----> dibulatkan 1,5m Tinggi Ruang Bebas : 0,5 m
Jadi : Dimensi Bak ekualisasi = 1,5 m x 4 m x 2 m Disain bak dapat dilihat seperti pada Gambar IV.3.
2. Bak Pengendapan Kimia
Tipe Bak Pengendap adalah Pengendapan dengan papan miring.
Efisiensi Penurunan BOD = 45 % Konsentrasi BOD Masuk = 1500 mg/l Konsentrasi BOD Keluar = 825 mg/l Waktu tinggal di dalam bak = 6 jam Volume Efektif = 5 m3
Dimensi Bak :
Lebar : 1,5 m Panjang : 2,5 m
Kedalaman : 1,3 m Tinggi ruang bebas : 0.2 m
Dimensi Bak : 1,5 m x2,5 m x1,5 m
Disain bak dapat dilihat seperti pada Gambar IV.4.
Kebutuhan Bahan Kimia (Koagulan)
Bahan kimia yang digunakan : ferosulfat (FeSO4.n H2O)
Tipe : butiran (granular) Dosis Ferosulfat = 400 mg/l Debit Limbah = 20 m3/hari.
Laju alir pompa dosing = 10 -15 liter/jam = 0,24 – 0,36 m3/hari
Untuk menentukan konsentrasi Ferosulfat di dalam larutan Ferosulfat (larutan koagulan) dapat dihitung berdasarkan ilustrasi sepeti pada Gambar IV. .
Berdasarkan ilustrasi tersebut di dapatkan persamaan :
Q1 x C1 + Q2 x C2 = Q3 x C3 ---> dimana :
Q1 = Debit air limbah (m3/hari)
C1 = Konsentrasi ferosulfat awal di dalam air Limbah
Q2 = Laju alir larutan ferosulfat yang diinjeksikan
ke dalam air limbah (m3/hari)
C2 = Konsentrasi ferosulfat di dalam larutan (gr/m3)
Q3 = Laju alir total (m3)
C3 = Konsentrasi ferosulfat yang diharapkan (400 gr//m3)
Gambar IV. : Ilustrasi perhitungan injeksi ferosulfat.
Q1 = 20 m3/hari Ci = 0
Q2 = 0,24 m3/hari C2 = belum diketahui Q3 = 20,24 m3/hari C3 = 400 gr/m3
Jadi :
20,24 X 400
C2 = gr/m3 = 33.733 gr/m3 0,24
Dengan demikian untuk mendapatkan konsentrasi injeksi ferosulfat sebesar 400 mg/l dilakukan dengan cara menginjeksikan larutan ferosulfat
dengan konsentrasi 33.733 mg/l ke dalam air limbah dengan laju injeksi 0,24 m3/hari atau 10 liter/jam.
Untuk membuat larutan ferosulfat dengan konsentrasi 33.733 gr/m3 dilakukan dengan cara melarutkan 6.750 gr ferosulfat ke dalam 200 liter air.
3. Bak Biofilter Anaerob
Debit Air Limbah = 20 m3/hari = 835 lt/jam = 0,835 m3/jam
Efisiensi Penurunan BOD = 70 % Konsentrasi BOD Masuk = 825 mg/l Konsentrasi BOD Keluar = 330 mg/l
Berdasarkan percobaan seperti pada Bab III, Gambar III. 12, unntuk beban BOD Volumetrik 1-4
kg/m3-reaktor.hari didapatkan efisiensi penghilangan BOD 85-90 %. Ditetapkan : Beban BOD volumetrik 3,5 kg-BOD/m3.hari.
Jumlah BOD masuk Reaktor = 20 m3/hari x 825 gr/m3
= 16.500 gr-BOD/hari =16,5 kg-BOD/hari.
16,5 kg-BOD/hari Volume Efektif Reaktor = =
3,5 kg-BOD/m3.hari = 4,7 m3
Dimensi Reaktor Biofilter Anaerobik :
Lebar : 1,5 m
Panjang : 1,5 m Kedalaman air : 2,0 m Tinggi ruang bebas : 0,3 m
Reaktor Biofilter Anaerobik tersebut diisi dengan media dari bahan plastik tipe sarang tawon. Ratio volume media dengan volume efektif Reaktor adalah 0,6.
Volume media = 0,6 x 4,7 m3 = 2,82 m3
16,5 kg-BOD/hari Beban BOD per volume media =
2,82 m3
= 5,85 kg-BOD/m3.hari.
Chek :
Untuk standar High Rate Trickiling Filter beban BOD berkisar antara 0,4 – 4,7 kg- BOD/m3.hari dengan efisiensi pengolahan sekitar 80 %.
Disain Reaktor Biofilter Anaerob dapat dilihat seperti pada Gambar IV.5.
3. Bak Biofilter Anaerob-Aerob (Pengolahan Lanjut)
Diagram proses biofilter anaerob-aerob dan skenario penurunan konsentrasi BOD di dalam reaktor dapat dilihat seperti pada Gambar IV.2.
Reaktor terdiri dari beberapa bagian yakni : bak pengendapan awal, bak biofilter anaerob, bak biofilter aerob dan bak pengendapan akhir.
Gambar IV.2 :
Diagram proses biofilter anaerob-aerob dan skenario penurunan konsentrasi BOD
a. Ruang Pengendapan Awal
Debit Air Limbah = 20 m3/hari = 835 lt/jam
= 0,835 m3/jam
Waktu Tinggal = 1,4 Jam
Efisiensi Penurunan BOD = 25 % Konsentrasi BOD Masuk = 330 mg/l Konsentrasi BOD Keluar = 250 mg/l
Volume Efektif = 1,4/24 x 20 m3 = 1,18 m3 Dibulatkan menjadi 1,2 m3
Dimensi Bak :
Lebar : 1 m
Panjang : 0,6 m Kedalaman air : 2 m Tinggi ruang bebas : 0,1 m
Chek Waktu Tinggal rata-rata = 1,44 Jam
Beban permukaan (surface loading) rata-rata = 20 m3/hari
= = 33 m3/m2.hari (0,6 x 1) m2
Standar JWWA :
Beban permukaan = 20 –50 m3/m2.hari. (JWWA)
b. Bak Biofilter Anaerob (Zona Pengolahan lanjut anoksik )
Debit Air Limbah = 20 m3/hari = 835 lt/jam = 0,835 m3/jam
Konsentrasi BOD Masuk = 250 mg/l Konsentrasi BOD Keluar = 100 mg/l Efisiensi Penurunan BOD = 60 %
Jumlah BOD masuk Reaktor = 20 m3/hari x 250 gr/m3
= 5000 gr-BOD/hari = 5 kg-BOD/hari.
Ditetapkan : Beban BOD volumetrik 2,0 kg- BOD/m3.hari.
5 kg-BOD/hari
Volume Efektif Reaktor = = 2,0 kg-BOD/m3.hari = 2,5 m3
Dimensi Bak : 1 m X 1,2 m X 2 m
Lebar : 1 m
Panjang : 0,6 m
Kedalaman air : 2 m Tinggi ruang bebas : 0,1 m
Di bagi menjadi dua ruangan yakni masing-masing dengan ukuran ;
Lebar : 1 m
Panjang : 0,6 m Kedalaman air : 2 m Tinggi ruang bebas : 0,1 m
Waktu Tinggal Total = 3 Jam
Tiap-tiap ruang diisi dengan media biofiloter dati bahan plastik tipe sarang tawon.
Ratio volume media terhadap volume reaktor = 0,7
Volume media yang diperlukan = 0,7 x 2,5 m3 = 1,75 m3
5 kg-BOD/hari Beban BOD per volume media = =
1,75 m3
= 2,85 kg-BOD/m3.hari.
Chek :
Untuk standar High Rate Trickiling Filter beban BOD berkisar antara 0,4 – 4,7 kg- BOD/m3.hari dengan efisiensi pengolahan sekitar 80 %.
c. Bak Biofilter Aerob
(Zona Pengolahan lanjut Aerob)
Debit Air Limbah = 20 m3/hari = 835 lt/jam = 0,835 m3/jam
Konsentrasi BOD Masuk = 100 mg/l Konsentrasi BOD Keluar = 50 mg/l Efisiensi Penurunan BOD = 50 %
Jumlah BOD masuk Reaktor =
= 20 m3/hari x 100 gr/m3
= 2000 gr-BOD/hari = 2 kg-BOD/hari.
BOD yang dihilangkan = 0,5 x 2 kg-BOD/hari = = 1,0 kg-BOD/hari
Ditetapkan : Beban BOD volumetrik 1,7 kg- BOD/m3.hari.
2 kg-BOD/hari
Volume Efektif Reaktor = = 1,7 kg-BOD/m3.hari = 1,2 m3
Dimensi Bak : 1 m X 1,2 m X 2 m
Lebar : 1 m
Panjang : 0,6 m Kedalaman air : 2 m Tinggi ruang bebas : 0,1 m
Waktu Tinggal = 1,5 Jam
Reaktor diisi dengan media biofiloter dari bahan plastik tipe sarang tawon.
Ratio volume media terhadap volume reaktor = 0,7
Volume media yang diperlukan = 0,7 x 1,2 m3 = 0,84 m3
2 kg-BOD/hari Beban BOD per volume media = =
0,84 m3
= 2,38 kg-BOD/m3.hari.
kebutuhan Oksigen (udara) :
Kebutuhan oksigen di dalam reaktor biofilter aerob sebanding dengan jumlah BOD yang dihilangkan.
Kebutuhan teoritis = Jumlah BOD yang dihilangkan
= 1,0 kg/hari.
Faktor keamanan ditetapkan + 1,4 --->
Kebutuhan Oksigen Teoritis = 1,4 x 1,0 kg/ hari
= 1,4 kg/hari.
Temperatur udara rata-rata = 28 o C
Berat Udara pada suhu 28 o C = 1,1725 kg/m3.
Di asumsikan jumlah oksigen didalam udara 23,2
%.
Jumlah Kebutuhan Udara teoritis =
1,4 kg/hari
=
1,1725 kg/m3 x 0,232 g O2/g Udara
= 5,15 m3/hari.
Efisiensi Difuser = 1 % (tipe pipa berlubang)
5,15 m3/hari Kebutuhan Udara Aktual = =
0,01
= 515 m3/hari = 0,330 m3/menit.
= 330 liter per menit.
Chek : Ratio Volume Udara /Volume Air Limbah = 25,75
Blower Udara Yang diperlukan :
Spesifikasi Blower :
Kapasitas Blower = 500 liter/menit
Head = 2800 mm-aqua
Jumlah = 1 unit Tipe blower = HIBLOW
Listrik = 60 watt, 220 volt.
d. Ruangan Pengendapan Akhir
Debit Air Limbah = 20 m3/hari = 835 lt/jam = 0,835 m3/jam
Waktu Tinggal = 1,4 Jam
Volume Efektif = 1,4/24 x 20 m3 = 1,18 m3 dibulatkan 1,2 m3
Dimensi = 1 m X 0,6 m X 2 m Konsentrasi BOD Masuk = 50 mg/l Konsentrasi BOD Keluar = 50 mg/l
Chek Waktu Tinggal rata-rata = 1,44 Jam
Beban permukaan (surface loading) rata-rata = 20 m3/hari
= = 33 m3/m2.hari (0,6 x 1) m2
Standar JWWA :
Beban permukaan = 20 –50 m3/m2.hari. (JWWA)
IV.1.3.B Spesifikasi Teknis
Dari hasil perhintungan di atas ditentukan spesifikasi teknis bangunan IPAL serta peralatan pendukung sebagai berikut :
1. Bak Penampung Air Limbah
Dimensi : 150 cm X 400 cm X 200 cm Bahan : Beton semen cor
Volume Efektif : 10 M3 Lebar : 1,5 m
Panjang : 4 m
Kedalaman : 1,5m
Tinggi Ruang Bebas : 0,5 m Waktu Tinggal : 10 jam
2. Bak Pengedapan dengan Bahan Kimia
Dimensi : 150 cm X 250 cm X 150cm
Lebar : 1,5 m
Panjang : 2,5 m
Kedalaman : 1,3 m Tinggi ruang bebas : 0.2 m
Bahan : Fiber glass Volume Efektif : 5 M3
Total Retention Time : 4 jam
3. Unit Reaktor Biofiloter Anaerob
Dimensi : 150 cm X 150 cm X 230cm Bahan : Fiber glass
Volume Efektif : 4,5 M3 Total Retention Time : 5 jam
Tipe media biofilter : Sarang tawon,
Bahan : PVC
Volume Media : 2,8 m3
4. Unit Reaktor Biofilter Anaerob-Aerob
Dimensi : 100 cm X 310 cm X 225cm Bahan : Fiber glass
Volume Efektif : 6 M3 Total Retention Time : 7,2 jam
Tipe media biofilter : Sarang tawon
Bahan : PVC
Volume Media biofilter: 2,7 M3
5. Media Pembiakan Mikroba
Material : PVC sheet Ketebalan : 0,15 – 0,23 mm Luas Kontak Spsesifik : 200 – 226 m2/m3 Diameter lubang : 2 cm x 2 cm Warna : bening transparan Berat Spesifik : 30 -35 kg/m3
Porositas Rongga : 0,98
4. Blower Udara
Tipe : Hi Blow
Listrik : 60 watt, 220 volt.
Head : 2 m air
Q udara : 500 liter/menit
Jumlah : 1unit
5. Pompa Air Baku
Tipe :Submersible Pump
Kapasitas : 20 liter/menit Listrik : 250 watt, 220 volt Total Head : 8 meter
Jumlah : 1 unit
6. Pompa Sirkulasi
Tipe : Submersible Pump Kapasitas : 10 liter/menit
Listrik : 60 watt
Total Head : 6 meter 7. Bak Kontrol
Dimensi : 50 cm x 50 cm x 50 cm bahan : bata-semen
Jumlah : 1 unit.
8. Pompa Dosing
Tipe : Pulsa Feeder 150/100
Tekanan : 7 Bar
Kapasitas : 15 liter per jam Jumlah : 1 unit
9. Chemical Tank
Volume : 200 liter Bahan : Polyethylene Perlenkapan : Motor Pengaduk Listrik : 200 watt, 220 volt
Gambar IV.3 : BAK EKUALISASI IPAL PENCUCIAN JEAN (VOL. 8 M3) Dimensi : 1 m x 4 m X 2 m
Gambar IV.4.A : BAK KOAGULASI DENGAN BAHAN KIMIA (Potongan Melintang)
Gambar IV.4.B : BAK KOAGULASI DENGAN BAHAN KIMIA (Tampak Atas)
Gambar IV.5.A : Reaktor Biofilter Anaerob
Gambar IV.5.B : Reaktor Biofilter Anaerob
Gambar IV.6 : Reaktor Biofilter Anaerob-Aerob (Reaktor Pengolahan Lanjut).
Gambar IV.7 :
Diagram proses pengolahan air limbah pencucian jean dengan menggunakan kombinasi proses pengendapan kimia dengan proses biofilter anaerob-aerob .
Gambar IV.8 : TATA LETAK PERALATAN IPAL
IV.2 Peralatan IPAL
Peralatan utama IPAL industri kecil tekstil yang digunakan untuk pembangunan pilot plant terdiri dari bak pengendapan kimia, reaktor biofilter anaerob, reaktor biofilter aerob, pompa air baku limbah, pompa dosing bahan kimia, tangki bahan kimia, blower udara serta media biofilter tipe sarang tawon. Foto peralatan dapat dilihat seperti pada gambar berikut .
1. Bak Pengendapan Dengan Bahan Kimia
Gambar IV.9.a : Bak Pengendapan kimia (dilihat dari samping)
Gambar IV.9.b : Bak Pengendapan kimia (dilihat dari depan)
Gambar IV.9.c : Bak Pengendapan kimia (dilihat dari atas)
2. Bak Reaktor Anaerob
Gambar IV.10 : Reaktor Bofilter Anaerob
3. Bak Reaktor Aerob
Gambar IV.11.a : Reaktor Bofilter Aerob (dilihat dari samping)
Gambar IV.11.b : Reaktor Bofilter Aerob (dilihat dari depan)
4. Pompa Air Limbah
Gambar IV.12 : Pompa Air Limbah
5. Blower Udara
Gambar IV.13 : Blower Udara
6. Media Pembiakan Mikroba (Plastik Sarang Tawon)
Gambar IV.14 : Media Biofilter darai bahan palstik tipe sarang tawon
7. Pompa Dising
Gambar IV.15 : Pompa Dosing
8. Chemical Tank
Gambar IV.16 : Tangki Bahan Kimia
IV.3 Pembangunan dan pemasangan IPAL
Proses pembangunan dan pamasanganIPAL dapat dilihat seperti pada gambar dibawah ini.
Gambar 17: Pembuatan Bak Ekualisasi
Gambar 18: Bak Ekualisasi
Gambar 19 : Pilot Plant IPAL industri pencucian jean kapasitas 20-30 m3 per har
Gambar 20: Bak Pengendapan Kimia
Gambar 21: Pemasangan Media biofilter di dalam Reaktor Biofiloter Anaerob dan Reaktor Biofilter
Anaerob-Aerob (Raktor Pengolahan Lanjut)
Gambar 22 : IPAL Tekstil Kapasitas 20-30 M3 per hari yang telah terpasang
IV.4 Perkiraan Biaya Operasional Pengolahan Limbah Kapasitas 20 m3/hari
Biaya untuk pembangunan unit pengolah limbah individual dihitung berdasarkan kebutuhan biaya listrik dan kebutuhan bahan kimia yang digunakan dlam hal ini menggunakan ferrosulfat dengan konsentrasi 400 mg/l. Rincian biaya litrik dan biaya bahan kimia per hari dapat dilihat pada Tabel IV.1. dari tabel tersebut dapat diperkirakan biaya operasional IPAL industri kecil tekstil kapasitas 20 m3 per hari adalah Rp. 21.520,- per hari atau Rp.1.076,- per m3 limbah.
Tabel IV.1 : Perkiraan Biaya Operasional IPAL per Hari
No
Pengeluaran Jumlah
Harga Satuan
(Rp)
Total
1 Kebutuhan Listrik Pompa Limbah 250 watt Pompa sirkulasi 100 watt Pompa Dosing 50 watt Blower Udara 60 watt Total 460 watt
11,04 Kwh
500 5.520
2 Bahan kimia
Dosis 400 gr/m3 x 20 m3
8 kg 2000 16.000
TOTAL 21.520
Jika diasumsikan tiap mesin menghasilkan limbah 3000 liter dan dapat mencuci 400 potong
jean maka air limbah sebesar 20 m3 merupakan air limbah yang dikeluarkan untuk mencuci jean sebanyak = (20 m3 /3 m3)x400 potong
= 2666 potong.
Dengan demikian biaya limbah tiap potong jean yang dicuci yakni = 21520,- / 2666 potong
= Rp. 8,07 per potong jean.