FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRESTASI
BELAJ AR MAHASISWA DALAM MATA KULIAH
PEMERIKSAAN AKUNTANSI II
( Studi Empir is pada Mahasiswa Akuntansi UPN “Veter an” J awa Timur)
SKRIPSI
Diajukan oleh :
BAIDI 0913015007/FE/EA
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
J AWA TIMUR
BELAJ AR MAHASISWA DALAM MATA KULIAH
PEMERIKSAAN AKUNTANSI II
( Studi Empir is pada Mahasiswa Akuntansi UPN “Veter an” J awa Timur)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Per syaratan
dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Pr ogam Studi Akuntansi
Diajukan oleh :
Baidi
0913015007/FE/EA
Kepada
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
J AWA TIMUR
SKRIPSI
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRESTASI
BELAJ AR MAHASISWA DALAM MATA KULIAH
PEMERIKSAAN AKUNTANSI II
( Studi Empir is pada Mahasiswa Akuntansi UPN “Veter an” J awa Timur)
Disusun Oleh :
Baidi
0913015007/FE/EA
Telah dipertahankan Dihadapan dan Diterima oleh Tim Penguji Skripsi Progam Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Pada Tanggal 20 April 2013
Pembimbing : Tim Penguji:
Pembimbing Utama Ketua
Dr. Gideon Setyo Budiwidjaksono, MSi Drs. Ec. Eko Riadi, Maks NIP. 19670123 199303 2001
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini guna
memenuhi salah satu prasyarat dalam memperoleh gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi dalam jenjang Strata Satu Fakultas Ekonomi Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur dengan Judul.
“Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pr estasi Belajar Mahasiswa Dalam
Mata Kuliah Pemeriksaan Akuntansi II”
Penulis menyadari bahwa tanpa adanya bantuan dari beberapa pihak, maka
akan sulit bagi penulis untuk dapat menyusun skripsi ini. Dalam menulis skripsi
ini, penulis telah mendapatkan bantuan dari berbagai pihak yang telah
memberikan motivasi, bimbingan, saran, serta dorongan moril baik secara
langsung maupun tidak langsung sampai terselesaikannya penyusunan skripsi ini.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa hormat dan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada:
1. Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
skripsi ini dapat terselesaikan.
2. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP selaku Rektor Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
3. Bapak Dr. Dhani Ichsanuddin Nur, SE, MM, selaku Dekan Fakultas
4. Bapak Drs. Ec. H. Rahman Amrullah Suwaidi, MS, selaku Wakil Dekan I
Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa
Timur.
5. Bapak Drs. Ec. Saiful Anwar, Msi, selaku Wakil Dekan II Fakultas
Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
6. Bapak Dr. Hero Priono, Msi, AK, selaku Ketua Progam Studi Akuntansi
Universitas Pembangunan Nasional “ Veteran” Jawa Timur.
7. Bapak Dr. Gideon Setyo Budiwitjaksono, Msi, selaku Dosen Pembimbing
Utama Skripsi yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan
motivasi, dorongan, dan bimbingan dalam menyelesaikan skripsi ini.
8. Bapak dan Ibu Dosen serta staf pengajar Fakultas Ekonomi khususnya
Program Studi Akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
Jawa Timur yang telah memberikan ilmu pengetahuan selama kuliah.
9. Para Staf perpustakaan UPN “Veteran” Jawa Timur yang telah memberikan
bantuan dan arahan terhadap fasilitas peminjaman buku untuk dijadikan
referensi dalam penulisan skripsi ini.
10. Ibu tercinta dan kakak beserta istri tercintanya yang senantiasa memberikan
doa dan semangat moril maupun materi.
11. Sahabatku Riyanto, Listia, wiji, Cristina, Cholidah, dan semua teman yang
tidak dapat disebutkan satu persatu. Terima kasih untuk waktu yang indah
selama masa kuliah.
12. Serta untuk semua yang yang telah mendukung dalam penyelesaian skripsi
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, penulis menghargai segala bentuk kritik dan saran yang bersifat
membangun guna meningkatkan mutu dari penulisan skripsi ini. Penulis juga
berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan
Surabaya, 23 Mei 2013
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ... i
Daftar Isi ……….... iv
Daftar gambar ……… . viii
Daftar Tabel……… ix
Abstraksi ……… ... x
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah ... 1
1.2. Rumusan Masalah ... 5
1.3. Tujuan Penelitian ... 5
1.4. Manfaat Penelitian ... 6
BAB II TINJ AUAN PUSTAKA 2.1. Kajian Pustaka ... 7
2.1.1. Penelitian Terdahulu ... 7
2.2. Landasan Teori ……… ... 9
2.2.1. Belajar ... 9
2.2.1.1. Pengertian Belajar ... 9
2.2.2. Prestasi Belajar ... 12
2.2.2.1. Pengertian Prestasi Belajar ... 12
2.2.2.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar ... 14
2.2.3. Motivasi ... 20
2.2.3.3. Teori Yang Mendasari Pengaruh Motivasi Terhadap
Prestasi Mahasiswa ... 22
2.2.4. Ketrampilan sosial ... 23
2.2.4.1. Pengertian Ketrampilan Sosial ... 23
2.2.4.2. Tujuan Ketrampilan Sosial ... 24
2.2.4.3. Teori Yang Mendasari Pengaruh Ketrampilan Terhadap Prestasi Mahasiswa ... 24
2.2.5. Minat Belajar ... 25
2.2.5.1. Pengertian Minat Belajar ... 25
2.2.5.2. Teori yang Mendasari Pengertian Minat Belajar Terhadap Prestasi Mahasiswa ... 26
2.3. Kerangka Pikir ... 27
2.4. Hipotesis ... 28
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 29
3.2. Teknik Penentuan Sampel ... 32
3.2.1. Populasi ... 32
3.2.2. Teknik Penentuan Sampel... 33
3.3. Teknik Pengumpulan Data ... 34
3.3.1. Jenis Data dan sumber data ... 34
3.3.2. Pengumpulan Data ... 35
3.4. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis ... 36
3.4.1. Teknik Analisis ... 36
3.4.2. Uji Hipotesis ... 37
3.4.2.1. Uji Kesesuaian Model ... 37
3.4.2.2. Uji Parsial ... 38
3.4.2.3. Menentukan Koefisien Determinasi (R2) ... 39
3.4.3. Uji Normalitas ... 40
3.4.4. Uji Asumsi Klasik ... 40
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Obyek Penelitia ... 43
4.1.1.Frekuensi Variabel Motivasi(X1) ... 43
4.1.2. Keterampilan Sosial(X2) ... 45
4.1.3. Minat Belajar (X3) ... 46
4.1.4. Prestasi Belajar(Y) ... 48
4.2. Hasil Penelitian... 50
4.2.1. Uji Validitas... 50
4.2.2. Uji Realibilitas ... 53
4.3. Uji Regresi Linier Berganda ... 54
4.3.1. Hasil Uji Regresi Linear berganda... 54
4.3.2. Uji Hipotesis ... 55
4.3.2.1. Uji Kesesuaian Model ... 55
4.3.2.2. Uji Parsial ... 57
4.4. Pembahasan Dan Implikasi Penelitian... 62
4.4.1. Pengaruh Motivasi Terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa
Dalam Mata Kuliah Pemeriksaan Akuntansi II ... 62
4.4.2. Pengaruh Ketrampilan Sosial Terhadap Prestasi
Belajar Mahasiswa Dalam Mata Kuliah
Pemeriksaan Akuntansi II ... 63
4.4.3. Pengaruh Minat Belajar Terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa
Dalam Mata Kuliah Pemeriksaan Akuntansi II ... 65
4.5. Perbedaan Hasil Penelitian Dengan Penelitian Terdahulu... 66
4.6. Keterbatasan Penelitian... 67
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan ... 69
5.2. Saran ... 69
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
Tabel 1.1. Hasil Survey Pendahuluan ... 4
Tabel 4.1. Data Frekuensi Variabel Motivasi(X1) ... 43
Tabel 4.2. Data Frekuensi Variabel Keterampilan Sosial(X2)... 45
Tabel 4.3. Data Frekuensi Variabel Minat Belajar(X3)... 47
Tabel 4.4. Data Frekuensi Variabel Prestasi Belajar(Y) ... 49
Tabel 4.5. Hasil Uji Validitas Variabel Motivasi (X1) ... 51
Tabel 4.6. Hasil Uji Validitas Variabel Keterampilan Sosial (X2) ... 51
Tabel 4.7. Hasil Uji Validitas Variabel Minat Belajar(X3) ... 52
Tabel 4.8. Hasil Uji Validitas Variabel Prestasi Belajar (Y) ... 52
Tabel 4.9. Hasil Uji Reliabilitas ... 53
Tabel 4.10. Uji Regresi Linier Berganda ... 54
Tabel 4.11. Hasil Analisis Uji F ... 56
Tabel 4.12 : Hasil Koefisien Determinasi (R Square / R2) ... 56
Tabel 4.13. Hasil Analisis Uji t ... 57
Tabel 4.14. Tabel Uji Normalitas ... 58
Tabel 4.15. Uji Kualitas Data ... 59
Tabel 4.16. Uji Multikolinieritas ... 60
Tabel 4.17. Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 61
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRESTASI
BELAJ AR MAHASISWA DALAM MATA KULIAH
PEMERIKSAAN AKUNTANSI II
( Studi Empir is pada Mahasiswa Akuntansi UPN “Veter an”
J awa Timur )
Oleh :
BAIDI
Abstrak
Keberhasilan seseorang mahasiswa dalam belajar dapat dilihat dari prestasi belajar mahasiswa yang bersangkutan, di dalam pendidikan mahasiswa akan dinilai keberhasilannya melalui tes hasil belajar. Hasil yang diharapkan adalah prestasi belajar yang baik karena setiap orang menginginkan prestasi yang tinggi, baik mahasiswa, dosen, kampus, maupun orang tua hinggga masyarakat, namun antara mahasiswa satu dengan yang lainnya berbeda di dalam pencapaian hasil belajar, ada yang mampu mencapai prestasi yang tinggi, namun ada juga mahasiswa yang rendah prestasi belajarnya.
Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa reguler S1 jurusan Akuntansi UPN “Veteran” Jawa Timur angkatan 2009 yang masih aktif hingga tahun ajaran 2012/2013 dengan jumlah sebanyak 170 siswa, jumlah sampel yang dibutuhkan dalam penelitian ini sebanyak 63 orang atau responden. Sedangkan analisis yang dipergunakan adalah analisis regresi linier berganda.
Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah didapatkan: 1. Secara bersama-sama motivasi, keterampilan sosial dan minat belajar berpengaruh terhadap prestasi belajar mahasiswa dalam mata kuliah pemeriksaan akuntansi II. 2. Secara parsial, yaitu: a. Motivasi berpengaruh terhadap prestasi belajar mahasiswa dalam mata kuliah pemeriksan akuntansi II. b. Ketrampilan sosial berpengaruh terhadap prestasi belajar mahasiswa dakam mata kuliah pemeriksan akuntansi II. c. Minat belajar berpengaruh terhadap prestasi belajar mahasiswa dakam mata kuliah pemeriksan akuntansi II.
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Persaingan dalam dunia kerja saat ini semakin tajam akibat adanya
globalisasi. Pendidikan tinggi akuntansi sebagai sebuah institusi yang
menghasilakan lulusan dalam bidang akuntansi dituntut untuk tidak hanya
menguasai kemampuan di bidang akademik tetapi juga kemampuan di bidang
skill sehingga memiliki nilai tambah dalam bersaing di dunia kerja.
Salah satu faktor yang dapat mendukung keberhasilan pendidikan tinggi
akunansi adalah sikap dan mental mahasiswa dalam mengembangkan
kepribadiannya, kemampuan untuk mengembangkan kepribadian mahasiswa pada
masa sekarang ini lebih dikenal dengan istilah Emotional Question (EQ) atau kecerdasan emosional.
Kecerdasan emosional (Goleman, 2000) merupakan kemampuan
merasakan, memahami dan secara efektif menerapkan daya dan kepekaan emosi
sebagai sumber energi, informasi, koneksi dan pengaruh yang manusiawi, dengan
kemampuan ini maka mahasiswa akan mampu untuk mengenal siapa dirinya,
mengendalikan dirinya, memotivasi dirinya, berempati terhadap lingkungan
sekitarnya dan memiliki keterampilan sosial yang akan meningkatkan kualitas
pemahaman mereka tentang akuntansi karena adannya proses belajar yang
didasari oleh kesadaran mahasiswa itu sendiri (Slamet, 2011: 2).
Sundem (1993) dalam Machfoed (1998) mengkhawatirkan akan
2
akuntansi. Pendidikan tinggi tidak sanggup membuat anak didiknya menguasai
dengan baik pengetahuan dan keterampilan “hidup” (karena yang diajarkan hanya
menghafal) sekolah elitpun tidak mampu membekali murid-muridnya dengan
pengetahuan dan pegangan yang memadai untuk mengahadapi tantangan zaman
ini. Kelemahan tersebut diperparah karena peserta didik kurang mendapat
pendidikan yang memadai dalam keterampilan intelektual, komunikasi serta
interpersonal (Slamet, 2011:2).
Keberhasilan seseorang mahasiswa dalam belajar dapat dilihat dari
prestasi belajar mahasiswa yang bersangkutan, di dalam pendidikan mahasiswa
akan dinilai keberhasilannya melalui tes hasil belajar. Hasil yang diharapkan
adalah prestasi belajar yang baik karena setiap orang menginginkan prestasi yang
tinggi, baik mahasiswa, dosen, kampus, maupun orang tua hinggga masyarakat,
namun antara mahasiswa satu dengan yang lainnya berbeda di dalam pencapaian
hasil belajar, ada yang mampu mencapai prestasi yang tinggi, namun ada juga
mahasiswa yang rendah prestasi belajarnya.
Adanya perbedaan prestasi belajar mahasiswa banyak dipengaruhi oleh
berbagai faktor, prestasi belajar dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor internal
dan faktor eksternal. Faktor internal yaitu faktor yang bersumber dari dalam
individu seperti kecerdasan emosional, perhatian , bakat, kematangan, dan
kesiapan.
Faktor eksternal adalah semua faktor yang bersumber dari luar seperti
lingkungan. Lingkungan ini terdiri dari tiga yaitu lingkungan keluarga,
cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan
ekonomi keluarga, pengertian orang tua dan latar belakng kebudayaan.
Lingkungan kampus meliputi metode mengajar, kurikulum, relasi dosen dengan
mahasiswa, disiplin kampus dan lain-lain. Sedangkan lingkungan masyarakat
meliputi keadaan mahasiswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul, dan
bentuk kehidupan masyarakat (Wahyuni, 2007:2021).
Salah satu bidang kejuruan yang bertujuan profesionalisme pada jenjang
perguruan tinggi atau program strata-1 (S1) adalah bidang akuntansi. Mata kuliah
Pemeriksaan Akuntansi II marupakan salah satu bagian akuntansi yang dipelajari
mahasiswa programm strata-1 (S1) akuntansi, dalam upaya meningkatkan prestasi
belajar dirasa perlu dilakukan optimalisasi fungsi semua faktor yang
mempengaruhi prestasi belajar dalam mata kuliah Pemeriksaan Akuntansi II dan
optimalisasi interaksi antara faktor-faktor yang terkait di dalamnya.
Menurut Zakibaridwan (1996) kurikulum strata-1 (S1) akuntansi sejak
dahulu diarahkan untuk menghasilkan akuntan yang secara implisit merupakan
akuntan publik (Rosyidah, 2011:2). Mata kuliah pemeriksaan akuntansi II
merupakan salah satu dari mata kuliah keterampilan yang mengarah pada
profesionalisme di bidang akuntansi. Kemampuan intelektual pada diri manusia
tentunya berbeda-beda, sehingga ada juga mahasiswa yang beranggapan bahwa
mata kuliah pemeriksaan akuntansi II merupakan mata kuliah yang sulit sehingga
berdampak pada titik maksimalnya perolehan nilai pada mata kuliah tersebut.
Untuk memahami hal tersebut dilakukan survey dengan menyebarkan
4
mengenai kesulitan belajar mahasiswa dalam mata kuliah pemeriksaan akuntansi
II dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Dengan disebarkan kuesioner kepada
34 orang mahasiswa angakatan 2009 yang pernah mengambil mata kuliah
pemeriksaan akuntansi II.
Tabel 1.1 : Hasil Sur vey Pendahuluan
No Uraian Jumlah Persentase
1 Mengikuti ujian
perbaikan
24 66 %
2 Kesulitan memahami 20 58%
3 Kesulitan mengerjakan
tugas
18 52%
4 Tidak aktif bertanya 15 44%
5 Tidak belajar setiap hari 22 64%
Dari survey pendahahuluan 66% atau sebanyak 24 mahasiswa melakukan
ujian perbaikan, 58% atau sebanyak 20 orang mahasiswa menyatakan sulit
memahami mata kuliah ini, 52% atau sebanyak 18 orang menyatakan kesulitan
dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh dosen, 44% atau sebanyak 15 orang
menyatakan tidak aktif bertanya dikelas dan 64% atau sebanyak 22 mahasiswa
tidak selalu belajar setiap hari. Survey ini menunjukkan bahwa prestasi belajar
mahasiswa, terutama dalam menempuh mata kuliah Pemeriksaan Akuntansi II
Identifikasi awal tentang permasalahan yang dihadapi para mahasiswa
dalam memahami mata kuliah Pemeriksaan Akuntansi II, dan faktor-faktor apa
yang mempengaruhi prestasi belajar mahasiswa dalam mata kuliah Pemeriksaan
Akuntansi II maka dalam penelitian ini mengambil judul:
“Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pr estasi Belajar Mahasiswa Dalam
Mata Kuliah Pemeriksaan Akuntansi II”
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka rumusan masalah dalam
penelilitian ini sebagai berikut :
“Apakah motivasi, keterampilan sosial, dan minat belajar baik secara
bersama-sama maupun individu berpengaruh terhadap prestasi belajar mahasiswa
dalam mata kuliah pemeriksaan akuntansi II?”
1.3. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah, penelitian ini mempunyai tujuan sebagai
berikut:
Mengetahui dan menguji secara bersama-sama maupun individu pengaruh
motivasi, keterampilan sosial, dan minat belajar terhadap prestasi belajar
6
1.4. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini sebagai berikut:
a. Bagi Praktisi
Penelitian ini memberikan masukan dalam rangka mengembangkan
kecerdasan emosional dan kepercayaan diri untuk memperoleh prestasi yang lebih
baik dan sempurna.
b. Bagi Akademisi
Hasil penelitian ini diharapkan sebagai bahan pertimbangan dalam
merancang tugas-tugas kelas dan rumah sebagai dasar untuk menilai dan
memperbaiki kurikulum pelajaran dan juga sebagai pertimbangan dalam
memperbaiki metode pengajaran di dalam kelas.
c. Bagi Peneliti
Sebagai sarana untuk menerapkan ilmu pengetahuan dan teori-teori yang
telah diperoleh dibangku kuliah dan diharapkan dapat menambah wawasan dan
BAB II
TINJ AUAN PUSTAKA
2.1. Kajian Pustaka
2.1.1. Penelitian Ter dahulu
Beberapa peneliti terdahulu yang berhubungan dengan penelitian
sekarang adalah sebagai berikut :
1. Puji Lestari (2010)
a. Judul
“Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi akademik
mahasiswa pada mata kuliah pengantar akuntansi”
b. Rumusan masalah
1. Apakah prestasi di SLTA, pengalaman belajar akuntansi, motivasi dan
usaha serta kualitas pengajaran secara simultan berpengaruh terhadap
nilai pengantar akunansi?
2. Apakah prestasi di SLTA, pengalaman belajar akuntansi, motivasi, dan
usaha serta kualitas pengajaran secara parsial berpengaruh terhadap
nilai pengantar akunansi?
c. Kesimpulan
1. Faktor-faktor prestasi di SLTA, pengalaman belajar akuntansi,
motivasi dan usaha serta kualitas pengajaran secara simultan
berpengaruh signifikan terhadap nilai Pengantar Akunansi.
2. Prestasi belajar di SLTA tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai
8
3. Pengalaman belajar akuntansi tidak berpengaruh signifikan terhadap
nilai pengantar akunansi.
4. motivasi dan usaha tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai
pengantar akunansi.
5. kualitas pengajaran berpengaruh signifikan terhadap nilai pengantar
akunansi.
2. Irfan Affandi (2011)
a. Judul
“Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar mahasiswa
dalam mata kuliah akuntansi II”
b. Rumusan masalah
1. Apakah gaya belajar berpengaruh terhadap prestasi belajar mahasiswa
dalam mata kuliah pemeriksaan akuntansi II?
2. Apakah motivasi berpengaruh terhadap prestasi belajar mahasiswa
dalam mata kuliah pemeriksaan akuntansi II?
3. Apakah lingkungan berpengaruh terhadap prestasi belajar mahasiswa
dalam mata kuliah pemeriksaan akuntansi II?
4. Apakah intelectual berpengaruh terhadap prestasi belajar mahasiswa
dalam mata kuliah pemeriksaan akuntansi II?
c. Kesimpulan
1. Gaya belajar, motivasi, dan lingkungan belajar berpengaruh positif
terhadap prestasi mahasiswa dalam mata kuliah pemeriksaan akuntansi
2. Intelectual skill berpengaruh positif terhadap prestasi mahasiswa
dalam mata kuliah pemeriksaan akuntansi II teruji kebenarannya.
3. Dony Iskandarsyah (2012)
a. Judul
“Analisis faktor-faktor yang memengaruhi prestasi mahasiswa
dalam mempelajari Matakuliah Akuntansi Keuangan Menengah”
b. Rumusan Masalah
Apakah gaya mengajar, asistensi kepada mahasiswa, struktur
perkuliahan dan fasilitas belajar mengajar berpengaruh terhadap prestasi
belajar mahasiswa dalam mempelajari mata kuliah akuntansi keuangan
menengah?
c. Kesimpulan
Gaya mengajar, asistensi kepada mahasiswa, struktur perkuliahan
dan fasilitas belajar mengajar berpengaruh terhadap prestasi belajar
mahasiswa dalam mempelajari mata kuliah akuntansi keuangan menengah.
2.2. Landasan Teori
2.2.1. Belajar
2.2.1.1. Pengertian Belajar
Kegiatan belajar tidak pernah lepas dari aktivitas kehidupan manusia.
Belajar tidak selamanya harus dilakukan di lingkungan sekolah, akan tetapi dapat
dilaksanakan dimana saja, baik di lingkungan keluarga maupun masyarakat.
Menurut Purwanti (2009:17) prestasi belajar tidak dapat dipisahkan dari
10
belajar adalah hasil dari proses pembelajaran tersebut. Bagi seorang mahasiswa
belajar merupakan suatu kewajiban. Berhasil atau tidaknya seorang mahasiswa
dalam pendidikan tergantung pada proses belajar yang dialami oleh mahasiswa
tersebut.
Menurut Dalyono (2005:48) belajar dapat didefinisikan suatu usaha atau
kegiatan yang bertujuan mengadakan perubahan di dalam diri seseorang,
mencakup perubahan tingkah laku, sikap, ilmu pengetahuan, keterampilan dan
sebagainya.
Menurut Bruner (dalam Purwanti, 2009), proses belajar dapat dibedakan
menjadi tiga fase atau episode, yakni: informasi, transformasi, dan evaluasi.
(1) Informasi
Dalam setiap pelajaran diperoleh sejumlah informasi. Ada yang
menambah pengetahuan yang telah dimiliki, ada yang memperhalus dan ada
yang memperdalamnya. Ada pula informasi yang bertentangan dengan apa
yang telah kita ketahui sebelumnya.
(2) Transformasi
Informasi itu harus dianalisis, diubah, atau ditransformasi ke dalam bentuk
yang lebih abstrak, atau konseptual agar dapat digunakan untuk hal-hal yang
lebih luas. Dalam hal ini bantuan dosen sangat diperlukan.
(3) Evaluasi
Kemudian kita nilai hingga manakah pengetahuan yang kita peroleh dan
Dalam buku Education Psychology, Witherington (dalam Purwanto,
2006:84) mendefinisikan belajar sebagai suatu perubahan di dalam kepribadian
yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru dari pada reaksi yang berupa
kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian, atau suatu pengertian. Sedangkan,
Morgan dalam buku Introduction to Psychology (dalam Purwanto, 2006:84) mengemukakan bahwa belajar merupakan suatu perubahan yang relatif menetap
dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman.
Purwanto (2006:84) mengemukakan adanya beberapa elemen yang
penting yang mencirikan pengertian belajar, yaitu:
(1) Belajar merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku, dimana perubahan itu
dapat mengarah kepada tingkah laku yang lebih baik, tetapi juga ada
kemungkinan mengarah kepada tingkah laku yang lebih buruk;
(2) Belajar merupakan suatu perubahan yang terjadi melalui latihan atau
pengalaman, dalam arti perubahan-perubahan yang disebabkan oleh
pertumbuhan atau kematangan tidak dianggap sebagai hasil belajar, seperti
perubahan-perubahan yang terjadi pada diri seorang bayi;
(3) Untuk dapat disebut dengan belajar, maka perubahan itu harus relatif mantap,
harus merupakan akhir daripada suatu periode waktu yang cukup panjang.
Berapa lama periode waktu itu berlangsung sulit ditentukan dengan pasti,
tetapi perubahan itu hendaknya merupakan akhir dari suatu periode yang
mungkin berlangsung berhari-hari, berulan-bulan, ataupun bertahun-tahun. Ini
12
disebabkan oleh motivasi, kelelahan, adaptasi, ketajaman perhatian atau
kepekaan seseorang yang biasanya hanya berlangsung sementara.
(4) Tingkah laku yang mengalami perubahan karena belajar menyangkut berbagai
aspek kepribadian, baik fisik maupun psikis, seperti: perubahan dalam
pengertian, pemecahan suatu masalah/berfikir, keterampilan, kecakapan,
kebiasaan, ataupun sikap.
2.2.2. Prestasi Belajar
2.2.2.1. Pengertian Pr estasi Belajar
Menurut Tu’u (2004) dalam Johari (2006) “Prestasi adalah hasil yang
dicapai seseorang ketika mengerjakan tugas atau kegiatan terterntu”. Selanjutnya
menurut Arifin (1991) dalam Johari (2006) “Prestasi didefinisikan sebagai
kemampuan, keterampilan, dan sikap seseorang dalam menyelesaikan sesuatu
hal” (Rosyidah 2012:20).
Menurut Johari (2006) yang dimaksud dengan prestasi belajar adalah
“Istilah yang telah dicapai individu sebagai usaha yang dialami secara langsung
serta merupakan aktivitas yang bertujuan untuk memperoleh ilmu pengetahuan,
ketrampilan, kecerdasan, kecakapan dan sebagainya dalam keadaan kondisi serta
situasi tertentu”. Sementara itu menurut Tu’u (2004) dalam Johari (2006) prestasi
belajar adalah “Penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan
oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes yang diberikan oleh
dosen” (Rosyidah 2012:20).
Menurut Arifin dalam Farida (2003:80) mengatakan bahwa kata prestasi
fungsinya prestasi belajar menurut Arifin dalam Farida (2003:80) adalah sebagai
berikut :
a. Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang
telah dikuasai oleh anak didik
b. Prestasi belajar sebagai lambang pemusatan hasrat ingin tahu.
c. Prestasi belajar juga sebagai bahan informasi dalam inovasi pendekatan. Hal
ini berdasarkan asumsi bahwa prestasi belajar dapat dijadikan pendorong bagi
anak didik dalam meningkatkan ilmu pengetahuan dan berperan sebagai
umpan balik dalam meningkatkan mutu pendidikan.
d. Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari institusi pendidikan.
Indikator intern adalah prestasi belajar dapat dijadikan indikator produktivitas
suatu institusi suatu pendidikan, sedangkan indikator ekstern menunjukkan
bahwa prestasi belajar dijadikan indikator kesuksesan peserta didik di
masyarakat.
e. Prestasi belajar dapat dijadikan indikator terhadap daya serap (kecerdasan
peserta didik).
Dari beberapa definisi tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa prestasi
belajar merupakan hasil belajar yang diraih seorang mahasiswa berupa nilai.
Dalam penelitian ini, prestasi belajar yang dimaksud yaitu hasil belajar mahasiswa
dalam mata kuliah Pemeriksaan Akuntansi II pada jangka waktu tertentu di
14
2.2.2.2. Faktor -Faktor yang Mempengar uhi Pr estasi Belajar
Untuk meraih prestasi belajar yang baik, banyak sekali faktor yang perlu
diperhatikan karena di dalam dunia pendidikan tidak sedikit mahasiswa yang
mengalami kegagalan. Kadang ada mahasiswa yang memiliki dorongan yang kuat
untuk berprestasi dan kesempatan untuk meningkatkan prestasi, tetapi dalam
kenyataannya prestasi yang dihasilkan di bawah kemampuannya.
Menurut Syah (2003: 144) dalam Johari (2006:34) faktor-faktor yang
mempengaruhi prestasi belajar mahasiswa terdiri dari: tingkat kesehatan indera
pendengaran, penglihatan, kelelahan, kecerdasan, sikap mahasiswa, bakat
mahasiswa, minat mahasiswa, motivasi mahasiswa, dosen, staf administrasi,
teman sekelas, gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal mahasiswa dan
letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca, waktu belajar yang digunakan
mahasiswa, strategi dan metode belajar mahasiswa.
Menurut Suryabrata (dalam Purwanti, 2009:30-36), secara garis besar
faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dan prestasi belajar dapat digolongkan
menjadi dua bagian, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
(1) Faktor internal
Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam diri mahasiswa
yang dapat mempengaruhi prestasi belajar. Faktor ini dapat dibedakan menjadi
dua kelompok.
(a) Faktor fisiologis
Dalam hal ini, faktor fisiologis yang dimaksud adalah faktor yang
1. Kesehatan badan
Untuk dapat menempuh studi yang baik mahasiswa perlu
memperhatikan dan memelihara kesehatan tubuhnya. Keadaan fisik
yang lemah dapat menjadi penghalang bagi mahasiswa dalam
menyelesaikan program studinya. Dalam upaya memelihara kesehatan
fisiknya, mahasiswa perlu memperhatikan pola makan dan pola tidur,
untuk memperlancar metabolisme dalam tubuhnya. Selain itu, juga
untuk memelihara kesehatan bahkan juga dapat meningkatkan
ketangkasan fisik dibutuhkan olahraga yang teratur.
2. Panca indera
Berfungsinya panca indera merupakan syarat dapatnya belajar itu
berlangsung dengan baik. Dalam sistem pendidikan dewasa ini di
antara pancaindera itu yang paling memegang peranan dalam belajar
adalah mata dan telinga. Hal ini penting, karena sebagian besar hal-hal
yang dipelajari oleh manusia dipelajari melalui penglihatan dan
pendengaran. Dengan demikian, seorang anak yang memiliki cacat
fisik atau bahkan cacat mental akan menghambat dirinya didalam
menangkap pelajaran, sehingga pada akhirnya akan mempengaruhi
prestasi belajarnya di sekolah.
(b) Faktor psikologis
Ada banyak faktor psikologis yang dapat mempengaruhi prestasi
16
1. Intelligensi
Pada umumnya, prestasi belajar yang ditampilkan mahasiswa
mempunyai kaitan yang erat dengan tingkat kecerdasan yang dimiliki
mahasiswa. Menurut Binet (Winkle,1997:529) hakikat inteligensi
adalah kemampuan untuk menetapkan dan mempertahankan suatu
tujuan, untuk mengadakan suatu penyesuaian dalam rangka mencapai
tujuan itu dan untuk menilai keadaan diri secara kritis dan objektif.
Taraf inteligensi ini sangat mempengaruhi prestasi belajar seorang
mahasiswa, di mana mahasiswa yang memiliki taraf inteligensi tinggi
mempunyai peluang lebih besar untuk mencapai prestasi belajar yang
lebih tinggi. Sebaliknya, mahasiswa yang memiliki taraf inteligensi
yang rendah diperkirakan juga akan memiliki prestasi belajar yang
rendah. Namun bukanlah suatu yang tidak mungkin jika mahasiswa
dengan taraf inteligensi rendah memiliki prestasi belajar yang tinggi,
juga sebaliknya.
2. Sikap
Sikap yang pasif, rendah diri dan kurang percaya diri dapat
merupakan faktor yang menghambat mahasiswa dalam menampilkan
prestasi belajarnya. Menurut Sarlito Wirawan (1997:233) sikap adalah
kesiapan seseorang untuk bertindak secara tertentu terhadap hal-hal
tertentu. Sikap mahasiswa yang positif terhadap mata pelajaran di
universitas merupakan langkah awal yang baik dalam proses belajar
3. Motivasi
Menurut Irwanto (1997:193) motivasi adalah penggerak perilaku.
Motivasi belajar adalah pendorong seseorang untuk belajar. Motivasi
timbul karena adanya keinginan atau kebutuhan-kebutuhan dalam diri
seseorang. Seseorang berhasil dalam belajar karena ia ingin belajar.
Sedangkan menurut Winkle (1991:39) motivasi belajar adalah
keseluruhan daya penggerak di dalam diri mahasiswa yang
menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari
kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar itu;
maka tujuan yang dikehendaki oleh mahasiswa tercapai. Motivasi
belajar merupakan faktor psikis yang bersifat non intelektual.
Peranannya yang khas ialah dalam hal gairah atau semangat belajar,
mahasiswa yang termotivasi kuat akan mempunyai banyak energi
untuk melakukan kegiatan belajar.
(2) Faktor eksternal
Selain faktor-faktor yang ada dalam diri mahasiswa, ada pula hal-hal lain
diluar diri yang dapat mempengaruhi prestasi belajar yang akan diraih, antara
lain adalah :
(a) Faktor lingkungan keluarga
1. Sosial ekonomi keluarga
Dengan sosial ekonomi yang memadai, seseorang lebih
berkesempatan mendapatkan fasilitas belajar yang lebih baik, mulai
18
2. Pendidikan orang tua
Orang tua yang telah menempuh jenjang pendidikan tinggi
cenderung lebih memperhatikan dan memahami pentingnya
pendidikan bagi anak-anaknya, dibandingkan dengan yang mempunyai
jenjang pendidikan yang lebih rendah.
3. Perhatian orang tua dan suasana hubungan antara anggota keluarga
Dukungan dari keluarga merupakan suatu pemacu semangat
berpretasi bagi seseorang. Dukungan dalam hal ini bisa secara
langsung, berupa pujian atau nasihat; maupun secara tidak langsung,
seperti hubugan keluarga yang harmonis.
(b) Faktor lingkungan universitas
1. Sarana dan prasarana
Kelengkapan fasilitas universitas, seperti papan tulis, OHP akan
membantu kelancaran proses belajar mengajar di universitas; selain
bentuk ruangan, sirkulasi udara dan lingkungan sekitar universitas juga
dapat mempengaruhi proses belajar mengajar
2. Kompetensi dosen dan mahasiswa
Kualitas dosen dan mahasiswa sangat penting dalam meraih
prestasi, kelengkapan sarana dan prasarana tanpa disertai kinerja yang
baik dari para penggunanya akan sia-sia belaka. Bila seorang
mahasiswa merasa kebutuhannya untuk berprestasi dengan baik di
universitas terpenuhi, misalnya dengan tersedianya fasilitas dan tenaga
hubungan dengan dosen dan teman-temannya berlangsung harmonis,
maka mahasiswa akan memperoleh iklim belajar yang menyenangkan.
Dengan demikian, ia akan terdorong untuk terus-menerus
meningkatkan prestasi belajarnya.
3. Kurikulum dan metode mengajar
Hal ini meliputi materi dan bagaimana cara memberikan materi
tersebut kepada mahasiswa. Metrode pembelajaran yang lebih
interaktif sangat diperlukan untuk menumbuhkan minat dan peran serta
mahasiswa dalam kegiatan pembelajaran. Sarlito Wirawan (1994:122)
mengatakan bahwa faktor yang paling penting adalah faktor dosen.
Jika dosen mengajar dengan arif bijaksana, tegas, memiliki disiplin
tinggi, luwes dan mampu membuat mahasiswa menjadi senang akan
pelajaran, maka prestasi belajar mahasiswa akan cenderung tinggi,
paling tidak mahasiswa tersebut tidak bosan dalam mengikuti
pelajaran.
(c) Faktor lingkungan masyarakat
1. Sosial budaya
Pandangan masyarakat tentang pentingnya pendidikan akan
mempengaruhi kesungguhan pendidik dan peserta didik. Masyarakat
yang masih memandang rendah pendidikan akan enggan mengirimkan
anaknya ke universitas dan cenderung memandang rendah pekerjaan
20
2. Partisipasi terhadap pendidikan
Bila semua pihak telah berpartisipasi dan mendukung kegiatan
pendidikan, mulai dari pemerintah (berupa kebijakan dan anggaran)
sampai pada masyarakat bawah, setiap orang akan lebih menghargai
dan berusaha memajukan pendidikan dan ilmu pengetahuan.
Dari pendapat yang dikemukakan oleh beberapa ahli di atas bisa ditarik
kesimpulan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar berasal dari
internal dan eksternal. Dalam penelitian ini hanya membahas pengaruh motivasi,
ketrampilan sosial dan minat belajar terhadap prestasi belajar.
2.2.3. Motivasi
2.2.3.1. Pengertian Motivasi
Melakukan perbuatan belajar secara relatif tidak semudah melakukan
kebiasaan yang rutin dilakukan. Oleh karena itu diperlukan adanya sesuatu yang
mendorong kegiatan belajar agar semua tujuan yang diinginkan dapat tercapai.
Hal tersebut adalah adanya motivasi. Menurut Syamsul (dalam wahyuni 2007:40)
motivasi berasal dari kata motif yang berarti keadaan dalam diri seseorang yang
mendorongnya untuk bertindak melakukan suatu kegiatan dalam rangka
pencapaian tujuan.
Menurut Reber (1988) dalam Purwanti (2009:36) mendefinisikan motivasi
sebagai keadaan internal organism baik manusia ataupun hewan yang
mendorongnya untuk berbuat sesuatu. Dalam pengertian ini, motivasi berarti
Psikologi motivasi diartikan sebagai suatu kekuatan yang terdapat dalam
diri manusia yang dapat mempengaruhi tingkah lakunya untuk melakukan
kegiatan, sedangkan menurut Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono dalam
Wahyuni (2007: 41), motivasi sebagai faktor inner (batin) berfungsi menimbulkan, mendasari dan mengarahkan perbuatan belajar. "Dalam kegiatan
belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam
diri mahasiswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan
kegiatan belajar dan yang memberikan arah kegiatan belajar sehingga tujuan yang
dikehendaki oleh subyek belajar itu dapat tercapai" (Sardiman, 2006: 75).
Menurut Purwanto (2006:71) motivasi adalah pendorong suatu usaha yang
didasari untuk mempengaruhi tingkah laku seseorang agar bergerak hatinya untuk
bertindak melakukan sesuatu sehingga mempunyai hasil atau tujuantertentu.
Menurut duncan dalam bukunya organizational baharviour
mengemukakan bahwa didalam konsep manajemen, motivasi berarti setiap usaha
yang didasari untuk mempengaruhi perilaku seseorang agar meningkatkan
kemampuannya untuk mencapai tujuan organisasi (Purwanto 2006: 72).
Menurut kebanyakan definisi, motivasi mengandung 3 komponen pokok
yaitu:
1. Menggerakkan berarti menimbulkan kekuatan pada individu, memipin
seseorang untuk bertindak dengan cara tertentu.
22
3. Untuk menopang dan menjaga tingkah laku, lingkungan sekitar harus
menguatkan intensitas dorongan-dorongan dan kekuatan individu
(Purwanto 2006:72).
Definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa motivasi adalah dorongan
untuk melakukan kegiatan belajar dalam mata kuliah Pemeriksaan Akuntansi II,
bisa timbul dari diri mahasiswa itu sendiri dan dari orang lain atau dalam keadaan
tertentu.
2.2.3.2. Tujuan Motivasi
Menurut Purwanto (2006:73) motivasi mempunyai tujuan untuk
menggerakkan atau menggugah seseorang agar timbul keinginan dan kemaunnya
untuk melakukan sesuatu sehingga dapat memperoleh hasil atau mencapai tujuan
tertentu. Bagi seoarang mahasiswa motivasi mempunyai tujuan untuk memacu
diri sendiri agar timbul keinginan dan kemauan untuk meningkatkan prestasi
belajarnya sehingga tercapai tujuan pendidikan sesuai dengan yang diharapkan.
2.2.3.3. Teori Yang Mendasari Pengaruh Motivasi Terhadap Pr estasi
Mahsiswa.
Menurut teori hedonisme menyatakan bahwa manusia pada hakikatnya
adalah makhluk yang mementingkan kehidupan yang penuh kesenangan dan
kenikmatan. Oleh kerena itu setiap mengahadapi persoalan yang perlu
dipecahkan, manusia cenderung memilih alternatif. Pemecahan yang dapt
mendatangkan kesenangan dari pada mengakibatkan kesukaran, kesulitan dan
Menurut teori reaksi yang dipelajari menyatakan bahwa tindakan manusia
tidak berdasarkan naluri-naluri, tetapi berdasarkan pola-pola tingkah laku yang
dipelajari dari kebudayaan ditempat orang itu hidup dan dibesarkan. Oleh karena
itu teori ini apabila seorang pemimpin ataupun seorang pendidik akan memotivasi
anak buahnya atau anak didiknya pemimpin atau pendidik itu hendaknya
mengetaui benar-benar latar belakang orang-orang yang dipimpin atau dididiknya
(Purwanto 2006:75) Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa
motivasi dapat mempengaruhi prestasi mahasiswa dalam mata kuliah
pemerikasaan akuntansi II. Seorang mahasiswa yang termotivasi untuk berprestasi
akan jeli menemukan cara-cara untuk belajar lebih baik, berusaha, membuat
inovasi, atau menemukan keunggulan kompetitif.
2.2.4. Ketrampilan sosial
2.2.4.1. Pengertian Ketrampilan Sosial
Menurut Melandy (2007) dalam Septiana (2012: 20) ketrampilan sosial
dapat diartikan kemarihan dalam menggugah tanggapan yang dikehendaki oleh
orang lain . diantaranya adalah kemampuan persuasi, mendengar dengan terbuka
dan memberi pesan yang jelas, kemampuan menyelesaikan pendapat, semangat
leadership, kolaborasi dan kooperasi, serta team building.
Menurut jones (1996) dalam melandy dan aziza (2006) kemampuan
membina hubungan dengan orang lain adalah serangkaian pilihan yang dapat
membuat anda mampu berkomunikasi secara efektif dengan orang lain yang
berhubungan dengan anda atau orang lain yang ingin anda hubungi (Septiana,
24
2.2.4.2. Tujuan Ketrampilan Sosial
Menurut Goleman (2003:158-170) tujuan ketrampilan sosial antara lain:
a. Menjadi orang-orang yang trampil dalam keserdasan sosial dapat
menjalin hubungan dengan orang lain secara lancar, peka membaca
reaksi dan perasaan orang lain, mampu mengorganisir dan memimpin,
pintar menangani perselisihan yang muncul dalam setiap kegiatan
manusia.
b. Menjadi orang yang mampu menyuarakan perasaan kolektif serta
merumuskan dengan jelas sebagai panduan bagi kelompok untuk
meraih sasaran
c. Menjadi orang yang disukai banyak orang sekitarnya karena secara
emosional mereka menyenangkan dan membuat orang lain merasa
nyaman.
2.2.4.3. Teori yang mendasari pengaruh ketrampilan sosial terhadap prestasi
mahasiswa
Teori X yang dikemukan oleh McGregor (1957) mengatakan bahwa
orang-orang umumnya tidak suka bekerja dan akan berusaha menghindari apabila
mungkin, kurang bertanggungjawab, kurang berambisi, dan lebih mementingkan
rasa aman (Davis, newstrom, 1996:162).
Selanjutnya teori Y yang dikemukakan oleh McGregor (1947) mengatakan
bahwa bekerja pada hakekatnya sama dengan bermain-main dan istirahat.
Orang-orang pada dasarnya malas, mereka menjadi malas sebagai akibat dari
untuk mencapai tujuan apabila mereka merasa terikat dengan suatu tujuan (Davis,
newstrom, 1996:162-163).
Berdasarkan uraian diatas maka dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa
ketrampilan sosial mempunyai pengaruh terhadap prestasi. Mahasiswa dengan
kemampuan tinggi dapat diprediksi mampu menyelesaikan tugas dengan baik dan
dengan perasaan senang dapat memacu mahasiswa belajar lebih giat untuk
mencapai prestasi yang baik.
2.2.5. Minat Belajar
2.2.5.1. Pengertian Minat Belajar
Minat belajar dalam individu (mahasiswa) sangat penting bagi kesuksesan
yang akan dicapai dimasa mendatang, dalam hal ini yang diukur adalah tingkat
prestasi.
Hurlock (1986) dalam septiana (2012: 22) mengertikan minat sebagai
sumber motivasi yang akan mengarahkan seseorang pada apa yang akan mereka
lakukan bila diberi kebebasan untuk memilihnya. Bila mereka melihat sesuatu itu
mempunyai arti bagi dirinya, maka mereka akan tertarik terhadap sesuatu itu yang
pada akhirnya nanti akan menimbulkan kepuasan bagi dirinya. Dalam hal ini,
yang dimaksud dengan minat dalam hal belajar adalah belajar pemeriksaan
akuntansi II.
Menurut Nuraini (2007:151) minat belajar adalah merupakan
kecendrungan hati yang menetap untuk merasa tertarik pada bidang tertentu.
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa minat belajar
26
perasaan seseorang yang tidak dapat dipisahkan dengan objek atau aktivitas,
karena adanya kaitan antara individu dengan aktivitas yang disukai.
2.2.5.2. Teori yang mendasari pengar uh minat belajar terhadap pr estasi
mahasiswa
Selain kecerdasan emosional, minat belajar juga sangat berpengaruh
terhadap tingkat prestasi mahasiswa pada mahasiswa akuntansi, hal ini disebabkan
karena semua tindakan-tindakan yang dilakukan dalam proses belajar akan
dipengaruhi kecendrungan-kecendrungan terhadap berbagai aspek prospek belajar
antara lain keinginan, kecendrungan hati, kemauan dan perhatian terhadap suatu
bidang studi (Nuraini 2007:151).
Berdasarkan teori “acceptance rejection” yang dikemukakan Fryer (2001)
dalam Septiana (2012 :23) menyatakan bahwa keberadaan minat itu didasarkan
pada orientasi suka dan tidak sukanya individu terhadap objek, subjek atau
aktivitas. Orientasi ini pada gilirannya akan mempengaruhi penerima individu.
Jika individu suka terhadap objek, subjek atau aktivitas tersebut, maka individu
akan menerimanya. Jika individu tidak suka terhadap objek, subjek atau aktivitas
tersebut, maka ia akan menolaknya.
Dari uraian di atas dapat dikatakan bahwa minat belajar dalam individu
(mahasiswa) sangat penting dan berpengaruh terhadap prestasi belajar. Mahasiswa
yang mempunyai minat belajar terhadap suatu objek berarti ia telah menetapkan
tujuan yang berguna bagi dirinya sehingga ia akan cenderung untuk menyukainya.
Dari sana kemudian segala tingkah lakunya menjadi terarah dengan baik dan
2.3. Kerangka Pikir
Kerangka pemikiran tentang faktor-faktor motivasi, keterampilan sosial
dan minat belajar terhadap prestasi belajar dapat dikemukakan menurut teori
hedonisme menyatakan bahwa manusia pada hakikatnya adalah makhluk yang
mementingkan kehidupan yang penuh kesenangan dan kenikmatan dan Menurut
teori acceptance rejection yang dikemukakan fryer (2001), menyatakan bahwa
keberadaan minat itu berdasarkan pada orientasi suka dan tidak sukanya individu
terhdap objek, subjek atau aktivitas. Sedangkan menurut teori gesalt diterangkan
sebagai berikut:
Pertama, dalam belajar pemahaman atau pengertian merupakan faktor
penting untuk mengetahui hubungan antara hubungan pengetahuan dan
pengalaman. Kedua, dalam belajar, pribadi atau organisme memegang peranan
yang sangat sentral. Belajar itu tidak hanya dilakukan secara reaktif saja tetapi
dilakuakan dengan sadar, bermotif dan bertujuan (Purwanto 2006:101). Adapun
teori Y yang dikemukakan oleh McGregor (1947) mengatakan bahwa bekerja
pada hakekatnya sama dengan bermain-main dan beristirahat. Orang-orang pada
dasarnya malas, mereka menjadi malas sebagai akibatdari pengalaman,
orang-orang akan mengarahkan dan mengendalikan diri sendiri untuk mencapai tujuan
apabila mereka mereka merasa terikat dengan satu tujuan (Davis, Newstrom
1996:162-163). Dengan demikian dapat diketahui, jika seseorang memiliki
motivasi, ktrampilan sosial dan minat belajar pada tingkat tertentu, maka dapat
28
Prestasi Belajar
Y
Berdasarkan kerangka pemikiran tersebut maka dapat dinyatakan dalam
suatu paradigma penelitian sebagai berikut:
Gambar 1: Paradigma Penelitian
Uji Regresi linier Berganda
2.4. Hipotesis
Atas dasar kerangka pemikiran, maka hipotesis yang dapat
diajukan dalam penelitian ini yaitu:
Bahwa motivasi, keterampilan sosial, dan minat belajar baik secara
bersama-sama maupun individu berpengaruh terhadap prestasi belajar
mahasiswa dalam mata kuliah pemerikasaan akuntansi II. Motivasi
X1
Ketrampilan Sosial
X2
Minat Belajar
29
METODE PENELITIAN
3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Definisi operasional adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu
variabel dengan cara memberikan arti atau menspesifikasikan kegiatan ataupun
memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur variabel tersebut.
(Nazir, 2005:163)
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari tiga variabel
bebas dan satu variabel terikat. Variabel-variabel tersebut terdiri dari:
a. Variabel Motivasi (X1)
Merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi individu (mahasiswa) untuk
melakukan kegiatan dalam rangka mencapai tujuan.
Variabel ini diukur dengan menggunakan strategi survei dengan model
impersonal yang berisi 5 pertanyaan yang disesuaikan dengan kebutuhan
penelitian yang diambil dari penelitian Purwanti (2009). Model impersonal
membutuhkan alat perantara antara pewawancara dengan terwawancara yang
berupa daftar kuesioner (Ibnu Subiyanto, 1990: 64). Skala yang digunakan
adalah skala interval, dengan teknik pengukuran semantic defferential scale
yang terukur dalam skala 7 point dengan pola sebagai berikut:
Tidak setuju 1 2 3 4 5 6 7 Setuju
Jawaban dengan nilai 1 berarti cenderung tidak setuju dengan pertanyaan yang
30
Kesimpulannya jawaban dengan nilai 1 sampai 3 artinya responden cenderung
mempunyai motivasi yang rendah dengan pertanyaan yang diberikan,
jawaban antara 5 sampai 7 berarti responden cenderung mempunyai motivasi
belajar yang tinggi dengan pertanyaan yang diberikan.
b. Ketrampilan Sosial (X2)
Merupakan kecakapan sosial yang mendukung keberhasilan dalam
pergaulan dengan orang lain.
Variabel ini diukur dengan menggunakan strategi survei dengan model
impersonal yang berisi 4 pertanyaan yang disesuaikan dengan kebutuhan
penelitian yang diambil dari penelitian Purwanti (2009). Model impersonal
membutuhkan alat perantara antara pewawancara dengan terwawancara yang
berupa daftar kuesioner (Ibnu Subiyanto, 1990: 64). Skala yang digunakan
adalah skala interval, dengan teknik pengukuran semantic defferential scale
yang terukur dalam skala 7 point dengan pola sebagai berikut:
Tidak setuju 1 2 3 4 5 6 7 Setuju
Jawaban dengan nilai 1 berarti cenderung tidak setuju dengan pertanyaan yang
diberikan, nilai 4 merupakan nilai tengah antara tidak setuju dengan setuju.
Kesimpulannya jawaban dengan nilai 1 sampai 3 artinya responden cenderung
mempunyai ketrampilan sosial yang rendah dengan pertanyaan yang
diberikan, jawaban antara 5 sampai 7 berarti responden cenderung mempunyai
ketrampilan sosial yang tinggi dengan pertanyaan yang diberikan.
Merupakan kecendrungan hati yang menetap untuk tertarik pada bidang
tertentu. Dalam hal ini penerimaan materi bidang pemeriksaan akuntansi II.
Variabel ini diukur dengan menggunakan strategi survei dengan model
impersonal yang berisi 4 pertanyaan yang disesuaikan dengan kebutuhan
penelitian yang diambil dari penelitian Purwanti (2009). Model impersonal
membutuhkan alat perantara antara pewawancara dengan terwawancara yang
berupa daftar kuesioner (Ibnu Subiyanto, 1990: 64). Skala yang digunakan
adalah skala interval, dengan teknik pengukuran semantic defferential scale
yang terukur dalam skala 7 point dengan pola sebagai berikut:
Tidak setuju 1 2 3 4 5 6 7 Setuju
Jawaban dengan nilai 1 berarti cenderung tidak setuju dengan pertanyaan yang
diberikan, nilai 4 merupakan nilai tengah antara tidak setuju dengan setuju.
Kesimpulannya jawaban dengan nilai 1 sampai 3 artinya responden cenderung
mempunyai minat belajar yang rendah dengan pertanyaan yang diberikan,
jawaban antara 5 sampai 7 berarti responden cenderung mempunyai minat
belajar yang tinggi dengan pertanyaan yang diberikan.
d. Prestasi Belajar (Y)
Prestasi belajar merupakan hasil belajar yang diraih seorang mahasiswa
yang berupa nilai. Dalam penelitian ini, prestasi belajar yang dimaksud yaitu
hasil belajar mahasiswa dalam mata kuliah pemeriksaan akuntansi II pada
32
Variabel ini diukur dengan menggunakan strategi survei dengan model
impersonal yang berisi 4 pertanyaan yang disesuaikan dengan kebutuhan
penelitian yang diambil dari penelitian Purwanti (2009). Model impersonal
membutuhkan alat perantara antara pewawancara dengan terwawancara yang
berupa daftar kuesioner (Ibnu Subiyanto, 1990: 64). Skala yang digunakan
adalah skala interval, dengan teknik pengukuran semantic defferential scale
yang terukur dalam skala 7 point dengan pola sebagai berikut:
Tidak setuju 1 2 3 4 5 6 7 Setuju
Jawaban dengan nilai 1 berarti cenderung tidak setuju dengan pertanyaan yang
diberikan, nilai 4 merupakan nilai tengah antara tidak setuju dengan setuju.
Kesimpulannya jawaban dengan nilai 1 sampai 3 artinya responden cenderung
mempunyai prestasi belajar yang rendah dengan pertanyaan yang diberikan,
jawaban antara 5 sampai 7 berarti responden cenderung mempunyai prestasi
belajar yang tinggi dengan pertanyaan yang diberikan.
3.2. Teknik Penentuan Sampel
3.2.1. Populasi
Menurut Sumarsono (2004:44) populasi meupakan kelompok subyek atau
obyek yang memiliki ciri-ciri atau karakteristik-karakteristik tertentu yang
berbeda dengan kelompok subyek atau obyek lain, dan kelompok tersebut akan
dikenai generalisasi dari hasil penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah
mahasiswa reguler S1 jurusan Akuntansi UPN “Veteran” Jawa Timur angkatan
2009 yang masih aktif hingga tahun ajaran 2012/2013 dengan jumlah sebanyak
3.2.2. Teknik Penentuan Sampel
Pengertian sampel menurut Sumarsono (2004:44) adalah bagian dari
sebuah populasi, yang mempunyai ciri dan karakteristik yang sama dengan
populasi tersebut, karena itu sebuah sampel harus merupakan representatif dari
sebuah populasi.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
simple random sampling yaitu tehnik pengambilan sampel anggota populasi yang
dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu
(Sugiono:2003:57). Dan termasuk Convenience sampling, yaitu subyek dipilih
karena aksesibilitas nyaman dan kedekatan kepada peneliti. Ukuran sampel yang
dibutuhkan dalam penelitian ini diperoleh dengan menggunakan rumus Slovin:
Rumus:
N
n = ...(Umar, 2003: 102)
1+N (e)²
Keterangan:
n = Ukuran sampel
N = Ukuran populasi (170 mahasiswa angkatan 2009)
e = Presentase kelonggaran ketidak telitian karena kesalahan
34
Maka :
170
n = = 63 responden
1+170 (0,1)²
Responden ini mewakili populasi kriteria mahasiswa akuntansi kelas reguler
angkatan 2009 yang telah mengambil mata kuliah pemeriksaan akuntansi II dan
tercatat sebagai mahasiswa yang masih aktif pada tahun ajaran 2012/2013,
sehingga jumlah sampel yang dibutuhkan dalam penelitian ini sebanyak 63 orang
atau responden.
3.3. Teknik Pengumpulan Data
3.3.1. J enis Data dan sumber data
a. Data Primer
Dalam penelitian ini, data yang diperlukan adalah data primer.
Menurut Umar (2001: 69), data primer adalah data yang didapat dari
sumber pertama baik individu atau perorangan seperti hasil interview atau
hasil pengisian kuesioner. Data primer dalam penelitian ini adalah data
dalam penyusunan dari Mahasiswa UPN “veteran” Jawa Timur yang
diambil dengan cara menyebarkan kuesioner.
b. Data Sekunder
Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh
peneliti secara tidak langsung melalui media perantara (Indiantoro dan
Supomo, 2002: 147), data sekunder dalam penelitian ini adalah data
jumlah mahasiswa yang akan menjadi objek dalam penelitian yang berasal
3.3.2. Pengumpulan Data
Data dalam penelitian ini diperoleh melalui kuisioner dan wawancara
dengan responden. Wawancara ini dilakukan untuk memperoleh kepastian bahwa
kuisioner diberikan kepada responden yang tepat. Kuesioner ini berisi daftar
pertanyaan yang terkait dengan variabel penelitian.
3.3.3. Uji Kualitas Data
a. Uji Validitas
Uji validitas (Soemarsono, 2004: 31) dilakukan untuk mengetahui
sejauh mana alat pengukur itu (kuesioner) mengukur apa yang
diinginkan.Valid atau tidaknya alat ukur tersebut dapat diuji dengan
mengkorelasi antara skor total yang diperoleh pada masing-masing butir
pernyataan, apabila kolerasi antara skor total dengan skor masing-masing
pertanyaan signifikan, maka dapat dikatakan bahwa alat pengukur tersebut
mempunyai validitas.Ukuran untuk menentukan validitas adalah:
Jika nilai t hitung positif, dan t hasil hitung > t tabel, berarti
pernyataan valid.
Jika nilai t hitung tidak positif, dan t hitung < t tabel berarti
pernyataan tidak valid (Ghozali, 2004 : 110).
b. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui apakah jawaban yang
diberikan responden dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Dengan kata
36
atau lebih terhadap objek dan alat pengukur yang sama (Sumarsono,
2004:31).
Perhitungan keandalan butir dalam penelitian ini menggunakan
fasilitas yang diberikan oleh SPSS untuk mengukur reliabilitas dengan uji
statisitik Cronbach Alpha (α). Yaitu suatu konstruk atau variabel
dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,60 Nunnally (dalam Ghozali, 2007: 42). Dasar pengambilan keputusan:
a. Jika r Alpha positif dan r Alpha > r tabel, maka butir atau variabel
tersebut reliabel.
b. Jika r Alpha tidak positif dan r Alpha < r tabel, maka butir atau
variabel tersebut tidak reliabel.
3.4. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis
3.4.1. Teknik Analisis
Teknik mempermudah analisis data maka data – data yang terkumpul
diolah dengan menggunakan program komputer SPSS, dan uji statistik yang
digunakan adalah regrasi liner berganda, dengan persamaan regresi: (Anonim,
2008: L - 21)
Y = β0 + β1X1 + β2X2 + β3X3 + e
Dimana :
Y : Prestasi Belajar Mahasiswa
β0 = Konstanta / intersep
X1 = Motivasi
X3 = Minat Belajar
β1, β2 = Koefisien Regresi
e = Random error
3.4.2. Uji Hipotesis
3.4.2.1. Uji Kesesuaian Model
Uji Kesesuaian Model atau Uji F ini digunakan untuk mengetahui seseuai
tidakya model regresi yang dihasilkan guna melihat pengaruh dari motivasi,
ketrampilan sosial, dan minat belajar terhadap prestasi belajar.
Hipotesis Statistik
1. Ho : β1 = 0, menunjukkan model regresi yang dihasilkan tidak cocok
guna melihat pengaruh dari motivasi, ketrampilan
sosisal, dan minat belajar terhadap prestasi belajar.
H1:β1 ≠ 0, menunjukan model regresi yang dihasilkan cocok guna
melihat pengaruh dari motivasi, ketrampilan sosisal,
dan minat belajar terhadap prestasi belajar.
2. Tingkat signifikan yang digunakan adalah 0,05
3. Kriteria keputusan
i. Jika nilai probabilitas > 0,05, maka Ho diterima dan H1ditolak
yang berarti model regresi yang dihasilkan tidak cocok guna
melihat pengaruh dari motivasi, ketrampilan sosisal, dan minat
38
ii. Jika nilai probabilitasnya < 0,05, maka Ho ditolak dan H1
diterima yang berarti model regresi yang dihasilkan cocok guna
melihat pengaruh dari motivasi, ketrampilan sosisal, dan minat
belajar terhadap prestasi belajar.
3.4.2.2. Uji Parsial
Uji t ini digunakan untuk mengetahui dan membuktikan secara
individu pengaruh dari motivasi, ketrampilan sosisal, dan minat belajar
terhadap prestasi belajar.
Hipotesis Statistik
1. Ho : β1 = 0, menunjukkan tidak ada pengaruh yang signifikan dari
motivasi, ketrampilan sosisal, dan minat belajar
terhadap prestasi belajar.
1
H :β1 ≠ 0, menunjukkan ada pengaruh yang signifikan dari
motivasi, ketrampilan sosisal, dan minat belajar
terhadap prestasi belajar.
2. Tingkat yang digunakan adalah 0,05.
3. Kriteria Kepuasan
i. Jika nilai probabilitasnya > 0,05, maka Ho diterima dan H1
ditolak yang berarti tidak ada pengaruh dari motivasi,
ii. Jika nilai probabilitasnya < 0,05, maka Ho ditolak dan H1
diterima yang berarti ada pengaruh dari motivasi, ketrampilan
sosisal, dan minat belajar terhadap prestasi belajar.
3.4.2.3. Menentukan Koefisien Deter minasi (R 2
)
Untuk mengetahui besarnya kontribusi variabel bebas terhadap variabel
terikat, maka perlu dicari koefisien determinasi secara keseluruhan.
Untuk mencari koefisen determinasi secara keseluruhan dapat dilakukan
dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
: koefisien determinasi antara prestasi belajar (Y) dengan motivasi (X 1),
ketrampilan sosial (X
2) dan minat belajar (X3)
b
1 : Koefisien variabel motivasi
b
2 : Koefisien variabel ketrampilan sosial
b
3 : Koefisien variabel minat belajar
X1Y : ΣJumlah hasil motivasi belajar dengan prestasi belajar
X2Y : ΣJumlah hasil ketrampilan sosial dengan prestasi belajar
X3Y : ΣJumlah hasil minat belajar dengan prestasi belajar
ΣY 2
40
Hasil perhitungan R2 secara keseluruhan digunakan untuk mengukur
ketepatan yang paling baik dari analisis regresi linier berganda. Apabila R2
mendekati 1 (satu) maka dapat dikatakan semakin kuat model tersebut dalam
menerangkan variasi variabel bebas terhadap variabel terikat dan sebaliknya
apabila R 2
mendekati 0 (nol) maka semakin lemah variasi variabel bebas dalam
menerangkan variabel terikat.
3.4.3. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah suatu data
berdistribusi normal atau tidak. Untuk mengetahui apakah data berdistribusi
normal digunakan metode Kolmogorov Smirnov dengan menggunakan program SPSS. Menurut Soemarsono (2004:40-42) pedoman dalam mengambil keputusan
apakah sebuah distribusi data mengikuti distribusi normal adalah:
a. Jika nilai signifikan (nilai probabilitasnya) lebih kecil dari 5%, maka
distribusi adalah tidak normal.
b. Jika nilai signifikan (nilai probabilitasnya) lebih besar dari 5%, maka
distribusi adalah normal.
3.4.4. Uji Asumsi Klasik
Untuk mendukung keakuratan hasil model regresi, maka perlu dilakukan
penelusuran terhadap asumsi klasik yang meliputi asumsi multikolinieritas,
heteroskedastisitas dan autokorelasi. Uji asumsi kalsik menyatakan bahwa
persamaan regresi tersebut harus bersifat BLUE (Best Linier Unbiased
menghasilkan pengambilan yang BLUE maka harus dipenuhi diantaranya tiga
asumsi dasar yang tidak boleh dilanggar oleh regresi linier berganda, yaitu:
1) Tidak boleh Multikolinieritas.
2) Tidak Boleh Autokolerasi.
3) Tidak Boleh Heteroskedastisitas.
Apabila salah satu dari ketiga asumsi dasar tersebut dilanggar, maka
persamaan regresi yang diperoleh tidak lagi bersifat BLUE (Best Linier Unbiased
Estimation), sehingga pengambilan keputusan melalui uji F dan uji t menjadi bias
(Algifari, 2000: 83).
Dalam penelitian ini akan dilakukan uji asumsi klasik yaitu:
1) Multikolinieritas
Uji multikolinieritas digunakan untuk menunjukkan adanya
hubungan linier antara variabel – variabel bebas dalam suatu model
regresi.
Salah satu cara yang digunakan untuk mengetahui ada tidaknya
multikolinieritas yaitu dengan cara melihat besarnya nilai Variance Inflation Factor (VIF). VIF dapat dihitung dengan rumus :
VIF =
Tolerance
1
Tolerance mengukur variabilitas variabel bebas yang terpilih yang
tidak dapat dijelaskan oleh variabel bebas yang lain. Nilai tolerance yang
umum dipakai adalah 0,10 atau sama dengan nilai VIF dibawah 10, maka
42
2) Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas berrtujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual suatu pengamatan
ke pengamatan lain. Jika varian dari residual suatu pengamatan ke
pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas (Ghozali,
2001:69). Model regresi yang baik tidak terjadi heteroskedastisitas hal ini
dapat diidentifikasi dengan menghitung korelasi Rank Spearman antara
residual dengan seluruh variabel bebas dimana nilai probabilitas yang