• Tidak ada hasil yang ditemukan

Uji Antioksidan dan Uji Total Phenolik Pada Kulit serta Daging Buah Kakao Berwarna Merah Segar Secara Spektrofometri uv-vis

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Uji Antioksidan dan Uji Total Phenolik Pada Kulit serta Daging Buah Kakao Berwarna Merah Segar Secara Spektrofometri uv-vis"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Uji Antioksidan dan Uji Total Phenolik Pada Kulit serta Daging Buah Kakao Berwarna Merah Segar Secara Spektrofometri

uv-vis

Luluk Anisyah1*, Ellyvina Setya Dini2

1,2) Program Studi Farmasi STIKes Panti Waluya Malang

Jl. Yulius Usman No. 62 Malang-Jawa Timur 65117 Telp (0341)-369003

* Corresponding email : luluk.anisyah1977@gmail.com

ABSTRAK

Hasil penelitian uji antioksidan dengan metode DPPH (1,1diphenyl-2-picrylhydrazyl) dan uji senyawa metabolit sekunder (Total Phenolik) pada kulit buah serta daging buah kakao berwarna merah segar dengan menggunakan spektrofotometri uv-vis. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kadar antioksidan dan kadar total phenolik pada kulit buah dan daging buah kakao (Theobroma cacao L) segar berwarna merah dengan spektrofotometri uv-vis. Hasil dari penelitian pada kakao segar berwarna merah untuk kadar total phenolik sebagai berikut pada kulit buah (0,27 mg/g), daging buah (0,42 mg/g);

dan untuk kadar antioksidan sebagai berikut pada daging buah (57,70 %), kulit buah (1,7 %). Kesimpulan kadar total phenolik adalah pada kulit buah (0,27 mg/g), daging buah (0,42 mg/g); dan untuk kadar antioksidan sebagai berikut pada daging buah (57,70 %), kulit buah (1,7 %).

Kata kunci: Antioksidan, Kakao (Theobroma cacao L), metode DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhydrazil), Senyawa metabolit sekunder (Total Phenolik)

ABSTRACT

The results of this research were the antioxidant test using the DPPH method (1,1diphenyl-2- picrylhydrazyl) and the secondary metabolite test (Total Phenolic) on the skin of the fruit and fresh red flesh of cocoa pods using UV-vis spectrophotometry. The purpose of this study was to determine the antioxidant content and total phenolic content in the skin of the fruit and pulp of fresh red cacao (Theobroma cacao L) using UV-vis spectrophotometry. The results of the research on fresh red cocoa for total phenolic content were as follows on the skin of the fruit (0.27 mg / g), fruit pulp (0.42 mg / g); and for the following antioxidant levels in the pulp (57.70%), fruit skin (1.7%). The conclusion that the total phenolic content is in the skin of the fruit (0.27 mg / g), fruit pulp (0.42 mg / g); and for the following antioxidant levels in the pulp (57.70%), fruit skin (1.7%)

Keywords: Antioxidant, Cocoa (Theobroma cacao L), DPPH method (1,1-diphenyl-2-picrylhydrazil), compound secondary metabolites (Total Phenolic)

1. PENDAHULUAN

a. Tanaman Kakao (Theobroma cacao L) telah menjadi keunggulan hasil perkebunan sejak tahun 1930 di Indonesia. Tahun 2010 negara Indonesia pengekspor biji kakao (Rubiyo & Siswanto, 2012).

b. Senyawa antioksidan mempunyai berat molekul kecil, akan tetapi

berkembangnya reaksi oksidasi, dengan cara mencegah terbentuknya radikal bebas. Antioksidan juga merupakan senyawa yang dapat menghambat reaksi oksidasi dengan cara mengikat radikal bebas yang ada dalam tubuh dan molekul yang sangat reaktif (Amin, Wunas, Anin, Tinggi,

& Farmasi, 2015). DPPH (1,1- Diphenyl-2-Picrylhydrazyl)

(2)

merupakan salah satu uji yang dapat digunakan untuk menentukan aktivitas antioksidan penangkap radikal. DPPH secara luas digunakan untuk

mengukur dan membandingkan aktifitas antioksidan, senyawa-

senyawa fenolik, dan evaluasi aktifitas antioksidan melalui perubahan warna DPPH dari ungu menjadi kuning (Molyneux, 2004). Kulit buah (pod) pada kakao adalah bagian mesokarp atau bagian dinding buah kakao, yang mencakup kulit terluar sampai daging buah sebelum kumpulan biji. Kulit buah kakao merupakan bagian

terbesar dari buah kakao (75,52 % dari buah kakao segar). Setiap tahun produksi biji kakao mengalami peningkatan, hal ini mengakibatkan akan semakin meningkatnya kulit buah kakao yang terbuang (Pusat Penelitian Kopi dan Kakao).

Perkebunan tanaman kakao banyak menghasilkan limbah, antara lain limbah kulit buah, dan daging buah (pulp), yang mana limbah dari tanaman kakao tersebut belum secara optimal dapat termanfaatkan dengan baik. (Hasanah et al., 2015). Untuk itu perlu dicari cara pemanfaatan dari limbah tersebut yang lebih efisien dan memiliki nilai ekonomis yang lebih tinggi. Limbah kulit kakao yang sebagian besar terdiri dari polisakarida (selulosa dan hemiselulosa) dan lignin, serta sebagian kecil terdiri dari senyawa fenolik, tanin, alkaloid purin, dan cocoa butter. Berdasarkan komposisi kimia kulit buah kakao tersebut, maka diduga bahwa kulit buah kakao memiliki aktivitas antioksidan (A, Rusli, & Rijai, 2015).

2. METODE PENELITIAN 2.1 Alat dan Bahan

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini yakni, Timbangan gram, Miligram, rotary

evaporator, blender, morter dan stamfer, corong, gelas ukur, spatula, cawan penguap, batang pengaduk, pinset, aluminium foil, kertas saring, oven, kain saring, kain serbet, Spektrofotometri UV-Vis.

Bahan uji penelitian yang digunakan adalah DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhydrazil ), Methanol 50%; NaNO2 5%; AlCl3 10%;

NaOH 1 N; NaCO3 2%; Folin 50%; Methanol 80%; Etanol; Gallic Acid.

2.2 Prosedur Penelitian 2.2.1 Identifikasi Tumbuhan

Determinasi bagian dari tanaman Kakao dilakukan di Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Purwodadi.

2.2.2 Pengumpulan Sampel

Sampel yang digunakan adalah bagian dari tanaman kakao yaitu: kulit buah, daging buah kakao (Theobroma cacao L) segar berwarna merah.

2.2.3 Uji metabolit sekunder dengan Spektrofotometri uv-vis.

Uji metabolit sekunder dengan menggunakan tanaman segar, serta dengan menggunakan spektrofotometri uv-vis.

2.2.3.1 Uji Total Phenolik

Uji senyawa phenolik dilakukan dengan mengambil sampel yang telah digerus halus kemudian ditambah 40µl methanol 80%, 1 ml Natrium carbonat (NaCO3) 2% dan FCR sebanyak 50µl divortex dan diinkubasi selama 30 menit hingga terjadi perubahan warna menjadi kebiruan, dan diukur absorbansinya pada panjang gelombang 750 nm.

2.2.3.2 Uji antioksidan

Uji antioksidan dengan menggunakan simplisia segar 0,5 gram gerus dengan morter kemudian tambahkan metanol 80% sebanyak 1,5ml, tuang pada tube ukuran 1,5ml dan dimaturasi selama 24 jam, kemudian disentrifuse pada kecepatan 10000 rpm selama 10 menit dan diambil supernatan untuk dianalisa kada antioksidannya. Larutan 0,5 mM DPPH dilarutkan dalam metanol.

Supernatan dari ekstrak sampel diambil sebanyak 100µL kemudian ditambahkan 100

(3)

µL metanol, dan 800 µL 50 mM DPPH, larutan diinkubasi selama 20 menit dan diukur absorbansinya pada panjang gelombang 517 nm.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian

Hasil analisa pada penelitian total phenolik, dan antioksidan adalah sebagai berikut:

a. Hasil Analisa Total Phenolik Tabel 5.1 Hasil Analisa Total Phenolik

No Kode Sampel Total Phenolik (mg/g) 1 Daging Buah 0,42

2 Kulit Buah 0,27

b. Hasil Analisa Antioksidan (DPPH) Tabel 5.2 Hasil Analisa Antioksidan (DPPH)

No Kode Sampel DPPH (%)

1 Daging Buah 57,70

2 Kulit Buah 1,7

4.2 Pembahasan

Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah daging buah dan kulit buah, dari tanaman segar kakao (Theobroma cacao L) yang berwarna merah, dengan tujuan dapat mengetahui gambaran tentang kadar antioksidan dan kadar senyawa metabolit sekunder Total Phenolik dengan menggunakan spektrofotometri uv-vis.

Panjang gelombang (λ) yang digunakan dalam analisa sediaan sampel sangat bervariasi. Hasil pengukuran absorbansi panjang gelombang yang digunakan untuk analisa total phenolik adalah (λ) 750 nm, dimana nilai total phenolik diukur dengan menggunakan persamaan standard asam galat;

sedangkan absorbansi Panjang gelombang yang digunakan untuk analisa antioksidan (DPPH) yang diperoleh adalah (λ) 517 nm, menurut (Molyneux, 2004) yang dengan adanya peningkatan jumlah 1,1-diphenyl-2- picrylhydrazin akan ditandai dengan berubahnya warna ungu tua menjadi warna

merah muda atau kuning pucat , dimana nilai persentase peredaman radikal DPPH pada sediaan sampel ditentukan dengan rumus menurut (Galvez et al, 2005):

Abskontrol – Abssampel

% Peredaman = X 100 Abskontrol

Keterangan: Abskontrol = Absorbansi DPPH setelah direaksikan dengan Methanol

Abssampel = Absorbansi sediaan sampel

setelah direaksikan dengan DPPH % Peredaman = Daya aktivitas antioksidan peredaman radikal bebas DPPH

Pada analisa antioksidan tersebut yang memberikan kadar peredaman radikal bebas nya tertinggi adalah pada daging buah kakao yaitu 57,70%; sedangkan pada kulit buah 1,7% kadar antioksidannya, yang berarti bahwa pada daging buah kakao kadar antioksidannya masih lebih tinggi daripada kulit buah kakao, akan tetapi antara daging buah dan kulit buah kakao segar warna merah mempunyai khasiat yang sama yaitu sebagai antioksidan. Tanaman kakao merupakan salah satu sumber antioksidan yang terdapat dalam bentuk senyawa katekin, epikatekin, prosianidin dan bentuk senyawa polifenol lainnya % (Towaha, 2014). Mengkonsumsi antioksidan, maka dapat meminimalisir terjadinya penyakit degeneratif dan dapat juga digunakan sebagai antiaging (memperlambat terjadinya proses penuaan). Antioksidan tersebut akan merangsang respon imun tubuh sehingga mampu menghancurkan radikal bebas, mempertahankan kelenturan pembuluh darah dan mempertahankan besarnya jaringan otak. Dengan mengkonsumsi zat antioksidan tersebut, berarti melindungi sel-sel maupun jaringan tubuh dari serangan radikal bebas (Asri Werdhasari, 2014); (Towaha, 2014), sehingga pemanfaatan limbah daging buah kakao yang biasanya hanya ditimbun dan dibuang pada area tanaman kakao ( A, J., Rusli, R., & Rijai, L, 2015), maka dari hasil

(4)

penelitian ini dapat membantu memberikan solusi bahwa daging kakao dapat dimanfaatkan sebagai antioksidan.

Hasil Analisa total fenolik pada bagian daging buah sebesar 0,42 mg/g; pada kulit buah 0,27 mg/g. Senyawa fenol diketahui juga mempunyai aktivitas sebagai antioksidan, serta merupakan metabolit sekunder yang memainkan peranan dalam pemeliharaan tubuh manusia, dengan adanya kandungan kimia pada tumbuhan seperti fenol dan flavonoid, maka akan mengindikasikan kemungkinan adanya aktivitas antioksidan.

Aktivitas antioksidan ini dapat membantu meminimalisir akan terjadinya penyakit dengan melalui aktivitas penangkalan radikal bebas (Adhayanti et al., 2018). Kandungan senyawa polifenol pada daging buah dan kulit buah kakao tersebut, maka produk kakao sangat berkontribusi untuk menyehatkan tubuh, dikarenakan mempunyai khasiat sebagai antioksidan, anti kanker, anti diabetes, anti hipertensi, anti inflamasi, menghilangkan stres, mencegah karies gigi, memperbaiki kemampuan kognitif, meningkatkan resistensi terhadap hemolisis, menyehatkan jantung dan sebagai aprodisiak (Towaha, 2014).

5. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

1. Kadar total phenolik pada daging buah kakao yang berwarna merah (0,42 mg/g), dan pada kulit buah kakao berwarna kuning (0,27 mg/g)

2. Kadar aktivitas antioksidan sebesar 1,7 % yaitu pada kulit buah, dan pada daging buah kakao segar yang berwarna kuning kadarnya 57,70%

5.2 Saran

1. Perlu adanya penelitian lebih lanjut untuk dilakukan penelitian pada kulit batang, daun, dan biji yang berasal dari tanaman kakao yang berwarna kuning, dan hijau (dalam satu jenis tanaman)

2. Perlu adanya penelitian lebih lanjut untuk dilakukan penelitian pada kulit

batang, daun, dan biji yang berasal dari tanaman kakao yang berwarna kuning, dan hijau (beda jenis tanaman, beda tempat tumbuh)

3. Perlu adanya penelitian secara farmakologi secara in-vivo terkait khasiat dari tanaman kakao dan penelitian secara farmasetika dalam pembuatan sediaan.penelitian terhadap metabolit sekunder yang lain (tanin, saponin, dll)

UCAPAN TERIMA KASIH

Keberhasilan penelitian serta penyusunan artikel penelitian ini adalah tidak terlepas dari bantuan segala pihak, oleh karena itu peneliti mengucapkan terima kasih kepada:

1. Yayasan Pendidikan Misericordia

2. Bapak Wibowo,S.Kep.,Ns.,M.Biomed.

Selaku Ketua STIKes Panti Waluya Malang

3. Ibu Preharsini K,S.Si.,M.Biotech. Selaku KaProdi S1 Farmasi STIKes Panti Waluya Malang

4. Keluarga tercinta: Suami, Putraku (Tosya), Orangtua kami

5. Rekan-rekan di STIKes Panti Waluya Malang

6. Seluruh pihak yang tidak dapat dituliskan satu persatu yang turut serta selama proses penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA

A, J., Rusli, R., & Rijai, L. (2015). Aktivitas Antioksidan Kulit Buah Kakao Masak dan Kulit Buah Kakao Muda. Jurnal Sains Dan Kesehatan, 1(1).

Adhayanti, I., Abdullah, T., & Romantika, R.

(2018). Uji Kandungan Total Polifenol dan Flavonoid Ekstrak Etil Asetat Kulit Pisang Raja (Musa paradisiaca var. sapientum).

Media Farmasi, 14(1).

Amin, A., Wunas, J., Anin, Y. M., Tinggi, S., &

Farmasi, I. (2015). Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Klika Faloak (Sterculia

(5)

quadrifida R.Br) dengan Metode DPPH (2,2- diphenyl-1-picrylhydrazyl). Fitofarmaka Indonesia, 2(2), 111–114.

Asri Werdhasari. (2014). Peran Antioksidan Bagi Kesehatan. Jurnal Biotek Medisiana Indonesia, 3(2), 59–68.

Hasanah, A. N., Fk, S. A., Saptarini, N. M., Ramdhani, D., Ariyanti, A., Ng, H., Suherman, S. E., Low, K., & Ling, K. (2015).

IBM Pembuatan Minuman Kesehatan Cuka Coklat Dari Limbah Pulp Biji Coklat.

Farmaka, 13(4), 10–15.

Karmawati, E., Mahmud, Z., Syakir, M., Munarso, S. J., Ardana, I. K., & Rubiyo. (2010).

Budidaya & Pascapanen Kakao.

Lisdawati, V., Wiryowidagdo, S., & Kardono, L.

B. S. (2007). Isolasi dan Elusida Struktur Senyawa Lignan dan Asam Lemak dari Ekstrak Daging Buah Phaleria Macrocarpa.

PBul. Penel. Kesehatan, 35(3), 115–124.

Molyneux, P. (2004). The use of the stable free radical diphenylpicryl- hydrazyl ( DPPH ) for estimating antioxidant activity. J. Sci.

Technol. Songklanakarin, 26(2).

Partayasa, I. N., Kadir, S., & Rahim, A. (2017).

Kapasitas Antioksidan Suplemen Pada Berbagai Berat Ekstrak Bubuk Pod Husk Kakao. E-J.Agrotekbis, 5(1), 9–17.

Rubiyo, & Siswanto. (2012). Peningkatan Produksi dan Pengembangan Kakao ( Theobroma cacao L. ) di Indonesia. Buletin Ristri, 3(1), 33–48.

Towaha, J. (2014). Kandungan Senyawa Polifenol Pada Biji Kakao Dan Kontribusinya Terhadap Kesehatan. Sirinov, 2(1), 1–16.

(6)

Referensi

Dokumen terkait

Pada saat ini perkembangan teknologi di bidang manufaktur sangat la cepat, dengan demikian permintaan pasar pun semangkin beragam akan kebutuhan produk-produk dan

Apabila para pihak telah memilih upaya penyelesaian sengketa lingkungan hidup di luar pengadilan, gugatan melalui pengadilan hanya dapat ditempuh apabila upaya

Pengecoran logam dengan system injeksi tekanan tinggi (HPDC) adalah metode yang sudah cukup lama dikenal yaitu dengan cara menginjeksikan cairan logam ke dalam

Putu Astawa, Sp.OT(K), M.Kes, FICS, yang telah memberikan kesempatan dan fasilitas pada penulis untuk mengikuti Program Pendidikan Dokter Spesialis I dan Program

Inti masalah ekonomi adalah adanya ketidakseimbangan antara kebutuhan manusia yang tidak terbatas dengan alat pemuas kebutuhan yang jumlahnya terbatas. Penggolongan Ilmu

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa setelah mengikuti pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan pendekatan kontekstual teknik Teratai, rata-rata klasikal

Dari uraian diatas, maka peneliti sangat tertarik untuk mengadakan penelitian lebih lanjut tentang, “ Pengaruh Kepemimpinan Kepala Madrasah dan Penerapan Strategi

Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis mengenai taraf hidup petani skala kecil dan faktor yang mempengaruhinya dilihat dari luasnya lahan,