• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analis Pengaruh Pertumbuhan Kesempatan Kerja Terhadap Perekonomian Kabupaten Banggai Periode

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Analis Pengaruh Pertumbuhan Kesempatan Kerja Terhadap Perekonomian Kabupaten Banggai Periode"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Journal of Tompotika : Social, Economics, and Education Science (JTSEES) Vol 01, Issue 01, April 2020 | ISSN : 2721 - 3528

158 | P a g e

Terbit online pada laman Web Jurnal: http://jtsees.untika.ac.id/index.php/JTSEES

Journal of Tompotika: Social,

Economics, and Education Science (JTSEES)

Vol. 1 No. 1 (2020) ISSN : 2721 - 3528

Analis Pengaruh Pertumbuhan Kesempatan Kerja Terhadap Perekonomian Kabupaten Banggai Periode 2005 - 2013

Yofandi Djibran Himran

Fakultas Ekonomi Program Studi Ekonomi Pembangunan Universitas Tompotika Luwuk, Banggai

Email: himranyofandi123@gmail.com Abstrak

Profitability The data analysis technique in this study used simple linear regression, then the form of regression equation Y = 7.893 + 0.958 was obtained. The positive constant value is 7,893 which means that the positive effect of employment growth (X) on the economy (Y). If the growth in employment opportunities increases by one unit, the economic variable (Y) will increase by 78.9%. The variable value of job opportunity growth (X) is positive at 0.958, meaning that if the growth in employment opportunities has increased by one unit, the economy will increase by 0.958 or 9.58%. The correlation value of 0.161 means that the relationship between employment growth and the economy is in a very low category because the value is not close to unity. The coefficient of determination is 0.026, which means that the growth of employment opportunities has a contribution of 0.26% to the economy and the other 99.8% is influenced by factors other than variable X.

Growth in employment opportunities (X) does not have a significant effect on the economy (Y). This is indicated by the value of t table 1.833 is greater than the value of t count of 0.431.

Article Info

Submitted: 12-03-2020 Accepted: 14-03-2020 Published: 09-04-2020

Journal of Tompotika:

Social, Economics, and Education Science (JT-SEES)

Page. 158 - 168

Key Word: Net Profit Margin, Return On Investment, Return On Equity

1. PENDAHULUAN

Pembangunan merupakan proses perubahan yang direncanakandan merupakan suatu kegiatanyang berkesinambungan, berkelanjutan dan bertahap ke tingkatyang lebih maju dan lebih baik. Untuk mewujudkan hal tersebut, maka pembangunanharus dilakukan secara bertahap di segala bidang dan sektor maupun sub sektor secara terencana dan terprogram. Salah satu cara mencapai keberhasilanpembangunanadalah dengan adanya pembangunan ekonomi.

Oleh karena itu, sasaran pembangunanakan terwujud apabila pemerintah daerah mengetahui potensi

daerahnya sendiri. Permasalahan yang sekaligus merefleksikan masih terbatasnya keberhasilan dalam mencapai sasaran pembangunan daerah terutamadi negara berkembang seperti di Indonesia adalahmasihtingginya tingkat pengangguran.Hinggakinitampaknya belum ada solusi tepatuntuk mengatasi masalah penganggurantersebut.Bahkan lebihlanjut, masalah pengangguran yang cenderung semakin meningkat dari tahun ketahundapat mengakibatkan terhambatnya salah satu tujuan dari pembangunan nasional negara Indonesiayaitu berusaha mewujudkan kehidupan masyarakat adil dan makmur.Masalah pengangguran merupakan suatu masalah besar yangdihadapi khususnya disemuanegara berkembangyang

(2)

Analisis Pengaruh Pertumbuhan Kesempatan Kerja Terhadap Per….| Y o f a n d i D . H i m r a n

159 | P a g e berpenduduk sangat banyak seperti negara

Indonesia.

Hal ini disebabkanpenduduk yang mencari pekerjaan setiap tahun terus bertambah, sedangkan lapangan kerja yang tersedia bagi mereka tidak mencukupi.Akibatnya, setiap tahun jumlah penganggur terus meningkat,sedangkan penduduk memerlukan pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan sehingga dapat bertahan hidup.Hal tersebut berarti permintaan terhadap jumlah pekerjaan juga bertambah.Simanjuntak, (1985:45) menyatakan bahwa jumlah penduduk dan angkatan kerja yang besar serta laju pertumbuhan penduduk yang tinggi sebenarnya tidak perlu menjadi masalah bila daya dukung ekonomi yang efektif di daerah itu cukup kuat memenuhi berbagai macam kebutuhan masyarakat termasuk penyediaan kesempatan kerja.

Hal ini didasari pada pemikiran bahwa eraotonomi daerah dan desentralisasi fiskal, kabupaten memainkan peran yang paling penting dalam menentukan keberhasilan pembangunan nasional dimana Kabupaten merupakan ujung tombak dari pembangunan nasional itu sendiri .Keberhasilan pembangunan ekonomi daerah dapat dinilai dengan berbagai ukuran yang secara umum dapat diukur melalui besaran pendapatan nasional.

Pembangunan nasional maupun pembangunan daerah berdampak padapeningkatan sektor-sektor perekonomian.Penyerapan tenaga kerja merupakan masalah penting dalam pembangunan nasional maupun daerah.Tenaga kerja dapat dijadikan tolak ukur keberhasilanpembangunan suatu daerah, maksudnya penyerapan tenaga kerja mendukung keberhasilan pembangunan nasional secara keseluruhan.Perekonomian nasional sangat dipengaruhi oleh banyaknya tenaga kerja yang terserap pada sektor- sektor perekonomian.Semakin banyak jumlah tenaga kerja yang terserap maka bisa dikatakan bahwa sektor tersebut mempunyai kontribusi besar terhadap

pertumbuhan ekonomi

nasional.Pembangunan di Indonesia telah berhasil memacu pertumbuhan ekonomi yang tinggi yang ditandai dengan perubahan struktur perekonomian, namun tidak disertai dengan perubahan struktur tenaga kerja yang berimbang.Aspek penting dari transformasi struktural adalah sisi ketenagakerjaan.

Nasoetion, (1991:56) dan Amir Hidayat dan Suahasil Nazara (2005:33) merumuskan bahwa pertumbuhan ekonomi melalui proses transformasi dapat dicapai melalui peningkatan produktivitas tenaga kerja di setiap sektor perekonomian dan transfer tenaga kerja dari sektor yang produktivitas tenaga kerjanya rendah ke sektor yangproduktivitas tenaga kerjanya lebih tinggiManning (1995:54) dan Ketut Kariyasa (2004:32) mengatakan bahwa titik balik untuk aktivitas ekonomi (economic turning-point) tercapai lebih dahulu dibandingdengan titik balik penggunaan tenaga kerja(labor turning-point).

Jikatransformasi kurang seimbang maka dikhawatirkan akan terjadi proseskemiskinan dan eksploitasi sumberdaya manusiapada sektor primer.Jumlah tenaga kerja yang terserap pada tiap sektor perekonomian suatudaerah menunjukkan tingkat pertumbuhan ekonomi daerah tersebut.Sektor-sektor yang mampu menyerap tenaga kerja terbesar menunjukkan bahwa sektor tersebutmampu menjadi sektor potensial.

Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Banggai tidak lepas dari peran sektor-sektor ekonomi sebagai penyumbang atas terbentuknya PDRB suatu wilayah.Semakin besar sumbangan atau peran suatu sektor ekonomi dalam pembentukan PDRB maka semakin besar pula pengaruh sektor tersebut dalam meningkatkan struktur perekonomian suatu daerah. Pada tabel 1.1 akan menggambarkan Produk Domestik Bruto atas dasar harga konstan pada Kabupaten Banggai berdasarkan periode 2005 sampai dengan 2013.

(3)

Journal of Tompotika : Social, Economics, and Education Science (JTSEES) Vol 01, Issue 01, April 2020 | ISSN : 2721 - 3528

160 | P a g e

Tabel 1.1 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas Dasar Harga Konstan Kabupaten Banggai Periode 2005-2013 (Juta Rupiah)

No Sektor

Perekonomian 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

1 Pertanian 739.691 796.315 854.224 913.351 987.305 1.067.38

3 1.174.26

8 1.281.25

4 1.398.62 9 2 Penggalian 14.775 15.937 17.312 18.874 23.112 24.903 56.388 76.431 797.595 3 Industri

Pengolahan 100.189 106.748 113.894 121.475 131.385 114.624 156.662 169.194 181.651 4 Listrik dan Air

bersih 6.244 6.822 7.457 8.161 9.158 10.424 11.755 13.614 15.876

5 Bangunan 76.485 80.844 86.835 93.834 101.534 109.866 208.038 310.733 465.727 6 Perdagangan,Ho

tel dan Restoran 120.615 130.175 140.923 152.743 167.966 185.884 204.463 227.031 256.472 7 Angkutan dan

Komunikasi 55.816 59.213 63.280 86.617 97.771 123.152 153.582 189.451 240.843 8 Keuangan,Perse

wahan dan Jasa

Perusahaan 2.416 2.638 2.885 3.161 83.934 98.290 124.336 142.937 172.006 9 Jasa-jasa 3.115 3.367 3.595 3.837 208.634 222.193 258.482 288.833 326.871

PDRB 1.337.88

1 1.437.69

9 1.542.88

8 1.654.83

7 1.810.79

0 1.986.72

0 2.347.97

4 2.699.47

7 3.155.67 0

Sumber: BPS Kabupaten Banggai Dalam Angka 2013 Dalam pembangunan daerah

diperlukan pembangunan ekonomi yang berimbang antara sektor riil dan sektor moneter, kondisi ini akan mendukung perekonomian yang stabil, mantap dan dinamis yang diperlukan dalam perencanaa kebijakan pembangunan ekonomi pada setiap sektor diKabupaten Banggai.

Berdasarkan pada table 1.1 diatas menunjukan bahwa PDRB atas dasar harga konstan dalam kurun waktu sembilan tahun mengalami peningkatan dari tahun ketahun.

Pada tahun 2005 nilai PDRB sebesar 1.337.881, tahun 2006 nilai PDRB sebesar 1.437.699, tahun 2007 nilai PDRB sebesar 1.542.888, tahun 2008 nilai PDRB sebesar 1.654.837, tahun 2009 nilai PDRB sebesar 1.810.790, tahun 2010 nilai PDRB sebesar 1.986.720, tahun 2011 nilai PDRB sebesar 2.347.974, tahun 2012 nilai PDRB sebesar 2.699.477 dan pada tahun 2013 nilai PDRB mencapai 3.155.670.

Seluruh sektor perekonomian pembentuk PDRB tersebut, timbul pertanyaan apakah perubahan kontribusi sektoral yang terjadi telah di dasarkan kepada strategi kebijakan pembangunan yang tepat, yaitu strategi yang memberikan dampak yang optimal bagi pertumbuhan ekonomi, peningkatan lapangan pekerjaan dan peningkatan kesejahteraan penduduk.Karena untuk melaksanakan pembangunan dengan sumber daya yang terbatas sebagai konsekuensinya harus difokuskan kepada pembangunan sektor-

sektor yang memberikan dampak pengganda (multiplier effect) yang besar terhadap sektor-sektor lainnya atau perekonomian secara keseluruhan.

1. KAJIAN PUSTAKA

1. Konsep Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi adalah perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksi dalam masyarakat

bertambah dan kemakmuran

meningkat.Masalah pertumbuhan dapat dipandang sebagai masalah makro ekonomi dalam jangka panjang.Perkembangan kemampuan memproduksi barang dan jasa sebagai akibat pertambahan faktor-faktor produksi pada umumnya tidak selalu diikuti oleh pertambahan produksi barang dan jasa yang sama besarnya. Pertambahan potensi memproduksi seringkali lebih besar dari pertambahan produksi yang sebenarnya.Dengan demikian perkembangan ekonomi adalah lebih lambat dari potensinya. (Sadono Sukirno, 1994;10).

Menurut Sadono Sukirno, (1996:33), pertumbuhan dan pembangunan memiliki definisi yang berbeda, yaitu pertumbuhan ekonomi ialah proses kenaikan output perkapita yang terus menerus dalam jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi tersebut merupakan salah satu indikator keberhasilan pembangunan. Dengandemikian makin tingginya pertumbuhan ekonomi biasanya

(4)

Analisis Pengaruh Pertumbuhan Kesempatan Kerja Terhadap Per….| Y o f a n d i D . H i m r a n

161 | P a g e makin tinggi pula kesejahteraan masyarakat

meskipun terdapat indikator yang lain yaitu distribusi pendapatan. Pertumbuhan ekonomi biasa bersifat positif, negatif atau statis.Pertumbuhan ekonomi dikatakan positif apabila terjadi kenaikan Output Total Ril (OTR), negatif jika terjadi penurunan OTR dan dikatakan statis jika tidak terjadi kenaikan maupun penurunan OTR.

Pertumbuhan ekonomi terkait dngan proses peningkatan produksi barang dan jasa dalam kegiatan ekonomi masyarakat. Dapat dikatakan bahwa pertumbuhan menyangkut perkembangan yang berdimensi tunggal dengan diukur dengan meningkatkan hasil

produksi dan pendapatan.

(Djojohadikusumo,1996:1)

Untuk dapat mengetahui tingkat pertumbuhan ekonomi, maka harus dipahami terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan Produk Domestik Bruto (PDB) atau Gross Domestic Product (GDP). PDP atau GDP adalah total produksi barang dan jasa yang dihasilkan didaam suatu wilayah pada periode tertentu, misalnya satu tahun, (dilevel propinsi diIndonesia biasanya disebut Produk Domestik Regional Bruto(PDRB). PDB jika dibagi dengan jumlah penduduk maka menjadi PDB per kapita.Ukuran ini lebih spesifik karena memperhitungkan jumlah penduduk dan mencerminkan kesejahteraan penduduk suatu tempat.

2. Teori Pertumbuhan Ekonomi

Menurut, (Boediono,1999:2) teori pertumbuhan ekonomi dapatdidefinisikan sebagai penjelasan mengenai faktor-faktor apa yangmenentukan kenaikan output perkapita dalam jangka panjang, danpenjelasan mengenai bagaimana faktor- faktor tersebut sehingga terjadi proses- proses pertumbuhan. Menurut Simon Kuznets pertumbuhan ekonomiadalah peningkatan kemampuan suatu negara (daerah) untuk menyediakanbarang-barang ekonomi bagi penduduknya, yang terwujud denganadanyakenaikan output nasional secara terus menerus yang disertai dengankemajuan teknologi serta adanya penyesuaian kelembagaan, sikap danidiologi yang dibutuhkanya. Pertumbuhan ekonomi dapat diketahui denganmembandingkan PDRB pada satu tahun tertentu (PDRBt) dengan PDRBtahun sebelumnya (PDRBt-

1).Laju Pertumbuhan Ekonomi = PDRBt – PDRBt-1 x 100%PDRBt-1.

3. Teori Pertumbuhan Klasik

Adam Smith adalah orang pertama yang membahaspertumbuhan ekonomi secara sistematis.Inti ajaran Smith adalahagar masyarakat diberi kebebasan yang seluas-luasnya dalammenentukan kegiatan ekonomi yang terbaik untuk dilakukan.Menurut Smith sistem ekonomi

pasar bebas akan

menciptakanefisiensi,membawa ekonomi kepada kondisi full employment danmenjamin pertumbuhan ekonomi sampai tercapai posisi stationer.Sementara peranan pemerintah adalah menjamin keamanan danketertiban serta memberi kepastian hukum dan keadilan bagi parapelaku ekonomi.

4. Teori Harrod-Domar dalam sistem regional

Teori ini dikembangkan hampir bersamaan oleh Roy F.Harrod(1948:8) di Inggris dan Evsey D. Domar (1957:4) di Amerika Serikat.(Tarigan, 2005:49) Teori tersebut didasarkan atas asumsi :

a) Perekonomian bersifat tertutup.

b) Hasrat menabung (MPS) adalah konstan.

c) Proses produksi memiliki koefisien yang tetap, serta.

d) Tingkat pertumbuhan angkatan kerja (n) adalah konstan dan sama dengan tingkat pertumbuhan penduduk.

e) Teori Pertumbuhan Neo-Klasik

Teori pertumbuhan neo klasik dikembangkan oleh RobertM.Solow (1970:45) dari Amerika Serikat dan TW.

Swan (1956) dariAustaralia (Tarigan, 2005:52). Model Solow-Swan menggunakanunsur pertumbuhan penduduk, akumulasi kapital, kemajuanteknologi dan besarnya output yang saling berinteraksi. Perbedaanutama dengan model Harrod-Domar adalah dimasukkanya unsur kemajuan teknologi, dalam modelnya. Selain itu Solow- Swanmenggunakan model fungsi produksi yang memungkinkan adanyasubtitusi antara kapital dan tenaga kerja.Tingkat pertumbuhan berasal dari tiga sumber, yaitu akumulasi modal, bertambahnya penawaran tenaga kerja dan peningkatan teknologi.Teknologi ini terlihat dari

(5)

Journal of Tompotika : Social, Economics, and Education Science (JTSEES) Vol 01, Issue 01, April 2020 | ISSN : 2721 - 3528

162 | P a g e

peningkatan skill atau kemajuan teknologi sehinggaproduktifitas perkapita meningkat.

5. Teori perubahan struktural

Teori perubahan struktural menitikberatkan pembahasan pada mekanisme transformasi ekonomi yang dialami oleh negara sedang berkembang dari bersifat subsisten dengan menitikberatkan pada sektor pertanian ke struktur perekonomian modern (Todaro dalam Kuncoro, 2003: 59). Chenery dan Syrquin menyatakan bahwa pembangunan dapat dipandang sebagai suatu proses transisi multidimensi yang mencerminkan hubungan antar berbagai proses perubahan di dalam suatu negara. Proses perubahan multidimensional tersebut ditandai oleh proses perubahan struktural. Perubahan struktural ditandai oleh struktur ekonomi yang dicerminkan oleh perubahan kontribusi sektoral di dalam pendapatan nasional (Arsyad, 2010: 12-17).

Salah satu indikator penting untuk mengetahui kondisi ekonomi disuatu negara dalam suatu periode tertentu adalah data produk domestik bruto (PDB), baik atas dasar harga berlaku maupun harga konstan.PDB merupakan jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu negara tertentu, atau merupakan jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi, PDB atas dasar harga beraku menggambarkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga yang berlaku pada setiap tahun, sedangkan PDB atas dasar harga konstan menunjukan nilai tambah barang dan jasa tersebut yang dihitung menggunakan harga berlaku pada satu tertentu sebagai dasar. PDB atas dasar berlaku dapat digunakan untuk melihat pergeseran dan struktur ekonomi, sedang harga konstan digunakan untuk mengetahui pertumbuhan ekonomi dari tahun ketahun.

6. Pembangunan Ekonomi Daerah Pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses dimana pemerintahan daerah dan masyarakat mengelolah sumberdaya yang ada dan membentuk suatu pola kemitraan antara pemerintah daerah dan sektor swasta untuk menciptakan suatu lapangan kerja baru dan merangsang perkembangan kegiatan ekonomi

(pertumbuhan ekonomi) dalam wilayah tersebut. (Arsyad, 1999:2)

Masalah pokok dalam pembangunan daerah terletak pada penekanan terhadap kebijakan-kebijakan pembangunan yang berdasarkan pada kekhasan daerah yang bersangkutan (endogenous development) dengan menggunakan potensi sumber daya manusia, kelembagaan, dan sumberdaya fisik secara lokal (daerah). Orientasi ini mengarahkan kita pada pengambilan inisiatif-inisiatif yang berasal dari daerah tersebut dalam proses pembangunan untuk menciptakan kesempatan kerja baru dan merangsang kegiatan ekonomi.

Setiap upaya pembangunan ekonomi daerah mempunyai tujuan utama untuk meningkatkan jumlah dan jenis peluang kerja untuk masyarakat daerah.Dalam upaya untuk mencapai tujuan tersebut, pemerintah daerah dan masyarakat harus secara bersama-sama mengambil inisiatif pembangunan daerah.Oleh karena itu pemerintah daerah beserta daerah beserta partisipasi potensi sumber daya yang diperlukan untuk merancang dan membangun perekonomian daerah.

(Arsyad,1999:5).

Dengan mengetahui tujuan dan sasaran pembangunandaerah, serta kekuatan dan kelemahan yang dimiliki suatu daerah maka strategi pengembangan potensi yang ada akan lebih terarah dan strategi tersebut akan menjadi pedoman bagi pemerintah daerah atau siapa saja yang akan melaksanakan kegiatan usaha di daerah yang bersangkutan (Suparmoko, 2002:32).Setiap daerah mempunyai corak pertumbuhan ekonomi yang berbeda dengan daerah lain. Oleh sebab itu perencanaan pembangunan ekonomi suatu daerah pertama-tama perlu mengenali karakter ekonomi, sosial dan fisik daerah itu sendiri, termasuk interaksinya dengan daerah lain. Dengan demikian tidak ada strategi pembangunan ekonomi daerah yang dapat berlaku untuk semua daerah. Namun di pihak lain, dalam menyusun strategi pembangunan ekonomi daerah, baikjangka pendek maupun jangka panjang, pemahaman mengenai teori pertumbuhan ekonomi wilayah, yang dirangkum dari kajian terhadap pola-pola pertumbuhan ekonomi dari berbagai wilayah, merupakan satu faktor yangcukup menentukan kualitas rencana pembangunan ekonomi daerah (Darwanto, 2006:15).

(6)

Analisis Pengaruh Pertumbuhan Kesempatan Kerja Terhadap Per….| Y o f a n d i D . H i m r a n

163 | P a g e (Arsyad, 1997:13) untuk mengetahui

tingkat pertumbuhanekonomi kita harus membandingkan pendapatan nasional dari tahun ketahun.Dalam membandingkanya harus disadari bahwa perubahan nilaipendapatan yang nasional yang terjadi dari tahun ke tahun disebabkan olehdua faktor yaitu perubahan tingkat kegiatan ekonomi dan perubahan harga-harga.

Adanya pengaruh dari faktor yang kedua tersebut disebabkan olehpenilaian pendapatan nasional menurut harga yang berlaku pada tahun yangbersangkutan.Suatu perekonomian dikatakan mengalami pertumbuhan atauperkembangan jika tingkat kegiatan ekonomi yang dicapai lebih tinggi dariwaktu yang sebelumnya. Faktor-

faktor yang mempengaruhi

pertumbuhanekonomi (Sukirno, 1994:425) : 1) Tanah dan kekayaan alam lain.

Kekayaan alam akan mempermudah usaha untuk membangun perekonomian suatu negara, terutama pada masa-masa permulaan dari proses pertumbuhan ekonomi.

2) Jumlah dan mutu penduduk tenaga kerja. Penduduk yang bertambah akan mendorong maupun menghambat pertumbuhan ekonomi. Akibat buruk dari pertambahan penduduk kepada pertumbuhan ekonomi dapat terjadi ketika jumlah penduduk tidak sebanding dengan faktor-faktorproduksi yang tersedia.

3) Barang-barang modal dan tingkat teknologi. Barang-barang modal penting artinya dalam mempertinggi efisiensi pertumbuhan ekonomi, barang-barang modal yang sangat bertambah jumlahnya dan teknologi yang telah bertambah menjadi modern memegang peranan yang penting dalam mewujudkan kemajuan ekonomi yang tinggi.

4) Sistem sosial dan sikap masyarakat.

Sikap masyarakat akan menentukan sampai dimana pertumbuahan ekonomi dapat dicapai.

5) Luas pasar sebagai sumber pertumbuhan. Adam Smith telah menunjukan bahwa spesialisasi dibatasi oleh luasnya pasar, dan spesialisasi yang terbatas membatasi pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi juga diartikan sebagai kenaikan produk domestik bruto (PDB) produk nasional

bruto (PNB) tanpa memandang apakah kenaikan itu lebih besar atau lebih kecil dari tingkat pertumbuhan penduduk, atau apakah perubahan struktur ekonomi terjadi atau tidak, (Arsyad, 1999:7).

7. Investasi

Investasi adalah penanaman modal untuk biasanya berjangka panjang dengan harapan mendapatkan keuntungan di masa yang akan datang sebagai kompensasi secara profesional atas penundaan konsumsi, dampak inflasi dan resiko yang ditanggung.

Keputusan investasi dapat dilakukan individu, dari investasi tersebut yang dapat berupa capital gain/loss dan yield. Alasan seorang investor melakukan investasi adalah untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik di masa yang akan datang serta untuk menghindari merosotnya nilai kekayaan yang dimiliki.

Saham merupakan salah satu alternatif dalam aset finansial. Kebutuhan akan informasi yang relevan dalam pengambilan keputusan investasi dalam aset finansial di pasar modal sangat dibutuhkan oleh investor. Suatu pendekatan dalam menganalisis harga saham dipasar modal sangat dibutuhkan oleh investor.Suatu pendekatan dalam menganalisis harga saham dipasar modal yang dapat membantu investor dalam membuat keputusan investasi adalah pendekatan fundamental dan teknikal.

Pendekatan secara fundamental mendasarkan analisanya pada suatu anggapan bahwa setiap saham mempunyai nilai intrinstik dihasilkan.Salah satu indikator yang dapat digunakan yaitu apabila semakin rendah harga suatu saham maka semakin bagus untuk melakukan investasi, hal tersebut dikarenakan harga saham dapat terjangkau oleh kemampuan investor dan memiliki nilai resiko yang kecil.

8. Kesempatan Kerja

Kesempatan kerja menurut Departemen Tenaga Kerja (1994) adalah jumlah lapangan kerja dalam satuan orang yang dapat disediakan oleh sektor ekonomi dalam kegiatan produksi.Dalam arti yang lebih luas, kesempatan kerja ini tidak saja menyangkut jumlahnya, tetapi juga kualitasnya.Sedangkan menurut Lipsey, et al.

(7)

Journal of Tompotika : Social, Economics, and Education Science (JTSEES) Vol 01, Issue 01, April 2020 | ISSN : 2721 - 3528

164 | P a g e

(1997) kesempatan kerja mengandung arti tenaga kerja dewasa (di Amerika Serikat, didefinisikan pekerja berumur lebih dari 16 tahun) yang bekerja penuh waktu.Untuk meningkatkan jumlah angkatan kerja yang terlibat dalam dunia kerja maka perlu dilakukan perluasan kesempatan kerja.Dengan meluasnya kesempatan kerja berarti semakin banyak tenaga kerja yang dapat bekerja dan mendapatkan penghasilan.Dan hal ini berdampak pula pada semakin banyaknya masyarakat yang mengalami peningkatan kesejahteraan hidupnya.

9. Tenaga kerja

Menurut UU No. 13 tahun 2003 Bab I pasal 1 ayat 2 disebutkan bahwa tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat.Secara garis besar penduduk suatu negara dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu tenaga kerja dan bukan tenaga kerja.

Bukan tenaga kerja adalah mereka yang dianggap tidak mampu dan tidak mau bekerja, meskipun ada permintaan bekerja.

Menurut Undang-Undang Tenaga Kerja No.

13 Tahun 2003, mereka adalah penduduk di luar usia, yaitu mereka yang berusia di bawah 15 tahun dan berusia di atas 64 tahun. Contoh kelompok ini adalah para pensiunan, para lansia (lanjut usia) dan anak-anak.

Tenaga kerja atau man powerterdiri dari angkatan kerja dan bukan angkatan kerja. Angkatan kerja adalah penduduk usia produktif yang berusia 15-64 tahun yang sudah mempunyai pekerjaan tetapi sementara tidak bekerja, maupun yang sedang aktif mencari pekerjaan.Bukan angkatan kerja adalah mereka yang berumur 10 tahun ke atas yang kegiatannya hanya bersekolah, mengurus rumah tangga dan sebagainya. Contoh kelompok ini adalah:

anak sekolah dan mahasiswa para ibu rumah tangga dan orang cacat, dan para pengangguran sukarela.

Tenaga kerja adalah penduduk dalam usia kerja yang siap melakukan pekerjaan, antara lain mereka yang sudah bekerja, mereka yang sedang mencari pekerjaan, mereka yang bersekolah, dan mereka yang mengurus rumah tangga. (MT Rionga & Yoga

Firdaus, 2007:2)Sedangkan menurut pendapat Sumitro Djojohadikusumo (1987:34) mengenai arti tenaga kerja adalah semua orang yang bersedia dan sanggup bekerja, termasuk mereka yang menganggur meskipun bersedia dan sanggup bekerja dan mereka yang menganggur terpaksa akibat tidak ada kesempatan kerja.Di Indonesia dipilih batas umur minimum 10 tahun tanpa batas umur maksimum.Dengan demikian tenaga kerja di Indonesia adalah penduduk yang berumur 10 tahun atau lebih (Simanjuntak, 1985:32).

10. Hubungan Antara Pertumbuhan Ekonomi dan Kesempatan Kerja

Menurut Hendra Esmara (1990), pertumbuhan ekonomi dan kesempatan kerja biasanya berkolerasi positif, tetapi besar kecilnya pengaruh pertumbuhan ekonomi terhadap peningkatan kesempatan kerja ditentukan oleh faktor teknologi, dan kualitas tenaga kerja yang digunakan.

Meskipun perluasan kesempatan kerja tidak hanya dipengaruhi oleh pertumbuhan ekonomi semata, namun faktor pertumbuhan ekonomi cukup signifikan dan harus diperhatikan agar tercapai sasaran perluasan kesempatan kerja (Swasono, 1983). Pertumbuhan ekonomi bersangkut paut dengan proses peningkatan produksi barang dan jasa dalam kegiatan ekonomi masyarakat. Dapat dikatakan bahwa pertumbuhan menyangkut perkembangan yang berdimensi tunggal dan dapat diukur dengan meningkatnya hasil produksi dan pendapatan.

Smith (Mulyadi, 1997:4) menganggap bahwa manusialah sebagai faktor produksi utama yang menentukan kemakmuran bangsa-bangsa.Alasannya, karena sumber daya alam tidak ada artinya kalau tidak ada sumber daya manusia yang pandai mengolahnya sehingga bermanfaat bagi kehidupan.Smith juga melihat bahwa alokasi sumber daya manusia yang efektif adalah pemula pertumbuhan ekonomi.

Setalah ekonomi tumbuh , akumulasi modal (fisik) baru mulai dibutuhkan untuk menjaga agar ekonomi tumbuh. Dengan kata lain,alokasi sumber daya manusia yang efektif merupakan syarat perlu bagi pertumbuhan ekonomi.

Dari penjelasan di atas dapat dikatakan bahwa kalau tidak ada sikap-sikap dan kondisi kelembagaan setempat yang

(8)

Analisis Pengaruh Pertumbuhan Kesempatan Kerja Terhadap Per….| Y o f a n d i D . H i m r a n

165 | P a g e mudah menerima perubahan-perubahan

struktural dan tanpa adanya pengaruh ataupun dukungan dari kelompok-kelompok di dalam masyarakat terhadap perlunya peningkatan laju pertumbuhan ekonomi, sementara pemerintah tetap tidak memberikan kesempatan bagi sebagian besar penduduk untuk ikut serta aktif berperan dalam usaha meningkatkan pertumbuhan ekonomi, maka usaha-usaha untuk merangsang pertumbuhan ekonomi itu melalui kebijakan-kebijkan, kemungkinan besar akan mengalami kegagalan. Akibat dari gagalnya usaha-usaha atau kebijakan- kebijakan guna merangsang peningkatan pertumbuhan ekonomi tersebut mengakibatkan meningkatnya angka pengangguran di suatu daerah.

Sadono (1994:15) mengatakan bahwa salah satu faktor penting yang menentukan kemakmuran sesuatu masyarakat adalah tingkat pendapatannya.Pendapatan masyarakat mencapai maksimum apabila tingkat penggunaan tenaga kerja penuh dapat diwujudkan. Sebagaimana penjelasan diatas, maka dengan meningkatnya angka pengangguran yang terdapat di suatu daerah akan menimbulkan masalah ekonomi dan sosial kepada yang mengalaminya. Ketiadaan pendapatan menyebabkan para penganggur harus mengurangi konsumsinya, yang mana pada akhirnya berakibat pada redahnya pendapatan yang akan diterima oleh suatu daerah.

Apabila keadaan pengangguran di suatu negara adalah sangat buruk, kekacauan politik dan sosial berlaku dan menimbulkan efek yang buruk kepada kesejahteraan masyarakat dan prospek pembangunan ekonomi dalam jangka panjang.

2. METODE PENELITIAN a. Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di Kabupaten Banggai,dengan pertimbangan pertama bahawa penelitian ini belum ada yang kembangkan di kabupaten Banggai kedua dengan melihat kondisi dan situasi di Kabupaten Banggai terkait analisis pertumbuhan kesempatan kerja terhadap sektor perekonomian,sektor pertanian merupakan salah satu sektor perekonomian penyumbang terbesar bagi pendapatan

domestik regional bruto (PDRB) di Kabupaten Banggai.

b. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif, yaitu data yang diperoleh dari berbagai sumber dalam bentuk angka-angka.Sedangkan sumber data yang digunakan hanya menggunakan data sekunder,yaitu data yang bersumber dari informasi dalam pustaka, laporan yang tertulis, serta bahan-bahan dokumentasi lainnya yang berkaitan dengan variabel penelitian, yaitu berupa analisis pertumbuhan kesempatan kerja terhadap sektor perekonomian di Kabupaten Banggai.

c. Teknik Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder.Data Sekunder, data yang diperoleh melalui data statistik, dokumen-dokumen, buku-buku serta literatur lainnya yang dianggap menunjang dan berhubungan dengan masalah penelitian.Data ini digunakan juga untuk mengetahui pertumbuhan kesempatan kerja terhadapsektor perekonomian di Kabupaten Banggai, data ini diperoleh dari badan pusat Statistik(BPS) Kabupaten Banggai.

d. Definisi Operasional Variabel

Berikut ini adalah penjelasan beberapa operasional variabel yangdigunakan dalam penelitian ini:

1. Pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan output perkapita dalam jangka panjang. Sehingga persentase pertambahan output itu haruslah lebih tinggi dari per- sentase pertambahan jumlah penduduk dan ada kecenderungan dalam jangka panjang bahwa pertumbuhan itu akan berlanjut.

2. Sektor ekonomi adalah lapangan usaha yang terdapat pada Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) yang mencakup (9) sembilan sektor.

3. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) adalah jumlah nilai tambah barang dan jasa yang dihasilkan dari seluruh kegiatan perekonomian di suatu daerah. Semua barang dan jasa sebagai hasil dari kegiatan- kegiatan ekonomi yang beroperasi di wilayah domestik, tanpa memperhatikan

(9)

Journal of Tompotika : Social, Economics, and Education Science (JTSEES) Vol 01, Issue 01, April 2020 | ISSN : 2721 - 3528

166 | P a g e

apakah faktor produksinya berasal dari atau dimiliki oleh penduduk daerah tersebut, merupakan produk domestik daerah yang bersangkutan.

4. Tenaga Kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat.

5. Kesempatan Kerja adalahbanyaknya orang yang dapat tertampung untuk bekerja pada suatu perusahaan atau suatu instansi.

3. HASIL

Hasil pengamatan mengenai gejala yang sifatnya tumbuh dalam hal ini pengaruh pertumbuhan kesempatan kerjasebagai variabel independent (X) terhadap perekonomian Kabupaten Banggai sebagai berikut:

Tabel 4.1 Hasil Perhitungan Data Statistik

Model

Unstandardized

Coefficients Standardized Coefficients

T Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) -9.748 2.464 -.016 .987

X 1.497 .377 .832 3.972 .005

Tabel 4.2 Hubungan Pertumbuhan Kesempatan Kerja (X) Dengan Perekonomian Daerah (Y) Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .832a .693 .649 366.818

Tabel 4.3 Kontribusi Pertumbuhan Kesempatan Kerja (X) Dalam MempengaruhiPerekonomian Daerah (Y)

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

1 .832a .693 .649 366.818

 Artinya bahwa hubungan pertumbuhan kesempatan kerja dengan perekonomian Kabupaten Banggai periode 2005-2013 dalam kategori sangat kuatkarena nilainya dalam kategori 0.80–1.000, atau mendekati dari satu.

 Artinya bahwa pertumbuhan kesempatan kerja memiliki pengaruh kontribusi sebesar 0.693 atau 69.3 % terhadap perekonomian daerah Kabupaten Banggai tahun 2005-2013 dan 30.7 % dipengaruhi oleh faktor- faktor lain diluar variabel X.

 Nilai variabel pertumbuhan kesempatan kerja (X) sebesar 1.497 merupakan nilai variabel X terhadap Y, artinya jika pertumbuhan kesempatan kerja mengalami kenaikan satu satuan, maka perekonomian daerah akan mengalami peningkatan sebesar 1.497 atau 4.97%.

Koefesien bernilai positif artinya pengaruh kesempatan kerjadan perekonomian daerah mempunyai hubungan positif. Kenaikan pada

pertumbuhan kesempatan kerja akan mengakibatkan kenaikan pula pada perekonomian daerah.

4. PEMBAHASAN

Pandangan pembangunan ekonomi modern memiliki suatu pola yang berbedadengan pembangunan ekonomi tradisional.Indikator pembangunan ekonomi modern tidak hanya dilihat dari kenaikan pendapatan semata, tetapi lebih mengedepankan dalam perihal pengentasan kemiskinan, penurunan tingkat pengangguran, distribusi pendapatan serta pengurangan nilai ketimpangan dalam masyarakat.Pembangunan ekonomi nasional tidak dapat terlepas dari pembangunan ekonomidaerah dimana pembangunan daerah merupakan bagian dari pembangunan nasional yangmemberikan kontribusi kepada pembangunan nasional secara keseluruhan.

Kesempatan kerja merupakanjumlah lapangan kerja dalam satuan orang yang

(10)

Analisis Pengaruh Pertumbuhan Kesempatan Kerja Terhadap Per….| Y o f a n d i D . H i m r a n

167 | P a g e dapat disediakan oleh sektor ekonomi

dalam kegiatan produksi, bahwa pertumbuhan kesempatan kerja berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi di Provinsi Sulawesi Selatan.

Namun pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan harus secepatnya memberikan pelatihan mengenai teknologi modern kepada pekerja yang sama sekali belum paham menggunakannya. Karena dari tahun ketahun pertumbuhan kesempatan kerja semakin menurun, hal ini karenadipengaruhi oleh teknologi, penggunaan mesin-mesin modern sehingga menyebabkan kesempatan kerja menurun, hal ini disebabkan karena industri yang selama ini menggunakan tenaga kerja manusia diganti oleh tenaga mesin.

KESIMPULAN

Nilai konstan sebesar -9.748 berarti nilai konstanta negatif, menunjukan bahwa pengaruh negatif pertumbuhan kesempatan kerja (X) terhadap perekonomian daerah(Y).

Bila sama dengan nol pertumbuhan kesempatan kerja, maka variabel perekonomian daerah (Y) akan mengalami penurunan sebesar 9.748 atau 74.8 % dan nilai variabel pertumbuhan kesempatan kerja (X) sebesar 1.497 merupakan nilai variabel X terhadap Y, artinya jika pertumbuhan kesempatan kerja mengalami kenaikan satu satuan, maka perekonomian daerah akan mengalami peningkatan sebesar 1.497 atau 4.97 %. Koefesien bernilai positif artinya pengaruh kesempatan kerja dan perekonomian daerah mempunyai hubungan positif. Kenaikan pada pertumbuhan kesempatan kerja akan mengakibatkan kenaikan pada perekonomian daerah.

REFERENSI

Arsyad, Lincolin. 1999. Ekonomi Pembangunan. Edisi Keempat. PT. Raja Grafindo Persada.Yogyakarta.

_________________1999. Ekonomi Pembangunan. STIE YKPN. Yogyakarta.

_________________1999.Pengantar

Perencanaan dan Pembangunan Daerah.BPFE, Yogyakarta.

Arief, M Idris. 2007. Pengembangan Ekonomi Rakyat.www.ekofeum.or.id.

BPS dan BAPPEDA.2014.Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Banggai 2009-2013 .Luwuk.

Bintoro, Tjokroamidjojo. 1985.

Perencanaan Pembangunan. Gunung Agung. Jakarta.

Djojohadikusumo, Sumitro. 1994. Perkemba ngan Pemikiran Ekonomi Indonesia.Pen erbit Erlangga. Jakarta.

Amelia Rizki, Dita. 2007.Analisis Konsentrasi Spasial Penyerapan Tenaga Kerja Industri KecildiKabupaten Malang.Skripsi Tidak dipublikasikan.

Setiawan, Dwi. 2013. Analisis Kesempatan Sektoral dengan Pendekatan Pertumbuhan Sektor Basis.Metode Penelitian Indonesia. Semarang.

Erni, Yuliarti. 2006. Analisis Pertumbuhan Kesempatan Kerja Pasca Kebijakan Upah Minimum.Metode Penelitian Indonesia. Bogor.

G, Richrad, Lipsey dan O, Peter, Steiner.

1986. Pengantar Ilmu Ekonomi. Jilid III.

Bina Aksara. Jakarta.

Irawan dan Suparmoko, M. 1999.Ekonomi Pembangunan.BPFE.Yogyakarta.

Jhingan, ML. 1999. Ekonomi Pembangunan dan

Perencanaan.Terjemahan.Ruritno.PT.R aja Grafindo Persada. Jakarta.

Kuncoro, Mudrajad. 1997.Ekonomi Pembangunan: Teori, Masalah dan Kebijakan. UPP AMP YKPN.Yogyakarta.

__________________2004.Otonomi dan Pembangunan Daerah: Reformasi, Perencanaan, Strategi, dan Peluang.

Penerbit Erlangga. Jakarta.

Mustasya, Tata. 2005. Kebijakan Pasar Tenaga Kerja Fleksibel: Tepatkah Untuk

Indonesia Saat

Ini?www.theindonesianinstitute.com.

Paskalia.2011. Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Terhadap Pertumbuhan Ekonomi

Provinsi Sulawesi

Selatan.Skripsi.Published.Universitas Hasanuddin.Makassar.

Siagian, H. 1992.Pembangunan Ekonomi dalam Cita-Cita dan Realita.Penerbit Alumni. Bandung.

Sukirno, Sadono. 1996.Ekonomi Pembangunan. Fakultas Ekonomi Unversitas Indonesia. Bina Grafika.

Jakarta.

________________1996.Makro Ekonomi Edisi ke-2. Penerbit Erlangga. Jakarta.

(11)

Journal of Tompotika : Social, Economics, and Education Science (JTSEES) Vol 01, Issue 01, April 2020 | ISSN : 2721 - 3528

168 | P a g e

Sitohang, Paul. 1977.Pengantar Perencanaan Regional. LPFE UI.

Jakarta.

Soeratno, dan Arsyad,

Lincolin.1999.Metodologi Penelitian Untuk Ekonomi dan Bisnis.UPP AMP YKPN.Yogyakarta.

Supardi, U.S.2012. Aplikasi Statistika dalam Penelitian. PT. Ufuk Publishing House.

Jakarta.

Tarigan, Robinson. 2005. Ekonomi Regional.

Bumi Aksara. Jakarta.

Gambar

Tabel 1.1 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas Dasar Harga Konstan Kabupaten  Banggai Periode 2005-2013 (Juta Rupiah)

Referensi

Dokumen terkait

Dengan demikian tuntunan yang terjadi adalah perlunya Indonesia sebagai negara pantai memberikan kejelasan yuridis terkait hak dan kewajiban kapal asing dalam melakukan

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa objektif parameter test surveiy seismik dalam domain waktu berada pada sekitar 1200 - 2500ms dan pada daerah X

Seperti yang telah disinggung pada latar belakang masalah, peneliti berupaya melakukan analisis wacana kritis pada program Mata Najwa episode “Para Penantang Ahok”

Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang pajak Penghasilan, perlu mengatur kembali tarif pemotongan dan pengenaan Pajak Penghasilan Pasal 2l bagi pejabat Negara,

Penelitian secara numerik dilakukan dengan melakukan simulasi pada penukar kalor pipa konsentrik dengan penambahan rectangular-cut twisted tape insert (RTT) dan

Proyek ini, disebut “forest-garden project”, dimulai di Jawa Barat mempelajari agroforest desa di sekitar Bogor, daerah pedesaan yang berjarak 60 km dari Jakarta dengan

Dalam penelitian ini populasi yang digunakan adalah karyawan PT Pembangunan Jaya yang berlokasi di Bintaro.Karyawan sebagai populasi dari sampel yang bertujuan untuk

1 = isi laporan kurang lengkap (pendahuluan, isi, kesimpulan) dan tidak ditulis dengan sistematika yang tepat. 0 = tidak