• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS TINGKAT KESADARAN MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR PAJAK BUMI DAN BANGUNAN (Studi Kasus Kelurahan Lembang Kecamatan Bantaeng Kabupaten Bantaeng)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "ANALISIS TINGKAT KESADARAN MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR PAJAK BUMI DAN BANGUNAN (Studi Kasus Kelurahan Lembang Kecamatan Bantaeng Kabupaten Bantaeng)"

Copied!
99
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

RISMA MULYANA MUSLIM 105731121718

PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

MAKASSAR

2022

(2)

ii

KARYA TUGAS AKHIR MAHASISWA

JUDUL PENELITIAN:

ANALISIS TINGKAT KESADARAN MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR PAJAK BUMI DAN BANGUNAN

(Studi Kasus Kelurahan Lembang Kecamatan Bantaeng Kabupaten Bantaeng)

SKRIPSI

Disusun dan Diajukan Oleh:

RISMA MULYANA MUSLIM NIM: 105731121718

Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Akuntansi Pada Program Studi Akuntansi

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar

PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR

2022

(3)

iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

Bukan masalah untuk jalan perlahan, yang salah adalah jika berhenti melangkah.

PERSEMBAHAN

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas keridhoan serta karunia yang tiada habisnya sehingga skripsi ini telah terselesaikan dengan baik

Alhamdulillahi Rabbil’alamin

Skripsi ini saya persembahkan untuk kedua orang tua saya Bapak Muslimin, S.Pd., M.Pd dan Ibu Nasrah, S.Sos. beserta keluarga besar

yang telah membantu dan memberikan dukungan hingga skripsi ini terselesaikan dan Almamater Biru Uiversitas Muhammadiyah

Makassar

PESAN DAN KESAN

Tidak ada keberhasilan yang mudah, tapi juga tidak ada kerja keras yang sia-sia. Hasil selalu mengikuti usaha, bukti selalu menepati janji

pada keyakinan diri.

(4)

iv

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAHMAKASSAR

Jl. Sultan Alauddin No. 295 gedung iqra Lt. 7 Tel. (0411) 866972 Makassar

HALAMAN PERSETUJUAN

Judul Penelitian : Analisis Tingkat Kesadaran Masyarakat dalam Membayar Pajak Bumi dan Bangunan (Studi Kasus Kelurahan Lembang Kecamatan Bantaeng Kabupaten Bantaeng).

Nama Mahasiswa : Risma Mulyana Muslim No. Stambuk/NIM : 105731121718

Program Studi : Akuntansi

Fakultas : Ekonomi dan Bisnis

PerguruanTinggi : Universitas Muhammadiyah Makassar

Menyatakan bahwa penelitian ini telah diteliti, diperiksa dan diujikan di depan panitia Penguji Skripsi strata (S1) pada tanggal 13 Agustus 2022 di Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

Makassar, 25 Agustus 2022 Menyetujui,

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Muchriana Muchran, SE., M.Si.Ak.CA NIDN: 0930098801

Sahrullah, SE., M.Ak NIDN: 0930108804

Mengetahui,

Dekan Ketua Program Studi

Dr. H. Andi Jam’an, SE., M.Si NBM: 651 507

Mira, SE., M.Ak NBM: 1286 844

(5)

v

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAHMAKASSAR

Jl. Sultan Alauddin No. 295 gedung iqra Lt. 7 Tel. (0411) 866972 Makassar

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi atas Nama : Risma Mulyana Muslim, Nim : 105731121718 diterima dan disahkan oleh Panitia Ujian Skripsi berdasarkan Surat Keputusan Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar Nomor : 0013/SK- Y/62201/091004/2022 M, Tanggal 15 Muharram 1444 H/13 Agustus 2022 M.

Sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Akuntansi pada Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

Makassar, 27 Muharram 1444 H 25 Agustus 2022 M PANITIA UJIAN

1. Pengawas Umum : Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag (………...) 2. Ketua : Dr. H. Andi Jam’an, SE., M.Si (………….) 3. Sekretaris : Agusdiwana Suarni, SE., M.Acc (………...) 4. Penguji : 1. Dr. Muchriana Muchran, SE., M.Si.Ak.CA (……..…...) 2. Dr. Linda Arisanty Razak, SE., M.Si.Ak.CA (………...) 3. Wa Ode Rayyani, SE., M.Si.Ak.CA (………….) 4. Abd. Salam HB, SE., M.Si.Ak.CA (……..…...)

Disahkan Oleh,

Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar

Dr. H. Andi Jam’an, SE., M.Si NBM : 651 507

(6)

vi

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAHMAKASSAR

Jl. Sultan Alauddin No. 295 gedung iqra Lt. 7 Tel. (0411) 866972 Makassar

SURAT PERNYATAAN KEABSAHAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Risma Mulyana Muslim Stambuk : 105731121718

Program Studi : Akuntansi

Judul Skripsi : Analisis Tingkat Kesadaran Masyarakat dalam Membayar Pajak Bumi dan Bangunan (Studi Kasus Kelurahan Lembang Kecamatan Bantaeng Kabupaten Bantaeng)

Dengan ini menyatakan bahwa :

Skripsi yang saya ajukan di depan Tim Penguji adalah ASLI hasil karya sendiri, bukan hasil jiplakan dan tidak dibuat oleh siapa pun

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan saya bersedia menerima sanksi apabila pernyataan ini tidak benar.

Makassar, 25 Agustus 2022 Yang Membuat Pernyataan,

Risma Mulyana Muslim NIM: 105731121718

Diketahui Oleh:

Dekan Ketua Program Studi

Dr. H. Andi Jam’an, SE., M.Si NBM: 651 507

Mira, SE., M.Ak NBM: 1286 844

(7)

vii

HALAMAN PERNYATAAN

PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR

Sebagai sivitas akademik Universitas Muhammadiyah Makassar, saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Risma Mulyana Muslim

NIM : 105731121718

Program Studi : Akuntansi

Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Jenis Karya : Skripsi

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujiui untuk memberikan kepada Universitas Muhammadiyah Makassar Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Nonexclusive Royalty Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul:

ANALISIS TINGKAT KESADARAN MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR PAJAK BUMI DAN BANGUNAN

(Studi Kasus Kelurahan Lembang Kecamatan Bantaeng Kabupaten Bantaeng)

Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Noneksklusif ini Universitas Muhammadiyah Makassar berhak menyimpan, mengalihmedia/format-kan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat dan mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Makassar, 25 Agustus 2022 Yang Membuat Pernyataan,

Risma Mulyana Muslim NIM: 105731121718

(8)

viii

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah yang tiada henti diberikan kepada hamba-Nya.

Shalawat dan salam tak lupa penulis kirimkan kepada Rasulullah Muhammad SAW beserta para keluarga, sahabat dan para pengikutnya. Merupakan nikmat yang tiada ternilai manakala penulisan skripsi yang berjudul “Analisis Tingkat Kesadaran Masyarakat dalam Membayar Pajak Bumi dan Bangunan (Studi Kasus Kelurahan Lembang Kecamatan Bantaeng Kabupaten Bantaeng)”.

Skripsi yang penulis buat ini bertujuan untuk memenuhi syarat dalam menyelesaikan program Sarjana (S1) pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

Teristimewa dan terutama penulis sampaikan ucapan terima kasih kepada kedua orang tua penulis Bapak Muslimin, S.Pd., M.Pd. dan Ibu Nasrah, S.Sos.

yang senantiasa memberi harapan, semangat, perhatian, kasih sayang dan doa tulus. Dan saudara-saudaraku tercinta yang senantiasa mendukung dan memberikan semangat hingga akhir studi ini. Dan seluruh keluarga besar atas segala pengorbanan, serta dukungan baik materi maupun moral, dan doa restu yang telah diberikan demi keberhasilan penulis dalam menuntut ilmu. Semoga apa yang telah mereka berikan kepada penulis menjadi ibadah dan cahaya penerang kehidupan di dunia dan di akhirat.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Begitu pula penghargaan

(9)

ix

yang setinggi-tingginya dan terima kasih banyak disampaikan dengan hormat kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag, Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar.

2. Dr. H. Andi Jam’an, SE., M.Si, Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Makassar.

3. Ibu Mira, SE., M.Ak. selaku Ketua Program Studi Akuntansi Universitas Muhammadiyah Makassar.

4. Ibu Dr. Muchriana Muchran, SE., M.Si.Ak.CA selaku Pembimbing I yang senantiasa meluangkan waktunya membimbing dan mengarahkan penulis, sehingga Skripsi selesai dengan baik.

5. Bapak Sahrullah, SE., M.Ak. selaku Pembimbing II yang telah berkenan membantu selama dalam penyusunan skripsi hingga ujian skripsi.

6. Bapak/Ibu dan Asisten Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar yang tak kenal lelah banyak menuangkan ilmunya kepada penulis selama mengikuti kuliah.

7. Segenap Staf dan Karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

8. Rekan-rekan Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Akuntansi Angkatan 2018 yang selalu belajar bersama yang tidak sedikit bantuannya dan dorongan dalam aktivitas studi penulis.

9. Terima kasih teruntuk semua kerabat yang tidak bisa saya tulis satu persatu yang telah memberikan semangat, kesabaran, motivasi, dan dukungannya sehingga penulis dapat merampungkan penulisan Skripsi ini.

(10)

x

Akhirnya, sungguh penulis sangat menyadari bahwa Skripsi ini masih sangat jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kepada semua pihak utamanya para pembaca yang budiman, penulis senantiasa mengharapkan saran dan kritikannya demi kesempurnaan Skripsi ini.

Mudah-mudahan Skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi semua pihak utamanya kepada Almamater tercinta Kampus Biru Universitas Muhammadiyah Makassar.

Billahi fii Sabilil Haq, Fastabiqul Khairat, Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Makassar, 25 Agustus 2022 Penulis,

Risma Mulyana Muslim NIM. 105731121718

(11)

xi ABSTRAK

Risma Mulyana Muslim, 2022. Analisis Tingkat Kesadaran Masyarakat dalam Membayar Pajak Bumi dan Bangunan. (Dibimbing oleh Muchriana Muchran dan Sahrullah).

Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan tingkat kesadaran masyarakat dalam membayar Pajak Bumi dan Bangunan di Kelurahan Lembang Kecamatan Bantaeng Kabupaten Bantaeng dan mengetahui upaya yang dilakukan pemerintah Kelurahan Lembang dalam meningkatkan kesadaran masyarakat. Jenis penelitian yang digunakan yaitu Penelitian Deskriptif Kualitatif.

Sumber data yang digunakan yaitu data primer dan data sekunder. Informan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu wajib pajak sebanyak 10 orang dan petugas kelurahan yang menangani PBB. Adapun teknik analisis data yang digunakan, yaitu: wawancara langsung/interview, observasi, dokumentasi, dan triangulasi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa masih kurangnya kesadaran masyarakat Kelurahan Lembang dalam Membayar Pajak Bumi dan Bangunan yang dilihat berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi kesadaran masyarakat. Adapun upaya yang dilakukan Kantor Kelurahan Lembang untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam Membayar Pajak Bumi dan Bangunan masih kurang maksimal sehingga membuat masyarakat terlambat dalam melaksanakan kewajiban sebagai warga negara yang baik.

Kata Kunci : Kesadaran Masyarakat, Pajak Bumi dan Bangunan

(12)

xii ABSTRACT

Risma Mulyana Muslim, 2022. Analysis of the Level of Public Awareness in Paying Land and Building Taxes. (Supervised by Muchriana Muchran and Sahrullah).

This study aims to describe the level of public awareness in paying Land and Building Tax in Lembang Village, Bantaeng District, Bantaeng Regency and to find out the efforts made by the Lembang Village government in increasing public awareness. The type of research used is descriptive qualitative research.

Sources of data used are primary data and secondary data. The informants used in this study were 10 taxpayers and village officials who handled PBB. The data analysis techniques used are: direct interviews/interviews, observation, documentation, and triangulation.

The results of the study indicate that there is still a lack of awareness of the people of Lembang Village in Paying Land and Building Taxes which are seen based on the factors that influence public awareness. The efforts made by the Lembang Sub-District Office to increase public awareness in Paying Land and Building Taxes are still not optimal so that people are late in carrying out their obligations as good citizens.

Keywords : Public Awareness, Land and Building Tax

(13)

xiii DAFTAR ISI

SAMPUL ... i

HALAMAN JUDUL ... ii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iv

HALAMAN PENGESAHAN ... v

SURAT PERNYATAAN KEABSAHAN ... vi

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

ABSTRAK ... xi

ABSTRACT ... xii

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

BAB I PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN TEORITIS ... 6

A. Pengertian Pajak ... 6

B. Pajak Daerah ... 13

C. Pajak Bumi dan Bangunan ... 18

D. Konsep Kesadaran Masyarakat dalam Membayar PBB ... 21

E. Penelitian Terdahulu ... 24

F. Kerangka Pikir ... 32

BAB III METODE PENELITIAN ... 34

A. Jenis Penelitian ... 34

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 34

C. Sumber Data ... 35

D. Teknik Pengumpulan Data ... 36

(14)

xiv

E. Teknik Analisis Data ... 37

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 38

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 38

B. Hasil Penelitian ... 45

C. Pembahasan ... 56

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... 60

A. Kesimpulan ... 60

B. Saran ... 60

DAFTAR PUSTAKA ... 62 DAFTAR LAMPIRAN

(15)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Realisasi Penerimaan PBB di Kelurahan Lembang Tahun 2020-2021 ... 4

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ... 25

Tabel 4.1 Tabel Struktur Pemerintahan Kampung/Rukun Warga ... 40

Tabel 4.2 Rukun Tetangga ... 40

Tabel 4.3 Jumlah Penduduk ... 41

Tabel 4.4 Jumlah Objek Pajak Bumi dan Bangunan ... 46

Tabel 4.5 Realisasi Penerimaan PBB di Kelurahan Lembang Tahun 2020-2021 ... 46

(16)

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Pikir ... 33

(17)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Negara Republik Indonesia termasuk dalam Negara Berkembang.

Indonesia saat ini sedang melakukan banyak hal pembangunan di segala bidang seperti hukum, politik, pendidikan, ekonomi dan bidang lainnya yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pembangunan di setiap negara membutuhkan biaya yang besar. Yang dimana kegiatan pembangunan di Indonesia semakin meningkat dari tahun ke tahun, setiap tahun membutuhkan pembiayaan yang lebih besar. Ini berarti bahwa upaya pencairan dan penggalian sumber dana harus diintensifkan dan lebih ditingkatkan, terutama dana yang bersumber dari dalam negeri, dimana dalam upaya ini membutuhkan dukungan dari setiap daerah yang ada agar pembangunan dalam negeri berjalan dengan baik (Kesa,2018).

Tercantum dalam Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang daerah kota dan kabupaten mempunyai perangkat daerah yaitu kecamatan yang dipimpin oleh kepala kecamatan dalam tugasnya yang menerima pelimpahan sebagian kewenangan dari Wali kota atau Bupati, didalam kecamatan juga mempunyai perangkat yaitu kelurahan yang dipimpin oleh Lurah sebagai penerima pelimpahan sebagai kewenangan pemerintahan dari Camat. Kemudian Undang- Undang tersebut diperbaharui dalam Pasal Undang-Undang No. 23 Tahun 2014 tentang pemerintah daerah, menentukan sumber-sumber keuangan daerah terdiri dari (a) Pendapatan asli daerah meliputi : (1) Pajak daerah, (2) Retribusi daerah, (3) Hasil

(18)

pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan. (b) Pendapatan transfer;

dan (c) Lain-lain pendapatan daerah yang sah.

Pajak adalah sumber utama penerimaan negara yang memiliki peran yang sangat penting dalam meningkatkan dan melaksanakan pembangunan nasional dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat. Pajak dikategorikan pengelolaanya menjadi pajak yang dapat dikelola oleh pemerintah pusat dan pajak yang dikelola oleh pemerintah daerah.

Salah satu sumber penerimaan negara berupa pajak yang dimaksud adalah Pajak Bumi dan Bangunan (PBB). Pajak Bumi dan Bangunan dapat dimanfaatkan untuk berbagai fungsi penentuan kebijakan yang terkait dengan bumi dan bangunan. Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan memberikan kontirbusi terhadap penerimaan pajak yang relatif kecil, namun Pajak Bumi dan Bangunan merupakan sumber penerimaan yang sangat potensial bagi daerah.

Salah satu pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah sebagai pendapatan asli daerah adalah pajak bumi dan bangunan. Pajak bumi dan bangunan adalah pajak yang dikenakan atas harta tak bergerak yang terdiri dari tanah dan bangunan yang dimiliki oleh wajib pajak. Subjek Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) adalah orang pribadi atau badan yang menikmati, memanfaatkan atau memiliki obyek pajak berupa tanah atau bangunan tersebut (pemilik atau penyewa). Oleh karena itu, Pajak Bumi dan Bangunan perlu mendapat perhatian yang serius dari pemerintah daerah dalam hal penanganannya, sehingga nantinya akan dapat memberikan sumbangan yang besar pada Pendapatan Asli Daerah (PAD).

(19)

Suatu kenyataan yang tak dapat disangkal bahwa daerah kabupaten/kota memperoleh penambahan jenis pajak, berupa pajak bumi dan bangunan perdesaan dan perkotaan. Jenis pajak ini berasal dari pajak pusat yang dilimpahkan kepada daerah kabupaten/kota dalam rangka membantu pembiayaan untuk mendukung pelaksanaan otonomi daerah. Hal ini didasarkan bahwa pelaksanaan otonomi daerah bergantung pada kesuksesan daerah kabupaten/kota dengan didukung pembiayaan yang cukup (Saidi,2011).

Sebelum tahun 2014 pajak bumi dan bangunan termasuk dalam jenis pajak pusat, akan tetapi berdasarkan Undang-Undang No. 28 Tahun 2009, pajak bumi dan bangunan pedesaan dan perkotaan telah diserahkan kepada kota/kabupaten. Pajak bumi dan bangunan (PBB) adalah salah satu jenis pajak yang objeknya bumi dan bangunan dan wajib pajaknya orang atau badan yang memiliki, menguasai dan atau mengambil manfaat atas bumi dan bangunan. Berdasarkan hal tersebut jumlah objek dan wajib pajak PBB sangat banyak dan tersebar di seluruh wilayah (Rahman,2018).

Wewenang penagihan telah diserahkan kepada pemerintah daerah dalam hal ini aparatur desa/kelurahan untuk melaksanakan penagihan PBB.

Namun setiap daerah memiliki karakter berbeda-beda, sehingga dengan adanya perbedaan kemampuan ini sering terjadi banyak kendala seperti keterlambatan dalam hal pemberian pelayanan yang merugikan wajib pajak dan pemerintah atau terjadinya pengendapan pajak. Banyaknya terjadi ketidak akuratan data seperti pada kesalahan nama wajib pajak maupun luas dan letak objek pajak.

(20)

Mengingat pentingnya sumbangan yang diberikan oleh penerimaan pajak bumi dan bangunan bagi pembiayaan pembangunan, maka pemungutan PBB harus dilakukan secara efektif, sehingga dapat memenuhi target yang telah ditentukan dalam pemungutan pajak bumi dan bangunan yang telah ditetapkan. Akan tetapi ada saja hambatan yang dihadapi di Kelurahan Lembang, yaitu: (1) Kurangnya kesadaran masyarakat dalam membayar Pajak Bumi dan Bangunan, (2) Masih banyak masyarakat yang terlambat membayar Pajak Bumi dan Bangunan, (3) Terbatasnya Pengetahuan Masyarakat tentang Pentingnya PBB, (4) Kurangnya Sosialisasi dari Pihak Kelurahan.

Tabel 1.1

Realisasi Penerimaan PBB di Kelurahan Lembang Tahun 2020-2021 No Tahun Jumlah Wajib

Pajak

Hasil Pemungutan

1 2020 1.978 1.823

2 2021 1.985 1.678

Sumber: Dokumen Kelurahan, 2022

Berdasarkan tabel diatas, penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan di Kelurahan Lembang Kecamatan Bantaeng Kabupaten Bantaeng mengalami penurunan dari tahun 2020-2021. Hal ini dikarenakan tingkat kepatuhan wajib pajak PBB di Kelurahan Lembang belum terealisasi dengan baik dan kesadaran masyarakat di Kelurahan Lembang terhadap wajib pajak PBB masih rendah.

Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul : “Analisis Tingkat Kesadaran Masyarakat dalam Membayar Pajak Bumi dan Bangunan (Studi Kasus Kelurahan Lembang Kecamatan Bantaeng Kabupaten Bantaeng)”.

(21)

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana tingkat kesadaran masyarakat Kelurahan Lembang dalam membayar Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)?

2. Bagaiamana upaya yang dilakukan Kantor Kelurahan Lembang dalam meningkatkan kesadaraan masyarakat dalam membayar Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui kesadaran masyarakat Kelurahan Lembang dalam membayar Pajak Bumi dan Bangunan (PBB).

2. Untuk mengetahui upaya yang dilakukan Kantor Kelurahan Lembang dalam meningkatkan kesadaraan masyarakat dalam membayar Pajak Bumi dan Bangunan (PBB).

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini dapat memberikan sumbangan ilmiah tentang evaluasi kesadaran masyarakat terhadap Pajak Bumi dan Bangunan di Kelurahan Lembang Kecamatan Bantaeng Kabupaten Bantaeng.

2. Bagi Instansi

Penelitian ini dapat di gunakan sebagai evaluasi bagi Kantor Kelurahan Lembang Kecamatan Bantaeng Kabupaten Bantaeng sehingga dapat di jadikan sebagai rujukan akan kesadaran masyarakat Kabupaten Bantaeng.

(22)

6 BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Pengertian Pajak 1. Pengertian Pajak

Pajak merupakan perikatan yang timbul karena undang- undang yang mewajibkan seseorang, yang memenuhi syarat yang telah ditentukan undang-undang untuk membayar kepada kas negara yang dapat dipaksakan tanpa mendapat imbalan, yang secara langsung dapat di tunjuk, yang digunakan untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran negara (rutin dan pembangunan) dan yang digunakan sebagai alat (pendorong dan penghambat) untuk mencapai tujuan di bidang keuangan. Pernyataan mengenai hak negara memungut pajak terhadap rakyat beserta dasar keadilannya merupakan pertanyaan yang mendasar, mengingat setiap pungutan pajak dengan nama apapun yang dilakukan oleh negara akan mengurangi kemampuan ekonomi seseorang, membatasi daya beli dan dapat mempengaruhi kesejahteraan hidup seseorang

Definisi pajak yang dikemukakan oleh para ahli diantaranya adalah

a. Menurut Andriani, “pajak adalah iuran masyarakat kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan-peraturan umum (undang-undang) dengan tidak mendapat prestasi kembali yang langsung dapat ditunjuk dan yang gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum

(23)

berhubung tugas negara untuk menyelenggarakan pemerintahan”.

b. Menurut Soemitro, “Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal (kontra prestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum”.

c. Sedangkan menurut Ray M, Sommerfeld, dkk, mengemukakan bahwa “pajak adalah suatu pengelihan sumber dari sektor swasta ke sektor pemerintah, bukan akibat pelanggaran hukum, namun wajib dilaksanakan, berdasarkan ketentuan yang ditetapkan lebih dahulu, tanpa mendapat imbalan yang langsung dan proporsional, agar pemerintah dapat melaksanakan tugas-tugasnya untuk menjalankan pemerintahan”.

2. Ciri Pajak

Dari berbagai definisi yang diberikan terhadap pajak baik pengertian secara ekonomis (pajak sebagai pengalihan sumber dari sektor swasta ke sektor pemerintah) atau pengertian secara yuridis (pajak adalah iuran yang dapat dipaksakan) dapat ditarik kesimpulan tentang ciri-ciri yang terdapat pada pengertian pajak antara lain sebagai berikut:

a. Pajak dipungut berdasarkan undang-undang. Asas ini sesuai dengan perubahan ketiga UUD 1945 pasal 23A yang menyatakan “pajak dan pungutan lain yang bersifat

(24)

memaksa untuk keperluan negara diatur dalam undang- undang”.

b. Tidak mendapatkan jasa timbal balik (kontraprestasi perseorangan) yang dapat ditunjukkan secara langsung.

Misalnya, orang yang taat membayar pajak kendaraan bermotor akan melalui jalan yang sama kualitasnya dengan orang yang tidak membayar pajak kendaraan bermotor.

c. Pemungutan pajak diperuntukkan bagi keperluan pembiayaan umum pemerintah dalam rangka menjalankan fungsi pemerintahan, baik rutin maupun pembangunan.

d. Pemungutan pajak dapat dipaksakan. Pajak dapat dipaksakan apabila wajib pajak tidak memenuhi kewajiban perpajakan dan dapat dikenakan sanksi sesuai peraturan perundang-undangan.

e. Selain fungsi budgetair (anggaran) yaitu fungsi mengisi kas negara/anggaran negara yang diperlukan untuk menutup pembiayaan penyelenggaraan pemerintahan, pajak juga berfungsi sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijakan negara dalam lapangan ekonomi dan sosial (fungsi mengatur/regulatif.

3. Fungsi Pajak

Pajak mempunyai peranan penting dalam kehidupan bernegara, khususnya didalam pelaksanaan pembangunan karena

(25)

pajak merupakan sumber pendapatan negara untuk membiayai semua pengeluaran pembangunan. Berdasarkan hal diatas maka pajak mempunyai beberapa fungsi, yaitu :

a. Fungsi Anggaran (Budgetair)

Sebagai sumber pendapatan negara, pajak berfungsi untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran negara. Untuk menjalankan tugas-tugas rutin negara dan melaksanakan pembangunan, negara membutuhkan biaya. Biaya ini dapat diperoleh dari penerimaan pajak.

b. Fungsi Mengatur (Regulerend)

Pemerintah bisa mengatur pertumbuhan ekonomi melalui kebijaksanaan pajak, dengan fungsi mengatur pajak bisa digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan.

c. Fungsi Stabilitas

Dengan adanya pajak, pemerintah memiliki dana untuk menjalankan kebijakan yang berhubungan dengan stabilitas harga sehingga inflasi dapat dikendalikan

d. Fungsi Redistribusi Pendapatan

Pajak yang sudah dipungut oleh negara akan digunakan untuk membiayai semua kepentingan umum, termasuk juga untuk membiayai pembangunan sehingga dapat membuka kesempatan kerja yang pada akhirnya akan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat.

(26)

4. Syarat Pemungutan Pajak

Agar pemungutan pajak tidak menimbulkan hambatan atau perlawanan, maka pemungutan pajak harus memenuhi syarat sebagai berikut :

a. Pemungutan pajak harus adil (Syarat Keadilan)

Sesuai dengan tujuan hukum, yakni mencapai keadilan.

Adil dalam perundang-undangan diantaranya mengenakan pajak secara umum dan merata, serta disesuaikan dengan kemampuan masing-masing. Sedangkan adil dalam pelaksanaannya yakni dengan memberikan hak bagi wajib pajak untuk mengajukan keberatan, penundaan dalam pembayaran dan mengajukan banding kepada Majelis Pertimbangan pajak

b. Pemungutan pajak harus berdasarkan undang-undang (Syarat Yuridis)

Di Indonesia, pajak diatur dalam UUD 1945 Pasal 23 Ayat 2. Hal ini memberikan jaminan hukum untuk menyatakan keadilan baik bagi negara maupun warganya.

c. Tidak mengganggu perekonomian (Syarat Ekonomis)

Pemungutan tidak boleh mengganggu kelancaran kegiatan produksi maupun perdagangan, sehingga tidak menimbulkan kelesuan perekonomian masyarakat.

d. Pemungutan Pajak harus efisien ( Syarat Finansil)

Sesuai fungsi budgetair, biaya pemungutan pajak harus dapat ditekan sehingga lebih rendah dari hasil pemungutannya.

(27)

e. Sistem pemungutan pajak harus sederhana

Sistem pemungutan pajak harus sederhana akan memudahkan dan mendorong masyarakat dalam memenuhi kewajiban perpajakannya.

5. Teori Pemungutan Pajak

Terdapat beberapa teori yang menjelaskan atau memberikan justifikasi pemberian hak kepada negara untuk memungut pajak.

Teori-teori tersebut antara lain adalah a. Teori Asuransi

Negara melindungi kemaslahatan jiwa, harta benda, dan hak-hak rakyatnya. Oleh karena itu rakyat harus membayar pajak yang diibaratkan sebagai suatu premi asuransi karena memperoleh jaminan perlindungan tersebut.

b. Teori Kepentingan

Pembagian beban pajak kepada rakyat didasarkan pada kepentingan (misalnya perlindungan) masing-masing orang.

Semakin besar kepentingan seseorang terhadap negara, makin tinggi pajak yang harus dibayar

c. Teori Daya Pikul Beban pajak untuk semua orang harus sama beratnya, artinya pajak harus dibayar sesuai dengan daya pikul masing-masing orang. Untuk mengukur daya pikul dapat digunakan 2 pendekatan, yaitu :

1) Unsur Objektif, yaitu melihat besarnya penghasilan atau kekayaan yang dimiliki oleh seseorang.

(28)

2) Unsur subjektif, yaitu dengan memperhatikan besarnya kebutuhan materil yang harus dipenuhi.

d. Teori Bakti Dasar keadilan pemungutan pajak terletak pada hubungan rakyat dengan negaranya. Sebagai warga negara yang berbakti, rakyat harus selalu menyadari bahwa pembayaran pajak adalah sebagai suatu kewajiban.

e. Teori Asas Daya Beli Dasar keadilan terletak pada akibat pemungutan pajak, maksudnya memungut pajak berarti menarik daya beli dari rumah tangga masyarakat untuk rumah tangga negara. Selanjutnya negara akan menyalurkannya kembali ke masyarakat dalam bentuk pemeliharaan kesejahteraan masyarakat, dengan demikian kepentingan seluruh masyarakat lebih diutamakan.

6. Pengelompokan Pajak a. Menurut Golongannya

1) Pajak Langsung, yaitu pajak yang harus dipikul sendiri oleh wajib pajak dan tidak dapat dibebankan atau dilimpahkan kepada orang lain, misalnya pajak penghasilan

2) Pajak Tidak Langsung, yaitu pajak yang pada akhirnya dapat dibebankan atau dilimpahkan kepada orang lain, misalnya Pajak Pertambahan Nilai.

b. Menurut Sifatnya

1) Pajak Pusat, yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan digunakan untuk membiayai rumah tangga negara.

(29)

2) Pajak Daerah, yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah dan digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah.

B. Pajak Daerah

1. Pengertian Pajak Daerah

Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah yang kemudian direvisi dengan Undang- Undang Nomor 28 Tahun 2009 mendefinisikan pajak daerah sebagai berikut: “Pajak Daerah, yang selanjutnya disebut pajak, adalah kontribusi wajib kepada Daerah yang terutang oleh pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, yang tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan daerah bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat”.

Sunarto menyebutkan bahwa “pajak daerah merupakan pajak yang dikelola oleh pemerintah daerah, baik provinsi maupun kabupaten/kota yang berguna untuk menunjang penerimaan pendapatan asli daerah dan hasil penerimaan tersebut masuk dalam APBD”. Sedangkan Mardiasmo mendefinisikan pajak daerah sebagai berikut: “Pajak Daerah adalah kontribusi wajib kepada daerah yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan daerah bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat”.

(30)

Dari pengertian diatas, maka dapat disimpulkan pajak daerah mempunyai ciri-ciri:

a. Pajak daerah yang berasal dari pajak negara yang diserahkan kepada daerah.

b. Penyerahannya berdasarkan undang-undang.

c. Pajak daerah dipungut oleh daerah berdasarkan Undang-undang dan peraturan hukum.

d. Hasil pungutan pajak daerah dipergunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan daerah dan pembangunan daerah.

merata.

2. Jenis Pajak Daerah

Menurut Mardiasmo Pajak Daerah dibagi menjadi 2 bagian, yaitu sebagai berikut:

a. Pajak Provinsi, terdiri atas:

1) Pajak Kendaraan Bermotor

2) Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor;

3) Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor 4) Pajak Air Permukaan

5) Pajak Rokok;

b. Pajak Kabupaten/Kota, terdiri atas:

1) Pajak Hotel 2) Pajak Restoran 3) Pajak Hiburan 4) Pajak Reklame

(31)

5) Pajak Penerangan Jalan

6) Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan 7) Pajak Parkir

8) Pajak Air Tanah

9) Pajak Sarang Burung Walet

10) Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan 11) Bea Perolehan Hakatas Tanah dan Bangunan.

3. Tarif Pajak Daerah

Tarif pajak daerah yang dipungut oleh pemerintah daerah telah diatur dalam UU No. 28 Tahun 2009 yang ditetapkan dengan pembatasan tarif paling tinggi berbeda untuk setiap jenis pajak, yaitu

a. Pajak kendaraan bermotor ditetapkan paling tinggi 10%

b. Bea balik nama kendaraan bermotor ditetapkan paling tinggi 20%

c. Pajak bahan bakar kendaraan bermotor ditetapkan paling tinggi 10%

d. Pajak air permukaan ditetapkan paling tinggi 10%

e. Pajak rokok ditetapkan paling tinggi sebesar 10% dari cuaki rokok

f. Pajak hotel ditetapkan paling tinggi 10%;

g. Pajak restoran ditetapkan paling tinggi 10%

h. Pajak hiburan ditetapkan paling tinggi 35%

i. Pajak reklame ditetapkan paling tinggi 25%

j. Pajak penerangan jalan ditetapkan paling tinggi 10%

(32)

k. Pajak mineral bukan logam dan batuan ditetapkan paling tinggi 25%

l. Pajak parkir ditetapkan paling tinggi 30%

m. Pajak air tanah ditetapkan paling tinggi 20%

n. Pajak sarang burung wallet ditetapkan paling tinggi 10%

o. Pajak bumi dan bangunan perdesaan dan perkotaan ditetapkan paling tinggi sebesar 0,3%

p. Bea perolehan hakatas tanah dan bangunan ditetapkan paling tinggi sebesar 5% .12

4. Kendala Pemungutan Pajak Daerah

Seringkali petugas pajak daerah menjumpai kendala yang melemahkan dalam pemungutan pajak daerah. Menurut Lisasih dalam Syah, terdapat beberapa kendala dalam pemungutan pajak daerah adalah sebagai berikut

a. Realisasi pengawasan peraturan daerah tentang pajak daerah relatif lemah.

Ketentuan UU Nomor 34 Tahun 2000 mengamanatkan bahwa peraturan daerah tentang pajak dan retribusi daerah yang diterbitkan oleh pemerintah daerah harus disampaikan kepada pemerintah pusat, yaitu ke Menteri Dalam Negeri dan Menteri Keuangan paling lama 15 (lima belas) hari sejak ditetapkan. Akan tetapi, tidak semua provinsi dan kabupaten/kota menyampaikan peraturan daerah ke pemerintah pusat, masih banyak provinsi dan kabupaten/kota

(33)

yang tidak memperhatikan amanat dalam ketentuan undang- undang tersebut.

Kurangnya kesadaran provinsi maupun kabupaten/kota dalam memenuhi amanat undang-undang tersebut pastinya melemahkan pemungutan pajak daerah, dengan tidak adanya penyampaian peraturan daerah tersebut dapat terjadi kemungkinan terbitnya peraturan daerah yang di kemudian hari ternyata bermasalah karena kepentingan umum dan/atau peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi.

b. Sentralisasi kekuasaan pemerintah pusat dalam pengawasan pemungutan pajak daerah

Semua aktivitas pelaksanaan pemerintahan di daerah tetap diperlukan adanya suatu sistem pengawasan dari pemerintah pusat namun pengawasan hendaknya tidak lagi menyisakan celah bagi pemerintah pusat untuk menerapkan sentralisasi kekuasaan yang nantinya dapat menimbulkan konflik antar pusat dan daerah atau antar provinsi dan kabupaten/kota, karena jika demikian makna otonomi daerah menjadi kabur.

Pengawasan oleh pemerintah pusat yang terlalu ketat dapat melemahkan pemungutan pajak dikarenakan dengan adanya pengawasan pemerintah pusat yang terlalu ketat dapat membatasi keleluasan pemerintah dan masyarakat daerah sehingga pemerintah daerah tidak dapat mandiri

(34)

dalam mengelola aspek kehidupannya sesuai dengan aspirasi, rasa keadilan dan budaya masing-masing.

c. Kurang siapnya daerah dalam menangani sengketa pajak Permasalahan yang timbul dalam sengketa pajak pada umumnya adalah bagaimana menentukan jenis pajak daerah yang tepat dikenakan (langsung atau tidak langsung), kepada siapa dan di tingkat pemerintahan mana (kabupaten atau kota). Sengketa pajak sebagai sengketa yang timbul dalam bidang perpajakan antara wajib pajak atau penanggung pajak dan pejabat pajak yang berwenang sebagai akibat dikeluarkannya keputusan yang dapat diajukan banding atau gugatan kepada pengadilan pajak berdasarkan peraturan perundang-undangan perpajakan, termasuk gugatan atas pelaksanaan penagihan berdasarkan Undang-Undang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa. Adanya sengketa pajak tersebut baik sengketa regulasi, sengketa ketetapan pajak maupun sengketa pelaksanaan penagihan pajak secara otomatis melemahkan pemungutan pajak.

C. Pajak Bumi dan Bangunan

1. Pengertian Pajak Bumi dan Bangunan

Pajak Daerah, yang selanjutnya disebut pajak, adalah kontribusi wajib kepada Daerah yang terutang oleh pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, yang tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan daerah bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Yang

(35)

dimaksud dengan bumi adalah permukaan bumi yang meliputi tanah dan perairan pedalaman serta laut wilayah Kabupaten/Kota.

Sedangkan yang dimaksud dengan bangunan adalah konstruksi teknik yang ditanam atau diletakkan secara tetap pada tanah dan perairan pedalaman dan atau laut.

Pengertian pajak bumi dan bangunan menurut Undang- Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah adalah pajak atas bumi dan atau bangunan yang dimiliki, dikuasai, dan atau dimanfaatkan oleh orang pribadi atau badan, kecuali kawasan yang digunakan untuk kegiatan usaha perkebunan, perhutanan, dan pertambangan.

2. Objek Pajak Bumi dan Bangunan

Objek pajak bumi dan bangunan adalah bumi dan/atau bangunan. Yang dimaksud dengan bumi adalah permukaan bumi yang meliputi tanah dan perairan pedalaman serta laut wilayah Indonesia dan tubuh bumi yang ada dibawahnya Contoh: sawah, lading, kebun, tanah, pekarangan, dan tambang. Sedangkan yang dimaksud Bangunan adalah konstruksi teknik yang ditanam atau diletakkan secara tetap pada tanah dan/atau perairan termasuk:

a. Jalan lingkungan yang terletak dalam suatu kompleks bangunan seperti jotel, pabrik, dan emplasemennya dan lain-lain yang merupakan suatu kesatuan dengan kompleks bangunan tersebut.

b. Jalan tol c. Kolam renang

(36)

d. Pagar mewah e. Tempat olahraga

f. Galangan kapal, dermaga 3. Subjek Pajak Bumi dan Bangunan

Subjek Pajak Bumi dan Bangunan adalah orang pribadi atau badan yang secara nyata mempunyai suatu hak atas bumi dan atau memperoleh manfaat atas bumi, dan/atau memiliki, menguasai, dan/atau memperoleh manfaat atas bangunan. Subjek Pajak Bumi dan Bangunan mempunyai kewajiban membayar PBB jika kewajiban pajak objektifnya telah dipenuhi yaitu dengan mempunyai hak atas objek pajak serta menguasai atau memperoleh manfaat dari objek yang dikenakan pajak.

Subjek pajak bukan hanya pemilik melainkan penyewa atau siapa saja yang memanfaatkan tanah atau bangunan karena subjek pajak bumi dan bangunan adalah orang atau badan yang secara nyata:

a. Mempunyai suatu hak atas bumi, dan atau b. Memperoleh manfaat atas bumi, dan atau

c. Memiliki, menguasai, dan/atau memperoleh manfaat atas bangunan

Subjek wajib pajak bumi dan bangunan adalah orang atau badan yang secara penuh memiliki hak atas bumi dan atau memperoleh manfaat atas bangunan atau tanah. Wajib pajak bumi dan bangunan berdasarkan UU Tahun 1985 pasal 4, subyek pajak adalah orang atau badan yang secara nyata mempunyai suatu hak

(37)

atas bumi, dan/atau memperoleh manfaat atas bumi, dan/atau memiliki, menguasai, dan/atau memperoleh manfaat atas bangunan

D. Konsep Kesadaran Masyarakat dalam Membayar PBB

Kesadaran masyarakat diartikan sebagai keadaan tahu, mengerti, dan mampu oleh masyarakat untuk menyeimbangkan, menyelaraskan hak-hak dan kewajibannya sesuai dengan peraturan perundangan yang di dukung oleh adanya etika dan moral masyarakat tersebut. Adanya kesadaran masyarakat seperti itu maka akan mendorong keinginan yang kuat untuk eningkatkan dan mengembangkan kepentingan bersama guna mencapai kehidupan yang lebih baik.

1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kesadaran Masyarakat

Menurut Tarsis Tarmudji (2001:2) kesadaran masyarakat dalam membayar pajak masih rendah, karena disebabkan 4 (empat) faktor yaitu:

a. Sebab Kultural dan Historis

Sebab dimana rakyat indonesia mengalami penjajahan selama kurang lebih tiga setengah abad di zaman kolonial maupun pada saat pendudukan Jepang masih belum lupa pada kepahitan masa penjajahan. Berdasarkan kepahitan pada masa penjajahan tersebut, khususnya pada bidang perpajakan rakyat umumnya mengenal pajak hanya sebagai alat pemeras dari kaum penjajah dan oleh karena itu rakyat membenci terhadap pajak. Walaupun Indonesia sudah merdeka rakyat masih beranggapan bahwa pajak membebankan mereka.

(38)

b. Kurangnya Informasi

Sebab kurangnya penyuluhan dan informasi yang diberikan dari pemerintah kepada wajib pajak tentang peran pentingnya Pajak Bumi dan Bangunan untuk Bangsa dan Negara.

c. Adanya Kebocoran Pada Penarikan Pajak

Adanya kebocoran pada penarikan pajak, kebocoran ini terjadi karena kurang kontrol dan pengawasan dari instansi terkait dari petugas Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) sehingga menibulkan suatu pandangan yang negatif dari masyarakat. Contohnya uang yang telah dibayarkan wajib pajak untuk membayar Pajak Bumi dan Bangunan dikorupsi oleh petugas untuk kepentingan serta keperluan pribadi.

d. Suasana individu (belum punya uang, malas, dan tidak ada imbalan langsung dari pemerintah)

Rakyat Indonesia masih banyak yang belum memiliki suatu keyakinan untuk membayar pajak.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi masyarakat dalam membayar Pajak Bumi dan Bangunan

Menurut Tarmudji (2011:26) faktor-faktor yang mempengaruhi masyarakat membayar pajak yaitu:

a. Struktur Sosial Masyarakat

1) Lingkungan dan kekayaan kultural yang berkaitan dengan mentalitas masyarakat.

2) Tingkat pendidikan dan pengetahuannya tentang tujuan adanya PBB.

(39)

3) Kehidupan ekonomi masyarakat, apakah mampu atau tidak untuk membayar PBB.

b. Sikap Petugas dalam Menagih

1) Cara petugas bersikap dalam memberikan pemahaman kepada masyarakat akan kewajibannya dalam membayar PBB.

2) Usaha yang dilaksanakan petugas agar wajib pajak dapat menerima penjelasan tugasnya dalam menagih PBB

c. Pelayanan Pemerintah

1) Usaha pemerintah dalam mensosialisasikan Pajak Bumi dan Bangunan.

2) Insentif pembayaran pajak, berupa pelayanan pemerintah yang lebih baik.

3) Keadilan perlakuan bagi wajib pajak, disesuaikan dengan kemampuan membayar dari masyarakat.

d. Prosedur yang sederhana dan memudahkan wajib pajak

1) Adanya aspek kemudahan dalam memahami peraturan dan pengisian formulir PBB.

2) Proses pembayaran PBB yang mudah diikuti wajib pajak.

e. Sanksi

1) Pengetahuan wajib pajak tentang sanksi.

2) Penerapan sanksi secara tegas dan adil.

(40)

3. Cara Meningkatkan Kesadaran Masyarakat Membayar Pajak

Menurut Hendono (2002:46) untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam membayar diperlukan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Penyuluhan merupakan sistem penyampaian informasi, konsultasi dan bimbingan perpajakan secara berkesinambungan kepada masyarakat guna meningkatkan pengetahuan, kesadaran dan anggota masyarakat untuk memperoleh hak dan melaksanakan kewajiban perpajakan.

b. Meningkatkan Pelayanan, meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, antara lain melalui pelayanan terpadu dan mendekatkan pos-pos pembayaran pajak ditempat-tempat tertentu yang dekat dengan tempat tinggal wajib pajak seperti BANK terdekat sehingga memudahkan wajib pajak untuk membayar Pajak Bumi dan Bangunan.

c. Memberikan penghargaan, kelurahan serta kecamatan yang dapat menggerakkan serta mengingatkan wajib pajak untuk membayar Pajak Bumi dan Bangunan yang membayar tepat pada waktunya, untuk lebih memotivasi dalam membayar pajak bumi dan bangunan, dandapat memberikan suatu kebanggan kepada individu.

E. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu ini menjadi salah satu acuan penulis dalam melakukan penelitian sehingga penulis dapat memperbanyak teori yang

(41)

digunakan dalam mengkaji penelitian yang dilakukan. Berikut beberapa jurnal yang terkait dengan penelitian yang di lakukan penulis.

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

No Penulis /

Tahun Judul Penelitian Metodologi

Penelitian Hasil Penelitian 1 Ibnu

Mutaqqin dan Eva Anggra / 2018

Pengaruh Kesadaran Membayar Pajak, Persepsi Wajib Pajak dalam Pelaksanaan Sanksi Denda, SPPT, dan Pemeriksaan Pajak Terhadap Keberhasilan Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan di Kecamatan Wanasai Kabupaten Brebes.

Deskriptif Kuantitatif

Hasil penelitian menunjukkan bahwa:

1. Kesadaran membayar pajak, persepsi wajib pajak dalam penyelenggaraan keuangan denda, SPPT dan

pemeriksaan pajak secara bersamaan mempengaruhi keberhasilan penerimaan pajak bumi dan

bangunan pedesaan dan perkotaan di Kabupaten

Wanasari Brebes.

2. Kesadaran membayar pajak mempengaruhi keberhasilan penerimaan pajak bumi dan

bangunan pedesaan dan perkotaan di Kecamatan Wanasari

Kabupaten Brebes.

3. Wajib pajak persepsi dalam penerapan sanksi denda, SPPT dan pemeriksaan pajak tidak berpengaruh terhadap

(42)

keberhasilan penerimaan pajak bumi dan pedesaan dan bangunan kota di Kecamatan Wanasari

Kabupaten Brebes.

2 M. Orba Kurniawan / 2019

Pengaruh Pemahaman, Kesadaran Wajib Pajak, dan Sanksi Pajak Terhadap Kepatuhan Membayar Pajak Bumi dan

Bangunan Perdesaan dan Perkotaan pada Badan

Pengelolaan Pajak Daerah Kota Palembang.

Kuantitatif Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemahaman,

kesadaran wajib pajak, dan sanksi pajak berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan membayar pajak bumi dan bangunan perdesaan dan perkotaan pada Badan Pengelolaan Pajak Daerah Kota Palembang (studi empiris di Kecamatan Plaju). Nilai koefisien determinasi

menunjukkan bahwa pemahaman,

kesadaran wajib pajak, dan sanksi pajak sebesar 54,2%

sedangkan sisanya 45,8% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidadk termasuk dalam model penelitian ini.

3 Vivi Herlina / 2020

Pengaruh Sanksi, Kesadaran Perpajakan dan Kualitas

Pelayanan Terhadap

Kepatuhan Wajib Pajak Bumi dan Bangunan di Kabupaten Kerinci.

Kuantitatif Hasil penelitian menunjukkan bahwa sanksi, kesadaran perpajakan dan kualitas pelayanan wajib pajak

berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan wajib Pajak Bumi dan Bangunan di Kab.

Kerinci.

4 Erika Zahra Afifah Syafira dan

Pengaruh Sanksi Perpajakan dan Kualitas

Penelitian dasar (Basic Research)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1. Sanksi perpajakan

(43)

R. Nasution / 2021

Pelayanan Terhadap

Kepatuhan Wajib Pajak.

dengan submit penelitian deduktif.

dan kualitas pelayanan

berpengruh positif dan signifikan terhadap

kepatuhan wajib pajak.

2. Sanksi perpajakan dan kualitas pelayanan berpengaruh positif dan

signifikan secarag simultan terhadap kepatuhan wajib pajak.

5 Ablessy Mumu, Jullie J.

Sondakh, dan I Gede Suwetja / 2020

Pengaruh Pengetahuan Perpajakan, Sanksi Pajak, dan Kesadaran Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Membayar Pajak Bumi dan

Bangunan di Kecamatan Sonder Kabupaten Minahasa.

Kuantitatif Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan

perpajakan, sanksi perpajakan dan kesadaran pajak.

Wajib Pajak

berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepatuhan membayar pajak bumi dan bangunan di Kecamatan Sonder, Kabupaten Minahasa.

6 Dhea Aprilia, Slamet Muchsin, dan Roni Pindahanto Widodo / 2020

Evaluasi

Kepatuhan Wajib Pajak PBB dalam Membayar Pajak Bumi dan

Bangunan (Studi Kasus Kepatuhan Wajib Pajak PBB Di Desa

Slamparejo Kecamatan Jabung Kabupaten Malang)

Kualitatif Hasil penelitian menunjukkan bahwa:

1. target capaian Pajak Bumi dan Bangunan di Desa Slamparejo yaitu:

a. target capaian Pajak Bumi dan Bangunan di Desa

Slamparejo di tahun 2017- 2019 dapat teralisasi sesuai dengan target yang sudah ditetapkan.

b. target capaian Pajak Bumi dan Bangunan di

(44)

Desa

Slamparejo di tahun 2018 tidak dapat teralisasi sesuai dengan target yang sudah ditetapkan.

2. Faktor yang mempengaruhi capaian target Pajak Bumi dan Bangunan di Desa Slamparejo yaitu:

a. Sistem dan Prosedur Pembayaran PBB.

b. Jumlah Petugas Pemungut PBB.

c. Pengawasan Pemungutan PBB.

3. Kendala yang dihadapi dalam membayar PBB di Desa Slamparejo yaitu :

a. Rendah

kesadaran wajib pajak dalam membayar PBB.

b. Tingkata Pengetahuan Yang Rendah.

c. Isu Pajak.

d. Kesalahan data SPPT.

e. SPPT tidak sampai wajib pajak.

4. Solusi kepatuhan wajib Pajak dalam membayar PBB.

a. Melakukan Sosialisasi.

b. Pendekatan langsung kepada wajib

(45)

pajak.

c. Pemasangan Spanduk PBB.

d. Melakukan Tindakan Tegas.

e. Mengajukan Terkait SPP yang ada kesalahan.

f. Segera

Menyampaikan SPPT Kepada WP.

7 Sri Fitria Jayusman dan Melisa Zuriani HSB / 2020

Penyuluhan Peningkatan Kesadaran Wajib Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB- P2) Bagi

Masyarakat Desa Medan

Senembah Kecamatan Tanjung Morowa Kabupaten Deli Serdang Provinsi Sumatera Utara.

Kualitatif Hasil penelitian menunjukkan bahwa usaha yang telah dilakukan Tim Pengabdi bersama kelompok masyarakat dan ibu-ibu PKK merupakan upaya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi diharapkan dapat menumbuhkan semangat melakukan pembayaran pajak PBB-P2 bagi masyarakat Medan Senembah,

meningkatkan kesadaran masyarakat khususnya pemenuhan kewajiban PBB-P2 dalam meningkatkan PAD Kabupaten Deli Serdang melalui sosialisasi dan penyuluhan pada umumnya.Kegiatan pengabdian ini menghasilkan luaran yang dicapai, antara lain :

1. Peningkatan pengetahuan dan pemahaman mitra

(46)

dalam pemenuhan kewajiban PBB- P2.

2. Peningkatan pemahaman dalam

memberdayakan potensi

masyarakat Medan Senembah

khususnya melalui peningkatan kesadaran wajib pajak dan meningkatkan kepatuhan wajib pajak PBB-P2.

8 Risawatie / 2021

Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhi Ketaatan Wajib Pajak Dalam Membayar Pajak Bumi dan

Bangunan (Studi Kasus di

Kabupaten Malang)

Kuantitatif Hasil penelitian menunjukka bahwa pengetahuan

perpajakan ditemukan menjadi faktor utama yang mempengaruhi para wajib pajak untuk taat dalam membayar pajak bumi dan bangunan (Y).

Pengetahuan perpajakan mampu meningkatkan

kepatuhan wajib pajak karena akan

mempengaruhi pemikiran dan wajib pajak untuk bertindak sesuai dengan norma dan aturan yang ada.

9 Setyani Sri Haryanti, Febrian Fernanda Siwi Tatok, dan Irwan Christanto Edy / 2020

The Effect of Eficiency Ratio, Effectiveness Ratio,

Contribution Ratio of Land and Building Tax on Local Own Source Revenue in Sukoharjo Regency 2016- 2018 (Empirical Study of The

Kuantitatif Hasil penelitian menunjukkan bahwa rasio efisiensi

penerimaan pajak bumi dan bangunan di Kabupaten Sukoharjo Tahun 2016-2018 termasuk dalam kriteria sangat efisien karena dalam 3 tahun tersebut realisasi Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan

(47)

Regional Finance Agency in

Sukoharjo Regency)

(PBB) lebih besar daripada biaya pemungutannya. Itu rasio efektivitas penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) di Sukoharjo Kabupaten tahun 2016-2018 termasuk dalam kriteria sangat efektif karena rata- rata untuk tahun 2016-2018 lebih dari 100% yaitu 123,93%

dengan rincian tahun 2016 sebesar

131,41%, tahun 2017 sebesar 120,35%

sedangkan tahun 2018 sebesar 120,02%. Kontribusi rasio Pajak Bumi dan Bangunan terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Kabupaten Sukoharjo tahun 2016-2018 termasuk dalam kriteria kurang karena rasio kontribusi rata- rata hanya 10,71%.

10 Irfan, Jumalia Mannayong , dan Haerul / 2019

The Effectiveness of Earth and Building Tax Collection in Takalar District

Kualitatif Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan

Pendekatan Sumber Badan Pengelola Keuangan Kabupaten Takalar dari segi manusia sumber daya dan sumber sarana dan prasarana yang dianggap masih relatif rendah/tidak memadai dalam pengelolaan peningkatan pemungutan PBB.

(48)

F. Kerangka Pikir

Kerangka pikir ini disusun untuk memberikan gambaran dari alur penelitian yang dilakukakan. Untuk melihat kesadaran masyarakat dalam membayar Pajak bumi dan Bangunan di Kelurahan Lembang Kecamatan Bantaeng Kabupaten Bantaeng, dimana menurut Tarsis Tarmudji (2001:2) faktor yang mempengaruhi kesadaran masyarakat, yaitu: sebab kultural dan historis, kurangnya informasi dari pihak pemerintah kepada rakyat, adanya kebocoran pada penarikan pajak, dan suasana individu (belum punya uang, malas, tidak ada imbalan dari pemerintah). Dan upaya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat menurut Hendono (2002:46), yaitu: melakukan penyuluhan, meningkatkan pelayanan, dan memberikan penghargaan.

(49)

Kesadaran Masyarakat dalam Membayar Pajak Bumi dan Bangunan

Gambar 2.1 Kerangka Pikir

Pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan di Kelurahan Lembang Kecamatan Bantaeng

Kabupaten Bantaeng

Faktor yang Mempengaruhi Kesadaran Masyarakat 1. Sebab kultural dan historis.

2. Kurangnya informasi dari pihak pemerintah kepada rakyat.

3. Adanya kebocoran pada penarikan pajak

4. Suasana individu (belum punya uang, malas, tidak ada imbalan dari pemerintah).

Upaya Untuk Meningkatkan Kesadaran Masyarakat 1. Melakukan penyuluhan 2. Meningkatkan pelayanan 3. Memberikan penghargaan

(50)

34 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatif, dimana penelitian ini tidak berdasarkan atau menggunakan analisis statistika dimulai dengan mengumpulkan dan menyaring data serta keterangan yang masuk berupa non angka dengan menggunakan wawancara. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan dimana di lakukan pada lingkungan tertentu untuk melakukan suatu pengamatan pada tempat tersebut.

Sebuah penelitian deskriptif dilakukan untuk mengetahui variable individu atau lebih tanpa mengambil perbandingan variabel dan mencari hubungan dengan variable lain ( Sugiyono, 2012 ).

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi atau objek penelitian dilakukan di Kantor Kelurahan Lembang, Kecamatan Bantaeng, Kabupaten Bantaeng. Dan akan dilaksanakan dalam jangka waktu 2 bulan dimulai setelah seminar proposal dilaksanakan.

(51)

C. Sumber Data

Penelitian ini sumber datanya akan diambil dari berbagai referensi yang telah dilakukan dalam pengujian ini, adalah :

1. Data Primer

Data yang diperoleh dari hasil penelitian dilapangan secara langsung dengan pihak-pihak yang mengetahui persis masalah yang akan dibahas. Dalam hal ini informan adalah 10 orang wajib pajak dan petugas kelurahan yang menangani PBB. Informan adalah orang-orang yang terlibat dalam penelitian ini. Karena informasinya dibutuhkan dalam melakukan penelitian.

2. Data Sekunder

Data sekunder dapat diperoleh penulis menggunakan teknik dokumentasi. Dokumentasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber tertulis yang berupa buku, sumber arsip, dokumen pribadi, dan dokumen resmi. Hal ini dapat dilakukan dengan mencari dan mengumpulkan data melalui informan ataupun responden.

Dokumentasi yang didapat dalam penelitian ini adalah berupa catatan- catatan, SPPT, dan data perolehan penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan Kelurahan Lembang untuk melengkapi data primer yaitu yang berhubungan dengan perpajakan.

(52)

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh penulis dengan menggunakan beberapa tahap yaitu :

1. Wawancara Langsung / Interview

Penulis melakukan tanya jawab secara langsung dengan wajib pajak dan petugas kelurahan sehubungan dengan kesadaran masyarakat tentang pentingnya membayar pajak bumi dan bangunan. Dalam penelitian ini wajib pajak yang diwawancarai 10 wajib pajak sehingga data yang diperoleh merupakan data yang akurat dan dapat dipercaya serta dipertanggung jawabkan.

2. Pengamatan / Observasi Lapangan

Penulisan melakukan pengamatan secara langsung di Kantor Kelurahan Lembang Kecamatan Bantaeng Kabupaten Bantaeng yang akan diteliti guna mengetahui tentang seberapa besar kesadaran masyarakat dalam hal membayar pajak bumi dan bangunan di Kabupaten Bantaeng sendiri. Pengamatan ini juga dilakukan untuk melengkapi data yang akan diperlukan dan sebagai bahan atas data penelitian.

3. Dokumentasi

Dokumentasi dilakukan melalui pencatatan dan pengcopyan atas data-data guna mendapatkan data sekunder yang akan mendukung penelitian ini. Dalam hal ini penulis dapat mendapatkan hasil yang memuaskan.

(53)

4. Triangulasi

Usaha mengecek kebenaran data atau informan yang di peroleh peneliti dari berbagai sudut pandang yang berbeda dengan cara mengurangi sebanyak mungkin bias yang terjadi pada saat pengumpulan data analisis data.

E. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang akan digunakan dalam metode ini adalah kualitatif dengan menggunakan pendekatan deskriptif, dimana tahap ini memandang sebuah lembaga perpajakan sebagai suatu acuan yang dinamis, interprestasi terhadap gejala yang akan diamati serta hasil konstruksi pemikiran karena dalam setiap aspek dari lembaga perpajakan tersebut memiliki satu kesatuan yang tidak akan terpisahkan.

Proses mengumpulkan data secara kualitatif yang akan diperoleh dengan pengamatan serta wawancara dapat diuraikan dalam bentuk deskriptif secara pragmatis dengan apa yang terjadi di lapangan.

(54)

38 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Untuk mengetahui tentang hasil penelitian dan pembahasan lebih lanjut terlebih dahulu penulis kemukakan gambaran secara umum mengenai daerah yang menjadi lokasi penelitian. Pada bagian deskripsi lokasi penelitian ini penulis akan menguraikan mengenai:

1. Kondisi Geografis a. Letak Kelurahan

Kelurahan Lembang adalah salah satu Kelurahan yang terletak di Kecamatan Bantaeng Kabupaten Bantaeng yang berada dibagian selatan Kabupaten Bantaeng dibagian timur ibu kota kecamatan Bantaeng dan merupakan pusat pemerintah kota kabupaten, dalam mengakses kebutuhan hidup di pasar masyarakat. Kelurahan Lembang membutuhkan waktu ± 10 menit dengan jarak tempuh ± 1 km yang berada di wilayan ibu kota Kabupaten.

Adapun batas-batas Kelurahan sebagai berikut:

Sebelah Utara : Berbatasan dengan Desa Ulugalung Kec. Eremerasa Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Laut Flores

Sebelah Timur : Berbatasan dengan Kelurahan Lamalaka

Sebelah Barat : Berbatasan dengan Kelurahan Malilingi dan Kelurahan Letta

(55)

b. Luas Kelurahan

Menurut data monografi Kelurahan Lembang, luas wilayah Kelurahan Lembang secara keseluruhan kurang lebih 2,97 km2.

c. Administrasi Kelurahan

Pusat pemerintahan Kelurahan Lembang terletak di Lingkungan Lamalaka dan merupakan pusat perkantoran di Kabupaten Bantaeng mulai Kantor Bupati, Kantor DPRD, Kantor Dinas dan kantor-kantor lainnya sebagian besar berpusat di Kelurahan Lembang. Secara administratif Kelurahan Lembang terdiri dari 7 RW dan 16 RT.

Setiap pemerintahan dipimpin oleh satu orang Kepala Lingkungan dibantu oleh Ketua RW dan Ketua RT. Sistem pemerintahan yakni, Camat sebagai penyelenggara tugas umum Pemerintahan Kelurahan dan kepala Kelurahan pada dasarnya bertanggungjawab kepada masyarakat Kelurahan dan prosedur pertanggungjawaban disampaikan ke Bupati melalui Camat.

Kemudian dari pada itu kepala kepala Kelurahan bersama dengan LPM wajib memberikan keterangan laporan pertanggungjawaban kepada masyarakat.

Secara administratif Kelurahan Lembang terbagi atas beberapa kampung yaitu Kampung Tama’langnge, Jalan Sungai Bialo, Jalan Dr.

Ratulangi, BTN Arakeke, Kampung Biringkassi, Kampung Ujung Labbu, dan BTN Lamalaka. Jika dihubungkan dengan struktur pemerintahan yang ada, maka kampung tersebut dapat di klasifikasi sebagai berikut:

(56)

Tabel 4.1

Tabel Struktur Pemerintahan Kampung/Rukun Warga

No. Kampung Struktur Pemerintahan

1 Kampung Tama’langnge Rukun Warga 01 (RW) 2 Jalan Sungai Bialo Rukun Warga 02 (RW) 3 Jalan Dr. Ratulangi Rukun Warga 03 (RW)

4 BTN Arakeke Rukun Warga 04 (RW)

5 Kampung Biringkassi Rukun Warga 05 (RW) 6 Kampung Ujung Labbu Rukun Warga 06 (RW)

7 BTN Lamalaka Rukun Warga 07 (RW)

Sumber: Dokumen Kelurahan, 2022

Setiap Rukun Warga tersebut memiliki peran dan fungsi sebagai perpanjangan tangan Pemerintah Kelurahan dalam memberikan pelayanan publik kepada masyarakat sehingga dalam menjalankan tugas tersebut Ketua RW dibantu oleh Rukun tetangga (RT) sebagai bagian dari unsur pemerintahan terkecil di Kelurahan Lembang. Dari 7 Rukun Warga tersebut memiliki Rukun tetangga (RT) sebanyak 16 RT sebagaimana dapat diuraikan pada tabel berikut:

Tebel 4.2 Rukun Tetangga Rukun Warga

(RW) Ketua Rukun Warga (RW) Struktur Pemerintahan (Rukun Tetangga) Rukun Warga 01 Sainuddin 2 Rukun Tetangga (RT) Rukun Warga 02 Abdul Djabbar 2 Rukun Tetangga (RT) Rukun Warga 03 Irham Usman 3 Rukun Tetangga (RT) Rukun Warga 04 Andi Muhammad Nur, S.Sos 3 Rukun Tetangga (RT)

(57)

Rukun Warga 05 Irwan B. Tarra 2 Rukun Tetangga (RT) Rukun Warga 06 Samodding Ajji 2 Rukun Tetangga (RT) Rukun Warga 07 Bambang Hariyono 2 Rukun Tetangga (RT) Sumber: Dokumen Kelurahan, 2022

d. Topografi Kelurahan

Kelurahan Lembang merupakan daerah dataran rendah dengan ketinggian ± 2 meter di atas permukaan laut dan berbatasan langsung dengan laut Flores sehingga budidaya rumput laut sangat cocok untuk dikembangkan, masyarakat pesisir yang pekerjaannya tidak tetap, banyak yang lebih memilih pekerjaan budidaya rumput laut untuk memenuhi kebutuhan kehidupan sehari-hari.

e. Jumlah Penduduk

Menurut data monografi Kelurahan Lembang, jumlah penduduk di Kelurahan Lembang secara keseluruhan pada bulan Mei 2022 berjumlah 5.505 jiwa.

Tabel 4.3 Jumlah Penduduk

No Jenis Kelamin Jiwa

1 Laki-laki 2.766 jiwa

2 Perempuan 2.739 jiwa

Jumlah 5.505 jiwa Sumber: Dokumen Kelurahan, 2022

f. Iklim dan Cerah Hujan

Cerah hujan di Kelurahan Lembang termasuk dalam kategori sedang, musim hujan terjadi pada bulan 12 (Desember) sampai dengan

(58)

bulan 7 (Juli), musim kemarau bulan Agustus hingga November. Pada umumnya cerah hujan tertinggi terjadi pada bulan Mei sampai dengan bulan Juli. Namun dengan 2 tahun terakhir ini cuaca semakin tidak menentu (extrim) sehingga untuk menyimpulkan keadaan cuaca pada saat-saat sekarang belum bisa disimpulkan karena belum ada hasil pengamatan pasti dan resmi yang bisa dijadikan acuan dalam menentukan keadaan iklim di Kabupaten Bantaeng dan bahkan di beberapa daerah khususnya di Sulawesi Selatan dan pada umumnya di Indonesia.

Kelurahan Lembang tergolong iklim tropis dan dua musim yaitu musim hujan dan musim kemarau, pada musim hujan semua lahan pertanian akan ditanami beberapa jenis tanaman seperti Padi, Jagung, dan tanaman Palawija sedangkan pada musim kemarau tetap ditanami dengan jenis tanaman pada saat musim hujan, dimana Kelurahan Lembang memiliki sumber irigasi namun irigasinya belum merata di seluruh areal pertanian di Kelurahan Lembang disebabkan karena adanya saluran irigasi yang belum dibangun secara permanen yaitu tepatnya pada saluran irigasi tanah tontong puncak dengan volume 1 km.

2. Perekonomian Masyarakat Kelurahan Lembang a. Sumber Mata Pencaharian Pokok

Berdasarkan hasil penjajakan, secara umum masyarakat Kelurahan Lembang bermata pencaharian sebagai PNS yang mana Kelurahan

Referensi

Dokumen terkait

Dengan terbitnya Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, pemerintah daerah kini mempunyai tambahan sumber pendapatan asli

Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009,Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah Peraturan Pemerintah Nomor 91 tahun 2010, Tentang

C. Kontribusi Pajak Daerah dan Retribusi Daerah terhadap Pendapatan Asli Daerah Sebelum dan Sesudah Penetapan Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang Pajak Daerah dan

Bahwa sebagai tindak lanjut pelaksanaan Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 sebagai perubahan Undang-undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang Pajak Daerah dan Retribusi

Bahwa sebagai tindak lanjut pelaksanaan Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 sebagai perubahan Undang-undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang Pajak Daerah dan Retribusi

Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah mendefinisikan bahwa pajak daerah yang selanjutnya disebut pajak, adalah kontribusi

Undang Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, menyebutkan SPPT adalah Surat Pemberitahuan Pajak Terutang merupakan surat yang digunakan

Selanjutnya juga ditetapkan bahwa peraturan pelaksananya selambat- lambatnya telah diundangkan satu tahun sejak Undang-Undang Nomor 28 tahun 2009 tentang pajak