• Tidak ada hasil yang ditemukan

INOVASI PENGUMPULAN ZAKAT, INFAQ DAN SEDEKAH (ZIS) DI MASA PANDEMI COVID-19 (STUDI KASUS BAZNAS KABUPATEN MAROS) SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "INOVASI PENGUMPULAN ZAKAT, INFAQ DAN SEDEKAH (ZIS) DI MASA PANDEMI COVID-19 (STUDI KASUS BAZNAS KABUPATEN MAROS) SKRIPSI"

Copied!
140
0
0

Teks penuh

(1)

INOVASI PENGUMPULAN ZAKAT, INFAQ DAN SEDEKAH (ZIS) DI MASA PANDEMI COVID-19 (STUDI KASUS BAZNAS

KABUPATEN MAROS)

SKRIPSI

HASRIANI NIM: 105741101417

PROGRAM STUDI EKONOMI ISLAM FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR

2022

(2)

ii

KARYA TUGAS AKHIR MAHASISWA

JUDUL PENELITIAN:

INOVASI PENGUMPULAN ZAKAT, INFAQ DAN SEDEKAH (ZIS) DI MASA PANDEMI COVID-19 (STUDI KASUS BAZNAS

KABUPATEN MAROS)

Disusun dan Diajukan Oleh:

HASRIANI 105741101417

Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi Ekonomi Islam Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah

Makassar

PROGRAM STUDI EKONOMI ISLAM FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR

2022

(3)

iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

“LILLAH, BILLAH, FILLAH”

PERSEMBAHAN

Puji syukur kepada Allah SWT atas Ridho-Nya serta karunianya sehingga skripsi ini telah terselesaikan dengan baik.

Alhamdulilahi Rabbil’Alamin

Skripsi ini kupersembahkan untuk kedua orang tuaku tercinta Orang-orang yang saya sayang dan almamaterku

PESAN DAN KESAN

“TINGGALKAN PESAN UNTUK TERKESAN”

(4)

iv

(5)

v

(6)

vi

(7)

vii

(8)

viii

KATA PENGANTAR

ِمْي ِح َّرلا ِنَمْح َّرلا ِالله ِمــــــــــــــــــْسِب

Puji dan syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. atas segala rahmat dan hidayah yang tiada henti diberikan kepada hamba-Nya.

Shalawat dan salam tak lupa penulis kirimkan kepada Rasulullah Muhammad SAW. beserta para keluarga, sahabat dan para pengikutnya. Merupakan nikmat yang tiada ternilai manakala penulisan skripsi yang berjudul “Inovasi Pengumpulan Zakat, Infaq dan Sedekah (ZIS) di Masa Pandemi Covid-19 (Studi Kasus Baznas Kabupaten Maros)”.

Skripsi yang penulis buat ini bertujuan untuk memenuhi syarat dalam menyelesaikan program sarjana (S1) pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

Teristimewa dan terutama penulis sampaikan ucapan terima kasih kepada kedua orang tua penulis Bapak Haruna dan Ibu Syamsiah yang senantiasa memberi harapan, semangat, perhatian, kasih sayang dan do’a tulus tanpa pamrih. Dan saudara-saudaraku tercinta yang senantiasa mendukung dan memberikan semangat hingga akhir studi ini. Dan seluruh keluarga besar atas segala pengorbanan, dukungan dan do’a restu yang telah diberikan demi keberhasilan penulis dalam menuntut ilmu. Semoga apa yang telah mereka berikan kepada penulis menjadi ibadah dan cahaya penerang kehidupan di dunia dan di akhirat.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Begitu pula penghargaan

(9)

ix

yang setinggi-tingginya dan terima kasih banyak disampaikan dengan hormat kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Ambo Asse,M.Ag Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar.

2. Bapak Dr. Andi Jam’an,SE.,M.Si Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

3. Bapak Dr. Muhammad Najib Kasim,SE.,M.Si selaku Ketua Program Studi Ekonomi Islam Universitas Muhammadiyah Makassar.

4. Bapak Dr. Andi Jam’an,SE.,M.Si selaku Pembimbing I yang senantiasa meluangkan waktunya membimbing dan mengarahkan penulis, sehingga Skripsi selesai dengan baik.

5. Ibu Agusdiwana Suarni, SE.,M.Acc selaku Pembimbing II yang telah berkenan membantu selama dalam penyusunan skripsi hingga ujian skripsi.

6. Bapak/Ibu Dosen dan Asisten Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar yang tak kenal lelah banyak menuangkan ilmunya kepada penulis selama mengikuti kuliah.

7. Segenap Staf dan Karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

8. Rekan-rekan Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Ekonomi Islam Angkatan 2017 yang selalu belajar bersama yang tidak sedikit bantuannya dan dorongan dalam aktivitas studi penulis.

9. Terima kasih teruntuk semua kerabat yang tidak bisa saya tulis satu persatu yang telah memberikan semangat, kesabaran, motivasi, dan

(10)

x

dukungannya sehingga penulis dapat merampungkan penulisan Skripsi ini.

Akhirnya, sungguh penulis sangat menyadari bahwa Skripsi ini masih sangat jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kepada semua pihak utamanya para pembaca yang budiman, penulis senantiasa mengharapkan saran dan kritikannya demi kesempurnaan Skripsi ini.

Mudah-mudahan Skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi semua pihak utamanya kepada Almamater tercinta Kampus Biru Universitas Muhammadiyah Makassar.

Billahi fii Sabilil Haq, Fastabiqul Khairat, Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Makassar, 29 Rabiul Akhir 1443 H 1 Februari 2022 M

Hasriani

(11)

xi ABSTRAK

HASRIANI, 2022. Inovasi Pengumpulan Zakat, Infaq dan Sedekah Di Masa Pandemi Covid-19 (Studi Kasus Baznas Kabupaten Maros), Skripsi Program Studi Ekonomi Islam Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar. Dibimbing oleh : Andi Jam’an dan Agusdiwana Suarni.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui inovasi pengumpulan zakat di masa pandemi Covid-19 (Studi Kasus Baznas Kabupaten Maros). Jenis penelitian yang digunakan adalah Metode Penelitian Kualitatif. Data yang diolah merupakan hasil wawancara dengan staf karyawan Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten Maros, yang terdiri dari Ketua Umum, Wakil Ketua I, Wakil Ketua II, Wakil Ketua III, Wakil Ketua IV, Kepala Bagian Pengumpul, Kepala Bagian Administrasi SDM dan Umum, Staf Bagian Pengumpul, Staf Bagian Administrasi SDM dan Umum serta Staf Bagian Pendistribusian dan Pendayagunaan. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Wawancara, Observasi dan Dokumentasi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Inovasi pengumpulan dana ZIS yang diterapkan pihak Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten Maros selama masa pandemi Covid-19, yaitu dengan melakukan Pendekatan sekaligus kerjasama kepada pemerintah dan pihak lainnya, Membentuk UPZ, Sosialisasi dan edukasi, Media promosi, Pelayanan Muzakki, Layanan Karung Gratis, serta sedekah di hari Jum’at yaitu Gerakan 10.000 Celengan, serta beberapa layanan yang dimanfaatkan selama pandemi Covid-19. Inovasi pengumpulan yang terbaik saat pandemi Covid-19 adalah dengan mengembangkan lebih efisien layanan digital. Mulai dari pengumpulan yang biasanya dilakukan secara langsung maka mulai beralih ke layanan secara digital atau pembayaran via online, hal tersebut dapat memudahkan muzakki untuk dapat terus berzakat walaupun di tengah pandemi. Sedangkan mekanisme pengumpulan zakat dalam peningkatan jumlah muzakki masih dalam tahap peningkatan.

Kata Kunci: Inovasi, Pengumpulan, ZIS, Covid-19

(12)

xii ABSTRACT

HASRIANI, 2022. Innovation of Zakat, Infaq and Alms Collection in the Covid-19 Pandemic Period (Case Study of Baznas Maros Regency), Thesis of the Islamic Economics Study Program, Faculty of Economics and Business, University of Muhammadiyah Makassar. Supervised by : Andi Jam’an and Agusdiwana Suarni.

This study aims to determine the innovation of zakat collection during the Covid-19 pandemic (Case Study of Baznas Maros Regency). The type of research used is the Qualitative Research Method. The processed data is the result of interview with the staff of the National Amil Zakat Agency (BAZNAS) Maros Regency, consisting of the General Chair, Deputy Chair I, Deputy Chair II, Deputy Chair III, Deputy Chair IV, Head of Collection Section, Head of Human Resources and General Administration, Collecting Section Staff, Human Resources and General Administration Section Staff and Distribution and Utilization Section Staff. The data collection method used in this research is Interview, Observation and Documentation.

The results show that The ZIS fund collection innovation implemented by the National Amil Zakat Agency (BAZNAS) of Maros Regency during the Covid- 19 pandemic, namely by approaching and collaborating with the government and other parties, Forming UPZ, Socialization and education, Media Promotion, Muzakki Services, Sack Service Free, and alms on Friday, namely Movement 10.000 Savings, and some that are used during the Covid-19 pandemic, the best collection innovation during the Covid-19 pandemic is to develop more efficient digital services. Starting from the collection which is usually done in person, then starting to switch to digital services or online payments,this can make it easier for muzakki to be able to continue tithing even in the midst of a pandemic.

Meanwhile, the mechanism for zakat collection in increasing the number of muzakki is still in the stage of increasing.

Keywords: Innovation, Collection, ZIS, Covid-19

(13)

xiii

DAFTAR ISI

SAMPUL ... i

HALAMAN JUDUL ... ii

HALAMAN PERSEMBAHAN DAN MOTTO ... iii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iv

HALAMAN PENGESAHAN... v

SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS ... vi

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

ABSTRAK. ... xi

ABSTRACT ... xii

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR GAMBAR ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 7

A. Pengertian ... 7

1. Inovasi ... 7

a. Pengertian Inovasi ... 7

b. Jenis-jenis Inovasi ... 8

2. Zakat, Infaq dan Sedekah (ZIS) ... 10

(14)

xiv

a. Zakat ... 10

1) Pengertian Zakat ... 10

2) Dasar Hukum Zakat ... 11

3) Syarat-syarat Wajib Zakat ... 12

4) Jenis-jenis Zakat ... 13

5) Tujuan Zakat ... 14

6) Keutamaan Menunaikan Zakat ... 15

b. Infaq... 15

c. Sedekah ... 16

3. Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) ... 16

a. Pengertian Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) ... 16

b. Tugas Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) ... 18

4. Covid-19 ... 19

B. Tinjauan Empiris ... 21

C. Kerangka Penelitian ... 26

BAB III METODE PENELITIAN ... 29

A. Jenis dan Fokus Penelitian ... 29

1. Jenis Penelitian. ... 29

2. Fokus Penelitian. ... 29

B. Desain Penelitian ... 29

C. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 30

1. Lokasi Penelitian ... 30

2. Waktu Penelitian ... 31

D. Jenis dan Sumber Data ... 31

1. Jenis Data ... 31

2. Sumber Data ... 31

E. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data ... 32

(15)

xv

1. Teknik Pengumpulan Data ... 32

2. Analisis Data ... 35

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 36

A. Gambaran Umum Objek Penelitian ... 36

B. Deskripsi Narasumber ... 43

C. Hasil Penelitian ... 44

D. Pembahasan ... 53

BAB V PENUTUP ... 68

A. Simpulan ... 68

B. Saran ... 69

DAFTAR PUSTAKA ... 71 LAMPIRAN

(16)

xvi

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

2.1 Covid-19 Terhadap Ekonomi Masyarakat ... 20

4.1 Identitas Narasumber ... 43

4.2 Realisasi Pengumpulan ZIS BAZNAS Maros 2018-2019 ... 49

4.3 Realisasi Pengumpulan ZIS BAZNAS Maros 2020-2021 ... 49

4.4 Daftar Jumlah Muzakki Tahun 2018-2021 ... 66

(17)

xvii

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Konsep... 28 Gambar 4.1 Struktur Organisasi BAZNAS Maros... 39 Gambar 4.2 Layanan Bayar Zakat Via Online ... 60

(18)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Daftar Penelitian Terdahulu ... 75

Lampiran 2 Pedoman Wawancara ... 78

Lampiran 3 Lembar Transkip ... 80

Lampiran 4 Lembar Reduksi ... 103

Lampiran 5 Surat Keterangan Selesai Penelitian ... 106

Lampiran 6 Dokumentasi Penelitian ... 107

Lampiran 7 Surat Keterangan Bebas Plagiat ... 114

Lampiran 8 Biografi Penulis. ... 122

(19)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kasus Covid-19 pertama kali ditemukan di Wuhan, China dan tidak butuh waktu lama menyebar diseluruh wilayah China dan mulai meluas di seluruh benua. Covid-19 atau yang lebih dikenal dengan virus corona menyerang Indonesia pada awal tahun 2020, tak butuh waktu lama wabah penyakit mematikan tersebut menyebar luas ke seluruh wilayah Indonesia.

Sumber: covid19.go.id (diakses 4 April 2021)

Pada tanggal 9 Maret 2020, World Health Organization (WHO) atau Organisasi Kesehatan Dunia mendeklarasikan covid-19 sebagai pandemi.

Pemerintah, khususnya pemerintah Indonesia dalam menekan pertumbuhan virus corona, mewajibkan penggunaan masker, menjaga jarak aman di tempat umum, mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan kontak dengan fasilitas umum, dan tindakan pembatasan seperti Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di seluruh wilayah Indonesia, tenaga kerja yang biasanya melakukan aktivitas diluar kini dirumahkan dan melakukan segala kegiatan melalui daring. Infeksi menyebar karena peningkatan jumlah korban, dan pemerintah telah mengumumkan bahwa mereka memiliki program imunisasi atau vaksinasi Nasional.

Penyebaran Covid-19 telah memberikan dampak yang sangat besar di semua sektor, tidak hanya di sektor kesehatan tetapi juga dalam perekonomian Indonesia. Selama kurang lebih satu tahun virus corona di

(20)

Indonesia, dan dampaknya sudah dirasakan banyak kalangan, terutama kalangan menengah ke bawah. Banyak orang bahkan tidak dapat memenuhi kebutuhan dasar sehari-hari mereka. Pedagang kecil bangkrut, banyak pekerja yang diberhentikan, banyak pekerja yang terkena pemutusan kontrak kerja (PHK) sepihak, dan menyebabkan meningkatnya jumlah pengangguran di Indonesia, karena dampak dari Covid-19 yang mengharuskan perusahaan-perusahaan untuk tutup bahkan berhenti beroperasi (Fitriani et al., 2020).

Kondisi seperti ini sektor perekonomian menjadi lemah dan untuk kembali stabil memerlukan dana yang tidak sedikit. Sumber dana yang dapat dimanfaatkan dalam kondisi seperti ini adalah zakat, zakat bisa menjadi elemen sumber pendanaan dan penanggulangan Covid-19 di Indonesia (Irfandi, 2020).

Zakat adalah kewajiban umat muslim yang memiliki kelebihan harta dalam arti mampu untuk membayarnya dan zakat diperuntukkan bagi mereka yang berhak menerimanya, dan sudah tertera dalam Rukun Islam yang ke-empat. Zakat sendiri memiliki tujuan memberikan sebagian harta milik kita kepada orang lain dan membersihkan harta milik kita. Dengan adanya zakat dapat membantu pemerintah dan masyarakat dalam mengatasi perekonomian selama masa pandemi jika pengumpulan dan pendistribusian zakat tepat sasaran dan dapat dioptimalkan (Amalia, 2012).

Pemulihan keadaan negara tidak bisa diselesaikan dengan waktu yang singkat bahkan untuk memulihkan perekonomian di Indonesia membutuhkan waktu yang lama, tidak dapat diselesaikan dengan hanya mengandalkan kebijakan pemerintah. Diperlukan kerjasama dari seluruh

(21)

elemen, yakni pemerintah, masyarakat dan organisasi sosial. Dan salah satu organisasi sosial yang dapat membantu dan dimanfaatkan untuk menangani kondisi tersebut adalah Lembaga Pengelola Zakat (Kadir et al., 2020).

Lembaga pengelola zakat yang ada di Indonesia, yaitu Badan Amil Zakat (BAZ) dan Lembaga Amil Zakat (LAZ). Lembaga pengelola zakat tersebut telah mendapat naungan dari pemerintah yang sekaligus berkewajiban untuk mengawasi kedua lembaga pengelola zakat tersebut, semua tertuang dalam Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI), dalam Undang-Undang RI No. 23 Tahun 2011 tentang pemanfaatan dana zakat, infak dan sedekah (ZIS). Sumber: Baznas.go.id (diakses 4 April 2021).

Islam mengajarkan umatnya untuk berbagi bahkan dalam keadaan sulit pun kita juga dianjurkan untuk saling berbagi ke sesama. Seperti yang tercantum dalam Q.S Al-Baqarah : 2 : 267

َل َو ۖ ِض ْرَ ْلْٱ َنِ م مُكَل اَنْج َرْخَأ َٰٓاَّمِم َو ْمُتْبَسَك اَم ِتََٰبِ يَط نِم ۟اوُقِفنَأ ۟ا َٰٓوُنَماَء َنيِذَّلٱ اَهُّيَأَََٰٰٓي

َيَت ََّللّٱ َّنَأ ۟ا َٰٓوُمَلْعٱ َو ۚ ِهيِف ۟اوُضِمْغُت نَأ َٰٓ َّلِإ ِهيِذ ِخأَـِب مُتْسَل َو َنوُقِفنُت ُهْنِم َثيِبَخْلٱ ۟اوُمَّم ٌّىِنَغ

دي ِمَح

Terjemahnya:

“Wahai orang-orang yang beriman! Infakkanlah sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang kami keluarkan dari bumi untukmu. Janganlah kamu keluarkan, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memicingkan mata (enggan) terhadapnya. Dan ketahuilah bahwa Allah Maha Kaya Maha Terpuji”.

Baznas didirikan sebagai organisasi sosial yang bertindak sebagai penyalur Dana Zakat, Infak dan Sedekah (ZIS) dan sudah tersebar di wilayah Indonesia baik secara nasional, provinsi, daerah/kota bahkan kecamatan. Berpartisipasi dalam mengumpulkan, mengelolah dan mendistribusikan kepada seluruh masyarakat yang membutuhkan.

(22)

Terlepas dari peningkatan signifikan virus corona di Indonesia, zakat terus menjadi sumber pendanaan yang sangat berguna untuk memenuhi kebutuhan berbagai sektor. Sumber: http://forumzakat.org(diakses 4 April 2021).

Baznas mulai menghimpun dana zakat yang dialokasikan oleh para muzakki yang kemudian baznas menghimpun dan mengelola dana tersebut dan akan disalurkan ke seluruh masyarakat yang terdampak Covid-19 dan mendistribusikan di sektor medis untuk membantu pengobatan mereka yang terkena Covid-19 (Saputra, 2020).

Baznas dalam melakukan pengumpulan dana zakat, infak dan sedekah (ZIS) di masa pandemi harus memiliki inovasi baru untuk menghimpun dana dari para muzakki dengan cara yang cepat dan tepat namun dengan mengikuti protokol kesehatan. Untuk itu, diperlukan strategi baru penghimpunan zakat sebagai solusi di masa pandemi. (Fitriani et al., 2020).

Berdasarkan latar belakang di atas, dimana zakat berperan penting dalam penanganan dan penanggulangan Covid-19 dan Baznas sebagai lembaga pengelola zakat yang menghimpun dana dari para muzakki yang kemudian disalurkan kepada masyarakat yang terdampak Covid-19, namun untuk kondisi sekarang Baznas memerlukan strategi atau inovasi baru dalam pengumpulan zakat dan menambah jumlah muzakki untuk berkontribusi dalam penanggulangan Covid-19. Maka penulis tertarik untuk mengangkat judul skripsi tentang “Inovasi Pengumpulan Zakat, Infak dan Sedekah (ZIS) di Masa Pandemi Covid-19 (Studi Kasus Baznas Kabupaten Maros)”.

(23)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimana inovasi pengumpulan zakat, infaq dan sedekah (ZIS) di masa pandemi Covid-19 pada Baznas Kabupaten Maros?

2. Sejauh mana mekanisme inovasi pengumpulan zakat, infaq dan sedekah (ZIS) di masa pandemi Covid-19 dalam peningkatan jumlah muzakki di Baznas Kabupaten Maros?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui inovasi pengumpulan zakat, infaq dan sedekah (ZIS) di masa pandemi Covid-19 pada Baznas Kabupaten Maros.

2. Untuk mengetahui sejauh mana mekanisme inovasi pengumpulan zakat, infaq dan sedekah (ZIS) di masa pandemi Covid-19 dalam peningkatan jumlah muzakki pada Baznas Kabupaten Maros.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat bagi berbagai pihak yang berkepentingan, diantaranya:

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan berguna untuk menambahkan pengetahuan dan wawasan mengenai inovasi pengumpulan zakat dalam meningkatkan jumlah muzakki untuk menanggulangi covid- 19. Dan diharap penelitian ini dapat memberikan pemikiran dan sebagai pijakan serta referensi bagi peneliti-peneliti selanjutnya.

(24)

2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini dapat menambah khasanah keilmuan sehingga berguna bagi pengembangan ilmu. Khususnya di bidang zakat, infak dan sedekah (ZIS) yang dapat menjadi masukan untuk lembaga pengelola zakat lainnya. Serta dapat menjadi sumbangan informasi tentang pengumpulan zakat di Baznas pada masa Covid-19.

(25)

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian 1. Inovasi

a. Pengertian Inovasi

Inovasi adalah suatu perubahan yang baru berupa ide, gagasan, praktek atau objek yang sifatnya spesifik, disengaja melalui program yang terencana dan dirancang untuk mencapai tujuan tertentu (Muchlisin Riadi, 2018).

Inovasi merupakan suatu gagasan ataupun hal yang baru belum ada atau yang sudah ada tetapi belum diketahui oleh pengadopsi.

Inovasi dapat diperoleh melalui proses belajar sesuatu yang tidak diketahui sebelumnya terhadap pembaharuan atau peningkatan suatu produk dengan metode yang baru (Udin Syaefudin Sa’ud, 2014).

Adapun pendapat beberapa ahli tentang inovasi, adalah sebagai berikut:

1) Amabile dalam Riyanti, B.D.P. (2019) berpendapat bahwa munculnya gagasan-gagasan baru disebut kreativitas, sedangkan penerapan gagasan baru itu disebut sebagai inovasi.

2) Sutirna H. (2018) menyatakan bahwa inovasi adalah suatu ide, hal-hal yang praktis, metode, cara, barang-barang buatan

(26)

manusia yang diamati atau dirasakan sebagai suatu yang baru bagi seseorang atau sekelompok orang (masyarakat).

3) Hutagalung & Hermawan D. (2018) inovasi merupakan suatu penemuan baru yang berbeda dari yang sebelumnya berupa hasil pemikiran dan ide yang dapat dikembangkan dan juga diimplementasikan agar dirasakan manfaatnya.

Adapun menurut Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2002 Pasal 1, Inovasi yakni berbagai kegiatan atau aktivitas penelitian, pengembangan, atau perekayasaan yang dilakukan untuk dapat pengembangan penerapan praktis nilai serta juga konteks ilmu pengetahuan yang baru atau juga cara baru untuk menerapkan ilmu pengetahuan serta teknologi yang sudah ada ke dalam produk atau jasa proses produksinya.

b. Jenis-jenis Inovasi

Proses penerapan kemampuan berinovasi menurut Kuratko D.F.

(2009), Inovasi terdiri dari empat jenis yaitu: penemuan , pengembangan, duplikasi dan sintesis. Penemuan adalah hal baru yang belum diketahui orang lain. Pengembangan merupakan tahap lanjut dari sesuatu yang sudah ada sebelumnya. Duplikasi merupakan penggandaan atau memperbanyak produk yang sudah ada. Dan sintesis merupakan penggabungan atau kombinasi konsep dan formula yang sudah ada.

Berdasarkan pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa jenis inovasi ada 4, berikut penjelasannya:

(27)

1) Penemuan, merupakan sebuah kreasi suatu produk, jasa, maupun proses baru yang belum pernah dilakukan sebelumnya.

2) Pengembangan, merupakan kelanjutan atau perbaikan dari penemuan, biasanya pengembangan dapat berupa suatu produk, jasa, maupun proses yang sudah ada. Konsep pengembangan ini cenderung mengaplikasikan sebuah ide pada produk atau jasa yang sudah ada dengan cara yang berbeda.

3) Duplikasi, merupakan kegiatan meniru pada suatu objek yang sudah ada sebelumnya. Meskipun duplikasi ini pada dasarnya adalah meniru, namun tidak semata meniru secara keseluruhan melainkan menambahkan beberapa sentuhan kreatif untuk memperbaiki konsep yang sudah ada dengan tujuan memenangkan persaingan (lebih unggul).

4) Sintesis, merupakan gabungan atau perpaduan sebuah konsep dan faktor-faktor yang sudah ada menjadi formulasi baru.

Proses sintesis ini dilakukan dengan cara pengambilan sejumlah ide atau produk yang sudah ditemukan untuk kemudian diubah menjadi produk yang dapat diaplikasikan dengan cara baru.

(28)

2. Zakat, Infaq dan Sedekah (ZIS) a. Zakat

1) Pengertian Zakat

Pengertian zakat menurut lughah (bahasa) berarti Nama’

(kesuburan), Thaharah (suci), Barakah (keberkahan) dan juga Tazkiyah (tathhir:penyucian), (Ahmadi, 2008).

Adapun menurut tata bahasa zakat memiliki beberapa arti yaitu al-namaa (pertumbuhan dan perkembangan), al-barakatu (keberkahan), al-tharatu (kesucian) dan ash-shalah (kebersihan).

Dengan istilah yang berbeda antara satu dengan lainnya, prinsip istilah tersebut memiliki arti yang sama yaitu bahwa zakat merupakan bagian dari harta dengan syarat tertentu yang Allah SWT. wajibkan kepada pemiliknya untuk diserahkan kepada mereka yang berhak menerimanya sesuai dengan syarat yang telah ditetapkan (Hafidhuddin,2002)

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) pengertian zakat adalah jumlah harta tertentu yang wajib dikeluarkan untuk orang yang beragama islam dan diberikan kepada golongan yang berhak menerimanya, menurut ketentuan yang ditetapkan syara’.

Dalam Ensiklopedi Al-Qur’an disebutkan menurut hukum islam, zakat berarti mengeluarkan sebagian harta, diberikan kepada yang berhak menerimanya,agar harta yang ditinggal menjadi bersih dan orang-orang yang memperoleh harta menjadi suci jiwa dan tingkah laku jiwanya.

(29)

2) Dasar Hukum Zakat

Hukum membayar zakat adalah wajib bagi setiap muslim yang telah memenuhi syarat-syarat zakat. Selain ibadah wajib zakat juga merupakan kegiatan amal sosial kemasyarakatan dan kemanusiaan yang dapat berkembang sesuai dengan perkembangan zaman.

Menunaikan zakat tertulis didalam Q.S Al-Baqarah:2:43.

َنيِعِكا َّرلا َعَم اوُعَك ْرا َو َةاَك َّزلا اوُتآ َو َة َلََّصلا اوُميِقَأ َو

Terjemahnya:

“dan dirikanlah sholat, tunaikanlah zakat dan ruku’lah beserta orang-orang yang ruku’”.

Dalam Q.S Al-Baqarah:2:277.

ْمِهِ ب َر َدْنِع ْمُه ُرْجَأ ْمُهَل َةاَك َّزلا ا ُوَتآ َو َة َلََّصلا اوُماَقَأ َو ِتاَحِلاَّصلا اوُلِمَع َو اوُنَمآ َنيِذَّلا َّنِإ َنوُن َزْحَي ْمُه َل َو ْمِهْيَلَع ف ْوَخ َل َو

Terjemahnya:

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman, mengerjakan kebajikan, melaksanakan shalat dan menunaikan zakat, mereka mendapat pahala disisi Tuhannya. Tidak ada rasa takut pada mereka dan mereka tidak bersedih hati”.

Dan dalam Q.S. At-Taubah:9:103.

َص ْمِهِلا َوْمَأ ْنِم ْذُخ ُ َّاللَّ َو ۗ ْمُهَل نَكَس َكَت َلََص َّنِإ ۖ ْمِهْيَلَع ِ لَص َو اَهِب ْمِهيِ ك َزُت َو ْمُه ُرِ هَطُت ًةَقَد

ميِلَع عيِمَس

Terjemahnya:

“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. dan Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui”.

(30)

3) Syarat-syarat Wajib Zakat

Adapun syarat-syarat wajib untuk berzakat adalah sebagai berikut:

a) Milik penuh, maksudnya bahwa kekayaan itu harus berada dibawah kontrol dan di dalam kekuasaan, atau seperti yang dinyatakan ahli fiqih bahwa kekayaan itu harus berada ditangannya, tidak tersangkut hak orang lain didalamnya, manfaatnya dapat dinikmatinya (Qardhawi Y,2002).

b) Berkembang, maksudnya kekayaan itu memberikan keuntungan atau pendapatan menurut ahli fiqih berkembang (al-namaa) secarah harfiah berarti bertambah secara konkrit dan bertambah tidak secara konkrit. Bertambah konkrit adalah bertambah akibat pembiakan dan perdagangan atau sejenisnya, sedangkan bertambah tidak secara konkrit adalah kekayaan itu berpotensi berkembang biak berada di tangannya maupun di tangan orang lain atas namanya (Qardhawi Y,2002).

c) Cukup nisab, yaitu jumlah harta tertentu yang sudah cukup jumlahnya untuk dikeluarkan zakatnya (Qardhawi Y,2002).

d) Bebas dari hutang, maksudnya bila pemilik kekayaan itu mempunyai hutang yang menghabiskan atau mengurangi jumlah kepemilikan sehingga kekayaan itu tidak sampai nisab (Qardhawi Y,2002).

e) Berlaku setahun, maksudnya adalah kekayaan yang berada di tangan pemiliknya sudah berlaku masanya satu tahun.

(31)

Persyaratan ini hanya berlaku untuk ternak, uang dan harta benda dagang. Tetapi untuk hasil pertanian dan lain sejenisnya tidaklah disyaratkan untuk menunggu dalam waktu satu tahun (Qardhawi Y,2002).

4) Jenis-jenis Zakat

Adapun zakat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:

a) Zakat Fitrah

Zakat fitrah atau Zakat Nafs adalah zakat yang diberikan berkenaan dengan selesainya mengerjakan shiyam (puasa) pada bulan Ramadhan (Shiddieqy, 2006)

Zakat fitrah dapat berupa beras atau makanan pokok yang juga dapat diganti dengan uang. Selain untuk diri sendiri, seseorang juga wajib membayarkan zakat fitrah untuk semua orang yang berada dalam tanggungannya.

Sumber: blog.kitabisa.com (Diakses 18 April 2021) b) Zakat Harta (Maal)

Zakat harta adalah zakat yang dikeluarkan seorang muslim yang dimana bersumber dari harta kekayaannya.

Baik hasil dari perdagangan,pertambangan, pertanian, emas, perak, hasil ternak, hasil laut, harta temuan dan lain- lain. Di dalam zakat maal dikenakan wajib zakat sebanyak 2,5% dari total harta yang dimilikinya.

Contohnya jika seseorang ingin membayar zakat penghasilan atau zakat profesi maka jumlah penghasilannya selama setahun (1 haul) di kalikan dengan 2,5%, semisal

(32)

jumlah penghasilannya selama setahun Rp. 120.000,000,- dan menerima bonus Rp. 30.000,000,-. Jadi, besar zakat penghasilan yang harus dibayarkan adalah 2,5% x Rp.

150.000,000,- adalah sebesar Rp. 3.750,000,-. Sumber:

blog.kitabisa.com (Diakses 18 April 2021).

5) Tujuan Zakat

Menurut Siagian, (2001) tujuan zakat sebagai berikut:

a) Mengangkat derajat fakir miskin dan membantunya keluar dari kesulitan hidup dan penderitaan, melindungi masyarakat dari bahaya kemiskinan dan kemelaratan.

b) Membentangkan dan membina tali persaudaraan, gotong- royong, tolong menolong dalam kebaikan.

c) Membantu permasalahan yang dihadapi kaum mustahik.

d) Menjembatani jurang pemisah antara yang kaya dan yang miskin di antara masyarakat.

e) Menghilangkan sifat kikir, dengki dan iri hati.

f) Mengembangkan rasa tanggung jawab, solidaritas sosial dan kasih sayang pada diri sendiri dan sesama manusia terutama pada mereka yang mempunyai harta.

g) Mendidik manusia untuk disiplin menunaikan kewajiban dan menyerahkan hak orang lain padanya.

h) Sarana pemerataan pendapatan untuk mewujudkan keadilan sosial.

(33)

6) Keutamaan Menunaikan Zakat

Manfaat ketika seseorang menunaikan zakat menurut Tartila Aryanani (2020):

a) Mereka yang menunaikan zakat senantiasa merasakan kebahagiaan di dunia dan di akhirat kelak.

b) Seseorang yang membayarkan zakat dapat mendekatkan diri kepada Allah SWT. dan meningkatkan keimanan serta ketaatan kepada Allah SWT.

c) Mendapatkan pahala yang besar, seperti yang tertulis di dalam Q.S Al-Baqarah:2:276:

“Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah”.

d) Allah menghapuskan segala dosa yang dimiliki oleh seseorang yang membayar zakat.

e) Seseorang yang membayar zakat senantiasa diberikan petunjuk dan hidayah dalam segala urusan.

f) Harta yang dimiliki menjadi berkah serta berkembang semakin baik dan banyak.

b. Infaq

Infaq menurut pengertian umum adalah shorful mal ilal hajah (mengatur/mengeluarkan harta untuk memenuhi keperluan). Secara syariat, infaq berarti mengeluarkan sebagian harta untuk suatu kepentingan yang diperintahkan ajaran Islam, berbeda dengan zakat, infaq tidak mengenal nisab. Jadi infaq merupakan kegiatan penggunaan harta secara konsumtif yaitu pembelanjaan atau pengeluaran harta untuk memenuhi kebutuhan, bukan secara produktif yaitu penggunaan

(34)

harta untuk dikembangkan dan di putar lebih lanjut secara ekonomis.

Jika zakat ada nisabnya maka infaq dan sedekah terbebas dari nisab.

Infaq bisa dilakukan oleh siapapun, baik yang berpenghasilan rendah maupun sempit (Sari E, K, 2006).

c. Sedekah

Secara bahasa, Sedekah berasal dari kata shadaqah yang berarti benar. Orang yang sering bersedekah dapat diartikan sebagai orang yang benar pengakuan imannya. Sementara, secara istilah atau terminologi syariat, sedekah sama dengan infaq, yakni mengeluarkan sebagian harta atau pendapatan untuk suatu kepentingan yang diperintahkan oleh agama. Begitu juga sedekah merupakan pemberian yang dikeluarkan secara sukarela kepada siapa saja, tanpa nisab, dan tanpa adanya aturan waktu yang mengikat. Hanya saja, infaq lebih pada pemberian yang bersifat material, sedangkan Sedekah mempunya makna yang lebih luas baik dalam bentuk pemberian yang bersifat materi dan non materi.Sedekah dalam pengeluaran harta berasal dari as-shidqu artinya benar atau menepati janji. Dikatakan demikian karena shodaqah menjadi bukti benar keimanan, dan bukti kesesuaian antara batiniyah dan lahiriyahnya (Sunusi M, 2009).

3. Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS)

a. Pengertian Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS)

Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) merupakan badan resmi dan satu-satunya yang dibentuk oleh pemerintah berdasarkan Keputusan Presiden RI No. 8 Tahun 2001 yang memiliki tugas dan fungsi menghimpun dan menyalurkan zakat, infak dan sedekah (ZIS) pada

(35)

tingkat nasional. Lahirnya Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat semakin mengukuhkan peran Baznas sebagai lembaga yang berwenang melakukan pengelolaan zakat secara nasional. Dalam Undang-Undang tersebut, Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) dinyatakan sebagai lembaga pemerintah non struktural yang bersifat mandiri dan bertanggung jawab kepada Presiden melalui Menteri Agama. Sumber: baznas.go.id (diakses 19 April 2020).

Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) bersama pemerintah bertanggung jawab untuk mengawal pengelolaan zakat yang berasaskan syariat islam, amanah, kemanfaatan, keadilan, kepastian hukum, terintegrasi dan akuntabilitas. Sumber: baznas.go.id (diakses 19 April 2020).

Menurut Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat, ada dua Badan yang berhak mengelola zakat, yaitu Badan Amil Zakat (BAZ) yang dikelola oleh pemerintah dan Lembaga Amil Zakat (LAZ) yang dikelola masyarakat.Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) adalah lembaga yang dibentuk oleh pemerintah berdasarkan Undang-Undang Nomor 38 Tahun 1999 dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011.

Dalam Pasal 5 ayat (3) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011 tentang pengelolaan zakat, “Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) merupakan Lembaga nonstruktural yang bersifat mandiri dan bertanggung jawab kepada Presiden melalui Menteri”.Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) memiliki 3 sifat dasar, yaitu:

(36)

1) Lembaga Pemerintah Nonstruktural 2) Bersifat Mandiri

3) Bertanggung Jawab kepada Presiden melalui Menteri b. Tugas Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS)

Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten bertugas mengumpulkan, mendistribusikan dan mendayagunakan zakat sesuai dengan ketentuan agama. Zakat berfungsi sebagai jembatan antara muzakki (pezakat) dan mustahiq (penerima zakat). Zakat didistribusikan untuk dapat mengembangkan ekonomi baik melalui keterampilan yang menghasilkan maupun dalam bidang perdagangan (Mursyidi,2006).

Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) adalah lembaga pengelola zakat yang memiliki tugas utama yaitu mengelola zakat secara nasional.

Untuk melaksanakan tugasnya sebagai lembaga pengelola zakat nasional, Badan Amil Zakat Nasional menjalankan fungsi-fungsinya sebagaimana diatur dalam Pasal 7 ayat (1) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011. Yaitu:

1) Perencanaan pengumpulan, Pendistribusian dan Pendayagunaan zakat.

2) Pelaksanaan pengumpulan, Pendistribusian dan Pendayagunaan zakat.

3) Pengendalian pengumpulan, Pendistribusian dan Pendayagunaan zakat.

4) Pelaporan dan Pertanggungjawaban Pelaksanaan pengelola zakat.

(37)

Pada masa pandemi Baznas memiliki tujuan untuk dapat mendorong gerakan zakat dan mengajak seluruh masyarakat untuk membayar zakat dalam menghadapi pandemi dan mendistribusikan dana zakat kepada masyarakat yang terdampak covid-19.

Sumber:http://baznas.go.id/(diakses 18 April 2021).

4. Covid-19

Covid-19 adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus corona yang menyerang dan ditemukan setahun silam. Virus yang menyebabkan covid-19 menyebar melalui droplet (percikan air liur) yang dihasilkan saat orang yang terinfeksi batuk, bersin atau menghembuskan nafas. Droplet ini terlalu berat dan tidak bisa bertahan di udara, sehingga dengan cepat jatuh dan menempel pada lantai atau permukaan lainnya. Orang-orang akan tertular saat menghirup udara yang mengandung virus jika berada terlalu dekat dengan orang yang sudah terinfeksi covid-19, serta dapat tertular jika menyentuh permukaan benda yang terkontaminasi lalu menyentuh mata, hidung atau mulut. Sumber:https://www.who.int/publication/en/ (diakses 22 April 2021).

Dampak covid-19 sangat berpengaruh terhadap perekonomian masyarakat. Ekonomi masyarakat saat ini mengakibatkan banyak usaha dari menjadi terhambat, daya saing ekonomi masyarakat melemah, karyawan di PHK, jasa-jasa transportasi juga menurun, sehingga dengan ini mengakibatkan pendapatan masyarakat menurun drastis bahkan tidak ada sama sekali. Situasi tersebut berdampak pada bertambahnya jumlah penduduk miskin dan meningkatnya angka pengangguran. Bahkan untuk

(38)

pekerja harian tidak mendapatkan apa-apa di tengah kebijakan PSBB (BAZNAS,2020).

Adapun dampak dari covid-19 dapat dilihat dalam tabel berikut:

No. Aktivitas Ekonomi Dampak

1 UMKM

Menurunnya aktivitas transaksi jual beli, bahan baku produksi sulit dijangkau, dan penyedia jasa juga terkena dampak covid-19.

2 Karyawan

Perusahaan melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) sebagai dampak covid-19.

3 Jasa Transportasi

Transportasi menjadi terhenti akibat kebijakan social distancing dan physical distancing.

4 Pekerja Harian

Dampak ekonomi paling dirasakan secara langsung oleh pekerja harian. Dimana mereka harus kehilangan pekerjaannya karena kebijakan bekerja di rumah (stay at home) ataupun kebijakan PSBB.

Seperti tukang becak, juru parkir, buruh bangunan, penjual makanan dan lain-lain.

Tabel 2.1 Dampak Covid-19 Terhadap Ekonomi Masyarakat

(39)

B. Tinjauan Empiris

Penelitian Afifuddin Kadir, Miftahur Rahman Hakim, Fahmi Syam dan Murdiansah SA Karim (2020) dengan judul Penggunaan Dana Zakat Pada Korban Covid-19 Perspektif Maqashid Syariah. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana peran lembaga amil zakat terhadap penggunaan dana zakat pada korban covid-19 dalam perspektif maqashid syariah. Metode dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif analisis. Data yang digunakan adalah data sekunder dan teknik pengumpulan data adalah studi literatur.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan dana zakat untuk penanganan covid-19 sudah sesuai dengan syariah dan maqashid syariah.

Penelitian dari Irfandi (2020) dengan judul Pendayagunaan Zakat Untuk Penanggulangan Pandemi Covid-19: Perspektif Filsafat Hukum Islam.

Penelitian ini mengkaji tentang pentasafuran zakat untuk penanggulangan pandemi covid-19. Penelitian ini adalah library research dan teknik pengumpulan data dilakukan melalui studi kepustakaan, dengan pendekatan filsafat hukum islam, dan menghasilkan konklusi bahwa zakat boleh diberikan kepada pihak terdampak Covid-19, baik tim medis, pasien corona maupun warga yang salah satu keluarganya terkonfirmasi positif corona, orang yang terkena PHK akibat physical atau social distancing yang diterapkan pemerintah untuk meminimalisir penularan covid-19 dan lain sebagainya.

Selanjutnya, penelitian dari Fitriani Novi Eka Cahyanti (2020) dengan judul Analisis Preferensi Muzakki Membayar Zakat Secara Online. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi preferensi muzakki dalam membayar zakatnya secara online menggunakan financial technology. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan teknik

(40)

sampling purposive sampling bagi muzakki yang pernah membayar zakat secara online di lembaga zakat manapun. Penelitian ini menggunakan analisis faktor eksploratori. Hasil dari penelitian ini adalah terbentuk 6 faktor yang mempengaruhi preferensi muzakki dalam membayar zakat secara online yaitu faktor sosialisasi zakat, faktor biaya, faktor keprofesionalan lembaga zakat, faktor pengetahuan zakat, faktor kemudahan dan faktor keamanan.

Penelitian selanjutnya, penelitian dari Nurhidayat (2020) dengan judul Strategi Fundraising Zakat Pasca Pandemi Covid-19. Tujuan dari tulisan ini adalah untuk mengidentifikasi dan menganalisis bagaimana strategi baru dalam penghimpunan zakat di indonesia. Pendekatan yang digunakan dalam tulisan ini adalah kualitatif deskriptif. Adapun sumber data utama tulisan ini adalah informasi di berbagai media mengenai strategi fundraising zakat institusi zakat yang kami batasi Baznas, Dompet Dhuafa, Lazismu dan Lazisnu. Kesimpulan dari tulisan ini adalah bahwa institusi zakat di indonesia (Baznas maupun LAZ) saat ini masih mengintegrasikan penghimpunan secara manual dan digital.

Penelitian dari Gebrina Rizki Amanda, Fatatun Malihah, Sulistiani Indriyastuti, Nur Khumairah, Tulasmi dan Titania Mukti (2021) dengan judul Pendayagunaan Zakat Pada Masa Pandemi Covid-19. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis bagaimana mekanisme dan pelaksanaan penyaluran zakat dalam menyikapi pandemi Covid-19. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi literatur. Studi pustaka teknis dan non teknis literatur. Hasil studi pustaka dapat dijadikan masukan dan dasar dalam menjelaskan bagaimana mekanisme dan implementasi ikon distribusi zakat dalam menanggapi pandemi. Berdasarkan hasil analisis, BAZNAS

(41)

menyalurkan dana zakat ke tiga sektor, yaitu bidang kedaruratan kesehatan, bidang darurat sosial ekonomi dan bidang keberlanjutan program yang ada.

Dalam hasil analisis ini dapat disimpulkan bahwa penanganan implementasi zakat dalam penanganan covid-19 memiliki pengaruh yang sangat besar.

Selanjutnya dalam penelitian Gia Dara Hafizah (2020) dengan judul Peran Ekonomi Dan Keuangan Syariah Pada Masa Pandemi Covid-19.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana peran ekonomi dan keuangan syariah pada masa pandemi covid-19. Penulisan ini menggunakan metode pendekatan kualitatif deskriptif dengan metode penelitian pustaka (library research). Adapun riset kepustakaan menggunakan jenis dan sumber data sekunder yang diperoleh dari hasil penelitian, artikel dan buku-buku referensi yang membahas topik yang berkaitan dengan tema penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa diantara solusi yang dapat ditawarkan dalam kerangka konsep dan sistem Ekonomi dan Keuangan Sosial Islam adalah: (1) Dengan penyaluran bantuan langsung tunai yang berasal dari zakat, infak dan sedekah, (2) Dengan penguatan wakaf baik berupa wakaf uang, wakaf produktif, waqh linked sukuk maupun wakaf infrastruktur, (3) Memberikan bantuan modal usaha unggulan untuk sektor usaha atau UMKM, (4) melalui skema qardhul hasan, (5) peningkatan literasi ekonomi dan keuangan syariah, (6) Melalui pengembangan teknologi finansial syariah, serta (7) Memberikan kesadaran pada masyarakat muslim bahwasanya kegiatan ekonomi pun tidak terlepas dari ketaatan kepada Allah SWT.

Dalam penelitian Muchamat Amarodin (2020) dengan judul Modernisasi Penghimpunan Dana Zakat di Era 4.0. penelitian ini bertujuan untuk memaksimalkan penghimpunan dana zakat dengan memanfaatkan kanal-

(42)

kanal teknologi yang ada saat ini sehingga penghimpunan dana zakat oleh OPZ lebih modern dan siap menghadapi tantangan era digital 4.0 saat ini.

Penelitian ini menggunakan pendekatan studi pustaka dimana data akan dihimpun dari beberapa sumber literatur diantaranya jurnal, buku, artikel terkait dan laporan keuangan atau sebagainya yang berkaitan dengan pengelolaan dana zakat di indonesia. Pendapat para ahli dalam bidangnya juga akan menjadi bahan analisis dalam memaparkan data. Adapun analisis data dilakukan dengan analisis konten deskriptif yang berhubungan dengan sistem penghimpunan zakat yang akan diuraikan secara komprehensif dan holistic. Dari penelitian ini disimpulkan bahwa kanal-kanal digital yang dapat digunakan dan memaksimalkan oleh OPZ untuk menuju modernisasi penghimpunan dana zakat di era industri 4.0 ini adalah social network, social media marketing, search engine marketing, email marketing dan website.

Penelitian Iwan Henri Kusnadi, Anggia Hermawati dan Taharuddin (2020) dengan judul Prosedur Pengumpulan Dana Zakat di Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kabupaten Subang. Masalah pokok dalam penelitian ini adalah prosedur pengumpulan dana zakat. Penulis menggunakan metode deskriptif dan analitik. Dengan wawancara, observasi dan dokumentasi sebagai teknik pengambilan data, dengan mencatat dan mencocokkan prosedural dengan fakta lapangan. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah pengumpulan dana zakat merupakan peranan penting untuk kemudian dapat didistribusikan dengan amanah kepada golongan-golongan yang wajib menerima zakat.

Kemudian penelitian Eka Suci Fitriani, Raden Agrosamdhyo dan Ely Mansur (2020) dengan judul penelitian Strategi Penghimpunan dan

(43)

Penyaluran Zakat, Infak dan Sedekah (ZIS) Dalam Program Sebar Sembako Pada Masa Pandemi Covid-19 Di Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Provinsi Bali. Tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui strategi penghimpunan ZIS dan penyaluran ZIS dalam program Sebar Sembako pada masa pandemi Covid-19 di Baznas Provinsi Bali. Metode penelitian ini dengan kualitatif deskriptif. Pengumpulan data melalui observasi, wawancara dan dokumentasi.

Sedangkan teknik analisis data menggunakan reduksi data, penyajian data, penyimpulan dan verifikasi serta kesimpulan akhir. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) strategi penghimpunan ZIS oleh Baznas meliputi Sosialisasi kepada Instansi Pemerintah Tingkat I, lembaga keuangan dan majelis ta’lim, mengirimkan laporan pertanggung jawaban keuangan, mempromosikan program melalui tiga media yaitu media cetak, media sosial dan media elektronik, memberi pelayanan pembayaran ZIS dengan cara pembayaran langsung, jemput zakat, membentuk UPZ di lembaga pemerintahan dan swasta, membuka rekening di beberapa bank, scan barcode dan menjalin hubungan yang baik dengan muzakki atau donatur, (2) strategi penyaluran ZIS meliputi kepatuhan terhadap ketentuan syariah dan sesuai dengan UU, mengikuti protokol pengamanan Covid-19 dengan physical distancing, sosial distancing dan penggunaan masker, pendekatan penyaluran antara push approach dan pull approach, memberikan surat tembusan kepada gugus tugas Covid-19.

Penelitian Awang Darmawan dan Rina Desiana (2021) dengan judul penelitian Zakat dan Pemerataan Ekonomi di Masa Pandemi Covid-19.

Penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang bersifat penelitian kepustakaan.

Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder. Hasil

(44)

pembahasan menunjukkan bahwa kontribusi BAZNAS sesuai dengan seluruh komponen konsep delapan jalur pemerataan ekonomi masyarakat, yaitu dengan program-program yang diterapkan oleh BAZNAS.

Serta penelitian Hijrah Saputra (2020) dengan judul penelitian Zakat Sebagai Sarana Bantuan Bagi Masyarakat Terdampak Covid-19. Penelitian ini membahas tentang peran zakat sebagai sarana membantu orang yang terdampak covid-19. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif pengumpulan data dari artikel, media dan perpustakaan. Hasil penelitian ini untuk mengatasi pandemi covid-19, zakat menjadi salah satu sarana untuk membantu masyarakat yang menghadapi bencana ini. Bahkan pemerintah melalui MUI telah mengeluarkan fatwa agar zakat mal dapat dikeluarkan secepatnya serta zakat yang dikeluarkan pada saat Ramadhan.

Dengan demikian, zakat dapat disesuaikan dengan masyarakat yang membutuhkan bantuan dalam wabah covid-19 ini.

C. Kerangka Penelitian

Kerangka konsep adalah suatu uraian dan visualisasi tentang hubungan atau kaitan antara konsep-konsep atau variabel-variabel yang akan diamati atau diukur melalui penelitian yang akan dilakukan. Kerangka konsep ini digunakan untuk menghubungkan atau menjelaskan secara panjang lebar tentang topik yang akan dibahas.

Zakat adalah kewajiban bagi umat muslim yang dimana sudah tercantum dalam rukun islam. Di dalam Islam kita dianjurkan untuk menafkahkan harta milik kita di jalan Allah untuk mencapai ridha-Nya. Allah SWT. berfirman dalam Q. S At- Baqarah (2): ayat 267

(45)

َل َو ۖ ِض ْرَ ْلْٱ َنِ م مُكَل اَنْج َرْخَأ َٰٓاَّمِم َو ْمُتْبَسَك اَم ِتََٰبِ يَط نِم ۟اوُقِفنَأ ۟ا َٰٓوُنَماَء َنيِذَّلٱ اَهُّيَأَََٰٰٓي

۟اوُمَّمَيَت َّنَأ ۟ا َٰٓوُمَلْعٱ َو ۚ ِهيِف ۟اوُضِمْغُت نَأ َٰٓ َّلِإ ِهيِذ ِخأَـِب مُتْسَل َو َنوُقِفنُت ُهْنِم َثيِبَخْلٱ ٌّىِنَغ َ َّللّٱ

دي ِمَح

Terjemahnya:

“Wahai orang-orang yang beriman! Infakkanlah sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang kami keluarkan dari bumi untukmu. Janganlah kamu keluarkan, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memicingkan mata (enggan) terhadapnya. Dan ketahuilah bahwa Allah Maha Kaya Maha Terpuji”.

Zakat merupakan salah satu ketentuan agama, banyak hadits yang menjelaskan tentang hal itu, diantaranya hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim:

ِالله َل ْوُس َر ُتْعِمَس : َلاَق اَمُهْنَع ُالله َي ِضَر ِباَّطَخْلا ِنْب َرَمُع ِنْب ِالله ِدْبَع ِنَمْح َّرلا ِدْبَع يِبَأ ْنَع

َّنَأ َو ُالله َّلِإ َهَلِإ َل ْنَأ ِةَداَهَش : ٍسْمَخ ىَلَع ُمَلَْسِلإْا َيِنُب : ُل ْوُقَي َمَّلَس َو ِهْيَلَع ُالله ىَّلَص ًادَّمَحُم

َناَضَم َر ِم ْوَص َو ِتْيَبْلا ِ جَح َو ِةاَك َّزلا ِءاَتْيِإ َو ِةَلََّصلا ِماَقِإ َو ِالله ُل ْوُس َر َو ُّي ِراَخُبلا ُها َو َر ”

“ مِلْسُم

Artinya:

”Dari Abu Abdurrahman Abdillah bin Umar bin Khattab r.a, ia berkata ‘Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda, “Islam itu dibangun di atas lima perkara: Bersaksi bahwasanya tiadalah yang haq diibadahi selain Allah dan bahwasanya Muhammad SAW adalah utusan Allah, mendirikan shalat, mengeluarkan zakat, haji ke baitullah dan shaum (puasa) pada bulan Ramadhan”. (HR. Bukhari dan Muslim).

Kerangka konsep dalam penelitian ini adalah menemukan inovasi pengumpulan zakat dan efektivitas inovasi pengumpulan zakat dalam peningkatan jumlah muzakki di Badan Amil Zakat (BAZNAS) Kabupaten Maros pada masa pandemi Covid-19. Dalam memudahkan penelitian ini untuk dipahami, maka akan disajikan gambaran secara ringkas mengenai skema dalam penelitian ini, yaitu:

(46)

Gambar 2.1 Kerangka Konsep ZAKAT

BAZNAS

(Badan Amil Zakat Nasional) Kabupaten Maros

Inovasi Pengumpulan Zakat

Pengumpulan Zakat dalam peningkatan jumlah

Muzakki

COVID-19 Q. S Al-Baqarah: 267

Hadits

(HR. Bukhari dan Muslim)

Hasil Penelitian

UUD No. 23 Tahun 2011 Tentang tentang Pengelolaan Zakat

(47)

29

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Fokus Penelitian 1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif yaitu penelitian yang bersifat atau memiliki karakteristik, bahwa datanya dinyatakan dalam keadaan sewajarnya atau sebagaimana adanya (natural setting) dengan tidak merubah dalam bentuk simbol-simbol (Hadari Nawawi,1996).

Sehingga dalam penelitian ini peneliti menggambarkan peristiwa maupun kejadian yang ada di lapangan tanpa mengubahnya menjadi angka maupun simbol.

2. Fokus Penelitian

Untuk mempermudah peneliti dalam penyelesaian serta menganalisa penelitian ini, maka peneliti memusatkan penelitiannya pada satu titik yang akan menjadi sumber acuan dalam menyelesaikan penelitian ini, penelitian ini berfokus pada rumusan masalah yang telah ditetapkan pada rumusan masalah yaitu Inovasi Pengumpulan Zakat dan Mekanisme Pengumpulan Zakat dalam Peningkatan Jumlah Muzakki Pada Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten Maros.

B. Desain Penelitian

Penelitian ini didesain dengan penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan studi kasus. Studi kasus dilakukan di Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten Maros. Pengumpulan data atau informasi dilakukan

(48)

dengan teknik wawancara, observasi dan dokumentasi. Data yang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan model interaktif terdapat empat langkah dalam analisis data, yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.

C. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Pada penelitian kualitatif ini, lokasi penelitian merupakan hal yang sangat penting karena lokasi penelitian merupakan objek dan tujuan untuk mempermudah penelitian. Adapun lokasi dalam penelitian ini yaitu Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Maros yang tepatnya di Jalan Dr.

Ratulangi No.50, Alliritengae, Kec. Turikale, Kab. Maros, Sulawesi Selatan.

Adapun alasan peneliti memilih lokasi tersebut karena peneliti berasal dari wilayah tersebut dan cukup mengetahui kondisi perkembangan zakat di wilayah yang menjadi tujuan peneliti, perlu diketahui di masa pandemi yang dulunya seorang muzakki mungkin sekarang menjadi seorang mustahik untuk itu penelitian ini ada dimana secara tidak langsung ikut membantu dan mengajak masyarakat sadar untuk membayar zakat di lembaga resmi yaitu BAZNAS Kabupaten Maros. Dimana berdasarkan data dan bacaan seperti artikel bahwa di BAZNAS Kabupaten Maros sedang menargetkan jumlah pengumpulan zakat untuk tahun 2021 ini.

(49)

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan kurang lebih dua bulan setelah dilakukan seminar proposal pada tanggal 31 Juli 2021, yaitu antara bulan September-Oktober 2021.

D. Jenis dan Sumber Data 1. Jenis Data

Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian studi kasus (case studies). Studi kasus merupakan penelitian yang mendalam dalam waktu tertentu tentang individu, satu kelompok, satu organisasi dan satu program kegiatan maupun lainnya (Danu Eko Agustinova, 2015).

Dalam penelitian ini Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) menjadi bagian dari organisasi yang menjadi objek penelitian dan data kualitatif adalah gambaran umum lokasi penelitian, inovasi pengumpulan zakat, infaq dan sedekah (ZIS) serta mekanisme pengumpulan zakat, infaq dan sedekah (ZIS) dalam peningkatan jumlah muzakki di masa Covid-19.

2. Sumber Data

Sumber data di dalam penelitian merupakan faktor yang sangat penting, karena sumber data akan menyangkut kualitas dari hasil penelitian. Oleh karenanya, penelitian ini sumber data terdiri dari:

a) Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari subjek penelitian, dalam hal ini peneliti memperoleh data atau informasi langsung dengan menggunakan instrumen-instrumen yang telah ditetapkan. Data primer dikumpulkan oleh peneliti untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian. Pengumpulan data primer

(50)

merupakan bagian internal dari proses penelitian dan yang seringkali diperlukan untuk tujuan mengambil keputusan. Data primer dianggap lebih akurat, karena data ini disajikan secara terperinci.

Pada penelitian ini data primer diperoleh dari hasil wawancara dari Pimpinan maupun staf karyawan Bagian pengumpulan zakat, Bagian penyaluran dan pendayagunaan zakat, serta Staf Karyawan Bagian SDM

& Umum di Baznas Kabupaten Maros. Adapun jumlah staf karyawan tetap di Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten Maros yaitu berjumlah 16 orang. Namun, pada penelitian informan yang dibutuhkan yakni sejumlah 10 orang yang terdiri dari Ketua Umum, Wakil Ketua I, Wakil Ketua II, Wakil Ketua III, Wakil Ketua IV, Kepala Bagian Pengumpul, Kepala Bagian Administrasi SDM dan Umum, Staf Bagian Pengumpul, Staf Bagian Administrasi SDM dan Umum serta Staf Bagian Pendistribusian dan Pendayagunaan.

b) Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari literatur-literatur atau bacaan yang relevan dengan penelitian berupa buku, jurnal, penelitian terdahulu serta dokumen yang ada (Sugiyono, 2012).

E. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data 1. Teknik Pengumpulan Data

a) Wawancara

Wawancara merupakan salah satu teknik yang dapat digunakan untuk mengumpulkan data penelitian. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa wawancara adalah suatu kejadian atau suatu proses interaksi antara pewawancara (interviewer) dan sumber informasi atau

(51)

orang yang diwawancarai (informan) melalui komunikasi langsung.

Metode pengumpulan data dalam penelitian kualitatif melalui wawancara dimaksudkan untuk mendalami dan lebih memahami suatu kejadian atau kegiatan subjek penelitian (Uhar Suharsa P, 2012).

b) Observasi

Observasi merupakan kemampuan seseorang untuk menggunakan pengamatannya melalui hasil kerja panca indra mata dibantu dengan pancaindra lainnya (Burhan Bungin, 2011). Teknik observasi memungkinkan peneliti untuk mengamati secara langsung atau tidak langsung proses kegiatan di Baznas Kabupaten Maros.

c) Dokumentasi

Dokumentasi yaitu teknik pengumpulan data yang ditujukan untuk memperoleh data sekunder melalui dokumen-dokumen yang telah dipublikasikan. Dokumen juga merupakan rekaman masa lalu yang ditulis atau dicetak dapat berupa catatan, surat, buku harian dan dokumen-dokumen (Uhar Suharsa P, 2012).

2. Teknik Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini diperoleh dari berbagai sumber.

Analisis data penelitian ini dilakukan sebelum memasuki lapangan, selama di lapangan, dan setelah selesai di lapangan. Teknik analisis data yang digunakan pada pengumpulan data dan setelah pengumpulan data menggunakan model interaktif Miles dan Huberman berupa pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.

(52)

a. Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini menggunakan metode observasi, wawancara serta dokumentasi. Sumber data sekunder dalam penelitian ini berupa buku dan jurnal yang berkaitan dengan Pengumpulan zakat di Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten Maros.

b. Reduksi Data

Reduksi data merupakan suatu proses penyeleksian data yang kemudian dilakukan pemfokusan dan penyederhanaan oleh peneliti terhadap data yang telah didapat di lapangan. Mereduksi data menurut Sugiyono (2016) merupakan merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu. Dengan demikian data yang telah direduksi atau diseleksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas kepada peneliti sehingga dapat memudahkan peneliti dalam melakukan pengumpulan data.

c. Penyajian Data

Menurut Sugiyono (2016) dalam penelitian kualitatif, untuk memudahkan dan mengetahui apa yang terjadi maka data dapat disajikan baik dalam berbentuk bagan, uraian singkat dan hubungan antar kategori. Dalam penyajian data yang sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif berbentuk teks naratif.

d. Penarikan Kesimpulan

Langkah terakhir yang dilakukan dalam analisis kualitatif adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan yang ditarik harus

(53)

harus memiliki bukti yang valid dan konsisten. Kesimpulan dalam penelitian kualitatif merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada . temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran dari suatu objek sebelumnya masih remang-remang, sehingga setelah diteliti menjadi jelas (Sugiyono, 2016)

(54)

36

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Sejarah Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten Maros

Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) merupakan badan resmi dan satu-satunya yang dibentuk oleh pemerintah berdasarkan Keputusan Presiden RI No. 8 Tahun 2001 yang memiliki tugas dan fungsi menghimpun dan menyalurkan zakat, infaq dan sedekah (ZIS) pada tingkat nasional. Lahirnya Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat semakin mengukuhkan peran BAZNAS sebagai lembaga yang berwenang melakukan pengelolaan zakat secara nasional.

Dalam Undang-Undang tersebut, BAZNAS dinyatakan sebagai lembaga pemerintah non struktural yang bersifat mandiri dan bertanggung jawab kepada Presiden melalui Menteri Agama. Dengan demikian, BAZNAS bersama Pemerintah bertanggung jawab untuk mengawal pengelolaan zakat yang berasaskan syariat Islam, amanah, kemanfaatan, keadilan, kepastian hukum, terintegrasi dan akuntabilitas.

Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Maros merupakan lembaga pemerintah non struktural yang mandiri bertanggung jawab kepada Bupati Maros dan BAZNAS Provinsi. Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) dibentuk berdasarkan Keputusan Presiden (Keppres) RI No. 8 Tahun 2001 tanggal 17 Januari 2001. Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Maros berwenang melakukan tugas pengelolaan zakat, dana sosial

(55)

keagamaan termasuk dana CSR. Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Maros melaksanakan fungsi perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, pelaporan dan pertanggungjawaban atas pengumpulan, pendistribusian dan pendayagunaan zakat, infaq, sedekah dana sosial keagamaan termasuk dana CSR.

2. Visi dan Misi Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten Maros Adapun visi dan misi Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten Maros adalah sebagai berikut:

VISI :

Mewujudkan Maros Berzakat, Sehat, Cerdas dan Sejahtera.

MISI :

1) Meningkatkan pelayanan Muzakki dan Mustahik

2) Pengelolaan Manajemen Zakat dengan baik dan terpercaya 3) Meningkatkan Profesional, Integritas dan Kualitas pengurus

BAZNAS

4) Pelayanan Pembinaan Dana Produktif

3. Tugas dan Fungsi Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten Maros

Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten Maros mempunyai tugas merencanakan, mengumpulkan, mendistribusikan dan mendayagunakan zakat sesuai dengan ketentuan agama di Kabupaten Maros berdasarkan Peraturan Badan Amil Zakat Kabupaten Maros Nomor 1 Tahun 2015.

Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) menjalankan empat fungsi, yaitu:

(56)

1) Perencanaan pengumpulan, pendistribusian dan pendayagunaan zakat.

2) Pelaksanaan pengumpulan, pendistribusian dan pendayagunaan zakat.

3) Pengendalian pengumpulan, pendistribusian dan pendayagunaan zakat.

4) Pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan pengelolaan zakat.

(57)

4. Struktur Organisasi Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten Maros

STRUKTUR PENGURUS BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL KABUPATEN MAROS PERIODE 2019-2024

Gambar 4.1 (Sumber : Profil BAZNAS Maros)

WAKIL KETUA I Dr. ANSAR TAUFIQ, M.Si

WAKIL KETUA II Drs. H. MAGER

WAKIL KETUA III M. ILYAS SAID, S.Ag

WAKIL KETUA IV H. ZAINUDDIN, S.Ag

BENDAHARA M. HAMZAH KADIR

KETUA

H. SAID PATOMBONGI, S. Sos

AUDIT INTERNAL

PELINDUNG/PENASEHAT 1. BUPATI MAROS 2. KEMENAG MAROS

PENGUMPUL KABAG : BAHARUDDIN STAF :

1. AHMAD MUHAJIR, SH.

MH

2. SY. FAHIMAH BAAL ASS., SH

PENDISTRIBUSIAN &

PENDAYAGUNAAN KABAG : NURAINI HUTAJULU, M.Pd.I STAF :

1. CHAMSIER ALAM, S.Pd.I 2. IHSAN AKBAR,

S.Pd.I

PERENCANA, KEUANGAN &

PELAPORAN KABAG : MUHAMMAD ILHAM, ST

STAF: SYAMSINAR, SH

ADMINISTRASI SDM &

UMUM KABAG :SAIYED MAHMUDIN ASS., S.Pd.I STAF:ASWAR ASRI, SH.I

Gambar

Gambar 2.1 Kerangka Konsep..............................................................................
Tabel 2.1 Dampak Covid-19 Terhadap Ekonomi Masyarakat
Gambar 2.1 Kerangka Konsep ZAKAT
Tabel 4.1 Identitas Narasumber
+3

Referensi

Dokumen terkait

Kedua, divisi yang masuk dalam sel III, V atau VII terbaik dapat dikelola dengan strategi pertahankan dan pelihara; penetrasi pasar dan pengembangan produk merupakan dua strategi

Jadi apa yang dilakukan oleh Zionis Israel sesungguhnya menegaskan kepada masyarakat di dunia, khususnya kaum muslimin bahwa orang-orang Yahudi adalah musuh yang paling keras

Cara Karnoto dan Farida dalam mengimprovisasi gerak yaitu dengan cara memperagakan ragam gerak yang ada pada tari Gambyong, pada setiap ragam geraknya kemudian

Lembaga penyiaran televisi adalah sebuah lembaga yang melakukan kegiatan untuk pengolahan jasa pemancar program-program televise melalui sarana transmisi dengan

Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Enrekang telah melakukan evaluasi internal terkait penyaluran dana penanganan wabah covid-19 selama Ramadhan lalu.tercatat 1200

Dari seluruh penjelasan dan pengujian robot sortir bola berdasarkan perbedaan warna RGB Berbasis Lego Mindstorms NXT 2.0 dapat diambil kesimpulan yang dapat dijadikan acuan

Hal ini menandakan bahwa komunikasi yang dilakukan oleh Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian dan Perdagangan dalam implementasi kebijakan retribusi pelayanan pasar

Dengan adanya pendistribusian zakat berupa kebutuhan makanan pokok dari BAZNAS sangat tepat sekali dimana kondisi sekarang ini banyak di Kabupaten Cirebon yang terpapar